• Tidak ada hasil yang ditemukan

Optimalisasi Penerapan Protokol Kesehatan dan Keselamatan di Satuan Pendidikan pada Masa Kenormalan Baru

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Optimalisasi Penerapan Protokol Kesehatan dan Keselamatan di Satuan Pendidikan pada Masa Kenormalan Baru"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

Optimalisasi Penerapan Protokol Kesehatan dan Keselamatan di

Satuan Pendidikan pada Masa Kenormalan Baru

Pusat Penelitian Kebijakan, Balitbang dan Perbukuan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

(2)

Pendahuluan

Belajar dari rumah banyak kendala dan jika berlangsung lebih lama lagi akan berdampak buruk bagi anak. Tidak meratanya akses internet dan perangkat pembelajaran daring antara yang mampu dan tidak mampu. Akibatnya, ancaman putus sekolah, kekurangan gizi, gangguan mental dan kekerasan. Di Afrika dan Asia Selatan, para orang tua memaksa anak mereka berhenti sekolah untuk kemudian meminta mereka bekerja atau menikah (The Economist, 18th Jul 2020)

Di Indonesia, sejak Maret 2020 sebanyak 97% siswa belajar dari rumah. Sementara yang lainnya tidak belajar sama sekali. Selama pembelajaran dari rumah tersebut berbagai kendala dihadapi, seperti tidak meratanya akses internet, perangkat digital, serta rendahnya literasi digital guru yang menyebabkan pembelajaran tidak optimal (Puslitjak, 2020)

(3)

Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran di Masa Pandemi

• SKB 4 Menteri (Mendikbud, Menkes, Menag, Mendagri) 15 Juni 2020. izin pembukaan pembelajaran tatap muka terbatas hanya wilayah zona hijau

• SKB 4 Menteri revisi 7 Agustus 2020. Relaksasi pembukaan pembelajaran tatap muka di wilayah zona kuning. Dua prinsip utama pembelajaran di masa pandemi:

1. kesehatan dan keselamatan peserta didik, pendidik, tenaga

kependidikan, keluarga, dan masyarakat merupakan prioritas utama dalam menetapkan kebijakan pembelajaran

2. tumbuh kembang peserta didik dan kondisi psikososial juga harus

menjadi pertimbangan dalam pemenuhan layanan pendidikan selama masa pandemi COVID-19

• Pembukaan pembelajaran tatap muka semester genap 2020/2021 Januari 2021

(4)

Belajar tatap muka & Protokol kesehatan

Untuk memastikan pembelajaran tatap muka berjalan efektif dan aman dari penyebaran dan penularan COVID-19, maka masing-masing satuan pendidikan wajib menerapkan protokol kesehatan dan keselamatan secara disiplin dan ketat

Memeriksa suhu tubuh Menerapkan PHBS

Memakai masker

Menggunakan hand sanitizer Mencuci tangan

pakai sabun dengan air bersih

yang mengalir

Menerapkan physical distancing Memperhatikan kelompok rentan

Mengonsumsi gizi seimbang

Menjaga kebugaran dengan olahraga

(5)

Tujuan kajian:

Mengetahui penerapan protokol kesehatan dan keselamatan di satuan pendidikan yang sudah membuka pembelajaran tatap muka

Merumuskan rekomendasi dalam upaya optimalisasi penerapan protokol kesehatan dan keselamatan di satuan pendidikan pada masa kenormalan baru

(6)

Metode

Kajian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data dilakukan:

• Diskusi Kelompok Terpumpun (DKT) dan wawancara, baik dilakukan secara langsung maupun melalui aplikasi video conference dan

telepon.

• Data juga diperoleh dari berbagai dokumentasi dari sumber- sumber di media dan berita.

(7)

Penerapan protokol kesehatan di satuan pendidikan tatap muka

• Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 2 Pangkalpinang telah memulai pembukaan pembelajaran tatap muka pada 31 Agustus 2020.

• proses persiapan mulai dari pertemuan dengan para orang tua/wali siswa, menyiapkan ruang-ruang kelas, menyediakan alat-alat protokol kesehatan serta membentuk Tim Satuan Tugas COVID-19 di lingkungan SMK Negeri 2 Pangkalpinang

• gerbang sekolah ditutup pukul 07.00 WIB dan bagi siswa yang terlambat diperbolehkan masuk ke kelas dengan ketentuan harus didampingi oleh orang tua/wali.

• Semua siswa yang datang ke sekolah wajib mematuhi protokol kesehatan COVID-19 yang telah diedarkan, seperti pengecekan suhu tubuh menggunakan thermogun, mencuci tangan menggunakan sabun dan air yang mengalir, dan diharuskan untuk menerapkan social distancing (jaga jarak).

(8)

Penerapan protokol kesehatan di satuan pendidikan tatap muka

• Seluruh siswa diharuskan memakai masker saat tiba di

lingkungan sekolah, jika terdapat siswa yang tidak bermasker maka akan dilarang untuk masuk oleh pihak sekolah.

• jika terdapat keluhan sakit seperti batuk, pilek, sesak nafas, demam dengan suhu diatas 37,5°C disarankan untuk tidak datang ke sekolah dengan menginformasikan ke Bapak/Ibu Wali Kelas masing-masing siswa.

• Sistem pembagian siswa per kelas yang melakukan tatap muka yakni, satu kelas berjumlah 18 orang diurut mulai dari absensi kelas nama siswa dinomor 1–18 akan mengikuti pertemuan tatap muka selama 5 hari

• Sisanya, untuk absensi kelas nama siswa dinomor 19-36 akan mengikuti pertemuan tatap muka di minggu berikutnya

selama 5 hari juga. Bagi siswa yang tidak melakukan

pembelajaran tatap muka/datang ke sekolah, maka mereka tetap melakukan proses pembelajaran melalui daring/online.

(9)

Penerapan protokol kesehatan di satuan pendidikan tatap muka

• SMA Negeri 1 Langsa telah memulai pembelajaran tatap muka pada awal September 2020.

• Dalam rangka menghadapi pembelajaran tatap muka, SMA Negeri 1 Langsa membentuk Tim

Satuan Pencegahan COVID-19 SMA Negeri 1 Langsa

• kesiapan satuan pendidikan dengan

mempertimbangkan 4 aspek, yaitu: (1) kesiapan sarana dan prasarana; (2) kesiapan dalam kegiatan belajar mengajar (KBM); (3) kesiapan siswa dan orang tua; dan (4) kesiapan pendidik dan tenaga kependidikan.

• Dalam hal kesiapan sarana dan prasarana, SMA Negeri 1 Langsa membuat Posko COVID-19 yang berfungsi sebagai tempat penyampaian informasi terkait semua hal tentang perkembangan COVID-19 di lingkungan sekitar satuan pendidikan

(10)

Penerapan protokol kesehatan di satuan pendidikan tatap muka

• Ruang UKS dioptimalkan sebagai tempat isolasi jika ada warga satuan pendidikan yang mengalami sakit atau gejala COVID-19 sebelum ditangani lebih lanjut oleh pihak kesehatan

• Dalam upaya promosi protokol kesehatan dan

keselamatan, tim tersebut membuat poster-poster yang berisi informasi-informasi dan ajakan untuk mencegah penyebaran dan penularan COVID-19.

• Pihak sekolah juga menyediakan masker,

pelindung wajah (face shield), alat periksa suhu tubuh (thermogun), tempat cuci tangan beserta sabun, serta tisu basah dan tisu kering yang anggarannya diperoleh dari dana BOS

• Untuk menjaga jarak aman, dibuat garis sebagai penanda batas berdiri atau antrian, seperti saat pertama masuk gerbang sekolah untuk

pemeriksaan suhu tubuh dan cuci tangan pakai sabun.

(11)

• Di Provinsi lain, Nusa Tenggara Barat (NTB), Dinas

Pendidikan dan Kebudayaan NTB selain telah mengizinkan pembukaan pembelajaran tatap muka di zona hijau dan kuning secara terbatas, juga telah melakukan simulasi penguatan layanan di zona oranye.

• Pelaksanaan simulasi tersebut dimulai pada 12-24 Oktober 2020. Kabupaten Lombok Tengah yang masuk zona kuning telah melaksanakan pembelajaran tatap muka, salah

satunya di SMA Negeri 2 Praya.

• Sebelum memulai kegitan belajar tatap muka, SMA Negeri 2 Praya membentuk tim gugus tugas COVID-19 dengan melibatkan Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS),

Paskibraka, Pramuka, dan UKS. Tugas tim ini adalah

melakukan berbagai kampanye bagi warga sekolah untuk mematuhi semua protokol kesehatan COVID-19.

• dalam hal kerja sana dengan orang tua/wali siswa, pihak satuan pendidikan mengirimkan surat pemberitahuan tentang pelaksanaan pembelajaran tatap muka.

Penerapan protokol kesehatan di satuan

pendidikan tatap muka

(12)

Penerapan protokol kesehatan di satuan pendidikan tatap muka

• Orang tua/wali siswa diminta untuk dapat terus memantau kondisi kesehatan anak dan menyiapkan kebutuhan wajib yang diperlukan dalam

pembelajaran tatap muka, seperti masker, face shield, dan hand sanitizer.

• Bagi setiap orang tua/wali untuk dapat membekali anak-anaknya dengan makanan dan minuman dari rumah karena kantin ditutup, serta disarankan agar melakukan antar-jemput guna menghindari siswa keluyuran atau kerumunan.

• Pengaturan jumlah siswa yang boleh berada di dalam kelas sebanyak 18 siswa atau separuh dari jumlah siswa keseluruhan dengan jarak minimal 1,5 meter.

• Di lingkungan sekolah dipasang poster-poster dan spanduk yang mengajak warga sekolah untuk

menerapkan protokol kesehatan, seperti disiplin memakai masker.

(13)

Kendala dalam pelaksanaan protokol kesehatan

• banyak peserta didik yang belum terbiasa mengikuti protokol kesehatan.

Masker yang seharusnya dipakai secara benar, masih banyak yang tidak menutupi seluruh area hidung dan mulut.

• Tidak selalu jaga jarak bisa diterapkan. Peserta didik masih sering

berkumpul dan bercengkerama dengan sesamanya. Hal ini juga disebabkan karena mereka sudah lama tidak saling berjumpa.

• Walaupun kantin ditutup dan peserta didik membawa bekal makanan dari rumah, tapi pada saat makan, masih banyak yang berkumpul bersama.

• Dalam hal cuci tangan pakai sabun secara rutin pun masih banyak yang belum terbiasa dan lalai dalam melakukannya. Hanya di waktu pagi saat masuk ke gerbang sekolah yang disiplin dalam cuci tangan pakai sabun.

(14)

Kendala dalam pelaksanaan protokol kesehatan

• Selain itu, kebiasaan di luar satuan pendidikan yang umumnya tidak disiplin protokol kesehatan juga dapat berdampak buruk terhadap keberlangsungan pembelajaran tatap muka yang sudah berlangsung.

• Tidak sedikit daerah yang sudah membuak pembelajaran tatap muka kemudian harus ditutup lagi karena melonjaknya angka positif COVID- 19.

• Contoh kasus di Ungaran, Semarang, misalnya, satuan pendidikan ada yang sudah dibuka pada tanggal 23 Desember 2020, harus ditutup

kembalil karena daerah tersebut terjadi lonjakan jumlah kasus positif COVID-19.

(15)

Optimalisasi Penerapan Protokol Kesehatan dan Keselamatan di Satuan Pendidikan

• Upaya untuk melakukan optimalisasi penerapan protokol kesehatan dan

keselamatan di satuan pendidikan dapat pula melalui memaksimalkan peran Unit Kesehatan Sekolah/Madrasah (UKS/M) yang ada di setiap sekolah.

• Selama ini UKS hanya dikenal sebuah ruangan saja yang digunakan ketika ada yang sakit, itu pun tidak optimal.

• Padahal, peran UKS bisa lebih dari sekadar ruang transit bagi peserta didik yang sakit, tetapi sebagai media promosi kesehatan di sekolah.

• Sekolah dapat memberikan pelatihan bagi guru tertentu dalam pengelolaan UKS jika belum ada SDM khusus kesehatan dan melatih peserta didik yang memiliki minat dalam kegiatan penumbuhan sekolah sehat.

• Upaya menjadikan sekolah sehat tidak hanya berhenti dalam rangka mengikuti Lomba Sekolah Sehat (LSS) saja, tetapi dapat terlembagakan bagi seluruh warga satuan pendidikan.

(16)

Optimalisasi Penerapan Protokol Kesehatan dan Keselamatan di Satuan Pendidikan

• Di masa kenormalan baru saat ini, sekolah dapat terus menjalin koordinasi dengan instansi lain, seperti dinas kesehatan, puskesmas, kecamatan,

kelurahan/RT/RW, orang tua atau lingkungan sekitar untuk medisiplinkan perilaku-perilaku hidup bersih dan sehat.

• Perlu memahamkan kepada peserta didik bahwa keadaan yang normal saat ini adalah dengan berperilaku sesuai dengan protokol kesehatan dan

keselamatan karena kita harus beradaptasi dengan situasi yang sedang terjadi saat ini.

• Selain itu, upaya optimalisasi dapat dilakukan dengan pengawasan dari pihak sekolah secara ketat terhadap perilaku peserta didik dan warga

sekolah lain terkait kepatuhan dalam menerapkan protokol kesehatan di lingkungan satuan pendidikan.

(17)

Kesimpulan dan rekomendasi

• Pemerintah telah mengizinkan pemerintah daerah untuk membuka pembelajaran tatap muka di satuan pendidikan di daerahnya.

• Selanjutnya pemerintah daerah berkoordinasi dengan instansi terkait, melalui dinas pendidikan, dinas kesehatan, puskesmas, gugus tugas

penanganan COVID-19 daerah, satuan pendidikan, dan orang tua melalui komite sekolah memutuskan pembukaan pembelajaran tatap muka di satuan pendidikan.

• Selama ini, beberapa satuan pendidikan yang terbesar di berbagai daerah telah memulai pembelajaran tatap muka dengan menerapkan protokol keehatan dan keselamatan sesuai anjuran dari lembaga kesehatan dunia maupun pemerintah.

• Untuk itu, protokol kesehatan dan keselamatan yang diterapkan di masing- masing satuan pendidikan tersebut relatif sama.

(18)

Kesimpulan dan rekomendasi

• Perbedaannya terletak pada pelaksanaan di lapangan. Ada satuan pendidikan yang relatif lebih disiplin dalam menjalankan protokol kesehatan ada pula yang relatif sulit didisplinkan.

• Hal ini karena perbedaan daerah dan lingkungan di mana satuan

pendidikan tersebut berada. Jika lingkungan sekitar satuan pendidikan dan keluarga peserta didik tersebut disiplin, maka tingkat disiplin di satuan

pendidikan juga cukup baik.

• Sedangkan jika lokasi satuan pendidikan tersebut tidak disiplin menerapkan protokol kesehatan akan terlihat dari kebiasaan peserta didik di satuan

pendidikan yang tidak begitu peduli dengan protokol kesehatan dan keselamatan yang sudah diterapkan di satuan pendidikan.

(19)

Kesimpulan dan rekomendasi

• Dalam upaya optimalisasi penerapan protokol kesehatan dan keselamatan di satuan pendidikan pada masa kenormalan baru, satuan pendidikan

dapat memaksimalkan peran Unit Kesehatan Sekolah/Madrasah (UKS/M) yang selama ini tidak begitu terlihat fungsi utamanya: Trias UKS/M yang meliputi pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan, dan pembinaan lingkungan sekolah sehat.

• Di masa normal baru ini, UKS/M dapat menjadi garda terdepan dalam mewujudkan sekolah siaga COVID-19 dan mewujudkan sekolah promosi kesehatan.

• Dengan begitu, perhatian satuan pendidikan terhadap aspek kebersihan dan kesehatan tidak lagi sebatas untuk mengikuti Lomba Sekolah Sehat (LSS), tetapi sekolah atau satuan pendidikan menjadi peduli terhadap pembinaan sekolah yang bersih dan sehat, tidak hanya di masa pandemi COVID-19 saat ini, tetapi juga di masa-masa yang akan datang.

(20)

Kesimpulan dan rekomendasi

• Satuan pendidikan juga dapat terus menjalin kerja sama dan

koordinasi dengan instansi-instansi lain, seperti dinas kesehatan dan puskesmas dalam rangka upaya untuk mencegah penyebaran COVID- 19 di daerah dan lingkungan satuan pendidikan dengan memberikan edukasi dan sosialisasi mengenai proses transmisi COVID-19.

• Selain itu, untuk memastikan kondisi terbaru dari masing-masing warga sekolah dapat dilakukan tes cepat (rapid test). Pelaksanaan dapat disesuaikan dengan kemampuan satuan pendidikan.

(21)

Terima Kasih

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukan masih ada beberapa siswa dan orang tua yang memiliki sikap tidak mendukung di adakannya sekolah tatap muka, namun sebagian besar siswa

Dalam upaya pencegahan penyebaran wabah dan dampak Covid-19 di Satuan Polisi Pamong Praja maka diperlukan Penetapan Protokol Kesehatan Dalam Rangka Pencegahan dan

Apabila terdapat mahasiswa yang tested-positive COVID-19 dan pernah beraktivitas di lingkungan BINUS University kurang dari 14 (empat belas) hari kalender, maka Pihak

Maka dari itu, untuk menjaga dan meningkatkan komitmen serta konsistensi masyarakat untuk selalu menjaga protokol kesehatan terutama pada masa pandemi Covid-19,

Sekolah dapat bekerja sama dengan instansi terkait di daerah, dinas pendidikan, puskesmas, dan kecamatan, untuk melakukan pemantauan dan sosialisasi penerapan protokol kesehatan

Pada lampiran SKB 4 Menteri tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran Pada Tahun Ajaran dan Tahun Akademik Baru di Masa Pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19),

Melalui program Penyuluhan protokol kesehatan Covid-19 pada pelaksanaan pembelajaran tatap muka terbatas, siswa SMP Islam DDI Sangatta Utara memiliki kesadaran

WHO pada website resminya mensosialisasikan langkah preventif untuk mencegah dan memperlambat penularan Covid-19 yang dikenal sebagai protokol kesehatan (prokes)