• Tidak ada hasil yang ditemukan

RISIKO DALAM PENGELOLAAN PERGURUAN TINGGI NEGERI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "RISIKO DALAM PENGELOLAAN PERGURUAN TINGGI NEGERI"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

RISIKO DALAM PENGELOLAAN PERGURUAN TINGGI NEGERI

Dadit Herdikiagung - Inspektur II Inspektorat Jenderal Kementerian Ristek, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi

Bogor, 29 April 2016

(2)
(3)

Penguatan Lingkungan Pengendalian

a. Mendapatkan keyakinan yang memadai atas ketaatan, kehematan, efisiensi, dan efektivitas pencapaian tujuan penyelenggaraan tugas dan fungsi lembaga (assurance activities)

b. Memberikan peringatan dini dan meningkatkan efektivitas manajemen risiko dalam penyelenggaraan tugas dan fungsi lembaga (anti corruption activities); dan

c. Memelihara dan meningkatkan kualitas tata kelola penyelenggaraan tugas dan fungsi lembaga (consulting activities)

d. Mendorong pelaksanaan pelaporan gratifikasi e. Mendorong peningkatan peran SPI

Penguatan Pelaksanaan Pengawasan

a. Optimalisasi reviu sebagai upaya pencegahan

b. Optimalisasi penyelesaian hasil pemeriksaan eksternal c. Evaluasi hasil reviu dan hasil pemeriksaan eksternal

Evaluasi Berkala

Evaluasi berkala pelaksanaan penguatan lingkungan pengendalian dan pelaksanaan pengawasan

IMPLEMENTASI

(4)

SDM

1. SDM Jumlah SDM Itjen yang belum memadai

2. Kualitas SDM Itjen yang belum memadai

Dana

1. Belum teralokasikannya dana satker Itjen yang memadai

2. Belum tersedianya alokasi dana untuk peningkatan kesejahteraan pegawai secara memadai

Peralatan

1. Belum tersedianya komputer yang memadai

2. Belum tersedianya Alat Tulis Kantor yang memadai

Sistem &

Prosedur

1. Belum tersedianya sistem dan prosedur pengawasan intern yang memadai 2. Belum tersedianya sistem dan prosedur pertanggungjawaban keuangan

yang memadai

3. Belum tersedianya sistem dan prosedur pelaporan kinerja yang memadai

Sarpras

1. Belum tersedianya ruang kerja yang memadai

2. Belum tersedianya sarana transportasi yang memadai

3. Belum tersedianya perumahan dinas bagi pejabat secara memadai

RISIKO UTAMA ITJEN

(5)

Mengoptimalkan Kapasitas Inspektorat Jenderal

a. Mengoptimalkan peran dan layanan Inspektorat Jenderal audit kinerja, pemberian peringatan dini, dan konsultasi.

b. Mengoptimalkan manajemen sumber daya manusia Inspektorat Jenderal dengan kuantitas dan kualitas yang memadai.

c. Menerapkan praktik-praktik pemeriksaan intern yang profesional.

d. Meningkatkan akuntabilitas dan manajemen kinerja Inspektorat Jenderal secara baik.

e. Membangun hubungan dan budaya organisasi yang baik dengan pihak-pihak lain yang terkait.

f. Menerapkan struktur tata kelola yang baik.

Mengoptimalkan Kapasitas dan Peran Satuan Pengawas Intern (SPI) PTN a. Meningkatkan peran dan fungsi SPI sebagai pengawal PTN

b. Mengupayakan penegasan struktur organisasi SPI PTN c. Meningkatkan kapabilitas SDM SPI PTN

STRATEGI PENGENDALIAN RISIKO ITJEN

(6)

Kemungkinan kejadian yang mengancam tujuan dan sasaran instansi pemerintah

(PP No. 60/2008, Pasal 3 ayat 1b)

Risiko adalah segala sesuatu yang berdampak negatif terhadap pencapaian tujuan yang diukur berdasarkan kemungkinan dan dampaknya

(PMK No.

191/PMK.09/2008)

PENGERTIAN

(7)

Perencanaan dan Penganggaran

Reviu

Reviu Reviu Reviu

KEGIATAN

(8)

Lev Descriptor Example detail description 1 Insignificant No injuries. Minor delays. Little financial loss. $0 - $4,999*

2 Minor First aid required. Small spill/gas release easily contained within work area. Nil environmental impact. Financial loss $5,000 - $49,999*

3 Moderate

Medical treatment required. Large spill/gas release contained on campus with help of emergency services. Nil environmental impact.

Financial loss $50,000 - $99,999*

4 Major

Extensive or multiple injuries. Hospitalisation required. Permanent severe health effects. Spill/gas release spreads outside campus area.

Minimal environmental impact. Financial loss $100,000 - $250,000*

5 Catastrophic

Death of one or more people. Toxic substance or toxic gas release spreads outside campus area. Release of genetically modified organism (s) (GMO). Major environmental impact. Financial loss greater than

$250,000*

EVALUASI RISIKO

Level Descriptor Example detail description

5 Almost certain Is expected to occur in most circumstances 4 Likely Will probably occur in most circumstances

3 Possible Might occur at some time

2 Unlikely Could occur at some time

1 Rare May occur only in exceptional circumstances

likelihood

consequences

(9)

Fokus pada pengendalian

(manajemen bertanggung jawab atas manajemen risiko)

Fokus pada penilaian risiko (penilaian risiko bersama-sama manajemen)

Fokus pada assurance

(penilaian secara independen atas manajemen risiko)

(10)

SEKARANG

MASA LALU MASA DATANG

OBJEK AUDIT OBJEK MANAJEMEN RISIKO

Bagaimana caranya menggunakan data masa lalu untuk mengusahakan tujuan masa depan

tercapai????

RISK BASED AUDIT

(11)

HASIL PEMERIKSAAN BPK

(Ristek)

Tahun

Temuan (Nilai, Jml)

(dlm juta)

Rekomendasi (Nilai, Jml)

Sesuai Rekomendasi

(Nilai, Jml)

Proses

(Nilai, Jml)

Blm TL

Nilai Penyrhn Aset/Pnyetorn

ke Kas Neg

2008 169.948

9

166.716 9

166.716 9

- - 166.716

2009 121.729

7

- 7

- 7

- -

2010 956

11

116 14

116 13

- 1

- 116

2011 928

14

928 32

928 30

- 1

- 1

928

2012 5.427

21

5.100 41

5.100 40

- 1

- 282

2013 0,33

10

0,33 18

0,33 17

- 1

- 0.33

2014 21.974

19

13.630 89

6.446 64

7.184 25

- 3.093

2013/14 PDTT

1.475 11

1.475 29

- - 1.475

(29)

Total 320.962 91

186.491 210

179.307 180

7.184 29

1.475 29

171.136

(12)

HASIL PEMERIKSAAN BPK

(Dikbud)

Tahun

Temuan (Nilai, Jml)

(dlm juta)

Rekomendasi (Nilai, Jml)

Sesuai Rekomendasi

(Nilai, Jml)

Proses

(Nilai, Jml)

Blm TL

Nilai Penyrhn Aset/Pnyetorn

ke Kas Neg 2008 389.097,97

$ 9.564,50

6

NA

20

NA

9

NA

11

NA

0

NA

2009 1.863.964,79

20

NA

45

NA

14

NA

31

NA

0

NA

2010 25.833,67

13

NA

33

NA

16

NA

17

NA

0

NA 2011 922.126,29

$ 32.764,68

25

NA

50

NA

19

NA

30

NA

1

NA

2012 3.199.229,63

37

NA

96

NA

27

NA

33

NA

36

NA

2013 152.140,53

29

NA

100

NA

17

NA

57

NA

28

NA

2014 NA NA NA NA NA NA

2015 NA NA NA NA NA NA

Total 6.552.397,85

$42.329,18

189

NA

522

NA

102

NA

181

NA

65

NA

(13)

TEMUAN KEPATUHAN

(1) Perjalanan Dinas

tidak melakukan perjalanan dinas; tidak menerima lumpsum sesuai standar biaya;

tandatangan tidak sesuai; pejabat penandatangan lembar SPPD tidak sesuai;

pelaksana melakukan absensi di kantor; tidak ada surat penugasan; pelaksana perjalanan dinas tidak jelas lembaganya

(2) Pengadaan Barang

tidak diketahui berapa unit barang yg diadakan dan berapa harga per unit barang;

kelebihan pembayaran; pengadaan tidak didukung bukti yg sah; pengadaan tidak ada bukti penerimaan barang; pengadaan bersifat proforma; kerjasama yg

menguntungkan pihak ketiga (3) Pembayaran Narasumber

tandatangan berbeda di daftar hadir, form honor dan lembar pertanggung jawaban;

narasumber tidak jelas instansinya; ketidaksesuaian jumlah narasumber dan peserta rapat

(4) Penggunaan PNBP

penggunaan langsung; penerimaan di Satker BLU tanpa pengesahan (5) Hibah yang diterima belum dicatat

(6) Kelebihan pembayaran gaji, tunjangan fungsional, dan tunjangan profesi dosen

(7) Aset belum bersertifikat dan surat kendaraan tidak lengkap.

(14)

TEMUAN SPI

(1) sistem pengendalian internal (SPI) perjalanan dinas, seperti kelemahan penyusunan SOP, TOR dan RAB, pengawasan penerbitan surat tugas, pengawasan pertanggung jawaban pelaksanaan perjalanan dinas.

(2) aturan internal yang mengatur narasumber untuk FGD , rapat koordinasi.

(3) kejelasan output untuk membedakan narasumber dan peserta.

(4) Koordinator Kegiatan seringkali tdk mencatat dan membukukan pengelolaan dana yang diterimanya

(5) belum adanya SOP baku mengenai mekanisme pembayaran UP dan TUP.

(6) belum ada SOP pengadaan barang

(15)

REKOMENDASI KE ITJEN DAN SPI

TAHUN REKOMENDASI

NILAI

ITJEN SPI

2015 5 3

2014 9 1 152.4 M

2013 5 - 3.1 T

(16)

TINDAK LANJUT TEMUAN (1)

Pasal 20 UU No 15 Tahun 2004

(1) Pejabat wajib menindaklanjuti rekomendasi dalam laporan hasil pemeriksaan (2) Pejabat wajib memberikan jawaban atau penjelasan kepada BPK tentang

tindak lanjut atas rekomendasi dalam laporan hasil pemeriksaan.

(3) Jawaban atau penjelasan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disampaikan kepada BPK selambat-lambatnya 60 (enampuluh) hari setelah laporan hasil pemeriksaan diterima.

(4) BPK memantau pelaksanaan tindak lanjut hasil pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

(5) Pejabat yang diketahui tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dikenai sanksi administrative sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang kepegawaian.

(6) BPK memberitahukan hasil pemantauan tindak lanjut sebnagaimana dimaksud pada ayat (4) kepada lembaga perwakilan dalam hasil pemeriksaan semester.

(17)

TINDAK LANJUT TEMUAN (2)

Pasal 5 Peraturan BPK No. 2 Tahun 2010

(1) Apabila sebagian atau seluruh rekomendasi tidak dapat dilaksanakan dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (3), Pejabat wajib memberikan alasan yang sah.

(2) Alasan yang sah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi kondisi:

a. force majeur, yaitu suatu keadaan peperangan, kerusuhan, revolusi, bencana alam, pemogokan, kebakaran dan gangguan lainnya yang mengakibatkan tindak lanjut tidak dapat dilaksanakan.

b. subjek atau objek rekomendasi dalam proses peradilan:

1) pejabat menjadi tersangka dan ditahan;

2) pejabat menjadi terpidana; atau

3) objek yang direkomendasikan dalam sengketa di peradilan.

c. rekomendasi tidak dapat ditindaklanjuti secara efektif, efisien, dan ekonomis antara lain, yaitu:

1) perubahan struktur organisasi; dan/atau 2) perubahan regulasi.

(3) Apabila dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (3) Pejabat tidak menindaklanjuti rekomendasi tanpa adanya alasan yang sah, BPK dapat melaporkan kepada instansi yang berwenang.

(18)

TEMUAN BERISIKO HUKUM

 BPK merekomendasikan kepada … agar menginstruksikan … untuk memerintahkan PPK menagih kembali pembayaran perjalanan dinas yang tidak sesuai ketentuan dan

menyetorkan ke Kas Negara sebesar Rp…

 BPK merekomendasikan kepada …agar menginstruksikan … untuk memberikan sanksi sesuai ketentuan kepada … PPK yang tidak cermat dalam …, … pada masing-maisng satuan kerja yang tidak melaksanakan tugas sesuai dengan

tupoksinya. Memerintahkan … untuk menarik kelebihan

pembayaran kepada … dan menyetorkan ke Kas Negara

sebesar Rp…

(19)

TINDAK PIDANA KORUPSI

• memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu

korporasi yang dapat merugikan keuangan Negara atau perekonomian nasional

(Pasal 2 ayat (1) UU No. 31/1999 tentang Pemberantasan TPK)

• menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi, menyalahgunakan kewenangan, kesempatan atau sarana yang ada padanyakarena jabatan atau

kedudukan yang dapat merugikan keuangan Negara

atau perekonomian Negara.

(Pasal 3 ayat (1) UU No. 31/1999 tentang Pemberantasan TPK)

(20)

1. Pendampingan Penyusunan Laporan Keuangan

Pendampingan dan Reviu Laporan Keuangan

2. Evaluasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemantauan dan Pengkoordinasian Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan Internal dan Eksternal; Pelaksanaan Evaluasi Hasil Pengawasan

3. Pengawasan Dini

Pengawasan Kebijakan dan Program; Pengawasan Pengelolaan Kepegawaian, Keuangan, dan BMN; Pemberian Saran dan Rekomendasi

4. Pendampingan Penataan BMN

Pengawasan Pengelolaan Kepegawaian, Keuangan, dan BMN

Peran SPI dalam Pengelolaan Risiko

(21)

Terima kasih

Contact:

dadit@ristekdikti.go.id

Referensi

Dokumen terkait

Adapun penyimpangan guru wilangan lainnya yang berupa faktor kesengajaan (non-mekanik), dapat dilihat dari hasil analisis penyimpangan guru wilangan sebelumnya. Penyimpangan

Untuk mengetahui pengaruh profitabilitas, leverage, dan growth terhadap kebijakan dividen dengan good corporate governance sebagai variabel intervening baik secara

[r]

Diduga terdapat hubungan antara kedekatan lokasi desa dengan pusat ekonomi, kebutuhan hidup, pendapatan dari hasil pertanian, dan pertumbuhan penduduk dengan

Dari hasil uji Gascromatografi (GC) terhadap minyak kacang tanah yang digunakan sebagai bahan baku untuk menghasilkan biodiesel diperoleh kandungan asam lemak bebas (FFA) 0,58

Tingginya kelimpahan fitoplankton pada stasiun 1 ini dibandingkan lokasi lainnya didukung oleh kondisi kualitas perairan yang cukup baik dengan nilai kandungan

Sebagai bahan masukan pembelajaran arumba khususnya pada kelompok arumba cilik ataupun siswa yang akan menjadi penerus kelompok arumba cilik dengan tujuan demi

Berdasarkan kententuan Undang - undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah, bahwa Susunan Organisasi Perangkat Daerah ditetapkan dengan Peraturan Daerah sesuai pedoman