MEMBUAT TEKSTIL DENGAN TEKNIK REKALATAR | 8787878787
Membuat Tekstil Dengan Teknik Rekalatar
A. RINGKASAN
Pada bab ini kita akan mempelajari cara membuat ragam hias dengan teknik rekalatar. Melalui kegiatan ini kita dapat memahami dan merasakan pengalaman mencipta, dan menghayati proses pem- buatan ragam hias rekalatar. Di samping itu, kita makin menyadari kekayaan dan keindahan tekstil rekalatar yang dimiliki bangsa ini.
Pembuatan ragam hias pada kain dengan teknik rekalatar di Nusan- tara sangat banyak jumlahnya. Namun dalam bab ini hanya akan dibahas dua teknik rekalatar Nusantara yang terkenal di seluruh dunia. Kedua teknik ini adalah batik dan celup ikat.
Proses pembuatan ragam hias batik dan celup ikat terdiri dari beberapa tahap. Pertama, tahap persiapan, yang meliputi penye- diaan bahan dasar yaitu kain, zat pewarna, bahan perintang, dan peralatan lainnya yang diperlukan. Kedua, tahap membatik atau membuat celup ikat yang terdiri dari proses penerapan pola ke kain, pencelupan warna dan pelepasan bahan rintang. Ketiga adalah tahap penyelesaian akhir yaitu proses penguat warna agar tahan lama dan tidak luntur.
88 88 88
88 88 | TEKSTIL
B. TUJUAN
Setelah mempelajari bab ini, kita diharapkan mampu:
1. Memahami pengetahuan tentang peralatan dan proses pem- buatan karya tekstil dengan teknik rekalatar, khususnya batik dan celup ikat.
2. Menghayati proses pembuatan ragam hias rekalatar secara umum.
3. Mampu berkreasi dengan teknik rekalatar khususnya batik dan celup ikat.
C. ALAT, BAHAN, DAN TAHAPAN PROSES REKALATAR
Pada dasarnya peralatan yang dibutuhkan untuk teknik batik dan celup ikat memiliki kesamaan karena keduanya menggunakan teknik celup rintang. Teknik batik dan celup ikat menggunakan ba- han perintang yang berbeda. Batik menggunakan sejenis lilin yang dicairkan. Adapun celup ikat menggunakan tali yang mengikat dengan kuat bagian-bagian tertentu dari permukaan kain sampai kedap cairan. Namun keduanya memiliki persamaan, yaitu pewar- naan dilakukan melalui pencelupan dingin. Celup dingin adalah pro- ses pencelupan yang menggunakan zat pewarna reaktif. Zat pewarna dalam proses celup dingin tidak perlu melalui proses pemanasan.
Antara batik dan celup ikat memiliki perbedaan pada proses penerapan corak pada latar kain serta penyelesaian akhir. Dalam tahap pemindahan pola batik menggunakan peralatan pensil, canting, kuas, cap batik. Adapun celup ikat menggunakan pensil, jarum, tali, benang yang kedap air, biji-bijian, dan lembaran plastik.
Bahan pewarna yang digunakan adalah zat pewarna sintetis atau zat pewarna alam. Bahan perintang pada proses batik adalah malam atau parafin, sedangkan celup ikat menggunakan ikatan atau jahitan dari karet, benang, atau tali kedap air. Persamaan dan perbedaan alat yang digunakan untuk batik dan celup ikat dapat dilihat pada tabel 8.1 di bawah ini.
MEMBUAT TEKSTIL DENGAN TEKNIK REKALATAR | 8989898989
Tabel 8.1: Alat bahan dasar pada batik dan celup ikat berdasarkan Tabel 8.1: Alat bahan dasar pada batik dan celup ikat berdasarkanTabel 8.1: Alat bahan dasar pada batik dan celup ikat berdasarkan Tabel 8.1: Alat bahan dasar pada batik dan celup ikat berdasarkanTabel 8.1: Alat bahan dasar pada batik dan celup ikat berdasarkan
tahapan proses pembuatan tahapan proses pembuatantahapan proses pembuatan tahapan proses pembuatan tahapan proses pembuatan NO
NONO
NONO TAHAPTAHAPTAHAPTAHAPTAHAP BATIKBATIKBATIKBATIKBATIK CELUP IKATCELUP IKATCELUP IKATCELUP IKATCELUP IKAT 1.
1.1.
1.
1.
2 22 22
3 33 33
Bahan dasar Bahan dasarBahan dasar Bahan dasar
Bahan dasar: kain serat alam (katun, rayon atau sutera)
Pewarna PewarnaPewarna Pewarna
Pewarna: zat kimia sintetis, celup dingin naphtol, rapid, indigosol, atau pewarna alam (kunyit, indigo) Perintang PerintangPerintang Perintang
Perintang: tali rafia, benang tebal, plastik, karet, biji-bijian, kelereng, dan lain-lain Alat
AlatAlat Alat
Alat: gunting, cutter, wadah pewarna, jemuran, penjepit kain, pensil
jarum, penjepit kain, tali, benang, plastik, biji- bijian, kelereng, kain lap wadah plastik untuk pewarna, bak warna dari kayu dengan batangan kayu, sarung tangan karet, bak air
gunting, cutter, tempat gantungan, bak air untuk pembilas
Bahan dasar Bahan dasar Bahan dasar Bahan dasar
Bahan dasar: kain serat alam (katun, rayon atau sutera)
Pewarna Pewarna Pewarna Pewarna
Pewarna: zat kimia sintetis, celup dingin naphtol, rapid, indigosol, atau pewarna alam (kunyit, indigo)
Perintang Perintang Perintang Perintang
Perintang: malam, parafin
Alat AlatAlat Alat
Alat: wajan, kompor, panci besar, wadah, pewarna, pensil, gawangan, jemuran
canting, kuas, cap batik, alas cap, bantalan, kain lap
wadah plastik untuk pewarna,bak warna dari kayu dengan batangan kayu, sarung tangan karet, bak air
kompor, panci besar, tongkat pengaduk, saringan malam, tempat gantungan, bak air untuk pembilas Persiapan
PersiapanPersiapan PersiapanPersiapan
Pembuatan PembuatanPembuatan PembuatanPembuatan batik dan celup batik dan celupbatik dan celup batik dan celupbatik dan celup ikat
ikatikat ikatikat
P e n y e l e s a i a n P e n y e l e s a i a nP e n y e l e s a i a n P e n y e l e s a i a nP e n y e l e s a i a n akhir
akhirakhir akhirakhir
C. 1 Teknik Batik Tahap Persiapan a. Corak
Sebelum menyiapkan berbagai peralatan yang akan digunakan, kita perlu menyiapkan pola ragam hias. Kita dapat memilih corak tekstil Nusantara yang ada di sekitar kita, kemudian menyalinnya
90 90 90
90 90 | TEKSTIL
di atas kertas. Setelah itu tentukan warna untuk corak tersebut sesuai dengan keinginan kita. Sebagai pemula sebaiknya kita memilih warna tidak lebih dari tiga macam termasuk warna dasar kain. Se- makin banyak warna yang digunakan semakin banyak proses pen- celupan.
Teknik batik meliputi batik tulis dan batik cap, serta perpadu- annya. Karena itu, kita perlu menentukan teknik yang akan digu- nakan, dan sesuaikan pilihan teknik dengan kondisi yang ada. Untuk batik cap pilihlah corak yang sudah ada bentuk capnya. Jika kita sulit mendapatkan batik cap, lebih baik kita memilih teknik batik tulis. Batik tulis dapat dibuat dengan menggunakan alat-alat seperti canting atau bilah bambu dan kayu.
b. Alat dan Bahan
Pada tahap perancangan, kita perlu menentukan jenis teknik rekalatar sesuai kondisi yang ada di sekitar kita. Hal ini penting karena setiap jenis teknik rekalatar memiliki peralatan yang ber- beda. Demikian pula jenis-jenis alat yang digunakan harus sesuai dengan kerumitan corak yang telah dibuat.
Bahan dasar tekstil yang akan digunakan harus sesuai dengan teknik yang telah ditentukan. Teknik pencelupan dingin akan sangat baik hasilnya bila dilakukan pada kain yang terbuat dari serat alam seperti katun, rayon, atau sutera. Kain yang terbuat dari campuran serat alam dan buatan pada dasarnya bisa digunakan tetapi me- merlukan proses yang rumit.
Pencelupan dingin menggunakan pewarna sintetis seperti naphtol, rapid, dan indigosol. Namun secara tradisional pencelupan dilakukan dengan zat pewarna alam yang terbuat dari larutan unsur-
VCD Track 5
Batik Cap
VCD Track 6
Proses Pembuatan Tenun Ikat Flores, NTT
MEMBUAT TEKSTIL DENGAN TEKNIK REKALATAR | 9191919191 unsur alam, seperti ubi-ubian, kulit kayu, buah, dan daun. Adapun bahan perintang yang digunakan adalah malam atau parafin.
Pilihan untuk menggunakan teknik batik adalah batik tulis atau batik cap dan perpaduannya. Peralatan utama untuk teknik batik tulis adalah canting atau kuas. Adapun teknik batik cap menggu- nakan cap yang terbuat dari tembaga. Bahan perintang adalah malam atau parafin yang dicairkan. Untuk mencairkannya diguna- kan wajan kecil dan kompor kecil.
Pewarnaan dalam teknik batik tulis dan cap menggunakan wa- dah berukuran besar. Jumlah wadah yang dibutuhkan tergantung jumlah warna yang akan digunakan. Setiap jenis warna mem- butuhkan dua wadah, masing-masing untuk zat pewarna dan zat pengikatnya. Alat lain yang dibutuhkan adalah panci berukuran be- sar dan kompor. Peralatan ini diperlukan untuk menghilangkan lilin atau malam.
Tahap Pembatikan a. Persiapan
Pada tahap persiapan ada beberapa hal yang perlu dilakukan:
a.1 Kain yang akan dibatik dicuci terlebih dahulu dengan sabun sampai bersih agar zat kimia yang menempel dapat lepas.
Pencucian ini bertujuan supaya kain dapat menyerap warna dengan baik.
a.2 Siapkan tungku atau kompor, serta wajan yang sudah berisi malam atau parafin cair. Keadaan api tidak boleh terlalu
Gambar 8.1: Peralatan membatik Gambar 8.2: Kain yang sedang dibatik
92 92 92
92 92 | TEKSTIL
besar karena akan membakar malam cair yang terdapat pada wajan.
a.3 Kain yang akan dibatik siap dalam keadaan kering dan licin permukaannya. Posisi kain dapat digantungkan pada gawangan. Apabila kain yang digunakan tidak panjang, gunakan penjepit bordir atau sulam yang berbentuk lingkaran agar permukaan kain tetap regang dan rata.
b. Penerapan pola batik
Penempatan corak dapat dilakukan merata pada seluruh permukaan kain atau hanya pada pinggir kain saja. Corak yang sudah tergambar di atas kertas dipindahkan ke atas kain dengan menji- plak langsung. Penjiplakan ini dimulai dari kiri ke kanan dengan mengulang corak satu persatu ke samping dan ke bawah. Cara pe- ngulangan corak dilakukan seba- gaimana dijelaskan dalam bab sebelumnya. Pengisian corak pa- da pinggir kain, cukup dengan memindahkan corak pada bagi- an-bagian yang diinginkan. Co- rak pinggir perlu diberi jarak sekitar 5 cm dari sisi kain agar tidak terpotong pada saat kain telah menjadi produk.
Setelah seluruh pola dipin- dahkan ke kain, kita dapat lang- sung mulai membatik dengan canting. Bagian yang mula-mula ditutupi malam adalah garis luar corak. Seluruh kerangka atau kon- tur pola perlu diselesaikan terlebih dahulu sebelum tekstur pola (isen-isen) dapat diisikan. Untuk membuat kerangka pola gunakan
Gambar 8.3:
Pemindahan pola ke kain
Gambar 8.4: Bidang corak yang ditutupi malam (lilin) dengan menggunakan canting
MEMBUAT TEKSTIL DENGAN TEKNIK REKALATAR | 9393939393 canting cucuk atau klowongan. Untuk mengisi isen-isen pola gunakan canting isen yang beragam tergantung isen yang diinginkan.
Setelah kerangka dan isen-isen selesai diberi malam, kain di- balik, kemudian dibatik sesuai garis dan isen yang terdapat di muka.
Hal ini perlu dilakukan untuk mempertebal dan memperjelas corak pertama. Canting yang dipakai pada tahap ini adalah canting cucuk atau klowongan.
b.1 Cara memegang canting
Sebelum kita menggunakan canting, perhatikan cara memegang canting. Pemakaian canting berbeda dengan pensil. Posisi can- ting sejajar dengan permukaan kain agar cairan malam tidak tumpah. Setelah canting berisi cairan malam, kita perlu meniup ujung canting agar pipa tidak tersumbat. Setelah itu, kita dapat langsung menorehkan canting pada permukaan kain. Apabila dalam proses ini canting tersumbat, gunakan ijuk atau lidi kecil untuk ditusukkan dari ujung pipa canting ke arah dalam. Sebelum mulai menorehkan canting ke atas permukaan kain, ujung pipa ditorehkan di atas kain lain untuk membersihkannya dari lelehan malam. Proses mengisi malam ke dalam canting dilakukan ber- ulang-ulang sesuai dengan jumlah warna kain yang diinginkan.
b.2 Pencelupan warna
Setelah kain selesai diberi malam, kemudian bagian-bagian yang kecil dari kain dicolet atau dikuas sesuai dengan warna yang diinginkan. Setelah itu, bagian-bagian kecil ini ditutupi kembali dengan malam. Setelah itu, kain dicelup ke dalam larut- an naphtol dan zat pewarna. Pencelupan dimulai dengan warna yang paling muda terlebih dahulu. Corak yang sudah diberi warna ini kemudian ditutup kembali dengan malam. Proses ini menggunakan canting tembokan yang berpipa besar. Penutup- an juga dilakukan pada kedua permukaan kain pada saat kain sudah kering setelah pencelupan pertama. Setelah proses pe- nembokan, proses pewarnaan berikutnya dapat dilakukan.
Pencelupan ini menggunakan warna-warna yang lebih gelap daripada pencelupan pertama.
94 94 94
94 94 | TEKSTIL
b.3 Zat Pewarna
Ada berbagai macam jenis pewarna batik yang dikenal di pasaran. Ada pewarna sintetis dan ada pula yang berasal dari bahan alami. Pewarnaan batik sintetis yang sering digunakan dan terdapat di toko bahan batik adalah pewarna dari jenis naphtol, indigosol, rapid, dan reaktif. Untuk proses pencoletan disarankan untuk menggunakan jenis indigosol dan rapid.
Sementara itu, untuk mencelup dapat menggunakan naphtol, indigosol dan rapid. Dalam bab ini kita akan menggunakan zat pewarna jenis naphtol karena harganya paling murah dan banyak tersedia di toko-toko bahan pembuatan batik. Pewar- na naphtol terdiri dari zat naphtol dan garam diazo sebagai pem- bangkit warna. Zat pewarna ini berbentuk bubuk dan dijual per gram.
b.4 Persiapan zat pewarna
PEWARNAAN PEWARNAANPEWARNAAN PEWARNAAN PEWARNAAN UNTUK 1 METER KAIN UNTUK 1 METER KAIN UNTUK 1 METER KAIN UNTUK 1 METER KAIN UNTUK 1 METER KAIN
JENIS WARNA NAPHTOL GARAM DIAZO
Kuning AS-G Kuning GC
Jingga AS-D Orange GC
Merah AS-BO Garam G
Violet AS-BO Violet B
Biru AS-D Biru B
Biru Tua AS-D Biru BB
Hijau tua AS-GR Biru BB
Coklat AS-G Biru B
Coklat tua AS-LB Biru B
LARUTAN 1 LARUTAN 2
Naphtol 2 gram Coustic Soda 1 gram Air Panas 1 liter
NAPHTOL NAPHTOLNAPHTOL NAPHTOLNAPHTOL BAHAN
Garam Naphtol 4-6 gram Air dingin 1 liter
GARAM DIAZO GARAM DIAZOGARAM DIAZO GARAM DIAZO GARAM DIAZO
BAHAN UKURAN
b.5 Rumus Warna Naphtol Sederhana
MEMBUAT TEKSTIL DENGAN TEKNIK REKALATAR | 9595959595
Tahap Penyelesaian Akhir a. Pelepasan malam
Setelah proses pewarnaan se- lesai, malam dilepaskan. Caranya adalah dengan merebus kain da- lam air mendidih yang telah di- campur dengan sedikit minyak ka- cang. Proses ini dikenal dengan nama nglorod. Agar malam mu- dah lepas, kain digerak-gerakkan dengan bantuan dua buah tongkat kayu. Air dibersihkan dengan sa- ringan dari malam yang telah lepas dan mengambang. Malam sebaiknya tidak dibuang karena dapat digunakan kembali untuk proses pembatikan selanjutnya.
b. Proses Penguat Warna (Fiksasi)
Agar warna tidak luntur, per- lu dilakukan proses fiksasi atau penguat warna dengan merendam kain ke dalam larutan soda abu (soda ash) dan sodium sulfat yang
b.6 Proses Pencelupan dengan pewarna naphtol
Mencuci dan membilas kain yang telah selesai dicelup Merendam
kain dalam larutan naphtol
Meniriskan kain yang sudah dicelup
Membangkitkan warna dengan larutan garam diazo
Mencuci dan membilas kain yang telah selesai dicelup TAHAP 1 TAHAP 2 TAHAP 3 TAHAP 4
Gambar 8.5: Proses perebusan kain untuk melepaskan malam (lilin) dari permukaan
kain. Proses ini disebut melorod
Larutan LarutanLarutan
LarutanLarutan air soda Sodium penguat
penguatpenguat
penguatpenguat abu Sulfat zat wana
zat wanazat wana zat wanazat wana Ukuran UkuranUkuran
UkuranUkuran 1 liter 2 gram 2 gram KOMPOSISI UKURAN KOMPOSISI UKURANKOMPOSISI UKURAN KOMPOSISI UKURANKOMPOSISI UKURAN LARUTAN PENGUAT ZAT WARNA LARUTAN PENGUAT ZAT WARNALARUTAN PENGUAT ZAT WARNA LARUTAN PENGUAT ZAT WARNALARUTAN PENGUAT ZAT WARNA
UNTUK 1 METER KAIN UNTUK 1 METER KAINUNTUK 1 METER KAIN UNTUK 1 METER KAIN UNTUK 1 METER KAIN Larutan
LarutanLarutan
LarutanLarutan air soda Sodium penguat
penguatpenguat
penguatpenguat abu Sulfat zat wana
zat wanazat wana zat wanazat wana Ukuran UkuranUkuran
UkuranUkuran 1 liter 2 gram 2 gram TAHAP 5
96 96 96
96 96 | TEKSTIL
dicampur dengan air. Setelah itu, kain dicuci hingga bersih minimal dua kali pencucian. Kemudian kain dikeringkan dengan diangin- anginkan (tidak kena sinar matahari langsung). Setelah kering, kain disetrika untuk menghaluskan permukaan kain. Kain yang disiapkan untuk fungsi tertentu, seperti taplak meja, dijahit bagian pinggirnya agar tampak lebih rapi dan siap pakai.
C.2. Teknik Celup Ikat Tahap Persiapan
a. Corak
Sebelum mempersiapkan berbagai peralatan, kita perlu me- nyiapkan pola corak yang akan digunakan. Pilihlah corak celup ikat Nusantara yang ada di sekitar kita atau dari berbagai daerah seperti corak Jumputan dari Jawa, atau Sasirangan Kalimantan Selatan.
Setelah itu tentukan warna corak sesuai dengan keinginan. Bagi pe- mula, sebaiknya tidak memilih warna lebih dari tiga macam terma- suk warna dasar kain. Makin banyak warna, proses pencelupan akan makin rumit.
Selain menentukan corak dan warna, kita perlu juga menen- tukan teknik yang akan digunakan. Dalam membuat corak celup ikat, teknik menjumput, lipat, gulung dan mengikat kain adalah yang paling sederhana. Teknik yang lebih rumit adalah menjelujur garis kerangka corak. Setelah penjelujuran garis luar seluruh corak selesai, benang ditarik dengan kencang, sehingga kain terkumpul dan mengkerut. Kumpulan kerutan ini diikat dengan kuat agar warna tidak merembes masuk. Kita dapat menerapkan beragam teknik untuk membuat corak pada selembar kain. Beberapa gabungan teknik antara lain dijumput, dilipat, dijahit, atau dijumput-dilipat, lalu diikat. Corak celup ikat dapat dibuat dengan mengikatkan biji- bijian, kerang, atau kelereng, sehingga corak memiliki bentuk yang serupa. Demikian pula letak ikatan dapat diatur sedemikian rupa sehingga dapat membentuk objek tertentu.
MEMBUAT TEKSTIL DENGAN TEKNIK REKALATAR | 9797979797 b. Alat dan Bahan
Pemilihan alat dilakukan sesuai dengan teknik yang akan digunakan. Pemilihan jenis alat juga disesuaikan dengan tingkat kerumitan corak yang akan dibuat. Umumnya teknik celup ikat menggunakan bahan dasar tekstil dari serat alam. Bahan dasar campuran dari serat alam dan buatan pada dasarnya dapat diguna- kan, namun bahan itu memerlukan proses yang lebih rumit. Oleh karena itu, sebaiknya menggunakan bahan
dasar tekstil dari serat alam seperti katun, sutera atau rayon.
Pewarna tekstil untuk teknik celup ikat adalah pewarna sintetik dengan pencelupan dingin. Zat pewarna sintetik
ini dapat diklasifikasi menjadi jenis pewarna langsung (rapid, procion, dan rhemazol) dan pewarna tak langsung (naphtol, indi- gosol). Bahan perintang yang digunakan adalah aneka tali, benang tebal yang kedap air, serta plastik, biji-bijian, kelereng dan sebagainya.
Tahap Pembuatan Celup Ikat a. Pembuatan corak
Teknik celup ikat dapat memanfaatkan beragam corak yang dapat dikembangkan dari berbagai sumber. Dalam membuat kain celup ikat gunakanlah kombinasi dari beberapa teknik supaya corak yang dihasilkan lebih optimal. Agar karya itu dapat langsung dipakai, kita dapat memanfaatkan celup ikat untuk kaos T-shirt atau selen- dang. Karena itu pilihlah celup ikat yang berbahan dasar serat alam, seperti katun, rayon atau sutera. Terlebih dahulu gambari permu- kaan kain dengan aneka corak yang sudah dipilih dengan meng- gunakan pensil. Kemudian lakukanlah penjumputan, pelipatan, atau penjahitan serta pengikatan. Agar efek pelipatan, jumputan, jahitan tampak jelas, pengikatan harus dilakukan dengan kencang.
b. Pencelupan warna
Kain yang telah selesai diikat kemudian dicolet. Pencoletan adalah pemberian warna pada bagian-bagian tertentu yang terlalu
VCD Track 3
Pembuatan kain celup ikat
98 98 98
98 98 | TEKSTIL
sedikit bila harus dicelup. Ba- gian-bagian yang sudah dicolet, kemudian ditutup dan diikat dengan plastik hingga kedap air.
Setelah itu barulah keseluruhan kain dicelup. Baik pencoletan maupun pencelupan dilakukan bertahap, mulai dari warna te- rang ke gelap. Apabila kita me- nginginkan bagian yang ber- warna terang tidak tertutup dengan warna gelap, kita harus menutupi bidang-bidang ter- sebut dengan plastik, atau me- nambah ikatan.
Jenis warna yang diguna- kan sama dengan warna batik.
Oleh sebab itu proses penyiapan zat warna, pencelupan, dan pe- nyelesaian akhir dapat kita lihat pada pembahasan mengenai batik. Kain yang telah diikat dan dijahit akan memiliki volume yang lebih kecil dan padat. Oleh karena itu, proses pencelupan kain ke dalam larutan warna dan garam memerlukan waktu agak lama.
Pada saat mencelup jangan lupa menggunakan sarung ta- ngan plastik. Hal ini penting agar racun yang terkandung dalam zat pewarna ini tidak meresap ke dalam tubuh melalui pori- pori tangan.
Gambar 8.6: Menggambar corak kain
Gambar 8.7: Proses pengikatan kain
Gambar 8.8: Proses pewarnaan
Gambar 8.9: Proses penyelesaian
MEMBUAT TEKSTIL DENGAN TEKNIK REKALATAR | 9999999999 Tahap Penyelesaian Akhir
Kain yang telah diberi warna, kemudian dicuci dan ditiriskan.
Tujuannya adalah untuk menghentikan proses perembesan zat warna ke dalam lekukan kain. Setelah itu, ikatan dan jahitan dibuka dengan menggunakan gunting atau cutter. Proses ini harus dikerjakan dengan hati-hati agar tidak melukai atau merobek kain.
Hasil yang diperoleh melalui teknik ini akan memberikan kejutan bagi pembuatnya karena efek ikatan, lipatan, dan jahitan kain sangat mengagumkan.
Agar warna tidak luntur, kain perlu direndam di dalam larutan penguat warna. Setelah itu, kain dicuci dengan bersih. Zat penguat yang digunakan sama dengan yang digunakan pada batik sehingga dalam penjelasan ini tidak perlu diuraikan kembali. Seperti batik, proses pengkanjian kain dengan larutan kanji cair juga dilakukan untuk menjaga mutu tampilan kain.
A. Teknik Batik
Kompetensi Konsepsi
1. Carilah beragam corak tekstil yang berasal dari daerahmu.
Pilihlah corak yang kamu anggap sesuai untuk digunakan sebagai pola kain batikmu.
Kompetensi Kreasi
2. a. Buatlah rancangan pola ragam hias di atas kertas untuk tutup kepala dengan teknik batik dari corak yang ada di daerahmu.
b. Pindahkan pola tersebut ke kain dengan menggunakan pensil.
Membuat Tekstil dengan Teknik Rekalatar Membuat Tekstil dengan Teknik Rekalatar Membuat Tekstil dengan Teknik Rekalatar Membuat Tekstil dengan Teknik Rekalatar Membuat Tekstil dengan Teknik Rekalatar
100 100 100
100 100 | TEKSTIL
c. Pilihlah warna yang menurutmu sesuai dengan corak dan pola yang diinginkan.
d. Kerjakan proses pemalaman dan pewarnaan, serta penyelesaian akhir dengan teknik batik tulis
Kompetensi Apresiasi
3. Ceritakanlah perasaanmu ketika membuat dan menghasilkan karya batik.
B. Teknik Celup Ikat Kompetensi Konsepsi
4. Buatlah rancangan pola ragam corak dan warna di atas kain dengan menggunakan pensil. Perhatikan jenis ikatan atau jahitan yang akan kamu gunakan untuk membentuk corak.
Kompetensi Kreasi
Buatlah selendang dengan menggunakan teknik celup ikat.
5. a. Pilihlah jenis pewarnaan dan kain yang akan digunakan.
b. Ikat dan/atau jahitlah gambar corak yang telah dirancang peletakannya di atas kain.
c. Pewarnaan kain disesuaikan dengan jenis warna yang kamu pilih. Perhatikan tahapan pewarnaannya agar hasil karyamu sesuai dengan yang diinginkan.
d. Kerjakanlah proses penyelesaian akhir secara hati-hati agar kain tidak tergunting ketika kamu menggunting ikatan setelah proses pewarnaan selesai.
Kompetensi Apresiasi
6. Ceritakanlah perasaanmu ketika membuat membuat dan menghasilkan hasil karya celup ikatmu.