RIWAYAT HIDUP
Nama : Robi Aryanto
Tempat/Tanggal Lahir : Lhokseumawe, 13 September 1989
Anak : Anak ke-2 dari 2 bersaudara
Alamat : Oesman Singawinata D.1/16 RT 83/11
Purwakarta
Agama : Islam
Pekerjaan : Mahasiswa
RIWAYAT PENDIDIKAN
1997-1999 : SD Pupuk Iskandar Muda Lhokseumawe
1999 : SD Tantina Jatiluhur Purwakarta
1999 - 2000 : SD Pupuk Iskandar Muda Lhokseumawe
2000 - 2002 : SD Negeri Sudirman IV Purwakarta
2002 - 2005 : SMP Negeri 1 Purwakarta
2005 - 2008 : SMA Negeri 16 Bandung
Laporan Pengantar Tugas Akhir
PERANCANGAN MEDIA INFORMASI MENGENAI FILOSOFI SENI TARI TOPENG CIREBON
DK 38315/Tugas Akhir Semester II 2011-2012
Oleh :
Robi Aryanto 51908014
Program Studi Desain Komunikasi Visual
FAKULTAS DESAIN
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG
DAFTAR ISI
ABSTRAK
LEMBAR PENGESAHAN
LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS KARYA TUGAS AKHIR
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... ii
DAFTAR GAMBAR ... v
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR LAMPIRAN ... .viii
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah ... 1
I.2 Identifikasi Masalah ... 3
I.3 Fokus Permasalahan ... 4
I.4 Tujuan Perancangan ... 4
BAB II PERANCANGAN MEDIA INFORMASI MENGENAI FILOSOFI . SENI TARI TOPENG CIREBON II.1 Pengertian Topeng………... 5
II.2 Pengertian Tari………. . 5
II.3 Kesan Magis Pada Tari Topeng Cirebon……… 6
II.3.1 Pengertian Magis ... 7
II.4 Filosofi Tari Topeng Cirebon ... 8 II.5 Aspek Filosofi Tari Topeng Cirebon ... 9 II.6 Tari Topeng Cirebon Sebagai Media Siar Islam ... 1 1 II.6.1 Arti Kata Dilihat Dari Budaya Islam ... 1 6 II.7 Analisa Masalah ... 1 7 II.8 Penyelesaian Masalah ... 1 8 II.9 Target Audiens ... 1 8 BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL
III.1 Strategi Perancangan ... 2 1 III.1.1 Strategi Komunikasi ... 2 1 III.1.2 Tujuan Komunikasi ... 2 2 III.1.3 Strategi Kreatif ... 2 2 III.1.4 Strategi Media ... 2 2 III.1.5 Strategi Distribusi ... 2 4 III.2 Konsep Visual ... 2 6 III.2.1 Format Desain ... 2 6 III.2.2 Tata Letak (Layout) ... 2 6 III.2.3 Tipografi ... 2 7 III.2.4 Warna ... 2 8 BAB IV MEDIA DAN TEKNIS PRODUKSI
IV.1.2 Adobe Photoshop CS3 ... 2 9 IV.2 Media Dan Teknis Produksi ... 2 9 IV.2.1 Poster ... 2 9 IV.2.2 Brosur... 3 0 IV.2.3 Iklan Koran ... 3 1 IV.2.4 Pin ... 3 2 IV.2.5 Gantungan Kunci ... 3 3 IV.2.6 Stiker ... 3 4 IV.2.7 Billboard ... 3 5 IV.2.8 Spanduk ... 3 6 DAFTAR PUSTAKA ... 3 7
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr, Wb.
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya. Sehingga Tugas Akhir ini dapat terselesaikan. Tugas Akhir berisi tentang penelitian berjudul “Perancangan Media Informasi Mengenai Filosofi Seni Tari Topeng Cirebon”, sebagai salah satu persyaratan memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Desain Komunikasi Visual Universitas Komputer Indonesia Bandung.
Selama dalam proses penyusunan Tugas Akhir ini tidak terlepas dari dukungan berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini perkenankan penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Dosen Pembimbing, Dosen Penguji dan rekan-rekan yang selalu memberi petunjuk, dukungan, masukan dan motivasi yang sangat berguna bagi penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan Tugas Akhir ini masih banyak kekurangan. Hal ini disebabkan keterbatasan, kemampuan dan kesempatan yang penulis miliki. Akhir kata penulis berharap semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi siapa saja pada umumnya dan penulis khususnya. Amien.
Wassalamualaikum Wr, Wb.
Bandung
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik Kota Cirebon. (2011). Kota Cirebon Dalam Angka 2010. Cirebon: BPS Kota Cirebon.
Caturwati, Endang, Dr. (2007). Tari di Tatar Sunda. Bandung: Sunan Ambu. Hawkins, Alma M. (1990). Creating Through Dance. Jakarta: Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia.
Kardji, I Wayan. (2000). Ilmu Hitam dari Bali. Denpasar: CV. Bali Media Adhikarsa.
Nawi, Hasan. (1998). Topeng Cirebon Arti dan Makna. Cirebon: Kasepuhan. Rustan, Surianto (2009). LAYOUT, Dasar & Penerapannya. Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama.
Rustan, Surianto (2010). Font & TIPOGRAFI. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Soepandi, Atik, Sukanda, Enip, dan Kubarsah, Ubun. (1994). Ragam Cipta Mengenal Seni Pertunjukkan Jawa Barat. Bandung: CV. Sampurna.
Suanda, Endo. (2005). Topeng. Jakarta: Lembaga Pendidikan Seni Nusantara.
WEBSITE
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang Masalah
Setiap di Indonesia memiliki keunikan kebudayaan masing - masing yang menjadi cirri khas daerah tersebut. Di lihat dari asal katanya, kata “budaya” sudah menggambarkan betapa luasnya cakupan makna yang terkandung didalamnya. Menurut Prof. Koentjaraningrat, seorang Antropolog kenamaan Indonesia, budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta. Budaya dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang berhubungan dengan budi atau akal dan segala sesuatu yang dihasilkan oleh akal dan budi tersebut.Tari Topeng Cirebon merupakan kesenian asli daerah Cirebon, termasuk Indramayu dan Jatibarang. Tari Topeng Cirebon adalah salah satu tarian di tatar Parahyangan. Disebut tari topeng, karena penarinya menggunakan topeng saat menari.
Kamus Besar Bahasa Indonesia menjelaskan bahwa filosofi adalah pengetahuan dan penyelidikan dengan akal budi mengenai hakikat segala yang ada, sebab, asal, dan hukumnya. Dan seni dapat diartikan sebagai keahlian membuat karya yang bermutu (dilihat dari segi kehalusannya, keindahannya, dan sebagainya) yang diciptakan dengan keahlian luar biasa.
Tari adalah ungkapan perasaan manusia yang dituangkan lewat gerakan indah. Dari definisi yang sangat sederhana ini sudah dapat diketahui bahwa tari adalah sebuah cabang seni yang mengandung dua faktor yaitu ruang dan waktu. Sekaligus dapat diketahui pula bahwa hakekat dari tari adalah gerak.
Topeng Cirebon mempunyai peranan penting tidak saja bagi kehidupan tradisional masyarakat Cirebon tetapi juga kehidupan sosial budaya di Jawa Barat. Peran yang dimaksud anatara lain: sebagai sarana penyebar luasan agama Islam, sarana pemujaan leluhur, dan media hiburan serta sumber kreatifitas tari.
Dimanapun pertunjukan tari Topeng Cirebon diselenggarakan, mempunyai urutan penyajian yang umumnya tidak berubah dan dapat menjadi ciri-ciri pokoknya. Urutan penyajian yang dimaksud adalah Topeng Panji, Topeng Pamindo atau Samba, Topeng Rumyang, Topeng Tumenggung, yang dilanjutkan dengan tari Topeng Klana. Karakter tarian topeng berkait erat dengan karakter kedoknya. Misalnya: Topeng Panji berkarakter halus, Topeng Pamindo atau Samba berkarakter lincah, Topeng Rumyang berkarakter lincah namun tidak selincah Topeng Pamindo, Topeng Tumenggung berkarakter gagah, Topeng Klana berkarakter gagah dan kasar.
Topeng Cirebon mempunyai kekuatan spiritual yang khusus. Dulu, anak yang sakit dibawa orang tuanya ke panggung untuk diobati dalang topeng, atau dijampi-jampi atau bahkan dibawa menari. Kadang, bayi yang baru lahir langsung dibawa ke panggung untuk diberkahi, diberi nama, atau diakui sebagai anak oleh dalang topeng atau dalang wayang. Meski dalang tak selalu seorang dukun, banyak dalang adalah juga dukun.
mengakibatkan masyarakkat yang mengetahui tari Topeng Cirebon juga mengalami penurunan.
Permasalahan yang muncul dalam seni Tari Topeng Cirebon yaitu kini banyak masyarakat yang beranggapan bahwa Tari Topeng hanyalah sekedar hiburan. Tidak banyak yang mengetahui tentang pesan dan makna yang terkandung dalam seni Tari Topeng. Masyarakat hanya menyebut tarian Topeng Cirebon adalah tarian hiburan, tanpa mengetahui bahwa tari Topeng Cirebon mengandung pesan-pesan didalamnya, karena unsur-unsur yang terkandung didalamnya mempunyai arti simbolik yang bila diterjemahkan sangat menyentuh berbagai aspek kehidupan, sehingga juga mempunyai nilai pendidikan. Variasinya dapat meliputi aspek kehidupan manusia seperti kepribadian, kebijaksanaan, kepemimpinan, cinta bahkan angkara murka serta menggambarkan perjalanan hidup manusia sejak dilahirkan hingga menginjak dewasa. Masyarakat makin praktis, makin rasional, dan beberapa hanya mengetahui bahwa seni tari Topeng Cirebon sebatas hiburan. Situasi ini secara perlahan membuat nilai, bahkan seni tari Topeng Cirebon sendiri semakin menghilang dari masyarakat.
Oleh karena itu, sosialisasi terhadap masyarakat berupa informasi mengenai seni tari Topeng Cirebon yang bersifat ajakan. Tujuannya untuk melestarikan kesenian yang ada di Jawa Barat ini khususnya tari Topeng Cirebon dan memberikan informasi kepada masyarakat luas bahwa tari Topeng Cirebon memiliki pesan dan makna yang mengandung nilai-nilai pendidikan tentang kehidupan.
I.2 Identifikasi Masalah
Dari latar belakang yang telah dijelaskan diatas maka diuraikan lebih lanjut tentang identifikasi yang didapat yaitu :
I.3 Fokus Permasalahan
Dilihat dari identifikasi masalah yang telah dijabarkan di atas maka fokus permasalahan terletak pada persepsi masyarakat yang terlalu dominan menganggap tari Topeng Cirebon adalah tarian hiburan, yang sebenarnya bukan hanya sekedar hiburan, tetapi memiliki pesan dan makna yang mengandung nilai-nilai pendidikan kehidupan.
I.4 Tujuan Perancangan
Tujuan perancangan yang didapat yaitu untuk mensosialisasikan tentang kesenian tari Topeng Cirebon kepada masyarakat agar lebih mengenal dan mencintai kebudayaan tradisional Indonesia, khususnya yang ada di Jawa Barat ini. Dengan cara merancang sebuah media informasi ke seluruh masyarakat khususnya para remaja mengenai kesenian tari Topeng Cirebon.
Tujuan perancangan tugas akhir ini adalah sebagai berikut :
a. Menjadikan masyarakat khususnya di kalangan pelajar mengerti dan mengetahui apa itu kesenian daerah, khususnya kesenian tari Topeng Cirebon, tentang filosofi yang terkandung dalam tari Topeng Cirebon lewat media yang akan dirancang.
BAB II
MEDIA INFORMASI MENGENAI FILOSOFI SENI TARI TOPENG CIREBON
II.1 Pengertian Topeng
Topeng berasal dari kata asal ping, peng, pong yang berarti merapatkan kepada sesuatu, menekan kepadanya. Dari kata itu juga dikenal kata tepung (bertemu sambung) dan ping (pinggir) damping bersama-sama. Dalam bahasa sunda ada kata napel yang berarti melekat. Kata lain dari bahasa sunda adalah kedok.
Topeng dapat diartikan sebagai tiruan wajah atas bahan dasar yang tipis atau ditipiskan untuk dikenakan pada wajah manusia, sehingga manusia yang mengenakan menjadi berubah perilakunya sesuai dengan karakter wajah tiruannya. Hal itu terjadi didasari anggapan bahwa wajah merupakan wakil dari keseluruhan pribadi. Pandangan lain menyebutkan bahwa “pribadi” yang dilambangkan dengan topeng itu tidak terbatas pada manusia, melainkan tokoh-tokoh gaib, dari yang bercerita kemanusiaan dan bertatarkan kedewataan sampai yang bercerita tentang kebinatangan dan bertataran lebih rendah daripada manusia. (Suanda, 2005: 167)
II.2 Pengertian Tari
Tari mempunyai arti keindahan gerak anggota-anggota badan manusia yang bergerak, berirama dan berjiwa atau dapat diberi arti bahwa tari adalah keindahan bentuk anggota badan manusia yang bergerak, berirama dan berjiwa yang harmonis.
Dengan demikian dapat diakumulasikan bahwa tari adalah gerakan dari seluruh anggota tubuh yang selaras dengan musik, diatur oleh irama yang sesuai dengan maksud dan tujuan tertentu dalam tari. Di sisi lain juga dapat diartikan bahwa tari merupakan desakan perasaan manusia di dalam dirinya untuk mencari ungkapan beberapa gerak ritmis.
Tarian adalah bagian dari kebudayaan, menghasilkan berbagai jenis dan bentuknya. Di dataran Priangan atau Sunda tari di bagi ke dalam lima rumpun yakni tari rakyat, tari wayang, tari kurses, tari topeng dan tari kreasi baru. Tari rakyat seperti Ketuk Tilu tumbuh dan berkembang di Jawa Barat khususnya di kalangan rakyat dengan pola tarian yang bebas atau spontan. Hal ini sesuai dengan yang dipaparkan oleh Barmaya (1987 : Dalam Buku Caturwati) sebagai berikut : “Tari rakyat adalah tarian-tarian yang tumbuh dan berkembang di kalangan rakyat Jawa Barat dengan pola tarian yang ditarikan secara bebas, spontan, banyak improvisasi serta diiringi musik dengan pola monoton dan banyak pengulangan. Tarian-tarian jenis ini banyak tersebar hampir ke berbagai pelosok Jawa Barat. Masing-masing daerah mempunyai gaya yang khas dan menjadi ciri khas masing-masing daerahnya, baik gerak maupun iringannya.
II.3 Kesan Magis Pada Tari Topeng Cirebon
menghidupkan tarian dan tarian harus menghidupkan kedok tersebut. Secara ilmu pengetahuan, sebenarnya bisa dijelaskan unsur kemagisan tersebut. Ketika membayangkan secara sungguh - sungguh apa yang diinginkan atau sugestikan, secara langsung otak akan menyerapnya dan mengirimkan melalui syaraf-syaraf dalam tubuh. Hasilnya adalah, tubuh akan dengan sungguh-sungguh bekerja sesuai dengan apa yang diinginkan. (Wawancara : Eva Yulvina)
II.3.1 Pengertian Magis
Magis adalah sesuatu / cara tertentu yang diyakini dapat menimbulkan kekuatan gaib dan dapat menguasai alam sekitar, termasuk alam pikiran dan tingkah laku manusia. Seseorang yang memiliki kekuatan yang magis ini akan mampu menguasai kehidupan seseorang. Dengan kekuatan magis yang dimiliki seseorang, maka dia akan mampu mengendalikan orang yang kena magis itu. Ucapannya akan menjadi acuan dalam mengerjakan sesuatu. Oleh karena itu orang kena pengaruh magis, ibaratnya seperti seorang terkena hipnotis. Apapun yang diperintahkan oleh orang memiliki kekuatan magis terhadap orang yang menerima perintah pada umumnya perintah akan dilaksanakan. (Kardji, 2000:77)
II.3.2 Wiraga, Wirama, Wirasa
Dalam kamus Baoesastra Djawa oleh Poerwasamita (1939) Wiraga adalah solah sing nengsemake. Wujud lahiriah badan beserta anggota badan yang disertai keterampilan geraknya. Keterampilan dalam memvisualisasikan setiap gerakan yang dilakukan oleh seorang penari, wiraga sangat terkait dengan hafalan seorang penari dan berkaitan dengan daya ingat.
irama gamelan maupun ritme gerak tari. Irama gerak tari penari harus menyesuaikan dengan irama music termasuk suasana.
Wirasa adalah suroso utowo karep utowo ingpangroso, utowo miroso enak banget utowo digoleki tegese. Wirasa dalam hal ini adalah rasa gerak tari yang dilakukan oleh penari harus sesuai dengan rasa gamelan yang mengiringinya. Untuk mencapai rasa gerak yang dilakukan seorang penari harus sering melakukan berulang - ulang agar apa yang akan dicapai dapat terpenuhi.
II.4 Filosofi Tari Topeng Cirebon
Sejarah perkembangan tari Topeng Cirebon tidak terlepas dari sejarah perkembangan Islam di bumi Cirebon. Kenyataan ini berkaitan dengan fungsi pertunjukan topeng Cirebon dijadikan alat penyebaran agama Islam oleh para wali (penyebar agama Islam). Termasuk Nyi Mas Gandasari yang masih keluarga Sunan Gunung Jati, telah berperan sebagai penari topeng untuk menaklukkan Pangeran Welang dari Karawang agar masuk Islam. Petunjukan topeng ini dilakukan secara keliling dengan penyajian tari-tarian secara babak demi babak sehingga dikenal dengan pertunjukan topeng babakan. Walaupun Topeng Cirebon asal muasalnya dari kebudayaan Hindu-Budha pada jaman Majapahit yang membawakan cerita panji, namun oleh para penyebar Islam (wali) kesenian topeng ini dimasukkan nilai-nilai Islam sehingga secara tidak langsung memberikan pendidikan agama pada masyarakat.
II.5 Aspek Filosofi Tari Topeng Cirebon
Cerita Topeng Cirebon Gerak Tubuh Aspek Filsofi 1. Topeng Panji
Kepahlawanan seorang tokoh (Panji) berupa kepribadian secara utuh, yang perilakunya serta sifat lainnya akan membahagikan banyak umat. Satria yang berkarakter halus. Digambarkan pada akhlak manusia, maka Panji adalah manusia yang mempunyai akhlak baik dengan keluruhan budi dan kekuatan menahan hawa nafsu.
Kepala: diam (tidak banyak gerakan).
Badan : putaran badan pelan.
Tangan: pelan dan gemulai. Kaki : seser atau
menggerakan kaki tanpa melangkah. Dalam tari Panji tempo lambat disebut dodoan. * Banyak menggerakan tangan.
* Tari Panji menampilkan gerak dengan kualitas tenaga lembut, volume kecil dan tidak banyak berpindah tempat.
Seorang manusia yang baru saja dilahirkan dan pertama kali melihat dunia. Memiliki sifat kelembutan, seperti seorang bayi.
2. Topeng Pamindo
Satria bersifat lincah. Apabila mengacu pada perkembangan jiwa manusia, maka Pamindo diumpamakan sebagai pribadi anak yang baru menginjak remaja. Samba adalah nama anak laki-laki Krisna dalam kisah Mahabarata. Samba adalah satria muda yang pertentang (lantang bicara), cekatan periang, tetapi belum dianggap dewasa.
3. Topeng Rumiang
Semula, Rumiang
merupakan nama gending yang digunakan sebagai penutup dalam pertunjukan wayang kulit. Gending tersebut disajikan setelah pertunjukan, yaitu pada saat matahari akan segera terbit, keadaan masih berada di antara gelap dan terang.
Kepala: lentur mengikuti irama musik (banyak gerakan kepala ke kiri dan ke kanan).
Badan : gerakan badan gemulai, lentur dan lincah.
Tangan: gemulai sedikit cepat.
Kaki : gerakan kaki banyak melangkah dan langkah kaki lincah.
Dalam tari Pamindo tempo sedikit
cepat disebut tengadah. *Gerak tari Pamindo menggunakan kualitas tenaga ringan, gerak sedikit luas.
Kepala: gerak kepala lincah. Badan : lincah.
Tangan: cepat dan gemulai. Kaki : langkah kaki cepat. Dalam tari Rumiang tempo sedikit cepat disebut tengadah.
* Gerak tari Rumiang menggunakan kualitas tenaga ringan, lincah, gerak sedikit luas.
Gambaran seorang anak-anak yang ingin
mengetahui lebih banyak mengenai masalah
disekitarnya. Dengan sifat kelincahan yang
dimilikinya.
4. Topeng Tumenggung
Kesatria yang bersifat tegas dan berwibawa. layaknya seperti pemimpin bijaksana kepada umatnya.
Kepala: lihai dan gagah. Badan : lues, lentur, dan
cepat (gerakan badan
menggambarkan kesatria gagah). Tangan: gemulai.
Kaki : langkah kaki cepat mengikuti gerak badan.
Dalam tari Tumenggung tempo cepat disebut kering atau deder.
* Gerak tari Tumenggung menggunakan kualitas tenaga yang kuat, ruang gerak luas.
Seorang manusia yang sudah beranjak dewasa dan telah menemukan jati dirinya, karenanya bersikap tegas dan bertanggung jawab.
5. Topeng Klana
Klana merupakan peran yang mempunyai karakter gagah. Digambarkan pada perkembangan jiwa dan akhlak manusia, Klana merupakan manusia yang berakhlak paling buruk.
Kepala: ke kiri dan ke kanan dengan gerakan cepat.
Badan : gagah, tegas dan cepat.
Tangan: cepat, gagah, tegas dan berkuasa (menyesuaikan dengan karakter topeng).
Kaki : gerakan cepat mengikuti gerak badan, posisi kaki sedikit lebar dan kuat (mencerminkan kesatria yang kuat).
Dalam tari Klana tempo cepat disebut kering atau deder.
* Gerak tari Klana menggunakan kualitas tenaga yang kuat, tegas, dan jangkauan ruang yang luas.
Seorang yang menginjak dewasa dan memiliki kekuasaan, maka
memiliki sifat serakah. Ini yang terdapat dalam jiwa manusia.
Tabel II.1
Aspek Filosofi dalam Tari Topeng Cirebon (Nawi, 1998: 2)
II.6 Tari Topeng Cirebon Sebagai Media Siar Islam
a. Panji
Gambar II.1 Topeng Panji Sumber : Dokumentasi STSI
b. Pamindo atau Samba
Gambar II.2 Topeng Samba Sumber : Dokumentasi STSI
c. Rumiang
Gambar II.3 Topeng Rumyang Sumber : Dokumentasi STSI
d. Tumenggung
Gambar II.4 Topeng Tumenggung Sumber : Dokumentasi STSI
e. Klana
Gambar II.5 Topeng Klana Sumber : Dokumentasi STSI
Klana diambil dari kata Kana berarti ada kalanya. Klana sifat manusia yang selalu mengada-ada. (Orang tua yang menggoda) seperti menggambarkan Rahwana, dan mempunyai rasa keingintahuan. Wajah Klana berwarna merah tua, berkumis tebal menyeramkan yang melambangkan karakter besar dan gagah. Gerakannya kasar, diiringi musik yang keras (lagu gonjing dan sarung ilang). Tarian ini menggambarkan orang yang serakah, angkara murka dan tidak dapat mengendalikan diri. Penari menggunakan kain lancar gelar dan pakaian berwarna merah. (Wawancara: Eva Yulvina)
II.6.1 Arti Kata Dilihat dari Budaya Islam
Karakter
Topeng
Asal Kata Arti Sifat Tokoh
Panji Panji diambil dari kata
Pan: panutan
Siji: satu.
Satu panutan atau satu
kepercayaan kepada
Tuhan Yang Maha Esa.
1. Lembut 2. Bersih
3. Manifat (tidak memikirkan duniawi) 4. Baik
Pamindo atau
Samba
Pamindo diambil dari
bahasa Jawa Pingdo:
kedua, Saban: setiap hari.
Setiap waktu, artinya
bahwa setiap waktu
diwajibkan mengerjakan
segala perintah-Nya dan
meninggalkan segala
larangannya. (Pingdo)
kedua melaksankan
hal-hal yang Sunah.
1. Lembut 2. baik 3. Jujur
Rumiang Rumiang diambil dari
kata Arum: harum Hyang:
Tuhan.
Senantiasa
mengharumkan nama
Tuhan yaitu dengan doa
dan dzikir.
1. Lembut
Tumenggung Tumenggung diambil dari
kata Tumen: teman, Gung:
Maha Agung.
Memberikan arti kebaikan
kepada sesama manusia,
saling menghormati.
1. Tegas 2. Bertanggung
jawab 3. Kedewasaan
Klana Klana diambil dari kata
Kana: mencari.
Dalam hidup ini wajib
berikhtiar.
II.7 An gap tari Top ntasan seni. umber data
dari hasil p alah alah terletak peng Cirebo
mengenai enelitian ya
k pada pers on adalah se
informasi aitu :
epsi masya ebatas tarian
tentang filo
arakat yang n hiburan un
osofi tari T
terlalu dom kuisioner k penari dan dan juga gu er ajar dan ma eni tari Sek kan seni bu
Tabel II.3
dilakukan a asyarakat u kolah TIngg udaya SMPN
Hasil Kuisi
adalah den umum. Serta
Ta kan bahwa m
mberikan i oster memili ri beberapa b
n Masalah analisa da media infor informasi k iki kemudah
abel II.4 Gra
ta selanjutn net, dimana buku.
ata primer rmasi berup
afik Hasil K
nya dilakuk a sumber da
dan sekun pa poster m syarakat ten ata isi buku
n melalui m u yang dipe
media eroleh
nder yang erupakan sa ntang tari T baran sehing
diperoleh arana yang Topeng Cir gga dapat d
Tabel II.5 Piramida Penduduk Kota Cirebon Tahun 2010 Sumber : BPS Kota Cirebon, Hasil SP2010 (1-31 Mei 2011)
b. Geografis (Berdasarkan Lokasi) Wilayah Kota Cirebon dan sekitarnya.
c. Psikografis (Karakter / Sifat)
BAB III
STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL
III.1 Strategi Perancangan
Strategi perancangan yang akan dilakukan dari kesenian tari Topeng Cirebon adalah merancang atau membuat suatu media informasi berupa poster yang bersifat membujuk, mempengaruhi, mengubah perilaku audiens dengan gaya ilustrasi, pesan kata disesuaikan dengan target sasaran agar dapat diterima, dimengerti dan mudah dipahami oleh kalangan pelajar.
III.1.1 Strategi Komunikasi
Perancangan komunikasi ini mensosialisasikan kesenian tari Topeng Cirebon sebagai kesenian yang menarik yang harus dilestarikan. Untuk menciptakan desain yang komunikatif ilustrasi, tipografi serta warna tidak dapat terpisah dari elemen desain. Dalam perancangan suatu karya desain pemilihan elemen ilustrasi, tipografi serta warna sangatlah penting kedudukannya sehingga harus direncanakan dan dipikirkan dengan baik karena dapat mempengaruhi karya desain tersebut.
III.1.2 Tujuan Komunikasi
Tujuan komunikasi dalam media informasi ini adalah memberikan informasi suatu kesenian yang ingin disampaikan, juga menitikberatkan mempengaruhi pendapat dan kelakuan masyarakat atau sejumlah orang banyak. Dengan demikian tujuan komunikasi dalam media informasi ini yaitu :
a. Memberikan pengetahuan tentang tari Topeng Cirebon. b. Memberikan pemahaman tentang filosofi tari Topeng Cirebon.
III.1.3 Strategi Kreatif
• Tahap Attention
Pada tahap ini, pendekatan kreatif yang dilakukan dalam media informasi ini adalah dengan cara mengemas pesan melalui bentuk visual dan teks untuk menarik perhatian target audiens.
• Tahap Informasi dan Persuasi
Selanjutnya memberikan informasi tentang filosofi tari Topeng Cirebon adalah suatu upaya untuk terus melestarikan kesenian tradisional Jawa Barat serta memberikan pemahaman tentang pesan dan makna yang melekat pada tari Topeng Cirebon sebagai daya tarik dalam suatu pertunjukan.
III.1.4 Strategi Media
a. Media Utama
Media utama yang digunakan untuk memberikan informasi tentang kesenian tari Topeng Cirebon adalah poster. Dikarenakan poster memiliki nilai kemudahan dalam melakukan penyebarannya sehingga jangkauan sasaran dapat lebih banyak dan tingkat keterlihatan serta keterbacaan yang tinggi.
b. Media Pendukung
Media pendukung yang digunakan bertujuan untuk membantu menyampaikan pesan dan informasi meliputi media pendukung berupa cetak dan gimmick. Yang disesuaikan dengan ruang lingkup keseharian dari target audiens kampanye, meliputi :
• Brosur
• Iklan koran
• Billboard
• Spanduk
• Pin
• Gantungan kunci
• Stiker
2. Penyebaran media dibagi dibeberapa tempat, antara lain sebagai berikut :
a. Diarahkan di daerah tempat tinggal target audien.
3. Waktu penyebaran media
Penyebaran media dilakukan pada saat memperingati hari jadi Kota Cirebon karena pada hari tersebut merupakan momen yang sering dimanfaatkan untuk merayakan perayaan budaya Indonesia, khususnya Jawa Barat.
III.1.5 Strategi Distribusi
Untuk menarik perhatian masyarakat, poster ditempelkan pada tempat-tempat yang strategis dan sering dilewati oleh banyak target audiens seperti sekolah, Jalan Pekalangan, Jalan Siliwangi, dan Jalan Pasuketan yang merupakan jalan raya utama di Kota Cirebon. Tahap ini dilaksanakan 3 bulan sebelum hari jadi Kota Cirebon mulai dari tanggal 15 Agustus sampai dengan 15 November.
Gambar III.2 Jalan Siliwangi
Gambar III.3 Jalan Pasuketan
Pada tahap kedua, media brosur dengan materi informasi mengenai filosofi yang terkandung dalam seni tari Topeng Cirebon. Waktu pelaksanaan tahap ini yaitu mulai dari tanggal 15 September sampai dengan 15 November.
III.2 Koonsep Visuaal
IIII.2.1 Formaat Desain
rlihat dan bi lajar sebaga rsampaikan
an poster ya angan mem isa lebih m ai target au dengan baik an ini adala hatian oleh ngga pesan 2009 : 108)
ai ukuran A ah agar po
masyarakat yang ingin )
A2 (42 cm x ster bisa m t khususnya nan, selain da poster in ustan, 2009
Gam
Letak (Layo
an menggun itu juga me ni adalah “ 9: 100)
G
mbar III.4 Uk
out)
nakan arah b emberikan “zig-zag”, m
kuran desainn poster
Gambar III.5
baca pada u “Sequence
member kes
umumnya, y ”, atau gera san dinamis
Tata letak po
III.2.3 Tipografi
Huruf dan layout didesain dengan memperhitungkan faktor legibility yaitu membahas kejelasan karakter satu-persatu, dan readability yaitu tingkat keterbacaan keseluruhan teks yang telah disusun dalam suatu komposisi. Jenis tipografi yang digunakan adalah jenis font (huruf) yang sesuai dengan tema budaya. (Rustan, 2010: 74)
• Dutch & Harley
Gambar III.6 Font Dutch & Harley
• Kristen ITC
Gambar III.7 Font Kristen ITC
• Awan Mega Font
Gambar III.9 Aplikasi tipografi
III.2.4 Warna
Warna sebagai perlambang sebuah tradisi atau pola tertentu. Warna
yang digunakan pada sebagian besar poster adalah warna merah gelap, yang merupakan warna yang diambil dari motif Tari Topeng Cirebon dan juga untuk memberikan kesan nilai-nilai magis.
Gambar III.10 Warna dalam poster
BAB IV
MEDIA DAN TEKNIS PRODUKSI
IV.1 Perangkat Lunak
Dalam pengerjaan tugas akhir ini, selain memperoleh referensi desain dari buku, penulis juga menggunakan beberapa perangkat lunak untuk mendukung kinerja perancangan media informasi.
IV.1.1 Adobe Ilustrator CS3
Adobe Ilustrator CS3 merupakan perangkat lunak berbasis vector, dimana digunakan untuk perancangan semua media.
IV.1.2 Adobe Photoshop CS3
Adobe Photoshop CS3 adalah perangkat lunak yang digunakan penulis untuk kepentingan mengolah foto yang digunakan sebagai ilustrasi dalam media informasi.
III.2 Media dan Teknis Produksi
III.2.1 Poster
Gambar IV.1 Poster
Material : Laster Ukuran : 42 x 59,4 cm Teknis : Cetak Offset
III.2.2 Brosur
Ma Uk Te
III
inf
aterial kuran
knis
I.2.3 Iklan
Koran formasi.
: Art Pape : 20 x 21 c : Cetak Of
Koran
n digunakan
Gambar
er 150 gsm cm
ffset
n sebagai m
IV.2 Brosur
Gambar IV.3 Koran
Maaterial : Koran Ukkuran : 62,5 x 411 cm Teknis : Cetak
IIII.2.4 Pin
Dip lam den
Media produksi de minasi yan
ngan frame
a ini berfun engan prin g ditempel
pin, berben
gsi sebagai digital di lkan pada ntuk bulat.
i media pen atas kertas
lempengan
ngingat dan HVS yang n logam d
media pro g dilapisi p dan dipasan
Ma ntungan di i dibuat seb empunyai ta s produksi bagian ata bagai gantun
as dan juga agai media p
Gamba n sebagai g Karena targ makainya ke
dan promosi
Ma Uk Te
III
dit aterial kuran
knis
I.2.6 Stiker Stiker tempel dima
Ga
: HVS lam : Diameter : Cetak Of
r
ini berfu ana saja, me
ambar IV.5 GGantungan KKunci
minasi, framme pin, logamm gantungaan r 4 cm
ffset
ungsi sebag edia ini mem
gai media miliki tingka
pengingat. at penyebar
. Karena ran yang lua
Ma
I.2.7 Billbo Billbo
ng besar seh nyak orang.
: HVS Stik : Diameter : Cetak Of
oard
ard berfung hingga pesa an yang aka
Gambar IV
IV.6 Stiker
i media inf an disampaik
V.7 Billboard
formasi. De kan dapat le
d
engan ukura ebih terlihat
: Billboardd Maaterial
Ukkuran : 1600 x 8800 cm
Duummy : Art Papeer 150 gsm, Kardus 16 x 8 cmm
Skala 1 : 100
IIII.2.8 Spandduk
ng besar seh nyak orang.
dukberfungs nduk juga m hingga pesa .
si sebagai m memiliki uk an yang aka
media inform kuran yang b
n disampaik
masi. Sama besar. Deng kan dapat le
seperti hal gan ukurann
Gambar IVV.8 Spandukk
: Backlit
: 1600 x 8800 cm : Backlit