• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengetahuan dan Kebenaran

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Pengetahuan dan Kebenaran"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

M

MODUL PERKULIAHAN

FFilsafat Umum

Pengetahuan dan Kebenaran

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

Psikologi Psikologi

0088

M-603 Shely Cathrin, M.Phil

Abstract Kompetensi

Kebenaran pengetahuan Memahami pengetahuan dan kebenaran serta beberapa teori kebenaran.

(2)

Pokok Bahasan

Kuliah

Mata Kuliah : Fisafat Umum

Dosen : Shely Cathrin, M.Phil

Pengetahuan dan Kebenaran

Kebenaran Pengetahuan

Kebenaran adalah sesuatu yang selalu dirindukan oleh setiap manusia yang berusaha untuk mengenal dan mengetahui sesatu yang dihadapinya sebagai objek. Nilai kebenaran adalah nilai yang melekat pada sesuatu yang disebut pengetahuan. Tiada pengetahuan yang tidak mengandung nilai kebenaran. Di dalam realisasinya setiap pengetahuan selalu memiliki bentuk atau sifat kebenaran yang berbeda satu dengan lainnya. Hal itu harus dapat dimengerti, karena pengetahuan selalu dibentuk oleh sikap, sarana, dan lingkungan yang mempengaruhinya. Akan tetapi, pengetahuan pada dasarnya selalu dibentuk oleh adanya aktivitas kesadaran subjek terhadap objek yang ingin dikenalnya. Atau dengan kata lain, pengetahuan adalah hasil aktivitas menusia karena adanya hubungan antara subjek yang sadar dengan objek yang ingin dikenal.

Melalui pengetahuan manusia berusaha untuk memperoleh kebenaran. Apabila manusia merasa dan sadar bahwa dirinya mendapatkan kebenaran maka manusia merasakan adanya kepastian (Pranarka, 1987). Kata kebenaran dapat digunakan sebagai suatu kata benda yang konkret ataupun abstrak. Jika subjek hendak menuturkan kebenaran, artinya subjek mengungkap sutau proposisi yang benar. Proposisi adalah makna yang dikandung oleh suatu pernyataan.. Pernyataan merupakan ekspresi (ungkapan) manusia yang memiliki pengetahuan tentang sesuatu yang diungkap melalui bahasa ⎯baik tulisan maupun lisan⎯ atau tercermin dalam tindakan.

Terdapat tiga macam bentuk kebenaran, yakni :

1. Kebenaran moral menjadi bahasan etika, ia menunjukkan hubungan antara yang kita nyatakan dengan apa yang kita rasakan.

2. Kebenaran logis menjadi bahasan epistemologi, logika, dan psikologi, ia merupakan hubungan antara pernyataan dengan realitas objektif.

(3)

3. Kebenaran metafisik berkaitan dengan yang-ada sejauh berhadapan dengan akal- budi, karena yang-ada mengungkapkan diri kepada akal-budi. Yang ada merupakan dasar dari kebenaran, dan akal-budi yg menyatakannya.

Pengetahuan yang benar adalah pengetahuan yang memiliki kesatuan konformitas yang terpadu antara subjek dengan objek. Akan tetapi, karena pengetahuan itu memiliki sifat relatif dan selalu diperkaya oleh pengalaman ⎯baik lahir maupun bathin⎯ , maka konformitas subjek-objek bukanlah hal yang bersifat absolut. Pada suatu saat kebenaran itu sifatnya rasional logis dan di saat lain sifatnya rasional empirik. Hal yang demikian, amat tergantung pada sikap untuk memperoleh pengetahuan yaitu sikap empiris atau rasional;

kualitas pengetahuan ⎯pra-ilmiah, ilmiah, filsafat, atau religius⎯; serta lingkungan yang mempengaruhinya. Akibatnya muncullah teori-teori kebenaran. Teori kebenaran yang telah terlembaga antara lain adalah teori kebenaran korespondensi. Teori ini menyatakan bahwa kebenaran adalah sesuainya antara pengetahuan tentang sesuatu objek, dan objeknya dibuktikan secara langsung. Teori lainnya adalah teori koherensi. Teori ini menyatakan bahwa suatu kebenaran pengetahuan adalah manakala nilai suatu proposisi saling berhubungan dengan yang pernyataan lain yang bicara tentang fakta objek suatu pengetahuan itu. Misalnya, Indonesia merdeka 17 Agustus 1945. Orang-orang yang lahir setelah tahun 1945 dapat dipastikan memiliki pengetahuan tentang itu, tetapi nilai kebenarannya pun dapat dibuktikan melalui orang yang mengetahuinya atau dalam catatan yang dapat dipercaya secara meyakinkan. Masih terdapat teori kebenaran lainnya yaitu kebenaran pragmatis, yaitu suatu pengetahuan bernilai benar manakala pengetahuan memiliki sifat praktis bagi subjek yang memiliki pengetahuan itu. Kebenaran sintaksis yaitu pernyataan tentang pengetahuan bernilai benar manakala diungkapkan dengan bahasa yang mengikuti norma bahasa secara baik. Kebenaran semantik adalah kebenaran yang terkandung di dalam makna pernyataan tentang pengetahuan. Kebenaran non deskripsi adalah pernyataan bernilai benar dengan tanpa penjelasan karena orang-orang telah terbiasa dengan pernyataan itu sehingga dianggap sebagai kebenaran. Kebenaran logis berlebihan adalah suatu pernyataan tentang pengetahuan yang di dalamnya tidak memerlukan penjelasan dan manakala dijelaskan lagi ini menjadi berlebihan karena pada dasarnya masyarakat telah maklum dengan makna pernyataan itu. Kebenaran konsensus adalah kebenaran yang yang merupakan pernyataan yang disepakati bersama. Kebenaran otoritarianis adalah kebenaran yang bertumpu pada kewibawaan seseorang sehingga pernyataan pengetahuan dipandang telah memiliki kebenaran ─di dalam kehidupan sosial terdapat 3 jenis kewibawaan yaitu kewibawaan kharismatik, kewibawaan formal, dan kewibawaan material─. Serta teori kebenaran musyawarah mupakat yaitu pernyataan

(4)

pengetahuan bernilai benar berdasarkan kesepakatan secara kekeluargaan, artinya masih mempertimbangkan strata di dalam keluarga.

Teori – teori kebenaran :

1. Teori Kebenaran Korespondensi

Kebenaran terjadi pada pengetahuan, pengetahuan terbukti benar dan menjadi benar oleh kenyataan yang sesuai dengan apa yang diungkapkan pengetahuan itu.

Proposisi yang tidak didukung oleh bukti empiris tertentu tidak akan dianggap benar dan tidak dianggap sebagai pengetahuan, dan sekedar suatu keyakinan.

2. Teori Kebenaran Koherensi

Proposisi bernilai benar bila proposisi itu bersesuaian dengan ide-ide atau gagasan dari proposisi terdahulu yang bernilai benar dalam suatu sistem pemikiran yang saling berhubungan secara logik-sistematik . Kebenaran sebagai koherensi (keteguhan) lebih menekankan kebenaran rasional-logis dan juga cara kerja deduktif

3. Teori Kebenaran Pragmatis

Kebenaran yang ditekankan oleh kaum Pragmatis adalah kebenaran yang menyangkut ‘pengetahuan bagaimana’ (know how). Suatu ide yang benar adalah ide yang memungkinkan subjek berhasil memperbaiki dan menciptakan sesuatu. Kaum Pragmatis tidak menolak kebenaran dari Rasionalisme maupun dari Empirisme, hanya saja bagi Pragmatisme suatu kebenaran a-priori hanya benar kalau kebenaran itu berguna dalam penerapannya yang memungkinkan

4. Teori Kebenaran Logis Berlebihan

Problema kebenaran hanya merupakan kekacauan bahasa saja, sehingga akibatnya ia merupakan pemborosan sebab yang hendak dibuktikan secara logis derajatnya sama, saling melingkupi, dan isinya sama. Karena setiap proposisi mempunyai informasi yang sama, dan semua orang sepakat akan arti yang sama. ‘adalah benar’

-—dan menurut beberapa filsuf, ‘adalah fakta’ -—secara logis adalah berlebihan, sehingga pembuktian-pembuktian merupakan bentuk logis yang berlebihan. Misal:

adalah benar bahwa ada kehidupan setelah kematian.

5. Teori Kebenaran Non-Deskriptif / Performatif

Teori ini menekankan penggunaan kata ‘benar’ untuk menyatakan setuju atau menerima suatu proposisi dan ‘salah’ sebagai menolak suatu proposisi. Suatu

(5)

pernyataan dianggap benar kalau pernyataan itu menciptakan realitas. Misal :

“Dengan ini, saya menjadikan saudara sebagai Dekan”.

6. Teori Kebenaran Semantik

Proposisi dianggap benar dalam hubungannya dengan segi ‘arti’ atau ‘makna’ yang dikandungnya. Proposisi mempunyai arti apabila proposisi itu menunjukkan makna yang sesungguhnya, yaitu kenyataan yang definitif. Oleh karena itu, teori ini mempunyai tugas untuk menguak keabsahan atau validitas dari proposisi dalam referensinya atau kenyataannya. Misal: P.A. Berkata: semua orang Jawa pembohong...???

7. Teori Kebenaran Konsensus

Teori ini menyatakan bahwa kebenaran suatu pernyataan terletak pada persetujuan (intersubjektif) dari forum yang dianggap rasional. Oleh karena itu, kebenaran yang berdasarkan konsensus tidak dapat berlaku mutlak, sebab hasil persetujuan harus terbuka untuk diperbincangkan lagi

RENCANA PEMBELAJARAN PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

Pe rte mu an Ke

-

Pokok Bahasan

Sub-pokok Bahasan Kemampuan akhir yang diharapkan

Kriteria Penilaian /

Evaluasi

Metode Pembel

ajaran

Sumber Belajar

1 Pengantar ke alam Filsafat I

 Pengertian filsafat

 Sejarah lahirnya filsafat

 Asas-asas filsafat

 Penjelasan mengenai makalah kelompok

Mampu menjelaskan dan

mengkomuni kasi kan

- Penjelas an benar dan lengkap - Keaktifan

dlm diskusi

Klasikal dan diskusi

Textbooks Websites Handouts (boleh dicantumka n /tidak) Modul

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian dengan analisis FT-IR daun miana ( Coleus scutellarioides Linn.) yang tumbuh ditempat berbeda secara geografis, diperoleh hasil spektrum yang relatif

concern terhadap apa yang saya tulis ini, Ugi mampu meramu resep untuk mensosialisasikan ekonomi Islam dengan menggunakan paradigma ekonomi konvensional. Hanya saja hal ini

Agar subsektor kerajinan dapat menjadi efisien maka yang harus dilakukan adalah dengan menaikkan target pasar (PDB) dari subsektor kerajinan sebesar 38,84%, hal

Kajian terdahulu menggunakan kaedah PM dalam mata pelajaran (Rizalman Abdul Majid, 2004 & Shaharom Noordin, 1995) dan menunjukkan terdapat perubahan yang

Judul : Impression Management Verbal dan Nonverbal pada Pelayan Kesehatan (Studi Kasus Impression Management Verbal dan Nonverbal pada Pelayan Kesehatan di Rumah Sakit Umum

The data distillation phase includes extracting features for unstructured text, combining disparate data sources, filtering for populations of interest, selecting relevant features

Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 92 tahun 2015 menyebutkan bahwa waktu yang diterima oleh korban salah tangap untuk mendapatkan ganti kerugian adalah 14 hari sedangkan

Kepala Bagian Iklan: Ali Usodo Kepala Bagian Pemasaran: Monang Sitorus Wakil Kepala Bagian Iklan: Nenny Indriasari.. Telepon Pengaduan