• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

7 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kredibilitas

2.1.1 Pengertian Kredibilitas

Kredibilitas secara pemikiran universal ialah sebuah kualitas, kapabilitas, serta kekuatan untuk memunculkan sebuah keyakinan. Menurut (Flanagin, 2013) dikutip dari buku (Cangara, 2013, hal. 96) Literatur yang ada mengenai sumber informasi telah menunjukkan bahwa krediilitas sumber menentukan efektivitas sebuah komunikasi. Kredibilitas bagi Aristotales, dapat diperoleh bila seseorang komunikator mempunyai ethos, pathos, serta logos. Ethos merupakan kekuatan yang dipunyai pembicara dari kepribadian pribadinya, sehingga ucapan- ucapannya bisa dipercaya. Pathos merupakan kekuatan yang dipunyai seseorang pembicara dalam mengatur emosi pendengarnya, sebaliknya Logos merupakan kekuatan yang dipunyai komunikator lewat argumentasinya.

Menurut (Flanagin, 2013, hal. 211), kredibilitas umumnya dianggap oleh beberapa akademisi berhubungan erat dengan kredibilitas gagasan Aristoteles tentang retorika. Aristoteles dalam“ Rethoric” membagi kedalam 3 model persuasi kepada masyarakat ialah logo, ethos, dan pathos. Logo adalah sebagai komunikator yang sanggup mengantarkan sebuah alibi berkaitan dengan logika. Sedangkan Ethos, berhubungan dengan kredibilitas dimana komunikan merasakan kredibilitas komunikator. Pathos berhubungan dengan emosi, dimana dapat mengaitkan perasaan kepada komunikan.

2.1.2 Kredibilitas Pemberitaan

Kredibilitas adalah sebuah faktor efektifitas para komunikator untuk menyampaikan sebuah pesan, komunikator yang di maksud adalah media online.

Kredibilitas ialah salah satu aspek efektivitas komunikator dalam mengantarkan pesan, komunikator disini ialah media online. Kredibilitas

(2)

8

merupakan sebuah aspek paling utama dalam menyajiakan kualitas data serta melaporkan siapa yang dapat dipercaya. Jadi, kredibel ialah sumber potensial dari"

otoritas kognitif," ataupun yang mempengaruhi pikiran orang sebab dianggap "

dapat dipercaya". Kredibilitas pula ialah disiplin dalam menimbang bermacam komponen yang berbeda.

Kredibilitas bisa terdiri dari sebagian konsep seperti keyakinan, keandalan, akurasi, reputasi, mutu, otoritas, dan kompetensi, di mana tiap konsep bisa menaikkan kepercayaan ataupun kemampuan: reputasi, keandalan serta keyakinan menambah keyakinan, sedangkan mutu, akurasi, otoritas serta kompetensi menaikkan kemampuan (Shah, 2005 vol. 20, (1)). Dalam kredibilitas terdapat 4 tipe data yang dinilai ialah: (1) kabar ataupun peristiwa terbaru, (2) data hiburan (3) rujukan ataupun data faktual serta (4) komersial ataupun informasi penciptaan.

Dikutip dari (Metzger, 2000, hal. 522) dalam ukuran Strategi verifikasi, terdapat 9 item yang digunakan buat memperhitungkan derajat gimana pembaca memverifikasi bermacam tipe data yang mereka dapatkan dari website (kredibilitas dari perspektif komunikan), ialah:

a. Siapa penulis web web (World Health Organization the author of the web is).

b. Apakah web web sediakan data kontak untuk perorangan ataupun organisasi (whether contact information for that person or organization is provided on the web.

c. Verifikasi kualifikasi penulis (verify the authors qualifications or credentials) d. Pertimbangkan apa tujuan/ target penulis untuk memposting data secara online

(consider the authors goals/ objectives for posting information online).

e. Cek apakah data up to date (check to see if information is current)

f. Memvalidasi data dengan sumber lain (seek out other sources to validate information they find online).

g. Mencari logo formal ataupun mencari ketahui apakah website tersebut terekomendasi.

h. Mempertimbangkan apakah Data yang disajikan merupakan sebuah opini ataupun kenyataan.

i. Cek untuk melihat kalau Data sudah lengkap dan komprehensif.

(3)

9

2.2 Konsep Kredibilitas Pemberitaan Flanagin dan Metzger

Kredibilitas Media (Media Credibility) merupakan sebuah keterpercayaan terhadap pemberitaan di media. Semakin kredibel suatu media, dapat membuat tingkatan keyakinan publik terhadap sebuah media tersebut makin besar. Di dalam novel Perceptions of Internet Information Credibility, Flanagin serta Metzger menerapkan kalau Dimensi kredibilitas media yang tidak berubah-ubah merupakan sebuah keyakinan, namun akurat, bias, serta kelengkapan data pula ialah dimensi yang lain yang biasa digunakan oleh periset. Bagi Flanagin dan Metzger kredibilitas media dioprasionalkan sebagai sebuah konsep multidimensional, ialah tidak berubah-ubah ataupun bisa dipercaya (believability), akurasi (accuracy), bias ( keberpihakan), serta kelengkapan kabar (completeness). Untuk tiap- tiap 5 saluran media (tv, pesan berita, majalah, radio, serta Internet)

a. dapat dipercaya (believability)

Menurut (Barus, 2010, hal. 35) dapat dipercaya merupakan sebuah berita yang disajikan secara objektif serta transparansi, maksud objektif disini ialah tidak boleh memiliki opini individu atau disebut opini wartawan. Sebuah Berita wajib cocok dengan kenyataan. Kenyataan itu selalu objektif.

Sebaliknya bagi (Kusumaningrat, 2005, hal. 54) objektif maksudnya adalah sebuah berita yang dibuat selaras dengan realitas, tidak memihak satu sisi, leluasa dari prasangka, serta objektif yang merupakan subjektif yaitu perilaku yang diwarnai oleh prasangka individu. Terdapat sebagian karya jurnalistik yang lebih persuasif maksudnya terdapat perilaku subjektif di dalamnya, serta objektivitasnya sedikit berkurang dalam tulisan editorial atau pendapat. Tetapi dalam suatu depth-reporting (pemberitaan mendalam) ataupun investigative- reporting (pemberitaan investigasi) haruslah objektif, walaupun boleh

(4)

10

mempunyai sesuatu fokus pemikiran (point of view). Keharusan wartawan menulis dalam konteks peristiwa secara totalitas, tidak dipotong- potong oleh kecenderungan subjektif pula ialah objektivitas berita.

b. keakuratan (accuracy)

Wartawan wajib mempunyai pengamatan yang sangat bagus dalam melaksanakan pekerjaannya, pengamatan ini diawali dari kecermatannya terhadap ejaan nama, angka, bertepatan pada umur serta kecermatan dalam melakukan pengecekan kembali atas penjelasan serta kenyataan yang ditemukannya. Menurut (Kusumaningrat, 2005, hal. 48) akurasi pula berarti benar dalam membagikan kesan universal, benar dalam sudut pandang pemberitaan yang dicapai oleh penyajian secara detail kenyataan dan tekanan yang diberikan pada fakta- faktanya.

Menurut (Barus, 2010, hal. 35) meningkatkan keakuratan berarti harus cermat dalam penulisannya, sumber beritanya, antara judul serta isi juga sejalan.

Data yang belum jelas kebenarannya harus diteliti kembali (check and recheck).

Keakuratan disini yaitu merupakan permasalahan Ketelitian serta kebenaran yang berkaitan dengan tuntutan dalam menyusun berita supaya memenuhi ketentuan aktualitas serta sasaran waktu (deadline). Pembuatan berita ialah pekerjaan yang tergesa- gesa, seluruhnya dituntut serba kilat. Tuntutan ini yang menjadikan permasalahan ketelitian serta kebenaran menjadikan kenyataan, informasi serta data kerap kali terabaikan. Disatu sisi wartawan dituntut untuk memberikan laporan yang bertabiat segera (immediately) demi penuhi faktor kebaruan serta aktualitas. Disisi lain media juga tidak boleh gegabah sebab bisa membuat pembaca marah, apalagi memunculkan permasalahan hukum ataupun delik pers. Apalagi sering melaksanakan insinuasi (menuduh tanpa dasar yang jelas), memfitnah, meniru (plagiat), menyebarkan isu, mencemarkan nama baik orang/ institusi.

c. keberpihakan (bias)

Berita yang disajikan wajib balance, maksudnya tidak memihak salah satu pihak, bila sebuah berita memihak pada salah satu pihak hingga

(5)

11

memunculkan keresahan di dalam masyarakat dan berperan memunculkan perdebatan. berimbang( balance) ataupun cover both side. Suatu berita tidak boleh memihak, balance, lengkap serta komprehensif (Barus, 2010).

Kusumaningrat (2015: 52), berkata kalau diartikan dengan perilaku adil serta berimbang, seorang wartawan wajib memberi tahu apa sebetulnya yang terjadi.

Misalnya, seseorang politisi mendapatkan sebuah tepukan tangan yang hangat dari hadirin kala mengantarkan sebuah pidato, kejadian itu seharusnya ditulis sesuai apa isi dari pidato tersebut, namun dikala sebagian orang meninggalkan tempat saat sebelum pidato berakhir, itu juga wajib ditulis sesuai kejadian tersebut. Jadi terdapat suasana yang berbeda, keduanya wajib termuat dalam berita yang ditulis. Dalam pelaporan berita yang berimbang wartawan membagikan peluang yang sama adilnya kepada kedua belah pihak yang menjadi narasumber berita tersebut, baik yang dirugikan maupaun yang diuntungkan, baik yang tertuduh ataupun sebagai korban.

d. kelengkapan berita (completeness)

Dikutip dari (Barus, 2010, hal. 36) dalam penulisan sebuah berita sangat penting aspek-aspek yang mendukung sebuah berita ditulis dengan benar, Berikut ringkasan dari resep tersebut:

1) World Health Organization: berarti wajib memiliki faktor" siapa" yang kaitannya dengan faktor kabar prominence (cuatan) ataupun subjek dalam kabar.

Sumber kabar itu" siapa" dapat mengacu pada orang, kelompok ataupun lembaga.

2) What: sehabis mengenali sumber kabar berikutnya penting buat mengenali"

apa" yang dikatakannya." apa" adalah mencari tau perihal yang jadi topic kabar tersebut. Jika menyangkut sesuatu kejadian ataupun peristiwa yang jadi" apa"

merupakan peristiwa ataupun kejadian itu.

3) Where: berarti menunjuk pada tempat peristiwa" dimana" terbentuknya kejadian ataupun kenyataan itu. Ini ialah bagian dari faktor jarak (proximity) yang menyangkut dengan permasalahan jauh dekatnya jarak geografis maupun emosional.

(6)

12

4) When: kapan terjadinya peristiwa tersebut. Aspek inilah yang diartikan dengan aspek baru terjadinya (timeliness) demi mengejar aktualitas.

5) Why: mengapa peristiwa tersebut terjadi. Mengenai ini bertujuan untuk memenuhi rasa untuk mengetahui hal yang menimpa dan penyebab terbentuknya sesuatu kejadian, yang nyatanya terdapat karena dari akibat sebuah kejadian yang terjadi.

6) How: gimana terjadinya sesuatu peristiwa, gimana prosesnya, gimana kejadiannya. Pembaca menuntut lebih jauh. Mengenai hal ini bisa mencakup sebagian gabungan unsur-unsur berita yang lain semacam energi tariknya, akibat yang ditimbulkannya, keakraban, emosi serta simpati dari pembaca.

2.3 Jurnalisme Online

2.3.1 Definisi Jurnalisme Online

Bagi (Romli, 2012, hal. 12) mendefinisikan jurnalistik online selaku proses pengumpulan, penyusunan, penyuntingan, serta penyebarluasan berita secara online. Jurnalistik online (Online Journalism) sering disebut juga cyber journalism, jurnalistik internet, jurnalistik website (Web journalism) ialah generasi baru jurnalistik sehabis jurnalistik konvensional (Jurnalistik cetak, semacam pesan berita) serta jurnalistik penyiaran (Broadcast journalism, Radio serta tv). Jurnalisme Online merupakan jurnalisme yang menggunakan internet selaku medianya dalam menampilkan sebuah berita agar bisa diakses secara global ke segala dunia.

2.3.2 Prinsip Jurnalisme Online

Bagi Paul Bradshaw dikutip dari buku (Romli, 2012, hal. 15) yang berjudul Basic Principal of Online Journalism mengatakan, terdapat 5 prinsip Jurnalistik online antara lain:

1) Brevity( Ringkas)

(7)

13

Penulisan harus ringkas bukan berarti tulisan wajib pendek, tulisan yang banyak bisa diringkas sebagian tulisan yang memperhatikan semua aspek sehingga lebih gampang dibaca serta dimengerti.

2) Adaptabiliy (sanggup menyesuaikan diri)

Pertumbuhan teknologi komunikasi memaksa jurnalis wajib sanggup menyesuaikan diri dengan perihal tersebut. Seorang jurnalis tidak cuma sanggup menulis kabar tetapi pula harus sanggup memakai video, kamera serta yang lain.

3) Scannabillity (sanggup dipindai)

Sebagian besar pengguna web media online mencari suatu yang khusus. tujuh puluh sembilan persen dari pengguna melaksanakan scan taman Website. Untuk mencari data utama, subheadings, link, serta perihal yang menolong mereka menavigasi bacaan pada monitor. Perihal ini berdasarkan anggapan kalau pengguna tidak betah berlama-lama memandang layar. Bradshaw menekankan berartinya 2 kata awal judul buat menarik atensi pembaca.

4) Interactivity (interaktif)

Membagikan keleluasaan pada pembaca web untuk menggunakan apa yang ditampilkan cocok kehendak mereka ataupun dengan kata lain, membiarkan penonton (viewer atau reader) jadi pengguna (user).

5) Community and Conversation

Beberapa tahun belakangan, email adalah perihal paling popular digunakan oleh pengguna internet, tetapi belakangan ini mulai tergantikan dengan jaringan sosial serta pesan-pesan pendek yang menampilkan jika pengguna tidak cuma ingin berlagak pasif dalam memakai Media Online.

2.3.3 Karakteristik Jurnalisme Online

Karakteristik media online nyaris sama dengan keunggulan media online menurut (Romli, 2012, hal. 33-44) mengemasnya kedalam sebagian karakteristik antara lain:

(8)

14 a. Multimedia.

Bisa muat data kedalam wujud bacaan, video, audio, foto, dan grafis secara bertepatan.

b. Aktualitas.

Berisi kabar yang aktual serta kemudahan dalam sebuah kecepatan penyajian.

c. Kilat.

Data yang baru saja diunggah ataupun diposting, langsung bisa diakses seluruh pengguna.

d. Pembaharuan.

Data serta pergantian dicoba dengan kilat, baik dari sisi konten ataupun redaksional.

e. Kapasitas Luas.

Taman website bisa menjadi wadah kapasitas yang sangat banyak.

f. Fleksibilitas.

Pemuatan, editing, serta pembaharuan kabar dapat dimana saja serta kapan saja.

g. Luas.

Menjangkau keseluruh dunia yang mempunyai akses internet.

h. Interaktif.

Membagikan kolom saran, pendapat, serta chat room.

i. Terdokumentasi.

Data tersimpan di bank informasi (arsip) serta bisa ditemukan melalui link, postingan terpaut, serta sarana cari (search).

Sedangkan menurut Mike Ward dalam Journalism Online menyebut sebagian ciri jurnalistik online antara lain:

1). Immediacy

Kesegaran ataupun kecepatan penyampaian data. Radio dan tv lebih kilat mengantarkan kabar tetapi harus menjelaskan kegiatan yang berlangsung(

breaking new).

2). Multiple Pagination

(9)

15

Berbentuk ratusan halaman (taman) terpaut satu sama lain, juga dapat dibuka.

3). Multimedia

Menyajikan penggabungan bacaan, foto, audio, video, serta grafis.

4). Archieving

Terarsipkan, bisa dibagi dengan bersumber pada kategori (rubrik) ataupun kata kunci (keyword tags) yang juga tersimpan lama, serta bisa diakses kapan saja.

5). Relationship with reader

Kontak ataupun interaksi dengan pembaca bisa langsung dikala saat itu pula lewat kolom pendapat.

2.4 Jurnalisme Bencana

Jurnalisme bencana menurut (Eriyanto, 2001) adalah bagaimana sebuah media dalam memberitakan bencana. Dari kata “bagaimana memberitakan”

tercantum dua dimensi yaitu dimensi proses serta hasil. Dimensi hasil mengacu pada berita-berita musibah yang dilansir ataupun ditayangkan di media, sebaliknya dimensi proses mengacu pada proses produksi berita-berita bencana.

Secara sosiologis serta geologis Indonesia merupakan negara yang rentan pada musibah. Media online selalu memberitakan setiap musibah yang terjalin, sehingga warga bergantung keingintahuannya pada musibah kepada data yang disajikan media online. Data Mengenai musibah kerap kali tidak jelas serta sering terjadi kesimpang siuran, oleh karena itu media online jadi bahan rujukan warga buat memperoleh data yang benar (Jurnal Komunikasi, 2007) Vol. 1 No 2, hal.149 Dalam konteks jurnalisme musibah yang terjadi di Indonesia, tampaknya dapat jadi musibah baru. Kesalahan peliputan, baik yang disengaja maupun tidak disengaja sebab bahan peliputan yang tidak mencukupi wajib diawasi.

Prinsip-prinsip yang berpengaruh pada jurnalisme musibah merupakan akurasi, humanisme, komitmen mengarah rehabilitasi, dan kontrol serta advokasi.

Didalam sebuah prinsip jurnalisme musibah pula disebutkan bahwa wartawan tv dalam meliput,

(10)

16

membahas ataupun merekontsruksi kejadian traumatis (misalnya pembantaian, kerusuhan sosial, bencana alam) namun wajib tetap memikirkan perasaan korban, keluarga korban ataupun pihak terpaut terhadap kejadian traumatis tersebut (Morrisan, 2010, hal. 255).

2.5 Portal Berita Online

Menurut (Suryawati I. )2011: 46, media online ataupun media baru adalah media komunikasi yang dimanfaatkan memakai fitur internet. Sebaliknya intenet adalah suatu jaringan antar pc yang saling berhubungan. Jaringan ini ada secara terus menerus sebagai pesan elektronik, tercantum e-mail, transmisi file, serta komunikasi 2 arah antara orang ataupun pc (Werner J. Severin, 2011).

Dalam novel To Be A Journalist (2009), Jani Yosef mengatakan berita yang memuat laporan terbaru mengenai kenyataan ataupun komentar yang berarti dan menarik untuk masyarakat serta disebar luaskan lewat media massa. Dalam buku tersebut ada pula sebagian penafsiran berita, menurut Eric C. Hepwood berita merupakan laporan awal dari peristiwa yang berarti serta dapat menarik atensi universal.

Mondry dalam novel Uraian Teori serta Pratik Jurnalistik (2008), menarangkan ketentuan dalam suatu berita:

1. Ialah kenyataan, bukan karangan (raga) ataupun dibuat- buat.

2. Berita ialah suatu keberuntungan ataupun pemasukan, berasal dari wartawan yang menulis, namun komentar ataupun saran dari orang lain

3. Informasi wajib ditulis dengan metode yang telah didetetapkan.

4. Menyebarkan lewat media massa secepatnya

Menurut (Mott dalam Effendy, hal. 1981: 130) ada pula konsepsi berita H.

Mahi Meter. Hikmat yang disebutkan dalam bukunya Jurnalistik: Literary Journalism (2018) ialah 8 konsep berita yang bisa dijadikan acuan:

1. Berita selaku laporan tercepat (news as timely report).

(11)

17

Konsep ini menitik beratkan terhadap waktu terbentuknya sesuatu kejadian(

newsness) selaku faktor terutama.

2. Berita selaku rekaman (news as record).

Berita yang tercetak dalam pesan berita ialah bahan dokumentasi.

3. Berita selaku kenyataan objektif (news a objective facts).

Beirta wajib faktual serta objektif. Tetapi, nilai objektif buat sesuatu kenyataan ialah sesuatu perihal yang membingungkan sebab bukanlah bisa jadi terdapat objektivitas yang absolut. Untuk wartawan, berita objektif merupakan laporan mengenai suatu kenyataan yang diamanatinya tanpa pemikiran memihak.

4. Berita selaku interpretasi (news interpretasion).

Didalam suasana lingkungan, yang menyangkut bidang politik, ekonomi, serta yang lainnya. Sesuatu kenyataan dipaparkan supaya pembaca paham. Mereka butuh diberi uraian karena menimpa sebab, dampaknya, situasinya, serta lainnya.

Perihal dibalik berita (news behind the news). Buat mencari serta menyajikannya dibutuhkan keahlian serta kejujuran, tetapi ancamanya merupakan prasangka (prejudice) terhadap sesuatu perkara tertentu.

5. Berita selaku sensasi (news as sensation).

Disini ada faktor subjektif ialah kalau sesuatu mengejutkan (shock) serta yang menggejutkan ataupun mengharukan (thrills) untuk pembaca yang satu dengan pembaca yang lain.

6. Berita selaku atensi insani (news as human interest).

Menarik bukan berartinya kejadian yang dilaporkan, melainkan sebab sifatnya memegang perasaan korban, memunculkan rasa terharu, iba, gembira, prihatin, serta sebagainya.

7. Berita selaku ramalan (news as prediction).

Wartawan cenderung selalu menarik atensi kepada masa depan daripada masa saat ini, serta masa kemudian sebab atensi pembaca tedapat pada masa depan. Untuk itulah dibutuhkan ramalan yang dapat diterima kedalam ide (intelegent forecast).

(12)

18 8. Berita selaku foto (news as picture).

Halaman pesan pula memiliki nilai berita (news value). Banyak peristiwa yang ditampilkan dalam wujud foto kerap lebih efisien jika dijelaskan dengan kata–

kata.

Berikutnya merangkum dari seseorang ahli jurnalisme dari Amerika Serikat, John V. Pavlik dikutip dari buku (Fikri, 2016, hal. 9) yang sudah menjelaskan sejumalah ciri berita online:

1. Modal Komunikasi Lebar.

Dalam ukuran tersebut Pavlik melaporkan kabar dalam new media unggul sebab ditopang modal komunikasi lebar. Dalam ukuran ini, data berbentuk bacaan, audio, grafis serta animasi bisa ditampilkan bersama.

2. Ukuran Jurnalisme Kontekstual ialah hypermedia.

Dalam dimensi ini, sesuatu kabar yang dimediasikan secara online dapat membuat ikatan– ikatan yang gampang serta ingratif antara satu berita dengan kabar lain.

3. Keterlibatan Audiens.

Aspek ini ialah kemampuan yang sangat besar dari aplikasi jurnalisme dengan kontekstual.

4. Konten Dinamis.

Posting media online begitu dinamis, nampak serempak, aktif, serta susul menyusul. Dinamisnya pemberitaan online mempunyai karakteristik kesegaran serta kecepatan.

5. Kustomisasi.

Ukuran tersebut timbul sebab internet sangat membolehkan ekspresi personal masing-masing orang ditampilkan, seperti melalui web ataupun kanal berita spesial yang disediakan media online untuk user yang telah terdaftar.

(13)

19 2.6 Pemberitaan

2.6.1 Definisi Berita

Menurut (Djuraid, 2006) berita merupakan suatu laporan ataupun pemberitahuan menimpa terbentuknya suatu kejadian ataupun kondisi yang bertabiat universal serta baru saja terjalin serta di informasikan wartawan lewat media massa.

Berita (News) berasal dari bahasa Sansekerta, ialah Vrit (persamaan dalam bahasa inggris bisa dimaknai dengan write) yang maksudnya terdapat ataupun terjalin. Sebagian terdapat yang menyebutnya dengan Vritta, maksudnya peristiwa ataupun kejadian yang terjalin. Vritta dalam bahasa Indonesia berarti berita ataupun warta. Dalam Kamus Bahasa Indonesia karya W. J. S. Poerwodarminta, dimaksud selaku berita ataupun warta. Sebaliknya menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia terbitan Balai Pustaka, makna berita menjadi informasi yang menimpa sebuah peristiwa ataupun kejadian yang baru saja terjadi. Jadi berita berhubungan dengan peristiwa ataupun kejadian yang terjalin. Berita (news) ialah sebuah informasi yang layak disajikan kepada publik. Berita terkategori merupakan data yang sifatnya factual, actual, akurat, objektif, berarti serta pasti saja menarik atensi publik, dan diterbitkan lewat media massa.

2.6.2 Jenis Berita

a. Berita Berat (Hard News)

Merupakan berita mengenai kejadian yang sangat berarti untuk warga, baik selaku orang, kelompok ataupun organisasi. Hard News terkategori sebagai berita langsung, semacam straightnews serta spotnews. Sementatara itu, aktualitas adalah faktor yang berarti dari berita langsung. Peristiwa ataupun kejadian yang telah terjalin tidak penting buat berita langsung. Aktualitas bukan cuma menyangkut waktu ataupun sesuatu yang baru dikenal ataupun ditemui, contohnya metode baru, ide baru, dan temuan baru.

b. Berita Ringan (Soft News)

(14)

20

Merupakan berita yang bukan terpaut terhadap aktualitas tetapi mempunyai energi untuk menarik audiens. Sering kali diucap pula dengan feature ataupun human interest. Berita seperti ini kerapkali lebih menitik beratkan kepada hal-hal yang bisa luar biasa ataupun mengherankan penonton. Namun dengan kata lain softnews atau langsung memegang emosi pembaca, contohnya keterharuan, kegembiraan, kegeraman, kelucuan, kemarahan serta lain- lain.

c. Berita Mendalam (Indepth News)

Merupakan berita yang menuju kepada kejadian atau kenyataan serta ataupun komentar yang memiliki nilai berita. Berita ini semacam mata rantai laporan berita serta merefleksikan permasalahan dalam konteks yang lebih luas.

Ada pula kategori tipe dari berita ini merupakan kabar komprehensif, berita interpretative, serta kabar insvestigatif.

2.6.3 Nilai Berita

1). Karakteristik yang wajib dipunyai sesuatu berita:

Menurut (Barus, 2010, hal. 31-32) Accuracy; akurat, teliti, serta cermat. sesuatu berita wajib ditulis dengan teliti, baik informasi semacam angka serta nama ataupun pernayataan, karenannya seseorang wartawan butuh melaksanakan check dan recheck ataupun melaksanakan konfirmasi saat sebelum menulis berita, pula wajib teliti biar penyusunan deskripsi berita dapat baik pula. (Suryawati I. , 2014, hal. 67-68) Universality; berlaku universal. Fairness; jujur serta adil. Humanity;

nilai kemanusiaan. Immediate; segera.

2). Unsur- unsur yang wajib dipunyai berita:

a) Berarti (significance), memiliki dampak besar kepada kehidupan masyarakat banyak ataupun kejadiannya memiliki efek yang luas terhadap kehidupan pembaca.

b) Besaran (Magnitute), suatu yang besar dari segi jumlah, nilai, angka dan besar hitungannya dapat menjadi suatu yang berarti serta menarik buat dikenal oleh khalayak.

c) Kebaruan (timeliness), memuat kejadian yang baru terjadi masih belum lama, perihal ini menjadi actual ataupun masih sangat hangat dibicarakan secara

(15)

21 universal.

d) Keakraban (proximity), mempunyai keakraban jarak (geografis) maupun emosi dengan pembaca, termasuk keakraban sebab atensi, bakat, hobi, serta perhatian pembaca.

e) Ketermukaan (prominence), hal- hal yang mencuat dari diri seorang ataupun suatu barang, tempat ataupun peristiwa. Suatu kejadian yang menyangkut orang populer ataupun sesuatu yang diketahui warga jadi berita berarti untuk dikenal oleh para pembaca.

f) Sentuhan Manusiawi (human interest), sesuatu yang memegang rasa kemanusiaan, menggugah hati serta minat.

Referensi

Dokumen terkait

Piper sarmentosum Roxb. ex Hunter merupakan salah satu spesies tumbuhan dari famili Piperaceae yang selama ini dikenal sebagai obat tradisional untuk mengobati berbagai macam

Berdasarkan hasil pengamatan dan perhitungan jumlah ekspresi Bax pada sediaan bahan biologi tersimpan berupa blok parafin untuk mengetahui pengaruh pemberian

Meningkatkan Derajat Kesehatan Masyarakat Indonesia Pelayanan Kesehatan Yang Berkualitas dan Terjangkau ⁻ Pendidikan Tenaga Kesehatan ⁻ Ketersediaan Tenaga Kesehatan

(2) Sub Bagian yang membidangi tugas keuangan atau Pejabat Penanggung Jawab pada Perangkat Daerah membuat Surat Permintaan Pembayaran dan Surat Perintah Membayar TPP bagi

Hasil penapisan mendapatkan empat jenis karang lunak yang memiliki potensi daya hambat terhadap protease bakteri patogen yang lebih dari 50 %, yaitu pada ekstrak karang lunak

Segala Puji Syukur penulis dipanjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat serta pertolonganNya yang berlimpah sehingga saya dapat menyelesaikan penelitian

bahwa di era modern ini sering muncul gejala atau fenomena di dalam masyarakat menurunnya nilai-nilai akhlaqul karimah baik dalam bergaul maupun dalam berbusana; b..

(1) Kepala UPT Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan sebagian kegiatan teknis operasional dan/atau kegiatan penunjang Dinas di bidang pelayanan kesehatan tingkat dasar,