• Tidak ada hasil yang ditemukan

Lelucon pada Akun Suatu Tinjauan Semantis

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Lelucon pada Akun Suatu Tinjauan Semantis"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)

Lelucon pada Akun Twitter @KorteMoppen, Suatu Tinjauan Semantis

Mayang Adnin Rachmasaputri, Andrea Pradsna Paramita Djarwo

Program Studi Belanda, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia, Depok, Indonesia

E-mail: mayangadnin@hotmail.com

Abstrak

Makalah ini membahas jenis lelucon dan bentuk majas yang terdapat pada akun Twitter @KorteMoppen. Twitter adalah media sosial berbentuk status yang disukai oleh remaja dan hanya menyediakan 140 karakter dalam satu kali mengirim status. Dalam makalah ini, penulis menganalisis bentuk kreativitas akun Twitter @KorteMoppen dalam membuat lelucon dengan keterbatasan karakter pada Twitter. Bentuk kreativitas yang dianalisis berupa majas dan peneliti juga mengidentifikasi jenis lelucon yang dihasilkan. Penelitian menggunakan metode kualitatif dan kuantitatif, karena bertujuan untuk mengidentifikasi bentuk majas dan jenis lelucon yang muncul serta menghitung jenis majas dan lelucon yang paling sering muncul pada Twitter @KorteMoppen. Peneliti menggunakan data berupa 18 kicauan/tweet yang diambil secara acak, kemudian dianalisis dengan menggunakan teori bentuk majas dan jenis lelucon. Setelah dianalisis, jenis majas yang sering digunakan oleh pengguna akun Twitter adalah repetitio, yaitu pengulangan kata atau bentuk yang sama dalam satu pernyataan. Jenis lelucon yang terdapat pada akun Twitter tersebut adalah groteske, woord- en naamgrapjes, ironie, misverstanden, incongruentie, carnavaleske dan taboedoorbrekingen. Taboedoorbrekingen merupakan jenis lelucon yang paling banyak ditemukan. Selain itu penggunaan karakter huruf juga ditemukan dalam lelucon @KorteMoppen. Pada satu buah lelucon memungkinkan adanya lebih dari satu bentuk majas ataupun jenis lelucon dan ditemukan juga bentuk ikon dan simbol. Hal tersebut menujukkan bahwa kreativitas tidak dapat dibatasi oleh jumlah karakter pada Twitter.

Joke’s on Twitter Account @KorteMoppen, a Semantic Review Abstract

This article discusses about types of jokes and figure of speech on Twitter @KorteMoppen. Twitter is a social media that teenagers love. Each tweet allows the user to use up to 140 characters. The focus of this article is on the creative aspects namely the figure of speech and types of jokes shown in such limited space as Twitter @KorteMoppen.

Those two elements are then identified as tools of making jokes. Using the qualitative and quantitative methodes, 18 tweets chosen randomly from the Twitter @KorteMoppen are analysed. This study has found that repetitie is the figure of speech that is mostly used on the mentioned Twitter account. Certain words and phrases are repeated in one tweet. The kind of jokes that are found in @KorteMoppen are groteske, woord- en naamgrapjes, ironie, misverstanden, incongruentie, carnavaleske and taboedoorbrekingen. The taboedoorbrekingen happens to occur most frequently. The other major finding is that one joke can consist of more than one figure of speech or more than one type of joke. The usage of icons and symbols can also occur as another type of joke. This article shows that creativity however cannot be restricted by certain amount of characters on Twitter.

Keywords: figure of speech; joke; meaning; Twitter

(5)

Pendahuluan

Twitter merupakan sosial media yang paling digemari para remaja sejak beberapa tahun belakangan ini. Tidak hanya para remaja, tetapi orang dewasa juga menggunakan Twitter sebagai sosial media yang paling sering digunakan. Bermacam-macam akun Twitter muncul di kehidupan masyarakat, seperti akun milik pribadi dan akun milik organisasi yang memberikan informasi, ataupun hanya sekedar hiburan. Twitter adalah sosial media yang berbentuk status dan para pengguna Twitter hanya dapat menulis dengan 140 karakter dalam satu kali mengirim status. Para pengguna Twitter membutuhkan kreativitas agar mampu menyampaikan pesan mereka hanya dalam 140 karakter.

@KorteMoppen adalah salah satu akun Twitter yang berisikan lelucon yang kebanyakan penikmatnya adalah kalangan muda. Akun Twitter @KorteMoppen menggunakan kreativitas dalam membuat berbagai jenis lelucon dengan keterbatasan karakter. Berbagai macam bentuk majas muncul dalam akun Twitter ini sebagai bentuk kreativitas agar dapat menyampaikan lelucon mereka dalam 140 karakter saja. Penulis tertarik untuk menganalisis bentuk-bentuk majas yang muncul pada akun Twitter @KorteMoppen dalam membentuk berbagai jenis lelucon.

Penulis juga akan mengidentifikasi jenis-jenis lelucon pada akun Twitter @KorteMoppen sebagai hasil kreativitas dalam menulis lelucon dengan keterbatasan karakter. Tujuan penulisan ini dimaksudkan untuk mengindentifikasi jenis-jenis lelucon dan majas yang muncul di akun Twitter @KorteMoppen, yang dibatasi oleh 140 karakter saja.

Sebanyak 18 kicauan/tweet yang berasal dari akun Twitter lelucon @KorteMoppen akan digunakan sebagai korpus penelitian jurnal ini. Lelucon-lelucon tersebut secara sadar atau tidak, ditulis dengan berbagai bentuk majas dan setiap lelucon memiliki kategori jenisnya masing- masing. 18 kicauan/tweet dari @KorteMoppen diambil secara acak dan peneliti akan menganalisis bentuk majas dan mengidentifikasi jenis lelucon yang terdapat pada setiap lelucon.

Peneliti menggunakan teori semantik mengenai bentuk majas dan jenis lelucon untuk dapat menganalisis 18 lelucon pada akun Twitter @KorteMoppen. Hasil penelitian ini akan menunjukkan bentuk majas dan jenis lelucon yang paling sering muncul pada akun Twitter

@KorteMoppen.

(6)

Tinjauan Teoritis

1. Moppen “Lelucon”

“Lelucon adalah permainan dari elemen-elemen yang saling berbenturan, antara apa yang wajar dengan tidak wajar, antara apa yang dapat diterima masyarakat dengan apa yang dianggap sebagai suatu pelanggaran, antara yang diharapkan dengan tidak diharapkan, antara apa yang dikatakan dengan apa yang sebenarnya dimaksudkan.” (Jan van Coillie, 1999)

Dalam sebuah lelucon dibutuhkan unsur-unsur pengetahuan, kreativitas, imajinasi, dan juga pengalaman. Unsur-unsur kreativitas dan imajinasi saling mendukung. Kedua elemen tersebut dibutuhkan untuk membuat sebuah lelucon serta untuk dapat membayangkan lelucon yang dituliskan. Imajinasi dan kreativitas yang tinggi akan membuat sebuah humor memiliki nilai lebih. Tanpa imajinasi, bisa saja sebuah humor atau lelucon menjadi tidak lucu. Sama halnya dengan pengetahuan dan pengalaman. Seseorang yang mempunyai pengalaman dan pengetahuan yang berkenaan atau bersinggungan dengan isi lelucon tersebut, akan lebih mampu memaknai kelucuan lelucon tersebut. Apabila seseorang tidak memiliki wawasan yang cukup untuk memahami suatu lelucon, lelucon yang diterimanya akan terasa tidak lucu karena orang tersebut tidak dapat memaknai pesan yang disampaikan sebagai suatu lelucon. Contohnya seseorang yang tidak mengetahui satu tokoh terkenal yang menjadi bahan sebuah lelucon, tidak akan mampu menangkap pesan lelucon tersebut ketika lelucon itu dilontarkan, sedangkan orang yang mengetahui tokoh tersebut bisa tertawa karena imajinasi dan pengetahuannya dapat berjalan beriringan.

Di samping tokoh atau sosok seseorang yang dijadikan sebagai bahan lelucon hal-hal yang dianggap tabu dan dianggap kurang pantas untuk dibahas bisa menjadi sebuah lelucon yang lucu. Hal ini disebut taboedoorbrekingen. Selain itu masih terdapat banyak jenis-jenis humor lainnya yaitu roomtaartenhumor, ironie, groteske, carnavaleske, misverstanden, dan incongruentie. (Wim Daniëls, 2006)

a. Roomtaartenhumor: humor yang menggunakan fisik sebagai objek lelucon.

b. Woord- en naamgrapjes: humor yang menggunakan permainan kata dan nama sebagai bahan lelucon. Permainan kata digunakan dengan menuliskan atau mengatakan dua kata yang berhomonim dalam satu kalimat.

c. Ironie: Humor yang menitikberatkan pada makna yang bertentangan. Apa yang ditulis mempunyai arti yang berbeda dengan apa yang sesungguhnya dimaksudkan.

(7)

d. Groteske: humor yang merupakan pelesetan dan bersangkutan dengan kebenaran dan kenyataan.

e. Misverstanden: humor yang menitikberatkan atau menonjolkan kelucuannya pada aspek kesalahpahaman.

f. Incongruentie: humor yang menghadirkan reaksi intelektual dari sebuah pernyataan yang tidak logis atau tidak terduga.

g. Carnavaleske: humor ini tidak menekankan pada kebenaran cerita, melainkan hanya melihat kelucuan pada jalan cerita.

h. Taboedoorbrekingen: humor yang menggunakan objek atau hal-hal yang biasanya dianggap tabu untuk diperbincangkan.

2. Majas

Menurut Antoine Braet dalam bukunya Retorische Kritiek dan definisi majas yang diambil dari http://educatie-en-school.infonu.nl, majas merupakan gaya bahasa yang digunakan untuk menyampaikan sesuatu dengan cara di luar kebiasaan dan mempunyai tujuan tertentu. Biasanya majas digunakan untuk menghadirkan nuansa tertentu pada sebuah teks atau percakapan. Dalam ilmu sastra Belanda, majas terbagi dalam delapan kategori besar, yaitu woordschikking en benadrukking, herhaling, opsommingen, spot, tegenstelling en ontkenning, vergelijking, vragen, dan woordspellingen en verwijzingen.

Di dalam masing-masing kategori besar tersebut, terdapat jenis-jenis bentuk majas yang lebih spesifik. Berikut adalah jenis-jenis bentuk majas berdasarkan kategorinya dan terdapat beberapa definisi bentuk majas yang akan digunakan untuk analisis data:

a. Woordschikking en benadrukking Chiasme, Hendiadys, Hypailage of Ennalage, Inversie of Anastrofe, Prolepsis, dan Paralepsis.

b. Herhaling Anafoor, Epifoor, Parallelisme, Pleonasme, dan Repetitio.

 Parallelisme: pada majas ini, penulis atau penutur menggunakan pola kalimat atau sintaksis yang sama berkali-kali.

 Repetitio: bentuk majas yang penulis atau penuturnya mengulang-ulang kata atau bentuk yang sama.

c. Opsommingen Enumeratie, Anticlimax, Climax, Asyndeton, dan Polysyndeton.

(8)

 Enumeratie: penulis atau penutur dalam majas ini menggunakan penjelasan yang panjang dengan menyebutkan beberapa hal untuk menekankan sesuatu.

 Asyndeton: pada bentuk majas ini, penulis atau penutur menyebutkan beberapa hal agar penjelasan menjadi panjang dan kuat tanpa menggunakan konjungsi.

 Anticlimax: pada bentuk majas anticlimax penulis atau penutur menggunakan kata yang maknanya bernilai tinggi, lalu semakin rendah.

 Climax: majas ini menggunakan kata yang maknanya bernilai rendah, lalu semakin tinggi hingga mencapai klimaks.

d. Spot Hyperbool, Parabool, Ironie, Sarcasme, dan Cynisme.

 Sarcasme: sarcasme merupakan gaya bahasa yang berbentuk sindiran dan lebih menyakitkan dibandingkan dengan ironie yaitu gaya bahasa sindiran yang memiliki makna tersirat.

 Ironie: majas ini menyatakan makna yang bertentangan dengan makna yang sebenarnya. Ironie merupakan jenis majas yang digunakan untuk menyindir.

 Cynisme: gaya bahasa sinisme merupakan sebuah pernyataan yang bersifat mengejek atau meragukan sifat baik atau kemampuan pada seseorang.

e. Tegenstelling en Ontkenning Antithese, Oxymoron, Paradox, Antifrase, dan Litotes.

 Antithese: majas yang menggunakan ungkapan atau kata yang maknanya bertentangan, misalnya hidup dan mati.

 Paradox: ungkapan atau pernyataan yang seolah-olah bertentangan dengan kebenaran, tetapi sebenarnya ungkapan tersebut mengandung kebenaran.

f. Vergelijking Allegorie, Asyndetische Vergelijking, Metafoor, Metonymia, dan Personificatie.

 Vergelijking: gaya bahasa yang membuat pernyataan dengan cara membandingkan sesuatu. Vergelijking mungkin merupakan bentuk majas yang paling sederhana.

 Asyndetische Vergelijking: gaya bahasa ini serupa dengan vergelijking. Hal yang membedakannya adalah pada asyndetische vergelijking tidak menggunakan kata sambung di antara kedua objek, misalnya als ‘seperti’.

(9)

 Personificatie: bentuk majas ini menggambarkan benda mati seperti makhluk hidup dan melakukan hal yang dapat dilakukan manusia seperti berjalan atau melambai.

g. Vragen, Woordspellingen en Verwijzingen Retorische Vraag, Subjectie, Woordspelling, Allusie, dan Antonomasie.

 Retorische Vraag: pada majas ini, penulis atau penutur mengajukan sebuah pertanyaan yang tidak membutuhkan jawaban.

 Subjectie: pada bentuk majas subjectie, penulis atau penutur menyampaikan sebuah pertanyaan yang langsung dijawab sendiri olehnya.

 Woordspelling: majas yang menggunakan permainan kata. Penulis atau penutur menggunakan kata yang mempunyai arti berbeda atau mempunyai arti lebih dari satu.

 Allusie: majas ini mengacu pada sesuatu yang dikenal oleh pembaca atau pendengar, misalnya orang terkenal, sebuah kejadian, atau sebuah teks/informasi.

h. Weglating, Vervanging, en Aanspreking Ellips, Reticentie, Eufemisme, Aanspreking of Allocutie, dan Apostro.

 Ellips: majas yang bentuk kalimatnya menggunakan gramatika yang tidak lengkap (kalimat tidak sempurna), karena ada satu atau beberapa kata yang dihilangkan.

 Eufemisme: pada majas ini penulis atau penutur menggunakan ungkapan yang lebih halus untuk menggantikan ungkapan yang dinilai kasar atau tidak menyenangkan.

 Aanspreking of Allocutie: dalam majas ini penulis atau penutur berbicara secara langsung pada pembaca atau pendengar dengan menggunakan kata sapaan langsung pada orang kedua, yaitu u, je, jullie.

Metode Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk majas dan jenis lelucon yang paling sering muncul dalam akun Twitter @KorteMoppen dengan mengkategorikan lelucon

(10)

berdasarkan bentuk majas dan jenis lelucon. Proses penelitian dilakukan dengan cara menganalisis 18 kicauan/tweet yang merupakan sumber primer. Kicauan-kicauan yang diambil secara acak tersebut berupa lelucon dan peneliti akan menentukan bentuk-bentuk majas yang terdapat pada setiap lelucon di akun Twitter tersebut. Bentuk-bentuk majas akan dianalisis menggunakan sumber sekunder, yaitu buku teori mengenai bentuk majas. Setelah itu setiap lelucon diidentifikasikan ke dalam jenis-jenis lelucon dengan menggunakan buku teori mengenai jenis lelucon. Pada akhir penelitian, lelucon-lelucon tersebut akan dikategorikan berdasarkan bentuk majas dan jenis lelucon dengan menggunakan tabel. Kemudian peneliti akan membuat kesimpulan dari jenis lelucon yang paling sering muncul. Hasil analisis akan disajikan dengan tabel yang kebenarannya telah dibuktikan dengan penjelasan pada bab pembahasan. Maka dari itu, metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dan kuantitatif.

Pembahasan

@KorteMoppen adalah akun Twitter yang terkenal dengan kicauannya yang lucu. Berikut adalah 18 kicauan/tweet @KorteMoppen yang diambil secara acak beserta kajian dari setiap leluconnya.

a. Wat is de overeenkomst tussen je billen en de woestijn? Kaktussen!

Majas:

 Subjectie: dalam lelucon ini penulis menjawab pernyataannya sendiri.

 Woordspelling: jawaban yang diberikan oleh penulis, penulis menggunakan permainan kata. Kata kaktussen tidak lagi hanya bermakna pohon kaktus yang sesungguhnya. Kaktussen pada lelucon ini juga bermakna kak-tussen yaitu ‘tinja- diantara’.

 Vergelijking: ada kata overeenkomst pada teks lelucon di atas.

Jenis:

 Lelucon ini termasuk dalam taboedoorbrekingen, terutama jika dihadapkan pada anak-anak, karena dalam lelucon ini terdapat kata billen ‘pantat’ dan kak ‘tinja’.

 Selain taboedoorbrekingen, lelucon ini juga termasuk ke dalam groteske karena kata kaktussen dalam lelucon ini merupakan pelesetan kata.

(11)

 Di samping merupakan taboedoorbrekingen dan groteske, lelucon di atas juga termasuk ke dalam jenis lain, yaitu incongruentie. Penulis dengan kreatif menciptakan lelucon yang menggunakan permainan kata pada kaktussen.

b. And I was baby baby baby ooooh *moeder komt boven* "Luister je Justin Bieber?"

"Nee, ik kijk porno" "GELUKKIG!"

Majas:

 Repeitio: terdapat pengulangan kata baby sebanyak 3 kali pada lelucon di atas.

 Allusie: lelucon di atas mengacu pada pernyataan mengenai sosok yang dikenal yaitu Justin Bieber.

 Ironie: lelucon tersebut merupakan sindiran untuk Justin Bieber yang dianggap lebih buruk dari film porno, dan ironis jika film porno dianggap lebih baik daripada mendengarkan Justin Bieber.

Jenis:

 Lelucon ini termasuk ke dalam jenis lelucon taboedoorbrekingen karena penulis menunjukkan bahwa menonton film porno adalah hal yang lebih baik dan lebih wajar dibandingkan dengan mendengarkan lagu Justin Bieber. Dalam lelucon tersebut seorang anak dengan santai mengatakan kepada ibunya bahwa ia sedang menonton film dewasa.

 Lelucon ini juga merupakan jenis ironie karena tidak mungkin seorang ibu menganggap film porno adalah hal yang lebih baik daripada mendengarkan lagu dari Justin Bieber.

c. Bussen zijn net hoeren... Eerst betalen, dan naar binnen!

Majas:

 Vergelijking: lelucon ini menggunakan frasa zijn net yang berarti memberikan persamaan antara bussen ‘bis’ dengan hoeren ‘pelacur’. Persamaan dari keduanya adalah bayar terlebih dahulu, kemudian baru diperkenankan untuk melakukan kegiatan selanjutnya.

 Ellips: kalimat pertama diakhiri tiga titik dan pada kalimat kedua tidak terdapat

(12)

Jenis:

 Lelucon ini termasuk ke dalam jenis lelucon taboedoorbrekingen karena lelucon ini membahas hal yang bersangkutan dengan seksualitas, yaitu hoeren

‘pelacuran’.

d. Alle melkpakken moeten in België uit de rekken. De tekst “hier openen” moet vervangen worden door “thuis openen”.

Majas:

 Repetitio: terdapat pengulangan pada kata openen dalam lelucon ini.

 Allusie: lelucon ini mengacu pada sebuah stereotip orang Belgia dari kaca mata orang Belanda, yaitu belgen dom. Ada anggapan bahwa orang Belgia dianggap bodoh, sering menginterpretasikan segala sesuatu secara harfiah. Lelucon di atas secara tidak langsung ingin mengatakan hal tersebut.

Jenis:

 Lelucon ini termasuk humor misverstanden. Pada kemasan susu, tertulis “hier openen” yang artinya ‘buka di sini’, akan tetapi maksud dari bacaan tersebut adalah agar konsumen membuka kemasan susu tersebut di bagian yang ditunjukkan oleh tulisan tersebut. Pada lelucon ini hal tersebut dimainkan dengan merubah makna dari ‘buka di sini’. Penulis menggantinya dengan makna ‘buka di tempat anda membeli’. Hal tersebut bisa dipahami seperti itu karena penulis kemudian mengatakan tulisan tersebut harus diganti dengan ‘buka di rumah’.

Kesalahpahaman dalam teks di atas terdapat pada pemahaman ‘buka di sini’.

e. Je tanden zijn net als de sterren aan de hemel! “Awhhh dankje!” Geel, en ver uit elkaar.

Majas:

 Vergelijking: lelucon ini menggunakan kata persamaan net als.

 Ellips: pada kalimat geel, en ver uit elkaar penulis tidak menggunakan kata kerja dan subjek.

(13)

 Ironie: lelucon ini merupakan sebuah sindiran terhadap gigi sesorang yang dikatakan seperti bintang di langit, akan tetapi sebenarnya merupakan sebuah ejekan.

 Cynisme: lelucon ini merupakan sebuah ejekan yang ditujukkan pada gigi seseorang.

Jenis:

 Humor di atas termasuk jenis humor misverstanden. Ketika awalnya penulis mengatakan bahwa gigi kamu seperti bintang di langit, orang tersebut tersanjung dan berterima kasih; dengan mengatakan Awhhh dankje!. Akan tetapi penulis langsung menjelaskan mengapa gigi orang tersebut seperti bintang di langit;

kuning dan letaknya berjauhan antara satu dan lainnya. Kesalahpahaman terjadi karena pada awalnya penulis terlihat sedang memuji seseorang, akan tetapi sebenarnya penulis tersebut sedang mengejek orang tersebut.

f. Ze beginnen het journaal altijd met goede avond en leggen daarna uit waarom het eigenlijk geen goede avond is.

Majas:

 Woordspelling: pada lelucon di atas, penulis menggunakan permainan kata, yaitu geode avond. Frasa ini memiliki dua definisi pada lelucon ini, yaitu selamat sore dan sore yang baik.

 Antithese: terdapat frasa yang bertentangan maknanya, yaitu goede avond dan geen goede avond.

Jenis:

 Lelucon ini termasuk ke dalam woord- en naamgrapjes karena menggunakan permainan kata, yaitu goede avond dan geen goede avond. Makna goede avond adalah ‘selamat malam’ yang merupakan sebuah sapaan dalam sebuah acara jurnal, sedangkan makna geen geode avond adalah ‘bukan malam yang baik’.

g. Ik heb bijna elke dag seks. Ik had het bijna gisteren en bijna vandaag.

Majas:

 Repetitio: kata bijna pada teks humor tersebut dikatakan berulang-ulang.

(14)

 Anticlimax: pada lelucon di atas penulis menuliskan ‘saya hampir setiap hari melakukan hubungan seksual’ yang akan menimbulkan presepsi bahwa ik sering sekali melakukan hubungan seksual. Akan tetapi pada kalimat kedua, penulis menuliskan ‘saya melakukannya hampir kemarin dan hampir hari ini’. Kalimat tersebut menerangkan bahwa ternyata sebenarnya ik belum pernah melakukan hubungan seksual.

Jenis:

 Lelucon ini merupakan humor taboedoobrekingen karena mengangkat tema seks.

Hal-hal yang berhubungan dengan seksualitas merupakan hal tabu yang dianggap lucu jika dijadikan bahan lelucon bagi para remaja.

h. Beste mens, je wordt boos als ik je wakker maak, en ook als ik je niet wakker maak? Waar slaat dat op? Groetjes, je wekker.

Majas:

 Personificatie: dalam lelucon ini jam wekker yang berbicara, sedangkan wekker tidak bisa bicara. Pada teks tersebut wekker digambarkan seolah-olah seperti manusia yang bisa berbicara dan mempunyai perasaan.

 Antithese: terdapat kata wakker maak dan niet wakker maak pada lelucon di atas.

 Aanspreeking: lelucon ini menggunakan kata sapaan orang kedua yaitu je.

 Paradox: makna dari lelucon tersebut merupakan sebuah kebenaran, karena pada kenyataannya orang sering sekali marah pada jam wekker jika berbunyi di pagi hari, dan orang akan marah jika bangun kesiangan dengan menyalahkan jam wekker karena tidak berbunyi di pagi hari.

Jenis:

 Lelucon ini termasuk ke dalam carnavaleske karena tidak mementingkan kebenaran pada kenyataan bahwa sebuah jam weker bisa berbicara atau tidak.

Seseorang yang biasa menggunakan jam weker untuk membangunkannya di pagi hari, akan merasa lelucon ini lucu. Mereka akan merasa kesal jika mendengar suara jam weker yang nyaring berbunyi di pagi hari dan mereka juga akan marah pada jam weker tersebut jika pada di pagi hari tidak berbunyi. Lelucon ini seolah- olah menggambarkan perasaan sebuah jam weker yang selalu membuat manusia

(15)

marah terhadap apapun yang ia lakukan. Padahal sebuah jam weker hanyalah benda mati yang di set oleh manusia kapan harus berbunyi dan tidak.

i. Sorry kan niet komen, mijn zus haar nicht haar neef haar beste vriend haar buurjongen zijn oma haar goudvis is dood, misschien morgen.

Majas:

 Ellips: dalam lelucon ini ada kata yang hilang, yaitu subjek pada sorry kan niet komen lalu subjek dan predikat hilang pada misschien morgen

 Repititio: pada lelucon ini juga terdapat repitito, kata haar dituliskan berulang kali.

 Enumeratie Asyndeton: pada lelucon ini penjelasan mengenai “siapa” yang meninggal dijelaskan dengan panjang lebar dan sangat lengkap. Termasuk ke dalam asyndeton karena semua disebutkan tanpa menggunakan kata sambung.

Jenis:

 Lelucon ini termasuk carnavaleske karena yang membuat lelucon ini lucu adalah alasan mengapa tidak dapat datang dan alasan tersebut tidak penting benar terjadi atau tidak.

j. Hoe spel je school?.. G-E-V-A-N-G-E-N-I-S Majas:

 Asyndetische vergelijking: lelucon di atas memberikan persamaan antara school

‘sekolah’ dan gevangenis ‘penjara’.

 Subjectie: pada lelucon di atas, penulis menjawab pertanyaannya sendiri.

 Paradox: bagi para pelajar yang tidak menyukai sekolah, lelucon di atas bermakna benar karena bagi mereka sekolah itu seperti penjara, walaupun jika dilihat dari ilmu bahasa, ejaan school tersebut salah.

Jenis:

 Lelucon di atas termasuk ke dalam jenis incongruentie karena kepandaian dan kreativitas penulis dalam membuat lelucon mengenai sekolah yang dianggap penjara oleh sebagian besar pelajar.

(16)

k.

(#)--|O.O| (#)--/O.O\ KWALLEN VISSEN, KWALLEN VISSEN!

Majas:

 Repetitio: Bentuk ditulis secara berulang-ulang menggambarkan bentuk ubur-ubur yang sedang dikejar oleh dua tokoh tersebut. Lalu bentuk (#)--|O.O|

menggambarkan Spongebob yang sedang memegang jaring untuk menangkap ubur-ubur. Bentuk asli Spongebob seperti spons dan garis yang mengapit dua lingkaran itu membentuk badan Spongebob dan lingkaran itu menggambarkan matanya. Bentuk (#)--/O.O\ adalah gambaran dari bentuk tubuh bagian atas pada Patrick dan jaring untuk menangkap ubur-ubur. Patrick adalah tokoh yang berbentuk bintang laut, garis miring yang mengapit dua lingkaran membentuk bagian atas bintang laut.

Jenis:

 Lelucon ini termasuk carnavaleske karena yang menjadi objek lelucon adalah tokoh Spongebob dan tidak ada yang mempermasalahkan mengenai kebenaran dan kenyataan pada lelucon ini. Lelucon ini membutuhkan pengetahuan mengenai kedua tokoh tersebut, karena tanpa mengetahui kedua tokoh tersebut, ikon tadi tidak lucu dan bahkan tidak dapat dimengerti. Tokoh tersebut juga dikenal mempunyai sifat dan perilaku yang lucu sehingga memberikan pembaca imajinasi ketika Spongebob dan Patrick melakukan hal yang lucu yaitu berburu ubur-ubur.

l. Waarom vliegen vogels naar het noorden? Omdat lopen te ver is.

Majas:

 Subjectie: pada lelucon ini penulis menjawab pertanyaannya sendiri.

 Ellips: gramatika pada lelucon di atas tidak lengkap ketika menjawab pertanyaan.

Tidak terdapat subjek pada jawaban tersebut.

 Paradox: jawaban pada lelucon di atas memiliki nilai kebenaran. Burung bermigrasi ke arah utara dan tempat yang jauh, dan terlalu jauh jika dilakukan dengan berjalan kaki.

(17)

Jenis:

 Lelucon di atas termasuk jenis misverstanden karena maksud dari pertanyaan sebenarnya adalah ‘mengapa burung-burung terbang ke arah utara dan bukan ke arah lainnya?’ tetapi jawaban yang diberikan adalah ‘karena berjalan itu terlalu jauh.’ Kesalahpahaman yang terjadi terdapat pada jawaban yang diberikan dan disebabkan oleh pertanyaan yang ambigu.

 Selain termasuk ke dalam jenis misverstanden, lelucon di atas juga termasuk ke dalam jenis incongruentie karena kreativitas penulis atau penutur dalam menjawab sebuah pertanyaan.

m. Geld maakt niet gelukkig?? ...Geef maar aan mij dan!

Majas:

 Allusie: humor ini mengacu pada sebuah pernyataan yang populer, yaitu ‘uang tidak membuat bahagia’. Secara tidak langsung penulis ingin memberikan informasi bahwa pernyataan uang tidak membuat bahagia itu tidak sepenuhnya benar.

 Subjectie: penulis menjawab pertanyaan yang ia buat sendiri.

 Retorisch Vraag: pertanyaan yang dilontarkan oleh penulis sesungguhnya tidak memerlukan jawaban.

Jenis:

 Teks lelucon di atas termasuk dalam jenis humor ironie. Pernyataan yang dibuat menjadi sebuah pertanyaan tersebut diperlihatkan makna ironinya dengan kalimat berikutnya. Kalimat pertama dan kedua pun ironi, uang tidak membuat bahagia tetapi penulis meminta uang agar diberikan padanya.

n. Hij brak haar hart. Zij brak zijn x-box. We weten allemaal wie harder huilde!

Majas:

 Parallelisme: pada lelucon di atas, terjadi pengulangan pola kalimat (subjek + predikat + objek) dengan predikat yang sama.

 Repetitio: kata brak ‘memecahkan’ pada lelucon tersebut mengalami

(18)

 Climax: pada lelucon di atas, terdapat tingkatan dalam merasakan sakit hati dari yang ringan sampai yang lebih berat.

Jenis:

 Lelucon ini termasuk ke dalam jenis lelucon ironie. Makna dari lelucon di atas menjadi aneh karena laki-laki akan menangis lebih keras dibandingkan perempuan, hanya karena x-box miliknya dirusak oleh perempuan tersebut.

Apakah seorang laki-laki akan menangis lebih keras dibandingkan seorang perempuan yang sedang patah hati hanya karena permainan favorit mereka rusak?

Pada kenyataannya, laki-laki tidak akan menangis hanya karena mainan mereka rusak.

o. BH-cups... A = Ach is dat alles, B = Bijna zichtbaar, C = Chique dingetjes, D = Dikke memmen, E = Enorme tieten, F = Fake!

Majas:

 Repetitio: terdapat pengulangan tanda = ‘sama dengan’ pada lelucon di atas.

 Ellips: pada frasa bijna zichtbaar tidak terdapat objek ataupun subjek.

 Climax: pada lelucon di atas, Fake merupakan klimaks dari penyebutan arti dari ukuran beha yang dibuat oleh penulis. Klimaks tersebut terdapat di akhir kalimat, bukan di awal.

Jenis:

 Lelucon ini termasuk lelucon taboedoorbrekingen karena beredar di kalangan anak muda. Lelucon ini mengangkat topik yang berkenaan dengan hal seksual, yaitu ukuran beha dan menyebutkan tieten ‘buah dada’ serta memmen ‘dada wanita’. Selain itu, membicarakan masalah ukuran dan asli tidaknya buah dada seorang wanita merupakan hal yang tabu dibicarakan.

p. Fietsen is gezond... Eet meer fiets!

Majas:

 Woordspelling: lelucon ini menggunakan permainan kata, yaitu penggunaan berbagai bentuk kata fiets dengan makna yang berbeda.

(19)

Jenis:

 Lelucon di atas termasuk dalam jenis humor misverstanden. Dikatakan oleh penulis bahwa fietsen itu sehat. Makna kata fietsen dalam kalimat pertama adalah bersepeda, dan bentuk kata tersebut sama persis dengan bentuk jamak kata fiets yang bermakna sepeda. Kesalahpahaman muncul karena pemahaman pada kata fietsen dalam lelucon ini diartikan sepeda, bukan bersepeda. Penulis mengatakan makan sepeda lebih banyak karena terjadi kesalahpahaman pada makna fietsen di kalimat pertama. Lagipula walaupun sepeda sehat, sepeda tidak dapat dimakan.

Penulis menempatkan sepeda sebagai benda yang sehat dan menyamakannya dengan makanan sehat yang harus banyak dimakan.

 Lelucon di atas juga termasuk ke dalam jenis groteske karena penulis memainkan kata fietsen yang akhirnya menjadi sebuah pelesetan.

q. #Retweet alls je de fout ziet! 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Majas:

 Aanspreking: penulis menggunakan je sebagai sapaan langsung pada pembaca yang berarti pembaca dilibatkan.

 Asyndeton: penyebutan angka pada lelucon di atas tidak menggunakan konjungsi.

Jenis:

 Lelucon ini termasuk misverstanden karena pembaca dimainkan oleh penulis.

Pembaca diarahkan oleh penulis untuk mencari kesalahan pada teks tersebut, dan memainkan pembaca dengan memasukan deretan angka di belakang kalimat perintah tersebut. Pembaca akan terkonsentrasi mencari kesalahan pada deretan angka tersebut, padahal kesalahan terletak pada penulisan alls yang seharusnya ditulis dengan satu huruf l yaitu als.

r. Ze is geen slet. Ze is als Wi-Fi zonder wachtwoord, iedereen geniet ervan.

Majas:

 Vergelijking: penulis menggunakan kata als dalam lelucon ini sebagai konjungsi perbandingan. Ze ‘dia untuk wanita’ diidentifikasikan seperti Wi-Fi tanpa kata sandi dan dapat dinikmati oleh siapa saja.

(20)

 Sarcasme: lelucon di atas merupakan sindiran yang pedas terhadap ze yang secara tersirat mengatakan ze adalah wanita murahan.

 Eufemisme: pada lelucon di atas, makna Wi-Fi yang biasanya positif berubah menjadi negatif karena merupakan sebuah ungkapan halus untuk seorang pelacur slet.

Jenis:

 Lelucon di atas termasuk ke dalam jenis lelucon taboedoorbrekingen karena menyinggung tema seksualitas, yaitu seorang wanita yang dapat dinikmati oleh siapapun, tanpa menjalankan norma-norma sosial yang berlaku. Pada lelucon ini juga terdapat perumpamaan slet yang berarti pelacur.

 Lelucon di atas juga termasuk ke dalam jenis lelucon ironie karena pada kalimat pertama dikatakan bahwa ze bukan pelacur dan pada kalimat kedua dikatakan bahwa ze seperti Wi-Fi yang tidak diberi kode sehingga bisa dinikmati siapa saja.

Perumpamaan dengan menggunakan kata Wi-Fi digunakan sebagai penghalus kata slet ‘pelacur’. Walaupun kata Wi-Fi memiliki nuansa yang positif, maknanya tetap mengacu pada hal yang negatif slet dan terkesan ironis.

Tabel 1. Jumlah Lelucon Berdasarkan Jenis Humor

No. Jenis Humor Lelucon Jumlah

1. Taboedoorbrekingen a, b, c, g, o, r 6

2. Misverstanden d, e, l, p, q 5

3. Ironie b, m, n, r 4

4. Carnavaleske h, i, k 3

5. Incongruentie a, j, l 3

6. Groteske a, p 2

7. Woord- en naamgrapjes F 1

Tabel 2. Jumlah Lelucon Berdasarkan Bentuk Majas

No. Majas Lelucon Jumlah

1. Repetitio b, d, g, i, k, n, o 7

2. Ellips c, e, i, l, o 5

3. Vergelijking a, c, e, r 4

4. Subjectie a, j, l, m 4

5. Woordspelling a, f, p 3

(21)

6. Allusie b, d, m 3

7. Paradox h, j, l 3

8. Ironie b, e 2

9. Antithese f, h 2

10. Climax n, o 2

11. Aanspreking h, q 2

12. Enumeratie (Asyndeton) i, q 2

13. Parallelisme N 1

14. Anticlimax G 1

15. Asyndetische Vergelijking J 1

16. Personificatie H 1

17. Retorische Vraag M 1

18. Sarcasme R 1

19. Cynisme E 1

20. Eufemisme R 1

Hasil Penelitian

Setelah korpus dianalisis, hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk majas repetitio adalah bentuk majas yang jumlahnya paling banyak ditemukan. Dari delapan belas lelucon yang menjadi bahan analisis, ditemukan 7 lelucon dengan majas repetitio majas repetitio. Bentuk majas lain yang ditemukan dalam akun Twitter @KorteMoppen adalah ellips, vergelijking, subjectie, woordspelling, allusie, paradox, ironie, antithese, climax, aanspreking, asyndeton, pararellisme, anticlimax, asyndetische vergelijking, personificatie, retorische vraag, sarcasme, cynisme, dan eufemisme. Jumlah ellips juga cukup banyak ditemukan pada lelucon

@KorteMoppen. Hal tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar remaja sering menggunakan kalimat dengan gramatika yang tidak lengkap untuk mempersingkat kalimat sehingga lelucon yang akan disampaikan dapat ditulis kurang dari 140 karakter.

Selain bentuk majas, dalam beberapa lelucon yang dianalisis di atas, terdapat juga bentuk ikon dan simbol. Ikon dan simbol ditemukan pada tiga lelucon, satu lelucon menggunakan ikon dan dua lelucon menggunakan simbol. Ikon muncul pada lelucon k, yaitu lelucon yang menggambarkan tokoh kartun terkenal Spongebob. Simbol muncul pada lelucon b dan e, yaitu simbol (*) yang menunjukkan keterangan aktivitas dan simbol (=) yang merupakan simbol dari pengganti kata ‘artinya’. Simbol-simbol tersebut sudah disepakati oleh para pengguna Twitter dan dapat dimengerti oleh semua pengguna Twitter terutama remaja.

(22)

Bentuk-bentuk majas, ikon, dan simbol tersebut ditemukan dalam berbagai macam jenis lelucon yang terdapat pada akun Twitter @KorteMoppen, yaitu taboedoorbrekingen, misverstanden, woord- en naamgrapjes, carnavaleske, ironie, incongruentie dan groteske. Jenis humor taboedoorbrekingen merupakan jenis lelucon yang jumlahnya paling sering muncul. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa anak remaja yang mengikuti atau following - istilah pada Twitter, yaitu pengikut akun yang bersangkutan - akun Twitter @KorteMoppen menyukai dan menganggap lucu sebuah lelucon yang bersangkutan dengan seksualitas, yang merupakan salah satu kriteria dari jenis taboedoorbrekingen.

Dalam setiap lelucon yang terdapat pada akun Twitter @KorteMoppen terdapat berbagai bentuk majas yang membangun lelucon-lelucon tersebut dan pada satu lelucon bisa terdapat beberapa bentuk majas sekaligus. Contohnya pada lelucon a dan r. Pada lelucon a “Wat is de overeenkomst tussen je billen en de woestijn? Kaktussen!” terdapat tiga bentuk majas sekaligus, yaitu vergelijking, subjectie, dan woordspelling. Lalu pada lelucon r “Ze is geen slet. Ze is als Wi-Fi zonder wachtwoord, iedereen geniet ervan.” terdapat tiga bentuk majas sekaligus, yaitu vergelijking, sarcasme, dan eufemisme.

Selain itu, pada satu lelucon bisa juga teridentifikasikan ke dalam lebih dari satu jenis lelucon, contohnya pada lelucon b “And I was baby baby baby ooooh *moeder komt boven*

‘Luister je Justin Bieber?’ ‘Nee, ik kijk porno’ ‘GELUKKIG!’” dan lelucon p “Fietsen is gezond... Eet meer fiets!”. Lelucon b teridentifikasikan ke dalam dua jenis lelucon yaitu taboedoorbrekingen dan ironie, sedangkan lelucon p teridentifikasikan ke dalam jenis misverstanden dan groteske.

Kesimpulan

Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa berbagai bentuk majas banyak ditemukan dalam lelucon-lelucon yang beredar di kalangan anak muda. Ada 20 bentuk majas ditemukan dalam 18 lelucon yang terdapat pada akun Twitter @KorteMoppen, yaitu repetitio, ellips, vergelijking, subjectie, woordspelling, allusie, paradox, ironie, antithese, climax, aanspreking, asyndeton, pararellisme, anticlimax, asyndetische vergelijking, personificatie, retorische vraag, sarcasme, sinisme, dan eufemisme. Majas-majas tersebut adalah bentuk kreativitas dari akun Twitter @KorteMoppen dalam membuat lelucon pada sebuah media sosial, Twitter.

(23)

Lelucon-lelucon pada akun Twitter @KorteMoppen teridentifikasikan ke dalam 7 jenis lelucon, yaitu taboedoorbrekingen, misverstanden, woord- en naamgrapjes, carnavaleske, ironie, incongruentie dan groteske. Satu lelucon memungkinkan teridentifikasi ke dalam lebih dari satu jenis lelucon, contohnya pada lelucon b dan p. Bentuk majas yang membentuk lelucon- lelucon tersebut juga memungkinkan terdapat lebih dari satu bentuk dalam satu buah lelucon.

Selain dalam bentuk majas, akun Twitter @KorteMoppen juga menggunakan ikon dan simbol sebagai bentuk kreativitas dalam membuat sebuah lelucon, yaitu lelucon k, b, dan e . Hal-hal tersebut membuktikan bahwa keterbatasan karakter pada Twitter tidak membatasi kreativitas sebuah akun lelucon, @KorteMoppen, dalam membuat lelucon yang kreatif.

Daftar Referensi

Braet, Antoine. (2007). Retorische Kritiek: overtuigingskracht van cicero tot balkenende. Den Haag: Sdu Uitgevers.

Coillie, Jan Van. (1999). Leesbeesten en Boekenfeesten: hoe werken (met) kinder- en jeugdboeken? Leidschendam: NBD Biblion Publishers.

Daniëls, Wim. (2006). Kinderboeken Schrijven. Amsterdam: Augustus.

Stijlfiguren. Diakses pada 2 Juni 2013 dari http://educatie-en-school.infonu.nl.

Korpus Data

Korte Moppen. Diakses pada 5 Maret 2014 dari www.Twitter.com/KorteMoppen.

Gambar

Tabel 2. Jumlah Lelucon Berdasarkan Bentuk Majas

Referensi

Dokumen terkait

Kak Siswati Saragi,Sos,MSP, selaku administrator Program Studi Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara Medan yang

Sesuai dengan namanya Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM), partisipasi masyarakat yang terlibat dalam pengambilan keputusan sangatlah penting. PKBM Bina Karya yang

kanker payudara yang menjalani kemoterapi di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar. Sampel penelitian sebanyak 60 orang. Pengambilan sampel menggunakan cara non

Pernyataan Sarlito yang mengatakan bahwa Jessica-lah satu-satunya orang yang paling mungkin memasukkan sianida ke kopi Mirna seketika dimentahkan Otto: apakah

In this paper, we proposed a spatially weighted extension to the attribute stability index, a method for investigating and quantifying instability in time series data with

Argument Tanda yang petandanya akhir bukan suatu benda tapi kaidah Berfoto bersama setelah melakukan pertemuan Orang–orang yang berfoto bersama Berdasarkan

1 Judut prosiding Dan Makatah yang Dipre, :..:9r:,9i1 *r9er: Mem€knai Representasi Perempuan dalam sastera Indonesia Kontemporer. Melalui Krilik Sastera

Penelitian lain yang dilakukan oleh Dian Ayu Yuliana Dewi (2013) menunjukkan bahwa kebutuhan mencari variasi tidak dapat memoderasi hubungan antara ketidakpuasan