• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENGANGGURAN MUSIMAN TERHADAP PEREKONOMIAN MASYARAKAT DI JORONG NAGARI SAPARAMPEK PASAMAN TIMUR SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENGARUH PENGANGGURAN MUSIMAN TERHADAP PEREKONOMIAN MASYARAKAT DI JORONG NAGARI SAPARAMPEK PASAMAN TIMUR SKRIPSI"

Copied!
77
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENGANGGURAN MUSIMAN TERHADAP PEREKONOMIAN MASYARAKAT DI JORONG NAGARI

SAPARAMPEK PASAMAN TIMUR

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Islam

Pada Jurusan Ekonomi Islam

Oleh:

UJANG NAFRI NIM. 3211.014

JURUSAN EKONOMI ISLAM

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

BUKITTINGGI

TAHUN 2015 M / 1436 H

(2)
(3)
(4)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji hanya bagi Allah SWT yang telah melimpahkan segala nikmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dan pendidikan di Institut Agama Islam Negeri Bukittinggi. Kemudian shalawat dan salam penulis ucapkan kepada nabi Muhammad SAW yang telah meninggalkan dua pedoman hidup menuju jalan yang diridhai oleh Allah SWT.

Skripsi ini berjudul “Pengaruh Pengangguran Musiman Terhadap Perekonomian masyarakat Jorong Nagari Saparampek pasaman Timur”. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan skripsi ini, masih jauh dari apa yang dikatakan sempurna, sebgaimna kata pepatah tak ada gading yang tak retak, maka tidak ada manusia yang ta salah, karen kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT. Namun ketidak sempurnaan ini tidaklah mengurangi dari apa yag akan disampaikan.

Tujuan dari penulisan skripsi ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat guna mencapai gelar Sarjana (S-1) Ekonomi Islam dalam Jurusan Ekonomi Islam Fakultas Ekonomi Bisnis Islam di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi.

Dalam penyusunan skripsi ini, dari awal sampai akhir penyelesaian tidak

dapat pelaksanaan tanpa adanya bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk

itu penulis mengucapkan terima kasih, penghargaan dan cinta terbesar yang

penulis tujukan kepada kedua orang tua penulis yaitu: Ibunda syamsinar dan

(5)

Ayahanda Buyung, yang telah memberikan cinta kasih, mengasuh, membesarkan, mendidik, memberikan motivasi dalam mencapai cita-cita penulis.

Yang selalu ada disaat penulis kehilangan arah, membimbing, menuntun, dan kembali mengarahkan penulis. Hal ini juga penulis sampaikan kepada Kakak- kakak kandung penulis yang telah memberikan semangat dan motivasi kepada penulis untuk segera menyelesaikan pendidikan ini.

Selanjutnya penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ibu Dr. Ridha Ahida, M.Hum selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi.

2. Bapak dan Ibu Wakil dan juga Rektor yang telah memberikan fasilitas kepada penulis dalam menambah ilmu pengetahuan di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi

3. Bapak H. Harfandi, SE, MSi selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam.

4. Ibu Sofia Ridha,M.Ag selaku pembimbing I dan Ibu Sandra Dewi, SE,MM selaku pembimbing II yang telah memberikan arahan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Bapak dan Ibu dosen serta Karyawan/ Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi yang telah memberikan penulis dengan berbagai ilmu pengetahuan di perguruan Tinggi ini.

6. Teman-teman EI A,B dan NR angkatan 2011 yang selalu memberikan

semangat, motivasi serta kritikan dalam menyelesaikan skripsi ini.

(6)

Atas segala bantuan yang telah diberikan, penulis ucapkan terima kasih, semoga amalan dan jasa baik yang telah diberikan memdapat balasan pahala di sisi Allah SWT. Amiin Ya Rabbal `Alamin.

Akhirnya hanya kepada Allah SWT penulis berserah diri dan memohon ampun dari dosa dan kekhilafan.

Bukittinggi, 2015 Penulis

UJANG NAFRI

NIM. 3211,014

(7)

DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... i

HALAMAN PENGESAHAN...ii

KATA PENGANTAR...iii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP...vi

DAFTAR ISI...viii

ABSTRAK...ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan dan BatasanMasalah ... 6

C. Tujun Penelitian dan Manfaat Penelitian ... 6

D. Kajian Terdahulu ... 7

E. Penjelasan Judul ... 9

F. Sisrematika Penelitian... 10

BAB II LANDASAN TEORI A.Pengangguran ... ... ... 12

B. Dampak Pengangguran ... 18

C. Perekonomian ... 21

D. Kerangka Pemikiran...31

E. Hipotesis...31

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 32

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 32

(8)

C. Jenis Dan Sumber Data. ... 32

D. Populasi dan Sampel ... 33

E. Metode Pengumpulan Data ... 34

F. Instrumen Penelitian ... 36

G. Validitas dan Reabilitas Instrumen ... 37

H. Teknik Analisis Data...39

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Sejarah Jorong Nagari Saparampek ... 42

B. Visi dan Misi ... 43

C. Jumlah Penduduk ... 45

D. Analisis Deskriptif Data...45

E. Analisis Data...50

BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan ... 56

B. Saran ... 56 DAFTAR KEPUSTAKAAN

LAMPIRAN-LAMPIRAN

(9)

ABSTRAK

Skripsi ini yang berjudul “ PENGARUH PENGANGGURAN

MUSIMAN TERGADAP PEREKONOMIAN MASYARAKAT DI JORONG NAGARI SAPARAMPEK PASAMAN TIMUR”. Ini merupakan penelitian lapangan (Field Reseach) di Jorong Nagari Saprampek . Mengenai pemahaman adalah: Bagaimana Pengaruh Pengangguran Musiman Terhadap Perekonomian Masyarakat di Jorong Nagari Saparampek Pasaman Timur.

Adapun latar belakang penelitian adalah Pengangguran musiman yang terjadi di Jorong Nagari Saparampek secara terus menerus dapat menyebabkan rusaknya perekonomian masyarakat sekitar. Besarnya angka pengangguran dapat dikatakan sangat penting dalam mengukur keberhasilan pembangunan ekonomi.

Hal ini dikarenakan pengangguran salah satu indikator untuk menunjukan tingkat kesejahteraan bagi masyarakat di Jorong Nagari Saparampek. Jika dilihat dari sisi ekonomi, pengangguran merupakan produk dari situasi dimana telah terjadi ketidakmampuan pasar tenaga kerja dalam menyerap angkatan kerja yang tersedia bahkan terus bertambah, antara lain karena jumlah lapangan kerja yang tersedia lebih kecil dari jumlah pencari kerja, kompetensi pencari kerja tidak sesuai dengan pasar tenaga kerja dan kurang efektifnya informasi pasar tenaga kerja bagi pencari kerja. .

Untuk menjawab pertanyaan tersebut maka jenis penelitian ini adalah field research, penelitian lapangan yaitu penulis turun langsung ke lapangan di Jorong Nagari Saparampek dengan menggunakan pendekatan kuantitatif yang tujuannya untuk mendeskripsikan bagaimanakah Pengaruh Pengangguran Musiman Terhadap Perekonomian Masyarakat di Jorong Nagari Saparampek

.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan Jorong Nagari Saparampek,

Pasaman Timur, maka dapat dikemukakan kesimpulan bahwa terdapat pengaruh

positif signifikan antara pengangguran musiman terhadap perekonomian

masyarakat di Jorong Nagari Saparampek Pasaman Timur . Hal ini dapat di

buktikan melalui uji t (uji parsial), nilai t hitung yang diperoleh sebesar 4.818 dengan

nilai signifikansi 0,000 < 0,05 sedangkan nilai t tabel sebesar 1.8331. Hal itu

berarti t hitung lebih besar dari t tabel dan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05

yang berarti bahwa H 0 ditolak dan H 1 diterima artinya terdapat pengaruh antara

pengangguran musiman terhadap perekonomian masyarakat di Jorong Nagari

Saparampek Pasaman Timur.

(10)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia merupakan salah satu negara berkembang, dalam pengelompokkan negara berdasarkan taraf kesejahteraan masyarakat, dimana salah satu permasalahan yang dihadapi oleh negara–negara berkembang termasuk Indonesia adalah masalah pengangguran. Besarnya angka pengangguran dapat dikatakan sangat penting dalam mengukur keberhasilan pembangunan ekonomi. Hal ini dikarenakan pengangguran merupakan salah satu indikator untuk menunjukkan tingkat kesejahteraan akibat dari pembangunan ekonomi. Jumlah penduduk yang semakin meningkat diikuti pula dengan jumlah angkatan kerja yang meningkat akan meningkatkan jumlah pengangguran apabila tidak diimbangi dengan peningkatan kesempatan kerja.

Pengangguran merupakan suatu keadaan dimana seorang yang

tergolong dalam kategori angkatan kerja (labor force) tidak memiliki

pekerjaan dan secara aktif sedang mencari pekerjaan. Pengangguran pada

prinsipnya mengandung arti hilangnya output (loss of output) dan

kesengsaraan bagi orang yang tidak bekerja, dan juga bentuk dari

pemborosan ekonomi. Disamping memperkecil output pengangguran juga

(11)

memacu pengeluaran pemerintah yang lebih tinggi untuk keperluan kompensasi pengangguran dan kesejahteraan. 1

Setiap negara selalu akan berusaha agar tingkat kemakmuran masyarakat dapat dimaksimumkan dan perekonomian selalu mencapai pertumbuhan ekonomi yang teguh. Tingkat pengangguran yang relatif tinggi tidak memungkinkan masyarakat mencapai tujuan tersebut. Hal ini dapat dengan jelas dilihat dari memperhatikan berbagai akibat buruk yang bersifat ekonomi yang ditimbulkan oleh masalah pengangguran. 2 Perkembangan sesuatu perekonomian akan menimbulkan perubahan- perubahan yang tidak selalu baik akibatnya pada tenaga kerja. Penggunaan teknologi yang canggih dalam menjalankan pembangunan ekonomi akan memerlukan tenaga ahli, tetapi disamping itu ia akan menghemat penggunaan tenaga kerja. 3 Sebagaimana dalam surat At-Taubah menjelaskan bahwa setelah melakukan suatu pekerjaan maka hendaknya melakukan pekerjaan yang lain.

1 Muana nanga makroekonomi teori masalah dan kebuijakan,(jakarta:PT RajaGrafindo Persada,2001) hal:253-254

2 Sadono sukirno,pengantar teoriekonomi,( jakarta:PT RajaGrafindo Persada,2001) hal:253-254

3 Sadono sukirno, makroekonomi modern,(Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,2005) hal :

9

(12)



































Artinya:

Dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, Maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) yang mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.

Adapun yang dimaksud dengan pengangguran musiman adalah sebuah keadaan yang mengharuskan seseorang untuk menganggur akibat fluktuasi atau pergerakan siklus ekonomi jangka pendek, kondisi ini memaksa seseorang untuk merelakan dirinya disebut sebagai pengangguran. Seperti para petani di Jorong Nagari Saparampek. Para petani di Jorong Nagari Saparampek tidak dapat bekerja setiap waktu karena proses kerja dan penghasilan mereka bergantung pada musim tanam.

Pengangguran musiman yang terjadi di Jorong Nagari Saparampek

secara terus menerus dapat menyebabkan rusaknya perekonomian

masyarakat sekitar. Besarnya angka pengangguran dapat dikatakan sangat

penting dalam mengukur keberhasilan pembangunan ekonomi. Hal ini

dikarenakan pengangguran salah satu indikator untuk menunjukan tingkat

kesejahteraan bagi masyarakat di Jorong Nagari Saparampek. Jumlah

penduduk yang semakin meningkat diikuti pula dengan jumlah angkatan

kerja yang meningkat akan meningkatkan jumlah pengangguran apabila

tidak diimbangi dengan peningkatan lapangan pekrjaan.

(13)

Jika dilihat dari sisi ekonomi, pengangguran merupakan produk dari situasi dimana telah terjadi ketidakmampuan pasar tenaga kerja dalam menyerap angkatan kerja yang tersedia bahkan terus bertambah, antara lain karena jumlah lapangan kerja yang tersedia lebih kecil dari jumlah pencari kerja, kompetensi pencari kerja tidak sesuai dengan pasar tenaga kerja dan kurang efektifnya informasi pasar tenaga kerja bagi pencari kerja.

Jumlah pengangguran yang tinggi akan saling berkaitan dengan menurunnya tingkat kesejahteraan masyarakat di Jorong Nagari Saparampek, dan kemiskinan serta berdampak terhadap timbulnya berbagai masalah kerawanan sosial di suatu wilayah.

Jika dilihat dari perkembangannya pertumbuhan ekonomi di Jorong Nagari Saparampek cenderung menurun dalam beberapa tahun, namun menurun tersebut belum dibarengi dengan pengurangan laju pengangguran. Umumnya jika terjadi pertumbuhan ekonomi meningkat sehingga laju pengangguran menurun atau berkurang. Meningkatnya angka pengangguran disebabkan karena ketidakseimbangan pertumbuhan angkatan kerja dan penciptaan kesempatan kerja. Kesempatan kerja itu timbul karena adanya investasi dan usaha untuk memperluas kesempatan kerja ditentukan oleh laju pertumbuhan penduduk dan angkatan kerja dan yang tidak kalah pentingnya adalah laju pertumbuhan investasi.

Di Jorong Nagari Saparampek ini masyarakatnya sebanyak 425

kepala keluarga. Pada umumnya banyak masyarakat termasuk kepada

pengangguran musiman. Pada saat musim panen atau musim tanam

(14)

masyarakat baru bekerja dan juga dapat memperbaiki perekonomiannya.

Setelah masyarakat menanam tanaman tersebut untuk menunggu musim panen datang banyak masyarakat yang menganggur dan tidak memiliki pekerjaan yang lain.

Berdasarkan fenomena yang terjadi pada jorong nagari saparampek terdapat kemerosotan perekonomian masyarakat yang disebabkan pengangguran musiman, yang terlihat pada tabel dibawah ini, selama 5 tahun terakhir.

Tabel 1.1

Pendapatan Masyarakat Jorong Nagari Saparampek.

Tahun 2010 s/d 2014

NO Tahun Jumlah

Penduduk

Pendapatan Masyarakat (Dalam Rupiah)

1 2010 2525 Rp.5.525.000.000,00

2 2011 2538 Rp.5.100.000.000,00

3 2012 2555 Rp.4.675.000.000,00

4 2013 2540 Rp.4.250.000.000,00

5 2014 2565 Rp.3.825.000.000,00

Sumber : Kantor Wali Nagari (Diolah)

Untuk mengetahui penyebabkan terjadinya penurunan perekonomian

pada masyarakat jorong nagari saparampek tersebut, oleh karena itu dari

data di atas maka penulis tertarik untuk membahas tentang : “Pengaruh

(15)

Pengangguran Musiman Terhadap Perekonomian Masyarakat di Jorong Nagari Saparampek Pasaman Timur “

B. Rumusan dan Batasan Masalah 1. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis merumuskan masalah yaitu: Bagaimana pengaruh pengangguran musiman berpengaruh terhadap perekonomian masyarakat di Jorong Nagari Saparampek Pasaman Timur ?

2. Batasan Masalah

Agar penulis tidak keluar dari pokok permasalahan yang dibahas, maka perlu kiranya penulis memberi batasan masalah pada pengaruh pengangguran musiman terhadap perekonomian masyarakat di Jorong Nagari Saparampek Pasaman Timur?

C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Untuk mendeskripsikan dan menjelaskan tentang permasalahan yang ada pada masyarakat di Jorong Nagari Saparampek Pasaman Timur.

Untuk mengetahui pengaruh pengangguran musiman terhadap

perekonomian masyarakat di Jorong Nagari Saparampek Pasaman

Timur.

(16)

2. Manfaat Penelitian a. Bagi penulis

Salah satu syarat mencapai gelar S1 pada Jurusan Ekonomi Islam Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi dan menambah wawasan serta pengetahuan penulis baik secara teoritis maupun praktis.

b. Bagi lembaga

Sebagai pengembangan ilmu serta menambah wawasan yang membacanya.

D. Kajian Terdahulu

Setelah penulis melakukan peninjauan keperpustakaan dan yang lainnya atas kajian terdahulu, penulis menemukan pembahasan yang hampir sama dengan judul penulisan sebagai berikut :

1. Penelitian oleh Yarlina Yacoup dengan judul pengaruh tingkat

pengangguran terhadap tingkat kemiskinan kabupaten / kota/ propinsi

kalimantan barat’’ penelitian ini ingin menguji hubungan antara tingkat

pengangguran dan tingkat kemiskinan. Penelitian ini berbasis pada

penelitian deskriptif dan explanatory dengan teknik analisis regresi

melalui bantuan SPSS. Hasil yang dapat pada penelitian ini adalah

bahwa pengangguran yang ada dirumah tangga tersebut tidak secara

otomatis menjadi miskin karena ada anggota keluarga lain yang

memiliki pendapatan yang cukup untuk mempertahankan keluarganya

agar tidak berada dibawah garis kemiskinan.

(17)

2. Penelitian dari Agustina Mustika Cd, Nim.C2b006007 yang berjudul : Analisis Tingkat Pengangguran Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya Di Kota Semarang. Di kota Semarang angka pengangguran yang terjadi tergolong tinggi selama periode waktu 1991 hingga tahun 2008 dengan tingkat pengangguran rata-rata per tahun sebesar 16,37 persen. Angka pengangguran yang tinggi ini merupakan suatu fenomena ekonomi yang terjadi di kota Semarang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengangguran di Kota semarang. Berdasarkan perhitungan analisis regresi berganda didapatkan hasil bahwa variabel upah berhubungan negatif dan signifikan sebesar -0,000019, inflasi berhubungan positif dan signifikan terhadap tingkat pengangguran sebesar 0,088789, PDRB berpengaruh negatif dan signifikan sebesar - 0,426937, tingkat kesempatan kerja berhubungan negatif dan signifikan sebesar 0,220765. Sedangkan variabel beban tanggungan penduduk berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap tingkat pengangguran. Hal ini diduga karena adanya penduduk usia non- produktif yang masih ikut bekerja sehingga tidak mempengaruhi tingkat pengangguran.

3. Penelitian dari Ari Ashari, BP 3209.058, yang berjudul Faktor- Faktor

Penyebab Kemiskinan Masyarakat Petani Dijorong Batu Balantai

Kenagarian Canduang Koto Laweh Kecamatan Canduang Kabupaten

Agam. Penyebab kemiskinan masyarakat petani menjadi penyakit

ekonomi yang mempengaruhi populasi manyarakat secara kultural.

(18)

Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research). Ari Ashari meneliti tentang bagaimana gambaran kemiskinan masyarakat petani di Jorong Batu Balantai.

Kemudian penulis meneliti tentang apakah pengaruh pengangguran musiman terhadap perekonomian di Jorong Nagari Saparampek di Pasaman Timur?

E. Penjelasan Judul

Untuk mengetahui suatu gambaran yang jelas dan untuk menghindari pengertian yang salah, maka penulis mencoba menjelaskan judul penelitian tentang Pengaruh Pengangguran Musiman Terhadap Perekonomian Masyarakat Di Jorong Nagari Saparampek Pasaman Timur sebagai berikut:

Pengaruh : Daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang, benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang 4

Pengangguran musiman

: Pengangguran yang terjadi pada waktu-waktu tertentu di dalam satu tahun. 5

4 Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, ( Jakarta: Balai Pustaka, 2002)

5 Muana Nanga, Makroekonomi: Teori, Masalah Dan Kebijakan (Jakarta:PT

RajaGrafindo Persada 2001) hal 258

(19)

Perekonomian : Urusan, tindakan-tindakan dan aturan-aturan mengenai ekonomi. 6

Masyarakat : Segolongan manusia dalam arti luas terkait oleh suatu kebudayaan yang dianggap sama. 7

F. Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan memahami pembahasan masalah dalam skripsi ini, maka penulis membuat sistematika penulisan yang terdapat dalam lima bab:

BAB I : Pendahuluan

Merupakan uraian latar belakang masalah, batasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian dan, sistematika penulisan.

BAB II : Landasan Teori

Landasan Teori mengemukakan pengertian dari pengagguran,pengangguran musiman, faktor-faktor penyebab pengangguran dan dampak pengangguran terhadap perekonomian.

6 W.J.S. Poerrwadarmita,Kamus Besar Bahasa Indonesia(Jakarta : Balai Pustaka,1982)hal 267

7 Depertemen Pendidikan Kebudayaan, kamus Besar Bahasa Indonesi, (Jakarta: Balai

Pustaka, 1990), hal 945

(20)

BAB III : Metodologi Penelitian

Menjelaskan tentang jenis penelitian, lokasi dan waktu penelitian, jenis dan sumber data, devenisi operasional variabel, populasi dan sampel,instrumen penelitian, metode pengumpulan data, metode analisis data.

BAB IV : Hasil Penelitian

Hasil Penelitian ini Mengetahui apa saja penyebab pengangguran musiman dan pengaruhnya terhadap perekonomian masyarakat di Jorong Nagari Saparampek Pasaman Timur.

BAB V : Penutup

Merupakan uraian tentang kesimpulan dan saran yang merupakan pernyataan singkat yang diambil dari pembahasan penelitian dan mencoba memberikan saran yang mungkin bermanfaat bagi pembaca dan penulis.

(21)

BAB II

LANDASAN TEORI A. Pengangguran

1. Pengertian Pengangguran

Kenyataan yang di hadapi tidak saja oleh negara-negara sedang berkembang (developing countries). Secara umum, pengangguran difenisikan sebagai suatu keadaan dimana seseorang yang tergolong kategori angkatan kerja (labor force) tidak memiliki pekerjaan. Untuk mengukur pengangguran di dalam suatu negara biasanya digunakan apa yang dinamakan tingkat pengagguran (unemployment rate) yaitu jumlah penganggur dinyatakan sebagai persentase dari total angkatan kerja(labor force). Sedangka angkatan kerja itu sendiri adalah jumlah orang yang bekerja dan tidak bekerja, yang berada dalam kelompok umur tertentu (di Indonesia misalnya, yang termasuk angkatan kerja adalah mereka yang berumur 10 tahun keatas; sedangkan di USA adalah mereka yang berumur antara 15-64 tahun). 8

Pengangguran adalah seseorang yang tidak mememiliki pekerjaan tetap sebagai salah satu sumber penghasilan untuk mencukupi kebutuhan finansialnya, dalam arti pengangguran adalah seseorang yang tidak memiliki pekerjaan untuk mencukupi kebutuhan ekonomi.

8 Muana Nanga, Makroekonomi: Teori, Masalah Dan Kebijakan(Jakarta:PT RajaGrafindo

Persada 2001) hal 253-254

(22)

Dalam suatu perekonomian dapat berlaku suatu keadaan dimana segolongan pekerja melakukan pekerjaan-pekerjaan untuk memperoleh pendapatan, tetapi pekerjaan–pekerjaan itu tidak menambah tingkat produksi yang dicapai atau dilakukan di dalam waktu yang singkat sehingga jam kerja mereka adalah jauh lebih sedikit dari jam kerja yang semestinya dilakukan dalam suatu jangka tertentu. Apabila corak pekerjaan yang dilakukan oleh segolongan tenaga kerja dalam perekonomian itu mempunyai salah satu sifat diatas maka, mereka dapat dipandang juga sebagai penganggur. 9

Perbedaan antara tenaga kerja penganggur dan setengah penganggur yaitu:

a. Penganggur penuh atau tebuka yaitu orang yang masuk angkatan kerja tetapi tidak bekerja dan tidak mencari pekerjaan ( open unemployment).

b. Setengah menganggur terpaksa ( unvoluntary under-employment) adalah orang yang bekerja kurang dari 35 jam seminggu kerena suatu sebab di luar kemauannya. Mereka tidak berhasil memperoleh pekerjaan sekalipun mereka mencari dan bersedia menerima pekerjaan dengan upah yang lebih rendah dari tingkat yang diharapkan.

c. Setengah menganggur sukarela (voluntary un-employment) adalah mereka yang memilih lebih baik menganggur dari pada menerima

9 Sadono sukirno, pengantar Teori Makroekonomi edisi kedua,(Jakarta: PT RajaGrafindo

Persada,2005) hal : 295

(23)

pekerjaan yang dirasa tidak sesuai dengan pendidikannya atau dengan upah yang lebih rendah dari tingkat yang diharapkan.

d. Orang yang bekerja kurang dari yang sebenarnya dapat dikerjakan dengan keterampilan/ pendidikan yang dimilikinya. Dewasa ini bisa disebut “pengangguran terdidik”. 10

2. Kesempatan Kerja Dan Pengangguran a. Angkatan Kerja

Penduduk indonesia yang berumur 10 tahun ke atas dihitung sebagai “tenaga kerja” (manpower) atau penduduk dalam usia kerja (working age population). Tapi tidak semua penduduk usia kerjajuga tergolong “angkatan kerja”(the labor farce) didefinisikan sebagai jumlah penduduk yang berumur 10 tahun ke atas (sejak sensus 2000 didefinisikan menjadi 15 tahun) yang bekerja atau mencari pekerjaan dalam suatu periode tertentu.

Masalah kesempatan kerja merupakan tantangan yang berat,khususnya bagi generasi muda. Persoalan muncul karena angkatan kerja yang cepat (karena laju pertumbuhan penduduk), yang kurang diimbangi dengan penyediaan lapangan pekerjaan.

Mutu dan produktivitas tenaga kerja yang masih rendah berakibat tingkat penghasilan juga rendah. Malah lain adalah penyebaran angkatan kerja yang tidak merata, baik sektoral maupun regional.

10 Sadono Sukirno, Makro Ekonomi Modern Perkembangan Pemikiran Dari Klasik

Hingga Keynesian Baru,(Jakarta: PT RajaGrafindo Persedia 2000)hal 208

(24)

b. Pasar Kerja

Masalah angkatan kerja dan kesempatan kerja dapat dianalisis dengan berpangkal pada permintaan dan penawaran akan tenaga kerja yang bertemu (atau justru tidak bertemu) di “pasar tenaga kerja”. Penawaran tenaga kerja berasal dari penduduk, tegasnya angkatan kerja, dengan jumlah, laju pertumbuhan, mutu dan tingkat pendidikan serta keterampilan tertentu.

c. Kelebihan Sekaligus Kekurangan Tenaga Kerja

Masalah ketenagakerjaan di Indonesia memang cukup unik.

Sebab di satu pihak ada kelebihan tenaga kerja yang tidak bisa tertampung dalam usaha produksi yang ada. Akan tetapi sekaligus banyak perusahaan mengeluh tentang kekurangan tenaga kerja (tentu saja yang “qualified”). Salah satu ciri permasalahan tenaga kerja dan kesempatan kerja adalah tidak cukupnya tenaga kerja yng memenuhi persyaratan untuk mengisi lowongan kerja yang ada.

Baik kelebihan maupun kekurangan tenaga kerja ini memperlambat laju pertumbuhan ekonomi, menimbulkan berbagai macam kendala yang akhirnya membuat ekonomi kita bercirikan

“biaya tinggi” dengan laju inflasi yang tinggi. 11

11 T. Gilarso, Pengantar Ilmu Ekonomi, Edisi Revisi(Jl. Cempaka 9, Deresan,

Yogyakarta) hal 206-207-208

(25)

3. Jenis Pengangguran

1. Berdasarkan Jam Kerja

Berdasarkan jam kerja, pengangguran di kelompokkan menjadi 3 macam yaitu

1. Pengangguran terselubung ( disguised unemployment ) adalah tenaga kerja yang tidak bekerja optimal kerena suatu alasan tertentu.

2. Pengangguran setengah menganggur ( under unemployment ) adalah tenaga kerja yang tidak bekerja secara optimal karena tidak ada lapangan pekerjaan, biasanya tenaga kerja ini merupakan tenaga kerja yang bekerja kurang dari 35 jam selama seminggu.

3. Pengangguran terbuka ( open unemployment ) adalah tenaga kerja yang sungguh- sungguh tidak mempunyai pekerjaan.

2. Berdasarkan Penyebab Terjadinya

a. Pengangguran Friksional (Frictional Or Transitional Unemployment) adalah jenis pengangguran yang timbul sebagai akibat dari adanya perubahan di dalam syarat-syarat kerja, yang terjadi seiring dengan perkembangan atau dinamika ekonomi yang terjadi. Terdapat tiga golongan penganggur Yang dapat diklasifikasikan sebagai pengangguran friksional:

1. Tenaga kerja yang baru pertama sekali mencari pekerjaan.

Setiap tahun terdapat golongan penduduk yang mencapai

usia yang tergolong sebagai angkatan kerja. Disamping itu

(26)

pelajar dan sarjana yang baru menyelesaikan pelajarannya juga akan secara aktif mencari pekerjaan.

2. Pekerja yang meninggalkan kerja dan mencari kerja baru.

Pada ketika perekonomian mencapai tingkat kegiatan yang sangat tinggi terdapat perusahaan yang menghadapi masalah untuk mendapatkan pekerjaan. Ini akan mendorong orang-orang yang sedang bekerja untuk meninggalkan pekerjaannya, untuk mencari pekerjaan yang lebih sesuai dengan pribadinya atau untuk mendapatkan gaji yang lebih tinggi.

3. Pekerja yang memasuki lagi pasaran buruh.

Terdapat golongan pekerja yang dahulu telah bekerja tetapi meninggalkan angkatan kerja, memutuskan untuk bekerja kembali. 12

b. Pengangguran Struktural (Stuctural Unemployment) adalah jenis pengangguran yang terjadi sebagai akibat adanya perubahan di dalam struktur pasar tenaga kerja yang menyebabkan terjadinya ketidaksesuian antara penawaran dan permintaan tenaga kerja.

c. Pengangguran Alamiah (Natural Unemployment) adalah tingkat pengangguran yang terjadi pada kesempatan kerja penuh (Sachs and Larrin, 1993 : 456), atau tingkat pengangguran dimana inflasi yang diharapkan (Expected Inflation) sama dengan tingkat inflasi aktual (Actual Inflation).

12 T. Gilarso, Pengantar Ilmu Ekonomi, Edisi Revisi(Jl. Cempaka 9, Deresan, Yogyakarta)

hal 476

(27)

d. Pengangguran Konjungtur atau Siklis (Cyclical Unemployment) adalah jenis pengangguran yang terjadi sebagai akibat merosotnya kegiatan ekonomi atau karena terlampau kecilnya permintaan efektif agregat (Aggregate Effective Demand) di dalam perekonomian dibandingkan dengan penawaran aggregat (AS).

e. Pengangguran musiman adalah pengangguran akibat siklus ekonomi yang berfluktuasi karena bergantian musim. Umumnya pada bidang pertanian dan perikanan. Contohnya adalah para petani dan nelayan.

f. Pengangguran setengah menganggur adalah pengangguran di saat pekerja yang hanya bekeja di bawah jam normal ( sekitar 7-8 jam per hari ).

g. Pengangguran keahlian adalah pengangguran yang di sebabkan karena tidak adanya lapangan pekerjaan sesuai dengan bidang keahlian

h. Pengangguran total adalah pengangguran yang benar-benar tidak mendapat pekerjaan, karena tidak adanya lapangan kerja atau tidak adanya peluang untk menciptakan lapangan kerja.

i. Pengangguran unik adalah pekerja yang menerima gaji secara rutin tampa pemotongan, tetapi di tempat kerjanya hanya sering di isi dengan bercerita sesama pekerja karena minimnya pekerjaan yang harus di kerjakan. 13

13 Muana Nanga, Makroekonomi: Teori, Masalah Dan Kebijakan(Jakarta:PT RajaGrafindo

Persada 2001) hal 254-255

(28)

4. Akibat Pengangguran

Pengangguran menimbulkan berbagai persoalan ekonomi dan sosial bagi yang mengalaminya. Orang yang tidak mempunyai mata pencarian juga tidak mendapat penghasilan, dan yang tidak berpenghasilan tidak dapat membelanjjakan uang untuk membeli barang kebutuhan hidup. Pengangguran yang berkepanjangan menimbulkan efek psikologis yang buruk bagi diri penganggur dan keluarganya. Bila jumlah pnganggur bangak, pasti akan timbul kekacauan sosial dan politik, mungkin juga kriminal. Tingkat produksi yang sebenarnya bisa diraih tidak tercapai, pertumbuhan ekonomi tehambat, dan tingkat kesejahteraan masyarakat merosot. 14

5. Menghadapi Masalah Pengangguran

Masalah ini adalah masalah yang selalu dihadapi oleh setiap perekonomian. Akan tetapi sampai di masa seriusnya masalah itu berbeda dari satu negara ke negara lain. Terdapat negara-negara yang masalah penganggurannya sangat serius. Tetapi ada pula negara yang tingkat penganggurannya sangat rendah hampir mendekati tingkat konsumsi tenaga penuh. 15

14 Sadono Sukirno, Makro Ekonomi Modern Perkembangan Pemikiran Dari Klasik Hingga Keynesian Baru,(Jakarta: PT RajaGrafindo Persedia 2000)hal209

15 Sadono Sukirno, Makroekonomi Teori Pengantar, Edisi Ketiga(Jakarta. PT RajaGrafindo

Persada)hal 185-343

(29)

B. Dampak Pengangguran

1. Dampak pengangguran terhadap Perekonomian

Setiap negara selalu berusaha agar tingkat kemakmuran masyarakatnya dapat dimaksimumkan dan perekonomian selalu mencapai pertumbuhan ekonomi yang mantap (sustainet economic growth). Tingkat pengangguran yang relatif tinggi tidak memungkinkan masyarakat mencapai tujuan tersebut. Hal ini dapat dengan jelas dilihat dari memperhatikan berbagai akibat buruk yang bersifat ekonomi yang ditimbulkan oleh masalah pengangguran.

Akibat-akibat buruk terhadap perekonomian adalah:

a. Pengangguran menyebabkan masyarakat tidak dapat memaksimumkan kesejahteraan yang mungkin dicapainya.

Pengangguran menyebabkan pendapatan nasianal yang sebenarnya (actual output) dicapai adalah lebih rendah dari pendapatan nasional potensial (potential output). Keadaan ini berarti tingkat kemakmuran masyarakat yang dicapai adalah lebih rendah dari stingkat yang mungkin akan dicapainya.

b. Pengangguran menyebabkan pendapatan pajak (tax revenue)

pemerintah berkurang. Pengangguran yang diakibatkan oleh

tingkat kegiatan ekonomi yang rendah, pada gilirannya akan

menyebabkan pendapatan yang diperoleh pemerintah akan menjadi

semakin sedikt. Dengan demikian, pengangguran yang tinggi akan

(30)

mengurangi kemampuan pemerintah dalam menjalankan berbagai kegiatan pembangunan.

c. Pengangguran tidak menggalakan pertumbuhan ekonomi.

Pengangguran menimbulkan dua akibat buruk kepada kegiatan sektor swast. Pertama, pengangguran tenaga kerja biasanya akan diikuti pula dengan kelebihan kapasitas mesin-mesin perusahaan.

Keadaan ini jelas tidak akan mendorong perusahaan melakukan sinvestasi di masa yang akan datang. Kedua, Pengangguran yang diakibatkan kelesuan kegiatan perusahaan menyebabkan keuntunga berkurang. Keuntungan yang rendah mengurangi keinginan perusahaan untuk melakukan investasi. Kedua hal tersebut jelas tidak akan menggalakkan pertumbuhan ekonomi di masa yang akan datang.

2. Dampak Pengangguran Terhadap Individu Dan Masyarakat

Selain membawa akibat buruk terhadap perekonomian secara keseluruhan, pengangguran yang terjadi juga akan membawa beberapa akibat buruk terhadap individu dan masyarakat, bebagai berikut:

a. Pengangguran menyebabkan kehilangan mata pencaharian dan

pendapatan. Di negara- negara maju, para penganggur memperoloh

tunjangan (bantuan keuangan) dari badan asuransi pengangguran,

dan oleh sebab itu, mereka masih mempunyai pendapatan untuk

membiayai kehidupannya dan keluarganya.Mereka tidak perlu

bergantung kepada tabungan mereka atau bantuan orang lain. Di

(31)

negara-negara sedang berkembang tidak terdapat program asuransi pengangguran,dan karenanya, kehidupan penganggur harus dibiayai oleh tabungan masa lalu atau pinjaman/ bantuan keluarga dan teman-teman

b. Pengangguran dapat menyebabkan kehilangan keterampilan.

Keterampilan dalam mengerjakan sesuatu pekerjaan hanya dapat dipertahankan apabila keterampilan tersebut digunakan dalam praktek. Pengangguran dalam kurun waktu yang lama Kn menyebabkan tingkat keterampilan pekerja menjadi semakin merosot.

c. Pengangguran dapat pula menimbulkan ketidak-stabilan sosial dan politik. Kegatan ekonomi yang lesu dan pengangguran yang tinggi dapat menimbulkan rasa tidak puas masyarakat kepada pemerintah yang berkuasa. Golongan yang berkuasa akan semakin tidak populer di mata masyarakat, dan berbagai tuntutan dan kritik akan dilontarkan kepada pemerintah dan adakalanya hal itu disertai pula dengan tindakan demonstrasi dan huru hara. Kegiatan-kegiatan kriminal seperti pencurian dan perampokan. 16

16 Muana Nanga, Makroekonomi: Teri Masalah Dan Kebijakan(Jakarta: PT RajaGrafindo

Persada 2001)hal 260-262

(32)

C. Perekonomian

a. Pengertian Perekonomian

Perekonomian merupakan penjelmaan lebih lanjut dari kata ekonomi . oleh karena itu dalam pemaknaan perekonomian harus berangkat lebih dahulu dari pemaknaan ekonomi itu sendiri.

Ekonomi dalam perspektif ilmu di artikan dengan cara- cara menghasilkan, mendengarkan, membagi, dan memakai barang dan jasa dalam masyarakat.selain itu ekonomi juga berbicara tentang bagaimana cara perkembangan cara-cara tersebut agar produksi semakin tumbuh, sirkulasi semakin mudah dan distribusi semakin baik, hingga kebutuhan-kebutuhan materi masyrakat bisa terpenuhi sebaik- baiknya. 17

b. Sektor ekonomi dalam pandangan islam 1. Sektor pertanian

Imam Syaibani, Muhammad Bin Hasan (131- 189 H) dalam bukunya yang berjudul (al-ikhtisab) mangemukakan bahwa pertanian adalah sektor pertama yang terpenting serta paling produktif dari segala usaha ekonomi indonesia. Dia menulis kebanyakan pera syeikh dan guru besar kita berpendapat bahwa usaha pertanian lebih muia dan lebih penting dari pada perdagangan karena pertanian bersiafat produktif dan lebih umum faedahnya.

17 Tharir abdul Muhsin Sulaiman.Mengulangi krisis Ekonomi Secara Islam.(bandung.1985) hal.29

(33)

Memang dalam kenyataannya, pertanian bukanlah merupakan pekerjaan umum penduduk mekah yang suka berdagang, bahkan menjadi usaha penduduk madinah, akan tetapi imam syaibani memandang bahwa pertanian sebagai sektor ekonomi dalam pergaulan dunia. Dalam setor pertanian ada hadis nabi yang menjelaskan

س رغي ىتح م وقت لآأ ع اطتس اف ةليسف مك دح أ ديب و ةع اسلا تم أق ن ٍإ اه

Artinya:

“Meskipun kalimat sudah terjadi sedang tanganmu masih menggenggam bibit kurma, dan bagimu masih ada waktu untuk menanamnya, segeralah tanamkan bibit itu.

Bagimu akan tetap mendapat pahala.

Muhammad Quthub memberi uraian terhadap hadis ini bahwa sangatlah terkesan dengan perintah menanamkan bibit kurma yang umumnya memakan waktu tahunan, ketika kiamat sudah berada di ambang pintu. 18

2. Sektor Perdagangan

Al-Jahiz Abu ‘Ustman bin Bahar (163-225 H/780 M), seorang pengarang besar islam, pemimpin politik Mu ‘taziilah yang banyak sekali menulis buku terutama mengenai soal ekonomi dalam berbagai lapangan. Mengenai pertanian misalnya,dia menulis buku Az-Zar’u wan Nakhal, bertanam kurma, sedangkan tentang kehewanan, dia menulis berbagai buku mengenai singa, serigala,

18 KH. Abdullah Zaky Al Kaaf. Ekonomi Dalam Perspektif Islam.(Bandung.2002)hal22-23

(34)

keledai dan lainnya, salah satu bukunya yang terkenal berjudul Al- Hayawan (Dunia Hewan).

Dalam bukunya (Attabassuru Bittijaarah) mengenai sektor perekinomian, dia lebih mengemukakan soal perdagangan. Begutu banyak bukunya tentang perekonomian , tetapi dia leebih menonjolkan persoalan perdagangan. Sesuai dengan waktunya, bangsa Arab yang hidup di tengah sahara usaha perekonomian mereka, lebih mementingkan soal perdagangan terutama di Kota Mekah. 19

3. Sektor Perusahaan

Abu Bakar bin Mas’ud Alauddin Kasyani (wafat 587 H/1191 M) mengatakan, “Suatu lapangan luas yang pernah dibicarakan para sarjana ekonomi Islam ialah soal perusahaan, yang di masa sekarang dinamakan industri. Di dunia Arab pada mulanya tidak mengenal segalamacam perusahaan itu, tetapi dengan datangnya Islam, mereka mempunai usaha-usaha besar di bidang industri. Ajaran nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Bukhori menyebutkan :

دَي لمع نم َلك اي ن أ نم ا ريُخ طق ام أعط دحا لأك َآ أم نم ن اك د ُو ا د الله يبن ن ا َو ه

ه دَي لمع Artinya : tidaklah ada makanan yang paling baik dimakan ,

kecuali yang dihasilkan oleh tangan sendiri. Dan nabi Allah Daud memakan hasil usaha tangannya.

19 KH. Abdullah Zaky Al Kaaf. Ekonomi Dalam Perspektif Islam.(Bandung.2002)hal24

(35)

Dan hadis Ibnu Abbas yang diriwayatkan Al-hakim mengatakan : ك د و ا د ن ٍا ا

ك و اث ا رح م دا ن اك و د ا ر ز ن اط ايج سي ر د ٍا نكوار اجن ح ون ن ا

ايع ار سوم ن اك و

Artinya : Nabi Daud a.s adalah tukang besi pembuat senjata, Nabi Adam a.s adalah seorang petani, Nabi Nuh a.s adalah seorang tukang kayu, Nabi Idris a.s adalah Seorang tukang jahit, Dan Nabi Musa a.s adalah seorang pengembala. 20

Abu Bakar bin Mas’ud membicarakan persoalan industri dalam bukunya yang berjudul (keterampilan dan perusahaan).

Sesuai dengan namanya, buku ini mencakup segala perusahaan yang didasarkan pada lketerampilan manusia. Bahkan, dimasukkannya juga segala pekerjaan sekretariat dan manajemen, administrasi, dan korespondensi. Begitu juga pekerjaan dalam bidang kesehatan dan kebidanan, dan segala usaha lainnya, semua dimasukkan dalam lingkungan perusahaan (shina’ah). 21

c. Perekonomian Indonesia

Kegoncangan ekonomi dunia akibat resesi serius tahun 1974/1975 tampaknya mulai mereda dan meskipun tampa upaya pemuliha ekonomi pada tahun 1976 tetapi keadaannya masih belum cerah sampai tahu 1978. Sikap ragu-ragu negara industri untuk meningkatkan kegiatan ekonomi secara serentak kentara sekali dari usaha masing-masing negara industri untuk menyelamatkan dirinya sendiri yang akibatnya secara keseluruha sukar mencapai keserasian

20 KH. Abdullah Zaky Al Kaaf. Ekonomi Dalam Perspektif Islam.(Bandung.2002)hal25-27

21 KH. Abdullah Zaky Al Kaaf. Ekonomi Dalam Perspektif Islam.(Bandung.2002)hal28-29

(36)

dalam melakukan kebijaksanaan dibidang ekonomi. Sesungguhnya harapan dunia diletakan pada 3 kelompok negara besar yaitu Amerika Serikat, masyarakat ekonomi eropa (MEE) dan Jepang, untuk membantu mencari jalan keluar dari kelesuan ini.

Akibat pergeseran kekuatan yang dilakukan negara-negara tersebut maka terjadilah usaha-usahaproteksionis oleh negara-negara industri dan dampaknya mengakibatkan sulitnya ekspor yang dilakukan oleh negara-negara berkembang ke negara-negara industri ini. Banyak negara berkembang di asia dan Amerika Latin yang berhasil meningkatkan kegiatan industrinya dan selama ini telah mengekspor barang-barang industrinya ke Eropa dan Amerika Serikat menghadapi hambatan-hambatan dalam bentuk kuota maupun peraturan prosedur administratif. Hal-hal yang menguntungkan bagi perekonomian indonesia untuk tidak terbawa harus lebih jauh dalam kelesuan situasi dunia ini atau dengan kata lain masih belum terlalu merugikan. Meskipun minyak mengalami kesulitan dalam pemasaran tetapi produksinya belum dibawah tingkat produksi nasional yaitu masih kira-kira 1,7 juta barel sehari. Dari segi pertanian perkiraan yang ada menunjukan akan keberhadilan panen pada waktu mendasar masa mendatang yang dampaknya pasti akan mengurangi impor beras dan menaikan daya beli masyarakat besar. 22

Perkembamgan di bidang energi dewasa ini sebenarnya banyak menolong negara-negara industri karena adanya kelebihan pengadaan

22 Muhammad Sadli. Evaliasi Perekonomian Indonesia.(Jakarta.1983)hal 2-4

(37)

minyak di pasaran dunia yang cendrung menekan harga. Dengan kata lain dalam jangka pendek, setidak-tidaknya dalam tahu 1981 dan mingkin pula dalam tahun 1982, situasi energi tidak membawa gangguan dalam perekonomian negara-negara industri. Akibat suku bunga yang tinggi dan mudah goyah di negara-negara industri yang besar disertai perubahan yang cepat dalam nilai tukar kebanyakan mata uang asing, tidak hanya dirasakan di negara-negara yang bersangkutan tetapi juga untuk negara-negara industri yang lebih kecil dan di negara-negara berkembang.

Adapun perkiraan bahwa pendapan devisa yang diperoleh dalam transaksi demikian dalam tahu 1981 akan mencapai sekitar 1,7 milyar dolar Amerika Serikat. Dalam pada itu didasari pula bahwa transaksi demikian mengandung risiko (interest, risk) yang tinggi karena perkembangan tingkat bunga sering mengalami gejolak naik turun yang tajam.

Pertumbuhan ekonomi indonesia tahun 1980 mencapai 9,6%. Laju demikian adalah tinggi (tertinggi setelah 1973).

Pertumbuhan produksi dan pendapatan indonesia dalam tahun 1981 tidak akan mencapai laju yang sangat tinggi seperti yang dialami pada tahu 1980. Walaupun demikian pertumbuhan ekonomi tahun 1981 diperkirakan masih akan mencapai laju 7-8%, sektor pertanian doiperkirakan mencapai laju 4-5% dan sektor industri 11-12%. 23

23 Muhammad Sadli. Evaliasi Perekonomian Indonesia.(Jakarta.1983)hal 587-590

(38)

d. Perekonomian Indonesia Saat Ini

Ekonomi indonesia saat ini optimis pertumbuhan ekonomi yang meningkat .Dengan pertumbuhan dan pendapatan nasional yang semakin meningkat kita dapat melihat perkembangan dan kemajuan kita pada negara lain. dengan pendapatan nasional per tahun Indonesia mampu memberikan kemajuan. Ekonomi makro yang sangat berpengaruh dalam pertumbuhan ekonomi saat ini. Salah satu pertumbuhan ekonomi itu dapat dilihat dengan permintaan domestik masih akan menjadi penopang utama kinerja perekonomian. Selain itu, ekspor dan impor, serta investasi.

Di lihat dari sedikit perekonomian makro dibidang perbankan ini dapat kita rasakan pertumbuhan ekonomi itu meningkat. Bank Indonesia (BI) memperkirakan pertumbuhan ekonomi sepanjang triwulan I-2011 masih akan tumbuh tinggi, yakni di kisaran 6,4 persen. Sehingga, sepanjang tahun ini, perekonomian Indonesia diproyeksikan tumbuh di kisaran 6-6,5 persen. 24

e. Teori Petumbuhan Ekonomi Daerah

Adam Smith membagi tahapan pertumbuhan ekonomi menjadi 5 tahap yang berurutan yang dimulai dari masa berburu, masa berternak, masa bercocok tanam,masa berdagangan, dan tahap masa industri. Menurut teori ini, masyarakat akan bergerak dari masyarakat tradisional kemasyarakat modern yang kapitalis. Dalam prosesnya, pertumbuhan ekonomi akan semakin terpacu dengan adanya sistem

24 http://dwi-Ardianto.blogspot.com.2011/02/perekonomian-indonesia-saat-ini.htm.diakses

tanggal 27 jam 11wib

(39)

pembagian kerja antar pelaku ekonomi. Adam Smith memandang pekerja sebagai salah satu input bagi proses produksi, pembagian tenaga kerja merupakan titik sentral pembahasan dalam teori ini, dalam upaya peningkatan produktifitas kerja. Dalam pembangunan ekonomi modal memegang peranan penting. Menurut teori ini, akumulasi modal akan menentukan cepat atau lambatnya pertumbuhan ekonomi yang terjadi pada suatu negara. Proses pertumbuhan akan terjadi secara simultan dan memiliki hubungan keterkaitan satu sama lainnya. Timbulnya peningkatan kinerja pada suatu sektor akan meningkatkan daya tarik bagi pemupukan modal, mendorong kemajuan teknologi, meningkatkan spesialisasi dan memperluas pasar. Hal ini akan mendorong pertumbuhan ekonomi yang semakin cepat. Proses 24pertumbuhan ekonomi sebagai suatu fungsi tujuan pada akhirnya harus tunduk pada pada fungsi kendala yaitu keterbatasan sumber daya ekonomi. 25

f. Ukuran Pertumbuhan Ekonomi Daerah

Ukuran-ukuran mengenai keterkaitan ekonomi pada dasarnya menggambarkan hubungan antara perekonomian daerah dengan lingkungan sekitarnya. Analisis shift share merupakan teknik yang sangat berguna dalam menganalisis perubahan stuktur ekonomi daerah dibanding perekonomian nasional.

25 Mudrajat Kuncoro. Ekonomi pembangunan teori masalah dan

kebijakan.(Yogyakarta.1997) hal 123

(40)

Analisis ini memberikan data tentang kinerja perekonomian dalam 3 bidang yang berhubungan satu sama lain yaitu:

a) Pertumbuhan ekonomi daerah diukur dengan cara menganalisis perubahan pengerjaan agregat secara sektoral dibandingkan dengan perubahan sektor yang sama diperekonomian yang dijadikan acuan.

b) Pergeseran proposional mengukur perubahan relatif, pertumbuhan atau penurunan, pada daerah dibandingkan dengan perekonomian yang lebih besardijadikan acuan. Pengukuran ini memungkinkan kita untuk mengetahui apakah perekonomian daerah terkonsentrasi pada industri-industri lebih cepat ketimbang perekonomian yang dijadikan acuan.

c) Pergeseran diferensial membantu kita dalam menentukan seberapa jauh daya saing industri daerah (lokal) dengan perekonomian yang dijadikan acuan. Oleh karena itu, jika pergeseran diferensial dari suatu industri adalah positif, maka industri tersebut lebih tinggi daya saingnya ketimbang industri yang sama pada perekonomian yang dijadikan acuan. 26

Dan untuk memperluas analisis shift share, digunakan tekhnik Location Quotients.Tekhnik ini membantu kita untuk menentukan kapasitas ekspor perekonomian daerah dan derajat self-sufficiency suatu sektor. Dalam tekhnik ini kegiatan ekonomi suatu daerah dibagi menjadi 2 golongan, yaitu:

26 Lincolin Arsyad. Ekonomi Pembangunan. Yogyakarta. 2004 hal 26

(41)

a) Kegiatan industri yang melayani pasar di daerah itu sendiri maupun di luar daerah yang bersangkutan. Industri seperti ini dinamakan industri basic.

b) Kegiatan ekonomi atau industri yang melayani pasar di daerah tersebut, jenis ini dinamakan industry non basic atau industri lokal. 27

D. Kerangka Pemikiran

Untuk melihat pengaruh pengangguran musiman terhadap perekonomian masyarakat di Jorong Nagari Saparampek Pasaman Timur.

Sebagaimana kerangka pemikiran tersebut:

Pengangguran musiman ( X )

Perekonomian masyarakat Jorong Nagari Saparampek Pasaman Timur ( Y )

E. Hipotesis

Dari kerangka pemikiran di atas maka dapat di kemukakan hipotesis yaitu: Di duga pengangguran misiman berpengaruh signifikan terhadap perekonomian masyarakat di Jorong Nagari Saparampek Pasaman Timur.

27 Lincolin Arsyad. Ekonomi Pembangunan. Yogyakarta. 2004 hal 31

(42)

BAB III

METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian

Adapun jenis penelitian ini adalah field research, penelitian lapangan yaitu penulis turun langsung ke lapangan di Jorong Nagari Saparampek dengan menggunakan pendekatan kuantitatif yang tujuannya untuk mendeskripsikan bagaimanakah pengaruh pengangguran musiman di Jorong Nagari Saparampek Paman Timur.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian ditentukan secara sengaja (purposive) pada Jorong Nagari Saparampek Pasaman Timur. Waktu penelitian dilakukan selama bulan Juni sampai Juli.

C. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif. Data kuantitatif adalah data yang bersifat angka atau nilai-nilai yang dapat dihitung dan diukur. 28

Sumber-sumber data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari sumber data. 29 Data primer dalam penelitian ini diperoleh dengan cara pengukuran angket dari tanggapan responden pada Jorong Nagari

28 Moh. Pabundu Tika, Metodologi Riset Bisnis, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006). Hal 57

29 Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif Komunikasi, Ekonomi, dan Kebijakan

Public Serta Ilmu-ilmu Sosial Lainnya, (Jakarta : Kencan, 2010). Hal 116

(43)

Saparampek Pasaman Timur, serta observasi langsung di Jorong Nagari Saparampek Pasaman Timur, mengenai apakah pengangguran musiman berpengaruh terhadap perekonomian.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dalam bentuk yang sudah jadi yang telah lebih dulu dikumpulkan oleh orang atau instansi di luar dari peneliti. 30 Data sekunder dalam penelitian ini adalah sejarah Jorong Nagari Saparampek Pasaman Timur, Visi dan Misi, struktur organisasi, jumlah warga masyarakat Jorong Nagari Saparampek Pasaman Timur dan data-data pendukung lainnya terkait pengaruh pengangguran musiman terhadap perekonomian masyarakat di Jorong Nagari Saparampek Pasaman Timur.

D. Populasi Dan Sampel 1. Populasi

Populasi adalah himpunan seluruh individu atau objek yang akan diteliti. 31 Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan masyarakat usia produktif Jorong Nagari Saparampek Pasaman Timur yang berjumlah 800 orang.

30 Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif Komunikasi, Ekonomi, dan Kebijakan Public Serta Ilmu-ilmu Sosial Lainnya, …, Hal 116

31 Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif Komunikasi, Ekonomi, dan

Kebijakan Public Serta Ilmu-ilmu Sosial Lainnya, …, Hal 99

(44)

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari suatu objek yang mewakili populasi yang akan diteliti. 32 Metode yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah simple random sampling yaitu memberikan kesempatan yang sama pada seluruh unit populasi untuk dijadikan sebagai sampel. 33

Ket :

n : Jumlah sampel N : Jumlah populasi

d : Nilai presisi. (a = standar error).

n= 800 = 800 = 42,10= 42 orang.

425 (0,15)²+1 19

E. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data adalah prosedur yang sitematik dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan. 34 Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

32 Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif Komunikasi, Ekonomi, dan Kebijakan Public Serta Ilmu-ilmu Sosial Lainnya, …, Hal 101

33 Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif Komunikasi, Ekonomi, dan Kebijakan Public Serta Ilmu-ilmu Sosial Lainnya, …, Hal 103

34 Moh. Pabundu Tika, Metodologi Riset Bisnis, …, Hal 58

(45)

a) Angket

Angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab. 35 Dalam penelitian ini angket disebarkan kepada responden untuk mengetahui apakah pengaruh pengangguran musiman terhadap perekonomian masyarakat di Jorong Nagari Saparampek Pasaman Timur.

b) Observasi

Observasi merupakan suatu metode yang dilakukan dengan cara melakukan pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap objek yang diamati. 36 Metode observasi dalam penelitian ini adalah dengan melihat dan mencatat data-data yang akurat seperti :

a. Sejarah Jorong Nagari Saparampek Pasaman Timur b. Visi dan misi Jorong Nagari Saparampek Pasaman Timu

c. Jumlah kartu keluarga masyarakat Jorong Nagari Saparampek Pasaman Timur.

35 Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis (Metode Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D), …, Hal 199

36 Moh. Pabundu Tika, Metodologi Riset Bisnis,…, Hal 58

(46)

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian digunakan untuk mengukur nilai variabel yang diteliti. 37 Untuk menghasilkan data kuantitatif yang akurat, maka instrument harus mempunyai skala pengukuran. 38

Skala pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai acuan pengukuran dalam suatu alat ukur. 39 Skala yang digunakan untuk pengumpulan data melalui angket dalam penelitian ini adalah skala likert bergradasi 5. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dengan skala Likert, maka variabel yang diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan. 40

Untuk keperluan analisis kuantitatif, maka jawaban dari- responden dapat diberi skor sebagai berikut : 41

1. Sangat Baik, diberi skor = 5 2. Baik, diberi skor = 4 3. Cukup Baik, diberi skor = 3 4. Tidak Baik, diberi skor = 2 5. Sangat Tidak Baik, diberi skor = 1

37 Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis (Metode Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D), (Jakarta: Alfabeta, 2010). Hal 131

38 Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis (Metode Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D), …, Hal 133

39 Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis (Metode Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D), …, Hal 132

40 Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis (Metode Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D), …, Hal 133

41 Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis (Metode Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan

R&D), …, Hal 133

(47)

G. Validitas dan Reliabilitas Instrumen 1. Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kebenaran dan kesahihan suatu alat ukur. 42 Alat ukur dikatakan valid jika alat itu digunakan sesuai dengan kegunaannya. 43 Uji validitas pada penelitian ini digunakan untuk mengukur valid atau tidaknya instrumen pada kuisioner penelitian. Pengukuran instrumen dilakukan dengan metode analisis korelasi item total yaitu konsistensi antara skor item dengan skor secara keseluruhan yang dapat dilihat dari besarnya koefisien korelasi antara setiap item dengan skor keseluruhan, dengan rumus sebagai berikut : 44

Keterangan :

r : Koefisien korelasi antara variabel (x) dan variabel (y) X : Skor setiap item

Y : Skor total

N : Jumlah responden

Pengujian validitatas dilakukan dengan menggunakan program SPSS 17 for windows. Pengambilan koefisien korelasi minimum untuk

42 Moh. Pabundu Tika, Metodologi Riset Bisnis, …, Hal 65

43 Moh. Pabundu Tika, Metodologi Riset Bisnis, …, Hal 65

44 Ety Rochaety, Metodologi Penelitian Bisnis: Dengan Aplikasi SPSS, (Jakarta: Mitra

wacana Media 2007). Hal 47

(48)

dapat memenuhi syarat adalah sebesar 0,30. Sehingga dapat disimpulkan apabila korelasi antara skor item dengan skor total kurang dari 0,30 maka item dalam instrumen dikatakan tidak valid. Sebaliknya semakin tinggi korelasi itu mendekati angka satu (1,00), maka semakin kuat pula korelasinya. 45

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah serangkaian alat ukur yang memiliki konsistensi dan stabilitas pengukuran tertentu bila pengukuran yang dilakukan dengan alat ukur itu secara berulang. 46 Uji reabilitas pada penelitian ini dilakukan dengan metode internal konsistensi yaitu dengan pengujian instrumen sekali saja, kemudian data yang diperoleh dinanalisis dengan teknik tertentu. 47 Teknik yang digunakan adalah croanbach alpa sebagai berikut :

Keterangan :

r 11 : Releabilitas Instrumen k : Jumlah item instrumen.

: Jumlah varians skor taip-tiap item.

: Varians total. 48

45 Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis (Metode Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D), …, Hal 188

46 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta. 2006). Hal 236

47 Moh. Pabundu Tika, Metodologi Riset Bisnis,…, Hal 72

48 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, …, Hal 236

(49)

Pengujian relibilitas dilakukan dengan menggunakan program SPSS 17 for windows. Koefisien reliabilitas berkisar antara (0,00 - 1,00), Pengambilan koefisien korelasi minimum untuk dapat memenuhi syarat adalah sebesar 0,30. 49 Sehingga dapat disimpulkan apabila nilai koefisien kurang dari 0,30 dianggap tidak reliabel. Sebaliknya semakin tinggi nilai koefisien mendekati angka satu (1,00), maka semakin baik pula konsistensinya.

H. Teknik Analisis Data

Analisa data adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk mencari, menyusun secara sistematis sehingga mudah dipahami dan dapat diambil kesimpulan pada data yang didapat. Berikut teknik analisa data yang digunakan:

1. Regresi Linier Sederhana

Regresi sederhana didasarkan pada pengaruh fungsional ataupun kasual satu variabel independen dengan satu variabel dependen. 50 Dengan persamaan sebagai berikut :

keterangan:

Y : Variabel dependen (Perekonomian masyarakat ) a : Konstanta ( nilai Y, bila X = 0 )

b : Koefisien regresi parsial

49 Moh. Pabundu Tika, Metodologi Riset Bisnis, …, Hal 73

50 Moh. Pabundu Tika, Metodologi Riset Bisnis, …, Hal 89

Y = a + bX

(50)

X : Variabel independen (pengangguran musiman ) n : Jumlah data.

Dimana harga (a) dan (b) dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

2. Koefisien Korelasi (R)

Untuk melihat hubungan variabel independen ( pengangguran musiman) terhadap variabel dependen ( perekonomian masyarakat).

Dapat digunakan rumus koefisien korelasi sbb:

Keterangan :

r xy : Nilai koefisien

n : Jumlah pasangan pengamatan Y dan X

∑x : Jumlah variabel x

∑y : Jumlah variabel y

∑xy : Jumlah hasil perkalian variabel X dan Y.

(∑x 2 ) : Jumlah kuadrat dari pengamatan variabel X.

(∑x) 2 : Jumlah kuadrat dari jumlah pengamatan variabel X.

(51)

(∑y 2 ) : Jumlah kuadrat dari pengamatan variabel Y.

(∑y) 2 : Jumlah kuadrat dari pengamatan variabel Y. 51

3. T-Tes (Uji –T)

Uji–T digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial. 52 Untuk mengetahui tingkat signifikan tersebut menggunakan formula sebagai berikut :

t = r

Keterangan : t = t - hitung

r = Koefisien Korelasi r 2 = Koefisien determinasi n = Sampel

Langkah-langkah pengujiannya adalah sebagai berikut:

Menentukan Formulasi Hipotesis

Ho : Secara versial tidak terdapat pengaruh signifikan dari variabel dependen terhadap independen.

Ha : Secara versial terdapat pengaruh signifikan dari variabel dependen terhadap independen. 53

51 Moh. Pabundu Tika, Metodologi Riset Bisnis, …, Hal 97

52 Ridwan dan Sunarto, Pengantar Statistik Untuk Penelitian Pendidikan Sosial Ekonomi Komunikasi dan Bisnis, (Bandung: Alfabeta,2007). Hal 110.

53 Algifari, Statistika Indukduktif Untuk Ekonomi Dan Bisnis, …, Hal 230-231

(52)

BAB IV

HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Jorong Nagari Saparampek

1. Sejarah Nagari Saparampek

Menurut pitua nan di pacik arek, amanah di pegang taguah dari niniak turun kamamak dari mamak turun kamanakan, satitiak indak kahilang sabarih indak kalupo sampai pada saat sekarang ini.

Awal mulanya pada saat itu Joronghanya ada satu yaitu Jorong Pasar Ladang Panjang, karena letak wilayahnya berjauhan maka masyarakat bermusyawarah agar Jorong Pasar Ladang Panjang ini di jadikan 2 Jorong, dan hasil musyawaah dari masyarakat di sampaikan kepeda Wali Nagari.

Satu bulan setelah itu Wali Nagari menyampaikan kepada masyarakat bahwa dia setuju Jorong Pasar Ladang Panjang di jadikan 2 Jorong yaitu Jorong Nagari Saparampek dan Jorong Pasar Ladang Panjang, setelah mendengar keputusan dari Wali Nagari maka masyarakat Jorong Nagari Saparampek mengadakan rapat di masjid Al-muttaqin Lubuak Sariak untuk memilih Jorong yang baru.

Setelah rapat selesai seluruh masyarakat telah sepakat memilih

SIDI UMAR menjadi Jorong Nagari Saparampek, kemudian kesepakatan

masyarakat di sampaikan kepada Wali Nagari.

Gambar

Tabel 4.13  Coefficients a Model  Unstandardized Coefficients  Standardized Coefficients  T  Sig
Tabel 4.14  Korelasi  Mod el  R  R Square  Adjusted R Square  Std. Error of the Estimate  1  .806 a .767  .351  5.344.433
Tabel 4.15  Coefficients(a)  Model  Unstandardized Coefficients  Standardized Coefficients  T  Sig

Referensi

Dokumen terkait

Keselamatan Radiasi Tanggal Pemeriksaan Kesehatan Terbaru ( &lt; 1 Thn) Periode Pemakaian TLD Badge terakhir. Hasil evaluasi yang dilampirkan adalah hasil evaluasi TLD

Dari coeffecient dapat diketahui bahwa nilai t hitung sebesar 2,967 dengan nilai sig sebesar 0,004 &lt; 0,05 yang berarti H 0 ditolak, maka kepuasan pelanggan

Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan masukan dan acuan oleh peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian mengenai faktor- faktor lain yang mempengaruhi tingkat kepuasan

Kesepakatan bersama yang dibuat antara PT Pelindo II Cabang Cirebon dengan perusahaan Bongkar Muat batu Bara atau pelaku usaha lainnya akan penulis dalami dari

4.2.1.1 Nilai perpindahan termal menyeluruh atau OTTV untuk setiap bidang dinding luar bangunan gedung dengan orientasi tertentu, harus dihitung melalui persamaan:. OTTV = α [(U W

kesesuaian tindakan aktor yang terlibat. • Yang menunjukkan bahwa lebih berpengaruh dibandingkan variabel lainnya, yang mana menunjukkan besarnya kekuatan masyarakat dalam

Pemaknaan penonton terhadap pencitraan bakal calon presiden dan calon wakil presiden melalui tayangan Kuis Kebangsaan di RCTI adalah jika Kuis Kebangsaan dijadikan sarana

Metro sebagai ruang terbuka publik Metode deskriptif 7 Desti Rahmiati , Bambang Setioko, Gagoek Hardiman, 2013, Universitas Bandar Lampung Pengaruh Perubahan Fungsi