Nomor Daftar FPIPS : 1999/UN.40.2.2/PL/2014
KAJIAN TENTANG NILAI-NILAI KESENIAN TARI TOPENG DALAM MEMPERKAYA CIVIC CULTURE DI KOTA CIREBON
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan
Oleh : Yunita 1001855
JURUSAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG
Yunita, 2014
Kajian Tentang Nilai-Nilai Kesenian Tari Topeng dalam Memperkaya Civic Culture di Kota Cirebon
KAJIAN TENTANG NILAI-NILAI KESENIAN TARI TOPENG CIREBON DALAM MEMPERKAYA CIVIC CULTURE DI KOTA CIREBON
Oleh Yunita
1001855
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Imu Pegetahuan Sosial
© Yunita 2014
Universitas Pendidikan Indonesia Januari 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Nomor Daftar FPIPS : 1999/UN.40.2.2/PL/2014
YUNITA
KAJIAN TENTANG NILAI-NILAI KESENIAN TARI TOPENG DALAM MEMPERKAYA CIVIC CULTURE DI KOTA CIREBON
(Studi Deskriptif di Sanggar Seni Sekar Pandan Kota Cirebon)
SKRIPSI
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:
Pembimbing I
Prof. Dr. Suwarma Al Muchtar, S.H.,M.Pd NIP. 19530211 197803 1 002
Pembimbing II
Susan Fitriasari, S.Pd.,M.Pd NIP. 198207302009122 2 004
Mengetahui,
Ketua Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan
Yunita, 2014
Kajian Tentang Nilai-Nilai Kesenian Tari Topeng dalam Memperkaya Civic Culture di Kota Cirebon
Skripsi ini telah diuji pada :
Hari/tanggal : Kamis, 30 Januari 2014
Tempat : Gedung FPIPS
Panitia Ujian :
1. Ketua :
Prof. Dr. H. Karim Suryadi, M.Si NIP. 19700814 199402 1 001
2. Sekretaris :
Prof. Dr. H. Sapriya, M.Ed NIP. 19630820 198803 1 001
3. Penguji :
3.1
Prof. Dr. Endang Sumantri, M.Ed NIP. 19410715 196703 1 001 3.2
Prof. Dr. Aim Abdulkarim, M.Pd NIP. 19590714 198601 1 001 3.3
ABSTRAK
Yunita (1001855) : Kajian Tentang Nilai-Nilai Kesenian Tari Topeng dalam Memperkaya Civic Culture di Kota Cirebon (Studi Deskriptif di Sanggar Seni Sekar Pandan Kota Cirebon)
Dewasa ini banyak kalangan yang merasa khawatir akan kesenian tradisional kita karena semakin banyaknya pengembangan pariwisata yang kurang memperhatikan budaya nasional yang dimiliki Indonesia. Hal ini tentu saja akan sangat berpengaruh terhadap keberlangsungan pelestarian kesenian daerah yang merupakan kekayaan budaya bangsa Indonesia. Masalah-masalah tersebut antara lain berupa banyaknya kebudayaan asing yang masuk ke Indonesia akibat dampak globalisasai, serta kurangnya kesadaran akan rasa nasionalisme dan patriotisme dikalangan masyarakat yang mengakibatkan terjadinya pengikisan kehidupan beragama serta berkurangnya nilai-nilai yang terkandung dalam kesenian maupun upacara-upacara adat dan keagamaan di Indonesia. Nilai-nilai budaya bangsa seperti halnya nilai-nilai yang terkandung dalam kesenian-kesenian yang ada di Indonesia merupakan cerminan kepribadian bangsa Indonesia pada masa lalu, dan sudah sewajarnya kita sebagai penerus bangsa seharusnya mampu mempertahankan nilai-nilai tersebut yang merupakan salah satu warisan budaya bangsa yang sangat berharga, karena dapat dijadikan sebagai identitas bangsa Indonesia ditengah-tengah era globalisasi saat ini. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan pendekatan kualitatif dan menggunakan metode deskriptif. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara, studi dokumentasi dan menggunakan catatan lapangan. Pengolahan dan analisis data dilakukan dengan mereduksi data, display data dan penarikan kesimpulan. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa nilai-nilai kesenian tari topeng dalam memperkaya civic culture di Kota Cirebon yaitu: (a) Nilai keagamaan, terlihat dari simbolisasi/makna tiap karakter yang dimainkan dan fungsi dari kesenian tari Topeng itu sendiri yang dijadikan sebagai media dakwah dalam penyebaran agam Islam di kota Cirebon; (b) Nilai estetik atau nilai keindahan, dapat dilihat dari setiap gerakan yang ditampilkan dan dinamika gerak serta musiknya yang merupakan proses kreativitas agar penari dapat merasakan pengalaman estetik dengan melakukan gerakan tarian Topeng tersebut; (c) Nilai sosial, dapat terlihat dari adanya interaksi sosial dan perilaku berafiliasi penari, sinden dan para nayaga yang ditandai dengan kerjasama, saling mendukung dan saling terlibat antara satu dan lainnya untuk menampilkan keterpaduan gerakan tari yang indah nan harmonis yang membuat masyarakat lain yang melihatnya menjadi tertarik untuk ikut serta mempelajari dan mendalami kesenian tari Topeng Cirebon. Demikian salah satu cara untuk membentuk kolektivitas sosial dan dapat menguatkan pengimplementasian nilai-nilai kesenian tari Topeng dari tiap individu dalam memperkaya budaya kewarganegaraan (civic culture) masyarakat di sekitarnya; (d) Nilai filsafat, Kesenian tari Topeng pada awalnya digunakan sebagai alat dakwah untuk menyebarkan ajaran agama Islam di tanah Cirebon pada awal perkembangan Islam di Cirebon, sehingga karakter dan gerakan setiap Topeng memiliki nilai filsafat yang menggambarkan kebijaksanaan, kepemimpinan, cinta bahkan angkara murka serta menggambarkan perjalanan hidup manusia sejak lahir hingga dewasa.
Yunita, 2014
Kajian Tentang Nilai-Nilai Kesenian Tari Topeng dalam Memperkaya Civic Culture di Kota Cirebon
ABSTRACT
Yunita (1001855): Study of the values of Topeng traditional dance in enriching Civic Culture at Cirebon city. (Descriptive Study in Sekar Pandan studio, Cirebon)
In this modern era, many circles of society feel worried of traditional art because of tourismdevelopmental which does not consider the national cultures of Indonesia. This is certainly influenced on existence of local art preservation of Indonesia. The problems such as many foreign cultures come into Indonesia as the impact of globalization, and the lack of awareness of nationalism and patriotism the circles of society which is resulted in the scrapes of religious value and the lack of values which is contained in the art and traditional ceremonials of Indonesia. The values of nation such as values which is contained in the arts of Indonesia is the reflection of Indonesian’s characters in the past, and as the Indonesian’s generation we should maintain this value which is one of the legacy of precious national cultures, because it is able to use as Indonesian’s identity in globalization era.Approach used in this study is qualitative approach with descriptive method. Collecting data is conducted through observation, interview, documentation study, and field notes. Processing and analyzing data is conducted by reducing the data, displaying the data and taking the conclusion. The results of the study indicate that the values of Topeng traditional dance in enriching civic culture at Cirebon are: (a) Religious value, it can be seen from symbolization/meaning of each character played and the function of the arts of Topeng traditional dance which is made as the missionary media in disseminating Islam in Cirebon; (b) Aesthetics value, it can be seen from the movement which is showed, movement dynamics, and the music which is the creativity process so that the dancers are able to feel the aesthetics experience by doing the movement of Topeng traditional dance; (c) Social value, it can be seen from the social interaction and affiliation behavior of the dancers, pesinden and niyaga that is cooperatingand supporting one with another to show cohesiveness of the precious and harmonious dance movements which can make the audience interested to take part in studying the Topeng traditional dance. That is one of ways to form the social collectivism and can reinforce the implementation of values of Topeng traditional dance from an individual to enrich civic culture of society; (d) Philosophy value, actually Topeng traditional dance is used as missionary media in disseminating Islam in Cirebon, so the characters and the movement of the masks having the philosophy value which describe wisdom, leadership, love and even fury and it also describes the life of human.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...i
UCAPAN TERIMA KASIH ...ii
ABSTRAK ...v
DAFTAR ISI ...vi
DAFTAR GAMBAR ... x
DAFTAR LAMPIRAN ...xi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 6
C. Tujuan Penelitian ... 7
D. Metode Penelitian ... 8
E. Manfaat Penelitian ...12
F. Struktur Organisasi Skripsi ...13
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 9
A. Tinjauan Umum Tentang Nilai ... 9
1. Konsep Nilai ... 9
2. Sumber Nilai ...11
3. Sistem Nilai ...12
4. Macam-Macam Nilai ...13
5. Fungsi Nilai dalam Masyarakat ...15
B. Tinjauan Umum Tentang Kesenian ...16
1. Konsep Kesenian ...16
2. Fungsi Kesenian ...17
3. Seni Sebagai Nilai ...19
4. Konsep Nilai Seni ...19
5. Hubungan Seni dan Masyarakat ...20
Yunita, 2014
Kajian Tentang Nilai-Nilai Kesenian Tari Topeng dalam Memperkaya Civic Culture di Kota Cirebon
1. Pengertian Tari Topeng ...21
2. Sejarah Tari Topeng Cirebon ...23
3. Simbol dan Makna Tari Topeng ...25
4. Komponen Tari Topeng ...28
5. Tari Topeng Sebagai Sistem Budaya ...30
D. Tinjauan Umum Tentang Civic Culture ...31
1. Pengertian Kewarganegaraan (Civic Culture) ...31
2. Ciri-Ciri Budaya Kewarganegaraan (Civic Culture) ...34
3. Unsur Budaya Kewarganegaraan (Civic Culture) ...35
4. Pengembangan Budaya Kewaraganegaraan (Civic Culture) ...37
5. Keterkaitan Antara Culture dan Civic Culture ...38
BAB III METODE PENELITIAN ...40
A. Lokasi dan Subjek Penelitian ...40
1. Lokasi Penelitian ...40
2. Subjek Penelitian ...40
B. Pendekatan dan Metode Penelitian ...41
1. Pendekatan Penelitian ...41
2. Metode Penelitian ...43
C. Definisi Operasional ...45
D. Jenis dan Sumber Data ...47
E. Teknik Pengumpulan Data ...48
1. Observasi ...48
2. Wawancara ...49
3. Studi Dokumentasi ...50
4. Catatan Lapangan ...50
F. Prosedur Penelitian ...51
1. Persiapan Penelitian ...51
2. Perizinan Penelitian ...51
3. Pelaksanaan Penelitian ...52
G. Pengolahan dan Analisis Data ...53
2. Display Data...54
3. Penarikan Kesimpulan ... 54
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ………….…...…...55
A. Gambaran Umum Lokasi dan Subjek Penelitian ... 55
1. Gambaran Umum Sanggar Seni Sekar Pandan Komplek Keraton Kacirebonan ... 55
2. Sejarah Keraton Kacirebonan ... 57
3. Sejarah Kesenian Tari Topeng di Kota Cirebon ... 59
4. Alat Musik dan Pakaian yang Digunakan dalam Kesenian Tari Topeng Cirebon ... 60
5. Gambaran Umum Kegiatan Tari Topeng di Sanggar Seni Sekar Pandan Komplek Keraton Kacirebonan ... 61
B. Deskripsi Hasil Penelitian ... 62
1. Laporan Hasil Observasi ... 62
2. Laporan Hasil Wawancara ... 64
a. Nilai-nilai yang Terkandung dalam Kesenian Tari Topeng Cirebon dalam Memperkaya Budaya Kewarganegaraan (Civic Culture) di Kota Cirebon ...74
b. Upaya Pelestarian Nilai-Nilai Tari Topeng Cirebon sebagai Pewarisan Budaya Kewarganegaraan (Civic Culture) di Kota Cirebon ...83
c. Kendala yang Dihadapi dalam Melestarikan Nilai-Nilai Kesenian Tari Topeng Cirebon ...84
d. Solusi yang Dilakukan Pengelola Sanggar Seni yang Diharapkan Dapat Mengatasi Kendala dalam Proses Pelestarian Nilai-Nilai Kesenian Tari Topeng Cirebon ...86
C. Pembahasan Hasil Penelitian ...88
Yunita, 2014
Kajian Tentang Nilai-Nilai Kesenian Tari Topeng dalam Memperkaya Civic Culture di Kota Cirebon
2. Pembahasan mengenai Upaya Pelestarian Nilai-Nilai Tari
Topeng Cirebon sebagai Pewarisan Budaya
Kewarganegaraan (Civic Culture) di Kota Cirebon ... 98
3. Pembahasan mengenai Kendala yang Dihadapi dalam
Melestarikan Nilai-Nilai Kesenian Tari Topeng Cirebon ...100
4. Pembahasan Solusi yang Dilakukan Pengelola Sanggar Seni
yang Diharapkan Dapat Mengatasi Kendala dalam Proses
Pelestarian Nilai-Nilai Kesenian Tari Topeng Cirebon ... 103
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ……….….. 106
A.Kesimpulan
……….………..…………. 106
B.Saran
………..………
109
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Kesenian merupakan hasil dari kebudayaan manusia yang dapat
didokumentasikan atau dilestarikan, dipublikasikan dan dikembangkan
sebagai salah salah satu upaya menuju kemajuan peradaban, dalam
mempertinggi derajat kemanusiaan bangsa dengan mengangkat kebudayaan
daerah. Hal itu dapat meningkatkan penghayatan terhadap nilai-nilai luhur
budaya bangsa. Nilai-nilai yang menjiwai perilaku manusia dan masyarakat
dalam berbagai aspek kehidupan adalah merupakan salah satu program
pemerintah dalam membangun persatuan dan kesatuan bangsa.
Dewasa ini banyak kalangan yang merasa khawatir akan kesenian
tradisional kita karena semakin banyaknya pengembangan pariwisata yang
kurang memperhatikan budaya nasional yang dimiliki Indonesia. Hal ini tentu
saja akan sangat berpengaruh terhadap keberlangsungan pelestarian kesenian
daerah yang merupakan kekayaan budaya bangsa Indonesia.
Masalah-masalah tersebut antara lain berupa banyaknya kebudayaan asing yang masuk
ke Indonesia akibat dampak globalisasai, serta kurangnya kesadaran akan rasa
nasionalisme dan patriotisme dikalangan masyarakat yang mengakibatkan
terjadinya pengikisan kehidupan beragama serta berkurangnya nilai-nilai
yang terkandung dalam kesenian maupun upacara-upacara adat dan
keagamaan di Indonesia. Tingkah laku wisatawan asing yang datang ke
Indonesia sering ditiru oleh penduduk setempat membuat perilaku masyarakat
di daerah menjadi berubah dan seringkali bertentangan dengan kebiasaan
agama dan tradisi atau kebudayaan yang berlaku di daerah tersebut.
Seperti kita ketahui bahwa seni budaya tradisional di Indonesia sangat
beranekaragam, bahkan dalam satu daerah saja kita dapat menjumpai
bermacam-macam seni tradisional, hal itu tentu harus menjadi kebanggaan
2
Yunita, 2014
Kajian Tentang Nilai-Nilai Kesenian Tari Topeng dalam Memperkaya Civic Culture di Kota Cirebon
bangsa ternyata bukan hal yang mudah, karena keberadaan kesenian
tradisional ditentukan oleh dua faktor penting, yaitu seniman (pekerja/pelaku
seni) dan kepedulian masyarakat pendukungnya. Kurangnya ketertarikan
masyarakat serta pembangunan di era globalisasi saat ini juga merupakan
faktor penghambat pelestarian kesenian tradisional.
Dampak pembangunan terhadap kehidupan tradisional tidak hanya
dapat dirasakan di desa-desa saja, tetapi juga dapat kita rasakan di kota.
Sebagai contoh kita lihat kesenian tari topeng yang saat ini sudah mulai
tenggelam karena generasi muda saat ini lebih memilih untuk mengikuti
budaya asing daripada melestarikan seni budaya tradisional bangsanya.
Sanggar-sanggar tari kesenian tradisional di kota Cirebon sudah mulai
terkikis dengan adanya pembangunan pariwisata yang saat ini sudah
diasumsikan sebagai suatu industri.
Dengan melihat penjelasan di atas, sebagai warga negara yang baik
sudah sewajarnya kita harus lebih memperhatikan budaya-budaya bangsa
kita, agar nantinya budaya kita bisa dipertahankan dan lebih berkualitas
dengan lebih menjunjung nilai-nilai budaya daerah tersebut sebagai elemen
budaya kewarganegaraan (cicvic culture).
Sulaeman, M (2012: 74) mengemukakan bahwa:
Kita menyadari bahwa Kepulauan Nusantara terdiri atas aneka warna kebudayaan dan bahasa, sehingga demi integrasi nasional, kita mempunyai rumusan Bhinneka Tunggal Ika yang artinya Bhinna berarti Pecah, Ika berarti itu, dan Tunggal berarti satu, sehingga
Bhinna Ika Tunggal Ika artinya bahwa “terpecah itu satu”.
Lebih lanjut, Koentjaraningrat (Sulaeman, M. 2012) mengatakan
bahwa:
3
Dari rumusan di atas, jelaslah bahwa walaupun banyak sekali
perbedaan budaya, namun bangsa Indonesia tetap satu. Banyaknya perbedaan
budaya di Indonesia merupakan identitas bangsa kita, dalam kebudayaan
Indonesia juga terkandung nilai-nilai yang merupakan pedoman berperilaku
bagi masyarakat Indonesia. Salah satu contohnya dalam budaya seni tari
topeng yang ada di kota Cirebon, dalam tarian tersebut terdapat nilai-nilai
yang dikandungnya, antara lain:
1. Nilai agama
Dalam kesenian tari topeng terdapat nilai agama, karena Tari Topeng
Cirebon memang difungsikan oleh Sultan Cirebon Syekh Syarif Hidayatullah,
atau yang lebih dikenal dengan gelar Sunan Gunung Jati sebagai alat dakwah
untuk menyebarkan ajaran agama Islam di tanah Cirebon pada awal
perkembangan Islam di Cirebon. Menurut para ahli sejarah lokal dari
Cirebon, masuknya Islam di Cirebon pada abad 15 yaitu pada tahun 1470.
Masuknya agama Islam di Cirebon disebarkan oleh Sunan Gunung Jati atau
Syarif Hidayatullah. Penyebaran agama Islam itu dimulai ketika Syarif
Hidayatullah berusia 27 tahun yaitu dengan menjadi mubaligh di Cirebon.
2. Nilai estetik atau keindahan
Kesenian biasanya tidak terlepas dari nilai estetik atau keindahan yang
terkandung di dalamnya, termasuk dalam kesenian tari topeng, hal ini dapat
dilihat dari setiap gerakan yang ditampilkan dan dinamika gerak disertai
musiknya yang merupakan proses kreativitas dalam menari. Terdapat lima
jenis tarian dalam tari topeng, yaitu:
a. Tari topeng panji
b. Tari topeng Pamindo atau Samba
c. Tari topeng Rumyang
d. Tari topeng Tumenggung
e. Tari topeng Klana
Setiap karakter topeng memiliki makna yang berbeda sesuai dengan
alur cerita dan unsur visual yang melekat pada topeng tersebut. Pada tari
4
Yunita, 2014
Kajian Tentang Nilai-Nilai Kesenian Tari Topeng dalam Memperkaya Civic Culture di Kota Cirebon
berkarakter halus, Pamindo berkarakter lincah, Rumyang berkarakter lincah,
lembut dan tegas, Tumenggung berkarakter gagah, Klana berkarakter gagah
dan angkara murka. Dari beberapa karakter topeng merupakan permaknaan
dari sifat-sifat manusia yang digambarkan melalui tari topeng Cirebon.
3. Nilai sosial
Adanya nilai sosial yang terkandung dalam kesenian tari topeng ini
terlihat dari adanya interaksi sosial dan perilaku para penari yang saling
bekerjasama ,dan saling mendukung antara penari satu dan penari lainnya
untuk memadukan gerakan tarian yang indah dan harmonis, sehingga
diharapkan dapat menarik minat masyarakat untuk mempelajari kesenian tari
topeng dan dapat mengamalkan nilai-nilai yang terkandungnya di kehidupan
sehari-hari demi mempertahankan civic culture pada masyarakat kota
Cirebon.
4. Nilai filsafat
Kesenian tari topeng pada awalnya digunakan sebagai alat dakwah
untuk menyebarkan ajaran agama Islam di tanah Cirebon pada awal
perkembangan Islam di Cirebon, sehingga karakter dan gerakan setiap topeng
memiliki nilai filsafat yang menggambarkan kebijaksanaan, kepemimpinan,
cinta bahkan angkara murka serta menggambarkan perjalanan hidup manusia
sejak lahir hingga dewasa.
Tari topeng adalah salah satu bagian dari upacara adat yang
didalamnya merupakan penceritaan kembali perjuangan dari para leluhur
yaitu para pahlawan-pahlawan yang telah membawa kita pada peradaban saat
ini. Dengan adanya tari topeng yang menceritakan kembali cerita-cerita kuno
leluhur, diharapkan dapat menumbuhkan rasa cinta tanah air dan patriotisme
dalam masyarakat Indonesia.
Sulaeman, M (2012: 78) mengemukakan bahwa:
5
dan proses kultur akan dihasilkan etos kebudayaan. Etos kebudayaan ini merupakan sistem atau unit yang terdiri dari berbagai komponen ekonomi, sosial politik, budaya dan lainnya, sehingga perlu menghubungkan komponen-komponen tersebut dalam watak atau etos kebudayaan dari kebudayaan nasional.
Pancasila dengan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya, yang
meliputi eksistensi warga negara Indonesia, dapat berfungsi sebagai etos
kebudayaan nasional. Pancasila sebagai etos kebudayaan Indonesia harus
direalisasikan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam hal ini, Pancasila
berfungsi sebagai kebudayaan normatif yang akan menjelma berupa
personalisasi. Personalisasi tersebut merupakan kebudayaan nasional yang
meliputi konsep kepribadian nasional dan identitas nasional bangsa
Indonesia. Oleh karena itu, nilai-nilai budaya bangsa seperti halnya nilai-nilai
yang terkandung dalam kesenian-kesenian yang ada di Indonesia merupakan
cerminan kepribadian bangsa Indonesia pada masa lalu, dan sudah
sewajarnya kita sebagai penerus bangsa seharusnya mampu mempertahankan
nilai-nilai tersebut yang merupakan salah satu warisan budaya bangsa yang
sangat berharga, karena dapat dijadikan sebagai identitas bangsa Indonesia
ditengah-tengah era globalisasi dewasa ini.
Salah satu cerminan kepribadian bangsa Indonesia dapat dilihat dari
nilai-nilai yang terkandung dalam kesenian tari topeng yang merupakan salah
satu kesenian daerah dimana nilai-nilai dan pesan moralnya dapat
diasumsikan sebagai salah satu bentuk budaya kewarganegaraan (civic
culture) bangsa Indonesia.
Berdasarkan pertimbangan di atas, maka mendorong peneliti untuk
mengkaji lebih dalam tentang Nilai-Nilai Kesenian Tari Topeng dalam
Memperkaya Civic Culture di Kota Cirebon.
B. Rumusan Masalah
Secara umum masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini dapat
dirumuskan sebagai berikut: Nilai-nilai apa saja yang terkandung dalam
6
Yunita, 2014
Kajian Tentang Nilai-Nilai Kesenian Tari Topeng dalam Memperkaya Civic Culture di Kota Cirebon
Sedangkan batasan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Nilai-nilai apa saja yang terkandung dalam kesenian tari topeng
untuk memperkaya civic culture di kota Cirebon?
2. Bagaimana upaya pelestarian nilai-nilai kesenian tari topeng sebagai
pewarisan civic culture di kota Cirebon?
3. Kendala apa saja yang dihadapi dalam melestarikan kesenian tari
topeng Cirebon?
4. Solusi apa saja yang dilakukan pengelola sanggar seni yang
diharapkan dapat mengatasi kendala dalam proses pelestarian
nilai-nilai kesenian tari topeng Cirebon?
C. Tujuan Penelitian
Secara umum tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah
untuk mengkaji nilai-nilai dalam kesenian tari topeng yang dapat
memperkaya civic culture di kota Cirebon. Secara khusus tujuan yang ingin
dicapai melalui penelitian ini adalah untuk menggali, mengkaji, serta
mengorganisasikan informasi dan argumentasi tentang:
1. Nilai-nilai yang terkandung dalam kesenian tari topeng untuk
memperkaya civic culture di kota Cirebon
2. Upaya pelestarian nilai-nilai kesenian tari topeng sebagai pewarisan
civic culture di kota Cirebon
3. Kendala yang dihadapi dalam melestarikan kesenian tari topeng
Cirebon
4. Solusi yang dilakukan pengelola sanggar seni yang diharapkan dapat
mengatasi kendala dalam proses pelestarian nilai-nilai kesenian tari
topeng Cirebon
D.Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat baik secara
keilmuan (teoritis) maupun secara empirik (praktis). Secara keilmuan,
7
kesenian tari topeng yang dapat memperkaya civic culture masyarakat kota
Cirebon. Selain itu, hasil penelitian diharapkan memberikan kontribusi
keilmuan terhadap kekayaan civic culture melalui nilai-nilai yang terkandung
dalam kesenian tari topeng.
Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat
dalam meningkatkan kesadaran masyarakat akan adanya nilai-nilai yang
terkandung dalam kesenian tari topeng yang dapat memperkaya ragam civic
culture pada masyarakat kota Cirebon. Selain itu, penelitian ini diharapkan
dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak sebagai berikut:
1. Untuk penulis, dapat memperoleh gambaran yang jelas mengenai
nilai-nilai yang terkandung dalam kesenian tari topeng
2. Untuk pengrajin topeng, sebagai bahan dalam mempertahankan
kesenian tradisional sebagai acuan dalam mengembangkan nilai-nilai
atau pesan moral yang terkandung dalam kesenian tari topeng.
3. Untuk mahasiswa jurusan Pendidikan Kewarganegaraan, sebagai
informasi tentang nilai-nilai dan pesan moral yang terkandung dalam
kesenian tari topeng sebagai salah satu bentuk budaya kewarganegaraan
(civic culture) bangsa Indonesia.
4. Untuk pembaca, diharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi
kepada pembaca dan diharapkan pembaca ikut berpartisipasi membantu
untuk menginventarisasikan potensi budaya yang ada di wilayahnya
agar lebih diperhatikan dalam upaya menjaga dan mempertahankan
budaya nasional bangsa Indonesia.
5. Untuk masyarakat Cirebon, penelitian ini diharapkan dapat memberikan
wawasan dan pengetahuan yang lebih luas mengenai nilai-nilai
kesenian tari topeng yang merupakan salah satu warisan budaya yang
harus dilestarikan, sehingga masyarakat Cirebon lebih tertarik lagi
untuk mempelajari, mendalami dan melestarikan kesenian daerahnya.
6. Untuk pengelola sanggar tari, diharapkan penelitian ini dapat dijadikan
8
Yunita, 2014
Kajian Tentang Nilai-Nilai Kesenian Tari Topeng dalam Memperkaya Civic Culture di Kota Cirebon
dalam kesenian tari topeng, sehingga pengelola sanggar tidak hanya
mengajarkan keindahan gerakan tarian topeng saja, tetapi juga
mengajarkan tentang nilai-nilai dan sejarah tari topeng tersebut agar
dapat memberi pengetahuan lebih tentang kesenian tari topeng.
E.Struktur Organisasi Skripsi
Sistematika penulisan didalam penyusunan skripsi ini meliputi lima
bab, yaitu:
BAB I : Pendahuluan. Dalam bab ini diuraikan mengenai latar belakang
masalah, Identifikasi masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, definisi
operasional, asumsi, tinjauan teoritis, metodologi penelitian, sistematika
penulisan, dan agenda kegiatan.
BAB II : Kajian Teori. Pada bab ini diuraikan dokumen-dokumen atau
data-data yang berkaitan dengan fokus penelitian serta teori-teori yang mendukung
penelitian penulis.
BAB III : Metode Penelitian. Pada bab ini penulis menjelaskan metodologi
penelitian, teknik pengumpulan data, serta tahapan penelitian yang
digunakan dalam penelitian mengenai nilai-nilai kesenian tari topeng dalam
memperkaya civic culture di kota Cirebon.
BAB IV : Hasil Penelitian dan Pembahasan. Dalam bab ini penulis
menganalisis hasil temuan data tentang nilai-nilai yang terkandung dalam
kesenian tari topeng untuk memperkaya civic culture di kota Cirebon.
BAB V : Kesimpulan dan Rekomendasi. Dalam bab ini penulis berusaha
mencoba memberikan kesimpulan dan saran sebagai penutup dari hasil
penelitian dan permasalahan yang telah diidentifikasi dan dikaji dalam
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Subjek Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Lokasi yang menjadi tempat penelitian berada di Sanggar Seni Sekar
Pandan yang merupakan sanggar kesenian tradisional Cirebon. Sanggar Seni
Sekar Pandan terletak di dalam Komplek Keraton Kacirebonan. Bangunan
Keraton Kacirebonan berada di Jl. Pulosaren No. 48 ini, mempunyai ukuran
relatif lebih kecil jika dibandingkan dengan Keraton Kasepuhan dan Keraton
Kanoman mungkin lebih pantas disebut dengan Puri Kacirebonan. Secara
administratif Puri Kacirebonan berada di Kampung Pulosaren, Kelurahan
Pulosaren, Kecamatan Pekalipan. Lokasi keraton yang berada pada pedataran
rendah di tengah pemukiman penduduk ini berada pada koordinat 06º 43'
488" Lintang Selatan dan 108º 33' 921" Bujur Timur. . Lokasi penelitian
tersebut dipilih karena di Sanggar ini terdapat pelatihan seni tari topeng yang
sangat menarik dan lebih terkenal jika dibandingkan dengan sanggar-sanggar
yang ada di daerah lainnya, karena letaknya yang berada di dalam komplek
keraton.
2. Subjek Penelitian
Data yang diperoleh adalah informasi dalam bentuk lisan yang
diperoleh peneliti secara langsung dari sumber data yaitu dengan melalui
observasi dan wawancara langsung pada sumber data tersebut. Sumber data
yang dimaksud disini adalah tokoh agama serta pengelola dan penari di
sanggar itu sendiri yang mendalami tari topeng Cirebon.
Sesuai dengan data yang dikumpulkan dalam penelitian ini, maka
yang dijadikan subjek atau sumber data dalam penelitian ini diantaranya
41
Yunita, 2014
Kajian Tentang Nilai-Nilai Kesenian Tari Topeng dalam Memperkaya Civic Culture di Kota Cirebon
a. Budayawan Cirebon, yaitu sebagai orang yang dianggap lebih
mengetahui dan memahami secara mendalam mengenai kesenian
tarian topeng Cirebon.
b. Pengelola sanggar, yaitu orang yang mengelola sanggar seni sekar
pandan dimana di dalamnya terdapat kesenian tari topeng Cirebon.
c. Penari topeng, yaitu orang-orang yang melakukan latihan atau
melakukan kegiatan pagelaran seni tari topeng
d. Mayarakat kota Cirebon, yaitu orang-orang yang tinggal di sekitar
sanggar. Peneliti melakukan wawancara dengan masyarakat sekitar
sanggar untuk mengetahui seberapa besar pengaruh nilai dalam
kesenian tari topeng dalam mempengaruhi karakteristik dan pola
tingkah laku masyarakat kota Cirebon.
B. Pendekatan dan Metode Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan
pendekatan kualitatif. Menurut Bogdan dan Taylor (Moleong, 2000: 3)
penelitian kualitatif adalah “prosedur penelitian yang menghasilkan data
deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku
yang dapat diamati”. Dari pendapat diatas dikembangkan secara lebih luas bahwa Penelitian kualitatif berakar pada latar belakang ilmiah yang
mengandalkan manusia sebagai alat penelitian, mengandalkan analisis data,
dan secara induktif mengarahkan sasaran penelitiannya pada usaha
menemukan teori dari dasar. Selain itu, penelitian kualitatif bersifat
deskriptif, lebih mementingkan proses dari pada hasil, membatasi studi
dengan fokus kajian, memiliki seperangkat kriteria untuk memeriksa
keabsahan data, dan rancangan penelitiannya bersifat sementara serta hasil
penelitiannya disepakati oleh kedua belah pihak antara peneliti dan subjek
penelitian (Moleong, 2012: 27)
Sejalan dengan pemaparan di atas, Sugiyono (2009: 1) menjelaskan
42
Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan pada makna dan generalisasi.
Dari beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa penelitian
kualitatif dapat dikatakan sangat deskriptif yang dijabarkan dengan kata-kata,
dituangkan dalam sebuah laporan dan uraian dan peneliti melakukan sebuah
pengamatan dari suatu fenomena yang alamiah serta penelitian kualitatif
bersifat ilmiah. Penelitian kualitatif disebut juga sebagai penelitian
naturalistik. Berkaitan dengan hal tersebut, menurut Nasution (2003: 18)
disebut naturalistik karena “situasi lapangan penelitian bersifat natural atau wajar, sebagaimana adanya, tanpa dimanipulasi, diatur dengan eksperimen
atau test”.
Nasution pun menjelaskan dalam bukunya yang berjudul “metode penelitian naturalistik kualitatif” bahwa sumber data dalam penelitian
kualitatif adalah situasi yang wajar atau “natural setting”. Peneliti
mengumpulkan data berdasarkan observasi situasi yang wajar, sebagaimana
adanya, tanpa dipengaruhi dengan sengaja. Peneliti yang memasuki lapangan
berhubungan langsung dengan situasi dan orang yang diselidikinya.
Dalam penelitian ini, penulis merupakan instrument penting yang
berusaha mengungkapkan data secara mendalam dengan dibantu oleh
beberapa teknik pengumpulan data lainnya. Sebagaimana yang dikemukakan
oleh Moleong (2000:132) bahwa:
Bagi penelitian kualitatif, manusia adalah instrumen utama karena ia menjadi segala dari keseluruhan penelitian. Ia sekaligus merupakan perencana, pelaksana, pengumpul data, analisis, penafsir pada akhirnya ia menjadi pelapor penelitiannya.
Pemilihan menggunakan pendekatan kualitatif ini dimaksudkan untuk
dapat mengungkap dan memahami kenyataan-kenyataan yang terjadi di
lapangan secara mendalam. Metode penelitiannya adalah metode penelitian
43
Yunita, 2014
Kajian Tentang Nilai-Nilai Kesenian Tari Topeng dalam Memperkaya Civic Culture di Kota Cirebon
diungkapkan Endang Danial (2009: 62) metode deskriptif adalah metode
yang bertujuan untuk menggambarkan secara sistematik suatu situasi, kondisi
objek bidang kajian pada suatu waktu secara akurat.
Selain itu, penelitian ini lebih banyak menggunakan pendekatan antar
personal, artinya selama proses penelitian penulis akan lebih banyak
mengadakan kontak atau berhubungan dengan orang-orang di lingkungan
lokasi penelitian, dengan demikian diharapkan peneliti dapat lebih leluasa
mencari informasi dan mendapatkan data yang lebih terperinci tentang
berbagai hal yang diperlukan untuk kepentingan penelitian. Selain itu penulis
juga berusaha untuk mendapatkan pandangan dari orang di luar sistem dari
subjek penelitian, atau dari pengamat, untuk menjaga subjektifitas hasil
penelitian.
Peneliti memandang bahwa pendekatan kualitatif sangat tepat
digunakan dalam penelitian ini, alasannya yaitu karena permasalahan yang
dikaji dalam penelitian mengenai nilai-nilai dalam kesenian topeng ini
membutuhkan sejumlah data lapangan yang sifatnya kontekstual dan aktual,
kemudian pendekatan kualitatif menyajikan secara langsung hakikat
hubungan antara peneliti dengan responden, selain itu dalam pendekatan
kualitatif yang menjadi instrumen utama adalah peneliti sendiri, sehingga
pendekatan kualitatif sangat tepat untuk digunakan dalam penelitian ini.
Pendekatan kualitatif memiliki adaptasi yang tinggi, sehingga memungkinkan
peneliti untuk menyesuaikan diri dengan situasi yang berubah-ubah yang
dihadapi dalam melakukan penelitian ini.
2. Metode Penelitian
Metodologi merupakan proses, prinsip, dan prosedur yang kita
gunakan untuk mendekati problem dan mencari jawaban. Artinya metodologi
sebagai cara yang digunakan untuk menemukan dan mengupas suatu hal agar
lebih konkrit dan lebih jelas sehingga memudahkan memecahkan suatu
44
Metode penelitian memberikan pedoman mengenai langkah-langkah
yang harus dilakukan dalam penelitian berkaitan dengan prosedur dan teknik
yang harus dilakukan dalam suatu penelitian. Sugiyono (2006: 1)
mengemukakan bahwa “metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”.
Berdasarkan apa yang dikemukakan di atas, maka metode yang sesuai
dengan penelitian ini adalah metode deskriptif. Nazir (2005: 54)
mengemukakan bahwa:
Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran atau sesuatu pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi akurat mengenai fakta-fakjta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang terjadi.
Dari kutipan di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa pada metode
deskriptif peneliti mencoba untuk mencermati individu, lingkungan atau
sebuah unit secara mendalam yang didasarkan pada perumusan masalah
berdasarkan fenomena, kenyataan dan fakta-fakta yang ada pada saat
sekarang yang lebih dipusatkan pada masalah aktual yang terjadi pada saat
penelitian dilakukan. Dalam penelitian deskriptif ini pun populasi yang akan
diteliti lebih terfokus dan lebih terarah sesuai dengan tujuan yang ingin
dicapai dalam melakukan penelitian.
Relevan dengan permasalahan yang hendak diteliti mengenai
nilai-nilai kesenian tari topeng Cirebon dalam memperkaya civic culture di kota
Cirebon, maka metode deskriptif dianggap relevan untuk digunakan dalam
penelitian ini karena peneliti ingin mengumpulkan data yang menyangkut
individu, lingkungan dan bagaimana faktor-faktor tersebut saling
berhubungan satu sama lain.
Sebagaimana yang telah dikemukakan di atas bahwa dalam penelitian
deskriptif ditujukan untuk mengungkapkan dan memahami
kenyataan-kenyataan yang ada di lapangan sebagaimana adanya serta berupaya untuk
45
Yunita, 2014
Kajian Tentang Nilai-Nilai Kesenian Tari Topeng dalam Memperkaya Civic Culture di Kota Cirebon
sekarang yang akan memberikan gambaran atau deskripsi mengenai hal-hal
yang diteliti.
Merujuk pada pendapat di atas, penulis menganggap bahwa dengan
metode deskriptif dalam penelitian ini yaitu mengenai nilai-nilai yang
terkandung dalam kesenian tari topeng dalam memperkaya budaya
kewarganegaraan (civic culture) dapat menghimpun dan menganalisis data
berkenaan dengan suatu deskripsi berupa nilai-nilai yang terkandung dalam
kesenian tari topeng.
C. Definisi Operasional
Agar tidak menimbulkan penafsiran istilah dalam penelitian ini, maka
peneliti bermaksud membatasi ruang lingkup yang akan dibahas. Penegasan
istilah itu antara lain:
1. Seni Budaya Tradisional
Menurut Yoeti (1985:2) bahwa “seni budaya tradisional adalah seni
budaya yang sejak lama turun-temurun telah hidup dan berkembang pada
suatu daerah tertentu”.
Seni budaya merupakan suatu keahlian dalam mengekspresikan
ide-ide dan pemikiran keindahan, termasuk mewujudkan kemampuan serta
imajinasi pandangan terhadap benda, suasana, atau karya yang mampu
menimbulkan rasa indah sehingga menciptakan peradaban yang lebih maju.
2. Nilai
Pepper (Sulaeman, M. 2012: 50) mengemukakan bahwa “nilai adalah
segala sesuatu tentang yang baik atau yang buruk”. Pendapat lain dari
Kluckhohn (Sulaeman, M. 2012: 50) mengemukakan bahwa:
46
syarat dalam susunan kebutuhan rasa hormat terhadap keinginan yang lain atau kelompok sebagai suatu kehidupan sosial yang besar.
Menurut Jacobus Ranjabar (2006:109) menyatakan bahwa “nilai itu
adalah gabungan semua unsur kebudayaan yang dianggap baik/buruk dalam
suatu masyarakat, karena itu pula masyarakat harus menghayati dan
mengamalkan nilai yang dianggap ideal tersebut”.
3. Tari Topeng
Tari topeng merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari masyarakat
Cirebon, yang mempunyai ciri khas yaitu kehidupan beragama (Islam),
dijadikan media komunikasi untuk dimanfaatkan secara positif, tradisi-tradisi
ritual yang dibakukan. Begitu pula ciri keseniannya berakar dari tradisi, yang
menjadi icon daerah Cirebon. Kesenian topeng Cirebon mempunyai nilai
hiburan yang mengandung pesan-pesan tersembunyi, menyentuh berbagai
aspek kehidupan, meliputi kepemimpinan, kebijakan, kebajikan dan
pesan-pesan moral lainnya.
Shaddly H (1980) mengartikan bahwa:
Kata topeng dalam Ensiklopedi Tari Indonesia berasal dari kata
“tup” yang berarti tutup. Kemudian karena gejala bahasa yang disebut pembentukan kata, maka kata tup ini ditambah dengan kata “eng”
yang kemudian menjadi tupeng. Tupeng sendiri kemudian mengalami
beberapa perubahan sehingga menjadi “topeng’. Kata lain topeng di
Indonesia dalam bahasa sunda adalah kedok yang berdekatan dengan wedak sebagai sesuatu yang diletakkan pada wajah seseorang.
Ciri kesenian tari topeng berakar dari tradisi, yang menjadi icon
daerah Cirebon. Kesenian topeng Cirebon mempunyai nilai hiburan yang
mengandung pesan-pesan tersembunyi, menyentuh berbagai aspek
kehidupan, meliputi kepemimpinan, kebijakan, kebajikan dan pesan-pesan
moral lainnya.
4. Civic Culture
Winataputra dan Budimansyah (2007: 229) Mengungkapkan
47
Yunita, 2014
Kajian Tentang Nilai-Nilai Kesenian Tari Topeng dalam Memperkaya Civic Culture di Kota Cirebon
Civic culture merupakan sebuah budaya yang didalamnya
menopang kewarganegaraan berupa seperangkat ide-ide yang diimplementasikan lewat kebudayaan sebagai perwujudan identitas warga negara. Budaya kewarganegaraan berisikan seperangkat nilai-nilai luhur dari implementasi warga negara, nilai-nilai-nilai-nilai yang terkandung dalam budaya warga negara harus dilestarikan sebagai pembentuk identitas warga negara yang membedakannya dengan negara lain. Budaya kewarganegaraan harus tetap dipelihara dan dipertahankan sebagai pembentuk identitas negara.
Identitas bangsa harus ada dalam setiap warga negara, karena dengan
identitas bangsa memiliki ciri khas tersendiri yang tidak dimiliki oleh bangsa
lain. Budaya kewarganegaraan (civic culture) inilai yang mampu menopang
warganegaranya untuk bisa memunculkan identitas diri sebagai warga negara
tersebut.
D. Jenis dan Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini terdiri dari orang dan benda. Orang
sebagai informan dalam arti sebagai subjek yang mengemukakan data-data
yang dibutuhkan oleh peneliti, sedangkan benda merupakan sumber data
dalam bentuk dokumen seperti artikel yang mendukung tercapainya tujuan
penelitian.
Data yang digunakan dalam penelitian ini terbagi menjadi dua jenis,
yakni data primer dan data sekunder. Pemilihan data primer berdasarkan pada
kapasitas subjek penelitian yang dinilai dapat memberikan informasi yang
dibutuhkan oleh peneliti secara menyeluruh. Adapun yang menjadi data
primer dalam penelitian ini adalah sejarawan Cirebon, pengelola sanggar
sekar pandan dan masyarakat di sekitar sanggar sekar pandan komplek
Keraton Kacirebonan kota Cirebon.
Untuk memperkuat analisis data, penelitian tentang nilai-nilai dalam
kesenian tari topeng untuk memperkaya civic culture ini harus ditunjang
oleh data sekunder, yakni mencari data mengenai hal-hal atau variabel
berupa catatan, transkrip, buku-buku, surat kabar, majalah, prasasti dan
48
E. Teknik Pengumpulan Data
Data merupakan suatu bahan yang sangat diperlukan yang selanjutnya
akan dianalisis untuk mendapatkan suatu kesimpulan. Menurut Lofland dan
Lofland dalam Moleong (2006: 157) mengemukakan bahwa sumber data
utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata, foto dan statistik. Untuk
memperoleh data tersebut maka diperlukan suatu teknik pengumpulan data
yang relevan, dalam penelitian ini digunakan penjaringan data melalui
observasi, wawancara, dokumentasi, dan catatan lapangan.
Penelitian dengan menggunakan pendekatan kualitatif ini
menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:
1. Observasi
Observasi merupakan kegiatan pengambilan langsung yang dilakukan
peneliti terhadap subyek yang diteliti dengan melihat, mengamati dan ikut
terlibat dalam lingkungan dan kondisi lapangan untuk mengumpulkan dalam
studi sebagai partisipan saja.
Observasi atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara
mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan
yang sedang berlangsung. Observasi yaitu pengamatan yang dilakukan secara
langsung terhadap objek penelitian yang dimaksudkan untuk memperoleh
gambaran yang jelas tentang kehidupan sosial yang wajar dan sebenarnya
yang sukar diperoleh dengan metode-metode lain (Nasution, 2003: 122).
Menurut Nazir (1988: 65) mengungkapkan bahwa:
Metode survey (observasi) adalah penyelidikan yang diadakan untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala-gejala yang ada dan mencari keterangan-keterangan secara faktual, baik tentang institusi sosial, ekonomi, atau politik dari suatu kelompok ataupun suatu daerah.
Hal ini sesuai dengan pendapat Sutrisno Hadi (Sugiyono, 2006: 145)
bahwa “Observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dua diantara yang
49
Yunita, 2014
Kajian Tentang Nilai-Nilai Kesenian Tari Topeng dalam Memperkaya Civic Culture di Kota Cirebon
ini, peneliti melakukan observasi dengan cara mengamati langsung kegiatan
pelatihan, pagelaran dan ujian tari yang dilaksanakan di sanggar seni Sekar
Pandan, komplek Keraton Kacirebonan Kota Cirebon. Metode ini digunakan
untuk memperoleh gambaran mengenai nilai-nilai dalam kesenian topeng
untuk memperkaya civic culture di kota Cirebon.
2. Wawancara
Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data melalui
wawancara. Wawancara atau interview menurut Lexy J. Moleong (2006: 150)
adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh
dua pihak, yaitu pewawancara (interview) yang mengajukan pertanyaan dan
yang diwawancarai yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu. Tujuan
wawancara adalah untuk mendapatkan data-data mengenai nilai-nilai yang
terkandung dalam tari topeng Cirebon. Selain iru, menurut Nasution
(2003:73) tujuan wawancara dilakukan untuk mengetahui apa yang
terkandung dalam pikiran dan hati orang lain.
Wawancara yang dilakukan oleh peneliti bertujuan untuk mengetahui:
a. Nilai-nilai yang terkandung dalam kesenian tari topeng
b. Upaya pelestarian nilai-nilai kesenian tari topeng sebagai pewarisan
civic culture di kota Cirebon
c. Kendala yang dihadapi dalam melestarikan kesenian tari topeng
Cirebon
d. Solusi yang dilakukan pengelola sanggar seni yang diharapkan dapat
mengatasi kendala dalam proses pelestarian nilai-nilai kesenian tari
topeng Cirebon?
Subjek yang diwawancarai oleh peneliti adalah budayawan Cirebon,
pengelola sanggar sekar pandan dan masyarakat di sekitar sanggar sekar
pandan komplek Keraton Kacirebonan kota Cirebon.
Pada penelitian kualitatif, wawancara mendalam dapat dilakukan
dengan dua cara. Pertama, wawancara sebagai strategi dalam mengumpulkan
50
wawancara. Kedua, wawancara sebagai penunjang teknik lain dalam
mengumpulkan data, seperti analisis dokumen dan studi literatur.
Berdasarkan hal ini, peneliti harus mempersiapkan
pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan, disesuaikan dengan keadaan dari responden.
Dalam hal ini, pewawancara harus penuh perhatian terhadap apa yang
diungkapkan, berusaha bertanya secara rinci kepada responden, menghindari
pertanyaan yang kemungkinan hanya dijawab “ya” atau “tidak”, dan berusaha
menghubungkan keseluruhan hasil wawancara melalui persiapan pertanyaan
penelitian yang direncanakan ini diharapkan dalam merespon pertanyaan
responden lebih bebas dan terbuka, sehingga pertanyaan/proses tanya jawab
mengalir seperti pada percakapan sehari-hari.
3. Studi Dokumentasi
Penelitian dengan menggunakan pendekatan kualitatif membutuhkan
jenis data primer dan sekunder. Dalam hal ini studi dokumentasi termasuk ke
dalam jenis data sekunder, yakni berupa dokumen-dokumen yang dibutuhkan
untuk menunjang data penelitian. Seperti yang dijelaskan oleh Moleong
(2000:161), ”…dokumen sebagai sumber data dapat dimanfaatkan untuk
menguji, menafsirkan bahkan untuk meramalkan”.
Menurut Endang Danial (2009: 79) studi dokumentasi adalah:
Mengumpulkan sejumlah dokumen yang diperlukan sebagai bahan data informasi sesuai dengan masalah penelitian, seperti peta, data statistik, jumlah dan nama pegawai, data siswa, data penuduk; grafik, gambar, surat-surat, foto, akte, dsb.
Studi dokumentasi digunakan untuk melengkapi data dari teknik
pengumpulan data yang lain. Dokumen dalam penelitian disini dapat berupa
foto-foto, peta, gambar dan surat berharga yang diambil pada saat
berlangsungnya kegiatan melakukan tarian (pagelaran tari topeng) dan situasi
yang ada di lokasi penelitian itu sendiri.
4. Catatan Lapangan (Field Note)
Catatan lapangan dikemukakan menurut Bogdan dan Biklen (Lexy J.
51
Yunita, 2014
Kajian Tentang Nilai-Nilai Kesenian Tari Topeng dalam Memperkaya Civic Culture di Kota Cirebon
dilihat, dialami, dan dipikirkan dalam rangka pengumpulan data dan refleksi
terhadap data dalam penelitian kualitatif.
Maksud dari pernyataan di atas bahwa dalam melakukan penelitian,
peneliti membuat catatan kecil berupa kata kunci dan pokok-pokok dari
pembicaraan dan pengamatan yang didengar atau dilihat pada saat
melakukan penelitian. Catatan ini dapat digunakan sebagai data yang
nantinya digunakan untuk merumuskan hasil temuan peneliti di lapangan.
F. Prosedur Penelitian
1. Tahap Persiapan Penelitian
Tahap persiapan penelitian yang dilakukan adalah:
a.Melakukan studi pendahuluan untuk mendapatkan gambaran awal
mengenai subjek yang akan diteliti
b.Memilih dan merumuskan masalah penelitian
c.Menentukan judul dan lokasi penelitian
d.Menyusun proposal penelitian
Tahapan ini disebut juga tahap pra lapangan. Pada tahap ini, setelah
peneliti mencoba mengajukan proposal kemudian untuk melihat
keabsahannya, selanjutnya proposal tersebut diseminarkan dihadapan tim
dosen untuk mendapatkan masukan, koreksi dan sekaligus perbaikan hingga
mendapatkan pengesahan dan persetujuan mengenai masalah yang akan
diteliti, yang selanjutnya direkomendasikan untuk mendapat pembimbing
skripsi.
2. Tahap Perizinan
Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti mengajukan perizinan
terlebih dahulu dari instansi yang terkait. Adapun prosedur perizinan yang
ditempuh adalah sebagai berikut:
a. Mengajukan surat rekomendasi permohonan izin untuk mengadakan
penelitian kepada ketua jurusan Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)
52
b. Mengajukan surat permohonan izin penelitian kepada Rektor UPI
melalui Kepala BAAK, dengan rekomendasi dari Pembantu Dekan
FPIPS UPI Bandung.
c. Setelah mendapat surat izin, peneliti menyampaikan kepada Pengelola
sanggar seni Sekar Pandan komplek Keraton Kacirebonan kota
Cirebon.
d. Ketua Pengelola sanggar seni Sekar Pandan komplek Keraton
Kacirebonan memberikan izin kepada peneliti untuk mengadakan
penelitian.
3. Tahap Pelaksanaan Penelitian
Pelaksanaan penelitian dimaksudkan untuk mengumpulkan data dari
responden. Adapun langkah-langkah yang ditempuh peneliti sebagai berikut :
a. Menghubungi pengelola sanggar seni sekar pandan yang dipilih oleh
penulis berdasarkan tingkat eksistensinya dalam pengembangan tari
topeng untuk membuat janji mengadakan wawancara.
b. Melakukan wawancara dengan responden, kemudian hasil
wawancara tersebut ditulis dan disusun dalam bentuk catatan
lengkap
c. Melakukan studi dokumentasi dan membuat catatan yang diperlukan
dan relevan dengan masalah yang diteliti, salah satunya dengan
meminta berbagai dokumen tertulis yang ada di sanggar.
Pada tahap pelaksanaan penelitian ini, peneliti adalah sebagai
instrumen utama yang mengumpulkan data dengan membuat catatan-catatan
mengenai kejadian-kejadian yang terjadi di lokasi penelitian yang berkaitan
dengan kandungan nilai-nilai dalam tarian topeng Cirebon.
Dalam melakukan penelitian, peneliti terlibat langsung ke lapangan
tanpa mengganggu kegiatan latihan atau pementasan pagelaran seni tari
topeng itu sendiri. Adapun untuk memperoleh data yang lebih akurat, peneliti
melakukan wawancara langsung dengan pengelola sanggar dan para penari
53
Yunita, 2014
Kajian Tentang Nilai-Nilai Kesenian Tari Topeng dalam Memperkaya Civic Culture di Kota Cirebon
kemudian disusun menjadi catatan lengkap setelah didukung oleh
dokumen-dokumen lainnya.
G. Pengolahan dan Analisis Data
Analisis data merupakan kajian penting dalam penyusunan karya
ilmiah karena dalam analisis ini data yang diperoleh dapat memberikan arti
yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah dalam penelitian. Data
yang diperoleh melaui wawancara, studi dokumentasi dan observasi
kemudian selanjutnya diolah dan dianalisis sehingga data tersebut
mempunyai makna dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam masalah
penelitian.
Pengolahan dan analisis data dalam penelitian ini dilakukan melalui
tiga tahapan yang dilakukan yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan
kesimpulan. Analisis data kualitatif merupakan analisa yang berulang dan
terus menerus. Tiga tahapan utama analisis data merupakan proses yang
berkelanjutan dan bersifat interaktif.
Analisis data dilakukan dalam suatu proses, mulai dari awal hingga
berakhirnya penelitian. Menurut Nana Sudjana dan Ibrahim (2004: 126)
mengemukakan bahwa:
Analisis data kualitatif bisa disusun dan langsung ditafsirkan untuk menyusun kesimpulan penelitian. Caranya melalui kategorisasi data kualitatif berdasarkan masalah dan tujuan penelitian, dalam hal ini peneliti tidak perlu melakukan pengolahan melalui perhitungan matematis sebab data telah memiliki makna apa adanya.
Berikut adalah tahapan-tahapan dalam pengolahan dan penganalisisan data:
1. Reduksi Data
Reduksi data merupakan langkah awal dalam melakukan analisis data.
Reduksi data dilakukan untuk mempermudah pemahaman terhadap data yang
telah dikumpulkan penulis dalam penalitian di lapangan. Penulis melakukan
reduksi data dengan cara merangkum data yang diperoleh, memilih dan
memilah data yang telah diperoleh, kemudian mengelompokkan data sesuai
54
ini, reduksi data dilakukan dengan memfokuskan hasil penelitian pada hal-hal
yang dianggap penting oleh penulis.
2. Display Data
Langkah berikutnya setelah data direduksi yaitu display data. Display
data merupakan sekumpulan informasi yang diperoleh melalui wawancara
dan observasi yang disusun secara sistematis serta memberikan gambaran
penelitian secara menyeluruh. Dengan kata lain menyajikan data secara
terperinci dan menyeluruh dari hasil penelitian yang telah dilakukan.
3. Penarikan Kesimpulan
Kesimpulan merupakan kegiatan yang dilakukan dengan tujuan
mencari kejelasan data yang telah dianalisis dengan mencari hal-hal penting
dari data yang telah diperoleh. Kesimpulan ini disusun dalam bentuk
pernyataan mengenai pemaparan tentang nilai-nilai yang terkandung dalam
kesenian tari topeng yang mengacu kepada tujuan penelitian yang telah
dirumuskan sebelumnya.
Dengan demikian, dapat disimpulkan secara umum bahwa proses
pengolahan data dimulai dengan melakukan pencatatan data lapangan,
kemudian ditulis kembali dengan melakukan pengkategorisasian, setelah data
dikategorisasikan dan dirangkum, data direduksi disesuaikan dengan masalah
penelitian.
Demikian prosedur pengolahan dan analisis data yang dilakukan
penulis dalam melakukan penelitian ini. Melalui tahap-tahap tersebut penulis
memperoleh data secara lengkap mengenai nilai-nilai yang terkandung dalam
Yunita, 2014
Kajian Tentang Nilai-Nilai Kesenian Tari Topeng dalam Memperkaya Civic Culture di Kota Cirebon
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Bab lima ini merupakan kesimpulan dari hasil penelitian tentang
nilai-nilai kesenian tari topeng dalam memperkaya budaya kewarganegaraan (civic
culture) di Kota Cirebon. Kesimpulan yang peneliti rumuskan berdasarkan
atas data yang terkumpul dari objek penelitian. Data yang telah diolah dan
dianalisis, kemudian ditafsirkan dalam bentuk tulisan dan bahasa karya
ilmiah. Selain itu, peneliti membuat rekomendasi berdasarkan hasil penelitian
yang disesuaikan dengan kesimpulan sebelumnya, dengan harapan adanya
perbaikan dan perubahan terutama yang berkepentingan dengan karya ilmiah
ini.
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil temuan di lapangan yang telah dianalisis oleh
peneliti dan dikaji dengan berbagai pendapat para ahli yang relevan dapat
ditarik kesimpulan, yaitu:
1. Nilai-nilai yang terdapat dalam kesenian tari Topeng Cirebon yaitu:
a. Nilai keagamaan, terlihat dari simbolisasi/makna tiap karakter yang
dimainkan dan fungsi dari kesenian tari Topeng itu sendiri yang
dijadikan sebagai media dakwah dalam penyebaran agam Islam di
kota Cirebon.
b. Nilai estetik atau nilai keindahan, dapat dilihat dari setiap gerakan
yang ditampilkan dan dinamika gerak serta musiknya yang
merupakan proses kreativitas agar penari dapat merasakan
pengalaman estetik dengan melakukan gerakan tarian Topeng
tersebut.
c. Nilai sosial, dapat terlihat dari adanya interaksi sosial dan perilaku
berafiliasi penari, sinden dan para nayaga yang ditandai dengan
kerjasama, saling mendukung dan saling terlibat antara satu dan
107
harmonis yang membuat masyarakat lain yang melihatnya menjadi
tertarik untuk ikut serta mempelajari dan mendalami kesenian tari
Topeng Cirebon. Demikian salah satu cara untuk membentuk
kolektivitas sosial dan dapat menguatkan pengimplementasian
nilai-nilai kesenian tari Topeng dari tiap individu dalam memperkaya
budaya kewarganegaraan (civic culture) masyarakat di sekitarnya.
d. Nilai filsafat, Kesenian tari Topeng pada awalnya digunakan sebagai
alat dakwah untuk menyebarkan ajaran agama Islam di tanah
Cirebon pada awal perkembangan Islam di Cirebon, sehingga
karakter dan gerakan setiap Topeng memiliki nilai filsafat yang
menggambarkan kebijaksanaan, kepemimpinan, cinta bahkan
angkara murka serta menggambarkan perjalanan hidup manusia
sejak lahir hingga dewasa.
2. Upaya pelestarian nilai-nilai kesenian tari topeng sebagai pewarisan civic
culture di kota Cirebon dapat dilakukan melalui lingkungan keluarga
yang berasal dari keluarga itu sendiri, seperti ibu-ibu yang mendaftarkan
dan mendukung anak-anaknya untuk mengikuti kegiatan tari-tarian
tradisional khususnya tari topeng yang merupakan budaya daerah yang
memang harus dilestarikan, dalam hal ini berarti ibu-ibu ikut berperan
dalam pelestarian budaya daerahnya termasuk pelestarian nilai-nilai yang
terkandung di dalamnya. Proses pelestarian dan pengenalan dilakukan
melalui pembelajaran di sekolah dan diberikan penjelasan tentang
kesenian tari Topeng.
Hal yang pertama kali dilakukan dalam upaya melestarikan nilai-nilai
budaya kesenian tari Topeng Cirebon selain dari lingkungan keluarga
yaitu dengan memperkenalkan seni tari Topeng ke tingkat persekolahan.
Upaya ini dianggap sangat besar pengaruhnya, terbukti dengan
banyaknya anak-anak usia sekolah yang mengikuti kegiatan kesenian
tradisional di sanggar seni Sekar Pandan. Selain dalam lingkungan
108
Yunita, 2014
Kajian Tentang Nilai-Nilai Kesenian Tari Topeng dalam Memperkaya Civic Culture di Kota Cirebon
muda ikut serta berpartisipasi dalam kesenian tari Topeng supaya mampu
mengaplikasikan pengetahuan dan pemahaman yang didapatkan di
keluarga dan sekolah.
3. Kendala yang dihadapi pada saat pelaksanaan proses pelestarian
nilai-nilai dari kesenian tari topeng kepada generasi muda dijadikan sebagai
tantangan bagi seluruh masyarakat dan juga oleh pihak sekolah karena
tari topeng merupakan salah satu warisan budaya daerah yang harus
dilestarikan.
Kendala yang dihadapi dalam upaya melestarikan nilai-nilai kesenian tari
topeng pada masyarakat yaitu, (a) Kurangnya sosialisasi kepada
masyarakat mengenai kesenian tari topeng Cirebon dengan berbagai
nilai-nilai yang dikandungnya; (b) Belum ada penerapan kesenian tari
topeng secara menyeluruh sebagai ekstrakurikuler yang ada di sekolah;
(c) Kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya melestarikan
budaya sebagai kekayaan bangsa dan memahami nilai-nilai budaya yang
dikandungnya sebagai budaya kewarganegaraan yang menjadi salah satu
identitas diri suatu bangsa.
4. Solusi yang dilakukan pengelola sanggar seni yang diharapkan dapat
mengatasi kendala dalam proses pelestarian nilai-nilai kesenian tari
topeng Cirebon yaitu selalu berupaya untuk melakukan inovasi-inovasi
yang dapat menarik minat masyarakat kota Cirebon untuk mempelajari
lebih mendalam mengenai tari topeng beserta nilai-nilai yang terkandung
di dalamnya.
Salah satu inovasi yang dilakukan oleh pihak pengelola sanggar seni
Sekar Pandan dalam mengatasi kendala yang dihadapi dalam proses
pelestarian nilai-nilai kesenian tari topeng Cirebon yaitu dengan
mengadakan pagelaran seni bulanan yang disebut apresiasi budaya.
Apresiasi budaya yang diselenggarakan sanggar seni Sekar Pandan
109
kontemporer, termasuk juga pertunjukan wayang dan tari topeng
Cirebon. Apresiasi budaya ini digelar secara gratis dan terbuka bagi
semua pengunjung khususnya untuk masyarakat Kota Cirebon.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah dirumuskan di atas, peneliti
mengajukan beberapa rekomendasi sebagai masukan dan pertimbangan
kepada berbagai pihak yang terkait, baik dari elemen pendidikan maupun
elemen yang terkait lainnya, yaitu sebagai berikut:
1. Kepada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Cirebon:
Sehubungan dengan masih banyak sekolah yang belum
menerapkan kesenian tari topeng sebagai ekstrakurikuler yang berbasis
kearifan lokal, maka Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Cirebon
hendaknya untuk terus memberikan sosialisasi ke sekolah-sekolah yang
ada di wilayah Kota Cirebon mengenai pemanfaatan kebudayaan lokal
dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler serta mendukung kelangsungan
pelestarian kesenian tari topeng Cirebon melalui pembelajaran di tingkat
persekolahan.
Terkait rendahnya cara pandang dan minat masyarakat terhadap
kesenian tradisional, maka pihak Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
Kota Cirebon harus terus melakukan berbagai upaya dalam
memprkenalkan kebudayaan Cirebon agar tetap terjaga dan lestari
sehingga masyarakat tidak merasa asing dengan kebudayaan yang
dimiliki, misalnya dengan secara berkala mengadakan pagelaran
kesenian tradisional, mengadakan festival-festival atau pesta rakyat yang
bertemakan kebudayaan atau kesenian tradisional, pembuatan
dokumentasi kebudayaan Cirebon, atau dengan mengadakan seminar
kebudayaan, dengan begitu diharapkan masyarakat akan lebih mengenal
110
Yunita, 2014
Kajian Tentang Nilai-Nilai Kesenian Tari Topeng dalam Memperkaya Civic Culture di Kota Cirebon
2. Kepada Pihak Sanggar Seni Sekar Pandan Komplek Keraton Kacirebonan Kota Cirebon:
a. Diperlukan usaha untuk mencapai tujuan pembelajaran seni di
sanggar yaitu untuk menjadikan masyarakat supaya lebih kreatif
dan mendapatkan pengalaman seni secara praktik maupun apresiasi
seni tari yang juga berguna bagi upaya menumbuhkan kepekaan
pola pikir dan rasa cinta terhadap seni. Potensi dan minat
masyarakat yang ingin mempelajari dan memahami kesenian
topeng Cirebon harus terus dibina serta optimal sehingga dapat
meningkatkan prestasi dalam bidang kesenian dan diharapkan suatu
saat nanti dapat membawa kesenian topeng Cirebon ke kancah
dunia Internasional.
b. Diperlukan usaha untuk terus memberikan pengetahuan dan
pemahaman akan pentingnya budaya kewarganegaraan. Salah satu
upaya yang dapat dilakukan yaitu dengan cara memberikan
pengetahuan yang mendalam mengenai budaya kewarganegaraan
supaya masyarakat mengerti betapa pentingnya melestarikan
budaya kewarganegaraan suatu bangsa sebagai identitas/jati diri
bangsanya.
c. Harus adanya usaha secara terus menerus untuk memperkenalkan
budaya kepada masyarakat sejak dini serta memberikan
inovasi-inovasi yang lebih menarik agar dapat meningkatkan minat
masyarakat untuk lebih mempelajari kesenian tari topeng Cirebon.
3. Kepada Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan Universitas Pendidikan Indonesia:
Sehubungan dengan hasil penelitian ini yang berkaitan dengan civic
culture yaitu budaya yang menopang kewarganegaraan atau seperangkat
ide yang dapat diwujudkan secara efektif dalam representasi kebudayaan
untuk tujuan pembentukan identitas kewarganegaraan. Identitas pribadi
111
melalui Civic Education atau Pendidikan Kewarganegaraan dalam
berbagai bentuk dan latar. Dalam hal ini, maka Jurusan PKn harus terus
melakukan upaya untuk mengembangkan civic culture dengan
melakukan kerjasama dengan berbagai pihak untuk mengadakan
seminar-seminar yang mengangkat kembali mengenai civic culture
(budaya kewarganegaraan) sebagai identitas bangsa
4. Kepada Peneliti selanjutnya:
Sehubungan dengan masih sedikitnya penelitian yang mencapai
proses internalisasi nilai seni karena keterbatasan waktu dan proses
internalisasi nilai seni yang diperoleh dari pembelajaran seni itu harus
dilakukan dalam waktu yang lebih lama dan terus menerus serta
memerlukan dukungan dari lingkungan keluarga dan masyarakat yang
juga ikut berperan penting dalam proses internalisasi tersebut. Dengan
pertimbangan tersebut, maka diharapkan akan ada penelitian berikutnya
yang meneliti mengenai proses penanaman nilai-nilai budaya dalam
kesenian hingga dapat mencapai proses internalisasi yang akan
Yunita, 2014
Kajian Tentang Nilai-Nilai Kesenian Tari Topeng dalam Memperkaya Civic Culture di Kota Cirebon
DAFTAR PUSTAKA
SUMBER BUKU:
Arikunto, Suharsimi. (1998). Dasar-Dasar Metodelogi Penelitian. Jakarta: