• Tidak ada hasil yang ditemukan

Print Askep Perioperatif Nurul

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Print Askep Perioperatif Nurul"

Copied!
49
0
0

Teks penuh

(1)

ASUHAN

ASUHAN

KEPERAWATAN PERIOPERATKEPERAWATAN PERIOPERATIF PADA AN. “PIF PADA AN. “P” DENGAN” DENGAN

DIAGNOSA MEDIS TUMOR SINUS MAXILARIS DENGAN TINDAKAN

DIAGNOSA MEDIS TUMOR SINUS MAXILARIS DENGAN TINDAKAN

CALDWELL-LUC DI RUANG OK 5.04 IBS RSUP

CALDWELL-LUC DI RUANG OK 5.04 IBS RSUP DR. SARDJITO

DR. SARDJITO

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Medikal Bedah II Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Medikal Bedah II

Disusun oleh : Disusun oleh : Nurul

Nurul Fatimah Fatimah (P071201110(P07120111027)27)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN YOGYAKARTA

POLITEKNIK KESEHATAN YOGYAKARTA

JURUSAN KEPERAWATAN

JURUSAN KEPERAWATAN

2012

2012

(2)
(3)

LEMBAR PENGESAHAN

LEMBAR PENGESAHAN

 ASUHAN KEPERA

 ASUHAN KEPERAWATAN PERIOPERATIF PADA AN. “P” DEN

WATAN PERIOPERATIF PADA AN. “P” DENGAN

GAN

DIAGNOSA MEDIS TUMOR SINUS MAXILARIS DENGAN TINDAKAN

DIAGNOSA MEDIS TUMOR SINUS MAXILARIS DENGAN TINDAKAN

CALDWELL-LUC

CALDWELL-LUC DI RUANG OK 5.04 IBS RSUP DR. SARDJITO

DI RUANG OK 5.04 IBS RSUP DR. SARDJITO

Disusun oleh : Disusun oleh : Nurul

Nurul Fatimah Fatimah (P071201110(P07120111027)27)

Telah

Telah diperiksa diperiksa dan dan disetujui disetujui tanggal tanggal Desember Desember 20122012

Mengetahui, Mengetahui,

Pembimbing

Pembimbing Lapangan Lapangan Pembimbing Pembimbing AkademikAkademik

Eko

(4)

BAB I BAB I TINJAUAN TEORI TINJAUAN TEORI A. Pengertian A. Pengertian

Sinusitis adalah suatu keradangan yang terjadi pada sinus.

Sinusitis adalah suatu keradangan yang terjadi pada sinus. Sinus sendiriSinus sendiri adalah rongga udara yang terdapat di area wajah yang terhubung dengan adalah rongga udara yang terdapat di area wajah yang terhubung dengan hidung. Fungsi dari rongga sinus adalah untuk menjaga kelembapan hidung hidung. Fungsi dari rongga sinus adalah untuk menjaga kelembapan hidung & menjaga pertukaran udara di daerah hidung. Rongga sinus sendiri terdiri & menjaga pertukaran udara di daerah hidung. Rongga sinus sendiri terdiri dari 4 jenis, yaitu :

dari 4 jenis, yaitu : 1.

1. Sinus Frontal, terletaSinus Frontal, terletak di atas mata dibagian tengah dak di atas mata dibagian tengah dari masing-ri masing-masing alis

masing alis 2.

2. Sinus MaxSinus Maxillary, terletak illary, terletak diantara tulandiantara tulang pipi, tepag pipi, tepat disamping t disamping hidunghidung 3.

3. Sinus Ethmoid, terletak diaSinus Ethmoid, terletak diantara mata, tepat di belakang tulangntara mata, tepat di belakang tulang hidung

hidung 4.

4. Sinus Sphenoid, terletak dibelakang sinus Sinus Sphenoid, terletak dibelakang sinus ethmoid & ethmoid & dibelakangdibelakang mata

mata

Didalam rongga sinus terdapat lapisan yang terdiri dari bulu-bulu halus Didalam rongga sinus terdapat lapisan yang terdiri dari bulu-bulu halus yang disebut dengan cilia. Fungsi dari cilia ini adalah untuk mendorong lendir  yang disebut dengan cilia. Fungsi dari cilia ini adalah untuk mendorong lendir  yang di produksi didalam sinus menuju ke saluran pernafasan. Gerakan cilia yang di produksi didalam sinus menuju ke saluran pernafasan. Gerakan cilia mendorong lendir ini berguna untuk membersihkan saluran nafas dari mendorong lendir ini berguna untuk membersihkan saluran nafas dari kotoran ataupun organisme yang mungkin ada. Ketika lapisan rongga sinus kotoran ataupun organisme yang mungkin ada. Ketika lapisan rongga sinus ini membengkak maka cairan lendir yang ada tidak dapat bergerak keluar & ini membengkak maka cairan lendir yang ada tidak dapat bergerak keluar & terperangkap di dalam rongga sinus. Jadi sinusitis terjadi karena peradangan terperangkap di dalam rongga sinus. Jadi sinusitis terjadi karena peradangan didaerah lapisan rongga sinus yang menyebabkan lendir terperangkap di didaerah lapisan rongga sinus yang menyebabkan lendir terperangkap di rongga sinus dan menjadi tempat tumbuhnya bakteri. rongga sinus dan menjadi tempat tumbuhnya bakteri. Sinusitis paling sering mengenai sinus maksila (Antrum Highmore), karena Sinusitis paling sering mengenai sinus maksila (Antrum Highmore), karena merupakan sinus paranasal yang terbesar, letak ostiumnya lebih tinggi dari merupakan sinus paranasal yang terbesar, letak ostiumnya lebih tinggi dari dasar, sehingga aliran sekret (drenase) dari sinus maksila hanya tergantung dasar, sehingga aliran sekret (drenase) dari sinus maksila hanya tergantung dari gerakan silia, dasar sinus maksila adalah dasar akar gigi (prosesus dari gerakan silia, dasar sinus maksila adalah dasar akar gigi (prosesus alveolaris), sehingga infeksi gigi dapat menyebabkan sinusitis maksila, alveolaris), sehingga infeksi gigi dapat menyebabkan sinusitis maksila, ostium sinus maksila terletak di meatus medius di sekitar hiatus semilunaris ostium sinus maksila terletak di meatus medius di sekitar hiatus semilunaris yang sempit sehingga mudah tersumbat

yang sempit sehingga mudah tersumbat B.

B. Klasifikasi Klasifikasi SinusitisSinusitis

Sinusitis sendiri dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu Sinusitis sendiri dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu

(5)

1.

1. Sinusitis akut : Suatu proseSinusitis akut : Suatu proses infeksi di dalam sins infeksi di dalam sinus yang berlansungus yang berlansung selama 3 minggu. Macam-macam sinusitis akut : sinusitis maksila akut, selama 3 minggu. Macam-macam sinusitis akut : sinusitis maksila akut, sinusitis emtmoidal akut, sinus frontal akut, dan

sinusitis emtmoidal akut, sinus frontal akut, dan sinus sphenoid akut.sinus sphenoid akut. 2.

2. Sinusitis kronis : SuaSinusitis kronis : Suatu proses infeksi di tu proses infeksi di dalam sinus ydalam sinus yang berlansunang berlansungg selama 3-8 minggu tetapi dapat juga berlanjut sampai berbulan-bulan selama 3-8 minggu tetapi dapat juga berlanjut sampai berbulan-bulan bahkan

bahkan bertahun-tahubertahun-tahun.n.

C.

C. Etiologi Etiologi SinusitisSinusitis

Pada Sinusitis Maxilaris: Pada Sinusitis Maxilaris: 1.

1. Infeksi Infeksi virusvirus

Sinusitis akut bisa terjadi setelah adanya infeksi virus pada saluran Sinusitis akut bisa terjadi setelah adanya infeksi virus pada saluran pernafasan bagian atas (misalnya Rhinovirus, Influenza virus, dan pernafasan bagian atas (misalnya Rhinovirus, Influenza virus, dan Parainfluenza virus).

Parainfluenza virus). 2. Bakteri

2. Bakteri

Di dalam tubuh manusia terdapat beberapa jenis bakteri yang dalam Di dalam tubuh manusia terdapat beberapa jenis bakteri yang dalam keadaan normal tidak menimbulkan penyakit (misalnya Streptococcus keadaan normal tidak menimbulkan penyakit (misalnya Streptococcus pneumoniae, Haemophilus influenzae). Jika sistem pertahanan tubuh pneumoniae, Haemophilus influenzae). Jika sistem pertahanan tubuh menurun atau drainase dari sinus tersumbat akibat pilek atau infeksi menurun atau drainase dari sinus tersumbat akibat pilek atau infeksi virus lainnya, maka bakteri yang sebelumnya tidak berbahaya akan virus lainnya, maka bakteri yang sebelumnya tidak berbahaya akan berkembang biak dan menyusup ke dalam sinus, sehingga terjadi infeksi berkembang biak dan menyusup ke dalam sinus, sehingga terjadi infeksi sinus akut.

sinus akut. 3.

3. Infeksi Infeksi jamur jamur 

Infeksi jamur bisa menyebabkan sinusitis akut pada penderita gangguan Infeksi jamur bisa menyebabkan sinusitis akut pada penderita gangguan sistem kekebalan, contohnya jamur

sistem kekebalan, contohnya jamur AspergillAspergillus.us. 4.

4. PeradangaPeradangan n menahun menahun pada pada saluran saluran hidunghidung

Pada penderita rhinitis alergi dan juga penderita rhinitis vasomotor. Pada penderita rhinitis alergi dan juga penderita rhinitis vasomotor. 5.

5. Septum Septum nasi nasi yang yang bengkokbengkok 6.

6. Tonsilitis Tonsilitis yg yg kronikkronik

D.

D. Manifestasi Manifestasi KlinikKlinik Sinusitis maksila akut Sinusitis maksila akut

Gejala : Demam, pusing, ingus kental di hidung, hidung tersumbat, nyeri Gejala : Demam, pusing, ingus kental di hidung, hidung tersumbat, nyeri pada pipi terutama sore hari, ingus mengalir ke nasofaring, kental pada pipi terutama sore hari, ingus mengalir ke nasofaring, kental kadang-kadang berbau dan bercampur darah.

(6)

E. Pemeriksaan Diagnostik 1. Rinoskopi anterior 

Tampak mukosa konka hiperemis, kavum nasi sempit, dan edema. Pada sinusitis maksila tampak mukopus atau nanah di meatus medius. nanah tampak keluar dari meatus superior.

2. Rinoskopi posterior : Tampak mukopus di nasofaring (post nasal drip). 3. Dentogen : Caries gigi (PM1,PM2,M1)

4. Transiluminasi (diaphanoscopia)

Sinus yang sakit akan menjadi suram atau gelap. Pemeriksaan transiluminasi bermakna bila salah satu sisi sinus yang sakit, sehingga tampak lebih suram dibanding sisi yang normal.

5. Foto sinus paranasalis:

Pemeriksaan radiologik yang dibuat ialah Posisi Water’s, Posteroanterior  dan Lateral. Akan tampak perselubungan atau penebalan mukosa atau batas cairan udara (air fluid level) pada sinus yang sakit. Posisi Water’s adalah untuk memproyeksikan tulang petrosus supaya terletak di bawah antrum maksila, yakni dengan cara menengadahkan kepala pasien sedemikian rupa sehingga dagu menyentuh permukaan meja. Posisi ini terutama untuk melihat adanya kelainan di sinus maksila, frontal dan etmoid. Posisi Posteroanterior untuk menilai sinus frontal dan Posisi Lateral untuk menilai sinus frontal, sphenoid dan etmoid

6. Pemeriksaan CT-Scan

Pemeriksaan CT-Scan merupakan cara terbaik untuk memperlihatkan sifat dan sumber masalah pada sinusitis dengan komplikasi. CT-Scan pada sinusitis akan tampak : penebalan mukosa, air fluid level, perselubungan homogen atau tidak homogen pada satu atau lebih sinus paranasal, penebalan dinding sinus dengan sklerotik (pada kasus-kasus kronik).Hal-hal yang mungkin ditemukan pada pemeriksaan CT-Scan :

a. Kista retensi yang luas, bentuknya konveks (bundar), licin, homogen, pada pemeriksaan CT-Scan tidak mengalami ehans. Kadang sukar membedakannya dengan polip yang terinfeksi, bila kista ini makin lama makin besar dapat menyebabkan gambaran air-fluid level.

(7)

c. Polip antrokoanal

d. Massa pada cavum nasi yang menyumbat sinus

e. Mukokel, penekanan, atrofi dan erosi tulang yang berangsur-angsur  oleh massa jaringan lunak mukokel yang membesar dan gambaran pada CT Scan sebagai perluasan yang berdensitas rendah dan kadang-kadang pengapuran perifer.

F. Penatalaksanaan

1. Pencucian sinus paranasal pada sinus maksila Dilakukan fungsi sinus maksila, dan dicuci 2 kali seminggu dengan larutan garam fisiologis. Caranya ialah, dengan sebelumnya memasukkan kapas yang telah diteteskan xilokain dan adrenalin ke daerah meatus inferior. Setelah 5 menit, kapas dikeluarkan, lalu dengan trokar ditusuk di bawah konka inferior, ujung trokar diarahkan ke batas luar mata. Setelah tulang dinding sinus maksila bagian medial tembus, maka jarum trokar dicabut, sehingga tinggal pipa selubungnya berada di dalam sinus maksila. Pipa itu dihubungkan dengan semprit yang berisi larutan garam fisiologis, atau dengan balon yang khusus untuk pencucian sinus itu. Pasien yang telah ditataki plastik di dadanya, diminta untuk membuka mulut. Air cucian sinus akan keluar dari mulut, dan ditampung di tempat bengkok. Tindakan ini diulang 3 hari kemudian. Karena sudah ada lubang fungsi, maka untuk memasukkan pipa dipakai trokar yang tumpul. Tapi tindakan seperti ini dapat menimbulkan kemungkinan trokar menembus melewati sinus ke jaringan lunak pipi,dasar mata tertusuk karena arah penusukan salah, emboli udara karena setelah menyemprot dengan air disemprotkan udara dengan maksud mengeluarkan seluruh cairn yang telah dimasukkan serta perdarahan karena konka inferior tertusuk. Lubang fungsi ini dapat diperbesar, dengan memotong dinding lateral hidung, atau dengan memakai alat, yaitu busi. Tindakan ini disebut antrostomi, dan dilakukan di kamar bedah, dengan pasien yang diberi anastesi.

(8)

a. Antrostomi, yaitu membuat saluran antara rongga hidung dengan sinus maksila di bagian lateral konka inferior. Gunanya ialah untuk mengalirkan nanah dan ingus yang terkumpul di sinus maksila.

b. Operasi Caldwell-Luc

Operasi ini ialah membuka sinus maksila, dengan menembus tulang pipi. Supaya tidak terdapat cacat di muka, maka insisis dilakukan di bawah bibir, di bagian superior ( atas ) akar gigi geraham 1 dan 2. Kemudian jaringan diatas tulang pipi diangkat kearah superior, sehingga tampak tulang sedikit di atas cuping hidung, yang disebut fosa kanina. Dengan pahat atau bor tulang itu dibuka, dengan demikian rongga sinus maksila kelihatan. Dengan cunam pemotong tulang lubang itu diperbesar. Isi sinus maksila dibersihkan. Seringkali akan terdapat jaringan granulasi atau polip di dalam sinus maksila. Setelah sinus bersih dan dicuci dengan larutan bethadine, maka dibuat anthrostom. Bila terdapat banyak perdarahan dari sinus maksila, maka dimasukkan tampon panjang serta pipa dari plastik, yang ujungnya disalurkan melalui antrostomi ke luar rongga hidung. Kemudian luka insisi dijahit.

Perawatan pasca bedah :

1) beri kompres es di pipi, untuk mencegah pembengkakan di pipi pasca-bedah.

2) perhatikan keadaan umum : nadi, tensi,suhu

3) perhatikan apakah ada perdarahan mengalir ke hidung atau melalui mulut.

4) Apabila terdapat perdarahan, maka dokter harus diberitahu. 5) makanan lunak

6) tampon dicabut pada hari ketiga.

G. Konsep Asuhan Keperawatan 1. Pengkajian

a. Data Demografi

1) Identitas pada klien yang harus diketahui diantaranya: nama, umur, agama, pendidikan, pekerjaan, suku/bangsa, alamat, jenis kelamin, status perkawinan, dan penanggung biaya.

(9)

2) Riwayat Kesehatan a) Keluhan utama

Biasanya klien mengeluh nyeri kepala sinus dan tenggorokan b) Riwayat penyakit saat ini

Klien mengeluh hidung tersumbat, pilek yang sering kambuh, demam, pusing, ingus kental di hidung, nyeri di antara dua mata, penciuman berkurang.

c) Riwayat penyakit dahulu

(1) Klien pernah menderita penyakit akut dan perdarahan hidung atau trauma.

(2) Klien pernah mempunyai riwayat penyakit THT. (3) Klien pernah menderita sakit gigi geraham. d) Riwayat penyakit keluarga

 Adakah penyakit yang diderita oleh anggota keluarga yang mungkin ada hubungannya dengan penyakit klien sekarang. b. Pengkajian psiko-sosio-spiritual

1) Intrapersonal : Perasaan yang dirasakan klien (cemas atau sedih) 2) Interpersonal : hubungan dengan orang lain

3) Pola fungsi kesehatan

Pola persepsi dan tatalaksana hidup. Contohnya untuk mengurangi flu biasanya klien mengkonsumsi obat tanpa memperhatikan efek samping

4) Pola nutrisi dan metabolime

Biasanya nafsu makan klien berkurang karena terjadi gangguan pada hidung.

5) Pola istirahat dan tidur 

 Adakah indikasi klien merasa tidak dapat istirahat karena sering flu.

6) Pola persepsi dan konsep diri

Klien sering flu terus menerus dan berbau yang menyebabakan konsep diri menurun.

7) Pola sensorik

Daya penciuman klien terganggu kaena hidung buntu akibat flu terus menerus ( baik purulen, serous maupun mukopurulen ).

(10)

c. Pemeriksaan Fisik ( ROS : Review of System )

Pemeriksaan fisik pada klien dengan sinusitis meliputi pemeriksaan fisik umum per system dari observasi keadaan umum, pemeriksaan tanda-tanda vital, B1 (breathing), B2 (Blood), B3 (Brain), B4 (Bladder), B5 (Bowel), dan B6 (Bone).

1) Pernafasan B1 (breath) Bentuk dada : normal

a) Pola napas : tidak teratur  b) Suara napas : ronkhi c) Sesak napas : ya d) Batuk : tidak

e) Retraksi otot bantu napas

f) Alat bantu pernapasan : ya (O2 2 lpm) 2) Kardiovaskular B2 (blood)

a) Irama jantung : regular  b) Nyeri dada : tidak

c) Bunyi jantung ; normal d) Akral : hangat

3) Persyarafan B3 (brain)

a) Penglihatan (mata) : normal

b) Pendengaran (telinga) : tidak ada gangguan c) Penciuman (hidung) : ada gangguan

d) Kesadaran: gelisah e) Reflek: normal

4) Perkemihan B4 (bladder) a) Kebersihan : bersih

b) Bentuk alat kelamin : normal c) Uretra : normal

d) Produksi urin: normal 5) Pencernaan B5 (bowel)

a) Nafsu makan : menurun b) Porsi makan : setengah c) Mulut : bersih

(11)

6) Muskuloskeletal/integument B6 (bone) a) Kemampuan pergerakan sendi : bebas b) Kondisi tubuh: kelelahan

2. Diagnosa Keperawatan

Beberapa diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada pasien dengan sinus maxilaris antara lain :

a. Pre operasi

1) Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan. 2) Nyeri akut berhubungan dengan proses penyakit

3) Kurang pengetahuan mengenai prognisis dan kebutuhan pengobatan.

b. Post operasi

1) Resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan berhubungan dengan tindakan pembedahan.

2) Nyeri berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan akibat tindakan operasi.

3) Resiko infeksi berhubungan dengan adanya luka operasi.

4) Gangguan pemenuhan nutrisi berhubungan dengan intake yang tidak adekuat.

5) Kerusakan intregitas kulit/jaringan berhubungan dengan insisi bedah.

3. Perencanaan a. Pre operasi

1) Ansietas/cemas berhubungan dengan perubahan status kesehatan.

Kemungkinan dibuktikan oleh: peningkatan ketegangan, gelisah, mengekspresikan masalah mengenai perubahan dalam kejadian hidup.

Hasil yang diharapkan :

(a) Menunjukkan rentang yang tepat dari perasaan dan berkurangnya rasa takut

(12)

(b) Tampak rileks dan melaporkan ansietas berkurang pada tingkat dapat diatasi.

(c) Mendemonstrasikan penggunaan mekanisme koping efektif  dan partisipasi aktif dalam pengaturan obat.

Intervensi Rasional a) Dorong klien untuk

mengungkapkan pikiran dan perasaan.

b) Berikan lingkungan terbuka dimana klien merasa aman untuk mendiskusikan

perasaannya.

c) Pertahankan kontak sesering mungkin dengan klien.

d) Bantu klien/keluarga dalam mengenali dan mengklasifikasikan rasa takut untuk memulai mengembangkan strategi koping.

e) Berikan informasi yang akurat

a) Memberikan kesempatan untuk memeriksa takut realistis serta kesalahan konsep tentang diagnosis. b) Membantu klien untuk

merasa diterima pada adanya kondisi tanpa perasaan dihakimi dan meningkatkan rasa terhormat.

c) Memberikan keyakinan bahwa klien tidak sendiri atau ditolak.

d) Dukungan dan konseling sesering diperlukan untuk memungkinkan individu mengenal dan menghadapi rasa takut.

e) Dapat menurunkan ansietas

2) Nyeri berhubungan dengan proses penyakit.

Kemungkinan dibuktikan oleh: keluhan nyeri, respon autonomic gelisah, perilaku berhati-hati

Hasil yang diharapkan :

a) Melaporkan nyeri yang dirasakan menurun atau menghilang b) Mengikuti aturan farmakologis yang ditentukan

(13)

Intervensi Rasional a) Tentukan riwayat nyeri

misalnya lokasi, durasi dan skala.

b) Berikan tindakan kenyaman dasar misal: massage

punggung dan aktivitas hiburan misalnya music. c) Dorong penggunaan

keterampilan penggunaan keterampilan manajement nyeri misalnya relaksasi napas dalam.

d) Kolaborasi pemberian analgetik sesuai indikasi.

a) Informasi memberikan data dasar untuk

mengevaluasi kebutuhan / keefektifan intervensi. b) Dapat meningkatkan relaksasi c) Memungkinkan klien untuk berpartisipasi secara aktif dalam meningkatkan rasa control.

d) Analgetik dapat

menghambat stimulus nyeri.

(14)

b. Post operasi

1) Resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan berhubungan dengan tindakan pembedahan.

Intervensi Rasional a) Pantau tanda-tanda vital

dengan sering. Periksa balutan luka dengan sering selama 24 jam pertama terhadap tanda-tanda darah merah terang dan

berlebihan.

b) Palpasi nadi periver.

Evaluasi pengisian kapiler  turgor kulit, dan status membrane mukosa.

c) Perhatikan adanya edema.

d) Pantau masukan dan haluaran.

e) Pantau suhu tubuh.

a) Tanda-tanda awal hemoragi usus dan

pembentukan hematoma yang dapat menyebabkan syok hepovelemik.

b) Memberikan informasi tentang volume sirkulasi umum dan tingkat hidrasi.

c) Edema dapat terjadi Karena perpindahan cairan berkenaan dengan penurunan kadar albumin (protein).

d) Indikator langsung dari hidrasi organ dan fungsi. Memberikan pedoman untuk penggantian cairan. e) Demam rendah umum

selama 24-48 jam pertama dan dapat menambah kehilangan cairan.

2) Nyeri berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan akibat tindakan operasi.

(15)

Kriteria : Klien mengungkapkan nyeri berkurang dan ekspresi wajah normal.

Intervensi Rasional a) Kaji karakteristik nyeri.

b) Ukur tanda-tanda vital.

c) Ajarkan tehnik relaksasi.

d) Ajarkan nafas dalam dan batuk yang efektif.

e) Penatalaksanaan pemberian obat analgetik.

a) Mengetahui tingkat nyeri yang dirasakan oleh klien sebagai acuan untuk intervensi selanjutnya. b) Mengetahui kemajuan

atau penyimpangan dari hasil yang diharapkan. c) Untuk merelaksasi otot

sehingga mengurangi rasa nyeri.

d) Dengan nafas dalam dan batuk yang efektif dapat mengurangi tekanan darah pada abdomen yang dapat menimbulkan rangsangan nyeri.

e) Obat analgetik dapat mengurangi atau

menghilangkan rasa nyeri.

4. Implementasi

Implementasi disesuaikan dengan intervensi yang tercantum pada rencana keperawatan yang menetapkan waktu dan respon klien.

5. Evaluasi

Evaluasi adalah bagian terakhir dari proses keperawatan semua tahap proses keperawatan harus dievaluasi.

Hasil asuhan keperawatan dengan sesuai dengan tujuan yang telah di tetapkan. Evaluasi ini didasarkan pada hasil yang di harapkan atau perubahan yang terjadi pada klien. Adapun sasaran evaluasi pada klien dengan sinus maxilaris :

(16)

a. Klien dapat menunjukan perubahan perilaku yang diharapkan dalam pernyataan tujuan.

b. Rasa nyeri yang dirasakan klien hilang Hasil post operatif :

a. Tidak terjadi kekurangan volume cairan b. Tidak terdapat rasa nyeri

c. Tidak terdapat tanda-tanda infeksi. d. Nuirisi terpenuhi.

(17)

BAB II

TINJAUAN KASUS

A. Pengkajian

Hari/tanggal : Selasa, 11 Desember 2012 Pukul : 13.30 WIB

Tempat : Ruang OK 5.04 Gedung Bedah Sentral Terpadu (GBST) RSUP DR. Sardjito

Metode : Wawancara, observasi,dan pemeriksaan fisik, studi document.

Sumber : Klien, keluarga, dan status klien. Oleh : Praktikan Nurul Fatimah

Identitas

1. Identitas Klien

Nama : An. “P”

Umur : 20 April 1990 Jenis kelamin : Laki-Laki  Agama : Islam

 Alamat : Karang, Brangkal, Karang Anom, Klaten, Jawa Tengah

Pendidikan :

-Pekerjaan : Pelajar SD

Diagnosa medis : Tumor sinus maxilaris Tgl. Masuk RS : 04 Desember 2012 Tgl.Operasi : 11 Desember 2012 No.RM : 1610159 2. Penanggung jawab Nama : Ny. “SH” Umur : 41 tahun Pendidikan : SMP Pekerjaan : Petani

 Alamat : Karang, Brangkal, Karang Anom, Klaten, Jawa Tengah

(18)

PRE OPERASI

Pasien sudah memakai gelang pasien berwarna biru muda, lokasi operasi sudah ditandai, inform consent operasi dan inform consent anastesi sudah lengkap, jenis operasinya Caldwell-Luc dan jenis anastesi adalah general anastesi. Pasien tidak mempunyai riwayat alergi, pasien juga sudah berpuasa dari jam 00.00 WIB. Pasien tidak dilavement. Pasien tidak memakai gigi palsu dan make-up. Obat antibiotik cefotaxime sudah diinjeksikan jam 08.30 WIB.

A. Pengkajian

1. Riwayat Kesehatan a. Kesehatan Pasien

1) Riwayat kesehatan sekarang

Keluarga klien mengatakan sejak umur 7 bulan pada hidung klien terdapat benjolan. Awalnya benjolan itu tidak mengganggu tetapi setelah umur 8 tahun benjolan tambah besar dan klien mengeluh nyeri kepala dan tenggorokan. Klien mengeluh hidungnya tersumbat, flu yang sering kambuh (ingusnya kental) dan penciuman berkurang

Sebelum operasi klien mengatakan cemas dan takut akan menjalani operasi yang akan dijalaninya. Klien tampak gelisah ketika menunggu di ruang induksi. Wajah klien tegang saat menunggu masuk ke ruang operasi.

2) Riwayat kesehatan yang lalu

Keluarga klien mengatakan sebelumnya klien tidak pernah sakit parah, klien biasanya hanya sakit flu dan batuk.

3) Faktor Pencetus

Klien kurang mengetahui faktor apa yang memicu klien pusing dan flu karena klien terlalu sering mengalami hal tersebut.

(19)

b. Kesehatan keluarga 1) Genogram

Keterangan:

: Laki-laki : Perempuan yang meninggal dunia : Perempuan : Hubungan keturunan

: Klien An. “P” : Hubungan pernikahan : Laki-laki yang meninggal dunia

: Tinggal serumah dengan klien 2) Riwayat Kesehatan keluarga

Kelurga klien mengatakan nenek klien pernah sakit polip hidung.

2. Pola Kebiasaan Pasien a. Aspek Fisik – Biologis

1) Pola Nutrisi

a) Sebelum sakit

Klien mengatakan makan 3 kali sehari. Klien makan habis 1 porsi sedang, lauk, dan sayur. Klien kurang menyukai buah dan sayur. Tidak ada makanan pantangan. Klien mengatakan minum ± 7 gelas perhari (±1600cc).

b) Selama sakit

Klien mengatakan makan 3 kali sehari. Klien hanya makan ± 3 sendok porsi yang disediakan rumah sakit, kerena tenggorokan klien sering merasa sakit. Klien memiliki makanan pantangan yaitu gorengan. Klien mengatakan minum 6-8 gelas perhari (±1200-1600cc). Klien mengatakan telah berpuasa dari jam 00.00 WIB malam.

(20)

2) Pola Eliminasi a) Sebelum sakit

Klien mengatakan dalam 1 hari b.a.k ± 5 kali sehari ( 1200 cc / hari ). Klien b.a.b 1 kali sehari setiap pagi. Konsistensi lunak, berbau dan tidak ada darah.

b) Selama sakit

Klien mengatakan dalam 1 hari b.a.k ± 3 kali dalam satu hari. klien juga mengatakan b.a.b 1 kali dalam sehari. Pasien tidak dilavement.

3) Pola Aktifitas – Istirahat – Tidur  a) Sebelum sakiti.

(1) Kebutuhan Aktifitas sehari-hari

Klien mengatakan aktivitas kesehariannya adalah seorang pelajar SD. Klien bisa beraktifitas mandiri, seperti makan, minum, toileting dan berpakaian.

(2) Kebutuhan Istirahat dan tidur 

Klien biasa tidur 8-11 jam perhari. Klien tidak mengkonsumsi obat tidur.

b) Selama sakit

(1) Kebutuhan Aktifitas sehari-hari

Klien menyatakan dalam beraktivitas seperti makan, berpakaian dibantu dan toileting bisa dilakukan dengan mandiri.

(2) Kebutuhan Istirahat dan tidur 

Ketika tidur di rumah sakit klien tidur ± 7 jam 22.00-05.00 WIB).Saat klien pusing atau hidungnya tersumbat klien susah untuk tidur.

4) Pola Kebersihan Diri a) Sebelum sakit

Klien mengatakan mandi 2 kali sehari dengan menggunakan sabun mandi, menggosok gigi dengan pasta gigi 2 kali sehari saat mandi. Klien mencuci rambut 3 hari sekali dengan sampoo.

(21)

b) Selama sakit

Klien mengatakan setelah sakit klien mandi 2 kali sehari dengan menggunakan sabun mandi dan menggosok gigi dengan pasta gigi.sebelum masuk ke ruang operasi klien sudah mandi dengan menggunakan sabun.

b. Aspek Mental – Intelektual – Sosial - Spiritual 1) Konsep Diri

a) Identitas Diri

Klien mampu menyebutkan namanya An. “P”. Klien menyadari dirinya laki-laki dengan mengenakan pakaian laki-laki.

b) Harga Diri

Klien mengatakan tidak malu harus operasi. Klien pada waktu di sekolah pernah di ejek anak ingusan.

c) Gambaran Diri

Klien menyukai semua anggota tubuhnya yang merupakan anugrah Tuhan Y.M.E. Klien mempunyai semangat untuk sembuh, klien tidak mau merepotkan anggota keluarganya. d) Peran Diri

Klien merupakan pelajar SD yang memiliki kewajiban untuk belajar dan membanggakan orang tua.

e) Ideal Diri

Klien mengatakan dengan menjalani operasi, klien berharap benjolan (tumor) yang terdapat pada hidungnya terangkat dan klien berharap supaya dapat sembuh dan kembali beraktivitas seperti sedia kala.

2) Intelektual

Klien mengatakan kurang mengetahui tentang operasi yang akan dijalani klien, yang klien ketahui hanya operasi mengangkat benjolan yang ada di hidung klien. Klien tampak bingung ketika diberi pertanyaan tentang operasi yang akan dijalaninya.

3) Hubungan interpersonal

Klien mengatakan hubungan dengan keluarga baik. Klien saat di sekolah pernah diejek anak ingusan oleh temannya.

(22)

4) Mekanisme Koping

Klien menerima penyakit yang dideritanya dengan ikhlas dan pasrah terhadap Tuhan YME.

5) Support Sistem

Klien mengatakan mendapat dukungan dari keluarganya agar  diberi kesembuhan.

6) Aspek Mental/ Emosional

Klien nampak gelisah menunggu waktu operasi yang akan dijalaninya. Klien mengatakan takut akan dioperasi itu biasa.

7) Aspek Sosial

Sebagian besar lingkungan klien sangat menerima klien apa adanya. Klien mengatakan teman sekolahnya ada yang tidak suka dengan klien. Klien berbicara dengan menggunakan bahasa Indonesia secara jelas dan mudah dimengerti.

8) Aspek Spiritual

Klien menyerahkan sepenuhnya kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berjalannya operasi nanti. Keluarga dan pasien berdo’a saat klien di bawa ke ruang induksi supaya operasi dapat berlangsung dengan lancar dan sukses.

3. Pemeriksaan secara sistemik (Head to Toe) a. `Kepala

1) Kepala

Bentuk kepala mecochepal, kulit kepala terlihat bersih, tidak ada lesi, rambut lurus dan rapi.

2) Mata

Konjungtiva tidak anemis, tidak ada bengkak, tidak ada sekret pada kelopak mata. Klien mampu melihat secara jelas.

3) Telinga

Bentuk simetris, daun telinga bersih, tidak ada cairan keluar dari telinga. Klien mampu mendengar dengan jelas dan menanggapi pembicaraan orang yang mengajaknya berbicara.

4) Hidung

(23)

kekuningan. Terdapat benjolan pada lubang hidug sebelah kiri. Klien tidak memakai alat bantu pernafasan kanule binasal .

5) Mulut

Tidak mengalami sariawan, di sudut mulut tidak ada jamur, bibir  kering dan pecah-pecah, membran mukosa kemerahan, gigi terlihat sedikit kotor, tidak menggunakan gigi palsu.

6) Wajah

Wajah tidak pucat, tidak bengkak, kulit terlihat sedikit kering. 7) Ekspresi

Pasien terlihat tegang

Klien nampak gelisah menunggu waktu operasi. b. Leher 

Tidak ada lesi. Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, menggunakan otot pernafasan tambahan.

c. Dada

Inspeksi : bentuk dada simetris kanan kiri.

Palpasi : tidak ada massa, tidak ada nyeri tekan. Perkusi : resonan pada paru dan redup jantung.

 Auskultasi : suara napas ronkhi, terdengar suara S1 dan S2. d. Kulit

Warna kulit coklat tua, kulit klien sedikit kering. Turgor kulit baik, saat ditekan kulit cepat kembali (capillarevil < 2 detik).

e. Abdomen

Inspeksi : tidak ada lesi, tidak ada bekas operasi, tidak ada

spider nevy, warna kulit sama dengan warna sekitar  Terlihat pernapasan pada abdomen.

 Auskultasi : Peristaltik 5 x/menit. PalpasI : tidak ada nyeri tekan Perkusi : Suara tympani. f. Punggung

Inspeksi : Tidak ada lesi, tidak ada lordosis maupun kifosis. Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak ada massa

g. Genetalia

(24)

h. Extrimitas 1) Atas

 Anggota gerak atas lengkap. Tidak ada kelainan. Terpasang infus RL 20 tpm di tangan kiri.

2) Bawah

 Anggota gerak lengkap tidak ada kelainan jari.

4. Hasil Pemeriksaan Laboratorium a. Pemeriksaan darah rutin

Tanggal : 6 Desember 2012 Parameter 

Kimia Hasil Satuan Nilai Rujukan HGB 12,4 g/dL 13,2 – 17,9 HCT 35,3 % 40 – 52 MCV 74,7 fL 80 – 100 MCH 24,7 Pg 26 – 34 RDW 13,8 % 11,5 – 14,5 HDW 2,84 g/dL 2,2 – 3,2 Lymph 0,70 x.10.e3/uL 0,9 – 5,2 Mono 0,38 x.10.e3/uL 0,16 – 1 EOS 0,47 x.10.e3/uL 0 – 0,8 Baso 0,02 x.10.e3/uL 0 – 0,2 b. Hematologi Tanggal 6 Desember 2012 Parameter 

Kimia Hasil Satuan Nilai Rujukan

LY 19,8 % 20,5 – 45,5 HGB 12,4 g/dL 14 -18 HCT 35,3 % 42 – 52 MCV 89,2 fL 80 – 94 MCH 28,7 Pg 27 – 31 MCHC 32,3 g/dL 32 – 36

(25)

c. Pemeriksaan CT- Scan Tanggal 28 Oktober 2012

Terdapat tumor pada sinus maxilaris dan nasal sinistra. 5. Terapi

Infus RL 20 tpm.

Program sebelumnya : cefotaxime 2 x 500 mg 6. Pengkajian Data Fokus

Keadaan Umum

a. Kesadaran : Composmentis b. Status Gizi

BB : 38 KG TB : 148 cm

IMT : 17,35 kg/m2(under weight, range normal 18-25) c. Tanda – tanda Vital

Suhu : 36 oC RR : 12 x/mnt

Nadi : 72 x/mnt TD : 100/70 mmHg d. Hb : 12,4 gr/dL

(26)

B. Analisa Data

Hari, Tanggal : Senin, 11 Desember 2012 Jam : 13.30 WIB

Data Masalah Penyebab

DS:

- Sebelum operasi

klien mengatakan cemas dan takut akan menjalani operasi yang akan dijalaninya. DO: - Klien tampak gelisah ketika menunggu di ruang induksi.

- Wajah klien tegang

saat menunggu masuk ke ruang operasi.

 Ansietas Perubahan status kesehatan

DS:

- Klien mengatakan

kurang mengetahui tentang operasi yang akan dijalani klien, yang klien ketahui hanya operasi

mengangkat

benjolan yang ada di hidung klien.

Kurang pengetahuan Kurang terpapar  informasi

(27)

DO : - Klien tampak bingung ketika diberi pertanyaan tentang operasi yang akan dijalaninya. C. Diagnosa Keperawatan

1. Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan ditandai dengan :

DS:

- Sebelum operasi klien mengatakan cemas dan takut akan menjalani

operasi yang akan dijalaninya. DO:

- Klien tampak gelisah ketika menunggu di ruang induksi

- Wajah klien tegang saat menunggu masuk ke ruang operasi.

2. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi ditandai dengan :

DS:

- Klien mengatakan kurang mengetahui tentang operasi yang akan

dijalani klien, yang klien ketahui hanya operasi mengangkat benjolan yang ada di hidung klien.

DO :

- Klien tampak bingung ketika diberi pertanyaan tentang operasi yang

akan dijalaninya.

- Saat palpasi abdomen ada nyeri ketika dipalpasi pada perut sebelah

(28)

D. Perencanaan, Implementasi dan Evaluasi Preoperatif 

Nama Pasien : An. “P” Ruang : IBS 05.04 RSUP DR. Sardjito

Dx. Medis : Tumor Sinus Maxilaris No. RM : 1610159

Tindakan : Caldwell-Luc

No. Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional Implementasi Evaluasi

1. Selasa, 11 Desember  2012 Jam 13.30 WIB  Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan ditandai dengan : DS: - Sebelum operasi klien mengatakan cemas dan takut akan menjalani operasi yang akan dijalaninya. Selasa, 11 Desember 2012 Jam 13.30 WIB Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 30 menit cemas pasien berkurang dengan kriteria: - Pasien tampak rileks - tekanan darah dalam nilai normal 120/80 mmHg Selasa, 11 Desember 2012 Jam 13.30 WIB a. Identifikasi tingkat kecemasan yang mengharuskan dilakukannya prosedur  pembedahan b. Berikan penjelasan yang Selasa, 11 Desember  2012 Jam 13.30 WIB

a. Rasa cemas yang berlebihan atau terus menerus akan

mengakibatkan reaksi stres yang berlebihan. b. Ketidakseimbanga n dari proses pemikiran akan membuat pasien menemui Selasa, 11 Desember 2012 Jam 13.30 WIB Mengidentifikasi tingkat kecemasan yang mengharuskan prosedur  pembedahan nurul  Selasa, 11 Desember 2012 Jam 13.30 WIB S: pasien menyatakan sedikit takut akan tindakan pembedahan karena merupakan pengalaman pertama dioperasi O : pasien

(29)

DO:

- Klien tampak

gelisah ketika menunggu di ruang induksi

- Wajah klien tegang

saat menunggu masuk ke ruang operasi. - pasien menyatakan siap dioperasi - pasien kooperatif  nurul  c. sederhana pada pasien tentang pembedahan yang akan dilakukan. Jelaskan tentang kamar operasi d. Ajarkan teknik relaksasi : nafas dalam,masase. e. Bandingkan  jadwal operasi, grafik, gelang identifikasi pasien dan tanda tangan persetujuan operasi. f. Perkenalkan staf  c. kesulitan untuk memahami petunjuk-petunjuk yang panjang dan berbelit-belit. d. menurunkan kecemasan pasien sebelum tindakan operasi. e. Memberikan identifikasi positif, mengurangi rasa takut bahwa mungkin terjadi prosedur yang salah Jam 13.40 WIB Memberikan penjelasan yang sederhana pada pasien tentang pembedahan yang akan dilakukan dan keadaan kamar  operasi . nurul  tampak cemas  A : tujuan belum

tercapai P: lanjutkan intervensi nurul  Jam 13.40 WIB S: pasien menyatakan mengerti tentang apa yang harus dilakukannya dan prosedur  pembedahan yang akan dijalani O: pasien terlihat mengerti dan dapat

(30)

pada waktu pergantian ke ruang operasi. g. Kolaborasi pemberian obat penenang. nurul  f. Menciptakan hubungan dan kenyamanan psikologis g. Obat penenang membantu mengendalikan kekhawatiran,kece masan dan ketakutan pasien nurul  Jam 13.50 WIB melatih pasien teknik relaksasi nafas dalam nurul  menjelaskan kembali prosedur  pembedahan yang akan dijalani  A : tujuan tercapai sebagian P :lanjutkan intervensi nurul  Jam 13.50 WIB S:pasien menyatakan lebih nyaman O: tampak rileks  A: tujuan tercapai

(31)

 jam 13.55 WIB Membandingkan  jadwal operasi,

grafik, gelang identifikasi pasien dan tanda tangan persetujuan operasi nurul  P:lanjutkan intervensi nurul  Jam 13.55 WIB S : pasien menyatakan namanya An. “P”, usia 14 tahun, akan menjalani operasi pengangkatan bola mata kanan O : pada status pasien tertulis pasien bernama  An. “P” usia 14 tahun, tindakan yang akan dilakukan CWL.

(32)

 A : tujuan tercapai sebagian, lanjutkan intervensi P : lanjutkan intervensi nurul  2. Selasa, 11 Desember  2012 Jam 13.30 WIB Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar  informasi ditandai dengan : DS: - Klien mengatakan kurang mengetahui Selasa, 11 Desember 2012 Jam 13.30 WIB Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 30 menit pengetahuan pasien meningkat dengan kriteria: - pasien dapat Selasa, 11 Desember 2012 Jam 13.30 WIB a. Kaji pengetahuan pasien mengenai penyakit, penyebab, alternative pengobatan Selasa, 11 Desember  2012 Jam 13.30 WIB a. Memvalidasi tingkat pemahaman mengidentifikasi kebutuhan belajar, dan memberikan dasar untuk intervensi Selasa, 11 Desember 2012 Jam 13.40 WIB mengkaji tingkat pengetahuan pasien tentang proses penyakit, penyebab dan alternatif  pengobatan. nurul  Selasa, 11 Desember 2012 Jam 13.30 WIB S: pasien menyatakan sekarang jadi bertambah informasi dan pengetahuanya O:pasien mengagguk

(33)

tentang operasi yang akan dijalani klien, yang klien ketahui hanya operasi

mengangkat benjolan yang ada di hidung klien. DO : - Klien tampak bingung ketika diberi pertanyaan tentang operasi yang akan dijalaninya. - Saat palpasi abdomen ada nyeri ketika dipalpasi mengulangi penjelasan perawat mengenai prosedur  operasi - paasien mengetahui penyebab penyakitnya nurul  b. Jelaskan tentang penyebab penyakit dan proses penyakit c. Jelaskan proses pembedahan, dampak yang mungkin muncul d. Sediakan kesempatan untuk melatih batuk, nafas dalam dan latihan otot nurul  berikutnya b. Menambah tingkat pengetahuan dan kebutuhan belajar  mengenai penyakit c. Menurunkan

ansietas dan dapat menimbulkan perbaikan partisipasi pada rencana tindakan d. Meningkatkan pengajaran dan aktivitas pascaoperasi nurul  Jam 14.00 WIB Menjelaskan proses penyakit dan penyebabnya nurul  tanda paham  A:Tujuan tercapai P:lanjutkan intervensi nurul  Jam 14.00 WIB S:pasien menyatakan sedikit mengerti mengenai penyakit dan penyebabnya O: pasien mampu menjawab sebagian pertanyaan yang diajukan

(34)

pada perut sebelah kanan ke belakang, ada massa. Jam 14.05 WIB Menjelaskan tentang prosedur  pembedahan dan dampak yang mungkin muncul nurul   A: tujuan tercapai sebagian P: lanjutkan intervensi nurul  Jam 14.05 WIB S: pasien menyatakan paham mengenai proses pembedahan yang akan dijalaninya dan dampak yang muncul setelah operasi. O : pasien dapat mengulangi

(35)

sebagian penjelasan mengenai prosedur  pembedahan namun pasien sering meminta penjelasan diulang kembali.  A: tujuan tercapai sebagian. P : lanjutkan intervensi  Nurul 

(36)

INTRA OPERASI

Waktu : 14.10 – 15.00 WIB A. Pengkajian

1. Anamnesa

Pasien dilakukan operasi pada pukul 14.40  – 15.00 WIB dengan diagnosa medis tumor tumor sinus maxilaris dengan caldwell-luc. Sebelum operasi pasien dipuasakan sejak pukul 00.00 WIB, pasien masuk OK dengan pakaian operasi dan hanya ditutup linen saat operasi di kamar operasi, pasien tampak pucat pada bagian wajah, ruang operasi terasa dingin dengan suhu yang rendah. Pasien dilakukan general anestesi dan keadaannya tidak sadar sehingga reflek hisap hilang atau tidak ada.

Saat operasi terjadi pendarahan di tempat insisi (maxila dan nasal), dilakukan suction dengan volume darah total saat operasi sebanyak 400 cc. Capilary refill pasien 2 detik, pasien tampak nafas dengan suara yang menunjukkan adanya sekret. Terpasang infus RL 60 tpm, tidak terjadi pembengkakan, kemerahan atau iritasi di daerah tusukan infus.

2. Persiapan Operasi

a. Pasien dibawa ke OK pukul 12.45 WIB b. Pasien puasa dari jam 00.00 WIB (12 jam) c. Tidak terpasang kateter 

d. Alat-alat disiapkan oleh perawat instrumentator  e. Pasien masuk kamar operasi

f. Pasien dipindahkan ke meja operasi

g. Pasien terpasang infus infus RL 500 cc 60 tpm tidak terjadi pembengkakan, kemerahan atau iritasi di daerah tusukan infus

h. Pasien terpasang ET, terpasang monitor pernapasan, tekanan darah, spirometri, nadi.

i. Pasien terpasang saturasi oksigen

 j. Instrumentator, dokter bedah, scrub nurse dan operator mencuci tangan secara steril lalu mengenakan jas operasi steril dan sarung tangan steril

(37)

3. Observasi pelaksanaan operasi mulai jam 14.10 – 15.00 WIB a. Pasien dilakukan General Anestesi

b. Dilakukan pemberian obat sedatif  c. Pasien nafas spontan, RR 16 x/mnt, d. Pasien diposisikan supinasi

e. Daerah yang tidak dioperasi ditutup dengan linen steril sehingga hanya daerah operasi yang terlihat, yaitu bagian abdomen

f. Dalam stadium anastesi dilakukan aseptik dan antiseptik medan operasi yaitu di bagian perut dengan alkohol 70 %, kemudian dengan Iodine 10 %, kemudian dengan bethadine yang sudah diencerkan. g. Injeksi pehakain di mencoloncal fold, diamkan 3 menit.

h. Incisi mencoloncal di atas 13 ± 2 cm.

i. Perdarahan sampai os maxila, pisahkan mukosa.  j. Buat lapisan di atas sinus maxilaris sinistra 1 cm.

k. Dilakukan biopsi massa di dalam sinus  – pasang tampon kassa adrendlin.

l. Biopsi polip cavum nasi sinistra, pasang tampon.

m. Menutup luka insisi dengan menjahit luka dengan benang silk, chrom, dan nylona

n. Control perdarahan → perdarahan disuction

o. Instrumen, kassa dan alat lainnya yang dipakai dihitung untuk memastikan tidak ada yang tertinggal dalam tubuh pasien.

p. Operasi selesai pukul 15.00 WIB, mesin anestesi dimatikan

q. Pasien observasi dimeja operasi, kemudian dipindahkan ke brancard dan langsung dipindah di RR

r. Monitoring pasien selama operasi: 1) Kesadaran : tidak sadar 

2) Tanda-tanda Vital Berdasarkan Waktu

Waktu (WIB) Nadi x/mnt TD mmHg RR x/mnt Sp 02

14.10 89 127/80 15 82

14.30 90 118/76 22 84

15.00 88 110/77 17 82

Hasil rata-rata :

(38)

4. Sirkulasi:

Capillary refill 2 detik dan tidak ada sianosis. 5. Respirasi:

Napas spontan 20 kali permenit, suara nafas terdengar suara nafas dengan sekret setelah dilepas ET. Dilakukan suction.

6. Perdarahan

Darah yang keluar sekitar 400 ml. 7. Input Cairan

RL makro 60 tpm 8. Anastesi

General anestesi dan dengan obat sedatif.

B. Analisa Data

No Data Masalah Penyebab 1. Faktor risiko: DS:-DO : -Pasien puasa 12  jam sebelum dilakukan operasi, sejak pukul 00.00 WIB -Perdarahan saat operasi sekitar  400ml Potensial komplikasi syok: hipovolume Efek samping anestesi 2. DS : -DO : - Terdengar suara nafas dengan sekret setelah ET dilepas - Hilangnya reflek hisap Bersihan jalan napas tidak efektif  Penumpukan secret

(39)

- Dilakukan general anestesi dan pasien keadaan tidak sadar  C. Diagnosa Keperawatan

1. Potensial komplikasi syok: hipovolume berhubungan dengan efek samping anestesi, ditandai dengan :

Faktor risiko: Faktor risiko:

DS:-DO :

-Pasien puasa 12 jam sebelum dilakukan operasi, sejak pukul 00.00 WIB

-Perdarahan saat operasi sekitar 400ml

2. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan penumpukan secret ditandai dengan:

DS : -DO :

- Terdengar suara nafas dengan sekret setelah ET dilepas

- Hilangnya reflek hisap

(40)

D. E. Perencanaan, Implementasi dan Evaluasi Intraoperatif 

Nama Pasien : An. “P” Ruang : IBS 05.04 RSUP DR. Sardjito

Dx. Medis : Tumor Sinus Maxilaris No. RM : 1610159

Tindakan : Caldwell-Luc No.

Diagnosa Perencanaan Implementasi Evaluasi

Tujuan Intervensi Rasional

1. Selasa, 11 Desember 2012 Jam 14.10 WIB Potensial komplikasi syok: hipovolume berhubungan dengan efek samping anestesi ditandai dengan DS:-DO: - Pasien puasa 12  jam sebelum dilakukan operasi, Selasa, 11 Desember 2012 Jam 14.10 WIB Setelah diberikan asuahan keperawatan kepada pasien selama 4,5 jam, pemenuhan keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh pasien adekuat dengan kriteria: Selasa, 11 Desember  2012 Jam 14.10 WIB a. Ukur dan catat

masukan dan pengeluaran cairan pada pasien

b. Tinjau ulang catatan intra operasi

Selasa, 11

Desember 2012 Jam 14.10 WIB a. Dokumentasi

yang akurat dapat membantu dalam mengidentifikasi pengeluaran cairan b. Dengan peninjauan akan diketahui apabila ada perubahan pada terapi cairan

Selasa, 11 Desember 2012 Jam 14.10 WIB a. Mengukur dan mencatat input dan output cairan b. Mengatur aliran infus RL 60 tpm. (mengganti cairan infus jam 14.30 WIB) c. Memantau aliran cairan infus Selasa, 11 Desember 2012 Jam 14.10 WIB S : -O : pasien terpasang infus RL 60 tpm pada tangan kiri, infus tidak terlihat macet, aliran lancar, tpm tetap sama (stabil 60 tpm). Nadi : 89

(41)

sejak pukul 00.00 - Perdarahan saat operasi sekitar  400cc a. Input = output b. Tidak terjadi dehidrasi pada paisen c. TTV normal d. Turgor kulit baik e. Membran mukosa lembab nurul 

c. Atur terapi infus RL 60 tpm

d. Pantau aliran infus

e. Pantau TTV pasien nurul  c. Pemasangan infus dapat menjadikan input cairan elektrolit pasien terpenui sesuai program dan perhitungan balance cairan d. Pemantauan yang dilakukan akan menjadikan aliran infus adekuat dan terkontrol

e. Pemantauan TTV bisa berubah setiap saat akan mempermudah pemberian penanganan nurul  pada pasien. d. Memantau TTV pasien. nurul  TD : 118/77 mmHg  A : Tujuan tercapai sebagian. P : lanjutkan intervensi. pantau aliran cairan infus, ganti plabot infus saat cairan hampir  habis.

(42)

2. Selasa, 11 Desember 2012 Jam 14.50 WIB Bersihan jalan napas tidak efektif  berhubungan dengan penumpukan secret ditandai dengan: DS : -DO : -Terdengar suara nafas dengan sekret. - Hilangnya reflek hisap -Dilakukan general anestesi dan pasien keadaan Selasa, 11 Desember 2012 Jam 14.50 WIB Setelah diberikan asuahan keperawatan selama 60 menit klien mampu mempertahankan patensi jalan nafas, dengan kreteria : Pola pernafasan normal. a. Bunyi nafas normal/ tidak terdengar  bising atau suara nafas dengan adanya sekret b. Aspirasi dapat dicegah nurul  Selasa, 11 Desember  2012 Jam 14.50 WIB a. Atur posisi kepala

pasien ekstensi b. Lakukan suction

c. Observasi frekuensi/ irama pernafasan perhatikan d. Kaji warna dasar 

kuku. nurul  Selasa, 11 Desember 2012 Jam 14.50 WIB a. Posisi ekstensi membuka jalan nafas b. Menurunkan resiko dan aspirasi dan pola nafas normal c. Dapat mengindikasikan terjadinya gagal nafas. d. Memantau ke adekuatan oksigenasi. nurul  Selasa, 11 Desember 2012 Jam 14.50 WIB Mengatur posisi kepala pasien ekstensi nurul  Selasa, 11 Desember 2012 Jam 14.50 Melakukan suction Selasa, 11 Desember 2012 Jam 14.50 WIB S : -O : pasien berbafas diintubasi dengan ET, RR : 24x/mnt  A : tujuan tercapai

P : pertahankan posisi pasien nurul  Selasa, 11 Desember 2012 Jam 14.50 S : -O : suara nafas menujukkan sudah tidak

(43)

tidak sadar  nurul 

Selasa, 11 Desember 2012 Jam 14.30 Mengobservasi frekuensi pola nafas pasien dan mengkaji adanya sianosis. nurul  ada sekret, sekret sebanyak 10 cc

 A : Tujuan tercapai P : Pantau

pengeluaran sekret dan kaji apakah sekret sudah sepenuhnya keluar. nurul  Selasa, 11 Desember 2012 Jam 14.30 S : -O : RR : 18 kpm, tidak ada sianosis.  A :Tujuan tercapai

P : lanjutkan intervensi tiap 20 menit.

(44)
(45)

POST OPERASI A. Pengkajian

1. Keluhan Utama

Terdapat luka insisi di maxila, terdapat tampon di maxila dan nasal. Tampon pada maxila dan cavum nasi sinistra tampak rembes. Klien menggunakan terapi oksigen 3 L.

2. Keadaan Umum a. Kesadaran

Tidak sadar (pengaruh anestesi). Setelah selesai operasi klien masih belum sadar, sampai di ruang Recovery Room klien tetap belum sadar. Pada jam 15.30 ketika dipanggil namanya klien mengeluarkan suara tapi terdengar tidak jelas. Klien sadar di ruang RR room jam 16.30 WIB setelah 1, 5 jam operasi selesai. Ku : Lemah b. TTV Nadi : 80 x/ menit Respirasi : 16 x/ menit Suhu : 36,5 ºC (afebris) TD : 120/ 70 mmHg c. Kulit pucat

d. Bernafas menggunakan mulut

(46)

B. Analisa Data

No Data Masalah Penyebab

1. DS : -DO :

- Terdapat luka insisi di

maxila dan nasal.

- Terpasang tampon

maxila dan cavum nasi sinistra.

- Tampon pada maxila

dan cavum nasi sinistra tampak rembes.

- Terpasang RL 500 cc di

tangan kiri.

Resiko infeksi Prosedur 

pembedahan dan prosedur invasif 

C. Diagnosa Keperawatan

(47)
(48)

C. Perencanaan, Implementasi dan Evaluasi Postoperatif 

Nama Pasien : An. “P” Ruang : IBS 05.04 RSUP DR. Sardjito

Dx. Medis : Tumor Sinus Maxilaris No. RM : 1610159

Tindakan : Caldwell-Luc

No. Diagnosa Perencanaan Implementasi Evaluasi

Tujuan Intervensi Rasional

1. Selasa, 11 Desember 2012 Jam 15.00 WIB Resiko infeksi berhubungan dengan prosedur  pembedahan Selasa, 11 Desember 2012 Jam 15.00 WIB Setelah diberi asuhan keperawatan selama 30 menit pasien tidak mengalami infeksi dengan kriteria: - Tanda-tanda vital dalam rentang normal(Nadi:1 Selasa, 11 Desember  2012 Jam 15.00 WIB a. Awasi tanda-tanda vital, Perhatikan demam, menggigil berkeringat. b. Observasi adanya tanda-tanda infeksi! nurul  Selasa, 11 Desember 2012 Jam 15.00 WIB a. Demam mengindikasikan adanya dugaan adanya infeksi. b. Deteksi dini adanya tanda-tanda infeksi nurul  Selasa, 11 Desember 2012 Jam 15.00 WIB a. Mengawasi tanda-tanda vital, Perhatikan demam, menggigil berkeringat. b. Mengobservasi adanya tanda-tanda infeksi nurul  Selasa, 11 Desember 2012 Jam 15.00 WIB

S:-O:- Tidak ada tanda-tanda infeksi(rubor, kalor, dolor,tumor  fungsiolesa)  Aliran tetesan infus lancar  RR:16x/mnt, N: 80x/mnt, TD:120/70 mmHg

(49)

6-24 x/mnt, TD:120/80 mmhg, Suhu:36,5-37oC, RR:24x/mnt) - Tidak ada tanda-tanda infeksi(tumor, dolor, rubor, kalor, fungsiolesa) nurul   A:Tujuan tercapai sebagian P:lanjutkan intervensi. Kolaborasi dengan dokter  pemberian antibiotik dan analgetik. nurul 

Referensi

Dokumen terkait

Sehubungan dengan telah dilakukan Evaluasi Penawaran dan Evaluasi Kualifikasi oleh Pokja 361 Biro Administrasi Pembangunan dan Pengadaan Barang/Jasa Sekretariat

Sri Ranga (Eds.), Orthogonal Functions, Moment Theory and Continued Fractions: Theory and Applications, Lecture Notes in Pure and Applied Math., Marcel Dekker, Inc., New York,

Purification and Characterization of an Extracellular Lipase from a Thermophilic Rhizopus oryzae Strain Isolated from Palm Fruit.. Biosynthetic Mechanism of Low

Pengaruh pupuk NPK dan Limbah Tahu terhadap Jumlah daun dan Tinggi Bawang Merah Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan untuk mengetahui pengaruh pemberian pupuk

Analisis faktor kesulitan belajar siswa ini dapat digunakan guru sebagai acuan untuk menangani kesulitan-kesulitan yang dihadapi siswa dalam belajar kimia sehingga

Selain itu, Rogovsky menyatakan dengan adanya kualitas hubungan yang baik, maka sebuah organisasi juga secara otomatis akan memiliki reputasi yang baik dari

Hasil akhir penelitian ini menemukan bahwa variabel energi merupakan variabel dominan yang berhubungan dengan status gizi setelah dikontrol oleh variabel asupan Cr,

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji tentang keberadaan industri tempe terhadap kesehatan lingkungan di Kelurahan Sawah Brebes Kecamatan Tanjung Karang Timur