• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEMAMPUAN BERKARYA SENI KALIGRAFI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA KACA PADA PESERTA DIDIK KELAS X SMA MUHAMMADIYAH 7 MAKASSAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "KEMAMPUAN BERKARYA SENI KALIGRAFI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA KACA PADA PESERTA DIDIK KELAS X SMA MUHAMMADIYAH 7 MAKASSAR"

Copied!
79
0
0

Teks penuh

(1)

KEMAMPUAN BERKARYA SENI KALIGRAFI DENGAN

MENGGUNAKAN MEDIA KACA PADA PESERTA DIDIK KELAS X SMA MUHAMMADIYAH 7 MAKASSAR

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Program Studi Pendidikan Seni Rupa

Fakultas Keguruan dan Ilmu pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar

Oleh

ADE WAHYULIANTI 10541074514

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENIRUPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2021

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Kebesaran sesesorang tidak di ukur dari kekuatannya tapi di ukur dari bagaimana dia berdiri tegap setiap kali dia terjatuh dan semua berawal dari diri sendiri, semua

ada waktunya jngan bandingkan hidupmu dengan hidup orang lain karena tidak ada perbandingan antara matahari dan bulan mereka bersinar saat waktunya tiba,

Tetap berusaha dan bersemangat untuk meraih sarjana.

Karya Sederhana Ini Ku Persembahkan

Untuk Kedua orang tuaku Syahruddin Ibrahim dan St. Saati penyejuk mata dan hati, semoga Allah swt, memberi kesehatan yang cukup, dan terima kasih kepada

keluargaku yang selalu menyayangi dan mendoakanku, Saudara-saudari membesarkan hati dan memberiku semangat, Sahabat dan adik-adikku yang selalu

mendampingiku.

(7)

Vii ABSTRAK

Ade Wahyulianti, 2021. “Kemampuan Berkarya Seni Kaligrfi Dengan Menggunakan Media Kaca Pada Peserta Didik Kelas X SMA Muhammadiyah 7 Makassar” Skripsi. Program Studi Pendidikan Seni Rupa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar. dibimbing oleh Bapak Drs. Ali Ahmad Muhdy, M. Pd. dan Dr. Andi Baetal Mukaddas, M. Sn.

Tujuan penelitian ini adalah secara umum untuk mengetahui dan mendeskripsikan Kemampuan Berkarya Seni Kaligrafi Dengan Menggunakan Media Kaca Pada Peserta Didik Kelas X SMA Muhammadiyah 7 Makassar.

Penelitian ini merupakan strategi belajar berkarya yang bertujuan untuk menentukan semangat dan memotivasi belajar peserta didik dan mengembangkan kreativitas belajar dalam berkarya seni kaligrafi dan dapat mendorong peserta didik belajar secara sistematis. Penelitian ini dilakukan di SMA Muhammadiyah 7 Makassar dengan jumlah 1 Kelas, dengan siswa sebanyak 30 orang.

Menggunakan metode pengumpulan data dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Dengan menggunakan teknik analisis data deskriptif kualitatif.

Hasil ini menunjukkan bahwa Kemampuan Berkarya Seni Kaligrfi Dengan Menggunakan Media Kaca Pada Peserta Didik Kelas X SMA Muhammadiyah 7 Makassar dalam membuat seni kriya kaligrafi sudah lumayan baik dari 30 orang yang terdiri dari tiga kelompok dan dua kelompok yang paling baik dari cara mendesainnya maupun sampai proses penyelesaian dan itu menunjukkan bahwa mereka sangat termotivasi dalam membuat seni kaligrafi berbahan cet lukisan.

(Kata Kunci: Kemampuan, Pembelajaran, Seni Kaligrafi)

(8)

viii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur penulis kirimkan kehadirat allah swt atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya yang diberikan kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya. Shalawat dan salam penulis kirimkan kepada nabi muhammad SAW nabi yang telah menyelamatkan umat manusia dengan menunjukkan jalan yang benar dan jalan menuju kebenaran.

Skripsi ini memaparkan studi deskripsi tentang “Kemampuan Berkarya Seni Kaligrfi Dengan Menggunakan Media Kaca Pada Peserta Didik Kelas X SMA Muhammadiyah 7 Makassar Sebagai salah satu tugas akademik untuk memperoleh gelar Sarjana “Sarjana Pendidikan” pada Program Studi Pendidikan Seni Rupa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar

Selama menulis skripsi ini, penulis menghadapi berbagai hambatan dan rintangan, namun berkat bimbingan bantuan dan sumbangan pemikiran dari berbagai pihak, segala tantangan yang dihadapi penulis dapat mengatasinya.

Oleh karena itu, dengan penuh rasa hormat penulis menghaturkan banyak terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag.Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar.

2. Bapak Erwin Akib, M. Pd,. M. Ph. D,. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.

(9)

ix

3. Bapak Dr. Andi Baetal Mukaddas, M.Sn .Ketua Program Studi Pendidikan Seni Rupa Universitas Muhammadiyah Makassar.

4. Bapak Drs.Ali Ahmad Muhdy M. Pd dan Bapak Dr. Andi Baetal Mukaddas, M.Sn.. Masing-masing pembimbing 1 dan pembimbing 2 yang telah banyak meluangkan waktu dan tenaga dalam memberikan arahan, petunjuk dan motivasi kepada penulis untuk menyelesaikan Skripsi.

5. Dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan khususnya Program Studi Pendidikan Seni Rupa yang telah mendidik dan memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada penulis.

6. Untuk yang tercinta ayahanda bapak Syahruddin Ibrahim Ibunda St. Saati, berserta saudaraku, Addin luhur pribadi dan istri tercinta nya Lia, Kakanda Wahyudin yang telah banyak memberikan motivasi serta membantu baik dari segi moril maupun material serta do’a dan dukunganya.

7. Teman-teman Seni Rupa angkatan 2014 yang selalu berkomitmen untuk tetap menjaga solidaritas dan tari persaudaraan kita.

8. Kepada teman-teman dan adek-adek ku tercinta, omiyati, irma, fauji, jarwo, wandi, aan, dian, farianti, decan, didan, akbar mbolo, pance, julfian, bunga, rosa, aan, ainun, misna, feri, nanda, irvan yang sering memotivasi dan banyak membantu, penulis sangat menghargai kehariran dan semua yang allah swt limpahkan dalam hubungan kita, keberadaan kalian sangat melengkapi kehidupan penulis.

Penulis sangat menyadari bahwa karya ilmiah jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan sumbang saran dan kritik

(10)

x

terhadap semua pihak demi kesempurnaan menyusun karya ilmiah ini.

Semoga bermafaat buat kita semua, Amin.

Makassar, Mei 2021

Ade Wahyulianti

(11)

xi DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ...

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PERSETUJUAN... ii

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

SURAT PERNYATAAN... iv

SURAT PERJANJIAN ... v

MOTO DAN PERSEMBAHAN ... vi

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI... xi

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR TABEL... xv

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah... 4

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Pustaka ... 9

1. Pengertian Pembelajaran ... 9

2. Perencanaan pembelajaran ... 15

3. langkah-langkah pembelajaran ... 17

4. Penilaian hasil pembelajaran ... 18

(12)

xii

5. Pengertian seni... 20

6. Pengertian seni patung... 21

7. Jenis-jenis seni patung ... 23

8. Corak dalam seni patung ... 23

9. Bahan dalam seni patung... 25

10. Pengertian plastisin... 25

11. Sejarah Plastisin... 26

12. Proses pembuatan patung plastisin ... 27

B. Kerangka Pikir ... ..29

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ...31

1. Jenis penelitian ...31

2. Lokasi Penelitian ...31

B. Variabel Dan Disain Penelitian ... 32

1. Variabel penelitian... 32

2. Disain penelitian ... 33

C. Definisi Operasional Variabel ... 34

D. Subjek/Objek Penelitian ... 34

E. Teknik Pengumpulan Data... 35

1. Penelitian pustaka ... 35

2. Penelitian lapangan... 35

F. Teknik Analisis Data... 39

(13)

xiii BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian... 40

1. Tahap pembelajaran seni pataung... 41

2. Tahap langkah-langkah pembelajaran ... 43

3. Tahap penilaian hasil pembelajaran senipatung ... 46

B. Pembahasan ... 55

1.Perencaanpembelajaran, langkah pembelajaran, dan hasil pembelajaran. ... 55

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan... 62

1. Proses pembelajaran dan kompunen pembelajaran ... 62

B. Saran ... 64

DAFTAR PUSTAKA ... 66 LAMPIRAN-LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP

(14)

xiv

DAFTAR GAMBAR

1. Gambar 2.1………..……… 13

2. Gambar 4.1………..……… 26

3. Gambar 4.2………..……… 27

4. Gambar 4.3………..……… 27

5. Gambar 4.4………..……… 28

6. Gambar 4.5………..……… 28

7. Gambar 4.6………..……… 29

8. Gambar 4.7………..……… 29

9. Gambar 4.8………..……… 30

10. Gambar 4.9………..……… 37

11. Gambar 4.10………... 40

12. Gambar 4.11……… 42

13. Gambar 4.12……… 43

(15)

xv

DAFTAR TABEL

1. Tabel 3.1..………..……… 24

2. Tabel 3.2.………..……… 24

3. Tabel 4.1..………..……… 25

4. Tabel 4.2.……… 33

5. Tabel 4.3………. 41

6. Tabel 4.4……….. 41

7. Tabel 4.5……….. 43

(16)

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Bangsa arab mengembangkan tulisannya jauh ketinggalan setelah bangsa- bangsa lain, seperti Babilonia, Cina dan Mesir yang lebih dulu telah mengembangkan tulisannya secara sistematis. Namun dapat dimengerti karena sebagian besar penduduk Arab, keuali yang bertempat tinggal dikota, merupakan bangsa nomaden, yaitu bangsa aarab berpindah-pindah tempat. Karena itu tradisi yang ada adalah tradisi lisan, mereka belum mengenal tradcisi tulis menulis.

Perkembangan seni kaligrafi dalam sejarah kebudayaan islam, sejak awal tumbuhnya, perlu dilihat dari banyak faktor yang mendukungnya.

Pembelajaran seni kaligrafi dengan menggunakan media kaca adalah merupakan salah satu jenis karya seni rupa yang menekankan keindahan yang terdapat pada bentu-bentuk huruf yang telah dimodifikasi atau digayakan sehingga mempunyai nilai estetika (Garha, 1982:5), sedikit pandangan tentang kaligrafi ini adalah merupakan suatu karya yang beridentik dengan tulisan indah seperti halnya tulisan sastra yang berbentuk huruf Latin, huruf Cina, huruf Jepang, huruf India, huruf Sansekerta maupun huruf Jawa, tetapi kenapa dalam hal ini tulisan kaligrafi lebih dikenal dengan tulisan Indah Arab yang ada dalam Al-Quran dan Al-Hadits?

Jawaban simpel karena perkembangan kaligrafi dalam konteks Islami ini lebih berkembang pesat dibandingkan dengan karya tulisan yang lain, selain itu juga di Indonesia atau khususnya di Makassar merupakan mayoritas penduduk Islam yang dimana pembelajaran seni kaligrafi ini adalah merupakan salah satu karya seni

(17)

visual yang sangat digemari dan menarik untuk dikembangkan oleh peserta didik atau pelajar bahkan di Perguruan Tinggi sekalipun.

Dalam hal ini penulis lebih spesifikasi memaparkan konsep kaligrafi ini pada tulisan-tulisan Arab yang tentunya ada dalam Al-Quran dan Al-Hadits, pembelajaran seni kaligrafi ini adalah merupakan salah satu pelajaran yang sangat digemari dikalangan peserta didik masa kini, apalalagi dalam bangku sekolah Madrasah Tsanawiyah atau Madrasah Aliyah bahkan di Sekolah Muhammadiyah sudah semestinya pembelajaran seni kaligrafi ini diterapkan kepada anak didik masa kini, selain dari menambah pengetahuan peserta didik dalam hal agama pesertadidik juga diajarkan bagaimana bisa menghasilkan ide-ide baru dan selalu menghasilkan karya-karya yang cukup menarik sehingga karya seni kaligrafi ini dapat dihasilkan oleh tangan kreatif oleh para pelajar masa kini bukan hanya dari kalangan mahasiswa ataupun dari kalangan seniman jalanan.

Sesuai topik pembelajaran di atas seni kaligrafi ini sangatlah dibutuhkan, karena di mana peserta didik SMA Muhammadiyah 7 Makassar adalah merupakan salah satu Sekolah yang setiap pekannya belajar tentang seni kaligrafi hanya terfokus pada media dan bahan seperti diuraikan di atas tadi, seperti tugas yang diberikan oleh guru seni budaya yang hanya menggunakan media kertas dengan bahan cat air (sejenisnya) atau dengan menggunakan spidol. Untuk menambah pengetahuan peserta didik dalam hal pengembangan seni budaya tentunya kita sebagai seorang pengajar harus menerapkan model pengenalan atau praktik baru terhadap peserta didik kita dengan cara menerapkan pembelajaran seni kaligrafi

(18)

dengan menggunakan media baru dalam berekspresi, salah satunya menggambar kaligrafi dengan menggunakan media kaca sesuai dengan topik penelitian ini.

Menggambar kaligrafi dengan menggunakan media kaca ini tentunya sangatlah rumit bagi peserta didik SMA Muhammadiyah 7 Makassar, karena selain dari cara kerja yang sangatlah sulit dan media pembelajaran bisa dikatakan sebuah pengenalan media yang baru bagi mereka untuk menyesuaikan diri dan menghasilkan sebuah karya seni kaligrafi dengan menggunakan media kaca tersebut.

Dengan melihat uraian di atas, menunjukkan adanya pengakuan terhadap pembelajaran yang efektif, serta usaha untuk menyusun kerja kolektif dan mampu menjawab persoalan yang ada. Untuk mendapatkan hasil belajar yang optimal, kadangkala banyak dipengaruhi komponen-komponen belajar-mengajar, sebagai contoh bagaimana cara mengorganisasikan materi, metode yang diterapkan, media yang digunakan, dan lain-lain. Tetapi di samping komponen-komponen pokok yang ada dalam kegiatan belajar mengajar ada faktor lain yang peserta didik, yaitu soal kurangnya arahan dan pendekatan guru terhadap peserta didik dalam proses belajar, bagaimana baiknya bahan pelajaran yang diberikan, bagaimanapun sempurnanya metode yang digunakan, namun jika pendekatan guru terhadap peserta didik dalam proses belajar sangat kurang maka dapat menciptakan suatu hasil yang tidak optimal.

(19)

B. Rumusan Masalah.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang diangkat dalam penelitian ini :

1. Bagaimana kemampuan berkarya seni kaligrafi dengan menggunakan media kaca pada peserta didik kelas X SMA Muhammadiyah 7 Makassar ?

2. Bagaimana kualitas hasil karya seni kaligrafi dengan menggunakan media kaca pada peserta didik kelas XSMA Muhammadiyah 7 Makassar?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan uraian rumusan masalah diatas, tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui dan mendeskripsikan kemampuan berkarya seni kaligrafi dengan menggunakan media kaca pada peserta didik SMA Muhammadiyah 7 Makassar

2. Untuk mengetahui dan mendeskripsikan kualitas hasil karya seni kaligrafi dengan menggunakan media kaca pada peserta didik kelas X SMA Muhammadiyah 7 Makassar.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini diuraikan sebagai berikut:

1. Sebagai bahan masukan bagi sekolah dan guru kesenian di SMA Muhammadiyah 7 Makassar dalam mengembankan berkarya kaligrafi.

2. Untuk guru diharapkan bermanfaat dalam upaya meningkatkan kolektivitas belajar peserta didik.

(20)

3. Untuk peserta didik, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam upaya meningkatkan kreativitas yang inovatif belajar secara berkelompok.

4. Sebagai bahan masukan bagi instansi (Sekolah) serta bahan komparatif bagi penelitian selanjutnya.

5. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan pada tingkat teoretis kepada guru dan peserta didik dalam peningkatan kreativitas dan kerja sama belajar peserta didik dalam proses pembelajaran seni kaligrafi. Penelitian ini juga dapat meningkatkan kemampuan profesionalisme guru untuk mengarahkan dan membimbing peserta didik dalam belajar seni kaligrafi

(21)

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Pustaka

1. Pengertian Kemampuan

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2014:869) kemampuan berasal dari kata “mampu”yang berarti kuasa (bisa, sanggup, melakukan sesuatu, dapat, berada kaya, mempunyai harta ). Secara umum pengertian kemampuan adalah kesanggupan, percakapan, kekuatan berusaha dengan diri sendiri dalam melakukan sesuatu.

Kemampuan adalah sifat lahir dan dipelajari yang memungkinkan seseorang dapat penyelesaikan pekerjaannya ( Gibson, 1996:126).

Menurut Munandar, (1985:17) ability (kemampun, kecakapan, ketangkasan, bakat, kesanggupan) merupakan tenaga, daya kekuatan untuk melakukan suatu perbuatan.

Menurut Robins (2006:46) kemampuan (ability) adalah kapasitas individu untuk melakukan berbagai tugas dan pekerjaan tertentu. Seluruh kemampuan seorang individu pada hakekatnya dibagi menjadi dua berdasarkan faktor yang membentuknya. Pertama adalah faktor intelektual, yakni kemampuan yang dibutuhkan seseorang untuk melakukan berbagai aktivitas berpikir, bernalar, dan memecahkan masalah. Kedua adalah kemampuan fisik, yakni kemampuan seseorang dalam melaksanakan tugas yang menurut stamina, ketrampilan, kekuatan dan karakteristik serupa.

Kedua jenis kemampuan tersebut bisa dimiliki oleh seseorang secara seimbang atau bisa juga lebih menonjol salah satunya, seseorang yang

(22)

memiliki kemampuan intelektual yang bagus atau biasa dikatakan dengan pintar dan cerdas cenderung kurang dalam kemampuan fisiknya, begitu pula sebaliknya.

Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa kemampuan adalah kesanggupan seseorang dalam menyelesaikan pekerjaan yang dikerjakannya baik dari segi kesanggupan fisik maupun intelektual yang dimiliki.

2. Pengertian Berkarya

Didalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2014:629) berkarya adalah memiliki pekerjaan tetap, berprofesi serta mencipta (mengarang, melukis, dsb).

Berkarya artinya melakukan atau mengerjakan sesuatu hingga menghasilakan sesuatu yang menimbulkan kegunaan atau manfaat dan berarti bagi semua orang, karya tersebut dapat berupa benda, jasa atau hal yang lainnya.

3. Pengertian Kualitas

Pengertian konsep kualitas telah diberikan oleh banyak pakar dengan berbagai sudut pandang yang berbeda, sehingga menghasilkan definisi-definisi yang berbeda pula. Goesth dan Davis yang dikutip Tjiptono, mengemukakan bahwa kualitas diartikan “Sebagai suatu kondisi dinamis dimana yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan.”(Tjiptono, 2004:51).

(23)

Kemudian Triguno juga mengungkapkan hal yang senada tentang kualitas, yang dimaksud dengan kualitas adalah, “Suatu standar yang harus dicapai oleh seseorang atau kelompok atau lembaga atau organisasi mengenai kualitas sumber daya manusia, kualitas cara kerja, proses dan hasil kerja yang berupa barang dan jasa.” (Triguno, 1997:76). Pengertian kualitas tersebut menunjukan bahwa kualitas itu berkaitan erat dengan pencapaian standar yang diharapkan.

4. Seni rupa

Seni rupa merupkan hasil interpretasi dan tanggapan pengalaman manusia dalam betuk visual dan rabaan. Seni rupa berperan dalam memenuhi tujuan- tujuan tertentu dalam kehidupan manusia maupun semata-mata memenuhi kebutuhan estetik. Karya seni rupa dapat menimbulkan berbagai kesan (indah, unik, atau kegetiran) dan perasaan. Dengan memahami makna tentang bentuk- bentuk seni rupa, akan diperoleh rasa kepuasan dan kesenangan.

Seni rupa adalah cabang seni yang membentuk karya seni engan media yang bisa ditangkap mata dan dirasakan dengan rabaan. Kesan ini diciptakan dengan mengelolah konsep garis, bidang, bentuk, volume, warna, tekstur, dan pencahayaan dengan acuan estetika. Secara kasar terjemahan seni rupa di dalam bahasa art. Namun seiring berkembangnya dunia Seni Modern, istilah fine art menjadi lebih spesifik kepada pengertian Seni Rupa Murni.

Pembelajaran seni rupa di Sekolah mengembangkan kemampuan peserta didik dalam berkarya seni rupa yang bersiafa visual dan rabaan.Pembelajaran seni rupa merupakan kemampuan bagi peserta didik untuk memahami

(24)

memperoleh kepuasan dalam menanggapi karya seni rupa ciptaan peserta didik sendiri maupun karya seni rupa ciptaan orang lain. Melalui seni rupa, peserta didik belajar berkomunikasi melalui gambar dan bentuk, serta mengembangkan rasa kebanggaan dalam menciptakan ungkapan pikiran danperasaan. Seperti menggambar contoh sederhananya. Pada dasarnya, seni menggambar adalah keterampilan yang biasa dipelajari oleh setiap orang, terutama bagi yang punya minat untuk belajar. Menggambar adalah sebuah proses kreasi yang harus dilakukan secara intensif dan terus-menerus. Pada intinya, menggambar adalah perpaduan keterampilan (skill), kepekaan rasa (teste), kreativitas, ide, pengetahuan dan wawasan. ( Apriyatno, 2009:1)

Materi pokok seni rupa meliputi aspek apresesi seni, berkarya seni, kritikseni, dan penyajian seni. Antara lain :

a. Apresiasi seni rupa, berarti mengenal, memahami, dan memberikan penghargaan atau tanggapan estetis (respons estetis) terhadap karya seni rupa. Materi apresiasi seni pada dasarnya adalah pengenalan tentang konsep atau makna, bentuk dan fungsi seni rupa. Apreseasi seni rupa dapat mencakup materi luas yaitu pengenalan seni rupa dalam konteks berbagai kebudayaan. Selain itu apresiasi juga memberikan pemahaman hubungan antara seni rupa dengan bentuk- bentuk seni lain, bidang-bidang studi yang lain, serta keberadaan seni rupa, kerajinan, dan desain sebagai bidang profesi.

b. Berkarya seni rupa, pada dasarnya adalah proses membentuk gagasan dan mengelolah media seni rupa untuk mewujudkan bentuk-bentuk

(25)

atau gambaran-gambaran yang baru. Untuk membentuk gagasan, siswa perlu dilibatkan dalam berbagai pendekatan seperti menggambar, mengobservasi mencatat, membuat sketsa, bereksperimen, dan meyelidiki gambar-gambar atau bentuk-bentuk lainya. Selain itu, peserta didik juga perlu dilibatkan dalam proses pengamatan terhadap masalah pribadi, realitas social, tema universal, fantasi, dan imajinasi.

c. Kritik seni, peserta didik dilibatkan dalam pembahasan karya sendiri maupun karya teman atau orang lain. Pembahasan karya seni rupa di sini merupakan proses analisis kritis, meliputi deskripsi, analisis, interprestasi, dan penilaian. Unsur yang dianalisis adalah gaya, teknik, tema dan komposisi karya seni rupa. Melalui kegiatan siswa dapat mengasah keterampilan pengamatan visualnya.

d. Penyajian karya seni rupa, meliputi penyajian lisan di kelas dan pameran di lingkungan kelas, Sekolah, bahkan juga di Masyarakat.

5. Kaligrafi Kriya Kaca

Kaligrafi Kriya kaligrafi kaca adalah seni kerajinan atau keterampilan untuk membuat sesuatu menjadi barang-barang yang memiliki nilai guna dengan menggunakan kaca sebagai medianya. Adapun karya yang dihasilkan dapat berupa karya 2 dimensi.

a. Media Kaca yang biasa digunakan dalam pembuatan karya-karya Kaligrafi.

(26)

b. Teknik yang biasa dipakai pada kriya Kaca yaitu dengan teknik : Bor, cat, cor, dan patri.

c. Bahan dan alat pembuatan kriya kaca. Dalam pembuatan karya seni kriya Kaca diperlukan alat dan bahan sesuai dengan hasil karya yang diinginkan yaitu karya kriya dengan menggunakan media kaca dua dimensi atau karya kriya tiga dimensi.

6. Jenis – jenis Kaligrafi.

a. Kath Nasakh (Naskhi) adalah salah satu jenis khat yang paling mudah dibaca. Jenis inilah yang paling sering kita dapati ketika melihat atau membaca tulisan ayat pada mushaf al-Quran dan sering digunakan untuk menyalin teks-teks ilmiah. Para ahli sejarah berpendapat, bahwa ibnu muqlah (272-328 H) adalah peletak dasar khat naskhi dalam bentuknya yang sempurna di Zaman Banni Abbas.

b. Tsuluts/Tolot (khat Tsulutsi) termasuk jenis khat yang populer, meskipun jarang digunakan untuk tulisan al-Quran, karena bentuknya yang indah dan dekoratif tsuluts tetap memegang peran penting dalam dunia kaligrafi arab sebagai tulisan hias. Ia banyak dipakai untuk penulisan judul, nama atau kepala surat.

c. Diwani, khat Diwani adalah salah satu gaya khat yang diciptakan oleh masyarakat turki ustmani, berkembnag luas di akhir abad ke 15 yang di pelopori oleh seorang kaligrafer Ibrahim Munif dari Turki. Tulisan ini mulai populer setelah penaklukan kota konstantinopel oleh sultan Muhammad Al Fatih Tahun 875 H.

(27)

d. Riq’ah adalah satu gaya khat ciptaan masyarakat Turki Ustmani.

Spesifikasi khat riq’ah terdapat pada huruf-hurufnya yang pendek dan bias di tulis lebih cepat dari pada Naskhi, karena kesederhanaannya dan tidak memiliki struktur yang rumit.

e. Farisi/Persian disebut khat farisi karena memnag pertama kali di kembangkan oleh orang-orang Persia (Iran). Sementara Ta’liq bearti mneggantung dinamai demikian karena gaya tulisan ini terkesan menggantung.

Berikut alat dan bahan sesuai dengan karya yang dihasilkan :

1) Dua dimensi yaitu karya seni rupa yang terbentuk unsur panjang dan lebar.

· Lembaran bahan media Kaca.

· Cat, Art line dan Stabilo.

· Kertas untuk menggambar sketsa kriya kaca yang akan dibuat.

2) Tiga dimensi yaitu karya seni rupa yang mempunyai tiga unsur, yaitupanjang, lebar, dan tinggi serta memiliki unsur kesan ruang, bentuk dan volume.

3) Teknik pembuatan

Untuk menciptakan sebuah karya seni kriya dengan menggunakan media kaca dibutuhkan teknik pembuatan yang pas agar hasil yang diperoleh dalam pembuatan karya seni dapat maksimal. Adapun teknik pembuatan seni karya kaligrafi, tuangkan minyak tanah pada gambar kertas terlihat transparan, diamkan sebentar dan setelah itu tempelkan

(28)

kertas tersebut pada bagian depan kaca, tapi nuntuk gambarnya, yang ditempelkan adalah bagian belakang gambar. Jika sudah di tempelkan, saatnya untuk melukus gambar tersebut, cara melukisnya iringi bentuk gambar yang sudah ditempelkan, untuk warnanya sebaiknya sesuaikan dengan warna gambar aslinya, tapi kalian juga bias berkaryasi sendiri. Jika sudah selesai, diamkan lukisan kalian sampai cat sudah kering. Terus kalian bisa menaruh lukisan kalian dimanapun kalian suka. Berikut gambar kaligrafi menggunakan media kaca.

Gambar.1. Karya Kaligrafi media kaca Sumber : Elsya Vera Indraswari 7. Fungsi seni kriya kaca

Adapun fungsi seni kriya kaca dalam kehidupan yaitu :

a. Fungsi kerohanian (spiritual), Fungsi yang tertua dari seni bercorak spiritual. Kelompok orang dalam masyarakat pada masa prasejarah tampak memuja dewa roh atau sesuatu yang khusus dengan ditemukannya peninggalan berupa artefak yang cenderung animisme dan dinamisme.

b. Fungsi pendidikan yang dapat menjangkau beberapa hal seperti keterampilan, kreativitas, dan sensibilitas.

(29)

c. Fungsi komunikasi, Seni dapat menghubungkan budi pikiran seseorang dengan orang lain.orang yang berusia lanjut dan berusia muda bahkan generasi dapat bertemu melalui seni, misalnya seniman yang hidup berabad-abad lampau dan di tempat jauh dapat berkomunikasi dengan manusia zaman sekarang melalui karya seninya yang ditinggalkan.

Konsep ini dinyatakan dalam pandangan dunia.

8. Prosedur pembuatan kriya kaligrafi

Prosedur dalam pembuatan kriya kaligrafi diperlukan prosedur yang berbeda antara kriya dua dimensi dan tiga dimensi tergantung dari hasil seni kriya yang diinginkan. Berikut cara/prosedur pembuatan kriya yaitu :

a. Dua dimensi.

· Membuat gambar desain pada kertas HVS A4.

· Gambar desain yang telah jadi ditempel pada permukaan bahan kaca yang dipakai.

· Proses pembuatan sketsa pada media kriya kaca seperti ukuran kaca yang ditentukan dan menggunakan cat, art line dan stabilo dengan cara menekan mengikuti garis kontur pada desain gambar yang dibuat.

· Setelah gambar tersebut terbentuk pada permukaan kaca, kertas dicabut, kemudian pada permukaan kaca yang telah diberikan pola atau desain.

Pola atau desain yang telah diberikan tersebut akan dilanjutkan dengan memperindah dengan cat yang akan memberikan kesan keindahan atau estetika.

b. Tiga dimensi.

Teknik pencetakan/pengecoran :

(30)

· Siapkan semua alat dan bahan yang akan dibutuhkan untuk teknik pencetakan/pengecoran.

· Lalu membuat cetakan dasar dari bahan kaca yang menggunakan bor atau cetakan khusus untuk itu, yang akan memberikan pola atau desain dasar.

· Memberikan kesan timbul dengan menggunakan lem yang akan menyatu dengan kaca agar dapat menempel pada kaca.

· Setelah kesan timbul di buat telah mengeras/padat maka kesan timbul tersebut dapat dikeringkan.

· Bentuk yang diinginkan yang sudah kering tersebut dihaluskan agar bentuk dan permukaanya tampak halus.

· Kemudian memberikan warna pada kesan yang sudah ditimbul pada pola atau desain dasat tersebut.

· Dalam memberikan warna juga dapat kita menggunakan warna yang sesuai dengan keinginan dan memberikan perpaduan warna sehingga dapat memberikan kesan keindahan.

B. Kerangka Pikir

Denganmelihatkonsepatauteori yang telahdisebutkan di atas, maka dapat dibuatkanbentukskemadarikerangkaberpikirsebagaiberikut :

(31)

Bagan 2.1 : Skema kerangka pikir

c. Hipotesis penelitian

Hipotesisi merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang akan di teliti dan akan dibuktikan kebenarannya sebagai berikut: diduga bahwa

SMA

MUHAMMADIYAH 7 MAKASSAR

SENI BUDAYA

Kemampuan berkarya seni kaligrafi dengan menggunakan media

kaca

Kualitas hasil karya seni kaligrafi dengan menggunakan media kaca

Hasil

(32)

kemampuan belajar seni kaligrafi dengan menggunakan media kaca pada peserta didik Kelas X SMA Muhammadiyah 7 Makassar akan ditingkatkan melalui proses pembelajaran dan kualitas berkarya seni kaligrafi secara intens dan efektif.

BAB III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Lokasi Penelitian

1. Jenis Penelitian

(33)

Penelitian ini bersifat deskriptif kuantitatif, yakni mengukur kemampuan siswa dalam proses pembelajaran seni kaligrafi dengan menggunakan media kaca.

Metode penelitian kuantitatif adalah merupakan metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan (Sugiyono, 2010)

2. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian bertempat di SMA 7 Muhamadiyah Makassar

SMA

Muhammadiyah 7 makassar

Jln. Rappokaling Raja I

Gambar 3. 1 Lokasi Sekolah SMA Muhammadiyah 7 Makassar

B. Variabel dan Desain Penelitian 1. Variabel Penelitian

a. Kemampuan berkarya seni kaligrafi dengan menggunakan media kaca.

(34)

b. Kualitas karya seni kaligrafi dengan menggunakan media kaca.

2. Desain Penelitian

Desain penelitian pada dasarnya merupakan strategi untuk mengatur acuan dalam penelitian, Desain penelitian juga merupakan rencana atau struktur yang disusun sedemikian rupa sehingga peneliti dapat memperoleh jawaban atas permasalahan-permasalahan penelitian. Penelitian ini bersifat deskriptif kuantitatif yakni berusaha mengukur kemampuan peserta didik, mengungkapkan atau menggambarkan apa adanya tentang proses belajar peserta didik kelas X SMA 7 muhammadiyah makassar dalam berkarya dengan menggunakan media kaca. Berdasarkan variabel di atas maka desain penelitian dapat dijelaskan dalam bentuk skema sebagai berikut:

Pengumpulan data

Kemampuan berkarya seni kaligrafi dengan media kaca pada peserta didik kelas X SMA muhammadiyah 7 Makassar

Kualitas hasil karya seni kaligrafi dengan media kaca pada peserta didik kelas

x

SMA Muhmmadiyah 7

Makassar

(35)

Gambar 4.1 skema desain penelitian C. Definisi Operasional Variabel

1. Kemampuan berkarya seni kaligrafi dengan menggunakan media kaca, dimaksudkan adalah upaya yang dilakukan oleh peserta didik dalam menciptakan karya.

2. Kualitas hasil karya seni kaligrafi dengan menggunakan media kaca, dimaksudkan adalah nilai atau mutu yang dihasilkan oleh peserta didik secara maksimal.

D. Objek / Subjek Penelitian

1. Subjeknya peserta didik kelas X SMA Muhammadiyah 7 Makassar yang terdaftar pada tahun ajaran dan berjumlah 30.

2. Objeknya adalah keseluruhan karya peserta didik kaligrafi dan peserta didik sejumlah 30 orang.

Pengelolaan dan analisis data

Kesimpulan Deskripsi data

(36)

E. Teknik Pengumpulan Data 1. Penelitian pustaka

Penelitian pustaka dilakukan untuk memeroleh data skunder berupa asumsi dan teori yang berhubungan erat dengan seni kaligrafi kriya kaca, sehingga hasil penelitian lapangan dapat akurat dengan adanya penelitian pustaka. Hal ini sangat penting dilakukan sebagai upaya untuk landasan teori yang digunakan dalam penelitian selanjutnya.

2. Penelitian lapangan

Penelitian ini bertujuan untuk memeroleh data primer. Untuk memeroleh data tersebut peneliti menggunakan instrument sebagai berikut:

a. Observasi

Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan langsung ketempat berkarya seni kerajinan kriya kaca pada kelas yang diajarkan. Disamping itu, observasi dilakukan juga

pada karya-karya siswa yang telah dipamerkan atau karya yang telah dinilai oleh pendidik.

b. Wawancara

Wawancara adalah suatu teknik yang digunakan untuk memperoleh

infosrmasi atau teknik pengumpulan data yang

digambarkansebagaisebuahinteraksi yang melibatkan pewawancara dengan

(37)

yang diwawancarai, dengan maksud mendapatkan informasi yang sah dan dapat dipercayai. Wawancara dapat berlangsung dari percakapan biasa atau pertanyaan singkat, hingga yang bersifat formal atau interaksi yang lebih lama. Wawancara formal kadang-kadang dibutuhkan dalam penelitian aspek terpenting dari pendekatan wawancara mendalam adalah bahwa informasi partisipan dapat diterima dan dipandang sangat penting.

1) Wawancara terstruktur yaitu dimana peneliti melakukan wawancara dengan menggunakan pedoman wawancara yang telah disiapkan terlebih dahulu, atau pewawancara menetapkan sendiri pertanyaan-pertanyaan sebelum diajukan.

2) Wawancara tidak terstruktur yaitu dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan secara bebas dan leluasa tetapi tetap fokus pada masalah sehingga memperoleh suatu informasi yanglebih kaya dan mendalam.

c. Dokumentasi

Dokumentasi yang dilakukan dengan cara pengambilan data daridokumen yang ada serta pengambilan gambar melalui kamera atau foto pada karya sebagai salah satu objek penelitian.

d. Hasil Tes Praktik peserta didik

Hasil tes praktik siswa ini dilakukan upaya mendapatkan data dari hasil praktik masing-masing kelompok sehingga siswa dapat diberikan sebuah penilaian dengan indikator penilaian tententu.

F. Teknik Analisis Data

(38)

Data yang diperoleh yaitu data kualitatif dan data kuantitatifdi analisis dengan menggunakan analisis statistik deskriptif. Untuk data kuantitatif dikategorisasikan sesuai dengan teknik kategorisasi standar yang ditetapkan oleh Departemen Pendidikan Nasional sebagai berikut:

Bagan: Modifikasi miles dan huberman Sumber: Prof. Dr. Sugiono, 2005 Indikator Penilaian

Indikator penilaian ini adalah merupakan salah satu cara seorang peneliti untuk memberikan suatu penilaian terhadap apa yang telah dihasilkan oleh masing-masing kolompok yang telah menyelesaikan proses berkarya mulai dari pertama sampai dengan selesai, hingga kualitas hasil karya yang meliputi: Kesatuan, kerumitan dan kesungguhan akan di berikan penilaian secara khusus tentang bagaimana hasil praktek yang telah dihasilkan oleh peserta didik kelas X SMA 7 Muhammadiyah Makassar.

Penilaian Komposisi

Proporsi

Koleksi Data

Kesimpulan/Verif ikasi Reduksi Data

Display Data (Penyajian Data)

(39)

Kerapian

Tabel 3.1: Indikator penilaian

Kategorisasi Standar Departemen Pendidikan Nasional Kriteria Indikator

Pencapaian Kompetensi

Nilai Kualitatif Nilai Kuantitatif

80-100 Baiksekali 4

70-79 Baik 3

60-69 Cukup 2

45-59 Kurang 1

Tabel 4.2: Kategori standar departemen pendidikan nasional

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian

Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian berdasarkan tes praktik, wawancara dan dokumentasi akan disajikan dalam bentuk deskriptif kualitatif yang diuraikan dalam bentuk deskripsi kalimat mengenai peningkatan kemampuan membuat karya seni kaligrafi dengan

(40)

menggunakan media kaca oleh peserta didikkelas kelas X SMA Muhammadiyah 7 Makassar.

1. Kemampuan berkarya Kaligrafi Dengan Media Kaca

Untuk mengetahui kemampuan peserta didik kelas X SMA Muhammadiyah 7 Makassar dalam menggambar Seni kriya kaligrafi, klasifikasi nilainya sebagai berikut:

Bobot Nilai Kategori

0-35 Sangat kurang

35-55 Kurang

55-65 Cukup

65-85 Baik

85-100 Sangat baik

Tabel 4.5 Kategori Nilai dalam pembelajaran seni budaya Sumber : Arinkunto (2010)

Dalam penelitian ini, kemampuan membuat karya seni kaligrafi dengan menggunakan media kaca peserta didik kelas X Muhammadiyah 7 Makassarharus memperhatikan beberapa aspek yang harus dipenuhi sebagai dasar penilaian. Adapun hasil karya siswa tersebut dinilai berdasarkan lima aspek yaitu ide, kreativitas, penguasaan media, keindahan (estetika), serta kemurnian karya.

Dalam pembelajaran seni kriya kaligrafi pada peserta didik kelas X SMA Muhammadiyah 7 Makassar. Ada tahapan-tahapan penting

(41)

yang perlu diperhatikan oleh peserta didik dalam penerapannya yaitu sebagai berikut :

a. Memahami Konsep berkarya seni kaligrafi

1. Menggunakan Buku literatur tentang berkarya Seni kaligrafi.

2. Menunjukan referensi atau contoh gambar Seni kaligrafi.

Gambar 3.1 Contoh gambar kaligrafi Sumber : Ade Wahyulianti

Gambar 2.5 Contoh gambar kaligrafi Sumber: Ade Wahyulianti

(42)

b. Menyiapkan Alat dan Bahan

Setelah memahami bagaimana tentang konsep berkarya, kegiatan selanjutnya yaitu menyiapkan alat dan bahan sebelum memulai proses berkarya seni kaligrafi. Alat dan bahan sangat diperlukan dalammembuat karya selain itu, siswa harus tahu cara penggunaan media kaca, pencampuran warna serta penempatan warna pada objek karya seni kaligrafi. Para siswa dalam setiap kelompok masing-masing menyediakan alat dan bahan seperti di bawah ini :

1. Alat :Cat lukis, Kuas, Palet.

Gambar 3.3 Alat Seni kriya kaligrafi (Sumber : Ade Wahyulianti)

2. Bahan : Kaca

Gambar 3.4 Bahan Seni kriya kaligrafi (Sumber : Ade Wahyulianti)

(43)

c. Menyiapkan Kertas Gambar

Siswa dalam satu kelompok menyiapkanMedia Kaca berukuran A4 sebelum memulaisketsa gambar karya seni kaligrafi.

Gambar 3.5Menyiapkan Media Kaca A4 ( Sumber: Diniati Putri)

d. Menentukan Tema dan Proses Sketsa

Tahap selanjutnya, siswa dalam satu kelompok memilih tema gambar Seni kriya kaligrafi sesuai dengan kesepakatan bersama ( musyawarah kelompok ) kemudian tentukan seorang anak untuk membuat sketsa (rencana gambar ) dengan menggunakan cat minyak dan kuas

(44)

Gambar 3.6 Proses sketsa ( Sumber :Diniati Putri) e. Mewarnai

Langkah selanjutnya setiap anggota kelompok menyempurnakan bagian sketsa gambar dengan cara mewarnainya atau melengkapinya sesuai ekspresinya masing-masing.

Gambar 3.8 Menyempurnakan sketsa dan mewarnai ( Sumber : Diniarti Putri)

f. Fhinishing Touchpada gambar Seni kriya kaligrafi

Terakhir, jika setiap anggota telah menyelesaikan sketsa dan 95 % dalam tahap mewarnai, maka tahap selanjutnya adalah memberikan sentuhan terakhir untuk hasil karya tersebut yang lebih maksinal. Pada langkah ini merupakan langkah yang menarik dan menyenangkan, karena secara bersama-sama setiap kelompok akan menyaksikan bagaimana gambar yang telah dikerjakan mulai dari tahap pertama dan kemudianmelihat hasil dari pekerjaan tersebut. Semua anak akan

(45)

mendapatkan kegembiraan tersendiri dalam melihat kembali karya seni Seni kriya kaligrafi yang mereka buat.

Gambar 3.10 Hasil gambar setelah diwarnai ( Sumber : Diniarti Putri )

2. Hasil Berkarya Seni Seni kriya kaligrafi

Pada bagian ini akan diuraikan tentang kualitas dari hasil karya yang dibuat oleh siswa selama proses pembelajaran dengan cara mengamati langsung bagaimana hasil dari Implementasi Berkarya Seni Seni kriya kaligrafi oleh siswa kelas X SMA Muhammadiyah 7 Makassar rmelalui teknik pengumpulan data berupa tes praktik berkarya seni Seni kriya kaligrafi yang disajikan dalam bentuk tabel. Untuk lebih jelasnya peneliti menjabarkan data sebagai berikut:

a. Tabel 3.1 penilaian indikator kemampuan hasil karya seni Seni kriya kaligrafi oleh siswa kelas X SMA Muhammadiyah 7 Makassar

No.

Nama/

Kelompok Hasil karya Indikator Penilaian

(46)

1. Kelompok I

· M. Aidil Tasril hanifa

· Muh. Anshary Rusli

· Amanda

· Aulia asyar Nasyawar

· M. Ikbal

· Hildayanti

· Rifky Anugra

· Putri Fadillah Idil Fitri

· Nurfadillah, M. Fajar Akbar

Penilaian pada karya kelompok 1 keutuhan tema sangat baik, karena totalitas dari objek yang ditampilkan terlihat utuh pada media. Pewarnaan sangat baik, karena cara pengaplikasian warna yang ditampilkan sangat jelas dan terang. Goresan menunjukan kategori baik, karena bentuk-bentuk garis dalam objek gambar tersebut sangat jelas sehingga membentuk suatu gambar yang utuh. Komposisi kurang, karena tata letak atau cara penyusunan gambar yang tidak harmoni dan objek yang terlalu kecil sehingga antara bagian yang satu dengan bagian yang lain terlihat tidak simetris. Kesatuan cukup, karena jika dilihat dari perpaduan antara bagian-bagian objek secara keseluruhan kerang menyatu.

2. Kelompok II

· AndikaArman,

· debi cahya karmil,

· M.Armin,

· Muh. Ibnu

· Fadhlurrahman

· Tita Adelfira,

· Sukmawati,

· Rini, Sellina

· Schatzi

· Mezzaluna Putri.

Penilaian pada karya kelompok II. Keutuhan tema, tema yang menjadi objek pada karya kelompok dua tidak utuh sehingga totalitas dalam

penggambaran tema

menunjukan kategori kurang.

Pewarnaan kurang, karena cara pengaplikasian warna yang tidak rata dan tidak memberi kesan gelap terang pada gambar yang ditampilkan. Goresan menunjukan kategori kurang, karena bentuk garis pada batang

(47)

dan bunga tidak menunjukan adannya goresan yang baik dan rapi. Komposisi menunjukan kategori sangat baik, karena tata letak atau cara penyusunan objek digambarkan menjadi kesatuan yang harmonis antara satu sama lain disetiap bagiannya. Kesatuan menunjukan kategori baik, karena perpaduan yang ditampilkan cukup baik antara bagian-bagian objek secara keseluruhan.

3. Kelompok III

· Resa Puspita

· nurfitri Syafali

· Sahrina

· Muh. Rezky Djuwandy

· Muh. Reza Irsand

· Linda

· Kurnia Sandi

· Imelinda Fujrianti

· Erwin

· Dhea Tri Indah

Penilaian karya kelompok III.

Keutuhan tema sangat baik, karena totalitas bentuk

penggambaran objek

ditampilkan secara utuh.

Pewarnaan sangat baik, karena cara mengaplikasikan warna pada objek gambar memberi kesan indah. Goresan menunjukan kategori baik, karena tingkat kerapian bentuk garis sehingga kombinasi antara ruang, bidang dan warna satu sama lain sangat bagus.

Komposisi sangat baik, karena pembentukan tata letak atau cara penyusunan gambar terlihat menjadi kesatuan yang terpadu antara satu sama lain.

Kesatuan menunjukan kategori sangat baik. Karena penyusunan unsur-unsur seni yang baik dan memiliki perpaduan antara bagian-bagian gambar secara keseluruhan.

(48)

Keterangan :

KT = Keutuhan Tema P = Pewarnaan

G = Goresan

Kp = Komposisi Ks = Kesatuan

b. Table 3.3 Kriteria Penilaian

B. Pembahasan

Pada bagian ini peneliti menguraikan hasil penelitian untuk menemukan jawaban atas permasalahan yang telah dilakukan di lapangan dengan mengaitkan teori-teori yang telah dikemukakan terlebih dahulu berdasarkan

Kriteria Indikator

Pencapaian Kompetensi Nilai Kualitatif Nilai Kuantitatif

90-100 Sangat Baik 4

80-89 Baik 3

70-79 Cukup 2

50-69 Kurang 1

(49)

kenyataan yang dihadapi atau yang ditemukan selama penelitian berlangsung.

Ada dua hal pokok yang akan dibahas yaitu peningkatan kemampuan menggambar seni Seni kriya kaligrafi oleh siswa kelas X SMA Muhammadiyah 7 Makassar dari aspek penilaian keutuhan Tema, Pewarnaan, Goresan, Komposisi, dan Kesatuan.

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan pada siswa kelas X SMA Muhammadiyah 7 Makassar maka peneliti memperoleh data sebagai berikut : 1. Kemampuan menggambar Seni kriya kaligrafi Oleh Peserta Didik

Kelas X SMA Muhammadiyah 7 Makassar

Dalam menciptakan sebuah karya seni Seni kriya kaligrafi beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh peserta didik,sebagai berikut :

a. Memahami Konsep Berkarya Seni Seni kriya kaligrafi

Konsep merupakan suatu gambaran awal atau sebagai suatu langkah awal yang mendasari suatu kegiatan atau aktivitas diri. Dalam kegiatan ini guru menjelaskan tentang gambaran awal dalam berkarya seni Seni kriya kaligrafi oleh peserta didik kelas X SMA Muhammadiyah 7 Makassar, sebagai berikut :

1. Menggunakan Buku literatur tentang menggambar Seni kriya kaligrafi Penggunaan literatur dari berbagai sumber agar peserta didik mengetahui bagaimana langkah-langkah dalam proses berkarya seni Seni kriya kaligrafi. Selain itu dalam Implementasi Metode dalam pembelajaran seni Seni kriya kaligrafi, guru perlu menerapkan beberapa poin penting, sebagai berikut :

(50)

a) Tujuan berkarya seni Seni kriya kaligrafi

Tujuan berkarya seni Seni kriya kaligrafi secara umum adalah untuk mengasah kreativitas peserta didik.Pembelajaran seni Seni kriya kaligrafiini diharapkan dapat menciptakan hubungan emosi (sosioemosional) antar peserta didik menjadi lebih hangat karena diimbangi dengan pendidikan sosial dan pembentukan karakter.

b) Bahan atau materi pembelajaran

Bahan atau materi pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran seni Seni kriya kaligrafi yaitu segala sesuatau yang digunakan dalam proses pembelajaran dan proses berkarya seni Seni kriya kaligrafi

c) Metode berkarya

Metode berkaryayang digunakan adalah metode kerja kelompok jenis kumpulan ( collective painting ). Dalam hal ini pembagian kelompok kerja diserahkan kepada peserta didik dengan bimbingan guru.

d) Media berkarya

Media berkarya yaitu berupa alat pendukung dalam berkarya seperti ; buku teks, contoh gambar, alat dan bahan Seni kriya kaligrafi dll.

2. Menunjukan referensi atau contoh gambar seni Seni kriya kaligrafi

(51)

Gambar 3.1 Gambar Kaligrafi Sumber :Ade Wahyulianti b. Persiapan Alat dan Bahan

Alat dan bahan bukan sekedar media pendukung dalam berkarya seni Seni kriya kaligrafi tetapi merupakan kebutuhan mutlak yang harus disediakan oleh para peserta didik Kelas X SMA Muhammadiyah 7 Makassar dalam Berkarya seni Seni kriya kaligrafi untuk mewujudkan ide dan gagasan menjadi sebuah karya seni. Begitupun dengan alat dan bahan yang disediakan oleh peserta didik Kelas X SMA Muhammadiyah 7 Makassar telah sesuai dengan tuntutan yang tepat untuk berkarya seni Seni kriya kaligrafi. Peserta didik kelas X SMA Muhammadiyah 7 Makassar telah menyiapkan alat dan bahan seperti ; Cat Minyak, Kuas, Palet, dan Media Kaca. Rata-rata peserta didik dalam setiap kelompok mampu menyediakan alat dan bahan yang mereka butuhkan selama proses berkarya, hal ini membawa dampak positif seperti lahirnya semangat berkarya pada saat proses berkarya seni Seni kriya kaligrafi berlangsung.

(52)

c. Menentukan Tema dan proses Sketsa

Menentukan tema atau konsep Seni kriya kaligrafi merupakan gambaran awal yang mendasari suatu kegiatan atau aktivitas diri. Tahap selanjutnya, peserta didik dalam satu kelompok memilih tema Seni kriya kaligrafi sesuai dengan kesepakatan bersama ( musyawarah kelompok ) kemudian tentukan seorang anak untuk membuat sketsa (rencana gambar ) dengan cat dan kuas.Hal ini membawa dampak positif pada sikap siswa untuk saling percaya, menghargai karya orang lain, dan menghargai prestasi temannya.

d. Mewarnai

Langkah selanjutnya setiap anggota kelompok menyempurnakan bagian sketsa gambar dengan cara mewarnainya atau melengkapinya sesuai ekspresinya masing-masing.Pada tahap ini sikap yang dilahirkan yaitu kesabaran dan menghargai karya sendiri.

e. Fhinishing Touch

Terakhir, jika setiap anggota telah menyelesaikan sketsanya, maka tahap selanjutnya adalah memberikan sentuhan terakhir untuk melihat hasil karya tersebut. Pada langkah ini merupakan langkah yang menarik dan menyenangkan, karena secara bersama-sama setiap kelompok akan menyaksikan bagaimana gambar yang digoreskan dalam bentuk sketsa dan kemudian mewarnai mulai dari tahap pertama dan masuk pada tahap penyelesaian. Semua anak akan mendapatkan kegembiraan tersendiri untuk menyaksikan hasil dari karya tersebut.

(53)

2. Hasil Berkarya Seni Seni kriya kaligrafi oleh peserta didik kelas X SMA Muhammadiyah 7 Makassar

Dari hasil penelitian yang dilakukan di SMA Muhammadiyah 7 Makassar pada bagian ini akan diuraikan secara objektif tentang indikator kemampuan hasil berkarya seni Seni kriya kaligrafi pada peserta didik kelas X SMA Muhammadiyah 7 Makassar, sebagai berikut :

a. Penilaian Hasil Karya Seni Seni kriya kaligrafipada Masing-Masing Kelompok

1. Penilaian Hasil karya kelompok I

a) Tabel 3.4 Penilaian Hasil Karya Kelompok 1

No. Indikator Kemampuan

Hasil Penilaian Sangat

Baik Baik Cukup Kurang 1. Keutuhan

Tema

90

2. Pewarnaan 97

3. Goresan 80

4. Komposisi 59

5. Kesatuan 65

Hasil Penilaian 78,2 ( baik )

b) Hasil Karya Seni Seni kriya kaligrafi

Gambar 3.13 Karya kelompok 1 Sumber : Foto Ade Wahyulianti

(54)

c) Deskripsi Hasil Penilaian

Dalam penciptaan suatu karya seni tidak sekedar menampilkan bentuk keindahan tetapi ada beberapa tahap penilaian yang dilakukan dari karya yang dihasilkan. Untuk mengetahui apakah guru berhasil menerapkan metode pembelajaran collective painting dalam berkarya seni Seni kriya kaligrafi pada kelompok 1 peserta didik kelas X SMA Muhammadiyah 7 Makassar, yang pertama ; keutuhan tema, hasil penilaian dengan kategori sangat baik ( 90 ). Kedua ; pewarnaa, hasil penilaian dengan kategori sangat baik ( 97 ). Ketiga ; goresan, hasil penilaian dengan kategori baik ( 80 ). Keempat ; komposisi, hasil penilaian dengan kategori kurang ( 59 ). Kelima ; kesatuan, hasil penilaian dengan kategori cukup ( 65 ). Jadi, nilai rata-rata yang diperoleh kelompok 1 dalam berkarya seni Seni kriya kaligrafi adalah 78,2 termasuk kategori baik.

2. Penilaian Hasil Karya Kelompok 2

a) Tabel 3.5 Penilaian hasil karya kelompok 2

No. Indikator Kemampuan

Hasil Penilaian Sangat

Baik Baik Cukup Kurang 1. Keutuhan

Tema

59

(55)

2. Pewarnaan 59

3. Goresan 59

4. Komposisi 90

5. Kesatuan 77

Hasil Penilaian 68,8 ( cukup )

b) Hasil KaryaSeni kriya kaligrafi

Gambar 3.14 Karya kelompok 2 ( Sumber : Ade Wahyulianti )

c) Deskripsi Hasil Penilaian

Hasil penilaian pada karya kelompok 2 mengalami penurunan dari segi kualitas jika dibandingkan dengan karya kelompok 1, hal ini diketahui dari indikator pencapaian kemampuan dalam berkarya seni Seni kriya kaligrafi, perolehan nilai rata-ratanya kelompok 2 yaitu 68,8 kategori cukup.

Jadi, nilai rata-rata diperoleh dari hasil penilaian ; keutuhan tema, 59 dengan kategori kurang. Pewarnaan, 59 dengan kategori kurang.Goresan, 59 dengan kategori kurang.Komposisi, 90 dengan kategori sangat baik.Dan terakhir kesatuan, 77 dengan kategori baik.

3. Penilaian Hasil Karya Kelompok 3

a) Tabel 3.6 Penilaian Hasil Karya Kelompok 3

(56)

No. Indikator Kemampuan

Hasil Penilaian Sangat

Baik Baik Cukup Kurang 1. Keutuhan

Tema

98 - -

2. Pewarnaan 99 - -

3. Goresan 79 - -

4. Komposisi 99 - -

5. Kesatuan 100 - -

Hasil Penilaian 95 ( Sangat Baik ) b) Hasil Karya Seni Seni kriya kaligrafi

Gambar 3.15 Karya kelompok 3 ( Sumber : Ade Wahyulianti ) c) Deskripsi Hasil Penilaian

Bekerja sama, saling membantu, menghargai karya teman dan karya sendiri merupakan wujud dari Kecintaan terhadap karya seni.

Pembentukan karakter siswa melalui kerja kolektif atau kerja kumpulan ini jika berhasil diterapkan selama proses pembelajaran maka akan membawa dampak positif pada minat dan hasil belajar siswa. Adapun indikator penilaian hasil berkarya seni Seni kriya

(57)

kaligrafi pada kelompok 3 yang dinilai dari 5 kriteria, yaitu ; (1) keutuhan tema, 98 dengan kategori sangat baik. (2) pewarnaan, 99 dengan kategori sangat baik. (3) goresan, 79 dengan kategori baik.

(4) komposisi, 99 dengan kategori sangat baik. Dan (5) kesatuan, 100 dengan kategori sangat baik.Jadi nilai rata-rata yang diperoleh kelompok 3 yaitu 95 dengan kategori sangat baik.

b. Penilaian Hasil Karya Seni Seni kriya kaligrafi pada Semua Kelompok

1. Keutuhan Tema

Tema menjadi landasan utama terhadap suatu objek baik dalamtema pendidikan maupun tema kehidupan ataupun yang lainnya.Dalam berkarya seni kutuhan tema setelah dipindahkan pada media menjadi sebuah Seni kriya kaligrafian adalah salah satu penilaian dalam pencapaian kemampuan peserta didik kelas X SMA Muhammadiyah 7 Makassar dalam berkarya seni Seni kriya kaligrafi. Diantara peserta didik kelas X SMA Muhammadiyah 7 Makassar yang mampu nenerapkan tema secara utuh sehingga mencapai kriteria indikator pencapaian kompetensi ada empat kelompok, diantaranya kelompok 1 (90), kelompok 3 (98), kelompok 4 (95) dan kelompok 5 (90), menunjukan kategori sangat baik dalam keutuhan tema.Sedangkan satu kelompok lainnya yaitu kelompok 2 (59) dengan kategori kurang. Karena belum mampu menuangkan keutuhan tema pada karyanya.

2. Pewarnaan

(58)

Pewarnaan atau warna dapat dipahami melalui dua bidang ilmu, yaitu :

a. Menurut ilmu fisika, warna adalah kesan yang ditimbulkan oleh cahaya pada mata.

b. Menurut ilmu bahan, warna adalah semacam zat berupa pigmen, (pigment dari bahasa inggris = zat warna).

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pewarnaan ialah kesan gelap terang yang ditimbulkan oleh warna itu sendiri pada objek gambar.

Diantara 30 orang peserta didik kelas X SMA Muhammadiyah 7 Makassar yang diklasifikasi dalam 3 kelompok. Adapun hasil penilaian indikator kemampuan peserta didik kelas X SMA Muhammadiyah 7 Makassardalam berkarya seni Seni kriya kaligrafi yang paham dalam pewarnaan objek pada media Seni kriya kaligrafi dengan kategori sangat baik yaitu kelompok 1 (97), sedangkan kelompok 3 (99) hampir dapat penyempurnakan pewarnaan objek pada media Seni kriya kaligrafidengan kriteria indikator pencapaian kompetensi kategori baik.Dan satu kelompok lainnya yaitu kelompok 2 (59) dengan kategori kurang, belum mampu mengaplikasikan pewarnaan pada objek gambar.

3. Goresan

Goresan biasanya diindentikkan dengan garis, garis adalah suatu goresan. Garis adalah batas (limit) suatu benda (dua atau tiga dimensional), massa, ruang, bidang, warna dan lain-lain.

(59)

Jadi, goresan merupakan kegiatan mengaplikasikan bentuk- bentuk dan sifat garis pada media dua atau tiga dimensional sehingga memberi kesan ruang, bidang, warna dll.

Diantara peserta didik kelas X SMA Muhammadiyah 7 Makassar yang diklasifikasikan dalam tiga kelompok. Ada tiga kelompok yang dinilai dari hasil indikator kemampuan peserta didik kelas X SMA Muhammadiyah 7 Makassardalam berkarya seni Seni kriya kaligrafi yang paham terhadap goresan pada objek gambar dengan kategori baik yaitu ; kelompok 1 (80), kelompok 3 (79).

Sedangakan kelompok 2 (59) belum mampu menciptakan goresan yang baik dalam karyanya.Adapun kriteria indikator pencapaian kompetensi yang diperoleh yaitu kategori kurang.

4. Komposisi

Komposisi dalam seni rupa merupakan salah satu kaidah tentang tata letak atau cara menyusun objek dalam sebuah seni rupa atau dengan kata lain komposisi ialah pembentukan atau penggunaan apa saja yang mungkin dibentuk sehingga menjadi satu kesatuan yang harmoni.

Tingkat pencapaian kompetensi pada peserta didik kelas X SMA Muhammadiyah 7 Makassardalam berkarya seni Seni kriya kaligrafi ada dua kelompok yang memahami tentang komposisi dalam berkarya Seni

(60)

kriya kaligrafi. Diantaranya kelompok 2 (90), kelompok 3 (99), dengan pencapaian kompetensi sangat baik.

Diantara peserta didik kelas X SMA Muhammadiyah 7 Makassar yang dibagi dalam tiga kelompok, ada satu kelompok yang belum mampu mengkomposisikan objek gambar dengan baik yaitu kelompok 1 (59), tingkat pencapaian kompetensinya dengan kategori kurang.

5. Kesatuan

Kesatuan atau Unity adalah penyusunan atau pengorganisasian unsur-unsur seni sehingga menjadi satu kebulatan organik yang memiliki harmoni antara bagian-bagiannya dengan keseluruhan.Dari kelima kelompok peserta didik dikelas X SMA Muhammadiyah 7 Makassarada satu kelompok belum mampu menempatkan kesatuan objek pada karyanya yaitu: kelompok 1 (65) dengan indikator mencapaian kompetensi menunjukan kategori cukup. Sedangkan, 1 kelompok yaitu ; kelompok 3 (100) dengan kategori sangat baik. Dan satu kelompok lainnya yaitu kelompok 2 (77) hampir paham tentang kesatuan dalam Seni kriya kaligrafi. Hal ini dilihat pada hasil penilaian kriteria indikator kemampuan menunjukan kategori baik.

Dari keseluruhan hasil penilaian indikator kemampuan siswa kelas X SMA Muhammadiyah 7 Makassardalam berkarya seni Seni kriya kaligrafi, kriteria indikator pencapaian kompetensi yang diperoleh dengan nilai rata-rata, sebagai berikut :

1) Kelompok satu dengan nilai rata-rata 78,2 (baik)

(61)

2) Kelompok dua dengan nilai rata-rata 68,8 (cukup) 3) Kelompok tiga dengan nilai rata-rata 95 (sangat baik)

Catatan :

1. Metode kerja kelompok berfungsi bagi anak-anak untuk memperoleh pengalaman dalam menjalin kerjasama di antara anggota kelompoknya. Oleh karena itu pembentukan kelompoknya pun harus diserahkan kepada anak-anak di bawah bimbingan guru.

2. Dalam memupuk kerja sama itu, banyak pengalaman yang memberi kesan dan kepuasan pada anak, misalnya saat menentukan kelompok, memilih teman yang akan merancang gambar, dan mereka akan menghargai teman yang berprestasi, jika dengan teman terjadi persengketaan, maka dengan sendirinya mereka akan berdamai kembali, karena satu sama lain saling membutuhkan dan menuju satu tujuan yang sama.

3. Dalam menilai gambar kelompok tersebut, ada hal-hal yang harus diperhatikan, yaitu proses menggambar sejak awal hingga selesai, saham gambar setiap anak, kerja sama yang terjalin, serta karya secara utuh (dinilai dari segi keutuhan tema, pewarnaan, goresan, komposisi, dan unsur kewajaran gambar anak secara keseluruhan).

4. Dalam pelaksanaan metode kerja kelompok ini, bisa juga dengan teknik campuran (antara jenis paduan dan kumpulan). Misalnya gambar yang dibuat meliputi 3 adegan, dan setiap adegan dibuat oleh lima orang anak, maka untuk ini diperlukan 15 orang anak. Setiap

(62)

adegan dikerjakan dengan jenis kerja paduan, dan jika ketiga gambar itu dipersatukan, gambar itu merupakan kumpulan dari tiga buah gambar (hasil paduan)

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Setelah diuraikan hasil penelitian dan pembahasannya maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Implementasi konsep berkarya seni kaligrafi pada peserta didik kelasX SMA Muhammadiyah 7 Makassar mulai dari memahami konsep berkarya seni kaligrafi, menyiapkan alat dan bahan, ,menentukan tema kriya kaligrafi dan membuat sketsa, pembagian sketsa gambar, mewarnai, serta penyatuan karya seni kriya kaligrafi. Sebelum proses berkarya dimulai

(63)

Guru membimbing peserta didik dalam pembagian kelompok. Adapun jumlah kelompok kerja yang dibagi yaitu sebanyak 3.

2. Kualitas hasil berkarya seni kriya kaligrafi pada peserta didik kelas X SMA Muhammadiyah 7 Makassar Dalam menilai karya kelompok tersebut, ada hal-hal yang harus diperhatikan, yaitu proses berkarya sejak awal hingga selesai, saham karya setiap anak, kerjasama yang terjalin, serta karya seca rautuh, dinilai dari segi;

a. Keutuhantema, b. Pewarnaan c. Goresan d. Komposisi, e. Kesatuan.

Dari keseluruhan hasil penilaian indikator kemampuan peserta didik kelas X SMA Muhammadiyah 7 Makassar dalam berkarya seni kriya kaligrafi, kriteria indikator pencapaian kompetensi yang diperoleh dengan nilai rata- rata, sebagai berikut :

1) Kelompok satu dengan nilai rata-rata 78,2 (baik) 2) Kelompok dua dengan nilai rata-rata 68,8 (cukup) 3) Kelompok tiga dengan nilai rata-rata 95 (sangat baik)

Implementasi berkarya seni kriya kaligrafi pada peserta didik kelas X SMA Muhammadiyah 7 Makassar. Memberikan pelajaran penting bagi siswa dalam pembentukan karakter dan lahirnya sifat-sifat sosioemosional seperti :

(64)

a. Kerjasama atau kebersamaan terjalin dengan baik antara aggota kelompok dan kelompok lainnya,

b. Kekerabatan.

c. Peduli pada teman yang mengalami kesulitan, d. Memecahkan masalah dengan bermusyawarah,

e. Munculnya rasa tanggung jawab dalam menyelesaikan tugas, f. Menghargai teman yang berprestasi.

g. Saling percaya,

h. Menghargai karya sendiri dan karya teman, dll.

Dalam pelaksanaan metode kerja kelompok ini, bias juga dengan teknik campuran (antara jenis paduan dan kumpulan).Misalnya karya yang dibuat meliputi 3 konsep, dan setiap konsep digarap oleh masing-masing anggota kelompok, maka untuk ini diperlukan kekompakan dalam menciptakan sebuah karya seni yang luar biasa dari berbagai macam konsep yang dipadukan dalam sebuah karya seni.

B. Saran

Setelah menguraikan tentang implementasi konsep berkarya seni dalam pembelajaran seni kriya kaligrafi dan hasil berkarya seni kriya kaligrafi sebagai materi seni rupa terapan maka penulis menyarankan beberapa hal:

1. Agar siswa lebih meningkatkan minat dan kreatifitasnya untuk menghasilkan karya-karya yang lebih baik terutama dalam penciptaan karya yang berbentuk rupa dalam pembelajaran seni budaya di Sekolah.

(65)

2. Guru dapat melakukan inovasi dalam pembelajaran seni budaya dengan menerapkan metode-metode pembelajaran umum dan khusus seni rupa.

Selain itu, Guru menjadi fasilitator dan menjadi sumber pemecahan masalah yang baik didalam proses pembelajan. Oleh sebab itu guru harus lebih kreatif dan lebih membuka serta menerima ide serta gagasan- gagasan baru yang dapat diterapkan dalam proses pembelajaran terutama dalam pembelajaran senibudaya.

3. Diharapkan kepada pemerintah maupun pihak Sekolah untuk lebih memberikan perhatian terkhusus pada mata pelajaran senibudaya dimana mata pelajaran senibudaya memadukan antara teori dan praktek yang memerlukan beberapa fasilitas pendukung di dalam proses pembelajaran nya agar siswa dapat merasa aman dan lebih nyaman dalam mengespresikan kreativitas-kreativitas mereka sehingga lahirnya daya cipta karya yang berkualitas

(66)

DAFTAR PUSTAKA

.Abdillah.2002.PengertianBelajardariBerbagaiSumber (BelajardanPembelajaran ). Bandung: ALFABETA

ApriyatnoVery. 2009:1 “Cara MudahMenggambarPakaiPensil”. Jakarta:

KawanPustaka.

Caco, Alimuddin .2011”buku ajar matakuliahstrategipembelajaran”.Makassar.

Daryanto, 2009.Panduan proses pembelajarankreatifdaninovatif. Jakarta: AV Publisher.

Elsya Vera Indraswari. Teknik Pembuatan kaligrafi di atas kaca. PSKQ Modern, 07 Oktober 2015.

Fathurrohman, Pupuh dan M. Sobry Sutikno S. 2007. Strategi Belajar Mengajar Melalui Penanaman Konsep Umum dan Konsep Islami. Bandung: PT Refika Aditama

Good dan Brophy.2008“Educational psychology: A RealiticApproach”.Bandung.

Gibson, 1996:126:organisasi: Perilaku, struktur, proses. Yang diterjemahkan oleh Ninuk A. Jakarta: Binarupa Aksara

Hermawansyah, Dedi.2013 “Pembelajaransenikriyalogamdenganteknikketoktimb ulpadasiswa SMK Negeri Kota BIMA-NTB”. UNM Makassar.(skripsi) Hamalik,. Oemar, Dr.2010 Hal. 6 “Pendekatan baru Strategi Belajar Mengajar

CBSA.Sinar Baru Algensindo.

Jihad, Asep, dkk, 2012.Evaluasipembelajaran. Yogyakarta: Multi Pressindo.

Munandar 1985. Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah.

Grasindo. Jakarta.

Nana sudjana, 1991:41 “pembinaan dan pengembangan kurikulum di sekolah”

(Bandung Sinar Baru)

Nawawi, Handari.1993. MetodePenelitianBidangSosial. Yogyakarta: UGM.

Nusantara. 2007 “ pengertianmenggambar ” http//.go spot. Com.id,24/01/2014.

Ngalim Purwanto,2000:84 “Psikologi Pendidikan” (Bandung: Remaja Rosda Karya).

Purwanto, Ngalim. 1990. PsikologiPendidikan. Bandung: RemajaRosdakarya.

(67)

Rusman. 2016. Model-model pembelajaran : Mengembangkan profesionalisme guru. Jakarta. Rajawali Pers.

Robins 2006:46. Perilaku organisasi. Edisi Kesepuluh. Jakarta: PT Indeks Kelompok Gramedia

Salam,. Sofyan. Dkk 1992, “ bidang-bidang ilustrasi “Makassar UNM.

Sachari,. Agus, 2007.seni rupa desain untuk SMA Negeri kelas XI, Jakarta:

Erlangga.

Sudjana, Nana 1991:41 ”pembinaan dan pengembangan kurukulum di sekolah”

(Bandung Sinar Baru)

Sugiyono,2010 Metode penelitian pendidikan : Pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan (Reseach and Development).

Sulmadi. 2013“kemampuan berkarya seni kriya logam kelas XII IA Negeri I Mare Kab. BONE” UNM Makassar.(skripsi)

Sobandi B, 2008. Model PembelajaranKritikdanApresiasiSeniRupa.Cetakanperta ma.DirektoratJenderalPendidikanTinggi.

Suhernawan, Rachmat. Rizal Ardhya Nugraha.2010 Seni Rupa untuk SMP/MTs Kelas VII,VII, dan IX. Jakarta: pusat perbukuan kementrian pendidikan nasional.

Suherman, Herman, Dkk. 2001 “StrategiPembelajaranMatematikaKontemporer”.

Bandung:UniversitasPendidikan Indonesia (UPI)

Suharsimi. 2006. ProsedurPenelitian (cet.IX; Jakarta: 4/, 2PT. RinekaCipta.

Keguruandanilmupendidikanuniversitasmuhammadyah Makassar.

Tjiptono.(2004).Strategi Pembelajaran, Yogyakarta: (http://www.jurnal kualitas penilaian karya.web.id diakses 14 maret 2018).

Trianto, S.Pd, M.Pd. 2007”Model- model pembelajaraninovatifberorientasikonstr uktivistik”. Jakarta.

Triguno,(1997:76) Budaya Kerja Menciptakan Lingkungan Kondusif Untuk Meningkatkan Produktif Kerja. Jakarta: Golden Terayon Press.

Very.2009:1 “Cara MudahMenggambarPakaiPensil”. Jakarta: KawanPustaka.

A. D Pirous. 1985 Painting, Etching, and Serigraphy. Bandung: Desenta.

A. D Pirous. 2003 MelukisituMenulis. Bandung: ITB.

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

[r]

Selama tahun 2014 dilaporkan 19 kasus ensefalitis dengan tersangka terinfeksi JE dan sebanyak dua dari 19 kasus tersebut positif JE yang berasal dari daerah endemis JE di Indonesia

Investor sebaiknya tidak memperhatikan indikator EPS, PER, ROA, ROE, DER, DPR, suku bunga SBI dan inflasi sebelum melakukan investasi saham pada perusahaan- perusahaan

Adanya pemberitaan di berbagai media cetak mengenai penghapusan APBD untuk wartawan di Provinsi Jawa Tengah menjadi dasar kajian penelitian yang mempersoalkan

Kedua, adanya keterbukaan dalam sistem politik di mana parti-parti politik dibenarkan wujud aktif, mencari sokongan dan terlibat dalam pilihan raya; dan ketiga,

Pada penelitian kali ini bertujuan untuk melakukan evaluasi peramalan North-American Multi Model Ensemble (NMME) menggunakan asimilasi data dengan metode kalman filter

 Dosen: memberi petunjuk untuk menelusuri suatu pengetahuan yang harus dipelajari oleh mahasiswa Memeriksa hasil bahasan mandiri  Memahami peran diversitas tanaman