• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Proses penelitian ini diawali dengan kegiatan mengidentifikasi permasalahan di tempat yang akan digunakan sebagai lokasi penelitian, perumusan masalah yang teridentifikasi, pengumpulan dasar teori yang memperkuat landasan dalam variabel, penyusunan metode dalam pengumpulan data, penyusunan instrumen, hingga penentuan teknik pengujian statistik yang dipergunakan. Pada proses ini dibutuhkan waktu penelitian sejak September 2016 sampai Mei 2017.

Untuk memperoleh data guna penyusunan proposal penelitian, penulis melakukan penelitian pada PT. Logamindo Persada yang beralamatkan di Kawasan Industri Greenland Blok BA No.02, Kota Deltamas, Sukamasih, Cikarang Pusat, Jawa Barat 17530. Dengan obyek penelitiannya adalah karyawan PT. Logamindo Persada.

B. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan penelitian kausal. Menurut Sugiyono (2015) penelitian kausal adalah hubungan yang bersifat sebab akibat dimana variabel independen mempengaruhi variabel dependen. Penelitian ini merupakan penelitian untuk mengetahui pengaruh tiga variabel independen yaitu Organizational Citizenship Behavior (OCB),

(2)

Disiplin kerja dan Kompensasi terhadap satu variabel dependen yaitu Kepuasan kerja karyawan. Dalam hal ini penelitian bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Organizational Citizenship Behavior (OCB), Disiplin kerja dan Kompensasi terhadap Kepuasan kerja karyawan pada PT. Logamindo Persada.

C. Definisi dan Operasionalisasi Variabel

Berdasarkan judul proposal penelitian yang diambil penulis yaitu “Pengaruh Organizational Citizenship Behavior (OCB), Disiplin kerja dan Kompensasi terhadap Kepuasan kerja karyawan”. Maka penulis mendefinisikan masing-masing variabel dan membuat operasional variabel. 1. Definisi Variabel

Menurut Sugiyono (2015)variabel adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya atau dapat didefinisikan sebagai atribut seseorang, atau obyek, yang mempunyai “variasi” antara satu orang dengan yang lain atau satu obyek dengan obyek yang lain.

Pada penelitian ini variabel yang diamati terdapat dua macam, yaitu variabel independen dan variabel dependen. Menurut Sugiyono (2015) variabel independen atau sering disebut variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Sedangkan variabel dependen atau sering disebut variabel terikat adalah merupakan variabel yang dipengaruhi

(3)

atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independen adalah Organizational Citizenship Behavior (OCB), Disiplin kerja dan Kompensasi, sementara yang menjadi variabel dependen adalah Kepuasan kerja.

Definisi operasional variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Organizational Citizenship Behavior (OCB)

Menurut Johns dalam Budihardjo et. al. (2011) organizational citizenship behavior (OCB) adalah perilaku sukarela (extra-role behavior) yang tidak ada dalam uraian jabatan, perilaku spontan karyawan tanpa saran atau perintah seseorang sehingga bersifat menolong.

b. Disiplin kerja

Menurut Singodimedjo dalam Sutrisno (2010) disiplin adalah sikap kesediaan dan kerelaan seseorang untuk memenuhi dan menaati norma-norma peraturan yang berlaku disekitarnya. Disiplin karyawan yang baik akan mempercepat tujuan perusahaan, sedangkan disiplin yang merosot akan menjadi penghalang dan memperlambat pencapaian tujuan perusahaan.

c. Kompensasi

Menurut Martoyo dalam Sanusi (2014) kompensasi adalah pengaturan pemberian keseluruhan pemberian balas jasa bagi

(4)

karyawan baik yang langsung berupa (finansial) maupun yang tidak langsung berupa barang (non finansial).

d. Kepuasan kerja

Menurut Suharsono (2012) salah satu faktor yang mempengaruhi efektivitas organisasi dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan adalah kepuasan kerja para karyawan. Bagi para manajer, memperhatikan kepuasan kerja karyawan sangat penting karena dapat mempengaruhi perilaku dan produktivitas kerja.

2. Operasionalisasi Variabel

Operasional variabel penelitian berikut ini akan diuraikan pada Tabel 3.1 dengan indikator dari masing-masing variabel, ukuran variabel yang digunakan adalah skala ordinal. Menurut Lupiyoadi dan Bramulya Ikhsan (2015) skala ordinal adalah skala pengukuran yang menyatakan kategori dengan melakukan rangking terhadap kategori.

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel

Variabel Dimensi Indikator

Organizational Citizenship

Behavior (OCB) Abu Bakar (2012)

1. Suka membantu 1. Secara sukarela membantu rekan sekerja menyelesaikan masalah berkaitan tugasan atau masalah ditempat kerja.

2. Sportmanship 2. Tidak mementingkan diri sendiri untuk mementingkan jabatan.

3. Kepatuhan

kepada organisasi. 3. Menerima dan mematuhi segala peraturan dan prosedur dalam organisasi.

4. Inisiatif pekerja 4. Sukarela bekerja lebih

(5)

Variabel Dimensi Indikator

Disiplin kerja 1. Ketaatan waktu 1. Masuk kerja tepat waktu.

Afandi (2016) 2. Penggunaan waktu secara

efektif.

3. Tidak pernah mangkir/tidak

kerja.

2. Tanggung

jawab 4. Mematuhi semua peraturan organisasi. Kompensasi

Munandar et. al. (2014)

1. Pembayaran

langsung 1. Gaji, upah, bonus dan intensif.

2. Pembayaran

tidak langsung 2. Asuransi kesehatan dan dana pensiun. Kepuasan Kerja

Keith Davis dan Robbins dalam Suharsono (2012)

1. Tipe pekerjaan 1. Merasa senang dengan tingkat tanggung jawab dalam pekerjaan sendiri.

2. Ganjaran yang

pantas 2. Menerima gaji sesuai pekerjaan dan tanggung jawab pekerjan.

3. Kondisi kerja 3. Tempat yang nyaman dan

peralatan memadai.

4. Rekan sekerja 4. Merasa nyaman bekerja

dengan karyawan lain.

5. Kesempatan

maju 5. Berusaha meningkatkan prestasi supaya mendapatkan peluang untuk jenjang karir yang lebih baik.

D. Skala Pengukuran

Menurut Sugiyono (2015) Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak ukur untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan.

(6)

Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan skala Likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif berupa kata-kata.

Untuk mengukur pernyataan mengenai Organizational Citizenship Behavior (OCB), Disiplin kerja, Kompensasi dan Kepuasan kerja maka setiap jawaban diberi nilai skalanya, dengan menggunakan Skala Likert, Nilai skala jawaban adalah sebagai berikut :

Tabel 3.2 Skala Likert Jawaban Skor Sangat Setuju 5 Setuju 4 Ragu-ragu 3 Tidak Setuju 2

Sangat Tidak Setuju 1

Sumber : (Sugiyono, 2015)

Berdasarkan kategori-kategori tersebut dapat diketahui nilai skala tertinggi adalah 5 dan nilai skala terendah adalah 1, kuesioner ini disebarkan dengan tujuan untuk mengetahui pendapat mengenai Organizational Citizenship Behavior (OCB), disiplin kerja dan kompensasi terhadap kepuasan kerja di PT. Logamindo Persada.

E. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Penelitian

Menurut Sugiyono (2015) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik

(7)

tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.

Berdasarkan pada tempat penelitian yang telah ditetapkan, maka populasi yang dijadikan objek dalam penelitian yaitu karyawan PT. Logamindo Persada dari tiga divisi. Divisi Suporting 6 karyawan, divisi Fabrikasi 21 karyawan dan divisi Machining 16 karyawan. Sehingga jumlah seluruhnya 43 karyawan.

2. Sampel Penelitian

Menurut Sugiyono (2015) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Untuk menentukan sampel dalam penelitian di PT. Logamindo Persada yang populasinya berjumlah 43 karyawan.

Dengan menggunakan sampel jenuh sebagai teknik penentuan sampelnya. Menurut Sugiyono (2015) sampel jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel dan bila jumlah populasi relatif kecil. Maka jumlah sampelnya semua populasi dijadikan sampel yaitu 43 karyawan yang digunakan sebagai sampel.

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah melalui survei dan penelitian lapangan dengan cara menyebarkan kuesioner kepada seluruh karyawan PT. Logamindo persada. Menurut Sugiyono (2015) kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

(8)

memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan satu jenis data yaitu data primer. Menurut Sugiyono (2015) data primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data.

G. Metode Analisis 1. Analisis Deskriptif

Menurut Sugiyono (2015) statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan. selain itu, untuk mengetahui deskripsi data diperlukan ukuran yang lebih eksak, ukuran tersebut dinamakan ringkasan statistik (summary statistic). Menurut Nisfiannoor (2009) dua kelompok ukuran statistik yang sering dipakai dalam pengambilan keputusan adalah : 1) Mencari kecenderungan terpusat (central tendency), seperti mean, median dan modus; 2) Mencari ukuran dispersi, seperti standar deviasi dan varians. Selain kedua ukuran tersebut, ukuran lain yang dipakai adalah skewness dan kurtosis untuk mengetahui kemiringan data. Dalam penelitian ini analisis deskriptif mencakup dua hal, yaitu : 1) Deskripsi karakteristik responden yang akan diteliti meliputi :

a) Jenis kelamin b) Usia

(9)

d) Masa kerja

2) Deskripsi jawaban kuesioner 2. Uji Kualitas Data

a. Uji Validitas

Menurut Yusri (2016) uji validitas dapat diartikan sebagai ketepatan atau kecermatan suatu instrumen dalam mengukur apa yang ingin diukur. Maka penyelesaiannya dilakukan dengan menggunakan program SPSS 20. Menurut Sanusi (2011) uji validitas bisa dilakukan dengan nilai r dibandingkan dengan nilai r tabel dengan derajat bebas (n – 2), dimana n adalah jumlah sampel penelitian.

Jika nilai r perhitungan > r tabel maka pernyataan tersebut dinyatakan valid.

Jika nilai r perhitungan < r tabel maka pernyataan tersebut dinyatakan tidak valid.

b. Uji Reliabilitas

Menurut Rochaety et. al. (2007) reliabilitas adalah tingkat kepercayaan hasil suatu pengukuran. Pengukuran yang memiliki reliabilitas tinggi, yaitu pengukuran yang mampu memberikan hasil ukur yang terpercaya (reliabel).

Pengukuran reliabilitas yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan alat analisis SPSS (Statistical Package for Social Science), yakni dengan metode Cronbach’s Alpha. Menurut Lupiyoadi dan Bramulya Ikhsan (2015) Cronbach’s Alpha dapat

(10)

digunakan untuk mencari reliabilitas instrumen yang skornya merupakan rentangan antara beberapa nilai. Misalnya, skala 1 sampai 10 atau 1 sampai 5. Rumus realibilitas Alpha adalah sebagai berikut :

( ) ( ∑ ) Keterangan : R : indeks reliabilitas

K : banyaknya butir pertanyaan Ʃ : jumlah varians butir

Ʃ : varians total

Instrumen dikatakan reliabel jika koefisien Alpha Cronbach lebih besar dari 0,7.

3. Uji Asumsi Klasik

Menurut Hamdi dan E.Bahruddin (2014) uji asumsi klasik yang umumnya disertakan dalam menilai kehandalan model atau digunakan sebagai uji persyaratan suatu analisa, uji asumsi klasik meliputi normalitas, uji multikolonieritas, dan uji heteroskedastisitas.

a.Uji Normalitas

Menurut Hamdi dan E.Bahruddin (2014) uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah data penelitian yang dilakukan memiliki distribusi yang normal atau tidak. Pengujian normalitas dilakukan untuk

(11)

mengetahui normal atau tidaknya suatu distribusi suatu data. Dasar pengambilan keputusan dalam uji normalitas yakni, jika nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 maka data tersebut berdistribusi normal. Sebaliknya, jika nilai signifikansi lebih dari 0,05 maka data tersebut tidak berdistribusi normal. Dalam penelitian ini menggunakan Kolmogorof-Smirnov dengan kriteria uji, tolak H0 jika Signifikan KS < taraf signifikan

α = 0.05.

b. Uji Multikolonieritas

Menurut Santoso (2016) uji multikoloniearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Untuk mengetahui ada tidaknya multikolinearitas dalam model regresi sebagai berikut :

a) Uji multikolonieritas dapat dilakukan dengan melihat nilai tolerance dan Variance Inflantion factor (VIF) dari hasil analisis dengan menggunakan SPSS. Apabila nilai tolerance value lebih tinggi daripada 0,1 atau lebih kecil daripada 10 maka dapat disimpulkan tidak terjadi multikolonieritas.

b) Nilai R2 dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris sangat

tinggi, tetapi secara individual variabel-variabel independen banyak yang tidak signifikan mempengaruhi variabel dependen.

c) Menganalisis matrik korelasi variabel-variabel independen. Jika antar variabel independen ada korelasi yang cukup tinggi (umumnya diatas 0,90) maka hal ini merupakan indikasi adanya multikolonieritas.

(12)

Multikolonieritas disebabkan adanya efek kombinasi atau lebih variabel independen.

c. Uji Heteroskedastisitas

Menurut Santoso (2016) uji heteroskedasitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan asumsi klasik heteroskedastisitas yaitu adanya ketidaksamaan varian dari residual untuk semua pengamatan pada model regresi. Persyaratan yang harus terpenuhi dalam model regresi adalah tidak adanya gejala heteroskedasitas. Ada beberapa pengujian yang dapat digunakan dalam uji heteroskedastisitas, dimana dalam penelitian ini menggunakan scatterplots regresi. Metode ini yaitu dengan cara melihat grafik scatterplots antara standardized predicted value (ZPRED) dengan studentized residual (SRESID). Ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplots antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi dan sumbu X adalah residual (Y prediksi – Y sesungguhnya).

Dasar pengambilan keputusan yaitu :

a) Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk sesuatu pola tertentu yang teratur maka jadi heteroskedasitas.

b) Jika ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedasitas.

4. Uji Analisis Regresi Linear Berganda

Menurut Lupiyoadi dan Bramulya Ikhsan (2015) analisis regresi linear berganda merupakan analisis statistik yang menghubungkan antara dua

(13)

variabel independen atau lebih (X1, X2,...., Xn) dengan variabel dependen Y.

Menurut Sanusi (2011) regresi linear berganda dalam persamaan matematika sebagai berikut.

Y = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + e

Dimana :

Y = Kepuasan kerja

X1 = Organizational Citizenship Behavior (OCB)

X2 = Disiplin kerja X3 = Kompensasi a = Konstanta b1, b2,b3 = Koefisien regresi e = Variabel pengganggu 5. Uji Hipotesis

1) Uji Koefisien Determinasi (R2)

Menurut Zaenuddin (2015) koefisien determinasi (R2) digunakan

untuk menguji kualitas model. Nilai koefisien determinasi mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel terikat serta pengaruhnya secara general, dengan range antara 0 sampai 1. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel bebas dalam

menjelaskan variasi variabel terikat amat terbatas. Nilai yang mendekati 1 berarti variabel-variabel bebas memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel terikat.

(14)

D = r2 x 100%

Keterangan :

D : Koefisien determinasi

r : Koefisien determinasi variabel bebas dengan variabel terikat 2) Uji F (Uji Ketepatan Model)

Menurut Yusri (2016) uji F atau sering diartikan uji serempak bertujuan untuk mengetahui variabel bebas secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel terikat secara signifikan. Digunakan untuk menguji tingkat signifikansi model riset dengan mengukur pengaruh organizational citiznship behavior (OCB) terhadap kepuasan kerja, variabel disiplin kerja terhadap kepuasan kerja, dan variabel kompensasi terhadap kepuasan kerja.

Kriteria pengujian :

a) Jika signifikansi > α (0,05) maka Ho diterima. b) Jika signifikansi < α (0,05) maka Ho ditolak. 3) Uji t (Parsial)

Menurut Yusri (2016) uji t atau sering diartikan sebagai uji parsial bertujuan untuk menguji secara parsial variabel bebas terhadap variabel terikat. Pengujian ini bertujuan untuk menguji pengaruh variabel bebas Organizational Citizenship Behavior (OCB), Disiplin kerja dan Kompensasi terhadap variabel terikat Kepuasan kerja secara parsial. Hipotesis ini digunakan dalam pengujian ini adalah sebagai berikut :

(15)

Ho1 : Organizational Citizenship Behavior (OCB) tidak mempunyai

pengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja.

Ha1 : Organizational Citizenship Behavior (OCB) mempunyai pengaruh

positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja.

Ho2 : Disiplin kerja tidak mempunyai pengaruh positif dan signifikan

terhadap kepuasan kerja.

Ha2 : Disiplin kerja mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap

kepuasan kerja.

Ho3 : Kompensasi tidak mempunyai pengaruh positif dan signifikan

terhadap kepuasan kerja.

Ha3 : Kompensasi mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap

kepuasan kerja.

Dengan pengambilan keputusan :

Dengan menggunakan angka probabilitas signifikansi.

Apabila angka probabilitas signifikansi > 0,05, maka Ho diterima dan Ha ditolak.

Apabila angka probabilitas signifikansi < 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima.

Gambar

Tabel 3.2 Skala Likert Jawaban  Skor  Sangat Setuju  5  Setuju  4  Ragu-ragu  3  Tidak Setuju  2

Referensi

Dokumen terkait

Meski ada perubahan kewenangannya yang luar biasa namun masih ada kewenangan-kewenangan yang masih perlu dibanggakan oleh MPR seperti Pasal 3 Ayat 1 berbunyi:

Praktik jual beli makanan ringan yang tidak mencantumkan tanggal kadalursa ini masih ada penjual yang belum memenihu hak-hak konsumen dalam pasal 4 nomor 8

Karena untuk membangun motivasi yang baik haruslah diiringi dengan budaya organisasi yang membangun agar kepuasan kerja dan kinerja mereka jauh lebih baik.. Kepuasan kerja

Penelitian serupa dilakukan oleh Lamria dengan responden pengguna alat kontrasepsi pil menunjukkan bahwa proporsi hipertensi lebih tinggi pada wanita

Berdasarkan penelitian yang telah disebutkan diatas, pada penelitian ini penulis menggunakan metode multi- classifier ensemble learning dengan kombinasi geterogen dari

“Aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun lebih dahulu, yang digunakan dalam operasi perusahaan, tidak dimaksudkan untuk

Hasil penelitian menunjukkan Untuk dapat berkompetensi dalam berkomunikasi lintas budaya di kalangan generasi muda sebagai bentuk kesiapan menghadapi Pemberlakuan

Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan pengetahuan tentang konsep diri seorang karyawan yang akan memasuki masa pensiun serta