• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN EKONOMI MAKRO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "TINJAUAN EKONOMI MAKRO"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

TINJAUAN EKONOMI MAKRO

N o v e m b e r 2 0 2 1

Ikhtisar Ekonomi Makro Indonesia

Disclaimer: Sudut pandang dan / atau hasil analisis dalam penelitian ini merupakan ikhtisar dari kondisi yang umum. Hasil analisis dari penelitian ini tidak dapat dijadikan semata-mata sebagai dasar dalam pengambilan keputusan dan tidak mewajibkan untuk menggunakan penelitian ini sebagai dasar untuk pengambilan keputusan.

T E M

EKONOMI

MAKRO

(2)

EXECUTIVE SUMMARY

❑ Bank Indonesia (BI) memprakirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2022 akan mencapai 4,7-5,5%, dari 3,2-4,0% pada tahun 2021

❑ Secara point-to-point, pergerakan harga emas di bulan November melemah sebesar 0,41%.

❑ Secara point-to-point, pergerakan harga minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) di bulan November melemah sebesar 20,81%.

❑ Tingkat inflasi tahunan di AS meningkat menjadi 6,8% pada bulan November setelah sebelumnya sebesar 6,2% pada bulan Oktober.

❑ Tingkat pengangguran AS turun menjadi 4,2% pada bulan November 2021 setelah sebelumnya 4,6% pada Oktober 2021 dan jauh di bawah ekspektasi pasar 4,5%

❑ Pada bulan November 2021, pasar saham global bergerak melemah dipicu penyebaran virus corona varian Omicron.

❑ Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 15-16 Desember 2021 memutuskan untuk mempertahankan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 3,50%, suku bunga Deposit Facility sebesar 2,75%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 4,25%.

❑ Pada Bulan November 2021 terjadi inflasi sebesar 0,37% (m-t-m) atau 1,75% (y-o-y).

❑ Pada bulan November 2021, mata uang Dolar AS (USD) bergerak menguat terhadap mayoritas mata uang dunia, adapun Rupiah mengalami depresiasi terhadap USD sebesar 1,09%. Mata uang Rupiah ditutup di level Rp14.320,00 per USD pada 30 November 2021 dari sebelumnya Rp14.165,00 per USD pada 30 Oktober 2021.

❑ Neraca perdagangan Indonesia pada November 2021 mengalami surplus sebesar USD3,51 miliar.

❑ Posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir November 2021 tercatat sebesar 145,9 miliar dolar AS, meningkat dibandingkan dengan posisi pada akhir Oktober 2021 sebesar 145,5 miliar dolar AS.

❑ Sepanjang bulan November 2021, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah sebesar 0,87% yaitu turun ke level 6.533,93 pada akhir November 2021.

❑ Pada perdagangan bulan November, pasar obligasi Indonesia berlanjut dalam tren positif.

Analis: Eko Surya Lesmana

E-mail: eko.lesmana@bpkh.go.id

(3)

Sumber: investing.com, diolah

A. Bank Indonesia (BI) memprakirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2022 akan mencapai 4,7-5,5%, dari 3,2-4,0% pada tahun 2021

Melonjaknya kasus COVID-19 di Eropa membuat aktivitas ekonomi di sejumlah negara kembali menurun. Hal itu membuat proyeksi permintaan minyak mentah mengalami pelemahan. Pelemahan banyak dipicu kekhawatiran pasar atas merebaknya varian baru virus corona Omicron beberapa waktu belakangan setelah Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan varian baru corona yang diberi nama Omicron varian of concern. Sama halnya dengan komoditas emas yang mengalami pelemahan yang dorong oleh ekspektasi kenaikan suku bunga acuan yang dilakukan oleh para bank sentral global. Selain itu, dolar Amerika Serikat (AS) yang bersinar pada tahun ini turut menekan kinerja komoditas emas.

Harga komoditas emas melemah dengan harga tertinggi di bulan November di level USD1,867.85 per troy ounce pada 12 November 2021 dan harga terendah berada di level USD1,763.90 per troy ounce pada 3 November 2021. Secara point- to-point, pergerakan harga emas di bulan November melemah sebesar 0,41%.

Harga minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) melemah dengan harga tertinggi di bulan November di level USD84,05 per barel pada 1 November 2021 dan harga terendah berada di level USD66,18 per barel pada 30 November 2021.

Secara point-to-point, pergerakan harga minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) di bulan November melemah sebesar 20,81%.

B. Harga Emas dan Minyak

Sumber: tradingeconomics diakses tanggal 30 November 2021

IKHTISAR EKONOMI GLOBAL

1

IMF merilis proyeksi pertumbuhan ekonomi global per Oktober mencapai 4,9% pada 2022. Sebelumnya dalam laporan World Economic Outlook edisi Oktober 2021, Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF) menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia tahun 2021 dari 6% menjadi 5,9% (turun 0,1 percentage point/pp) dibanding proyeksi sebelumnya bulan Juli lalu. IMF mengatakan bahwa perlunya memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi global sehubungan terjadinya seiring dengan peningkatan kasus strain baru Omicron.

Negara adidaya dunia yaitu AS dan China juga mendapatkan revisi ke bawah untuk tahun ini diantaranya ekonomi AS diproyeksikan tumbuh 6%

di 2021 (turun 1,0 pp), sementara China tumbuh 8,0% (turun 0,1 pp). Isu yang melatarbelakangi hal tersebut antara lain adanya gangguan suplai yang ditandai dengan naiknya inflasi yang mencapai rekor tertinggi dalam beberapa dekade terakhir. Adapun China diproyeksikan menurun pertumbuhan ekonominya disebabkan pengurangan investasi publik dan pengetatan regulasi di sektor properti. Penurunan proyeksi juga dialami ASEAN-5, di mana laju pertumbuhan 2021 diperkirakan hanya mencapai 2,9% (turun 1,4 pp).

Dari dalam negeri Bank Indonesia (BI) memprakirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2022 akan mencapai 4,7-5,5%, dari 3,2- 4,0% pada tahun 2021, didorong oleh berlanjutnya perbaikan ekonomi global yang berdampak pada kinerja ekspor yang tetap kuat, serta meningkatnya permintaan domestik dari kenaikan konsumsi dan investasi.

84.05

80.86 81.93 81.59 80.88

79.01

76.1 76.7578.5 77.41

69.95

66.18

60 65 70 75 80 85 90

Nov-21 Nov-21 Nov-21 Nov-21 Nov-21 Nov-21 Nov-21 Nov-21

Crude Oil WTI

1,795.801,793.50

1,828.00

1,863.90

1,854.10 1,870.20

1,783.80 1,785.20 1,776.50

1,740.00 1,760.00 1,780.00 1,800.00 1,820.00 1,840.00 1,860.00 1,880.00 1,900.00

November-21 November-21 November-21 November-21 November-21 November-21

Harga Emas (COMEX)

1.4%

2.5%

2.9%

3.3%

3.4%

3.5%

3.9%

3.9%

3.9%

4.0%

4.0%

4.0%

4.1%

4.3%

4.5%

4.9%

4.9%

5.2%

6.8%

7.0%

7.1%

7.4%

8.4%

11.9%

0.0% 2.0% 4.0% 6.0% 8.0% 10.0% 12.0% 14.0%

Japan Germany South Africa France Spain Indonesia Australia Euro Area Italy Brazil South Korea Canada Switzerland Russia Mexico China United States Netherlands United Kingdom Saudi Arabia Singapore Turkey India Argentina

Pertumbuhan Ekonomi G20

(4)

C. Indikator Ekonomi AS

Sumber: tradingeconomics

C.1. Tingkat Inflasi AS

C. 2. Tingkat Pengangguran AS

Sumber: tradingeconomics

D. Pergerakan indeks saham global

Sumber: bloomberg

Sumber: bloomberg

Aksi jual yang melanda bursa saham global utamanya dipicu penyebaran virus corona varian Omicron. Virus Omicron dikatakan lebih gampang menyebar dibandingkan varian delta serta ada kemungkinan kebal terhadap vaksin. Sehingga, muncul kekhawatiran akan ada kebijakan lockdown lagi yang bisa membuat perekonomian global melambat.

Indeks Dow Jones Industrial Average melemah 3,73%

yaitu dari sebelumnya 35.819,59 pada akhir Oktober 2021 menjadi 34.484,18 pada akhir November 2021. Indeks S&P500 bergerak melemah sebesar 0,83% dari sebelumnya 4.605,38 pada akhir Oktober 2021 menjadi 4.567,00 pada akhir November 2021. Indeks DAX bergerak melemah 3,75% dari sebelumnya 15.688,77 pada akhir Oktober 2021 menjadi 15.100,13 pada akhir November 2021.

Indeks FTSE100 di Inggris yang bergerak melemah 2,46% dari sebelumnya 7.237,57 pada akhir Oktober 2021 menjadi 7.059,45 pada akhir November 2021. Indeks Hang Seng di bursa saham Hong Kong melemah sebesar 7,49% dari sebelumnya 25.377,24 pada akhir Oktober 2021 menjadi 23.475,26 pada akhir November 2021.

Indeks Nikkei 225 yang melemah sebesar 3,71% dari sebelumnya 28.892,69 pada akhir Oktober 2021 menjadi 27.821,76 pada akhir November 2021. Berbeda dengan Indeks Nasdaq 100 menguat sebesar 1,80% yaitu dari sebelumnya 15.850,47 pada akhir Oktober 2021 menjadi 16.135,92 pada akhir November 2021.

Tingkat pengangguran AS turun menjadi 4,2% pada bulan November 2021 setelah sebelumnya 4,6% pada Oktober 2021 dan jauh di bawah ekspektasi pasar 4,5%. Ini adalah tingkat pengangguran terendah sejak Februari 2020, karena jumlah pengangguran turun 542.000 menjadi 6,9 juta. Sementara itu, tingkat partisipasi angkatan kerja naik tipis menjadi 61,8% pada November, level tertinggi sejak Maret 2020. Rasio pekerjaan-penduduk meningkat 0,4% menjadi 59,2% pada November, naik dari level terendah 51,3% pada April 2020.

Catatan: Tingkat pengangguran tertinggi sepanjang masa di AS adalah 14,7% pada bulan April 2020. Sebelumnya tingkat Pengangguran di Amerika Serikat mencapai rekor tertinggi di angka 10,80% pada bulan November 1982 dan rekor terendah 2,50% pada bulan Mei 1953.

29-Oct-21 30-Nov-21 Change Change(%) S&P 500 4,605.38 4,567.00 -38.38 -0.83%

Nasdaq 100 15,850.47 16,135.92 285.45 1.80%

Dow 30 35,819.59 34,484.18 -1,335.41 -3.73%

FTSE100 7,237.57 7,059.45 -178.12 -2.46%

DAX 15,688.77 15,100.13 -588.64 -3.75%

Hang Seng 25,377.24 23,475.26 -1,901.98 -7.49%

Nikkei 225 28,892.69 27,821.76 -1,070.93 -3.71%

Tingkat inflasi tahunan di AS meningkat menjadi 6,8%

pada bulan November setelah sebelumnya sebesar 6,2% pada bulan Oktober. Tertinggi sejak Juni 1982, dan sesuai dengan perkiraan. Ini menandai 9 bulan berturut-turut inflasi tetap di atas target 2% Fed karena reli komoditas global, meningkatnya permintaan, tekanan upah, gangguan rantai pasokan dan efek dasar yang rendah dari tahun lalu terus mendorong harga naik.

Biaya energi mencatat kenaikan terbesar (33,3% vs 30% pada Oktober), yaitu bensin (58,1% vs 49,6%). Inflasi juga meningkat untuk tempat tinggal (3,8% vs 3,5%); makanan (6,1% vs 5,3%, tertinggi sejak Oktober 2008).

1.20% 1.40% 1.40%

1.70%

2.60%

4.20%

5.00% 5.40% 5.40% 5.30%

5.40%

6.20%

6.80%

0.00%

1.00%

2.00%

3.00%

4.00%

5.00%

6.00%

7.00%

8.00%

CPI Inflation

6.70% 6.70%

6.30%

6.20%

6.00%6.10%

5.80%5.90%

5.40%

5.20%

4.80%

4.60%

4.20%

4.20%

4.70%

5.20%

5.70%

6.20%

6.70%

7.20%

US Jobless Rate

35,913.68 36,157.02

36,431.39

36,100.37 36,144.13 35,931.52

35,602.18

35,813.74

34,908.10

33,500 34,000 34,500 35,000 35,500 36,000 36,500 37,000

1-Nov-21 6-Nov-21 11-Nov-21 16-Nov-21 21-Nov-21 26-Nov-21

Dow Jones Industrial Average

(5)

A. Suku Bunga

Sumber: Bank Indonesia, update: 24 Desember 2021

Sumber: Badan Pusat Statistik

B. Inflasi Bulan November Tercatat Sebesar 0,37% (m-t-m) atau 1,75% (y-o-y)

Pada Bulan November 2021 terjadi inflasi sebesar 0,37% (m-t-m) atau 1,75% (y-o-y). Inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya sebagian besar indeks kelompok pengeluaran, yaitu: kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 0,84%; kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,09%; kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,14%;

kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,35%; kelompok kesehatan sebesar 0,01%; kelompok transportasi sebesar 0,51%; kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 0,18%; kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 0,22%; dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,37%.

Sementara kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan serta kelompok pendidikan tidak mengalami perubahan. Tingkat inflasi tahun kalender (Januari–

November) 2021 sebesar 1,30%. Tingkat inflasi komponen inti tahun kalender (Januari–November) 2021 sebesar 1,40% dan tingkat inflasi komponen inti tahun ke tahun (November 2021 terhadap November 2020) sebesar 1,44%.

Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 15-16 Desember 2021 memutuskan untuk mempertahankan BI 7- Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 3,50%, suku bunga Deposit Facility sebesar 2,75%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 4,25%. Keputusan ini sejalan dengan perlunya menjaga stabilitas nilai tukar dan sistem keuangan, di tengah prakiraan inflasi yang rendah dan upaya untuk mendukung pertumbuhan ekonomi. Bank Indonesia juga terus mengoptimalkan seluruh bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan serta mendukung upaya perbaikan ekonomi lebih lanjut, melalui berbagai langkah berikut: 1. Menegaskan arah bauran kebijakan Bank Indonesia pada tahun 2022 sebagaimana disampaikan dalam Pertemuan Tahunan Bank Indonesia 2021 tanggal 24 November 2021;

Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agt Sept Oct Nov Des

2019 2.82% 2.57% 2.48% 2.83% 3.32% 3.28% 3.32% 3.49% 3.39% 3.13% 3.00% 2.72%

2020 2.68% 2.98% 2.96% 2.67% 2.19% 1.96% 1.54% 1.32% 1.42% 1.44% 1,59% 1.68%

2021 1.55% 1.38% 1.37% 1.42% 1.68% 1.33% 1.52% 1.59% 1.60% 1.66% 1.75%

2. Melanjutkan kebijakan nilai tukar Rupiah untuk menjaga stabilitas nilai tukar yang sejalan dengan fundamental dan mekanisme pasar; 3.

Melanjutkan penguatan strategi operasi moneter untuk memperkuat efektivitas stance kebijakan moneter akomodatif; 4. Memperkuat kebijakan transparansi Suku Bunga Dasar Kredit (SBDK) dengan pendalaman perkembangan spread suku bunga kredit terhadap suku bunga deposito per kelompok bank; 5. Melanjutkan masa berlaku tarif SKNBI sebesar Rp1 dari Bank Indonesia ke bank dan maksimum Rp2.900 dari bank kepada nasabah, dari semula berakhir 31 Desember 2021 menjadi sampai dengan 30 Juni 2022 untuk mendukung pemulihan ekonomi nasional; 6. Menargetkan 15 juta pengguna baru QRIS pada 2022 untuk mendorong peningkatan transaksi QRIS melalui koordinasi dengan Penyelenggara Jasa Pembayaran dan Kementerian/Lembaga terkait; 7. Memfasilitasi penyelenggaraan promosi perdagangan dan investasi serta melanjutkan sosialisasi penggunaan Local Currency Settlement (LCS) bekerja sama dengan instansi terkait. Pada Desember 2021 dan Januari 2022 akan diselenggarakan promosi investasi di Tiongkok dan Finlandia.

EKONOMI MAKRO INDONESIA: BANK INDONESIA MEMPERTAHANKAN SUKU BUNGA BI 7-DAY REVERSE REPO RATE DI LEVEL 3,50%

3

3.50

3.27 3.30 3.34 3.36 3.40

3.5

3.02 3.04 3.06

3.21 3.29 3.34

3.75 3.76 3.77 3.79 3.80

4.20

3.85

2.50 2.70 2.90 3.10 3.30 3.50 3.70 3.90 4.10 4.30

1 2 3 4 5 6 7

Term Structure Bank Indonesia

Term Structure 30 April 2021

Term Structure 16 Agustus 2021

Term Structure 24 Desember 2021

1.59%

1.68%

1.55%

1.38% 1.37%

1.42%

1.68%

1.33%

1.52%

1.59% 1.60%

1.66%

1.75%

1.20%

1.30%

1.40%

1.50%

1.60%

1.70%

1.80%

Nov-20 Dec-20 Jan-21 Feb-21 Mar-21 Apr-21 May-21 Jun-21 Jul-21 Aug-21 Sep-21 Oct-21 Nov-21

Inflasi Indonesia (year on year)

(6)

C. Mata uang USD bergerak menguat terhadap mayoritas mata uang dunia

Sumber: investing.com, disesuaikan dengan USD sebagai reference currency Sumber: investing.com

D. Neraca Perdagangan Indonesia

Sumber: Badan Pusat Statistik (dalam juta USD)

Bank Indonesia terus memperkuat kebijakan stabilisasi nilai tukar Rupiah sesuai dengan fundamentalnya dan bekerjanya mekanisme pasar, melalui efektivitas operasi moneter dan ketersediaan likuiditas di pasar. Selain itu Bank Indonesia akan terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait untuk memonitor secara cermat dinamika penyebaran COVID-19 dan dampaknya terhadap perekonomian Indonesia dari waktu ke waktu, serta langkah-langkah koordinasi kebijakan lanjutan yang perlu ditempuh untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan, serta menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap baik dan berdaya tahan serta memperkuat kebijakan stabilisasi nilai tukar Rupiah sesuai dengan fundamentalnya dan bekerjanya mekanisme pasar, melalui efektivitas operasi moneter dan ketersediaan likuiditas di pasar. (www.bi.go.id).

Pada bulan November 2021, mata uang Dolar AS (USD) bergerak menguat terhadap mayoritas mata uang dunia, adapun Rupiah mengalami depresiasi terhadap USD sebesar 1,09%. Mata uang Rupiah ditutup di level Rp14.320,00 per USD pada 30 November 2021 dari sebelumnya Rp14.165,00 per USD pada 30 Oktober 2021. Secara rerata mata uang Rupiah mengalami depresiasi dari sebelumnya di Rp14,177.55 pada bulan Oktober 2021 menjadi Rp14,263.07 pada bulan November 2021. Penguatan dolar terjadi karena investor mengurangi asset berisiko seperti rupiah setelah Covid-19 varian omicron yang ditemukan di Afrika Selatan telah menyebar secara global. Selain itu Petahana Ketua Federal Reserve AS Jerome Powell yang kembali ditunjuk untuk masa jabatan kedua meningkatkan ekspektasi bahwa AS akan menaikkan suku bunga lebih cepat daripada yang diharapkan.

Neraca perdagangan Indonesia pada November 2021 mengalami surplus sebesar USD3,51 miliar. Dimana pada bulan Oktober 2021 juga neraca dagang surplus sebesar USD5,74 miliar. Ekspor non- migas Indonesia mengalami peningkatan sebesar 2,40% yaitu dari sebelumnya USD21,00 miliar pada Oktober 2021 menjadi USD21,51 miliar pada November 2021. Begitupun dengan impor non-Migas yang mengalami peningkatan sebesar 13,25% yaitu dari sebelumnya USD14,39 miliar pada Oktober 2021 menjadi USD16,30 miliar pada November 2021.

Ekspor migas Indonesia mengalami peningkatan sebesar 29,95% yaitu dari sebelumnya USD1,02 miliar pada Oktober 2021 menjadi USD1,33 miliar pada November 2021. Hal serupa juga terjadi pada impor migas yang mengalami peningkatan sebesar 59,37% yaitu dari sebelumnya USD1,89 miliar pada Oktober 2021 menjadi USD3,02 miliar pada November 2021.

Komponen Oct-21 Nov-21 Selisih %

Ekspor Non Migas 21,004.40 21,509.40 505.00 2.40%

Ekspor Migas 1,025.30 1,332.40 307.10 29.95%

Impor Non Migas 14,395.50 16,303.00 1,907.50 13.25%

Impor Migas 1,898.10 3,025.00 1,126.90 59.37%

1.09%

1.26%

1.13%1.47%

-0.27%

-0.22%

-0.24%

4.42%

-0.76%

0.70%

0.23%

40.30%

1.95%

2.89%

5.29%

0.64%

-0.02%

4.79%

-0.33%

-10% 0% 10% 20% 30% 40% 50%

USD/IDR USD/THB USD/SGD USD/MYR USD/VND USD/PHP USD/BRL USD/RUB USD/JPY USD/KRW USD/INR USD/TRY EUR/USD GBP/USD AUD/USD USD/CNY USD/SAR NZD/USD USD/CHF

Nilai Tukar November 2021

14,686

14,184 14,097

14,01714,028 14,379

14,524

14,31514,330 14,492

14,376 14,250

14,178 14,263

Rerata USD/IDR

3,577.20

2,594.90

2,099.901,951.701,991.20 1,566.90

2,286.40 2,698.10

1,324.00 2,588.90

4,748.20 4,371.50

5,736.10

3,513.80

- 1000.000 2000.000 3000.000 4000.000 5000.000 6000.000 7000.000

Oct-20 Nov-20 Dec-20 Jan-21 Feb-21 Mar-21 Apr-21 May-21 Jun-21 Jul-21 Aug-21 Sep-21 Oct-21 Nov-21

Neraca Nilai Perdagangan Indonesia

(7)

F. Cadangan Devisa

Posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir November 2021 tercatat sebesar 145,9 miliar dolar AS, meningkat dibandingkan dengan posisi pada akhir Oktober 2021 sebesar 145,5 miliar dolar AS. Posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 8,3 bulan impor atau 8,1 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor. Bank Indonesia menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.

Peningkatan posisi cadangan devisa pada November 2021 antara lain dipengaruhi oleh penerimaan pajak dan jasa serta penarikan pinjaman luar negeri pemerintah. Ke depan, Bank Indonesia memandang cadangan devisa tetap memadai, didukung oleh stabilitas dan prospek ekonomi yang terjaga, seiring dengan berbagai respons kebijakan dalam mendorong pemulihan ekonomi (Bank Indonesia).

Sumber: Bank Indonesia, dalam miliar USD

G. Kinerja Pasar Saham Domestik

Sepanjang bulan November 2021, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah sebesar 0,87% yaitu turun ke level 6.533,93 pada akhir November 2021. Kondisi tersebut diikuti oleh indeks domestik lainnya, indeks LQ45 melemah sebesar 2,27% yaitu dari level 952,59 pada akhir Oktober 2021 ke level 930,97 pada akhir November 2021 begitu pun dengan indeks Syariah JII yang melemah sebesar 1,72% yaitu dari level 567,93 pada akhir Oktober 2021 ke level 558,15 pada akhir November 2021.

Lima sektor menguat dipimpin oleh transportasi (+23,3%), sedangkan enam sektor melemah terutama terbebani oleh properti (-5,7%) dan teknologi (-5,7%). Investor tercatat melakukan net sell terhadap saham- saham di dalam negeri sebesar Rp68,556 milyar (sumber: idx).

Sumber: investing.com, Bursa Efek Indonesia

Sumber: data diolah internal BPKH dari sumber PHEI

Pada periode November 2021, PBS005 mengalami penurunan yield sebesar 1bps ke level 6,76%, PBS015 mengalami peningkatan yield sebesar 5bps menjadi 7,16%, PBS023 mengalami penurunan yield sebesar 1bps menjadi 6,40%, dan PBS026 mengalami penurunan yield sebesar 7bps menjadi 4,44%.

Pada perdagangan bulan November, pasar obligasi Indonesia berlanjut dalam tren positif. Yield curve PHEI-IGSYC dominan bullish dengan rata-rata perubahan yield seluruh tenor (1-30tahun) turun sebesar – 5,21bps mom. Aktivitas transaksi harian SBN di pasar sekunder tampak menurun dengan mencatatkan volume harian sebesar Rp20,07tn/hari (- 19,65%mom) dan frekuensi harian 1.625 transaksi/hari (-12,62%mom).

Di bulan November, pasar terus dibayangi oleh tingginya level inflasi di AS hingga peluang The Fed mempercepat proses pengetatan kebijakan moneternya. Selain itu, pasar juga dibayangi lonjakan kasus Covid-19 di Eropa dan dampaknya terhadap proses pemulihan ekonomi di dunia, serta munculnya varian baru Covid-19 Omicron. Namun ditengah semua tekanan tersebut, pasar obligasi berhasil menunjukkan performa positif (Sumber: PHEI).

Pelemahan IHSG didorong oleh perlambatan pertumbuhan ekonomi Indonesia di Triwulan-3, dan kemunculan varian baru Covid-19.

sama halnya dengan koreksi yang terjadi pada bursa Asia yang disebabkan oleh antisipasi terkait penurunan lebih lanjut akibat dampak dari tapering dan juga sebaran varian baru virus corona yang dinilai dapat menjadi ancaman dari progres pemulihan ekonomi.

H. Kinerja Surat Berharga Syariah Negara (SBSN)

29-Oct-21 30-Nov-21 Change Change(%)

IHSG 6,591.35 6,533.93 -57.42 -0.87%

LQ45 952.59 930.97 -21.62 -2.27%

JII 567.93 558.15 -9.78 -1.72%

Seri 30-Des-20 29-Oct-21 30-Nov-21 Perubahan (m-t-m)

Perubahan (y-t-d)

PBS005 6.62 6.77 6.76 -0.01 0.14

PBS015 7.05 7.11 7.16 0.05 0.11

PBS023 6.14 6.41 6.40 -0.01 0.26

PBS026 5.06 4.51 4.44 -0.07 -0.62

5

135.20

133.70133.60 135.90

138.00 138.80 137.10

138.80

136.40137.10137.34 144.80

146.90 145.50

130.000 135.000 140.000 145.000 150.000

Cadangan Devisa Indonesia (miliar USD)

6,552.89 6,552.13

6,581.79 6,669.92

6,651.21

6,636.47

6,677.88

6,608.29

6,533.93

6,200 6,400 6,600 6,800

Indek Harga Saham Gabungan

2.00 3.00 4.00 5.00 6.00 7.00 8.00

1 6 11 16 21 26 31

SBSN Yield Curve

30-Dec-20 29-Oct-21 26-Nov-21

(8)

❑www.bi.go.id

❑www.tradingeconomics.com

❑www.bloomberg.com

❑www.bps.go.id

❑www.ibpa.co.id

REFERENSI

Referensi

Dokumen terkait

Kesimpulanya, masing – masing sel atau kelompok (M1, M2, M3, M4) akan mendapat perlakuan pengujian yang berbeda untuk mencapai tujuan penelitian, yaitu membandingkan dari kedua

Babad Buleleng mengandung pola struktur sastra yang meramu tema, alur, latar dan tokoh-tokoh dalam satu-kesatuan yang berupa mitologi dalam jalinan genealogi

Mata kuliah pilihan bebas ditawarkan adalah: Analisis Ekonomi Teknik dan Kewirausahaan, Teknologi Manufaktur dan Mesin-Mesin Hidraulik, Pemberdayaan Masyarakat dalam

Begitu pula dengan mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial Jurusan Administrasi Bisnis Universitas Pembangunan Nasional Veteran Surabaya diharapkan mampu memiliki kontrol diri yang

Sebuah bidang datar ditentukan oleh persamaan: Ax + By + Cz + D = 0 maka bilangan A, B dan C adalah bilangan-bilangan arah bidang datar itu yang

Apabila dirinci dalam bentuk implementatif, maka akuntansi dalam pandangan maqashid syariah terhadap harta masuk pada kategori tahsiniyat (kelengkapan) dan

Hal tersebut semakin memaksa Shin Miwoo agar meminta Kim Jongwoon kembali menyelidiki kasus pembunuhan orang tuanya. Beruntung Kim Jongwoon mau