• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. maka dampak buruk akan segera terjadi. Laju pertumbuhan penduduk Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. maka dampak buruk akan segera terjadi. Laju pertumbuhan penduduk Indonesia"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pertumbuhan jumlah penduduk sudah seharusnya menjadi perhatian. Hal tersebut dikarenakan, pertumbuhan penduduk dapat menjadi hal yang menakutkan. Dimana ketika pertumbuhan penduduk sudah dikatakan berlebihan, maka dampak buruk akan segera terjadi. Laju pertumbuhan penduduk Indonesia saat ini saja telah mencapai 1,49%, atau bertambah sekitar 4 juta jiwa pertahun.

1

Angka pertumbuhan tersebut sangat tinggi. Apabila dibandingkan dengan jumlah penduduk singapura saja hampir sama. Indonesia juga merupakan negara keempat dengan jumlah penduduk terbesar di dunia, yang saat ini mencapai sekitar 250 juta jiwa.

2

Sementara itu,

“Penduduk dunia pada saat ini sudah mencapai sekitar 7,3 miliar.

Jumlah itu diprediksi akan terus merambat naik ada 2050 menjadi sekitar 9,3-10,6 miliar. Di lain pihak, studi yang dilakukan oleh kelompok ahli pembangunan berkelanjutan menunjukan bahwa daya dukung bumi saat ini sudah melampaui satu setengah kali batas idealnya. Pada 2050 nanti, daya dukung tadi akan meningkat menjadi hampir tiga kali batas idealnya. Berkaca dari hal itu, kalau umat manusia masih ingin tetap bumi sebagai tempat ideal untuk hidup,

1http://www.bkkbn.go.id/ViewBerita.aspx?BeritaID=3009berita dimuat pada Rabu, 17 juni 2015. Diakses tanggal 10 Juli 2015..

2http://www.bkkbn.go.id/ViewBerita.aspx?BeritaID=3017berita dimuat pada Senin, 29 Juni 2015. Diakses tanggal 10 Juli 2015.

(2)

setiap negara harus berkomitmen untuk mengatur bidang kependudukannya.”

3

Dampak dari pertumbuhan jumlah penduduk yang berlebihan pun juga sudah mulai nampak, antara lain (1) tingginya angka pengangguran dikarenakan lapangan pekerjaan yang tidak mencukupi; (2) hal tersebut berimplikasi pada tingginya angka kriminalitas; (3) anggaran negara untuk pelayanan kesehatan, pendidikan yang terus bertambah; (4) padatnya lahan permukiman, yang berimplikasi pada munculnya lahan permukiman kumuh; dan (5) kebutuhan akan sandang, pangan, yang meningkat.

Di Indonesia, organisasi publik yang mengurusi terkait dengan pengendalian pertumbuhan jumlah penduduk adalah BKKBN (Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional). Berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 62 Tahun 2010 Tentang Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional, Pasal 2, BKKBN mempunyai tugas melaksanakan tugas pemerintahan di bidang pengendalian penduduk dan penyelenggaraan keluarga berencana. Hal tersebut dimaksudkan supaya jumlah penduduk di Indonesia tetap terkendali, dan dengan laju pertumbuhan penduduk yang tidak berlebihan. Selain itu, juga supaya keluarga di Indonesia tetap mempunyai perencanaan keluarga dan kesehatan reproduksi yang baik.

Dalam hal pengendalian jumlah penduduk, BKKBN mempunyai program kontrasepsi. Dimana program tersebut digunakan untuk mencegah terjadinya kehamilan yang tidak diinginkan. Program kontrasepsi BKKBN ada dua macam,

3http://www.bkkbn.go.id/ViewBerita.aspx?BeritaID=3017berita dimuat pada Senin, 29 Juni 2015. Diakses tanggal 10 Juli 2015.

(3)

yaitu untuk istri (KB Wanita), dan untuk suami (KB Pria). KB Wanita sendiri terdapat 5 macam alat kontrasepsi yang disarankan, yaitu Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR), Tubektomi (MOW –Metode Operasi Wanita), Pil KB, Injeksi, dan Implan. Sementara program KB Pria terdapat dua macam alat kontrasepsi yang disarankan, yaitu Kondom dan Vasektomi (MOP –Metode Operasi Pria).

Dalam program KB Pria, MOP merupakan alat kontrasepsi alternatif unggulan. Dimana MOP adalah metode kontrasepsi operatif tanpa efek samping dengan efektivitas diatas 99,0 persen dan kegagalan dibawah 1 persen.

4

Dengan adanya alat kontrasepsi MOP diharapkan partisipasi suami untuk bersedia ber-KB semakin meningkat. Dimana sebelum adanya KB MOP alat kontrasepsi yang diperuntukkan bagi suami hanya kondom. Dengan adanya KB MOP, pilihan alat kontrasepsi bagi suami bertambah, sehingga dapat menjadi alat kontrasepsi alternatif selain kondom. Selain itu, juga menjadi alat kontrasepsi alternatif apabila istri tidak bersedia atau tidak cocok menggunakan alat KB. Dengan begitu, kontribusi suami dalam hal pencegahan kehamilan yang tidak diinginkan juga semakin besar, yang mana selama ini peran tersebut masih terletak di istri.

Padahal dalam sebuah keluarga tanggung jawab tersebut merupakan milik berdua, yaitu suami dan istri. Bukan hanya tanggung jawab istri.

Salah satu kabupaten di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang mempunyai tingkat pertumbuhan penduduk yang terkendali yaitu Kabupaten Kulon Progo. Dimana tingkat pertumbuhan penduduk Kabupaten Kulon Progo

4http://krjogja.com/read/231225/partisipasi-rendah-pria-bantul-ogah-kb.krDiakses tanggal 11 Juli 2015.

(4)

yaitu sebesar 0,47. Sementara di tingkat nasional pertumbuhan penduduknya mencapai 1,49. Idealnya pertumbuhan penduduk itu sekitar 1,1. Akan tetapi di Kabupaten Kulon Progo justru berada di bawah itu.

5

Selain itu, juga merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang melayani KB MOP adalah Kabupaten Kulon Progo. Dimana pelayanan KB MOP yang dilakukan oleh BPMPDPKB Kabupaten Kulon Progo dapat dikatakan cukup membanggakan. Bahkan Badan Kesejahteraan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (BKKPPKB) Kabupaten Bantul ingin meniru apa yang sudah dilakukan oleh Pemkab Kulon Progo, karena Kulon Progo dipandang sebagai kabupaten yang cukup berhasil dalam mengembangkan vasektomi (MOP).

6

Hal tersebut ditunjukkan dengan statistik pertumbuhan jumlah peserta baru KB MOP dalam dua tahun berturut-turut, yaitu dari tahun 2011 – 2013. Statistik menunjukkan bahwa telah terjadi peningkatan jumlah peserta baru yang sangat signifikan, hampir tiga kali lipat setiap tahunnya. Berdasarkan data BKKBN, Pada tahun 2011 jumlah peserta baru KB MOP yaitu sebesar 13 peserta. Pada tahun 2012 jumlah peserta baru KB MOP meningkat menjadi sebesar 36 peserta.

Selanjutnya pada tahun 2013 jumlah peserta baru KB MOP meningkat lagi menjadi sebesar 100 peserta. Capaian tersebut melebihi target yang telah ditentukan oleh Perwakilan BKKBN DIY yaitu 26 peserta.

7

5Wawancara dengan Drs. Mardiya, Kepala Sub Bidang Advokasi Konseling dan Pembinaan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi, BPMPDPKB Kabupaten Kulon Progo

6http://jogja.solopos.com/baca/2015/04/28/bantul-sediakan-hadiah-kambing-bunting-untuk- peserta-kb-pria-599031Diakses tanggal 10 Juli 2015.

7http://nasional.republika.co.id/berita/nasional/jawa-tengah-diy-nasional/14/01/22/mzst6d- ada-725-pria-di-kulonprogo-yang-jadi-akseptor-kbDiakses tanggal 11 Juli 2015.

(5)

Grafik 1.1.1. (Jumlah peserta baru KB MOP Kabupaten Kulon Progo)

Salah satu sumber peningkatan peserta KB MOP di Kulon Progo yaitu karena KIE. Dimana KIE di Kulon Progo dilakukan dengan semakin intensif.

Pihak BPMPDPKB Kabupaten Kulon Progo melalui KIE individu dengan melakukan penyuluhan KB secara rutin di 12 kecamatan. Selain itu, juga melakukan penyuluhan dengan pemutaran film, serta penyuluhan pada kelompok tahlil dan peronda.

8

KIE juga dilakukan di Gebyar Motivator KB Pria melalui Gerebeg Pasar, yang berhasil menambah 24 peserta baru KB MOP.

9

Lebih lanjut lagi, KIE yang telah dilakukan oleh Kelompok KB Pria Pandawa di Kabupaten

8http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/13/01/25/mh4iu0-wow-pria-di-tempat-ini- rajin-kb-kenapa-yaDiakses tanggal 11 Juli 2015.

9http://www.edisicetak.joglosemar.co/node/115616Diakses tanggal 11 Juli 2015.

13

36

100

0 20 40 60 80 100 120

2011 2012 2013

Peserta baru KB MOP

Tahun

(6)

Kulon Progo, sejak berdirinya 19 Agustus 2013 hingga tahun 2015 telah berhasil menambah 46 peserta baru KB MOP.

10

KIE (Komunikasi, Informasi, dan Edukasi) merupakan salah satu program BKKBN untuk mensukseskan KB. Salah satu tujuan KIE adalah untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan praktek KB sehingga tercapai penambahan peserta baru. Menurut BKKBN, KIE adalah kegiatan penyampaian informasi untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, dan perilaku individu, keluarga dan masyarakat dalam program kependudukan dan keluarga berancana. KIE berusaha untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat dengan mengkomunikasikan informasi dan mengedukasi masyarakat. KIE dilakukan dengan memperhatikan karakteristik masyarakat sebagai sasaran. Hal tersebut tentu supaya pesan informasi dan edukasi dapat diterima dengan baik.

Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan, hal yang menarik yaitu tentang implementasi KIE yang dilakukan oleh BPMPDPKB Kabupaten Kulon Progo dalam rangka meningkatkan jumlah peserta KB MOP. Oleh karena itu, dalam penelitian ini terdapat batasan bahwa implementasi KIE yang akan diteliti yaitu implementasi KIE dalam rangka meningkatkan jumlah peserta KB MOP.

10http://www.kulonprogokab.go.id/v21/index.php?pilih=news&mod=yes&aksi=lihat&id=3761 Diakses tanggal 11 Juli 2015.

(7)

1.2. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

 Bagaimana proses implementasi KIE (komunikasi, informasi, dan

edukasi) yang dilakukan oleh Badan Pemberdayaan Masyarakat Pemerintahan Desa Perempuan dan Keluarga Berencana (BPMPDPKB) Kabupaten Kulon Progo

 Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi implementasi KIE?

1.3. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan:

 Mengetahui proses implementasi KIE yang dilakukan oleh

BPMPDPKB Kabupaten Kulon Progo.

 Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi implementasi KIE.

1.4. Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini bermanfaat untuk pihak-pihak berikut ini:

 Badan KB

Hasil penelitian dapat digunakan oleh badan pemerintahan

daerah lain yang menangani bidang keluarga berencana (BKB),

(8)

terutama yang berkaitan dengan pelayanan KB MOP, sebagai referensi tambahan terkait pelaksanaannya. Dimana akan memberikan bahan pembelajaran mengenai bagaimana proses pelaksanaan KIE serta faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi implementasi KIE.

 BPMPDPKB

Dapat digunakan sebagai pengetahuan tambahan ketika evaluasi. Dimana hasil penelitian ini akan menampilkan data proses implementasi KIE, serta faktor-faktor yang mempengaruhinya, yang nantinya berdasarkan data tersebut pihak BPMPDPKB dapat mencermati apakah ada yang kurang tepat dalam implementasinya atau tidak. Apabila terdapat hal yang kurang tepat, selanjutnya dapat dilakukan evaluasi.

 Masyarakat

Memberikan informasi dan pengetahuan kepada masyarakat

mengenai proses pelaksanaan KIE yang dilakukan oleh

BPMPDPKB Kabupaten Kulon Progo, serta faktor-faktor apa saja

yang mempengaruhi pelaksanaannya. Dengan begitu, masyarakat

tahu apa itu KIE, dan apa saja kegiatannya.

Referensi

Dokumen terkait

Analisis yaitu dengan menganilisis data yang diperoleh dari catatan rekam medik pasien berdasarkan identifikasi karakteristik pasien, karakteristik pengobatan, dan evaluasi

Metode pembobotan kata yang dipergunakan dalam skripsi ini ialah Term Frequency–Inverse Document Frequency (TF-IDF) & memakai K-Nearest Neighbor (K-NN) untuk

Animasi berbicara tentang bentuk suatu benda yang berubah-ubah dan kemudian menciptakan sebuah gerakan, lalu menciptakan sebuah ilusi akan kehidupan. Oleh karena

Adapun ketentuan besarnya dana tabarru’ didasarkan atas tabel penentuan iuran tabarru takaful dana investasi setelah dikurangi biaya pengelolaan (loading),

Pengenceran 10 -2 diambil sebanyak 1 ml dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang berisi aquades steril sebanyak 9 ml dan diberi label 10 -3.. Pengenceran 10 -3 diambil

Dengan adanya Sistem Informasi Geografis, Dinas Pendidikan dapat melihat persebaran sekolah dalam peta digital, didukung dengan ketersediaan data spasial dan data non

Konsep nilai waktu dari uang (time value of money) pada dasarnya menjelaskan bahwa uang dalam jumlah yang sama yang diterima hari ini nilainya lebih besar dari nilainya di masa

A.. terlambat datang ke sekolah. Siswa itu terlambat sekitar 15 menit setelah pagar sekolah ditutup. Namun petugas penjaga gerbang masih membolehkan masuk. Hal ini