• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH STRATEGI REACT DAN MOTIVASI BELAJARTERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENGARUH STRATEGI REACT DAN MOTIVASI BELAJARTERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH STRATEGI REACT DAN MOTIVASI BELAJARTERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V

I Dw Pt Yudiprasetya1, Ni Kt Suarni2, Ni Wyn Rati3

1,3Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 2Jurusan Bimbingan Konseling, FIP Universitas Pendidikan Ganesha

Singaraja, Indonesia

e-mail:dewayudi41@gmail.com1, tut_arni@yahoo.com2, niwayan_rati@yahoo.com3

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) perbedaan hasil belajar matematika antara siswa yang dibelajarkan menggunakan strategi REACT dengan penggunaan model pembelajaran konvensional, (2) pengaruh interaksi antara penggunaan strategi REACT dan motivasi belajar tehadap hasil belajar matematika, (3) perbedaan hasil belajar matematika antara siswa yang dibelajarkan menggunakan strategi REACT dengan penggunaan model pembelajaran konvensional pada siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi, (4) perbedaan hasil belajar matematika antara siswa yang dibelajarkan menggunakan strategi REACT dengan penggunaan model pembelajaran konvensional pada siswa yang memiliki motivasi belajar rendah. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu dengan desain faktorial 2x2. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas V Gugus IX Kecamatan Buleleng tahun pelajaran 2013/2014 yang berjumlah 210 orang.

Sampel penelitian ini yaitu siswa kelas V SD No. 1 Astina yang berjumlah 34 orang dan siswa kelas VB SD No. 1 Banjar Jawa yang berjumlah 32 orang. Data hasil belajar matematika dikumpulkan dengan instrumen tes berbentuk pilihan ganda dan motivasi belajar dikumpulkan dengan instrumen kuesioner. Data yang dikumpulkan dianalisis menggunakan analisis statistik deskriptif dan ANAVA dua jalur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) terdapat perbedaan hasil belajar matematika antara siswa yang dibelajarkan dengan strategi REACT dengan pembelajaran konvensional dengan nilai signifikansi sebesar 0,002, (2) terdapat pengaruh interaksi antara strategi REACTdan motivasi belajar terhadap hasil belajar matematika siswa dengan nilai signifikansi sebesar 0,041, (3) terdapat perbedaan hasil belajar matematika antara siswa yang dibelajarkan dengan strategi REACT dengan pembelajaran konvensional pada siswa motivasi tinggi dengan nilai Fhitung sebesar 19,64, dan (4) terdapat perbedaan hasil belajar matematika antara siswa yang dibelajarkan dengan strategi REACT dengan pembelajaran konvensional pada siswa motivasi rendah dengan nilai Fhitung sebesar 5,29. Jadi, strategi REACTdan motivasi belajar berpengaruh terhadap hasil belajar matematika siswa.

Kata-kata kunci: strategi REACT, hasil belajar matematika, motivasi belajar Abstract

This study aimed to determine: (1) the differences of mathematics learning outcomes between students who learned using REACT strategy and students who learned conventionally, (2) the interaction effect between students who learnedREACT strategy and motivation toward mathematics learning outcomes, (3)differences of mathematics learning outcomes between students who learned with REACT strategy and conventionally on students' high motivation, (4) differences of mathematics learning outcomes between students who learned with REACT strategy and conventionally on students’ low motivation.

This research is a quasi experimental study with a 2x2 factorial design. The population of this research is all students in class V on IX Buleleng district in academic year 2013/2014,

(2)

amounting to 210 people. The sample of this study are the students of class V SD No. 1 Astina, amounting to 34 people and the students of class VB SD No. 1 Banjar Jawa amounting to 32 people. The data of mathematics learning outcomes were collected by multiple choice test instruments and the data of students' motivation were collected by questionnaires. The data collected were analyzed using descriptive statistics and ANOVA analysis of two paths. The results showed that: (1) there are differences of mathematics learning outcomes between students who learned with REACT strategy with conventional learning with a significance value of 0.002, (2) there is an interaction effect between REACT strategy and motivation toward mathematics learning outcomes of students with a significance value of 0.041, (3) there are differences in mathematics learning outcomes between students who learned with REACT strategy with conventional learning on students'high motivation with a value of F of 19.64, and (4) there are differences in mathematics learning outcomes between students who learned with REACT strategy with conventional learning onstudents’ low motivation with a value of F of 5.29. So, REACT strategy and motivation to learn mathematics influence on student learning outcomes.

Key words: REACT strategy, mathematic learning outcomes, motivation to learn

PENDAHULUAN

Pendidikan memegang peranan penting dalam menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas dan mampu bersaing di era globalisasi ini, sehingga pendidikan harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya untuk memperoleh hasil maksimal. Sejalan dengan hal tersebut, sekolah merupakan lembaga formal penyelenggara pendidikan. Sekolah Dasar (SD) sebagai salah satu lembaga formal dasar yang mengemban misi dasar dalam memberikan kontribusi untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.

Pendidikan di sekolah dilaksanakan dalam bentuk proses belajar mengajar di kelas. Pengajaran di kelas tidak terlepas dari aktivitas belajar siswa serta peran penting seorang guru. Khusus untuk pembelajaran matematika, guru sebagai pelaksana pendidikan dituntut harus mampu mengembangkan strategi-strategi pembelajaran matematika yang sesuai dengan kurikulum dan juga kondisi siswa di sekolah. Pemilihan strategi yang sesuai akan membantu terciptanya suasana belajar yang kondusif dan interaktif, sehingga dapat meningkatkan keaktifan dan motivasi siswa dalam belajar matematika serta akan dapat membawa siswa untuk mencapai hasil belajar yang optimal

Pembelajaran matematika yang dirancang oleh guru hendaknya membuat siswa merasa senang, aktif, tidak merasa tertekan atau terpaksa dalam belajar

matematika serta dikaitkan dengan pengalaman atau kehidupan sehari-hari siswa. Pembelajaran yang dirancang agar selalu memberikan kesempatan yang seluas-luasnya bagi siswa untuk mengoptimalkan dan memanfaatkan semua indranya untuk belajar dengan mengaktifkan komunikasi, kerja sama, serta kolaborasi dengan siswa yang lain. Hal tersebut akan memperkuat rekaman memori di otak siswa, mempermudah dan mempercepat siswa memahami sesuatu, meningkatkan keterampilan siswa, serta meningkatkan sikap positif siswa terhadap mata pelajaran matematika (Dwipayana, 2012).

Pada kenyataannya, pembelajaran matematika di sekolah saat ini masih belum sesuai dengan harapan. Seperti yang terjadi di beberapa sekolah dasar di gugus IX Kecamatan Buleleng. Hasil ulangan matematika kelas V semester I tahun pelajaran 2013/2014 di gugus ini, menunjukkan hasil belajar matematika siswa secara umum masih tergolong rendah.Skor rata-rata matematika siswa di gugus ini pada ulangan umum semester I tahun pelajaran 2013/2014 adalah 66,56.

Sementara itu, kriteria ketuntasan minimal untuk mata pelajaran matematika adalah 71. Berdasarkan hasil ulangan tersebut, tampak bahwa rata-rata skor siswa masih di bawah kriteria ketuntasan minimal yang harus dicapai. Rendahnya rata-rata skor matematika siswa menunjukkan bahwa

(3)

sebagian besar siswa memperoleh skor yang rendah.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan seluruh siswa kelas V dan beberapa siswa lainnya saat melaksanakan PPL Real 2013 di SD No 1 Banjar Jawa, banyak siswa mengaku tidak mengerti dengan penjelasan dari guru dan menganggap matematika merupakan mata pelajaran yang menakutkan dan sulit dimengerti. Selain itu penyebab rendahnya hasil belajar matematika siswa yaitu, pembelajaran masih berpusat pada guru (teacher centered). Guru cenderung lebih aktif dan masih cenderung menggunakan metode ceramah daripada memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada siswa untuk menemukan sendiri konsep-konsep yang dipelajari. Siswa hanya mendengarkan, mencatat, sesuai perintah guru tanpa berupaya untuk menemukan sendiri konsep-konsep yang dipelajari tersebut. Selain itu, dalam menyelesaikan soal siswa hanya terpaku pada contoh penyelesaian yang diberikan oleh guru. Hal ini kurang memberikan kesempatan kepada siswa untuk membangun sendiri pengetahuan yang mereka miliki dalam memecahkan soal tersebut. Saat pembelajaran berlangsung, tidak jarang siswa mengantuk. Hal itu disebabkan karena kurangnya aktivitas fisik siswa dalam belajar dan siswa kurang mendapat perhatian dari guru. Saat proses pembelajaran, siswa jarang melihat fenomena nyata atau media yang berhubungan dengan materi yang dibahas.

Sebagian besar materi dan penyampaian materi bersifat book oriented, siswa jarang diajak untuk melihat langsung kejadian atau fenomena yang nyata, ataupun media- media yang representatif dengan fenomena yang berkaitan tersebut. Hal ini membuat siswa kurang dapat memvisualisasikan konsep-konsep matematika yang sebagian besar masih abstrak. Siswa akan menganggap matematika adalah ilmu yang menghayal, tidak real, dan tidak terkait dengan kehidupan nyata, sehingga kurang termotivasi untuk mempelajarinya.

Keadaan itu juga berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa.

Menumbuhkan motivasi siswa dalam

belajar sangat penting. Ini tergantung pada situasi dan kondisi pada saat berlangsungnya proses belajar mengajar.

Strategi penyajian materi yang tidak menarik dan mempasifkan siswa justru akan menurunkan motivasi belajar siswa.

Tinggi rendahnya motivasi siswa dalam belajar akan berdampak pula pada tinggi rendahnya hasil belajar. Untuk itu, membuat kesan matematika tidak sulit pada siswa sangat penting sehingga anak tidak akan takut pada matematika serta berani belajar atau menyelesaikan masalah matematika tanpa tergantung pada pertolongan orang lain.

Mengingat pentingnya matematika di sekolah serta kegunaannya dalam kehidupan sehari-hari maka perlu dikembangkan suatu strategi yang tepat untuk mencapai tujuan tersebut. Salah satu solusi yang dapat digunakan yaitu dengan penggunaan strategi REACT dalam pembelajaran matematika. Strategi REACT merupakan strategi pembelajaran aktif yang menuntut siswa untuk terlibat dalam berbagai aktivitas belajar, sehingga siswa tidak hanya menjadi objek pembelajaran, tetapi juga sebagai subjek yang dapat

mengalami, menemukan,

mengkonstruksikan, dan memahami konsep (Dwipayana, 2012).

Di dalam strategi REACT, pembelajaran dikaitkan dengan konteks nyata dengan menggali sejauh mana pengetahuan awal siswa mengenai materi yang akan dikaji (relating). Dengan demikian, persepsi siswa mengenai materi dapat diketahui dan siswa sendiri menyadari tentang hubungan materi yang dikaji dengan permasalahan dalam konteks nyata. Hal ini akan menumbuhkan motivasi siswa untuk ikut aktif dalam pembelajaran dan mendapatkan konsep-konsep yang dapat digunakan dalam menyelesaikan permasalahan yang diberikan (experiencing). Setelah siswa mendapatkan konsep tersebut, siswa dituntun untuk menerapkan konsep tersebut untuk mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam dan mampu menerapkannya kembali (applying). Dalam mencari solusi, siswa dimungkinkan untuk melaksanakan kerja sama dan berkomunikasi dengan

(4)

siswa lain dalam satu kelompok kerja (cooperating). Terakhir, siswa dituntun untuk mencoba menerapkan hasil yang telah diperoleh untuk menyelesaikan permasalahan dalam konteks yang baru dan melatih kemampuan berpikir siswa (transferring).

Penerapan strategi REACT dalam pembelajaran memungkinkan siswa untuk tahu manfaat dari materi yang dipelajari bagi kehidupannya, aktif dalam kegiatan pembelajaran, menemukan sendiri konsep- konsep yang dipelajari tanpa harus selalu tergantung pada guru, mampu memecahkan masalah-masalah yang berkaitan dengan konsep yang dipelajari, bekerja sama dengan siswa lain, dan berani untuk mengemukakan pendapat. Dengan demikian, siswa menjadi lebih tertantang dan mau untuk belajar serta berusaha menyelesaikan semua permasalahan matematika yang ditemui.

Berdasarkan uraian di atas, dilakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Strategi REACT dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas V SD di Gugus IX Kecamatan Buleleng Tahun Pelajaran 2013/2014”.

METODE

Penelitian ini tergolong penelitian eksperimen semu (quasi experiment).

Disebut penelitian eksperimen semu karena tidak semua variabel (gejala yang muncul) dan kondisi eksperimen dalam penelitian ini dapat diatur dan dikontrol secara ketat (Sukardi, 2009).

Penelitian ini dilaksanakan di SD Gugus IX Kecamatan Buleleng pada semester genap tahun pelajaran 2013/2014. Adapun rancangan penelitian yang digunakan adalah Non-Equivalent Post-Test Only Control Group Design.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kelas V SD gugus IX Kecamatan

Buleleng dengan jumlah siswa sebanyak 210 orang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik random sampling. Teknik ini dengan mencampur subjek-subjek di dalam populasi, sehingga semua subjek dianggap sama dan mendapat hak yang sama untuk memperoleh kesempatan dipilih menjadi anggota sampel (Agung, 2010). Penentuan sampel dilakukan dengan cara mengundi dari populasi yang ada, setelah itu sampel yang diperoleh diuji tingkat kesetaraannya.

Untuk mengetahui sampel benar-benar setara, dilakukan uji-t kesetaraan dengan rumus separated varians. Jika sampel yang diuji terbukti setara, maka dilakukan pengundian lagi untuk menentukan kelas eksperimen dan kelas kontrol. Akan tetapi, jika sampel yang diuji terbukti tidak setara, maka dilakukan pengundian ulang sampai memperoleh sampel yang setara.

Berdasarkan hasil random sampling, diperoleh sampel yaitu siswa kelas V SD No. 1 Astina yang berjumlah 34 orang dan siswa kelas VB SD No. 1 Banjar Jawa yang berjumlah 32 orang. Dari hasil uji kesetaraan menunjukkan kemampuan siswa kelas V SD gugus VI Kecamatan Buleleng Kabupaten Buleleng adalah setara. Pada kelas eksperimen dibelajarkan dengan strategi REACTdan pada kelas kontrol dibelajarkan dengan pembelajaran konvensional.

Data hasil belajar dan motivasi belajar siswa dikumpulkan dengan tes hasil belajar dan kuesioner motivasi belajar. Sebelum melakukan penelitian, dilakukan uji ahli terhadap isi dari instrumen penelitian.

Analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif dan ANAVA dua jalur.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian

Rekapitulasi deskriptif masing-masing variabel disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1. Rekapitulasi Deskriptif Masing-Masing Variabel

Statistik A1 A2 A1B1 A1B2 A2B1 A2B2 Rata-rata 21.94 18.81 23.94 19.94 19.25 18.38

Modus 22,50 18,79 23,07 22,17 18,4 20,10

Median 22,00 18,79 24,75 20,00 18,625 19,00 Variabel

(5)

Keterangan:

A1 : Kelompok siswa yang dibelajarkan dengan strategi REACT.

A2 : Kelompok siswa yang dibelajarkan

dengan pembelajaran

konvensional.

A1B1 : Kelompok siswa yang dibelajarkan dengan strategi REACT dan memiliki motivasi belajar tinggi.

A1B2 : Kelompok siswa yang dibelajarkan dengan strategi REACT dan memiliki motivasi rendah.

A2B1 : Kelompok siswa yang dibelajarkan dengan pembelajaran konvensional dan memiliki motivasi belajar tinggi.

A2B2 : Kelompok siswa yang dibelajarkan dengan pembelajaran konvensional dan memiliki motivasi rendah

Berdasarkan Tabel 1, dapat diketahui bahwa masing-masing variabel memiliki skor rata-rata yang berbeda. Data hasil belajar matematika pada kelompok siswa yang dibelajarkan dengan strategi REACTdisajikan ke dalam bentuk diagram seperti pada Gambar 1.

Gambar 1. Diagram Hasil Belajar Matematika Kelompok Siswa yang Dibelajarkan dengan Strategi REACT

Jika dilihat dari rata-rata (mean) = 21,94 dan dikonversikan ke dalam tabel di atas, dapat diketahui bahwa kecenderungan data hasil belajar Matematika kelompok siswa yang dibelajarkan dengan strategi REACTmasuk dalam kategori tinggi.

Data hasil belajar matematika pada kelompok siswa yang dibelajarkan dengan pembelajaran konvensional disajikan ke dalam bentuk diagram seperti pada Gambar 2.

Gambar 2 Diagram Data Hasil Belajar Matematika Kelompok Siswa yang Dibelajarkan dengan Pembelajaran Konvensional Jika dilihat dari rata-rata (mean) = 18,81 dan dikonversikan ke dalam tabel di atas, dapat diketahui bahwa kecenderungan data hasil belajar Matematika kelompok siswa yang dibelajarkan dengan pembelajaran konvensional masuk dalam kategori tinggi.

Data hasil belajar matematika pada kelompok siswa yang dibelajarkan dengan strategi REACT dan memiliki motivasi tinggi disajikan ke dalam bentuk diagram seperti pada Gambar 3.

Gambar 3. Diagram Data Hasil Belajar Matematika Kelompok Siswa yang Dibelajarkan dengan Strategi REACT dan Memiliki Motivasi Belajar Tinggi

Jika dilihat dari rata-rata (mean) = 23,94 dan dikonversikan ke dalam tabel di atas, dapat diketahui bahwa kecenderungan data hasil belajar Matematika kelompok 0

2 4 6 8 10 12 14

17 20 23 26 29 32

0 2 4 6 8 10 12 14 16

13 16 19 22 25 28

0 2 4 6 8

19 22 25 28 31

(6)

siswa yang dibelajarkan dengan strategi REACTdan memiliki motivasi belajar tinggi masuk dalam kategori Sangat Tinggi.

Data hasil belajar matematika pada kelompok siswa yang dibelajarkan dengan strategi REACT dan memiliki motivasi rendah disajikan ke dalam bentuk diagram seperti pada Gambar 4.

Gambar 4. Diagram Data Hasil Belajar Matematika Kelompok Siswa yang Dibelajarkan dengan Strategi REACT dan Memiliki Motivasi Belajar Rendah

Jika dilihat dari rata-rata (mean) = 19,94 dan dikonversikan ke dalam tabel di atas, dapat diketahui bahwa kecenderungan data hasil belajar Matematika kelompok siswa yang dibelajarkan dengan Strategi REACT dan memiliki motivasi belajar rendah masuk dalam kategori Tinggi.

Data hasil belajar matematika pada kelompok siswa yang dibelajarkan dengan pembelajaran konvensional dan memiliki motivasi tinggi disajikan ke dalam bentuk diagram seperti pada Gambar 5.

Gambar 5. Diagram Data Hasil Belajar Matematika Kelompok Siswa yang Dibelajarkan dengan Pembelajaran Konvensional dan Memiliki Motivasi Belajar Tinggi Jika dilihat dari rata-rata (mean) = 19,25 dan dikonversikan ke dalam tabel di

atas, dapat diketahui bahwa kecenderungan data hasil belajar Matematika kelompok siswa yang dibelajarkan dengan pembelajaran konvensional dan memiliki motivasi belajar tinggi masuk dalam kategori Tinggi.

Data hasil belajar matematika pada kelompok siswa yang dibelajarkan dengan pembelajaran konvensional dan memiliki motivasi rendah disajikan ke dalam bentuk diagram seperti pada Gambar 6.

Gambar 6. Diagram Data Hasil Belajar Matematika Kelompok Siswa yang Dibelajarkan dengan Pembelajaran Konvensional dan Memiliki Motivasi Belajar Rendah

Jika dilihat dari rata-rata (mean) = 18,38 dan dikonversikan ke dalam tabel di atas, dapat diketahui bahwa kecenderungan data hasil belajar Matematika kelompok siswa yang dibelajarkan dengan pembelajaran konvensional dan memiliki motivasi belajar rendah masuk dalam kategori Tinggi.

Uji normalitas dan uji homogenitas dilakukan sebelum uji hipotesis. Uji normalitas sangat perlu dilakukan untuk meyakinkan bahwa uji statistik yang digunakan dalam pengujian hipotesis benar- benar dapat dilakukan.

Dari hasil uji normalitas data post test kelas eksperimen dengan menggunakan rumus Chi-Square, diperoleh X2hitung = 3,38 dan X2tabel = 11,070 dengan taraf 5% dan dk = 5. Dengan demikian X2hitung<X2tabel, ini berarti data post test kelas eksperimen berdistribusi normal.

Sedangkan hasil uji normalitas data post test kelas kontrol diperoleh X2hitung = 3,71745 dan X2tabel = 11,070dengan taraf 5% dan dk = 5. Dengan demikian X2hitung<X2tabel,, 0

2 4 6

16.5 18.5 20.5 22.5 24.5

0 2 4 6 8 10

16 19 22 25 28

0 2 4 6 8

12.5 14.5 16.5 18.5 20.5

(7)

maka data post test kelas kontrol berdistribusi normal.

Kemudian dilanjutkan dengan uji homogenitas varians dilakukan terhadap varians pasangan antar kelas eksperimen dan kontrol. Uji yang digunakan adalah uji-F dengan kriteria data homogen jika Fhitung <

Ftabel. Berdasarkan hasil perhitungan uji homogenitas didapatkan Fhitung = 1,12 dan Ftabel = 1,84 pada taraf signifikasi 5%.

Dengan demikian varians data hasil post- test kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah homogen.

Dari hasil analisis uji prasyarat diperoleh bahwa data hasil belajar siswa kelas eksperimen dan kontrol adalah normal dan homogen, sehingga dilanjutkan dengan uji hipotesis dengan ANAVA dua jalur.

Ringkasan hasil uji hipotesis dengan bantuan SPSS 16.0 disajikan pada Tabel2.

Tabel 2.Ringkasan Anava Dua Jalur Hasil Belajar Matematika Sumber

Variasi JK db RJK Fhitung Ftabel

(α 0,05) Sig.

A 97.943 1 97.943 10.642 3,29 .002

B 161.364 1 161.364 17.532 3,29 .000

A B 40.246 1 40.246 4.373 3,29 .041

dalam 570.632 62 9.204

Total 874.121 65

Berdasarkan perhitungan Anava dua jalur pada tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa:

1. Pengujian hipotesis pertama, hipotesis nul ditolak dan hipotesis alternatif diterima (FA yang bernilai 10,642 memiliki nilai signifikansi sebesar 0,002 atau di bawah 0,05). Hal ini berarti terdapat perbedaan hasil belajar Matematika yang signifikan antara siswa yang dibelajarkan dengan strategi REACTdengan siswa yang dibelajarkan dengan pembelajaran konvensional.

2. Pengujian hipotesis kedua, hipotesis nul ditolak dan hipotesis alternatif diterima (FAB yang bernilai 40,246 memiliki nilai signifikansi sebesar 0,041 atau di bawah 0,05). Ini berarti terdapat pengaruh interaksi yang signifikan antara metode yang digunakan dalam pembelajaran Matematika dan motivasi belajar terhadap hasil belajar Matematika siswa.

Dikarenakan hasil pengujian hipotesis di atas menunjukkan bahwa terdapat pengaruh interaksi yang signifikan antara metode yang digunakan dan motivasi siswa

terhadap hasil belajar Matematika siswa, maka pengujia hipotesis dapat dilanjutkan dengan menggunakan uji Scheffe.

Berdasarkan perhitungan dengan uji Scheffe, diperoleh hasil yaitu:

1. Pengujian hipotesis ketiga, hipotesis nul ditolak dan hipotesis alternatif diterima (Fhitung (19,64) > Ftabel (3,32)), hal ini berarti terdapat perbedaan hasil belajar Matematika yang signifikan antara siswa yang dibelajarkan dengan strategi REACT dengan siswa yang dibelajarkan dengan pembelajaran konvensional pada siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi.

2. Pengujian hipotesis keempat, hipotesis nul ditolak dan hipotesis alternatif diterima (Fhitung (5,29) > Ftabel (3,32)), hal ini berarti terdapat perbedaan hasil belajar Matematika yang signifikan antara siswa yang dibelajarkan dengan strategi REACT dengan siswa yang dibelajarkan dengan pembelajaran konvensional pada siswa yang memiliki motivasi belajar rendah.

Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian di atas, menunjukkan bahwa kelompok siswa yang dibelajarkan dengan strategi REACT

(8)

memiliki hasil belajar yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok siswa yang dibelajarkan dengan pembelajaran konvensional baik ditinjau dari rata-rata skor hasil belajar total dan rata-rata skor hasil belajar motivasi tinggi dan motivasi rendah siswa. Rata-rata skor hasil belajar siswa yang mengikuti pembelajaran dengan strategi REACT adalah 21,94 dan rata-rata skor hasil belajar siswa yang mengikuti pembelajaran dengan strategi konvensional adalah 18,81. Sedangkan rata-rata skor hasil belajar matematika siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi yang dibelajarkan dengan strategi REACT menunjukkan rata-rata 23,94 dan siswa yang memiliki motivasi belajar rendah yang dibelajarkan dengan pembelajaran konvensional menunjukkan rata-rata 19,25.

Dari kelompok siswa yang memiliki motivasi belajar rendah yang dibelajarkan dengan strategi REACT memperoleh rata-rata 19,94 sementara kelompok siswa yang memiliki motivasi rendah yang dibelajarkan dengan pembelajaran konvensional memperoleh rata-rata 18,38.

Temuan ini membuktikan bahwa strategi REACT yang diterapkan dalam pembelajaran Matematika di Gugus IX Kecamatan Buleleng memberikan hasil belajar yang lebih baik dibandingkan hasil belajar dengan pembelajaran konvensional.

Hal ini berarti bahwa terdapat perbedaan hasil belajar matematika yang signifikan antara siswa yang dibelajarkan dengan strategi REACT dengan siswa yang dibelajarkan pembelajaran konvensional.

Hal ini terjadi karena adanya perbedaan perlakuan yang diberikan kepada kedua kelas yang dijadikan sampel penelitian. Masing-masing perlakuan memiliki karakteristik yang berbeda.

Pembelajaran strategi REACT menekankan aktivitas siswa untuk lebih aktif pada saat pembelajaran berlangsung serta menuntut siswa untuk dapat menemukan dan memahami konsep pada setiap materi pembelajaran.

Dalam pembelajaran, materi pembelajaran dikaitkan dengan konteks nyata sambil menggali sejauh mana pengetahuan awal siswa mengenai materi yang akan dikaji. Dengan demikian, persepsi

siswa mengenai materi dapat diketahui dan siswa sendiri menyadari tentang hubungan materi yang dikaji dengan permasalahan dalam konteks nyata. Selain itu, strategi REACT mampu meningkatkan sikap positif siswa untuk ikut aktif dalam pembelajaran dan mendapatkan konsep-konsep yang dapat digunakan dalam menyelesaikan permasalahan yang diberikan, sehingga setelah siswa mendapatkan konsep tersebut, siswa dituntun untuk menerapkan konsep tersebut dalam mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam (Fauziah, 2010). Kemudian dalam mencari solusi terhadap masalah matematika, siswa dimungkinkan untuk melaksanakan kerja sama dan berkomunikasi dengan siswa lain dalam satu kelompok kerja. Pada tahap akhir, siswa dituntun untuk mencoba menerapkan hasil yang telah diperoleh untuk menyelesaikan permasalahan dalam konteks yang baru dan melatih kemampuan berpikir siswa.

Serangkaian tahapan-tahapan pembelajaran dalam strategi REACT menjadikan proses pemahaman konsep lebih tertata dalam struktur pola pikir siswa, hal tersebut menjadikan ingatan dan pemahaman siswa terhadap konsep menjadi lebih kuat. Penguasaan dan pemahaman konsep yang lebih baik tentu akan memberikan dampak positif yang lebih baik terhadap hasil belajar matematika siswa (Sujendra, 2012).

Berbeda halnya dalam pembelajaran konvensional yang membuat siswa lebih banyak belajar matematika secara prosedural. Dalam penelitian ini, guru lebih banyak mendominasi kegiatan pembelajaran. Siswa berperan sebagai pendengar yang pasif dan mengerjakan apa yang disuruh guru serta melakukannya sesuai dengan yang dicontohkan.

Pembelajaran seperti ini membuat siswa pasif dan hanya akan menunggu perintah guru. Perbedaan cara pembelajaran antara pembelajaran dengan strategi REACT dan pembelajaran konvensional tentunya akan memberikan dampak yang berbeda pula terhadap hasil belajar siswa.

Hasil penelitian lain yang sejalan pula dengan penelitian ini yaitu yang dilakukan Kristianti (2013) menunjukkan bahwa

(9)

terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah matematika antara siswa yang mengikuti pembelajaran dengan menggunakan strategi REACT dengan siswa yang mengikuti pembelajaran dengan pembelajaran konvensional. Sementara penelitian yang dilaksanakan oleh Putra (2009) menunjukkan bahwa strategi REACT telah memberikan kontribusi yang cukup signifikan terhadap hasil belajar siswa.

Demikian halnya penelitian yang telah dilaksanakan pula oleh Dwipayana (2012) menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar matematika antara siswa yang mengikuti pembelajaran dengan strategi REACT dan siswa yang mengikuti pembelajaran dengan strategi konvensional.

Penerapan strategi REACT dalam pembelajaran memungkinkan siswa untuk tahu manfaat dari materi yang dipelajari bagi kehidupannya, aktif dalam kegiatan pembelajaran, menemukan sendiri konsep- konsep yang dipelajari tanpa harus selalu tergantung pada guru, mampu memecahkan masalah-masalah yang berkaitan dengan konsep yang dipelajari, bekerja sama dengan siswa lain, dan berani untuk mengemukakan pendapat di kelas. Siswa menjadi aktif, lebih tertantang untuk belajar dan berusaha menyelesaikan semua permasalahan matematika yang ditemui, sehingga pengetahuan yang diperoleh akan lebih diingat oleh siswa.

Dari uraian di atas, menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan penerapan strategi REACT dalam peningkatan hasil belajar Matematika siswa.

Strategi REACT memberikan kontribusi positif terhadap hasil belajar terutama dalam pelajaran Matematika.

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil perhitungan ANAVA dua jalur, diperoleh FA sebesar 10,642 memiliki nilai signifikansi sebesar 0,002 atau di bawah 0,05. Hal ini berarti terdapat perbedaan hasil belajar matematika yang signifikan antara siswa yang dibelajarkan dengan strategi REACT dengan siswa yang dibelajarkan dengan pembelajaran konvensional. Skor rata-rata hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan strategi REACT sebesar 21,94 dan skor rata-rata

hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan pembelajaran konvensional sebesar 18,81.

Hal tersebut menandakan bahwa hasil belajar matematika siswa yang dibelajarkan dengan strategi REACT lebih baik daripada siswa yang dibelajarkan dengan pembelajaran konvensional.

Berdasarkan perhitungan ANAVA dua jalur, diperoleh FAB sebesar 40,246 memiliki nilai signifikansi sebesar 0,041 atau di bawah 0,05. Hal ini berarti terdapat pengaruh interaksi yang signifikan antara strategi REACT dan motivasi belajar terhadap hasil belajar matematika siswa.

Berdasarkan perhitungan uji Scheffe, diperoleh Fhitung (19,64)> Ftabel (3,32). Hal ini berarti terdapat perbedaan hasil belajar matematika antara siswa yang dibelajarkan menggunakan strategi REACT dengan penggunaan model pembelajaran konvensional pada siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi.

Berdasarkan perhitungan uji Scheffe, diperoleh Fhitung (5,29) > Ftabel (3,32). Hal ini berarti terdapat perbedaan hasil belajar matematika antara siswa yang dibelajarkan menggunakan strategi REACT dengan penggunaan model pembelajaran konvensional pada siswa yang memiliki motivasi belajar rendah.

Saran yang dapat disampaikan berdasarkan penelitian yang telah dilakukan adalah sebagai berikut. Strategi REACTperlu diperkenalkan dan dikembangkan lebih lanjut kepada guru, siwa dan praktisi pendidikan lainnya sebagai pembelajaran alternatif selain pembelajaran konvensional.

Guru-guru di sekolah dasar agar lebih berinovasi dalam pembelajaran dengan menerapkan suatu strategi pembelajaran yang inovatif dan didukung media pembelajaran yang relevan untuk dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Selain itu, setiap guru perlu mengetahui motivasi belajar yang dimiliki siswa dengan melakukan tes motivasi belajar, karena motivasi belajar tersebut berpengaruh secara bersamaan dengan strategi pembelajaran yang diterapkan terhadap hasil belajar matematika siswa. Hal tersebut terbukti dengan adanya interaksi antara

(10)

strategi pembelajaran dengan motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa.

Peneliti yang berminat untuk mengadakan penelitian lebih lanjut tentang strategi REACT (relating, experiencing, applying, cooperating,dan transferring) dalam bidang ilmu matematika maupun bidang ilmu lainnya yang sesuai agar memperhatikan kendala-kendala yang dialami dalam penelitian ini sebagai bahan pertimbangan untuk perbaikan dan penyempurnaan penelitian yang akan dilaksanakan.

DAFTAR RUJUKAN

Agung, A. A. G. 2010. Metodologi Penelitian Pendidikan. Singaraja: Fakultas Ilmu Pendidikan Undiksha Singaraja.

Dwipayana, I. N. A. 2012. Pengaruh Strategi REACT Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas IV Di Gugus IV Kecamatan Buleleng Tahun Pelajaran 2011/2012. Skripsi (tidak diterbitkan). Singaraja: Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Pendidikan Ganesha.

Fauziah, A. 2010. Peningkatan Kemampuan Pemahaman dan Pemecahan Masalah Matematika Siswa SMP melalui Strategi REACT. Forum Kependidikan Jurnal Universitas Sriwijaya. Volume 30 Nomor 1. (hlm. 1-13). Tersedia pada:

http://forumkependidikan.unsri.ac.id/us erfiles/ana%2520fauziah.pdf&q=anna+

fauziah+strategi+REACT&ei=6hpwum 8fzaysbzgkgn&usg=afqjcnf8uejylw- nwj1utoid73qacwjz9a (diakses tanggal 21 Desember 2013).

Kristianti, N. K. H. 2013. Pengaruh Strategi REACT (Relating, Experiencing,

Applying, Cooperating,

Transferring)Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Kelas IV SD Gugus XIV Kecamatan Buleleng. Skripsi (tidak diterbitkan). Singaraja: Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar,

Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Pendidikan Ganesha.

Putra, I. K. A. A.. 2009. ”Pengaruh Strategi REACT Terhadap Kinerja Pemecahan Masalah Fisika Siswa Kelas X Semester Genap SMA Negeri 4 Singaraja Tahun Ajaran 2008/2009”.

Skripsi (tidak diterbitkan). Singaraja:

Jurusan Pendidikan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Pendidikan Ganesha.

Sukardi. 2009. Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Prakteknya. Jakarta: Bumi Aksara Sujendra, D.K. 2012. “Pengaruh Strategi

REACT (Relating, Experiencing, Applying, Cooperating, Transffering) Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Ditinjau dari Gaya Kognitif”. Tesis (tidak diterbitkan). Jurusan Program Studi Pendidikan Dasar, Program Pasca Sarjana, Universitas Pendidikan Ganesha.

Referensi

Dokumen terkait

Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Cabang Slamet Riyadi Surakarta, Program Studi Manajemen Administrasi, Program Diploma III, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

A self-avoiding rook walk on a chessboard (a rectangular grid of squares) is a path traced by a sequence of rook moves parallel to an edge of the board from one unit square to

PENILAIAN PERILAKU KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SEBELAS MARET MENGGUNAKAN PENDEKATAN.. FUZZY INFERENCE

Silika Amorphous yang dihasilkan dari abu sekam padi diduga sebagai sumber penting untuk menghasilkan silikon murni, karbit silikon, dan tepung nitirit silikon (Katsuki et al

Ada dua tujuan penelitian ini, yaitu (1) untuk mengetahui strategi tuturan penolakan oleh mahasiswa Sastra Jepang Udinus; (2) untuk mengetahui apakah ada

Menurut Lupiyoadi.et.al (2006:192) kepuasaan pelanggan adalah perasaan kecewa atau senang yang merupakan respon dari pelanggan terhadap barang atau jasa yang dikonsumsikannya,

Untuk meningkatkan atau memperbaiki kinerja tersebut hendaknya petugas pelayanan pembayaran angsuran motor ditambah agar dapat mempercepat dalam proses pelayanan pada saat

ikut aktif dalam proses mengajar matematika, sehingga siswa tidak hanya.. pasif tetapi mampu untuk aktif dan bisa memahami materi