i DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL………... i
LEMBAR PENGESAHAN………..………. ii
ABSTRAK ……… iii
PERNYATAAN ………... iv
KATA PENGANTAR…….………...…... v
UCAPAN TERIMA KASIH………. vii
DAFTAR ISI.………. x
DAFTAR TABEL………. xiii
DAFTAR GAMBAR..………... xv
DAFTAR LAMPIRAN………... xvi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian……….. 1
B. Identifikasi Masalah Penelitian……… 4
C. Rumusan Masalah Penelitian………... 5
D. Tujuan Penelitian……….. 6
E. Manfaat Penelitian……… 6
F. Paradigma Penelitian……….... 8
G. Asumsi Penelitian…………...……….. 9
H. Hipotesis Penelitian……….. 10
I. Definisi Operasional Variabel……….. 10
J. Metode Penelitian………. 12
K. Lokasi, Waktu dan Subyek Penelitian……….. 13
BAB II KAJIAN TEORETIS... . 14
6. Pendekatan Pembelajaran Keterampilan Menulis di SD... . 20
7. Penilaian Keterampilan Menulis di SD... . 23
ii
B. Menulis Surat (Korespondensi) ... 25
1. Pengertian Menulis Surat (Korespondensi)... 25
2. Pengertian Surat Resmi... 26
3. Tujuan Menulis Surat Resmi... 26
4. Fungsi Menulis Surat Resmi... 27
5. Macam-macam Surat Resmi... 27
6. Bagian-Bagian Surat Resmi... 28
7. Penjelasan Bagian-Bagian Surat Resmi... 30
8. Penggunaan Aspek-aspek Kebahasaan dalam Surat Resmi... 42
9. Surat Permohonan………... 50
C. Teknik Penyuntingan... 51
1. Pengertian Teknik Penyuntingan... 51
2. Pengertian Penyuntingan Surat... 51
D. Pembelajaran Model Korespondensi melalui Teknik Penyuntingan..…... 52
1. Pengertian Pembelajaran Model korespondensi... 52
2. Pengertian Pembelajaran Model Korespondensi melalui Teknik Penyuntingan... 53
3. Langkah-langkah Pembelajaran Model Korespondensi melalui Teknik Penyuntingan……… 53
4. Keunggulan dan Kelemahan Pembelajaran Model Korespondensi Melalui teknik Penyuntingan………... 55
E. Aktivitas Belajar Siswa……… 56
1 Pengertian Aktivitas Belajar Siswa………... 57
2. Indikator Aktivitas Belajar Siswa………. 58
F. Hasil Penelitian yang Relevan………... 63
BAB III METODE PENELITIAN………... 67
A. Desain Penelitian... 67
B. Alur dan Prosedur Penelitian... 68
C. Lokasi dan Waktu Penelitian... 71
D. Subjek Penelitian... 71
E. Definisi Operasional Variabel... 71
1. Variabel Aktivitas Belajar... 72
2. Variabel Keterampilan Menulis Surat Resmi... 72
iii
2. Teknik Kualitatif... 81
H. Instrumen Penelitian... 81
1. Instrumen Persiapan Pembelajaran Model Korespondensi melalui Teknik Penyuntingan.……… 81
2. Instrumen Pelaksanaan Pembelajaran Model Korespondensi melalui Teknik Penyuntingan... 83
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………... 97
A. Hasil Penelitian... 97
1. Deskripsi Pelaksanaan Pembelajaran Model Korespondensi Melalui Teknik Penyuntingan dan Pembelajaran Konvesional……. 97
2. Hasil Observasi dan Wawancara terhadap Guru pada Pelaksanaan Pembelajaran Model Korespondensi melalui Teknik Penyuntingan………...… 105
3. Analisis aktivitas Siswa dalam Proses Pembelajaran Model Korespondensi Melalui Teknik Penyuntingan dan Pembelajaran Konvensioanl... 107
4. Deskripsi Keterampilan Menulis Surat Resmi Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol……… 122
5. Analisis Keterampilan Menulis Surat Resmi Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol………. 144
6. Uji Statistik……… 147
B. Pembahasan Hasil Peneltian. ... 154
1. Perbandingan Aktivitas Belajar Siswa pada Pembelajaran Model Korespondensi melalui Teknik Penyuntingan dengan Pembelajaran Konvensional……….... 155
2. Perbandingan Hasil Pembelajaran Model Korespondensi melalui Teknik Penyuntingan dengan Pembelajaran Konvensional.. 158
3. Kontribusi Aktivitas Belajar Siswa pada Pembelajaran Model Korespondensi melalui Teknik penyuntingan terhadap Keterampilan Menulis Surat Resmi………... 160
BAB V SIMPULAN DAN SARAN-SARAN... 164
5.1. Simpulan... 164
5.2. Saran-saran... 167
DAFTAR PUSTAKA... 169
LAMPIRAN-LAMPIRAN... 172
iv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Pendekatan Tradisional dan Keterampilan Proses dalam Menulis 22
Tabel 2.2. Ciri-ciri Kata Baku………. 45
Tabel 2.3. Indikator Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran Model Korespondensi melalui Teknik Penyuntingan……… 62
Tabel 3.1. Model Desain Penelitian………. 68
Tabel 3.2. Tahap-tahap Proses Penelitian………... 70
Tabel 3.3. Kategori Tingkat Gain……….... 78
Tabel 3.4. Kegiatan Guru dan Siswa di Kelas Eksperimen………. 90
Tabel 3.5. Aspek Penilaian Tes Keterampilan Menulis Surat Resmi…... 91
Tabel 3.6. Kriteria Penilaian Tes Keterampilan Menulis Surat Resmi …... 92
Tabel 3.7. Kategori Penilaian Tes Keterampilan Menulis Surat Resmi …... 96
Tabel 4.1. Hasil Observasi Aktivitas Siswa dalam Pelaksanaan Pembelajaran Model Korespondensi melalui Teknik Penyuntingan………... 107
Tabel 4.2. Hasil Angket Penilaian Diri Siswa dalam Pelaksanaan Pembelajaran Model Korespondensi melalui Teknik Penyuntingan……… 108
Tabel 4.3. Hasil Observasi Aktivitas Siswa dalam Pelaksanaan Pembelajaran Model Korespondensi melalui Teknik Meniru Model………...…. 111
Tabel 4.4. Hasil Angket Penilaian Diri Siswa dalam Pelaksanaan Pembelajaran Model Korespondensi melalui Teknik Penyuntingan……….. 112
v
Tabel 4.6. Keterampilan Menulis Surat Resmi pada Tes Akhir di Kelas
Eksperimen……….... 122 Tabel 4.7. Keterampilan Menulis Surat Resmi pada Tes Awal di Kelas
Kontrol……….…….. 129 Tabel 4.8. Keterampilan Menulis Surat Resmi pada Tes Akhir di Kelas
Kontrol………... 136 Tabel 4.9. Keterampilan Menulis Surat Resmi Kelas Eksperimen... 144 Tabel 4.10. Keterampilan Menulis Surat Resmi Kelas Kontrol... 145 Tabel 4.11. Nilai Rata-rata Tes Awal, Tes Akhir, Gain, dan N-Gain pada
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol……… 146 Tabel 4.12. Uji Normalitas Data Hasil Tes Awal dan Tes Akhir
pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol………..…. 148 Tabel 4.13. Uji Homogenitas Data Hasil Tes Awal dan Tes Akhir pada
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol………. 150 Tabel 4.14. Hasil Perhitungan Uji Mann Whitney Hasil Tes Awal dan
vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1. Paradigma Penelitian……… 8 Gambar 2.1. Tata Urutan Bagian-Bagian Surat Resmi Bentuk Lurus………. 29 Gambar 3.1. Alur Penelitian………. 69 Gambar 3.2. Pembelajaran Model Korespondensi melalui Teknik
Penyuntingan………... 89 Gambar 4.1. Keterampilan Menulis Surat Resmi Kelas Eksperimen dan
vii
DAFTAR LAMPIRAN-LAMPIRAN
A. Perangkat Pembelajaran
1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran di Kelas Eksperimen... . 173
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran di Kelas Kontrol... 178
3. Materi Pembelajaran dan Lembar Kerja Siswa di Kelas Eksperimen... 182
4. Materi Pembelajaran dan lembar Kerja Siswa di Kelas Kontrol... 191
B. Instrumen penelitian 1. Kisi-kisi Penyusunan Soal Tes Awal... 199
2. Perangkat Soal Tes Awal... 200
3. Kisi-kisi Penyusunan Soal Tes Akhir... 201
4. Perangkat Soal Tes Akhir... 202
5. Kisi-kisi Pedoman Observasi Kinerja Guru... 203
6. Pedoman Observasi Kinerja Guru... 205
7. Kisi-kisi Pedoman Observasi Aktivitas Siswa... 207
8. Pedoman Observasi Aktivitas Siswa... 208
9. Kisi-kisi Angket Aktivitas Siswa... 209
10. Angket Aktivitas Siswa Kelas Eksperimen... 210
11. Angket Aktivitas Siswa Kelas Kontrol... 211
12. Kisi-Kisi Pedoman Wawancara dengan Guru... 214
13. Lembar Pedoman Wawancara dengan Guru... 215
14. Pedoman Skala Penilaian Keterampilan Menulis Surat Resmi... 216
C. Pengolahan Data 1. Data Hasil Tes Awal di Kelas Eksperimen... 219
2. Data Hasil Tes Awal di Kelas Kontrol... 220
viii
4. Data Hasil Tes Akhir di Kelas Kontrol... 222
5. Hasil Observasi Aktivitas Siswa di Kelas Eksperimen... 223
6. Hasil Observasi Aktivitas Siswa di Kelas Kontrol... 224
7. Hasil Rekapitulasi Angket Siswa di Kelas Eksperimen... 225
8. Hasil Rekapitulasi Angket Siswa di Kelas Kontrol... 226
9. Hasil Observasi Kinerja Guru... 227
10. Hasil Wawancara dengan Guru... 229
11. Uji Normalitas... 231
12. Uji Homogenitas... 232
13. Uji Mann Whitney... 234
14. Uji Regresi... 235
D. Dokumentasi Penelitian 1. Data Tulisan Surat Resmi Siswa Kelas Eksperimen... 236
2. Data Tulisan Surat Resmi Siswa Kelas Kontrol... 260
3. Kegiatan Pembelajaran di Kelas Eksperimen... 286
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Penelitian
Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan
emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari
semua bidang studi. Pembelajaran bahasa diharapkan membantu peserta didik untuk
meningkatkan keterampilan berbahasa peserta didik untuk berkomunikasi dalam
bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulisan.
Salah satu keterampilan berbahasa adalah keterampilan menulis. Keterampilan
menulis merupakan keterampilan berbahasa yang tidak sederhana. Keterampilan
menulis ini adalah suatu bentuk manifestasi kemampuan dan keterampilan bahasa
yang paling akhir dikuasai oleh pembelajar bahasa setelah kemampuan
mendengarkan, berbicara, dan membaca. Dibandingkan dengan tiga kemampuan
berbahasa yang lain, kemampuan menulis lebih sulit dikuasai bahkan oleh penutur
asli bahasa yang bersangkutan sekalipun. Hal ini disebabkan kemampuan menulis
menghendaki penguasaan berbagai unsur kebahasaan dan unsur di luar bahasa itu
sendiri yang akan menjadi isi tulisan. Baik unsur bahasa maupun unsur isi haruslah
terjalin sedemikian rupa sehingga menghasilkan tulisan yang runtut dan padu.
Kemampuan menulis seperti juga halnya dengan kemampuan berbahasa yang
lain, dapat dimiliki melalui bimbingan dan latihan yang intensif. Dalam proses
pembelajaran, latihan keterampilan menulis bukanlah sesuatu yang dapat diajarkan
melalui penjelasan saja. Siswa tidak dapat memperoleh keterampilan menulis hanya
dengan menunggu, mendengarkan atau mencatat uraian guru. Keterampilan menulis
tidak datang secara otomatis, tetapi harus melalui latihan dan praktik yang banyak
dan teratur. Oleh karena itu, dalam proses pembelajaran siswa harus langsung berlatih
menulis. Tanpa adanya proses berlatih tidak mungkin keterampilan atau kemampuan
menulis pada siswa akan muncul.
Melalui pembelajaran menulis yang dilaksanakan di Sekolah Dasar, siswa
diharapkan menguasai keterampilan menulis tersebut. Namun, kecenderungan yang
terjadi di lapangan menunjukkan bahwa kegiatan menulis siswa masih rendah
dibandingkan kegiatan berbahasa lainnya. Kondisi ini diperkuat oleh beberapa
penelitian tentang pembelajaran bahasa Indonesia yang menunjukkan bahwa sebagian
besar siswa merasa tidak mampu mengungkapkan gagasan dan pikirannya sebagai
akibat dari pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah-sekolah kita selama ini belum
mencapai hasil yang diharapkan, apalagi untuk disebut memuaskan.
Ada banyak faktor yang menjadi penyebab kurang berhasilnya pembelajaran
menulis diantaranya faktor guru, siswa, metode, materi, media dan faktor yang
lainnya yang saling mengait dan saling menentukan. Dari faktor guru, pada umumnya
guru lebih banyak berbicara, menyuapkan bermacam-macam teori tata bahasa dan
pengetahuan bahasa daripada mengutamakan keterampilan berbahasa.
Menurut Durahman (Willyana, 2008) ada beberapa hambatan dalam menulis,
sebagaimana dikemukakannya bahwa:
Dari pernyataan di atas dapat dipahami bahwa menjadi tugas gurulah untuk
memilih model yang tepat dalam pembelajaran menulis di kelas untuk mencari solusi
terhadap hambatan-hambatan yang dihadapi siswa dalam menulis.
Guru dalam proses pembelajaran menulis di Sekolah Dasar mempunyai peran
yang sangat penting. Guru harus memiliki kemampuan menulis yang memadai agar
dapat membina kemampuan ini di Sekolah Dasar. Dengan demikian, seorang guru
harus mengetahui hakikat kegiatan belajar menulis dan strategi pembelajaran menulis
agar tujuan pembelajaran keterampilan menulis pada tingkat Sekolah Dasar baik
menulis permulaan maupun menulis lanjut dapat terwujud dengan baik.
Banyak cara yang dapat dilakukan guru dengan pembelajaran menulis. Di
tingkat SD, pembelajaran menulis dapat dilakukan secara berjenjang. Pada tingkat
pemula atau kelas rendah dapat dimulai dengan menyalin satuan-satuan bahasa yang
sederhana, menulis satuan bahasa yang sederhana, menulis pernyataan dan
pertanyaan yang sederhana, dan menulis paragraf pendek. Selanjutnya, pada tingkat
menengah atau kelas tinggi siswa dapat dilatih menulis pernyataan dan pertanyaan,
menulis paragraf, menulis surat, menulis karangan pendek, menulis laporan.
Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), salah satu standar
kompetensi kelas VI SD semester II pada bidang studi bahasa Indonesia untuk aspek
keterampilan menulis diharapkan siswa mampu mengungkapkan pikiran dan
informasi secara tertulis dalam bentuk surat resmi. Adapun kompetensi dasar yang
harus dikuasai siswa adalah mampu menulis surat resmi dengan mengunakan pilihan
dalam mengelola pembelajaran menulis surat yang efektif akan menghasilkan prestasi
yang optimal bagi para pembelajarnya.
Salah satu model pembelajaran yang diperkirakan efektif untuk meningkatkan
keterampilan menulis surat resmi di kelas VI SD adalah pembelajaran menulis model
korespondensi melalui teknik penyuntingan. Penelitian sebelumnya tentang
pembelajaran menulis surat resmi melalui teknik penyuntingan ini menghasilkan
kesimpulan cukup berhasil dan efektif dalam meningkatkan keterampilan menulis
surat resmi karena siswa lebih jeli dan teliti terhadap kesalahan-kesalahan yang sering
terjadi dalam penulisan surat resmi (Nurasiawati, 2005: 83).
Keutamaan-keutamaan pembelajaran menulis surat resmi melalui teknik
penyuntingan ini mendorong peneliti untuk membuktikannya sekaligus
menindaklanjuti rekomendasi penelitian sebelumnya yang tidak memiliki materi
penyuntingan atau materi pendukung yang lengkap untuk menjalankan proses
penyuntingan secara baik dan benar. Sebagai tindak lanjutnya akan dilakukan
penelitian untuk melihat kefektifan pembelajaran menulis surat resmi melalui teknik
penyuntingan di kelas VI SD Negeri 7 Kauman Kecamatan Batang yang mana
sebelumnya guru belum pernah melaksanakan pembelajaran model korespondensi
melalui teknik penyuntingan.
B. Identifikasi Masalah Penelitian
Berdasarkan uraian di atas, dapat diidentifikasikan bahwa yang menjadi
permasalahan dalam pembelajaran bahasa Indonesia di SD khususnya pembelajaran
untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Selama proses pembelajaran
siswa kurang mendapatkan kesempatan untuk mempraktekkan kegiatan (tahap-tahap)
menulis. Informasi dan bahasan kesalahan dalam penggunaan bahasa masih kurang
membantu siswa. Siswa hanya diberikan teori sebatas tujuan, ciri-ciri dan tata letak
penulisan surat resmi. Selanjutnya siswa diberikan contoh surat resmi yang sudah jadi
untuk disalin kemudian diujikan sehingga mengakibatkan eksplorasi, minat dan
motivasi belajarnya berkurang serta menurunkan derajat kegunaan menulis dalam
penilaian siswa. Oleh karena itu harus diterapkan metode pembelajaran yang inovatif,
seperti menyajikan pembelajaran model korespondensi melalui teknik penyuntingan
dengan harapan dapat meningkatkan aktivitas dan keterampilan menulis siswa SD
kelas VI.
C. Rumusan Masalah Penelitian
Bertolak dari pertimbangan tersebut, masalah yang akan dijawab melalui
penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Seberapa besar perbedaan peningkatan aktivitas siswa antara siswa yang
mengikuti pembelajaran model korespondensi melalui teknik penyuntingan
dengan siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional?
2. Seberapa besar perbedaan peningkatan keterampilan menulis surat resmi siswa
SD antara hasil pembelajaran model korespondensi melalui teknik penyuntingan
dengan hasil pembelajaran konvensional?
3. Seberapa besar kontribusi aktivitas belajar siswa pada pembelajaran model
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan sebelumnya, maka
tujuan penelitian ini secara rinci untuk mengetahui:
1. perbedaan peningkatan aktivitas siswa antara siswa yang mengikuti pembelajaran
model korespondensi melalui teknik penyuntingan dengan siswa yang mengikuti
pembelajaran konvensional;
2. perbedaan peningkatan keterampilan menulis surat resmi siswa SD antara hasil
pembelajaran model korespondensi melalui teknik penyuntingan dengan hasil
pembelajaran konvensional; dan
3. kontribusi aktivitas belajar siswa pada pembelajaran model korespondensi melalui
teknik penyuntingan terhadap hasil pembelajaran (keterampilan menulis surat
resmi siswa SD).
E. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut.
1. Secara empiris, manfaat hasil penelitian ini adalah:
a. Bagi guru
Untuk memperkaya khasanah strategi dan metode pembelajaran menulis
dalam rangka memperbaiki metode mengajar yang selama ini digunakan,
agar dapat menciptakan kegiatan belajar mengajar yang menarik dan tidak
membosankan, dan dapat mengembangkan keterampilan guru Bahasa dan
Sastra Indonesia khususnya dalam menerapkan pembelajaran model
b. Bagi siswa
Untuk meningkatkan keterampilan menulis pada umumnya dan menulis surat
resmi pada khususnya, dan mengembangkan kreativitas dan motivasi belajar
dalam meningkatkan keterampilan menulis serta memupuk kebiasaan siswa
untuk senantiasa mengoreksi setiap hasil pekerjaan menulis sehingga
mendapatkan hasil tulisan yang optimal.
c. Bagi peneliti
Mendorong peneliti untuk membuat terobosan dan inovasi tentang teknik dan
metode penelitian pembelajaran menulis surat resmi pada khususnya dan
pembelajaran menulis pada umumnya.
2. Secara praktis, hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan
pertimbangan serta rambu-rambu (pedoman) untuk mengimplementasikan atau
mempraktikkan pembelajaran model korespondensi melalui teknik penyuntingan
sebagai model alternatif pembelajaran menulis di SD.
3. Secara metodologis, hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan
rujukan untuk mengembangkan penelitian lanjutan tentang pembelajaran model
korespondensi melalui teknik penyuntingan sebagai model alternatif
pembelajaran menulis di SD.
4. Secara institusional, hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai wujud kerja
sama dan kepedulian institusi perguruan tinggi Universitas Pendidikan Indonesia
Bandung dengan SD Negeri Kauman 07 Kecamatan Batang Kabupaten Batang
khususnya dengan pembelajaran model korespondensi melalui teknik
penyuntingan ini.
5. Secara instruksional, hasil penelitian dapat dimanfaatkan untuk menilai
efektivitas pembelajaran model korespondensi melalui teknik penyuntingan
dalam meningkatkan keterampilan menulis siswa di SD.
F. Paradigma Penelitian
Paradigma dalam penelitian ini digambarkan dalam gambar sebagai berikut.
Gambar 1.1 Paradigma Penelitian
Permasalahan:
”Seberapa besar kontribusi pembelajaran model korespondensi melalui teknik penyuntingan dibandingkan dengan siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional terhadap kualitas pembelajaran Bahasa Indonesia di SD?” 1. Pelaksanaan di kelas
pembelajaran di dominasi
G. Asumsi Penelitian
Asumsi penelitian merupakan anggapan awal peneliti terhadap hasil yang
diprediksikan atas dasar pemahaman pembelajaran menulis yang telah dilaksanakan
dalam kegiatan pembelajaran dan hasil pembelajaran di sekolah. Penelitian ini
bertolak dari asumsi sebagai berikut:
1. Pembelajaran model korespondensi melalui teknik penyuntingan adalah model
pembelajaran menulis untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam memilih,
memilah dan menyusun pesan yang dikomunikasikan dalam simbol-simbol
grafis bahasa Indonesia melalui media surat dengan melakukan kegiatan untuk
memeriksa surat, baik dari segi tata letak dan penyusunan, isi surat dan
bahasanya sebelum surat itu disampaikan pada tujuan penerima surat (Indihadi.
D., dkk. 2006: 7).
2. Setiap pembelajaran menuntut adanya aktivitas siswa meliputi: kegiatan-kegiatan
visual, kegiatan lisan (oral), kegiatan mendengarkan,
kegiatan-kegiatan menulis, kegiatan-kegiatan-kegiatan-kegiatan mental, dan kegiatan-kegiatan-kegiatan-kegiatan emosional
dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran (Hamalik, Oemar. 2001: 172).
3. Peningkatan keterampilan menulis surat resmi siswa dapat dinilai dari tulisan
yang dihasilkan berdasarkan beberapa aspek, yaitu kelengkapan unsur-unsur
surat resmi; kesesuaian isi dengan tujuan penulisan surat; keefektifan kalimat;
diksi (pilihan kata); ketepatan ejaan dan tanda baca; dan tulisan tangan dan
H. Hipotesis Penelitian
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. terdapat perbedaan yang signifikan peningkatan aktivitas siswa antara siswa yang
mengikuti pembelajaran model korespondensi melalui teknik penyuntingan
dengan siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional di mana peningkatan
aktivitas belajar siswa pada pembelajaran model korespondensi melalui teknik
penyuntingan lebih baik daripada peningkatan aktivitas siswa pada pembelajaran
model konvensional; dan
2. terdapat perbedaan yang signifikan perbandingan peningkatan keterampilan
menulis surat resmi siswa Sekolah Dasar antara hasil pembelajaran model
korespondensi melalui teknik penyuntingan dengan hasil pembelajaran model
konvensional di mana hasil pembelajaran model korespondensi melalui teknik
penyuntingan lebih tinggi daripada hasil pembelajaran model konvensional.
I. Definisi Operasional Variabel
Variabel pada penelitian ini terbagi menjadi tiga variabel yaitu variabel
aktivitas belajar siswa dan variabel keterampilan menulis surat resmi sebagai variabel
terikat serta variabel pembelajaran model korespondensi melalui teknik penyuntingan
sebagai variabel bebas. Untuk menghindari kemungkinan terjadinya salah penafsiran,
1. Variabel Aktivitas Belajar Siswa
Aktivitas belajar adalah segala kegiatan yang dilakukan dalam proses interaksi
(guru dan siswa) dalam rangka mencapai tujuan belajar (Uzer Usman, 1995: 22).
Aktivitas belajar siswa dalam hal ini adalah keterlibatan siswa kelas VI SD Negeri
Kauman 7 Batang dalam bentuk mental-emosional (mengerjakan Lembar Kerja
Siswa, membuat keputusan/menjawab pertanyaan, mengingat materi yang diajarkan,
berada dalam tugas kelompok, melakukan prilaku yang tidak relevan dengan
pembelajaran, berani tampil di depan kelas, menghargai pendapat teman, menghargai
hasil keputusan kelompok dan menyenangi pembelajaran) dan fisik (aktivitas visual,
lisan, mendengarkan dan menulis) dalam kegiatan pembelajaran guna menunjang
keberhasilan kegiatan pembelajaran dan memperoleh manfaat dari kegiatan tersebut.
2. Variabel Keterampilan Menulis Surat Resmi
Keterampilan menulis surat resmi merupakan keterampilan memilih, memilah
dan menyusun pesan yang dikomunikasikan dalam simbol-simbol grafis bahasa
Indoneisa melalui media surat yang menyangkut kepentingan tugas dan kegiatan
dinas untuk menyampaikan maksud secara tertulis antara perusahaan dengan
perusahaan; perusahaan dengan instansi pemerintah dan sebaliknya; perusahaan
dengan perseorangan dan sebaliknya; instansi pemerintah dengan perseorangan dan
sebaliknya dalam memenuhi syarat admistrasi (Indihadi, dkk. 2006: 7). Dalam hal ini,
keterampilan menulis surat resmi siswa kelas VI SD Negeri Kauman 7 Batang
diperoleh dari hasil tes menulis surat resmi. Adapun target yang diharapkan adalah
dinilai. Adapun aspek penilaian menulis surat resmi antara lain: kualitas dan lingkup
isi (quality and scope of content); organisasi dan tampilan isi (organization and
presentation of content); gaya dan ketetapan (style and appropriateness); bentuk
gramatikal (grammatical features); ejaan (spelling), dan tulisan tangan dan kerapian
(handwriting and neatness).
3. Variabel Pembelajaran Model Korespondensi melalui Teknik Penyuntingan
Pembelajaran model korespondensi adalah model pembelajaran menulis untuk
meningkatkan keterampilan siswa dalam memilih, memilah dan menyusun pesan
yang dikomunikasikan dalam simbol-simbol grafis bahasa Indonesia melalui
media surat (Indihadi. D., dkk. 2006: 7). Teknik penyuntingan dalam pembelajaran
ini berarti kegiatan untuk memeriksa surat, baik dari segi tata letak dan penyusunan,
isi surat dan bahasanya sebelum surat itu disampaikan pada tujuan penerima surat.
Melalui teknik penyuntingan ini menjadikan siswa lebih aktif, kreatif dan terciptanya
suasana diskusi dalam proses pembelajaran. Dalam pembelajaran ini siswa
memperoleh pengalaman menyunting sehingga siswa dapat memilih, memilah dan
menyusun kata-kata yang digunakan dalam menulis surat serta siswa lebih jeli dan
teliti terhadap kesalahan-kesalahan berbahasa yang sering terjadi dalam penulisan
surat.
J. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
kulaitatif. Adapun desain penelitian ini menggunakan rancangan pengukuran sesudah
dan sebelum kelompok diberi perlakuan dengan tes awal dan tes akhir (nonequivalent
control group design).
K. Lokasi, Waktu dan Subjek Penelitian
Lokasi, waktu dan subjek penelitian dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1) Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian ini di Sekolah Dasar Negeri Kauman 07 Kecamatan Batang
Kabupaten Batang. Penelitian ini akan dilaksanakan mulai bulan Januari-Februari
2009.
2) Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VI Sekolah Dasar Negeri 7
Kauman kecamatan Batang kabupaten Batang yang terdiri dari 2 kelas yaitu kelas
VI A dan kelas VI B. Dengan demikian, siswa kelas VI A yang berjumlah 30
orang sebagai kelas eksperimen dan siswa kelas VI B yang berjumlah 30 orang
BAB III
METODE PENIELITIAN
Bab ini memuat tentang: (1) Desain Penelitian, (2) Alur dan Prosedur Penelitian, (3) Lokasi dan Waktu Penelitian, (4) Subjek Penelitian, (5) Definisi Operasional Variabel, (6) Teknik Pengumpulan Data, (7) Teknik Pengolahan dan Analisis Data, (8) Instrumen Penelitian, (9) Persiapan Pembelajaran Menulis Surat Resmi; dan (10) Pelaksanaan Pembelajaran Model Korespondensi (Menulis Surat Resmi). Penjelasan masing-masing subbab dipaparkan pada bagian berikut ini.
A. Desain Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan mengunakan pendekatan kuantitatif dan pendekatan kualitatif.
Adapun eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen semu atau eksperimen kuasi. Alasan digunakannya metode eksperimen semu ini dikarenakan ketidakmungkinan peneliti untuk mengontrol semua variabel yang relevan. Oleh karena itu, desain penelitian ini menggunakan rancangan pengukuran sesudah dan sebelum kelompok diberi perlakuan dengan tes awal dan tes akhir
(nonequivalent control group design) (Sugiyono, 2008: 79). Desain ini hampir sama
dengan control group pretest-postest design, hanya saja pada desain ini kelompok eksperimen dan kelompok kontrol tidak dipilih secara random. Desain penelitian ini dapat digambarkan dalam tabel 3.1.
Tabel 3.1
Model Desain Penelitian
Kelompok Tes awal Perlakuan Tes akhir
E O1 X1 O2
K O3 X2 O4
Keterangan:
E : Kelompok eksperimen K : Kelompok kontrol
O1 : Keterampilan menulis surat resmi awal pada kelompok eksperimen O2 : Keterampilan menulis surat resmi akhir pada kelompok eksperimen O3 : Keterampilan menulis surat resmi awal pada kelompok kontrol O4 : Keterampilan menulis surat resmi akhir pada kelompok kontrol X1 : Pembelajaran model korespondensi melalui teknik penyuntingan X2 : Pembelajaran model korespondensi melalui teknik meniru model
B. Alur dan Prosedur Penelitian
Feed Back
Gambar 3.1 Alur Penelitian Studi Pendahuluan
Dari gambar alur penelitian diatas, maka dapat dijabarkan dalam prosedur penelitian. Prosedur penelitian ini secara terperinci dilaksanakan dalam tiga tahap, yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap pengolahan. Tahap-tahap tersebut dapat dilihat pada tabel 3.2.
Tabel 3.2.
Tahap-tahap Proses Penelitien I
TAHAP PERSIAPAN
1) Pemilihan metode dan teknik penelitian; 2) Penyusunan instrumen penelitian; 3) Penetapan subjek penelitian;
4) Menentukan hipotesis ( Ho dan Ha); 5) Pelatihan/lokakarya bagi guru; II
TAHAP PELAKSANAAN
PENELITIAN
6) Pelaksanaan tes awal;
7) Memberikan pembelajaran menulis model korespondensi (menulis surat resmi) melalui teknik penyuntingan dan pembelajaran menulis surat resmi melalui teknik meniru model;
8) Pelaksanaan tes akhir; III
TAHAP PENGOLAHAN
HASIL PENELITIAN
9) Mengolah skor tes awal dan tes akhir di kelas eksperimen dan kelas kontrol menjadi nilai;
10) Menghitung mean dari data distribusi tunggal setiap kelompok;
11) Uji normalitas (Kolmogorof Simirnov); 12) Uji homogenitas dua varian;
13) Uji validitas perbedaan hasil tes awal dengan hasil tes akhir di kelas eksperimen;
14) Uji validitas hasil tes akhir kelas eksperimen dengan hasil tes akhir di kelas kontrol (t tes);
15) Uji hipotesis;
16) Uji reliabilitas antarpenimbang (ANOVA); dan 17) Penyimpulan hasil penelitian.
C. Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian ini adalah di SD Negeri Kauman 7 Batang. SD Negeri Kauman 7 adalah salah satu sekolah binaan MBE di kecamatan Batang. Sekolah ini beralamatkan di jalan Dr. Wahidin 52 Batang. Adapun waktu pelaksanaan penelitian ini dimulai pada bulan Januari sampai bulan Februari 2009.
D. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VI Sekolah Dasar Negeri 7 Kauman kecamatan Batang kabupaten Batang yang terdiri dari 2 kelas yaitu kelas VI A dan kelas VI B. Dengan demikian, siswa kelas VI A yang berjumlah 30 orang sebagai kelas eksperimen dan siswa kelas VI B yang berjumlah 30 orang sebagai kelas kontrol.
Faktor yang mendasari pemilihan subyek penelitian, antara lain:
1. SD Negeri Kauman 07 Batang merupakan salah satu sekolah binaan MBE di Kecamatan Batang.
2. Kesediaan guru bahasa Indonesia kelas VI sebagai mitra peneliti untuk menguji cobakan pembelajaran model korespondensi melalui teknik penyuntingan.
E. Definisi Operasional Variabel
melalui teknik penyuntingan. Untuk menghindari kemungkinan terjadinya salah penafsiran, peneliti mencoba mendefinisikan variabel yang ada sebagai berikut.
1. Variabel Aktivitas Belajar
Aktivitas belajar adalah segala kegiatan yang dilakukan dalam proses interaksi (guru dan siswa) dalam rangka mencapai tujuan belajar. Aktivitas belajar siswa adalah keterlibatan siswa dalam bentuk mental-emosional (mengerjakan Lembar Kerja Siswa, membuat keputusan/menjawab pertanyaan, mengingat materi yang diajarkan, berada dalam tugas kelompok, melakukan prilaku yang tidak relevan dengan pembelajaran, berani tampil di depan kelas, menghargai pendapat teman, menghargai hasil keputusan kelompok dan menyenangi pembelajaran) dan fisik (aktivitas visual, lisan, mendengarkan dan menulis) dalam kegiatan pembelajaran guna menunjang keberhasilan kegiatan pembelajaran dan memperoleh manfaat dari kegiatan tersebut (Uzer Usman, 1995: 22).
2. Variabel Keterampilan Menulis Surat Resmi
sebaliknya dalam memenuhi syarat admistrasi. (Indihadi, 2006: 7). Dalam hal ini, keterampilan menulis surat resmi siswa kelas VI SD Negeri Kauman 7 Batang diperoleh dari hasil tes menulis surat resmi. Adapun target yang diharapkan adalah siswa mampu memilih, memilah dan menyusun pesan sesuai dengan aspek yang dinilai. Adapun aspek penilaian menulis surat resmi antara lain: kualitas dan lingkup isi (quality and scope of content); organisasi dan tampilan isi (organization and
presentation of content); gaya dan ketetapan (style and appropriateness); bentuk
gramatikal (grammatical features); ejaan (spelling), dan tulisan tangan dan kerapian (handwriting and neatness).
teliti terhadap kesalahan-kesalahan berbahasa yang sering terjadi dalam penulisan surat.
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik tes dan nontes sebagai berikut.
1. Teknik Tes
Teknik tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes menulis surat resmi permohonan izin pada tes awal dan surat permohonan bantuan dana pada tes akhir. Bentuk soal tes ini adalah berupa soal uraian.
2. Teknik Nontes
Teknik nontes yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi foto.
a. Observasi
Observasi dilaksanakan pada saat proses pembelajaran berlangsung atau bersamaan dengan pembelajaran berlangsung. Observasi dilakukan terhadap aktivitas siswa dan guru, baik yang positif maupun yang negatif.
terhadap guru, aspek-aspek yang diamati adalah aspek kinerja guru, dan aspek kemampuan guru dalam melakukan pembelajaran model korespondensi melalui teknik penyuntingan dan teknik meniru model.
Dalam mengobservasi peneliti menggunakan lembar pedoman observasi yang telah dipersiapkan. Observasi dilaksanakan dari awal sampai akhir pembelajaran atau bersamaan dengan pelaksanaan tindakan sambil memberikan penilaian dengan memberikan tanda check list (√) pada lembar pedoman observasi yang sudah disediakan.
b. Wawancara
Wawancara ini dilakukan oleh peneliti dengan tujuan untuk mendapatkan informasi atau pendapat siswa secara langsung terhadap pembelajaran menulis surat resmi. Wawancara berpedoman pada lembar pedoman wawancara yang telah disiapkan oleh peneliti. Wawancara ini dilakukan di luar jam pelajaran.
c. Angket
Angket adalah alat untuk mengumpulkan dan mencatat data atau informasi, sikap, dan pemahaman dalam hubungan kausal sebagai perwujudan hasil belajar siswa (Hidayat, 1994: 30).
Angket digunakan dalam penelitian ini untuk mengukur aktivitas siswa selama dalam pembelajaran dengan menggunakan teknik penyuntingan. Adapun aspek yang diukur pada angket ini adalah aktivitas visual, aktivitas lisan, aktivitas mendengarkan, aktivitas menulis, aktivitas mental, aktivitas emosional. Angket untuk mengukur aktivitas siswa dengan menggunakan Skala Guttman, yaitu skala yang digunakan untuk jawaban yang bersifat jelas (tegas) dan konsisten. Skala Guttmen yang digunakan dalam bentuk daftar cocok (checklist). Jawaban responden berupa skor tertinggi bernilai (1) dan skor terendah bernilai (0).
d. Dokumentasi Foto
Dokumentasi foto merupakan instrumen nontes yang cukup penting, yaitu sebagai bukti kegiatan yang dilaksanakan selama penelitian. Melalui dokumentasi foto ini, akan memperkuat data baik observasi maupun wawancara, sehingga data menjadi lebih jelas dan lengkap.
dideskripsikan sesuai dengan keadaan yang ada dan dipadukan dengan data yang lainnya.
G. Teknik Pengolahan dan Analisis Data
Teknik pengolahan dan analisis data dalam penelitian ini dilakukan secara kuantitatif dan kualitatif sebagai berikut.
1. Teknik Kuantitatif
Teknik kuantitatif dipakai untuk menganalisis data kuantitatif yang diperoleh dari hasil tes awal dan tes akhir menulis surat resmi. Data yang diperoleh dari hasil penilaian tersebut, baik pada tes awal dan tes akhir pada kelas kontrol dan kelas eksperimen akan diolah dengan menggunakan pendekatan secara hirarki statistik sebagai berikut.
a. Mengolah skor tes awal dan tes akhir siswa di kelas kontrol dan kelas eksperimen dari tiga orang penilai menjadi nilai.
Rumus yang digunakan adalah: N = (STS : STI) x SN
Keterangan: N : Nilai
STS : Skor Total Siswa STI : Skor Total Ideal SN : Standar Nilai
__
c. Peningkatan yang terjadi sebelum dan sesudah pembelajaran dihitung dengan rumus gain faktor (N-Gain) sebagai berikut.
pre
Adapun kategori peningkatan gain dapat dilihat pada tabel 3.3. Tabel 3.3
Kategori Tingkat Gain
Interval Koefisien Kategori
d. Menguji normalitas distribusi data dua kelompok melalui uji Kolmogorov-Smirnov dan Shapiro-wilk . dengan menggunakan bantuan progrma SPSS versi
12 for Windows.
Kriteria Pengujian:
Jika nilai signifikansi atau nilai probabilitas < 0,05, maka distribusi data tidak normal.
Jika nilai signifikansi atau nilai probabilitas > 0,05, maka distribusi data normal
e. Menguji homogenitas varians digunakan uji-F dengan menggunakan bantuan progrma SPSS versi 12 for Windows.
Kriteria Pengujian:
Jika Fhitung < Ftabel, maka keputusannya adalah homogen. Jika Fhitung > Ftabel, maka keputusannya adalah tidak homogen. Rumus df atau db = n1 + n2 -2
f. Uji kesamaan dua rerata
Uji kesamaan dua rerata digunakan untuk menguji kesamaan antara dua rerata data, dalam hal ini antara data kelompok eksperimen dengan data kelompok kontrol, dengan rumusan hipotesis sebagai berikut:
0
H : µ1 =µ2
1
H : µ1 ≠µ2
= 1
= 2
µ rerata skor kelompok kontrol
Apabila kedua kelompok (eksperimen dan kontrol) berdistribusi normal dan homogen, maka uji statistik yang digunakan adalah uji-t dengan rumus,
2
S (Sudjana, 1996: 239)
Keterangan:
1
X : Rerata kelompok eksperimen
2
X : Rerata kelompok kontrol
1
n : Banyaknya subjek kelompok eksperimen
2
n : Banyaknya subjek kelompok kontrol
S : Standar deviasi gabungan
2 1
S : Variansi kelompok eksperimen
2 2
S : Variansi kelompok kontrol
Apabila data yang diperoleh berdistribusi tidak normal dan tidak homogen, maka uji statistik yang digunakan adalah menggunakan uji nonparametrik yaitu uji Mann-Whitney.
g. Uji Koefisien Regresi Variabel Y1 terhadap Y2
2. Teknik Kualitatif
Teknik kualitatif digunakan untuk menganalisis data kualitatif yang diperoleh dari nontes. Hasil analisis digunakan untuk mengetahui aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran baik di kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Melalui analisis data kualitatif ini dapat diketahui deskripsi pembelajaran menulis surat resmi melalui teknik penyuntingan dan teknik meniru model.
H. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian ini terdiri atas instrumen perencanaan pembelajaran dan instrumen pelaksanaan pembelajaran. Berikut ini penjelasan masing-masing instrumen tersebut.
1. Instrumen Persiapan Pembelajaran Model Korespondensi melalui Teknik Penyuntingan dan Teknik Meniru Model
a. Perumusan Kompetensi Dasar
Kompetensi dasar merupakan kompetensi minimal dalam mata pelajaran yang dimiliki oleh lulusan; kompetensi minimal yang harus dilakukan atau ditampilkan oleh siswa dari standar kompetensi untuk suatu mata pelajaran.
b. Perumusan Indikator
Indikator pembelajaran merupakan sesuatu yang dicapai dalam suatu kegiatan pembelajaran. Setiap rencana pembelajaran terlebih dahulu harus menetapkan arah pembelajaran. Dalam menulis surat resmi untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol, penulis menentukan indikator pembelajarannya adalah sebagai berikut:
1) siswa mampu menggunakan kata baku, kata kajian, kata populer, dan kata sapaan, dan
2) siswa mampu menyebutkan ciri-ciri surat resmi.
Indikator pembelajaran yang sudah ditentukan selanjutnya dirinci lagi menjadi subindikator agar dapat diketahui ketercapaian kemampuan siswa yang diharapkan sebagai berikut:
1) siswa mampu menggunakan kata baku (saya, tidak, dengan, izin, senin, februari, ijazah, fotokopi, terima kasih), kata kajian (kepala sekolah, beasiswa), kata populer (kegiatan, permohonan), dan kata sapaan.
2) siswa mampu mengidentifikasi maksud dan tujuan penulisan surat resmi;
3) siswa mampu menggunakan: kata baku, kata kajian, kata populer dan kata sapaan dalam sebuah kalimat,
4) siswa mampu menggunakan ejaan dan tanda baca (titik, koma dan tanda titik dua)) dalam surat resmi;
5) siswa mampu menuliskan bagian-bagian surat resmi; dan
c. Penentuan Alokasi Waktu
Waktu yang digunakan dalam penelitian ini adalah tiga kali pertemuan untuk masing-masing kelas eksperimen dan kelas control dengan rincian sebagai berikut: 1) pertemuan pertama memerlukan waktu 2x35 menit, digunakan untuk melakukan
tes awal dan memberikan bahan pembelajaran (perlakuan).
2) pertemuan kedua memerlukan waktu 3x35 menit, digunakan untuk memberikan bahan pembelajaran (perlakuan).
3) pertemuan ketiga memerlukan waktu 2x35 menit, digunakan untuk melakukan tes akhir dan memberikan bahan pembelajaran (perlakuan).
d. Penyusunan Rencana Pelaksanaan pembelajaran
Persiapan lain yang penulis lakukan sebelum melaksanakan pembelajaran adalah menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Bentuk RPP tersebut dapat dilihat dalam lampiran A-1 dan A2. Selanjutnya, pada bagian dibawah ini dipaparkan pelaksanaan pembelajaran menulis surat resmi.
2. Instrumen Pelaksanaan Pembelajaran Model Korespondensi melalui Teknik Penyuntingan dan Teknik Meniru Model
a. Instrumen Tes Keterampilan Menulis Surat Resmi
Tes yang digunakan dalam penelitian ini yaitu tes menulis surat permohonan izin pada awal dan tes menulis surat permohonan batuan dana pada tes akhir. Tes dilakukan mencakup tes awal (dilakukan sebelum pembelajaran model korespondensi melalui teknik penyuntingan dan teknik pemodelan) dan tes akhir (dilakukan setelah pembelajaran model korespondensi melalui teknik penyuntingan dan teknik pemodelan pembelajaran), baik di kelas eksperimen maupun di kelas kontrol. Tes ini digunakan untuk mengetahui keterampilan siswa dalam menulis surat resmi. Bentuk tes dalam penelitian ini adalah sebuah soal uraian yang dapat dilihat pada bagian lampiran instrument penelitian B-2 dan B-4.
Dalam penelitian ini, tes menulis surat resmi yang dipilih didasarkan atas latar
belakang berikut ini, diantaranya:
1) tes menulis surat resmi harus diukur tingkat kesesuaiannya dengan tingkat
kemampuan siswa pada tingkatan kelas yang sesuai
2) ada alat ukur baik berbentuk metode pengukuran kesesuaian surat resmi yang telah divalidasi.
3) adanya komponen penilaian yang dapat diidentifikasi dalam surat resmi, antara lain: kelengkapan unsur-unsur surat; kesesuaian isi dengan tujuan penulisan surat: kefektifan kalimat; pilihan kata; ketepatan ejaan dan tanda baca; dan tulisan tangan dan kerapian
Untuk validitas instrumen tes menulis surat resmi, peneliti berusaha untuk
dipilih adalah soal tes uraian untuk menulis surat permohonan izin dan surat
permohonan bantuan dana. Soal tes ini di kutip dari buku Bahasa Indonesia Membuatku Cerdas Kelas 6 (BSE) 2008 untuk Sekolah Dasar Kelas VI. Buku ini bersifat bebas digunakan karena hak ciptanya telah menjadi milik Pusat Perbukuan,
Departemen Pendidikan Nasional, sehingga dapat diunduh langsung pada situs
www.bse.depdiknas.go.id.
Untuk mengukur tingkat validitas konstruk dan validitas isi atau kesesuaian
soal tes menulis surat resmi dengan kemampuan siswa peneliti meminta bantuan
penilai ahli (judgment expert) sebanyak 3 orang sebagai berikut.
1) Dra. Ice Sutari, M. Pd, staf dosen FPBS Universitas Pendidikan Indonesia sebagai penilai ahli 1.
2) Suci Sundusiah, M. Pd, staf dosen FPBS Universitas Pendidikan Indonesia sebagai penilai ahli 2.
3) Drs. Firman, M. Pd, staf dosen Jurusan Tarbiyah STAIN Pare-pare sebagai penilai ahli 3.
b. Instrumen Nontes
1). Bahan Pembelajaran
Untuk mewujudkan proses pembelajaran, peneliti membuat bahan pembelajaran yang dikutip dari buku Bahasa Indonesia Membuatku Cerdas Kelas 6 (BSE) 2008 untuk Sekolah Dasar Kelas VI dan buku Surat-Menyurat & Menulis Surat Dinas dengan Benar karangan Kosasih dengan memperhatikan hal-hal berikut ini. (Lihat lampiran perangkat pembelajaran A-3 dan A-4)
2). Batasan Penyuntingan Surat Resmi
Batasan penyuntingan surat resmi merupakan kerangka dasar yang diwujudkan dalam bentuk langkah-langkah dalam melakukan aktifitas penyuntingan pada contoh draf surat resmi yang dibagikan.
Sebelum mengetahui langkah-langkah penyuntingan yang akan dilakukan, peneliti ingin mengemukakan hal-hal yang dilakukan dalam proses penyuntingan surat menurut Kosasih dan Sutari (2003,105), antara lain:
a) mengetahui kekeliruan-kekeliruan yang terjadi dalam tata letak dan format penyusunannya. bagian-bagian surat yang letaknya tidak benar kemudian diperbaiki.
c) memperbaiki kesalahan-kesalahan bahasa, yakni berkaitan dengan penyusunan ejaan, kalimat, pemilihan kata, dan penggunaan ejaan.
Proses penyuntingan surat yang dikemukakan di atas, dapat digunakan seluruhnya dalam satu proses kegiatan penyuntingan. Kata, prasa atau kalimat yang disunting inilah yang pada prakteknya, oleh siswa dapat dihubungkan dengan penulisan yang benar.
3). Keterukuran Draf Surat Resmi
Draf surat resmi merupakan alat-alat utama untuk menyampaikan materi pembelajaran yang diinginkan dalam proses penelitian ini. Ada dua hal penting yang harus dikaji terkait dengan draf surat resmi sebagai materi pembelajaran. Draf surat resmi harus memenuhi dua kepentingan yang berbeda yaitu:
a) Draf surat resmi harus mengandung unsur-unsur yang terdapat dalam karakteristik surat resmi
b) Draf surat resmi harus sesuai dengan tingkat kesesuaian pembelajaran di kelas VI.
4). Pedoman Observasi
Pedoman observasi digunakan untuk mengambil data penelitian yang dilakukan pada saat proses belajar mengajar berlangsung di kelas eksperiemn dan di kelas kontrol. Pedoman observasi ini dapat dilihat pada lampiran B.6 dan B-8.
5). Pedoman Wawancara
Pedoman wawancara ini digunakan oleh peneliti dengan tujuan untuk mendapatkan informasi atau pendapat guru secara langsung terhadap pembelajaran menulis surat resmi. Pedoman wawancara terhadap guru dapat dilihat pada lampiran B-12.
6). Angket
Angket digunakan dalam penelitian ini untuk mengukur aktivitas siswa selama dalam pembelajaran dengan menggunakan teknik penyuntingan. Adapun aspek yang diukur pada angket ini adalah aktivitas visual, aktivitas lisan, aktivitas mendengarkan, aktivitas menulis, aktivitas mental, aktivitas emosional. Angket yang digunakan dapat dilihat pada lampiran B-10.
Gambar. 3.2.
Pembelajaran Model Korespondensi melalui Teknik Penyuntingan Pembelajaran Model Korespondensi 1. Prinsip Pendekatan
Keterampilan 2. Prinsip tahap-tahap
proses menulis a. Prapenulisan
surat remi b. Penulisan surat
Berdasarkan gambar di atas maka proses pembelajaran model korespondensi melalui teknik penyuntingan dapat dijabarkan sebagai berikut:
a) guru menampilkan bagan unsur-unsur surat resmi serta memberikan nomor pada setian bagian-bagiannya;
b) siswa menyebutkan lalu menuliskan unsur-unsur surat resmi resmi tersebut sesuai dengan nomor di papan tulis;
c) guru membagikan draf surat permohonan lamaran menjadi wartawan cilik untuk diedit.
d) siswa membaca surat resmi tersebut dengan seksama.
e) siswa melingkari ejaan, struktur kata, atau tanda baca yang salah, lalu menuliskan yang benar di dekat kesalahan tadi.
f) guru bersama siswa mengulas kesalahan penulisan dalam draf surat resmi tersebut.
Secara rinci kegiatan guru dan kegiatan siswa selama proses pembelajaran di kelas eksperimen dapat dilihat pada tabel 3.4. berikut ini.
Tabel 3.4
Kegiatan Guru dan Siswa di Kelas Eksperimen
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
1. mengkondisikan kelas, 2. memberikan apersepsi, 3. mengadakan tes awal.
4. memberi tujuan pembelajaran, 5. membuat bagan surat,
6. membagikan draf surat rsmi (surat permohonan menjadi wartawan cilik),
1. mengerjakan tes awal,
2. menyebutkan dan menuliskan unsur-unsur surat resmi tersebut sesuai dengan nomor di papan tulis,
7. mengulas kesalahan yang terdapat dalam draf surat permohonan tersebut,
8. mengadakan tes akhir, dan 9. menutup pembelajaran.
4. mengerjakan tes akhir.
8). Penyusunan Instrumen Penilaian
Instrumen penilaian merupakan alat-alat ukur yang diperlukan dalam melaksanakan suatu penilaian. Instrumen penilaian yang penulis gunakan adalah format penilaian menulis yang diajarkan Rahman (2007) yang diadaptasi dari pedoman penilaian berdasarkan konsensus para guru dan para penilai (penimbang) menulis (International Study of Achievment Written Compotition). Instrumen penilaian tersebut dapat dapat dilihat dalam tabel 3.5.
Tabel 3.5
Aspek Penilaian Tes Keterampilan Menulis Surat Resmi
No Aspek yang Dinilai Rentang Skor Nila
i
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5 6
Kelengkapan unsur-unsur surat; Kesesuaian isi dengan tujuan
penulisan surat; Kefektifan kalimat; Pilihan kata;
Ketepatan ejaan dan tanda baca; Tulisan tangan dan kerapian.
Keterangan :
Skor total dalam tes menulis untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah 30. Skor 30 merupakan hasil dari 6 x 5. Angka 6 yang pertama menunjukkan jumlah semua aspek yang dinilai. Sedangkan angka lima kedua merupakan nilai ideal untuk setiap aspek yang dinilai di kelas eksperimen maupun kelas kontrol.
Untuk menentukan skor penilaian maka ditentukan indikator penilaiannya. Secara rinci dapat dilihat pada tabel 3.6.
Tabel 3.6.
Kriteria Penilaian Tes Keterampilan Menulis Surat Resmi No Aspek Penilaian Rentang
Skor
Kategori Indikator
e. tidak sesuai 1 Sangat
Penulisan alamat surat, pengungkapan hal, dan isi surat sangat sesuai dengan maksud surat.
Penulisan alamat surat dan pengungkapan isi surat
sesuai namun
pengungkapan hal surat kurang sesuai dengan maksud surat.
Penulisan hal dan isi surat sesuai namun alamat surat tidak sesuai dengan maksud surat atau maksud surat dan alamat surat saja yang sesuai.
Pengungkapan isi atau hal atau alamat surat saja yang sesuai.
Penulisan alamat surat, pengungkapan hal dan isi surat tidak sesuai.
3. Keefektifan kalimat a. sangat sangat efektif, secara tepat mewakili gagasan penulis, jelas, dan hemat.
d. kurang
Kata-kata yang digunakan dalam setiap surat resmi sudah tepat, jelas, serta mudah dipahami, dan memenuhi 5 kata yang sudah ditentukan.
Kata-kata yang digunakan umumnya sudah tepat, unsur-unsurnya jelas, dan memenuhi 4 kata yang sudah ditentukan.
Kata-kata yang digunakan sebagian cukup tepat, unsur-unsurnya cukup jelas, dan memenuhi 3 kata yang sudah ditentukan..
b. tepat
Ada beberapa kesalahan dalam penggunaan ejaan dan tanda baca dalam penulisan surat antara 1 sampai 3.
Penggunaan ejaan dan tanda baca dalam penulisan surat terdapat kesalahan 4 sampai 7. Penggunaan ejaan dan tanda baca dalam penulisan surat, sangat sering dijumpai kesalahan lebih dari 7.
Penggunaan ejaan dan tanda baca dalam
Penulisan terlihat rapi, rata, teratur, bersih dan tidak ada coretan.
Penulisan terlihat rapi, tetapi tidak rata, bersih dan tidak ada coretan. Penulisan terlihat rapi, tetapi tidak rata, tidak bersih dan ada coretan. Penulisan terlihat kurang rapi, tetapi tidak rata, tidak bersih dan ada coretan.
Adapun penafsiran hasil tes keterampilan menulis surat resmi dapat dikategorikan baik tidaknya dengan merujuk paa kategori penilaian tes pada tabel 3.7. berikut ini.
Tabel 3.7.
Kategori Penilaian Tes Keterampilan Menulis Surat Resmi
No Kategori Nilai
1. 2. 3. 4. 5.
Sangat baik Baik Cukup baik Kurang baik Sangat kurang
85-100 75-84 60-74 40-59 0-39
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN-SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan pada bab 4 sebelumnya, maka
dapat disimpulkan bahwa:
1. Hasil temuan penelitian menunjukkan bahwa antara aktivitas belajar siswa di
kelas eksperimen dengan kelas kontrol terdapat perbedaan yang signifikan. Dari
Hasil uji mann whitney diperoleh asymp. sig. (2-tailed) pada rata-rata aktivitas
belajar siswa pada kelas eksperimen dengan kelas kontrol adalah sebesar 0,000.
Oleh karena 0,000 ≤ 0,05 maka Ha diterima, artinya terdapat perbedaan yang
signifikan antara rata-rata aktivitas belajar siswa kelas eksperimen dengan kelas
kontrol. Aktivitas belajar siswa pada pembelajaran model korespondensi melalui
teknik penyuntingan ini lebih baik daripada aktivitas belajar siswa pada
pembelajaran konvensional. Hal ini dapat dilihat dari hasil observasi diperoleh
rata-rata aktivitas siswa pada kelas eksperimen sebesar 2,59 (86,53%) termasuk
kategori sangat baik, sedangkan rata-rata aktivitas siswa pada kelas kontrol
sebesar 2,2 (73%) dengan kategori baik.
2. Pembelajaran model korespondensi melalui teknik penyuntingan dapat
meningkatkan keterampilan menulis surat siswa sekolah dasar. Hal ini terbukti
dari nilai rata-rata tes awal di kelas eksperimen sebesar 64,56 dan nilai rata-rata
tes akhirnya adalah 90,15 sehingga diperoleh gain sebesar 25,59. Sedangkan
jumlah nilai rata-rata tes awal di kelas kontrol sebesar 65,19 dan nilai rata-rata tes
akhirnya adalah 81,89 sehingga diperoleh gain sebesar 16,70. Dengan demikian,
siswa pada kelas eksperimen mengalami peningkatan nilai rata-rata sebesar 0.73
termasuk kategori tinggi dan pada kelas kontrol mengalami peningkatan nilai
rata-rata sebesar 0.47 termasuk kategori sedang. Adapun hasil pengujian data
diperoleh asymp. sig. (2-tailed) pada tes akhir kelas eksperimen dengan kelas
kontrol adalah sebesar 0,000. karena 0,000 ≤ 0,05 maka Ho ditolak dan Ha
diterima. Artinya terdapat perbedaan peningkatan keterampilan menulis surat
resmi siswa sekolah dasar antara hasil pembelajaran model korespondensi
melalui teknik penyuntingan di kelas eksperimen dengan hasil pembelajaran
konvensional di kelas konrol, di mana hasil pembelajaran model korespondensi
melalui teknik penyuntingan lebih tinggi daripada hasil pembelajaran
konvensional.
3. Hasil temuan penelitian menunjukkan bahwa antara variabel aktivitas belajar
dengan variabel hasil belajar yakni keterampilan menulis surat resmi siswa
Sekolah Dasar memiliki tingkat hubungan yang signifikan pada α = 0,005 dengan
nilai korelasi (r) diperoleh sebesar 0,621 termasuk kategori hubungan yang kuat.
Variabel aktivitas belajar siswa berpengaruh sebesar 38,5% terhadap
keterampilan menulis surat resmi siswa Sekolah Dasar. Hal ini dibuktikan
berdasarkan hasil uji Anova atau Uji F test untuk variabel Y1 terhadap Y2
diperoleh Fhitung = 17,548 sedangkan Ftabel = 3,15. Oleh karena Fhitung > Ftabel atau
17,548 > 3,15 maka H0 ditolak dan menerima Ha. Hal ini mengandung arti bahwa
variabel Y1 berpengaruh terhadap Y2. Koefisien determinasi R diperoleh sebesar
keterampilan menulis surat resmi siswa Sekolah Dasar dipengaruhi oleh aktivitas
belajar (Y1) sedangkan sisanya sebesar 61,5% dipengaruhi oleh faktor lain.
Adapun berdasarkan hasil uji t variabel Y1 terhadap Y2 diperoleh thitung = 4,189
sedangkan ttabel = 2,004. Oleh karena thitung > ttabel atau 4,189 > 2,004 maka H0
ditolak dan menerima Ha. Hal ini mengandung arti bahwa variabel Y1 (aktivitas
belajar siswa) berpengaruh terhadap Y2 (keterampilan menulis surat resmi siswa
Sekolah Dasar).
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa peningkatan keterampilan
menulis surat resmi siswa pada pembelajaran model korespondensi melalui teknik
penyuntingan lebih tinggi bila dibandingkan dengan peningkatan keterampilan
menulis surat resmi siswa pada pembelajaran konvensional. Hal ini disebabkan
karena dalam pembelajaran menulis surat resmi melalui teknik penyuntingan siswa
memperoleh informasi tahapan menulis, siswa mendapatkan pengalaman untuk
memilih, memilah dan menyusun kata-kata yang akan digunakan dan siswa juga
memperoleh pengalaman untuk mengedit atau mengoreksi kesalahan yang terdapat
dalam penulisan surat resmi bersama kelompoknya sehingga siswa lebih jeli dan teliti
terhadap kesalahan-kesalahan berbahasa yang sering terjadi dalam penulisan surat.
Dengan pembelajaran model korespondensi melalui teknik penyuntingan siswa
belajar menulis dengan mengetahui tujuan dan pembaca tulisannya. Pelaksanaan
pembelajaran menulis surat melalui teknik penyuntingan ini menjadikan siswa lebih
B. Saran-Saran
Berdasarkan dari hasil penelitian pembelajaran model korespondensi melalui
teknik penyuntingan, penulis memberikan saran-saran sebagai berikut:
1. Mengingat pembelajaran model korespondensi melalui teknik penyuntingan
efektif dalam meningkatkan kemampuan menulis siswa dibandingkan dengan
pembelajaran konvensional, maka rekomendasi dibuat agar pembelajaran model
korespondensi melalui teknik penyuntingan ini dapat dijadikan salah satu
alternatif pembelajaran menulis surat oleh guru-guru di kelas VI SD dengan
menggunakan prinsip pendekatan proses dan mempratikkan tahap-tahap proses
menulis sesuai dengan yang diungkapkan Tompkins (1990).
2. Berkenaan dengan perencanaan pembelajaran model korespondensi melalui
teknik penyuntingan yang dilakukan oleh guru bahasa Indonesia SD Negeri
Kauman 7 Batang perlu dipertahankan dengan menggunakan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang sudah sistematis dan terarah sesuai
dengan yang diungkapkan Indihadi (2006).
3. Agar pelaksanaan pembelajaran menulis surat melalui teknik penyuntingan ini
berhasil dengan baik, hendaknya dipersiapkan secara seksama oleh guru, mulai
dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), materi pendukung berupa materi
penyuntingan, alokasi waktu yang digunakan, pendekatan, metode dan teknik
pembelajarn yang bervariasi serta memberikan bimbingan dan latihan menulis
kepada siswa secara terus-menerus, intensif dan berkelanjutan. Dalam hal ini,
guru dapat mengembangkan kemampuan membuat materi dan media
mengikuti Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP), pendidikan dan
pelatihan, seminar, workshop, dll.
4. Bagi para peneliti yang akan mengadakan penelitian yang terkait dengan
pembelajaran menulis surat resmi dapat melaksanakan penelitian berupa
penelitian pengembangan model pembelajaran model korespondensi melalui
teknik penyuntingan atau dengan pendekatan dan teknik yang berbeda dalam
rangka meningkatkan aktivitas belajar siswa dan keterampilan menulis surat
DAFTAR PUSTAKA
Alwasilah S. Suzanna. 2008. Mengajarkan Menulis Sejak Dini, Mengapa Tidak? [Online]. Tersedia: http://alwasilah.multiply.com/journal/item/29
Ahmadi, Mukhsin. 1990. Strategi Belajar Mengajar Keterampilan Berbahasa dan
Apresiasi Sastra. Malang: Y A 3.
Akdon. (2005). Aplikasi Statistika dan Metode Penelitian untuk Administrasi &
Manajemen. Bandung: Dewa Ruchi.
Akhadiah, dkk. 2003. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta; Erlangga.
Ali, Mohammad. (2007). Modul Teori dan Praktek Pembelajaran Pendidikan Dasar. Bandung: SPS UPI.
Arsyad. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada Karya Aksara
Badudu. J.S. 1988. Cakrawala bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia.
Dewi, Qonita, 2004. Surat Menyurat Teknik Lengkap. Jakarta: ABI
Depdiknas. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi III. Jakarta: Balai Pustaka.
Depdiknas. 2003. Media Pembelajaran. Jakarta: Depdiknas, Dirjendikdasmen, DTK
Depdiknas. 2006. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: Depdiknas.
Hamalik, Oemar.,1983, Metode Belajar dan Kesulitan Belajar. Tarsito:Bandung.
Hairudin, dkk. 2008. Bahan Ajar Cetak Pembelajaran Bahasa Indonesia Jakarta: Dirjen Pendidikan tinggi Departemen Pendidikan Nasional.
Hidayat, Wahyu. 2005. Pembelajaran Menulis Surat Resmi Menggunakan Teknik
Meniru Model Pada Siswa Kelas X di SMA Negeri 1 Garut. Skripsi pada
FPBS IKIP Bandung: tidak diterbitkan.
http://pustaka.ut.ac.id/puslata/online.php?menu=bmpshort_detail2&ID=265
http://pustaka.ut.ac.id/puslata/online.php?menu=bmpshort_detail&ID=265
Indihadi. D., dkk. 2006. Laporan Penelitian Model Korespondensi; Model Alternatif
Pembelajaran Menulis di Sekolah Dasar. Tasikmalaya: Universitas
Pendidikan Indonesia Kampus Tasikmalaya.
Istikoma. 2009. Menakar Nilai Pembelajaran Menulis. [On-line]. Tersedia:
http://klubguru.com/2-view.php?subaction=showfull&id=1236558495&archive=&start_from=&ucat =2&do=artikel (2 Agustus 2009)
Iskandarwassid dan Sunendar. 2008. Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Nurikhsan, J. (2007). Perkembangan Peserta Didik. Bandung: Pascasarjana UPI.
Keraf, Gorys. 1989. Komposisi. Flores: Nusa Indah.
Harudin Kurniawan. (t.thn). Model Pengajaran Menulis Bahasa Indonesia bagi
Penutur Asing Tingkat Lanjut. [online]. Tersedia:
http://www.google.co.id/search [1 November 2008].
Kosasih dan Sutari, Ice. 2003. Surat-Menyurat & Menulis Surat Dinas dengan Benar. Bandung: Yrama Widya.
Mansur, Ahmad. Pelajaran Surat-Menyurat Indonesia. Bandung: Yayasan Pendidikan Ilmu Administrasi Indonesia.
Nasution, S. 1996. Metode Research. Jakarta: Bumi Aksara.
Nazir, Moh. 1998. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Nunan, David. (1991). Language Teaching Methodology. New York: Prentice Hall.
Nurasiawati, Sri. 2007. Penerapan Teknik Penyuntingan dalam Pembelajaran
Menulis Surat Dinas (Suatu Penelitian Eksperimen Kuasi terhadap Siswa Kelas VIII SMPN 1 Kiarapedes Kabupaten Purwakarta Tahun Ajaran 2006/2007. Skripsi pada FPBS UPI Bandung: tidak diterbitkan.
Nurgiyantoro, Burhan. 1995. Penilaian Dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra. Ed. 2. Yogyakarta: BPFE.
Nurhayatin, Agus. (t.thn). Pembelajaran Menulis Karya Sastra Cerita Pendek: Memberi
Bekal Life Skill Kepada Siswa. [online]. Tersedia.
http://www.pusatbahasa.diknas.go.id/.pdf [1 November 2008]
Rahman. 2007. Pengetahuan Dasar Menulis SD. Makalah pada Perkuliahan Pembelajaran Menulis di SD Konsentrasi Bahasa Indonesia SD Program Studi Pendidikan Dasar SPS UPI. Bandung.
Rifai, Mien A. 1997. Pegangan Gaya Penulisan, Penyuntingan, dan Penerbitan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Sanjaya, Wina. (2006). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media.
Sardiman, A.M.,1994, Interaksi dan Belajar Mengajar. Bumi Aksara: Jakarta.
Semi, M. Atar. 2007. Dasar-dasar Keterampilan Menulis. Bandung: Angkasa.
Sofa. Pendekatan Pembelajaran Menulis di SD. [On-line]. Tersedia: http://massofa.wordpress.com/2008/10/07/pendekatan-pembelajaran-menulis-di-sd/ (20 Oktober 2008).
Subrata, H. 2008. Strategi dan Model-model Pembelajaran Bahasa Indonesia di
Sekolah Dasar. [On-line]. Tersedia:
http://hrbrata.blog2.plasa.com/2008/09/27/strategi-dan-model-model-pembelajaran-bahasa-indonesia-di-sekolah-dasar-2/ (2 Oktober 2008).
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Alfabeta: Bandung.
Suharsimi Arikunto, (1992). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta.
Supardi. (1991). Penilaian dan Pengujian di Sekolah Dasar. Semarang; IKIP Semarang Press.
Syamsuddin dan Damaianti. 2008. Metodologi Penelitian Bahasa Indonesia. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Syihabuddin, 2007. Tes dan Evaluasi Pengajaran Bahasa Indonesia. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
Tarigan, Guntur. 20008 Menulis Sebagai Salah Satu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.
Tarigan, Djago. (2000). Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD. Jakarta: Universitas Terbuka.