• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI KEGIATAN EKSTRAKULIKULER KESENIAN TARI TOPENG CIREBON DALAM MENINGKATKAN RASA CINTA TANAH AIR SISWA SEKOLAH DASAR :Studi Deskriptif Pada Ekstrakulikuler Kesenian Tari Topeng Cirebon Di SD Negeri 3 Arjawinangun Kabupaten Cirebon.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "IMPLEMENTASI KEGIATAN EKSTRAKULIKULER KESENIAN TARI TOPENG CIREBON DALAM MENINGKATKAN RASA CINTA TANAH AIR SISWA SEKOLAH DASAR :Studi Deskriptif Pada Ekstrakulikuler Kesenian Tari Topeng Cirebon Di SD Negeri 3 Arjawinangun Kabupaten Cirebon."

Copied!
59
0
0

Teks penuh

(1)

Ani Yuliani, 2013

IMPLEMENTASI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER KESENIAN

TARI TOPENG CIREBON DALAM MENINGKATKAN RASA CINTA

TANAH AIR SISWA SEKOLAH DASAR

(Studi Deskriptif Pada Ekstrakurikuler Kesenian Tari Topeng Cirebon di SD Negeri 3 Arjawinangun Kabupaten Cirebon)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan

Oleh Ani Yuliani

0906934

JURUSAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG

(2)

Ani Yuliani, 2013

Implementasi Kegiatan Ekstrakulikuler Kesenian Tari Topeng Cirebon Dalam Meningkatkan Rasa Cinta Tanah Air Siswa Sekolah Dasar (Studi Deskriptif Pada Ekstrakulikuler Kesenian Tari Topeng

IMPLEMENTASI KEGIATAN

EKSTRAKURIKULER KESENIAN TARI

TOPENG CIREBON DALAM

MENINGKATKAN RASA CINTA

TANAH AIR SISWA SEKOLAH DASAR

Oleh Ani Yuliani

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

© Ani Yuiani 2013

Universitas Pendidikan Indonesia Januari 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

Ani Yuliani, 2013

ANI YULIANI

IMPLEMENTASI KEGIATAN EKTRAKURIKULER KESENIAN

TARI TOPENG CIREBON DALAM MENINGKATKAN RASA CINTA

TANAH AIR SISWA SEKOLAH DASAR

(Studi Deskriptif Pada Ekstrakurikuler Kesenian Tari Topeng Cirebon di SD Negeri 3 Arjawinangun Kabupaten Cirebon)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING :

Pembimbing I

Dr. Hj. Kokom Komalasari, M.Pd NIP. 19721001 200112 2 001

Pembimbing II

Dra. Hj. Dartim Nan Sati NIP. 13051477600

Mengetahui

Ketua Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan

(4)

Ani Yuliani, 2013

Implementasi Kegiatan Ekstrakulikuler Kesenian Tari Topeng Cirebon Dalam Meningkatkan Rasa Cinta Tanah Air Siswa Sekolah Dasar (Studi Deskriptif Pada Ekstrakulikuler Kesenian Tari Topeng SKRIPSI INI TELAH DIUJI PADA TANGGAL 31 JANUARI 2013

PANITIA UJIAN SIDANG TERDIRI ATAS:

Ketua :

Prof. Dr. H. Karim Suryadi, M.Si NIP. 19700814 199402 1 002

Sekretaris :

Syaifullah, S.Pd., M.Si NIP. 19721112 199903 1 001

PENGUJI TERDIRI ATAS:

Penguji I :

Prof. Dr. H. Dasim Budimansyah, M.Si NIP. 19620316 198803 1 003

Penguji II :

Drs. Muhammad Halimi, M.Pd NIP. 19580605 198803 1 001

Penguji III :

(5)

Ani Yuliani, 2013

ABSTRAK

Ani Yuliani (0906934). Implementasi Kegiatan Ekstrakurikuler Kesenian Tari Topeng Cirebon dalam Meningkatkan Rasa Cinta Tanah Air Siswa Sekolah Dasar.

(6)

Ani Yuliani, 2013

Implementasi Kegiatan Ekstrakulikuler Kesenian Tari Topeng Cirebon Dalam Meningkatkan Rasa Cinta Tanah Air Siswa Sekolah Dasar (Studi Deskriptif Pada Ekstrakulikuler Kesenian Tari Topeng

ABSTRACT

(7)

Ani Yuliani, 2013

(8)

Ani Yuliani, 2013

Implementasi Kegiatan Ekstrakulikuler Kesenian Tari Topeng Cirebon Dalam Meningkatkan Rasa Cinta Tanah Air Siswa Sekolah Dasar (Studi Deskriptif Pada Ekstrakulikuler Kesenian Tari Topeng

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

ABSTRAK ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah ... 10

C. Tujuan Penelitian ... 10

1. Tujuan Umum ... 10

2. Tujuan Khusus ... 10

D. Manfaat Penelitian ... 11

E. Struktur Organisasi Skripsi ... 12

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 14

A. Kegiatan Ekstrakurikuler Kesenian Tari Topeng Cirebon ... 14

1. Pengertian Kegiatan Ekstrakurikuler ... 14

2. Prinsip dan Ruang Lingkup Kegiatan Ekstrakurikuler ... 17

3. Tujuan Kegiatan Ekstrakurikuler ... 18

(9)

Ani Yuliani, 2013

5. Ekstrakurikuler Kesenian Tari Topeng Cirebon ... 24

B. Tari Topeng Cirebon ... 29

1. Pengertian Tari Topeng Cirebon ... 29

2. Sejarah Singkat Perkembangan Tari Topeng Cirebon ... 31

3. Kesenian Tari Topeng Cirebon sebagai Sistem Nilai Budaya ... 34

4. Simbol/makna Topeng Cirebon ... 36

C. Hakikat Cinta Tanah Air ... 44

1. Pengertian Cinta Tanah Air ... 44

2. Karakteristik Cinta Tanah Air ... 45

3. Internalisasi Nilai-Nilai Budaya sebagai Pembinaan Rasa Cinta Kepada Tanah Air... 51

D. Meningkatkan Rasa Cinta Tanah Air melalui Kegiatan Ekstrakurikuler Kesenian Tari Topeng Cirebon ... 52

E. Penelitian Terdahulu yang Relevan ... 54

BAB III METODE PENELITIAN ... 58

A. Pendekatan dan Metode Penelitian ... 58

1. Pendekatan Penelitian ... 58

2. Metode Penelitian... 60

B. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 61

1. Lokasi Penelitian ... 61

2. Subjek Penelitian ... 61

C. Desain Penelitian ... 62

1. Tahap Pra Penelitian ... 63

2. Tahap Perizinan ... 63

3. Tahap Pelaksanaan Penelitian ... 64

4. Tahap Analisis Data ... 64

5. Tahap Penyusunan Laporan ... 65

D. Definisi Operasional ... 65

(10)

Ani Yuliani, 2013

Implementasi Kegiatan Ekstrakulikuler Kesenian Tari Topeng Cirebon Dalam Meningkatkan Rasa Cinta Tanah Air Siswa Sekolah Dasar (Studi Deskriptif Pada Ekstrakulikuler Kesenian Tari Topeng

F. Teknik Pengumpulan Data ... 69

G. Analisis Data ... 73

1. Reduksi Data... 74

2. Penyajian atau Display Data ... 75

3. Pengambilan Kesimpulan atau Verifikasi ... 75

H. Pengujian Keabsahan Data ... 76

1. Uji Kredibilitas ... 76

2. Pengujian Transferability ... 77

3. Pengujian Dependability... 77

4. Pengujian Konfirmability ... 78

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 79

A. Deskripsi Umum Lokasi Penelitian... 79

1. Profil SDN 3 Arjawinangun ... 79

2. Fasilitas Sekolah ... 81

3. Kegiatan Ekstrakurikuler ... 82

4. Gambaran umum kegiatan ekstrakurikuler kesenian Tari topeng Cirebon di SDN 3 Arjawinangun ... 83

B. Deskripsi Hasil Penelitian ... 84

1. Laporan Hasil Observasi ... 84

2. Laporan Hasil Wawancara ... 86

a. Nilai-nilai budaya yang terkandung dalam kesenian tari topeng Cirebon dalam kaitannya dengan meningkatkan rasa cinta tanah air siswa sekolah dasar ... 86

b. Proses pembelajaran nilai-nilai budaya kesenian tari topeng Cirebon dalam kegiatan ektrakurikuler untuk meningkatkan rasa cinta tanah air siswa SD Negeri 3 Arjawinangun ... 94 c. Bentuk-bentuk perilaku cinta tanah air siswa yang

(11)

Ani Yuliani, 2013

dan lingkungan masyarakat ... 101

C. Pembahasan Hasil Penelitian 1. Nilai-nilai budaya yang terkandung dalam kesenian tari topeng Cirebon dalam kaitannya dengan meningkatkan rasa cinta tanah air siswa sekolah dasar ... 106

2. Proses pembelajaran nilai-nilai budaya kesenian tari topeng Cirebon dalam kegiatan ektrakurikuler untuk meningkatkan rasa cinta tanah air siswa SD Negeri 3 Arjawinangun ... 115

3. Bentuk-bentuk perilaku cinta tanah air siswa yang tercermin dari kegiatan ekstrakurikuler kesenian tari topeng Cirebon dalam kehidupan di lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat ... 119

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 125

A. Kesimpulan ... 125

B. Saran ... 126

DAFTAR PUSTAKA ... 130

DAFTAR LAMPIRAN ... 136

(12)

Ani Yuliani, 2013

Implementasi Kegiatan Ekstrakulikuler Kesenian Tari Topeng Cirebon Dalam Meningkatkan Rasa Cinta Tanah Air Siswa Sekolah Dasar (Studi Deskriptif Pada Ekstrakulikuler Kesenian Tari Topeng

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Perbedaan Intrakurikuler, Ko kurikuler dan Ekstrakurikuler ... 20 Tabel 4.1 Data siswa SDN 3 Arjawinangun Tahun Ajaran 2008/2009

(13)

Ani Yuliani, 2013

DAFTAR GAMBAR

(14)

Ani Yuliani, 2013

Implementasi Kegiatan Ekstrakulikuler Kesenian Tari Topeng Cirebon Dalam Meningkatkan Rasa Cinta Tanah Air Siswa Sekolah Dasar (Studi Deskriptif Pada Ekstrakulikuler Kesenian Tari Topeng

DAFTAR LAMPIRAN

A.GAMBARAN TOPENG CIREBON B.FOTO-FOTO PENELITIAN

C.PROFIL SDN 3 ARJAWINANGUN

D.INSTRUMEN WAWANCARA BERSTRUKTUR

E.PEDOMAN OBSERVASI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER KESENIAN TARI TOPENG CIREBON DI SDN 3 ARJAWINANGUN

F. SURAT PERMOHONAN IJIN PENELITIAN

G.SURAT KEPUTUSAN PENGESAHAN JUDUL DAN PENUNJUKKAN DOSEN PEMBIMBING I DAN PEMBIMBING II

H.CATATAN PEMBIMBING I DAN II MENGENAI KEMAJUAN PENULISAN SKRIPSI

I. SURAT KEPUTUSAN PENGANGKATAN PANITIA DAN

(15)

Ani Yuliani, 2013

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Indonesia kaya akan suku bangsa, tiap-tiap suku bangsa mempunyai kebudayaan masing-masing dan berbeda-beda. Keanekaragaman tersebut merupakan modal kekayaan bangsa Indonesia. Hal yang mempengaruhi banyaknya keragaman bangsa Indonesia antara lain latar belakang sejarah, lingkungan alam dan budaya. Masing-masing suku bangsa memiliki kebudayaan daerah yang mengandung nilai-nilai budaya yang luhur. “Kebudayaan berasal dari (bahasa Sansekerta) buddhayah yang merupakan bentuk jamak dari kata

buddhi‟ yang berarti budi atau akal. Kebudayaan diartikan sebagai hal-hal yang bersangkutan dengan budi atau akal”(Soekanto, 2010: 150) .

(16)

2

Ani Yuliani, 2013

Implementasi Kegiatan Ekstrakulikuler Kesenian Tari Topeng Cirebon Dalam Meningkatkan Rasa Cinta Tanah Air Siswa Sekolah Dasar (Studi Deskriptif Pada Ekstrakulikuler Kesenian Tari Topeng

Wuryandani, salah satu Dosen Jurusan PPSD FIP UNY dalam tulisannya

yang berjudul „Integrasi Nilai-Nilai Kearifan Lokal dalam Pembelajaran untuk Menanamkan Nasionalisme Di Sekolah Dasar‟ menyebutkan bahwa:

Derasnya arus globalisasi menyebabkan terkikisnya nilai-nilai kebangsaan. Anak-anak lebih bangga dengan budaya asing daripada budaya bangsanya sendiri. Hal ini dibuktikan dengan adanya rasa bangga yang lebih pada diri anak manakala menggunakan produk luar negeri, dibandingkan jika

menggunakan produk bangsanya sendiri. Slogan “aku cinta buatan Indonesia” sepertinya hanya menjadi ucapan belaka, tanpa ada aksi yang

mengikuti pernyataan tersebut. Namun demikian, yang menjadi kegelisahan saat ini adalah bebasnya arus informasi yang dapat menyebabkan lunturnya nilai-nilai luhur bangsa terutama dalam hal budaya. (2010: 1)

Menurut berita yang dilansir di kompasiana edisi 24 September 2010, mengemukakan bahwa “Masuknya budaya pop barat ke dalam budaya kita nampaknya kini justru semakin menggeser budaya kita sendiri. Kini para remaja dan generasi muda justru lebih bangga dengan segala embel-embel yang kebarat-baratan. Gaya hidup remaja pun lebih sering berkiblat pada bangsa lain”.

Masyarakat, khususnya kaum muda lebih suka kepada musik-musik yang

berbau “western” atau kebarat-baratan akibat pengaruh dari adanya globalisasi. Mereka lebih banyak menyukai break dance, Musik R‘n B, Hip hop, bahkan boy band dan girl band yang sekarang sedang hangat diberitakan di televisi dan

digandrungi oleh para remaja khususnya daripada kesenian-kesenian tradisional seperti tari topeng, sandiwara, wayang, ataupun jaipong. Bukti lemahnya masyarakat Indonesia terlihat dari minimnya untuk mempelajari kesenian tradisional atau daerah yang saat ini sudah hampir dilupakan oleh generasi muda. Hal ini sesuai dengan pendapat Masunah dan Uus Karwati (2003: 71) yang mengatakan bahwa “Kemunculan media massa seperti televisi yang menawarkan kelimpahan materi melalui berbagai iklan dan film, sangat berpengaruh pada

pergeseran cara pandang dan minat masyarakat pada seni tradisional”. Selain itu, menurut Soekanto (2010: 169) mengungkapkan bahwa “Pada umumnya generasi muda dianggap sebagai individu-individu yang cepat menerima unsur-unsur

(17)

3

Ani Yuliani, 2013

Negara Indonesia memiliki tari pendet, jaipong, serimpi, piring, kecak dan banyak lagi tarian-tarian daerah yang indah. Namun banyak orang lebih tertarik untuk belajar tari modern daripada tari daerah. Mereka pun menganggap kesenian-kesenian tradisional itu kuno dan ketinggalan zaman. Padahal kesenian-kesenian tradisional itu apabila tidak dilestarikan oleh para generasi penerus bangsa akan punah dan bangsa Indonesia akan kehilangan jati dirinya. Hal ini cukup membuktikan dimana apresiasi dan penghargaan masyarakat terhadap budaya daerah masih sangat rendah.

“Dalam konteks tradisi lokal seringkali globalisasi dilihat sebagai sumber penyebab munculnya rasionalisasi, konsumerisme, dan komersialisasi budaya-budaya lokal yang kemudian mengakibatkan hancurnya identitas budaya-budaya lokal” (Trijono, 1996: 139). Apabila hal ini tetap dibiarkan, masyarakat akan menjadi

„asing‟ terhadap budaya bangsanya. Lebih dikhawatirkan lagi, dia akan menjadi orang yang tidak menyukai budayanya apabila masyarakat menjadi asing dari budaya terdekat maka dia tidak mengenal dengan baik budaya bangsa dan dia tidak mengenal dirinya sebagai anggota budaya bangsa.

Dalam situasi demikian menurut Badan Pusat Penelitian Dan Pengembangan Kementerian Pendidikan Nasional Republik Indonesia, (2010: 5) menyebutkan bahwa:

Masyarakat akan sangat rentan terhadap pengaruh budaya luar dan bahkan cenderung untuk menerima budaya luar tanpa proses pertimbangan (valueing). Kecenderungan itu terjadi karena dia tidak memiliki norma dan nilai budaya nasionalnya yang dapat digunakan sebagai dasar untuk melakukan pertimbangan (valueing).

Menanggapi permasalahan di atas, menurut Badan Pusat Penelitian Dan Pengembangan Kementerian Pendidikan Nasional Republik Indonesia dalam publikasi bukunya yang berjudul “Pengembangan Pendidikan Budaya dan

(18)

4

Ani Yuliani, 2013

Implementasi Kegiatan Ekstrakulikuler Kesenian Tari Topeng Cirebon Dalam Meningkatkan Rasa Cinta Tanah Air Siswa Sekolah Dasar (Studi Deskriptif Pada Ekstrakulikuler Kesenian Tari Topeng maupun di masyarakat. Alternatif lain yang banyak di kemukakan untuk mengatasi, paling tidak mengurangi, permasalahan di atas adalah melalui pendidikan. Pendidikan dianggap sebagai alternatif yang bersifat preventif karena pendidikan membangun generasi baru bangsa yang lebih baik. Sebagai alternatif yang bersifat preventif, pendidikan di harapkan dapat mengembangkan kualitas generasi muda bangsa dalam berbagai aspek yang dapat memperkecil dan mengurangi penyebab berbagai masalah budaya dan karakter bangsa. Memang diakui bahwa hasil dari pendidikan akan terlihat dampaknya dalam waktu yang tidak segera, tetapi memiliki daya tahan dan dampak yang kuat di masyarakat.

Dalam kaitannya dengan pendidikan, saat ini Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) sudah menjadi bagian inheren dan instrumensasi pendidikan nasional Indonesia. Winataputra (Budimansyah dan Karim Suryadi, 2008: 5) mengemukakan bahwa:

Pendidikan Kewarganegaraan (civic education) dinilai sebagai “nurturant effect” atau dampak pengiring dari berbagai mata pelajaran di dalam maupun di luar sekolah dan sebagai dampak pengiring dari interaksi manusia dalam kehidupan sehari-hari, yang berkenaan dengan pengembangan tanggung jawab warga negara.

Sedangkan Cogan (Nurmalina dan Syaifullah, 2008: 3) merumuskan bahwa:

Civic education sebagai mata pelajaran dasar yang dirancang untuk mempersiapkan warga negara muda untuk mendorong peran aktif mereka di masyarakat setelah mereka dewasa

Adapun tujuan Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) menurut Maftuh dan Sapriya (2005: 320), sebagai berikut:

(19)

5

Ani Yuliani, 2013

Berdasarkan kajian di atas, dapat disimpulkan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) sebagai salah satu komponen pendidikan nasional adalah pendidikan yang mengarah kepada pembentukan karakter warga negara yang baik. Warga negara yang baik di sini mempunyai pengertian bahwa warga negara yang tahu akan hak dan kewajibannya, mengetahui peran dan tanggung jawabnya dan warga negara yang partisipatif dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara agar tumbuh rasa kebangsaan dan cinta tanah air.

Sehubungan dengan cinta tanah air, Soekanto (2010: 233) mengemukakan pendapatnya mengenai rasa cinta itu sendiri. Menurutnya “Rasa cinta menghasilkan perbuatan-perbuatan yang pada umumnya positif. Rasa cinta biasanya telah mendarah daging (internalized) dalam diri seseorang atau sekelompok orang”. “Cinta tanah air merupakan cara berfikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa” (Pusat Kurikulum, 2010: 10). Selain itu, cinta tanah air dapat diartikan sebagai perasaan bangga terhadap tanah air tercinta yaitu Indonesia, bangga dengan menggunakan produk-produk Indonesia, bangga terhadap kesenian dan adat istiadat Indonesia serta sikapnya berlandaskan nilai-nilai Pancasila.

(20)

6

Ani Yuliani, 2013

Implementasi Kegiatan Ekstrakulikuler Kesenian Tari Topeng Cirebon Dalam Meningkatkan Rasa Cinta Tanah Air Siswa Sekolah Dasar (Studi Deskriptif Pada Ekstrakulikuler Kesenian Tari Topeng

Pendidikan Sekolah Dasar merupakan pendidikan yang paling lama jenjang pendidikannya yaitu dimulai pada saat kelas 1 SD (awal masuk) sampai dengan kelas 6 SD. Apabila penanaman nilai-nilai budaya benar-benar di implementasikan kepada peserta didik khususnya masa Sekolah Dasar (SD) maka nilai-nilai budaya yang ada benar-benar terinternalisasi didalam diri dan jiwa mereka sehingga mereka dapat menyaring pengaruh budaya luar dan bahkan cenderung untuk menerima budaya luar dengan proses pertimbangan (valueing). Hal ini terjadi karena para peserta didik memiliki norma dan nilai budaya nasionalnya yang dapat digunakan sebagai dasar untuk melakukan pertimbangan (valueing).

Bertolak dari berbagai permasalahan tentang krisis cinta tanah air, perlu adanya usaha mengenalkan kebudayaan Nusantara pada seluruh lapisan masyarakat Indonesia. Beberapa cara mengenalkannya adalah:

1. Diadakannya pagelaran kesenian tradisional secara berkelanjutan. 2. Diadakan festival-festival yang mengangkat kembali khasanah

budaya Nusantara.

3. Pembuatan dokumentasi seluruh kebudayaan Nusantara baik dalam bentuk buku, film , fotografi dll.

4. Seminar-seminar berkaitan dengan kebudayaan Nusantara, keberagamannya serta nilai luhur yang terkandung didalamnya. 5. Pendirian sanggar-sanggar seni tradisional lalu dikelola oleh

pemerintah secara terpadu. Termasuk disekolah-sekolah berupa kegiatan ekstrakurikuler. (Aditya, 2011)

Sejalan dengan tulisan Aditya di atas, peneliti pun memiliki suatu kesepahaman bahwa untuk mengenalkan budaya Indonesia khususnya di tingkat persekolahan adalah dengan memperkenalkannya melalui suatu kegiatan yang terintegritas dan berkesinambungan yaitu salah satunya berupa kegiatan ekstrakurikuler.

(21)

7

Ani Yuliani, 2013

Arikunto (1988: 1) menegaskan bahwa “Yang dimaksud dengan ektrakurikuler adalah kegiatan tambahan, diluar struktur program yang pada umumnya merupakan kegiatan pilihan”. Dalam hal ini, menurut Asmani (2011: 20) Visi kegiatan ektrakurikuler adalah berkembangnya potensi, bakat, dan minat secara optimal. Ekstrakurikuler merupakan suatu wadah atau tempat dimana peserta didik dapat dibina potensinya agar dia dapat mengembangkan dirinya baik olah rasa, olah pikir maupun olahraga yang sesuai dengan minatnya.

Dalam kegiatan ektrakurikuler, peserta didik dapat lebih mengenal lingkungannya, minatnya dan teman sebayanya. Dalam kegiatan ektrakurikuler juga dapat menumbuhkan rasa percaya diri peserta didik sehingga pada nantinya dia akan dapat berpartisipasi dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara (civic participation) agar tumbuh rasa kebangsaan dan cinta tanah air.”

Cirebon merupakan salah satu daerah yang memiliki kebudayaan. Budaya itu berupa kesenian batik trusmi, upacara adat panjang jimat yang di laksanakan pada saat Maulid Nabi, ngunjung, kesenian tari topeng dan masih banyak lagi. Setiap daerah di Indonesia pasti memiliki kesenian tari-tarian yang membedakannya dari daerah lain, begitupun Cirebon. Kesenian yang berupa tari-tarian khas cirebon adalah kesenian tari topeng Cirebon. Tari topeng Cirebon adalah tari yang dibawakan oleh satu orang atau lebih yang wajah penarinya itu memakai topeng/kedok.

(22)

8

Ani Yuliani, 2013

Implementasi Kegiatan Ekstrakulikuler Kesenian Tari Topeng Cirebon Dalam Meningkatkan Rasa Cinta Tanah Air Siswa Sekolah Dasar (Studi Deskriptif Pada Ekstrakulikuler Kesenian Tari Topeng

Kesenian tari topeng Cirebon sebagai kebudayaan daerah, memiliki kandungan nilai-nilai luhur di dalamnya. Yang dimaksud dengan nilai budaya menurut Koentjaraningrat (1999: 68) adalah:

Nilai budaya adalah merupakan konsep-konsep mengenai apa yang hidup dalam alam pikiran sebagian besar warga suatu masyarakat mengenai apa yang mereka anggap bernilai, dan penting dalam hidupnya, sehingga dapat berfungsi sebagai suatu pedoman yang memberi arah dan orientasi kepada kehidupan pada warga masyarakat.

Dengan nilai-nilai budaya yang ada dalam kesenian tari topeng mampu untuk menanamkan dan meningkatkan rasa cinta tanah air siswa sekolah dasar sehingga dia akan menyukai budaya daerahnya yang merupakan akar dari kebudayaan nasional.

Tari topeng merupakan ungkapan perasaan manusia yang dituangkan lewat gerakan indah di mana membentuk ekspresi yang di lakukan oleh seorang penari lewat gerakan tubuh yang diciptakan. Pada awal sejarahnya yaitu pada saat Cirebon menjadi pusat pengembangan syiar agama Islam, tari topeng Cirebon di gunakan sebagai media dakwah untuk menyebarkan agama Islam.

Secara filsafati tari topeng terdapat lima jenis tarian yang terdiri atas tari Panji, Samba, Rumyang, Patih/Tumenggung dan Kelana. Menurut Sumardjo (Rengganis, 2011) menilai bahwa:

Kelima tarian ini menunjukan karakter yang berbeda-beda, yang diungkapkan dalam bentuk kedoknya, gaya tariannya, dan lagu pengiringnya. Tetapi kelimanya merupakan satu rangkaian, satu paket yang lengkap, dimana yang satu dan yang lain saling membentuk hubungan dalam makna totalitasnya.

(23)

9

Ani Yuliani, 2013

harus senantiasa untuk mengharumkan nama Tuhan dengan do‟a dan dzikir. Tari Patih merupakan gambaran dari sikap kedisiplinan prajurit dan kepahlawanan yang gagah berani. Tari Kelana dengan memiliki keduniawaan sangat tangguh. Gambaran tersebut merupakan aspek-aspek nilai dasar manusia. Jika dicermati secara harfiah, tari topeng pun menjadi salah satu cara untuk membentuk kolektifitas sosial. Penguatan dalam tradisi lokal senyatanya dapat menguatkan semangat cinta tanah air dari tiap individu yang akan mempengaruhi pada masyarakat.

Berdasarkan hasil pengamatan di SD Negeri 3 Arjawinangun Kabupaten Cirebon, kegiatan ektrakurikuler berbasis kearifan lokal telah diterapkan di sekolah ini yaitu dengan diajarkannya kesenian tari topeng. Para peserta didik yang ikut dalam ekstrakurikuler ini dilatih oleh seorang seniman tari topeng tentang bagaimana memerankan tari topeng dengan karakter yang berbeda-beda, yang diungkapkan dalam bentuk kedoknya, gaya tariannya, dan lagu pengiringnya. Di sekolah dasar ini pun telah mampu mengenalkan salah satu kebudayaan daerah yang bisa meningkatkan rasa cinta tanah air.

Dengan demikian, upaya mengenalkan kebudayaan daerah melalui kegiatan yang terintegrasi dan terorganisir dengan baik dalam hal ini ektrakurikuler berbasis kearifan lokal yang mampu melibatkan kepala sekolah, guru, dan tenaga kependidikan secara bersama-sama sebagai suatu komunitas pendidik dapat menjadi salah satu usaha mengenalkan kebudayaan Nusantara pada seluruh lapisan masyarakat Indonesia khususnya peserta didik yang mampu untuk meningkatkan cinta tanah air dan sikap kebangsaan agar sesuai dengan nilai pendidikan budaya dan karakter bangsa yang pada akhirnya tujuan pendidikan nasional dapat tercapai.

(24)

10

Ani Yuliani, 2013

Implementasi Kegiatan Ekstrakulikuler Kesenian Tari Topeng Cirebon Dalam Meningkatkan Rasa Cinta Tanah Air Siswa Sekolah Dasar (Studi Deskriptif Pada Ekstrakulikuler Kesenian Tari Topeng DALAM MENINGKATKAN RASA CINTA TANAH AIR SISWA SEKOLAH DASAR”

(Studi Deskriptif Pada Ekstrakurikuler Kesenian Tari Topeng Cirebon di SD Negeri 3 Arjawinangun Kabupaten Cirebon)

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah

Rumusan masalah yang akan dikaji adalah tentang implementasi kegiatan ektrakurikuler kesenian tari topeng cirebon dalam meningkatkan rasa cinta tanah air siswa sekolah dasar. Untuk memudahkan pembahasan hasil penelitian masalah pokok tersebut, maka peneliti mengidentifikasikan dalam beberapa sub masalah, sebagai berikut:

1. Nilai-nilai budaya apa saja yang terkandung dalam kesenian tari topeng dalam kaitannya dengan meningkatkan rasa cinta tanah air siswa sekolah dasar? 2. Bagaimana proses pembelajaran nilai-nilai budaya kesenian tari topeng

Cirebon dalam kegiatan ektrakurikuler untuk meningkatkan rasa cinta tanah air siswa SD Negeri 3 Arjawinangun?

3. Bagaimana bentuk-bentuk perilaku cinta tanah air siswa yang tercermin dari kegiatan ekstrakurikuler kesenian tari topeng Cirebon dalam kehidupan di lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat?

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

(25)

11

Ani Yuliani, 2013

2. Tujuan Khusus

Adapun yang menjadi tujuan khusus dari penelitian ini, adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui nilai-nilai budaya apa saja yang terkandung dalam kesenian tari topeng dalam kaitannya dengan meningkatkan rasa cinta tanah air siswa Sekolah Dasar.

2. Untuk mengetahui proses pembelajaran nilai-nilai budaya kesenian tari topeng Cirebon dalam kegiatan ektrakurikuler untuk meningkatkan rasa cinta tanah air siswa SD Negeri 3 Arjawinangun.

3. Untuk mengetahui bentuk-bentuk perilaku cinta tanah air siswa yang tercermin dari kegiatan ekstrakurikuler kesenian tari topeng Cirebon dalam kehidupan di lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat.

D. Manfaat Penelitian

Secara garis besar penelitian ini berkaitan dengan upaya untuk memperoleh informasi dan data mengenai nilai budaya kesenian tari topeng Cirebon dalam meningkatkan rasa cinta tanah air pada siswa sekolah dasar. Sehubungan dengan hal tersebut, maka dapat diperoleh manfaat, sebagai berikut: 1. Secara teoritis

Secara teoritis, penelitian ini dapat bermanfaat sebagai bahan informasi, pengetahuan dan bahan tambahan referensi untuk mengenalkan budaya daerah sejak dini kepada peserta didik agar mereka menyukai budaya daerahnya sehingga dapat meningkatkan rasa cinta tanah air dan wawasan kebangsaan yang akan menjadikan peserta didik tersebut sebagai generasi berbudaya. Selain itu nilai-nilai budaya luhur yang terkandung dalam kebudayan dapat terinternalisasi dalam dirinya sehingga mereka dapat menyaring pengaruh budaya luar dan bahkan cenderung untuk menerima budaya luar dengan proses pertimbangan (valueing).

(26)

12

Ani Yuliani, 2013

Implementasi Kegiatan Ekstrakulikuler Kesenian Tari Topeng Cirebon Dalam Meningkatkan Rasa Cinta Tanah Air Siswa Sekolah Dasar (Studi Deskriptif Pada Ekstrakulikuler Kesenian Tari Topeng

Dapat meningkatkan pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) di sekolah dasar yang kreatif, efektif dan inovatif dengan memanfaatkan kegiatan ektrakurikuler sebagai pembentukan moral dan karakter peserta didik.

b. Bagi siswa

Dengan mempelajari budaya lokal siswa dapat menyukai budaya daerahnya sehingga rasa cinta tanah air, wawasan kebangsaan dan semangat nasionalisme itu kokoh dalam jiwa mereka yang pada akhirnya mereka mampu menjadi generasi berbudaya.

c. Bagi sekolah

Dapat menjadikan salah satu solusi alternatif bagaimana mengenalkan kebudayaan daerah di persekolahan, salah satunya melalui kegiatan ektrakurikuler.

d. Bagi peneliti

Dapat memberikan sumbangan pemikiran atau bahan kajian dalam dunia pendidikan khususnya yang berkaitan dengan penanaman nilai budaya dalam pembentukan karakter siswa.

E. Struktur Organisasi Skripsi Bab I Pendahuluan

Pada bab ini akan dijelaskan tentang latar belakang penelitian, identifikasi dan perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi skripsi.

Bab II Kajian Pustaka

(27)

13

Ani Yuliani, 2013

internalisasi nilai-nilai budaya sebagai pembinaan rasa cinta kepada tanah air, dan meningkatkan rasa cinta tanah air melalui kegiatan ekstrakurikuler kesenian tari topeng cirebon serta penelitian terdahulu yang relevan dengan bidang yang diteliti termasuk prosedur, subjek dan temuannya. Bab III Metode Penelitian

Bab ini berisi penjabaran yang rinci mengenai metode penelitian termasuk beberapa komponen seperti lokasi dan subjek penelitian, metode penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, teknik pengolahan data dan analisis data.

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

Pada bab hasil penelitian dan pembahasan terdiri dari pengolahan data atau analisis data untuk menghasilkan temuan yang berkaitan dengan masalah penelitian, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, analisis data dan pembahasan dari analisis data yang sudah dilakukan oleh peneliti.

Bab V Kesimpulan dan Saran

(28)

Ani Yuliani, 2013

Implementasi Kegiatan Ekstrakulikuler Kesenian Tari Topeng Cirebon Dalam Meningkatkan Rasa Cinta Tanah Air Siswa Sekolah Dasar (Studi Deskriptif Pada Ekstrakulikuler Kesenian Tari Topeng Cirebon Di SD Negeri 3 Arjawinangun Kabupaten Cirebon)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Metode Penelitian 1. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Menurut Moleong (2007: 6) penelitian kualitatif adalah sebagai berikut:

Penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll, secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah.

Sedangkan menurut Bodgan dan Taylor (Basrowi dan Suwandi, 2008: 21) mendefinisikan bahwa “Metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati”.

Sejalan dengan hal di atas, Sugiyono (2009: 1) memaparkan mengenai penelitian kualitatif yaitu:

Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan pada makna dan generalisasi

(29)

59

Ani Yuliani, 2013

karena “Situasi lapangan penelitian bersifat „natural‟ atau wajar, sebagaimana adanya, tanpa dimanipulasi, diatur dengan eksperimen atau test”.

Nasution pun menjabarkan dalam bukunya yang berjudul “Metode penelitian naturalistik kualitatif” bahwa sumber data dalam penelitian kualitatif adalah situasi yang wajar atau “natural setting”. Peneliti mengumpulkan data berdasarkan observasi situasi yang wajar, sebagaimana adanya, tanpa dipengaruhi dengan sengaja. Peneliti yang memasuki lapangan berhubungan langsung dengan situasi dan orang yang diselidikinya.

Pertimbangan dalam menggunakan metode kualitatif dalam penelitian ini adalah antara lain pertama, karena peneliti dapat mengamati secara langsung bagaimana proses-proses pembelajaran nilai-nilai budaya kesenian tari topeng Cirebon dalam kegiatan ektrakurikuler untuk meningkatkan rasa cinta tanah air siswa di SD Negeri 3 Arjawinangun. Kedua, peneliti dapat berinteraksi secara langsung dengan objek penelitian sehingga peneliti mendapatkan keakuratan dan keabsahan data dari informasi yang diperoleh, dan yang ketiga adalah peneliti bisa mengetahui kondisi nyata di lapangan mengenai ekstrakurikuler kesenian tari topeng Cirebon dan pengaruhnya terhadap rasa cinta tanah air siswa-siswa yang mengikuti kegiatan tersebut. Dengan demikian penelitian ini akan menghasilkan data yang akan dijabarkan secara deskriptif dan menekankan keterlibatan peneliti selama proses penelitian.

(30)

60

Ani Yuliani, 2013

Implementasi Kegiatan Ekstrakulikuler Kesenian Tari Topeng Cirebon Dalam Meningkatkan Rasa Cinta Tanah Air Siswa Sekolah Dasar (Studi Deskriptif Pada Ekstrakulikuler Kesenian Tari Topeng 2. Metode Penelitian

Adapun metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif. Nazir (2005: 54) mengemukakan bahwa:

Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran atau sesuatu pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang terjadi.

Dari kutipan di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa pada metode deskriptif peneliti mencoba untuk mencermati individu, lingkungan atau sebuah unit secara mendalam yang didasarkan pada perumusan masalah berdasarkan fenomena, kenyataan dan fakta-fakta yang ada pada saat sekarang yang dipusatkan pada masalah aktual yang terjadi pada saat penelitian dilakukan. Dalam penelitian deskriptif ini pun populasi yang akan diteliti lebih terfokus dan lebih terarah.

Relevan dengan permasalahan yang hendak diteliti mengenai implementasi kegiatan ekstrakkurikuler kesenian tari topeng Cirebon dalam meningkatkan rasa cinta tanah air siswa sekolah dasar maka metode deskriptif dianggap relevan untuk digunakan dalam penelitian ini karena peneliti ingin mengumpulkan data yang menyangkut individu, lingkungan, dan bagaimana faktor-faktor tersebut saling berhubungan satu sama lain yang dirumuskan dalam rumusan masalahnya yaitu:

a. Nilai-nilai budaya apa saja yang terkandung dalam kesenian tari topeng dalam kaitannya dengan meningkatkan rasa cinta tanah air siswa sekolah dasar? b. Bagaimana proses pembelajaran nilai-nilai budaya kesenian tari topeng

Cirebon dalam kegiatan ektrakurikuler untuk meningkatkan rasa cinta tanah air siswa SD Negeri 3 Arjawinangun?

(31)

61

Ani Yuliani, 2013

Sebagaimana yang telah dikemukakan di atas bahwa dalam penelitian deskriptif ditujukan untuk mengungkapkan dan memahami kenyataan-kenyataan yang ada di lapangan sebagaimana adanya serta berupaya untuk memecahkan atau menjawab permasalahan yang sedang dihadapi pada saat sekarang yang akan memberikan gambaran atau deskripsi mengenai hal-hal yang diteliti. Pernyataan ini sesuai dengan apa yang diungkapkan oleh Komalasari (2010) bahwa “Tujuan penelitian deskriptif adalah untuk membuat pencandraan/gambaran secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat pada suatu obyek penelitian tertentu”.

B. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Mengacu pada pendapat Nasution (2003: 43) yang mengemukakan bahwa “Lokasi penelitian menunjukkan pada pengertian tempat atau lokasi penelitian yang dicirikan oleh adanya unsur yaitu pelaku, tempat dan kegiatan yang dapat diobservasi dan lokasi penelitian tersebut menggambarkan lokasi situasi sosial” Adapun wilayah kajian yang menjadi latar dalam penelitian ini dilakukan di SD Negeri 3 Arjawinangun, Kecamatan Arjawinangun Kabupaten Cirebon, yang berlokasi di Jl. Kebon Baru No. 10 Kecamatan Arjawinangun. Pertimbangan memilih karena SD Negeri 3 Arjawinangun karena sekolah ini telah menerapkan kegiatan ektrakurikuler berbasis kebudayaan lokal yaitu kesenian tari topeng Cirebon.

2. Subjek Penelitian

Dalam penelitian kualitatif, “Subjek penelitian pada umumnya manusia adalah benda, hal, atau orang tempat data untuk variabel penelitian yang dipermasalahkan ( Arikunto, 2009: 88) .

(32)

62

Ani Yuliani, 2013

Implementasi Kegiatan Ekstrakulikuler Kesenian Tari Topeng Cirebon Dalam Meningkatkan Rasa Cinta Tanah Air Siswa Sekolah Dasar (Studi Deskriptif Pada Ekstrakulikuler Kesenian Tari Topeng adalah lingkup sekolah dasar. Pertimbangan dalam memilih lingkup sekolah dasar sebagai subjek penelitian untuk penelitian ini adalah karena pendidikan sekolah dasar merupakan pendidikan yang paling lama jenjang pendidikannya yaitu dimulai pada saat kelas 1 SD sampai dengan kelas 6 SD. Apabila penanaman nilai-nilai budaya benar-benar di implementasikan kepada peserta didik khususnya masa Sekolah Dasar (SD) maka nilai-nilai budaya yang ada benar-benar terinternalisasi didalam diri dan jiwa mereka sehingga mereka dapat menyaring pengaruh budaya luar bahkan cenderung untuk menerima budaya luar dengan proses pertimbangan (valueing).

Berdasarkan hal tersebut di atas, secara lebih terperinci subjek penelitian yang dipilih sebagai sumber informasi dalam penelitian ini adalah:

a. Kepala sekolah SDN 3 Arjawinangun

b. Pembina ekstrakurikuler kesenian tari topeng Cirebon c. Pelatih kesenian tari topeng Cirebon

d. Siswa SDN 3 Arjawinangun yang mengikuti ektrakurikuler kesenian tari topeng Cirebon

e. Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Cirebon C. Desain Penelitian

Desain penelitian menurut Nasution (2002: 40) dalam bukunya yang berjudul “Metode penelitian naturalistik kualitatif” adalah

Suatu rencana tentang cara melakukan penelitian itu. Desain penelitian naturalistik bersifat “emergent”, tidak dapat ditentukan lebih dahulu dengan pasti, karena itu bersifat fleksibel. Desain ini tidak mengemukakan hipotesis, sedangkan analisis dilakukan sejak awal penelitian.

(33)

63

Ani Yuliani, 2013

penelitian ini berjalan dengan lancar dan sesuai dengan hasil yang maksimal, maka peneliti menyusun tahap-tahap penelitian sebagai berikut:

1. Tahap pra penelitian

Tahap pra penelitian merupakan tahap dimana peneliti mempersiapkan hal-hal yang berkaitan dengan penelitian. Tahap pertama yang peneliti lakukan adalah studi pendahuluan. Studi pendahuluan dimaksudkan untuk mengecek apakah hal-hal yang menjadi fokus penelitian layak diteliti atau tidak dengan cara mensurvey lapangan terlebih dahulu. Pada tahap ini, peneliti melakukan pra penelitian ke SDN 3 Arjawinangun dengan tujuan untuk mengetahui kondisi secara umum mengenai kegiatan ekstrakurikuler kesenian tari topeng Cirebon yang ada di sekolah tersebut. Hal ini dilakukan guna mengetahui nilai-nilai budaya apa saja yang terkandung dalam kesenian tari topeng Cirebon kaitannya dengan meningkatkan rasa cinta tanah air siswa sekolah dasar.

Setelah mengadakan pra penelitian kemudian peneliti mengajukan rancangan penelitian yang berisi tentang judul penelitian, latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian yang digunakan, lokasi dan subjek penelitian, teknik pengumpulan dan analisis data. 2. Tahap perizinan

Pada tahap perijinan ini, untuk memasuki suatu lapangan peneliti harus melakukan perizinan terlebih dahulu kepada pihak-pihak yang yang berwenang. Seperti yang diungkapkan oleh Moleong (2007: 128) bahwa “Pertama-tama yang perlu diketahui peneliti adalah siapa saja yang berwenang memberikan izin bagi pelaksanan penelitian”. Perizinan merupakan hal yang sangat penting guna kelancaran jalannya penelitian dan agar penelitian yang dilaksanakan mendapatkan legalitas. Adapun tahap perizinannya sebagai berikut:

(34)

64

Ani Yuliani, 2013

Implementasi Kegiatan Ekstrakulikuler Kesenian Tari Topeng Cirebon Dalam Meningkatkan Rasa Cinta Tanah Air Siswa Sekolah Dasar (Studi Deskriptif Pada Ekstrakulikuler Kesenian Tari Topeng b. Perizinan dilanjutkan ke tingkat fakultas. Surat perizinan untuk mengadakan

penelitian ditujukan kepada Dekan FPIPS UPI melalui Pembantu Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan untuk mendapatkan surat rekomendasi dari Rektor UPI melalui Direktur Direktorat Akademik UPI yang secara formal kelembagaan mengatur segala jenis urusan administratif dan akademis. c. Pembantu Rektor Bidang Akademik dan Hubungan Internasional atas nama

Rektor UPI Bandung melalui Direktur Direktorat Akademik mengeluarkan surat permohonan izin penelitian untuk disampaikan kepada Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat Kabupaten Cirebon

d. Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat Kabupaten Cirebon mengeluarkan surat izin penelitian untuk disampaikan kepada Kepala Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Cirebon dan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Cirebon.

e. Kepala Dinas Pendidikan Kab. Cirebon mengeluarkan surat permohonan izin mengadakan penelitian untuk disampaikan kepada Kepala SDN 3 Arjawinangun.

f. Konfirmasi pada pihak SDN 3 Arjawinangun terkait izin sekolah sebagai tempat penelitian.

g. Peneliti menyiapkan instrument penelitian dengan terlebih dahulu membuat format wawancara

3. Tahap pelaksanaan penelitian

(35)

65

Ani Yuliani, 2013

didapat dengan cara menggunakan pedoman wawancara yang sebelumnya sudah peneliti persiapkan

4. Tahap analisis data

Setelah data-data yang diperoleh dilapangan dirasa sudah cukup memadai maka tahap berikutnya adalah tahap analisis data. Tahap analisis data adalah:

Proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sisntesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain (Sugiyono, 2009: 89).

Pada tahap analisis data ini, data yang diperoleh di lapangan diolah, dianalisis untuk mencari keabsahan data dan kebenarannya guna menjawab berbagai permasalahan yang menjadi fokus penelitian.

5. Tahap penyusunan laporan

Setelah tahap pelaksanaan penelitian dan analisis data, kini peneliti memasuki tahap yang sangat penting yaitu tahap penyusunan laporan. Suharsimi Arikunto (2009: 471) mengemukakan bahwa:

Laporan penelitian adalah uraian tentang hal-hal yang berkaitan dengan proses kegiatan penelitian. Dengan demikian isi laporan penelitian bukan hanya tentang langkah-langkah yang telah dilalui oleh peneliti saja tetapi juga latar belakang permasalahan, kerangka berpikir, dukungan teori, dan lain sebagainya yang bersifat memperkuat makna penelitian yang dilakukan. Pada tahap ini, semua data-data dan temuan-temuan yang didapat oleh peneliti dalam proses penelitian digabungkan dan disusun dalam suatu laporan penelitian yang ilmiah. Merujuk pada pendapat yang dikemukakan oleh Sugiyono dalam bukunya yang berjudul” Memahami penelitian kualitatif” (2009: 151) bahwa “Laporan penelitian ini harus dibuat secara sistematis dan logis pada setiap bagian sehingga pembaca mudah memahami langkah-langkah yang telah ditempuh selama proses penelitian dan hasilnya”. Laporan penelitian ini untuk selanjutnya dipertanggungjawabkan pada ujian sidang.

(36)

66

Ani Yuliani, 2013

Implementasi Kegiatan Ekstrakulikuler Kesenian Tari Topeng Cirebon Dalam Meningkatkan Rasa Cinta Tanah Air Siswa Sekolah Dasar (Studi Deskriptif Pada Ekstrakulikuler Kesenian Tari Topeng 1. Nilai budaya adalah merupakan konsep-konsep mengenai apa yang hidup

dalam alam pikiran. Sebagian besar warga suatu masyarakat mengenai apa yang mereka anggap bernilai, dan penting dalam hidupnya, sehingga dapat berfungsi sebagai suatu pedoman yang memberi arah dan orientasi kepada kehidupan pada warga masyarakat. (Koentjaraningrat (1999: 68).

Dari pendapat di atas, karena nilai budaya itu terdiri dari konsep-konsep mengenai segala sesuatu yang dianggap berharga dan bernilai serta dianggap penting oleh suatu masyarakat maka dapat berfungsi sebagai suatu pedoman orientasi kehidupan para warga masyarakat yang bersangkutan. Disamping itu, nilai budaya dapat mengarahkan tingkah laku masyarakat dalam kehidupan sehari-hari sehingga individu/masyarakat tersebut lebih menyadari nilai-nilai sosial budaya merupakan bagian dari dirinya.

2. Kesenian tari topeng Cirebon adalah salah satu kesenian tradisional Indonesia yang telah tumbuh dan berkembang sejak abad ke-15 M Sebagai salah satu kebudayaan daerah, kesenian tari topeng merupakan hasil karya masyarakat Cirebon yang memiliki filosofi tersendiri yang membedakannya dengan kesenian tari di daerah lain yang mengandung aspek-aspek nilai dasar manusia.

Juju Masunah dan Uus (2003:9), menyatakan bahwa:

Topeng Cirebon seperti kita kenal sekarang adalah salah satu jenis seni pertunjukan tari yang penarinya itu menggunakan penutup muka/ kedok dengan cara menggigit bagian canggem-nya (benda yang menonjol pada bagian dalam mulut topeng) atau mengikatkannya di kepala dengan seutas tali. 3. Cinta Tanah Air

“Cinta tanah air adalah cara berfikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa”. (Pusat kurikulum, 2010: 10).

(37)

67

Ani Yuliani, 2013

dan ketentraman di lingkungannya baik di lingkungan keluarga, lingkungan sekolah maupun lingkungan masyarakat.

4. Ektrakurikuler Kesenian

Ektrakurikuler adalah kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran dan pelayanan konseling untuk membantu peserta didik sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat dan minat mereka melalui kegiatan yang secara khusus diselenggarakan oleh pendidik dan atau tenaga kependidikan yang berkemampuan dan berkewenangan di sekolah/madrasah. (Puskur, 2006: 14) Sejatinya, ektrakurikuler kesenian merupakan jenis ektrakurikuler keberbakatan yang dapat membentuk siswa untuk kreatif dan mampu menjiwai nilai-nilai luhur budayanya. Depdikbud (2003: 3) menyatakan bahwa “Ektrakurikuler kesenian yang merupakan program pengembangan diri ini siswa mampu mempergelarkan dan memamerkan karya seni di sekolah, di kelas atau di luar sekolah”.

E. Instrumen Penelitian

“Dalam penelitian kualitatif yang menjadi instrument penelitian atau alat penelitian adalah peneliti itu sendiri” (Moleong, 2007; Nasution, 2003; Sugiyono, 2009). Yang dalam hal ini peneliti disebut sebagai “key instrument”atau alat penelitian utama (Nasution, 2003: 9). Berkaitan dengan hal tersebut, Nasution pun menegaskan bahwa peneliti mengadakan sendiri pengamatan atau wawancara tak terstruktur. Ia tidak menggunakan alat-alat seperti test atau angket seperti yang lazim digunakan dalam penelitian kuantitatif. Hanya manusia sebagai instrumen dapat memahami makna interaksi antar menusia, membaca gerak muka, menyelami perasaan dan nilai yang terkandung dalam ucapan atau perbuatan responden. Walaupun digunakan alat rekam atau kamera, peneliti tetap memegang peranan utama sebagai alat penelitian.

(38)

68

Ani Yuliani, 2013

Implementasi Kegiatan Ekstrakulikuler Kesenian Tari Topeng Cirebon Dalam Meningkatkan Rasa Cinta Tanah Air Siswa Sekolah Dasar (Studi Deskriptif Pada Ekstrakulikuler Kesenian Tari Topeng

The instrument of choice in naturalistic inquiry is the human, we shall she that other forms of instrumentation may be used in later phases of the inquiry, but the human is the initial and continuing mainstay. But the human interest has been used extensively in earlier stages of inquiry. So that an instrument can be constructed that is grounded in the data that the human instrument has product.

Instrumen pilihan dalam penyelidikan naturalistik adalah manusia, kita mengetahui bahwa bentuk-bentuk lain dari instrumentasi dapat digunakan pada tahap selanjutnya dari penyelidikan, dan manusia adalah menjadi andalan awal dan berkelanjutan. Tapi kepentingan manusia telah digunakan secara luas dalam tahap awal penyelidikan. Sehingga instrumen dapat dibangun yang didasarkan pada data bahwa instrumen manusia memiliki hasil.

Selanjutnya Nasution (2003: 55) mengemukakan bahwa:

Dalam penelitian kualitatif atau naturalistik tidak ada pilihan lain daripada menjadikan manusia sebagai instrumen penelitian utama. Alasannya ialah bahwa segala sesuatu belum mempunyai bentuk yang pasti. Masalah, fokus penelitian, prosedur penelitian, data yang akan dikumpulkan, hipotesis yang digunakan, bahkan hasil yang , itu semuanya tidak dapat ditentukan secara pasti dan jelas sebelumnya. Segala sesuatu masih perlu dikembangkan sepanjang penelitian itu. Dalam keadaan yang serba tak pasti dan jelas itu tidak ada pilihan lain dan hanya peneliti itu sendiri satu-satunya alat yang dapat menghadapinya

Berdasarkan hal di atas, Sugiyono (2009: 61) menegaskan bahwa:

Dalam penelitian kualitatif instrumen utamanya adalah peneliti itu sendiri, namun selanjutnya setelah fokus penelitian menjadi jelas, maka kemungkinan akan dikembangkan instrumen penelitian sederhana, yang dapat melengkapi data dan membandingkan dengan data yang telah ditemukan melalui observasi dan wawancara. Peneliti akan terjun ke lapangan sendiri, baik pada ground tour question, tahap focused and selection, melakukan pengumpulan data, analisis dan membuat kesimpulan.

(39)

69

Ani Yuliani, 2013

Walaupun yang menjadi instrumen penelitian atau alat penelitian itu adalah peneliti itu sendiri namun peneliti juga harus “divalidasi” seberapa jauh peneliti kualitatif siap melakukan penelitian yang selanjutnya terjun ke lapangan. Menurut Sugiyono (2009: 59) mengenai validasi tersebut adalah “Validasi terhadap peneliti sebagai instrumen meliputi validasi terhadap bidang yang diteliti, kesiapan peneliti untuk memasuki obyek penelitian, baik secara akademik maupun logistiknya”.

Menurut Arikunto (2009: 101) bahwa:

Instrument penelitian yang diartikan sebagai „alat bantu‟ merupakan saran yang dapat diwujudkan dalam benda, misalnya angket (questioner), daftar cocok (checklist) atau pedoman wawancara (interview guide atau interview schedule), lembar pengamatan atau panduan pengamatan (observation sheet atau observation schedule)soal tes (yang kadang-kadang hanya disebut „tes‟ saja, inventori (inventory), skala (scala) dan lain sebagainya.

Sesuai dengan uraian di atas, dalam penelitian kualitatif yang menjadi instrumen penelitian memang peneliti sendiri, namun agar fokus masalah menjadi jelas maka didukung oleh observasi dan wawancara. Hasil observasi menggambarkan peritiwa-peristiwa yang terjadi di lapangan yang selanjutnya memerlukan data berupa penjelasan. Penjelasan tersebut diperoleh dengan proses wawancara sehingga akan didapatkan data yang otentik guna memperjelas temuan-temuan yang ada di lapangan.

F. Teknik Pengumpulan Data

(40)

70

Ani Yuliani, 2013

Implementasi Kegiatan Ekstrakulikuler Kesenian Tari Topeng Cirebon Dalam Meningkatkan Rasa Cinta Tanah Air Siswa Sekolah Dasar (Studi Deskriptif Pada Ekstrakulikuler Kesenian Tari Topeng kualitatif untuk mengumpulkan informasi yang, partisipasi dalam pengaturan, observasi langsung, wawancara mendalam, review dokumen).

Hal ini pun sejalan dengan apa yang diungkapkan oleh Nasution (2003: 54) bahwa “Dalam penelitian naturalistik peneliti sendirilah yang menjadi instrumen utama yang terjun ke lapangan serta berusaha sendiri mengumpulkan informasi melalui observasi dan wawancara”

Dari pendapat di atas, maka teknik pengumpulan data dan informasi yang peneliti pergunakan adalah teknik pengumpulan data kualitatif yang meliputi observasi, wawancara, studi dokumentasi dan studi literatur.

Bermacam-macam teknik pengumpulan data ditunjukkan pada gambar 3.1

dibawah ini:

Gambar 3.1

Macam-macam teknik pengumpulan data

Sumber: Sugiyono (2009: 63) Macam teknik

pengumpulan data

Triangulasi/gabungan Wawancara

(41)

71

Ani Yuliani, 2013

Dari gambar di atas maka dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian kualitatif secara umum terdapat empat macam teknik pengumpulan data yaitu observasi, wawancara, dokumentasi dan gabungan/triangulasi.

Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut 1. Observasi

Menurut Purwanto (Basrowi dan Suwandi, 2008: 93) mengemukakan bahwa “Observasi ialah metode atau cara-cara menganalisis dan mengadakan pencatatan secara sistematis mengenai tingkah laku dengan melihat dan mengamati individu atau kelompok secara langsung ”. Metode observasi ini digunakan untuk melihat dan mengamati secara langsung keadaan di lapangan agar peneliti memperoleh gambaran yang lebih luas tentang permasalahan yang diteliti.

Observasi bisa juga diartikan sebagai “Dasar semua ilmu pengetahuan. Para ilmuwan hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi”. (Nasution, 2002: 56). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dengan observasi, peneliti dapat memahami secara langsung beberapa peristiwa yang terjadi di lapangan sehingga peneliti memiliki kesempatan untuk mendapatkan data secara rinci dan menyeluruh.

Observasi dilakukan secara langsung yaitu peneliti melihat bagaimana kegiatan ektrakurikuler kesenian tari topeng Cirebon dapat menjadi suatu media dalam meningkatkan rasa cinta tanah air siswa SD Negeri 3 Arjawinangun. Namun dalam hal ini peneliti menggunakan observasi pasif (passif participation) (Sugiyono, 2009: 66). Jadi dalam hal ini peneliti datang di tempat kegiatan orang yang diamati, tetapi tidak ikut terlibat dalam kegiatan tersebut.

2. Wawancara

(42)

72

Ani Yuliani, 2013

Implementasi Kegiatan Ekstrakulikuler Kesenian Tari Topeng Cirebon Dalam Meningkatkan Rasa Cinta Tanah Air Siswa Sekolah Dasar (Studi Deskriptif Pada Ekstrakulikuler Kesenian Tari Topeng cara mengadakan dialog, tanya jawab antara peneliti dan responden secara sungguh-sungguh” (Danial, 2007:60).

Susan Stainbeck (Sugiyono, 2009: 72) mengemukakan bahwa “ interviewing provide the researcher a means to gain a deeper understanding of

how the participant interpret a situation or phenomenon than can be gained

through observation alone. (Wawancara memberikan sarana bagi peneliti untuk

mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam tentang bagaimana peserta menafsirkan situasi atau fenomena daripada yang dapat diperoleh melalui pengamatan sendiri). Jadi dengan wawancara, maka peneliti akan mengetahui hal-hal yang lebih mendalam tentang partisipan dalam menginterpretasikan situasi dan fenomena yang terjadi, dimana hal ini tidak bisa ditemukan melaui observasi.

Maka dapat disimpulkan dari pendapat di atas bahwa wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan tanya jawab, dialog, dan diskusi antara peneliti dengan narasumber mengenai beberapa permasalahan yang diangkat dalam penelitian.

Wawancara dalam penelitian ini menggunakan tiga pendekatan wawancara, seperti yang diungkapkan oleh Sugiyono (2009: 73-74), yaitu:

a. Wawancara terstruktur, yaitu dalam melakukan wawancara, pengumpul data telah menyiapkan instrument penelitian berupa pertanyaan. Pertanyaan-pertanyaan tertulis yang alternative jawabannya pun telah disiapkan.

b. Wawancara Semiterstruktur, yaitu jenis wawancara yang termasuk ke dalam in dept interview, dimana dalam pelaksanaannya lebih bebas bila dibandingkan dengan wawancara terstruktur. Tujuan dari wawancara jenis ini adalah untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka, di mana pihak yang diajaka wawancara diminta pendapat dan ide-idenya. Dalam melakukan wawancara, peneliti perlu mendengarkan secara teliti dan mencatat apa yang dikemukakan oleh informan.

(43)

73

Ani Yuliani, 2013

Teknik wawancara dilakukan melalui komunikasi langsung dengan responden dalam hal ini yaitu kepada Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Cirebon, Kepala Sekolah, Pembina ektrakurikuler, Pelatih kesenian tari topeng dan siswa yang ikut dalam ektrakurikuler tari topeng .

3. Studi Dokumentasi

Merujuk pendapat Danial dan Wasriah (2007: 66) bahwa studi dokumentasi adalah pengeumpulan sejumlah dokumen yang diperlukan sebagai bahan data informasi sesuai dengan masalah penelitian”.

Studi dokumentasi yang diambil oleh penulis adalah adalah berupa gambar-gambar kegiatan ekstrakurikuler kesenian tari topeng Cirebon dan data-data dari SDN 3 Arjawinangun berupa profil sekolah.

4. Studi Literatur

Penelitian ini tidak hanya menggali informasi dari hasil wawancara dan studi dokumentasi namun perlu adanya studi literatur untuk memperlengkap hasil penelitian yang menggunakan beberapa literatur, yaitu berupa buku, jurnal, artikel, dan sebagainya yang berkenaan dengan masalah dan tujuan penelitian. Danial dan Wasriah (2007: 80) mengemukakan bahwa “Studi liteatur adalah teknik penelitian yang dilakukan oleh peneliti dengan mengumpulkan sejumlah buku, majalah, leaflet yang berkenaan dengan masalah dan tujuan penelitian”.

Dalam studi literatur ini, yang peneliti lakukan adalah dengan membaca dan mempelajari beberapa buku yang berhubungan dengan penelitian ini.

5. Triangulasi Data

(44)

74

Ani Yuliani, 2013

Implementasi Kegiatan Ekstrakulikuler Kesenian Tari Topeng Cirebon Dalam Meningkatkan Rasa Cinta Tanah Air Siswa Sekolah Dasar (Studi Deskriptif Pada Ekstrakulikuler Kesenian Tari Topeng Cirebon yang dilakukan dengan cara menggali dan mengecek dari para sumber data yang kemudian dikombinasikan dengan wawancara dan observasi.

G. Analisis Data

Nasution (2002: 142) menjelaskan bahwa “Analisis data adalah proses penyusunan, mengkategorikan data, mencari pola atau tema, dengan maksud untuk memahami maknanya”. Sedangkan analisis data kualiatif menurut Bogdan & Biklen (Moleong, 2007: 248) adalah:

Upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensistesikannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceriterakan kepada orang lain.

Di pihak lain, mengutip pendapat Seiddel mengenai proses berjalannya analisis data kualitatif (Moleong, 2007: 248) sebagai berikut:

1. Mencatat yang menghasilkan catatan lapangan, dengan hal itu diberi kode agar sumber datanya tetap dapat ditelusuri

2. Mengumpulkan, memilah-milah, mengklasifikasikan, mensintesiskan, membuat ikhtisar, dan membuat indeksnya.

3. Berpikir, dengan jalan membuat agar kategori data itu mempunyai makna, mencari dan menemukan pola dan hubungan-hubungan, dan membuat temuan-temuan umum.

Dalam analisis data kualitatif yang peneliti gunakan selama proses penelitian menggunakan model Miles and Hubeerman (Sugiyono, 2009: 91) yang terdiri dari tiga aktivitas, yaitu reduksi data, penyajian atau display data dan pengambilan kesimpulan atau verifikasi. Ketiga aktivitas tersebut penelti terapakan dan penjabarannya sebagai berikut:

1. Reduksi data

(45)

75

Ani Yuliani, 2013

mengenai reduksi data bahwa “Data yang diperoleh dalam lapangan ditulis/diketik dalam bentuk uraian atau laporan terperinci”. Menurutnya laporan-laporan tersebut perlu direduksi, dirangkum, dipilih hal-hal yang pokok, difokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema atau polanya.

Reduksi data pada penelitian ini bertujuan untuk mempemudah pemahaman peneliti terhadap data yang telah tekumpul dari hasil penelitian. Dalam hal ini, peneliti akan mengumpulkan informasi dan data dari narasumber dan dari informasi lain mengenai nilai budaya kesenian tari topeng dalam meningkatkan rasa cinta tanah air pada siswa sekolah dasar untuk dapat mengkaji penelitian secara detail.

2. Penyajian atau Display Data

Setelah direduksi maka langkah selanjutnya adalah Display data (penyajian data). Penyajian data adalah “Sekumpulan Informasi tersusun yang member kemungkinan untuk menarik kesimpulan dan pengambilan tindakan. Bentuk penyajiannya antara lain berupa teks naratif, matriks, grafik, jaringan, dan bagan. Tujuannya adalah untuk memudahkan membaca dan menarik kesimpulan” (Basrowi dan Suwandi, 2008: 209)

Maka dapat penulis simpulkan bahwa penyajian atau display Data adalah sekumpulan informasi yang akan memberikan gambaran penelitian secara menyeluruh. Dengan kata lain menyajikan data secara terperinci dan menyeluruh dengan mencari pola hubunganya. Penyajian data ini diawali dari hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan kepala sekolah, pelatih ektrakurikuler kesenian tari topeng dan sebagian siswa sekolah dasar yang mengikuti ektrakulikuler kesenian tari topeng yang menjadi objek penelitian ini.

(46)

76

Ani Yuliani, 2013

Implementasi Kegiatan Ekstrakulikuler Kesenian Tari Topeng Cirebon Dalam Meningkatkan Rasa Cinta Tanah Air Siswa Sekolah Dasar (Studi Deskriptif Pada Ekstrakulikuler Kesenian Tari Topeng penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif). Adapun penyajian atau display data pada penelitian ini dipergunakan untuk menyusun informasi mengenai implementasi kegiatan ekstrakurikuler kesenian tari topeng dalam meningkatkan rasa cinta tanah air pada siswa sekolah dasar di SD Negeri 3 Arjawinangun.

3. Pengambilan Kesimpulan atau Verifikasi

Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles and Huberman adalah penarikan kesimpulan atau verifikasi. Menurut pendapat Nasution (2002: 130) bahwa “Kesimpulan senantiasa harus diverifikasi selama penelitian berlangsung”. Kesimpulan dilakukan untuk mencari arti, makna, penjelasan terhadap data yang telah dianalisis dengan mencari hal-hal penting.

Dalam hal ini merujuk pendapat Sugiyono (2009: 99) yang menyatakan bahwa: Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila ditenukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.

Kesimpulan atau verifikasi dalam penelitian ini merupakan hasil dari penelitian yang telah dilaksanakan dalam bentuk pernyataan singkat dan mudah dipahami sehingga dapat menyimpulkan apa yang terjadi mengenai implementasi kegiatan ekstrakurikuler kesenian tari topeng Cirebon dalam meningkatkan rasa cinta tanah air pada siswa SD Negeri 3 Arjawinangun.

H. Pengujian Keabsahan Data

(47)

77

Ani Yuliani, 2013

dapat dinyatakan valid apabila tidak ada perbedaan antara yang dilaporkan peneliti dengan apa yang sesungguhnya terjadi pada obyek yang diteliti. “Ini membuktikan bahwa apa yang diamati oleh peneliti sesuai dengan apa yang sesungguhnya ada dalam dunia kenyataan dan sesuai dengan yang sebenarnya ada atau terjadi” (Nasution, 2002: 105) Sedangkan makna realiabilitas dalam penelitian kualitatif adalah bersifat majemuk atau ganda, dinamis/ selalu berubah, sehingga tidak ada yang konsisten dan berulang seperti semula (Sugiyono, 2009: 120).

Uji keabsahan data dalam penelitian kualitatif meliputi uji credibility (validitas internal), transferability (validitas eksternal), dependability ( reliabilitas) dan confirmability (obyektivitas). (Sugiyono, 2009: 121).

1. Uji Kredibilitas

“Uji kredibilitas data atau kepercayaan terhadap data hasil penelitian kualitatif antara lain dilakukan dengan perpanjangan pengamatan, peningkatan ketekunan dalam penelitian, triangulasi, diskusi dengan teman sejawat, analisisis kasus negative, dan member check. (Sugiyono, 2009: 121).

2. Pengujian Transferability

Nilai transfer ini berkenaan dengan pertanyaan, hingga mana hasil penelitian dapat diterapkan atau digunakan dalam situasi lain (Nasution, 2002; Sugiyono, 2009). Dalam hal ini, nilai transfer bergantung pada pemakai, hingga manakah hasil penelitian tersebut dapat digunakan dalam konteks dan situasi sosial lain.

Sugiyono dalam bukunya yang berjudul “Memahami penelitian kualitatif” menjabarkan bahwa supaya orang lain dapat memahami hasil penelitian kualitatif sehingga ada kemungkinan untuk menerapkan hasil penelitiannnya tersebut., maka peneliti dalam membuat laporannya harus memberikan uraian yang rinci, jelas, sistematis, dan dapat dipercaya. Dengan demikian, maka pembaca menjadi jelas atas hasil penelitian tersebut, sehingga dapat memutuskan dapat atau tidaknya untuk mengaplikasikan hasil penelitian tersebut di tempat lain.

(48)

78

Ani Yuliani, 2013

Implementasi Kegiatan Ekstrakulikuler Kesenian Tari Topeng Cirebon Dalam Meningkatkan Rasa Cinta Tanah Air Siswa Sekolah Dasar (Studi Deskriptif Pada Ekstrakulikuler Kesenian Tari Topeng

Dalam istilah konvensional, dependability disebut reliabilitas” (Nasution, 2002; Sugiyono, 2009). Suatu penelitian yang reliabel adalah apabila orang lain dapat mengulangi/mereplikasi proses penelitian tersebut. Dalam penelitian kualitatif, uji dependability dilakukan dengan melakukan audit terhadap keseluruhan proses penelitian (Sugiyono, 2009: 131).

Berkaitan dengan uji reliabilitas atau dependability, maka peneliti dibimbing oleh dua pembimbing yang akan mengaudit keseluruhan aktivitas peneliti dalam melakukan penelitian diantaranya bagaimana peneliti memulai menentukan fokus masalah, memasuki lapangan, menentukan sumber data, analisis data, melakukan uji keabsahan data, dan pada akhirnya membuat kesimpulan yang harus ditunjukkan oleh peneliti.

4. Pengujian Konfirmability

Menurut Sugiyono (2009: 131) bahwa:

Pengujian konfirmability dalam penelitian kualitatif mirip dengan uji dependability, sehingga pengujiannya dapat dilakukan secara bersamaan. Menguji konfimability berarti menguji hasil penelitian, dikaitkan dengan proses yang dilakukan. Bila hasil penelitian merupakan fungsi dari proses penelitian yang dilakukan, maka penelitian tersebut telah memenuhi standar konfirmability.

Gambar

Tabel  2.1 Perbedaan Intrakurikuler, Ko kurikuler dan Ekstrakurikuler ........
Gambar  2.1 Komponen-komponen pembelajaran .........................................
Gambar 3.1 Macam-macam teknik pengumpulan data

Referensi

Dokumen terkait