• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian

Proses penelitian ini di awali dengan kegiatan mengidentifikasi permasalahan di tempat yang akan digunakan sebagai lokasi penelitian, perumusan masalah yang teridentifikasi, pengumpulan dasar teori yang memperkuat landasan dalam variabel, penyusunan metode dalam pengumpulan data, penyusunan instrumen, hingga penentuan teknik pengujian statistik yang dipergunakan. Pada proses ini dibutuhkan waktu penelitian sejak November 2016.

2. Tempat Penelitian

Untuk memperoleh data guna penyusunan skripsi, penulis mengambil tempat di Kantor Pertanahan Kota Administrasi Jakarta Barat yang beralamat di Komplek Permata Buana, Jl. Kembangan Raya, Kota Jakarta Barat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta.

B. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan penulis dalam penelitian ini menggunakan penelitian kausal. Kausal adalah hubungan yang bersifat sebab akibat dimana variabel independen mempengaruhi variable dependen menurut Sugiyono (2013) ini merupakan penelitian untuk mengetahui pengaruh dua variable independen

(2)

variable dependen (endogen) yaitu kepuasan kerja. Dalam hal ini penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh disiplin kerja, kompensasi dan lingkungan kerja terhadap kepuasan kerja pegawai di Kantor Badan Pertanahan Kota Administrasi Jakarta Barat.

C. Definisi dan Operasionalisasi Variabel

Menurut Kerlinger dalam Sugiyono (2012). Variabel adalah konstruk atau sifat yang akan dipelajari. Di bagian lain Kerlinger menyatakan bahwa variabel dapat dikatakan sebagai suatu sifat yang diambil dari suatu nilai yang berbeda (differentt values).

Variabel adalah suatu faktor yang harus di identifikasikan dalam suatu penelitian. Variabel yang akan diteliti berkaitan dengan judul skripsi antara lain:

a. Variabel X1 dalam penelitian ini adalah variabel disiplin kerja. Disiplin kerja bermaksud menjelaskan bagaimana disiplin kerja yang ada di Kantor Pertanahan Kota Administrasi Jakarta Barat. Disiplin kerja merupakan sifat kejiwaan seseorang atau kelompok yang senantiasa berkehendak untuk mengikuti atau mematuhi segala peraturan yang telah ditentukan.

Bagi organisasi adanya disiplin kerja akan menjamin terpeliharanya tata tertib dan kelancaran pelaksanaan tugas, sehingga di peroleh hasil yang optimal. Adapun bagi karyawan akan diperoleh suasana kerja yang menyenangkan sehingga akan menambah semangat kerja dalam

(3)

b. Variabel X2 dalam penelitian ini adalah kompensasi. Kompensasi adalah sesuatu yang dipertimbangkan sebagai suatu yang sebanding karena besaranya kompensasi merupakan cerminan atau ukuran nilai pekerjaan karyawan itu sendiri. Apabila kompensasi diberikan secara tepat dan benar para karyawan akan memeperoleh kepuasan kerja.

c. Variabel X3 adalah variabel tentang lingkungan kerja. Lingkungan kerja adalah tempat dimana seseorang melakukan aktivitas bekerjanya, yang mana suasana dan kondisi serta segala atribut yang ada di dalamnya dapat mempengaruhi seseorang dalam proses menyelesaikan pekerjaan.

d. Variabel Y adalah variabel tentang kepuasan kerja. Kepuasan kerja adalah suatu perasaan seorang pegawai yang berhubungan dengan pekerjaannya maupun kondisi dirinya. Perasaan yang berhubungan dengan pekerjaannya melibatkan aspek-aspek, seperti gaji yang diterima, kesempatan pengembangan karir, hubungan dengan pegawai lainnya, penempatan kerja, jenis pekerjaan, struktur organisasi organisasi. Sedangkan perasaaan yang berhubungan dengan dirinya, antara lain umur, kondisi kesehatan, kemampuan, pendidikan.

Definisi operasional variabel merupakan suatu definisi yang diberikan kepada suatu variabel dengan cara memberikan arti atau memspesifikasikan kegiatan ataupun memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur variabel tersebut, tujuannya untuk memberikan batasan dan penjelasan dalam rangka analisis lebih lanjut. Dalam penelitian ini penulis menggunakan variabel-variabel sebagai berikut :

(4)

OPERASIONAL VARIABEL DISIPLIN KERJA

Variabel Dimensi Indikator Skala

Disiplin Kerja

(X1) 1. Ketepatan Waktu

2. Menggunakan Peralatan Kantor Dengan Baik

3. Tanggung Jawab Yang Tinggi

4. Ketaatan Terhadap Peraturan

1. Jam masuk kerja.

2. Jam istirahat dan jam pulang.

1. Berhati-hati dalam

menggunakan peralatan kantor.

2. Merawat sarana dan prasarana kantor.

1. Menyelesaikan pekerjaan sesuai prosedur.

2. Kesesuaian pekerjaan dengan kemampuan . 3. Bertanggung

jawab atas Kinerjanya.

1. Cara berpakaian seragam yang baik dan rapih.

2. Memiliki perilaku sopan santun, beretika yang baik .

Interval

Sumber: Soedjono (2005)

(5)

TABEL 3.2

OPERASIONAL VARIABEL KOMPENSASI

Sumber: Yani (2012)

Variabel Dimensi Indikator Skala

Kompensasi

(X2) a. Kompensasi

Finansial Langsung (Gaji)

1. Pemberian Gaji / Upah sesuai dengan jabatan 2. Pemberian gaji

sesaui dengan tugas dan tanggung jawab 3. Cukup

memenuhi kebutuhan sehari-hari 4. Ketepatan

waktu gaji yang diberikan

Interval b. Kompensasi

Finansial Tidak Langsung

(Tunjangan)

1. Tunjangan Kinerja

c. Kompensasi Non Finansial

(Lingkungan Kerja)

1. Kondisi tempat kerja

2. Hubungan kerja pegawai

3. Program pelayanan karyawan 4. Kebijakan yang

logis

5. Manajer yang berkompeten 6. Simbol status

yang pantas 7. Pegawai yang

berkompeten d. Kompensasi Non

finansial (Pekerjaan)

1. Pencapaian 2. Pengakuan 3. Tanggung

Jawab 4. Tugas-tugas

yang menarik 5. Tantangan

(6)

OPERASIONAL VARIABEL LINGKUNGAN KERJA

Variabel Dimensi Indikator Skala

Lingkungan

Kerja (X3) a. Lingkungan kerja

fisik 1. Penerangan/cahaya 2. Temperatur/suhu udara 3. Kelembapan udara 4. Getaran mekanis 5. Bau di ruangan 6. Tata warna 7. Dekorasi 8. Keamanan

Interval b. Lingkungan kerja

non fisik 1. Struktur kerja

2. Tanggung jawab kerja 3. Perhatian dan

dukungan pemimpin 4. Kerja sama antar

kelompok

5. Kelancarankomunikasi Sumber: Sedarmayanti (2009)

TABEL 3.4

OPERASIONAL VARIABEL KEPUASAN KERJA

Variabel Dimensi Indikator Skala

Kepuasan

Kerja (Y) a. Pekerjaan itu

sendiri 1. Tingkat kepuasankaryawan terhadap kesesuaian pekerjaan dengan kemampuan yang dimiliki karyawan

Interval b. Upah/Gaji 2. Tingkat kepuasan karyawan

dengan gaji yang diterimasesuai dengan kebutuhan sehari-hari.

c. Promosi 3. Tingkat kepuasan kerja karyawan atas kesempatan mengembangkan karier dalam perusahaan.

d. Rekan sekerja 4. Tingkat kepuasan karyawan terhadap kerjasama atau komunikasi dalam tim

e. Atasan 5. Tingkat kepuasan karyawan terhadap dukungan dan perhatian pimpinan kepada karyawannya f. Lingkungan kerja 6. Tingkat kepuasan karyawan

terhadap kenyamanan dalam ruang kerja

Sumber: Marmot Tua Efendi (2002)

(7)

D. Pengukuran Variabel

Menurut Sugiyono (2013) skala pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur sehingga alat ukur tersebut bila digunakan dalam pengukuran akan menghasilkan data kuantitatif.

Penulis juga memberikan skala untuk mengukur variabel-variabel yang akan diteliti melalui anggapan responden dengan menggunakan skala Likert.

1. Skala Likert

Skala likert adalah metode yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena suatu objek atau fenomena tertentu (Sugiyono, 2005). Skala likert memiliki dua bentuk pernyataan, yaitu: pernyataan positif dan pernyataan negatif. Pernyataan positif diberi score 5, 4, 3, 2, dan 1;

sedangkan bentuk pernyataan negatif diberi score 1, 2, 3, 4, dan 5.

Bentuk jawaban skala likert terdiri dari sangat setuju, setuju, netral, tidak setuju, dan sangat tidak setuju. Dengan menggunakan skala likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan dari variabel menjadi dimensi, dari dimensi dijabarkan menjadi indikator, dan dari indikator dijabarkan menjadi sub-indikator yang dapat diukur.

Akhirnya sub-indikator dapat dijadikan tolak ukur untuk membuat suatu pertanyaan atau pernyataan yang perlu dijawab oleh responden.

Instrumen skala likert dapat dilihat seperti tabel berikut:

(8)

SKOR JAWABAN RESPONDEN

PERNYATAAN KODE SCORE

Sangat Setuju SS 5

Setuju S 4

Netral N 3

Tidak Setuju TS 2

Sangat Tidak Setuju STS 1

Sumber: Sugiyono (2013)

E. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Menurut Sugiyono (2013) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kuantitas karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian adalah pegawai Kantor Badan Pertanahan Kota Admnistrasi Jakarta Barat sebanyak 139 orang pegawai.

2. Sampel

Menurut Sugiyono (2013) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Menurut Roscoe dalam buku Research Method For Business yang dikutip oleh Sugiyono (2008) “Bila dalam penelitian melakukan analisis dengan multivariate (korelasi atau regresi berganda misalnya), maka jumlah anggota sampel minimal 10 kali dari jumlah variabel yang diteliti. Maka jumlah anggota sampel dalam penelitian ini sebanyak 40 orang responden yang berstatus sebagai Pegawai Negeri Sipil.

(9)

F. Tehnik Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan bagian penting yang penting dalam sebuah penelitian. Menyusun instrumen adalah pekerjaan yang penting (Arikunto, 2010). Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah studi pustaka dan kuisioner.

1. Studi Pustaka

Menurut Sugiyono (2012) studi kepustakaan berkaitan dengan kajian teoritis dan referensi lain yang berkaitan dengan nilai, budaya dan normayang berkembang pada situasi penting dalam melakukan penelitian, hal ini dikarenakan penelitian tidak terlepas dari literatur- literatur ilmiah.

2. Kuesioner

Menurut Arikunto (2010) kuesioner merupakan teknik pengumpulan data dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk menjawabnya.

G. Jenis Data

Adapun jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Data Primer

Menurut Sugiyono (2010) data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari hasil wawancara, obeservasi dan kuesioner yang disebarkan kepada seluruh sampel responden yang sesuai dengan target sasaran dan dianggap mewakili seluruh populasi.

(10)

Menurut Sugiyono (2010) data sekunder adalah data yang tidak memberikan informasi secara langsung kepada pengumpul data, misalnya lewat dokumen-dokumen yang ada. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder profil perusahaan, daftar kehadiran pegawai, data kompensasi berupa tunjangan kinerja di Kantor Badan Pertanahan Kota Administrasi Jakarta Barat.

H. Metode Analisis Data 1. Statistik Deskriptif

Sugiyono (2012) menyebutkan bahwa teknik analisis data pada penelitian kuantitatif menggunakan statistik. Dalam penelitian ini analisis data akan digunakan teknik statistik deskriptif. Menurut Sugiyono (2012) statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi.

2. Uji Kualitas Data a. Uji Validitas Data

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada

(11)

oleh kuesioner tersebut (Ghozali, 2013). Maka penyelesainnya dilakukan dengan dengan menggunakan program SPSS 20. Uji Validitas bisa dilakukan dengan membandingkan nilai r hitung dengan nilai r tabel untuk tingkat signifikansi 5 persen (5%) degree of freedom (df) = n-2, dimana n adalah jumlah sampel penelitian.

- Jika r hitung > r tabel maka pertanyaan atau indikator tersebut dinyatakan valid.

- Jika r hitung < r tabel maka indikator tersebut dinyatakan tidak valid (Ghozali, 2013).

b. Uji Reliabilitas

Menurut (Ghozali, 2006), uji reliabilitas adalah istilah yang dipakai untuk menunjukkan sejauh mana suatu hasil pengukuran relatif konsisten apabila alat ukur tersebut digunakan berulang kali. Pengujian reliabilitas setiap variabel dilakukan dengan teknik Cronbach’s Alpha.

Suatu kuisioner dikatakan reliable (handal) apabila jawaban responden terhadap pertanyaan atau pernyataan dalam kuisioner adaah konsisten atau stabil waktu ke waktu. Apabila nilai Cronbach’s Alpha dari suatu variabel lebih besar dari 0,60 maka butir pertanyaan dalam instrumen tersebut dianggap reliable atau dapat diandalkan. Dasar pengambilan keputusannya adalah:

- Jika Cronbach’s alpha < 0,60 maka tidak reliable.

- Jika Cronbach’s alpha > 0,60 maka reliable

(12)

a. Pengertian Analisis Regresi Linier Berganda

Pengujian ini digunakan untuk memeriksa kuatnya hubungan antara variabel-variabel bebas dengan variabel terikat. Maka dalam penelitian ini persamaan regresinya adalah sebagai berikut:

Y : a + b1.x1 + b2.x2 + b3.x3 + e Keterangan:

Y : Variabel terikat/dependen yaitu Kepuasan Kerja A : Konstanta

b1: Koefisien regresi variabel bebas/independen Disiplin Kerja b2: Koefisien regresi variable bebas/independen Kompensasi b3: Koefisien regresi variable bebas/independen Lingkungan Kerja x1: Disiplin Kerja

x2: Kompensasi x3: Lingkungan Kerja e: Standar error

b. Uji Asumsi Klasik

Untuk menyakinkan bahwa persamaan garis regresi yang diperoleh adalah linier dan dapat dipergunakan (valid untuk mencari peramalan, maka akan dilakukan pengujian asumsi normalitas, multikolinearitas, heteroskedatisitas).

(13)

1) Uji Normalitas

Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Seperti diketahui bahwa uji-t dan uji-F mengasumsikan bahwa nilai dideteksi dengan nilai penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan melihat histogram dari residualnya (Ghozali, 2013).

Dasar pengambilan keputusan yaitu apabila data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau garis histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. Apabila data menyebar jauh dari diagonal dan/atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

2) Uji Multikolinearitas

Menurut Sulistyo (2006), uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi kolerasi diantara variabel independen. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolonieritas didalam model regresi terdapat tiga pilihan cara, yaitu sebagai berikut:

a. Nilai R2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris sangat tinggi, tetapi secara individual variabel-variabel

(14)

variabel dependen.

b. Menganalisis matrik kolerasi variabel-variabel independen.

Jika antar variabel independen ada kolerasi yang cukup tinggi (umumnya diatas 0,90), maka hal ini mempengaruhi indikasi adanya multikolonieritas. Multikolonieritas dapat disebabkan karena adanya efek kombinasi dua atau lebih variabel independen.

c. Multikolonieritas dapat juga dilihat dari : (1) nilai tolerance dan lawannya. (2) variance inflation factor (VIF). Jika nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi (karena VIF = 1/Tolerance). Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukan adanya multikolonieritas adalah nilai tolerance <

0,10 atau sama dengan nilai VIF >10.

3) Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas.

Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Dengan melihat grafik plot yang

(15)

variabel terkait yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID maka dapat ditentukan ada atau tidaknya heteroskedastisitas.

Menurut Ghozali (2013) ada dasar analisis yang dapat digunakan untuk menentukan ada atau tidaknya heteroskedastisitas yaitu:

a. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.

b. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

c. Uji Ketepatan Model 1) Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan dalam menerangkan variasi-variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah di antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Secara umum koefisien determinasi untuk data silang (crossection) relatif rendah karena adanya variasi yang besar antara masing-masing pengamatan, sedangkan untuk data runtut

(16)

tinggi, teori tersebut dikemukakan oleh Ghozali (2011). Untuk mengetahui besarnya variabel bebas dalam mempengaruhi variabel terikat dapat diketahui melalui nilai koefisien determinasi ditunjukkan oleh nilai R Square (R2). Nilai R Square dapat naik atau turun apabila satu variabel independen ditambahkan ke dalam model.

2) Uji F (Simultan)

Uji F menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel dependen atau terikat hipotesis yang digunakan dalam pengujian ini adalah sebagai berikut:

H0: variabel-variabel independen (disiplin kerja, kompensasi, dan lingkungan kerja) tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen (kepuasan kerja).

H1: variabel-variabel independen (disiplin kerja, kompensasi, dan lingkungan kerja) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen (kepuasan kerja).

Dasar pengambilan keputusan (Ghozali, 2006) sebagai berikut:

1. Dengan menggunakan angka probabilitas signifikansi

a. Apabila probabilitas signifikansi > 0,05, maka H0 diterima

(17)

b. Apabila probabilitas signifikansi < 0,05, maka H0 ditolak dan H1 diterima.

d. Uji T (Parsial)

Uji t digunakan untuk menguji signifikansi hubungan antara variabel independen (disiplin kerja, kompensasi, dan lingkungan kerja) dan variabel dependen (kepuasan kerja) secara terpisah atau parsial. Hipotesis yang digunakan dalam pengujian ini adalah sebagai berikut:

H0: variabel-variabel independen (disiplin kerja, kompensasi, dan lingkungan kerja) tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel dependen (kepuasan kerja).

H1: variabel-variabel independen (disiplin kerja, kompensasi, dan lingkungan kerja) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen (kepuasan kerja).

Dasar pengambilan keputusan Ghozali (2006) sebagai berikut:

1. Dengan menggunakan angka probabilitas signifikansi.

a. Apabila angka probabilitas signifikansi > 0,05, maka H0

diterima dan H1 ditolak.

b. Apabila angka probabilitas signifikansi < 0,05, maka H0 ditolak dan H1 diterima.

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini berarti kemampuan pemahaman konsep matematis peserta didik yang diajarkan dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Lottery Card (Kartu Arisan) lebih baik

Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan nikmat dan hidayah-Nya sehingga penulisan skripsi dengan judul

[r]

Dalam menentukan perencanaan peng- gunaan lahan untuk menentukan proporsi penggunaan lahan terbaik di DTA waduk, harus dilakukan analisis sensitivitas pengaruh

PENGARUH PEMBERIAN VITAMIN E ( alpha tokoferol ) TERHADAP PROLIFERASI SEL OTAK FETUS HAMSTER PADA KULTUR

Berdasarkan uraian latar belakang, maka dapat dirumuskan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah bagaimana menerapkan Structural Equation Modeling untuk

Persoalan tersebut yang menyebabkan pengaturan pemerintahan daerah dalam konstitusi sangat sedikit dan kurang bersubstansi, yaitu: “ Pembagian daerah Indonesia atas

Dalam kontek perguruan tinggi, definisi penjaminan mutu adalah proses penetapan dan pemenuhan standar mutu pengelolaan per- guruan tinggi secara konsisten dan