• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kata kunci: building information modeling

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Kata kunci: building information modeling"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

EDISI FEBRUARI 2012 64

MENGUPAS TENTANG

BUILDING INFORMATION MODELING (BIM)

Eko Nurlita Widayati3 ABSTRACT

The development of construction is quite rapid requires new innovation for efficiency in design, process, or operation of a building. Moreover in order to facilitate the change, analysis, and review of a design. One of them is by using building information modeling. This paper explores the building information modeling ranging from the definition, advantages, risks, and its use is generally taken from the literature.

Kata kunci: building information modeling

1. PENDAHULUAN

Perkembangan ekonomi dewasa ini cukup pesat yang secara langsung juga meningkatkan kebutuhan masyarakat akan bangunan dan infrasruktur serta sarana dan prasarana yang menunjangnya.

Dalam pembangunan konstruksi sangat dibutuhkan multidisplin ilmu, seperti arsitektur, teknis, konstruksi, bahkan ilmu lingkunganterutama untuk bangunan hijau (green building). Untuk membuat desain bangunan, semua pihak yang terlibat memiliki kontribusi masing-masing sehingga didapat desain bangunan yang efisien. Dengan adanya berbagai pihak dalam pembuatan desain, maka akan banyak informasi dan data yang dilibatkan di dalamnya, seperti data struktural, plumbing, mekanikal elektrikal, gambar kerja, dan lainnya, sehingga akan menyulitkan apabila hanya diperlukan satu bagian informasi saja yang akan diubah atau dikaji.

3Dosen Tetap Jurusan Teknik Sipil Sekolah Tinggi Teknologi Sapta Taruna

(2)

65 EDISI FEBRUARI 2012

Tantangan tersebut dapat dijawab dengan menggunakan building information modeling (BIM), yang merupakan suatu proses, teknologi, alat yang digunakan dalam simulasi desain, konstruksi dan operasional bangunan sehingga desain bangunan mudah dipahami, dianalisa, diubah, dan dikaji oleh semua pihak yang terlibat.

2. PENGERTIAN

Di dalam daftar istilah (glosary) BIM Handbook (Eastman etal. 2008) yang dikutip oleh Sack etal (2009), definisi BIM adalah kata kerja yang mendeskripsikan alat, proses, dan teknologi yang difasilitasi secaradigital, mesin pembaca dokumentasi, kinerja, perencanaan, konstruksi, dan operasional bangunan.

Definisi lain (AGC,2005, h.3) pemodelan informasi bangunan (building information modelling) adalah pengembangan dan penggunaan model perangkat lunak (software) komputer untuk mesimulasi konstruksi dan operasional bangunan. Modelnya disebut model informasi bangunan (building information model) adalah data (data-rich), object-oriented, cerdasdan digital parametrik representasi dari bangunan, berupa gambaran dan data yang tepatterhadap bervariasinya kebutuhan pengguna, dapat diambildan dianalisa untuk mengembangkan informasi sebagaipengambilan keputusan dan peningkatan proses penyelesaian bangunan.

Hasil aktivitas BIM berupa model informasi bangunan.

Perangkat lunak BIM memilikikemampuan untuk mengkompilasi model virtual bangunan menggunakan mesin pembaca objek parametrik yang menunjukan perilaku yang dibutuhkan untuk mendesain, menganalisa, dan menguji desain bangunan (sack et al.2004 dikutip oleh Sack et al 2009). Proses penggunaan BIM akan meningkatkan pengembangan proses perencanaan, desain, dan

(3)

EDISI FEBRUARI 2012 66

konstruksi dalam bentuk desain dan konstruksi virtual (virtual design and construction [vdc]) (AGC, 2005, h.3).

3. TUJUAN PENGGUNAAN

Model informasi bangunan (BIM) dapat digunakan untuk kebutuhan sebagai berikut (Azhar etal, nd):

 Visualisasi: penggambaran 3dimensi (3D) dapat secara mudah dihasilkan sendiri dengan sedikit usaha

Fabrikasi atau gambar kerja (shop drawings): mudah membuat gambar kerja (shop drawing) untuk sistembangunan yang beragam.

Tinjauan kode (code review): departemen kebakaran dan instansi lain dapat menggunakan model ini untuk tinjauan (review) terhadap bangunan.

Analisis forensik: model informasi bangunan(building information model) dapat secara mudah diadaptasi untuk mengilustrasikan secara grafis kemungkinana kegagalan, kebocoran, perencanaan evakuasi, dan sebagainya.

 Pemeliharaanbangunan: bagian pemeliharaan atau manajemen bangunan dapat menggunakan BIM untuk renovasi, perencanaan ruang, dan operasional pemeliharaan

 Estimasi Biaya: perangkat lunak BIM memiliki fitur estimasi biaya. Kuantitas material secara otomatis dapat diambil dan diubah ketika ada perubahan pada model

Urutan konstruksi (contsruction sequencing): building information model dapat secara efektif digunakan untuk pemesanan material, fabrikasi, dan jadwal pengiriman semua komponen bangunan.

 Deteksi konflik, gangguan, dan tubrukan: karena BIM model dibuat dengan skala dalam bentuk tiga dimensi (3D), semua sistem utama dapat secara visual dicek adanya gangguan.

(4)

67 EDISI FEBRUARI 2012

Proses ini dapat meverifikasi supaya pipa tidak berpotongan dengan balok atau dinding.

4. KEUNTUNGAN DAN RISIKO PENGGUNAAN 4.1 Keuntungan BIM

Keuntungan utama BIM adalah representasi geometrikal yang akurat terhadap bagian bangunan di dalam lingkungan data yang terintegrasi (CRC Construction Innovation, 2007 dikutip oleh Azhar, etal, nd). Keuntungan lainnya, antara lain (Azhar, etal, nd):

 Proses cepat dan lebih efektif.Informasi lebih mudah dibagikan, dapat ditambahan dan digunakan ulang.

 Desain yang lebih baik.Proposal bangunan dapat secara tepat dianalisa, simulasi dapat ditampilkan secara cepat dan kinerja ditandai(benchmarked), memudahkan pengembangan dan solusi inovasi.

 Biaya keseluruhan dan data lingkungan terkontrol.Kinerja lingkungan lebih mudah diprediksi, biaya siklus (lifecycle) mudah dipahami

 Kualitas produksi yanglebih baik.Output dokumentasi fleksibel dan otomasi ekploitasi.

Pemasangan otomatis (automated assembly). Data digital produkdapat dieksploitasi dalam proses sampai hilir (downstream) dan dapat digunakan untuk pembuatan/pemasangan (assembling)sistem struktural.

 Data siklus hidup bangunan (lifecycle). Kebutuhan (requirements), desain, konstruksi dan informasi operasional dapat digunakan dalam manajemen bangunan.

Keuntungan untuk kontraktor dalam penggunaan BIM, antara lain (AGC, 2005):

(5)

EDISI FEBRUARI 2012 68

 Kemampuan untuk mengidentifikasi adanya benturan (collisions) (contohnya mengidentifikasi perpipaan di dalam elemen struktural)

 Kemampuan untuk memvisualisasi apa yang akan dibangun dalam bentuk simulasi

 Semakin sedikit kesalahan dan perbaikan di lapangan

 Lebih dipercaya memperlihatkan kondisi lapangan yang diharapkan, memperkenankan kesempatan lebih pada prafabrikasi material di luar proyek (offsite), dimana biasanya lebih tinggi kualitasnya dengan biaya lebih murah

 Kemampuan untuk melakukan lebih pada skenario

“kemungkinan (what if)”, seperti melihatpada pilihan urutan, lokasi logistik, alternatif alat kerek, biaya, dan lain-lain

 Kemampuan untuk memvisualisasikan hasil akhir produk bagi orang non teknik (pelanggan, pengguna, dan lain lain).

Mengurangi pemanggilan kembali (callback) bahkan biaya jaminan lebih rendah

Penelitian Stanford University Center for Integrated Facilities Engineering (CIFE) penggunaan BIM mengindikasikan keuntungan (CIFE, 2007 dikutip oleh Azhar etal, nd):

 Eliminasi perubahan diluar anggaran sampai 40%.

 Akurasi estimasi biaya sekitar 3%

 Pengurangan waktu penyusunan estimasi biaya sampai 80%.

 Penghematan sampai dengan 10% terhadap nilai kontrak melalui deteksi adanya pertentangan.

 Pengurangan waktu proyek sampai 7%.

4.2 Risiko

Teknologi BIM juga mempunyai risiko, salah satunya adalah isu kepemilikan data BIM dan bagaimana perlindungan

(6)

69 EDISI FEBRUARI 2012

terhadap hak cipta dan peraturan perudangan lainnya (Thomson &

Miner, 2006). Sebagai contoh, Pemilik (owners) yang membiayai desainakan merasa memiliki data BIM, tetapi jika anggota tim membutuhkan informasi untuk digunakan dalam proyek, hak informasi ini juga perlu dilindungi. Dibutuhkan respon yang berbeda untuk setiap proyek, tergantung kebutuhan pihak yang terlibat. Tujuannya untuk menghindari pelarangan yang mencegah peserta dari menyadari sepenuhnya potensi model (Thomson &

Miner, 2006).

Isu kepemilikan model dapat diatasi melalui kontrak, seperti kepemilikan dokumen desain. Isu kepemilikan model menjadi lebih kompleks ketika model menyatukan input model satuan (single) atau beragam model melalui penggunaan perangkat lunak, seperti proses roll-up. Banyak pihak yang akan berkontribusi untuk model dalam proyek model sepenuhnya, dan isu input desain versustanggungjawab desain perlu diatasi. Sebagai tambahan, keperluan lisensi dan royalti terhadap “keegoisan” anggota tim perlu dicegah dalam bentuk standar format dokumen. Pemilik perlu awas terhadap implikasi isu tersebut dan diharapkan memegang peranan penting di dalamnya. (AGC, 2005)

Isu yang lain adalah siapa yang akan mengkontrol pemasukan data ke dalam model dan bertanggung jawab untuk semua kesalahan di dalamnya. Juga dibutuhkan waktu yang lebih lama dalam memasukkan (inputing) dan mengkaji (reviewing) data BIM, dimana memerlukan biaya baru dalam desain dan proses administrasi proyek. Walaupun biaya baru ini mungkinlebih banyak daripada keuntungan yang digantikan oleh efisiensi dan keuntungan penjadwalan, tetap saja biaya biasanya desainer harus ditanggung.Sebelum teknologi BIM dapat sepenuhnya digunakan, risiko penggunaan tidak saja harus diidentifikasi dan dialokasi tetapi biaya penggunaannya perlu dibayarkan juga (Thomson &

Miner, 2006).

(7)

EDISI FEBRUARI 2012 70

5. PENGGUNAAN BIM

Pengembangan rasional dan proposisi nilai untuk BIM pada proyek adalah penting. Semua pihak yang terlibat harus mendefinisikan bagaimana model dikembangkan, dan bagaimana informasi yang diproduksi akan digunakan. Pihak stakeholder mempunyai informasi berbeda yang dibutuhkan sepanjang siklus desain, konstruksi, dan operasional bangunan. (CURT, 2010, h.7).

Perencanaan eksekusi BIM perlu direncanakan secara tepat.

Perencanaan eksekusi BIM (CURT, 2010, h.7) adalah perangkat strategis dan taktikal untuk perencanaan interaksi sosial tim BIM mulai periode sebelumperjanjian, desain,sampai konstruksi. Selain itu, dapat digunakan sebagai informasi tambahan pada saat penyerahan paska konstruksi.

Dalam tulisannya Succar (2009, h.361) membagi kegiatan BIM menjadi 3 bidang, yaitu bidang proses (process field), bidang kebijakan(policy field), dan bidang teknologi (technology field).

Bidang teknologi adalah pihak yang mempunyaispesialisasi dalam pengembangan perangkat lunak (software), perangkat keras (hardware), peralatan, dan sistem jaringan yang dibutuhkan unuk meningkatan efisiensi, produktivitas, dan keuntungan sektor AECO (Architecture, Engineering, Construction and Operation). Termasuk di dalamnya organisasi yang mengembangkan solusi dan peralatan perangkat lunakyang mudah diaplikasikan baik secara langsung dan tidak langsung untuk desain, konstruksi, dan operasional bangunan.

Bidang proses adalah kelompok pemain yang mengadakan, mendesain, membangun, membuat (manufacture), menggunakan, mengatur, dan memelihara struktur. Termasuk pemilik bangunan, arsitek, konsultan, kontraktor, manajer bangunan dan semua pihak dari industri AECO industri yang

(8)

71 EDISI FEBRUARI 2012

terlibat dalam kepemilikan, penyerahan, dan operasional struktur atau bangunan.

Bidang kebijakan adalah kelompok yang fokus pada persiapan praktisi, penelitian, pembagian keuntungan, alokasi risiko, dan meminimalkan konflik di dalam industri AECO.

Kelompok ini tidak membangun produk konstruksi apapun tetapi spesialisasi di organisasi, seperti perusahaan asuransi, pusat penelitian, institusi pendidikan, dan badan perundangan (regulator body) dimana bermain sebagai pemain persiapan inti, regulator, dan peran kontrak dalam proses desain, konstruksi dan operasional proses.

Jika perusahaan akan terlibat dengan dalam proses BIM, hal yang perlu dipertimbangkan adalah (CURT, 2010. H.8):

 Apakah staf terlatih untuk melaksanakan tugas tersebut mencukupi?

 Apakah (jika ada) sumber luar yang akan diandalkan

 Siapa yang akan mengatur data pada setiap tahapan

 Apakah penyerahan final

 Bagaimana informasi akan digunakan usai konstruksi

 Kemana akan menetap

 Siapa yang akan memelihara

Perangkat lunak BIM yang dibutuhkan antara lain (AGC, 2005, h.8):

 Pemodelan tiga dimensi (3D). Perangkat lunak yang membuat dan memanipulasi model 3D.

 Konversi 2D ke 3D. Perangkat lunak yang mengkonversi model 2D ke 3D

 Interoperabilitas 3D. Perangkat yang memperkenankan bekerja dengan berbagai tipe yang berbeda gambar 2D atau 3D, bagaimanapun formatnya.

(9)

EDISI FEBRUARI 2012 72

 Pelacakan. Peralatan yang dapat melacak perubahan pada rangkaian gambar

6. KESIMPULAN

Penggunaan BIM dapat mempermudah dalam memahami proses, konstruksisampai operasional suatau bangunan. Karena dalam BIM terdapat data dan informasi yang dibutuhkan mulai dari pra kontrak, desain, pelaksanaan kontruksi sampai operasional, bahkan dapat disimulasikan. Ada beberapa keuntungan yang didapat dengan penggunaan BIM ini, diantaranya efisiensi biaya dan jadwal tetapi ada juga risiko yang perlu mendapat perhatian dan pertimbangan pengguna BIM.

DAFTAR PUSTAKA

AGC (The Associated General Contractors) of America (2005);

Contractor’s guide to BIM, edition 1; www.tpm.com

Azhar, Salman(2011); Building Information Modeling (BIM):

Trends, Benefit, Risks, and Chalenges for the AEC industry;

Ledership and Management in Engineering, July 2011; h. 241 - 252; www.cita.ie

Azhar, etal (nd); Building Information Modeling (BIM): Benefits, Risks and Challenges; http://ascpro.acweb.org

CURT (2010); BIM Implementation: an owner’s guide to getting started; April 2010; www.aia.org

Sack, et al (2009); The Interaction of Lean and Building Information Modeling in Construction; Journal of Construction Engineering and Management

Succar, Bilal (2000); Building Information Modelling Framework:

a Reseach and Delivering Foundation for Industry

(10)

73 EDISI FEBRUARI 2012

Staeholders; Automation in Construction 18 (2009) 357-375;

www.elsevier.com

Thomson, Dean B & Miner, Ryan G( 2006); Building Information Modelling-BIM: Contractual Risk are Changing with Technology; Guest essays; http://aepronet.org

Referensi

Dokumen terkait

Keywords: Awareness, Building Information Modelling, Contractors, Malaysian Construction Industry, Sustainability 1.0 INTRODUCTION Building Information Modeling BIM is the latest

15% SIMILARITY INDEX 10% INTERNET SOURCES 9% PUBLICATIONS 7% STUDENT PAPERS 1 2% 2 1% 3 1% 4 1% 5 1% 6 1% 7 1% Implementation Building Information Modeling Bim 5D In

Series: Earth and Environmental Science 498 2020 012086 IOP Publishing doi:10.1088/1755-1315/498/1/012086 1 Assessing Strategies of Building Information Modeling BIM Implementation

Keywords: Building Information Modeling BIM; management of digital information; Terrestrial Laser Scanner TLS; Handheld Laser Scanner HLS; high-resolution mapping; high accuracy

Series: Earth and Environmental Science 498 2020 012091 IOP Publishing doi:10.1088/1755-1315/498/1/012091 1 Implementation of Building Information Modeling BIM in Sarawak

The scope of study in this research is in the form of 3D modeling Building Information Modeling BIM on drainage channel design in the UB Forest Sumberwangi area with software Autodesk

Dari hasil perhitungan volume untuk penerapan quantity take off dengan metode Building Information Modeling BIM pekerjaan struktur Balok sebesar 14.441 kg, pekerjaan struktur kolom