• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI. Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Meraih Gelar Sarjana Komputer. Disusun Oleh: FAIZAL BAHRI NIM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "SKRIPSI. Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Meraih Gelar Sarjana Komputer. Disusun Oleh: FAIZAL BAHRI NIM"

Copied!
148
0
0

Teks penuh

(1)

BERBASIS WEB

(STUDI KASUS: TPQ AL-FATH CILEDUG)

SKRIPSI

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Meraih Gelar Sarjana Komputer

Disusun Oleh:

FAIZAL BAHRI NIM. 1112091000141

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

(2)

LEMBAR PESETUJUAN PEMBIMBING

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

(4)

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya yang telah diberikan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan skripsi ini. Shalawat dan Salam selalu tersampaikan kepada Nabi Besar Muhammad SAW, keluarga, sahabat dan para pengikutnya hingga akhir zaman.

Skripsi penulis yang berjudul “Implementasi Algoritma Naïve Bayes Pada Sistem Pendukung Keputusan Kelayakan Sertifikasi Guru Qur’an Metode Ummi Berbasis Web (Studi Kasus: TPQ Al-Fath Ciledug)” disusun untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan Program Strata Satu (S1) pada Program Studi Teknik Informatika, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Suatu kebanggan tersendiri bagi penulis apabila skripsi ini dapat bermanfaat terutama bagi pihak-pihak yang membutuhkannya. Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepaada pihak-pihak yang telah membantu penulis, baik secara moril maupun materil, sehingga penulisan ini terlaksana dengan baik. Secara khusus penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Prof. Dr.Lily Surayya Eka Putri, M. Env. Stud. Selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi.

2. Ibu Arini, MT selaku Ketua Program Studi Teknik Informatika dan Bapak Feri Fahrianto, Sc selaku Sekretaris Jurusan Program Studi Teknik Informatika, yang selalu memberikan motivasi dan arahan kepada penulis.

3. Ibu Arini, MT selaku Dosen Pembimbing I dan Bapak Hendra Bayu Suseno, M.Kom selaku Dosen Pembimbing II, yang telah memberikan arahan atau bimbingan kepada penulis.

4. Seluruh Dosen Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Sains dan Teknologi. Yang telah banyak memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis selama menjalankan aktifitas perkuliahan.

5. Al-Ustad Muhammad Al-Badru, selaku pembina TPQ Al-Fath Ciledug dan sekaligus Trainer guru Qur’an metode Ummi cabang Jakarta.

(6)

6. Ayahanda Mijan, yang telah memberikan moril maupun materil, Ibunda tercinta Rokhmatun, yang telah setia mendukung serta mendoakan penulis untuk tetap bersungguh-sungguh dalam menyelesaikan skripsi ini.

7. Kepada Elen Indriaty, SE. selaku Istri penulis yang telah banyak memberikan masukan dan arahan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

8. Kepada Abuya Ahmad Al-Farisy, Al-Ustad Ulinnuha, Al-Ustad Khodir Ridwan, dan seluruh guru-guru yang telah banyak memberikan doa, semangat, dan arahan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

9. Terima kasih juga buat teman spesial saya Al-Habib Muhammad Fahri Assegaf dan Chandra Mohammad Fikri, yang telah membantu pengerjaan skripsi ini.

10. Terimakasih kepada rekan-rekan seperjuangan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah memberikan dukungan dan semangat serta saran-saran yang berguna hingga akhir penulisan skripsi ini.

11. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu. Semoga Allah SWT memberikan berkah dan karunia-Nya serta membalas kebaikan mereka. Amin.

(7)

Nama : Faizal Bahri

Program Studi : Teknik Informatika

Judul : Implementasi Algoritma Naïve Bayes Pada Sistem Pendukung Keputusan Kelayakan Sertifikasi Guru Qur’an Metode Ummi Berbasis Web (Studi Kasus: TPQ Al-Fath Ciledug)

ABSTRAK

Al-Quran bagi umat Islam memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, pendidikan Al-Quran harus ditanamkan sejak usia dini dengan membaca, menghayati dan memahaminya. Ummi Foundation adalah salah satu lembaga yang mencetuskan pembelajaran Qur'an dengan menggunakan metode UMMI, lembaga ini yang bepusat di kota Surabaya.

Salah satunya yang menjadi anggota Ummi adalah TPQ Al-Fath Ciledug dibina oleh seorang Trainer Ummi Foundation, Al-Muhammad Al-Badru S.Pd, dalam proses pencarian guru quran metode ummi ini banyak calon guru merasa kesulitan dan harus menunggu dalam jangka waktu yang tidak sebentar di dalam mengetahui hasil sertifikasi guru quran metode tersebut. Sangat dibutuhkan sebuah sistem yang mampu memberika penunjang keputusan yang memudahkan sistem sertifikasi di lembaga tersebut. Maka dibuatlah sistem penunjang keputusan yang berperan memberikan prediksi hasil keputusan sertifikasi calon guru qur’an metode ummi, dengan bantuan algoritma Naïve Bayes agar penarikan keputusan menjadi lebih akurat. Hasil penelitian menunjukkan, implementasi Naïve Bayes pada sistem penunjang keputusan ini sangat efisien di dalam menentukan hasil sertifikasi calon guru qura’an metode ummi dengan hasil yang tepat.

Kata Kunci : Sistem Pendukung Keputusan, Metode Naïve Bayes, RAD (Rapid Application Development), Qur’an Metode Ummi.

(8)

DAFTAR ISI

LEMBAR PESETUJUAN PEMBIMBING ... ii

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ... iv

KATA PENGANTAR ... v

ABSTRAK ... vii

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

DAFTAR SIMBOL ... xvii

BAB I LATAR BELAKANG ... 1

1.1 Latar Belakang ………..1

1.2 Perumusan Masalah………...6

1.3 Batasan Masalah………7

1.4 Tujuan Penelitian………...7

1.5 Manfaat Penelitian……….8

1.5.1 Bagi TPQ Al-Fath dan Masyarakat ... 8

1.5.2 Bagi Peniliti ... 8

1.6 Metode Penelitian………10

(9)

1.6.1 Metode Pengumpulan Data ... 10

1.6.2 Metode Perancangan Sistem ... 11

1.7 Sistematika Penelitian………..12

BAB IILANDASAN TEORI ... 13

2.1 Implementasi dan Algoritma………..…..…13

2.2 Naive Bayes……….14

2.3 Sistem Pedukung Keputusan………17

2.3.1 Komponen Sistem Pendukung Keputusan (SPK) ... 18

2.4 Tashih………..20

2.5 Sertifikasi Guru Al-Qur'an Metode Ummi………..21

2.6 Pembelajaran Al-Qur'an Metode Ummi………..21

2.7 Metode Pengembangan Sistem………23

2.7.1 Tahap Perencanaan Syarat-Syarat ... 24

2.7.2 Tahap Workshop Desain RAD ... 25

2.7.3 Tahap Implementasi ... 25

2.8 Metode Pengumpulan Data………..26

2.8.1 Observasi ... 27

2.8.2 Wawancara ... 27

2.8.3 Studi Pustaka ... 27

2.8.4 Studi Literatur Sejenis ... 28

2.9 UML (Unified Modeling Languange)………..28

(10)

2.9.2 Activity Diagram ... 30

2.9.3 Sequence Diagram ... 32

2.10 PHP dan MySQL………..………..33

2.11 Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods)………..……..34

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 36

3.1 Metode Pengumpulan Data………..36

3.1.1 Studi Pustaka ... 36

3.1.2 Studi Lapangan... 39

3.2 Metode Pengembangan Sistem………40

3.2.1 Tahap Perencanaan Syarat-Syarat ... 40

3.2.2 Tahap Workshop Desain RAD ... 41

3.2.3 Tahap Implementasi ... 42

3.3 Metode Pendekatan Penelitian Kombinasi (Mixed Methods)………43

3.3.1 Metode Penelitian Kualitatif ... 43

3.3.1 Metode Penelitian Kuantitatif ... 44

3.4 Kerangka Berfikir………44

BAB IV ANALISIS, PERANGANCAN, DAN IMPLEMENTASI ... 46

4.1 Pengumpulan Data………...46

4.1.1 Observasi ... 46

4.1.2 Wawancara ... 46

4.1.3 Studi Pustaka ... 47

(11)

4.2 Tahap Perencanaan Syarat-Syarat………49

4.2.1 Identifikasi Masalah ... 49

4.2.2 Analisa Sistem ... 49

4.2.3 Analisa Sistem Berjalan ... 50

4.2.4 Sistem Usulan ... 52

4.3 Tahap Workshop Design………..54

4.3.1 Desain Algoritma ... 55

4.3.2 Desain UML ... 64

4.3.3 Desain Database ... 87

4.3.4 Desain Antarmuka ... 91

4.4 Tahap Implementasi……….91

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ... 105

BAB VI PENUTUP ... 120

DAFTAR PUSTAKA ... 122

LAMPIRAN ... 123

(12)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Infografis Ummi Foundation 2018………. 3

Gambar 2.1 Skema RAD (Kendall 2010)……….. 24

Gambar 2.2 Contoh Use Case Diagram………. 30

Gambar 2.3 Contoh Activity Diagram………... 31

Gambar 2.3 Keterangan Activity Diagram……… 31

Gambar 2.4 Contoh Sequence Diagram………. 32

Gambar 3.1 Kerangka Berfikir..………. 43 Gambar 4.1 Skema Sistem Berjalan………... 48

Gambar 4.2 Skema Sistem Usulan………. 50

Gambar 4.3 Flowchart Naïve Bayes SPK Ummi………...………. 61

Gambar 4.4 Use Case Diagram SPK Kelayakan Sertifikasi Guru UMMI……… 64

Gambar 4.5 Activity Diagram Login User……… 71

Gambar 4.6 Activity Diagram Input Data Peserta………. 72

Gambar 4.7 Activity Diagram Hapus Data Peserta………... 73

Gambar 4.8 Activity Diagram Ubah Data Peserta………. 74

Gambar 4.9 Activity Diagram Melihat Data Peserta………. 75

Gambar 4.10 Activity Diagram Masukkan Nilai Tashih………... 76

Gambar 4.11 Activity Diagram Melihat Hasil Ujian Tashih………. 77

Gambar 4.12 Activity Diagram Mengubah Hasil Ujian Tashih……… 78

Gambar 4.13 Activity Diagram Analisa Kelayakan Sertifkasi……….. 79

(13)

Gambar 4.14 Squence Diagram Login User……….. 81

Gambar 4.15 Squence Diagram Registrasi Peserta……… 82

Gambar 4.16 Squence Diagram Menampilkan Data Peserta………. 82

Gambar 4.17 Squence Diagram Ubah Data Peserta..……….……… 83

Gambar 4.18 Squence Diagram Hapus Data Peserta..………... 83

Gambar 4.19 Squence Diagram Upload Video Ujian Tashih..……….. 84

Gambar 4.20 Squence Diagram Download Video Ujian Tashih……….. 84

Gambar 4.21 Squence Diagram Penilaian Ujian Tashih……… 85

Gambar 4.22 Squence Diagram Kelola Naïve Beyes……… 85

Gambar 4.23 Desain Database SPK Kelayakan Sertifikasi Guru Ummi……….. 86

Gambar 4.24 Halaman Awal Sistem………. 87

Gambar 4.25 Halaman Registrasi Peserta………. 87

Gambar 4.26 Halaman Awal Sisi User Peserta………. 88

Gambar 4.27 Halaman Profil Data Diri Peserta………. 89

Gambar 4.28 Halaman Ujian Tashih……….. 90

Gambar 4.29 Halaman Hasil Sertifikasi..……….. 90

Gambar 4.30 Halaman Data Peserta Sertifikasi……….… 91

Gambar 4.31 Halaman Data Peserta Sertifikasi………. 92

Gambar 4.32 Halaman Kelola Hasil……….. 92

Gambar 4.33 Potongan Kode Sistem SPK Kelayakan Sertifikasi………. 95

Gambar 5.1 Form Registrasi Dan List Menu Pengguna Umum……… 106

Gambar 5.2 Form Unggah Video Tashih ………. 106

Gambar 5.3 Halaman Profil Peserta ………. 107

(14)

Gambar 5.4 Halaman Data Peserta ………..………. 108

Gambar 5.5 Halaman Penilaian Tashih ………..…….………. 109

Gambar 5.6 Perubahan Nilai Tashih ………....………. 110

Gambar 5.7 Kelola Hasil Prediksi Naïve Bayes Pada Sistem..………. 111

Gambar 5.8 Mengambil Data Training Dengan Fungsi Random (rand()) pada MySql.. 116

Gambar 5.9 Data Training Tampil Setelah Kolom Hasil Sertifikasi Diubah…………..… 117

Gambar 5.10 Salah Satu Hasil Klasifikasi Ulang Menggunakan Sistem………. 118

(15)

DAFTAR TABEL

Tabel 3. 1 Perbandingan Studi Literatur Sejenis………... 37

Tabel 4. 1 Tabel Perbandingan Literatur Sejenis……… 46

Tabel 4. 2 Tabel kelebihan dan kekurangan sistem berjalan dan usulan…… 51

Tabel 4.3 Tabel Konversi Nilai Hasil Tashih……… 54

Tabel 4.4 Tabel Data Latih Peserta Calon Guru Qur’an Ummi………. 56

Tabel 4.5 Indentifikasi aktor……….. 62

Tabel 4.6 Indentifikasi aktor………. 63

Tabel 4.7 Use Case Login………. 65

Tabel 4.8 Use Case Masukan Data Peserta……… 65

Tabel 4.9 Use Case Mengubah Data Peserta……… 66

Tabel 4.10 Use Case Menampilkan Data Peserta………. 66

Tabel 4.11 Use Case Menghapus Data Peserta……….. 67

Tabel 4.12 Use Case Mengunggah Vidio Ujian Tashih……… 67

Tabel 4.13 Use Case Mengunduh Vidio Ujian Tashih………. 68

Tabel 4.14 Use Case Memberi Nilai Tashih………. 68

Tabel 4.15 Use Case Mengubah Nilai Tashih………... 69

Tabel 4.16 Use Case Menganalisa Kelayakan Sertifikasi………. 69

Tabel 4.17 Use Case Melihat Hasil Ujian………. 70

Tabel 4.18 Spesifikasi Perangkat Keras……… 93

Tabel 4.19 Spesifikasi Perangkat Lunak………... 94

(16)

DAFTAR LAMPIRAN

A. Surat SK Bimbingan Skripsi ... 123

B. Hasil Wawancara ... 124

C. Coding Algoritma Naïve Bayes ... 126

D. Standarisasi Jilid Ummi ... 128

(17)

DAFTAR SIMBOL

NO NAMA

DIAGRAM

SIMBOL/

NAMA

KETERANGAN

1 Use Case Diagram

Actor

Menspesifikasikan himpuan peran yang pengguna mainkan ketika berinteraksi dengan use case.

Dependency

Hubungan dimana perubahan yang terjadi pada suatu elemen mandiri (independent) akan mempengaruhi elemen yang bergantung padanya elemen yang tidak mandiri (independent).

Generalization

Hubungan dimana objek anak (descendent) berbagi perilaku dan struktur data dari objek yang ada di atasnya objek induk (ancestor).

Include

Menspesifikasikan bahwa use case sumber secara eksplisit.

Extend

Menspesifikasikan bahwa use case target memperluas perilaku dari use case sumber pada suatu titik yang diberikan.

(18)

Association

Apa yang menghubungkan antara objek satu dengan objek lainnya.

System

Menspesifikasikan paket yang menampilkan sistem secara terbatas.

Use Case

Deskripsi dari urutan aksi-aksi yang ditampilkan sistem yang

menghasilkan suatu hasil yang terukur bagi suatu aktor

Collaboration

Interaksi aturan-aturan dan elemen lain yang bekerja sama untuk menyediakan prilaku yang lebih besar dari jumlah dan elemen- elemennya (sinergi).

Note

Elemen fisik yang eksis saat aplikasi dijalankan dan mencerminkan suatu sumber daya komputasi

2 Class

Diagram Generalization

Hubungan dimana objek anak (descendent) berbagi perilaku dan struktur data dari objek yang ada di atasnya objek induk (ancestor).

(19)

Nary Association

Upaya untuk menghindari asosiasi dengan lebih dari 2 objek.

Class

Himpunan dari objek-objek yang berbagi atribut serta operasi yang sama.

Collaboration

Deskripsi dari urutan aksi-aksi yang ditampilkan sistem yang

menghasilkan suatu hasil yang terukur bagi suatu aktor

Realization

Operasi yang benar-benar dilakukan oleh suatu objek.

Dependency

Hubungan dimana perubahan yang terjadi pada suatu elemen mandiri (independent) akan mempegaruhi elemen yang bergantung padanya elemen yang tidak mandiri

Association

Apa yang menghubungkan antara objek satu dengan objek lainnya 3 Sequence

Diagram

LifeLine

Objek entity, antarmuka yang saling berinteraksi.

(20)

Message

Spesifikasi dari komunikasi antar objek yang memuat informasi tentang aktifitas yang terjadi

Message

Spesifikasi dari komunikasi antar objek yang memuat informasi tentang aktifitas yang terjadi 4 Activity

Diagram

Activity

Memperlihatkan bagaimana masing- masing kelas antarmuka saling berinteraksi satu sama lain

Action

State dari sistem yang

mencerminkan eksekusi dari suatu aksi

Initial Node

Bagaimana objek dibentuk atau diawali.

Activity Final Node

Bagaimana objek dibentuk dan dihancurkan

Fork Node

Satu aliran yang pada tahap tertentu berubah menjadi beberapa aliran

(21)

BAB I

LATAR BELAKANG

1.1 Latar Belakang

Kebutuhan sekolah dan madrasah terhadap pengajaran Al-Qur'an yang baik semakin lama semakin banyak. Hal ini patut kita syukuri, akan tetapi kebutuhan tersebut belum diimbangi dengan tersedianya sumber daya manusia (SDM) pengajar Al-Qur'an yang memiliki kompetensi dan komitmen di bidang pembelajaran Al-Qur'an yang memadai. Rasulullah SAW bersabda:

ُهَمَّلَع َو َنآ ْرُقْلا َمَّلَعَت ْنَم ْمُكُرْيَخ

Artinya: "Sebaik-baik kalian adalah yang mempelajari Al-Quran dan mengamalkannya" (HR. Al-Bukhori) (Imam Nawawi, 1999: 116). Ummi Foundation adalah salah satu lembaga yang mencetuskan pembelajaran Qur'an dengan menggunakan metode UMMI, lembaga ini yang bepusat di kota Surabaya ini, berkontribusi dengan semangat Fastabikhul Khoirot dalam memberi solusi terhadap problem kualitas bagi sekolah,madrasah, TPQ pada pembelajaran Qur'an mereka melalui program standarisasi guru Al-Qur'an atau program diklat guru Al-Qur'an agar pembelajaran Al-Qur'an di masyarakat semakin berkualitas.

TPQ (Taman Pendidikan Qur'an) Al-Fath adalah merupakan salah satu tempat pendidikan non-formal yang menggunakan metode Ummi dalam mendidik murid-muridnya. TPQ ini didirikan sejak tahun 4 Oktober 2013

(22)

yang dibina oleh seorang Trainer Ummi Foundation, Ustad Muhammad Al- Badru S.Pd.I dan memiliki kurang lebih 82 santri serta 8 guru pendidik.

Dari hasil wawancara dengan Ustad Muhammad Al-Badru, dalam mewujudkan cita-citanya TPQ Al-Fath yang menggunakan metode Ummi membangun sebuah sistem mutu pembelajaran Al-Qur'an dengan melakukan standarisasi input, proses, dan output-nya. Keseluruhan dari standarisasi tersebut dirangkum dalam 7 (Tujuh) program dasar Ummi, yang meliputi:

tashih, tahsin, sertifikasi, coach, supervisi, munaqosah, dan khataman.

Ustad Muhammad Al-Badru menuturkan bahwa metode Ummi ini terbilang metode yang sangat menjaga kualitas murid atau pengajarnya.

Sehingga diperlukan penyaringan guru pengajar yang ketat. Dari hasil observasi pengamatan di lapangan yang dilakukan pada tanggal 15 sampai dengan 17 Juni 2017, maka ditemukan beberapa hasil yang telah disebutkan pada wawancara dengan Ustad Muhammad bahwa proses penyaringan (tashih) pengajar baru masih dilakukan manual, parameter pengklasifikasian calon guru masih belum seragam antara penguji satu dan yang lainnya, jika ingin mendapatkan hasil yang layak maka para calon guru harus menunggu penguji yang datang dari kantor pusatnya yaitu dari kota surabaya. Maka dari itu TPQ Al-Fath membutuhkan sebuah sistem yang memudahkan para calon guru untuk melakukan proses sertifikasi guru qur’an metode ummi.

(23)

Gambar 1.1 Infografis Ummi Foundation 2018

Naïve Bayes Classifier merupakan sebuah metoda klasifikasi yang berakar pada teorema Bayes. Metode pengklasifikasian dengan menggunakan metode probabilitas dan statistik yang dikemukakan oleh ilmuwan Inggris Thomas Bayes, yaitu memprediksi peluang di masa depan berdasarkan

(24)

Ciri utama dari Naïve Bayes Classifier ini adalah asumsi yang sangat kuat (naïf) akan independensi dari masing-masing kondisi atau kejadian.

Menurut Olson dan Delen (2008) menjelaskan Naïve Bayes untuk setiap kelas keputusan, menghitung probabilitas dengan syarat bahwa kelas keputusan adalah benar, mengingat vektor informasi obyek. Algoritma ini mengasumsikan bahwa atribut obyek adalah independen. Probabilitas yang terlibat dalam memproduksi perkiraan akhir dihitung sebagai jumlah frekuensi dari " master " tabel keputusan.

Naive Bayes Classifier bekerja sangat baik dibanding dengan model classifier lainnya. Hal ini dibuktikan oleh Xhemali , Hinde Stone dalam jurnalnya “Naïve Bayes vs. Decision Trees vs. Neural Networks in the Classification of Training Web Pages” mengatakan bahwa “Naïve Bayes Classifier memiliki tingkat akurasi yang lebih baik dibanding model classifier lainnya”.

Keuntungan penggunan adalah bahwa metode ini hanya membutuhkan jumlah data pelatihan (training data) yang kecil untuk menentukan estimasi parameter yang diperlukan dalam proses pengklasifikasian. Karena yang diasumsikan sebagai variable independent, maka hanya varian dari suatu variabel dalam sebuah kelas yang dibutuhkan unt menentukan klasifikasi, bukan keseluruhan dari matriks kovarians.

Pada tahun 2014 telah dilakukan penelitian oleh Bustami dengan judul Penerapan Algoritma Naive Bayes Untuk Mengklasifikasi Data Nasabah Asuransi, dalam penelitiannya Bustami melalukan pengujian Naïve Bayes

(25)

menggunakan aplikasi buatannya sendiri dengan berbasis desktop application. Peneliti melakukan uji coba klasifikasi Naïve Bayes pada aplikasinya dengan 21 sampel data dan 7 variabel penentu untuk memprediksi kelayakan nasabah untuk kelancaran pembayaran asuransi.

Pada tahun 2015 dilakukan penelitian oleh Alfa Saleh dengan judul Implementasi Metode Klasifikasi Naïve Bayes Dalam Memprediksi Besarnya Penggunaan Listrik Rumah Tangga, dalam penelitiannya Alfa Saleh melakukan pengujian algoritma Naïve Bayes menggunakan 60 sampel data, dan 5 variabel penentu. Dimana pengujian data training dilakukan dengan menggunakan aplikasi weka untuk mengetahui berapa jumlah data yang berhasil diklasifikasi dan berapa jumlah data yang tidak berhasil diklasifikasi.

Adapun presentase keberhasilan klasifikasi data pada pengujian tersebut adalah 78,3333%.

Pada Tahun 2017 telah dilakukan penelitian berjudul Sistem Pengambil Keputusan untuk Menentukan Kelayakan Penerima Kredit Mobil di PT. Adira Finance Cabang Kota Pasuruan oleh Prakasa Putra Irawan, M. Misdram, dan Ratih Fitri Aini. Ketiganya membangun aplikasi sistem penunjang keputusan berbasis desktop untuk menentukan kelayakan penerima kredit mobil tanpa menggunakan metode algoritma apapun, mereka hanya mengacu kepada poin-poin yang telah ditentukan oleh perusahaan dimana mereka melakukan penelitian tersebut. Sehingga ketiganya menuturkan sistem tersebut hanya digunakan untuk kebutuhan single user, karenanya untuk pengembangan selanjutnya diharapkan akan menggunakan sistem multi user.

(26)

Berdasarkan penjelasan di atas, maka peneliti hendak melakukan riset penelitian dengan judul “Implementasi Algoritma Naive Bayes pada Sistem Pendukung Keputusan Kelayakan Sertifikasi Al-Qur'an Metode Ummi Berbasis Web (Studi Kasus: TPQ AL-FATH)” dengan harapan aplikasi ini dapat membantu dalam memprediksi kelayakan sertifikasi guru yang ingin mengajar qur’an menggunakan metode Ummi.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan penjabaran latar belakang yang telah dijabarkan di atas, peneliti mencoba merumuskan permasalahan dan memfokuskannya agar nantinya dari permasalahan tersebut dapat dibuat beberapa solusi yang tepat, adapun perumusan masalahnya adalah:

1. Bagaimana memanfaatkan aplikasi sistem pendukung keputusan kelayakan sertifikasi guru Al-Quran metode Ummi berbasis web ini untuk menunjang pengambilan keputusan hasil sertifikasi?

2. Bagaimana mengimplementasikan Algoritma Naive Bayes pada sistem pedukung keputusan tersebut untuk mengklasifikasi kelayakan sertifikasi guru Al-Quran metode Ummi.

3. Bagaimana membuktikan keakuratan algoritma Naive Bayes yang telah diterapkan pada sistem penunjang keputusan kelayakan sertifikasi qur’an metode ummi?

(27)

1.3 Batasan Masalah

Berdasarkan perumusan masalah yang telah diuraikan diatas,maka batasan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Sistem pendukung keputusan yang dibuat berbasis web.

2. Output aplikasi ini akan memutuskan calon guru masuk pada jilid ke berapa serta kelayakan sertifikasi guru Qur’an metode Ummi.

3. Sistem pendukung keputusan ini hanya menggunakan 200 data sampel.

4. Metode pengembangan sistem yang digunakan pada aplikasi sistem pendukung keputusan ini adalah Rapid Application Developtment dengan tahapan perencanaan syarat-syarat, tahapan workshop desain, dan tahapan implementasi.

5. Skripsi hanya fokus membahas tentang implementasi Naïve Bayes dan tidak membahas kemanan sistemnya.

6. Aplikasi ini memuat konten, teks, gambar, serta beberapa audio dan vidio yang membutuhkan koneksi internet untuk membukanya.

7. Aplikasi pendukung di antara lain, Sublime Text 3, PHP MySQL.

1.4 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu dalam implementasi algoritma Naive Bayes Classifier pada sistem pendukung keputusan kelayakan sertifikasi guru qur'an metode ummi ini adalah sebagai berikut:

1. Membangun sebuah sistem pendukung keputusan kelayakan sertifikasi guru Al-Qur'an metode Ummi berbasis web.

(28)

2. Mengimplementasikan Algoritma Naive Bayes pada sistem pedukung tersebut untuk mengklasifikasi kelayakan sertifikasi guru Al-Quran metode Ummi dengan lebih dari 200 data sampel, lebih dari 9 atribut data, dan 3 Class.

3. Membuktikan keakuratan algoritma Naive Bayes yang telah diterapkan pada sistem penunjang keputusan kelayakan sertifikasi qur’an metode ummi.

1.5 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian yang dilakukan ini adalah sebagai berikut:

1.5.1 Bagi TPQ Al-Fath dan Masyarakat

1. Memudahkan untuk proses tashih guru baru.

2. Memudahkan calon guru dalam mengetahui layak atau tidaknya di dalam mengajar quran dengan metode ummi.

3. Membantu menentukan keputusan kelayakan untuk keikut sertaan proses sertifikasi guru pendidik Al-Qur'an.

4. Sebagai bahan evaluasi terhadap pentingnya sebuah teknologi.

1.5.2 Bagi Peniliti

1. Menangkatkan kemampuan dan kekreativitasan dalam merancang sebuah aplikasi android hasil teknologi masa kini serta memadukannya dengan dunia dakwah Islami.

2. Merancang sebuah aplikasi yang mudah digunakan serta materi yang disediakan oleh aplikasi mudah difahami masyarakat.

(29)

3. Menjadikan peneliti untuk lebih memahami kemanfaatan ilmu Teknik Informatika.

4. Dapat mengimplementasikan ilmu yang di dapat selama kuliah.

5. Menambah ilmu dan wawasan baru selama penelitian di lakukan.

6. Memberi pemahaman menyeluruh mengenai rancang bangun sistem penunjang keputusan.

7. Mengerti dan memahami sedikit banyak tentang penentuan kelayakan sertifiasi Qur'an metode Ummi.

(30)

1.5.3 Bagi Universitas

1. Mengetahui sejauh mana kemampuan Mahasiswa dalam menguasai materi pelajaran yang telah didapat di bangku kuliah.

2. Mengetahui kemampuan Mahasiswa dalam menerapkan ilmunya di bidang Teknologi Informasi dan sebagai bahan evaluasi.

3. Memberikan gambaran tentang kesiapan Mahasiswa dalam menghadapi perkembangan dunia Islami dan penerapan Teknologi Informasi.

4. Menerapkan pengetahuan akedmis yang telah diperoleh selama kuliah.

5. Memenuhi salah satu syarat kelulusan Strata Satu (S1) prodi TI UIN Syarif Hidayatullah.

1.6 Metode Penelitian

Dalam rangka menyusun skripsi ini, diperlukan data-data yang kuat serta informasi yang lengkap sebagai bahan yang dapat mendukung kebenaran meteri uraian dan pembahasan, adapun metode penilitian yang dipakai adalah sebagai berikut :

1.6.1 Metode Pengumpulan Data

Metode yang digunakan peneliti dalam melakukan analisis data dan menjadikannya sebagai acuan informasi yang akan digunakan untuk mengetahui permasalahan yang dihadapi.

Metodologi yang dilakukan oleh peneliti dalam melakukan penelitian adalah dengan menggunakan beberapa metode, yaitu:

1. Observasi, merupakan teknik atau pendekatan untuk mendapatkan data primer dengan mengamati langsung objek datanya.

(31)

2. Wawancara, komunikasi dua arah untuk mendapatkan data dari responden.

3. Studi literatur atau studi pustaka yang dilakukan dengan membandingkan literatur sejenis yang erat hubungannya dengan tema skripsipenelitian ini.

1.6.2 Metode Perancangan Sistem

Proses Implementasi algoritma Naive Bayes Classifier pada sistem pendukung keputusan tashih Quran metode Ummi peneliti menggunakan metode Rapid Application Developtment. yang dikembangkan oleh James Martin. Metode ini menyarankan pengembangan sistem informasi dengan waktu singkat, sehingga dinilai tepat digunakan dalam pembangunan aplikasi sistem pendukung keputusan tersebut, RAD menggunakan metode iteratif (berulang) dalam mengembangkan sistem dimana working model (model bekerja) sistem dikonstruksikan di awal tahap pengembangan dengan tujuan menetapkan kebutuhan (requirement) pengguna dan selanjutnya disingkirkan.

Tahap-tahap sistem RAD meliputi (Kendall 2010):

1. Tahap Perencanaan Syarat-Syarat 2. Tahap Workshop Desain RAD 3. Tahap Implementasi

(32)

1.7 Sistematika Penelitian

Sistematika penelitian penelitian dan skripsi ini disusun atas 5 (lima) bab, terdiri dari:

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini berisikan latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, dan sistematika penelitian.

BAB II LANDASAN TEORI

Pada bab ini peneliti menguraikan kerangka konseptual dalam landasan teori tentang pembahasan uraian pemecahan masalah dan pembahasan tentang konsep baru yang merupakan suatu kesimpulan yang dikumpulkan dari teori untuk pemecahan masalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini menjelaskan tentang kerangka berpikir penelitian, lokasi dan waktu penelitian, metodologi pengumpulan data, dan metodologi perancangan sistem.

BAB IV ANALISIS, PERANCANGAN, DAN IMPLEMENTASI

Pada Bab IV dijelaskan bagaimana mengimpementasikan perancangan sesuai uraian yang ada pada Bab III.

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada Bab V diuraikan hasil penelitian berdasarkan metode yang sudah dipilih dan melakukan pembahasan berdasarkan hasil penelitian dan perumusan masalah.

BAB VI PENUTUP

Pada Bab VI adalah bab terakhir, berisi kesimpulan dan saran dari penelitian yang sudah dilakukan.

(33)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Implementasi dan Algoritma

Impelentasi adalah suatu tindakan atau pelaksanaan dari sebuah rencana yang sudah disusun secara matang dan terperinci. Implementasi biasanya dilakukan setelah perencanaaan sudah dianggap fix. Secara sederhana implementasi bisa diartikan pelaksanaan atau penerapan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata Penerapan diartikan sebagai perbuatan menerapkan, sedangkan dalam pengertian secara umum penerapan diartikan sebagai suatu perbuatan mempraktekkan suatu teori, metode, dan hal lain untuk mencapai tujuan tertentu. Menurut Lorin dan David R. Kartwohl, penerapan diartikan sebagai pengggunaan abstraksi dalam keadaan nyata.

Penggunaan abstraksi ini bisa berupa ide, aturan, prosedur, dan metode yang bersifat universal. (Lorin dan David R. Kartwohl,2008;412). Kata lainnya yang mendekati pengertian tentang penerapan yakni implementasi yang diartikan sebagai suatu proses untuk melaksanakan kebijakan menjadi tindakan. (Hanifah Harsono, 2002; 67). Sedangkan menurut Nurdin Usman dalam bukunya yang berjudul “Konteks implementasi berbasis Kurikulum”

mengemukakan pendapatnya bahwa implementasi adalah bermuara pada aktifitas, aksi, tindakan, atau adanya mekanisme suatu sistem. (Nurdin Usman, 2002; 70).

Algoritma adalah metode efektif diekspresikan sebagai rangkaian

(34)

menghitung sebuah fungsi (Rogers 1987:2). Dimulai dari sebuah kondisi awal dan input awal. instruksi-instruksi tersebut menjelaskan sebuah komputasi yang, bila dieksekusi, diproses lewat sejumlah urutan kondisi terbatas yang terdefinisi dengan baik, yang pada akhirnya menghasilkan

"keluaran" (Knuth 1973:5), dan berhenti di kondisi akhir. Transisi dari satu kondisi ke kondisi selanjutnya tidak harus deterministik.

2.2 Naive Bayes

Naïve Bayes merupakan teknik klasifikasi berbasis probabilistic sederhana yang berdasar pada penerapan teorema Bayes (aturan Bayes) dengan asumsi independensi (ketidaktergantungan) yang kuat (naif). Dengan kata lain, dalam Naïve Bayes, model yang digunakan adalah “model fitur independen”. Dalam Bayes, maksud independensi yang kuat pada fitur adalah bahwa sebuah fitur pada data tidak berkaitan dengan ada atau tidaknya fitur lain dalam data yang sama. Contohnya pada kasus klasifikasi hewan dengan fitur penutup kulit, melahirkan, berat dan menyusui. Dalam dunia nyata, hewan yang melahirkan biasanya menyusui, atau hewan bertelur biasanya tidak menyusui. Dalam Bayes hal tersebut tidak dipandang sebagai masing- masing fitur seolah tidak memiliki hubungan apapun, atau dengan kata lain setiap fitur tidak ada hubungan tersendiri (Prasetyo, 2012).

Prediksi Naïve Bayes didasarkan pada teorema Bayes dengan formula sebagai berikut:

P(H|E) =P(E|H) x P(H) P(E)

Penjelasan dari formula tersebut adalah sebagai berikut.

(35)

Tabel 2.1 Penjelasan Formula Bayes

Parameter Keterangan

P(H|E)

P(E|H)

P(H)

P(E)

Posterior, Probabilitas akhir bersyarat (conditional probability) suatu hipotesis H terjadi jika diberikan bukti (evidence) E terjadi

Likelihood, Probabilitas sebuah bukti E terjadi akan memengaruhi hipotesis H.

Prior, Probabilitas awal (priori) hipotesis H terjadi tanpa memandang bukti apapun

Eviden, Probabilitas awal (priori) bukti E terjadi tanpa memandang hipotesis/bukti yang lain

Ide dasar dari aturan Naïve Bayes adalah hasil dari hipotesis atau peristiwa (H) dapat diperkirakan berdasarkan pada beberapa bukti (E) yang diamati. Ada beberapa hal penting dari aturan Naïve Bayes tersebut, yaitu:

1. Sebuah probabilitas awal/priori H atau P(H) adalah probabilitas dari suatu hipotesis sebelum bukti diamati.

2. Sebuah probabilitas akhir H atau P(H|E) adalah probabilitas dari suatu hipotesis setelah bukti diamati.

Contoh, dalam suatu peramalan cuaca untuk memperkirakan terjadinya hujan, ada faktor yang mempengaruhi terjadinya hujan, yaitu mendung. Jika diterapkan dalam Naïve Bayes, probabilitas terjadinya hujan.

Jika bukti mendung sudah diamati, dinyatakan dengan

(36)

P(Hujan|Mendung) =P(Mendung|Hujan) x P(Hujan) P(Mendung)

P(Hujan | Mendung) adalah nilai probabilitas hipotesis hujan terjadi jika bukti mendung sudah diamati. P(Mendung | Hujan) adalah probabilitas bahwa mendung yang diamati akan mempengaruhi terjadinya hujan.

P(Hujan) adalah probabilitas awal hujan tanpa memandang bukti apapun, sementara P(mendung) dalah probabilitas terjadinya mendung.

Contoh tersebut dapat dikembangkan dengan menambahkan beberapa observasi yang lain sebagai bukti. Semakin banyak bukti yang dilibatkan, semakin baik hasil prediksi yang diberikan. Namun tentu saja bukti tersebut harus benar-benar berkaitan dengan hujan sehingga penambahan bukti gempa bumi dalam prediksi cuaca akan memberikan hasil yang salah. Walaupun ada bukti lain yang mempengaruhi cuaca seperti suhu udara, tetap saja ada nilai probabilitas P(suhu) yang harus dinilai secara independen dalam teorema Bayes, yang sulit dilakukan karena suhu udara juga dipengaruhi oleh factor lain seperti cuaca kemarin, mendung, polusi dan sebagainya. Jadi penilaian probabilitas tersebut tidak memandang factor yang lain. Inilah sebabnya disebut Naïve Bayes (Bayes Naif).

Teorema Bayes juga bisa menangani beberapa bukti, misalnya ada E1, E2 dan E3, sehingga probabilitas akhir untuk hipotesis hujan dapat dihitung dengan cara sebagai berikut.

) , , (

) ( )

| , , ) (

, ,

| (

3 2 1

3 2 1 3

2

1 P E E E

H P H E E E E P

E E H

P  

(37)

Karena asumsi yang digunakan untuk bukti adalah independen, bentuk diatas dapat diubah menjadi:

) , , (

) ( )

| ( )

| ( )

| ) (

, ,

| (

3 2 1

3 2

1 3

2

1 P E E E

H P H E P H E P H E E P

E E H

P   

Untuk contoh diatas, jika ditambahkan evidence suhu udara dan angin. Sebagai berikut:

) , , (

) ( )

| ( )

| ( )

| ) (

, ,

|

( P Mendung Suhu Angin

Hujan P Hujan Angin

P Hujan Suhu

P Hujan Mendung

Angin P Suhu Mendung Hujan

P

2.3 Sistem Pedukung Keputusan

Sistem Pendukung Keputusan (SPK) atau Decision Support System (DSS) adalah sebuah sistem yang mampu memberikan kemampuan pemecahan masalah maupun kemampuan pengkomunikasian untuk masalah dengan kondisi semi terstruktur dan tak terstruktur. Sistem ini digunakan untuk membantu pengambilan keputusan dalam situasi semi terstruktur dan situasi yang tidak terstruktur, dimana tak seorangpun tahu secara pasti bagaimana keputusan seharusnya dibuat (Turban, 2001).

SPK bertujuan untuk menyediakan informasi, membimbing, memberikan prediksi serta mengarahkan kepada pengguna informasi agar dapat melakukan pengambilan keputusan dengan lebih baik.

SPK merupakan implementasi teori-teori pengambilan keputusan yang telah diperkenalkan oleh ilmu-ilmu seperti operation research dan menegement science, hanya bedanya adalah bahwa jika dahulu untuk mencari

(38)

penyelesaian masalah yang dihadapi harus dilakukan perhitungan iterasi secara manual (biasanya untuk mencari nilai minimum, maksimum, atau optimum), saat ini komputer PC telah menawarkan kemampuannya untuk menyelesaikan persoalan yang sama dalam waktu relatif singkat.

Sprague dan Watson mendefinisikan Sistem Pendukung Keputusan (SPK) sebagai sistem yang memiliki lima karakteristik utama yaitu (Sprague et.al, 1993):

1. Sistem yang berbasis komputer.

2. Dipergunakan untuk membantu para pengambil keputusan 3. Untuk memecahkan masalah-masalah rumit yang mustahil

dilakukan dengan kalkulasi manual 4. Melalui cara simulasi yang interaktif

5. Dimana data dan model analisis sebaai komponen utama.

6. Komponen Sistem Pendukung Keputusan

Secara umum Sistem Pendukung Keputusan dibangun oleh tiga komponen besar yaitu database Management, Model Base dan Software System/User Interface. Komponen SPK tersebut dapat digambarkan seperti gambar di bawah ini.

2.3.1 Komponen Sistem Pendukung Keputusan (SPK) 1. Database Management

Merupakan subsistem data yang terorganisasi dalam suatu basis data. Data yang merupakan suatu sistem pendukung keputusan dapat berasal dari luar maupun dalam lingkungan. Untuk keperluan SPK,

(39)

diperlukan data yang relevan dengan permasalahan yang hendak dipecahkan melalui simulasi.

2. Model Base

Merupakan suatu model yang merepresentasikan permasalahan kedalam format kuantitatif (model matematika sebagai contohnya) sebagai dasar simulasi atau pengambilan keputusan, termasuk didalamnya tujuan dari permaslahan (objektif), komponen-komponen terkait, batasan-batasan yang ada (constraints), dan hal-hal terkait lainnya. Model Base memungkinkan pengambil keputusan menganalisa secara utuh dengan mengembangkan dan membandingkan solusi alternatif.

3. User Interfase / Pengelolaan Dialog

Terkadang disebut sebagai subsistem dialog, merupakan penggabungan antara dua komponen sebelumnya yaitu Database Management dan Model Base yang disatukan dalam komponen ketiga (user interface), setelah sebelumnya dipresentasikan dalam bentuk model yang dimengerti computer. User Interface menampilkan keluaran sistem bagi pemakai dan menerima masukan dari pemakai kedalam Sistem Pendukung Keputusan.

(40)

SPK dapat memberikan berbagai manfaat dan keuntungan. Manfaat yang dapat diambil dari SPK adalah :

1. SPK memperluas kemampuan pengambil keputusan dalam memproses data / informasi bagi pemakainya.

2. SPK membantu pengambil keputusan untuk memecahkan masalah terutama barbagai masalah yang sangat kompleks dan tidak terstruktur.

3. SPK dapat menghasilkan solusi dengan lebih cepat serta hasilnya dapat diandalkan.

4. Walaupun suatu SPK mungkin saja tidak mampu memecahkan masalah yang dihadapi oleh pengambil keputusan, namun dia dapat menjadi stimulan bagi pengambil keputusan dalam memahami persoalannya,karena mampu menyajikan berbagai alternatif pemecahan.

2.4 Tashih

Tashih adalah program untuk membenarkan bacaan. Materinya meliputi tajwid, makharijul huruf, waqof, hingga gharaibul qiroah. Setelah seseorang bisa mempraktekkan materi tashih dengan baik maka bacaan mereka akan diperbagus di program tahsin sehingga bacaan akan terdengar lebih indah karena ritmenya terjaga.

Program ini dimaksudkan untuk memetakan standar kualitas bacaan

(41)

Al-Qur’an guru atau calon guru Al-Qur’an, sekaligus untuk memastikan bacaan Al-Qur’an guru yang akan mengajarkan Metode Ummi sudah baik atau tartil.

2.5 Sertifikasi Guru Al-Qur'an Metode Ummi

Sertifikasi guru dalam pembelajaran metode Ummi adalah sebuah program pembimbingan metode cara pengajaran metode ini kepada para calon guru, dimana selama beberapa hari calon guru akan di training tentang langkah-langkah cara pembelajaran yang sesuai standarisasi metode ummi, guna mendapatkan hasil yang memuaskan serta pembelajaran yang efektif dan mencapai target yang diinginkan.

Sertifikasi bertujuan untuk menjaga mutu dari metode ummi dimana jika seluruh pengajar yang menggunakan metode ini tidak akan sembarangan dalam mendidik murid, sehingga setiap lembaga yang menjadi wadah pembelajaran Al-Qur’an memiliki target dan acuan yang jelas.

2.6 Pembelajaran Al-Qur'an Metode Ummi

Kata ummi berasal dari bahasa arab “ummun” yang bermakna ibuku dengan penambahan “ya mutakallim”. Pemilihan nama Ummi juga untuk menghormati dan mengingat jasa ibu. Tiada orang yang paling berjasa pada kita semua kecuali orang tua kita terutama Ibu. Ibulah yang mengajarkan banyak hal pada kita dan orang yang sukses mengajarkan bahasa di dunia ini adalah ibu.

(42)

Sebagai metode yang baru hadir di tengah – tengah banyaknya metode lain yang sudah ada, Metode Ummi mencoba mengambil positioning sebaga mitra terbaik sekolah atau lembaga pendidikan dalam menjamin kualitas baca Al Quran siswa – siswi mereka. Diperkuat dengan diferensiasi sebagai metode yang mudah, cepat namun berkualitas.

Strategi yang digunakan agar Ummi Foundation tumbuh Cepat adalah dengan memberdayakan SDM daerah sehingga mereka bisa mengembangkan Metode Ummi di wilayah masing-masing. Sistem manajemen mutu terus dikembangkan agar terjaga kualitas proses dan produknya seiring dengan tumbuh pesatnya pengguna Metode Ummi.

Pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran Al-Quran metode Ummi adalah pendekatan bahasa ibu, yang terdiri dari 3 (tiga) cara :

1. Direct Method (Langsung)

Yaitu langsung dibaca tanpa dieja/diurai atau tidak banyak penjelasan.

Atau dengan kata lain learning by doing, belajar dengan melakukan secara langsung.

2. Repetition (Diulang-Ulang)

Bacaan Al Quran akan semakin kelihatan keindahan, kekuatan, dan kemudahannya ketika kita mengulang-ulang ayat atau surat dalam Al Quran. Begitu pula seorang ibu dalam mengajarkan bahasa kepada anaknya. Kekuatan, keindahan, dan kemudahannya juga dengan mengulang-ulang kata atau kalimat dalam situasi dan kondisi yang berbeda-beda.

(43)

3. Affection (Kasih Sayang Yang Tulus)

Kekuatan cinta, kasih sayang yang tulus, dan kesabaran seorang ibu dalam mendidik anak adalah kunci kesuksesannya. Demikian juga seorang guru yang mengajar Al Quran jika ingin sukses hendaknya meneladani seorang ibu agar guru juga dapat meyentuh hati siswa mereka.

2.7 Metode Pengembangan Sistem

Metodelogi pengembangan sistem yang digunakan peneliti dalam membuat sistem pendukung keputusan tashih quran metode ummi adalah dengan metode model Rapid Application Development. RAD melibatkan pengembangan dan pembangunan prototipe iteratif . Pada tahun 1990, dalam buku RAD, Rapid Application Development, james martin didokumentasikan penafsirannya tentang metodologi. Baru-baru ini, istilah dan singkatan yang telah datang untuk digunakan dalam lebih luas, pengertian umum yang mencakup berbagai metode yang bertujuan untuk mempercepat pengembangan aplikasi, seperti penggunaan kerangka perangkat lunak dari berbagai jenis, seperti kerangka kerja aplikasi web.

Pengembangan aplikasi yang cepat merupakan respon terhadap proses yang dikembangkan pada 1970-an dan 1980-an, seperti struktur sistem metode analisis dan desain dan model waterfall lainnya. Satu masalah dengan metodologi sebelumnya adalah bahwa aplikasi begitu lama untuk membangun bahwa persyaratan telah berubah sebelum sistem itu selesai, sehingga sistem tidak memadai atau bahkan tidak dapat digunakan. Masalah

(44)

mengidentifikasi semua persyaratan penting. Membuktikan fakta bahwa ini adalah jarang terjadi, bahkan untuk proyek-proyek dengan profesional yang sangat berpengalaman di semua tingkatan.

Menurut Kendall (2010), terdapat tiga tahapan dalam RAD yang melibatkan penganalisis dan pengguna dalam tahap penilaian, perancangan, dan penerapan. Adapun ketiga tahap tersebut adalah requirements planning (perencanaan syarat-syarat), RAD design workshop design (workshop desain RAD), dan implementation (implementasi). Sesuai dengan metodologi RAD menurut Kendall (2010), berikut ini adalah tahap-tahap pengembangan aplikasi dari tiap-tiap fase pengembangan aplikasi.

Gambar 2.1 Skema RAD (Kendall 2010)

2.7.1 Tahap Perencanaan Syarat-Syarat

Dalam fase ini, pengguna dan penganalisis bertemu untuk mengidentifikasikan tujuan-tujuan aplikasi atau sistem serta untuk megidentifikasikan syarat-syarat informasi yang ditimbulkan dari tujuan-tujuan tersebut. Orientasi dalam fase ini adalah menyelesaikan

(45)

masalah-masalah perusahaan. Meskipun teknologi informasi dan sistem bisa mengarahkan sebagian dari sistem yang diajukan, fokusnya akan selalu tetap pada upaya pencapaian tujuan-tujuan perusahaan (Kendall, 2010). Dari tahap ini peneliti melakukan bebebrapa proses:

2.7.2 Tahap Workshop Desain RAD

Tahap ini adalah tahapan untuk merancang dan memperbaiki yang bisa digambarkan sebagai workshop. Penganalisis dan dan pemrogram dapat bekerja membangun dan menunjukkan representasi visual desain dan pola kerja kepada pengguna. Workshop desain ini dapat dilakukan selama beberapa hari tergantung dari ukuran aplikasi yang akan dikembangkan. Selama workshop desain RAD, pengguna merespon prototipe yang ada dan penganalisis memperbaiki modul- modul yang dirancang berdasarkan respon pengguna. Apabila sorang pengembangnya merupakan pengembang atau pengguna yang berpengalaman, Kendall menilai bahwa usaha kreatif ini dapat mendorong pengembangan sampai pada tingkat terakselerasi (Kendall, 2010).

2.7.3 Tahap Implementasi

Pada tahap implementasi ini, penganalisis bekerja dengan para pengguna secara intens selama workshop dan merancang aspek-aspek bisnis dan non-teknis perusahaan. Segera setelah aspek-aspek ini

(46)

atau bagian dari sistem diujicoba dan kemudian diperkenalkan kepada organisasi (Kendall, 2010).

2.8 Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematis dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan. Pengumpulan data merupakan suatu proses pengadaan data primer yang diperlukan dalam melakukan penelitian (Nazir, 2005).

Secara umum metode pengumpulan data dapat dibagi menjadi tiga kelompok (Nazir, 2005), yaitu metode pengamatan langsung, metode dengan menggunakan pertanyaan dan metode khusus. Sedangkan menurut Jogiyanto (2008), teknik pengumpulan data dalam pengambilan sampelnya dibagi menjadi 7 antara lain teknik observasi, wawancara dan studi waktu serta gerak (dilakukan secara pengamatan langsung di studi kasus dan di lapangan), teknik eksperimen dan simulasi (dilakukan secara pengamatan langsung untuk mendapatkan data laboratorium), teknik survey (dilakukan untuk mendapatkan data opini individu), teknikdelphi (dilakukan untuk mendapatkan data opini grup), teknik analisis (dilakukan untuk mendapatkan data arsip primer), teknik pengambilan basis data (dilakukan untuk mendapatkan data arsip sekunder), teknik model matematik (dilakukan secara analitikal untuk mendapatkan data logik periset). Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

(47)

2.8.1 Observasi

Observasi merupakan teknik atau pendekatan untuk mendapatkan data primer dengan cara mengamati lagsung obyek datanya (Jogiyanto, 2008). Sedangkan menurut Nazir (2005), pengumpulan data dengan observasi langsung atau pengamatan langsung adalah cara pengambilan data dengan menggunakan mata tanpa ada pertolongan alat standar lain untuk keperluan tersebut. dari kedua definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa observasi merupakan teknik untuk mengambil data dengan menggunakan data visual dengan mengamati obyek penelitian secara langsung.

2.8.2 Wawancara

Wawancara adalah komunikasi dua arah untuk mendapatkan data dari responden (Jogiyanto, 2008). Wawancara dapat berupa wawancara personal (tatap muka langsung dengan responden), wawancara intersep (responden dipilih di lokasi umum), dan wawancara telepon. Sedangkan menurut Nazir (2005), wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab, bertatap muka antara pewawancara dengan penjawab atau responden dengan menggunkan alat yang dinamakan interview guide (panduan wawancara).

2.8.3 Studi Pustaka

Studi pustaka merupakan suatu teknik pengumpulan data atau analisis data dengan cara memperoleh informasi dari penelitian

(48)

terdahulu, tanpa memperdulikan sebuah penelitian menggunakan data primer atau sekunder, apakah penelitian tersebut menggunakan penelitian lapangan ataupun laboratorium atau museum.

2.8.4 Studi Literatur Sejenis

Studi literatur merupakan kegiatan menelusuri literatur yang ada serta menelaahnya secara tekun. Dengan mengadakan survey terhadap data yang telah ada, peneliti harus mencari teori-teori yang telah berkembang dalam bidang ilmu yang diteliti, mencari metode-metode serta teknik penelitian, baik dalam pengumpulan data atau dalam analisis data yang pernah dilakukan oleh peneliti-peneliti terdahulu (Nazir, 2005). Selain itu, peneliti juga harus memperoleh orientasi yang lebih luas dalam permasalahan yang dipilih serta menghindari terjadinya duplikasi yang tidak diinginkan.

2.9 UML (Unified Modeling Languange)

Unified Modelling Language (UML) adalah sebuah “bahasa” yang telah menjadi standar dalam industri untuk visualisasi, merancang dan mendokumentasikan sistem piranti lunak. UML menawarkan sebuah standar untuk merancang model sebuah sistem. Dengan menggunakan UML dapat dibuat model untuk semua jenis aplikasi piranti lunak, dimana aplikasi tersebut dapat berjalan pada piranti keras, sistem operasi dan jaringan apapun, serta ditulis dalam bahasa pemrograman apapun. Tetapi karena UML juga menggunakan class dan operation dalam konsep dasarnya, maka lebih cocok

(49)

untuk penulisan piranti lunak dalam bahasa berorientasi objek seperti C++, Java, atau VB. NET.

Setiap sistem yang kompleks seharusnya bisa dipandang dari sudut yang berbeda – beda sehingga bisa mendapatkan pemahaman secara menyeluruh . Untuk upaya tersebut UML menyediakan 9 jenis diagram yang dapat dikelompokkan berdasarkan sifatnya statis atau dinamis. Dalam penelitian ini digunakan hanya tiga diagram yaitu activity diagram, sequence diagram, dan use case diagram :

2.9.1 Use Case Diagram

Use case class digunakan untuk memodelkan dan menyatakan unit fungsi atau layanan yang disediakan oleh sistem (or bagian sistem:

subsistem atau class) ke pemakai.

Use case dapat dilingkupi dengan batasan sistem yang diberi label nama sistem. Use case adalah sesuatu yang menyediakan hasil yang dapat diukur ke pemakai atau sistem eksternal. Karakteristik :

1. Use case adalah interaksi atau dialog antara sistem dan aktor, termasuk pertukaran pesan dan tindakan yang dilakukan oleh sistem.

2. Use case diprakarsai oleh aktor dan mungkin melibatkan peran aktor lain. Use case harus menyediakan nilai minimal kepada satu aktor.

3. Use case bisa memiliki perluasan yang mendefinisikan tindakan khusus dalam interaksi atau use case lain mungkin disisipkan.

4. Use case class memiliki objek use case yang disebut skenario.

(50)

Gambar 2.2 Contoh Use Case Diagram

2.9.2 Activity Diagram

Activity diagram menggambarkan berbagai alir aktivitas dalam sistem yang sedang dirancang, bagaimana masing-masing alir berawal, decision yang mungkin terjadi, dan bagaimana mereka berakhir.

Activity diagram juga dapat menggambarkan proses paralel yang mungkin terjadi pada beberapa eksekusi.

(51)

Gambar 2.4 Contoh Activity Diagram

Gambar 2.5 Keterangan Activity Diagram

(52)

2.9.3 Sequence Diagram

Diagram ini bersifat dinamis. Diagram sequence merupakan diagram interaksi yang menekankan pada pengiriman pesan (message) dalam suatu waktu tertentu.

Sequence diagram menjelaskan interaksi objek yang disusun berdasarkan urutan waktu. Secara mudahnya sequence diagram adalah gambaran tahap demi tahap yang seharusnya dilakukan untuk menghasilkan sesuatu sesuai dengan use case diagram.

Gambar 2.6 Contoh Sequence Diagram

2.9.4 Class Diagram

Class Diagram berfungsi untuk menjelaskan tipe dari object sistem dan hubungannya dengan object yang lain. Object adalah nilai tertentu dari setiap attribute kelas entity. Pada penggambaran kelas

(53)

diagram ada dikenal dengan kelas analisis yaitu kelas ber-stereotype.

Tapi yang biasanya dipakai adalah class diagram tanpa stereotype.

Gambar 2.7 Contoh Class Diagram

2.10 PHP dan MySQL

PHP adalah bahasa pemrograman script yang paling banyak dipakai saat ini. PHP banyak dipakai untuk memrogram situs web dinamis, walaupun tidak tertutup kemungkinan digunakan untuk pemakaian lain. Contoh terkenal dari aplikasi PHP adalah forum (phpBB) dan MediaWiki (software di belakang Wikipedia). PHP juga dapat dilihat sebagai pilihan lain dari ASP.NET/C#/VB.NET Microsoft, ColdFusion Macromedia, JSP/Java Sun Microsystems, dan CGI/Perl. Contoh aplikasi lain yang lebih kompleks berupa CMS yang dibangun menggunakan PHP adalah Mambo, Joomla!, Postnuke, Xaraya, dan lainlain.

(54)

MySQL adalah sebuah perangkat lunak sistem manajemen basis data SQL (bahasa Inggris: database management system) atau DBMS yang multithread, multi-user, dengan sekitar 6 juta instalasi di seluruh dunia.

MySQL AB membuat MySQL tersedia sebagai perangkat lunak gratis dibawah lisensi GNU General Public License (GPL), tetapi mereka juga menjual dibawah lisensi komersial untuk kasus-kasus dimana penggunaannya tidak cocok dengan penggunaan GPL. Relational Database Management System (RDBMS). MySQL adalah Relational Database Management System (RDBMS) yang didistribusikan secara gratis dibawah lisensi GPL (General Public License). Dimana setiap orang bebas untuk menggunakan MySQL, namun tidak boleh dijadikan produk turunan yang bersifat komersial. MySQL sebenarnya merupakan turunan salah satu konsep utama dalam database sejak lama, yaitu SQL (Structured Query Language).

2.11 Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods)

Metode kombinasi adalah merupakan pendekatan penelitian yang menggabungkan atau menghubungkan metode penelitian kuantitatif dan kualitatif (Creswell, 2009). Sedangkan menurut (Donna M. Mertens, 2010) penelitian kombinasi adalah merupakan penelitian, dimana peneliti mengumpulkan dan menganalisis data, mengintegrasikan temuan, dan menarik kesimpulan secara inferensial dengan menggunakan dua pendekatan atau metode penelitian kualitatif dan kuantitatif dalam satu studi. Metode kombinasi digunakan untuk menjawab pertanyaan penelitian pada satu penelitian. Cresswell menambahkan Metode penelitian kombinasi akan berguna bila metode kuantitatif atau metode kualitatif

(55)

secara sendiri-sendiri tidak cukup akurat digunakan untuk memahami permasalahan penelitian, atau dengan menggunakan metode kuatitatif dan kualitatif secara kombinasi akan dapat memperoleh pemahaman yang paling baik (bila dibandingkan dengan satu metode).

Menurut Sugiyono (2011:404) bahwa, Metode penelitian kombinasi (mixed methods) adalah suatu metode penelitian yang mengkombinasikan atau menggabungkan antara metode kuantitatif dan metode kualitatif untuk digunakan secara bersama-sama dalam suatu kegiatan penelitian sehingga diperoleh data yang lebih komprehensif, valid, reliabel dan objektif.

(56)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Di dalam melakukan penelitian ini digunakan tiga buah metode, yaitu metode pengumpulan data untuk mencari informasi terkait penelitian berdasarkan studi kasus yang diambil, metode pengembangan sistem yang dipakai untuk mencapai tujuan dari penelitian, dan metode pendekatan penelitian kombinasi (mixed methods).

3.1 Metode Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan informasi dan data yang dibutuhkan, peneliti menggunakan beberapa metode pengumpulan data untuk mendapatkan data dan informasi yang dibutuhkan dalam penelitian, selain itu juga untuk mendukung materi-materi yang digunakan dalam penelitian.

Adapun beberapa metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian, antara lain:

3.1.1 Studi Pustaka

Studi kepustakaan adalah studi yang dilakukan dengan mempelajari berbagai pustaka yang menyangkut dengan masalah yang akan dibahas dengan menggali teori-teori yang telah berkembang dalam bidang ilmu yang berkepentingan, mencari metode-metode serta teknik penelitian, baik dalam mengumpulkan data atau dalam menganalisis data, yang telah pernah dipergunakan oleh peneliti-peneliti terdahulu

(57)

sehingga memperoleh orientasi yang lebih luas dalam permasalahan yang dipilih dan diangkat (Nazir, 2005:12).

Dalam hal ini peneliti pembelajaran terhadap tiga jurnal sejenis yang berkaitan dengan penelitian ini. Sebagai sumber referensi dan bahan acuan terhadap aplikasi yang akan dibuat dijadikan bahan pertimbangan dan acuan untuk menghasilkan aplikasi yang lebih baik.

Berikut adalah table perbandingan studi literatur sejenis:

(58)

Judul Penulis Index Berbasis

Web Berbasis Desktop Pengujian >2 Class Aplikasi Dibuat Sendiri Atribut Data

Sampel Data Implementasi Metode Klasifikasi Naïve Bayes Dalam

Memprediksi Besarnya Penggunaan Listrik Rumah Tangga

Alfa Saleh Citec Journal, Vol. 2, No. 3, Mei 2015 – Juli

2015 ISSN: 2354-5771

- V V - 6 60

Penerapan Algoritma Naive Bayes Untuk Mengklasifikasi Data Nasabah Asuransi

Bustami JURNAL

INFORMATIKA Vol.

8, No. 1, Januari 2014 - V - V 9 20

Penerapan Naive Bayes untuk Prediksi Penyakit Tuberculosis

Rizal Amegia Saputra

SWABUMI VOL I No.1, Sept-2014.

ISSN 2355-990X - V - V 9 183

Sistem Pengambil Keputusan untuk Menentukan Kelayakan Penerima Kredit Mobil di PT. Adira Finance Cabang Kota Pasuruan

Putra Irawan,

M.

Misdram, Ratih Fitri

Aini

Journal of Information Technology and Computer Science (JOINTECS) Vol. 1,

No. 2, Januari 2017

- V - V -

Implementasi Algoritma Naive Bayes pada Sistem Pendukung Kelayakan Sertifikasi Guru Al-Qur'an Metode Ummi Berbasis Web

Faizal

Bahri - V - V V >9 200

UIN Syarif Hidayatu

(59)

Wawancara merupakan teknik penelusuran fakta, dimana analis sistem mengumpulkan informasi dari tiap individu, melalui interaksi face to face (Whitten & L, 2004). Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh informasi selengkap-lengkapnya tentang metode ummi yang diterapkan pada lembaga tersebut.

Dalam metode wawancara ini, peneliti mewawancarai orang yang sudah terdaftar di lembaga Ummi Foundation pusat sebagai salah satu Trainer metode Ummi.

Tempat : Taman Pendidikan Quran Al-Fath Nama : Al-Ustad Muhammad Al-Badru S.Pd Alamat : Jl.H.Kana Rt.002/06, Paninggilan Ciledug Kota Tangerang.

Waktu : 13 Juni 2017

Dari wawancara tersebut, diperoleh data klasifikasi tashih dalam metode ummi, serta alur dalam penentuan kelayakan sertifikasi guru pengajar.

2. Observasi

Observasi dilakukan untuk mengetahui bagaimana proses dari awal seorang calon guru yang ingin menggunakan metode ummi melakukan tashih sehingga lulus dan masuk ke dalam proses sertifikasi pengajar metode ummi. Observasi dilakukan oleh peneliti pada tanggal 15 sampai dengan 17 Juni 2017.

(60)

3.2 Metode Pengembangan Sistem

Dalam perancangan aplikasi yang menggunakan algoritma Naïve Bayes ini, peneliti menggunakan metode pengembangan aplikasi Sistem pengembangan perangkat lunak yang peneliti gunakan adalah sistem RAD (Rapid Application Development). Penggunaan metode ini penulis terapkan karena sangat cocok untuk membuat sistem penunjang keputusan kelayakan sertifikasi ini dengan alur dan runtutan yang jelas dan cepat yang disertai modul-modul desain yang mudah difahami oleh pihak pengguna. Tahap-tahap sistem RAD meliputi (Kendall 2010):

3.2.1 Tahap Perencanaan Syarat-Syarat

Dalam tahap ini, pengguna dan penganalisis bertemu untuk mengidentifikasikan tujuan-tujuan aplikasi atau sistem serta untuk megidentifikasikan syarat-syarat informasi yang ditimbulkan dari tujuan- tujuan tersebut. Orientasi dalam fase ini adalah menyelesaikan masalah- masalah perusahaan. Meskipun teknologi informasi dan sistem bisa mengarahkan sebagian dari sistem yang diajukan, fokusnya akan selalu tetap pada upaya pencapaian tujuan-tujuan perusahaan (Kendall, 2010). Dari tahap ini peneliti melakukan bebebrapa proses:

3.2.1.1 Mengidentifikasi Tujuan Sistem 1. Analisa Sistem

Pada proses ini dijelaskan mengenai analisis sistem berjalan meliputi kelemahan sistem lama yang ada di TPQ Al-Fath, sehingga perlunya peningkatan dan perbaikan dari sistem yang peneliti kembangkan.

Referensi

Dokumen terkait

Dalam komputer, optimalisasi adalah sebuah proses merubah sebuah sistem untuk membuat beberapa aspek dari pekerjaan tersebut menjadi lebih effisien atau membutuhkan sumber daya

Perubahan yang dapat mempengaruhi sistem manajemen adalah adanya perubahan fungsi yang berkonsekuensi pada perubahan nama, dari semula bernama Laboratorium

a) Rumah Sakit Umum Daerah Bitung, perlu adanya tim yang berkewajiban melakukan monitoring dan evaluasi terhadap ketersediaan alat yang dibutuhkan dan disesuaikan

Setelah dilakukan pemeriksaan RT-PCR dari biopsi kulit untuk mendeteksi viabilitas M.leprae pada 15 pasien kusta tipe MB yang telah diobati MDT MB 12 regimen, didapatkan

Pelaksanaan tindakan dilakukan sebanyak dua siklus setiap siklusnya dilakukan empat kali pertemuan dengan melaksanakan empat tahap, yakni 1) perencanaan tindakan,

Maknanya memberitahu bahwa ia telah memberitahu kepada orang lain kalau dirinya tidak bisa hadir dalam acara orang tersebut karena ada undangan. Terdapat campur

6) Dapat kontak dengan kulit sampai waktu penghilangan diinginkan, tetapi saat penghilangan dapat dengan mudah dilakukan (Thompson, 2004). Dasar salep yang digunakan

Untuk pencarian pembobot terbaik dan meminimalkan CR dilakukan dengan menggunakan algoritma genetika yang mana pada akhir nya diharapkan akan menghasilkan keputusan