SKRIPSI
DiajukanuntukMemenuhiSebagiandariSyaratuntukMemperolehGelar SarjanaPendidikanJurusanPendidikanSeniTari
Program S.1
Muhamad Caesar Jumantri 1106046
JURUSAN PENDIDIKAN SENI TARI FAKULTAS PENDIDIKAN SENI DAN DESAIN
Oleh
Muhamad Caesar Jumantri
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Departemen Pendidikan senitari Fakultas Pendidikan senidandesain
©Muhamad Caesar Jumantri2015
Universitas Pendidikan Indonesia
DESEMBER 2015
Hak Cipta dilindungi Undang-Undang
TARI RAHWANA GANDRUNG
DI SANGGAR SENI NYIMAS SEKAR PUJI ASMARA DESA CANGKOL KOTA CIREBON
Oleh
MUHAMAD CAESAR JUMANTRI 1106046
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH: Pembimbing I
Dr. TriantiNugraheni, M. Si NIP. 197303161997022001
Pembimbing II
Dra. Sri Dinar Munsan, M. Pd NIP. 195809291988032001
Mengetahui,
KetuaDepartemenPendidikanSeniTari
Muhamad Caesar Jumantri,2015
TARI RAHWANA GANDRUNG DI SANGGAR NYIMAS SEKAR PUJI ASMARA DESA CANGKOL KOTA CIREBON
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK
Penelitian ini berjudul “TARI RAHWANA GANDRUNG DI SANGGAR SENI
NYIMAS SEKAR PUJI ASMARA DESA CANGKOL KOTA CIREBON”. Tari
Rahwana Gandrung merupakan tarian pembuka sebelum pertunjukan Tarling dimulai.
Tari Rahwana Gandrung ini diciptakan oleh tiga orang seniman Kalianyar yaitu Tien
Sutini, Daimin, dan Kesol/Kasniri yang terinspirasi dari cerita Rahwana yang sedang
kasmaran terhadap sosok Shinta. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui segala
sesuatu mengenai Tari Rahwana Gandrung dari koreografi, rias dan busana, serta
iringannya. Penelitian ini menggunakan metode Deskriptif analisis dengan
pendekatan kualitatif,dengan tujuan untuk memberikan gambaran yang akurat
mengenai fakta-fakta dan ciri khas tertentu dalam objek penelitian. Instrument yang
digunakan observasi, wawancara, studi dokumentasi, dan studi pustaka. Tari
Rahwana Gandrung diciptakan sekitar tahun 80an dengan mengambil inspirasi dari
tokoh Rahwana yang kasmaran terhaadap Shinta. Bentuk rias yang gagah dan busana
pada tarian ini merupakan replika dari tokoh wayang Rahwana dengan ciri khas
badong atau praba dan dengan menggunakan warna merah pada keseluruhan
kostumnya yang menggambarkan keberanian, dengan properti kedok yang
menggambarkan Rahwana, dengan iringan musik bendrong naek kering yang
dibawakan dengan gamelan salendro. Koreografi yang menggambaran Rahwana yang
sedang gandrung dipadukan dengan aksen halus dari tari Srimpi.
[Type text]
Muhamad Caesar Jumantri,2015
TARI RAHWANA GANDRUNG DI SANGGAR NYIMAS SEKAR PUJI ASMARA DESA CANGKOL KOTA CIREBON
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI
PERNYATAAN ... i
ABSTRAK………. ii
KATA PENGANTAR………. iii
DAFTAR ISI………. iv
BAB I PENDAHULUAN……… 1
A. LatarBelakangMasalah……… 1
B. RumusanMasalah ... 6
C. TujuanPenelitian ... 6
D. ManfaatPenelitian ... 7
E. StrukturOrganisasiSkripsi ... 8
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 11
A. Tari ... 11
B. Koreografi ...13
C. GerakDalamTari……… 16
D. RiasdanBusana……….. 18
E. MusikDalamTari……… 22
BAB III METODE PENELITIAN……… 24
A. DesainPenelitian……… 24
B. Partisipandantempatpenelitian………. 25
C. Instrument penelitiandanTeknikPengumpulan Data……… 27
D. Prosedurpenelitian……….. 32
BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS………. 38
A. Pemhasilpenelitian……….. 38
1. Gambaranumumlokasipenelitian………. 38
[Type text]
Muhamad Caesar Jumantri,2015
TARI RAHWANA GANDRUNG DI SANGGAR NYIMAS SEKAR PUJI ASMARA DESA CANGKOL KOTA CIREBON
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
a. Strukturkoregrafitarirahwanagandrung……… 42
b. Riasdanbusanatarirahwanagandrung……….. 86
c. Musikiringantarirahwanagandrung………. 111
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI……… 115
A. Kesimpulan………. 115
B. Rekomendasi……… 116
Muhamad Caesar Jumantri,2015
TARI RAHWANA GANDRUNG DI SANGGAR NYIMAS SEKAR PUJI ASMARA DESA CANGKOL KOTA CIREBON
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kesenian merupakan bagian dari budaya dan merupakan sarana yang
digunakan untuk mengekspresikan rasa keindahan dari dalam jiwa manusia
dan tercipta melalui hasil olah cipta, rasa, karsa manusia.Kesenian yang
tumbuh dan berkembang di masyarakat sangat erat kaitannya dengan fungsi dari kesenian tersebut. Menurut Ki Hajar Dewantara “ Seni adalah segala perbuatan manusia yang timbul dari perasaan dan sifat indah, sehingga menggerakan jiwa perasaan manusia”.
(http://ufikmuckraker.wordpress.com/201203/28/10-pengertian-seni-menurut-pendapat-para-ahli.html)
Cirebon merupakan salah satu wilayah di bagian timur Jawa Barat
yang merupakan batas, sekaligus pintu gerbang Provinsi Jawa
Tengah.Cirebondalam bukuCarita Purwaka Caruban Nagari disebutkan
bahwa istilah atau nama Cirebon berasal dari kata Caruban, lalu berubah
menjadi Carbon atau Cerebon, danakhirnya menjadi Cirebon. Caruban
sendiri memiliki arti campuran, karena tempat ini dihuni oleh berbagai
bangsa, agama, bahasa, dan tulisan yang berbeda-beda sesuai dengan
bawaannya masing-masing, (menurut pendapat Ibid dalam Ramlan, 2008:21).
Selain dikenal dengan wilayahnya yang agraris, Cirebon pun memiliki
peranan besar dalam bidang kesenian dikarenakan banyaknya kebudayaan
yang masuk ke wilayah Cirebon dan meninggalkan jejaknya. Pengaruh
budaya luar terhadap Cirebon tampak dari mode pakaian, seni lukis kaca, seni
kaligrafi, seni tari,dan barang barang keramik Cina yang menghiasi bangunan
tertentu. Selain itu, seni pertunjukan yang ada di Cirebon pun tidak lepas dari
Seni Sintren, Tari Topeng sampai dengan Seni Tarling yang merupakan ciri
khas dari wilayah tersebut. Kesenian Tarling yang yang merupakan kesenian
khas dari wilayah pesisir timur Jawa Barat ini pada dasarnya merupakan
pertunjukan musik namun dengan disertai drama pendek. Perkembangan
tarling berawal bersekitar tahun 60an, dimana pada awal pertunjukan Tarling
dimulai seringkali ditampilkan tarian pembuka sebagai daya tarik untuk
memikat penonton. Tarian pembuka sebelum kesenian Tarling dimulai yaitu
menampilkan tari Srimpi. Pada akhir tahun 80an terciptalah tari Rahwana
Gandrung sebagai tarian pembuka pengganti Srimpi sebelum pertunjukan
Tarling dimulai.
Pada awalnya tari Srimpi yang dijadikan sebagai tari pembuka
sebelum pertunjukan Tarling dimulai ini merupakan pengembangan dari
Srimpi dari daerah Jawa.Tari Srimpi yang ada di daerah Cirebon memiliki
perbedaan dari segi musik, dan gerakan dengan tari Srimpi yang berkembang
di daerah Jawa.Dalam gerak dan musik pengiring tari Srimpi di daerah Jawa,
gerak dan musiknya lebih halus, sementara gerak dan musik pengiring pada
tari Srimpi di Cirebon lebih lincah dan energik.
Menurut Narawati dalam bukunya yang berjudul Wajah Tari Sunda
Dari Masa ke Masa (2003:38), menyatakan bahwa “Memang, Srimpi dan Bedhaya pernah mengalir pula ke Cirebon, yaitu ketika kedudukan kasultanan
Cirebon masih setingkat dengan kerajaan.Namun diperkirakan, bahwa untuk
mengacu Bedhaya atau Serimpi begitu saja, kemungkinan besar para kaum
menak merasa kurang cocok, mengingat kedudukan kaum menak tertinggi di
Parahyangan hanya setingkat bupati”.
Menurut pencipta tari Rahwana Gandrung, yaitu Daimin saat
wawancara pada tanggal 6 Juli 2015, mengemukakan bahwa “Sebagai
seniman, saya tidak fanatik terhadap sesuatu yang bersifat kedaerahan, akan
tetapi karena menurut saya tari Srimpi yang ditampilkan sebelum pertunjukan
pertunjukannya seringkali diselingi dengan ngongkrakatau adanya yang
mengisi suara atau sebagai pemberitahuan tentang acara apa yang akan
berlangsung, jadi kurang sesuai apabila tari Srimpi dibawakan dengan
diselingi ngongkrak”.
Selanjutnya Daimin berfikir untuk membuat tarian yang sekiranya
tepat dibawakan dengan diselingi ngongkrak.Daimin tidak menghilangkan
gerakan dari tari Srimpi yang sebelumnya memang menjadi tarian pembuka,
namun beliau mengembangkan kembali dengan iringan musik dan
penambahan gerak yang lebih energik.
Nama tari Rahwana Gandrung sendiri diambil dari tokoh pewayangan
yang bernama Rahwana.Alasan mengapa Daimin mengambil sosok Rahwana
ialah karena sosok Rahwana itu memiliki karakter kuat, gagah, dan
pemberani. Daimin menjelaskan tentang alasan mengambil nama Rahwana
Gandrung, karena Gandrung disini bisa diartikan ke dalam dua hal, yaitu
gandrung terhadap sifatnya yang pemberani, dan juga gandrung, karena sosok
Rahwana yang gandrung atau kasmaran terhadap sosok Shinta yang
merupakan pasangan dari Rama. Daimin membeberkan bahwa pengambilan
sosok Rahwana yang sedang murka itu sudah ada dan tertuang dalam tari
Topeng Klana Cirebon yang menggambarkan keangkaramurkaan dan
keangkuhan, jadi beliau mengambil sisi lain dari sosok Rahwana yaitu sosok
yang sedang gandrung atau kasmaran terhadap Shinta dan karena sifat
pemberaninya itu ia pun banyak digandrungi.
Menurut Pujasworo B (dalam Handayani, 2004 hlm. 1) menyatakan bahwa,
kepada masyarakat, aspek kemasyarakatan sebagai penunjang karya tari yang berpedoman melukiskan kehidupan sehari-hari.
Dari pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa tari dapat mencakup
ketiga aspek yang sangat penting, dimana terdiri dari aspek keagamaan, aspek
ekonomi, dan aspek kemasyarakatan yang semuanya itu merupakan satu
kesatuan.Salah satu tari yang bisa dikategorikan ke dalam ketiga aspek
tersebut ialah tari Rahwana Gandrung.
Tari Rahwana Gandrung merupakan tari kreasi yang diciptakan oleh
tiga orang tokoh seniman di daerah Kalianyar, yaitu Tien Sutini, Daimin dan
Kasniri / Kesol.Pada awalnya tarian ini terinspirasi dari tokoh Rahwana dalam
pewayangan yang digambarkan sedang kasmaran terhadap sosok Dewi Shinta.
Alasan mengapa tarian ini diciptakan ialah agar bisa memikat lebih banyak
lagi penonton yang nantinya akan menyaksikan pertunjukan Tarling, karena
dalam gerak dan musik pengiring tari Rahwana Gandrung sendiri lebih
energik penampilannya dibandingkan dengan tari Srimpi yang menjadi tari
pembuka sebelum pertunjukan Tarling dimulai, tetapi tidak meninggalkan
gerak tari Srimpi yang ada. Bisa dikatakan bahwa tari Srimpi merupakan
dasar pijakan dari terciptanya tari Rahwana Gandrung dan dikembangkan
kembali dengan konsep atau inspirasi geraknya mengambil dari tokoh
Rahwana yang sedang Kasmaran terhadap Shinta.
Di tengah kemajuan teknologi yang kian pesat, tari Rahwana
Gandrung masih tetap bertahan dalam segi pertunjukannya. Sebuah sanggar
kesenian yang bernama Sanggar Seni Nyimas Sekar Puji Asmara yang
dikelola oleh Novia Puji Astuti sampai sekarang masih mempertahankan
keberadaan tari Rahwana Gandrung, baik sebagaipendukung dalam
pertunjukan Tarling maupun pertunjukan yang ditampilkan secara mandiri
(terlepas dari pertunjukan Tarling). Karena dalam pelaksanaannya Tari
pertunjukan Tarling. Dalam pertunjukan Tarling sendiri, tari Rahwana
Gandrung dewasa ini bukan hanya sebagai tarian pembuka sebelum Tarling
dimulai tetapi terkadang ditampilkan ketika pertengahan acara Tarling
berlangsung.
Sanggar Seni Nyimas Sekar Puji Asmara merupakan sanggar yang
didalamnya mempelajari berbagai tarian khas Cirebon dan salah satunya yaitu
Tari Rahwana Gandrung. Novia Puji Astuti selaku pemilik sanggar,
merupakan murid dari Daimin dan Kesol/Kasniri. Novia masih
mempertahankan keberadaan Tari Rahwana Gandrung dengan menampilkan
Tarian tersebut pada acara-acara tertentu, baik dalam pertunjukan Tarling
maupun acara resmi yang diselenggarakan pemerintah daerah setempat.
Gerak dan karakter yang terdapat dalam tari Srimpi cenderung lebih
halus dan sangat berbeda jauh dengan gerak dan karakter yang ada pada tari
Rahwana Gandrung. Penyatuan gerak tari Srimpi yang lembut, oleh pencipta
tari Rahwana Gandrung diambil dan disisipkan kedalam gerak tari Rahwana
Gandrung yang berkarakter gagah sehingga menjadi satu kesatuan, semua itu
merupakan suatu keunikan tersendiri yang ada pada tari Rahwana Gandrung.
Dalam busana tari Rahwana Gandrung, tarian ini mempunyai pakem
tersendiri, karena busana yang dipakai dalam tari Rahwana Gandrung
merupakan replika dari sosok Rahwana yang terdapat dalam tokoh
pewayangan. Dari segi rias, tari Rahwana Gandrung menggunakan rias gagah,
walaupun dalam pertengahan penampilan tari Rahwana Gandrung memakai
properti topeng yang merupakan penggambaran dari sosok Rahwana dalam
pewayangan.
Sehubungan dengan pemaparan diatas, mengenai keunikan gerak yang
terdapat dalam tari Rahwana Gandrung, serta rias dan busana yang merupakan
secara lebih lanjut mengenai tarian tersebut menjadikan peneliti ingin
menggali dan meneliti lebih dalam guna mendapatkan penjelasan yang
diharapkan.
Hal inilah yang dijadikan sebagai latar belakang masalah dalam
penelitian ini yang mana akan peneliti paparkan untuk mendapatkan jawaban
permasalahan. Maka dari itu penulis mengambil judul penelitian ini adalah:
“Tari Rahwana Gandrung di Sanggar Seni Nyimas Sekar Puji Asmara
Desa Cangkol Kota Cirebon”.
B. Rumusan Masalah
Didasari atas latar belakang dan uraian yang telah dikemukakan
sebelumnya, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut
1. Bagaimana struktur koreografiTari Rahwana Gandrung di Sanggar Seni Nyimas Sekar Puji Asmara Desa Cangkol Kota Cirebon?
2. Bagaimana rias, dan busana Tari Rahwana Gandrung di Sanggar Seni Nyimas Sekar Puji Asmara Desa Cangkol Kota Cirebon?
3. Bagaimana musik iringan Tari Rahwana Gandrung di Sanggar Seni Nyimas Sekar Puji Asmara Desa Cangkol Kota Cirebon?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari dilakukannya penelitian ini adalah untuk memecahkan
permasalahan yang dicari, maka dari itu tujuan dari penelitian ini adalah
sebagai berikut.
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari penelitian ini ialah untuk mengangkat potensi
memperkenalkan Tari Rahwana Gandrung di wilayah Universitas
Pendidikan Indonesia khususnya Departemen Pendidikan Seni Tari,
dan sebgai bahan referensi untuk mahasiswa, para pelaku seni, dan
masyarakat secara umum.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari penelitian ini adalah :
a. Mendeskripsikan mengenai struktur koreografi dari Tari
Rahwana Gandrung di Sanggar Seni Nyimas Sekar Puji
Asmara Desa Cangkol Kota Cirebon.
b. Mendeskripsikan mengenai rias, danbusanadari Tari Rahwana
Gandrung di Sanggar Seni Nyimas Sekar Puji Asmara Desa
Cangkol Kota Cirebon.
c. Mendeskripsikan mengenai musik iringan Tari Rahwana
Gandrung di Sanggar Seni Nyimas Sekar Puji Asmara Desa
Cangkol Kota Cirebon?
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk semua
kalangan, diantaranya sebagai berikut.
1. Bagi Pemerintah Daerah Setempat
Dengan adanya penelitian ini peneliti berharap dapat memberikan
sumbangsih pemikiran yang ditunjang dengan informasi dan data yang
otentik mengenai Tari Rahwana Gandrung di Sanggar Seni Nyimas Sekar
Puji Asmara dalam rangka memperkenalkan dan melestarikan kebudayaan
setempat.
2. Bagi Jurusan Pendidikan Seni Tari
Menambah sumber kepustakaan yang dapat dijadikan bahan kajian
mengenai Tari Rahwana Gandrung di Sanggar Seni Nyimas Sekar Puji
Asmara di Desa Cangkol Kota Cirebon.
3. Bagi Penikmat Seni
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai sumbangan pemikiran
bagi para penikmat seni untuk menambah wawasan baru dan semangat
baru untuk eksis menggeluti seni tradisional, dan berusaha melestarikan
serta mempertahankan seni daerah setempat.Dan dalam hal ini pula
peneliti secara tidak langsung memperkenalkan salah satu kesenian yang
ada di wilayah Cirebon yaitu Tari Rahwana Gandrung.
4. Bagi Pembaca
Diharapkan dari hasil penelitian ini dapat memberikan informasi dan
pengetahuan serta wawasan secara lebih mengenai latar belakang
terciptanya, bentuk gerak, rias dan busana dari Tari Rahwana Gandrung di
Sanggar Seni Nyimas Sekar Puji Asmara, serta dapat dijadikan acuan atau
motivasi awal pembaca untuk menindaklanjuti.
5. Bagi Peneliti
Dapat menambah pengetahuan, wawasan, dan pemahaman mengenai
latar belakang terciptanya, bentuk gerak, rias dan busana dari Tari
Rahwana Gandrung di Sanggar Seni Nyimas Puji Sekar Asmara.
E. Struktur Organisasi Skripsi
Sistematika penulisan berperan sebagai petunjuk agar penulisan lebih terarah,
oleh karena itu penulisan dibagi menjadi beberapa bab, sebagai berikut.
BAB I : PENDAHULUAN
Berisi tentang permasalahan yang melatar belakangi
penelitian ini, kemudian diidentifikasi dan fokus masalah
yang diteliti dirumuskan dalam bentuk pertanyaan,
selanjutnya menjelaskan tujuan dari penelitian ini, baik
diperoleh dari penelitian ini.terakhir mengenai paparan
mengenai struktur organisasi penelitian.
BAB II : KAJIAN PUSTAKA
Berisi tentang konsep-konsep teori, dan dalil-dalil dalam
bidang yang dikaji. Berbagai kajian kepustakaan yang
peneliti gunakan sebagai bahan acuan dalam proses
penelitian diantaranya : Koreografi, Kesenian
Tradidional,Tata Rias dan Busana, dan Musik Iringan.
BAB III : METODE PENELITIAN
Berisi uraian tentang rancangan penelitian.Rancangan
penelitian diantaranya desain penelitian, partisipan,
instrument penelitian, prosedur penelitian, dan analisis data.
BAB IV : TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Berisi uraian tentang hasil penelitian dan pembahasan hasil
penelitian yang didalamnya membahas tentang data-data
penelitian mengenai struktur koreografi, rias dan busana, dan
musik iringan Tari Rahwana Gandrung di Sanggar Seni
Nyimas Sekar Puji Asmara di Desa Cangkol Kota Cirebon
dan analisis data penelitian yang peneliti lakukan.
BAB V : KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Berisi tentang kesimpulan dan rekomendasi.Kesimpulan dan
rekomendasi menyajikan penafsiran dan pemaknaan peneliti
terhadap hasil analisis temuan peneliti.Simpulan harus
menjawab pertanyaan peneliti dan rumusan masalah.Saran
diajukan kepada pembuat kebijakan, kepada pengguna hasil
penelitian yang bersangkutan atau kepada yang memecahan
masalah di lapangan.
Peneliti melengkapi penelitian ini dengan daftar pustaka sebagai sumber
rujukan dan referensi, baik dari sumber buku, jurnal, makalah, dan
internet.Peneliti juga menyertakan berbagai lampiran sebagai penguat data,
Muhamad Caesar Jumantri,2015
TARI RAHWANA GANDRUNG DI SANGGAR NYIMAS SEKAR PUJI ASMARA DESA CANGKOL KOTA CIREBON
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Desain penelitian ini memuat metode dan pendekatan penelitian. Secara
umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan
data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Keberhasilan suatu penelitian tidak
terlepas dari metode yang digunakan, karena itu perlu ketelitian untuk
memilih metode yang tepat terhadap permasalahan yang akan diteliti.
Menurut Sugiono (2013, hlm. 6) “ Metode penelitian pendidikan dapat
diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan
tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan, suatu pengetahuan
tertentu, sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami,
memecahkan, dan mengantisipasi masalah dalam bidang pendidikan”.
Penggunaan metode tergantung pada tujuan yang hendak dicapai. Dengan
kata lain penggunaan metode harus dilihat dari efektivitas, efisien dan
relevansinya. Suatu metode dikatakan efektif apabila selama pelaksanaan
metode penelitian terlihat adanya perubahan positif menuju pada tujuan yang
diharapkan. Suatu metode dikatakan efisien apabila penggunaan waktu,
fasilitas, biaya, dan tenaga ditekan sehemat mungkin namun mencapai hasil
yang maksimal. Relevan tidaknya suatu metode bisa dilihat dari kegunaan
atau manfaat metode tersebut. Jika antara waktu pengolahan data, hasil
pengolahan data dengan tujuan yang hendak dicapai tidak terjadi
penyimpangan, maka metode tersebut dikatakan relevan atau sesuai
digunakan dalam penelitian.
Menurut Jujun S. Suriasumantri (dalam Sugiyono 2013, hlm. 9)
berpendapat bahwa penelitian dasar atau murni adalah penelitian yang
Muhamad Caesar Jumantri,2015
TARI RAHWANA GANDRUNG DI SANGGAR NYIMAS SEKAR PUJI ASMARA DESA CANGKOL KOTA CIREBON
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
diketahui. Sejalan dengan pendapat tersebut maka dari itu penulis
menggunakan jenis penelitian kualitatif dalam penelitian kali ini. Ditegaskan
oleh Sugiyono dalam bukunya yang berjudul Metode Penelitian
Pendidikan(2013, hlm. 15) sebagai berikut
Penelitian kualitatif digunakan untuk mendapatkan data yang mendalam, suatu data yang mengandung makna. Makna adalah data yang sebenarnya, data yang pasti yang merupakan suatu nilai di balik data yang tampak. Karena analisis data yang dilakukan dalam penelitian kualitatif ini bersifat induktif berdasarkan fakta-fakta yang ditemukan di lapangan dan kemudian dikontruksikan menjadi hipotesis atau teori
Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode deskriptif
analisis, yaitu memaparkan, menjelaskan, mengelaborasi peristiwa-peristiwa
dilapangan, tetapi dengan tinjauan kritis terhadap permasalahan. Apabila
terdapat suatu perbedaan informasi, hal ini kemudian dicek melalui
pengamatan langsung ke lapangan atau melalui sumber atau literatur yang
ada.
Dalam penelitian ini juga menggunakan etnokoreologi sebagai pisau
bedahnya, yaitu disiplin pengkajian tari yang digunakan untuk meninjau
budaya melalui gerak tariannya, kemudian mengkaitkan gerak tari ini dengan
„gerak‟ masyarakatnya. Penelitian ini juga disebut penelitian multi disiplin, karena didukung oleh beberapa disiplin ilmu, diantaranya disiplin ilmu
antropologi dan menggunakan teori koreografi, dan teori-teori koreografi
sebagai pengetahuan penyusunan tari.
Dengan menggunakan metode deskriptif analisis dan pendekatan kualitatif,
peneliti terjun langsung ke lapangan guna meneliti masalah-masalah yang ada
di lapangan kemudian mendeskripsikan masalah-masalah yang ditemukan
dilapangan berdasarkan data-data yang diperoleh.
Muhamad Caesar Jumantri,2015
TARI RAHWANA GANDRUNG DI SANGGAR NYIMAS SEKAR PUJI ASMARA DESA CANGKOL KOTA CIREBON
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1. Partisipan
Partisipan atau subjek dalam penelitian ini adalah Daimin, dan Kasniri/
Kesol yang merupakan pencipta dari Tari Rahwana Gandrung dan Novia
Puji Astuti selaku penari sekaligus pemilik sanggar yang masih
mempelajari Tari Rahwana Gandrung sampai sekarang.
2. Tempat Penelitian
Lokasi pertama yang dikunjungi oleh peneliti ialah mengunjungi Novia
Puji Astuti sebagai ketua atau pemilik Sanggar Nyimas Sekar Puji Asmara
yang beralamat di Jl. Yos Sudarso, Gang Deli Raya, Rt/Rw 05/05 No.
180,Desa Cangkol, Kecamatan Lemahwungkuk Kota Cirebon. Dalam
kunjungan yang pertama, peneliti melakukan wawancara dan menggali
informasi agar dapat diproses ke tahap berikutnya. Adapun sampel
penelitian yang didapat seperti studi pustaka dan informasi mengenai
lokasi dari pencipta Tari Rahwana Gandrung yang masih ada sampai
sekarang, agar mendapatkan lebih banyak lagi mengenai sejarah, struktur
koreografi dan rias, busana pada Tari Rahwana Gandrung.
Lokasi yang kedua adalah rumah Daimin dan Kesol yang merupakan
pencipta dari Tari Rahwana Gandrung, yang berlokasi di Blok 3, Rt/Rw
001/003, Desa Kalianyar, Kecamatan Panguragan, Kabupaten Cirebon.
Sampel yang didapat di lokasi ini yaitu peneliti mendapatkan informasi
secara lengkap mengenai sejarah terciptanya Tari Rahwana Gandrung, rias
dan busana yang digunakan, serta struktur koreografi pada tarian tersebut.
Pemilihan kedua lokasi tersebut dipilih menjadi lokasi penelitian,
karena dianggap cukup banyak mengetahui mengenai tari Rahwana
Gandrung, baik dari struktur koreografi Tari Rahwana Gandrung, rias dan
Muhamad Caesar Jumantri,2015
TARI RAHWANA GANDRUNG DI SANGGAR NYIMAS SEKAR PUJI ASMARA DESA CANGKOL KOTA CIREBON
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pertunjukannya. Dari lokasi yang dipilih peneliti diharapkan memperoleh
data yang dibutuhkan mengenai Tari Rahwana Gandrung.
C. Instrumen Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data 1. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian merupakan sebuah alat yang digunakan untuk
mengumpulkan data atau informasi yang bermanfaat untuk menjawab
permasalahan dalam penelitian. Dalam penelitian kualitatif peneliti
merupakan kunci dari instrumen. Instrumen penelitian digunakan untuk
mengukur nilai variabel yang diteliti, dengan demikian jumlah instrumen
yang akan digunakan untuk penelitian akan tergantung pada jumlah
variabel yang diteliti, seperti yang diungkapkan Nasution (dalam
Sugiyono, 2013, hlm. 306) bahwa:
Dalam penelitian kualitatif, tidak ada pilihan lain daripada menjadikan manusia sebagai instrumen penelitian utama. Alasannya ialah bahwa, segala sesuatunya belum mempunyai bentuk yang pasti. Masalah, fokus penelitian, prosedur penelitian, hipotesis yang digunakan, bahkan hasil yang diharapkan, itu semuanya tidak dapat ditentukan secara pasti dan jelas sebelumnya. Segala sesuatu masih perlu dikembangkan sepanjang penelitian itu. Dalam keadaan serba tidak pasti dan tidak jelas itu, tidak ada pilihan lain dan hanya peneliti itu sendiri sebagai alat satu-satunya yang dapat mencapainya.
Dengan kata lain instrumen merupakan alat yang digunakan untuk
melakukan sesuatu. Adapun penelitian memiliki arti pemeriksaan,
penyelidikan, kegiatan pengumpulan, pengolahan, analisis dan penyajian
data secara sistematis dan objektif. Dengan masing-masing pengertian
kata tersebut, maka instrumen penelitian adalah semua alat yang
digunakan untuk mengumpulkan, memeriksa, menyelidiki suatu masalah,
atau mengumpulkan, mengolah, menganalisis dan menyajikan data-data
secara sistematis secara objektif dengan tujuan memecahkan suatu
Muhamad Caesar Jumantri,2015
TARI RAHWANA GANDRUNG DI SANGGAR NYIMAS SEKAR PUJI ASMARA DESA CANGKOL KOTA CIREBON
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dapat disimpulkan bahwa instrumen utama dalam penelitian ini
adalah peneliti sendiri, karena kehadiran peneliti dalam penelitian
kualitatif merupakan sebuah keharusan. Dalam penelitian ini instrument
yang digunakan peneliti adalah:
a. Pedoman Observasi
Observasi ini memberikan kemudahan bagi peneliti dalam mencatat
semua data yang ada. Hal ini dilakukan untuk menemukan dan
memastikan mengenai objek yang diteliti. Observasi yang dilakukan
dalam penelitian ini yaitu peneliti terjun secara langsung melihat objek
penelitian dan diharapkan dapat memberikan gambaran secara jelas
mengenai objek yang diteliti di Sanggar Seni Nyimas Sekar Puji
Asmara. Dengan melakukan observasi ini, peneliti dapat melihat dan
mengetahui secara jelas dan menyeluruh mengenai apa saja busana
dan aksesoris yang dikenakan dalam pertunjukan tari Rahwana
Gandrung, koreografi, dan musik iringan tari Rahwana Gandrung di
Sanggar Seni Nyimas Sekar Puji Asmara.
a. Pedoman Wawancara
Wawancara merupakan kegiatan penelitian secara langsung kepada
pendiri Sanggar Seni Nyimas Sekar Puji Asmara yaitu Novia Puji
Astuti yang juga merupakan penari Tari Rahwana Gandrung dan
pencipta tari Rahwana Gandrung yaitu Daimin dan Kesol/ Kasniri,
yang dilakukan secara tanya jawab dengan narasumber terkait.
b. Pedoman Dokumentasi
Pedoman dokumentasi ini untuk membantu peneliti dalam
melengkapi data saat pengecekam data yang diperoleh. Adapun alat
Muhamad Caesar Jumantri,2015
TARI RAHWANA GANDRUNG DI SANGGAR NYIMAS SEKAR PUJI ASMARA DESA CANGKOL KOTA CIREBON
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
- Tape Recorder, digunakan untuk merekam suara pada saat
wawancara dengan narasumber yang menjadi objek penelitian.
- Camera, yang digunakan untuk mengambil gambar atau video dari
Tari rahwana Gandrung, sebagai dokumentasi dalam penelitian.
2. Tenkin Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan cara untuk mengumpulkan data
yang diperlukan dalam penelitian. Seperti yang diungkapkan oleh
Sugiyono (2013, hlm. 308) yaitu:
Teknik pengumpulan data merupakan langkah paling utama dan strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan.
Sumber data yang diperoleh merupakan sumber data sekunder atau
merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada
pengumpul data, misalnya melalui orang lain atau melalui dokumen.
Dalam pengumpulan data ini, peneliti menggunakan empat cara
sebagai upaya memperoleh data yang akurat, yaitu.
a. Observasi
Menurut Nasution (dalam Sugiyono, 2013, hlm, 310) mengungkapkan
bahwa:
Muhamad Caesar Jumantri,2015
TARI RAHWANA GANDRUNG DI SANGGAR NYIMAS SEKAR PUJI ASMARA DESA CANGKOL KOTA CIREBON
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Observasi dilakukan sebagai cara untuk mengalami, menggali
informasi dan mendokumentasikan Tari Rahwana Gandrung. Selama
masa penelitian dilapangan berlangsung peneliti banyak mendapatkan
informasi lebih mengenai Tari Rahwana Gandrung.
Observasi pertama dilakukan pada tanggal 23 Juni 2015, dengan
mendatangi Sanggar Nyimas Sekar Puji Asmara guna memperoleh
izin agar tari Rahwana Gandrung menjadi objek penelitian.
b. Wawancara
Wawancara secara umum adalah salah satu cara untuk mendapatkan
informasi dengan mendatangi narasumber dan menanyakan pertanyaan
mengenai hal yang terkait dengan penelitian. Menurut Esterberg
(dalam Sugiono 2013, hlm, 317) menyatakan bahwa “wawancara
merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide
melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam
suatu topik tertentu.”
Teknik wawancara yang digunakan dalam penelitian adalah bentuk
wawancara empat mata. Bentuk wawancara empat mata dilakukan
dengan informasi kunci yaitu Novia selaku pemilik Sanggar Nyimas
Sekar Puji Asmara. Dalam wawancara satu ini peneliti dan informan
berada pada jarak yang berjauhan, maka dari itu wawancara dilakukan
dengan melelui telepon. Wawancara ini dilakukan pada tanggal 26
Mei 2015, dengan menanyakan tentang alamat sanggar dan
memberikan pemahaman bahwa sanggar yang dipimpinnya tersebut
akan dijadikan tempat penelitian tentang Tari Rahwana Gandrung.
Pada tanggal 23 Juni 2015, Peneliti bertemu secara langsung dengan
Novia Puji Astuti di kediamannya yang beralamat di Jl. Yos Sudarso,
Muhamad Caesar Jumantri,2015
TARI RAHWANA GANDRUNG DI SANGGAR NYIMAS SEKAR PUJI ASMARA DESA CANGKOL KOTA CIREBON
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Lemahwungkuk Kota Cirebon. Dalam wawancaranya peneliti
mendapatkan informasi mengenai Sanggar Nyimas Sekar Puji Asmara
kemudian mengetahui tentang bentuk koreografi, kemudian rias dan
busana yang digunakan oleh penari Rahwana Gandrung. Selain
mendapatkan informasi seputar Tari Rahwana Gandrung, peneliti juga
mendapatkan informasi mengenai pencipta dari tarian tersebut.
Peneliti diberi alamat secara langsung oleh pemilik sanggar mengenai
kediaman pencipta tari Rahwana Gandrung guna mendapat informasi
lebih lengkap mengenai sejarah dari tari tersebut.
Selanjutnya pada tanggal 25 Juni 2015, peneliti mendatangi kediaman
dari pencipta tari Rahwana Gandrung yaitu Daimin dan Kesol atau
Kasniri yang merupakan pasangan suami istri dan bertempat di Blok 3,
Rt/Rw 001/003, Desa Kalianyar, Kecamatan Panguragan, Kabupaten
Cirebon. Dalam penelitian ini peneliti bertemu secara langsung dengan
Daimin dan Kesol atau Kasniri, beliau menceritakan mengenai sejarah
awal terciptanya tari Rahwana Gandrung, dan menunjukkan bentuk
dari topeng yang dipakai dalam pertunjukan tari tersebut. Selain
sebagai pencipta dari tari Rahwana Gandrung, Daimin juga merupakan
salah satu pengrajin topeng di daerah Cirebon.
Format wawancara dilakukan dengan wawancara terbuka. Wawancara
terbuka ini dilakukan secara langsung antara peneliti dan narasumber
yang diwawancarainya. Melalui bentuk wawancara terbuka menjadi
dialog terhadap materi pertanyaan.
c. Studi Pustaka
Studi pustaka merupakan suatu kegiatan yang tidak dapat
dipisahkan dari suatu penelitian dan merupakan bagian dari pencarian
atau pengumpulan data yang salah satunya dengan mengkaji
Muhamad Caesar Jumantri,2015
TARI RAHWANA GANDRUNG DI SANGGAR NYIMAS SEKAR PUJI ASMARA DESA CANGKOL KOTA CIREBON
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dalam penelitian yang sudah dilakukan, peneliti mengalami
kesulitan mendapatkan sumber kepustakaan mengenai Tari Rahwana
Gandrung, karena tarian tersebut belum ada penelitian terdahulunya
yang menjelaskan secara rinci mengenai Tari Rahwana Gandrung.
Peneliti mencari sumber kepustakaan lain yang sekiranya dapat
mendukung terhadap penelitian mengenai Tari Rahwana Gandrung.
Menurut pendapat Roth (1986) (dalam Hana Hachi,
iyanasikumbang.blogspot.co.id/2013/03/telaah-kepustakaan.html)
mengemukakan bahwa:
Untuk melakukan studi kepustakaan, perpustakaan merupakan suatu tempat yang tepat guna memperoleh bahan-bahan dan informasi yang relevan untuk dikumpulkan, dibaca, dan dikaji, dicatat dan dimanfaatkan.
Teori-teori yang mendasari masalah dan bidang yang akan diteliti
dapat ditemukan dengan melakukan studi pustaka. Selain itu peneliti
dapat memperoleh informasi tentang penelitian-penelitian sejenis atau
yang ada kaitannya dengan penelitian, dan penelitian-penelitian yang
telah dilakukan sebelumnya.
Dengan melakukan studi pustaka, peneliti dapat memanfaatkan
semua informasi yang relevan dengan penelitiannya. Setelah masalah
penelitian ditemukan, peneliti melakukan studi, baik sebelum maupun
selama penelitian berlangsung. Beberapa sumber yang telah peneliti
baca untuk menunjang penelitian ini ialah buku tentang penciptaan
tari, metode penelitian, tari tradisional Indonesia, tata rias, tata busana,
dan buku lain yang menunjang penelitian.
d. Studi Dokumentasi
Pedoman studi dokumentasi berupa pengambilan data sesuai
Muhamad Caesar Jumantri,2015
TARI RAHWANA GANDRUNG DI SANGGAR NYIMAS SEKAR PUJI ASMARA DESA CANGKOL KOTA CIREBON
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
foto-foto, buku, dan artikel. Adapun hasil yang telah didapat oleh
peneliti, mendapatkan beberapa dokumentasi yang dapat mendukung
dan membantu dalam proses penelitian.
Pada tanggal 6 Juli 2015, peneliti melakukan pengambilan video
Tari Rahwana Gandrung yang dibawakan oleh pencipta yaitu Kasniri
atau Kesol. Pengambilan video ini bertempat di kediaman Daimin dan
Kasniri atau Kesol, dimana peneliti juga mendapatkan informasi
tambahan mengenai tari Rahwana Gandrung.
Pada tanggal 30 Agustus 2015, peneliti mencari data berupa video
tari Rahwana Gandrung yang ditarikan oleh pemilik Sanggar Nyimas
Sekar Puji Asmara yaitu Novia Puji Astuti yang bertujuan untuk
menambah referensi. Dalam hal ini peneliti mendapatkan video yang
diberikan langsung oleh pemilik sanggar, dengan data video yang
didapat dari pemilik sanggar ini peneliti juga dengan mudah
mengetahui bentuk gerak dan rias serta busana yang dikenakan oleh
penari, karena dalam studi dokumentasi sebelumnya peneliti
melakukan pengambilan video dengan tanpa menggunakan kostum
tari Rahwana Gandrung secara utuh.
D. Prosedur Penelitian
1. Langkah – langkah Penelitian
a. Pra Penelitian
a) Survei
Kegiatan survei merupakan kegiatan utama yang dilakukan
oleh peneliti. Survey awal ini dilakukan guna mengetahui dan
menentukan objek yang akan diteliti yang kemudian
menentukan judul penelitian untuk diserahkan kepada dewan
Muhamad Caesar Jumantri,2015
TARI RAHWANA GANDRUNG DI SANGGAR NYIMAS SEKAR PUJI ASMARA DESA CANGKOL KOTA CIREBON
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dilakukan di Sanggar Seni Nyimas Sekar Puji Asmara Desa
Cangkol, Kota Cirebon.
b) Pengajuan Judul
Setelah merumuskan masalah penelitian yang akan diteliti dan
judul penelitian, peneliti menyerahkan beberapa judul
penelitian kepada dewan skripsi Departemen Pendidikan Seni
Tari Fakultas Pendidikan Seni dan Desain UPI Bandung.
Judul-judul yang diberikan kemudian diseleksi untuk
ditentukan salah satu judul yang tepat untuk diteliti.
c) Pembuatan Proposal Penelitian
Langkah selanjutnya yang dilakukan peneliti setelah penentuan
judul yaitu pembuatan proposal yang merupakan salah satu
syarat untuk melangkah ke proses selanjutnya, dalam
pembuatan proposal, peneliti sebelumnya melakukan orientasi
lapangan untuk mwngumpulkan bahan pembuatan proposal
penelitian.
d) Siding Proposal
Siding proposal dilaksanakan pada bulan November 2014.
Siding proposal merupakan tahap awal pengujian terhadap
judul yang telah dipilih. Dalam siding proposal peneliti
mendapat saran-saran dari para penguji untuk melakukan
perbaikan dalam focus penelitian.
e) Revisi Proposal
Setelah proposal, kegiatan selanjutnya adalah merevisi
proposal. dalam merevisi proposal peneliti tidak sembarangan,
namun peneliti melakukan bimbingan terlebih dahulu kepada
Muhamad Caesar Jumantri,2015
TARI RAHWANA GANDRUNG DI SANGGAR NYIMAS SEKAR PUJI ASMARA DESA CANGKOL KOTA CIREBON
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
b. Pelaksanaan Penelitian
Pelaksanaan pnelitian dilakukan sesuai dengan ketentuan-ketentuan
sebagai berikut.
a) Pengumpulan Data
Kegiatan pengumpulan data yang diperoleh secara langsung
kurang lebih empat bulan merupakan proses awal yang
dilakukan peneliti dalam penelitian sebagai acuan penelitian
selanjutnya.
b) Pengolahan Data
Setelah data terkumpul, maka trahap selanjutnya yang
dilakukan oleh peneliti adalah melakukan pengolahan data,
dengan cara menyusun data yang diperoleh dari hasil
pengumpulan data.
c) Meringkas Data
Kegiatan ini merupakan penyeleksian, pengklasifikasian, dan
mentransformasikan data mentah yang diperoleh di lapangan
ke dalam bentuk tulisan. Data mentah tersebut diseleksi dan
diklasifikasikan berdasarkan aspek permasalahan.
d) Akhir Penelitian
Kegiatanb terakhir yang dilakukan peneliti dalam penelitian ini
adalah menyusun data yang telah diperoleh kedalam bentuk
laporan. Untuk kesempurnaan laporan, peneliti melakukan
bimbingan dengan pembimbing I dan pembimbing II yang
telah ditentukan. Pembimbing I dan II dalam kegiatan
bimbingan ini merevisi, dan mengkoreksi hasil laporan yang
telah disusun peneliti. Setelah. Setelah pembimbing
menganggap laporan tersebut layak untuk dipertanggung
Muhamad Caesar Jumantri,2015
TARI RAHWANA GANDRUNG DI SANGGAR NYIMAS SEKAR PUJI ASMARA DESA CANGKOL KOTA CIREBON
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kepada dewan skripsi untuk mengesahkan hasil penelitian
melalui siding skripsi.
2. Definisi Operasional
Untuk memperjelas istilah dan menghindari terjadinya salah
penafsiran terhadap judul penelitian yang diangkat yaitu “TARI
RAHWANA GANDRUNG DI SANGGAR SENI NYIMAS SEKAR
PUJI ASMARA DESA CANGKOL KOTA CIREBON”, maka peneliti
memberikan batasan-batasan istilah yang terdapat dalam judul penelitian,
sebagai berikut.
a) Tari Rahwana Gandrung
Tari Rahwana Gandrung merupakan tarian yang diciptakan oleh
tiga orang seniman asal Kalianyar yaitu Tien Sutini, Daimin, dan
Kesol/Kasniri, tarian ini merupakan penggambaran sosok Rahwana
yang sedang kasmaran atau gandrung terhadap sosok Shinta.
b) Sanggar Seni Nyimas Sekar Puji Asmara
Sanggar Seni Nyimas Sekar Puji Asmara adalah suatu sarana atau
wadah dalam proses pembelajaran pendidikan tari secara non-formal
dan dipimpin dikelola oleh Saudari Novia Puji Astuti yang terletak di
Desa Cangkol Kota Cirebon. Sanggar ini mengajarkan Tari Topeng,
Tari Ponggawa, dan Tari Rahwana Gandrung.
Berdasarkan pengertian diatas, bahwa taria Rahwana Gandrung
merupakan Tarian yang diciptakan oleh tiga orang seniman Kalianyar
yaitu Tien Sutini, Daimin, dan Kesol/Kasniri, yang sekarang masih
dipertahankan dan dipelihara di Sanggar Seni Nyimas sekar puji Asmara.
3. Pengolahan dan Analisis Data
Setelah semua data penelitian selesai dikumpulkan dengan lengkap dari
Muhamad Caesar Jumantri,2015
TARI RAHWANA GANDRUNG DI SANGGAR NYIMAS SEKAR PUJI ASMARA DESA CANGKOL KOTA CIREBON
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
mengolah dan menganalisis data yang diperoleh. Pengolahan data merupakan
bagian paling penting dalam dalam metode ilmiah, karena dengan pengolahan
data tersebut, dapat diperoleh arti dan makna yang berguna dalam
memecahkan masalah penelitian.
Dalam pengolahan data ini perlu adanya kategorisasi didalamnya, karena
data yang diperoleh itu perlu dibagi-bagi atau dikelompok-kelompokan sesuai
dengan kategori yang diperlukan dalam penelitian.
Menurut Nasution (dalam Sugiyono 2013, hlm. 336) menyatakan bahwa
“Analisis telah mulai sejak merumuskan dan menjelaskan masalah, sebelum
terjun ke lapangan, dan berlangsung terus sampai penulisan hasil penelitian.
Muhamad Caesar Jumantri,2015
TARI RAHWANA GANDRUNG DI SANGGAR NYIMAS SEKAR PUJI ASMARA DESA CANGKOL KOTA CIREBON
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V
SIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Simpulan
Berdasarkan data-data yang telah terkumpul dari hasil wawancara dengan
Daimin selaku pencipta tarian Rahwana Gandrung dan Novia Puji Astuti selaku
pemilik Sanggar Nyimas Sekar puji Asmara, telah diuraikan pada bab sebelumnya
bahwa tari Rahwana Gandrung termasuk kedalam rumpun tari kreasi baru dan
pada awalnya merupakan tarian pembuka sebelum pertunjukan Tarling dimulai.
Sebagai pijakan awal dari tarian ini adalah tari Srimpi yang merupakan
pengembangan dari tari Srimpi yang ada di daerah Jawa. Tari Rahwana Gandrung
merupakan tarian yang diciptakan oleh tiga orang seniman Kalianyar yaitu
Daimin, Tien Sutini, dan Kesol/Kasniri, inspirasi terciptanya tarian ini diambil
dari tokoh Rahwana yang ada dalam pewayangan. Bagian yang dijadikan inspirasi
dalam tari Rahwana Gandrung ini adalah bagian pada saat Rahwana sedang
kasmaran terhadap sosok Shinta.
Keunikan dalam tarian ini terdapat pada geraknya yang merupakan perpaduan
antara karakter halus yang ada pada tari Srimpi dipadukan dengan karakter gagah
pada gerakan Rahwana itu sendiri. Gerak khas dalam tari Rahwana Gandrung ini
adalah gerakan mondong, dimana penggambaran pencipta mengenai sosok
Rahwana yang sedang kasmaran terhadap Shinta ini di tunjukan dengan gerakan
mondong.Gerakan mondong itu sendiri seperti gerakan yang sedang
mengejar-ngejar seseorang yang disukainya.
Dari segi rias dan busana, tari Rahwana Gandrung mengadaptasi dari pakaian
yang dikenakan oleh Rahwana dalam pewayangan, dengan ciri khas praba atau
badong sebagai salah satu bagian dari busana.Warna merah diambil karena
merupakan penggambaran karakter Rahwana yang pemberani. Dari segi rias,
dalam pertunjukan tari Rahwana Gandrung pun menyesuaikan dengan karakter
Muhamad Caesar Jumantri,2015
TARI RAHWANA GANDRUNG DI SANGGAR NYIMAS SEKAR PUJI ASMARA DESA CANGKOL KOTA CIREBON
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kumis, cedo dan janggut danawa, menjadikan kesan gagah pada tarian ini lebih
keluar.
Sebuah pertunjukan tari, tidak terlepas dari salah satu faktor pendukung yang
sangat penting yaitu, musik iringan.Dalam tari Rahwana Gandrung, musik
iringannya menggunakan gamelan salendro dengan jenis musik atau lagu
bendrong naek kering.Dimana saat menggunakan topeng musik yang digunakan naek ke kering.
B. Rekomendasi
Berdasarkan kesimpulan diatas, peneliti dapat mengemukakan rekomendasinya
sebagai berikut:
1. Bagi peneliti
Peneliti harus lebih memahami mengenai berbagai aspek yang ada dalam tari
Rahwana Gandrung terutama dari segi gerak, rias dan busana serta iringan yang
ada didalamnya, karena itu semua memiliki keterkaitan satu sama lain dan
memiliki ciri khas yang tidak sama dengan tarian lain.
2. Sanggar Seni Nyimas Sekar Puji Asmara
Sanggar Seni Nyimas Sekar Puji Asmara untuk lebih meningkatkan lagi proses
pembelajarannya agar dapat membina generasi muda untuk lebih mengetahui dan
mencintai kesenian daerah yang ada diwilalayahnya, agar bisa menjadi sebuah
keebanggaan jika kesenian daerahnya dapat ditunjukan kepada orang lain.
3. Pembaca dan Umum
Bagi pembaca dan khalayak umum, dengan adanya penelitian ini diharapkan
untuk dapat melanjutkan penelitian mengenai aspek apa saja yang belum
terungkap dari penelitian ini.
4. Departemen Pendidikan Seni Tari
diharapkan dengan adanya laporan penelitian ini dapat memberikan informasi dan
wawasan mengenai Tari Rahwana Gandrung sebagai kesenian yang harus
Muhamad Caesar Jumantri,2015
TARI RAHWANA GANDRUNG DI SANGGAR NYIMAS SEKAR PUJI ASMARA DESA CANGKOL KOTA CIREBON
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA
Wahyudi, DiahDewiGayatri.(2014). SimbolodanMaknaTariTerbangRanduKentir di
SanggarAsemGedeDesaJumblengKabupatenIndramayu.(Skripsi).FakultasPendidikan
BahasadanSeni, UniversitasPendidikan Indonesia, Bandung.
Sugiyono.(2013). MetodePenelitianPendidikan. Bandung: ALFABETA
Hadi, Y. Sumandiyo. (2003). MenciptaLewatTari. Yogyakarta: Manthili
Narawati, Tati. (2003). WajahTariSundadariMasakeMasa. Bandung: P4ST UPI
Rusliana, Iyus. (2012). TariWayangBahanStudiKepenarianTariWayang. Bandung:
JurusanTari STSI Bandung
Rosala, Dedi. (1999). BungaRampaiTarianKhasjawa Barat. Bandung:
HumanioraUtamaPres
Susi, Diana. (2013). TariAngganaLaras di Studio tariIndra
Bandung.(Skripsi).FakultasPendidikanBahasadanSeni, Universitaspendidikan
Indonesia
Sediyawati, Edi dkk.(1986) PengetahuanElementerTaridanBeberapaMasalahTari.
Jakarta: DirektoratKesenianProyekPengembangankesenian Jakarta,
DepartemenPendidikandanKebudayaan.
(
http://ufikmuckraker.wordpress.com/201203/28/10-pengertian-seni-menurut-pendapat-para-ahli.html) Diakses 19 September 2015
(http://sritatabusana.blogspot.co.id/2012/11/pengertian-tata-rias-dan-busana.html).
Diakses 23 September 2015