• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN STRATEGI CRITICAL INCIDENT DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS BERITA : Penelitian Eksperimen terhadap Siswa Kelas VIII Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Bandung Tahun Pelajaran 2012-2013.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN STRATEGI CRITICAL INCIDENT DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS BERITA : Penelitian Eksperimen terhadap Siswa Kelas VIII Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Bandung Tahun Pelajaran 2012-2013."

Copied!
54
0
0

Teks penuh

(1)

(Penelitian Eksperimen Kuasi pada Siswa Kelas VIII

SMP Negeri 1Bandung Semester 2 Tahun Ajaran 2012/ 2013)

SKRIPSI

diajukanuntukmemenuhisebagiandari

syaratmemperolehgelarSarjanaPendidikan

JurusanBahasadanSastra Indonesia

oleh

WindaMaulida

NIM 0902396

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

(2)

PenerapanStrategi

Critical

Incident

dalamPembelajaranMenulisTeksBe

rita

Oleh WindaMaulida

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan BahasadanSeni

© WindaMaulida 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

0902396

PENERAPAN STRATEGI CRITICAL INCIDENT DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS BERITA

(PenelitianEksperimenKuasipadaSiswaKelas VIII SMP Negeri 1 Bandung Semester 2 TahunAjaran 2012/2013)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH: Pembimbing 1,

Drs. H. KhaerudinKurniawan, M. Pd. NIP 196601081990021001

Pembimbing 2,

Dra.LilisSitiSulistyaningsih, M. Pd. NIP 196012161986032001

Mengetahui

KetuaJurusanBahasadanSastra Indonesia,

(4)

Abstrak

Penerapan Strategi Critical incident dalam Pembelajaran Menulis Teks Berita

(Penelitian Eksperimen terhadap Siswa Kelas VIII Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Bandung Tahun Pelajaran 2012-2013)

Skripsi ini berjudul “Penerapan strategi critical incident dalam pembelajaran menulis teks berita (Penelitian Eksperimen terhadap Siswa Kelas VIII Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Bandung Tahun Pelajaran 2012-2013)”. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh permasalahan menggunakan model atau strategi pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia, khususnya dalam pembelajaran menulis teks berita yang kurang bervariasi dan membosankan di Sekolah Menengah Pertama.

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan hal-hal sebagai berikut. Tingkat keefektifan strategi pembelajaran critical incident dalam pembelajaran menulis teks berita. Kemampuan siswa dalam pembelajaran menulis teks berita dengan menggunakan strategi critical incident. Hasil belajar siswa setelah diterapkan strategi critical incident dalam pembelajaran menulis teks berita.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen kuasi. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII di SMP Negeri 1 Bandung kelas VIII. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas 8-10 di SMP Negeri 1 Bandung.

(5)

(Research Experiments for Eighth Grade Students Junior High School Bandung District 1 Academic Year 2012-2013)

This thesis entitled "Implementation of strategies critical incidents in teaching writing text message (Research Experiments for Eighth Grade Students Junior High School Bandung Academic Year 1 2012-2013)".

This research is motivated by problems using models or strategies of learning Indonesian language and literature, particularly in the teaching of writing a text message less varied and boring in Junior High School.

This study aimed to describe the following matters. The effectiveness of learning strategies in learning critical incident writing a text message. The ability of students in teaching writing news text using strategies critical incident. Student learning outcomes after critical incidents strategies applied in learning to write a text message.

The method used in this study is quasi-experimental. The population in this study were all eighth grade students at SMP Negeri 1 Bandung class VIII. The sample used in this study were 8-10 grade students at SMP Negeri 1 Bandung.

(6)

Daftar Isi

Abstrak ... Error! Bookmark not defined.

Kata Pengantar ... Error! Bookmark not defined.

Daftar Isi ... vii

Daftar Tabel ... Error! Bookmark not defined.

Daftar Diagram ... Error! Bookmark not defined.

Daftar Gambar ... Error! Bookmark not defined.

BAB 1 PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined.

1.1 Latar Belakang Masalah ... Error! Bookmark not defined. 1.2 Masalah ... Error! Bookmark not defined. 1.1 Identifikasi Masalah ... Error! Bookmark not defined. 1.2 Batasan Masalah ... Error! Bookmark not defined. 1.3 Rumusan Masalah ... Error! Bookmark not defined. 1.3 Tujuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 1.4 Manfaat Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

1.4.1 Manfaat Teoretis ... Error! Bookmark not defined. 1.4.2 Manfaat Praktis ... Error! Bookmark not defined. 1.5 Anggapan Dasar dan Hipotesis... Error! Bookmark not defined.

1.5.1 Anggapan Dasar ... Error! Bookmark not defined. 1.5.2 Hipotesis ... Error! Bookmark not defined. 1.6 Definisi Operasional ... Error! Bookmark not defined. BAB 2 PEMBELAJARAN MENULIS TEKS BERITA DAN STRATEGI

CRITICAL INCIDENT ... Error! Bookmark not defined.

(7)

2.1.3. Fungsi Menulis ... Error! Bookmark not defined. 2.1.4. Manfaat Menulis ... Error! Bookmark not defined. 2.2 Hakikat Berita ... Error! Bookmark not defined. 2.2.1 Pengertian Berita... Error! Bookmark not defined. 2.2.2 Jenis-jenis Berita ... Error! Bookmark not defined. 2.2.3 Unsur-unsur dalam berita... Error! Bookmark not defined. 2.2.4 Sifat-sifat berita... Error! Bookmark not defined. 2.3 Strategi Critical Incident ... Error! Bookmark not defined. 2.3.1 Pengertian strategi critical incident ... Error! Bookmark not defined.

2.3.2 Langkah-langkah pembelajaran strategi critical incidentError! Bookmark not defined. BAB 3 METODE PENELITIAN ... Error! Bookmark not defined.

3.1 Metode dan Desain Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 3.2 Lokasi dan dan Subjek Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 3.2.1 Lokasi Penelitian... Error! Bookmark not defined. 3.2.2 Populasi Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 3.2.3 Sampel Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 3.3 Instrumen Pengumpulan Data Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 3.3.1 Instrumen Pengumpulan Data ... Error! Bookmark not defined. 3.4 Teknik Pengumpulan Data ... Error! Bookmark not defined. 3.5 Tenik Pengolahan Data... Error! Bookmark not defined. BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANError! Bookmark not defined.

4.1 Deskripsi Pelaksanaan ... Error! Bookmark not defined.

4.2Deskripsi Penilaian Hasil Prates Kemampuan Menulis Teks BeritaError! Bookmark not defined.

(8)

4.3 Deskripsi Penilaian Hasil Pascates Kemampuan Menulis Teks Berita .... Error! Bookmark not defined.

4.3.1 Kategori baik sekali ... Error! Bookmark not defined. 4.3.2 Kategori Baik ... Error! Bookmark not defined. 4.3.3 Kategori Cukup ... Error! Bookmark not defined. 4.3.4 Kategori Kurang ... Error! Bookmark not defined. 4.4 Uji Reliabilitas ... Error! Bookmark not defined.

4.4.1 Uji Reliabilitas Antarpenimbang Data Nilai Tes AwalError! Bookmark not defined. 4.5 Uji Normalitas ... Error! Bookmark not defined.

4.5.1 Uji Normalitas Data Tes Awal... Error! Bookmark not defined. 4.6 Uji Normalitas ... Error! Bookmark not defined. 4.7 Uji Hipotesis ... Error! Bookmark not defined. 4.8 Deskripsi Angket ... Error! Bookmark not defined. 4.9 Pembahasan Hasil Penelitian ... Error! Bookmark not defined. Bab 5 Simpulan dan Saran ... Error! Bookmark not defined.

5.1 Simpulan ... Error! Bookmark not defined. 5.2 Saran ... Error! Bookmark not defined. Daftar Pustaka ... Error! Bookmark not defined.

(9)
(10)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Menulis teks berita merupakan kompetensi dasar yang harus dicapai. Dalam pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII ada beberapa kompetensi dasar yang dikaitkan dalam pelajaran menulis teks berita, yaitu (1) menemukan pokok-pokok berita yang didengar melalui radio/televisi, (2) mengemukakan kembali berita yang di dengar melalu radio/televisi, ((3) menemukan masalah utama berdasarkan beberapa berita yang bertopik sama melalui membaca ekstensif, (4) membacakan teks berita dengan intonasi yang tepat serta artikulasi serta volume suara yang jelas, (5) menulis teks berita secara singkat, padat, dan jelas.

Berita merupakan konsumsi masyarakat yang diperoleh berdasarkan media cetak maupun media elektronik, dalam hal itu perlu disampaikan sumber daya untuk menghadapi tantangan dalam menyampaikan maupun menulis teks berita. Menurut jurnal penelitian yang telah diakukan oleh Anisatul Fauziyah (2010), yang berjudul Peningkatan Kemampuan Menulis Teks Berita Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2

Kencong dengan strategi ATDRAP, menyimpulkan bahwa berita adalah laporan atau

pemberitahuan tentang segala peristiwa aktual yang menarik perhatian orang banyak, peristiwa tersebut melibatkan fakta dan data yang ada di alam semesta, yang terjadipun aktual, dalam arti baru saja atau sedang hangat dibicarakan orang banyak. Jadi, berita merupakan sebuah informasi yang disampaikan kepada publik yang bersifat aktual, maksud berdasarkan aktual adalah hal yang disampaikan dalam sebuah berita harus bersifat hangat atau baru-baru saja terjadi dan beritapun harus bersiat faktual, maksud berdasarkan kata faktual ini adalah pemberitaan yang disampaikan harus berdasarkan fakta-fakta yang terjadi di lapangan artinya berita tidak boeh bersifat mengada-ada ataupun dimanipulasi.

(11)

Meningkatkan Kemampuan Menulis Teks Berita Kelas VIII pada Siswa SMP Negeri

1 Beringin, mengungkapkan bahwa berita merupakan sebuah laporan tentang

peristiwa atau pendapat yang memiliki nilai penting, menarik sebagian khalayak, masih baru dan dipublikasikan secara luas melalui media massa periodik. Berita sangat akrab dengan kehidupan, tiada hari tanpa berita, tidak ada seorang pun yang vakum berdasarkan berita. Dengan demikian, berita merupakan bagian integral berdasarkan kehidupan manusia. Maka berdasarkan itu, penulisan teks berita menjadi bagian berdasarkan pembelajaran di sekolah.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa sebuah berita memiliki beberapa ciri, ciri tersebut disebut dengan sifat berita. Sebuah berita harus memiliki sifat-sifat, diantaranya berita tersebut harus bersifat aktual atau hangat maksudnya berita dapat dikatakan sebuah berita apabila yang dibicarakan baru saja terjadi dan sedang menjadi buah bibir dalam suatu daerah. Selain aktual, beritapun harus bersifat faktual, maksudnya apa yang dibicarakan harus berdasarkan kepada fakta-fakta yang terjadi di lapangan. Ketiga, sebuah berita harus bersifat penting dan menarik tujuannya adalah agar dapat menarik minat berdasarkan penonton atau pembacanya. Sifat berita yang terakhir adalah jarak, sebuah berita akan lebih diminati apabila pemberitaannya berjarak lebih dekat dengan tempat tinggalnya, karena khalayak akan lebih tertarik dengan kejadian yang terjadi disekitar mereka dibandingkan dengan kejadian yang terjadi lebih jauh berdasarkan tempat tinggalnya.

Menulis berita berarti menulis kabar, pernyataan ini tentunya dilandasi pemikiran bahwa manusia adalah makhluk sosial dan lebih spesifik lagi makhluk komunikasi, secara naluriah, manusia ingin selalu menginformasikan kabar tertentu kepada oranglain. Maka berdasarkan itulah pembelajaran menulis teks berita terdapat dalam pembelajaran di sekolah, yaitu pada kompetensi dasar SMP kelas VIII semester 2. Menulis teks berita akan membawa siswa untuk menghasilkan sebuah karya tulis dalam bentuk berita.

(12)

pemerolehannya, yaitu berbicara, menyimak, membaca dan menulis merupakan keterampilan yang paling akhir dan paling sulit untuk dikuasai dibandingkan dengan keterampilan yang lain karena siswa banyak yang tidak senang apabila diberi tugas untuk membuat karangan.Siswa menganggap pembelajaran menulis merupakan pelajaran yang membosankan dan melelahkan. Pada dasarnya, menulis dianggap pembelajaran yang kurang menarik dan kurang diminati oleh peserta didik. Siswa juga menganggap pembelajaran menulis di kelas kurang bermanfaat untuk kehidupan mereka dan masih dianggap sulit karena menulis membutuhkan proses berpikir yang panjang dan rumit. Banyak siswa yang mengalami kesulitan menulis, khususnya menulis teks berita.

Akhadiah dkk(1988: 11) mengemukakan hal berikut. Menulis merupakan sebuah proses mengabadikan bahasa dengan tanda-tanda grafis, representasi berdasarkan kegiatan-kegiatan ekspresi bahasa, kegiatan melahirkan pikiran dan perasaan melalui tulisan. Keterampilan menulis merupakan keterampilan yang paling tinggi tingkat kesulitannya bagi pembelajar dibandingkan dengan ketiga keterampilan lainnya, yaitu menyimak, berbicara, dan membaca.

Selama ini pembelajaran Bahasa Indonesia cenderung ke arah pembahasan teori saja yang didominasi metode ceramah dan cenderung berorientasi kepada materi yang tercantum dalam kurikulum dan buku teks, serta jarang mengaitkan yang dibahas dengan masalah-masalah nyata yang ada dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini akan memberikan dampak yang tidak baik bagi siswa karena siswa belajar Bahasa Indonesia hanya untuk ulangan atau ujian, sehingga pembelajaran bahasa indonesia dirasakan tidak bermanfaat, tidak menarik dan membosankan bagi siswa yang pada akhirnya bermuara pada pelajaran Bahasa Indonesia tidak penting.

(13)

membantu memudahkan siswa untuk menuangkan idenya ke dalam sebuah tulisan berupa teks berita. Menurut Jurnal Penelitian dan Pemikiran Pendidikan yang dilakukan oleh Moch. Agus Krisno (2011), dengan judul Implementasi Pembelajaran critical incident untuk Meningkatkan Pencapaian Kompetensi Mata Kuliah Ilmu Gizi

diungkapkan bahwa, pembelajaran critical Incident adalah pembelajaran menggunakan pengalaman penting yang telah dialami oleh peserta didik sebagai momentum untuk mempelajari materi terkait dengan menggunakan pengalaman penting, maka peserta didik belajar akan dirinya. Tujuan berdasarkan penggunaan strategi ini adalah untuk melibatkan peserta didik sejak awal dengan melihat pengalaman mereka. Strategi ini biasanya digunakan untuk pembelajaran yang melibatkan siswa secara langsung untuk menuangkan critical incident-nya ke dalam pembelajaran yang berlangsung (Zaini, 2008: 1). Menurut jurnal penelitian yang telah dilakukan oleh Yulia Zulimi (2012), dengan judul Penerapan Strategi Pembelajaran Critical Incident dapat Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV SD Negeri

032 Pulau Lawas Kecamatan Bangkinang Seberang, dikatakan bahwa strategi

critical incident ini memiliki beberapa kelebihan yang dapat dijadikan sebagai bekal

untuk siswa dalam menghadapi situasi yang sebenarnya kelak, baik dalam menghadapi kehidupan, keluarga, maupun dunia kerja. Strategi pembelajaran critical incident dapat mengembangkan kreativitas siswa karena strategi pembelajaran ini

(14)

Penelitian dengan menggunakan strategi critical incident pernah diterapkan oleh Cindi Mugiawati (2012) dalam skripsinya yang berjudul “Penerapan Strategi Critial Incident dalam Pembelajaran Menulis puisi”. Selain itu, penelitian mengenai

menulis teks berita pernah dilakukan oleh Cucu Nurhayati (2006) dalam skripsinya yang berjudul “Pembelajaran Menulis Teks Berita dengan Teknik Scramble Pada Siswa Kelas VIII SMP Sekolah Laboratorium-percontohan UPI Tahun Ajaran 2005/2006. Selain itu, skripsi mengenai menulis teks berita juga pernah dilakukan oleh Apri (2004) dalam skripsinya yang berjudul “Peningkatan Keterampilan Menulis Teks Berita dengan Menggunakan Media Rekaman Peristiwa.

Penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah pembelajaran menulis teks berita dengan menggunakan strategi critical incident. Berdasarkan studi literatur yang penulis lakukan, sampai saat ini belum ada penelitian yang meneliti pembelajaran menulis teks berita dengan strategi critical incident, maka peneliti terdorong untuk meneliti pembelajaran menulis teks berita dengan strategi critical incident. Oleh karena itu,penelitian ini diberi judul “Penerapan Strategi Critical

Incident dalam Pembelajaran Menulis Teks Berita”.

1.2 Masalah

Dalam bagian ini akan diuraikan masalah penelitian. Uraiannya meliputi (1) identifikasi masalah, (2) batasan masalah, dan (3) rumusan masalah.

1.1Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti mengidentifikasi permasalahan dalam menulis teks berita sebagai berikut.

(1) Siswa menganggap menulis itu kurang bermanfaat bagi kehidupan mereka, khususnya dalam pembelajaran menulis teks berita.

(15)

(3) Siswa merasa kurang berminat dalam pembelajaran menulis terutama menulis teks berita.

(4) Siswa memiliki masalah dalam menulis teks berita, yaitu menuangkan ide dan menuangkan tema.

(5) Guru masih menggunakan metode yang monoton sehingga membosankan dan kurang menarik bagi siswa.

1.2Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, topik penelitian ini mempunyai cakupan permasalahan yang luas sehingga perlu adanya pembatasan masalah agar permasalahan yang diteliti terfokus. Permasalahan yang akan diungkapkan dalam penelitian ini dibatasi pada strategi critical incident. Penulis akan menerapkan strategi critical incident dalam pembelajaran menulis teks berita.

1.3 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

(1) Bagaimana kemampuan siswa dalam pembelajaran menulis teks berita dengan menggunakan strategi critical incident?

(2) Bagaimana hasil belajar siswa setelah diterapkan strategi critical incient dalam pembelajaran menulis teks berita?

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan hal-hal sebagai berikut.

(1) Kemampuan siswa dalam pembelajaran menulis teks berita dengan menggunakan strategi critical incident.

(16)

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memiliki manfaat teoretis dan praktis. Adapun uraiannya adalah sebagai berikut.

1.4.1 Manfaat Teoretis

Penelitianinidiharapkandapatmemerikantambahanpengetahuandalamteoripem belajaranBahasa Indonesia agar lebihaktif, inovatif, kreatif, efektifdanmenyenangkan. Sehinggamempermudahsiswamemahamipembelajaran.

1.4.2 Manfaat Praktis

Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi (1) sekolah, (2) guru, (3) siswa, dan (4) peneliti.

(1) Bagi sekolah, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai pengembangan proses pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia dalam meningkatkan kemampuan menulis teks berita kelas VIII SMP Negeri 1 Bandung.

(2) Bagi guru, penelitian ini diharapkan dapat membantu dalam meningkatkan pembelajaran menulis teks berita pada siswa di masa yang akan datang, dapat membantu guru untuk menentukan suatu strategi yang kreatif yang dapat menunjang keberhasilan pembelajaran, mampu menarik perhatian dan minat serta bakat siswa.

(3) Bagi siswa, penelitian ini diharapkan bisa memberi motivasi untuk siswa agar lebih kreatif menulis, khususnya menulis teks berita. Siswa diharapkan dapat mengubah pandangan tentang pembelajaran menulis sebagai pembelajaran yang membosankan menjadi menyenangkan.

(17)

1.5 Anggapan Dasar dan Hipotesis

Penelitian ini memiliki anggapan dasar dan hipotesis. Adapun uraiannya adalah sebagai berikut.

1.5.1 Anggapan Dasar

Anggapan dasar dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

(1) Keterampilan menulis merupakan pembelajaran yang paling kompleks.

(2) Untuk pembelajaran menulis diperlukan strategi pembelajaran yang sesuai agar memudahkan siswa.

1.5.2 Hipotesis

Hipotesis penelitian ini adalah “strategi critical incident efektif digunakan dalam pembelajaran menulis teks berita”.

1.6 Definisi Operasional

Ada beberapa kata kunci yang menjadi variabel penelitian ini. Adapun uraiannya adalah sebagai berikut.

(1) Menulis adalah kegiatan melahirkan pikiran atau perasaan yang dituangkan dalam bahasa tulis (tulisan).

(2) Teks berita adalah teks yang berisi laporan peristiwa atau kejadian terkini yang disajikan secara faktual, penting dan menarik bagi pembaca.

(18)
(19)

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Metode dan Desain Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti memilih metode eksperimen karena peneliti ingin menerapkan strategi critical incident dalam pembelajaran menulis teks berita.

Desain dalam penelitian ini, yaitu menggunakan desain pre-test and post-test group (tes awal-tes akhir) yang digunakan pada satu kelas tanpa menggunakan

kelompok pembanding. Dalam penelitian ini tes dilakukan sebanyak dua kali, yaitu sebelum menggunakan perlakuan disebut prates dan sesudah menggunakan perlakuan disebut pascates.

Gambar 3.1

Rancangan Penelitian

Sumber: Arikunto (2010: 124) Keterangan:

O1 = Tes awal menulis teks berita di kelas eksperimen O2 =Tes akhir menulis teks berita di kelas eksperimen

X =Pembelajaran menulis teks berita dengan menggunakan strategi critical incident.

Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitin ini adalah:

1) Mengadakan tes awal untuk mengukur kemampuan menulis teks berita sebelum diberikan perlakuan.

(20)

2) Memberikan perlakuan sebanyak tiga kali berupa strategi critical incident dalam pembelajaran menulis teks berita.

3) Perlakuan yang pertama siswa diminta untuk membuat sebuah teks berita dengan menggunakan strategi critical incident atau pengalaman penting yang pernah dialami mengenai kejadian atau peristiwa dengan tema

“banjir”.

4) Perlakuan yang kedua siswa diminta untuk membuat sebuah teks berita dengan menggunakan strategi critical incident atau pengalaman penting yang pernah dialami mengenai kejadian atau peristiwa dengan tema

”kemacetan”.

5) Perlakuan yang ketiga siswa diminta untuk membuat sebuah teks berita dengan menggunakan strategi critical incident atau pengalaman penting yang pernah dialami mengenai kejadian atau peristiwa dengan tema

”kecelakaan”.

6) Mengadakan tes akhir untuk mengukur kemampuan menulis teks berita siswa sesudah diberikan perlakuan sebanyak tiga kali dengan strategi critical incident untuk mengetahui ada atau tidaknyanya perbedaan hasil

setelah diberikan perlakuan.

3.2 Lokasi dan dan Subjek Penelitian

Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai (1) Lokasi Penelitian, (2) Populasi Penelitian, dan (3) Sampel Penelitian. Tiga bagian tersebut akan dipaparkan sebagai berikut.

3.2.1 Lokasi Penelitian

(21)

3.2.2 Populasi Penelitian

Dalam penelitian ini, populasi atau target populasi adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Bandung, karena materi pembelajaran menulis teks berita terdapat dalam materi kelas VIII.

3.2.3 Sampel Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti mengambil sampel dengan cara sengaja atau purposive sampling. Purposive sampling adalah penentuan sampel dengan cara

menentukan sendiri sampel yang akan diambil karena ada pertimbangan atau tujuan tertentu. Adapun sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas 8-10 di SMP Negeri 1 Bandung dengan jumlah siswa 40 orang. Alasan peneliti memilih teknik purposive sampling di kelas 8-10 karena siswa di kelas 8-10 lebih menonjol dalam hal penampilan di depan kelas, tetapi kemampuan siswa kelas 8-10 dalam menulis dirasa kurang, seperti pada saat menulis puisi.

3.3 Instrumen Pengumpulan Data Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas (a) RPP, (b) Observasi, (c) Angket (d) Tes. Cara menguji instrumen tersebut, yaitu dengan menggunakan pendapat para ahli. Sementara itu, untuk menguji validitas terhadap tes dilakukan dengan cara menganalisis lembar tes berdasarkan kriteria kelayakan alat tes, yaitu:

1) Kesesuaian alat tes dengan tujuan pembelajaran,

2) Kesesuaian dengan bahan materi (materi yang diajarkan).

Uji Validitas tersebut dilakukan agar lembar tes yang digunakan dapat menghasilkan data yang sesuai dengan kompetensi dasar dan indikator pencapaian pembelajaran yaitu menulis teks berita secara singkat, padat dan jelas.

(22)
(23)

3.3.1 Instrumen Pengumpulan Data

1) RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Satuan Pendidikan : SMP Negeri 1 Bandung

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas : VIII

Semester : 2

Alokasi Waktu : 4 x 40 menit (2 kali pertemuan)

A. STANDAR KOMPETENSI :

Menulis

Mengungkapkan informasi dalam bentuk rangkuman, teks berita, slogan/poster B. KOMPETENSI DASAR :

Menulis teks berita secara singkat, padat, dan jelas C. INDIKATOR :

1. Mampu menyusun data pokok-pokok berita

2. Mampu merangkai data pokok-pokok berita menjadi berita yang singkat, padat, dan jelas

D. TUJUAN PEMBELAJARAN :

(24)

2. Setelah membaca teks berita, siswa mampu merangkai data pokok berita menjadi berita yang singkat, padat dan jelas (PBK: Kerja Keras, Kerjasama)

E. MATERI PEMBELAJARAN :

Menulis berita merupakan suatu upaya menyampaikan kabar atau sebuah informasi mengenai sesuatu hal atau kejadian dalam bentuk tertulis. Seorang penulis berita yang baik dapat menuliskan sebuah berita dengan lengkap dan komunikatif, sehingga pembaca berita dapat memahami segala sesuatu yang disampaikan dalam berita tanpa kesulitan dan tanpa adanya tafsir. Adapun kelengkapan dalam sebuah berita meliputi apa, siapa, kapan, dimana, mengapa dan bagaimana terkait isi berita.

Adapun salah satu contoh berita adalah sebagai berikut. Raffi Ahmad dibebaskan

Sudah tiga bulan Raffi Ahmad dimasukan kedalam panti rehabilitasi lido, sejak kemarin 27 April 2013 sudah dibebaskan berdasarkan pusat rehabilitasi namun menjadi tahanan kota, artinya presenter dahsyat ini sudah bisa kembali terjun ke dunia hiburan seperti menjadi presenter dahsyat yang melambungkan namanya tersebut.

Setelah menjalani proses rehabilitasi, Raffi sejak kemarin sudah kembali kerumahnya. BNN mengatakan pihaknya telah melakukan penangguhan

penahanan terhadap Raffi. “Sejak sore ini, kami lakukan penagguhan status tahanan Raffi Ahmad”, ujar Benny di dalam konfrensi pers di Gedung BNN

Jakarta, Sabtu 27 April 2013.

(25)

yaitu ahli pidana dan farmakologi. “karena belum ada kesamaan perspsi antara

kami dengan kejaksan mengenai zat metilon”, ujarnya.

Sumber: Kompas, 27 April 2013

F. MODEL DAN METODE PEMBELAJARAN

Model pembelajaran : Penugasan, diskusi. Teknik pembelajaran : Inkuiri

G. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN

Pertemuan Kegiatan Waktu

Pertemuan

Kesatu

Pendahuluan

1. Guru mengucapkan salam dan menyapa siswa 2. Guru mempresensi kehadiran siswa

3. Guru mengecek kesiapan siswa

4. Guru memotivasi siswa agar bersemangat dalam menerima materi yang akan disampaikan.

5. Guru mengapresiasi siswa/mengaitkan antara materi yang akan dipelajari dengan materi sebelumnya.

6. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

(26)

Kegiatan Inti

1. Siswa diberikan tugas untuk membuat teks berita.

2. Siswa membuat sebuah teks berita tanpa diberikan penjelasan/perlakuan sebagai prates. 3. Siswa diberikan waktu selama 60 menit untuk

membuat sebuah teks berita

4. Siswa diberikan prates untuk mengukur kemampuan dalam menulis teks berita.

60 menit

Kegiatan Akhir

1. Siswa diberikan kesempatan untuk bertanya.

2. Guru bertanya tentang manfaat menulis teks berita.

3. Guru menutup pelajaran.

10 menit

2. Guru mempresensi kehadiran siswa 3. Guru mengecek kesiapan siswa

4. Guru memotivasi siswa agar bersemangat dalam menerima materi yang akan disampaikan.

5. Guru mengapresiasi siswa/mengaitkan antara mteri yang akan dipelajari dengan materi menulis teks berita.

(27)

Kegiatan Inti

1. Siswa diingatkan tentang materi menulis teks berita.

2. Siswa diberikan perlakuan sebanyak ketiga kali, dengan cara ditugaskan untuk membuat kembali teks berita dengan menggunakan strategi critical incident.

3. Siswa diberikan beberapa gambar tentang keadaan orang sedang kebanjiran untuk merangsang kemampuan siswa.

4. Siswa ditugaskan untuk mengamati gambar tersebut.

5. Siswa diberikan penjelasan mengenai menulis teks berita.

6. Siswa diberikan penjelasan mengenai unsur-unsur penting yang harus terdapat dalam teks berita.

7. Siswa diminta untuk mengingat-ingat pengalaman apa yang pernah mereka alami. 8. Siswa diberikan waktu untuk berdiskusi

dengan teman-temannya.

9. Siswa ditanyakan mengenai pengalaman penting atau tidak terlupakan yang pernah mereka alami untuk dituangkan ke dalam teks berita.

10.Siswa diberikan kesempatan untuk bertanya kepada guru atau temannya pengalaman apa yang pernah temannya alami.

(28)

11.Siswa diberikan penjelasan bahwa pertemuan kali ini akan belajar tentang menulis teks berita dengan strategi critical incident

12.Siswa menulis teks berita dengan menggunakan strategi critical incident dengan

tema “banjir”

Pertemuan

Ketiga

Kegiatan Akhir

1. Siswa diberikan kesempatan untuk bertanya. 2. Guru bertanya tentang manfaat menulis teks

berita.

3. Guru menutup pelajaran.

10 menit

Pendahuluan

1. Guru mengucapkan salam dan menyapa siswa 2. Guru mempresensi kehadiran siswa

3. Guru mengecek kesiapan siswa

4. Guru memotivasi siswa agar bersemangat dalam menerima materi yang akan disampaikan.

5. Guru mengapresiasi siswa/mengaitkan antara mteri yang akan dipelajari dengan materi

(29)

menulis teks berita.

6. Guru memberikan beberapa gambar mengenai peristiwa kemacetan disekitar wilayah Bandung.

7. Siswa mengamati gambar-gambar yang diberikan oleh guru.

8. Guru bertanya kepada siswa mengenai gambar yang diberikan.

Kegiatan Inti

1. Siswa diingatkan mengenai pengalaman kemacetan yang pernah mereka alami.

2. Siswa diberikan waktu beberapa menit untuk mengingat-ingat pengalaman atau kejadian macet yang pernah dialami dalam waktu dekat.

3. Siswa diberikan kesempatan untuk berdiskusi dengan teman sebangkunya untuk mengingat kejadian kemacetan yang dialaminya.

4. Siswa diberikan tugas untuk menulis teks berita dengan menggunakan strategi critical

incident dengan menggunakan tema

“kemacetan”

5. Siswa diberikan waktu untuk menulis teks berita.

(30)

Kegiatan Akhir

1. Siswa diberikan kesempatan untuk bertanya. 2. Guru bertanya tentang manfaat menulis teks

berita.

3. Guru menutup pelajaran.

10 menit

Pertemuan

Keempat

Pendahuluan

1. Guru mengucapkan salam dan menyapa siswa 2. Guru mempresensi kehadiran siswa

3. Guru mengecek kesiapan siswa

4. Guru memotivasi siswa agar bersemangat dalam menerima materi yang akan disampaikan.

5. Guru mengapresiasi siswa/mengaitkan antara mteri yang akan dipelajari dengan materi menulis teks berita.

10 menit

Kegiatan Inti

1. Siswa diingatkan pertemuan mengenai strategi critical incident.

2. Siswa kembali diberikan gambar dengan tema yang berbeda, yaitu gambar-gambar mengenai kecelakaan.

3. Siswa mengamati gambar tersebut dengan

(31)

seksama dan menjelaskan gambar tang terdapat dalam slide.

4. Siswa ditanyakan tentang pengalaman kecelakaan yang pernah mereka alami.

5. Siswa diberikan waktu beberapa menit untuk mengingat-ingat sambil berdiskusi pengalaman kecelakaan yang pernah dialami. 6. Siswa diberikan tugas untuk menulis teks berita dengan menggunakan strategi critical

incident dengan menggunakan tema

“kecelakaanan”

7. Siswa diberikan waktu untuk menulis teks berita.

Kegiatan Akhir

1. Siswa diberikan kesempatan untuk bertanya.

2. Guru bertanya tentang manfaat menulis teks

berita.

3. Guru menutup pelajaran.

10 menit

2. Guru mempresensi kehadiran siswa

3. Guru mengecek kesiapan siswa

4. Guru memotivasi siswa agar bersemangat

dalam menerima materi yang akan

disampaikan.

5. Guru mengapresiasi siswa/mengaitkan antara

(32)

mteri yang akan dipelajari dengan materi

menulis teks berita.

Kegiatan Inti

1. Siswa diberikan banyak gambar mengenai

kejadian-kejadian atau peristiwa penting

yang terjadi baru-baru ini.

2. Siswa sama-sama berdiskusi perihal gambar

tersebut.

3. Siswa ditugaskan untuk menjawab pertanyan

yang diberikan oleh guru, perihal gambar

tersebut.

4. Siswa menyimpulkan bahwa banyak hal atau

kejadian menarik yang bisa dijadikan sebagai

bahan berita, seperti kejadian sehari-hari

yang dialami dan dapat dijadikan sebuah

berita.

5. Siswa ditugaskan untuk mengingat-ingat

kejadian penting yang baru-baru ini terjadi.

6. Siswa diberikan waktu untuk berdiskusi

dengan teman-temannya mengenai kejadian

atau pengalaman siswa yang dialami.

7. Siswa ditugaskan untuk menulis teks berita

dengan pengalaman yang pernah mereka

alami atau kejadian disekitar sekolah.

(33)

Kegiatan Akhir

1. Siswa diberikan kesempatan untuk bertanya.

2. Guru bertanya tentang manfaat menulis teks

berita.

3. Guru menutup pelajaran.

10 menit

H. BAHAN/ALAT/SUMBER

 Contoh teks berita  Lembar kerja siswa

 Buku Teks: Berbahasa dan Bersastra Indonesia untuk SMP/MTs Kelas VIII Halaman 152 s.d. 153. Pusat Perbukuan: Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta. 2008.

I. PENILAIAN

a. Teknik : Tes tulis dan tes untuk kerja b. Bentuk Instrumen : Tes Uraian

c. Penilaian Produk

No Indikator Instrumen

1 Mampu menyusun data pokok-pokok berita.

Buatlah sebuah pokok-pokok berita sebelum membuat sebuah berita!

2 Mampu merangkai data pokok-pokok berita menjadi berita yang singkat, padat, dan jelas

Kembangkanlah pokok-pokok berita tersebut menjadi sebuah teks berita dengan singkat, padat dan jelas.

(34)

No Kegiatan Skor 1 Siswa dapat menuliskan 5

pokok-pokok berita.

5-10

2 Siswa mampu menyusun pokok-pokok berita dengan urutan yang baik.

1-5

Jumlah skor maksimum 10

Pedoman penskoran soal no.2

No Kegiatan Skor

1 Siswa mampu merangkai data menjadi sebuah paragraf yang utuh.

6-10

2 Siswa dapat mengembangkan pokok-pokok berita tersebut menjadi sebuah teks berita yang singkat, padat dan jelas.

1-5

(35)

Perhitungan nilai akhir = � ℎ

� x skor ideal (100) =…

Mengetahui, Bandung, April 2013

Guru SMPN 1 Bandung Guru Mata Pelajaran,

Juraeni Jaya, S. Pd Winda Maulida

NIM 090239

2) Observasi

Observasi bertujuan untuk mengetahui kualitas proses pembelajaran yang dilaksanakan di dalam kelas. Adapun lembar observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

Tabel 3.1

Lembar Observasi Aktivitas Guru

No Penampilan Nilai

1 2 3 4

1 Membuka pelajaran :

(36)

b. Merefleksi apa yang pernah dialami siswa

c. Memotivasi siswa agar bersemangat dalam menerima materi menulis teks berita dengan strategi critical incident/ pengalaman yang pernah dialami

2 Proses Pelajaran:

a. Bertanya pengalaman penting apa yang pernah dialami siswa

b. Memberi waktu kepada siswa untuk mengingat-ingat pengalaman yang pernah dialami

c. Menugaskan siswa untuk menulis teks berita dengan strategi critial incident atau pengalaman penting yang pernah dialami.

3 Menutup Pembelajaran

a. Bertanya tentang manfaat menulis teks berita dengan strategi critical incident b. Membuat kesimpulan tentang menulis

teks berita dengan strategi critical incident

TOTAL NILAI

Keterangan:

Mengisi lembar observasi dengan tanda check list. 4 = baik sekali

3 = baik 2 = cukup 1 = kurang

3) Angket

(37)

digunakan, yaitu kuisioner check list, sebuah daftar dimana responden tinggal membubuhkan tanda ceklis pada kolom yang sesuai.

Tabel 3.2

Angket

No Pernyataan Ya Tidak Biasa

1 Pembelajaran menulis teks berita dengan menggunakan strategi critical incident sangat menarik, karena siswa berimajinasi membayangkan apa yang saya alami.

2 Pembelajaran menulis teks berita dengan strategi critical incident ini tidak membosankan, karena sayajarangbelajar dengan mengaitkan pengalaman pribadi. 3 Pembelajaran ini membantu saya

mengeluarkan ide, karena strategi critical incident secara langsung membantu memberikan tema. 4 Saya memahami materi menulis

teks berita karena strategi critical incident memudahkan saya dalam pembelajaran ini.

5 Saya senang dengan cara guru mengajar dalam pembelajaran menulis teks berita dengan strategi critical incident, karena secara langsung saya juga belajar berimajinasi.

(38)

4) Tes

Tes bertujuan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, kemampuan, atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Instrumen tulis ini berupa tes tulis yang dilaksanakan saat prates dan pascates bentuk tes yang diberi adalah tes tulis. Soal yang disediakan berhubungan dengan menulis teks berita. Tugas membuat teks berita, tes ini disusun berdasarkan tujuan pembelajaran yang akan dicapai, tes ini digunakan untuk memotivasi siswa agar lebih kreatif dan tertarik dalam pembelajaran menulis di kelas khususnya pembelajaran menulis teks berita. Tujuan diberikan tes yaitu untuk mengetahui kemampuan menulis teks berita siswa.

Tabel 3.3

Lembar Soal Prates Kemampuan Menulis Teks Berita

Tabel 3.4

Lembar Soal Pascates Kemampuan Menulis Teks Berita Soal

1. Buatlah sebuah teks berita!

2. Tulislah teks berita tersebut pada lembar kerja yang telah disediakan!

Soal

1. Buatlah sebuah teks berita dengan menggunakan tema “Kriminalitas”! 2. Gunakanlah strategi critical incident dalam pembelajaran menulis teks

(39)

Adapun Kriteria Penilaian dalam menulis teks berita adalah sebagai berikut.

Tabel 3.5

Pedoman Kriteria Penilaian Menulis Teks Berita

No Aspek Penilaian Skor

1 2 3 4

1 Kesesuaian kriteria penulisan teks berita

2 Relevansi isi dengan topik

3 Teknik penyajian

4 Bahasa berita yang digunakan Nilai Total Skor

� � = � �

� × 100%

Tabel 3.6

Profil Penilaian Menulis Teks Berita

(40)
(41)
(42)

kreatif, tidak inovatif dan tidak menarik.

4 Bahasa berita yang digunakan 4 Baik sekali.

Bahasa dalam teks

berita yang

digunakan secara singkat, jelas dan padat.

3 Baik.

Bahasa berita yang digunakan secara singkat, jelas, namun tidak padat.

2 Cukup.

Bahasa berita yang digunakan singkat, namun tidak jelas dan tidak padat.

1 Kurang.

Bahasa berita yang digunakan terlalu bertele-tele dan maknanya tidak jelas, sehingga mengaburkan

(43)

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes. Tes tersebut dibagi menjadi dua, yaitu tes awal dengan tes akhir (prates dan pascates). Tes awal dilakukan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam pembelajaran menulis teks berita sebelum diberikan perlakuan. Tes akhir diakukan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam pembelajaan menulis teks berita setelah diberikan perlakuan.

3.5 Tenik Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan setelah semua data terkumpul, adapun langkah dalam pengolahan data sebagai berikut.

a. Data berupa tes

1) Mendeskripsikan hasil tes awal dan tes akhir 2) Menganalisis hasil tes awal dan tes akhir

3) Menentukan skor tes awal dan tes akhir, kemudian menentukan nilai dengan rumus:

Nilai = skor yang diperoleh

Skor maksimal x 100

Tabel 3.7

Kategori Penilaian Menulis Teks Berita Berdasarkan PAP Skala 5

Interval Tingkat

Penguasaan

Kategori Nilai Keterangan

85-100 A Baik Sekali

(44)

60-74 C Cukup

40-59 D Kurang

(Nurgiantoro, 2001:399)

4) Menguji reliabilitas antar penimbang (ANAVA) hasil prates dan pascates. Untuk menguji Reliabilitas antar penimbang langkah-langkahnya sebagai berikut. (1) Menentukan Kuadrat (testi)

SSt ∑ dt = ∑ (∑X)²

N -

∑(∑X)² K.N (2) Menentukan kuadrat penguji

SSp ∑ d² p = ∑ (∑XP )²

N -

(∑X)² K.N

(3) Menentukan kuadrat total SStot ∑X² t = ∑X² -

(∑X)² K.N

(4) Menentukan kuadrat kekeliruan

SSkk ∑d² = SS tot ∑X²t - SSt∑dt - SSp ∑d²p

(5) Memasukan keseluruhan data ke dalam tabel ANAVA kemudian dihitung dengan menggunakan rumus berikut:

r11 =

Vt − Vkk Vt

Keterangan:

r11 = reabilitas yang dicari Vt = Variansi berdasarkan testi Vkk = Variansi berdasarkan kekeliruan

(45)

Format Anava

Sumber Variansi SS Dk Varian

Siswa SSt∑d� N-1 ���∑��

� −

Penguji SSp� � K-1 -

Kekeliruan SSk� �� (N-1) (K-1) ���∑� ��

� − (� − )

Tabel 3.9

Kriteria Penilaian Uji Reliabilitas

Rentang Kriteria

0,80-1,00 Reliabilitas sangat tinggi 0,60-0,80 Reliabilitas tinggi 0,40-0,60 Reliabilitas sedang 0,20-0,40 Reliabilitas rendah 0,00-0,20 Reliabilitas sangat rendah

6) Melakukan uji normalitas dan homogentias nilai tes berita siswa hasil prates dan pascates.

Uji normalitas bertujuan untuk menguji normal tidaknya sebaran data yang akan di analisis (Subana, 2000:123), penulis melakukan uji normalitas dengan dasar pengambilan sebagai berikut:

Jika X² hitung< X² tabel maka H0 ditolak dan H1 diterima. Jika X² hitung> X² tabel maka H0 diterima dan H1 ditolak. Ho : data tidak berasal berdasarkan berdistribusi normal H1 : data berasal berdasarkan distribusi normal.

(46)

6.1Membuat tabel distribus Mean

6.3Menghitung Standar Deviasi

SD = ∑ ��²−

∑(��)²

−1

6.4Membuat daftar frekuensi observasi dan ekspektasi nilai prates dan pascates Z batas kelas= −

6.5Mencari nilai Chi-Kuadrat (X²) hitung

X² = ∑( − )

Keterangan: x² = Chi-kuadrat

f0 = frekuensi yang diobservasi fh = frekuensi yang diharapkan 6.6Menentukan derajat kebebasan

Db = Jumlah kelas – 3

6.7Menentukan nilai Chi-Kuadrat (X²)tabel dengan tingkat kepercayaan 95%

X² tabel = 95% (db)

7) Melakukan uji hipotesis

(47)

terima. Artinya ada perbedaan yang signifikan antara hasil kerja prates dan pascates.

7.1Mencari Mean berdasarkan perbedaan tes awal dengan tes akhir Md = ∑

7.2Menentukan derajat kebebasan Db = N-1

7.3Mencari jumlah kaudrat deviasi

∑X² d = ∑ d² - ∑ ²

7.4Menentukan rumus thitung dengan menggunakan rumus berikut:

t = Md

N(Nx2d1)

Keterangan:

Md = mean perbedaan antara prates dengan pascates Xd = deviasi masing-masing subjek (d-Md)

∑X²d = jumlah kuadrat deviasi N = subjek pada sampel Db = ditentukan dengan N-1

7.5Menentukan ttabel dengan taraf signifikan 0,05 atau tingkat kepercayaan 95% ttabel = (1-

1

2 a) (db)

1) Data Berupa Angket

Pengolahan angket dilakukan setelah semua angket terkumpul. Adapun langkah pengolahan angket dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

�= �× 100%

Keterangan: P : presentase

(48)

N : jumlah responden

dengan tafsiran pemikiran sebagai berikut:

0% = tidak ada

1% - 5% = hampir tidak ada 6% - 25% = sebagian kecil 26% - 49% = hampir setengahnya 50% = setengahnya

51% - 75% = lebih berdasarkan setengahnya 76% - 95% = sebagian besar

(49)
(50)

Bab 5

Simpulan dan Saran

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian pembelajaran menulis teks berita dengan menggunakan strategi critical incident di SMPN 1 Bandung, diperoleh kesimpulan sebagai berikut.

1) Kemampuan siswa dalam pembelajaran menulis teks berita dengan menggunakan strategi critical incident. Kemampuan menulis teks berita siswa dengan menggunakan strategi

critical incident sangat berbeda bila dibandingkan dengan kemampuan prates siswa

sebelum menggunakan strategi critical incident. Hal tersebut terlihat berdasarkan jumlah

angket siswa yang merasa menjawab “ya” pada pernyataan “pembelajaran menulis teks

berita dengan menggunakan strategi critical incident sangat menarik” dengan jumlah responden 32 siswa yang menjawab ya, berarti strategi tersebut lebih menarik apabila dibandingkan dengan pembelajaran menulis biasa. Selain pernyataan tersebut, terdapat

jummlah siswa yang menjawab “ya” pada pernyataan pembelajaran menulis teks berita dengan strategi critical incident sangat tidak membosankan, terdapat 25 siswa yang menjawab ya, hal tersebut menunjukan bahwa lebih berdasarkan setengahnya siswa yang menyukai pembelajaran dengan strategi tersebut. Apabila siswa menyukai pembelajarannya, maka secara otomatis kemampuan siswa tersebut lebih bertambah.

“Pembelajaran ini membantu saya mengeluarkan ide, karena strategi critical incident

secara langsung membantu saya memberikan tema”. Mendapatkan jumlah responden

“Ya” sebanyak 32 orang dengan presentasi 80%. Jadi, pada pernyataan tersebut masuk ke dalam kategori “Sebagian Besar”. Untuk pernyataan keempat “Saya memahami materi

menulis teks berita karena strategi critical incident memudahkan saya dalam pembelajaran ini”. Mendapatkan jumlah responden “Ya” sebanyak 34 orang dengan

presentasi 85%. Jadi, pada pernyataan tersebut masuk ke dalam kategori “Sebagian Besar”. Untuk pernyataan kelima “Saya senang dengan cara guru mengajar dalam

(51)

menggunakan strategi critical incident menginspirasi saya dalam menulis teks berita

dengan pengalaman saya sendiri”. Mendapatkan jumlah responden “Ya” sebanyak 28

orang dengan presentasi 70%. Jadi, pada pernyataan tersebut masuk ke dalam kategori

“Sebagian Besar”. Berdasarkan hasil angket tersebut, terlihat banyak yang menyukai

pembelajaran menulis teks berita dengan menggunakan startegi critical incident. Apabila siswa menyukai pembelajarannya, maka secara otomatis nilai siswa pun bertambah. 2) Hasil belajar siswa setelah diterapkan startegi critical incident dalam pembelajaran

menulis teks berita. Hasil belajar siswa setelah diterapkan strategi critical incident sangat terdapat perbedaan. Hal tersebut terlihat berdasarkan hasil belajar siswa sebelum menggunakan strategi critical incident dengan jumlah nilai 62,5 dan hasil belajar siswa setelah menggunakan strategi critical incident dengan jumlah nilai 78,3. Terdapat peningkatan nilai sebesar 15,8 berdasarkan hasil prates dengan pascates. Hal tersebut memiliki arti bahwa kemampuan siswa mengalami peningkatan sebesar 25% dalam pembelajaran menulis teks berita setelah diterapkannya strategi critical incident. Hal tersebut berarti strategi critical incident dapat diterapkan dalam pembelajaran menulis teks berita di SMP kelas VIII.

5.2 Saran

Saran yang dapat diberikan oleh penulis berdasarkan penelitian yang telah dilakukan adalah sebagai berikut.

1) Strategi critical incident ini dapat digunakan sebagai alternatif pilihan teknik pembelajaran oleh pendidik dalam pembelajaran menulis sebagai upaya meningkatkan kemampuan menulis siswa, tertutama menulis teks berita.

(52)

3) Strategi critical incident tidak hanya dapat digunakan dalam pembelajaran menulis teks berita, tetapi juga dapat diterapkan dalam pembelajaran menulis lainnya, seperti menulis cerpen dan puisi.

(53)

november 202]

Apri, Wira. (2009). “Peningkatan Kemampuan Menulis Teks Berita dengan Menggunakan

Media Rekaman pada Siswa. FPBS UPI. Tidak diterbitkan. Arifin S. Harahap, (2007). Jurnalistik Televisi, Jakarta: PT. Indeks.

Akhadiah, Sabarti, dkk. (1988). Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga.

Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Fauziyah, Anisafatul. (2010). “ Peningkatan Kemampuan Menulis Teks Berita Kelas VIII SMP Negeri 2 Kencong dengan Strategi ATDRAP”.FPBS UPI. Tidak diterbitkan.

Iskandarwssid, Sunendar Dadang. (2001). Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Krisno, Agus. (2012) “Implementasi Pembelajaran Critical Incident Untuk Meningkatkan

Pencapaian Kompetensi Mata Kuliah Ilmu Gizi”. Jurnal Penelitian dan Pemikiran

Pendidikan.

Muda, Dedy Iskandar. (2005). Berita Terbaru. [Online]. Tersedia: http://asiaaudiovisualexc09adibganteng.wordpress.com/about/. [20november 2012] Muda, Dedy Iskandar, (2008) Jurnalistik Televisi. Bandung: PT. Remaja (Rosda) karya.

Mugiawati, Cindi. (2012). “Penerapan Strategi Critical Incident dalam Pembelajaran Menulis

Puisi”. FPBS. Tidak diterbitkan.

Nurhayati, Cucu. (2006). “Pembelajaran Menulis Teks Berita dengan Teknik scramble pada siswa kelas VIII SMP LAboratorium Percontohan UPI. FPBS UPI. Tidak diterbitkan. Pratama, Erwin (2011) . Pengertian Berita. [online]. Tersedia:

http://id.wikipedia.org/wiki/Berita. [20 November 2012]

Pratama, Erwin (2011) . Pengertian Berita. [online]. Tersedia http://www.anneahira.com/berita-17230.htm [20 November 2012]

Suwarti. (2010). “Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Teks Berita Kelas VIII Pada

(54)

Tarigan, Henry Guntur. (2008). Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Usman KS, (2009) Television News Reporting & writing, Juni, Ghalia Indonesia.

Gambar

Gambar 3.1 Rancangan Penelitian
Guru memberikan beberapa gambar mengenai peristiwa kemacetan disekitar
gambar-gambar
Lembar Observasi Aktivitas Guru Tabel 3.1
+7

Referensi

Dokumen terkait

Setelah mengamati semua sampel, berilah nilai sesuai dengan tingkat kesukaan Anda terhadap rasa sampel yang tersedia.. Urutkan nilai sampel dari yang Anda paling sukai (=6)

Keterbatasan fungsi pendengaran yang dimiliki anak tunarungu, berdampak pada hambatan komunikasi, yaitu selalu tidak sempurna (baik verbal maupun tulisan) sehingga dapat

Visi : Menjadi instansi pemerintah yang menyelenggarakan sistem administrasi perpajakan modren yang efektif, efisien, dan dipercaya masyarakat dengan integritas

Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor Kep-758/KMK.01/1993 tentang Organisasi dan atau Kerja Direktorat Jenderal Pajak. Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia

[r]

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan komunikasi dalam keluarga peserta didik dan merumuskan layanan bimbingan kelompok yang layak untuk meningkatkan

Hubungan antara komunikasi positif dalam keluarga dengan asertivitas pada siswa SMP Negeri 2 Yogyakarta.. Yogyakarta: Jurnal Penelitian Fakultas Psikologi

mencapai efisiensi dan efektivitas. Upaya reformasi regulasi/peraturan usaha juga perlu dirancang dengan memperhatikan aspek kesetaraan akses usaha‐usaha kecil dan menengah