• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENGUJIAN. Oleh karena itu, penelitian ini menggunakan uji hipotesis untuk membuktikan adanya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL PENGUJIAN. Oleh karena itu, penelitian ini menggunakan uji hipotesis untuk membuktikan adanya"

Copied!
42
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

HASIL PENGUJIAN

IV.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif berdasarkan data empiris.

Oleh karena itu, penelitian ini menggunakan uji hipotesis untuk membuktikan adanya korelasi antara variabel independen, variabel intervensi, dan variabel dependen.

Unit observasi dalam penelitian ini adalah persentase managerial ownership dan institutional ownership, kinerja keuangan perusahaan yang diukur menggunakan Tobin’s Q, indeks pengungkapan CSR secara self assessment, corporate secretary yang diukur dengan menggunakan skala nominal, komite nominasi dan remunerasi yang diukur dengan menggunakan skala nominal, dan CEO Tenure yang diukur dengan jangka waktu yang sudah dijalankan oleh seorang CEO mulai dari penunjukkannya sampai dengan akhir tahun 2007, 2008, 2009, dan 2010. Sampel penelitian ditentukan dengan cara purposive sampling pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode tahun 2007-2010. Alasan pemilihan metode pengambilan sampel secara purposive sampling karena tidak semua perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) mengeluarkan laporan tahunan (annual report) pada periode 2007-2010 dan mengungkapkan kegiatan CSR-nya. Sampel penelitian yang digunakan dapat dijabarkan sebagai berikut:

(2)

54  Table IV.1

Sampel Penelitian Periode 2007-2010

No. Kriteria Jumlah

1. Perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2007-2010

31 2. Perusahaan yang tidak menerbitkan laporan tahunan

periode 31 Desember 2007-2010 dan mengungkapkan kegiatan CSR

(13)

3. Perusahaan yang tidak memiliki data harga saham dari tahun 2007-2010

(1) Total 17 Sumber: Bursa Efek Indonesia

Berdasarkan kriteria-kriteria yang telah dijelaskan di atas, maka terpilih sampel penelitian yang sesuai dengan tujuan penelitian. Daftar nama-nama bank yang akan diteliti untuk periode 2007-2010 terdapat dalam tabel berikut ini:

Table IV.2

Bank yang Menjadi Sampel Penelitian Periode 2007-2010

No. Kode Nama

1 BABP PT Bank ICB Bumiputera Indonesia, Tbk 2 BBCA PT Bank Central Asia, Tbk

3 BBKP PT Bank Bukopin, Tbk

4 BBRI PT Bank Rakyat Indonesia, Tbk 5 BDMN PT Bank Danamon, Tbk

6 BEKS PT Bank Eksekutif Internasional, Tbk 7 BKSW PT Bank Kesawan, Tbk

8 BMRI PT Bank Mandiri (Persero), Tbk 9 BNBA PT Bank Bumi Arta, Tbk

10 BNGA PT Bank CIMB Niaga, Tbk 11 BNLI PT Bank Permata, Tbk 12 BSWD PT Bank Swadesi, Tbk

13 BVIC PT Bank Victoria Internasional, Tbk 14 MAYA PT Bank Mayapada, Tbk

15 MCOR PT Bank Windhu Kentjana Internasional, Tbk 16 MEGA PT Bank Mega, Tbk

17 PNBN PT Bank Pan Indonesia, Tbk Sumber: Bursa Efek Indonesia 

(3)

IV.2 Analisis dan Pembahasan IV.2.1 Analisis Variabel

IV.2.1.1 Analisis CSR

Setiap perusahaan mengungkapkan kegiatan CSRnya dalam jumlah yang bervariasi tergantung dari kebutuhan perusahaan. Tabel di bawah ini menggambarkan komposisi banyaknya pengungkapan CSR yang dilakukan oleh perusahaan berdasarkan 6 pengungkapan utama, yaitu economic performance indicator, environment performance indicator, society performamce indicator, labor practice and decent work indicator, human right performance indicator, dan product responsibility performance indicator.

Gambar IV.1 Grafik Jumlah Pengungkapan CSR Keterangan:

EC : Economic performance indicator EN : Environment performance indicator LA : Labor practice and decent work indicator SO : Society performamce indicator

(4)

56  PR : Product responsibility performance indicator

Berdasarkan gambar IV.1 dapat dilihat untuk tahun 2007 jumlah pengungkapan paling banyak ditujukan oleh labor practice and decent work indicator sebanyak 121 pengungkapan dari total 17 perusahaan sampel. Tahun 2008 pengungkapan paling tinggi ditunjukkan oleh labor practice and decent work indicator sebanyak 129 pengungkapan dari total 17 perusahaan sampel. Tahun 2009 pengungkapan paling tinggi ditunjukkan oleh labor practice and decent work indicator sebanyak 129 pengungkapan dari total 17 perusahaan sampel. Tahun 2010 pengungkapan paling tinggi juga ditunjukkan oleh labor practice and decent work indicator sebanyak 129 pengungkapan dari total 17 perusahaan sampel. Environment performance indicator menunjukkan jumlah pengungkapan yang relatif sedikit di tahun 2007, 2008, 2009, dan 2010 dari 17 sampel perusahaan.

IV.2.1.2 Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan

Gambar IV.2 Grafik Nilai Kinerja Perusahaan Perbankan

(5)

Berdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap nilai kinerja perusahaan yang diukur menggunakan Tobin’s Q yang dipaparkan pada gambar IV.2 dapat diketahui bahwa nilai kinerja perusahaan yang berada di industri perbankan beraneka ragam.

Tahun 2007 nilai kinerja perusahaan yang paling tinggi dimiliki oleh PT Bank Central Asia, Tbk sebesar 0,72 dan nilai kinerja perusahaan yang paling kecil dimiliki oleh PT Bank CIMB Niaga, Tbk sebesar 0,20. Tahun 2008 nilai kinerja perusahaan yang paling tinggi dimiliki oleh PT Bank Mayapada, Tbk sebesar 0,82 dan nilai kinerja perusahaan yang paling kecil dimiliki oleh PT Bank Bumi Arta, Tbk sebesar 0,11. Tahun 2009 nilai kinerja perusahaan yang paling tinggi dimiliki oleh PT Bank ICB Bumiputera Indonesia, Tbk dan PT Bank Rakyat Indonesia, Tbk sebesar 0,63 dan nilai kinerja perusahaan yang paling kecil dimiliki oleh PT Bank Victoria Internasional, Tbk sebesar 0,15. Tahun 2010 nilai kinerja perusahaan yang paling tinggi dimiliki oleh PT Bank Mandiri (Persero), Tbk sebesar 0,68 dan nilai kinerja perusahaan yang paling kecil dimiliki oleh PT Bank Victoria Internasional, Tbk sebesar 0,25.

IV.2.1.3 Managerial Ownership dan Institutional Ownership

Managerial ownership dan institutional ownership dapat dilihat dari besarnya kepemilikan saham yang dimiliki oleh manajemen dan institusi. Managerial ownership dan institutional ownership yang dimiliki oleh manajemen dan institusi beraneka ragam jumlahnya. Hal ini memperlihatkan bahwa perusahaan-perusahaan yang terdapat dalam industri perbankan memiliki jumlah kepemilikan saham yang berbeda-beda.

IV.2.1.4 Corporate Secretary

Corporate secretary dapat dilihat dari dicantumkannya profil corporate secretary pada laporan tahunan perusahaan. Tidak semua perusahaan memiliki corporate

(6)

58  secretary dalam divisi perusahaannya. Hal ini memperlihatkan bahwa perusahaan- perusahaan yang terdapat dalam industri perbankan tidak semuanya memiliki corporate secretary.

IV.2.1.5 CEO Tenure

CEO adalah seorang individu yang bertanggung jawab mengelola kegiatan operasional perusahaan. Di Indonesia, penunjukkan CEO dilakukan setiap 5 tahun sekali. Dalam penelitian ini, CEO tenure menunjukkan masa jabatan CEO yang telah dilaluinya, mulai dari pengangkatan hingga akhir tahun 2007, 2008, 2009, dan 2010.

IV.2.1.6 Komite Nominasi dan Remunerasi

Komite nominasi dan remunerasi dapat dilihat dari dicantumkannya profil anggota komite nominasi dan remunerasi pada laporan tahunan perusahaan. Semua perusahaan memiliki komite nominasi dan remunerasi dalam divisi perusahaannya. Hal ini memperlihatkan bahwa perusahaan-perusahaan yang terdapat dalam industri perbankan memiliki komite nominasi dan remunerasi sehingga variabel komite nominasi dan remunerasi ditiadakan. Alasan ditiadakannya variabel komite nominasi dan remunerasi karena setiap perusahaan perbankan memiliki nilai yang sama, sehingga tidak dapat ditarik korelasi antara variabel dependen dengan variabel independen.

IV.2.2 Analisis dan Pembahasan data

Seluruh pengujian dan analisis statistik pada tahun 2007-2010 menggunakan 17 sampel perusahaan, tetapi dalam pengujiannya dilakukan secara simultan sehingga variabel yang menjadi sampel penelitian berjumlah 68 sampel. Oleh karena itu, transformasi data tidak perlu dilakukan karena jumlah sampel telah mencukupi syarat jumlah sampel yang ditentukan dalam penelitian EViews. Statistik deskritif dalam

(7)

penelitian ini digunakan untuk memberikan informasi mengenai variabel-variabel penelitian seperti persentase managerial ownership dan institutional ownership, kinerja keuangan perusahaan yang diukur menggunakan Tobin’s Q, indeks pengungkapan CSR secara self assessment, corporate secretary yang diukur dengan menggunakan skala nominal, dan CEO Tenure yang diukur dengan jangka waktu yang sudah dijalankan oleh seorang CEO mulai dari penunjukkannya sampai dengan akhir tahun 2007, 2008, 2009, dan 2010. Tabel analisis statistik deskriptif dalam penelitian ini adalah:

Table IV.3

Deskriptif Variabel Penelitian 2007-2010

TOBIN’S

Q CSR MGROWN INST CS CEO

Mean 0.454713 0.296538 0.029707 0.731545 0.970588 4.970588 Median 0.458180 0.303797 0.000349 0.764100 1.000000 4.000000 Maximum 0.821396 0.329114 0.629626 0.987431 1.000000 16.00000 Minimum 0.110771 0.202532 0.000000 0.000000 0.000000 1.000000 Std. Dev. 0.157291 0.033262 0.125700 0.236753 0.170214 3.996157 Skewness -0.02974 -1.529933 4.434938 -1.41042 -5.57049 1.076414 Kurtosis 2.580366 4.852531 20.71076 5.001846 32.03030 3.291369

Jarque-Bera 0.508952 36.25153 1111.646 33.89954 2739.493 13.37211 Probability 0.775323 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.001248

Sum 30.92050 20.16456 2.020090 49.74507 66.00000 338.0000 Sum Sq. Dev. 1.657601 0.074128 1.058625 3.755491 1.941176 1069.941

Observations 68 68 68 68 68 68

Sumber: Pengelolahan Data Sekunder dengan EViews version 7

Tabel di atas menggambarkan deskripsi variabel-variabel secara statistik dalam penelitian ini. Minimum adalah nilai terkecil dari suatu rangkaian pengamatan, sedangkan maksimum adalah nilai terbesar dari suatu rangkaian pengamatan. Mean

(8)

60  (rata-rata) adalah hasil penjumlahan nilai seluruh data dibagi dengan banyaknya data, sedangkan standard deviation (standar deviasi) adalah akar dari jumlah kuadrat dari selisih nilai data dengan rata-rata dibagi banyaknya data.

Tabel IV.3 menunjukkan deskriptif variabel penelitian dengan jumlah data setiap variabel yang valid sebanyak 68. Kinerja keuangan perusahaan (Tobin’s Q) mempunyai nilai minimum sebesar 0,110771 dan nilai maksimum sebesar 0,821396. nilai mean dan standard deviation untuk kinerja keuangan perusahaan adalah 0,454713 dan 0,157291 artinya nilai maksimum mempunyai perbedaan yang cukup besar dengan nilai minimum karena standard deviation lebih besar dari 30% mean.

CSR mempunyai nilai minimum sebesar 0,202532 dan nilai maksimum sebesar 0,329114. nilai mean dan standard deviation untuk CSR adalah 0,296538 dan 0,033262 artinya nilai maksimum tidak mempunyai perbedaan yang besar dengan nilai minimum karena standard deviation tidak lebih besar dari 30% mean.

Managerial ownership (MGROWN) mempunyai nilai minimum sebesar 0 dan nilai maksimum sebesar 0,629626. nilai mean dan standard deviation untuk managerial ownership adalah 0,029707 dan 0,125700 artinya nilai maksimum mempunyai perbedaan yang besar dengan nilai minimum karena standard deviation lebih besar dari 30% mean.

Institutional ownership (INST) mempunyai nilai minimum sebesar 0 dan nilai maksimum sebesar 0,987431. nilai mean dan standard deviation untuk institutional ownership adalah 0,731545 dan 0,236753 artinya nilai maksimum mempunyai perbedaan yang cukup besar dengan nilai minimum karena standard deviation lebih besar dari 30% mean.

(9)

Corporate secretary (CS) mempunyai nilai minimum sebesar 0 dan nilai maksimum sebesar 1. nilai mean dan standard deviation untuk corporate secretary adalah 0,970588 dan 0,170214 artinya nilai maksimum tidak mempunyai perbedaan yang besar dengan nilai minimum karena standard deviation tidak lebih besar dari 30%

mean.

CEO tenure (CEO) mempunyai nilai minimum sebesar 1 dan nilai maksimum sebesar 16. nilai mean dan standard deviation untuk CEO tenure adalah 4,970588 dan 3,996157 artinya nilai maksimum mempunyai perbedaan yang besar dengan nilai minimum karena standard deviation lebih besar dari 30% mean.

IV.2.2.1 Persamaan 1

Seluruh pengujian dan analisis statistik pada tahun 2007-2010 menggunakan persamaan simultan. Persamaan simultan digunakan apabila model regresi (OLS) satu per satu akan mendapatkan koefisien estimasi yang bias. Oleh karena itu, perlu dilakukan dengan regresi simultan untuk menghindari bias tersebut. Salah satu estimator untuk persamaan simultan adalah two stage least square.

Uji asumsi klasik dilakukan untuk melihat apakah asumsi-asumsi yang diperlukan dalam analisis regresi linier terpenuhi. Uji asumsi klasik umumnya terdiri dari 4 pengujian yaitu: uji normalitas, uji heteroskedastisitas, uji multikolinearitas, dan uji autokolerasi. Uji asumsi klasik dilakukan sebelum dilakukan uji regresi.

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, variabel independen, variabel independen, atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati

(10)

62  normal. Untuk menguji normal data ini bukan dilakukan pada masing-masing variabel tetapi pada nilai residualnya.

Hipotesis normalitas

Ha : data residual tidak berdistribusi normal

Jika nilai probalitasnya (nilai sig) > 0,05, maka H0 diterima Jika nilai probalitasnya (nilai sig) < 0,05, maka H0 ditolak

Gambar IV.3

Grafik Histogram Uji Normalitas

0 1 2 3 4 5 6 7

-0.3 -0.2 -0.1 0.0 0.1 0.2 0.3

Series: Residuals Sample 1 68 Observations 68

Mean -5.10e-17 Median -4.47e-15 Maximum 0.348681 Minimum -0.358436 Std. Dev. 0.154900 Skewness -0.009667 Kurtosis 2.594663 Jarque-Bera 0.466570 Probability 0.791928

Sumber: Pengelolahan Data Sekunder dengan EViews version 7

Berdasarkan hasil uji normalitas yang telah dilakukan terhadap data penelitian yang dipaparkan pada gambar IV.3 dapat diketahui nilai sig yang diperoleh sebesar 0,791928.

Hal ini menunjukkan bahwa nilai sig > 0,05, maka H0 diterima yang berarti data residual berdistribusi normal.

Uji autokorelasi bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya korelasi antara variabel pengganggu pada periode tertentu dengan variabel pengganggu periode sebelumnya. Uji

(11)

autokorelasi dilakukan dengan menggunakan Durbin-Watson, besaran Durbin-Watson secara umum bisa diambil patokan 4-du (batas atas) dan 4-dl (batas bawah).

Table IV.4

Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test

Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test:

Obs*R-squared 1.182523 Prob. Chi-Square(2) 0.5536

Test Equation:

Dependent Variable: RESID Method: Two-Stage Least Squares Date: 06/11/11 Time: 22:38 Sample: 1 68

Included observations: 68

Presample missing value lagged residuals set to zero.

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 0.015790 0.219510 0.071935 0.9429

MGROWN -0.023695 0.309756 -0.076494 0.9393 INST -0.027476 0.114358 -0.240265 0.8109

CS 0.005142 0.198956 0.025847 0.9795 RESID(-1) -0.123779 0.129409 -0.956496 0.3425 RESID(-2) 0.042462 0.132107 0.321419 0.7490 R-squared 0.017390 Mean dependent var -5.10E-17 Adjusted R-squared -0.061853 S.D. dependent var 0.154900 S.E. of regression 0.159619 Akaike info criterion -0.747963 Sum squared resid 1.579640 Schwarz criterion -0.552124 Log likelihood 31.43074 Hannan-Quinn criter. -0.670365 F-statistic 0.219453 Durbin-Watson stat 2.010931

Prob(F-statistic) 0.952884

Sumber: Pengelolahan Data Sekunder dengan EViews version 7

Berdasarkan hasil perhitungan uji Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test yang dipaparkan pada tabel IV.4 terlihat bahwa nilai probabilitas Obs*R-square sebesar 0,5536 lebih besar dari tingkat α = 5%. Dengan demikian menunjukkan bahwa model regresi tersebut sudah bebas dari masalah autokorelasi.

Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain.

(12)

64  Heteroskedastisitas akan menyebabkan penaksiran koefisien-koefisien regresi menjadi tidak efisien. Pengujian ini dapat dilakukan dengan berbagai uji yang dilakukan.

Hipotesis heteroskedastisitas

Ha : terjadi heteroskedastisitas

Jika nilai probalitasnya (nilai sig) > 0,05, maka H0 diterima Jika nilai probalitasnya (nilai sig) < 0,05, maka H0 ditolak

Table IV.5

Heteroskedasticity Test: Glejser

Heteroskedasticity Test: Glejser

F-statistic 2.093623 Prob. F(3,64) 0.1098 Obs*R-squared 6.077032 Prob. Chi-Square(3) 0.1079 Scaled explained SS 5.438246 Prob. Chi-Square(3) 0.1424

Test Equation:

Dependent Variable: ARESID Method: Least Squares Date: 06/11/11 Time: 22:38 Sample: 1 68

Included observations: 68

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 0.114714 0.120975 0.948242 0.3466 MGROWN -0.185301 0.168099 -1.102332 0.2744

INST 0.025957 0.061321 0.423295 0.6735 CS -0.003923 0.110495 -0.035504 0.9718 R-squared 0.089368 Mean dependent var 0.124390 Adjusted R-squared 0.046682 S.D. dependent var 0.091050 S.E. of regression 0.088899 Akaike info criterion -1.945601 Sum squared resid 0.505798 Schwarz criterion -1.815041 Log likelihood 70.15042 Hannan-Quinn criter. -1.893869 F-statistic 2.093623 Durbin-Watson stat 1.774561

Prob(F-statistic) 0.109795

Sumber: Pengelolahan Data Sekunder dengan EViews version 7

(13)

Gambar IV.4 Grafik Residual

-.4 -.2 .0 .2 .4

0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0

5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65

Residual Actual Fitted

Sumber: Pengelolahan Data Sekunder dengan EViews version 7

Berdasarkan hasil perhitungan uji Heteroskedasticity Test: Glejser yang dipaparkan pada tabel IV.5 terlihat bahwa nilai probabilitas MGROWN, INST, dan CS masing- masing 0,2744, 0,6735, dan 0,9718 di mana ketiganya memiliki nilai probabilitas > 0,05.

Hal ini menunjukkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada data yang akan digunakan. Tidak adanya gejala heteroskedastisitas dapat juga dilihat dari pola residual yang cenderung konstan dan tidak membentuk pola tertentu, hal ini dapat dilihat pada gambar IV.4.

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel bebas. Terdapat atau tidak terdapatnya multikolinieritas dapat dilihat dari koefisien korelasi masing-masing variabel bebas. Jika koefisien korelasi

(14)

66  antara variabel bebas lebih besar dari 0,8, maka model regresi tersebut terjadi multikolinieritas.

Table IV.6 Uji Multikolinieritas

MGROWN INST CS

MGROWN 1.000000 -0.663598 -0.81642 INST -0.6636 1.000000 0.541883

CS -0.81642 0.541883 1.000000

Sumber: Pengelolahan Data Sekunder dengan EViews version 7

Berdasarkan hasil perhitungan uji multikolinieritas yang dipaparkan pada tabel IV.6 terlihat bahwa nilai korelasi MGROWN dan CS sebesar -0,816417 di mana nilai mutlaknya lebih besar dari 0,8. Hal ini menunjukkan bahwa variabel MGROWN dan CS terjadi multikolinieritas, sedangkan pada variabel lainnya tidak terjadi multikolinieritas.

Goodness-Of-Fit Model Test digunakan untuk memeriksa apakah model regresi linear yang terestimasi sudah cukup baik atau dengan kata lain untuk mengukur seberapa dekatkah garis regresi yang diestimasi terhadap data yang sebenarnya, maka biasanya digunakan ukuran Goodness of Fit R-square (R2). R2 juga disebut sebagai koefisien determinasi dan nilainya berkisar antara 0 – 1.

(15)

Table IV.7

Goodness-Of-Fit Model Test

Dependent Variable: TOBIN Method: Two-Stage Least Squares Date: 06/11/11 Time: 22:33 Sample: 1 68

Included observations: 68

Instrument specification: MGROWN INST CS CEO Constant added to instrument list

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 0.346041 0.215674 1.604466 0.1135 MGROWN 0.287378 0.299685 0.958934 0.3412

INST 0.128698 0.109323 1.177230 0.2435 CS 0.006168 0.196989 0.031312 0.9751 R-squared 0.030167 Mean dependent var 0.454713 Adjusted R-squared -0.015294 S.D. dependent var 0.157291 S.E. of regression 0.158489 Sum squared resid 1.607597 F-statistic 0.663580 Durbin-Watson stat 2.235998 Prob(F-statistic) 0.577490 Second-Stage SSR 1.607597 J-statistic 0.046553 Instrument rank 5

Prob(J-statistic) 0.829174

Sumber: Pengelolahan Data Sekunder dengan EViews version 7

Berdasarkan hasil perhitungan Goodness-Of-Fit Model Test yang dipaparkan pada tabel IV.7 terlihat bahwa nilai R2 sebesar 0,030167 yang menunjukkan bahwa 3,02%

dari varians Tobin’s Q dapat dijelaskan oleh perubahan dalam variabel-variabel independen.

Uji signifikansi simultan (uji statistik f) bertujuan untuk menguji apakah variabel- variabel independen secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

Hipotesis uji statistik f

Ha : variabel-variabel independen secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen

(16)

68  Jika nilai probalitasnya (nilai sig) > 0,05 atau F hitung < F tabel, maka H0 diterima Jika nilai probalitasnya (nilai sig) < 0,05 atau F hitung > F tabel, maka H0 ditolak

Table IV.8 Hasil Uji Statistik f

Dependent Variable: TOBIN Method: Two-Stage Least Squares Date: 06/11/11 Time: 22:33 Sample: 1 68

Included observations: 68

Instrument specification: MGROWN INST CS CEO Constant added to instrument list

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 0.346041 0.215674 1.604466 0.1135 MGROWN 0.287378 0.299685 0.958934 0.3412

INST 0.128698 0.109323 1.177230 0.2435 CS 0.006168 0.196989 0.031312 0.9751 R-squared 0.030167 Mean dependent var 0.454713 Adjusted R-squared -0.015294 S.D. dependent var 0.157291 S.E. of regression 0.158489 Sum squared resid 1.607597 F-statistic 0.663580 Durbin-Watson stat 2.235998 Prob(F-statistic) 0.577490 Second-Stage SSR 1.607597 J-statistic 0.046553 Instrument rank 5

Prob(J-statistic) 0.829174

Sumber: Pengelolahan Data Sekunder dengan EViews version 7

Berdasarkan hasil perhitungan uji statistik f yang dipaparkan pada tabel IV.8 terlihat bahwa nilai signya sebesar 0,663580. Hal ini menunjukkan bahwa nilai sig (0,663580) yang diperoleh > 0,05, sehingga H0 diterima, yang berarti variabel-variabel independen secara bersama-sama tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

Uji t adalah pengujian koefisien regresi variabel independen dan variabel dependen untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel independen dengan tingkat nyata sebesar 0,05.

(17)

Hipotesis uji t

Ha : variabel-variabel independen secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen

Jika nilai probalitasnya (nilai sig) > 0,05 atau – t tabel < t hitung < t tabel, maka H0

diterima

Jika nilai probalitasnya (nilai sig) < 0,05 atau t hitung < - t tabel atau t hitung > t tabel, maka H0 ditolak

Table IV.9 Hasil Uji t

Dependent Variable: TOBIN Method: Two-Stage Least Squares Date: 06/11/11 Time: 22:33 Sample: 1 68

Included observations: 68

Instrument specification: MGROWN INST CS CEO Constant added to instrument list

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 0.346041 0.215674 1.604466 0.1135 MGROWN 0.287378 0.299685 0.958934 0.3412

INST 0.128698 0.109323 1.177230 0.2435 CS 0.006168 0.196989 0.031312 0.9751 R-squared 0.030167 Mean dependent var 0.454713 Adjusted R-squared -0.015294 S.D. dependent var 0.157291 S.E. of regression 0.158489 Sum squared resid 1.607597 F-statistic 0.663580 Durbin-Watson stat 2.235998 Prob(F-statistic) 0.577490 Second-Stage SSR 1.607597 J-statistic 0.046553 Instrument rank 5

Prob(J-statistic) 0.829174

Sumber: Pengelolahan Data Sekunder dengan EViews version 7

Berdasarkan hasil regresi linear sederhana dengan menggunakan program EViews version 7 dapat disusun persamaan regresi untuk variabel dependen kinerja keuangan perusahaan (Tobin’s Q) sebagai berikut:

Y = 0,346041 + 0,287378*X1 + 0,128698*X2 + 0,006168*X3.

(18)

70  Di mana,

Y : Kinerja keuangan perusahaan (Tobin’s Q) X1 : Managerial ownership  

X2 : Institutional ownership   X3 : Corporate secretary  

Berdasarkan hasil model regresi linear sederhana di atas menunjukkan prediksi pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen sebagai berikut; (a) nilai konstanta sebesar 0,346041 menyatakan bahwa apabila managerial ownership, institutional ownership, dan corporate secretary masing-masing bernilai 0, maka besarnya kinerja keuangan perusahaan adalah sebesar 0,346041; (b) koefisien regresi X1

sebesar 0,287378 menyatakan apabila managerial ownership meningkat sebesar 1, maka akan menyebabkan kenaikan nilai Tobin’s Q sebesar 0,287378 sedangkan untuk penurunan managerial ownership sebesar 1, maka akan menyebabkan penurunan nilai Tobin’s Q sebesar -0,287378; (c) koefisien regresi X2 sebesar 0,128698 menyatakan apabila institutional ownership meningkat sebesar 1, maka akan menyebabkan kenaikan nilai Tobin’s Q sebesar 0,128698 sedangkan untuk penurunan institutional ownership sebesar 1, maka akan menyebabkan penurunan nilai Tobin’s Q sebesar -0,128698; (d) koefisien regresi X3 sebesar 0,006168 menyatakan apabila corporate secretary meningkat sebesar 1, maka akan menyebabkan kenaikan nilai Tobin’s Q sebesar 0,006168 sedangkan untuk penurunan corporate secretary sebesar 1, maka akan menyebabkan penurunan nilai Tobin’s Q sebesar -0,006168.

Berdasarkan tabel IV.9 dapat dilihat nilai probabilitas semua variabel independen bernilai > 0,05 yang berarti semua variabel independen secara parsial tidak berpengaruh

(19)

signifikan terhadap variabel dependen. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa managerial ownership, institutional ownership, dan corporate secretary tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan. Hal ini berarti koefisien regresi tersebut tidak dapat digunakan sebagai penduga.

IV.2.2.2 Persamaan 2

Seluruh pengujian dan analisis statistik pada tahun 2007-2010 menggunakan persamaan simultan. Persamaan simultan digunakan apabila model regresi (OLS) satu per satu akan mendapatkan koefisien estimasi yang bias. Oleh karena itu, perlu dilakukan dengan regresi simultan untuk menghindari bias tersebut. Salah satu estimator untuk persamaan simultan adalah two stage least square.

Uji asumsi klasik dilakukan untuk melihat apakah asumsi-asumsi yang diperlukan dalam analisis regresi linier terpenuhi. Uji asumsi klasik umumnya terdiri dari 4 pengujian yaitu: uji normalitas, uji heteroskedastisitas, uji multikolinearitas, dan uji autokolerasi. Uji asumsi klasik dilakukan sebelum dilakukan uji regresi.

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, variabel independen, variabel independen, atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal. Untuk menguji normal data ini bukan dilakukan pada masing-masing variabel tetapi pada nilai residualnya.

Hipotesis normalitas

Ha : data residual tidak berdistribusi normal

Jika nilai probalitasnya (nilai sig) > 0,05, maka H0 diterima Jika nilai probalitasnya (nilai sig) < 0,05, maka H0 ditolak

(20)

72  Gambar IV.5

Grafik Histogram Uji Normalitas

0 2 4 6 8 10 12

-0.075 -0.050 -0.025 0.000 0.025 0.050

Series: Residuals Sample 1 68 Observations 68

Mean -4.69e-17 Median 0.011266 Maximum 0.045245 Minimum -0.087609 Std. Dev. 0.031025 Skewness -1.117653 Kurtosis 3.568011 Jarque-Bera 15.07116 Probability 0.000534

Sumber: Pengelolahan Data Sekunder dengan EViews version 7

Berdasarkan hasil uji normalitas yang telah dilakukan terhadap data penelitian yang dipaparkan pada gambar IV.5 dapat diketahui nilai sig yang diperoleh sebesar 0,000534.

Hal ini menunjukkan bahwa nilai sig < 0,05, maka H0 ditolak yang berarti data residual tidak berdistribusi normal.

Uji autokorelasi bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya korelasi antara variabel pengganggu pada periode tertentu dengan variabel pengganggu periode sebelumnya. Uji autokorelasi dilakukan dengan menggunakan Durbin-Watson, besaran Durbin-Watson secara umum bisa diambil patokan 4-du (batas atas) dan 4-dl (batas bawah).

(21)

Table IV.10

Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test

Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test:

Obs*R-squared 1.491643 Probability 0.4743

Test Equation:

Dependent Variable: RESID Method: Two-Stage Least Squares Date: 06/11/11 Time: 22:43 Sample: 1 68

Included observations: 68

Presample missing value lagged residuals set to zero.

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -0.005750 0.019509 -0.294740 0.7692 MGROWN 0.012020 0.043146 0.278581 0.7815

INST 0.004501 0.023004 0.195652 0.8455 CEO 0.000427 0.001097 0.388959 0.6986 RESID(-1) -0.152630 0.136174 -1.120843 0.2667 RESID(-2) 0.043007 0.140097 0.306981 0.7599 R-squared 0.021936 Mean dependent var -4.69E-17 Adjusted R-squared -0.056940 S.D. dependent var 0.031025 S.E. of regression 0.031896 Akaike info criterion -3.968587 Sum squared resid 0.063075 Schwarz criterion -3.772748 Log likelihood 140.9320

F-statistic 0.278106

Prob(F-statistic) 0.923429

Sumber: Pengelolahan Data Sekunder dengan EViews version 7

Berdasarkan hasil perhitungan uji Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test yang dipaparkan pada tabel IV.10 terlihat bahwa nilai probabilitas Obs*R-square sebesar 0,4743 lebih besar dari tingkat α = 5%. Dengan demikian menunjukkan bahwa model regresi tersebut sudah bebas dari masalah autokorelasi.

Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain.

Heteroskedastisitas akan menyebabkan penaksiran koefisien-koefisien regresi menjadi tidak efisien. Pengujian ini dapat dilakukan dengan berbagai uji yang dilakukan.

(22)

74  Hipotesis heteroskedastisitas

Ha : terjadi heteroskedastisitas

Jika nilai probalitasnya (nilai sig) > 0,05, maka H0 diterima Jika nilai probalitasnya (nilai sig) < 0,05, maka H0 ditolak

Table IV.11

Heteroskedasticity Test: Glejser

Heteroskedasticity Test: Glejser

F-statistic 1.489091 Probability 0.197028 Obs*R-squared 8.687397 Probability 0.191937

Test Equation:

Dependent Variable: ARESID Method: Least Squares Date: 06/11/11 Time: 22:43 Sample: 1 68

Included observations: 68

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 0.005660 0.002719 2.081995 0.0415 MGROWN -0.028301 0.042222 -0.670297 0.5052

INST -0.009939 0.007882 -1.261033 0.2121 CEO -8.64E-05 0.000170 -0.509409 0.6123 R-squared 0.127756 Mean dependent var 0.000948 Adjusted R-squared 0.041961 S.D. dependent var 0.001531 S.E. of regression 0.001499 Akaike info criterion -10.07130 Sum squared resid 0.000137 Schwarz criterion -9.842825 Log likelihood 349.4243 Durbin-Watson stat 2.149711 F-statistic 1.489091

Prob(F-statistic) 0.197028

Sumber: Pengelolahan Data Sekunder dengan EViews version 7

(23)

Gambar IV.6 Grafik Residual

-.10 -.05 .00

.05 .20

.24 .28 .32 .36

5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65

Residual Actual Fitted

Sumber: Pengelolahan Data Sekunder dengan EViews version 7

Berdasarkan hasil perhitungan uji Heteroskedasticity Test: Glejser yang dipaparkan pada tabel IV.11 terlihat bahwa nilai probabilitas MGROWN, INST, dan CEO masing- masing 0,5052, 0,2121, dan 0,6123 di mana ketiganya memiliki nilai probabilitas > 0,05.

Hal ini menunjukkan bahwa terjadi tidak terjadi heteroskedastisitas pada data yang akan digunakan. Tidak adanya gejala atau adanya gejala heteroskedastisitas dapat juga dilihat dari pola residual yang cenderung konstan dan tidak membentuk pola tertentu, hal ini dapat dilihat pada gambar IV.6.

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel bebas. Terdapat atau tidak terdapatnya multikolinieritas dapat dilihat dari koefisien korelasi masing-masing variabel bebas. Jika koefisien korelasi

(24)

76  antara variabel bebas lebih besar dari 0,8, maka model regresi tersebut terjadi multikolinieritas.

Table IV.12 Uji Multikolinieritas

MGROWN INST CEO

MGROWN 1 -0.6636 0.222831 INST -0.6636 1 -0.16716 CEO 0.222831

-

0.16716 1

Sumber: Pengelolahan Data Sekunder dengan EViews version 7

Berdasarkan hasil perhitungan uji multikolinieritas yang dipaparkan pada tabel IV.12 terlihat bahwa nilai korelasi ketiga variable independen < 0,8. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terjadi multikolinieritas di antara variabel independen.

Goodness-Of-Fit Model Test digunakan untuk memeriksa apakah model regresi linear yang terestimasi sudah cukup baik atau dengan kata lain untuk mengukur seberapa dekatkah garis regresi yang diestimasi terhadap data yang sebenarnya, maka biasanya digunakan ukuran Goodness of Fit R-square (R2). R2 juga disebut sebagai koefisien determinasi dan nilainya berkisar antara 0 – 1.

(25)

Table IV.13

Goodness-Of-Fit Model Test

Dependent Variable: CSR

Method: Two-Stage Least Squares Date: 06/11/11 Time: 22:40 Sample: 1 68

Included observations: 68

Instrument specification: MGROWN INST CS CEO Constant added to instrument list

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 0.244181 0.018051 13.52735 0.0000 MGROWN 0.072727 0.041724 1.743046 0.0861

INST 0.067321 0.021904 3.073471 0.0031 CEO 0.000191 0.000996 0.191503 0.8487 R-squared 0.130019 Mean dependent var 0.296538 Adjusted R-squared 0.089238 S.D. dependent var 0.033262 S.E. of regression 0.031744 Sum squared resid 0.064490 F-statistic 3.188267 Durbin-Watson stat 2.262527 Prob(F-statistic) 0.029524

J-statistic 0.002353

Prob(J-statistic) 0.961313

Sumber: Pengelolahan Data Sekunder dengan EViews version 7

Berdasarkan hasil perhitungan Goodness-Of-Fit Model Test yang dipaparkan pada tabel IV.13 terlihat bahwa nilai R2 sebesar 0,130019 yang menunjukkan bahwa 13% dari varians Tobin’s Q dapat dijelaskan oleh perubahan dalam variabel-variabel independen.

Uji signifikansi simultan (uji statistik f) bertujuan untuk menguji apakah variabel- variabel independen secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

Hipotesis uji statistik f

Ha : variabel-variabel independen secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen

Jika nilai probalitasnya (nilai sig) > 0,05 atau F hitung < F tabel, maka H0 diterima Jika nilai probalitasnya (nilai sig) < 0,05 atau F hitung > F tabel, maka H0 ditolak

(26)

78  Table IV.14

Hasil Uji Statistik f

Dependent Variable: CSR

Method: Two-Stage Least Squares Date: 06/11/11 Time: 22:40 Sample: 1 68

Included observations: 68

Instrument specification: MGROWN INST CS CEO Constant added to instrument list

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 0.244181 0.018051 13.52735 0.0000 MGROWN 0.072727 0.041724 1.743046 0.0861

INST 0.067321 0.021904 3.073471 0.0031 CEO 0.000191 0.000996 0.191503 0.8487 R-squared 0.130019 Mean dependent var 0.296538 Adjusted R-squared 0.089238 S.D. dependent var 0.033262 S.E. of regression 0.031744 Sum squared resid 0.064490 F-statistic 3.188267 Durbin-Watson stat 2.262527 Prob(F-statistic) 0.029524

J-statistic 0.002353

Prob(J-statistic) 0.961313

Sumber: Pengelolahan Data Sekunder dengan EViews version 7

Berdasarkan hasil perhitungan uji statistik f yang dipaparkan pada tabel IV.14 terlihat bahwa nilai signya sebesar 3,188267. Hal ini menunjukkan bahwa nilai sig (3,188267) yang diperoleh > 0,05, sehingga H0 diterima, yang berarti variabel-variabel independen secara bersama-sama tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

Uji t adalah pengujian koefisien regresi variabel independen dan variabel dependen untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel independen dengan tingkat nyata sebesar 0,05.

Hipotesis uji t

Ha : variabel-variabel independen secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen

(27)

Jika nilai probalitasnya (nilai sig) > 0,05 atau – t tabel < t hitung < t tabel, maka H0

diterima

Jika nilai probalitasnya (nilai sig) < 0,05 atau t hitung < - t tabel atau t hitung > t tabel, maka H0 ditolak

Table IV.15 Hasil Uji t

Dependent Variable: CSR

Method: Two-Stage Least Squares Date: 06/11/11 Time: 22:40 Sample: 1 68

Included observations: 68

Instrument specification: MGROWN INST CS CEO Constant added to instrument list

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 0.244181 0.018051 13.52735 0.0000 MGROWN 0.072727 0.041724 1.743046 0.0861

INST 0.067321 0.021904 3.073471 0.0031 CEO 0.000191 0.000996 0.191503 0.8487 R-squared 0.130019 Mean dependent var 0.296538 Adjusted R-squared 0.089238 S.D. dependent var 0.033262 S.E. of regression 0.031744 Sum squared resid 0.064490 F-statistic 3.188267 Durbin-Watson stat 2.262527 Prob(F-statistic) 0.029524

J-statistic 0.002353

Prob(J-statistic) 0.961313

Sumber: Pengelolahan Data Sekunder dengan EViews version 7

Berdasarkan hasil regresi linear sederhana dengan menggunakan program EViews version 7 dapat disusun persamaan regresi untuk variabel dependen corporate social responsibility (CSR) sebagai berikut:

Y = 0,244181 + 0,072727*X1 + 0,067321*X2 + 0,0000191*X3. Di mana,

Y : Corporate Social Responsibility (CSR) X1 : Managerial ownership  

(28)

80  X2 : Institutional ownership  

X3 : CEO tenure  

Berdasarkan hasil model regresi linear sederhana di atas menunjukkan prediksi pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen sebagai berikut; (a) nilai konstanta sebesar 0,244181 menyatakan bahwa apabila managerial ownership, institutional ownership, dan CEO tenure masing-masing bernilai 0, maka besarnya kinerja keuangan perusahaan adalah sebesar 0,244181; (b) koefisien regresi X1 sebesar 0,072727 menyatakan apabila managerial ownership meningkat sebesar 1, maka akan menyebabkan kenaikan nilai Tobin’s Q sebesar 0,072727 sedangkan untuk penurunan managerial ownership sebesar 1, maka akan menyebabkan penurunan nilai Tobin’s Q sebesar -0,072727; (c) koefisien regresi X2 sebesar 0,067321 menyatakan apabila institutional ownership meningkat sebesar 1, maka akan menyebabkan kenaikan nilai Tobin’s Q sebesar 0,067321 sedangkan untuk penurunan institutional ownership sebesar 1, maka akan menyebabkan penurunan nilai Tobin’s Q sebesar -0,067321; (d) koefisien regresi X3 sebesar 0,0000191 menyatakan apabila CEO tenure meningkat sebesar 1, maka akan menyebabkan kenaikan nilai Tobin’s Q sebesar 0,0000191 sedangkan untuk penurunan CEO tenure sebesar 1, maka akan menyebabkan penurunan nilai Tobin’s Q sebesar -0,0000191.

Berdasarkan tabel IV.15 dapat dilihat bahwa nilai probabilitas CEO tenure bernilai 0,8487 > 0,05 yang berarti variabel CEO tenure secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel CSR. Nilai probabilitas managerial ownership bernilai 0,0861 > 0,05 yang berarti variabel managerial ownership secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel CSR, tetapi bila nilai α = 10% maka nilai

(29)

probabilitas managerial ownership bernilai 0,0861 < 0,1 yang berarti variabel managerial ownership secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel CSR.

Nilai probabilitas institutional ownership bernilai 0,0031 < 0,05 yang berarti variabel institutional ownership secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel CSR.

Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa CEO tenure tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan, institutional ownership memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan, dan managerial ownership memiliki pengaruh yang cukup signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan.

IV.2.2.3 Persamaan 3

Seluruh pengujian dan analisis statistik pada tahun 2007-2010 menggunakan persamaan simultan. Persamaan simultan digunakan apabila model regresi (OLS) satu per satu akan mendapatkan koefisien estimasi yang bias. Oleh karena itu, perlu dilakukan dengan regresi simultan untuk menghindari bias tersebut. Salah satu estimator untuk persamaan simultan adalah two stage least square.

Uji asumsi klasik dilakukan untuk melihat apakah asumsi-asumsi yang diperlukan dalam analisis regresi linier terpenuhi. Uji asumsi klasik umumnya terdiri dari 4 pengujian yaitu: uji normalitas, uji heteroskedastisitas, uji multikolinearitas, dan uji autokolerasi. Uji asumsi klasik dilakukan sebelum dilakukan uji regresi.

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, variabel independen, variabel independen, atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati

(30)

82  normal. Untuk menguji normal data ini bukan dilakukan pada masing-masing variabel tetapi pada nilai residualnya.

Hipotesis normalitas

Ha : data residual tidak berdistribusi normal

Jika nilai probalitasnya (nilai sig) > 0,05, maka H0 diterima Jika nilai probalitasnya (nilai sig) < 0,05, maka H0 ditolak

Gambar IV.7

Grafik Histogram Uji Normalitas

0 1 2 3 4 5 6 7 8

-0.3 -0.2 -0.1 0.0 0.1 0.2 0.3

Series: Residuals Sample 1 68 Observations 68 Mean 5.14e-17 Median 0.010597 Maximum 0.308871 Minimum -0.314440 Std. Dev. 0.146934 Skewness -0.130214 Kurtosis 2.429334 Jarque-Bera 1.114867 Probability 0.572677

Sumber: Pengelolahan Data Sekunder dengan EViews version 7

Berdasarkan hasil uji normalitas yang telah dilakukan terhadap data penelitian yang dipaparkan pada gambar IV.7 dapat diketahui nilai sig yang diperoleh sebesar 0,572677.

Hal ini menunjukkan bahwa nilai sig > 0,05, maka H0 diterima yang berarti data residual berdistribusi normal.

Uji autokorelasi bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya korelasi antara variabel pengganggu pada periode tertentu dengan variabel pengganggu periode sebelumnya. Uji autokorelasi dilakukan dengan menggunakan Durbin-Watson, besaran Durbin-Watson secara umum bisa diambil patokan 4-du (batas atas) dan 4-dl (batas bawah).

(31)

Table IV.16

Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test

Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test:

Obs*R-squared 1.157429 Prob. Chi-Square(2) 0.5606

Test Equation:

Dependent Variable: RESID Method: Two-Stage Least Squares Date: 06/11/11 Time: 22:45 Sample: 1 68

Included observations: 68

Presample missing value lagged residuals set to zero.

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 0.181201 0.491540 0.368639 0.7136 CSR -0.007736 0.020968 -0.368955 0.7134 RESID(-1) -0.113092 0.127158 -0.889387 0.3771 RESID(-2) 0.070637 0.132857 0.531673 0.5968 R-squared 0.017021 Mean dependent var 5.14E-17 Adjusted R-squared -0.029056 S.D. dependent var 0.146934 S.E. of regression 0.149054 Akaike info criterion -0.912000 Sum squared resid 1.421885 Schwarz criterion -0.781441 Log likelihood 35.00801 Hannan-Quinn criter. -0.860269 F-statistic 0.369403 Durbin-Watson stat 2.000518

Prob(F-statistic) 0.775327

Sumber: Pengelolahan Data Sekunder dengan EViews version 7

Berdasarkan hasil perhitungan uji Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test yang dipaparkan pada tabel IV.16 terlihat bahwa nilai probabilitas Obs*R-square sebesar 0,5606 lebih besar dari tingkat α = 5%. Dengan demikian menunjukkan bahwa model regresi tersebut sudah bebas dari masalah autokorelasi.

Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain.

Heteroskedastisitas akan menyebabkan penaksiran koefisien-koefisien regresi menjadi tidak efisien. Pengujian ini dapat dilakukan dengan berbagai uji yang dilakukan.

(32)

84  Hipotesis heteroskedastisitas

Ha : terjadi heteroskedastisitas

Jika nilai probalitasnya (nilai sig) > 0,05, maka H0 diterima Jika nilai probalitasnya (nilai sig) < 0,05, maka H0 ditolak

Table IV.17

Heteroskedasticity Test: Glejser

Heteroskedasticity Test: Glejser

F-statistic 0.660432 Prob. F(1,66) 0.4193 Obs*R-squared 0.673704 Prob. Chi-Square(1) 0.4118 Scaled explained SS 0.593853 Prob. Chi-Square(1) 0.4409

Test Equation:

Dependent Variable: ARESID Method: Least Squares Date: 06/11/11 Time: 22:45 Sample: 1 68

Included observations: 68

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 0.044479 0.092738 0.479619 0.6331 CSR 0.003197 0.003934 0.812670 0.4193 R-squared 0.009907 Mean dependent var 0.119382 Adjusted R-squared -0.005094 S.D. dependent var 0.084409 S.E. of regression 0.084624 Akaike info criterion -2.072225 Sum squared resid 0.472642 Schwarz criterion -2.006945 Log likelihood 72.45563 Hannan-Quinn criter. -2.046359 F-statistic 0.660432 Durbin-Watson stat 1.956034

Prob(F-statistic) 0.419329

Sumber: Pengelolahan Data Sekunder dengan EViews version 7

(33)

Gambar IV.8 Grafik Residual

-.4 -.2 .0 .2 .4

0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0

5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65

Residual Actual Fitted

Sumber: Pengelolahan Data Sekunder dengan EViews version 7

Berdasarkan hasil perhitungan uji Heteroskedasticity Test: Glejser yang dipaparkan pada tabel IV.17 terlihat bahwa nilai probabilitas CSR sebesar 0,4193 di mana nilai probabilitas variabel CSR > 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada data yang akan digunakan. Tidak adanya gejala heteroskedastisitas dapat juga dilihat dari pola residual yang cenderung konstan dan tidak membentuk pola tertentu, hal ini dapat dilihat pada gambar IV.8.

Goodness-Of-Fit Model Test digunakan untuk memeriksa apakah model regresi linear yang terestimasi sudah cukup baik atau dengan kata lain untuk mengukur seberapa dekatkah garis regresi yang diestimasi terhadap data yang sebenarnya, maka biasanya digunakan ukuran Goodness of Fit R-square (R2). R2 juga disebut sebagai koefisien determinasi dan nilainya berkisar antara 0 – 1.

(34)

86  Table IV.18

Goodness-Of-Fit Model Test

Dependent Variable: TOBIN Method: Two-Stage Least Squares Date: 06/11/11 Time: 22:44 Sample: 1 68

Included observations: 68

Instrument specification: MGROWN INST CS CEO Constant added to instrument list

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -0.071532 0.447477 -0.159857 0.8735 CSR 0.022464 0.019086 1.176976 0.2434 R-squared 0.127350 Mean dependent var 0.454713 Adjusted R-squared 0.114128 S.D. dependent var 0.157291 S.E. of regression 0.148043 Sum squared resid 1.446506 F-statistic 1.385273 Durbin-Watson stat 2.212477 Prob(F-statistic) 0.243432 Second-Stage SSR 1.627241 J-statistic 0.949659 Instrument rank 5

Prob(J-statistic) 0.813430

Sumber: Pengelolahan Data Sekunder dengan EViews version 7

Berdasarkan hasil perhitungan Goodness-Of-Fit Model Test yang dipaparkan pada tabel IV.18 terlihat bahwa nilai R2 sebesar 0,127350 yang menunjukkan bahwa 12,74%

dari varians Tobin’s Q dapat dijelaskan oleh perubahan dalam variabel-variabel independen.

Uji t adalah pengujian koefisien regresi variabel independen dan variabel dependen untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel independen dengan tingkat nyata sebesar 0,05.

Hipotesis uji t

Ha : variabel-variabel independen secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen

(35)

Jika nilai probalitasnya (nilai sig) > 0,05 atau – t tabel < t hitung < t tabel, maka H0

diterima

Jika nilai probalitasnya (nilai sig) < 0,05 atau t hitung < - t tabel atau t hitung > t tabel, maka H0 ditolak

Table IV.19 Hasil Uji t

Dependent Variable: TOBIN Method: Two-Stage Least Squares Date: 06/11/11 Time: 22:44 Sample: 1 68

Included observations: 68

Instrument specification: MGROWN INST CS CEO Constant added to instrument list

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -0.071532 0.447477 -0.159857 0.8735 CSR 0.022464 0.019086 1.176976 0.2434 R-squared 0.127350 Mean dependent var 0.454713 Adjusted R-squared 0.114128 S.D. dependent var 0.157291 S.E. of regression 0.148043 Sum squared resid 1.446506 F-statistic 1.385273 Durbin-Watson stat 2.212477 Prob(F-statistic) 0.243432 Second-Stage SSR 1.627241 J-statistic 0.949659 Instrument rank 5

Prob(J-statistic) 0.813430

Sumber: Pengelolahan Data Sekunder dengan EViews version 7

Berdasarkan hasil regresi linear sederhana dengan menggunakan program EViews version 7 dapat disusun persamaan regresi untuk variabel dependen kinerja keuangan perusahaan (Tobin’s Q) sebagai berikut:

Y = -0,071532 + 0,022464*X Di mana,

Y : Kinerja keuangan perusahaan (Tobin’s Q) X : Corporate Social Responsibility (CSR) 

(36)

88  Berdasarkan hasil model regresi linear sederhana di atas menunjukkan prediksi pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen sebagai berikut; (a) nilai konstanta sebesar -0,071532 menyatakan bahwa apabila corporate social responsibility bernilai 0, maka besarnya kinerja keuangan perusahaan adalah sebesar -0,071532; (b) koefisien regresi X sebesar 0,022464 menyatakan apabila corporate social responsibility meningkat sebesar 1, maka akan menyebabkan kenaikan nilai Tobin’s Q sebesar 0,022464 sedangkan untuk penurunan corporate social responsibility sebesar 1, maka akan menyebabkan penurunan nilai Tobin’s Q sebesar -0,022464.

Berdasarkan tabel IV.19 dapat dilihat nilai probabilitas variabel independen bernilai

> 0,05 yang berarti variabel independen secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa corporate social responsibility tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan. Hal ini berarti koefisien regresi tersebut tidak dapat digunakan sebagai penduga.

IV.2.3 Analisis Hasil Pengujian

IV.2.3.1 Persamaan 1 dan Persamaan 3

Table IV.20

Rangkuman Hasil Penelitian Variabel Dependen (Kinerja Keuangan Perusahaan) Persamaan 1

Dependent Variable: TOBIN Method: Two-Stage Least Squares

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 0.346041 0.215674 1.604466 0.1135

MGROWN 0.287378 0.299685 0.958934 0.3412

INST 0.128698 0.109323 1.17723 0.2435

CS 0.006168 0.196989 0.031312 0.9751

F-statistic 0.66358

Sumber: Pengelolahan Data Sekunder dengan EViews version 7

(37)

Berdasarkan hasil pengujian statistik yang telah dilakukan diperoleh koefisien regresi untuk variabel dependen (Tobin’s Q) untuk tahun 2007-2010 sebesar 0,346041.

Apabila nilai managerial ownership, institutional ownership, dan corporate secretary adalah 0 maka besarnya nilai kinerja keuangan perusahaan untuk tahun 2007-2010 adalah sebesar 0,346041.

Hasil uji statistik f tahun 2007-2010 untuk variabel dependen kinerja keuangan perusahaan yang diukur dengan Tobin’s Q menunjukkan nilai signifikan sebesar 0,663580. Hasil ini memberikan kesimpulan bahwa managerial ownership, institutional ownership, dan corporate secretary secara bersama-sama tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

Hasil uji t tahun 2007-2010 untuk variabel dependen kinerja keuangan perusahaan yang diukur dengan Tobin’s Q menunjukkan nilai signifikan managerial ownership sebesar 0,3412, institutional ownership sebesar 0,2435, dan corporate secretary sebesar 0,9751. Hasil ini menunjukkan bahwa managerial ownership, institutional ownership, dan corporate secretary tidak mempunyai pengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan perbankan. Kesimpulan penelitian ini berlawanan dengan teori-teori dan hasil-hasil penelitian pendahulu yang telah dikemukakan sebelumnya di antaranya oleh Wening (2009), Aryanto (2009), dan Murwaningsari (2009).

(38)

90  Table IV.21

Rangkuman Hasil Penelitian Variabel Dependen (Kinerja Keuangan Perusahaan) Persamaan 3

Method: Two-Stage Least Squares Dependent Variable: TOBIN

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -0.07153 0.447477 -0.15986 0.8735

CSR 0.022464 0.019086 1.176976 0.2434

Sumber: Pengelolahan Data Sekunder dengan EViews version 7

Berdasarkan hasil pengujian statistik yang telah dilakukan diperoleh koefisien regresi untuk variabel dependen (Tobin’s Q) untuk tahun 2007-2010 sebesar -0,07153.

Apabila nilai managerial ownership, institutional ownership, dan corporate secretary adalah 0 maka besarnya nilai kinerja keuangan perusahaan untuk tahun 2007-2010 adalah sebesar -0,07153.

Hasil uji t tahun 2007-2010 untuk variabel dependen kinerja keuangan perusahaan yang diukur dengan Tobin’s Q menunjukkan nilai signifikan CSR sebesar 0,2434. Hasil ini menunjukkan bahwa CSR tidak mempunyai pengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan perbankan. Kesimpulan penelitian ini berlawanan dengan teori-teori dan hasil-hasil penelitian pendahulu yang telah dikemukakan sebelumnya di antaranya oleh Verina (2009) dan Murwaningsari (2009).

Terdapat banyak faktor yang mempengaruhi ketidaksignifikanan pengaruh managerial ownership, institutional ownership, CSR, dan corporate secretary terhadap nilai kinerja keuangan perusahaan. Faktor-faktor ini bisa berasal dari makro ekonomi maupun mikro ekonomi. Faktor ekonomi tersebut terdiri dari inflasi, suku bunga, indeks harga saham, tingkat pertumbuhan ekonomi, jasa pelayanan perbankan, produk

Referensi

Dokumen terkait

Sesuai dengan masalah yang diajukan, hasil kajian terhadap penerapan pendekatan komunikatif yang dilakukan oleh guru dalam pembelajaran berpidato bahasa Bali pada

 Memahami makna dalam teks lisan fungsional dan monolog pendek sederhana berbentuk report untuk berinteraksi dengan lingkungan

Lift ini, sering disebut elevator, yang merupakan alat angkut untuk mengangkut orang atau barang dalam suatu bangunan yang tinggi.. Lift dapat dipasang untuk

Penelitian ini bertujuan untuk menguji analisis faktor-faktor yang mempengaruhi minat mahasiswa Palembang terhadap berwirausaha, Jadi berdasarkan analisis data yang

Inovatif : Setiap petugas puskesmas melakukan inovasi untuk upaya peningkatan pelayanan yang berkelanjutan.. Patuh : Setiap petugas mematuhi peraturan

Indikasi yang memerlukan bantuan medis dan tindakan khusus, jika diperlukan Tidak diketahui efek signifikan atau bahaya kritis.. Tidak diketahui efek signifikan atau

e. Majelis ta’lim ini beralamat di Jalan Soetoyo S LP Teluk Dalam, guru yang berceramah secara bergantian sesuai dengan keperluan atau hajat para jama’ah atau apa

Pada grafik laju alir yang ditunjukkan pada gambar 2 dapat diketahui hubungan laju aliran udara terhadap moisture ratio yaitu semakin tinggi laju aliran udara