• Tidak ada hasil yang ditemukan

KONTRIBUSI FAKTOR-FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL TERHADAP PENINGKATAN KINERJA PROFESIONAL GURU :Studi Tentang kontribusi Komitmen organisasi, Kecerdasan Emosional dan Kepuasan kerja sebagai faktor internal dengan budaya organisasi dan Kompensasi sebagi fak

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KONTRIBUSI FAKTOR-FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL TERHADAP PENINGKATAN KINERJA PROFESIONAL GURU :Studi Tentang kontribusi Komitmen organisasi, Kecerdasan Emosional dan Kepuasan kerja sebagai faktor internal dengan budaya organisasi dan Kompensasi sebagi fak"

Copied!
88
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR ISI

B. Identifikasi, Pembatasan, dan Rumusan Masalah ... 4

1. Identifikasi Masalah ... 4

A. Konsep Kinerja Dalam Manajemen Sumber Daya Manusia ... 12

B. Konsep Kinerja dan Kinerja profesional guru ... 16

1 Konsep Kinerja ... 16

1 Hubungan Kepuasan Kerja, Komitmen Organisasi dan Kinerja Profesional ... 75

2 Hubungan Kompensasi, Komitmen Organisasi dan Kinerja Profesional ... 76

(2)

Organisasi dan Kinerja Profesional ... 78

H. Langkah-langkah Pengolahan Data ... 125

I. Prasyarat Analisis ... 127

BAB IV HASIL PENELITIAN ... 142

A. Deskripsi Hasil Penelitian ... 142

1. Kinerja profesional guru SMA di Kota Bekasi ... 142

2. Komitmen organisasi Guru SMA di Kota Bekasi ... 170

3. Kecerdasan Emosional Guru SMA di Kota Bekasi ... 181

4. Budaya organisasi Guru SMA di Kota Bekasi ... 194

5. Kompensasi Guru SMA di Kota Bekasi ... 204

6. Kepuasan Kerja Guru SMA di Kota Bekasi ... 214

B. Analisis Korelasional Variabel Penelitian ... 227

1. Kontribusi Komitmen Organisasi terhadap Profesional Guru SMA Negeri di Kota Bekasi ... 228

2. Kontribusi Kecerdasan Emosional terhadap Kinerja profesional guru SMA Negeri di Kota Bekasi ... 231

3. Kontribusi Budaya Organisasi terhadap Profesional Kinerja Guru SMA Negeri di Kota Bekasi ... 233

4. Kontribusi Kompensasi terhadap Kinerja profesional guru SMA Negeri di Kota Bekasi ... 235

5. Kontribusi Kepuasan Kerja terhadap Profesional Kinerja Guru SMA Negeri di Kota Bekasi ... 238

6. Kontribusi Secara Bersama Komitmen Organisasi, Kecerdasan emosional, Budaya Organisasi, Kompensasi dan Kepuasan Kerja terhadap Kinerja profesional guru SMA Negeri di Kota Bekas ... 240

C. Analisi Regresi Variabel Penelitian ... 245

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN ... 250

A. Komitmen Organisasi dan Profesinalisme Kinerja Guru ... 251

B. Kecerdasan Emosional dan Kinerja profesional guru ... 255

C. Budaya organisasi dan Kinerja profesional guru ... 258

D. Kompensasi dan Kinerja profesional guru ... 261

E. Kepuasan Kerja dan Kinerja profesional guru ... 266

(3)

BAB VI KESIMPULAN IMPLIKASI DAN REKOMNDASI ... 276

A. Kesimpulan ... 276

B. Implikasi ... 278

C. Rekomendasi ... 284

(4)

DAFTAR TABEL

Tabel Hal

2.1 Standar Kompetensi Guru SMA 38

3.1 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian Pasca Uji Coba 116

3.2 Klasifikasi Hubungan 124

3.3 Test of Homogeneity of Variance 1 128

3.4 Test of Homogeneity of Variance 2 130

3.5 Tests of Normality Variabel Y 131

3.6 Tests of Normality Variabel X1 132

3.7 Tests of Normality Variabel X2 134

3.8 Tests of Normality Variabel X3 136

3.9 Tests of Normality Variabel X4 137

3.10 Tests of Normality Variabel X5 139

4.1 Deskripsi Profesionalisme kinerja Guru 169

4.2 Deskripsi Komitmen Organisasi 179

4.3 Deskripsi Kecerdasan Emosional 193

4.4 Deskripsi Budaya Organisasi 203

4.5 Deskripsi Kompensasi 213

4.6 Deskripsi Kepuasan Kerja 226

4.7 Korelasi Antar Variabel Penelitian 243

4.8 Variabel-Variabel yang Dianalisis Dalam Uji Regresi 245 4.9 Hasil Analisis Pengaruh Variabel Prediktor

terhadap Variabel Dependen 246

4.10 Analisis Varians 247

(5)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Hal

1.1 Kerangka Berfikir 5

3.1 Model Penelitian 111

3.2 Langkah-Langkah Pengolahan Data 126

4.1 Hubungan Diantara Variabel Penelitian 244

5.1 Komparasi Teori dan Hasil Penelitian

Peningkatan Profesionalisme Kinerja Guru 250

5.2 Model Pengembangan profesionalisme Guru Dalam Rangka

(6)

DAFTAR GRAFIK

Grafik Hal

3.1 Sebaran Data Variabel Y 132

3.2 Sebaran Data Variabel X1 133

3.3 Sebaran Data Variabel X2 135

3.4 Sebaran Data Variabel X3 137

3.5 Sebaran Data Variabel X4 138

3.6 Sebaran Data Variabel X5 140

(7)

DAFTAR HISTOGRAM

Histogram Hal

4.1 Sebaran Data Profesionalisme Kinerja Guru 170

4.2 Sebaran Data Komitmen Organisasi 180

4.3 Sebaran Data Kecerdasan Emosional 194

4.4 Sebaran DataBudaya Organisasi 204

4.5 Sebaran Data Kompensasi 214

(8)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Hal

1. Kisi-Kisi dan Instrumen Penelitian 300

2. Data Uji Coba Instrumen Penelitian 314

3. Langkah-Langkah Perhitungan Uji Validitas dan

Reliabilitas Instrumen Penelitian 330

4. Data Hasil Penelitian 354

5. Total Skor Data mentah 380

6. Proses Transformasi Data Ordinal ke Data Interval 386

7. Hasil Transformasi Data Ordinal ke Data Interval 416

8. Tabel Deskripsi Variabel Y 422

9. Tabel Deskripsi Variabel X1 440

10.Tabel Deskripsi Variabel X2 448

11.Tabel Deskripsi Variabel X3 458

12.Tabel Deskripsi Variabel X4 465

13.Tabel Deskripsi Variabel X5 471

14.Analisis Jalur 479

15.Instrumen Penelitian 492

(9)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Organisasi tidak mungkin dapat mencapai tujuan tanpa dukungan anggota

organisasi. Hal ini tidak terkecuali berlaku pula bagi organisasi pemerintahan

yang bersifat nonprofit, seperti institusi pendidikan atau sekolah. Sekolah tidak

mungkin dapat mencapai tujuannya secara optimal tanpa kontribusi dari segenap

jajaran pegawai, terutama para guru. Program kerja sekolah yang telah disusun

dalam rangka mencapai target-target tertentu bisa sia-sia apabila tidak disokong

oleh kinerja guru yang optimal. Hal itu menunjukkan bahwa kinerja merupakan

faktor yang tidak bisa ditawar dalam kehidupan organisasi, karena kinerja ádalah

prasyarat dan sekaligus modal dasar untuk membangun kinerja organisasi. Kinerja

organisasi tidak akan optimal tanpa dukungan kinerja pegawai yang optimal pula.

Salah satu faktor pokok yang dibutuhkan untuk membangun kinerja yang

optimal adalah komitmen organisasi. Hal ini diperlukan karena komitmen yang

tinggi akan mendorong individu untuk berusaha dan berjuang semaksimal

mungkin untuk kemajuan organisasi dan dirinya. Lebih dari itu, komitmen yang

tinggi juga akan mendorong tumbuhnya sikap loyal, dedikatif, inovatif, kreatif,

dan antisipatif yang sangat dibutuhkan oleh organisasi dalam usaha

mempertahankan dan menumbuhkembangkan eksistensinya. Sebaliknya, individu

(10)

withdrawal, seperti absensi tidak tertib, cepat pulang kantor, sering istirahat, dan

bekerja lambat (Newstrom & Davis, 1996 : 260).

Komitmen organisasi mencakup tiga hal penting, yaitu identifikasi atau

kepercayaan terhadap nilai-nilai organisasi, keterlibatan atau kesediaan untuk

berusaha sebaik mungkin demi kepentingan organisasi, dan loyalitas atau

keinginan untuk tetap menjadi anggota organisasi. Di samping itu, komitmen

organisasi juga merefleksikan kondisi anggota organisasi sangat tertarik terhadap

tujuan, nilai-nilai, dan sasaran organisasi.

Komitmen organisasi yang dimiliki individu tidak terjadi begitu saja,

melainkan dipengaruhi oleh sejumlah faktor, antara lain: kecerdasan emosional,

budaya organisasi, kompensasi dan kepuasan kerja. Keempat faktor tersebut juga

dapat secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi kinerja.

Kecerdasan emosional terkait dengan kemampuan individu untuk mengenali

emosi diri, mengelola emosi diri, memotivasi diri, berempati, dan membina

hubungan dengan orang lain, sehingga apabila dikuasai dengan baik dapat

mendorong komitmen terhadap organisasi. Hal ini dimungkinkan karena

dimensi-dimensi yang terkandung dalam kecerdasan emosional dapat menuntun seseorang

untuk memahami posisinya secara tepat di tengah-tengah dinamika organisasi,

termasuk memotivasi diri, berempati dan membina hubungan dengan anggota

organisasi demi kepentingan organisasi.

Kemudian budaya organisasi terkait dengan nilai-nilai, asumsi-asumsi, dan

keyakinan-keyakinan dasar yang dirasakan bersama oleh setiap orang sebagai

(11)

akan menyebabkan rasa nyaman yang kemudian mendorong yang bersangkutan

memiliki komitmen terhadap organisasi.

Selanjutnya kompensasi yang meliputi gaji, tunjangan dan insentif yang

diterima individu dari organisasi sebagai balas jasa atas pekerjaan yang telah

dilakukan, jelas merupakan faktor penting yang diandalkan untuk memenuhi

kebutuhan hidup, baik yang bersifat primer, sekunder maupun terteir. Dalam

kondisi demikian, kompensasi dapat menentukan atau mempengaruhi komitmen

organisasi seseorang. Semakin baik kompensasi yang diterima seseorang, dan

karena itu semakin berpeluang menjamin terpenuhinya kebutuhan hidup, maka

makin tinggi komitmen seseorang terhadap organisasinya.

Terakhir, kepuasan kerja antara lain terkait dengan perasaan individu

terhadap kondisi kerja, kepemimpinan, teman sekerja, dan promosi. Semakin

senang perasaan individu terhadap lima aspek tersebut, maka semakin puas dalam

bekerja. Kepuasan kerja ini akan mendorong yang bersangkutan memiliki

komitmen terhadap organisasi. Semakin tinggi kepuasaan yang dirasakan, maka

akan semakin tinggi komitmen organissainya.

Dari uraian di atas tampak bahwa komitmen organisasi sangat penting dan

vital dalam membangun kinerja organisasi, tidak terkecuali bagi organisasi

sekolah. Namun dalam realitasnya masih sangat banyak para guru yang belum

memiliki komitmen organisasi yang memadai terhadap organisasi sekolah, antara

lain terjadi pada guru-guru Sekolah Menengan Atas Negeri (SMAN) di Kota

Bekasi, Jawa Barat. Indikasinya, antara lain: suka terlambat masuk kelas,

(12)

untuk kepentingan lain, malas memeriksa pekerjaan rumah yang diberikan kepada

siswa, terlambat menyerahkan soal-soal ulangan atau nilai hasil ulangan.

Sikap-sikap seperti itu akhirnya menyebabkan kinerja yang dicapai oleh guru juga tidak

optimal.

Fenomena tersebut menarik untuk dikaji secara ilmiah, sehingga penulis

tertarik untuk meneliti persoalan Kinerja Profesional Guru ditinjau dari faktor

kecerdasan emsoional, budaya organisasi, kompensasi, kepuasan kerja, dan

komitmen organisasi dengan mengambil obyek penelitian pada guru SMAN se

Kota Bekasi, Jawa Barat.

B. Identifikasi, Pembatasan, dan Rumusan Masalah

1. Identifikasi Masalah

Mengelola SDM dalam hal ini meningkatkan Kinerja Profesional Guru

dapat dilakukan dengan pendekatan strategi kompetitif yang melibatkan secara

kontektual analisis terhadap isue-isue yang berkembang sebagai bahan masukan

dalam menentukan program dengan menyusun dan menggali potensi strategik

sehingga pada akhirnya dapat diperoleh profil guru yang memiliki kualifikasi dan

sesuai dengan Permendiknas No. 16 Tahun 2007.

Hal yang paling pokok dari pendekatan ini adalah fakta atau kondisi

empirik. Strategi kompetitif yang berbeda mengisyaratkan kondisi eksternal dan

internal dalam mewujudkan guru yang professional harus lebih mendapat

perhatian pada aktifitas manajemen SDM seperti memperhatikan: Kondisi internal

guru ( komitmen organisasi dan kepuasan kerja) dan Kondisi eksternal ( Budaya

(13)

1. Perwujudan visi dan misi pendidikan nasional merupakan bagian yang tidak

terpisahkan Kinerja Profesional Guru;

2. Pelaksanaan 4 standar kompetensi guru (core Bussines) pendidikan masih

terdapat kesejangan/GAP antara kondisi internal dan eksternal.

Identifikasi permasalahan berdasarkan analisis kesejangan/ GAP yang

terjadi adalah bagaimana kontribusi kondisi internal dan eksternal terhadap

Kinerja Profesional Guru SMA di Kota Bekasi. Kerangka berfikir dalam

penelitian ini selanjutnya dapat dilihat pada: Gambar 1.1.

Gambar 1.1 Kerangka Berfikir

Permendiknas No. 16/2007 Tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi

Guru

INPUT

Kebijakan

4 Standar Kompetensi Guru (Core Bussiness)

Profesional Kinerja Guru SMA

Di Kota Bekasi Kesenjangan/

GAP

Faktor Eksternal (Budaya dan Kompensasi)

Faktor Internal (Komitmen Organisasi Kecerdasan Emosional, dan Kepuasan kerja)

PROSES

Kondisi Empirik

OUTPUT

Kinerja Guru SMA VISI DAN MISI PENDIDIKAN

(14)

2. Pembatasan Masalah

Disamping faktor kebijakan, manajemen sekolah, kepemimpinan,

pembiayaan, sarana dan prasarana dan faktor-faktor lainnya, terdapat lima faktor

yang secara teoretik dan empirik terbukti mempengaruhi Kinerja Profesional Guru

SMA adalah komitmen organisasi, kecerdasan emosional, budaya organisasi,

kompensasi dan kepuasan kerja. Oleh karena itu, mengingat keterbatasan peneliti

dalam hal waktu, biaya dan tenaga, maka permasalahan penelitian dibatasi hanya

pada upaya mengungkap kontribusi komitmen organisasi, kecerdasan emosional,

budaya organisasi, kompensasi dan kepuasan kerja terhadap peningkatan Kinerja

Profesional Guru Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) se Kota Bekasi, Jawa

Barat.

3. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, identifikasi dan pembatasan masalah tersebut,

dapat dirumuskan masalah-masalah penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana gambaran kondisi Komitmen Organisasi, Kecerdasan emosional,

Budaya Organisasi, Kompensasi, Kepuasan Kerja dan Kinerja Profesional

Guru SMAN di Kota Bekasi, Jawa Barat?

2. Berapa besar kontribusi komitmen Organisasi terhadap Kinerja Profesional

Guru SMAN di Kota Bekasi, Jawa Barat?

3. Berapa besar kontribusi kecerdasan emosional terhadap Kinerja Profesional

(15)

4. Berapa besar kontribusi Budaya Organisasi terhadap Kinerja Profesional Guru

SMAN di Kota Bekasi, Jawa Barat?

5. Berapa besar kontribusi Kompensasi terhadap Kinerja Profesional Guru

SMAN di Kota Bekasi, Jawa Barat?

6. Berapa besar kontribusi Kepuasan kerja terhadap Kinerja Profesional Guru

SMAN di Kota Bekasi, Jawa Barat?

7. Berapa besar kontribusi secara bersama Komitmen Organisasi, Kecerdasan

emosional, Budaya Organisasi, Kompensasi dan Kepuasan Kerja terhadap

Kinerja Profesional Guru SMAN di Kota Bekasi, Jawa Barat?

4. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang, identifikasi dan perumusan masalah tersebut

di atas, maka yang menjadi tujuan penelitian ini ialah untuk mengetahui:

1. Gambaran kondisi Komitmen Organisasi, Kecerdasan emosional, Budaya

Organisasi, Kompensasi, Kepuasan Kerja dan Kinerja Profesional Guru

Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) di Kota Bekasi, Jawa Barat.

2. Besarnya Kontribusi komitmen Organisasi terhadap Kinerja Profesional Guru

Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) di Kota Bekasi, Jawa Barat.

3. Besarnya Kontribusi kecerdasan emosional terhadap Kinerja Profesional Guru

Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) di Kota Bekasi, Jawa Barat.

4. Besarnya Kontribusi Budaya Organisasi terhadap Kinerja Profesional Guru

(16)

5. Besarnya Kontribusi Kompensasi terhadap Kinerja Profesional Guru Sekolah

Menengah Atas Negeri (SMAN) di Kota Bekasi, Jawa Barat.

6. Besarnya Kontribusi Kepuasan kerja terhadap Kinerja Profesional Guru

Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) di Kota Bekasi, Jawa Barat.

7. Besarnya Kontribusi secara bersama Komitmen Organisasi, Kecerdasan

emosional, Budaya Organisasi, Kompensasi dan Kepuasan Kerja terhadap

Kinerja Profesional Guru Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) di Kota

Bekasi, Jawa Barat.

5. Manfaat Penelitian

Dengan rumusan masalah seperti itu, maka hasil penelitian ini setidaknya

diharapkan dapat menyumbangkan dua manfaat, yakni:

1. Secara teoretis dapat menambah dan memperkaya studi mengenai Kinerja

Profesional Guru ditinjau dari perspektif komitmen organisasi, kecerdasan

emosional, budaya organisasi, kompensasi, dan kepuasan kerja.

2. Secara praktis dapat menjadi bahan masukan bagi guru dan Kepala SMAN se

Kota Bekasi dalam memperbaiki atau meningkatkan Kinerja Profesional Guru

dengan memperhatikan, memberikan treatment dan pertimbangan terhadap

komitmen organisasi, kecerdasan emosional, budaya organisasi, kompensasi,

dan kepuasan kerja.

C. Asumsi Penelitian

Beberapa asumsi yang dijadikan anggapan dasar dalam penelitian ini

(17)

1. Guru adalah sosok sentral dalam lingkungan pendidikan, sehingga eksistenya

sangat berpengaruh terhadap kualitas pendidikan. Oleh karena itu, guru

dituntut harus dapat melaksanakan semua tugasya secara profesional, sehingga

benar-benar dapat memerankan fungsinya secara maksimal. Profesi memiliki

ciri sentral, yaitu kecakapan dan pengetahuan formal yang kompleks dan

pendekatan etis pada pekerjaannya. Pengetahuan dan kecakapan atau

pengalaman memungkinkan menemukan dan kemudian melakukan hal yang

secara moral benar.

2. Kemampuan guru untuk menghasilkan kinerja secara profesional tidak

terlepas oleh seberapa kuat komitmen guru dalam mengemban tugasnya.

Komitmen yang kuat untuk melaksanakan tugas sebagai guru harus

benar-benar ditanamkan dalam jiwanya, karena dengan kekuatan internal tersebut,

guru akan berusaha mengarahkan segala upaya demi keberhasilan tugasnya.

3. Kecerdasan emosional, budaya organisasi, kompensasi dan kepuasan kerja

merupakan faktor yang perlu ada untuk memaksimalkan komitmen para

pegawai terhadap organisasi dan kinerja profesionalnya. Faktor kecerdasan

emosional dan kepuasan kerja merupakan faktor internal yang baik secara

langsung atau tidak akan mempengaruhi perilaku kerjanya. Demikian pula

dengan faktor budaya organisasi dan kompensasi, merupakan faktor eksternal

yang akan berkontribusi dalam menentukan aktivitas kerja seorang pegawai.

D. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan acuan teoretik dan kerangka pemikiran di atas, dapat diajukan

(18)

1. Terdapat kontribusi positif dan signifikan komitmen Organisasi terhadap

Kinerja Profesional Guru Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) di Kota

Bekasi, Jawa Barat.

2. Terdapat kontribusi positif dan signifikan kecerdasan emosional terhadap

Kinerja Profesional Guru Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) di Kota

Bekasi, Jawa Barat.

3. Terdapat kontribusi positif dan signifikan Budaya Organisasi terhadap Kinerja

Profesional Guru Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) di Kota Bekasi,

Jawa Barat.

4. Terdapat kontribusi positif dan signifikan Kompensasi terhadap Kinerja

Profesional Guru Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) di Kota Bekasi,

Jawa Barat.

5. Terdapat kontribusi positif dan signifikan Kepuasan kerja terhadap Kinerja

Profesional Guru Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) di Kota Bekasi,

Jawa Barat.

6. Terdapat kontribusi positif dan signifikan secara bersama Komitmen

Organisasi, Kecerdasan emosional, Budaya Organisasi, Kompensasi dan

Kepuasan Kerja terhadap Kinerja Profesional Guru Sekolah Menengah Atas

Negeri (SMAN) di Kota Bekasi, Jawa Barat.

E. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif untuk

(19)

Budaya Organisasi, Kompensasi dan Kepuasan Kerja (Variabel independen)

terhadap Kinerja Profesional Guru Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) di

Kota Bekasi, Jawa Barat (Variabel Dependen). Berdasarkan konsep, teori dan

pandangan dari para pakar di bidangnya dalam setiap variabel penelitian dibuat

penjabaran konsep, teori ke dalam konsep-konsep empirik, analisis dan

operasional yang berfungsi sebagai dasar dalam penyusunan instrumen penelitian

dalam butir-butir pernyataan.

F. Lokasi dan Sampel Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMAN se Kota Bekasi. Sampelnya adalah

guru yang diambil secara acak sederhana dari 514 guru SMAN se Kota Bekasi,

(20)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan cara ilmiah yang digunakan untuk

mendapatkan data dengan tujuan tertentu. Pendekatan atau sifat penelitian,

umumnya dibedakan atas penelitian yang bersifat kualitatif dan kuantitatif.

Penelitian ini akan lebih banyak melibatkan pendekatan kuantitatif, yakni

pencapaian tujuan-tujuan penelitian yang bersifat deskriptif eksploratif. Dengan

demikian, pengolahan data penelitian akan dilakukan melalui analisis statistik

Penelitian deskriptif dimaksudkan untuk mengukur secara cermat terhadap

problema sosial tertentu. Menurut Surakhmad (1985:131) penyelidikan deskriptif

ditujukan kepada “pemecahan masalah yang ada pada masa sekarang”, untuk

membedakan dengan penyelidikan historis. Singaribuan (1987:5)

mengungkapkan:

Penelitian pengembangan konsep dan menghimpun fakta, tetapi tidak melakukan pengujian hipotesa. Apabila untuk data yang sama, peneliti menjelaskan hubungan kausal antara variabel-variabel melalui pengujian hipotesa. Maka penelitian tersebut tidak lagi dinamakan penelitian deskriptif melainkan penelitian pengujian hipotesa atau penelitian penjelasan (explanatory research). Jadi perbedaan pokok antara “penelitian deskriptif” dan “penelitian penjelasan” tidaklah terletak pada sifat datanya, melainkan pada sifat analisanya.

Metode ilmiah merupakan gabungan antara pendekatan rasional dan

empiris. Untuk mendapatkan data empiris dalam penelitian ini dilakukan melalui

(21)

dikumpulkan dari responden menggunakan angket atau kuesioner. Singaribuan

(1987:2) mengungkapkan bahwa,

Umumnya pengertian survey dibatasi pada penelitian yang datanya dikumpulkan dari sampel atas populasi untuk mewakili seluruh populasi, berbeda dengan sensus yang informasinya dikumpulkan dari seluruh populasi. Dengan cara yang ilmiah, diharapkan data yang didapatkan adalah data yang objektif, valid dan reliabel. Objektif berarti semua akan memberikan penafsiran yang sama, valid berarti adanya ketepatan antara data yang dikumpulkan oleh peneliti dengan data yang terjadi pada objek yang sesungguhnya, dan reliabel berarti adanya ketepatan/keajegan/konsisten data yang didapat dari waktu ke waktu.

Berdasarkan pendapat tersebut, maka penelitian ini dilakukan dengan

mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat

ukur data pokok. Penelitian jenis ini dapat digunakan untuk (1) penjajagan

(eksploratif); (2) deskriptif eksploratory atau confirmatory, yaitu menjelaskan

hubungan kausal dan pengajuan hipotesis; (3) evaluasi; (4) prediksi; (5) penelitian

operasional dan (6) pengembangan indikator-indikator sosial.

Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian survey adalah

(1) merumuskan masalah-masalah penelitian dan menentukan tujuan survey; (2)

menentukan konsep dan hipotesis serta menggali kepustakaan; (3) menentukan

sampel; (4) membuat kuesioner; (5) melakukan pekerjaan lapangan; (6) mengolah

data; (7) analisis dan pelaporan.

Variabel penelitian terdiri dari lima variabel bebas, dengan simbol X1, X2,

X3, X4, dan dan X5, sedangkan variabel terikat diberi simbol Y. Rinciannya adalah

X1 = Komitmen Organisasi, X2 = Kecerdasan Emosional, X3 = Budaya

(22)

Profesional Guru. Hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat tersebut

digambarkan dalam Model Penelitian sebagai berikut:

Gambar 3.1

Model Penelitian

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMAN se Kota Bekasi dan direncanakan

berlangsung pada bulan Juli – September 2008.

Y = Kinerja Profesional Guru

X4 = Kompensasi X2 = Kecerdasan

emosional

X5 = Kepuasan Kerja X1 = Komitmen

Organisasi

X3 = Budaya organisasi,

ε

rX5X1

r

YX5

r

YX4

r

YX3

r

YX2

r

YX1

r

YX1X2X3X4X5

rX4X1

rX3X1

rX4X2

rX5X2

rX5X3

rX1X2

(23)

C. Populasi dan Sampel Penelitian

Suharsimi Arikunto (1996: 141) menyatakan bahwa ”Populasi adalah

keseluruhan objek penelitian yang dapat terdiri dari manusia atau benda-benda

sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu dalam penelitian.”

Sesuai dengan pengertian tersebut, maka target populasi dalam penelitian ini

adalah guru SMAN di Kota Bekasi, Jawa Barat yang berjumlah 514 guru dari 15

sekolah.

Penentuan sampel penelitian dilakukan secara multistage random

sampling. Artinya, penentuan sampel dilakukan melalui beberapa tahapan yang

didasarkan pada kriteria tertentu. Untuk sampel dalam kegiatan penelitian ini

penentuannya dilakukan melalui tahapan sebagai berikut:

1. SMA yang dipilih sebagai lokasi penelitian adalah SMA Negeri yang

ada di Kota Bekasi berjumlah 15 SMAN.

2. Menentukan SMAN dengan status Sekolah Bertaraf Internasional

(SBI), Sekolah Standar Nasional (SSN) diperoleh 4 SMAN, yakni:

SMAN 4, SMAN 6, SMAN 7 dan SMAN 11.

3. Dari 4 SMAN yang terpilih sebagai lokasi pengambilan sampel

penelitian ditentukan responden penelitian, yakni para guru.

4. Guru yang dipilih sebagai responden berjumlah 156 orang guru, yakni:

SMAN 4 berjumlah 50 terdiri dari 20 Guru Laki-laki dan 30 Guru

Perempuan.

SMAN 6 berjumlah 48 terdiri dari 23 Guru Laki-laki dan 25 Guru

(24)

SMAN 7 berjumlah 30 terdiri dari 15 Guru Laki-laki dan 15 Guru

Perempuan.

SMAN 11 berjumlah 28 terdiri dari 15 Guru Laki-laki dan 13 Guru

Perempuan.

5. Selanjutnya setelah diperoleh jumlah, yakni 156 Guru dari 4 SMAN

yang dijadikan lokasi penelitian dilakukan perhitungan dengan

menggunakan rumus sebagai berikut: (Akdon, 2006:249)

2

dimana: n = Jumlah sampel

N = Jumlah populasi (156 Guru SMAN)

e = Tingkat kesalahan sampel, dalam hal ini ditetapkan: 5%

2302

D. Teknik Pengumpulan Data

Sesuai dengan variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini,

maka terdapat enam kelompok data yang dikumpulkan, yakni: (1) Data Komitmen

Organisasi, (2) data Kecerdasan Emosional, (3) data Budaya Organisasi, (4) data

Kompensasi, (5) data Kepuasan Kerja dan (6) data Profesional Guru. Keenam data

tersebut dikumpulkan melalui penyebaran kuesioner yang didesain berdasarkan

skala lima.

Dalam skala lima, pernyataan-pernyataan yang diajukan

(25)

(skor: 5), sering/setuju (skor: 4), kadang-kadang/ragu-ragu, (skor: 3), jarang/tidak

setuju (skor: 2), dan tidak pernah/sangat tidak setuju (skor: 1).

E. Instrumen Penelitian

Penyusunan instrumen mulai dari penetapan definisi konseptual, definisi

operasional, indikator, sub indikator dan instrumen penelitian selanjutnya dapat

dilihat pada Lampiran 1.

F. Uji Validitas dan Reliabilitas

Sebelum digunakan untuk penelitian, kuesioner komitmen organisasi

terlebih dahulu dikalibrasi dengan uji validitas dan uji reliabilitas. Uji validitas

dilakukan untuk melihat sejauhmana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur

dalam melakukan fungsi ukurnya (Saifuddin Azwar, 2003: 5). Rumus statistika yang digunakan untuk uji validitas adalah koefisien korelasi Product Moment dari

Pearson sebagai berikut:

2

r = Koefisien korelasi

n= Jumlah contoh

Xi = Skor item pernyataan

(26)

Sedangkan uji reliabilitas untuk melihat sejauh mana alat ukur dapat

memberikan hasil yang relatif tidak berbeda bila dilakukan pengukuran kembali

terhadap gejala yang sama pada saat yang berbeda. Jadi, pengukuran reliabilitas

berkenaan dengan konsistensi dan keakuratan pengukuran (Saifuddin Azwar,

1999: 87). Uji reliabilitas menggunakan formula Alpha Cronbach dengan rumus

sebagai berikut (Saifuddin Azwar, 2003: 87).

(n) (S2 – ΣS2i)

α = —————————, dimana:

(n-1) S2

α : Koefisien alpha

n : Jumlah item dalam skala

S2 : Varian total dari skor test

Si2 : Varian dari setiap item skala

Data uji validitas dan reliabilitas instrumen dapat dilihat pada Lampiran 2.

Dan langkah-langkah perhitungannya dapat dilihat pada Lampiran 3.

Berdasarkan pada data dan perhitungan yang telah dilakukan terdapat beberapa

item yang direduksi . Item-item yang diredukdi adalah: 1) Variabel Y berjumlah

15 item, 2) Variabel X1 tidak ada yang direduksi, 3) Variabel X2 berjumlah 3

item, 4) Variabel X3 berjumlah 1 item, 5) Variabel X4 berjumlah 4 item dan 6)

Variabel X5 berjumlah 3 item. Selanjutnya, secara rinci item-item yang direduksi

(27)

Tabel 3.1

Kisi-Kisi Instrumen Penelitian Pasca Uji Coba

No Variabel Indikator Sub Indikator No Item 1. Profesional Guru (Y)

a. Definisi konseptual

Profesional adalah penguasaan atas pengetahuan dan keterampilan mengajar berdasarkan

Permendiknas No 16 Tahun 2007 meliputi aspek-aspek: Kompetensi Pedagodik, Kompetensi

Kepribadian, Kompetensi Sosial dan Kompetensi Profesional b. Definisi operasional

(28)

No Variabel Indikator Sub Indikator No dengan peserta didik.

(29)

No Variabel Indikator Sub Indikator No tua, dan masyarakat.

(30)

No Variabel Indikator Sub Indikator No

2. Komitmen organisasi (X1) a. Definisi konseptual

Komitmen organisasi guru adalah kekuatan bersifat relatif dari guru dalam mengidentifikasikan

keterlibatan dirinya ke dalam bagian organisasi sekolah yang meliputi indikator: afektif, kontinuasi dan normatif

b. Definisi operasional

Total skor yang diperoleh dari jawaban responden (guru) terhadap kekuatan bersifat relatif dalam mengidentifikasikan keterlibatan dirinya ke dalam bagian organisasi sekolah yang meliputi indikator: afektif, kontinuasi dan normatif.

1. Afektif 1. Rasa memiliki

terhadap organisasi

1 2 3

2. Rasa bangga terhadap

organisasi 4 5

3. Lolayalitas terhadap organisasi 6 7

8 9 10

2. Kontinuasi 1. Ketaatan terhadap

peraturan organisasi 11 12

13

2. Kepedulian terhadap ketertiban organisasi 14 15

(31)

No Variabel Indikator Sub Indikator No

3. Kecerdasan Emosional (X2) a. Definisi konseptual

Kecerdasan emosional adalah serangkaian kemampuan verbal dan nonverbal yang memungkinkan seseorang untuk menciptakan, mengenal, mengekspresikan, memahami, dan mengevaluasi emosi diri dan orang lain untuk tujuan membimbing pemikiran dan tindakan selaras dengan permintaan dan tekanan lingkungan, yang meliputi indikator: mengenali emosi diri, mengelola emosi diri,

memotivasi diri, berempati, membina hubungan dengan orang lain

b. Definisi operasional

Total skor yang diperoleh dari jawaban responden (guru)

mengenai serangkaian kemampuan verbal dan nonverbal yang

memungkinkan dirinya untuk menciptakan, mengenal,

mengekspresikan, memahami, dan mengevaluasi emosi diri dan orang lain untuk tujuan membimbing pemikiran dan tindakan selaras dengan permintaan dan tekanan lingkungan, yang meliputi indikator: mengenali emosi diri, mengelola emosi diri, memotivasi diri, berempati, membina hubungan dengan orang lain

2. Mengelola keinginan 9

10

5. Menggunakan humor 18

19

3. Empati 1. Berusaha memahami

perasaan orang lain 20 21

22

2. Toleransi 23

24

25

4. Memotivasi diri 1. Mengendalikan

dorongan hati 26 27

2. Menjalin persahabatan 39

40

4. Budaya Organisasi (X3) a. Definisi konseptual

1. Inovasi 1. Keleluasaan melakukan

(32)

No Variabel Indikator Sub Indikator No Item Budaya organisasi adalah

nilai-nilai, asumsi-asumsi dan keyakinan-keyakinan dasar yang dirasakan bersama oleh anggota organisasi yang meliputi aspek-aspek: inovasi, orientasi hasil, dan kendali lemah versus ketat

b. Definisi operasional

Total skor yang diperoleh dari jawaban responden (guru) mengenai nilai-nilai, asumsi-asumsi dan keyakinan-keyakinan dasar yang dirasakan bersama oleh anggota organisasi yang meliputi aspek-aspek: inovasi, orientasi hasil, dan kendali lemah versus ketat

3

2. Dukungan manajemen 4

5

4. Evaluasi kinerja guru 22

23

Kompensasi adalah segala sesuatu yang diterima karyawan sebagai balas jasa atas pekerjaan yang dilakukan baik dalam bentuk gaji, insentif, maupun tunjangan b. Definisi operasional

Total skor yang diperoleh dari jawaban responden (kepala sekolah) mengenai segala sesuatu yang diterimanya sebagai balas jasa atas pekerjaan yang dilakukan baik dalam bentuk gaji, insentif, maupun tunjangan

1. Gaji 1. Ketepatan pemberian

gaji

4. Gaji yang diterima meningkatkan motivasi kerja

8

9

5. Kenaikan gaji secara berkala

10 11

2. Insentif 1. Pemberian insentif sesuai dengan

(33)

No Variabel Indikator Sub Indikator No Item mendorong semangat

kerja

17

2. Tunjangan khusus 18 19 20 21 22

3. Tunjangan lain-lain 23

24

Kepuasan kerja adalah keadaan emosional yang menyenangkan karena kondisi kerja yang mendukung, rekan kerja yang mendukung, kesesuaian kepribadian dengan pekerjaan, kebijakan organisasi dan administratif, supervisi (penyelia), dan promosi b. Definisi operasional

Total skor yang diperoleh dari jawaban responden (guru) mengenai kepuasan yang menyenangkan karena kondisi kerja yang mendukung, rekan kerja yang mendukung, kesesuaian

2. Apresiasi positif 3

4

1. Kepedulian rekan kerja 9 10 11

2. Merasa bangga dengan rekan kerja

(34)

No Variabel Indikator Sub Indikator No Item 6. Promosi 1. Keadilan dalam proses

promosi

29 30 31 32

2. Promosi yang sesuai dengan kebutuhan

33 34

G. Teknik Analisis Data

Pengolahan dan analisis data adalah kegiatan melakukan

perhitungan-perhitungan berdasarkan asumsi statistik terhadap data dari variabel-variabel yang

dioperasionalkan dalam penelitian ini. Adapun asumsi statistik yang digunakan

meliputi; Analisis Deskripsi dan Analisis Korelasi Regresi

1. Analisis Deskripsi

Analisis Deskripsi atau Pengukuran Deskriptif adalah,

Prosedur umum yang digunakan untuk menggambarkan ciri-ciri serangkaian data kuantitatif sebetulnya…Prosedur sedemikian, selain meliputi penyusunan data kuantitatif menjadi distribusi frekuensi serta penyajiannya ke dalam grafik yang sesuai, juga termasuk beberapa komputasi atau pengukuran yang bersifat aritmatis guna memperoleh satu atau beberapa kuantitas pengukuran yang singkat tentang ciri-ciri dari data tersebut. (Anto Dajan, 1987:19)

Untuk keperluan pengolahan data hasil penelitian ini, salah satu perhitungan

deskriptif yang digunakan adalah aritmatic mean (rata-rata hitung) dengan

mengaplikasikan Program Computer SPSS Versi: 12.00

2. Analisis Korelasi Regresi

Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah statistik, yakni.

(35)

2

variabel bila data kedua variabel berbentuk interval atau ratio dan sumber data dua

variabel atau lebih adalah sama” (Sugiyono, 2003:212). Rumus yang dipakai

adalah Product-moment Co-effisient of Correlation, yaitu:

Dimana :

rxy = Koefisien korelasi Xi = Variable Independen Yi = Variabel Dependen n = Ukuran sampel

Uji Hipotesis dilakukan dengan menggunakan rumus:

Klasifikasi hubungan yang terjadi diantara variabel ditentukan berdasarkan

pada tabel berikut (lihat Tabel. 3.2)

Tabel. 3.2

Klasifikasi Hubungan

KLASIFIKASI (r) HUBUNGAN

0,00 − 0,20

(Sanafiah Faisal, 1982: 317)

Disamping uji korelasi, secara operasional untuk melakukan pengujian

terhadap variabel-variabel penelitian ini, juga digunakan formulasi regresi linier

yang ditujukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh dari faktor-faktor

(36)

Komitmen Organisasi, Kecerdasan Emosional, Budaya Organisasi, Kompensasi

dan Kepuasan Kerja sebagai variabel independen terhadap profesinal kinerja guru

sebagai variabel dependen. Rumus persamaan regresi ini adalah:

Y = a + bnXn + ... + bnXn

Dimana :

Y : Merupakan variabel dependen yaitu profesinal kinerja guru

X : Merupakan variabel independen yang terdiri dari:

Komitmen Organisasi, Kecerdasan Emosional, Budaya

Organisasi, Kompensasi dan Kepuasan Kerja

a : Merupakan nilai konstanta

b : Merupakan koefisien regresi

Untuk menguji hipotesis penelitian dilakukan pengujian atas pernyataan

hipotesis penelitian yang dilakukan dengan menetapkan tingkat signifikansi α

(level of significance) sebesar 0,05. atau pada taraf interval kepercayaan 95 %.

H. Langkah-Langkah Pengolahan Data

Langkah pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

melakukan perhitungan statistik dengan matriks data mentah hasil pengumpulan

kuesioner. Penyembaran dan pengumpulan data dilakukan melalui dua tahap,

yakni: 1) Penyebaran instrumen penelitian dan pengumpulan data untuk uji coba,

dan 2) Penyebaran dan pengumpulan data dengan instrumen yang telah di uji

validitas dan reliabilitasnya. Data yang sudah diperoleh diolah lebih lanjut untuk

mendapatkan hasil akhir pengujian hipotesis. Adapun langkah-langkah

(37)

Tabulasi data hasil penelitian Penyebaran dan pengumpulan data ujicoba

instrumen penelitian

Pengujian Data Uji coba instrumen Penelitian

Perbaikan, pembenahan dan penyusunan Instrumen penelitian

Penyebaran dan pengumpulan data pada responden

Ya

Item direduksi

Tidak

Analisis Deskriptif (Ukuran Tendensi Sentral)

Statistik non parametrik

Tidak Ya

Analisis korelasi ganda

Analisis regresi linier ganda

Kesimpulan dan rekomendasi

Gambar 3.2

Langkah-langkah Pengolahan Data

Uji Validitas dan Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian

Uji Homogenitas Data

Uji Normalitas Data

Transfer data ordinal ke Data interval

Statistik Parametrik

Pembahasan Hasil Penelitian

Tahap I

Tahap II

(38)

I. Prasyarat Analisis

Prasyarat analisis dimaksudkan untuk mengetahui: 1) Tingkat homogenitas

data, 2) Distribusi data dan 3) Transfer data ordinal ke data interval. Perhitungan

untuk prasyarat yang ketiga ini dilakukan apabila telah diketahui hasil dari uji

normalitas.

1. Uji Homogenitas

Untuk uji homogenitas diartikan bahwa, jika varians sama (ini yang

seharusnya terjadi), maka dapat dikatakan data homogen dan jika varian tidak

sama berarti data tidak homogen. Dalam kegiatan penelitian ini, asumsi yang

digunakan untuk uji homogenitas adalah varians variabel komitmen organisasi

(X1), kecerdasan emosional (X2), varians budaya organisasi (X3), kompensasi

(X4) dan kepuasan kerja (X5) sama atau identik dengan varians variabel

Profesional Guru (Y).

Pengujian homogenitas varians dalam penelitian ini dilakukan melalui

rumus Levene test. Langkah pertama, menyusun data total variabel profesional

guru (Y) ke dalam ketegori, misalnya: total jawaban responden 1 adalah 261

termasuk pada kategori sering (nilai 4) atau responden 1 melakukan

komponen-komponen yang ditanyakan berkaitan dengan Profesional guru. Langkah tersebut

dilakukan terhadap 112 responden dan hasil selengkapnya dapat dilihat pada

Lampiran 5.

Kedua mengajukan hipotesis dengan dasar varians variabel profesional (Y)

(39)

kecerdasan emosional (X2), budaya organisasi (X3), kompensasi (X4) dan

kepuasan kerja (X5) atau group 2. Untuk itu diajukan hipotesis sebagai berikut:

Ho : Data homogen (varians group 1 dan group 2 adalah identik)

H1 : Data tidak homogen (varians group 1 dan group 2 adalah tidak identik)

Dalam menentukan homogen tidaknya varians populasi dilakukan dengan

menetapkan kriteria:

Jika probalitas (SIG) > 0.05, maka Ho diterima Jika probalitias (SIG) < 0.05, maka Ho ditolak

Dengan mengoperasionalkan rumus Levene test melalui perhitungan dengan

menggunakan SPSS Vervi 12.00 terhadap data (lihat Lampiran: 5) diperoleh

hasil sebagai berikut: Tabel 3.3

Tabel 3.3

Test of Homogeneity of Variance 1

(40)

Berdasarkan table di atas dapat disimpulkan bahwa,

1. Dengan dasar mean 0.924 didapat angka SIG adalah 0.339. Oleh karena

angka SIG > dari 0.05, maka varians Variabel X1 dengan Y relatif sama atau

dengan kata lain data X1 dan Y homogen.

2. Dengan dasar mean 0.660 didapat angka SIG adalah 0.418. Oleh karena

angka SIG > dari 0.05, maka varians Variabel X2 dengan Y relatif sama, atau

dengan kata lain data X2 dan Y homogen.

3. Dengan dasar mean 2.452 didapat angka SIG adalah 0.120. Oleh karena

angka SIG > dari 0.05, maka varians Variabel X3 dengan Y relatif sama, atau

dengan kata lain data X3 dan Y homogen.

4. Dengan dasar mean 0.094 didapat angka SIG adalah 0.760. Oleh karena

angka SIG > dari 0.05, maka varians Variabel X4 dengan Y relatif sama atau

dengan kata lain data X4 dan Y homogen.

5. Dengan dasar mean 8.864 didapat angka SIG adalah 0.004. Oleh karena

angka SIG < dari 0.05, maka varians Variabel X5 dengan Y relatif tidak sama

atau dengan kata lain data X5 dan Y tidak homogen. Untuk varians pada

variabel data X5 dilakukan transformasi dengan dasar bahwa,

Jika ada variabel yang mengalami heteroskedastisitas… dapat dilakukan transformasi data, seperti mengubah data… menjadi bentuk logaritma natural (LN) atau yang lain. Kemudian proses pengujian dengan Levence Test dilakukan sekali lagi. (Singgih Santoso, 2002: 42)

Dengan dasar tersebut, maka selanjutnya data variabel X5 di transformasi ke

LN dan hasilnya dapat ilihat pada: Lampiran 5.

Kemudian dilakukan kembali perhitungan dengan Levence Test hasilnya

(41)

Tabel 3.4

Test of Homogeneity of Variance 2

Levene

Statistic df1 df2 Sig. Variabel Kepuasan

Kerja (X5) LN

Based on Mean 3,747 1 110 ,055

Based on Median 3,292 1 110 ,072

Based on Median and

with adjusted df 3,292 1 96,900 ,073

Based on trimmed

mean 3,519 1 110 ,063

Berdasarkan tabel tersebut, maka dapat dikatakan bahwa, dengan dasar mean

3.747 didapat angka SIG adalah 0.055. Oleh karena angka SIG > dari 0.05,

maka varians Variabel X5 dengan Y relatif sama atau dengan kata lain data

X5 dan Y homogen.

Setelah diketahui hasil uji homogenitas dimana varians X1, X2, X3, X4 dan

X5 homogen deng varians Y, maka selanjutnya dilakukan pengujian prasyarat

berikutnya, yakni uji normalitas.

2. Uji Normalitas

Untuk uji normalitas data dilakukan melalui perhitungan

Kolmogorov-Smirnov test dengan menetapkan kriteria pengujian sebagai berikut:

H0: Angka Signifikansi (SIG) > 0.05, Maka data berdistribusi normal.

H1: Angka Signifikansi (SIG) < 0.05, Maka data tidak berdistribusi normal.

Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan SPSS Versi 12.00, hasilnya

untuk masing-masing variable adalah sebagai berikut:

a. Variabel Profesional Guru (Y)

Hasil uji normalitas data variabel Y yang dilakukan melalui perhitungan

(42)

Tabel 3.5

Tests of Normality Variabel Y

Kolmogorov-Smirnov(a) Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Profesional Guru

(Variabel Y) ,070 112 ,200(*) ,977 112 ,053

* This is a lower bound of the true significance.

Berdasarkan tabel di atas, menunjukkan nilai statistik 0.070 dengan nilai sig.

0.200 atau Angka Signifikansi (SIG) > 0.05, maka data untuk variabel Y

berdistribusi normal (lihat keterangan di bawah Tabel 3.5).

Distribusi skor pada data Profesional Guru (Variabel Y) dapat dilihat pada

Stem-and-Leaf Plot berikut:

Frequency Stem & Leaf

2,00 24 . 88

8,00 25 . 01236778 10,00 26 . 0133457888 10,00 27 . 0001123335

16,00 28 . 0223445567777789 17,00 29 . 12235677779999999 17,00 30 . 00112245566669999 8,00 31 . 02245678

7,00 32 . 1335689 7,00 33 . 0123444 6,00 34 . 333333 4,00 35 . 0247

Stem width: 10

Each leaf: 1 case(s)

Selanjutnya untuk lebih jelasnya tentang hasil uji normalitas Profesional

Guru (Variabel Y) dalam penelitian ini dapat dijelaskan sebagai berikut: Grafik

3.1

Berdasarkan grafik 3.1 menunjukkan bahwa, sebaran data bergerombol di

(43)

225 250 275 300 325 350 375

Observed Value

-4 -2 0 2 4

E

xp

e

ct

ed

N

o

rm

al

Normal Q-Q Plot of Profesionalisme Guru (Variabel Y)

Grafik 3.1

Sebaran Data Variabel Y

b. Variabel Komitmen Organisasi (X1)

Hasil uji normalitas data variabel X1 yang dilakukan melalui perhitungan

Kolmogorov-Smirnov test adalah: Tabel 3.6 Tabel 3.6

Tests of Normality Variable X1

Kolmogorov-Smirnov(a) Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Komitmen Organisasi

(Variabel X1) ,071 112 ,200(*) ,974 112 ,027

* This is a lower bound of the true significance.

Berdasarkan tabel di atas, menunjukkan nilai statistik 0.071 dengan nilai

sig. 0.200 atau Angka Signifikansi (SIG) > 0.05, maka data untuk variabel X1

berdistribusi normal (lihat keterangan di bawah Tabel 3.6).

Distribusi skor pada data Komitmen Organisasi (Variabel X1) dapat dilihat

(44)

Frequency Stem & Leaf

4,00 10 . 7999

9,00 11 . 001222234

14,00 11 . 55566666777789

19,00 12 . 0000000011222334444 23,00 12 . 55666777788899999999999 19,00 13 . 0000113334444444444 12,00 13 . 667999999999

9,00 14 . 012244444 3,00 14 . 566

Stem width: 10

Each leaf: 1 case(s)

Selanjutnya untuk lebih jelasnya tentang hasil uji normalitas Komitmen

Organisasi (Variabel X1) dalam penelitian ini dapat dijelaskan sebagai berikut:

Grafik 3.2

100 110 120 130 140 150

Observed Value

-4 -2 0 2 4

E

x

p

e

c

te

d

N

o

rm

a

l

Normal Q-Q Plot of Komitmen Organisasi (Variabel X1)

Grafik 3.2

(45)

Berdasarkan Grafik 3.2 menunjukkan bahwa, sebaran data bergerombol di

sekitar garis. Hal ini dapat diartikan data variable X1 berdistribusi normal.

c. Variabel Kecerdasan Emosional (X2)

Hasil uji normalitas data variabel X2 yang dilakukan melalui perhitungan

Kolmogorov-Smirnov test adalah: Tabel 3.7 Tabel 3.7

Tests of Normality Variable X2

Kolmogorov-Smirnov(a) Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Kecerdasan Emosional

(Variabel X2) ,063 112 ,200(*) ,978 112 ,058

* This is a lower bound of the true significance.

Berdasarkan tabel di atas, menunjukkan nilai statistik 0.063 dengan nilai

sig. 0.200 atau Angka Signifikansi (SIG) > 0.05, maka data untuk variabel X2

berdistribusi normal (lihat keterangan di bawah Tabel 3.7).

Distribusi skor pada data Kecerdasan Emosional (Variabel X2) dapat dilihat

pada Stem-and-Leaf Plot berikut:

Frequency Stem & Leaf 4,00 12 . 1111 4,00 12 . 5555 3,00 13 . 144 3,00 13 . 777 7,00 14 . 0111223

20,00 14 . 55555666667777788889 11,00 15 . 00001223333

16,00 15 . 5566667777788889 8,00 16 . 00012234

11,00 16 . 55555777778 10,00 17 . 0011233334 7,00 17 . 5556666 4,00 18 . 0124 4,00 18 . 5555

Stem width: 10

(46)

Selanjutnya untuk lebih jelasnya tentang hasil uji normalitas Kecerdasan

Emosional (Variabel X2) dalam penelitian ini dapat dijelaskan sebagai berikut:

Grafik 3.3

120 130 140 150 160 170 180 190

Observed Value

-4 -2 0 2 4

E

x

p

e

c

te

d

N

o

rm

a

l

Normal Q-Q Plot of Kecerdasan Emosional (Variabel X2)

Grafik 3.3

Sebaran Data Variabel X2

Berdasarkan Grafik 3.3 menunjukkan bahwa, sebaran data bergerombol di

sekitar garis. Hal ini dapat diartikan data variable X2 berdistribusi normal.

d. Variabel Budaya Organisasi (X3)

Hasil uji normalitas data variabel X3 yang dilakukan melalui perhitungan

(47)

Tabel 3.8

Tests of Normality Variable X3

Kolmogorov-Smirnov(a) Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Budaya Organisasi

(Variabel X3) ,058 112 ,200(*) ,987 112 ,366

* This is a lower bound of the true significance.

Berdasarkan tabel di atas, menunjukkan nilai statistik 0.058 dengan nilai

sig. 0.200 atau Angka Signifikansi (SIG) > 0.05, maka data untuk variabel X3

berdistribusi normal (lihat keterangan di bawah Tabel 3.8).

Distribusi skor pada data Budaya Organisasi (Variabel X3) dapat dilihat

pada Stem-and-Leaf Plot berikut:

Frequency Stem & Leaf

4,00 7 . 6668 4,00 8 . 2344 5,00 8 . 67899

14,00 9 . 00122334444444

19,00 9 . 5555566777788999999 22,00 10 . 0000111122222233333444 19,00 10 . 5555556667778899999 11,00 11 . 00022223344

6,00 11 . 888888 5,00 12 . 11134 3,00 12 . 677

Stem width: 10

Each leaf: 1 case(s)

Selanjutnya untuk lebih jelasnya tentang hasil uji normalitas Budaya

Organisasi (Variabel X3) dalam penelitian ini dapat dijelaskan sebagai berikut:

Grafik 3.4

Berdasarkan Grafik 3.4 menunjukkan bahwa, sebaran data bergerombol di

(48)

70 80 90 100 110 120 130

Observed Value

-4 -2 0 2 4

E

x

p

e

c

te

d

N

o

rm

a

l

Normal Q-Q Plot of Budaya Organisasi (Variabel X3)

Grafik 3.4

Sebaran Data Variabel X3

e. Variabel Kompensasi (X4)

Hasil uji normalitas data variabel X4 yang dilakukan melalui perhitungan

Kolmogorov-Smirnov test adalah: Tabel 3.9 Tabel 3.9

Tests of Normality Variable X4

Kolmogorov-Smirnov(a) Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Kompensasi

(Variabel X4) ,065 112 ,200(*) ,987 112 ,353

* This is a lower bound of the true significance.

Berdasarkan tabel di atas, menunjukkan nilai statistik 0.065 dengan nilai

sig. 0.200 atau Angka Signifikansi (SIG) > 0.05, maka data untuk variabel X4

berdistribusi normal (lihat keterangan di bawah Tabel 3.9).

Distribusi skor pada data Kompensasi (Variabel X4) dapat dilihat pada

(49)

Frequency Stem & Leaf

Selanjutnya untuk lebih jelasnya tentang hasil uji normalitas Kompensasi

(Variabel X4) dalam penelitian ini dapat dijelaskan sebagai berikut: Grafik 3.5

40 60 80 100 120

Normal Q-Q Plot of Kompensasi (Variabel X4)

Grafik 3.5

(50)

Berdasarkan Grafik 3.5 menunjukkan bahwa, sebaran data bergerombol di

sekitar garis. Hal ini dapat diartikan data variable X4 berdistribusi normal.

f. Variabel Kepuasan Kerja (X5)

Hasil uji normalitas data variabel X5 yang dilakukan melalui perhitungan

Kolmogorov-Smirnov test adalah: Tabel 3.10 Tabel 3.10

Tests of Normality Variable X5

Kolmogorov-Smirnov(a) Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Kepuasan Kerja

(Variabel X5) ,054 112 ,200(*) ,989 112 ,462

* This is a lower bound of the true significance.

Berdasarkan tabel di atas, menunjukkan nilai statistik 0.054 dengan nilai

sig. 0.200 atau Angka Signifikansi (SIG) > 0.05, maka data untuk variabel X5

berdistribusi normal (lihat keterangan di bawah Tabel 3.10).

Distribusi skor pada data Kepuasan Kerja (Variabel X5) dapat dilihat pada

Stem-and-Leaf Plot berikut:

Frequency Stem & Leaf

3,00 9 . 688 6,00 10 . 001244 9,00 10 . 667778888 13,00 11 . 0133344444444 15,00 11 . 555667789999999

20,00 12 . 00000011222222334444 15,00 12 . 555555566777789

13,00 13 . 0000001223444 8,00 13 . 56778888

6,00 14 . 001222 4,00 14 . 5688

Stem width: 10

(51)

Selanjutnya untuk lebih jelasnya tentang hasil uji normalitas Kepuasan

Kerja (Variabel X5) dalam penelitian ini dapat dijelaskan sebagai berikut: Grafik

3.6

90 100 110 120 130 140 150

Observed Value

-4 -2 0 2 4

E

x

p

e

c

te

d

N

o

rm

a

l

Normal Q-Q Plot of Kepuasan Kerja (Variabel X5)

Grafik 3.6

Sebaran Data Variabel X5

3. Transfer Data Ordinal ke Data Interval

Data yang diperoleh dari responden dalam penelitian ini masih berkala data

ordinal Untuk dapat digunakan dalam analisis korelasi dan regresi, skala

pengukuran sekurang-kurangnya data harus berskala interval, oleh karena itu

untuk memperoleh tingkat pengukuran data ordinal ke tingkat pengukuran data

interval akan dilakukan pengubahan dari tingkat pengukuran data ordinal ke

(52)

Prose perhitungan atau transformasi data dari data berskala ordinal ke data

berskala interval (lihat Lampiran: 6). Adapun langkah-langkahnya adalah:

Langkah 1. Mencari Rintangan

Langkah 2. Mencari Banyak Kelas (BK) dengan rumus BK = 1+3,3 log n Langkah 3. Mencari panjang kelas

BK R p=

Langkah 4. Menyusun daftar Distribusi Frekuensi

Langkah 5. Mencari

n fx X =

i

Langkah 6. Mencari simpangan baku

(

)

(

1

)

2 2

− −

=

n n

fx fx

n

s i i

Langkah 7. Mengubah data ordinal menjadi data interval dengan rumus

(

)

s X X

T i

i

− +

=50 10

Hasil transformasi atau perhitungan dengan menggunakan langkah-langkah

(53)

BAB V

Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil pengolahan data penelitian dapat dijelaskan model

komparasi antara teori T. R. Mitchel (1978:343) bahwa, Performance (P) = f

(Ability x Motivation) dengan model hasil penelitian ini. Merujuk pada temuan

penelitian menunjukkan bahwa, ada faktor lain yang perlu diperhitungkan

terutama dalam upaya meningkatkan kinerja Profesional guru, yakni: Faktor

Kecerdasan Emosional (Emotional Intelegent) dan Budaya Organisasi/ Sekolah

(Organizational Culture) sehingga untuk kinerja guru, performance dapat

diformulasikan menjadi Kinerja Profesional Guru (Performance) = f (Ability x

Motivation x Emotional Intelegent x Organizational Culture). Model

komparasi selanjutnya dapat dilihat pada gambar berikut: (Gambar 5.1)

Gambar 5.1

Komparasi Teori dan Hasil Penelitian Peningkatan Kinerja Profesional Guru

Profesional

Performance (P) = f (Ability x Motivation)

T. R. Mitchel (1978:343)

Hasil Penelitian

Kinrja Profesional Guru (Performance) =

(54)

Selanjutnya, secara rinci pembahasan hasil penelitian tentang kontribusi

Komitmen organisasi, Kecerdasan Emosional, Budaya organisasi, Kompensasi

dan Kepuasan Kerja terhadap Profesional Guru Sekolah Menengah Atas Negeri

di Kota Bekasi dikaji berdasarkan temuan penelitian dan kerangka konseptual

yang terbagi ke dalam beberapa bagian berikut ini.

A. Komitmen Organisasi dan Kinerja Profesional Guru

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa, Komitmen Organisasi

dengan mengoperasionalkan indikator: afektif, kontinuasi dan normatif

Keterlibatan para Guru SMA Negeri di Kota Bekasi dalam organisasi sekolahnya

tergolong sangat baik. Dan Profesional Guru dengan mengoperasionakan

indikator: kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan

kompetensi profesional menunjukkan bahwa, aspek-aspek dari Profesional guru

selalu dilakukan oleh para Guru SMA Negeri di Kota Bekasi.

Selanjutnya berdasarkan hasil uji korelasi, hubungan antara Komitmen

Organisasi dengan Profesional Guru SMA Negeri di Kota Bekasi tergolong

rendah atau komitmen organisasi hanya memberikan kontribusi sebesar 10,82%,

terhadap Profesional Guru SMA Negeri di Kota Bekasi. Hal ini, mengindikasikan

bahwa, pada tataran praktis masih banyak faktor yang mempengruhi tingkat

Profesional Guru seorang guru.

Namun demikian, pada tataran konseptual sebagaimana dijelaskan oleh

beberapa pakar manajemen seperti Postner (1999:342) menyatakan bahwa,

(55)

sebab komitmen kepada satu perilaku mempunyai implikasi bagi perilaku

lainnya”. Tindakan hari ini membawa kita ke masa depan. Komitmen memberikan

pilihan kepada orang lain, menjadikan pilihan kelihatan, dan membuatorang sulit

mundur dari pilihannya. Mc. Neil dan Sheely (1996:308-309) berpendapat:

...supaya seorang pemimpin punya wewenang untuk memimpin, dia memerlukan lebih dari sekedar nama jabatan yang terpasang di pintu kantornya. Dia harus mempunyai kepercayaan mereka yang mengikutinya. Semakin dipercaya diri anda semakin besar pula kepercayaan orang lain yang ditempatkan pada diri anda, dengan demikian memungkinkan diri anda memiliki hak isitimewa mempengaruhi kehidupan mereka. Semakin kurang percaya diri anda, semakin kurang pula kepercayaan yang ditermpatkan orang lain pada diri anda, dan makin cepat anda kehilangan kedudukan untuk mempengaruhinya.

Di dalam lingkungan sekolah, komitmen mengandung pengertian adanya

kesadaran dari semua komunitas sekolah tentang sesuatu yang terbaik; berani

mengambil keputusan untuk mencapainya; berjanji pada diri sendiri dan/atau

secara bersama untuk melaksanakan keputusan; serta berani melaksanakan

keputusan secara jujur dan sungguh-sungguh. Komitmen yang dimaksud di sini

adalah komitmen untuk mutu, yang juga berarti komitmen mengembangkan

pendidikan bermutu.

Oleh karena itu, komitmen harus ada pada pimpinan sekolah, terutama

kepala sekolah. Tipologi kepala sekolah yang memiliki komitmen tinggi di era

yang rentan terhadap perubahan ini antara lain dicirikan oleh

memiliki wawasan yang baik sehingga ia dapat mengetahui kebutuhan dan

tantangan di masa mendatang. Dalam hal ini kepala sekolah harus mampu

meyakinkan komunitas kerjanya bahwa cara untuk mempertahankan reputasi dan

(56)

revitalisasi, refungsionalisasi, dan redinamisasi visi, misi, dan program strategik

sekolah.

kepala sekolah harus bersikap partisipatif, karena rancangan visi harus

diyakini oleh semua komunitas sekolah, sehingga terbina apa yang dikenal

sebagai sense of ownership terhadap visi tersebut

kepala sekolah harus dapat mensinergikan semua aktivitas yang terjadi di

sekolah yang dipimpinnya sehingga sekolah itu bergerak dengan arah yang pasti

dan memfokuskan pada satu tujuan;

kepala sekolah dituntut untuk dapat melakukan management of diversity,

artinya kepala sekolah yang baik harus dapat mengelola kebhineka-an. Hal ini

berarti kepala sekolah harus menghayati dan menularkan komitmen dan hasrat

besar akan peningkatan kualitas sekolahnya.

Komitmen adalah derajat kepedulian karyawan terhadap keberhasilan

organisasi (Benkhoff, 1997: 3). Shaw, Delery & Abdulla (2003: 2)

mendefinisikan komitmen sebagai hasil dari investasi atau kontribusi terhadap

organisasi, atau suatu pendekatan psikologis yang menggambarkan suatu hal yang

positif, keterlibatan yang tinggi, orientasi intensitas tinggi terhadap organisasi.

Newstrom & Davis (1996 : 260), mengatakan bahwa, komitmen organisasi

-- yang lazim pula disebut loyalitas pegawai (employee loyality) -- adalah suatu

tingkat atau derajat identifikasi diri pegawai dengan organisasi dan

keinginan-keinginannya untuk meneruskan partisipasi aktifnya dalam organisasi. Sedangkan

menurut Bishop, Scott & Burroughs (2000 : 2) komitmen organisasi merupakan

kekuatan relatif dari identifikasi individu bersama dan keterlibatannya dengan

(57)

Mayer & Allen (dalam Mowdey, Porter & Steers, 1982 : 2)

mengidentifikasi tiga komponen komitmen organisasi, yakni: komitmen afektif

(affective commitment), komitmen kontinuasi (continuance commitment), dan

komitmen normatif (normative commitment). Komitmen afektif mengacu kepada

pelekatan emosi karyawan dan keterlibatannya dengan organisasi. Perspektif dari

pendekatan ini menekankan kepada kaitan emosional dan sikap karyawan

terhadap organisasi. Kemudian, komitmen kontinuasi mengacu kepada komitmen

berdasarkan biaya dalam hubungannya dengan karyawan meninggalkan

organisasi. Sementara itu komitmen normatif mengacu kepada perasaan tanggung

jawab karyawan untuk tetap bersama dengan organisasi. Perasaan ini muncul

disebabkan oleh proses sosialisasi awal dari lingkungan keluarga maupun budaya.

Didasari oleh pemikiran-pemikiran di atas, maka komitmen organisasi di

kalangan para Guru SMA jelas merupakan bagian penting dalam menciptakan

Profesional guru. Masalahnya, bagaimana membina dan memupuk komitmen

organisasi di kalangan para Guru SMA, apabila melihat realitas kontribusi yang

terjadi masih perlu ditingkatkan. Ada beberapa hal menarik dari hasil penelitian

ini yang perlu mendapat perhatian, yakni:

Dari sisi Afektif: perlu dipupuk rasa memiliki sekolah di kalangan para

guru, rasa bangga terhadap sekolah dimana guru yang bersangkutan

bertugas dan lolaylitas terhadap sekolah.

Dari sisi Kontinuasi: perlu ditanamkan di kalangan para guru ketaatan

Gambar

Tabel
Gambar
Grafik   Hal
Gambar 1.1 Kerangka Berfikir
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan penjabaran data di atas, peneliti ingin mengetahui motif remaja Surabaya dalam mengakses media sosial Instagram dalam akun @indozone.id di Surabaya sebagai pengguna

Diberit ahukan bahwa set el ah diadakan penel it ian ol eh Kel ompok Kerj a (Pokj a) Lel ang Fisik Pembangunan Gedung Area St udent Cent er di MAN Insan Cendekia Jambi menurut ket

tersebut adalah biaya yang masih harus dibayar pada saat laporan keuangan

Dari pertimbangan tersebut diatas karena semua unsur dalam pasal 311 ayat (5) UU no.22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan jalan sebagaimana dalam

Kondisi optimum adsorpsi Co(II) menggunakan adsorben kitin terfosforilasi terjadi pada pH 5, dengan prosen adsorpsi Co(II) sebesar 52,40%, dan waktu kontak optimum adalah

Setelah proses pembelajaran siklus I dan siklus II dengan menerapkan model pembelajaran PjBL pada materi kingdom Animalia untuk meningkatkan hasil belajar peserta

Indikator yang akan dicapai. Indikotor yang dicapai dalam workshop dan pelaithan implementasi Kurikulum 2013 adalah para.. guru memahami dan mengimplemantasikan Kurikulum 2013,

Ekspresi atau overekspresi reseptor-reseptor berikut telah dievaluasi pada KNF: EGFR, cKIT c-erbB-2 (HER-2) dan VEGF (Vascular Endothelial Growth Factor), yang merupakan faktor