• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Joint Cost untuk Produk Besama dalam Menentukan Laba/ Rugi Kotor pada UD. Kharisma Tahun 2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Analisis Joint Cost untuk Produk Besama dalam Menentukan Laba/ Rugi Kotor pada UD. Kharisma Tahun 2013"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Analisis Joint Cost untuk Produk Besama dalam Menentukan Laba/

Rugi Kotor pada UD. Kharisma Tahun 2013

Ni Luh Gd Diah Setia Budi1, Anjuman Zukhri1, Luh Indrayani2

Jurusan Pendidikan Ekonomi

Universitas Pendidikan Ganesha

Singaraja, Indonesia

e-mail: [email protected], [email protected]

[email protected]

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) perhitungan alokasi biaya bersama (joint cost) untuk produk bersama pada UD. Kharisma, dan (2) perhitungan alokasi biaya bersama untuk produk bersama dalam menentukan laba/rugi kotor pada UD. Kharisma. Data dikumpulkan dengan metode dokumentasi, dan dianalisis dengan analisis deskriptif kuantitatif. Subyek penelitian ini adalah UD. Kharisma dan obyek dari penelitian ini adalah pengalokasian biaya bersama dan laba. Total produk yang dihasilkan UD. Kharisma pada tahun 2013 sebanyak 2.822.000 biji diantaranya pia 714.000 biji, lanter 1.190.000 biji dan roti potong 918.000 biji. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) alokasi biaya bersama pada UD Kharisma menggunakan metode nilai pasar dan menghabiskan biaya bersama sebesar Rp 1.076.256.600,00. Pengalokasian biaya bersama pada pia Rp 422.192.813,00 lanter Rp 328.372.188,00 dan roti potong Rp 325.691.599,00 (2) Laba kotor yang dihasilkan merupakan hasil dari pengurangan dari hasil penjualan produk dikurangi dengan harga pokok produksi. Laba kotor yang dihasilkan pada UD. Kharisma tahun 2013 yaitu sebesar Rp 285.380.813,00, laba kotor untuk produk pia sebesar Rp 110.847.437,00, lanter Rp 87.841.952,00 dan roti potong memperoleh laba kotor sebesar Rp 86.691.424,00.

Kata kunci: Alokasi biaya bersama, metode nilai pasar, dan laba/rugi kotor

Abstract

This study aimed at determining (1) the calculation of Joint Cost allocation for joint products of UD. Kharisma and (2) the calculation of joint cost allocation for Joint Products in determining profit / gross loss of UD. Kharisma. Data were collected through documentation method, which was then analyzed by quantitative descriptive analysis. The subject of this study was UD. Kharisma. Meanwhile, the object of this study was the allocation of Join Cost and profits of UD. Kharisma. Total products produced by UD. Kharisma in 2013 were 2.822.000 pieces of products. They were 714 000 pieces of Pia, 1.190.000 pieces of Lanter, and 918 000 pieces of Roti Potong. The results showed that (1) the allocation of Joint Cost of UD. Kharisma was done by using market value method by the cost of Rp 1.076.256.600,00. The allocation of Joint Cost on Pia were Rp Rp 328.372.188,00, on Lanter were 422.192.813,00, and on Roti Potong were Rp 325.691.599,00. (2) Gross profit was generated by the result of a reduction of selling product minus the cost of production. On 2013, gross profit, which was generated by UD. Kharisma was Rp 285,380,813.00. The gross profit of the product of Pia was Rp 110.847.437,00, on Lanter was 87.841.952,00 and, on Roti Potong was Rp 86.691.424,00.

(2)

PENDAHULUAN

Dewasa ini persaingan dalam dunia usaha semakin ketat, baik bagi perusahaan industri, perusahaan dagang maupun perusahaan jasa. Setiap perusahaan mempunyai tujuan utama yaitu untuk menghasilkan laba. Agar kelangsungan hidup perusahaan dapat dipertahankan maka para pengusaha baik yang bergerak di bidang industri, perdagangan, maupun jasa akan selalu berhadapan dengan nilai uang yang harus dikeluarkan untuk memperoleh barang dan jasa. Perusahaan industri dalam mengolah data pembiayaan akan berhubungan dengan akuntansi biaya, agar data tersebut mampu diproses dengan akurat. Setiap organisasi atau perusahaan yang dihadapkan pada masalah biaya akan mengembangkan konsep dan istilah biaya menurut kebutuhannya masing-masing, karena biaya dapat dipandang berdasarkan kondisi dan tujuan yang berbeda. Widilestariningtyas (2012:10), “biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi, yang diuangkan dalam satuan uang, yang telah terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu Akuntansi biaya merupakan proses pencatatan, penggolongan, peringkasan dan pelaporan biaya pabrikasi, dan penjualan produk dan jasa dengan cara-cara tertentu, serta penafsiran terhadap hasil-hasilnya. Selain itu, akuntansi biaya merupakan suatu sistem dalam rangka mencapai tujuan yaitu menentukan harga produk atau jasa, mengendalikan biaya serta memberikan informasi sebagai dasar pengambilan keputusan.

Produk bersama adalah dua produk atau lebih yang diproduksi secara serentak dengan serangkaian proses atau dengan proses gabungan. Menurut Dunia (2012:158) produk bersama adalah dua produk atau lebih yang dihasilkan secara simultan daeri suatu proses atau melalui serangkaian proses tertentu, dimana masing-masing produk mempunyai nilai penjualan yang relatif besar atau berartiSetiap perusahaan dituntut agar seefektif dan seefisien mungkin dalam mengelola dan mempergunakan sumber daya yang ada pada perusahaan. Produk bersama menurut Bustami, dkk (2006:175), “Produk bersama (joint products) adalah

beberapa produk yang dihasilkan dalam suatu rangkaian atau seri produk secara bersama atau serempak dengan menggunakan bahan, tenaga kerja dan biaya overhead secara bersama”. Produk bersama (joint products) yaitu beberapa produk yang dihasilkan dari suatu rangkaian atau seri proses produksi secara serempak dengan menggunakan bahan baku, tenaga kerja dan overhead pabrik yang sama, yang tidak dapat dilacak atau dibedakan atau dipisahkan pada setiap produk dan mempunyai nilai jual atau kuantitas produk relatif sama” Perusahaan tidak akan berhasil apabila tidak mampu melakukan kalkulasi biaya tersebut, baik yang secara sederhana sampai dengan biaya yang paling kompleks. Perusahaan memiliki tujuan untuk meningkatkan kegiatan usahanya maka dari itu, perusahaan perlu melakukan proses produksi yang memanfaatkan satu atau beberapa bahan baku utama untuk menghasilkan dua atau lebih jenis produk yang hampir sama tetapi dengan variasi yang berbeda dengan mengalokasikan biaya secara akurat pada masing-masing produk sehingga dapat memaksimalkan laba yang diperoleh. Banyak perusahaan yang dihadapkan pada masalah pembebanan biaya ke produk bersama. Pembebanan biaya ke berbagai produk ini diperlukan untuk perhitungan penentuan laba dan pelaporan keuangan. Perhitungan biaya produk bersama juga memberikan informasi biaya langsung bagi manajemen. Informasi ini dapat berguna dalam merencanakan laba.

Manajemen biasanya ingin mengetahui besarnya kontribusi masing-masing produk bersama terhadap seluruh pengasilan perusahaan, dengan demikian perusahaan dapat mengetahui jenis produk yang paling penguntungkan atau jenis produk yang perlu didorong pemasaranya, sehingga yang menjadi permasalahan dalam akuntansi biaya bersama adalah penentuan proporsi total biaya produksi yang dikeluarkan sejak bahan baku diolah kepada berbagai macam produk bersama. Untuk itu perlu diketahui seteliti mungkin bagian dari seluruh biaya produksi yang telah dibebankan kepada masing-masing produk bersama.

(3)

UD. Kharisma merupakan industri yang memproduksi jajan antara lain pia, lanter dan roti potong dimana dari produk bersama tersebut terdapat biaya bersama. Dalam meningkatkan kegiatan usahanya UD. Kharisma melakukan proses produksi yang memanfaatkan bahan baku utama untuk menghasilkan dua atau lebih jenis produk yang hampir sama tetapi dengan variasi yang berbeda dengan mengalokasikan biaya secara akurat pada masing-masing produk sehingga dapat memaksimalkan laba. Produk yang dihasilkan tersebut berasal dari proses pengolahan bahan baku yang sama sehingga timbul masalah bagaimana mengalokasi biaya bersama tersebut secara akurat pada produk bersama yang dihasilkan. Menurut Mulyadi (1991:358) “alokasi biaya bersama kepada produk bersama ini terutama ditujukan untuk penentuan laba”. UD. Kharisma memproduksi berbagai macam jenis jajanan seperti pia, roti potong dan lanter. Bahan baku yang digunakan untuk memproduksi jajanan tersebut adalah tepung terigu dan gula. Jumlah produksi tahun 2013 adalah sebanyak 2.822.000 biji yang terdiri dari jumlah produk pia sebanyak 714.000 biji, lanter 1.190.000 biji, dan roti potong 918.000 biji (Lampiran 9). Sesuai dengan hasil penelitian awal untuk menghasilkan produk bersama berupa biaya bahan baku sebesar Rp 647.062.400,00, (Lampiran 2) biaya

overhead pabrik Rp 104.489.200,00

(Lampiran 3) dan biaya tenaga kerja Rp 324.705.000,00 (Lampiran 5 dan 6). Dari data tersebut pengalokasian biaya bahan baku dan biaya overhead pabrik mengalami kekeliruan dalam penggolongan bahan penolong sehingga akan mempengaruhi pengalokasian biaya bersama pada setiap produk. Oleh karena itu, peneliti perlu memperbaiki penggolongan data tersebut sesuai dengan teori yang ada.

Biaya bersama dapat dialokasikan kepada tiap-tiap produk bersama dengan menggunakan metode nilai pasar relatif yang banyak digunakan untuk mengalokasikan biaya bersama kepada produk bersama. Dasar pikiran metode ini adalah bahwa harga jual suatu produk merupakan perwujudan biaya yang

dikeluarkan dalam memperoleh produk tersebut. Metode nilai pasar relatif banyak digunakan untuk mengalokasikan biaya bersama kepada produk bersama. Metode ini lebih layak digunakan dalam mengalokasikan biaya bersama kepada berbagai jenis produk yang dihasilkan secara simultan, dengan dasar pemikiran bahwa terdapat hubungan yang erat antara biaya dan harga jual. Tinggi rendahnya harga jual bergantung pada kemampuan dari masing-masing jenis produk yang menyerap biaya bersama. Dalam hal ini juga diasumsikan bahwa pendapatan (revenue) yang diharapkan dari penjualan produk bisa menutup biaya-biaya yang terjadi dan memperoleh laba yang wajar. Pengalokasian biaya bersama bertujuan untuk menghitung alokasi biaya bersama

(joint cost) untuk produk bersama

pada UD. Kharisma dan menghitung alokasi biaya bersama (joint cost) untuk

produk bersama dalam

menentukan laba/rugi kotor pada UD. Kharisma dapat diketahui berapa kontribusi produk bersama terhadap seluruh laba/rugi yang diperoleh perusahaan. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut maka penulis dalam penulisan ilmiah ini mengambil judul “Analisis Alokasi Biaya Bersama (Joint Cost) untuk Produk Besama dalam Menentukan Laba/rugi Kotor pada UD. Kharisma di Kabupaten Buleleng Tahun 2013. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka penelitian ini difokuskan pada permasalahan pokok sebagai berikut. Bagaimanakah perhitungan alokasi biaya bersama (joint cost) untuk produk

bersama pada UD. Kharisma. Dan Bagaimanakah perhitungan alokasi biaya bersama (joint cost) untuk produk

bersama dalam menentukan laba/rugi kotor pada UD. Kharisma.

METODE

Rancangan penelitian ini memberikan gambaran tentang pendekatan yang digunakan dalam penelitian. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana pengalokasian biaya bersama untuk produk bersama dalam penentuan laba pada UD. Kharisma Singaraja. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif.

(4)

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui alokasi biaya-biaya tersebut secara akurat pada masing-masing produk dan untuk mengetahui kontribusi laba pada masing-masing produksi yang dihitung dengan metode nilai pasar. Definisi operasional penelitian ini akan memaparkan tentang hal yang diteliti dalam perusahaan. Adapun definisi operasional pada penelitian ini akan diuraikan sebagai berikut. Adapun definisi operasional dari penelitian ini adalah. Alokasi biaya bersama Alokasi biaya bersama (joint cost) adalah biaya yang dikeluarkan sejak bahan baku diolah sampai dengan saat berbagai macam produk dengan dipisahkan identitasnya. Biaya ini terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik. Produk bersama (joint products) adalah beberapa produk yang dihasilkan dalam suatu rangkaian atau seri produk secara bersama atau serempak dengan menggunakan bahan, tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik secara bersama.

Subjek dalam penelitian ini adalah UD. Kharisma dan obyek dari penelitian ini adalah pengalokasian biaya bersama dan laba. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yang

berupa dokumen-dokumen yang berisikan catatan biaya yang dikerluarkan selama proses produksi, seperti biaya bahan baku, biaya overhead pabrik, dan biaya tenaga kerja. Penelitian ini menggunakan data kuantitatif yang berupa angka-angka yang berupa data biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, overhead pabrik dan jumlah produksi produk bersama

Adapun metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode dokumentasi. Data yang diperoleh melalui metode dokumentasi berupa jumlah karyawan, biaya bahan baku, biaya overhead pabrik yang digunakan untuk proses produksi serta jumlah produksi produk bersama pada UD. Kharisma.

Teknik analisis yang digunakan adalah teknik analisis deskriptif kuantitatif, yaitu teknik analisis yang dilakukan dengan cara memaparkan objek secara nyata serta melakukanperhitungan-perhitungan

tertentu. Hasil analisis disajikan dalam bentuk angka yang kemudian dijelaskan dan diinterpretasikan dalam suatu uraian. Analisis kuntitatif yang digunakan dengan metode nilai pasar. Analisis kuantitatif digunakan untuk menghitung yaitu.

Menghitung alokasi biaya bersama (joint cost) untuk masing-masing produk

( Dunia, 2012:162)

Menghitung kontribusi masing-masing produk pada produk bersama bersama terhadap laba/rugi kotor. Laba kotor = Penjualan - harga pokok produksi (Mulyadi, 2009:337)

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL

Perhitungan Alokasi Biaya Bersama (Joint Cost) untuk Produk Bersama pada UD. Kharisma. UD. Kharisma merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang

industri makanan yang menghasilkan makanan pia, lanter dan roti potong. Produk yang dihasilkan tersebut berasal dari proses pengolahan bahan baku yang sama sehingga UD. Kharisma dalam melakukan produksi menggunakan pengalokasian biaya bersama, yang terdiri dari biaya bahan baku seperti tepung terigu dan gula biaya tenaga kerja serta biaya overhead pabrik. Perhitungannya dilakukan dengan menjumlahkan seluruh biaya yang dikeluarkan dalam selama satu tahun. Data biaya bahan baku per jenis produk dapat dilihat pada tabel 4.1.

Alokasi biaya bersama

Untuk masing-masing

produk

Jumlah biaya bersama

Jumlah nilai pasar dari

semua

produk

x

Jumlah nilai pasar

Dari masing-masing

produk

(5)

Tabel 4.1. Biaya Bahan Baku Produk Tahun 2013

No Biaya Total (Rp, 00)

1 Tepung terigu 369.320.000

2 Gula 225.624.000

Total 594.944.000

Pada tabel 4.1 dapat dilihat bahwa bahan baku yang digunakan UD. Kharisma untuk memproduksi semua produk tersebut dibutuhkan bahan baku seperti tepung terigu dan gula. Total keseluruhan biaya bahan baku yang digunakan UD. Kharisma dalam memproduksi pia, lanter dan roti potong sebesar Rp. 594.944.000,00. Biaya tenaga kerja langsung pada UD. Kharisma meliputi tenaga kerja langsung yang

mengubah bahan baku menjadi produk jadi atau terlibat langsung dalam produksi, adapun biaya tenaga kerja yang dihabiskan untuk memproduksi produk bersama sebesar Rp 324.705.000,00 (Lihat lampiran 5 dan 6). Penggolongan biaya overhead pabrik pada UD. Kharisma dapat dilihat pada tabel 4.2.

Tabel 4.2. Biaya Overhead Pabrik Tahun 2013

No Jenis Biaya

Jumlah (Rp, 00) Biaya Overhead Pabrik Tetap

1 Biaya penyusutan baskom 240.000 2 Baya penyusutan staples 12.000 3 Biaya penyusutan peralatan

(loyang) 400.000 4 Biaya penyusutan mesin oven 11.752.200 5 Biaya penyusutan timbangan 65.000 6 Biaya penyusutan gedung 24.935.000 Total BOP tetap 37.404.200

Biaya Overhead Pabrik Variabel

1 Biaya listrik 3.596.000 2 Biaya bahan bakar (LPG) 6.586.000 3 Biaya air 1.766.000 Total BOP variabel 11.948.000

Biaya Penolong

1 Vanili 4.368.000

2 Garam 672.000

3 Biaya penyetelan mesin 1.507.800 4 Biaya minyak 21.633.600 5 Biaya isian staples 2.212.000 6 Biaya pembungkus 23.638.000 7 Biaya Pewarna makanan 504.000 8 Kacang hijau 52.720.000 Total biaya penolong 107.255.400 Total biaya overhead pabrik 156.607.600

Dapat dilihat pada tabel 4.2 yaitu menggabungkan biaya overhead tetap dan

biaya overhead pariabel ke dalam biaya overhead pabrik. Untuk lebih rincinya biaya Sumber: (Lampiran 7 dan 8)

(6)

overhead pabrik pada UD. Kharisma total biaya overhead pabrik biaya yang dikeluarkan oleh UD. Kharisma sebesar Rp 156.607.600,00. UD. Kharisma memiliki

biaya produksi bersama yang terbagi atas biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya overhed pabrik. Jumlah biaya produksi dapat dilihat pada tabel 4.3. Tabel 4.3 Biaya Produksi UD. Kharisma 2013

No Biaya Produksi (Total Rp,00)

1 Biaya bahan baku 594.944.000

2 Biaya Tenaga kerja Langsung 324.705.000

3 Biaya Overhead pabrik 156.607.600

Total 1.076.256.600

Sumber: (Tabel 4.1, 4.2, lampiran 5 dan 6) Total biaya produksi Rp

1.076.256.600,00 terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja dan biaya overhead pabrik total biaya bahan baku Rp 594.944.000,00. Biaya tenaga kerja pada

produk sebesar Rp 324.705.000,00 dan biaya overhead pabrik Rp 156.607.600,00. Jumlah produk yang diproduksi oleh UD. Kharisma selama tahun 2013 dapat dilihat pada tabel 4.4.

Tabel 4.4 Jumlah Produksi UD. Kharisma Tahun 2013 No Jenis produk Kuantitas (Biji)

1 Pia 714.000

2 Lanter 1.190.000

3 Roti potong 918.000

Jumlah 2.822.000

Sumber: (Lampiran 9) Dapat dilihat pada tebel 4.4 jumlah produksi UD. Kharisma tahun 2013 yang dihasilkan dari biaya produksi bersama tersebut sebanyak 2.822.000 biji yang terdiri dari pia 714.000 biji, lanter 1.190.000 biji, dan roti potong 918.000 biji.

Penglokasian biaya bersama dengan menggunakan metode nilai pasar merupakan metode mengalokasikan biaya bersama kepada berbagai jenis produk atas dasar nilai pasar relatif dari masing-masing produk dapat dilihat pada tabel 4.

Tabel 4.5 Alokasi Biaya Bersama Dengan Menggunakan Metode Nilai Pasar

No Jenis produk Kuantitas Niai pasar per unit

Jumlah Nilai Nilai Alokasi

HPP pasar pasar relatif biaya bersama

(Biji) (Rp,00) (Rp, 00) (%) (Rp, 00) (Rp, 00)

(a) (b) (c) (d) (e) (f)

(a*b) (c/total nilai

pasar*100%) (e:c) 1 Pia 714.000 750 535.500.000 39,23 422.192.813 591,31 2 Lanter 1.190.000 350 416.500.000 30,51 328.372.188 275,94 3 Roti potong 918.000 450 413.100.000 30,26 325.691.599 354,78 Total 2.822.000 1.365.100.000 100,00 1.076.256.600

(7)

Sumber:(tabel 4.3 dan 4.4)

Berdasarkan tabel 4.5 persentase nilai pasar diperoleh dari total nilai pasar dari masing-masing produk dibagi jumlah total nilai pasar. Perhitungan persentase nilai pasar relatif untuk jenis produk pia:

000

1.365.100.

Rp

0

535.500.00

Rp

x 100% = 39,23%. Berdasar kepada anggapan bahwa adanya hubungan langsung antara nilai pasar dan biaya produksi bersama maka alokasi biaya bersama dapat diperoleh dari jumlah biaya bersama dibagi jumlah harga pasar dikali nilai pasar masing-masing produk. Untuk lebih jelasnya perhitungan alokasi biaya bersama dapat dilihat pada lampiran 11.

Dari hasil perhitungan tersebut dapat diperoleh alokasi biaya bersama pada masing-masing produk untuk produk pia alokasi baya bersama Rp 422.192.813,00 danalokasi biaya bersama untuk produk lanter diperoleh Rp 328.372.188,00 dan produk roti potong Rp 325.691.599,00. Perhitungan Alokasi Biaya Bersama (Joint Cost) untuk Produk Bersama Dalam Menentukan Laba/Rugi Kotor Pada UD. Kharisma. Penjualan produk sangat menentukan berapa jumlah laba/rugi kotor yang akan diperoleh oleh UD. Kharisma jumlah penjualan seluruh produk dapat dilihat pada tabel 4.6

Tabel 4.6 Jumlah Penjualan pada UD. Kharisma Tahun 2013

No Produk Jumlah (Biji)

1 Pia 698.500

2 Lanter 1.186.140

3 Roti potong 910.470

Jumlah 2.795.110

Sumber: (Lampiran 10) Pada tabel 4.6 dapat dilihat jumlah produk yang terjual tahun 2013 pia sejumlah 698.500 biji, lanter 1.186.140 biji dan roti

potong 910.470 biji jadi jumlah produk yang terjual pada tahun 2013 sebanyak 2.795.110 biji.

Tabel 4.7 Laba/Rugi Kotor Per Jenis Produk Tahun 2013

No Jenis produk Produk yang terjual Harga pasar Harga pokok per unit Penjualan Penjualan sesuai HPP Laba/rugi kotor (Biji) (Rp, 00) (Rp, 00) (Rp, 00) (Rp, 00) (Rp, 00) (a) (b) (c) (d) (e) (f) (g) (b*c) (b*d) (e-f) 1 Pia 698.500 750 591,31 523.875.000 413.027.563 110.847.437 2 Lanter 1.186.140 350 275,94 415.149.000 327.307.048 87.841.952 3 Roti potong 910.470 450 354,78 409.711.500 323.020.076 86.691.424 Total 2.795.110 1.348.735.500 1.063.354.687 285.380.813 Sumber: (Tabel 4.6 dan 4.5)

(8)

Laba/rugi kotor yang dihasilkan dalam memproduksi produk dengan biaya bersama merupakan hasil dari pengurangan penjualan produk pada masing-masing dengan jumlah harga pokok produksi masing-masing produk. Sehingga diperoleh laba kotor pia sebesar Rp 110.847.473,00,lanter sebesar Rp 87.841.952,00 dan roti potong Rp 86.691.424,00 jadi laba yang diperoleh UD. Kharisma tahun 2013 sebesar Rp 285.380.813,00.

Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian, metode yang digunakan dalam pengalokasian biaya bersama pada UD. Kharisma adalah dengan menggunakan metode harga pasar atau nilai harga jual relatif. Metode ini lebih layak digunakan dalam mengalokasikan biaya bersama kepada berbagai jenis produk yang dihasilkan secara simultan. UD. Kharisma memproduksi tiga produk bersama yaitu pia, lanter dan roti potong. Biaya bersama yang digunakan dalam memproduksi ketiga produk tersebut adalah biaya bahan bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik. Temuan ini sesuai dengan pendapat Mulyadi (2009) bahwa biaya produk bersama merupakan biaya yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja dan biaya overhead pabrik. Biaya ini dikeluarkan sejak bahan baku diolah sampai dengan menjadi produk jadi. Pengalokasian biaya bersama masing-masing produk dihasilkan melalui perhitungan nilai pasar relatif. Temuan ini membuktikan bahwa adanya hubungan langsung antara nilai pasar dan biaya produksi bersama maka alokasi biaya bersama dapat diperoleh dari jumlah biaya bersama dibagi jumlah harga pasar dikali nilai pasar masing-masing produk.

Hal ini juga sesuai dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Sunarni, (2012) Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma tentang Analisis Alokasi Biaya Bersama Untuk Produk Bersama Sate Kambing Dan Tongseng Kambing Pada UD. Pak Bardan. Analisis yang dilakukan dalam penelitian Suarni tersebut melalui perhitungan alokasi biaya

bersama dengan menggunakan metode nilai jual relatif sehingga hasil yang diperoleh dari perhitungan alokasi biaya bersama pada UD Pak Bardan dengan menggunakan metode nilai jual relatif yaitu sate kambing sebesar Rp 6.751.642,63 dan untuk tongseng kambing sebesar Rp 12.708.974,37 dari total biaya bersama sebesar Rp 19.460.617,00.

Pada tahun 2013 UD. Kharisma memproduksi produk bersama dengan biaya bersama dengan jumlah produksi sebanyak 2.822.000 biji yang terdiri dari pia 714.000 biji, lanter 1.190.000 biji, dan roti potong 918.000 biji. Total biaya produksi yang dikeluarkan sebesar Rp 1.076.256.600,00 yang terdiri dari biaya bahan baku Rp 594.944.000,00 biaya tenaga kerja Rp 324.705.000,00 dan biaya

overhead pabrik sebesar Rp

156.607.600,00. Pengalokasian biaya overhead pabrik pada UD. Kharisma mengalami perbaikan dalam penggolongan akun. Akun yang diperbaiki yaitu semua biaya bahan penolong yang awalnya dimasukkan ke biaya bahan baku oleh UD. Kharisma peneliti perbaiki menjadi masuk ke biaya overhead pabrik karena hal ini sesuai dengan teori yang dinyatakan oleh Mulyadi (2009) bahwa dalam biaya overhead pabrik terdiri dari biaya bahan penolong, biaya reparasi dan pemeliharaan, biaya tenaga kerja tidak langsung, dan biaya yang timbul sebagai akibat terhadap aktiva tetap. Hasil alokasi persentase biaya bersama untuk masing-masing jenis produk dalam perhitungan pengalokasian biaya bersama dengan menggunakan metode harga pasar yaitu pia sebesar 39,23% lanter sebesar 30,51% dan roti potong sebesar 30,26% untuk menghitung alokasi biaya bersama dapat diperoleh dari jumlah biaya bersama dibagi jumlah harga pasar dikali nilai pasar masing-masing produk. Alokasi biaya bersama pada pia sebesar Rp 422.192.813,00, lanter sebesarRp 328.372.188,00, dan roti potong sebesar Rp 325.691.599,00 dan total biaya produksi bersama Rp 1.076.256.600,00.

Laba kotor merupakan hasil dari penjualan bersih dikurangi dengan harga pokok produksi,. Dalam menghitung Laba/rugi kotor ditentukan melalui harga

(9)

pasar. Harga pasar pia sebesar Rp 750,00, lanter sebesar Rp 350,00 dan Roti potong sebesar Rp 450,00 harga pasar tersebut sudah diketahui sebelum produk tersebut dijual hal ini sesuai Mursyudi (2010) yang menyatakan dengan metode nilai jual atau harga pasar ini hanya dapat digunakan apabila harga jual masing-masing produk dapat diketahui sebelum produk tersebut dijual. Sehingga diperoleh laba kotor pia sebesar Rp 110.847.473,00, lanter sebesar Rp 87.841.952,00 dan roti potong Rp 86.691.424,00 jadi laba yang diperoleh UD. Kharisma tahun 2013 sebesar Rp 285.380.813,00 Penjualan pia pada tahun 2013 sebanyak 698.500 biji dengan harga pasar Rp 750,00 dapat diperoleh penjualan sebesar Rp 523.875.000,00. HPP per unit produk pia sebesar 591,31 maka penjualan sesuai HPP Rp 413.027.563,00. Laba kotor yang diperoleh UD. Kharisma untuk produk pia tahun 2013 Rp 110.847.437,00. Produk lanter terjual sebanyak 1.186.140 biji harga pasar per unit produk lanter sebesar 350,00. Total penjualan produk lanter sebesar 415.149.000,00 HPP per unit 275,94 maka diperoleh HPP sesuai penjualan untuk produk lanter sebesar 327.307.048,00 jadi total laba yang diperoleh untuk produk lanter sebesar Rp 87.841.952,00 Dan Penjualan roti potong sebanyak 910.470 biji dengan harga pasar Rp 450,00 dapat diperoleh penjualan roti potong sebesar Rp 409.711.500,00 HPP per unit produk roti potong sebesar Rp 354,78 maka dapat diperoleh penjualan roti potong sesuai HPP Rp 323.020.076,00.Total laba kotor seluruh produk yang diperoleh UD. Kharisma tahun 2013 sebesar Rp 285.380.813,00.

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut. UD Kharisma tahun 2013 menghabisakan biaya bersama sebesar Rp1.076.256.600,00. Pengalokasian biaya bersama pada pia sebesar Rp 422.192.813,00 pada lanter sebesar Rp 328.372.188,00 dan roti potong sebesar Rp. 325.691.599,00.

Laba kotor yang dihasilkan pada UD. Kharisma tahun 2013 yaitu sebesar Rp 285.380.813,00. Jenis produk pia memperoleh laba kotor sebesar Rp110.847.437,00; lanter memperoleh laba kotorsebesar Rp87.841.952,00 dan roti potong memperoleh laba kotorsebesar Rp. 86.691.424,00.

Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas dapat diberikan saran yang terkait dengan hasil penelitian, yaitu sebagai berikut. UD. Kharisma hendaknya melakukan perhitungan alokasi biaya bersama dengan tepat sehingga mempermudah dalam penentuan laba. Penelitian ini diharapkan agar perusahaan dapat memahami dasar alokasi biaya bersama sehingga mampu memprediksi laba atau rugi yang diperoleh dan penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi penelitian selanjutnya mengenai alokasi biaya bersama.

DAFTAR PUSTAKA

Bustami, Bastian, dkk. 2006. Akuntansi

Biaya:Teori dan Aplikasi.

Jakarta: Graha Ilmu.

Dunia, Firdaus Ahmad. 2012. “Akuntansi Biaya”. Edisi ke-3 Jakarta: Salemba Empat.

Mulyadi. 1991. “Akuntansi Biaya”. Yogyakarta: STIE Yayasan Keluarga Pahlawan Negara.

Mursyudi. 2010. “Akuntansi Biaya Conventional Costing, just in time,

dan Activity Based Costing”.

Bandung: Rafika Aditama

---.2009. “Akuntansi biaya”. Yogyakarta: Unit Penerbitan Dan Percetakan Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN.

Soemarso S. R. 2004. “Akuntansi Suatu Pengantar”. Buku satu. Edisi lima. Jakata: Salemba Empat

(10)

Sunarni,2012. “Fakultas Ekonomi,

Universitas Gunadarma Analisis

Alokasi Biaya Bersama Untuk

Produk Bersama Sate Kambing Dan Tongseng Kambing Pada Ud. Pak Bardan”. Jakarta: Skripsi Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma Widilestariningtyas, Anggandini. 2012.

“Akuntansi Biaya”. Yogyakarta:

Gambar

Tabel 4.1. Biaya Bahan Baku Produk Tahun 2013

Referensi

Dokumen terkait

Kesimpulan dalam penelitian ini adalah tidak ada perbedaan sikap pemilih pemula terhadap calon kepala daerah baik ditinjau dari agama, daerah tempat tinggal, jenis

bahwa untuk melaksanakan ketentuan pasal 181 ayat (1) Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor

Beberapa daerah di Indonesia menjadi tempat tujuan penduduk untuk melakukan migrasi, seperti DKI Jakarta yang merupakan Ibukota, Provinsi Riau, Provinsi Jawa Barat,

Penyebaran varietas bersari bebas umumnya menggunakan varietas Badan Litbang Pertanian seperti Lamuru, Srikandi Kuning dan Srikandi Putih masih terfokus di Pulau Timor

Dzulkiflee Abdul Razaq dan sebuah lagi laporan sebuah panel yang diketuai oleh Tan Sri Wan Zahid Wan Noordin hanya akan menyebabkan spekulasi orang awam mengenai ketelusan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan maka diperoleh kesimpulan bahwa capaian pemahaman konsep siswa yang mendapatkan pembelajaran dengan

Melakukan evaluasi pelaksanaan Melakukan evaluasi pelaksanaan kegiatan Puskesmas berdasarkan kegiatan Puskesmas berdasarkan realisasi program kerja dan realisasi program

Dari pengujian yang dilakukan diatas maka dari itu dapat disimpulkan, bahawa proses dari pengelasan yang diuji terhadap sampel tutup tabung dan tabung dengan