• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN TEKNIK KOLASE DALAM BERKARYA POSTER UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PESERTA DIDIK DI MTs AR-ROHMAH BANDUNG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN TEKNIK KOLASE DALAM BERKARYA POSTER UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PESERTA DIDIK DI MTs AR-ROHMAH BANDUNG."

Copied!
45
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN TEKNIK KOLASE DALAM MENINGKATKAN

KETERAMPILAN PESERTA DIDIK BERKARYA POSTER

DI MTs AR-ROHMAH BANDUNG

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari

Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Seni Rupa

Oleh

Mochamad Aqlima Mustaqim

0906901

JURUSAN PENDIDIKAN SENI RUPA

FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

(2)

PENERAPAN TEKNIK KOLASE DALAM MENINGKATKAN

KETERAMPILAN PESERTA DIDIK BERKARYA POSTER

DI MTs AR-ROHMAH BANDUNG

Oleh

Mochamad Aqlima Mustaqim

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni

© Mochamad Aqlima Mustaqim 2013

Universitas Pendidikan Indonesia

Desember 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,

(3)

MOCHAMAD AQLIMA MUSTAQIM

PENERAPAN TEKNIK KOLASE DALAM MENINGKATKAN

KETERAMPILAN PESERTA DIDIK BERKARYA POSTER

DI MTs AR-ROHMAH BANDUNG

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PENGUJI:

Penguji I

Dr. Tri Karyono, M. Sn. NIP. 196611071994021001

Penguji II

Drs. Maman Tocharman, M. Pd. NIP. 194812251974121001

Penguji III

(4)

MOCHAMAD AQLIMA MUSTAQIM

PENERAPAN TEKNIK KOLASE DALAM MENINGKATKAN

KETERAMPILAN PESERTA DIDIK BERKARYA POSTER

DI MTs AR-ROHMAH BANDUNG

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH:

Pembimbing I

Dr. Ayat Suryatna, M. Si. NIP. 196401031989011001

Pembimbing II

Dadang Sulaeman, S. Pd., M. Sn. NIP. 197904292005011003

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Seni Rupa

(5)

ABSTRAK

Mustaqim, Aqlima, Mochamad, 2013. “PENERAPAN TEKNIK KOLASE

DALAM BERKARYA POSTER UNTUK MENINGKATKAN

KETERAMPILAN PESERTA DIDIK DI MTs AR-ROHMAH BANDUNG”.

Jurusan Pendidikan Seni Rupa.

Kemampuan peserta didik tingkat VIII dalam berkarya poster masih belum optimal karena pembelajaran seni budaya di tingkat SMP/MTs saat ini masih pada tahap pemahaman teoritik terhadap pengetahuan yang disediakan. Penggunaan teknik kolase bertujuan supaya peserta didik dapat memahami dengan cepat dan mengaplikasikannya dengan tepat. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1) Bagaimana perencanaan pembelajaran seni budaya materi poster dengan teknik kolase pada kelas VIII di MTs Ar-Rohmah Bandung? 2) Bagaimana pelaksanaan pembelajaran seni budaya dengan materi poster pada kelas VIII di MTs Ar-Rohmah Bandung menggunakan teknik kolase? 3) Bagaimana hasil pembelajaran seni budaya dengan materi poster pada kelas VIII di MTs Ar-Rohmah Bandung menggunakan teknik kolase? Berdasarkan permasalahan tersebut metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas yang didefinisikan sebagai suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan. Lokasi dan subjek penelitian dilaksanakan di MTs Ar-Rohmah Bandung dengan ruang ligkup subjek pada peserta didik kelas VIII. Untuk teknik pengumpulan data yang digunakan antara lain : tes, observasi, wawancara, studi kepustakaan, catatan lapangan dan studi dokummentasi. Dalam menganalisis data hasil penelitian, data yang diperoleh dari kegiatan tes dan hasil observasi dari kegiatan pembelajaran dianalisis secara deskriptif dan presentase. Hasil temuan dari penelitian yaitu: 1) Perencanaan pembelajaran berkarya poster dilakukan dengan tahapan: mengkaji SK dan KD, menyusun RPP yang diperbaharui, mengklasifikasi bahan yang digunakan dalam penggunaan teknik kolase, dan mengembangkan instrumen penelitian. Kegiatan perencanaan mempertimbangkan kurikulum dan kebutuhan peserta didik. 2) Pelaksanaan pembelajaran berkarya poster dengan menggunakan teknik kolase dapat meningkatkan keterampilan peserta didik dalam berkarya, dan mengkritisi permasalahan sosial di masyarakat. Tahapan pembelajaran meliputi: pemaparan konsep, kegiatan menganalisa permasalahan di lingkungan sekitar. 3) Hasil yang diperoleh dari pembelajaran berkarya poster dengan menggunakan teknik kolase berdasarkan tes yang diberikan kepada peserta didik menunjukan adanya peningkatan dengan rata-rata nilai karya poster 71,53 (siklus 1) menjadi 82,82 (siklus 2). Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa penggunaan teknik kolase dapat meningkatkan kemampuan peserta didik dalam berkarya poster.

(6)

DAFTAR ISI A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 7

E. Sistematika Penulisan ... 8

BAB II LANDASAN TEORI A. Konsep Seni Budaya ... 10

B. Konsep Desain Komunikasi Visual ... 11

C. Konsep Seni Poster ... 24

D. Konsep Kolase ... 36

E. Konsep Pendidikan Seni Rupa ... 38

F. Acuan Penelitian ... 44

G. Karakteristik Peserta Didik SMP ... 45

H. Fase Perkembangan Gambar Anak ... 48

BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 54

B. Waktu dan Jadwal Penelitian ... 56

C. Desain Penelitian ... 57

D. Metode Penelitian... 62

E. Instrumen Penelitian... 65

F. Definisi Operasional... 67

G. Teknik Pengumpulan Data ... 68

(7)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Pemaparan Data Penelitian ... 71

B. Pemaparan dan Pembahasan Data Perencanaan Pembelajaran ... 74

C. Pemaparan dan Pembahasan Data Pelaksanaan Pembelajaran ... 101

D. Pemaparan dan Pembahasan Data Hasil Pembelajaran ... 129

E. Struktur Organisasi Skripsi ... 147

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 150

B. Saran dan Rekomendasi ... 152

DAFTAR PUSTAKA ... 154

LAMPIRAN ... 157

(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Jadwal Pelaksanaan Penelitian ... 56

Tabel 3.2. Indikator Pencapaian dalam Variabel ... 67

Tabel 4.1. Tahapan Perencanaan dalam Prosedur Penelitian ... 75

Tabel 4.2. Penilaian Indikator dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 83

Tabel 4.3. Lembar Penilaian Tes Praktik Karya Poster ... 83

Tabel 4.4. Lembar Observasi Penelitian Siklus 1 ... 84

Tabel 4.5. Tabel Kisi-kisi Instrumen Pretes dan Postes Siklus 1 ... 85

Tabel 4.6. Penilaian Indikator dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 95

Tabel 4.7. Penilaian Indikator dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 96

Tabel 4.8. Lembar Observasi Penelitian Siklus 2 ... 97

Tabel 4.9. Tabel Kisi-kisi Instrumen Pretes dan Postes Siklus 2 ... 98

Tabel 4.10. Deskripsi Kegiatan dalam Pelaksanaan Pembelajaran... 101

Tabel 4.11. Hasil Observasi Pembelajaran Siklus 1 ... 106

Tabel 4.12. Pemetaan Komentar Peserta Didik Siklus 1 ... 109

Tabel 4.13. Pemetaan Pemilihan Jenis Poster Peserta Didik Siklus 1 ... 112

Tabel 4.14. Hasil Observasi Pembelajaran Siklus 2 ... 118

Tabel 4.15. Pemetaan Komentar Peserta Didik Siklus 2 ... 122

Tabel 4.16. Pemetaan Pemilihan Jenis Poster Peserta Didik Siklus 2 ... 127

Tabel 4.17. Tahapan Penelitian dalam Kegiatan Refleksi ... 132

Tabel 4.18. Hasil Nilai Karya Poster Peserta Didik dalam Siklus 1 ... 133

Tabel 4.19. Kisaran Nilai Peserta Didik dalam Siklus 1 ... 134

Tabel 4.20. Hasil Nilai Karya Poster Peserta Didik dalam Siklus 2 ... 137

(9)

DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1. Diagram kemampuan guru menurut kolaborator ... 108

Grafik 4.2. Kejelasan penyampaian materi menurut peserta didik ... 110

Grafik 4.3. Diagram batang pemahaman peserta didik terhadap materi ... 111

Grafik 4.4. Kelompok jenis poster yang dipilih peserta didik ... 113

Grafik 4.5. Diagram kemampuan guru pada siklus 2... 120

Grafik 4.6. Perbandingan kemampuan guru dalam siklus 1 dengan siklus 2 ... 121

Grafik 4.7. Kejelasan penyampaian materi menurut peserta didik dalam siklus 2 ... 123

Grafik 4.8. Perbandingan kejelasan materi meurut peserta didik dalam siklus 1 dan siklus 2 ... 124

Grafik 4.9. Diagram batang pemahaman peserta didik terhadap materi dalam siklus 2 ... 125

Grafik 4.10. Perbandingan grafik pemahaman peserta didik terhadap materi pada siklus 1 dan siklus 2 ... 126

Grafik 4.11. Kelompok jenis poster yang dipilih peserta didik dalam siklus 2 .. 128

Grafik 4.12. Frekuensi nilai peserta didik dalam siklus 1 ... 135

Grafik 4.13. Perbandingan nilai akhir dalam siklus 1 dengan siklus 2 ... 140

(10)

DAFTAR BAGAN

(11)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Titik pada ruang ... 14

Gambar 2.2. Garis ... 14

Gambar 2.3. Bentuk ... 15

Gambar 2.4. Ruang ... 16

Gambar 2.5. Lingkaran Warna Brewster ... 17

Gambar 2.6. Tekstur dengan kesan manual ... 18

Gambar 2.7. Struktur huruf serif. ... 19

Gambar 2.8. Struktur huruf sans serif ... 20

Gambar 2.9. Sumbu komposisi ... 22

Gambar 2.10. Keseimbangan asimetris ... 23

Gambar 2.11. Keseimbangan simetris ... 23

Gambar 2.12. Poster propaganda indonesia ... 26

Gambar 2.13. Poster propaganda Inggris ... 27

Gambar 2.14. Poster propaganda Jerman. ... 27

Gambar 2.15. Poster karya James Montgomery Flagg ... 28

Gambar 2.16. Contoh poster produk sepatu Nike ... 30

Gambar 2.17. Poster perusahaan makanan cepat saji ... 31

Gambar 2.18. Poster kegiatan sosial ... 32

Gambar 2.19. Poster Meet and Greet band d’Masiv ... 32

Gambar 2.20. Poster konser Metallica ... 33

Gambar 2.21. Poster bertemakan lingkungan hidup ... 34

Gambar 2.22. Poster United Nations (UN) bertema lingkungan hidup ... 35

Gambar 2.23. Kolase dalam karya seni ... 36

Gambar 2.24. Contoh karya gambar menggunakan teknik kolase ... 37

Gambar 3.1. Model Spiral dari Kemmis dan McTaggart ... 61

Gambar 4.1. Gedung Madrasah Tsanawiyah (MTs) Ar-Rohmah ... 72

Gambar 4.2. Suasana ruang kelas VIII A ... 73

Gambar 4.3. Contoh Poster Layanan Masyarakat dari United Nation ... 79

Gambar 4.4. Poster Layanan Masyarakat ... 79

Gambar 4.5. Proses pengumpulan sumber pembelajaran ... 86

Gambar 4.6. Contoh gambar poster sebagai media pembelajaran ... 87

Gambar 4.7. Alat yang akan digunakan dalam proses pembelajaran ... 88

Gambar 4.8. Contoh karya poster dengan teknik kolase ... 92

Gambar 4.9. Proses pembelajaran sedang berlangsung ... 104

Gambar 4.10. Peserta didik sedang merancang konsep ... 105

Gambar 4.11. Salah satu karya poster peserta didik ... 116

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Keputusan ... 159

Lampiran 2 Surat Izin Penelitian... 161

Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus 1 ... 162

Lampiran 4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus 2 ... 167

Lampiran 5 Lembar Observasi Siklus 1 ... 172

Lampiran 6 Lembar Observasi Siklus 2 ... 173

Lampiran 7 Contoh Karya Poster Peserta Didik ... 174

(13)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pendidikan adalah akar kehidupan dimana semua aspek kehidupan dapat

dipelajari dan dipahami. Dari pendidikan maka tercipta banyak hal-hal

menakjubkan, seperti kepercayaan, budaya, pengetahuan, seni dan banyak hal

lainnya. Didasari hal tersebut maka sebaiknya pendidikan adalah hal yang harus

diutamakan dibanding yang lain karena pendidikan merupakan dasar bagi semua

aspek kehidupan.

Pemerintah telah merumuskan secara ringkas dan padat mengenai definisi

pendidikan dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS:

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.

Pendidikan juga merupakan suatu proses kebudayaan yang didalamnya

terdapat proses interaksi sehingga terjadi proses transformasi budaya dari

pengajar, yakni guru kepada peserrta didik. Hal ini dibuktikan dengan berbagai

macam karakter guru yang biasanya kelak akan dijadikan inspirasi oleh anak

didiknya. Gejala ini kemudian sering kita kenal dengan sebutan tokoh inspirator.

Penciptaan tokoh inspirator ini tidak lain adalah karena peran guru sebagai

pemimpin dalam pembentukan jiwa seorang anak hingga dewasa yang

menciptakan sifat-sifat tertentu baik dalam bidang pendidikan maupun bidang

laiinnya.

Sebagai bagian dari kebudayaan, seni merupakan unsur penting yang

berperan dalam perkembangan pendidikan dari berbagai hal. Mulai dari konteks

agama, seni berkembang beriringan dengan perkembangan agama. Lalu dalam

(14)

2

dalam penyampaian materi pengetahuan. Seni bisa membuat hal yang tidak

lumrah menjadi menarik, membuat pengetahuan yang dipandang berat menjadi

ringan. Karena itu seni adalah mediator paling baik dalam aspek pendidikan.

Dalam hal pendidikan seni adalah salah satu bidang yang secara khusus

mempelajari pendidikan dengan sudut pandang yang berbeda. Seni dianggap

sebagai angin segar ditengah gempuran ilmu-ilmu sains dan sosial. Seni

merupakan aliran tertentu yang didalamnya menyangkut berbagai macam aspek

pengetahuan termasuk sains, ilmu sosial, dan segala sesuatu yang berkaitan

dengan keindahan.

Seni secara perseptual dalam bidang pendidikan berpengaruh sebagai

pelajaran bermuatan positif yang memberikan kesempatan kepada peserta didik

untuk bereksplorasi, berkreasi dan bereksperimen sebebas mungkin. Pembelajaran

seni tidak mengikat seperti halnya sains, juga tidak berbahasa selayaknya ilmu

sosial. Pembelajaran seni dapat diibaratkan memiliki keteraturan seperti sains, dan

membuat status sosial lebih beragam. Pembelajaran seni memberikan kebebasan

yang tidak dimiliki pengetahuan lain.

Dalam lingkungan sekolah pendidikan seni dikenal dengan sebutan seni

budaya, hal ini mengacu pada kurikulum pendidikan yang direvisi secara berkala,

dan dalam periode itu pun nama pendidikan seni berubah sebelum menjadi mata

pelajaran seni budaya. Peran seni budaya sangat penting baik bagi sekolah

maupun peserta didik. Pendidikan seni budaya sebagai akar jati diri bangsa

dengan budaya nusantara, dan mengembangkannya dengan persepsi keindahan

yang dimiliki peserta didik. Hal ini dapat dilihat dalam berbagai penyelenggaraan

kesenian dalam lingkungan sekolah maupun yang dikompetisikan antar sekolah.

Seni sebagai mata pelajaran dianggap salah satu pelajaran yang berperan untuk

menciptakan kreatifitas dan mengembangkan bakat peserta didik.

Pendidikan seni budaya secara khusus memuat materi dalam kompetensi

berekspresi mengenai media poster. Poster dalam konteksnya merupakan sebuah

media komunikasi yang memiliki beragam informasi untuk disampaikan. Poster

adalah media komunikasi yang sampai saat ini sangat efektif untuk

(15)

3

massa secara unik untuk setidaknya memperhatikan maksud dari informasi yang

disampaikan.

Pembelajaran seni rupa di sekolah bertujuan untuk membekali peserrta

didik dengan pengalaman estetik dan teori dasar berkarya dalam berkreasi melalui

penciptaan karya seni. Hal ini dikemukakan oleh Nurlailasari (2012 : 5) bahwa:

“Pembelajaran seni memberikan wawasan dasar estetik yang luas, agar siswa tersebut dapat mengembangkan kemampuan dalam mengekspresikan diri secara

kreatif dengan berbagai cara dan media”. Namun tidak lepas dari itu

pembelajaran seni rupa disekolah juga harus mengandung makna menumbuh

kembangkan kesadaran dan kemampuan apresiasi terhadap keragaman budaya

Nusantara dan Mancanegara sebagai wujud pembentukan sikap menghargai,

bertoleransi, demokrasi, beradab dan budaya majemuk (Depdiknas, 2003 : 04).

Sementara itu, kegiatan pembelajaran seni saat ini secara kritis dirasa

belum optimal, karena kegiatan pembelajaran terpusat dilingkup kurikulum yang

tersedia. Seperti bersiklus pada kegiatan pemahaman teori dan praktik

menggambar saja. Hal ini menyebabkan kurang kritisnya pemikiran peserta didik

terhadap permasalahan-permasalahan sosial yang ada di lingkungan sekitar. Oleh

karena itu, penulis berniat untuk melakukan penelitian terhadap peserta didik

untuk mengoptimalkan kemampuannya dalam meningkatkan keterampilannya

berkarya seni dan sekaligus melatih pemikiran peserta didik untuk menjadi lebih

kritis terhadap lingkungannya.

Dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan adanya karakter yang

diharapkan muncul dalam diri peserta didik dapat diwakili melalui peran

pembelajaran seni. Salah satunya melalui standar kompetensi untuk

mengekspresikan diri dalam memunculkan gagasan atau ide-ide tentang seni

terapan. Pembelajaran poster di sekolah merupakann salah satu cara untuk melatih

pemikiran peserta didik agar menjadi lebih kritis, dan aspiratif terhadap

lingkungan dan juga karya seni. Selain itu diharapkan agar peserta didik dapat

mengembangkan kemampuan-kemampuan yang dimilikinya sehingga menjadi

(16)

4

Sebagai sebuah karya seni, poster juga merupakan bagian dari media

komunikasi yang merupakan sebuah karya seni dalam lingkup desain komunikasi

visual. Poster merupakan sebuah media seni dua dimensi yang efektif untuk

menyampaikan sebuah gagasan. Hal ini dapat dilihat dari berbagai kasus yang

terjadi di masyarakat bahwa kebanyakan papan-papan bergambar baik di jalan, di

tempat umum, dan lingkungan sekolah adalah poster-poster yang berhubungan

dengan layanan masyrakat.

Poster disekolah mempunyai peran sebagai media komunikasi dalam

menyampaikan informasi layanan public, seperti di perpustakaan, laboratorium

komputer, bahasa dan IPA, juga di dalam kelas. Poster biasanya dianggap menarik

bagi peserta didik karena selain mempunyai bahasa yang bijak terkadang memiliki

unsur gambar yang menarik.

Fenomena yang terjadi saat ini remaja usia sekolah khususnya tingkat

kelas VIII banyak yang mengalami krisis kepribadian. Hal ini seperti yang telah

banyak terlihat di media massa umumnya banyak pelajar ditingkat ini mengalami

kekerasan, bahkan menjadi pelaku kekerasan. Lalu secara khusus dilihat dari

kacamata peneliti, tidak sedikit peserta didik yang kurang memahami pentingnya

pembelajaran seni budaya dan kehilangan haknya untuk mendapatkan

pembelajaran secara teoritis maupun praktis. Dengan seiring meningkatnya

perkembangan teknologi di era digital ini, membuat para pelajar menjadi tidak

apresiatif terhadap budaya bangsa yang sudah sangat perlu untuk diperhatikan dan

dilestarikan.

Pengembangan kemampuan peserta didik sendiri perlu dibina dan

dikembangkan agar menjadi inndividu yang terampil dan kompeten. Setiap

individu memiliki kemampuan dalam tingkat yang berbeda-beda dan dalam

bidang yang berbeda-beda. Potensi ini perlu dibina sedini mungkin agar

kemampuan individu dapat tercapai secara optimal. Untuk itu diperlukan

kekuatan-kekuatan pendorong, baik dari lingkungan (luar) maupun dari dalam

dirinya sendiri (dalam). Faktor kondisi lingkungan, keluarga, dan masyarakat

(17)

5

Namun dalam kasus ini peserta didik belum memahami bagaimana cara

untuk menyampaikan gagasannya kepada orang lain. Khususnya dalam

menciptakan karya seni poster. Peserta didik dirasa masih kurang kompeten dalam

membuat karya seni poster yang dianggap baik. Mulai dari kurangnya

pemahaman dalam berbagai macam bentuk huruf, sampai kepada layout poster

yang menarik. Maka dari itu penelitian ini berupaya untuk mencari solusi dari

berbagai macam permasalahan tersebut.

Mengkaji dari hal tersebut maka peneliti mengagaskan untuk melakukan

penelitian pembelajaran dengan poster sebagai subjek yang akan diteliti dan

sampelnya adalah peserta didik. Lalu dengan kelebihan media poster sebagai

media komunikasi yang variatif, maka peneliti merasa perlu menambahkan unsur

teknik ke dalam proses kreatif pembuatan media poster yang akan dilakukan

peserta didik dengan memilih teknik kolase sebagai teknk yang akan dipakai.

Teknik kolase itu sendiri merupakan salah satu teknik yang umum

digunakan dalam praktikum seni dengan objek karya dua dimensi maupun tiga

dimensi. Teknik ini menggunakan metode menempel sebuah materi atau lebih di

atas media lain, baik itu dua dimensi ataupun tiga dimensi. Dengan teknik ini

peserta didik akan mendapatkan pengalaman proses kreatif dalam merancang dan

menciptakan karya seni maupun desain khususnya poster.

Dengan digunakannya teknik ini sebagai pemicu daya dukung aspek

kognitif dalam perkembangan peserta didik. Diharapkan juga melalui teknik ini

peserta didik mampu berpikir secara kritis untuk memanfaatkan objek yang ada

khususnya limbah untuk dipakai dalam berkarya poster. Hal ini akan sangat baik

manfaatnya bagi kepribadian peserta didik maupun bagi elemen masyarakat di

sekitarnya. Lalu secara khusus juga dipilihnya teknik kolase ini untuk

mengantisipasi kurangnya kemampuan peserta didik dalam membuat jenis huruf

ataupun jenis ilustrasi yang dirasa sulit bagi peserta didik.

Keuntungan diadakannya penelitian ini untuk dapat mengetahui apa saja

rambu-rambu yang diperlukan dalam melaksanakan penelitian tindakan kelas

seperti mengkaji Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), pelaksanaan dan

(18)

6

penelitian ini urung dilaksanakan antara lain, tidak diketahuinya dampak positif

dari penggunaan teknik kolase dalam proses pembelajaran seni budaya di sekolah

khususnya materi poster.

Sehubungan dengan permasalahan-permasalahan yang diuraikan di atas

maka peneliti bermaksud untuk mengadakan penelitian yang bertujuan dan

berkaitan untuk memecahkan masalah tersebut. Dari penjelasan yang telah

diberikan juga maka dari itu peneliti akan merancang penelitian dengan metode

penelitian tindakan kelas dengan judul, “PENERAPAN TEKNIK KOLASE

DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN PESERTA DIDIK

BERKARYA POSTER DI MTs AR-ROHMAH BANDUNG”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas maka permasalahan mendasar

dalam penelitian ini adalah kurangnya pemahaman peserta didik khususnya

tingkat VIII di MTs Ar-Rohmah Bandung terhadap penciptaan karya poster.

Untuk memperjelas masalah dalam penelitian ini maka dirumuskan

menjadi beberapa submasalah, yaitu:

1. Bagaimana perencanaan pembelajaran seni budaya dengan materi poster pada

kelas VIII di MTs Ar-Rohmah Bandung menggunakan teknik kolase?

2. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran seni budaya dengan materi poster pada

kelas VIII di MTs Ar-Rohmah Bandung menggunakan teknik kolase?

3. Bagaimana hasil pembelajaran seni budaya dengan materi poster pada kelas

VIII di MTs Ar-Rohmah Bandung menggunakan teknik kolase?

C. Tujuan Penelitian

Setelah merumuskan permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini,

maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui:

1. Perencanaan pembelajaran seni budaya dengan materi poster pada kelas VIII

di MTs Ar-Rohmah Bandung menggunakan teknik kolase.

2. Pelaksanaan pembelajaran seni budaya dengan materi poster pada kelas VIII

(19)

7

3. Hasil pembelajaran seni budaya dengan materi poster pada kelas VIII di

MTs Ar-Rohmah Bandung menggunakan teknik kolase.

D. Manfaat Penelitian

Sebuah penelitian sekiranya harus mempunyai manfaat yang dapat dirasa

secara langsung maupun secara tersirat, Yang paling penting dalam sebuah

penelitian adalah sebuah hasil atau manfaat positif yang dapat juga dirasakan oleh

orang lain. Karena itulah sebuah penelitian dijadikan sebuah karya tulis yang

harus dipertanggung jawabkan baik keabsahannya, orisinalitas, maupun materi

yang terkandung didalamnya. Manfaat tersebut dikelompokan menjadi beberapa

garis besar yang diharapkan sebagai berikut:

1. Bagi Peneliti

a. Bisa digunakan sebagai acuan untuk menganalisa keterampilan siswa

dalam proses berkarya rupa. Juga sebagai pemecahan masalah dalam

menghadapi berbagai macam karakter siswa yang tersembunyi.

b. Bagi penulis pribadi semoga karya tulis ini dapat menambah wawasan

penulis dalam keilmuan di bidang seni rupa, dan menjadi tolak ukur

penulis dalam menyusun sebuah karya ilmiah.

2. Bagi Dunia Pendidikan

a. Diharapkan dapat bermanfaat sebagaisumber referensi dalam proses

strategi belajar mengajar maupun dalam perannya sebagai karya ilmiah

yang dapat diteliti, serta juga ikut serta dalam membangun jati diri bangsa

dengan mendukung pendidikan berkarakter.

b. Menjadi sebuah karya penelitian yang dapat memunculkan teori-teori

baru dalam bidang seni maupun desain yang dapat dipertanggung

jawabkan dan dapat menjadi contoh ataupun model penelitian bagi para

pendidik khususnya di bidang seni rupa dan desain.

3. Bagi Jurusan Pendidikan Seni Rupa

a. Selain diharapkan dapat menjadi sebuah karya ilmiah yang mempunyai

(20)

8

apresiasi yang tinggi dalam kajian akademik sebagai sebuah karya ilmiah

dalam bidang pendidikan seni rupa.

b. Dapat menjadi tambahan wawasan ilmu yang di sumbangkan demi

kemajuan jurusan pendidikan seni rupa di masa yang akan datang.

4. Bagi Sekolah

a. Semoga dapat menjadi acuan untuk adanya peneliti-peneliti lain yang

mengambil sampel di MTs Ar-Rohmah Bandung, dan menjadikan

sekolahh sebagai sekolah yang unggul, religius, dan berakhlaqul qarimah.

b. Mudah-mudahan dapat menjadi sumbangan ilmu yang dapat digunakan

untuk keperluan kegiatan belajar mengajar di sekolah.

E. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan skripsi ini tersusun dalam 5 Bab atau bagian besar

dengan susunan sbagai berikut:

Bab I Pendahuluan, dalam bab ini peneliti menguraikan latar belakang

dilakukannya penelitian dan permasalahan yang akan dikaji. Hasil pemikiran

peneliti yang menjadi dasar dan akar permasalahan. Selain itu dalam bab ini

peneliti merumuskan dan mengidentifikasi masalah, serta menyampaikan hal-hal

yang telah dirancang untuk melakukan penelitian. Bagian lain dalam bab ini juga

menguraikan sistematika penyusunan skripsi ini.

Bab II Kajian Teori, berisi dalil-dalil, model-model ataupun hukum yang

menjadi dasar kajian teori dalam peneitian. Bab ini memaparkan secara mendalam

dan rinci mengenai pembabakan teori dari mulai umum ke arah yang khusus

melalui kebahasaan yang kompleks. Selain itu juga memuat pendapat-pendapat

yang berhubungan dengan penelitian dari berbagai macam sumber. Dalam bab ini

juga menguraikan berbagai macam dalil yang menjelaskan mulai dari subjek

penelitian, objek penelitian sampai sampel dan pengantar teori.

Bab III Metodologi Penelitian, sesuai dengan judulnya bab ini khusus

membahas mengenai metode penelitian yang dilakukan secara terstruktur dan

ilmiah. Teori-teori penelitian tindakan, dan dalil yang melandasi penelitian, serta

(21)

9

struktur pembelajaran dikupas secara terperinci dalam bab ini. Selain itu dalam

bab ini juga di jelaskan mengenai prosedur perencanaan yang akan dilaksanakan

dalam rangka penelitian.

Bab IV Pembahasan, bab ini memaparkan data dan informasi yang

didapatkan menjelaskan hasil penelitian mengenai proses pembelajaran yang

dilakukan, perangkat pembelajaran yang dipakai, hasil pengumpulan dan olah

data. Pembahasannya mencakup gambaran umum mengenai perencanaan,

pelaksanaan pembelajaran dan hasil pembelajaran di kelas. Pembahasan dalam

bab ini ditulis berdasarkan sumber data yang diperoleh penulis yaitu berdasarkan

hasil tes, observasi, angket, catatan lapangan, serta hasil wawancara.

Bab V Kesimpulan, pada bab ini peneliti menyimpulkan pokok

permasalahan yang merupakan hasil temuan di lapangan. Bab ini juga

menguraikan solusi yang telah dikaji terlebih dahulu setelah melakukan

pengolahan data, serta memberikan hasil akhir dari proses penelitian yang

(22)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Lokasi yang dipilih oleh peneliti adalah MTs Ar-Rohmah Bandung, yang

beralamat di Jalan Sukajadi No. 140 Kota Bandung. Maksud peneliti melakukan

penelitian di lokasi ini adalah tidak lain, karena peneliti berprofesi sebagai tenaga

kependidikan di lokasi tersebut dan untuk mempermudah proses penelitian

sebagai guru mata pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan.

Letak lokasi ini terbilang cukup strategis karena berada tepat di kota

Bandung yang notabene merupakan pusat kegiatan masyarakat Bandung. Lokasi

ini dirasa tepat menjadi lokasi penelitian selain untuk meningkatkan mutu

pendidikan di kota Bandung juga untuk meningkatkan mutu pendidikan sekolah

secara pribadi sebagai lembaga pendidikan yang memiliki daya saing dengan

lembaga pendidikan milik negara.

Adapun faktor yang menjadikan peneliti memilih lokasi ini sebagai tempat

diadakannya penelitian adalah karena keberadaan sekolah dengan konten

Madrasah yang letaknya di pusat perkotaan yang sangat jarang ditemui serta

rentan ditinggalkan peminat dalam konteks ini orang tua peserta didik, hal ini

cukup beralasan karena masyarakat yang tinggal di daerah perkotaan cenderung

mempunyai pemikiran yang lebih bebas dan berpendapat bahwa madrasah

memiliki aturan yang ketat bahkan sebagai instansi penyelenggara pendidikan.

Masyarakat perkotaan cenderung lebih memilih sekolah dengan nama yang sudah

tersohor sebagai jaminan mutu untuk pendidikan bagi putra maupun putrinya.

Muatan kurikulum yang dimiliki lembaga pendidikan berbasis madrasah

juga menjadi faktor pembeda dengan lembaga pendidikan lain. Hal ini biasanya

digunakan sebagai kelebihan lembaga pendidikan berbasis madrasah sebagai

kelebihan, namun juga terkadang hal ini yang kurang begitu diminati oleh calon

(23)

55

tua yang mengedepankan modernisasi sebagai tolak ukur perkembangan atau

kemajuan tingkat intelektual peserta didik.

Berdasarkan anggapan tersebut maka peneliti mencoba untuk memberikan

kontribusi sebagai insan akademisi untuk memajukan sekolah yang bersangkutan

agar semakin unggul dan dapat bersaing dengan lembaga lain yang memiliki

kualitas lembaga lebih tinggi. Melalui penelitian ini peneliti berharap kualitas

pembelajaran yang ada dapat lebih ditingkatkan demi mencapai visi lembaga

pendidikan Ar-Rohmah dan mewujudkan pembelajaran yang sesuai dengan tujuan

dari sistem pendidikan nasional.

Selain itu penelitian dilaksanakan di tempat ini dikarenakan faktor peneliti

sebagai seorang guru bidang pelajaran Seni Budaya dan keterampilan di sekolah

yang bersangkutan dan telah menjadi tenaga pengajar sejak tahun pelajaran

2013/2014. Sehubungan dengan hal tersebut pemilihan lokasi dilakukan dengan

mempertimbangkan beban mengajar dan waktu yang tersedia dalam melakukan

penelitian. Berdasarkan faktor-faktor tersebut maka akhirnya peneliti memutuskan

untuk melaksanakan penelitian di Madrasah Tsanawiyah (MTs) Ar-Rohmah

Bandung yang beralamat di Jalan Sukajadi No. 140 Bandung.

2. Subjek Penelitian

Peneliti secara khusus memilih kelas VIII sebagai populasi untuk

dilaksanakannya proses penelitian dan dikumpulkannya data hasil penelitian.

Alasan peneliti memilih kelas tersebut karena secara prosedural kelas VIII

memiliki karakter psikologis anak yang paling kuat dengan proses pencarian jati

diri atau kepribadian. Kelas dengan label tingkat VIII ini memiliki keunggulan

kreatifitas seperti yang dimiliki peserta didik tingkat awal, dan mulai mengenal

kedewasaan pemikiran yang dimiliki peserta didik tingkat akhir di jenjang SMP.

Hal ini dilandasi pemikiran yang dikemukakan dalam bab sebelumnya

yang memaparkan mengenai kemampuan menggambar anak, bahwa anak dengan

usia 10-12 tahun yang memiliki ciri dan karakter tententu yang cenderung

mengekang imajinasinya dengan pemikiran-pemikiran yang bersifat logis. Oleh

(24)

56

permasalahan yang terjadi pada anak dengan usia tersebut yang pada

penempatannya berada di tingkat kelas VIII jenjang pendidikan SMP.

Subjek dalam penelitian ini adalah peserta didik MTs Ar-Rohmah kelas

VIII. Dengan objek yang diteliti adalah kemampuan peserta didik dalam berkarya

poster dengan menggunakan teknik kolase. Penelitian ini dilaksanakan dalam

empat tahap yakni pengenalan materi, pretes, latihan, dan postes yang kemudian

akan diuraikan dalam perencanaan penelitian.

B. Waktu dan Jadwal Penelitian

Waktu penelitian ini dilaksanakan pada jam pelajaran Seni Budaya (Seni

Rupa) pada semester ganjil 2013/2014. Dalam satu jam pelajaran terhitung 40

menit waktu tersedia akumulasi waktu pembelajaran yang digunakan ini mengacu

pada waktu yang dianjurkan dalam undang-undang mengenai sisdiknas, sehingga

waktu yang digunakan dalam satu kali penelitian adalah dua jam pelajaran, yakni

selama 80 menit. Penelitian ini berlangsung pada awal bulan Oktober hingga

bulan November 2013. Adapun rincian jadwal penelitiannya adalah sebagai

berikut:

Tabel 3.1.

JADWAL PELAKSANAAN PENELITIAN

No. Jenis Kegiatan Hari Tanggal

1. Pengenalan Materi Pembelajaran Kamis 17 Oktober 2013

2. Siklus I Kamis 24 Oktober 2013

3. Materi Konsep Kolase Kamis 31 Oktober 2013

4. Siklus II Kamis 07 November 2013

Jadwal penelitian yang tersusun ini bersifat tidak mengikat dan dapat

bertambah maupun berubah sesuai dengan kebutuhan peneliti. Adapun perubahan

penelitian secara terperinci akan dikaji terlebih dahulu dalam instrumen penelitian

(25)

57

C. Desain Penelitian

Sebuah penelitian memerlukan rancangan yang terstruktur dan

komperehesif karena jika permasalahn dirumuskan secara ilmiah maka begitupun

dengan alternatif pemecahannya diharuskan juga selaras dengan metode ilmiah

yang berlaku dalam bidang keilmuan. Rancangan awal dari penelitian ini

menggunakan konsep dari desain Kemmis dan McTaggart yang dirumuskan

terlebih dahulu oleh Lewin sebagai berikut.

Bagan 3.1.

Desain Model Kurt Lewin dalam Penelitian Tindakan. (Sumber : Rekayasa Digital Penulis)

Kerangka pemikiran yang dicetuskan oleh Kurt Lewin inilah yang

menciptakan sebuah teori metode penelitian tindakan. Teori ini meliputi empat

aspek yakni, planning atau dengan kata lain perencanaan yang dilakukan untuk

merancang sebuah skenario penelitian yang melingkupi seluruh kegiatan

penelitian, lalu acting atau sebuah kegiatan tindakan yang ruang lingkupnya

merupakan praktik dalam sebuah pendekatan, lalu observating atau pengamatan

yang dilakukan setelah dilakukannya tindakan untuk mengamati situasi dan

kondisi yang terjadi, selanjutnya adalah reflecting atau refleksi yang berarti

sebuah tinjauan terhadap hasil tindakan dan pengamatan yang telah dilakukan.

Acting

Observating

Planning

(26)

58

Setelah itu untuk melihat ataupun membuat peningkatan hasil dari sebuah

pembelajaran maka Lewin menciptakan alur penelitian ini berputar, sehingga

kemudian kita kenal dengan siklus.

Kerangka yang berupa siklus ini pun kemudian dikembangkan oleh

Kemmis dan McTaggart yang membuatnya menjadi lebih jelas dan terperinci

dengan sistem siklus spiral atau bisa disebut dengan siklus yang berulang-ulang.

Siklus yang dibuat oleh Kemmis dan Mctaggart ini jelas lebih spesifik dengan

membubat tiga siklus sebagai acuan untuk tercapainya tujuan substansi dari proses

pembelajaran tersebut.

Dalam teorinya Kemmis membuat siklus ini lebih terurai dengan

menambahkan bebearapa tahapan seperti menemukan gagasan awal sebagai akar

dari ditemukannya permasalahan yang terjadi, juga adanya proses reconnaissance

sebagai proses penemuan fakta yang biasanya dalam bidang keilmuan disebut

dengan istilah temuan. Selain itu dalam satu kali siklus juga memiliki beberapa

pilihan langkah yang sudah disediakan sebelumnya oleh peneliti. Setelah memilih

option langkah yang tersedia adanya implementasi dari langkah yang telah

ditentukan. Kemudian hal pembeda dari dasar pemikiran yang dikemukakan oleh

Lewin, Kemmis juga memberikan proses evaluasi sebelum sampai pada tahapan

penelitian selanjutnya. Proses evaluasi ini juga sebagai bahan refleksi untuk

melakukan tahapan perbaikan. Dalam evaluasi juga dapat dispekulasikan adanya

kemungkinan temuan baru yang tidak ditemukan sebelumnya dalam proses

renaissance.

Secara jelas tahapan-tahapan yang dikemukakan oleh Kemmis dipaparkan

dalam sajian bagan dengan hasil pengembangan dari konsep siklus yang

dicetuskan oleh Lewin sebagai penelitian tindakan yang pada umumnya meliputi

(27)

59

Bagan 3.2.

Model Lewin yang ditafsirkan oleh Kemmis (Sumber : Wiriaatmaja, 2005 :62)

Model ini menggambarkan sebuah spiral dari beberapa siklus kegiatan.

Bagan yang melukiskan kegiatan ini pada siklus dasar kegiatan yang terdiri dari

mengidentifikasi gagasan umum, melakukan reconnaissance, menyusun rencana

umum, mengembangkan langkah tindakan yang pertama, mengimplementasikan

langkah tindakan pertama, dan memperbaiki rancangan umum. Dari siklus yang

pertama inilah, apabila peneliti menilai adanya kesalahan atau kekurangan dapat GAGASAN AWAL

RECONNAISSANCE

Rencana Umum

Langkah 1

Langkah 2

Langkah dst.

Implementasi Langkah 1

Evaluasi Perbaikan Rencana

Langkah 1

Langkah 2

Implementasi Langkah 2

(28)

60

memperbaiki atau memodifikasi dengan mengembangkannya dalam spiral ke

perencanaan langkah tindakan kedua.

Dalam penjelasannya juga Wiriaatmaja mengemukakan bahwa siklus

dalam spiral ini baru berhenti apabila tindakan substansif yang dilakukan oleh

penyaji sudah dievaluasi baik, yaitu penyaji yang mungkin peneliti sendiri atau

mitra guru sudah menguasai keterampilan mengajar yang dicobakan dalam

penelitian tersebut (2005 : 63). Bagi peneliti pengamat atau observer, siklus

dihentikan apabila data yang dikumpulkan untuk penilaian sudah jenuh, atau

kondisi kelas sudah stabil.

Model ini menggambarkan sebuah spiral dari beberapa siklus kegiatan.

Bagan yang melukiskan kegiatan ini pada siklus dasar kegiatan yang terdiri dari

mengidentifikasi gagasan umum, melakukan reconnaissance, menyusun rencana

umum, mengembangkan langkah tindakan yang pertama, mengimplementasikan

langkah tindakan pertama, dan memperbaiki rancangan umum. Dari siklus yang

pertama inilah, apabila peneliti menilai adanya kesalahan atau kekurangan dapat

memperbaiki atau memodifikasi dengan mengembangkannya dalam spiral ke

perencanaan langkah tindakan kedua.

Dalam penjelasannya juga Wiriaatmaja (2005 : 63) mengemukakan bahwa

siklus dalam spiral ini baru berhenti apabila tindakan substansif yang dilakukan

oleh penyaji sudah dievaluasi baik, yaitu penyaji yang mungkin peneliti sendiri

atau mitra guru sudah menguasai keterampilan mengajar yang dicobakan dalam

penelitian tersebut. Bagi peneliti pengamat atau observer, siklus dihentikan

apabila data yang dikumpulkan untuk penilaian sudah jenuh, atau kondisi kelas

sudah stabil.

Secara terperinci bagan yang diberikan oleh Kemmis ditafsirkan sebagai

berikut:

1. Penyusunan gagasan atau rencana umum dapat dilakukan jauh sebelumnya.

2. Reconnaissance bukan hanya kegiatan menemukan fakta di lapangan akan

tetapi juga mencakup analisis, dan terus berlanjut pada siklus berikutnya, dan

(29)

61

3. Implementasi tindakan bukan pekerjaan yang mudah, karenanya jangan

langsung dievaluasi melainkan dimonitor dahulu sampai langkah

implementasi dilakukan seoptimal mungkin.

Banyak gagasan yang dilontarkan oleh Kemmis ke public salah satu

diantaranya gagasan mengenai penelitian yang ia sampaikan dengan rekan

penelitinya McTaggart. Adapun beberapa penjelasan mengenai penelitian

tindakan secara mendetail dijelaskan oleh Kemmis dan McTaggart dalam bagan

berikut.

Gambar 3.1.

Model Spiral dari Kemmis dan McTaggart (Sumber : navelmangelep.files.wordpress.com)

Secara mendetail Kemmis dan McTaggart (Hopkins, 1993 : 48) dalam

Wiriaatmaja (2005 : 66) menjelaskan tahap-tahap penelitian yang dilakukannya.

Permasalahan penelitian difokuskan kepada strategi bertanya kepada peserta didik

dalam pembelajaran sains. Keputusan ini dari pengamatan tahap awal yang

menunjukan bahwa peserta didik belajar sains dengan cara menghafal dan bukan

dalam proses inkuiri. Dalam diskusi dipikirkan cara untuk mendorong inkuiri

(30)

62

kepada peserta didik? Akhirnya diputuskan untuk menyusun strategi bertanya.

Maka dirancanglah strategi bertanya untuk mendorong peserta didik untuk

menjawab pertanyaannya sendiri. Semua kegiatan ini dilakukan pada ahap

perencanaan.

Hal ini sama seperti yang dilakukan dengan menggunakan konsep yang

pertama namun dengan analisa kegiatan yang menyempit. Proses penelitian ini

juga menggunakan strategi dan pelaksanaan yang mirip namun dengan tahapan

yang lebih terperinci untuk memfokuskan sebuah permasalahan supaya dapat

dikaji secara mendalam. Peneliti dalam bagan ini juga melekukan tahap observasi

dengan melaksanakan pengamatan secara menyebar dan menyeluruh dalam suatu

fokus permasalahan.

D. Metode Penelitian

Dalam melangsungkan penelitian ini peneliti merancang metode penelitian

tindakan kelas yang akan dipakai selama melaksanakan penelitian. Tahap-tahap

penelitian tindakan kelas ini seperti yang dipaparkan Kemmis dan McTaggart

dalam Wriiatmaja (2010 : 133) dimana tahapan penelitian dimulai dengan

perencanaa (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing), refleksi

(reflecting) dan perencanaan kembali yang merupakan dasar untuk pemecahan

masalah. Alat evaluasi yang digunakan peneliti berupa tes. “Tes merupakan

serentetan pertanyaan atau latihhan serta alat lain yang digunakan untuk

mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang

dimiliki oleh individu atau kelompok” (Suhara, 2011 : 7).

Untuk memperoleh data yang utuh dan menyeluruh, peneliti melakukan

beberapa tahap kegiatan sebelum memulai penelitian, yang dipaparkan sebagai

berikut.

1. Observasi

Peneliti melakukan studi lapangan dan mengamati situasi kodisi di sekitar

lapangan, peneliti juga mepelajari keadaan sekolah dan guru-guru. Serta

berinteraksi dengan guru seni rupa terdahulu dan para peserta didik.

(31)

63

Setelah menganalisa situasi dan kondisi lapangan, peneliti merancang

prosedur pembelajaran yang akan dilakukan diantaranya mempersiapkan

perangkat pembelajaran guru, dan menyusun pretes, postes, dan lembar observasi.

3. Pelaksanaan

Karena peran penelti sebagai tenaga pengajar di sekolah yang

bersangkutan dalam tahap pelaksanaanya peneliti melakukan pretes, pengetahuan

mengenai unsur-unsur visual, mendeskripsikan konsep desain komunikasi visual,

dan menjelaskan tentang konsep poster dengan peran serta fungsinya.

Menganalisa karya dan menguraikan unsur-unsur yang terkandung di dalamnya.

4. Pengamatan

Pengamatan yang dilakukan peneliti selama proses pembelajaran

diantaranya menganalisa kelemahan dan kelabihan metode pembelajaran yang

digunakan, serta bentuk instrumen dalam pembelajaran.

5. Refleksi

Setelah melakukan pengamatan selanjutnya peneliti melakukan refleksi

untuk mengkaji ulang kelemahan dan mencari solusi untuk menanggulanginya,

dan merencanakan pembelajaran perbaikan.

6. Evaluasi

Setelah data terkumpul kemudian data diolah, dan dianalisa untuk

kemudian dilakukan proses evaluasi sebagai wujud proses refleksi untuk

mengetahui sejauh mana hasil dari proses pembelajaran.

Penelitian Tindakan didefinisikan sebagai suatu bentuk kajian yang

bersifat reflektif oleh pelaku tindakan. Penelitian ini berupaya memperbaiki hal

yang dirasa belum optimal oleh peneliti, selain meningkatkan mutu pendidikan

yang paling penting adalah meningkatkan kemampuan dan keterampilan peserta

didik. Dengan meningkatkan pengetahuan, dan melatih keterampilan peserta

didik, dan membangun sikap dan nilai yang dituntut dari seorang pendidik,

diharapkan masyarakat akan mengubah pandangan mereka terhadap pendidik.

Pemilihan metode penelitian tindakan kelas ini didasari sikap peneliti yang

ingin memperbaiki diri dalam memberikan pembelajaran juga ingin mewujudkan

(32)

64

keberhasilan mewujudkan visi pembelajaran. Metode ini dianggap sebagai metode

yang efektif digunakan karena jabatan peneliti sebagai pendidik yang bertanggung

jawab terhadap peserta didiknya. Sebagai seorang guru professional pendidik

haruslah mengetahui berbagai permasalahan dalam proses pembelajaran yang

dialami peserta didiknya, juga harus mencari dan menguji pemecahan masalah

tersebut secara ilmiah.

Seperti pendapat yang dikemukakan oleh Kemmis dan McTaggart yang

juga dikutip oleh Madya (2006 : 9) bahwa,

penelitian tindakan adalah suatu bentuk penelitian refleksif diri kolektif yang dilakukan oleh peserta-pesertanya dalam situasi sosial untuk meningkatkan penalaran dan keadilan praktik pendidikan dan praktik sosial mereka, serta pemahaman mereka terhadap praktik-praktik mereka dan terhadap situasi tempat praktik-praktik tersebut dilakukan (1988 : 5-6).

Pendapat ini juga senada dengan yang disampaikan oleh Burns (1999 : 30)

dalam Madya (2006 : 9) yang mengutarakan bahwa penelitian tindakan

merupakan penerapan penemuan fakta pada pemecahan masalah dalam situasi

sosial dengan pandangan untuk meningkatkan kualitas tindakan yang dilakukan di

dalamnya, yang melibatkan kolaborasi dan kerjasama para peneliti, praktisi dan

orang awam.

Setelah melakukan tahapan rancangan yang disusun untuk merumuskan

sebuah penelitian maka disimpulkan penelitian dengan teknik dan metode tertentu

yang kurang lebih efektif untuk digunakan dalam mengkaji permasalahan yang

ada dalam fokus permasalahannya.

Dengan pertimbangan tersebut maka dipilih penelitian tindakan kelas yang

menggunakan asas Lewin sebagai landasan teoritis untuk melakukan penelitian

dan tahapan penelitian secara mendalam akan dikupas menurut teori yang

dikembangkan oleh Kemmis dan McTaggart dengan penelitian tindakan kelasa

yang dilaksanakan dalam dua siklus.

Siklus yang pertama yaitu dengan meneliti dan menemukan fokus

permasalahan yang akan ditelitit setelah melalui tahap observasi, lalu

merumuskan permasalahan dalam beberapa poin pertanyaan yang kemudian

(33)

65

ke teori penelitian tindakan kelas. Dalam penelitian ini diharapkan adanya

feedback yang baik bagi sekolah karena tujuan dari penelitian adalah untuk

meningkatkan kemampuan peserta didik dalam keahliannya di bidang tertentu

yang menjadi fokus permaslahan.

Melalui penelitian tindakan kelas ini diharapkan peneliti dapat

menganalisa permasalahan-permasalahan yang ditemukan, dan mencari

alternative pemecahannya dengan metode ilmiah. Dengan pemilihan metode ini

diharapkan juga bahwa pemecahan masalah tersebut selain dapat menyelesaikan

perkaranya juga dapat meningkatkan mutu serta kualitas dari proses pembelajaran

yang dapat dilakukan ke depannya.

E. Instrumen Penelitian

Seperti dalam pernyataan Moleong (2011 : 327) “peneliti dalam penelitian kualitatif adalah instrumen itu sendiri”. Instrumen penelitian lain yang digunakan dalam pelaksanaan penelitian ini meliputi penggunaan tes, uji praktik kerja,

lembar observaasi, studi dokumentasi, studi kepustakaan, dan lainnya. Adapun tes

merupakan sebuah alat untuk mengukur sejauh mana kemampuan peserta didik

mengenai permasalahan yang diwujudkan dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan

terterntu yang telah diuji terlebih dahulu validitas dan reabilitasnya agar dapat

tercapai indikator-indikator yang telah ditentukan.

Tujuan dari digunakannya instrumen-intrumen penelitian tersebut tidak

lain adalah sebagai alat ukur terhadap subjek yang diteliti. Kegunaan alat ukur

tersebut untuk mempermudah proses pengumpulan data secara cepat dan acak. Ini

digunakan agar peneliti lebih mudah mengkaji permasalahan-permasalahan yang

terjadi dan menemukan hal baru dalam proses penelitian.

Dalam penyusunan instrumen penelitian juga secara langsung

menguraikan permasalahan kedalam sebuah rencana proses pembelajaran untuk

itu proses pembelajaran yang diinginkan harus tercapai dengan baik dengan

disrencanakannya proses pembelajaran melalui RPP. Bentuk RPP inilah yang

(34)

66

penelitian tindakan kelas susunan RPP ini juga merupakan bagian dari sebuah

instrument yang diujikan.

Bentuk instrumen tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah

pertanyaan-pertanyaan mendasar yang berhubungan dengan konsep penelitian

dalam ruang lingkup karya poster. Beberapa tes yang berupa pertanyaan tersebut

dirumuskan ke dalam susunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang

telah dirumuskan terlebih dahulu. Untuk itu RPP yang telah disusun tersebut

dilakukan pengkajian terlebih dahulu dan melalui proses revisi ataupun perbaikan.

Untuk mengetahui contoh instrumen yang diberikan kepada peserta didik berikut

RPP yang telah disusun untuk kebutuhan penelitian.

RPP digunakan sebagai perlengkapan perangkat guru untuk kegiatan

belajar mengajar, dalam sebuah RPP juga terdapat beberapa instrumen pembantu

untuk kegiatan belajar mengajar. Hal itu tergantung bagaimana kebutuhan guru

dalam melaksanakan proses belajar baik di dalam maupun di luar kelas yang

khususnya banyak diterapkan dalam pembelajaran seni budaya.

Berikutnya dalam instrumen penelitian juga mempunyai lembar observasi,

lembar observasi ini bertujuan untuk memonitor atau mengamati proses penelitian

yang dilakukan oleh kolaborator atau peneliti lain sebagai teman sejawat. Lembar

observasi berfungsi sebagai kontrol yang mengendalikan arah penelitian supaya

terlaksana dengan baik. Arah dan tujuan pembelajaran tersambppaikan dengan

efektif dan penelitan berlangsung optimal. Kegunaan lembarr observasi ini untuk

mengkaji proses pelaksanaan penelitian yang masih dalam proses perbaikan

sekaligus untuk menemukan permasalahan dalam metode pembelajaran yang

digunakan.

Adapun penyusunan instrumen tes yang dicantumkan ke dalam RPP

mempunyai validitas yang telah diuji oleh peneliti terlebih dahulu. Pengujian itu

memunculkan indicator pencapaian yang akan dicapai peserta didik dan

dirumuskan ke dalam sebuah kisi-kisi instrumen tes yang telah disusun oleh

(35)

67

Penyusunan instrument tes secara lengkap ada dalam bab pembahasan

penelitian yang memuat seluruh data yang didapat dan dirancang saat proses

pembelajaran sedang berjalan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.

F. Definisi Operasional

Dalam penelitian ini secara khusus peneliti perlu merumuskan definisi

operasional dari setiap variable yang digunakan untuk menganalisa setiap

indicator yang akan dicapai dari setiap langkah penelitian demi mencapai tujuan

penelitian.

Adapun variabel yang disusun untuk keperluan penelitian dirumuskan ke

dalam bentuk table yang menganalisa setiap indicator pencapaian yang diperlukan

dalam penelitian. Berikut ini setiap variabel dibuat ke dalam bentuk aspek yang

digunakan dalam proses penelitian dan diterapkan dalam proses pembelajaran.

Tabel 3.2.

Indikator Pencapaian dalam Variabel

No Aspek Indikator

1 Kemampuan peserta didik tentang pengetahuan dasar seni rupa c. Menyebutkan alat dan bahan untuk

(36)

68

Melalui indicator tersebut peneliti akan menilai setiap variabel yang

kemudian akan diuraikan dalam bentuk instrumen penelitian. Dalam setiap

variabel melahirkan butir-butir konsep penelitian yang dipaparkan ke dalam

bentuk tes, uji praktik, dan teknik penyelesaian tugas.

G. Teknik Pengumpulan Data

Data yang diolah dalam pelaksanaan penelitian ini adalah data mengenai

kemampuan peserta didik dalam berkarya poster, khususnya dengan

menggunakan teknik kolase sebagai perangsang keterampilan peserta didk agar

mencapai tujuan penelitian. Untuk memperoleh data hasil penelitian maka peneliti

menggunakan beberapa teknik dalam pelaksanaannya, antara lain dengan

menggunakan teknik tes, studi kepustakaan, observasi, angket, catatan lapangan,

dan studi dokumentasi.

1. Tes

Tes adalah sebuah teknik pengumpulan data yang dilakukan untuk

menguji subjek dalam mendapatkan data tentang hasil proses pembelajaran

peserta didik yang meliputi kemampuan awal dan akhir peserta didik, dalam hal

ini secara khusus tes yang digunakan adalah tes tindakan atau praktik dalam

berkarya poster.

Teknik tes tindakan ini diberikan dengan pertimbangan subjek yang diteliti

adalah kemampuan peserta didik dalam berkarya dan peserta didik sebagai

partisipan atau pengguna objek penelitian.

2. Studi Kepustakaan

Teknik studi kepustakaan ini dilakukan dengan cara membaca dan

mempelajari sumber-sumber yang terkumpul dalam bentuk tulisan ataupun

sumber tertulis lainnya yang berhubungan dan mendukung dalam memecahkan

permasalahan yang dikaji. Teknik ini bertujuan mengumpulkan sebanyak

mungkin informasi berupa data yang didapat untuk dianalisa dan kemudian dikaji

sebagai pertimbangan dalam memecahkan fokus permasalahan yang diteliti.

Setelah literature terkumpul dan cukup relevan sebagai acuan sumber penulisan

(37)

69

sumber yang relevan dan memilih sumber yang tepat untuk dipergunakan dalam

penelitian maupun penulisan.

3. Studi Observasi

Studi observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan

mengadakan pengamatan langsung di lokasi penelitian pada proses pembelajaran.

Dalam penelitian ini observasi dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung

baik dalam proses penelitian maupun pembelajaran.

Hal-hal yang menjadi bahan pertimbangan untuk dilakukannya observasi

dalam penelitian ini antara lain adalah a) Proses pembelajaran berkarya poster

menggunakan teknik kolase yang meliputi tujuan, materi, kegiata, praktik,

metode, dan evaluasi. b) Kemampuan peserta didik dalam berkarya poster dengan

menggunakan teknik kolase. Secara khusus hasil dari observasi memusatkan

penelitian pada subjek peserta didik tingkat VIII di MTs Ar-Rohmah Bandung.

4. Angket

Angket atau kuisioner merupakan alat pengumpul data melalui komunikasi

tidak langsung, yaitu tulisan. Angket ini berisi daftar pertanyaan yang bertujuan

untuk mengumpulkan keterangan tentang berbagai hal yang berkaitan dengan

responden.

5. Catatan Lapangan

Catatan lapangan atau catatan harian adalah sebuah catatan yang

digunakan untuk mencatat hal-hal yang terjadi selama proses pembelajaran

berlangsung. Dalam penelitian ini juga menggunakan catatan harian yang secara

langsung maupun tidak dipergunakan selama penelitian.

6. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi adalah sebuah pengkajian data yang diperoleh melalui

pengumpulan data secara digital melalui kamera maupun rekaman. Studi

dokumentasi mengandung data tidak langsung maupun langsung namun dengan

(38)

70

H. Analisis Data

Proses analisis data pada dasarnya adalah melakukan kajian untuk

memahami struktur suatu fenomena-fenomena yang terjadi, dengan melakukan

suatu tindakan terhadap fenomena atau peristiwa tersebut (Nurlailasari, 2011 :

103).

Lebih jelasnya lagi analisis data merupakan kegiatan setelah data dari

seluruh responden atau sumber data lain terkumpul. Kegiatan dalam analisis data

adalah mengelompokan data berdasarkan variable dari seluruh responden,

mentabulasikan data berdasarkan variable yang diteliti, melakukan berbagai

macam perhitungan untuk menjawab permasalahan-permasalahan yang

ditemukan.

Dalam menganalisis data hasil penelitian dalam bentuk hasil tes, angket,

dan observasi, disajikan secara analis-deskripsi, lalu data yang termasuk ke dalam

golongan angka terhitung dikalkulasikan secara menyeluruh untuk kemudian

dipresentasikan ke dalam sebuah diagram untuk dianalisa kembali dengan tujuan

melihat adanya perbandingan antara kegiatan awal penelitian dan akhir penelitian

dalam uji cobanya denngan memasukan variable tertentu ke dalam penelitian.

Data yang dikumpulkan juga untuk kemudian diberi tingkatan nilai dengan

skor, ataupun dengan nilai aspek tingkat kualitas jawaban yang dijelaskan dengan

kalimat sangat baik, baik, sedang, kurang baik, sangat kurang sekali. Pemberian

teknik penilaian ini disesuaikan dengan setiap variabel yang diujikan ke dalam

bentuk instrumen dan hasilnya mengacu pada setiap indikator yang dicapai.

Proses analisis data ini yang kemudian dipaparkan dalam bab

pembahaasan dan dikaji secara lengkap mengenai keakuratan dan korelasi data

dengan teori yang digunakan dalam proses penelitian. Selain itu proses analisis

data ini dilaksanakan setelah proses pengumpulan data berlangsung dan ata yang

(39)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan pengolahan dan analisis data yang telah dilakukan peneliti

yang dilakukan melalui prosedur penelitian dan pembelajaran maka didapatkan

kesimpulan mengenai hasil dari proses yang telah dilakukan.

1. Perencanaan pembelajaran menggambar poster dalam siklus 1 dan siklus 2

dimulai dengan mengkaji sistem kurikulum yang ada di lokasi penelitian

yakni MTs Ar-Rohmah Bandung kemudian menganalisa Standar Kompetensi

(SK) dan Kompetensi Dasar (KD) pada mata pelajaran Seni Budaya (Seni

Rupa) untuk kelas VIII jenjang SMP, setelah itu merumuskan tujuan

pembelajaran yang ingin dicapai dalam tiap fase atau siklus, siklus pertama

bertujuan untuk melihat sejauh mana keterampilan peserta didik dalam

menciptakan karya poster, kemudian siklus yang kedua bertujuan untuk

meningkatkan keterampilan peserta didik dalam berkarya poster melalui

penerapan teknik kolase yang digunakan dalam proses berkarya seni poster

tersebut.

Kemudian menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang akan

digunakan dalam tiap tahap pembelajaran juga RPP perbaikan. Dalam

kegiatan perencanaan pembelajaran ini peneliti menemukan kesulitan dalam

menyesuaikan standar prosedur pembelajaran atau skenario pembelajaran

yang akan diterapkan di dalam kelas. Oleh karena itu peneliti berupaya

menyusun prosedur pembelajaran dengan melihat referensi dari

sumber-sumber terkait dan mendiskusikannya bersama kolaborator sebagai partner di

dalam kelas.

2. Tahap pelaksanaan pembelajaran yang terjadi di dalam siklus 1 berlangsung

lancar, namun masih banyak ditemukan kekurangan-kekurangan yang terjadi

dalam proses pelaksanaannya. Seperti skenario pembelajaran yang kurang

(40)

153

tidak dapat diprediksi. Dalam proses pelaksanaan pembelajaran siklus yang

pertama ini ditemukan berbagai kesulitan peserta didik dalam berkarya

poster, seperti beberapa peserta didik yang mengganggu peserta didik lain,

lalu adanya peserta didik yang mengalami kesulitan dalam memulai

pekerjaan berkarya. Kesulitan tersebut kemudian dirumuskan dan dicari

alternatif pemecahan masalahnya agar kemudian tidak terjadi dalam proses

pembelajaran siklus kedua. Dalam siklus 2 proses pembelajaran berjalan

sesuai dengan skenario atau prosedur pembelajaran yang telah disusun

sebelumnya dan berlangsung kondusif. Proses pelaksanaan pembelajaran

sesuai dengan yang tertuang dalam RPP dan alokasi waktu yang telah

ditentukan sebelumnya juga berjalan sesuai rencana. Namun masih

ditemukannya kekurangan dalam proses pembelajaran siklus yang kedua ini

merupakan kesulitan peserta didik yang kurang memahami tahapan dalam

berkarya seperti yang telah dibahas dalam penelitian, sampai pada akhirnya

peserta didik dapat menciptakan karya poster menggunakan teknik kolase

dengan baik.

3. Kemudian hasil pembelajaran yang diperoleh dalam siklus 1 kurang

memuaskan. Hal ini dikarenakan pemahaman peserta didik yang masih

belum optimal. Hasil yang diperoleh ini menjauh dari perkiraan yang pada

awal mulanya diprediksi mayoritas dapat melampaui Kriteria Ketuntasan

Minimal (KKM) yang telah ditentukan namun pada kenyataannya masih

dibawah KKM, akan tetapi nilai rata-rata yang didapatkan dalam siklus 1

tidak begitu mengecawakan dengan nilai rata-rata 71,53 dianggap cukup baik

dalam hasil pembelajaran siklus 1. Untuk siklus yang kedua hasil

pembelajaran berkarya poster dengan menerapkan teknik kolase

menghasilkan nilai yang lebih baik dari nilai pada siklus pertama. Nilai yang

didapatkan dalam hasil pembelajaran siklus yang kedua ini mayoritas berada

di atas nilai KKM, dengan hasil rata-rata nilainya berada di angka 82,82 nilai

ini merupakan nilai akhir yang didapatkan dengan sangat baik oleh peserta

didik karena kemampuan mereka menciptakan karya seni poster

(41)

154

Dari hasil yang didapatkan dapat disimpulkan bahwa penelitian yang telah

dilakukan untuk meningkatkan keterampilan peserta didik berkarya poster

dengan menggunakan teknik kolase telah berhasil baik, dan untuk selanjutnya

mudah-mudahan dapat dianalisa lebih lanjut untuk penelitian selanjutnya

maupun untuk kepentingan analisis data.

B. Saran dan Rekomendasi

Dalam penelitian ini peneliti juga berharap akan adanya tindak lanjut yang

dilakukan baik itu dari peneliti lain, sampai kepada lembaga ataupun instansi

dengan wewenang di bidang pendidikan untuk menelaah lebih lanjut mengenai

penelitian ini. Adapun beberapa saran dan rekomendasi yang diberikan oleh

peneliti selaku penulis untuk digunakan dalam penelitian-penelitian lain yang

diharapkan dapat bermanfaat bagi kehidupan pendidikan umumnya dan seni rupa

secara khususnya. Saran dan rekomendasi tersebut dijelaskan sebagai berikut:

1. Bagi Dunia Pendidikan

Pendidikan adalah hak semua umat manusia yang sadar dan beragama.

Oleh karena itu dunia pendidikan sebaiknya mengulas kembali pernyataan

tersebut, karena pada kenyataannya masih terdapat banyak sekali kekurangan

yang bermula dari dunia kependidikan itu sendiri. Untuk selanjutnya sebaiknya

pendidikan di Indonesia harus lebih mengutamakan penanaman karakter pada

peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan Indonesia yang tercantum dalam

Undang-Undang Dasar No. 2 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional.

2. Bagi Jurusan Pendidikan Seni Rupa

Penelitian mengenai pembelajaran seni rupa secara khusus di jurusan

pendidikan seni rupa Universitas Pendidikan Indonesia senidiri dirasa masih

terbilang kurang memenuhi aspek yang ada dalam esensi seni itu sendiri. Untuk

itu sebaiknya jurusan pendidikan seni rupa secara khusus mengelola penelitian

tersebut dengan baik, menyediakan fasilitas untuk penelitian dengan tulus, supaya

penelitian tersebut tidak hanya menjadi sebuah hasil yang tidak bernilai seni,

(42)

155

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya penulis berharap semoga karya tulis ini dapat

bermanfaat dengan sangat baik, bagaimanapun penggunaannya. Peneliti pun

mempunyai rekomendasi temuan yang apabila akan diteliti sebaiknya menelaah

terlebih dahulu aspek yang akan diteliti, faktor yang mempengaruhi setiap

variabel dan hubungannya dengan esensi pendidikan. Sellanjutnya penulis juga

berharap melalui penelitiannya akan banyak peneliti lain yang akan menelaah

lokasi yang diteliti penulis sebelumnya. Karena masih banyak aspek yang dapat di

teliti dari lokasi tersebut.

4. Bagi Pembaca

Selanjutnya bagi para pembaca peneliti berharap banyak manfaat yang

dapat digunakan dari karya tulis ini, baik berrupa ilmu maupun hal lain yang bisa

diambil. Saran dari penulis bagi pembaca adalah belajar mengenai banyak hal

merupakan hal terbaik yang dapat dipelajari. Oleh karena itu tuntutlah ilmu

sampai menutup usia, niscaya ilmu yang kita amalkan akan menjadi bekal kelak di

(43)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2009). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Damajanti, I. (2006). Psikologi Seni: Sebuah Pengantar. Bandung: PT. Kiblat Buku Utama.

Dwijatmiko, A., dkk. (2009). Irama Visual: Dari Toekang Reklame Sampai

Komunikator Visual. Yogyakarta: Jalasutra.

E. Sadjiman, Santoyo. (2009). Nirmana Elemen-elemen Seni dan Desain. Yogyakarta: Jalasutra.

Hamalik, O. (1977). Media Pendidikan. Bandung: Alumni.

Harjanto. (2010). Perencanaan Pengajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

J. Moleong, Lexy. (2011). Metodelogi Penelitian Kualitatif: Edisi Revisi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Kusrianto, A. (2007). Pengantar Desain Komunikasi Visual. Yogyakarta: ANDI.

Suwarsih, M. (2009). Teori dan Praktik Penelitian Tindakan. Bandung: Alfabeta.

Masri, A. (2010). Strategi Visual. Yogyakarta: Jalasutra.

Gambar

Tabel 3.1. JADWAL PELAKSANAAN PENELITIAN
Gambar 3.1. Model Spiral dari Kemmis dan McTaggart
Tabel 3.2. Indikator Pencapaian dalam Variabel

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan Penelitian ini adalah Untuk meningkatkan perilaku asertif antar sebaya peserta didik kelas VIII MTs Negeri Karanganyar tahun ajaran 2014/20151. melalui teknik diskusi

Pembelajaran Berbasis Proyek ( Project Based Learning) Terhadap Keterampilan Proses Sai ns Peserta Didik Kelas VIII di MTs..

Produk yang dihasilkan dalam pengembangan penelitian ini berbentuk LKPD sebagai petunjuk percobaan Materi Cahaya berbasis inkuiri terbimbing untuk peserta didik kelas VIII

Untuk Meningkatkan Perilaku Asertif Antar Sebaya Peserta Didik Kelas VIII MTs Negeri Karanganyar Tahun Ajaran 2014/2015” untuk memenuhi sebagian syarat

model elaborasi terhadap hasil belajar peserta didik pada materi pokok kubus. dan balok kelas

Masalah utama dalam penelitian ini adalah bagaimana Proses kreativitas dalam berkarya seni lukis menggunakan media gerabah pada peserta didik kelas X SMA Muhammadiyah 1

dengan rainbow card efektif dalam menurunkan jumlah peserta didik yang mengalami miskonsepsi pada materi hukum Archimedes di kelas VIII MTs Negeri Semparuk. Sampel dalam

Implikasi dalam penelitian ini adalah pelatihan pembuatan Aerogenerator Sederhana yang diberikan kepada peserta didik kelas VIII B MTs Madani Alauddin Paopao ini memberikan dampak