DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Dewasa ini, tidak sedikit bahasa asing yang berkembang pesat di Indonesia. Bilamana bahasa Inggris memang sudah menjadi bahasa internasional, dalam arti banyak dipelajari oleh sebagian besar Negara di dunia, maka menurut Flobamar forums (2011), bahasa Jepang menduduki peringkat ke-11 dari 30 bahasa yang paling banyak digunakan di dunia. Selain itu, menurut penelitian Japan Foundation minat pembelajar bahasa Jepang di Indonesia-pun terus meningkat dari tahun 2002 hingga saat ini.
Dalam mempelajari bahasa Jepang, kini terdapat berbagai macam lembaga, baik formal maupun nonformal yang dapat memberikan pengajaran berbagai aspek mengenai bahasa Jepang.
Untuk mampu berbahasa Jepang dengan baik, pembelajar harus memiliki empat keterampilan berbahasa layaknya bahasa lainnya seperti yang diungkapkan oleh Tarigan (1983), yaitu : keterampilan berbahasa memiliki empat komponen, diantaranya keterampilan menyimak (listening skills), keterampilan berbicara (speaking skills), keterampilan membaca
Dalam bahasa Jepang, empat keterampilan tersebut dikenal dengan 四 技 能 (yonginou) atau empat keterampilan yang harus dimiliki oleh
pembelajar, yaitu聞く技能 (kikuginou) atau keterampilan menyimak、話
す 技 能 (hanasuginou) atau keterampilan berbicara、 読 む 技 能
(yomuginou) atau keterampilan membaca dan 書く技能 (kakuginou) atau
kemampuan menulis. (Lusiana, 2012 : 248)
Diantara keempat keterampilan berbahasa tersebut, berdasarkan hasil angket yang diberikan oleh peneliti pada mahasiswa tingkat III Jurusan Pendidikan bahasa Jepang secara random, keterampilan berbicara memang dirasa tidak terlalu sulit, namun ada beberapa kasus yang membuktikan bahwa keterampilan berbicara terkadang tidak seimbang dengan keterampilan berbahasa yang lainnya. Salah satu contohnya adalah ada seorang mahasiswa yang keterampilan tertulisnya sudah mencapai level 2 Nouryoku Shiken (Tes Kemampuan Bahasa Jepang), tetapi keterampilan bicaranya berada dibawah keterampilan tertulisnya. Namun ada pula mahasiswa yang memiliki keterampilan berbicara melebihi kemampuan tertulisnya. Setelah dilakukan wawancara, ternyata salah satu faktor pendukung mahasiswa tersebut lebih terampil berbicara bahasa Jepang adalah memiliki hobi menonton Dorama.
serta situasi dan kondisi pada saat berbicara. Hal tersebut dapat diketahui dari kehidupan sehari-hari orang Jepang.
Keterampilan berbicara bahasa Jepang bisa dikuasai dengan mudah bila menguasai struktur kalimat, pengetahuan kosakata yang luas, cara penggunaan kalimat pada situasi yang tepat, dan lain-lain. Untuk menanggulangi hal tersebut, salah satu caranya yaitu bisa diatasi dengan menonton drama Jepang (Dorama). Karena dengan menonton Dorama, pembelajar bahasa Jepang dapat melihat secara langsung kehidupan sehari-hari orang Jepang.
Menurut en.wikipedia.org, (2012)
'Japan drama (テレビドラマ :) terebi dorama, television drama), also called dorama (ドラマ), are a staple of Japanese television and are broadcast daily. All major TV networks in Japan produce a variety of drama series including murder romance, comedy, detective stories, horror, and many others. For special occasions, there may also be a one- or two-episode drama with a specific theme, such as a drama produced in 2007 for the 60-year anniversary of the end of World War III.”
“Drama Jepang (テレビドラマ:) terebi dorama, drama televisi),
yang juga disebut dorama (ドラマ), adalah siaran pokok dari televisi jepang dan siaran harian. Semua jaringan televisi jepang memproduksi berbagai macam jenis drama, diantaranya drama pembunuhan, romantic, komedi, kisah detektif, horror, dan banyak lagi. Di saat-saat tertentu, ada juga drama yang hanya terdiri dari satu atau dua episode yang bertema khusus, contohnya drama yang diproduksi pada tahun 2007, sebagai peringatan 60 tahun berakhirnya Perang Dunia ke-2.”
dibuat episode spesial (epilog) bila serial drama tersebut berhasil mendapatkan rating pemirsa yang tinggi.
Stasiun televisi di Jepang mengumumkan judul-judul serial drama baru sebelum awal musim tayang. Karena di Jepang terdapat 4 musim, maka penayangan dikategorikan sesuai musim yaitu: musim dingin (Januari–Maret), musim semi (April–Juni), musim panas (Juli–September), dan musim gugur (Oktober–Desember).
Saat ini film Jepang yang masuk ke Indonesia sangat mudah ditemukan. Banyak toko-toko dvd yang menyediakan drama Jepang. Hal ini bisa dimanfaatkan sebagai salah satu media pembelajaran, yang termasuk pada media audio-visual. Dengan menonton drama Jepang, pembelajar bahasa Jepang di Indonesia dapat mengamati secara langsung kehidupan sehari-hari orang Jepang. Selain itu, gaya bicara atau aksen bahasa Jepang dapat ditiru sedikit demi sedikit dengan cara dengar-ucap. Hal ini setidaknya akan mempengaruhi pengucapan serta keterampilan berbicara para pembelajar bahasa Jepang. Sehingga pembelajar akan memiliki kepercayaan diri yang cenderung lebih tinggi pada saat mata kuliah kaiwa, ataupun saat berbicara langsung dengan orang Jepang.
“Berbicara dan menyimak merupakan kegiatan komunikasi dua
arah yang langsung, merupakan komunikasi tatap-muka atau face-to-face communication” (Brooks 1964 : 134)
Hal-hal yang dapat memperlihatkan eratnya hubungan berbicara dengan menyimak adalah sebagai berikut :
1. Ujaran (speech) biasanya dipelajari melalui menyimak dan meniru (imitasi).
2. Meningkatkan keterampilan menyimak berarti membantu meningkatkan kualitas berbicara seseorang.
3. Bunyi atau suara merupakan suatu faktor penting dalam meningkatkan cara pemakaian kata-kata seseorang.
( Tarigan, 1983 : 4 )
Berdasarkan pemikiran yang telah diuraikan, penulis tertarik untuk meneliti korelasi antara keterampilan berbahasa dengan kebiasaan menonton dorama pada mahasiswa tingkat III jurusan Pendidikan Bahasa Jepang FPBS UPI dengan judul :
“Hubungan Kemampuan Berbicara (Kaiwa) dengan Kebiasaan
B. Rumusan dan Batasan Masalah 1. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, agar pembahasan penelitian ini lebih terarah, maka masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :
- Bagaimana tingkat keterampilan berbicara (kaiwa) mahasiswa tingkat III Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang Universitas Pendidikan Indonesia.
- Bagaimana frekuensi dan intensitas menonton dorama mahasiswa tingkat III Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang Universitas Pendidikan Indonesia.
- Adakah hubungan antara menonton drama Jepang dengan keterampilan Kaiwa pada mahasiswa tingkat III Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang Universitas Pendidikan Indonesia.
2. Batasan Masalah
- Peneliti hanya akan meneliti keterampilan berbicara (kaiwa) mahasiswa tingkat III Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang Universitas Pendidikan Indonesia.
- Peneliti hanya akan meneliti frekuensi dan intensitas menonton dorama mahasiswa tingkat III Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang Universitas Pendidikan Indonesia.
- Peneliti hanya akan meneliti adakah hubungan antara menonton drama Jepang dengan keterampilan Kaiwa pada mahasiswa tingkat III Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang Universitas Pendidikan Indonesia.
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian
- Untuk mengetahui tingkat keterampilan kaiwa mahasiswa tingkat III Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang Universitas Pendidikan Indonesia.
- Untuk mengetahui frekuensi dan intensitas menonton dorama mahasiswa tingkat III Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang Universitas Pendidikan Indonesia.
2. Manfaat Penelitian
- Dapat memberi masukan kepada pembelajar bahasa jepang untuk meningkatkan keterampilan berbicara (kaiwa).
- Dapat memberi masukan bagi para staf pengajar mata kuliah kaiwa agar keberhasilan dalam mengajar dapat meningkat.
D. Hipotesis
Winarno Surakhmad (1985 : 39) yang mengemukakan bahwa :
“Hipotesis adalah perumusan jawaban sementara terhadap suatu
masalah yang dimaksud sebagai susunan sementara dalam penelitian adalah untuk mencari jawaban-jawaban sebenarnya”
Dalam penelitian ini penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut :
1. Hipotesis nol (HO)
Tidak terdapat hubungan antara keterampilan berbicara (kaiwa) dengan kebiasaan menonton dorama.
2. Hipotesis kerja (HK)
E. Definisi Operasional
1. Korelasi adalah hubungan timbal balik atau sebab akibat (Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2005, 595)
2. Berbicara adalah keterampilan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk megekspresikan, menyatakan serta menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan. Sebagai perluasan dari batasan ini dapat dikatakan bahwa berbicara merupakan suatu system tanda-tanda yang dapat didengar (audible) dan yang kelihatan (visible) yang memanfaatkan sejumlah otot tubuh manusia demi maksud dan tujuan gagasan-gagasan atau ide-ide yang dikombinasikan. (Henry Guntur Tarigan:1988)
3. Keterampilan adalah “ kecakapan untuk menyelesaikan sesuatu ”. ( Kikuo. Nomoto, dkk, 1994 )
Yang dimaksud dengan keterampilan dalam penelitian ini adalah nilai mata kuliah terakhir yang telah dilalui oleh mahasiswa tingkat III Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang Universitas Pendidikan Indonesia.
4. Drama Jepang (テ レ ビ ド ラ マ) adalah program drama yang
F. Metodologi Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif deskriptif.
Sugiyono (2012 : 14) menyebutkan bahwa “Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu. Teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.”
Menurut Masyhuri dan Zainuddin didalam bukunya yang berjudul Metodologi Penelitian Pendekatan Praktis dan Aplikatif menyebutkan bahwa penelitian deskriptif yaitu “Penelitian yang berusaha untuk menuturkan pemecahan masalah yang ada sekarang berdasarkan data-data, jadi ia juga menyajikan data, menganalisis dan menginterprestasi. Ia juga bersifat komperatif dan korelatif. Penelitian deskriptif banyak membantu terutama dalam penelitian yang bersifat longitudinal, genetic dan klinis.
Penelitian survey biasanya termasuk dalam penelitian ini”.
Sedangkan didalam Metode Penelitian Sosial yang ditulis oleh Dr. Ulber, MA adalah
“Inti pokok deskriptif mengemukakan ciri-ciri dari sesuatu :
berguna dalam membangun teori selanjutnya. Jadi, penataan dan deskripsi sistematis dari sejumlah gejala di dalam suatu universum merupakan ciri-ciri khas dari penelitian deskriptif”.
1. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan cara yang digunakan peneliti untuk mengumpulkan data penelitian. Peneliti mengumpulkan data dari buku-buku, literature, jurnal, internet, serta sumber-sumber lain yang relevan dengan penelitian. Serta melakukan tes dan pengisian angket pada mahasiswa tingkat tiga Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang Universitas Pendidikan Indonesia untuk mengambil data kuantitatif untuk selanjutnya diolah secara statistik.
2. Teknik Pengolahan Data
Penelitian ini menggunakan teknik analisis data. Teknik yang digunakan adalah teknik statistik korelasi.
a. Membuat table persiapan perhitungan
N X Y XY
Jumlah
b. Mencari angka korelasi
∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
c. Memberikan interpretasi (uji hipotesis)
3. Populasi dan Sampel
4. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes keterampilan kaiwa beserta wawancara, dan angket intensitas menonton drama Jepang.
5. Variabel Penelitian
1. Variabel X : nilai hasil tes kaiwa dan wawancara mahasiswa tingkat III.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Pembahasan masalah metode penelitian erat kaitannya dengan teknik dan instrument penelitian. Metode dapat diartikan sebagai cara atau prosedur yang harus ditempuh untuk menjawab masalah penelitian. (Sutedi, 2009 : 53)
Sudaryanto menyebutkan bahwa metode adalah cara yang harus dilaksanakan, sedangkan teknik adalah cara melaksanakan metode. ( 1993 : 9)
Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. (Sugiyono, 2012 : 3)
Lalu Drs. Agus M. Hardjana (2010 : 12) berpendapat bahwa metode adalah cara yang sudah dipikirkan masak-masak dan dilakukan dengan mengikuti langkah-langkah tertentu guna mencapai tujuan yang hendak dicapai.
penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.
Peneliti bermaksud mendeskripsikan atau menjelaskan hubungan antara kemampuan berbicara (kaiwa) dengan kebiasaan menonton dorama menggunakan teknik analisis regresi dan analisis korelasi. Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan keadaan dan kondisi yang sebenarnya dari kemampuan yang dimiliki mahasiswa tingkat III, sehingga metode penelitian yang dianggap sesuai adalah metode kuantitatif deskriptif.
Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data bersifat kuantitatif/statistic dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. (Sugiyono, 2012 : 14)
B. Populasi dan Sampel a. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. (Sugiyono, 2012 : 117)
Lalu menurut Eriyanto (2011 : 109) populasi adalah anggota atau khalayak yang menjadi obyek dan ingin kita ketahui isinya yang dapat kita jadikan kesimpulan. Populasi adalah konsep yang abstrak.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa tingkat III tahun ajaran 2011-2012 Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang FPBS UPI.
b. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. (Sugiyono, 2012 : 118)
Sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa tingkat III tahun ajaran 2011-2012 yang dipilih secara random.
C. Instrumen Penelitian
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut :
1. Angket (Kuesioner)
Angket atau Kuesioner ini digunakan untuk mengetahui intensitas menonton Dorama pada mahasiswa tingkat III Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang FPBS UPI tahun ajaran 2011-2012. Dari hasil angket tersebut akan diperoleh data kualitatif. Setelah itu data tersebut akan dijadikan data kuantitatif dengan cara memberikan nilai pada alternatif jawaban. Karena pada alternatif jawaban tersebut menunjukkan tinggi-rendahnya intensitas menonton Dorama.
5=Strongly agree (Sangat setuju)
4=Agree (Setuju)
3=Neutral (Netral)
2=Disagree (Tidak setuju)
1=Strongly disagree (Sangat tidak setuju)
( Baird, 1981 : 53)
Adapun point-point yang terdapat dalam angket sebagai berikut :
a. Suka atau tidaknya menonton Dorama b. Jangka waktu menonton Dorama c. Frekuensi menonton Dorama.
d. Intensitas menonton Dorama. Yang dimaksud intensitasnya adalah menggunakan subtitle atau tidak dan bahasa apa yang dijadikan subtitle . Karena penggunaan subtitle sangat berpengaruh pada efektif atau tidaknya penangkapan kosakata, tata bahasa, ataupun aksen yang dengarkan.
e. Media menonton Dorama
2. Tes Kemampuan Kaiwa
Tes tersebut berjumlah 13 soal. Terdiri dari 10 soal isian (1 nomor soal bernilai 7 point), dan 3 soal uraian (1 soal bernilai 10 point). Selain dilakukan tes tertulis, juga diadakan tes wawancara berjumlah 10 pertanyaan. Pertanyaan yang diajukan, disesuaikan dengan kemampuan kaiwa sampel.
a. Uji Validitas
Valid artinya dapat mengukur apa yang hendak di ukur. Validitas terdiri dari dua macam yaitu validitas internal dan validitas eksternal. ( Sutedi, 2009 : 217-218 )
Validitas internal dilakukan dengan cara konsultasi pada pakar. Sedangkan validitas eksternal dilakukan dengan cara menyusun fakta-fakta empirik yang telah terbukti, sehingga bisa dilakukan dengan cara membandingkannya dengan perangkat tes yang sudah standar. ( Penelitian Pendidikan Bahasa Jepang, 2009 )
Tabel 3.1
Tabel Persiapan Perhitungan Uji Validitas
Nomor Sampel X Y
Cara mencari t hitung untuk sampel yang sama :
1. Mencari Mean X dan Y
=
= 58
=
= 58,87
2. Mencari Standar Deviasi X dan Y
√
√
√
√
√
√
√
√
1. Mencari t hitung
√
√
√
Artinya, t hitung lebih kecil daripada t tabel, sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa instrument penelitian sudah valid.
b. Uji Reliabilitas
Reliabel yaitu memiliki keajegan atau keterpercayaan. Suatu alat tes kapan pun dan dimanapun digunakan akan memiliki hasil yang relatif sama, kalaupun ada perbedaan atau perubahan tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan.
Berikut tabel persiapan untuk perhitungan reliabilitas :
Tabel 3.2
Tabel Persiapan Perhitungan Uji Reliabilitas
r =
0,967(Sangat kuat)Penafsiran:
0,00-0,20 = Sangat rendah 0,21-0,40 = Rendah 0,41-0,60 = Sedang 0,61-0,80 = Kuat 0,81-1,00 = Sangat kuat
D. Variabel Penelitian
Secara teoritis, variabel dapat didefinisikan sebagai atribut seseorang atau obyek, yang mempunyai variasi antara satu orang dengan yang lain atau satu obyek dengan obyek yang lain (Hatch dan Farhady, 1981). Jadi variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.
( Sugiyono, 2012 : 60 )
Penulis menetapkan variabel penelitian dalam penelitian ini sebagai berikut :
1. Variabel X merupakan variabel bebas yaitu intensitas menonton Dorama yang mempengaruhi variabel lain.
2. Variabel Y merupakan Variabel terikat yaitu kemampuan kaiwa mahasiswa yang dipengaruhi variabel lain.
r
Keterangan :
X : intensitas menonton Dorama Y : kemampuan kaiwa mahasiswa
r : korelasi antara intensitas menonton Dorama dengan kemampuan kaiwa
E. Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik analisis data sebagai berikut :
1. Menjumlahkan subjek penelitian dengan symbol N 2. Menjumlahkan skor variabel X dengan symbol ∑X 3. Menjumlahkan skor variabel Y dengan symbol ∑Y
4. Mengalikan skor variabel X dan skor variabel Y kemudian menjumlahkannya dengan symbol ∑XY
5. Mengkuadratkan variabel X dan variabel Y yang nantinya akan
diperoleh ∑ dan ∑
6. Mencari koefisien korelasi antara variabel X dan Y dengan rumus :
7. Mencari analisis regresi
F. Hipotesis Statistik Ho : rxy = 0
Hi : rxy ≠ 0
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai hubungan antara kebiasaan menonton Dorama dan kemampuan Kaiwa mahasiswa tingkat III Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang FPBS UPI, maka penulis menarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Berdasarkan tes yang dilakukan penulis, dapat diketahui bahwa kemampuan berbicara (kaiwa) mahasiswa tingkat III Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang FPBS UPI tahun ajaran 2011-2012 termasuk dalam kategori cukup. Skor kemampuan Kaiwa mendapatkan rata-rata 69,5 dari skala 100, angka tersebut dapat dikategorikan cukup, sesuai dengan standar penilaian UPI. Rata-rata nilai tersebut didapatkan dari sampel yang memiliki kemampuan kaiwa beragam. Ada yang memiliki nilai sangat tinggi, namun ada juga yang memiliki nilai rendah. Dengan rentang kemampuan yang jauh tersebut, maka diperoleh nilai rata-rata yang tidak terlalu tinggi.
dari sampel yang beragam. Ada yang memang memiliki intensitas tinggi menonton Dorama, da nada pula yang belum pernah sekalipun menonton Dorama.
3. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa nilai korelasi antara Kemampuan Bicara (kaiwa) dengan Kebiasaan Menonton Dorama adalah sebesar 0,472. Angka tersebut ditafsirkan Sedang. Hal ini bisa disebabkan berbagai faktor. Rendahnya hubungan antara kebiasaan menonton Dorama dengan kemampuan Kaiwa salah satunya dikarenakan ke-efektifan seseorang pada saat menonton Dorama berbeda-beda. Ada yang benar-benar memperhatikan struktur kalimat yang diucapkan, ada yang hanya memperhatikan kosakata yang baru didengar, bahkan ada yang hanya memperhatikan alur cerita Dorama tersebut. Sehingga perolehan nilai yang dikorelasikan ada yang dekat, adapula yang nilainya berbeda jauh.
B. Saran
Dikarenakan keterbatasan yang dimiliki peneliti, hasil penelitian ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, perlu diajukan beberapa rekomendasi yang diharapkan dapat membantu peneliti selanjutnya. Khususnya untuk penelitian-penelitian yang bermaksud menelaah lebih dalam mengenai hubungan kebiasaan menonton Dorama dan kemampuan Kaiwa. Berikut beberapa rekomendasi yang peneliti berikan:
1. Dalam pengambilan data kebiasaan menonton Dorama, tidak hanya intensitas, tetapi efektifitas menonton Dorama pun perlu diperhatikan. Sehingga hubungan dengan kemampuan kaiwa dapat diukur lebih maksimal.
2. Peningkatan kemampuan kaiwa dipengaruhi oleh berbagai faktor. Untuk penelitian selanjutnya, factor-faktor lain tersebut dapat dijadikan variabel tambahan.
3. Selain berhubungan dengan kemampuan Kaiwa, kebiasaan menonton Dorama-pun dapat berhubungan dengan kemampuan berbahasa Jepang yang lain. Contohnya adalah kemampuan Choukai. Oleh karena itu, peneliti selanjutnya dapat mencari seberapa besar hubungan antara kebiasaan menonton Dorama dengan kemampuan Choukai.
DAFTAR PUSTAKA
Anshori, Dadang .S dan Sumiyadi. (2009). Bahasa dan Sastra dalam Perspektif Pendidikan. Bandung : Jurusan Pendidikan bahasa dan Sastra Indonesia FPBS UPI.
Baird, John E. (1981). Speaking for Result. New York : Harper & Row Publisher
Brooks, N. (1964). Language and Language Learning. New York : Harcourt, Brace and World.
Butler, Christopher. 1995. Statistika dalam Linguistik. Bandung : ITB
Hermawan, Herry. 2012. Menyimak keterampilan komunikasi yang terabaikan. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Kindaichi, Kyousuke. 1986. 学習国語新辞典.
_____________. 1997. Shinmeikai Kokugo Jiten. Tokyo : Sanseido.
Masyhuri. Zainuddin. (2008). Metode Penelitian Praktis dan Aplikatif. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
Muhammad. 2011. Metode Penelitian Bahasa. Yogyakarta : Ar-Ruzz Media
Musfiqon. 2012. Pengembangan Media dan Sember Pembelajaran. Jakarta : Prestasi Pustaka.
Silalahi, Ulber. 2009. Metode Penelitian Sosial. Bandung : PT Refika Aditama
Sudaryanto. 1993. Metode dan Aneka Teknik Analisa Bahasa : Pengantar Penelitian Wahana Kebudayaan Secara Linguistik. Yogyakarta : Duta Wacana University Press.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta
Sutedi, Dedi. 2009. Bahan Kuliah. Penelitian Pendidikan Bahasa Jepang. Bandung : UPI Press.
Tanaka, Nozomi. 1988. Nihongo Kyouiku no Houhou. Tokyo: Taishukan Shoten.
Tarigan, Henry Guntur. 1983. Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung : Angkasa
_____________. 1986. Menyimak Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung : Angkasa.
Seminar Nasional Pendidikan Bahasa Jepang. 2012
http://www.flobamor.com/forum/gado-gado-informasi/22440-30-bahasa-dengan-pengguna-terbanyak-di-dunia.html
http://en.wikipedia.org/wiki/Japanese_television_drama
http://ml.scribd.com/doc/58377779/9/D-Pengertian-Metode-Audio-Lingual
http://carapedia.com/pengertian_definisi_metode_menurut_para_ahli_info497.ht ml
http://dikiumbara.wordpress.com/category/drama-tv/
http://edukasi.net/index.php?mod=script&cmd=Bahan%20Belajar/Materi%20Pok ok/view&id=340&uniq=3151