• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran yang ideal merupakan pembelajaran yang mampu medorong

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran yang ideal merupakan pembelajaran yang mampu medorong"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembelajaran yang ideal merupakan pembelajaran yang mampu medorong kreativitas anak secara keseluruhan, membuat siswa aktif, mencapai tujuan pembelajaran secara efektif dan berlangsung dalam kondisi menyenangkan. Pembelajaran yang ideal hanya mungkin terjadi jika didukung oleh guru yang ideal. Suyono dan Hariyanto (2012:207) menyatakan bahwa ada tujuh kriteria yang harus dimiliki oleh seorang guru agar pembelajaran ideal, yaitu: (1) Sifat, guru harus memiliki sifat antusias, memberi rangsangan, mendorong siswa untuk maju (2) Pengetahuan, memiliki pengetahuan yang memadai dalam mata pelajaran yang diampunya (3) Apa yang disampaikan, mampu memberikan jaminan bahwa materi yang disampaikannya mencakup semua unit bahasan (4) Bagaimana mengajar, mampu menjelaskan berbagai informasi secara jelas dan terang serta mampu menerapkan metode mengajar secara variariasi (5) Harapan, mampu memberikan harapan kepada siswa dan mampu membuat siswa akuntabel (6) Reaksi guru terhadap siswa, mau dan mampu menerima berbagai masukan, risiko, tantangan dan selalu memberikan dukungan kepada siswa (7) Manajemen, mampu menunjukkan keahlian dalam perencanaan, pengorganisasian, dan memiliki tenik dalam mengontrol kelas.

Pembelajaran yang baik sudah tentu harus memiliki tujuan. Banyak tujuan pembelajaran telah dirumuskan oleh para ahli. Semuanya menuju idealisasi

(2)

pembelajaran. Tujuan pembelajaran yang ideal adalah agar peserta didik mampu mewujudkan perilaku belajar yang efektif diantaranya seperti yang dinyatakan oleh Ian James Mitchell dalam disertasinya yang diujikan di Monash University, sebagai berikut: (1) Perhatian siswa yang aktif dan terfokus kepada pembelajaran (2) Berupaya dan menyelesaikan tugas dengan benar (3) Siswa mampu menjelaskan hasil belajarnya (4) Siswa difasilitasi untuk berani menyatakan kepada guru apa-apa yang belum dipahami (5) Siswa berani menyatakan ketidaksetujuan (6) Siswa dimotivasi untuk berani meminta informasi yang relevan dengan topik bahasan lebih lanjut (Suyono dan Hariyanto, 2012:210).

Pembelajaran tematik dimaknai sebagai pembelajaran yang dirancang berdasarkan tema-tema tertentu. Dalam suatu tema tertentu, setiap mata pelajaran mempunyai hubungan dalam materi yang akan disampaikan. Pada pembelajaran tematik materi suatu mata pelajaran melibatkan mata pelajaran lain yang masih terkait dengan materi yang disampaikan. Pada umumnya pembelajaran tematik berhubungan dengan pengalaman kehidupan nyata siswa sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna bagi siswa (Trianto, 2011:147).

Pembelajaran tematik sebagai model pembelajaran termasuk salah satu tipe atau jenis dari model pembelajaran terpadu. Istilah pembelajaran tematik pada dasarnya adalah model pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pemgalaman bermakna pada siswa menurut Depdiknas (dalam Trianto, 2011:147).

Berbagai hasil survey nasional dan internasional menunjukkan bahwa pencapaian prestasi belajar Indonesia berada di bawah Negara-negara tetangga.

(3)

Faktor utama yang menyebabkan rendahnya tercapainya prestasi belajar Indonesia adalah kurangnya keterampilan tenaga pendidik dalam pengelolaan pembelajaran. Pada umumnya, tenaga pendidik Indonesia masih menggunakan pembelajaran konvensional yang bersifat verbalistik dan proses pembelajaran sangat terpusat pada pengajar (teacher-centered) (Asyhar, 2012:14).

Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara dengan guru kelas yang dilakukan pada tanggal 2 Mei 2013, saat ini pelaksanaan kegiatan pembelajaran di kelas III SDN Purwantoro 2 Malang masih belum dapat terlaksana secara maksimal. Pada kegiatan pembelajaran guru belum maksimal dalam menggunakan metode pembelajaran, guru lebih sering menggunakan metode ceramah dan penugasan sehinggakegiatan lebih terpusat pada guru. Selain itu guru belum dapat menerapkan pembelajaran tematik dalam proses pembelajaran walaupun dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) sudah dibuat secara tematik. Guru masih menerapkan pembelajaran secara terpisah antara pembelajaran yang satu dengan pembelajaran lain.

Guru masih menggunakan metode pembelajaran konvensional seperti ceramah dan penugasan. Sehingga mengakibatkan kurangnya keaktifan siswa saat pembelajaran berlangsung, baik dalam bertanya, mencatat materi yang disajikan guru maupun saat diskusi. Siswa terlihat ramai sendiri dan bosan karena pembelajaran terpusat pada guru. Dilihat dari fakta yang ada ternyata pembelajaran yang ada di kelas III SDN Purwantoro 2 Malang masih jauh dari pembelajaran yang ideal kemampuan belajar siswa yang masih di bawah KKM yaitu 70.

(4)

Untuk menerapkan pembelajaran tematik lebih maksimal dan meningkatkan kualitas pembelajaran menjadi lebih baik diperlukan penggunaan metode pembelajaran sehingga kegiatan pembelajaran dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien. Oleh karena itu pembelajaran yang diharapkan supaya kemampuan diskusi dan hasil belajar siswa dapat meningkat maka perlu mengunaakan metode pembelajaran yaitu menerapakan pembelajaran tematik dengan menggunakan metode think pair share.

Pembelajaran tematik dimaknai sebagai pembelajaran yang dirancang berdasarkan tema-tema tertentu. Dalam pembahasannya tema itu ditinjau dari berbagai mata pelajaran sebagai contoh, tema “Air” dapat ditinjau dari mata pelajaran fisika, biologi, kimia dan matematika. Lebih luas lagi tema itu dapat ditinjau dari bidang studi lain seperti IPS, bahasa, dan seni. Pembelajaran tematik menyediakan keluasan dan kedalaman implementasi kurikulum, menawarkan kesempatan yang sangat banyak pada siswa untuk memunculkan dinamika dalam pendidikan. Pembelajaran tematik sebagai model pembelajaran termasuk salah satu tipe/jenis daripada model pembelajaran terpadu (Trianto, 2011:147).

Pembelajaran tematik merupakan model pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada siswa. Penelitian terdahulu tentang pembelajaran tematik yang dilakukan oleh Mega Izzati Khoirina mahasiswa PGSD, dari hasil penelitian tersebut terdapat 2 siklus pengambilan data dengan jumlah siswa terdapat 35 siswa. Pengambilan data pada siklus I terdapat 52% siswa yang tidak tuntas atau sebanyak 18 siswa dan 48 % siswa yang tuntas atau sebanyak 17 siswa, dengan demikian perolehan data dari hasil siklus pertama

(5)

belum mencapai kriteria yang diharapkan, sehingga peneliti tersebut melakukan siklus 2 dengan hasil 91% siswa tuntas atau sebanyak 30 siswa dan 9% siswa tidak tuntas atau sebanyak 5 siswa.

Think Pair Share merupakan suatu metode dengan keuntungan besar, teori ini dikembangkang pertama kali oleh Frank Lyman dari University of Maryland. Ketika guru menerengkan pelajaran di depan kelas, siswa duduk berpasangan. Guru memberikan pertanyaan di kelas. Lalu siswa diperintahkan untuk memikirkan jawabannya, kemudian siswa berpasangan dengan masing-masing pasangan untuk mencari kesepakatan jawaban. Terakhir, guru meminta siswa untuk membagi jawaban kepada seluruh siswa di kelas (Thobroni dan Mustofa, 2013:298).

Penelitian ini relevan dengan penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh Eka Nurwahyunita mahasiswa PGSD, dari hasil penelitian yang dilakukan terdapat 2 siklus pengambilan data dengan jumlah siswa terdapat 17 siswa. Pengambilan data pada siklus I terdapat 52.94% siswa yang tidak tuntas sebanyak 9 siswa dan 47.06% siswa yang tuntas sebanyak 8 siswa. Perolehan data dari hasil siklus I belum mencapai kriteria yang diharapkan, sehingga peneliti tersebut melakukan siklus 2 dengan hasil 76.47% siswa tuntas sebanyak 13 siswa dan 23.53% siswa tidak tuntas sebanyak 4 siswa.

Berdasarkan penjabaran diatas tentang bagaimana pembelajaran ideal jika dibandingkan dengan kondisi praktik pembelajaran yang berlangsung sudah sungguh sangat berbeda. Pembelajaran yang ideal menganggap siswa yang aktif dalam pembelajaran dan guru dapat menyampaikan pembelajaran dengan metode

(6)

yang efektif. Namun pada kenyataannya pembelajaran masih dimaknai sebagai transformasi pengetahuan, dimana siswa hanya menerima pengetahuan yang disampaikan oleh guru. Selain itu kurangnya penerapan pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum dimana pembelajaran tematik yang seharusnya diajarkan terpadu akan tetapi pada praktiknya dilaksanakan secara terpisah. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, peneliti memilih strategi pembelajaran dengan judul “Penerapan Pembelajaran Tematik Tema Lingkungan Melalui Metode Think Pair Share Untuk Meningkatkan Kemampuan Diskusi dan Hasil Belajar Matematika dan IPA di Kelas III SDN Purwantoro 2 Malang”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, beberapa permasalahan yang dapat diidentifikasi adalah:

1. Guru belum dapat menerapkan pembelajaran tematik dalam proses pembelajaran secara maksimal.

2. Siswa belum mencapai KKM yang telah ditentukan.

3. Kegiatan belajar mengajar masih terpusat pada guru sebagai sumber utama.

4. Siswa terlihat ramai sendiri dan bosan pada saat pembelajaran.

5. Kurangnya keaktifan siswa dalam proses pembelajaran baik dalam pembelajaran maupun diskusi.

(7)

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah, maka rumusan masalah penelitian adalah:

1. Bagaimana penerapan pembelajaran tematik tema lingkungan melalui metode think pair share dapat meningkatkan kemampuan diskusi dan hasil belajar matematika dan IPA pada siswa kelas III SDN Purwantoro 2 Malang.?

2. Bagaimana peningkatan kemampuan diskusi siswa pada pembelajaran tematik tema lingkungan melalui metode think pair share di kelas III SDN Purwantoro 2 Malang.?

3. Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa pada pembelajaran tematik tema lingkungan melalui metode think pair share di kelas III SDN Purwantoro 2 Malang.?

D. Batasan Masalah

Mengingat luasnya permasalahan yang terdapat dalam latar belakang serta keterbatasan waktu dalam penelitian maka masalah perlu dibatasi. Batasan masalah penelitian ini adalah :

1. Peningkatan kemampuan diskusi matematika dan IPA 2. Peningkatan hasil belajar matematika dan IPA

(8)

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah, maka tujuan penelitianadalah untuk mendeskripsikan:

1. Penerapan pembelajaran tematik tema linkungan melalui metode think pair share untuk meningkatkan kemampuan diskusi dan hasil belajar pada siswa kelas III SDN Purwantoro 2 Malang.

2. Peningkatan kemampuan diskusi siswa pada pembelajaran tematik tema lingkungan melalui metode think pair share pada siswa kelas III SDN Purwantoro 2 Malang.

3. Peningkatan hasil belajar siswa pada pembelajaran tematik tema lingkungan melalui metode think pair share pada siswa kelas III SDN Purwantoro 2 Malang.

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran.Adapun manfaat dari penelitian ini yaitu sebagai berikut:

1. Bagi siswa

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan diskusi dan hasil belajar siswa.

b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman materi dan dapat menjadikan pembelajaran lebih menyenangkan.

(9)

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan referensi untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Selain itu diharapkan dapat dijadikan referensi dalam menggunakan metode think pair share untuk meningkatkan kemampuan diskusi dan hasil belajar siswa.

3. Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan referensi dalam melakukan penelitian yang sejenis.

4. Bagi sekolah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan masukan untuk mengatasi permasalahan pada pembelejaran di sekolah

G. Penegasan Istilah

Agar tidak menimbulkan penafsiran yang berbeda terhadap maksud dan tujuan penelitian ini, maka penulis perlu memberikan batasan terhadap beberapa istilah. Pengertian terhadap beberapa yang ada pada judul adalah:

1. Pembelajaran tematik adalah model pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada siswa (Trianto, 2011:147). Pembelajaran tematik tema lingkungan merupakan pembelajaran terpadu yang menggunakan tema lingkungan untuk mangaitkan mata pelajaran matematika dan IPA.

2. Think Pair Share adalah metode pembelajaran yang memberikan waktu kepada siswa untuk berpikir, mendiskusikan dan menjelaskan (Huda, 2013:132).

(10)

3. Kemampuan diskusi merupakan suatu kemampuan untuk memecahkan permasalahan dengan proses berpikir kelompok (Tarigan, 2008:40). Indikator penilaian kemampuan diskusi mencalup keberanian/semangat, kelancaran berbicara, kejelasan ucapan, penguasaan masalah, dan pendapat.

4. Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya (Sudjana, 2008:22). Hasil belajar yang diukur dalam penelitian ini adalah hasil belajar pembelajaran tematik matematika dan IPA.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan penguasaan konsep pada materi zat aditif mengalami peningkatan dengan N-Gain sebesar 0,46 (sedang), pencapaian keterampilan berpikir

Hasil uji hipotesis menggunakan uji t dua sampel independen dengan SPSS 16 menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan peningkatan keterampilan proses sains

bahwa berdasarkan huruf a dan b di atas, perlu menetapkan Keputusan Rektor Universitas Negeri Malang tentang Penugasan Tim Pengembang Pusat Pengembangan Kurikulum,

Dengan pemberian infra red dan terapi latihan berupa active exercise, dan hold relax pada kasus Fraktur radius 1/3 distal sinistra didapatkan adanya perubahan

loyalitas pada nasabah adalah bagaimana cara bank menjalin hubungan yang baik. dengan nasabahnya sehingga bisa menciptakan sikap komitmen

Guru dituntut tidak hanya mengetahui teori-teori tentang demokrasi dan menciptakan pembelajaran hanya sebagai sebuah transfer ilmu pengetahuan saja, tetapi

pembelajaran d sekolah, kekuatan dan kelemahan kandungan pelajaran, kemahiran- kemahiran baru yang diperlukan oleh guru-guru, serta jenis-jenis latihan baru yang diperlukan

Di sisi lain, pemasaran memiliki fokus terhadap selera konsumen dan produk yang sesuai dengan kebutuhan konsumen, serta berfokus pada laba usaha yang memiliki manajemen jangka