• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MEMBAGI BILANGAN CACAH DI SDN I KABILA KABUPATEN BONE BOLANGO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MEMBAGI BILANGAN CACAH DI SDN I KABILA KABUPATEN BONE BOLANGO"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MEMBAGI BILANGAN CACAH DI SDN I KABILA KABUPATEN

BONE BOLANGO Sri Yain R. Naue

Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo

Pembimbing I: Dra. Martianty Nalole, M.Pd Pembimbing II: Ismail Pioke, S.Pd, M.Pd

ABSTRAK

Upaya meningkatkan kemampuan siswa membagi bilangan cacah di SDN I Kabila Kabupaten Bone Bolango. Skripsi 2013 Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo, Pembimbing I, Dra. Martianty Nalole M.Pd, dan Pembimbing II, Ismail Pioke, S.Pd, M.Pd. Masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana upaya meningkatkan kemampuan siswa membagi bilangan cacah di SDN I Kabila Kabupaten Bone Bolango. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui upaya meningkatkan kemampuan siswa membagi bilangan cacah di SDN I Kabila Kabupaten Bone Bolango. Metode penelitian ini menggunakan jenis pendekatan kualitatif deskriptif, penelitian deskriptif ini sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan/melukiskan keadaan subjek/objek penelitian. Dari hasil penelitian upaya yang dilakukan guru dalam meningkatkan kemampuan siswa membagi bilangan cacah yaitu dengan memberikan penjelasan tentang pembagian, menggunakan media yang menarik agar siswa lebih semangat dalam belajar, menciptakan suasana yang menyenangkan seperti PAKEM agar siswa memahami apa yang diajarkan. Dengan upaya guru tersebut prestasi belajar siswa mencapai hasil yang maksimal. Berdasarkan kesimpulkan bahwa upaya meningkatkan kemampuan siswa membagi bilangan cacah yaitu dengan menggunakan media yang menarik, memberikan perhatian yang khusus, dan menciptakan suasana kelas yang menyenangkan. Dengan adanya upaya-upaya guru, siswa akan mudah menerima dan memahami apa yang dijelaskan oleh guru. Sehingga dapat meningkatkan antusias siswa dalam proses pembelajaran.

(2)

PENDAHULUAN

Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang terstruktur dan sistematis. Setiap konsep matematika tersusun secara hirarkis yang satu dengan lainnya berkaitan erat. Oleh karena itu untuk memahami konsep matematika perlu memahami konsep-konsep sebelumnya. Ini berarti bahwa belajar matematika harus bertahap atau berurutan secara sistematis serta harus didasarkan pada pengalaman belajar yang lalu. Matematika adalah salah satu bahan kajian yang memiliki objek abstrak dan dibangun melalui proses penalaran deduktif yaitu kebenaran suatu konsep diperoleh sebagai akibat logis dari kebenaran sebelumnya sehingga berkaitan antar konsep dalam matematika bersifat sangat kuat dan jelas.

Pembelajaran matematika di sekolah merupakan salah satu cara dalam meningkatkan kualitas manusia karena penguasaan berpikir matematika akan memungkinkan salah satu jalan untuk menyusun pemikiran yang jelas, tepat dan teliti. Selain matematika sebagai pelayan ilmu banyak digunakan dalam bidang ilmu pengetahuan lain, terutama dalam perkembangan teknologi sekarang ini. Oleh karena itu, penguasaan matematika secara tuntas oleh siswa sangat diperlukan. Untuk mencapai tujuan tersebut, kegiatan belajar mengajar matematika perlu mendapat perhatian yang sungguh-sungguh.

Ditinjau dari hakekat matematika dan obyek matematika yang abstrak, maka siswa sekolah dasar (SD) selalu mengalami kesulitan mempelajari matematika, muncul kebosanan yang mengakibatkan tidak tertarik untuk belajar matematika. Untuk menjawab permasalahan ini perlu dikaji bagaimana mengajarkan matematika kepada siswa agar konsep matematika mudah dipahami dan menarik. Seorang siswa dapat mempelajari materi matematika yang baru berdasarkan apa yang ia ketahui sebelumnya.

Siswa akan mudah melakukan pembagian bilangan cacah jika yang bersangkutan memiliki pengalaman belajar tentang bagaimana membagi bilangan cacah.

Kenyataan yang terjadi di lapangan bahwa hasil belajar siswa kelas II di SDN I Kabila dalam pembagian bilangan cacah belum memperlihatkan hasil yang optimal. Hal ini sesuai data yang penulis peroleh bahwa dari jumlah siswa kelas II

(3)

sebanyak 23 orang yang memenuhi standar ketuntasan hanyalah 18 orang dan 4 orang siswa belum memenuhi standar ketuntasan, sehingga masih perlu ditingkatkan.

Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis tertarik membahas masalah ini dengan mengangkat judul: “upaya meningkatkan kemampuan siswa membagi bilangan cacah di SDN I Kabila Kabupaten Bone Bolango”.

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “bagaimana upaya guru meningkatkan kemampuan siswa membagi bilangan cacah di SDN I Kabila Kabupaten Bone Bolango.? Berdasarkan permasalahan tersebut, maka tujuan penelitian adalah untuk mengetahui kemampuan siswa mengubah pecahan biasa menjadi pecahan desimal di SDN 1 Kabila Kecamatan Kabila Kabupaten Bone Bolango. Hasil penelitian diharapkan akan dapat bermanfaat bagi siswa, bagi guru, bagi sekolah, bagi peneliti, dan bagi peneliti lanjutan.

Upaya adalah usaha, akal, ikhtiar untuk mencapai suatu maksud, memecahkan persoalan, mencari jalan keluar, (KBBI:1990:995).

Jadi upaya disini adalah kegiatan dengan mengerahkan tenaga pikiran atau badan untuk mencapai suatu maksud. Upaya dalam kehidupan sehari-hari bisa diartikan sebagai usaha manusia untuk melakukan sesuatu guna mencapai tujuan tertentu.

Bilangan cacah adalah satuan dalam sistem matematis yang abstrak dan dapat diunitkan, ditambah atau dikalikan ”. “Himpunan bilangan cacah” adalah yang semua unsur-unsurnya bilangan cacah (0, 1, 2, 3, 4, 5, ...).

Bilangan cacah dapat didefinisikan sebagai bilangan yang digunakan untuk menyatakan cacah anggota suatu himpunan. Jika suatu himpunan yang karena alasan tertentu tidak mempunyai anggota sama sekali, maka cacah anggota himpunan itu dinyatakan dengan “nol” dan dinyatakan lambang “0”. Jika anggota suatu himpunan hanya terdiri atas satu anggota saja, maka cacah anggota himpunan tersebut adalah “satu”dan dinyatakan dengan lambang”1”. Demikian seterusnya sehingga kita mengenal barisan bilangan hasil pencacahan himpunan yang dinyatakan dengan lambangan sebagai berikut :

(4)

0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10... Bilangan-bilangan inilah yang disebut dengan bilangan cacah (Subarianah, 2006:27).

Bilangan cacah (Tim Tentor Ahli, 2009:4) adalah bilangan bulat positif yang diawali dari nol (0) ssampai dengan tak terhingga. Contoh 0, 1, 2, 3, 4, 5,... dan seterusnya.

Bilangan cacah adalah himpunan bilangan yang terdiri atas semua bilangan asli dan bilangan nol”.

Pembagian adalah kebalikan dari perkalian, sama halnya dengan pengurangan yang merupakan kebalikan dari penjumlahan. Bila dibandingkan dengan pengerjaan hitung lainnya (penjumlahan, pengurangan dan perkalian) pembagian ini merupakan pengerjaan yang paling sukar. Oleh karena itu meskipun anak sudah memahami penjumlahan, pengurangan, dan perkalian hendaknya penyajian pembagian diperlihatkan juga model konkretnya. Bila pada perkalian sering dilakukan untuk mengubah satuan kepuluhan, maka dalam pembagian terjadi sebaliknya, yaitu mengubah dari puluhan ke satuan.

Pembagian adalah pengurangan bilangan itu secara berulang-ulang sampai habis sebagai pembaginya. Berikut contoh penjelasannya.

Dari gambar di atas dapat ditulis: 6 : 2 (enam dibagi dua) = 3 6 : 2 = 6 – 2 – 2 – 2 Contoh:

1. 9 : 3 = ... Penyelesaian:

(5)

9 3 6 3 3 3 0 9 - 3 - 3 - 3 = 0 Jadi 9 : 3 = 3 2. 15 : 3 = …. Penyelesaian: 15 3 12 3 9 3 6 3 3 3 0 15 - 3 - 3 - 3 - 3 - 3 = 0 Jadi 15 : 3 = 5

Upaya yang dilakukan guru dalam meningkatkan kemampuan siswa membagi bilangan cacah yaitu memberikan penjelasan tentang pembagian, menggunakan media yang menarik agar siswa lebih semangat dan menciptakan suasana yang menyenangkan. Dengan adanya upaya-upaya guru, siswa akan mudah menerima dan memahami apa yang dijelaskan oleh guru. Sehingga dapat meningkatkan antusias siswa dalam proses pembelajaran.

(6)

Penelitian ini menggunakan jenis pendekatan kualitatif deskriptif, penelitian deskriptif ini sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan / melukiskan keadaan subjek / objek penelitian. Jenis penelitian kualitatif ini bermaksud bahwa dalam penelitian ini peneliti berusaha memahami arti sebuah peristiwa dan kaitannya terhadap objek penelitian.

Kehadiran peneliti sebagai instrumen utama sekaligus pengumpul data di lokasi penelitian, yang dilakukan di SDN I Kabila Kabupaten Bone Bolango dilakukan secara terbuka, artinya status peneliti, tujuan dan kegiatan diketahui oleh kepala sekolah, guru, siswa dan pihak yang terkait dengan masalah yang sedang dikaji. Jadi kehadiran peneliti sangatlah berperan penting agar dapat memperoleh informasi secara detail sebelum dipublikasikan.

Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data dari hasil belajar siswa kelas II, III dan IV yang diperoleh dari guru kelas masing-masing sebagai instrumen untuk mengetahui secara langsung kemampuan siswa membagi bilangan cacah di SDN 1 Kabila kabupaten Bone Bolango. Selain hasil belajar, peneliti juga melakukan wawancara dan dokumentasi guna memperoleh informasi langsung dari guru dan melihat langsung dokumen yang berkaitan dengan kemampuan siswa membagi bilangan cacah.

Sumber data dalam penelitian ini ialah guru dan siswa selaku informan dan subjek penelitian, selebihnya data tambahan seperti dokumen dan lain-lain berupa hasil belajar siswa, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).

Adapun prosedur pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu, wawancara dan dokumentasi.

1. Wawancara adalah merupakan proses komunikasi yang sangat menentukan dalam proses penilaian. Dengan wawancara data yang diperoleh akan lebih mendalam, karena mampu menggali pemikiran atau pendapat secara detail. Oleh karena itu dalam pelaksanaan wawancara diperlukan keterampilan dari seorang peneliti dalam berkomunikasi dengan responden.

2. Dokumentasi berisi lampiran-lampiran, foto, ataupun data-data yang diperlukan oleh peneliti, selama penelitian berlangsung. Data ini sangat

(7)

membantu bagi peneliti dalam melakukan penelitian agar bisa mendapat bukti fisik dari penelitian yang telah dilakukan.

Teknik analisis data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif yang didukung data kualitatif. Analisis data ini dilakukan secara berulang-ulangan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang telah dirumuskan dalam penelitian. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk memperoleh data yang dikumpulkan untuk diolah secara sistematis dan faktual, yang dimulai dengan wawancara, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan atau verifikasi.

Dalam penelitian ini, peneliti melakukan pemeriksaan atau pengecekan keabsahan data atau uji kredibilitas data melalui trianggulasi. Trianggulasi yaitu pengecekan keabsahan data dengan menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada.

Adapun teknik pemeriksaan keabsahan data pada kriteria yang digunakan adalah:

1. Perpanjangan keikutsertaan

Perpanjangan keikutsertaan dimaksudkan untuk membangun kepercayaan para subjek terhadap peneliti dan juga kepercayaan diri peneliti sendiri. 2. Ketekunan pengamatan

Ketekunan pengamatan bermaksud menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur dalam situasi yang sangat relavan dengan persoalan atau isu yang sedang dicari dan kemudian memusatkan diri pada hal-hal tersebut secara rinci.

Dalam penelitian ini ada beberapa tahap yang digunakan oleh peneliti yaitu :

1. Tahap Persiapan

Dalam penelitian ini ada beberapa tahap yang digunakan oleh peneliti sebelum melakukan penelitian yaitu :

Wawancara dan dokumentasi. Dalam hal ini peneliti mempersiapkan tahap awal untuk melaksanakan penelitian. Dan peneliti dapat mempersiapkan diri

(8)

untuk menyesuaikan diri dengan keadaan lapangan yang akan diteliti, menjaga etika dan memperhatikan waktu penelitian.

2. Pengembangan Desain Penelitian

Dalam tahap ini peneliti melakukan tindak lanjut yang menjadi objek penelitian. Dimana peneliti dapat mendesain langkah-langkah yang akan dilakukan selanjutnya untuk pengembangan penelitian.

3. Penyusunan Hasil Laporan

Tahap terakhir dalam penelitian ini yaitu, membuat laporan mengenai hasil penelitian secara tertulis. Laporan secara tertulis perlu dibuat agar peneliti mengkomunikasikan hasil penelitiannya dan disertai dengan lampiran-lampiran ataupun dokumentasi.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Adapun hasil wawancara secara khusus yang peneliti temui dalam penelitian ini yakni krelas II, III, dan IV SDN I Kabila Kabupaten Bone Bolango dalam pembelajaran metematika pembagian bilangan cacah.

Berdasarkan hasil wawancara dengan N T guru kelas II jumlah siswa kelas II 23 orang, yang terdiri dari laki-laki 18 orang dan perempuan 5 orang. Materi pembagian bilangan cacah ini sudah diajarkan pada siswa kelas II semester genap. Menurut N T, selama proses pembelajaran matematika berlangsung dikelas II ada yang memperhatikan dan ada yang tidak memperhatikan pada saat guru memberikan penjelasan tentang materi pembagian.

Berdasarkan hasil wawancara dengan M L guru kelas III jumlah siswa kelas III 26 orang, yang terdiri dari laki-laki 15 orang dan perempuan 11 orang. Bahwa masih sebagian besar yang belum menguasai materi dan selama proses pembelajaran berlangsung masih ada siswa yang tidak memperhatikan bahkan ada yang bermain pada saat guru menjelaskan, ini menimbulkan kendala yang harus ditangani oleh guru. Untuk mengatasi kendala tersebut maka guru harus memberikan penjelasan yang mudah dimengerti oleh siswa dan memberikan materi tambahan, membimbing secara khusus dan memberikan tugas agar siswa tersebut bisa memahami materi.

(9)

Sesuai hasil wawancara dengan E M guru kelas IV jumlah siswa 32 orang, yang terdiri dari laki-laki 10 orang dan perempuan 22 orang. Masih ada yang tidak memperhatikan dan sering bermain bahkan ada yang belum menguasai perkalian, ini juga merupakan kendala yang harus ditangani oleh guru kelas. Untuk mengatasinya, guru membimbing secara individu agar mudah dan lebih mengetahui apa yang belum diketahui oleh siswa dan memberikan les tambahan.

Siswa kelas II ini sudah pernah belajar materi pembagian bilangan cacah. Menurut mereka soal pembagian yang mereka kerjakan begitu mudah (bagi siswa yang benar-benar memahami penjelasan guru) tetapi bagi siswa yang tidak memahami pasti akan merasa kesulitan pada saat mengerjakan soal yang diberikan oleh guru.

Hasil dari siswa kelas III bahwa materi pembagian ini masih dianggap sulit karena susah untuk membagi terutama pada pembagian secara bersusun pendek. Untuk mengatasi siswa yang kesulitan dalam belajar maka terlebih dahulu para siswa diberikan penjelasan tentang materi tersebut setelah itu diberikan contoh agar pada saat guru memberikan tugas siswa bisa mengerjakannya secara individu.

Siswa kelas IV ini masih ada yang belum mampu melakukan pembagian secara bersusun ini dikarenakan siswa tersebut tidak memperhatikan pada saat guru memberikan penjelasan dan kebanyakan para siswa mengalami kesulitan dalam mengerjakan tugas atau soal yang diberikan guru. Oleh karena itu guru harus memberikan bimbingan dan memberikan contoh sebelum memberikan soal atau tugas kepada siswa agar mereka lebih memahami dan bisa mengerjakannya tanpa bantuan dari orang lain.

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan disimpulkan bahwa upaya meningkatkan kemampuan siswa membagi bilangan cacah yaitu dengan menggunakan media yang menarik, memberikan perhatian yang khusus, dan menciptakan suasana kelas yang menyenangkan. Dengan adanya upaya-upaya

(10)

guru, siswa akan mudah menerima dan memahami apa yang dijelaskan oleh guru. Sehingga dapat meningkatkan antusias siswa dalam proses pembelajaran.

Berdasarkan simpulan di atas maka peneliti memberikan saran sebagai berikut :

1. Bagi siswa, diharapkan dapat bermanfaat untuk memperbaiki perilaku kearah yang lebih baik dan meningkatkan prestasi siswa pada pelajaran matematika terutama menyangkut kemampuan membagi bilangan cacah.

2. Bagi guru, sebagai bahan masukan untuk dapat menamba wawasan dan pengalaman dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran terutama dalam mengatasi kesulitan siswa pada materi membagi bilangan cacah.

3. Bagi sekolah, dapat memberi sumbangan pikiran guna mengatasi kesulitan-kesulitan yang terjadi dalam pencapaian kurikulum pada mata pelajaran matematika sehingga dapat meningkatkan daya serap siswa terhadap metode yang diajarkan.

4. Bagi peneliti, dapat mnggembangkan pengetahuan dan wawasan yang dilakukan untuk meningkatkan kemapuan siswa dan disiplin dalam proses belajar mengajar di kelas.

DAFTAR PUSTAKA

Darhim, 1991. PendidikanMatematika 2. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan Pendidikan Tinggi.

Hartana, Sri. 2010. RangkumanPintarMatematika SD untukkelas 1, 2, 3.Yogyakarta: Galangpress

Tohirin. 2012. Metode Penelitian Kualitatif Dalam Pendidikan dan Bimbingan Konseling-Pendekatan Praktid untuk Peneliti Pemula dan Dilengkapi dengan Contoh Transkip Hasil Wawancara Serta Model penyajian Data. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

http://id.shvoong.com/exact-sciences/mathematics/2148430-tujuan-pembelajaran-matematika/#i xzz2M4t2e4HMdiunduhpadaKamis 21 FebruariPukul 19.00.

(11)

http://contohskripsi-makalah.blogspot.com/2012/04/jenis-dan-teknik-atau-metode.htmldiunduhpadaSabtu 20 AprilPukul 20.30. http://wajburni.wordpress.com/2012/01/14/pengecekana-keabsahan-data/diunduhpadaSabtu 20 AprilPukul 20.30. http://dunia-penelitian.blogspot.com/2011/12/teknik-pengecekan-keabsahan-data-dalam.htmldiunduhpadaSenin 22 AprilPukul 19.40. http://www.referensimakalah.com/2011/10/menemukan-masalah-rumusan-masalah-dalam_6145.html Jumat 26 April Pukul 18.25

http://mtkstkip.blogspot.com/2012/08/kemampuan-pemecahan-masalah-matematika.html Jumat 26 April Pukul 18.25

http://herdy07.wordpress.com/2010/05/27/kemampuan-komunikasi-matematis/ Jumat 26 April Pukul 18.25

http://penelitiantindakankelasptk.wordpress.com/2011/10/29/upaya-meningkatkan- kemampuan-operasi-hitung-bilangan-cacah-dengan-model-permainan-lacak-kartu-bilangan-ptk-73/Selasa 25 Juni pukul 10.00

http://manhijismd.wordpress.com/2010/04/06/upaya-guru-dalam-meningkatkan-prestasi-siswa-pada-mata-pelajaran-fiqih-ibadah/

Referensi

Dokumen terkait

Instrumen penelitian merupakan alat yang digunakan untuk memperoleh data berdasarkan tujuan penelitian yang ingin mengetahui kemampuan siswa dalam menulis ulasan

(3) Sufiks –in yang berpadanan dengan sufiks –i dan -kan Informal Formal 1. ngucapin mengajari memberesi membilangi diajari diapain dibilangi dihitami dilihati dimasuki

Demikian juga penelitian yang dilakukan oleh Ernawati (2010) yaitu penelitian tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan terjadinya insomnia pada lanjut usia di

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH Subhanahu Wa Ta’ala atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan tugas akhir dengan

maka ceteris paribus jumlah yang diminta konsumen akan barang tersebut turun; dan. sebaliknya bila harga barang turun, maka jumlah barang yang diminta

Berdasarkan latar uraian yang telah dikemukakan diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul : “ Penerapan Metode Pembelajaran Probing

1) Selama ini peternak mitra menghabiskan ba- han tambahan untuk pembuatan pakan berupa ampas tahu hingga mencapai 500 kg/hari untuk campuran hijauan rumput ( legumenisa ),

Untuk menumbuhkan jiwa kewirausahaan pada mahasiswa hendaknya dapat langsung terjun di dunia kewirausahaan melakukan perbincangan dengan narasumber yang sudah berhasil