STUDI TENTANG PROSES PENGOLAHAN AIR LIMBAH PT. DELTA PASIFIC INDOTUNA BITUNG, PROVINSI SULAWESI UTARA TUGAS AKHIR OLEH : YUYUN SUKMA

38  Download (1)

Full text
(1)

STUDI TENTANG PROSES PENGOLAHAN AIR LIMBAH PT. DELTA PASIFIC INDOTUNA

BITUNG, PROVINSI SULAWESI UTARA

TUGAS AKHIR

OLEH : YUYUN SUKMA

12 22 086

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL PERIKANAN POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI PANGKEP

2015

(2)

LEMBAR PENGESAHAN

STUDI TENTANG PROSES PENGOLAHAN AIR LIMBAH PT. DELTA PASIFIC INDOTUNA

BITUNG, PROVINSI SULAWESI UTARA

TUGAS AKHIR YUYUN SUKMA

12 22 086

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Studi Pada Politeknik Pertanian Negeri Pangkajene dan Kepulauan

Telah Diperiksa dan Disetujui oleh Pembimbing :

Pembimbing I Pembimbing II

Fifi Arfini,S.TP, M.Si Ir. Mursida M.Si

NIP: 19771020 200501 2 005 NIP: 19640312 199903 1003

Diketahui Oleh :

Direktur Ketua Jurusan

Ir. Andi Asdar Jaya, M.Si Rivaldi ST, M.Si

NIP: 19630610 199403 1 003 NIP: 19731110 1999031 001

(3)

HALAMAN PERSETUJUAN PENGUJI

Judul Tugas Akhir : Proses Pengolahan air limbah Nama Mahasiswa :Yuyun Sukma

NIM : 12 22 086

Jurusan : Teknologi Pengolahan Hasil Perikanan

Disahkan Oleh :

Tim Penguji

1. Fifi Arfini,S.TP, M.Si (...)

2. Ir. Mursida .M,Si (...)

3. A.Ita Juwita SP. M,Si (...)

4. Syamsuar S,Pi. M,Si (...)

(4)

ABSTRACT

Yuyun Sukma . 12 22 086. Study on Waste Water Treatment Process in PT . Delta Pacific Indotuna , Bitung North Sulawesi under the guidance of Fifi Arfini and Mursida

Water quality management is one of the priorities in environmental management in Indonesia . Pollution of the water environment should be controlled at the level of the beginning of a process of contamination that occurs . If the level of water pollution is very dominant , then the prevention and mitigation require a very expensive cost .

The research objective is to provide information regarding the procedures for the processing of wastewater into clean water that is safe to throw into the sea .

enelitiaan results of PT Delta Pacific this Indotuna that meet maximum standards that have been specified either from the pH in get , namely 7 , the clarity of the water at 20 , a chemical that is < 1 , ammonia is < 5 free clorine ie < 1 , 22 BOD , COD 23 and the oil and grace is 0.1

. Wastewater Treatment Plant (WWT) is a device engineering equipment and equipment that processes or cultivate the liquid reaining factory production process so that the liquid can be released into the ocean and environentally able to accept it coplies with environental regulations.

(5)

RINGKASAN

Yuyun Sukma. 12 22 086. Studi Tentang Proses Pengolahan Air limbah di PT. Delta Pacific Indotuna, Bitung Sulawesi Utara dibawah bimbingan Fifi Arfini dan Mursida

Pengelolaan kualitas air merupakan salah satu prioritas dalam pengelolaan lingkungan di Indonesia. Pencemaran lingkungan air sebaiknya dikendalikan pada tingkat awal dari suatu proses pencemaran yang terjadi. Apabila tingkat pencemaran air sangat dominan, maka pencegahan dan penanggulangannya memerlukan biaya yang sangat mahal.

Tujuan penelitian yaitu dapat memberikan informasi mengenai tata cara pengolahan air limbah menjadi air bersih sehingga aman untuk di buang ke laut.

Metode pengambilan data yang digunakan dalam Pengalaman Kerja Praktek Mahasiswa (PKPM) meliputi data primer dan data sekunder

Hasil penelitiaan dari PT Delta Pasific Indotuna ini yaitu memenuhi standar mutu maksimun yang telah di tentukan baik dari hasil pH didapatkan yaitu 7,kejernihan air sebesar 20,zat kimia yaitu <1,amonia yaitu <5 free clorine yaitu

<1,BOD 22,COD 23 dan oil dan grace yaitu 0,1.

Wastewater Treatment Plant(WWT) atau Instalasi Pengolahan Air Limbah adalah suatu perangkat peralatan teknik beserta perlengkapan nya yang mempros es atau mengolah cairan sisa proses produksi pabrik, sehingga cairan tersebut layak dibuang ke lingkungan.juga Air yang dapat di lepas ke laut dari penampungan pengolahan air limbah yaitu telah mematuhi peraturan lingkungan hidup.

(6)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena Rahmat dan Petunjuk-Nya sehingga penulis bisa menyelesaikan tugas akhir ini dengan baik.

Penyusunan laporan tugas akhir ini berdasarkan hasil Praktek Kerja Lapangan di PT. DELTA PASIFIC INDOTUNA, Bitung Provinsi Sulawesi Utara dengan judul

“ Studi Proses Pengolahan Air limbah” yang dilaksanakan mulai Februari sampai dengan April 2015.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan rasa sayang dan terima kasih yang terdalam kepada kedua orang tua H.Latif dan Hj.Hadrah serta seluruh keluarga yang telah mencurahkan kasih sayang dan membantu penulis baik moril, motivasi dan iringan doa.ucapan terima kasih juga di tujukan ke pada ibu Fifi Arfini S.TP, M.Si dan bapak Ir.Mursida M.Si selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberikan saran dan petunjuk sehingga tugas akhir ini dapat diselesaikan.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan tugas akhir ini banyak kendala yang dihadapi berkat bantuan berbagai pihak, maka tugas akhir ini dapat diselesaikan. Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga dan penghargaan setinggi-tingginya kepada :

1. Bapak Ir. Andi Asdar Jaya, M.Si selaku Direktur Politeknik Pertanian Negeri Pangkajene Kepulauan.

(7)

2. Bapak Rivaldi ST, M.Si selaku Ketua Jurusan Teknologi Pengolahan Hasil Perikanan

3. Bapak Basmi Said,S.E.,M.Si selaku pembimbing lapangan PT. Delta Pasific Indotuna..

4. Ir. Muhammad Fitri MP selaku penasehat akademik yang telah memerikan nasehat dan motivasi selama penulis melaksanakan studi di kampus Politeknik Pertanian Negeri Pangkep.

5. Seluruh Dosen dan teknisi Jurusan Teknologi Pengolahan Hasil Perikanan 6. Seluruh staf dari PT.Delta Pasific Indotuna Bitung, Sulawesi Utara

7. Rekan-rekan seperjuangan Jurusan Teknologi Pengolahan Hasil Perikanan Angkatan XXV yang telah banyak memberikan motivasi dan saran dalam penyelesaian tugas akhir ini.

8. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyelesaian tugas akhir ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang dapat membangun guna melengkapi tugas akhir yang akan kami buat. Semoga Allah SWT membalas budi kepada semua pihak yang telah banyak berperan dalam membuat tugas akhir ini.

Pangkep, Agustus 2015

Penulis

(8)

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PENGUJI ... ii

RINGKASAN ...iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Tujuan dan Kegunaan ... 2

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Waste Water treatment Plant ... 3

B. Karakter Limbah ... ... 4

C. Dampak terhadap Badan Air ... 6

D. Pengolahan air limbah... ... 9

E. Kegunaan EM4...12 III. METODOLOGI

(9)

3.1. Waktu dan Tempat ... 13

3.2. Metode Pengumpulan Data ... 13

3.3. Alat dan Bahan ... 14

3.4. Prosedur Kerja ... 15

(10)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil ... 16

B. Pembahasan ...16

V. KESIMPULAN DAN SARAN A.. Kesimpulan ... 20

B. Saran ... 20

DAFTAR PUSTAKA ... 21

LAMPIRAN ... 22

RIWAYAT HIDUP ... 30

(11)

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

Teks

1. Baku mutu air limbah ... ... 5

2. Alat Yang Di Gunakan Untuk Pengolahan Air limbah ... 14

3. Bahan yang di gunakan untuk pengolahan limbah ... 6

4. Hasil dari pengolahan air limbah...16

(12)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

Teks

1. Kegunaan EM 4 ... 12 2. Alat dan Bahan yang di gunakan ...

(13)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Sumberdaya air selain merupakan sumber daya alam juga merupakan komponen ekosistem yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Kebutuhan akan air cenderung semakin meningkat dari waktu ke waktu, baik untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia seperti untuk air minum, air bersih dan sanitasi maupun sebagai sumber daya yang diperlukan bagi pembangunan ekonomi seperti untuk pertanian, industri, pembangkit tenaga listrik dan pariwisata. Air yang digunakan untuk berbagai kebutuhan dan keperluan hingga saat ini dan untuk kurun waktu mendatang masih mengandalkan pada sumber air permukaan, khususnya air sungai. Ketersediaan sumber daya air sungai cenderung menurun karena penurunan kualitas dan kuantitas yang tersedia juga karena kualitas yang ada menjadi tidak dapat dimanfaatkan karena adanya pencemaran

Pertumbuhan industri dari tahun ke tahun menunjukkan peningkatan. Tidak dapat dihindari, dampak ikutan dari industrialisasi ini adalah juga terjadinya peningkatan pencemaran yang dihasilkan dari proses produksi. Proses produksi ini akan menghasilkan produk yang diinginkan dan hasil samping yang tidak diinginkan yaitu berupa limbah. Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri maupun domestik (rumah tangga) yang keberadaannya pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karena tidak memiliki nilai ekonomis.

Pengelolaan kualitas air merupakan salah satu prioritas dalam pengelolaan lingkungan di Indonesia. Hasil pemantauan kualitas air yang dilaksanakan melalui program Prokasih masih menunjukkan tingginya kadar polutan di badan air. Air mempunyai karakteristik fisik dan kimiawi yang sangat mempengaruhi kehidupan organisme di dalamnya. Apabila terjadi perubahan kualitas perairan, terutama oleh bahan pencemaran lingkungan, maka keseimbangan hidup organisme yang ada di perairan tersebut bahkan kehidupan manusia pada khususnya dapat terganggu.

Pencemaran lingkungan air sebaiknya dikendalikan pada tingkat awal dari suatu

(14)

proses pencemaran yang terjadi. Apabila tingkat pencemaran air sangat dominan, maka pencegahan dan penanggulangannya memerlukan biaya yang sangat mahal.

Sumber daya air selain merupakan sumber daya alam juga merupakan komponen ekosistem yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Kebutuhan akan air cenderung semakin meningkat dari waktu ke waktu, baik untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia seperti untuk air minum, air bersih dan sanitasi maupun sebagai sumber daya yang diperlukan bagi pembangunan ekonomi seperti untuk pertanian, industri, pembangkit tenaga listrik dan pariwisata. Air yang digunakan untuk berbagai kebutuhan dan keperluan hingga saat ini dan untuk kurun waktu mendatang masih mengandalkan pada sumber air permukaan, khususnya air sungai. Ketersediaan sumber daya air sungai cenderung menurun karena penurunan kualitas dan kuantitas yang tersedia juga karena kualitas yang ada menjadi tidak dapat dimanfaatkan karena adanya pencemaran.

Pencemaran mengakibatkan dampak negatif terhadap manusia, hewan, tumbuh – tumbuahan dan harta benda atau dengan kata lain terhadap kehidupan bersama (sosial). Dampak pencemaran sosial ekonomi dapat diartikan dampak terhadap individu – individu dalam kehidupan bersama yang dinilai dengan satuan moneter (ekonomi). Suatu produk yang dihasilkan melalui proses produksi dari suatu industri yang menimbulkan pencemaran dijual dengan harga yang relatif murah dibanding dengan harga produk yang sama dengan teknologi yang sama, tetapi tidak mencemari karena sudah memakai alat pengolah limbah.

B. Tujuan

Adapun tujuan Penulisan tugas akhir ini yaitu : a) Tujuan umum

Penyusunan tugas akhir ini bertujuan untuk memberikan informasi kepada segenap pembaca serta memberikan informasi kepada pembaca mengenai tata cara pengolahan air limbah menjadi air bersih agar aman untuk dibuang kelaut.

(15)

b) Tujuan khusus

Pengolahan air limbah bertujuan untuk mengetahui tata cara pengolahan Air limbah pada PT.Delta Pasific Indotuna

(16)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Waste water Treatment Plant (WWTP)

Waste Water Treatment Plant (WWT) atau Instalasi Pengolahan Air Limbah adalah suatu perangkat peralatan teknik beserta perlengkapannya yang memproses/mengolah cairan sisa proses produksi pabrik, sehingga cairan tersebut layak dibuang ke lingkungan. Serta mencakup sebuah stuktur yang dirancang untuk membuang limbah biologis dan kimiawi dari air sehingga memungkinkan air tersebut untuk digunakan pada aktivitas yang lain. Fungsi dari IPAL mencakup pengolahan air limbah pertanian, untuk membuang kotoran hewan, residu pestisida, dan sebagainya dari lingkungan pertanian. Pengolahan air limbah perkotaan, untuk membuang limbah manusia dan limbah rumah tangga lainnya.

Pengolahan air limbah industri, untuk mengolah limbah cair dari aktivitas manufaktur sebuah industri dan komersial, termasuk juga aktivitas pertambangan.

Teknik-teknik pengolahan air buangan yang telah dikembangkan tersebut secara umum terbagi menjadi 3 metode pengolahan:

1. Pengolahan secara fisika 2. Pengolahan secara kimia 3. pengolahan secara biologi

Wastewater Treatment plant (Instalasi Pengolahan Air Limbah) itu sangat bermanfaat bagi manusia serta makhluk hidup lainnya seperti engolah Air Limbah domestik atau industri, agar air tersebut dapat di gunakan kembali sesuai kebutuhan masing-masing agar air limbah yang akan di alirkan kesungai tidak tercemar, agar biota-biota yang ada di sungai tidak mati

(17)

Berdasarkan UU RI No.32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, maka setiap industri maupun instansi/ badan usaha harus bertanggung jawab terhadap pengelolaan limbah yang dihasilkan dari kegiatannya. Limbah cair dari industri berbasis organik mempunyai potensi pencemaran yang sangat berat terhadap lingkungan, terutama pada produk olahan/

bahan baku industri makanan dan minuman. Bahan bawaan yang terkandung didalamnya merupakan bahan-bahan yang sangat komplek baik yang terlarut maupun yang tidak larut.

Peraturan menteri Negara Lingkungan Hidup nomor 06 tahun 2007 tentang Baku mutu Air limbah Bagi usaha dan kegiatan pengolahan Hasil perikanan menteri lingkungan Hidup menimbang bahwa dalam rangka pelestarian fungsi lingkungan hidup perlu dilakukan upaya pengendalian terhadap usaha atau kegiatan yang berpotensi menimbulkan pencemaran atau kerusakan lingkungan Hidup.

Dari peraturan perundang-undangan di atas maka perlunya suatu pelestarian atau pemanfaatan Air limbah yang lebih baik serta menerapkan suatu peraturan yang ada.

Baku mutu air limbah bagi kawasan industri perikanan yang melakukan pengolahan air limbah yaitu :

Tabel 1 . Baku mutu air limbah

Parameter Satuan Kadar

pH - 6-9

TSS mg/l 100

Sulfida mg/l 1

Amonia mg/l 5

Klor bebas mg/l 1

BOD mg/l 100

COD mg/l 200

Minyak-lemak mg/l 15

Sumber : Baku mutu air limbah Peraturan menteri Negara lingkungan hidup

(18)

B. Karakter Limbah 1. Limbah Domestik

Limbah domestik adalah semua buangan yang berasal dari kamar mandi, kakus, dapur, tempat cuci pakaian, cuci peralatan rumah tangga, apotek, rumah sakit, rumah makan dan sebagainya yang secara kuantitatif limbah tadi terdiri dari zat organic baik berupa zat padat ataupun cair, bahan berbahaya, dan beracun, garam terlarut, lemak dan bakteri terutama golongan fekal coli, jasad pathogen, dan parasit.

Salah satu upaya mengolah limbah domestik (greywater) dengan cara sederhana yaitu dengan pengolahan biofilter aerob menggunakan media bioball dan tanaman, dalam hal ini tanaman yang digunakan adalah tanaman kiambang, pengolahan dengan biofilter aerob ini merupakan teknologi pengolahan air limbah rumah makan yang murah, mudah operasinya serta hemat energi. Konsep teknologi pengolahan dengan biofilter aerob merupakan suatu istilah dari reaktor yang dikembangkan dengan prinsip mikroba tumbuh dan berkembang menempel pada suatu media filter dan membentuk biofilm ( attached growth). Pengolahan ini adalah pengolahan yang sangat mudah dan sangat murah dari segi operasional. Biofilter dapat digunakan untuk air limbah dengan beban BOD yang cukup besar dan dapat menghilangkan padatan tersuspensi dengan baik.

2. Non domestik

Limbah domestic sangat bervariasi, terlebih lebih untuk limbah industri.

Limbah pertanian biasanya terdiri atas bahan padat bekas tanaman yang besifat organik, bahan pemberantas hama dan penyakit ( peptisida bahan pupuk yang mengandung nitrogen, fosfor, sulfur, mineral, dan sebagainya

Dalam air buangan terdapat zat organic yang terdiri dari unsur karbon, hydrogen, dan oksigen dengan unsur tambahan yang lain seperti nitrogen, belerang dan lain-lain yang cenderung menyerap oksigen.

Bentuk lain untuk mengukur oksigen ini adalah COD. Pengukuran ini diperlukan untuk mengukur kebutuhan oksigen terhadap zat organic yang sukar

(19)

dihancurkan secara oksidasi. Oleh karena itu dibutuhkan bantuan pereaksi oksidator yang kuat dalam suasana asam. Nilai BOD selalu lebih kecil dari pada nilai COD diukur pada senyawa organic yang dapat diuraikan maupun senyawa organic yang tidak dapat berurai.

Laju aliran dan keragaman laju aliran merupakan factor penting dalam rancangan proses. Sejumlah unit dalam kebanyakan system penanganan harus dirancang berdasarkan puncak laju aliran dan memberikan pertimbangan untuk meminimumkan keragaman laju aliran.

(20)

3. Logam Berat

Air sering tercemar oleh berbagai komponen anorganik, diantaranya berbagai jenis logam berat yang berbahaya, yang beberapa diantaranya banyak digunakan dalam skala industri. Industri – industri logam berat tersebut harus mendapatkan pengawasan yang ketat sehingga tidak membahayakan bagi para pekerja maupun lingkungan sekitarnya

C. Dampak terhadap badan air 1. Suhu

Setiap organisme mempunyai suhu minimum, optimum dan maksimum untuk hidupnya dan mempunyai kemempuan menyesuaikan diri sampai batas tertentu.

Suhu air mempunyai pengaruh yang besar dalam proses pertukaran zat atau metabolisme dari makhluk hidup. Selain itu suhu juga berpengaruh terhadap kadar oksigen terlarut dalam air. Semakin tinggi temperatur suatu perairan, semakin cepat pula perairan tersebut mengalami kejenuhan. Suhu air untuk budidaya ikan berkisar antara 25 – 300C.

2. pH

pH atau derajat keasaman digunakan untuk menyatakan tingkat keasaaman atau basa yang dimiliki oleh suatu zat, larutan atau benda. pH normal memiliki nilai 7 sementara bila nilai pH > 7 menunjukkan zat tersebut memiliki sifat basa sedangkan nilai pH< 7 menunjukkan keasaman. pH 0 menunjukkan derajat keasaman yang tinggi, dan pH 14 menunjukkan derajat kebasaan tertinggi.

Umumnya indicator sederhana yang digunakan adalah kertas lakmus yang berubah menjadi merah bila keasamannya tinggi dan biru bila keasamannya rendah. Selain menggunakan kertas lakmus, indicator asam basa dapat diukur dengan pH meter yang bekerja berdasarkan prinsip elektrolit/konduktivitas suatu larutan. Sistem pengukuran pH mempunyai tiga bagian yaitu elektroda pengukuran pH, elektroda referensi dan alat pengukur impedansi tinggi. Istilah pH berasal dari "p", lambang matematika dari negative logaritma, dan "H", lambang kimia untuk unsur Hidrogen. Defenisi yang formal tentang pH adalah negative

(21)

logaritma dari aktivitas ion Hydrogen. pH adalah singkatan dari power of Hydrogen.

3. Oksigen terlarut (DO)

Kadar DO merupakan salah satu parameter kualitas air yang penting bagi kelangsungan hidup dan pertumbuhan ikan. Ikan memerlukan oksigen dalam bentuk oksigen terlarut. Oksigen terlarut dipengaruhi oleh suhu, pH dan karbondioksida. Air kolam yang mengandung konsentrasi oksigen terlaut yang rendah akan mempengaruhi kesehatan ikan, karena ikan lebih mudah terserang penyakit atau parasit. Bila konsentrasi oksigen terlarut dibawah 4 – 5 mg/l maka ikan tidak mau makan dan tidak berkembang dengan baik. Bila konsentrasi oksigen terlarut tetap sebesar 3 atau 4 mg/l untuk jangka waktu yang lama maka ikan akan menghentikan makan dan pertumbuhannya terhenti. Kadar oksigen 0,2 – 0,8 mg/l merupakan konsentrasi yang dapat mematikan ikan gurameh.

4. Biological Oxygen Demand (BOD) dan Chemical Oxygen Demand (COD)

 Pengertian BOD dan COD

BOD atau Biochemical Oxygen Demand adalah suatu karakteristik yang menunjukkan jumlah oksigen terlarut yang diperlukan oleh mikroorganisme (biasanya bakteri) untuk mengurai atau mendekomposisi bahan organik dalam kondisi aerobik. Bahan organik yang terdekomposisi dalam BOD adalah bahan organik yang siap terdekomposisi (readily decomposable organic matter). BOD dapat diartikan sebagai suatu ukuran jumlah oksigen yang digunakan oleh populasi mikroba yang terkandung dalam perairan sebagai respon terhadap masuknya bahan organik yang dapat diurai. Berdasarkan pengertian ini dapat dikatakan bahwa walaupun nilai BOD menyatakan jumlah oksigen, tetapi untuk mudahnya dapat juga diartikan sebagai gambaran jumlah bahan organik mudah urai (biodegradable organics) yang ada di perairan.

COD atau Chemical Oxygen Demand adalah jumlah oksigen yang diperlukan untuk mengurai seluruh bahan organik yang terkandung dalam air.Hal ini karena bahan organik yang ada sengaja diurai secara kimia dengan menggunakan oksidator kuat kalium bikromat pada kondisi asam dan panas

(22)

dengan katalisator perak sulfat, sehingga segala macam bahan organik, baik yang mudah urai maupun yang kompleks dan sulit urai, akan teroksidasi. Dengan demikian, selisih nilai antara COD dan BOD memberikan gambaran besarnya bahan organik yang sulit diurai yang ada di perairan. Bisa saja nilai BOD sama dengan COD, tetapi BOD tidak bisa lebih besar dari COD.

 Metode pengukuran BOD dan COD

Prinsip pengukuran BOD pada dasarnya cukup sederhana, yaitu mengukur kandungan oksigen terlarut awal (DOi) dari sampel segera setelah pengambilan contoh, kemudian mengukur kandungan oksigen terlarut pada sampel yang telah diinkubasi selama 5 hari pada kondisi gelap dan suhu tetap (20ºC) yang sering disebut dengan DO5.

Pengukuran oksigen dapat dilakukan secara analitik dengan cara titrasi (metode Winkler, iodometri) atau dengan menggunakan alat yang disebut DO meter yang dilengkapi dengan probe khusus. Jadi pada prinsipnya dalam kondisi gelap, agar tidak terjadi proses fotosintesis yang menghasilkan oksigen, dan dalam suhu yang tetap selama lima hari, diharapkan hanya terjadi proses dekomposisi oleh mikroorganime, sehingga yang terjadi hanyalah penggunaan oksigen, dan oksigen tersisa ditera sebagai DO5. Yang penting diperhatikan dalam hal ini adalah mengupayakan agar masih ada oksigen tersisa pada pengamatan hari kelima sehingga DO5 tidak nol. Bila DO5 nol maka nilai BOD tidak dapat ditentukan. Pada prakteknya, pengukuran BOD memerlukan kecermatan tertentu mengingat kondisi sampel atau perairan yang sangat bervariasi, sehingga kemungkinan diperlukan penetralan pH, pengenceran, aerasi, atau penambahan populasi bakteri. Pengenceran dan/atau aerasi diperlukan agar masih cukup tersisa oksigen pada hari kelima. Karena melibatkan mikroorganisme (bakteri) sebagai pengurai bahan organik, maka analisis BOD memang cukup memerlukan waktu.

Oksidasi biokimia adalah proses yang lambat. Dalam waktu 20 hari, oksidasi bahan organik karbon mencapai 95 – 99 %, dan dalam waktu 5 hari sekitar 60 – 70 % bahan organik telah terdekomposisi. Lima hari inkubasi adalah kesepakatan umum dalam penentuan BOD. Bisa saja BOD ditentukan dengan menggunakan waktu inkubasi yang berbeda, asalkan dengan menyebutkan lama waktu tersebut

(23)

dalam nilai yang dilaporkan (misal BOD7, BOD10) agar tidak salah dalam interpretasi atau memperbandingkan. Temperatur 20ºC dalam inkubasi juga merupakan temperatur standard. Temperatur 20ºC adalah nilai rata-rata temperatur sungai beraliran lambat di daerah beriklim sedang. Untuk daerah tropik seperti Indonesia, bisa jadi temperatur inkubasi ini tidaklah tepat.

Temperatur perairan tropik umumnya berkisar antara 25–30ºC, dengan temperatur inkubasi yang relatif lebih rendah bisa jadi aktivitas bakteri pengurai juga lebih rendah dan tidak optimal sebagaimana yang diharapkan. Ini adalah salah satu kelemahan lain BOD selain waktu penentuan yang lama tersebut.

Metode pengukuran COD sedikit lebih kompleks, karena menggunakan peralatan khusus reflux, penggunaan asam pekat, pemanasan, dan titrasi. Peralatan reflux diperlukan untuk menghindari berkurangnya air sampel karena pemanasan.

Pada prinsipnya pengukuran COD adalah penambahan sejumlah tertentu kalium bikromat (K2Cr2O7) sebagai oksidator pada sampel (dengan volume diketahui) yang telah ditambahkan asam pekat dan katalis perak sulfat, kemudian dipanaskan selama beberapa waktu. Selanjutnya, kelebihan kalium bikromat ditera dengan cara titrasi. Dengan demikian kalium bikromat yang terpakai untuk oksidasi bahan organik dalam sampel dapat dihitung dan nilai COD dapat ditentukan.

Kelemahannya, senyawa kompleks anorganik yang ada di perairan yang dapat teroksidasi juga ikut dalam reaksi, sehingga dalam kasus-kasus tertentu nilai COD mungkin sedikit „over estimate‟ untuk gambaran kandungan bahan organik.

Bilamana nilai BOD baru dapat diketahui setelah waktu inkubasi lima hari, maka nilai COD dapat segera diketahui setelah satu atau dua jam. Walaupun jumlah total bahan organik dapat diketahui melalui COD dengan waktu penentuan yang lebih cepat, nilai BOD masih tetap diperlukan. Dengan mengetahui nilai BOD, akan diketahui proporsi jumlah bahan organik yang mudah urai (biodegradable), dan ini akan memberikan gambaran jumlah oksigen yang akan terpakai untuk dekomposisi di perairan dalam sepekan (lima hari) mendatang. Lalu dengan memperbandingkan nilai BOD terhadap COD juga akan diketahui seberapa besar jumlah bahan-bahan organik yang lebih persisten yang ada di perairan

(24)

D. Pengolahan air limbah 1. Pengolahan Fisik

Pada umumnya sebelum dilakukan pengolahan lanjutan terhadap air buangan diinginkan agar bahan – bahan tersuspensi berukuran besar dan yang mudah mengendap atau bahan – bahan yang terapung disisihkan terlebih dahulu.

Metode–metode pengolahan secara fisik meliputi penyaringan, pengendapan, pengapungan, pengadukan dan pengeringan lumpur.

 Screen (Penyaringan)

Fungsinya adalah untuk menahan benda- benda kasar seperti sampah dan benda- benda terapung lainnya.

Equalisasi

Karakteristik air buangan dari industri seringkali tidak konstan, misalnya unsur – unsur pH, warna, BOD dan sebagainya. Hal ini akan menyulitkan dalam pengoperasian suatu instalasi pengolahan air limbah, sehingga dibuat suatu sistem equalisasi sebelum air limbah tersebut diolah.

 Sedimentasi (Pengendapan)

Proses Pengendapan adalah pengambilan partikel – partikel tersuspensi yang terjadi bila air diam atau mengalir secara lambat melalui bak. Partikel – partikel ini akan terkumpul pada dasar kolam, membentuk suatu lapisan lumpur. Air yang mencapai outlet tangki akan berada dalam kondisi yang jernih. Proses pengendapan yang terjadi dalam suatu bak pengendapan merupakan unit utama pada pengolahan fisik. Ada dua macam bak pengendapan yaitu bak pengendapan dengan arah aliran horizontal dan aliran vertikal.

(25)

Mixing dan Stiring (Pencampuran dan pengadukan)

Mixing adalah pencampuran dua zat atau lebih membentuk campuran yang homogen. Stiring adalah pengadukan campuran homogen hasil mixing sehingga terjadi proses penggumpalan dari zat – zat yang ingin dipisahkan dari air

 Pengeringan lumpur

Penurunan kadar lumpur yang dilakukan dengan pengolahan fisik yang terdiri dari salah satu atau kombinasi unit – unit berikut :

1. Pengentalan lumpur (Sludge Thickener) 2. Pengeringan lumpur (Sludge Drying Bed) 2. Pengolahan Kimia

Pengolahan kimia untuk air yang dapat dilakukan pada pengolahan air buangan industri adalah koagulasi – flokulasi, netralisasi, adsorbsi, dan desinfeksi. Pengolahan ini menggunakan zat – zat kimia sebagai pembantu yang bertujuan untuk menghilangkan partikel – partikel yang tidah mudah mengendap (koloid), logam berat dan zat organik beracun.

3. Pengolahan Biologi

Pengolahan biologi adalah pengolahan air limbah dengan memanfaatkan aktivitas biologi (aktivitas mikroorganisme) dengan tujuan menyisihkan bahan pencemar dalam air limbah. Proses pengolahan biologi adalah penurunan bahan organik terlarut dan koloid dalam air limbah menjadi serat – serat sel biologi (berupa endapan lumpur), kemudian diendapkan pada bak sedimentasi.

Proses ini dapat berlangsung secara aerob (dengan bantuan oksigen) maupun anaerob (tidak dengan bantuan oksigen).

(26)

Ada 3 macam pengolahan biologi yang banyak diterapkan saat ini, yaitu:

 Lumpur aktif.

 Trickling filter.

 Kolam oksidasi.

Diantara sistem pengolahan limbah secara biologi tesebut tricling filter dapat menurunkan nilai BOD 80 – 90 %. Pada proses pengolahan biologi dengan menggunakan jenis trickling filter dengan cara melewatkan air limbah ke dalam media filter yang terdiri dari materi yang kasar dan keras. Zat organik yang terdapat di dalam air limbah diuraikan oleh bakteri dari mikroorganisme baru, sehingga populasi mikroorganisme pada permukaan media filter semakin banyak dan membentuk lapisan seperti lendir (slyme)

E. Kegunaan EM4 (Effective microorganisms)

Gambar 1. EM-4 pengolahan limbah

Produk EM4 Pengolahan limbah merupakan kultur EM dalam bidang mikrobiologi daur ulang limbah untuk memfermentasi limbah organik cair dan padat secara efektif. Pengolahan limbah dengan teknologi EM merupakan cara pengolahan limbah biologis, yaitu melalui proses fermentasi. Cara ini memberikan kesempatan mikroorganisme efektif untuk aktif dan berkembang biak lebih banyak sehingga dapat bekerja dengan efisien dan optimal sebelum dituangkan ke IPAL

(27)

EM4 mengandung bakteri fermentasi, dari genus Lactobacillus, Jamur Fermentasi, Actinomycetes Bakteri Fotosintetik, Bakteri Pelarut Fosfat dan Ragi.

Untuk memfermentasikan bahan organik di dalam tanah, menjadi unsur-unsur organik, meningkatkan kesuburan tanah dan produktivitas tanaman.

Ada pun Manfaat EM4 Pengolahan Limbah yaitu :

Mempercepat proses penguraian limbah organik cair maupun padat.

Menekan bau yang tidak sedap ( H2S dan NH3 )

Menurunkan kadar BOD dan COD

Menekan perkembangan mikroorganisme pathogen.

Dapat digunakan untuk mendaur ulang limbah organik menjadi pupuk bokashi.

(28)

BAB III METODOLOGI A. Waktu dan Tempat

Penulisan tugas akhir ini berdasarkan Pengalaman Kerja Praktek Mahasiswa (PKPM) selama tiga bulan yaitu pada Februari sampai April 2015 di PT. Delta Pasific Indotuna, Bitung Sulawesi Utara.

B. Metode Pengambilan Data

Metode pengambilan data yang digunakan dalam Pengalaman Kerja Praktek Mahasiswa (PKPM) meliputi data primer dan data sekunder.

1. Data primer :

 Observasi, yaitu pengamatan secara langsung kegiatan di pabrik pengolahan

 Mengamati dan melakukan kegiatan mulai dari proses produksi sampai ke penampung Air Limbah.

 Wawancara langsung dengan pihak-pihak yang berhubungan dengan kegiatan Proses pengolahan Air limbah

2. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari orang lain atau sumber sekunder dan telah tersusun dalam bentuk dokumen. data ini biasanya diperoleh dari materi kuliah, studi literature, dan instansi yang terkait.

(29)

C. Alat dan Bahan

Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam pengolahan limbah yaitu : Tabel 2. Alat yang di gunakan untuk pengolahan Air limbah

No Alat Keterangan

1 Bak penampung Sebagai penampung air yang masuk/inlet yang berasal dari proses pengalengan ikan 2 Bak Equalisasi Sebagai wadah penampung air yang berasal dari

bak penampung pertama dengan bantuan pompa 3 Bak Anoksit Sebagai wadah perkembangan bakteri 4 Bak Aerobik Sebagai wadah perkembangan Bakteri yang di

bantu dengan Oksigen

5 Bak Effluent Sebagai wadah pencegah pertumbuhan bakteri Patogenik

6 Bak outlet Sebagai wadah air yang telah bersih

7 Pompa Sebagai penghisap Air

8 Pipa Sebagai saluran Air

9 Saringan Sebagai tempat penyaringan kotoran

10 Blower Sebagai suplay oksigen

Sumber : PT Delta Pasific Indotuna Bitung,Sulawesi Utara

Tabel 3.Bahan yang di gunakan pada proses Air pengolahan Air limbah.

No Bahan Keterangan

1 Air Bahan Baku dalam limbah cair

2 Em4 Sebagai makanan pada Bakteri

3 Tawas Sebagai penjernih Air

Sumber: PT Delta Pasific Indotuna Bitung,Sulawesi Utara

(30)

D. Prosedur Kerja

Adapun prosedur kerja dari instalasi pengolahan air limbah pada PT Delta Pasific Indotuna yaitu :

1. Air limbah yang berasal dari ruang produksi/pengolahan dilewatkan ke dalam unit penangkap Lemak/Grease Trap selanjutnya untuk mengambil sisa kotoran besar yang mungkin masih ikut,setelah grease trap di buat unit Grid chamber yang di lengkapi dengan manual Bar screen.

2. Tahap selanjutnya air limbah akan ditampung kedalam suatu tangki penampungan yang di namakan tangki Ekualisasi.tujuan dari proses ini adalah membuat air limbah menjadi Homogen.tangki Ekualisasi dilengkapi aerator dengan tujuan memberikan oksigen ke dalam Air limbah sehingga gas-gas terlarut didalam air limbah dapat direduksi.pada tahapan ini BOD,COD dan Ammonia

3. Setelah proses ekualisasi,air limbah dipompakan ke dalam biorektor Anoksi,biorektor ini dilengkapi dengan Bio Filter media Sarang tawong.Proses ini berlangsung didalam tangki tertutup.Dibutuhkan sedikit oksigen atau oksigen rendah sekali. Ada dua reaktor anoksi masing-masing dengan volume sekitar 40m3.

4. Setelah proses anoksik,sistem berlanjut ke proses oksik. Proses oksik ini di lakukan secara biologi dengan menggunakan bakteri aerobik sebagai bakteri pengurai dan sebagai sumber oksigen di gunakan blower.

5. Tahap akhir adalah proses sedimentasi air Limbah diinjeksikan larutan kaporit cair sehingga air aman di buang ke laut

(31)

BAB IV

HASIL DAN PEBAHASAN A. HASIL

Adapun hasil dari instalasi pengolahan air limbah pada PT Delta Pasific Indotuna yaitu :

Tabel 4. Hasil dari proses pengolahanair limbah PT.Delta Pasific Indotuna

No Parameter Max limit mg/L Hasil

1. pH 6-9 7

2. Kejernihan air 100 20

3. Zat kimia/Sulfide 1 ‹1

4. Amonia 5 ‹5

5. Free clorine 1 ‹1

6. BOD 100 22

7. COD 200 23

8. Oil dan grace 15 0,1

Sumber dokumentasi : PT Delta Pasific Indotuna Bitung,Sulawesi Utara

B. Pembahasan

Pada umumnya, untuk menentukan jumlah limbah yang dihasilkan didasarkan dari pemakaian air yang berpotensi menjadi limbah. Untuk keperluan Non Domestik jumlah limbahnya secara umum sebesar 80 – 90% dari pemakaian air yang berpotensi menjadi limbah. Berdasarkan asumsi tersebut, maka jumlah limbah yang dihasilkan oleh PT.Delta Pasific indotuna dari ruang produksi pengolahan sekitar = 35 m3/Hari.

Tabel di atas dapat di lihat bahwa air limbah pada PT.Delta Pasific Indotuna memiliki tingkat pencemaran yaang tinggi termasuk pada parameter pH, kejernihan Air, Zat kimia/Sulfide, Amonia, clorine, BOD, COD, Oil dan grace.

Hasil pengujian pada PT.Delta Pasific Indotuna ini dilakukan parameter pH. pH adalah derajat keasaman yang digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman atau kebasaan yang dimiliki oleh suatu larutan. Di mana pada parameter PH ini tingkat maksimun yang telah di tetapkan yaitu 6-9 dan yang di dapatkan dari hasil pengujian yaitu 7 sehingga dapat di kategorikan sebagai limbah yang layak untuk di buang ke laut.

(32)

Kejernihan Air merupakan suatu komponen yang sangat penting pada pengolahan air limbah agar tidak dapat mencemari biota laut.kejernihan air ini tingkat maksimunya yang telah di tetapkan yaitu 100 dan yang di dapatkan pada hasil pengujian yaitu 20,karena air limabh pada PT.Delta Pasific Indotuna ini sudah memasuki standar kejernihan yang sudah patut untuk di buang kelaut.

zat kimia pada air limbah ini memiliki tingkat maksimun yaitu 1 dan hasil yang di dapatkan setelah melakukan pengujian yaitu kurang dari 1[<1] .dari hasil yang di dapatkan pada PT.Delta Pasific Indotuna ini merupakan suatu standar yang tidak membahayakan biota laut jika air limbah di buang ke laut.

Amonia juga ini sangat penting untuk diperhatikan agar tidak terjadi kenaikan gas atau bau yang dapat merusak pengolahan air lmbah. Amonia pada air limbah maksimun yaitu 5 dan hasil yang di dapatkan yaitu kurang dari 5 [<5].

pada pengujian ini sudah memasuki standar karena sudah tidak menimbulkan bau.

Free clorine pada air limbah ini memiliki tingkat maksimun yaitu 1 dan hasil yang di dapatkan pada pengujian yaitu kurang lebih dari 1[<1].dari hasil yang di dapatkan pada free clorine ini sudah memasuki standar dan sudah aman untuk di buang kelaut karena sudah tidak venimbulkan busa pada air limbah industri.

BOD adalah sesuatu yang sangat penting pada instalasi pengolahan air limbah dan sangat berpengaruh pada pengolahan air limbah,BOD pada air limbah ini memiliki tingkat maksimun yaitu sebesar 100 dan hasil yang di dapatkan pada pengujian yaitu sebanyak 20.dari hasil yang di dapatkan bahwa nilai BOD sudah memasuki standar pada pengolahan air limbah.

COD pada air limbah ini juga sangat berpengaruh terhadap proses pengolahan air limbah dan nilai secara maksimun yaitu 200,hasil yang di dapatkan yaitu 23.dari hasil tersebut bahan organik sudah dapat di urai setelah melakukan suatu pengolahan air limbah dan sudah dapat di buang ke laut.

Oil dan grace pada air limbah secara maksimun yaitu 15.dan hasil pengujian yang di dapatkan yaitu sebanyak 0,5. Dari hasil setelah pengujian

(33)

dinyatakan sudah memasuki standar karena air yang di keluarkan ke laut sudah tidak tercampur dengan oil dan grace setelah di lakukan pengolahan air limbah.

Ada beberapa bak yang di gunakan dalam penampungan air limbah di PT Delta Pasific Indotuna yaitu :

a. Bak penampung

Bak penampung ini merupakan Bak yang di mana Air yang pertama kali masuk langsung mengarah ke penampung pertama, bak penampung ini merupakan Bak yang dapat menyaring ketoran-ketoran atau pun lemak yang ikut pada saat melakukan olahan Produksi,dari Bak ini pula lha dapat di ketahui Inlet maupun Outlet yang di pakai pada perusahaan PT Delta Pasific Indotuna dalam /Hari.Bak penampung ini yang dapat ditampung yaitu 125m3. b. Bak Ekualisasi

Bak equalisasi merupakan Bak yang di gunakan dalam penampungan Air limbah,Bak ini merupakan Bak yang sangat berpengaruh pada pengolahan Air limbah,pada Bak Ekualisasi ini dilengkapi dengan Aerator dengan tujuan memberikan Oksigen kedalam air limbah sehingga gas-gas yang terdapat didalam air dapat di Reduksi.Pada Bak ini akan dapat dilihat penurunan BOD dan COD serta Amonia.Bak Ekualisasi ini merupakan Bak yang sangat penting atau sebagai Bak penentu baik atau tidaknya Air,jika pada Bak ekualisasi airnya sudah mengalami berwarna coklat maka dilakukan proses selanjutnya.

c. Bak Anoksik

Bak Anoksik merupakan Bak yang dilengkapi dengan dengan Bio filter media sarang Tawong,pada Bak ini melakukan suatu proses dengan Tangki tertutup.dilengkapinya suatu filter media sarang tawong maka suatu bakteri/mikroba pengurai akan tumbuh melekat pada media tersebut.Bak ini bisa menampung Air limbah sebanyak 22 m3.

d. Bak Oksik

Bak Oksik merupakan Bak yang melakukan perkembangan Bakteri yang di bantu dengan Oksigen.bak ini juga merupakan Bak yang di gunakan sebagai

(34)

bak pengurai juga sebagai sumber oksigen dengan mengunakan metode blower.di gunakanya metode blower agar tidak terjadi pengendapan serta sebagai penyuplai oksigen agar terjadi penurunan kadar amonia pada air limbah. Bak ini bisa menampung air limbah sebanyak 18 m3.

e. Bak Effluent

Bak effluent adalah suatu bak yang dapat mencegah pertumbuhan bakteri patogenik,bak ini juga merupakan bak penampung air limbah yang dapat menginjeksikan larutan kaporit cair sehingga hasil olahan limbah aman di buang ke badan Air.bak ini dapat menampung sebanyak 9 m3

f. Bak Outlet

Bak outlet ini merupakan Bak yang terakhir pada pengolahan air limbah,bak ini sebagai penampung air yang telah diolah dari Bak-bak sebelumnya,dan langkah terakhir yaitu pada Bak outlet,apabila adanya suatu pertumbuhan lumut pada bak outlet ini maka dapat di nyatakan Air olahan limbah ini suda mematuhi standar untuk dibuang ke laut karena sudah tidak mencemari lingkungan maupun biota pada laut.Bak ini bisa menampung sebanyak 7 m3.

Di PT delta Pasific indotuna ini Begitu peduli terhadap lingkungan serta biota laut,dengan adanya suatu pengolahan air limbah maka ada dua yang di lakukan yaitu perlakuan secara biologis,perlakuan secara biologis ini dilakukan dengan adanya pemberian EM4.Bakteri EM4 ini merupakan suatu makanan pada Bakteri yang dapat dihidupkan pada bak pengolahan air limbah,pemberian EM4 ini dilakukan setiap hari dengan menghabiskan 4 botol/hari.

Pemberian EM4 pada air limbah yaitu berada pada Bak pertama dan kedua.Bak pertama diberi makanan pada air limbah sebanyak 2 botol/hari serta penambahan Tawas yang berfungsi sebagai penjernih pada air limbah.selanjutnya pemberian EM4 dilakukan lagi pada bak Ekualisasi sebanyak 2 botol/hari,

Pengolahan Air limbah pada PT Delta Pasific Indotuna ini dilakukan pengujian setiap 3 bulan sekali tetapi pengujian tidak di lakukan pada laboratorium PT Delta Pasific Indotuna tetapi dilakukan diluar,pada Air limbah ini dilakukan pembuangan sebanyak 3 kali/hari yaitu pada pukul 11.00 dan

(35)

16.00.pembuangan air ke laut tergantung dari banyaknya produksi yang diolah diperusahaan.

Jika terjadi suatu kesalahan atau pengolahan air limbah yang membuat air rusak itu karena di akibatkan oleh banyaknya air kapur,air sabun pencucian serta naiknya busa pada Bak ekualisasi yang disebabkan oleh air hujan sehingga dapat meningkatkan amonia, cara mengatasi suatu kerusakan air limbah ini dilakukan pemberian EM4 dan ditahan air limbah pengolahan selama 7-8 jam diaerasi penampungan .karena dilakukanya pengolahan ulang di bak ekualisasi ini maka apabila air di bak ekualisasi sudah jernih bak-bak selanjutnya pun airnya sudah memasuki standar dan di lakukan proses selanjutnya agar air yang rusak tadi dapat diolah menjadi air yang layak untuk di buang ke laut. Air limbah yang ada di PT Delta pasific Indotuna ini, merupakan jantung perusahaan dan sudah memasuki standar yang telah di tetapkan pada PT Delta Pasific Indotuna yang tidak lepas dari peraturan-peraturan mentri lingkungan Hidup.

(36)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Adapun kesimpulan pada pengolahan air limbah yaitu :

1. Wastewater Treatment Plant(WWT) atau Instalasi Pengolahan Air Limbah adalah suatu perangkat peralatan teknik beserta perlengkapan-nya yang memproses atau mengolah cairan sisa proses produksi pabrik, sehingga cairan tersebut layak dibuang ke lingkungan.

2. Air yang dapat di lepas ke laut dari penampungan pengolahan air limbah yaitu telah mematuhi peraturan lingkungan hidup.

3. Dari hasil pengamatan bahwa pH didapatkan yaitu 7,kejernihan air sebesar 20,zat kimia yaitu <1,amonia yaitu <5 free clorine yaitu <1,BOD 22,COD 23 dan oil dan grace yaitu 0,1.Standar air limbah ini sesuai dengan penentuan menteri lingkungan hidup.

B. Saran

Dalam rangka meningkatkan kualitas dan kuantitas dalam pengolahan Air limbah maka perlu di lakukan pengolahan yang lebih akurat dan secara berkelanjutan.

(37)

DAFTAR PUSTAKA Arifin, Munif.2012. Pengolahan Limbah Cair Industri.

Alaerts, G., Santika dan Sri Sumestri. 1984. “Metode Penelitian Air”. Surabaya:

Usaha Nasional

Azwar, Azrul. 1995.” Pengantar Imu Kesehatan Lingkungan”. Jakarta : Mutiara Sumber Widya

BAPEDAL. 2001. ” Program Kali Bersih (PROKASIH)” . Yogyakarta.

Denni s R. Heldman” Encyclopedia of Agricultural, Food, and Biological Enginee ring” (2003), p. 55.

Frank R . Spellman,” Handbook of Water and Wastewater Treatment Plant Operations” , Second Edition (2008), p. 8.

Hammer, M.J., 1986. ” Water a nd Wastewater Techno-logy ”. 2 ed., John Wiley and Sons. New York.

IPAL/Inst alasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Rian-Rifqhy.htm

Metclaf, Eddy, and G. , Tchobanoglous. 1981. ” Waste Water Engineering Treatment Disposal ” 2 ed., pp. 400 – 414. Tata McGraw Hill Publishing Company, Ltd. , New D elhi.

Peraturan Menteri Lingkungan Hidup nomor 06 tahun 2007 tentang “Baku Mutu Air Limbah bagi usaha dan /kegiatan Pengolahan Hasil Perikanan”

Menteri Negara Lingkungan Hidup

Rao, A.V., and Bhole, A .G., 2001. ” A Low-Cost Technology for The Treatment of Wastewat er ” Water Rese arch Journal, pp. 38.

(38)

Lampiran 1 :

Diagram Alir pada PT Delta Pasific Indotuna yaitu

Air Limbah

Proses Penampungan

Proses Ekualisasi

Proses Effluent Proses oksik Proses Anoksik

Bak outlet

Figure

Updating...

References

Related subjects :

Scan QR code by 1PDF app
for download now

Install 1PDF app in