TINJAUAN MUSIK PADA IRINGAN TARI GUEL DI SANGGAR
CICIMPALA DI DESA BENER KALIFAH KECAMATAN BANDAR
KABUPATEN BENER MERIAH NANGGROE ACEH
DARUSSALAM
Disusun Oleh : Rahmat Muliyadi NIM . 061222520092
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat - Syarat Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan
JURUSAN SENDRATASIK
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan
untuk memperoleh gelar kesarjanaan disuatu perguruan tinggi dan sepanjang sepengetahuan saya
juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain,
kecuali yang secara tertulis atau telah diterbitkan oleh orang lain yang diacu dalam naskah dan
disebutkan dalam daftar pustaka.
Medan, September 2012
i
ABSTRAK
Rahmat Muliyadi. NIM. 061222520092. Tinjauan Musik Pada Iringan Tari Guel di Sanggar Cicimpala di Desa Bener Kelipah Kecamatan Bandar Kabupaten Bener Meriah Nanggroe Aceh Darussalam. Fakultas Bahasa dan Seni. Universitas Negeri Medan. 2012.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tinjauan musik pada iringan tari guel di Sanggar cicimpala di Desa Bener Kelipah Kecamatan Bandar Kabupaten Bener Meriah NAD.
Dalam penelitian ini metode penelitian yang digunakan adalah berupa pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode penelitian berupa data kualitatif yang dimana data tersebut diteliti melalui pengumpulan data, dalam bentuk buku, karya tulis ilmiah maupun elektronik yang bahan materinya berdasarkan topik dari penelitian ini dan data yang berhubungan dengan judul penelitian.
Penelitian ini memilih lokasi di Sanggar cicimpala di Desa Bener Kelipah Kecamatan Bandar Kabupaten Bener Meriah NAD. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Mei Hingga Juli 2012, dan subjek penelitian berupa pemusik dan penari sanggar cicimpala desa Bener Klipah Kecamatan Bandar Kabupaten Bener Meriah.
v
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis sampaikan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik sesuai dengan waktu yang direncanakan.
Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi sebagian syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Seni Musik Jurusan Seni Drama, Tari dan Musik,
Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan dengan judul ” Tinjauan Musik Pada
Iringan Tari Guel di Sanggar Cicimpala di Desa Bener Kelipah Kecamatan Bandar Kabupaten Bener Meriah Nanggroe Aceh Darussalam”.
Ucapan terimakasih disampaikan kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Si. selaku Rektor Universitas Negeri Medan beserta jajarannya.
2. Ibu Dr. Isda Pramuniati, M.Hum selaku Dekan Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan.
3. Ibu Dra. Tuti Rahayu, M.Si, selaku Ketua Jurusan Seni Drama Tari Dan Musik Fakultas Bahasa dan Seni UNIMED
4. Bapak Panji Suroso, M.Si, selaku Ketua Prodi Pendidikan Seni Musik UNIMED.
5. Ibu Uyuni Widiastuti, M.Pd, sebagai dosen pembimbing skripsi I dan Bapak Mukhlis Hassbullah, M.Sn, sebagai pembimbing skripsi II, yang telah memberikan bimbingan dan pelajaran serta koreksi yang konstruktif dalam proses penyelesaian skripsi ini.
6. Ibu Yusnizar Heniwaty, S.St, M.Hum, selaku dosen pembimbing akademik, atas semua bimbingan dan arahan kepada peneliti sejak memulai perkuliahan sampai akhirnya menyelesaikan skripsi ini.
7. Seluruh Dosen Jurusan Seni Drama, Tari dan Musik dan seluruh staf pengajar lainnya yang dengan tulus dan ikhlas telah memberi pendidikan kepada peneliti untuk memperoleh ilmu pengetahuan.
8. Keluarga yang kusayangi, Ayahanda tercinta Giman, SP, dan Ibunda tersayang Zaidar, S.Pd.SD yang tiada henti berdoa, dan memberi dukungan moril dan materil kepada penulis. Kepada Kakak Susi Derisma, Linda Mayasari, Laila Fitri, Abang Indra Taurika, Safaruddin dan Adik Nina Khaira tercinta yang selalu menjadi motivasi penulis untuk semangat belajar.
vi
10. Untuk Sari Maulina yang selalu setia dengan tulus mendampingi dan membantu peneliti dalam proses menyelesaikan skripsi ini.
11. Untuk Sahabat-sahabatku tercinta Irwansyah, Roy, Icang, Sholeh, Sem, Amek, Miya, Usuf, Putra, Surya, Nirwan, Rivan sahabatku di Laskar Gayo.
12. Seluruh teman-teman seperjuangan di Seni Musik ’06 Kalian takkan terlupakan, seluruh mahasiswa SENDRATASIK
13. Serta semua teman-teman yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terimakasih atas dukungan yang telah kalian berikan.
Semoga semua bantuan, dukungan dan kemudahan-kemudahan yang Bapak, Ibu dan saudara/i berikan menjadi amalan dan mendapat balasan yang setimpal dari Allah SWT, amin.
Medan, September 2012 Penulis
v
B. Kerangka Konseptual ... 15
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 17
A. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 17
B. Populasi dan Sampel ... 17
C. Metode Penelitian... 18
D. Teknik Pengumpulan Data ... 18
E. Teknik Analisis Data ... 20
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 22
A. Geografis Wilayah Kabupaten Bener Meriah ... 22
B. Proses Penggarapan Musik Iringan Tari Guel ... 32
C. Instrumen yang Digunakan ... 36
D. Pola-Pola Ritem Pada Tari Guel ... 40
E. Penyajian Musik Pada Iringan Tari Guel ... 47
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 54
A. Kesimpulan ... 54
B. Saran ... 54
DAFTAR PUSTAKA ... 56
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Tiap suku memiliki adat istiadat, upacara serta perbedaan budaya masing-masing yang
mengungkapkan ciri khas dari istiadat tersebut, terutama pada upacara adat setiap suku
masing-masing. Keanekaragaman budaya ini membuat semaraknya nuansa keragaman nusantara dalam
segi menilai kekayaan bangsa Indonesia. Bahkan dari budaya bangsa yang ada di Indonesia
beberapa adat istiadat yang masih dipertahankan keberadaannya tanpa ada
penambahan-penambahan adat baru. Walaupun sekarang teknologi semakin maju dan era globalisasi sekarang
ini telah merubah sebagian nilai-nilai budaya diberbagai pelosok nusantara. Gerak laju dunia
pembangunan telah mengubah tatanan dari sebuah perkampungan yang hanya terdiri dari
bangunan biasa menjadi tembok-tembok beton yang permanen. Ini sebenarnya sangat
berpengaruh pada dampak negatif, dimana jika tidak disadari mulai dini maka akan mengancam
keselamatan budaya yang telah kita jaga sekarang ini.
Salah satu dari ragam budaya bangsa Indonesia yang masih terus bertahan hingga
sekarang dan juga masih dipertahankan keberadaannya oleh masyarakat adalah Provinsi
Nanggroe Aceh Darrusalam . Nanggroe Aceh Darrusalam terdiri dari 18 kabupaten dan 5
kotamadya. Dari kedelapan belas kabupaten tersebut, Aceh memiliki keanekaragaman
kebudayaan walaupun terlihat sama. Setiap suku di Provinsi Aceh tidak terlepas dari ajaran
agama Islam. Gayo adalah salah satu etnis yang terdapat di Provinsi Nanggroe Aceh Darrusalam
Suku Gayo mendiami tiga kabupaten yaitu Kabupaten Aceh Tengah, Kabupaten Bener
Meriah dan Kabupaten Gayo Lues. Suku Gayo juga mendiami Kecamatan Serba Jadi di
Kabupaten Aceh Timur.
Sebagai salah satu suku bangsa di Indonesia, suku Gayo mempunyai beranekaragam
kesenian. Kesenian dikalangan masyarakat Gayo hampir tidak pernah mengalami kemunduran
bahkan cenderung berkembang. Hal ini dapat dibuktikan dari beberapa keadaan kesenian itu
sering diikutkan dalam acara keluarga atau acara pemerintahan. Bentuk kesenian Gayo yang
terkenal antara lain tari saman dan seni betutur atau didong. Kesenian tersebut bukan hanya
mendapat apresiasi yang yang positif di tingkat nasional, tapi juga dari dunia internasional.
Artinya, kesenian itu bukan hanya digemari masyarakat Gayo itu sendiri, tapi juga disenangi
oleh diluar orang Gayo sendiri.
Musik merupakan rekayasa bunyi yang diperdengarkan secara khusus menurut situasi,
fungsi dan kepentingannya sebagai suatu perbuatan seni oleh penciptanya. Fungsi musik
dimasyarakat sangatlah beragam, diantaranya sebagai kepentingan agama, sebagai iringan tari,
sebagai ilustrasi pada perfilman, sinetron, drama (soundtrack) puisi, sebagai media tarapi
kesehatan (sound of theraphy), sebagai hiburan dan masih banyak lagi fungsinya untuk dapat
disebutkan.
Tari menjadi salah satu cara untuk penyampaian suatu budaya dalam menyatakan sebuah
pandangan kehidupan, pesan moral dan berbagai macam saran, kritik serta yang hiburan. Tarian
guel pada masyarakat Gayo berfungsi sebagai media penyambutan seperti penyambutan
pemangku adat, upacara penyambutan pemerintahan, pesta pernikahan dan sebagainya.
Dalam konteks pengiringan tari, hubungan sebuah tari dan musik dapat terjadi melalui
dapat dipakai untuk mengiringi sebuah tarian. Dasar pemilihannya harus dilandasai oleh
pandangan penyusun iringan dan maksud penata tarinya. Pada dasarnya sebuah iringan tari harus
dipilih untuk menunjang tarian yang diiringi baik secara ritmis maupun emosional. Dengan kata
lain, sebuah iringan tari harus mampu menguatkan atau menggarisbawahi makna tari dan
iringannnya. Masyarakat Gayo adalah salah satu etnis yang berasal dari daerah Aceh Tengah,
sebagian Aceh Timur, Bener Meriah, dan Kabupaten Gayo Lues.
Daerah asal kediaman masyarakat Gayo biasa dinamakan dataran tinggi Gayo, dan
mereka biasanya menyebutnya dengan Tanoh Gayo (Tanah Gayo). Kini daerah tersebut menjadi
bagian dari wilayah beberapa kabupaten yakni (a) seluruh wilayah Kabupaten Aceh Tengah, (b)
sebagian dari wilayah Kabupaten Aceh Tenggara (c) Sebagian kecil dari wilayah Kabupaen
Aceh Timur dan (d) seluruh wilayah Kabupaten Gayo Lues. Dataran tinggi Gayo ini ditandai
dengan sebuah danau, yaitu “Danau Laut Tawar” yang mempunyai luas kira-kira + 5 x 18 Km
persegi yang menghampar diantara sela-sela bukit barisan di pinggiran ibu kota kabupaten Aceh
Tengah, Takengon, yang juga di kelilingi oleh gunung-gunung, seperti gunung/ burni birah
payang, burni Entem-entem, burni Perehen, burni Gentala, burni Pepanyi, burni Telong, burni
Gerunte, dan lain-lain.
Pada kesenian Gayo, dikenal salah satu bentuk tari yang disebut dengan tari guel. Tari
guel biasanya disajikan pada upacara perkawinan. Tetapi bisa juga tari guel ini, dijadikan tarian
pada upacara-upacara penyambutan, misalnya pada saat upacara peresmian-peresmian, seminar
atau HUT Kemerdekaan RI. Tari ini disajikan dengan tujuan menyambut undangan kehormatan.
Kita dapat menemukan beberapa sanggar yang masih mengajarkan tentang musik serta
tarian guel, diantaranya : sanggar Cicimpala dan beberapa sanggar lainnya di Kabupaten Bener
Meriah. Dalam pertunjukan musik dan tari guel jumlah penari dalam pertunjukan tari guel
juga tari ini dikomposisikan dengan tujuh orang penari wanita dan dua orang penari pria.
Pemusik yang biasa memainkan jenis musik ini berjumlah biasanya 6 orang untuk pengisi musik
intinya. Tapi tidak menutup kemungkinan adanya penambahan instrumen musik modren.
Musik pengiring dalam pertunjukan tari guel adalah sebuah gegedem (alat musik pukul
yang mirip dengan rebana), Sebuah alat musik tiup yang disebut dengan soling (suling),
teganing alat musik pukul yang terbuat dari satu ruas bambu dengan senar yang berasal dari kulit
bambu tersebut. Disamping itu ada tiga buah gong yang
memiliki ukuran kecil, sedang dan besar. Gong yang kecil disebut dengan canang. Gong
yang sedang disebut dengan memong. Gong yang besar disebut dengan gong.
Berdasarkan uraian di atas, nampak jelas bahwa musik dalam tarin guel berperan aktif
sebagai media penyampaian gerak tarian. Sebagai bagian dari budaya Gayo dan budaya
Nusantara, sangat penting dijaga kelestariannya. Sehingga dari uraian – uraian yang telah
dijabarkan maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian yang mengambil judul “Tinjauan
Musik Pada Iringan Tari Guel di Sanggar Cicimpala di Desa Bener Kelipah Kecamatan
Bandar Kabupaten Bener Meriah Nanggroe Aceh Darussalam”.
B. IDENTIFIKASI MASALAH
Berdasarkan uraian dari latar belakang masalah di atas, maka peneliti memunculkan dan
mengidentifikasi beberapa masalah, yakni sebagai berikut :
1. Bagaimana proses penggarapan pada iringan tari guel di Sanggar Cicimpala di Desa
Bener Kelipah Kecamatan Bandar Kabupaten Bener Meriah Nanggroe Aceh Darussalam
2. Apa saja instrumen yang digunakan dalam permainan musik pada iringan tari guel di
Sanggar Cicimpala di Desa Bener Kelipah Kecamatan Bandar Kabupaten Bener Meriah
Nanggroe Aceh Darussalam ?
3. Bagaimana pola-pola ritem permainan musik pada iringan tari guel di Sanggar Cicimpala
di Desa Bener Kelipah Kecamatan Bandar Kabupaten Bener Meriah Nanggroe Aceh
Darussalam?
4. Bagaimana penyajian musik pada iringan tari guel di Sanggar Cicimpala di Desa Bener
Kelipah Kecamatan Bandar Kabupaten Bener Meriah Nanggroe Aceh Darussalam ?
5. Apa saja bagian musik pada iringan tari guel di Sanggar Cicimpala di Desa Bener
Kelipah Kecamatan Bandar Kabupaten Bener Meriah Nanggroe Aceh Darussalam?
C. PEMBATASAN MASALAH
Pada prinsipnya sebuah masalah yang terlalu umum dan luas, relatif tidak dapat dipakai,
karena tidak jelas batas-batas masalahnya. Oleh karena itu peneliti perlu membuat pembatasan
masalah yang terbatas pada kajian yang mencakup :
1. Bagaimana proses penggarapan pada iringan tari guel di Sanggar Cicimpala di Desa
Bener Kelipah Kecamatan Bandar Kabupaten Bener Meriah Nanggroe Aceh Darussalam
?
2. Apa saja instrumen yang digunakan dalam permainan musik pada iringan tari guel di
Sanggar Cicimpala di Desa Bener Kelipah Kecamatan Bandar Kabupaten Bener Meriah
3. Bagaimana pola-pola ritem permainan musik pada iringan tari guel di Sanggar Cicimpala
di Desa Bener Kelipah Kecamatan Bandar Kabupaten Bener Meriah Nanggroe Aceh
Darussalam?
4. Bagaimana penyajian musik pada iringan tari guel di Sanggar Cicimpala di Desa Bener
Kelipah Kecamatan Bandar Kabupaten Bener Meriah Nanggroe Aceh Darussalam ?
D. PERUMUSAN MASALAH
Menurut pendapat Sumadi (2005:17) dikatakan bahwa : ”Setelah masalah diidentifikasi
dan dipilih, maka perlu dirumuskan. Perumusan ini penting, karena hasilnya akan menjadi
penuntun bagi langkah-langkah selanjutnya,”
Berdasarkan pendapat tersebut, maka peneliti merumuskan masalah penelitian ini menjadi
sebagai berikut : Bagaimana proses penyajian musik pada pengiringan tari Guel di Sanggar
Cicimpala di Desa Bener Kelipah Kecamatan Bandar Kabupaten Bener Meriah Nanggroe Aceh
Darussalam ?
E. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan penelitian mengungkapkan sasaran yang ingin dicapai dalam penelitian. Tujuan
penelitian menjadi kerangka yang selalu dirumuskan untuk mendapatkan gambaran yang jelas
tentang hasil yang akan diperoleh. Tujuan penelitian adalah pernyataan mengenai ruang lingkup
Berhasil atau tidaknya suatu penelitian akan terlihat dan tercapai sesuai tujuan penelitian.
dalam penelitian ini beberapa tujuannya adalah :
1. Untuk mengetahui proses penggarapan pada iringan tari guel di Sanggar Cicimpala
di Desa Bener Kelipah Kecamatan Bandar Kabupaten Bener Meriah Nanggroe Aceh
Darussalam.
2. Untuk mengetahui instrumen yang digunakan dalam permainan musik pada iringan
tari guel di Sanggar Cicimpala di Desa Bener Kelipah Kecamatan Bandar Kabupaten
Bener Meriah Nanggroe Aceh Darussalam.
3. Untuk mengetahui pola-pola ritem permainan musik pada iringan tari guel di Sanggar
Cicimpala di Desa Bener Kelipah Kecamatan Bandar Kabupaten Bener Meriah
Nanggroe Aceh Darussalam.
4. Untuk mengetahui penyajian musik pada iringan tari guel di Sanggar Cicimpala di
Desa Bener Kelipah Kecamatan Bandar Kabupaten Bener Meriah Nanggroe Aceh
Darussalam.
F. MANFAAT PENELITIAN
Adapun hasil dari penelitian ini nantinya diharapkan manfaat sebagai berikut :
1. Sebagai bahan informasi bagi masyarakat luas khususnya masyarakat Gayo di Desa
Bener Kelipah Kecamatan Bandar Kabupaten Bener Meriah Nanggroe Aceh Darussalam.
2. Sebagai bahan memperkaya informasi bagi wisatawan lokal dan internasional tentang
seni budaya masyarakat Desa Bener Kelipah Kecamatan Bandar Kabupaten Bener
Meriah Nanggroe Aceh Darussalam baik di taman bacaan, hotel dan intansi pariwisata
3. Sebagai wawasan baru bagi peneliti tentang musik-musikan pada iringan tari guel.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Dari hasil penelitian yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa ada beberapa kesimpulan
yang diperoleh yang dilihat sebagai berikut :
1. Bahwa di kabupaten Bener Meriah Kecamatan Bandar terdapat musik dan tari khas suku
gayo yaitu tari Guel.
2. Dalam penelitian ini subjek dari penelitiannya adalah musik dari iringan tari guel.
3. Keberadaan musik dan tari guel di Kabupaten Bener Meriah Kecamatan Bandar masih
eksis dan berkembang di Kabupaten Bener Meriah Kecamatan Bandar.
4. Tempat penelitian ini dilaksanakan di Sanggar Cicimpala Kecamatan Bandar Kabupaten
Bener Meriah, Nanggroe Aceh Darussalam.
5. Dalam proses tarian ini, musik sangat berpengaruh dalam pengiringan tari, baik secara
ritmis, melodi dalam tarian sangat bervariatif.
B. SARAN
Dari kesimpulan di atas, didapati beberapa saran yang diperoleh peneliti. Menurut peneliti,
saran ini merupakan hasil dari pemikiran peneliti sendiri. Saran-saran yang dikemukan peneliti
adalah sebagai berikut :
1. Perlu adanya pengingkatkan pengetahuan tentang tari dan musik guel.
2. Perlu adanya pelestarian tarian ini, jika memang suatu saat nanti bisa saja pemuda –
3. Setelah penelitian ini diharapkan adanya penelitian lanjutan untuk mengetahui lebih
detail tentang mekanisme pembuatan gambus ini, mengingat masih banyak kekurangan
56
DAFTAR PUSTAKA
Ferguson. Terjemahan 2011.: Metedologi Penelitian. Bandung : Maju Mundur :
Prastowo, Andi. 2011.Metodologi Penelitian Kualitatif : dalam perpektif Rancangan Penelitian.Yogyakarta : Arruzz Media.
Melalatoa, MJ. 1983.Pesoudo Moiety Gayo. Jakarta : Tesis Universitas Indonesia.
Natalia, Desi Ari. 2008. Deskripsi Tari Guel Pada Upacara Perkawinan Masyarakat Gayo di Kota Medan. Medan : Skripsi Fakultas Sastra Jurusan
Etnomusikologi Universitas Sumatra Utara.
Sumadi, Selo.2005. Permasalahan Dalam Penelitian. Bandung : Gramedia.
Suryono. 2004. Tinjauan dan Definisi. Yogyakarta : Kanisius.
Suroso, Panji. 2011. Musik Iringan Tari. Medan : Diktat Prodi Seni Musik Universitas Negeri Medan.
Suyatno dan Sutinah. 2006.Metode Penelitian Kualitatif. Jogjakarta : Arrauzz Media.
Tim, Penyusun.2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional.
http://kamusbahasaindonesia.org/bentuk
RIWAYAT HIDUP
Rahmat Muliyadi dilahirkan di Bener Meriah kecamatan Bukit pada
tanggal 01 Oktober 1987. Ayah bernama Giman SP. dan ibu bernama Zaidar S.Pd
merupakan anak keempat dari lima bersaudara. Pada tahun 1993 penulis masuk
SD Negeri 4 Redelong dan lulus pada tahun 1999. Kemudian pada tahun 1999
penulis melanjutkan pendidikan ke SMPN 1 Bandar dan lulus pada tahun 2002.
Pada tahun 2002 penulis melanjutkan pendidikan di SMK Negeri 2 Takengon dan
lulus pada tahun 2005. Pada tahun 2006 penulis di terima di Program Studi