• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dan sampel merupakan kumpulan dari seluruh elemen

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dan sampel merupakan kumpulan dari seluruh elemen"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

37 BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Populasi dan Sampel

Populasi dan sampel merupakan kumpulan dari seluruh elemen atau individu yang merupakan sumber informasi dalam sebuah penelitian.

Sampel diartikan sebagai bagian dari populasi atau bagian representative dari sebuah populasi. Populasi ini menggunakan 32 provinsi yang ada di Indonesia.

Teknik yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah purposive sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang ditentukan oleh penulis sendiri dan didasarkan beberapa pertimbangam dengan kriteria tertentu yang digunakan untuk penelitian.

Teknik purposive sampling ini digunakan penulis dikarenakan

untuk mendapatkan sampel yang sesuai dan bersifat sama antar sampel

satu dan sampel lainnya. Disamping itu juga karena keterbatasan akses

data dari peneliti karena tidak semua provinsi memiliki data dengan

jumlah tahun yang sama. Provinsi yang digunakan pada penelitian ini

adalah provinsi yang berdiri di bawah tahun 2007 yang telah mempunyai

kelengkapan data dan dipublikasikan. Data PDRB, presentase penduduk

miskin, rasio gini dan angka partisipasi sekolah yang di gunakan adalah

data tahunan sesuai dengan tahun yang digunakan penulis untuk observasi.

(2)

38

Berdasarkan pertimbangan tersebut sampel yang didapat dan memenuhi kriteria yaitu provinsi yang berdiri dibawah tahun 2007, provinsi tersebut antara lain :

1. Aceh

2. Sumatera Utara 3. Sumatra Barat 4. Riau

5. Jambi

6. Sumatra Selatan 7. Bengkulu 8. Lampung 9. Banten

10. Bangka Belitung 11. DKI

12. Jawa Timur

13. Jawa Barat 14. Jawa Tengah 15. DIY

16. Nusa Tenggara Barat

17. Nusa Tenggara Timur

18. Bali

19. Kalimantan barat 20. Kalimantan Tengah 21. Kalimantan Selatan 22. Kalimantan Timur

23. Sulawesi Utara 24. Sulawesi tengah 25. Sulawesi Selatan 26. Sulawesi tenggara 27. Gorontalo

28. Sulawesi Barat 29. Maluku 30. Maluku Utara 31. Papua Barat 32. Papua

Sedangkan selebihnya provinsi di Indonesia yang tidak digunakan

dalam penelitian karena belum mempunyai data yang lengkap, disamping

itu beberapa provinsi di Indonesia belum berdiri pada tahun yang

dijadikan penelitian. Dari jumlah provinsi yang digunakan untuk observasi

sebanyak 32 provinsi dan merupakan data tahunan dari tahun 2007 hingga

tahun 2013, maka jumlah observasi yang di dapat sebanyak 224.

(3)

39 3.2 Jenis dan Cara Pengumpulan Data

Jenis data yang digunakan berupa data sekunder yang bersifat historis yaitu data PDRB menurut lapangan usaha, rasio gini, presentase penduduk miskin dan angka partisipasi sekolah yang diterbitkan oleh Badan Pusat Statistik dari tahun 2007 sampai tahun 2013. Penelitian ini menggunakan data kuatitatif yaitu data berupa angka atau besaran tertentu yang sudah dipublikasikan. Sumber penunjang lainnya berupa jurnal yang diperlukan, sumber-sumber lain guna untuk menunjang kelengkapan data yang dapat digunakan dalam penelitian ini. Berikut adalah data yang digunakan dalam penelitian ini:

1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) menurut lapangan usaha 32 provinsi di Indonesia

2. Presentase jumlah penduduk miskin 32 provinsi

3. Angka Partisipasi Sekolah menurut provinsi umur 18-24 tahun 4. Rasio gini 32 provinsi

3.3 Metode pengumpulan Data

Metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah dengan

melakukan observasi secara langsung dan tidak langsung. Peneliti secara

langsung mendatangi Badan Pusat Statistik Provinsi DIY untuk menyalin

hard file data yang diperlukan dan secara tidak langsung melalui website

Badan Pusat Statistik peneliti mengunduh data yang diperlukan. Adapun

(4)

40

situs yang digunakan adalah http://bps.go.id/. Metode lain yang digunakan adalah studi pustaka yaitu dengan mengumpulkan informasi yang relevan melalui jurnal, artikel maupun penelitian terdahulu dari berbagai sumber guna untuk mendukung penelitian dalam memahami dan mempelajari pembahasan.

3.4 Variabel Penelitian

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

3.4.1 Variabel Dependen

Variabel dependen disebut juga variabel terikat adalah tipe variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel independen. Dalam penelitian ini variabel yang digunakan adala Rasio GINI.

3.4.2 Variabel Independen

Variabel independen adalah tipe variabel yang menjelaskan atau mempengaruhi variabel yang lain atau disebut juga variabel bebas.

Variabel-variabel independen yang akan di uji dalam penelitian ini adalah 1. PDRB Persektor (9 sektor)

2. Presentase Penduduk Miskin

3. Angka Partisipasi Sekolah (umur 18-24)

(5)

41 3.5 Definisi Operasional variabel

Definisi operasional variabel merupakan langkah dalam penelitian untuk menjelaskan setiap variabel yang dijadikan dalam observasi. Berikut adalah definisi operasional variabel yang akan digunakan dalam penelitian:

1. Rasio Gini

Rasio gini adalah ukuran ketidakmerataan atau ketimpangan agregat (secara keseluruhan) distribusi pendapatan atau kekayaan yang menunjukkan seberapa merata pendapatan dan kekayaan didistribusikan diantara populasi dalam bentuk rasio yang nilainya antara 0 dan 1. Nilai 0 menunjukkan pemerataan yang sempurna dimana setiap orang memiliki jumlah penghasilan atau kekayaan yang sama persis. Nilai 1 menunjukan ketimpangan sempurna yaitu satu orang menguasai semuanya sedangkan yang lainnya tidak memiliki apa-apa. Data yang diperlukan dalam perhitungan gini ratio:

a. Jumlah rumah tangga atau penduduk

b. Rata-rata pendapatan atau pengeluaran rumah tangga yang sudah dikelompokkan menurut kelasnya.

Rumus menghitung rasio gini:

k

i

i i

i

Q Q

G P

1

1

000 . 10

) 1 (

Dengan : P

i

: presentase rumah tangga atau penduduk pada kelas ke-i

(6)

42

Q

i

: presentase kumulatif total pendapatan atau pengeluaran sampai kelas ke-i

2. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Produk Domestik Regional Bruto adalah jumlah nilai tambah barang dan jasa yang dihasilkan dari seluruh kegiatan perekonomian di suatu daerah. PDRB dapat diartikan dalam tiga pengertian, yaitu :

a. Menurut pengertian produksi, PDRB adalah jumlah nilai produk barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh berbagai unit produksi didalam suatu wilayah dalam jangka waktu tertentu (satu tahun).

b. Menurut pengertian pendapatan, PDRB adalah jumlah balas jasa yang diterima oleh faktor-faktor produksi yang ikut serta dalam proses produksi diasuatu wilayah atau daerah dalam jangka waktu tertentu (satu tahun).

c. Menrut pengertian pengeluaran, PDRB adalah jumlah pengeluaran yang dilakukan untuk konsumsi rumah tangga dan lembaga swasra yang tidak mencari keuntungan, konsumsi pemerintah, pembentukan modal tetap bruto, perubahan stok dan ekspor neto (ekspor dikurangi impor).

Data PDRB yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan data

PDRB atas dasar harga konstan masing-masing sektor (pertanian,

pertambangan, industry pengolahan, listrik, gas dan air bersih, konstruksi,

perdagangan, hotel dan restoran, pengangkutan dan komunikasi,

(7)

43

keuang,real estate dan jasa perusahaan, jasa-jasa). PDRB atas dasar harga konstan adalah jumlah nilai produksi atau pendapatan yang di nilai atas dasar harga tetap (harga pada tahun dasar) yang digunakan selama satu tahun.

3. Presentase Penduduk Miskin

Presentase penduduk miskin adalah jumlah penduduk miskin disuatu wilayah untuk mempermudah membandingkan suatu wilayah dengan wilayah lainnya. Tingkatan status kemiskinan tersebut bias menjadi alat ukur yang berfungsi sebagai patokan dasar perencanaan jika dibandingkan antar waktu untuk memberikan gambaran kemajuan setelah suatu periode atau perbandingan antar wilayah untuk memberikan gambaran tentang tingkat kemajuan suatu wilayah relative terhadap wilayah lain.

Nilai presentase penduduk miskin berkisar antara 0-100. Semakin tinggi presentase menunjukkan tingkat jumlah penduduk miskin disuatu wilayah semakin tinggi. Cara menghitung presentase penduduk miskin sebagai berikut :

P

o

= banyaknya penduduk miskin / jumlah penduduk × 100%

4. Angka Partisipasi Sekolah (APS)

Angka partisipasi sekolah merupakan ukuran daya serap lembaga

pendidikan terhadap penduduk usia sekolah. APS merupakan indikator

dasar yang digunakan untuk melihat akses penduduk pada fasilitas

pendidikan khususnya bagi penduduk usia sekolah di suatu

(8)

44

wilayah/daerah. Semakin tinggi angka partisipasi sekolah semakin besar jumlah penduduk yang berkesempatan mengenyam pendidikan. Namun demikian meningkatnya APS tidak selalu dapat diartikan sebagai meningkatnya pemerataan kesempatan masyarakat untuk mengenyam pendidikan. APS yang tinggi menunjukkan terbukanya peluang yang lebih besar dalam mengakses pendidikan secara umum. Pada kelompok umur mana peluang tersebut terjadi dapat dilihat dari besarnya APS pada setiap kelompok umur.

Table 3.1 Ringkasan Data

No Variabel Satuan Periode Sumber Data

1 PDRB Sektor Pertanian, Perkebunan, Peternakan &

kehutanan

Dalam Milyar Rupiah

Mulai dari tahun 2007 – tahun 2013

Badan Pusat Statistik Provinsi DIY

2 PDRB Sektor Pertambangan dan penggalian

Dalam Milyar Rupiah

Mulai dari tahun 2007 – tahun 2013

Badan Pusat Statistik Provinsi DIY

3 PDRB Sektor Industri Pengolahan

Dalam Milyar Rupiah

Mulai dari tahun 2007 – tahun 2013

Badan Pusat Statistik Provinsi DIY

4 PDRB Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih

Dalam Milyar Rupiah

Mulai dari tahun 2007 – tahun 2013

Badan Pusat Statistik Provinsi DIY

5 PDRB Sektor Konstruksi

Dalam Milyar Rupiah

Mulai dari tahun 2007 – tahun 2013

Badan Pusat Statistik Provinsi DIY

6 PDRB Sektor Perdagangan, Hotel

& Restoran

Dalam Milyar Rupiah

Mulai dari tahun 2007 – tahun 2013

Badan Pusat Statistik Provinsi DIY

7 PDRB Sektor Pengankutan &

komunikasi

Dalam Milyar Rupiah

Mulai dari tahun 2007 – tahun 2013

Badan Pusat Statistik Provinsi DIY

8 PDRB Sektor Keuangan, Real

Dalam Milyar Mulai dari tahun 2007 –

Badan Pusat

Statistik Provinsi

(9)

45 Estat & Jasa

Perusahaan

Rupiah tahun 2013 DIY

9 PDRB Sektor Jasa-Jasa

Dalam Milyar Rupiah

Mulai dari tahun 2007 – tahun 2013

Badan Pusat Statistik Provinsi DIY

10 Presentase penduduk Miskin

Dalam Persen (%)

Mulai dari tahun 2007 – tahun 2013

Website Badan Pusat Statistik Indonesia 11 Angka Partisipasi

Sekolah

Dalam persen (%)

Mulai dari tahun 2007 – tahun 2013

Website Badan Pusat Statistik Indonesia

3.6 Metode Analisis Data

Penelitian ini bersifat deskriptif sehingga digunakan data kuantitatif yaitu analisis dengan mengolah data dari hasil yang dinyatakan dalam angka untuk dianalisis dengan perhitungan statistik terhadap objek yang diteliti.

3.6.1 Statistik Deskriptif

Statistika deskriptif adalah metode-metode yang berkaitan dengan pengupulan dan penyajian suatu gugus data sehingga memberikan informasi yang berguna. Dengan statistika deskriptif, kumpulan data yang diperoleh akan tersaji dengan ringkas dan rapih serta dapat memberikan informasi inti dari kumpulan data yang ada. Informasi yang dapat diperoleh dari statistika deskriptif ini antara lain :

a. Ukuran pemusatan data (Measure of central tendency), ukuran

pemusatan data yang sering digunakan adalah distribusi

frekuensi.

(10)

46

b. ukuran penyebaran data, (Measure of spread, ukuran penyebaran data yang sering digunakan standar deviasi ukuran ini cocok digunakan untuk numerik atau continuos.

Sementara informasi yang didapat dari statistic deskriptif diantaranya :

a. mean atau rata-rata merupakan nilai yang memberi informasi tentang besaran rata-rata yang ada pada data.

b. Median merupakan nilai tengah dari rangkaian data yang telah disusun secara berurut.

c. Standar deviasi adalah nilai statistic yang digunakan untuk menentukan bagaimana sebaran data dalam sampel, dan seberapa dekat titik data individu ke mean – atau rata-rata – nilai sampel.

d. Nilai maksimum adalah nilai yang terbesar dalam rangkaian data sampel

e. Nilai minimum adalah terkecil dalam rangkaian data sampel.

3.6.2 Data Panel

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah melakukan

analisis regresi data panel dengan menggunakan bantuan program E-views

7. Data panel merupakan gabungan antara data silang (cross-section)

dengan data runtut waktu (time series). Penggunaan data panel dapat

menjelaskan dua macam informasi yaitu informasi antar unit (cross-

section) pada perbedaan antar subjek, dan informasi antar waktu (time

(11)

47

series) yang merefleksikan perubahan pada subjek waktu. Dalam regresi data panel ada tiga cara pendekatan yaitu common effect, fixed effect, dan random effect.

a. Pendekatan Koefisien Tetap Antar Waktu dan Individu (Common Effect)

Teknik yang paling sederhana yaitu dengan menggabungkan data time series dan data cross section disebut metode common effect atau metode OLS (ordinary Least Square). Metode ini tidak memperhatikan perbedaan baik antar waktu maupun antar individu sehingga hasil analisis regresi diasumsikan sama pada individu atau objek dalam berbagai periode waktu

b. Pendekatan Slope Konstan tetapi Intersep Berbeda Antar Individu (Fixed effect)

Pada pembahasan sebelumnya kita mengasumsikan bahwa intersep maumupun slope adalah sama baik antar waktu maupun antar perusahaan.

Namun, asumsi ini jelas sangat jauh dari kenyataan sebenarnya. Adanya variabel-variabel yang tidak semuanya masuk dalam persamaan model memungkinkan adanya intersep yang tidak konstan atau dengan kata lain, intersep ini mungkin berubah untuk setiap individu dan waktu. Pemikiran inilah yang menjadi dasar pemikiran pembentukan model tersebut.

Model fixed effect merupakan teknik mengestimasi data panel

dengan menggunakan variabel dummy untuk menangkap adanya intersep

(12)

48

(Widardjono, 2009:232). Metode ini disebut juga metode LSDV (Least Square Dummy Variables)

c. Pendekatan Efek Acak (Random Effect)

Pada model efek tetap, perbedaan antar-individu dana tau waktu dicerminkan lewat intercept, maka pada model efek acak, perbedaan tersebut diakomodasikan lewat error. Teknik ini juga memperhitungkan bahwa error mungkin berkolerasi sepanjang time series dan cross section.

3.6.3 Pemilihan Model Data Panel

Seperti diketahui terdapat tiga jenis teknik estimasi model regresi data panel, yaitu model dengan metode OLS (common), model Fixed Effect dan model Random Effect. Pemilihan model terbaik dapat dilakukan dengan du acara pertama, dengan membandingkan antara uji fixed effect dan random effect yang dikenal dengan uji Hausman. Kedua, dengan membandingkan antara common dan fixed effect.

Apabila dalam uji yang pertama mendapatkan hasil bahwa model common effect adalah metode terbaik, maka pengujian cukup sampai tahan pertama yakni metode analisis yang digunakan adalah metode common effect. Namun apabila dalam uji pertama mendapatkan hasil bahwa model fixed effect adalah yang terbaik, maka pengujian dilanjutkan pada metode yang kedua yaitu melakukan uji Hausman yaitu dengan membandingkan metode fixed effect dan random effect.

1. Uji Signifikansi Common Effect dan Fixed Effect

(13)

49

Setelah melakukan regresi dua model dengan asusmsi bahwa slope dan intersep sama dan model dengan asumsi bahwa slope sama tetapi intersep berbeda. Keputusan untuk menambahkan variabel dummy guna untuk mengetahui bahwa intersep berbeda (Widardjono, 2009)

Uji ini digunakan untuk memilih antara model common effect dan fixed effect. Pemilihannya dengan cara melihat nilai probabilitas F statistikanya.

H0 : untuk memilij metode Common Effect, jika nilai probabilitas F statistiknya tidak signifikan pada tingkat signifikansi (α) = 5%

H1 : untuk memilih metode Fixed Effect, jika nilai probabilitas F statistiknya signifikan pada tingkat signifikansi (α) = 5%

2. Uji Signifikansi Fixed Effect dan Random Effect

Ada dua hal untuk mempertimbangkan pemilihan model antara fixed effect dan random effect. Pertama, tentang ada tidaknya korelasi antara error term eit dengan variabel bebas. Jika diasumsikan terjadi korelasi antara eit dengan variabel bebas maka model random effect lebih tepat. Kedua, berkaitan dengan jumlah sampel penelitian, jika sampel yang diambil adalah hanya sebagian kecil dari populasi maka kita akan mendapatkan error term eit yang bersifat random sehingga model random effect lebih tepat.

Hausnan mengembangkan suatu uji statistik untuk memilih

model antara fixed effect dan random effect yang didasarkan pada

LSDV di dalam metode fixed effect dan GLS tidak efisien, namun

(14)

50

di lain sisi metode OLS efisien dan GLS tidak efisien, karena itu uji hipotesis nolnya adalah hasil estimasi keduanya tidak berbeda sehingga uji Hausman bisa dilakukan berdasarkan perbedaan estimasi tersebut.

H0 = memilih metode random effect, jika nilai probabilitas F statistiknya tidak signifikan pada tingkat signifikansi (α) = 5%

H1 : untuk memilih metode fixed effect, jika nilai probabilitas F statistiknya signifikan pada tingkat signifikansi (α) = 5%

Gambar 3.1 Skema Pemilihan Data Panel

Sumber : Jaka Sriyana (2014)

(15)

51 3.6.4 Pengujian Hipotesis

Untuk melakukan pengujian terhadap hipotesis-hipotesis yang diajukan, perlu dilakukan adanya model regresi berganda dan menggunakan model analisis Uji t dan Uji F.

Uji t digunakan untuk menguji secara parsial masing-masing variabel. Hasil uji t dapat dilihat pada table coefficients pada kolom sig (significance) jika probabilitas nilai t atau signifikansi < 0,05 maka dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat secara parsial. Jika probabilitas t atau signifikansi > 0,05 maka dapat dikatakan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat.

Uji F digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas secara bersama-sama (simultan0 terhadap variabel terikat. Signifikan berarti hubungan yang terjadi dapat berlaku untuk populasi. Hasil uji F dapat dilihat pada table ANOVA dalam kolom sig. penggunaan tingkat signifikansi beragam, tegantung keinginan peneliti yaitu 0,01 (1%), 0,05 (5%) dan 0,10 (10%).

1. Model Regresi Data Panel

Pada tahap ini penulis akan membuat model regresi yang

menggambarkan hubungan antara PDRB 9 sektor, Presentase Penduduk

Miskin, dan Angka Partisipasi Sekolah terhadap variabel dependen Rasio

Gini. Adapun modelnya dituliskan sebagai berikut :

(16)

52

GINIDit = β0 + β1(ppk)it + β2(pp)it + β3(ip)it + β4(LGA)it + β5(K)it + β6(PHR)it + β7(PK)it + β8(KRJP)it +

β9(jasa)it + β10(PPM)it + β11(APS)it + eit

Keterangan :

- GINIDit = rasio gini (dalam persen) - β0 = konstanta

- β1, β2, β3, β4, β5, β6, β7, β8, β9, β10, dan β11 = koefisien - PPKit = Sektor Pertanian Perkebunan & kehutanan (dalam - PPit = Sektor Pertambangan dan Penggalian

- IPit = Sektor Industri Pengolahan

- LGAit = Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih - Kit = Sektor Konstruksi

- PHRit = Sektor Perdagangan, Hotel & Restoran - PKit = Sektor Pengangkutan dan Komunikasi

- KRJPit = Sektor Keuangan, Real Estat & Jasa Perusahaan - JASAit = Sektor Jasa-jasa

- PPMit = Presentase Penduduk Miskin (dalampersen) - APSit = Angka partisipasi sekolah (dalam persen) - Eit = error

2. Uji Hipotesis a. Uji t statistik

Uji ini digunakan untuk membuktikan pengaruh variabel bebas

terhadap variabel terikat yaitu pengaruh 9 sektor PDRB, PPM dan

APS terhadap rasio gini. Pengujian ini dilakukan dengan

(17)

53

membandingkan nilai t statistik dengan t kritis. Dalam bukunya, widardjono (2009:65) juga menjelaskan bahwa keputusan menolak atau menerima H0 sebagai berikut :

- Jika nilai t statistik > nilai t kritis maka H0 ditolak atau menerima Ha

- Jika nilai t statistik < nilai t kritis maka Ho diterima atau menolak Ha

Penelitian ini juga melakukan uji t statistik berdasarkan pada tingkat signifikansi atau derajat keyakinan sebesar (α) = 5%. Stiawan (2009) mengungkapkan bahwa analisis didasarkan pada perbandingan antara nilai signifikansi t dengan nilai signifikansi (α) = 5% dimana syaratnya adalah :

- Jika signifikansi t < 0,05 maka Ho ditolak, hal ini berarti variabel independen berpengaruh positif pada variabel dependen

- Jika signifikansi t > 0,05 maka Ho diterima, hal ini berarti variabel independen tidak berpengaruh pada variabel dependen

b. Uji F Statistik

Uji F digunakan untuk menunjukan apakah semua variabel

independent 9 sektor PDRB, PPM dan APS mempengaruhi secara

bersama-sama variabel rasio gini dengan cara membandingkan nilai F

statistic dengan F table. Stiawan (2009) Menyatakan bahwa uji ini

dilakukan dengan syarat :

(18)

54

- Jika F statistik < F tabel maka H0 diterima yaitu variabel independen secara simultan tidak mempengaruhi variabel dependen

- Jika F statistik > F tabel maka H1 diterima yaitu variabel independen secara simultan mempengaruhi variabel dependen.

c. Koefisien Determinasi (R

2

)

Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar

kemampuan model semua variabel independen dalam menerangkan

variasi variabel dependen atau untuk mengukur seberapa besar proporsi

variabel dependen atau untuk mengukur seberapa besar proporsi variabel

dependen dapat dijelaskan oleh semua variabel independen. Nilai

koefisien determinasi adalah antara nol atau satu. Dewi (2010)

mengungkap bahwa besarnya nilai R

2

jika semakin mendekati 0 berarti

kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi

variabel dependen amat terbatas. Beasrnya R

2

jika mendekati 1 berarti

variabel bebas berpengaruh terhadap variasi variabel terikat. Selain itu

koefisien determinasi R

2

digunakan untuk mengetahui presentase

perubahan variasi variabel terikat yang disebabkan oleh variasi variabel

bebas.

Gambar

Table 3.1 Ringkasan Data
Gambar 3.1 Skema Pemilihan Data Panel

Referensi

Dokumen terkait

Kemampuan berbahasa Indonesia yang baik akan memudahkan siswa untuk beradaptasi dengan lingkungannya yang beragam dan dengan latar belakang yang berbeda karena

Jadi, dari beberapa pendapat para ahli diatas dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa promosi penjualan adalah alat insentif yang beraneka ragam, kebanyakan

5. Metode pelaksanaan maksimal terdiri atas 2000 kata yang menjelaskan tahapan atau langkah- langkah dalam melaksanakan solusi yang ditawarkan untuk mengatasi permasalahan mitra. Pada

Hasil dari penelitian ini adalah aplikasi web berbasis SMS yang mampu mempermudah komunikasi antara sekolah dan orang tua siswa dengan hasil pengujian sebagai berikut : Dari ahli

GPS menggunakan konstelasi 27 buah satelit yang mengorbit bumi, dimana sebuah GPS receiver menerima informasi dari tiga atau lebih satelit tersebut seperti

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan karunia yang telah diberikan kepada penulis sehingga penulis dapat

Didalam contoh kasus di atas di perlihatkan bahwa aktualisasi pancasila belum sepenuhnya terimplementasikan, terutama di dalam kehidupan akademik, padahal di ketahui bahwa

22 Wira Agus Belum Memiliki/Menjadi Rekan di KJPP batch 7 23 Achmad Ariawan Herly, Ariawan &amp; Rekan batch 7 24 Erfandy Bachtiar Toha,Okky, Heru &amp; Rekan batch 7 25 Achmad