PENERAPAN TEKNIK KOLASE DALAM MENINGKATKAN
KETERAMPILAN PESERTA DIDIK BERKARYA POSTER
DI MTs AR-ROHMAH BANDUNG
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari
Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Seni Rupa
Oleh
Mochamad Aqlima Mustaqim
0906901
JURUSAN PENDIDIKAN SENI RUPA
FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
PENERAPAN TEKNIK KOLASE DALAM MENINGKATKAN
KETERAMPILAN PESERTA DIDIK BERKARYA POSTER
DI MTs AR-ROHMAH BANDUNG
Oleh
Mochamad Aqlima Mustaqim
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni
© Mochamad Aqlima Mustaqim 2013
Universitas Pendidikan Indonesia
Desember 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,
MOCHAMAD AQLIMA MUSTAQIM
PENERAPAN TEKNIK KOLASE DALAM MENINGKATKAN
KETERAMPILAN PESERTA DIDIK BERKARYA POSTER
DI MTs AR-ROHMAH BANDUNG
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PENGUJI:
Penguji I
Dr. Tri Karyono, M. Sn. NIP. 196611071994021001
Penguji II
Drs. Maman Tocharman, M. Pd. NIP. 194812251974121001
Penguji III
MOCHAMAD AQLIMA MUSTAQIM
PENERAPAN TEKNIK KOLASE DALAM MENINGKATKAN
KETERAMPILAN PESERTA DIDIK BERKARYA POSTER
DI MTs AR-ROHMAH BANDUNG
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH:
Pembimbing I
Dr. Ayat Suryatna, M. Si. NIP. 196401031989011001
Pembimbing II
Dadang Sulaeman, S. Pd., M. Sn. NIP. 197904292005011003
Mengetahui,
Ketua Jurusan Pendidikan Seni Rupa
ABSTRAK
Mustaqim, Aqlima, Mochamad, 2013. “PENERAPAN TEKNIK KOLASE
DALAM BERKARYA POSTER UNTUK MENINGKATKAN
KETERAMPILAN PESERTA DIDIK DI MTs AR-ROHMAH BANDUNG”.
Jurusan Pendidikan Seni Rupa.
Kemampuan peserta didik tingkat VIII dalam berkarya poster masih belum optimal karena pembelajaran seni budaya di tingkat SMP/MTs saat ini masih pada tahap pemahaman teoritik terhadap pengetahuan yang disediakan. Penggunaan teknik kolase bertujuan supaya peserta didik dapat memahami dengan cepat dan mengaplikasikannya dengan tepat. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1) Bagaimana perencanaan pembelajaran seni budaya materi poster dengan teknik kolase pada kelas VIII di MTs Ar-Rohmah Bandung? 2) Bagaimana pelaksanaan pembelajaran seni budaya dengan materi poster pada kelas VIII di MTs Ar-Rohmah Bandung menggunakan teknik kolase? 3) Bagaimana hasil pembelajaran seni budaya dengan materi poster pada kelas VIII di MTs Ar-Rohmah Bandung menggunakan teknik kolase? Berdasarkan permasalahan tersebut metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas yang didefinisikan sebagai suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan. Lokasi dan subjek penelitian dilaksanakan di MTs Ar-Rohmah Bandung dengan ruang ligkup subjek pada peserta didik kelas VIII. Untuk teknik pengumpulan data yang digunakan antara lain : tes, observasi, wawancara, studi kepustakaan, catatan lapangan dan studi dokummentasi. Dalam menganalisis data hasil penelitian, data yang diperoleh dari kegiatan tes dan hasil observasi dari kegiatan pembelajaran dianalisis secara deskriptif dan presentase. Hasil temuan dari penelitian yaitu: 1) Perencanaan pembelajaran berkarya poster dilakukan dengan tahapan: mengkaji SK dan KD, menyusun RPP yang diperbaharui, mengklasifikasi bahan yang digunakan dalam penggunaan teknik kolase, dan mengembangkan instrumen penelitian. Kegiatan perencanaan mempertimbangkan kurikulum dan kebutuhan peserta didik. 2) Pelaksanaan pembelajaran berkarya poster dengan menggunakan teknik kolase dapat meningkatkan keterampilan peserta didik dalam berkarya, dan mengkritisi permasalahan sosial di masyarakat. Tahapan pembelajaran meliputi: pemaparan konsep, kegiatan menganalisa permasalahan di lingkungan sekitar. 3) Hasil yang diperoleh dari pembelajaran berkarya poster dengan menggunakan teknik kolase berdasarkan tes yang diberikan kepada peserta didik menunjukan adanya peningkatan dengan rata-rata nilai karya poster 71,53 (siklus 1) menjadi 82,82 (siklus 2). Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa penggunaan teknik kolase dapat meningkatkan kemampuan peserta didik dalam berkarya poster.
DAFTAR ISI A. Latar Belakang Penelitian ... 1
B. Rumusan Masalah ... 6
C. Tujuan Penelitian ... 6
D. Manfaat Penelitian ... 7
E. Sistematika Penulisan ... 8
BAB II LANDASAN TEORI A. Konsep Seni Budaya ... 10
B. Konsep Desain Komunikasi Visual ... 11
C. Konsep Seni Poster ... 24
D. Konsep Kolase ... 36
E. Konsep Pendidikan Seni Rupa ... 38
F. Acuan Penelitian ... 44
G. Karakteristik Peserta Didik SMP ... 45
H. Fase Perkembangan Gambar Anak ... 48
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 54
B. Waktu dan Jadwal Penelitian ... 56
C. Desain Penelitian ... 57
D. Metode Penelitian... 62
E. Instrumen Penelitian... 65
F. Definisi Operasional... 67
G. Teknik Pengumpulan Data ... 68
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Pemaparan Data Penelitian ... 71
B. Pemaparan dan Pembahasan Data Perencanaan Pembelajaran ... 74
C. Pemaparan dan Pembahasan Data Pelaksanaan Pembelajaran ... 101
D. Pemaparan dan Pembahasan Data Hasil Pembelajaran ... 129
E. Struktur Organisasi Skripsi ... 147
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 150
B. Saran dan Rekomendasi ... 152
DAFTAR PUSTAKA ... 154
LAMPIRAN ... 157
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1. Jadwal Pelaksanaan Penelitian ... 56
Tabel 3.2. Indikator Pencapaian dalam Variabel ... 67
Tabel 4.1. Tahapan Perencanaan dalam Prosedur Penelitian ... 75
Tabel 4.2. Penilaian Indikator dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 83
Tabel 4.3. Lembar Penilaian Tes Praktik Karya Poster ... 83
Tabel 4.4. Lembar Observasi Penelitian Siklus 1 ... 84
Tabel 4.5. Tabel Kisi-kisi Instrumen Pretes dan Postes Siklus 1 ... 85
Tabel 4.6. Penilaian Indikator dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 95
Tabel 4.7. Penilaian Indikator dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 96
Tabel 4.8. Lembar Observasi Penelitian Siklus 2 ... 97
Tabel 4.9. Tabel Kisi-kisi Instrumen Pretes dan Postes Siklus 2 ... 98
Tabel 4.10. Deskripsi Kegiatan dalam Pelaksanaan Pembelajaran... 101
Tabel 4.11. Hasil Observasi Pembelajaran Siklus 1 ... 106
Tabel 4.12. Pemetaan Komentar Peserta Didik Siklus 1 ... 109
Tabel 4.13. Pemetaan Pemilihan Jenis Poster Peserta Didik Siklus 1 ... 112
Tabel 4.14. Hasil Observasi Pembelajaran Siklus 2 ... 118
Tabel 4.15. Pemetaan Komentar Peserta Didik Siklus 2 ... 122
Tabel 4.16. Pemetaan Pemilihan Jenis Poster Peserta Didik Siklus 2 ... 127
Tabel 4.17. Tahapan Penelitian dalam Kegiatan Refleksi ... 132
Tabel 4.18. Hasil Nilai Karya Poster Peserta Didik dalam Siklus 1 ... 133
Tabel 4.19. Kisaran Nilai Peserta Didik dalam Siklus 1 ... 134
Tabel 4.20. Hasil Nilai Karya Poster Peserta Didik dalam Siklus 2 ... 137
DAFTAR GRAFIK
Grafik 4.1. Diagram kemampuan guru menurut kolaborator ... 108
Grafik 4.2. Kejelasan penyampaian materi menurut peserta didik ... 110
Grafik 4.3. Diagram batang pemahaman peserta didik terhadap materi ... 111
Grafik 4.4. Kelompok jenis poster yang dipilih peserta didik ... 113
Grafik 4.5. Diagram kemampuan guru pada siklus 2... 120
Grafik 4.6. Perbandingan kemampuan guru dalam siklus 1 dengan siklus 2 ... 121
Grafik 4.7. Kejelasan penyampaian materi menurut peserta didik dalam siklus 2 ... 123
Grafik 4.8. Perbandingan kejelasan materi meurut peserta didik dalam siklus 1 dan siklus 2 ... 124
Grafik 4.9. Diagram batang pemahaman peserta didik terhadap materi dalam siklus 2 ... 125
Grafik 4.10. Perbandingan grafik pemahaman peserta didik terhadap materi pada siklus 1 dan siklus 2 ... 126
Grafik 4.11. Kelompok jenis poster yang dipilih peserta didik dalam siklus 2 .. 128
Grafik 4.12. Frekuensi nilai peserta didik dalam siklus 1 ... 135
Grafik 4.13. Perbandingan nilai akhir dalam siklus 1 dengan siklus 2 ... 140
DAFTAR BAGAN
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Titik pada ruang ... 14
Gambar 2.2. Garis ... 14
Gambar 2.3. Bentuk ... 15
Gambar 2.4. Ruang ... 16
Gambar 2.5. Lingkaran Warna Brewster ... 17
Gambar 2.6. Tekstur dengan kesan manual ... 18
Gambar 2.7. Struktur huruf serif. ... 19
Gambar 2.8. Struktur huruf sans serif ... 20
Gambar 2.9. Sumbu komposisi ... 22
Gambar 2.10. Keseimbangan asimetris ... 23
Gambar 2.11. Keseimbangan simetris ... 23
Gambar 2.12. Poster propaganda indonesia ... 26
Gambar 2.13. Poster propaganda Inggris ... 27
Gambar 2.14. Poster propaganda Jerman. ... 27
Gambar 2.15. Poster karya James Montgomery Flagg ... 28
Gambar 2.16. Contoh poster produk sepatu Nike ... 30
Gambar 2.17. Poster perusahaan makanan cepat saji ... 31
Gambar 2.18. Poster kegiatan sosial ... 32
Gambar 2.19. Poster Meet and Greet band d’Masiv ... 32
Gambar 2.20. Poster konser Metallica ... 33
Gambar 2.21. Poster bertemakan lingkungan hidup ... 34
Gambar 2.22. Poster United Nations (UN) bertema lingkungan hidup ... 35
Gambar 2.23. Kolase dalam karya seni ... 36
Gambar 2.24. Contoh karya gambar menggunakan teknik kolase ... 37
Gambar 3.1. Model Spiral dari Kemmis dan McTaggart ... 61
Gambar 4.1. Gedung Madrasah Tsanawiyah (MTs) Ar-Rohmah ... 72
Gambar 4.2. Suasana ruang kelas VIII A ... 73
Gambar 4.3. Contoh Poster Layanan Masyarakat dari United Nation ... 79
Gambar 4.4. Poster Layanan Masyarakat ... 79
Gambar 4.5. Proses pengumpulan sumber pembelajaran ... 86
Gambar 4.6. Contoh gambar poster sebagai media pembelajaran ... 87
Gambar 4.7. Alat yang akan digunakan dalam proses pembelajaran ... 88
Gambar 4.8. Contoh karya poster dengan teknik kolase ... 92
Gambar 4.9. Proses pembelajaran sedang berlangsung ... 104
Gambar 4.10. Peserta didik sedang merancang konsep ... 105
Gambar 4.11. Salah satu karya poster peserta didik ... 116
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Keputusan ... 159
Lampiran 2 Surat Izin Penelitian... 161
Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus 1 ... 162
Lampiran 4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus 2 ... 167
Lampiran 5 Lembar Observasi Siklus 1 ... 172
Lampiran 6 Lembar Observasi Siklus 2 ... 173
Lampiran 7 Contoh Karya Poster Peserta Didik ... 174
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Pendidikan adalah akar kehidupan dimana semua aspek kehidupan dapat
dipelajari dan dipahami. Dari pendidikan maka tercipta banyak hal-hal
menakjubkan, seperti kepercayaan, budaya, pengetahuan, seni dan banyak hal
lainnya. Didasari hal tersebut maka sebaiknya pendidikan adalah hal yang harus
diutamakan dibanding yang lain karena pendidikan merupakan dasar bagi semua
aspek kehidupan.
Pemerintah telah merumuskan secara ringkas dan padat mengenai definisi
pendidikan dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS:
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.
Pendidikan juga merupakan suatu proses kebudayaan yang didalamnya
terdapat proses interaksi sehingga terjadi proses transformasi budaya dari
pengajar, yakni guru kepada peserrta didik. Hal ini dibuktikan dengan berbagai
macam karakter guru yang biasanya kelak akan dijadikan inspirasi oleh anak
didiknya. Gejala ini kemudian sering kita kenal dengan sebutan tokoh inspirator.
Penciptaan tokoh inspirator ini tidak lain adalah karena peran guru sebagai
pemimpin dalam pembentukan jiwa seorang anak hingga dewasa yang
menciptakan sifat-sifat tertentu baik dalam bidang pendidikan maupun bidang
laiinnya.
Sebagai bagian dari kebudayaan, seni merupakan unsur penting yang
berperan dalam perkembangan pendidikan dari berbagai hal. Mulai dari konteks
agama, seni berkembang beriringan dengan perkembangan agama. Lalu dalam
2
dalam penyampaian materi pengetahuan. Seni bisa membuat hal yang tidak
lumrah menjadi menarik, membuat pengetahuan yang dipandang berat menjadi
ringan. Karena itu seni adalah mediator paling baik dalam aspek pendidikan.
Dalam hal pendidikan seni adalah salah satu bidang yang secara khusus
mempelajari pendidikan dengan sudut pandang yang berbeda. Seni dianggap
sebagai angin segar ditengah gempuran ilmu-ilmu sains dan sosial. Seni
merupakan aliran tertentu yang didalamnya menyangkut berbagai macam aspek
pengetahuan termasuk sains, ilmu sosial, dan segala sesuatu yang berkaitan
dengan keindahan.
Seni secara perseptual dalam bidang pendidikan berpengaruh sebagai
pelajaran bermuatan positif yang memberikan kesempatan kepada peserta didik
untuk bereksplorasi, berkreasi dan bereksperimen sebebas mungkin. Pembelajaran
seni tidak mengikat seperti halnya sains, juga tidak berbahasa selayaknya ilmu
sosial. Pembelajaran seni dapat diibaratkan memiliki keteraturan seperti sains, dan
membuat status sosial lebih beragam. Pembelajaran seni memberikan kebebasan
yang tidak dimiliki pengetahuan lain.
Dalam lingkungan sekolah pendidikan seni dikenal dengan sebutan seni
budaya, hal ini mengacu pada kurikulum pendidikan yang direvisi secara berkala,
dan dalam periode itu pun nama pendidikan seni berubah sebelum menjadi mata
pelajaran seni budaya. Peran seni budaya sangat penting baik bagi sekolah
maupun peserta didik. Pendidikan seni budaya sebagai akar jati diri bangsa
dengan budaya nusantara, dan mengembangkannya dengan persepsi keindahan
yang dimiliki peserta didik. Hal ini dapat dilihat dalam berbagai penyelenggaraan
kesenian dalam lingkungan sekolah maupun yang dikompetisikan antar sekolah.
Seni sebagai mata pelajaran dianggap salah satu pelajaran yang berperan untuk
menciptakan kreatifitas dan mengembangkan bakat peserta didik.
Pendidikan seni budaya secara khusus memuat materi dalam kompetensi
berekspresi mengenai media poster. Poster dalam konteksnya merupakan sebuah
media komunikasi yang memiliki beragam informasi untuk disampaikan. Poster
adalah media komunikasi yang sampai saat ini sangat efektif untuk
3
massa secara unik untuk setidaknya memperhatikan maksud dari informasi yang
disampaikan.
Pembelajaran seni rupa di sekolah bertujuan untuk membekali peserrta
didik dengan pengalaman estetik dan teori dasar berkarya dalam berkreasi melalui
penciptaan karya seni. Hal ini dikemukakan oleh Nurlailasari (2012 : 5) bahwa:
“Pembelajaran seni memberikan wawasan dasar estetik yang luas, agar siswa tersebut dapat mengembangkan kemampuan dalam mengekspresikan diri secara
kreatif dengan berbagai cara dan media”. Namun tidak lepas dari itu
pembelajaran seni rupa disekolah juga harus mengandung makna menumbuh
kembangkan kesadaran dan kemampuan apresiasi terhadap keragaman budaya
Nusantara dan Mancanegara sebagai wujud pembentukan sikap menghargai,
bertoleransi, demokrasi, beradab dan budaya majemuk (Depdiknas, 2003 : 04).
Sementara itu, kegiatan pembelajaran seni saat ini secara kritis dirasa
belum optimal, karena kegiatan pembelajaran terpusat dilingkup kurikulum yang
tersedia. Seperti bersiklus pada kegiatan pemahaman teori dan praktik
menggambar saja. Hal ini menyebabkan kurang kritisnya pemikiran peserta didik
terhadap permasalahan-permasalahan sosial yang ada di lingkungan sekitar. Oleh
karena itu, penulis berniat untuk melakukan penelitian terhadap peserta didik
untuk mengoptimalkan kemampuannya dalam meningkatkan keterampilannya
berkarya seni dan sekaligus melatih pemikiran peserta didik untuk menjadi lebih
kritis terhadap lingkungannya.
Dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan adanya karakter yang
diharapkan muncul dalam diri peserta didik dapat diwakili melalui peran
pembelajaran seni. Salah satunya melalui standar kompetensi untuk
mengekspresikan diri dalam memunculkan gagasan atau ide-ide tentang seni
terapan. Pembelajaran poster di sekolah merupakann salah satu cara untuk melatih
pemikiran peserta didik agar menjadi lebih kritis, dan aspiratif terhadap
lingkungan dan juga karya seni. Selain itu diharapkan agar peserta didik dapat
mengembangkan kemampuan-kemampuan yang dimilikinya sehingga menjadi
4
Sebagai sebuah karya seni, poster juga merupakan bagian dari media
komunikasi yang merupakan sebuah karya seni dalam lingkup desain komunikasi
visual. Poster merupakan sebuah media seni dua dimensi yang efektif untuk
menyampaikan sebuah gagasan. Hal ini dapat dilihat dari berbagai kasus yang
terjadi di masyarakat bahwa kebanyakan papan-papan bergambar baik di jalan, di
tempat umum, dan lingkungan sekolah adalah poster-poster yang berhubungan
dengan layanan masyrakat.
Poster disekolah mempunyai peran sebagai media komunikasi dalam
menyampaikan informasi layanan public, seperti di perpustakaan, laboratorium
komputer, bahasa dan IPA, juga di dalam kelas. Poster biasanya dianggap menarik
bagi peserta didik karena selain mempunyai bahasa yang bijak terkadang memiliki
unsur gambar yang menarik.
Fenomena yang terjadi saat ini remaja usia sekolah khususnya tingkat
kelas VIII banyak yang mengalami krisis kepribadian. Hal ini seperti yang telah
banyak terlihat di media massa umumnya banyak pelajar ditingkat ini mengalami
kekerasan, bahkan menjadi pelaku kekerasan. Lalu secara khusus dilihat dari
kacamata peneliti, tidak sedikit peserta didik yang kurang memahami pentingnya
pembelajaran seni budaya dan kehilangan haknya untuk mendapatkan
pembelajaran secara teoritis maupun praktis. Dengan seiring meningkatnya
perkembangan teknologi di era digital ini, membuat para pelajar menjadi tidak
apresiatif terhadap budaya bangsa yang sudah sangat perlu untuk diperhatikan dan
dilestarikan.
Pengembangan kemampuan peserta didik sendiri perlu dibina dan
dikembangkan agar menjadi inndividu yang terampil dan kompeten. Setiap
individu memiliki kemampuan dalam tingkat yang berbeda-beda dan dalam
bidang yang berbeda-beda. Potensi ini perlu dibina sedini mungkin agar
kemampuan individu dapat tercapai secara optimal. Untuk itu diperlukan
kekuatan-kekuatan pendorong, baik dari lingkungan (luar) maupun dari dalam
dirinya sendiri (dalam). Faktor kondisi lingkungan, keluarga, dan masyarakat
5
Namun dalam kasus ini peserta didik belum memahami bagaimana cara
untuk menyampaikan gagasannya kepada orang lain. Khususnya dalam
menciptakan karya seni poster. Peserta didik dirasa masih kurang kompeten dalam
membuat karya seni poster yang dianggap baik. Mulai dari kurangnya
pemahaman dalam berbagai macam bentuk huruf, sampai kepada layout poster
yang menarik. Maka dari itu penelitian ini berupaya untuk mencari solusi dari
berbagai macam permasalahan tersebut.
Mengkaji dari hal tersebut maka peneliti mengagaskan untuk melakukan
penelitian pembelajaran dengan poster sebagai subjek yang akan diteliti dan
sampelnya adalah peserta didik. Lalu dengan kelebihan media poster sebagai
media komunikasi yang variatif, maka peneliti merasa perlu menambahkan unsur
teknik ke dalam proses kreatif pembuatan media poster yang akan dilakukan
peserta didik dengan memilih teknik kolase sebagai teknk yang akan dipakai.
Teknik kolase itu sendiri merupakan salah satu teknik yang umum
digunakan dalam praktikum seni dengan objek karya dua dimensi maupun tiga
dimensi. Teknik ini menggunakan metode menempel sebuah materi atau lebih di
atas media lain, baik itu dua dimensi ataupun tiga dimensi. Dengan teknik ini
peserta didik akan mendapatkan pengalaman proses kreatif dalam merancang dan
menciptakan karya seni maupun desain khususnya poster.
Dengan digunakannya teknik ini sebagai pemicu daya dukung aspek
kognitif dalam perkembangan peserta didik. Diharapkan juga melalui teknik ini
peserta didik mampu berpikir secara kritis untuk memanfaatkan objek yang ada
khususnya limbah untuk dipakai dalam berkarya poster. Hal ini akan sangat baik
manfaatnya bagi kepribadian peserta didik maupun bagi elemen masyarakat di
sekitarnya. Lalu secara khusus juga dipilihnya teknik kolase ini untuk
mengantisipasi kurangnya kemampuan peserta didik dalam membuat jenis huruf
ataupun jenis ilustrasi yang dirasa sulit bagi peserta didik.
Keuntungan diadakannya penelitian ini untuk dapat mengetahui apa saja
rambu-rambu yang diperlukan dalam melaksanakan penelitian tindakan kelas
seperti mengkaji Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), pelaksanaan dan
6
penelitian ini urung dilaksanakan antara lain, tidak diketahuinya dampak positif
dari penggunaan teknik kolase dalam proses pembelajaran seni budaya di sekolah
khususnya materi poster.
Sehubungan dengan permasalahan-permasalahan yang diuraikan di atas
maka peneliti bermaksud untuk mengadakan penelitian yang bertujuan dan
berkaitan untuk memecahkan masalah tersebut. Dari penjelasan yang telah
diberikan juga maka dari itu peneliti akan merancang penelitian dengan metode
penelitian tindakan kelas dengan judul, “PENERAPAN TEKNIK KOLASE
DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN PESERTA DIDIK
BERKARYA POSTER DI MTs AR-ROHMAH BANDUNG”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas maka permasalahan mendasar
dalam penelitian ini adalah kurangnya pemahaman peserta didik khususnya
tingkat VIII di MTs Ar-Rohmah Bandung terhadap penciptaan karya poster.
Untuk memperjelas masalah dalam penelitian ini maka dirumuskan
menjadi beberapa submasalah, yaitu:
1. Bagaimana perencanaan pembelajaran seni budaya dengan materi poster pada
kelas VIII di MTs Ar-Rohmah Bandung menggunakan teknik kolase?
2. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran seni budaya dengan materi poster pada
kelas VIII di MTs Ar-Rohmah Bandung menggunakan teknik kolase?
3. Bagaimana hasil pembelajaran seni budaya dengan materi poster pada kelas
VIII di MTs Ar-Rohmah Bandung menggunakan teknik kolase?
C. Tujuan Penelitian
Setelah merumuskan permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini,
maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui:
1. Perencanaan pembelajaran seni budaya dengan materi poster pada kelas VIII
di MTs Ar-Rohmah Bandung menggunakan teknik kolase.
2. Pelaksanaan pembelajaran seni budaya dengan materi poster pada kelas VIII
7
3. Hasil pembelajaran seni budaya dengan materi poster pada kelas VIII di
MTs Ar-Rohmah Bandung menggunakan teknik kolase.
D. Manfaat Penelitian
Sebuah penelitian sekiranya harus mempunyai manfaat yang dapat dirasa
secara langsung maupun secara tersirat, Yang paling penting dalam sebuah
penelitian adalah sebuah hasil atau manfaat positif yang dapat juga dirasakan oleh
orang lain. Karena itulah sebuah penelitian dijadikan sebuah karya tulis yang
harus dipertanggung jawabkan baik keabsahannya, orisinalitas, maupun materi
yang terkandung didalamnya. Manfaat tersebut dikelompokan menjadi beberapa
garis besar yang diharapkan sebagai berikut:
1. Bagi Peneliti
a. Bisa digunakan sebagai acuan untuk menganalisa keterampilan siswa
dalam proses berkarya rupa. Juga sebagai pemecahan masalah dalam
menghadapi berbagai macam karakter siswa yang tersembunyi.
b. Bagi penulis pribadi semoga karya tulis ini dapat menambah wawasan
penulis dalam keilmuan di bidang seni rupa, dan menjadi tolak ukur
penulis dalam menyusun sebuah karya ilmiah.
2. Bagi Dunia Pendidikan
a. Diharapkan dapat bermanfaat sebagaisumber referensi dalam proses
strategi belajar mengajar maupun dalam perannya sebagai karya ilmiah
yang dapat diteliti, serta juga ikut serta dalam membangun jati diri bangsa
dengan mendukung pendidikan berkarakter.
b. Menjadi sebuah karya penelitian yang dapat memunculkan teori-teori
baru dalam bidang seni maupun desain yang dapat dipertanggung
jawabkan dan dapat menjadi contoh ataupun model penelitian bagi para
pendidik khususnya di bidang seni rupa dan desain.
3. Bagi Jurusan Pendidikan Seni Rupa
a. Selain diharapkan dapat menjadi sebuah karya ilmiah yang mempunyai
8
apresiasi yang tinggi dalam kajian akademik sebagai sebuah karya ilmiah
dalam bidang pendidikan seni rupa.
b. Dapat menjadi tambahan wawasan ilmu yang di sumbangkan demi
kemajuan jurusan pendidikan seni rupa di masa yang akan datang.
4. Bagi Sekolah
a. Semoga dapat menjadi acuan untuk adanya peneliti-peneliti lain yang
mengambil sampel di MTs Ar-Rohmah Bandung, dan menjadikan
sekolahh sebagai sekolah yang unggul, religius, dan berakhlaqul qarimah.
b. Mudah-mudahan dapat menjadi sumbangan ilmu yang dapat digunakan
untuk keperluan kegiatan belajar mengajar di sekolah.
E. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan skripsi ini tersusun dalam 5 Bab atau bagian besar
dengan susunan sbagai berikut:
Bab I Pendahuluan, dalam bab ini peneliti menguraikan latar belakang
dilakukannya penelitian dan permasalahan yang akan dikaji. Hasil pemikiran
peneliti yang menjadi dasar dan akar permasalahan. Selain itu dalam bab ini
peneliti merumuskan dan mengidentifikasi masalah, serta menyampaikan hal-hal
yang telah dirancang untuk melakukan penelitian. Bagian lain dalam bab ini juga
menguraikan sistematika penyusunan skripsi ini.
Bab II Kajian Teori, berisi dalil-dalil, model-model ataupun hukum yang
menjadi dasar kajian teori dalam peneitian. Bab ini memaparkan secara mendalam
dan rinci mengenai pembabakan teori dari mulai umum ke arah yang khusus
melalui kebahasaan yang kompleks. Selain itu juga memuat pendapat-pendapat
yang berhubungan dengan penelitian dari berbagai macam sumber. Dalam bab ini
juga menguraikan berbagai macam dalil yang menjelaskan mulai dari subjek
penelitian, objek penelitian sampai sampel dan pengantar teori.
Bab III Metodologi Penelitian, sesuai dengan judulnya bab ini khusus
membahas mengenai metode penelitian yang dilakukan secara terstruktur dan
ilmiah. Teori-teori penelitian tindakan, dan dalil yang melandasi penelitian, serta
9
struktur pembelajaran dikupas secara terperinci dalam bab ini. Selain itu dalam
bab ini juga di jelaskan mengenai prosedur perencanaan yang akan dilaksanakan
dalam rangka penelitian.
Bab IV Pembahasan, bab ini memaparkan data dan informasi yang
didapatkan menjelaskan hasil penelitian mengenai proses pembelajaran yang
dilakukan, perangkat pembelajaran yang dipakai, hasil pengumpulan dan olah
data. Pembahasannya mencakup gambaran umum mengenai perencanaan,
pelaksanaan pembelajaran dan hasil pembelajaran di kelas. Pembahasan dalam
bab ini ditulis berdasarkan sumber data yang diperoleh penulis yaitu berdasarkan
hasil tes, observasi, angket, catatan lapangan, serta hasil wawancara.
Bab V Kesimpulan, pada bab ini peneliti menyimpulkan pokok
permasalahan yang merupakan hasil temuan di lapangan. Bab ini juga
menguraikan solusi yang telah dikaji terlebih dahulu setelah melakukan
pengolahan data, serta memberikan hasil akhir dari proses penelitian yang
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Subjek Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Lokasi yang dipilih oleh peneliti adalah MTs Ar-Rohmah Bandung, yang
beralamat di Jalan Sukajadi No. 140 Kota Bandung. Maksud peneliti melakukan
penelitian di lokasi ini adalah tidak lain, karena peneliti berprofesi sebagai tenaga
kependidikan di lokasi tersebut dan untuk mempermudah proses penelitian
sebagai guru mata pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan.
Letak lokasi ini terbilang cukup strategis karena berada tepat di kota
Bandung yang notabene merupakan pusat kegiatan masyarakat Bandung. Lokasi
ini dirasa tepat menjadi lokasi penelitian selain untuk meningkatkan mutu
pendidikan di kota Bandung juga untuk meningkatkan mutu pendidikan sekolah
secara pribadi sebagai lembaga pendidikan yang memiliki daya saing dengan
lembaga pendidikan milik negara.
Adapun faktor yang menjadikan peneliti memilih lokasi ini sebagai tempat
diadakannya penelitian adalah karena keberadaan sekolah dengan konten
Madrasah yang letaknya di pusat perkotaan yang sangat jarang ditemui serta
rentan ditinggalkan peminat dalam konteks ini orang tua peserta didik, hal ini
cukup beralasan karena masyarakat yang tinggal di daerah perkotaan cenderung
mempunyai pemikiran yang lebih bebas dan berpendapat bahwa madrasah
memiliki aturan yang ketat bahkan sebagai instansi penyelenggara pendidikan.
Masyarakat perkotaan cenderung lebih memilih sekolah dengan nama yang sudah
tersohor sebagai jaminan mutu untuk pendidikan bagi putra maupun putrinya.
Muatan kurikulum yang dimiliki lembaga pendidikan berbasis madrasah
juga menjadi faktor pembeda dengan lembaga pendidikan lain. Hal ini biasanya
digunakan sebagai kelebihan lembaga pendidikan berbasis madrasah sebagai
kelebihan, namun juga terkadang hal ini yang kurang begitu diminati oleh calon
55
tua yang mengedepankan modernisasi sebagai tolak ukur perkembangan atau
kemajuan tingkat intelektual peserta didik.
Berdasarkan anggapan tersebut maka peneliti mencoba untuk memberikan
kontribusi sebagai insan akademisi untuk memajukan sekolah yang bersangkutan
agar semakin unggul dan dapat bersaing dengan lembaga lain yang memiliki
kualitas lembaga lebih tinggi. Melalui penelitian ini peneliti berharap kualitas
pembelajaran yang ada dapat lebih ditingkatkan demi mencapai visi lembaga
pendidikan Ar-Rohmah dan mewujudkan pembelajaran yang sesuai dengan tujuan
dari sistem pendidikan nasional.
Selain itu penelitian dilaksanakan di tempat ini dikarenakan faktor peneliti
sebagai seorang guru bidang pelajaran Seni Budaya dan keterampilan di sekolah
yang bersangkutan dan telah menjadi tenaga pengajar sejak tahun pelajaran
2013/2014. Sehubungan dengan hal tersebut pemilihan lokasi dilakukan dengan
mempertimbangkan beban mengajar dan waktu yang tersedia dalam melakukan
penelitian. Berdasarkan faktor-faktor tersebut maka akhirnya peneliti memutuskan
untuk melaksanakan penelitian di Madrasah Tsanawiyah (MTs) Ar-Rohmah
Bandung yang beralamat di Jalan Sukajadi No. 140 Bandung.
2. Subjek Penelitian
Peneliti secara khusus memilih kelas VIII sebagai populasi untuk
dilaksanakannya proses penelitian dan dikumpulkannya data hasil penelitian.
Alasan peneliti memilih kelas tersebut karena secara prosedural kelas VIII
memiliki karakter psikologis anak yang paling kuat dengan proses pencarian jati
diri atau kepribadian. Kelas dengan label tingkat VIII ini memiliki keunggulan
kreatifitas seperti yang dimiliki peserta didik tingkat awal, dan mulai mengenal
kedewasaan pemikiran yang dimiliki peserta didik tingkat akhir di jenjang SMP.
Hal ini dilandasi pemikiran yang dikemukakan dalam bab sebelumnya
yang memaparkan mengenai kemampuan menggambar anak, bahwa anak dengan
usia 10-12 tahun yang memiliki ciri dan karakter tententu yang cenderung
mengekang imajinasinya dengan pemikiran-pemikiran yang bersifat logis. Oleh
56
permasalahan yang terjadi pada anak dengan usia tersebut yang pada
penempatannya berada di tingkat kelas VIII jenjang pendidikan SMP.
Subjek dalam penelitian ini adalah peserta didik MTs Ar-Rohmah kelas
VIII. Dengan objek yang diteliti adalah kemampuan peserta didik dalam berkarya
poster dengan menggunakan teknik kolase. Penelitian ini dilaksanakan dalam
empat tahap yakni pengenalan materi, pretes, latihan, dan postes yang kemudian
akan diuraikan dalam perencanaan penelitian.
B. Waktu dan Jadwal Penelitian
Waktu penelitian ini dilaksanakan pada jam pelajaran Seni Budaya (Seni
Rupa) pada semester ganjil 2013/2014. Dalam satu jam pelajaran terhitung 40
menit waktu tersedia akumulasi waktu pembelajaran yang digunakan ini mengacu
pada waktu yang dianjurkan dalam undang-undang mengenai sisdiknas, sehingga
waktu yang digunakan dalam satu kali penelitian adalah dua jam pelajaran, yakni
selama 80 menit. Penelitian ini berlangsung pada awal bulan Oktober hingga
bulan November 2013. Adapun rincian jadwal penelitiannya adalah sebagai
berikut:
Tabel 3.1.
JADWAL PELAKSANAAN PENELITIAN
No. Jenis Kegiatan Hari Tanggal
1. Pengenalan Materi Pembelajaran Kamis 17 Oktober 2013
2. Siklus I Kamis 24 Oktober 2013
3. Materi Konsep Kolase Kamis 31 Oktober 2013
4. Siklus II Kamis 07 November 2013
Jadwal penelitian yang tersusun ini bersifat tidak mengikat dan dapat
bertambah maupun berubah sesuai dengan kebutuhan peneliti. Adapun perubahan
penelitian secara terperinci akan dikaji terlebih dahulu dalam instrumen penelitian
57
C. Desain Penelitian
Sebuah penelitian memerlukan rancangan yang terstruktur dan
komperehesif karena jika permasalahn dirumuskan secara ilmiah maka begitupun
dengan alternatif pemecahannya diharuskan juga selaras dengan metode ilmiah
yang berlaku dalam bidang keilmuan. Rancangan awal dari penelitian ini
menggunakan konsep dari desain Kemmis dan McTaggart yang dirumuskan
terlebih dahulu oleh Lewin sebagai berikut.
Bagan 3.1.
Desain Model Kurt Lewin dalam Penelitian Tindakan. (Sumber : Rekayasa Digital Penulis)
Kerangka pemikiran yang dicetuskan oleh Kurt Lewin inilah yang
menciptakan sebuah teori metode penelitian tindakan. Teori ini meliputi empat
aspek yakni, planning atau dengan kata lain perencanaan yang dilakukan untuk
merancang sebuah skenario penelitian yang melingkupi seluruh kegiatan
penelitian, lalu acting atau sebuah kegiatan tindakan yang ruang lingkupnya
merupakan praktik dalam sebuah pendekatan, lalu observating atau pengamatan
yang dilakukan setelah dilakukannya tindakan untuk mengamati situasi dan
kondisi yang terjadi, selanjutnya adalah reflecting atau refleksi yang berarti
sebuah tinjauan terhadap hasil tindakan dan pengamatan yang telah dilakukan.
Acting
Observating
Planning
58
Setelah itu untuk melihat ataupun membuat peningkatan hasil dari sebuah
pembelajaran maka Lewin menciptakan alur penelitian ini berputar, sehingga
kemudian kita kenal dengan siklus.
Kerangka yang berupa siklus ini pun kemudian dikembangkan oleh
Kemmis dan McTaggart yang membuatnya menjadi lebih jelas dan terperinci
dengan sistem siklus spiral atau bisa disebut dengan siklus yang berulang-ulang.
Siklus yang dibuat oleh Kemmis dan Mctaggart ini jelas lebih spesifik dengan
membubat tiga siklus sebagai acuan untuk tercapainya tujuan substansi dari proses
pembelajaran tersebut.
Dalam teorinya Kemmis membuat siklus ini lebih terurai dengan
menambahkan bebearapa tahapan seperti menemukan gagasan awal sebagai akar
dari ditemukannya permasalahan yang terjadi, juga adanya proses reconnaissance
sebagai proses penemuan fakta yang biasanya dalam bidang keilmuan disebut
dengan istilah temuan. Selain itu dalam satu kali siklus juga memiliki beberapa
pilihan langkah yang sudah disediakan sebelumnya oleh peneliti. Setelah memilih
option langkah yang tersedia adanya implementasi dari langkah yang telah
ditentukan. Kemudian hal pembeda dari dasar pemikiran yang dikemukakan oleh
Lewin, Kemmis juga memberikan proses evaluasi sebelum sampai pada tahapan
penelitian selanjutnya. Proses evaluasi ini juga sebagai bahan refleksi untuk
melakukan tahapan perbaikan. Dalam evaluasi juga dapat dispekulasikan adanya
kemungkinan temuan baru yang tidak ditemukan sebelumnya dalam proses
renaissance.
Secara jelas tahapan-tahapan yang dikemukakan oleh Kemmis dipaparkan
dalam sajian bagan dengan hasil pengembangan dari konsep siklus yang
dicetuskan oleh Lewin sebagai penelitian tindakan yang pada umumnya meliputi
59
Bagan 3.2.
Model Lewin yang ditafsirkan oleh Kemmis (Sumber : Wiriaatmaja, 2005 :62)
Model ini menggambarkan sebuah spiral dari beberapa siklus kegiatan.
Bagan yang melukiskan kegiatan ini pada siklus dasar kegiatan yang terdiri dari
mengidentifikasi gagasan umum, melakukan reconnaissance, menyusun rencana
umum, mengembangkan langkah tindakan yang pertama, mengimplementasikan
langkah tindakan pertama, dan memperbaiki rancangan umum. Dari siklus yang
pertama inilah, apabila peneliti menilai adanya kesalahan atau kekurangan dapat GAGASAN AWAL
RECONNAISSANCE
Rencana Umum
Langkah 1
Langkah 2
Langkah dst.
Implementasi Langkah 1
Evaluasi Perbaikan Rencana
Langkah 1
Langkah 2
Implementasi Langkah 2
60
memperbaiki atau memodifikasi dengan mengembangkannya dalam spiral ke
perencanaan langkah tindakan kedua.
Dalam penjelasannya juga Wiriaatmaja mengemukakan bahwa siklus
dalam spiral ini baru berhenti apabila tindakan substansif yang dilakukan oleh
penyaji sudah dievaluasi baik, yaitu penyaji yang mungkin peneliti sendiri atau
mitra guru sudah menguasai keterampilan mengajar yang dicobakan dalam
penelitian tersebut (2005 : 63). Bagi peneliti pengamat atau observer, siklus
dihentikan apabila data yang dikumpulkan untuk penilaian sudah jenuh, atau
kondisi kelas sudah stabil.
Model ini menggambarkan sebuah spiral dari beberapa siklus kegiatan.
Bagan yang melukiskan kegiatan ini pada siklus dasar kegiatan yang terdiri dari
mengidentifikasi gagasan umum, melakukan reconnaissance, menyusun rencana
umum, mengembangkan langkah tindakan yang pertama, mengimplementasikan
langkah tindakan pertama, dan memperbaiki rancangan umum. Dari siklus yang
pertama inilah, apabila peneliti menilai adanya kesalahan atau kekurangan dapat
memperbaiki atau memodifikasi dengan mengembangkannya dalam spiral ke
perencanaan langkah tindakan kedua.
Dalam penjelasannya juga Wiriaatmaja (2005 : 63) mengemukakan bahwa
siklus dalam spiral ini baru berhenti apabila tindakan substansif yang dilakukan
oleh penyaji sudah dievaluasi baik, yaitu penyaji yang mungkin peneliti sendiri
atau mitra guru sudah menguasai keterampilan mengajar yang dicobakan dalam
penelitian tersebut. Bagi peneliti pengamat atau observer, siklus dihentikan
apabila data yang dikumpulkan untuk penilaian sudah jenuh, atau kondisi kelas
sudah stabil.
Secara terperinci bagan yang diberikan oleh Kemmis ditafsirkan sebagai
berikut:
1. Penyusunan gagasan atau rencana umum dapat dilakukan jauh sebelumnya.
2. Reconnaissance bukan hanya kegiatan menemukan fakta di lapangan akan
tetapi juga mencakup analisis, dan terus berlanjut pada siklus berikutnya, dan
61
3. Implementasi tindakan bukan pekerjaan yang mudah, karenanya jangan
langsung dievaluasi melainkan dimonitor dahulu sampai langkah
implementasi dilakukan seoptimal mungkin.
Banyak gagasan yang dilontarkan oleh Kemmis ke public salah satu
diantaranya gagasan mengenai penelitian yang ia sampaikan dengan rekan
penelitinya McTaggart. Adapun beberapa penjelasan mengenai penelitian
tindakan secara mendetail dijelaskan oleh Kemmis dan McTaggart dalam bagan
berikut.
Gambar 3.1.
Model Spiral dari Kemmis dan McTaggart (Sumber : navelmangelep.files.wordpress.com)
Secara mendetail Kemmis dan McTaggart (Hopkins, 1993 : 48) dalam
Wiriaatmaja (2005 : 66) menjelaskan tahap-tahap penelitian yang dilakukannya.
Permasalahan penelitian difokuskan kepada strategi bertanya kepada peserta didik
dalam pembelajaran sains. Keputusan ini dari pengamatan tahap awal yang
menunjukan bahwa peserta didik belajar sains dengan cara menghafal dan bukan
dalam proses inkuiri. Dalam diskusi dipikirkan cara untuk mendorong inkuiri
62
kepada peserta didik? Akhirnya diputuskan untuk menyusun strategi bertanya.
Maka dirancanglah strategi bertanya untuk mendorong peserta didik untuk
menjawab pertanyaannya sendiri. Semua kegiatan ini dilakukan pada ahap
perencanaan.
Hal ini sama seperti yang dilakukan dengan menggunakan konsep yang
pertama namun dengan analisa kegiatan yang menyempit. Proses penelitian ini
juga menggunakan strategi dan pelaksanaan yang mirip namun dengan tahapan
yang lebih terperinci untuk memfokuskan sebuah permasalahan supaya dapat
dikaji secara mendalam. Peneliti dalam bagan ini juga melekukan tahap observasi
dengan melaksanakan pengamatan secara menyebar dan menyeluruh dalam suatu
fokus permasalahan.
D. Metode Penelitian
Dalam melangsungkan penelitian ini peneliti merancang metode penelitian
tindakan kelas yang akan dipakai selama melaksanakan penelitian. Tahap-tahap
penelitian tindakan kelas ini seperti yang dipaparkan Kemmis dan McTaggart
dalam Wriiatmaja (2010 : 133) dimana tahapan penelitian dimulai dengan
perencanaa (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing), refleksi
(reflecting) dan perencanaan kembali yang merupakan dasar untuk pemecahan
masalah. Alat evaluasi yang digunakan peneliti berupa tes. “Tes merupakan
serentetan pertanyaan atau latihhan serta alat lain yang digunakan untuk
mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang
dimiliki oleh individu atau kelompok” (Suhara, 2011 : 7).
Untuk memperoleh data yang utuh dan menyeluruh, peneliti melakukan
beberapa tahap kegiatan sebelum memulai penelitian, yang dipaparkan sebagai
berikut.
1. Observasi
Peneliti melakukan studi lapangan dan mengamati situasi kodisi di sekitar
lapangan, peneliti juga mepelajari keadaan sekolah dan guru-guru. Serta
berinteraksi dengan guru seni rupa terdahulu dan para peserta didik.
63
Setelah menganalisa situasi dan kondisi lapangan, peneliti merancang
prosedur pembelajaran yang akan dilakukan diantaranya mempersiapkan
perangkat pembelajaran guru, dan menyusun pretes, postes, dan lembar observasi.
3. Pelaksanaan
Karena peran penelti sebagai tenaga pengajar di sekolah yang
bersangkutan dalam tahap pelaksanaanya peneliti melakukan pretes, pengetahuan
mengenai unsur-unsur visual, mendeskripsikan konsep desain komunikasi visual,
dan menjelaskan tentang konsep poster dengan peran serta fungsinya.
Menganalisa karya dan menguraikan unsur-unsur yang terkandung di dalamnya.
4. Pengamatan
Pengamatan yang dilakukan peneliti selama proses pembelajaran
diantaranya menganalisa kelemahan dan kelabihan metode pembelajaran yang
digunakan, serta bentuk instrumen dalam pembelajaran.
5. Refleksi
Setelah melakukan pengamatan selanjutnya peneliti melakukan refleksi
untuk mengkaji ulang kelemahan dan mencari solusi untuk menanggulanginya,
dan merencanakan pembelajaran perbaikan.
6. Evaluasi
Setelah data terkumpul kemudian data diolah, dan dianalisa untuk
kemudian dilakukan proses evaluasi sebagai wujud proses refleksi untuk
mengetahui sejauh mana hasil dari proses pembelajaran.
Penelitian Tindakan didefinisikan sebagai suatu bentuk kajian yang
bersifat reflektif oleh pelaku tindakan. Penelitian ini berupaya memperbaiki hal
yang dirasa belum optimal oleh peneliti, selain meningkatkan mutu pendidikan
yang paling penting adalah meningkatkan kemampuan dan keterampilan peserta
didik. Dengan meningkatkan pengetahuan, dan melatih keterampilan peserta
didik, dan membangun sikap dan nilai yang dituntut dari seorang pendidik,
diharapkan masyarakat akan mengubah pandangan mereka terhadap pendidik.
Pemilihan metode penelitian tindakan kelas ini didasari sikap peneliti yang
ingin memperbaiki diri dalam memberikan pembelajaran juga ingin mewujudkan
64
keberhasilan mewujudkan visi pembelajaran. Metode ini dianggap sebagai metode
yang efektif digunakan karena jabatan peneliti sebagai pendidik yang bertanggung
jawab terhadap peserta didiknya. Sebagai seorang guru professional pendidik
haruslah mengetahui berbagai permasalahan dalam proses pembelajaran yang
dialami peserta didiknya, juga harus mencari dan menguji pemecahan masalah
tersebut secara ilmiah.
Seperti pendapat yang dikemukakan oleh Kemmis dan McTaggart yang
juga dikutip oleh Madya (2006 : 9) bahwa,
penelitian tindakan adalah suatu bentuk penelitian refleksif diri kolektif yang dilakukan oleh peserta-pesertanya dalam situasi sosial untuk meningkatkan penalaran dan keadilan praktik pendidikan dan praktik sosial mereka, serta pemahaman mereka terhadap praktik-praktik mereka dan terhadap situasi tempat praktik-praktik tersebut dilakukan (1988 : 5-6).
Pendapat ini juga senada dengan yang disampaikan oleh Burns (1999 : 30)
dalam Madya (2006 : 9) yang mengutarakan bahwa penelitian tindakan
merupakan penerapan penemuan fakta pada pemecahan masalah dalam situasi
sosial dengan pandangan untuk meningkatkan kualitas tindakan yang dilakukan di
dalamnya, yang melibatkan kolaborasi dan kerjasama para peneliti, praktisi dan
orang awam.
Setelah melakukan tahapan rancangan yang disusun untuk merumuskan
sebuah penelitian maka disimpulkan penelitian dengan teknik dan metode tertentu
yang kurang lebih efektif untuk digunakan dalam mengkaji permasalahan yang
ada dalam fokus permasalahannya.
Dengan pertimbangan tersebut maka dipilih penelitian tindakan kelas yang
menggunakan asas Lewin sebagai landasan teoritis untuk melakukan penelitian
dan tahapan penelitian secara mendalam akan dikupas menurut teori yang
dikembangkan oleh Kemmis dan McTaggart dengan penelitian tindakan kelasa
yang dilaksanakan dalam dua siklus.
Siklus yang pertama yaitu dengan meneliti dan menemukan fokus
permasalahan yang akan ditelitit setelah melalui tahap observasi, lalu
merumuskan permasalahan dalam beberapa poin pertanyaan yang kemudian
65
ke teori penelitian tindakan kelas. Dalam penelitian ini diharapkan adanya
feedback yang baik bagi sekolah karena tujuan dari penelitian adalah untuk
meningkatkan kemampuan peserta didik dalam keahliannya di bidang tertentu
yang menjadi fokus permaslahan.
Melalui penelitian tindakan kelas ini diharapkan peneliti dapat
menganalisa permasalahan-permasalahan yang ditemukan, dan mencari
alternative pemecahannya dengan metode ilmiah. Dengan pemilihan metode ini
diharapkan juga bahwa pemecahan masalah tersebut selain dapat menyelesaikan
perkaranya juga dapat meningkatkan mutu serta kualitas dari proses pembelajaran
yang dapat dilakukan ke depannya.
E. Instrumen Penelitian
Seperti dalam pernyataan Moleong (2011 : 327) “peneliti dalam penelitian kualitatif adalah instrumen itu sendiri”. Instrumen penelitian lain yang digunakan dalam pelaksanaan penelitian ini meliputi penggunaan tes, uji praktik kerja,
lembar observaasi, studi dokumentasi, studi kepustakaan, dan lainnya. Adapun tes
merupakan sebuah alat untuk mengukur sejauh mana kemampuan peserta didik
mengenai permasalahan yang diwujudkan dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan
terterntu yang telah diuji terlebih dahulu validitas dan reabilitasnya agar dapat
tercapai indikator-indikator yang telah ditentukan.
Tujuan dari digunakannya instrumen-intrumen penelitian tersebut tidak
lain adalah sebagai alat ukur terhadap subjek yang diteliti. Kegunaan alat ukur
tersebut untuk mempermudah proses pengumpulan data secara cepat dan acak. Ini
digunakan agar peneliti lebih mudah mengkaji permasalahan-permasalahan yang
terjadi dan menemukan hal baru dalam proses penelitian.
Dalam penyusunan instrumen penelitian juga secara langsung
menguraikan permasalahan kedalam sebuah rencana proses pembelajaran untuk
itu proses pembelajaran yang diinginkan harus tercapai dengan baik dengan
disrencanakannya proses pembelajaran melalui RPP. Bentuk RPP inilah yang
66
penelitian tindakan kelas susunan RPP ini juga merupakan bagian dari sebuah
instrument yang diujikan.
Bentuk instrumen tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pertanyaan-pertanyaan mendasar yang berhubungan dengan konsep penelitian
dalam ruang lingkup karya poster. Beberapa tes yang berupa pertanyaan tersebut
dirumuskan ke dalam susunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang
telah dirumuskan terlebih dahulu. Untuk itu RPP yang telah disusun tersebut
dilakukan pengkajian terlebih dahulu dan melalui proses revisi ataupun perbaikan.
Untuk mengetahui contoh instrumen yang diberikan kepada peserta didik berikut
RPP yang telah disusun untuk kebutuhan penelitian.
RPP digunakan sebagai perlengkapan perangkat guru untuk kegiatan
belajar mengajar, dalam sebuah RPP juga terdapat beberapa instrumen pembantu
untuk kegiatan belajar mengajar. Hal itu tergantung bagaimana kebutuhan guru
dalam melaksanakan proses belajar baik di dalam maupun di luar kelas yang
khususnya banyak diterapkan dalam pembelajaran seni budaya.
Berikutnya dalam instrumen penelitian juga mempunyai lembar observasi,
lembar observasi ini bertujuan untuk memonitor atau mengamati proses penelitian
yang dilakukan oleh kolaborator atau peneliti lain sebagai teman sejawat. Lembar
observasi berfungsi sebagai kontrol yang mengendalikan arah penelitian supaya
terlaksana dengan baik. Arah dan tujuan pembelajaran tersambppaikan dengan
efektif dan penelitan berlangsung optimal. Kegunaan lembarr observasi ini untuk
mengkaji proses pelaksanaan penelitian yang masih dalam proses perbaikan
sekaligus untuk menemukan permasalahan dalam metode pembelajaran yang
digunakan.
Adapun penyusunan instrumen tes yang dicantumkan ke dalam RPP
mempunyai validitas yang telah diuji oleh peneliti terlebih dahulu. Pengujian itu
memunculkan indicator pencapaian yang akan dicapai peserta didik dan
dirumuskan ke dalam sebuah kisi-kisi instrumen tes yang telah disusun oleh
67
Penyusunan instrument tes secara lengkap ada dalam bab pembahasan
penelitian yang memuat seluruh data yang didapat dan dirancang saat proses
pembelajaran sedang berjalan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
F. Definisi Operasional
Dalam penelitian ini secara khusus peneliti perlu merumuskan definisi
operasional dari setiap variable yang digunakan untuk menganalisa setiap
indicator yang akan dicapai dari setiap langkah penelitian demi mencapai tujuan
penelitian.
Adapun variabel yang disusun untuk keperluan penelitian dirumuskan ke
dalam bentuk table yang menganalisa setiap indicator pencapaian yang diperlukan
dalam penelitian. Berikut ini setiap variabel dibuat ke dalam bentuk aspek yang
digunakan dalam proses penelitian dan diterapkan dalam proses pembelajaran.
Tabel 3.2.
Indikator Pencapaian dalam Variabel
No Aspek Indikator
1 Kemampuan peserta didik tentang pengetahuan dasar seni rupa c. Menyebutkan alat dan bahan untuk
68
Melalui indicator tersebut peneliti akan menilai setiap variabel yang
kemudian akan diuraikan dalam bentuk instrumen penelitian. Dalam setiap
variabel melahirkan butir-butir konsep penelitian yang dipaparkan ke dalam
bentuk tes, uji praktik, dan teknik penyelesaian tugas.
G. Teknik Pengumpulan Data
Data yang diolah dalam pelaksanaan penelitian ini adalah data mengenai
kemampuan peserta didik dalam berkarya poster, khususnya dengan
menggunakan teknik kolase sebagai perangsang keterampilan peserta didk agar
mencapai tujuan penelitian. Untuk memperoleh data hasil penelitian maka peneliti
menggunakan beberapa teknik dalam pelaksanaannya, antara lain dengan
menggunakan teknik tes, studi kepustakaan, observasi, angket, catatan lapangan,
dan studi dokumentasi.
1. Tes
Tes adalah sebuah teknik pengumpulan data yang dilakukan untuk
menguji subjek dalam mendapatkan data tentang hasil proses pembelajaran
peserta didik yang meliputi kemampuan awal dan akhir peserta didik, dalam hal
ini secara khusus tes yang digunakan adalah tes tindakan atau praktik dalam
berkarya poster.
Teknik tes tindakan ini diberikan dengan pertimbangan subjek yang diteliti
adalah kemampuan peserta didik dalam berkarya dan peserta didik sebagai
partisipan atau pengguna objek penelitian.
2. Studi Kepustakaan
Teknik studi kepustakaan ini dilakukan dengan cara membaca dan
mempelajari sumber-sumber yang terkumpul dalam bentuk tulisan ataupun
sumber tertulis lainnya yang berhubungan dan mendukung dalam memecahkan
permasalahan yang dikaji. Teknik ini bertujuan mengumpulkan sebanyak
mungkin informasi berupa data yang didapat untuk dianalisa dan kemudian dikaji
sebagai pertimbangan dalam memecahkan fokus permasalahan yang diteliti.
Setelah literature terkumpul dan cukup relevan sebagai acuan sumber penulisan
69
sumber yang relevan dan memilih sumber yang tepat untuk dipergunakan dalam
penelitian maupun penulisan.
3. Studi Observasi
Studi observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
mengadakan pengamatan langsung di lokasi penelitian pada proses pembelajaran.
Dalam penelitian ini observasi dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung
baik dalam proses penelitian maupun pembelajaran.
Hal-hal yang menjadi bahan pertimbangan untuk dilakukannya observasi
dalam penelitian ini antara lain adalah a) Proses pembelajaran berkarya poster
menggunakan teknik kolase yang meliputi tujuan, materi, kegiata, praktik,
metode, dan evaluasi. b) Kemampuan peserta didik dalam berkarya poster dengan
menggunakan teknik kolase. Secara khusus hasil dari observasi memusatkan
penelitian pada subjek peserta didik tingkat VIII di MTs Ar-Rohmah Bandung.
4. Angket
Angket atau kuisioner merupakan alat pengumpul data melalui komunikasi
tidak langsung, yaitu tulisan. Angket ini berisi daftar pertanyaan yang bertujuan
untuk mengumpulkan keterangan tentang berbagai hal yang berkaitan dengan
responden.
5. Catatan Lapangan
Catatan lapangan atau catatan harian adalah sebuah catatan yang
digunakan untuk mencatat hal-hal yang terjadi selama proses pembelajaran
berlangsung. Dalam penelitian ini juga menggunakan catatan harian yang secara
langsung maupun tidak dipergunakan selama penelitian.
6. Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi adalah sebuah pengkajian data yang diperoleh melalui
pengumpulan data secara digital melalui kamera maupun rekaman. Studi
dokumentasi mengandung data tidak langsung maupun langsung namun dengan
70
H. Analisis Data
Proses analisis data pada dasarnya adalah melakukan kajian untuk
memahami struktur suatu fenomena-fenomena yang terjadi, dengan melakukan
suatu tindakan terhadap fenomena atau peristiwa tersebut (Nurlailasari, 2011 :
103).
Lebih jelasnya lagi analisis data merupakan kegiatan setelah data dari
seluruh responden atau sumber data lain terkumpul. Kegiatan dalam analisis data
adalah mengelompokan data berdasarkan variable dari seluruh responden,
mentabulasikan data berdasarkan variable yang diteliti, melakukan berbagai
macam perhitungan untuk menjawab permasalahan-permasalahan yang
ditemukan.
Dalam menganalisis data hasil penelitian dalam bentuk hasil tes, angket,
dan observasi, disajikan secara analis-deskripsi, lalu data yang termasuk ke dalam
golongan angka terhitung dikalkulasikan secara menyeluruh untuk kemudian
dipresentasikan ke dalam sebuah diagram untuk dianalisa kembali dengan tujuan
melihat adanya perbandingan antara kegiatan awal penelitian dan akhir penelitian
dalam uji cobanya denngan memasukan variable tertentu ke dalam penelitian.
Data yang dikumpulkan juga untuk kemudian diberi tingkatan nilai dengan
skor, ataupun dengan nilai aspek tingkat kualitas jawaban yang dijelaskan dengan
kalimat sangat baik, baik, sedang, kurang baik, sangat kurang sekali. Pemberian
teknik penilaian ini disesuaikan dengan setiap variabel yang diujikan ke dalam
bentuk instrumen dan hasilnya mengacu pada setiap indikator yang dicapai.
Proses analisis data ini yang kemudian dipaparkan dalam bab
pembahaasan dan dikaji secara lengkap mengenai keakuratan dan korelasi data
dengan teori yang digunakan dalam proses penelitian. Selain itu proses analisis
data ini dilaksanakan setelah proses pengumpulan data berlangsung dan ata yang
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan pengolahan dan analisis data yang telah dilakukan peneliti
yang dilakukan melalui prosedur penelitian dan pembelajaran maka didapatkan
kesimpulan mengenai hasil dari proses yang telah dilakukan.
1. Perencanaan pembelajaran menggambar poster dalam siklus 1 dan siklus 2
dimulai dengan mengkaji sistem kurikulum yang ada di lokasi penelitian
yakni MTs Ar-Rohmah Bandung kemudian menganalisa Standar Kompetensi
(SK) dan Kompetensi Dasar (KD) pada mata pelajaran Seni Budaya (Seni
Rupa) untuk kelas VIII jenjang SMP, setelah itu merumuskan tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai dalam tiap fase atau siklus, siklus pertama
bertujuan untuk melihat sejauh mana keterampilan peserta didik dalam
menciptakan karya poster, kemudian siklus yang kedua bertujuan untuk
meningkatkan keterampilan peserta didik dalam berkarya poster melalui
penerapan teknik kolase yang digunakan dalam proses berkarya seni poster
tersebut.
Kemudian menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang akan
digunakan dalam tiap tahap pembelajaran juga RPP perbaikan. Dalam
kegiatan perencanaan pembelajaran ini peneliti menemukan kesulitan dalam
menyesuaikan standar prosedur pembelajaran atau skenario pembelajaran
yang akan diterapkan di dalam kelas. Oleh karena itu peneliti berupaya
menyusun prosedur pembelajaran dengan melihat referensi dari
sumber-sumber terkait dan mendiskusikannya bersama kolaborator sebagai partner di
dalam kelas.
2. Tahap pelaksanaan pembelajaran yang terjadi di dalam siklus 1 berlangsung
lancar, namun masih banyak ditemukan kekurangan-kekurangan yang terjadi
dalam proses pelaksanaannya. Seperti skenario pembelajaran yang kurang
153
tidak dapat diprediksi. Dalam proses pelaksanaan pembelajaran siklus yang
pertama ini ditemukan berbagai kesulitan peserta didik dalam berkarya
poster, seperti beberapa peserta didik yang mengganggu peserta didik lain,
lalu adanya peserta didik yang mengalami kesulitan dalam memulai
pekerjaan berkarya. Kesulitan tersebut kemudian dirumuskan dan dicari
alternatif pemecahan masalahnya agar kemudian tidak terjadi dalam proses
pembelajaran siklus kedua. Dalam siklus 2 proses pembelajaran berjalan
sesuai dengan skenario atau prosedur pembelajaran yang telah disusun
sebelumnya dan berlangsung kondusif. Proses pelaksanaan pembelajaran
sesuai dengan yang tertuang dalam RPP dan alokasi waktu yang telah
ditentukan sebelumnya juga berjalan sesuai rencana. Namun masih
ditemukannya kekurangan dalam proses pembelajaran siklus yang kedua ini
merupakan kesulitan peserta didik yang kurang memahami tahapan dalam
berkarya seperti yang telah dibahas dalam penelitian, sampai pada akhirnya
peserta didik dapat menciptakan karya poster menggunakan teknik kolase
dengan baik.
3. Kemudian hasil pembelajaran yang diperoleh dalam siklus 1 kurang
memuaskan. Hal ini dikarenakan pemahaman peserta didik yang masih
belum optimal. Hasil yang diperoleh ini menjauh dari perkiraan yang pada
awal mulanya diprediksi mayoritas dapat melampaui Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM) yang telah ditentukan namun pada kenyataannya masih
dibawah KKM, akan tetapi nilai rata-rata yang didapatkan dalam siklus 1
tidak begitu mengecawakan dengan nilai rata-rata 71,53 dianggap cukup baik
dalam hasil pembelajaran siklus 1. Untuk siklus yang kedua hasil
pembelajaran berkarya poster dengan menerapkan teknik kolase
menghasilkan nilai yang lebih baik dari nilai pada siklus pertama. Nilai yang
didapatkan dalam hasil pembelajaran siklus yang kedua ini mayoritas berada
di atas nilai KKM, dengan hasil rata-rata nilainya berada di angka 82,82 nilai
ini merupakan nilai akhir yang didapatkan dengan sangat baik oleh peserta
didik karena kemampuan mereka menciptakan karya seni poster
154
Dari hasil yang didapatkan dapat disimpulkan bahwa penelitian yang telah
dilakukan untuk meningkatkan keterampilan peserta didik berkarya poster
dengan menggunakan teknik kolase telah berhasil baik, dan untuk selanjutnya
mudah-mudahan dapat dianalisa lebih lanjut untuk penelitian selanjutnya
maupun untuk kepentingan analisis data.
B. Saran dan Rekomendasi
Dalam penelitian ini peneliti juga berharap akan adanya tindak lanjut yang
dilakukan baik itu dari peneliti lain, sampai kepada lembaga ataupun instansi
dengan wewenang di bidang pendidikan untuk menelaah lebih lanjut mengenai
penelitian ini. Adapun beberapa saran dan rekomendasi yang diberikan oleh
peneliti selaku penulis untuk digunakan dalam penelitian-penelitian lain yang
diharapkan dapat bermanfaat bagi kehidupan pendidikan umumnya dan seni rupa
secara khususnya. Saran dan rekomendasi tersebut dijelaskan sebagai berikut:
1. Bagi Dunia Pendidikan
Pendidikan adalah hak semua umat manusia yang sadar dan beragama.
Oleh karena itu dunia pendidikan sebaiknya mengulas kembali pernyataan
tersebut, karena pada kenyataannya masih terdapat banyak sekali kekurangan
yang bermula dari dunia kependidikan itu sendiri. Untuk selanjutnya sebaiknya
pendidikan di Indonesia harus lebih mengutamakan penanaman karakter pada
peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan Indonesia yang tercantum dalam
Undang-Undang Dasar No. 2 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional.
2. Bagi Jurusan Pendidikan Seni Rupa
Penelitian mengenai pembelajaran seni rupa secara khusus di jurusan
pendidikan seni rupa Universitas Pendidikan Indonesia senidiri dirasa masih
terbilang kurang memenuhi aspek yang ada dalam esensi seni itu sendiri. Untuk
itu sebaiknya jurusan pendidikan seni rupa secara khusus mengelola penelitian
tersebut dengan baik, menyediakan fasilitas untuk penelitian dengan tulus, supaya
penelitian tersebut tidak hanya menjadi sebuah hasil yang tidak bernilai seni,
155
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Bagi peneliti selanjutnya penulis berharap semoga karya tulis ini dapat
bermanfaat dengan sangat baik, bagaimanapun penggunaannya. Peneliti pun
mempunyai rekomendasi temuan yang apabila akan diteliti sebaiknya menelaah
terlebih dahulu aspek yang akan diteliti, faktor yang mempengaruhi setiap
variabel dan hubungannya dengan esensi pendidikan. Sellanjutnya penulis juga
berharap melalui penelitiannya akan banyak peneliti lain yang akan menelaah
lokasi yang diteliti penulis sebelumnya. Karena masih banyak aspek yang dapat di
teliti dari lokasi tersebut.
4. Bagi Pembaca
Selanjutnya bagi para pembaca peneliti berharap banyak manfaat yang
dapat digunakan dari karya tulis ini, baik berrupa ilmu maupun hal lain yang bisa
diambil. Saran dari penulis bagi pembaca adalah belajar mengenai banyak hal
merupakan hal terbaik yang dapat dipelajari. Oleh karena itu tuntutlah ilmu
sampai menutup usia, niscaya ilmu yang kita amalkan akan menjadi bekal kelak di
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. (2009). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Damajanti, I. (2006). Psikologi Seni: Sebuah Pengantar. Bandung: PT. Kiblat Buku Utama.
Dwijatmiko, A., dkk. (2009). Irama Visual: Dari Toekang Reklame Sampai
Komunikator Visual. Yogyakarta: Jalasutra.
E. Sadjiman, Santoyo. (2009). Nirmana Elemen-elemen Seni dan Desain. Yogyakarta: Jalasutra.
Hamalik, O. (1977). Media Pendidikan. Bandung: Alumni.
Harjanto. (2010). Perencanaan Pengajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
J. Moleong, Lexy. (2011). Metodelogi Penelitian Kualitatif: Edisi Revisi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Kusrianto, A. (2007). Pengantar Desain Komunikasi Visual. Yogyakarta: ANDI.
Suwarsih, M. (2009). Teori dan Praktik Penelitian Tindakan. Bandung: Alfabeta.
Masri, A. (2010). Strategi Visual. Yogyakarta: Jalasutra.