• Tidak ada hasil yang ditemukan

20 Tahun 2006 Pel. Kesehatan RSUD Ampana

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "20 Tahun 2006 Pel. Kesehatan RSUD Ampana"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

LEMBARAN DAERAH

KABUPATEN TOJO UNA-UNA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TOJO UNA-UNA NOMOR : 20 TAHUN 2006

TENTANG

RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN

PADA BADAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH AMPANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI TOJO UNA-UNA,

Menimbang : a. bahwa Badan Rumah Sakit Umum Daerah Ampana Kabupaten Tojo Una-Una di Ampana sebagai Rumah Sakit Umum Daerah yang dikelola oleh Pemerintah Daerah mempunyai peranan yang besar dalam upaya meningkatkan pelayanan kesehatan bagi masyarakat umum;

b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Retribusi Pelayanan Kesehatan pada Badan Rumah Sakit Umum Daerah Ampana.

Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 18 tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah sebagaimana telah dirubah dengan Undang-undang Nomor 34 Tahun 2000 (Lembaran Negara republik Indonesia tahun 2000 Nomor 246, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4048);

2. Undang-undang Nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 100, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3495);

3. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Tojo Una-una di Propinsi Sulawesi Tengah (Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4342);

4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125,Tambahan Lembaran negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 tahun 2005 tentang penetapan Peraturan pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 tahun 2005 tentang perubahan Undang-Undang-Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2005 Nomor 108, Tamabahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4548);

5. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1983 tentang Pelaksanaan

(2)

7. Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2001 tentang Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 119);

8. Peraturan Daerah Kabupaten Tojo Una-Una Nomor 19 Tahun 2005 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Badan Rumah Sakit Umum Daerah Ampana (Lembaran Daerah Kabupaten Tojo Una-Una Nomor 19 Seri D Nomor 18);

Dengan Persetujuan Bersama

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN TOJO UNA-UNA

dan

BUPATI TOJO UNA-UNA MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN PADA BADAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH AMPANA.

BAB I

KETENTUAN UMUM Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kabupaten Tojo Una-Una.

2. Pemerintahan Daerah adalah Penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh pemerintah Daerah dan DPRD menurut asas Otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

3. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah.

4. Bupati adalah Bupati Kabupaten Tojo Una-Una.

5. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disebut DPRD adalah Lembaga Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Tojo Una-Una sebagai unsur Penyelenggara Pemerintahan Daerah.

6. Peraturan Daerah adalah Peraturan yang ditetapkan oleh Bupati dengan Persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.

7. BRSUD Ampana adalah Badan Rumah Sakit Umum Daerah Ampana Kebupaten Tojo Una - Una.

8. Direktur RSUD Ampana adalah Kepala Badan Rumah Sakit

9. Pelayanan kesehatan adalah segala kegiatan pelayanan kesehatan yang diberikan kepada seseorang dalam rangka observasi, diagnosis, pengobatan dan atau pelayanan kesehatan lainnya.

10. Pelayanan rawat jalan adalah pelayanan kepada pasien untuk observasi, diagnosis, pengobatan, rehabilitasi medik dan atau kesehatan lainnya tanpa menempati tempat tidur.

(3)

12. Pelayanan rawat sehari (One Day Care) adalah pelayanan kepada pasien untuk observasi, diagnosis, pengobatan, rehabilitasi medis dan atau kesehatan lainnya dan menempati tempat tidur kurang dari sehari.

13. Pelayanan rawat darurat adalah pelayanan kesehatan yang harus diberikan secepatnya untuk mencegah / menanggulangi resiko kematian atau cacat.

14. Pelayanan rujukan adalah pelayanan yang diberikan kepada pasien yang berasal dari puskesmas, rumah sakit lain, dokter praktek swasta dan unit kesehatan lainnya.

15. Pelayanan medik adalah pelayanan terhadap pasien yang dilaksanakan oleh tenaga medik.

16. Tindakan medik operatif adalah tindakan pembedahan yang menggunakan pembiausan total, local atau tanpa pembiusan.

17. Pelayanan penunjang medik adalah pelayanan untuk penegakkan diagnosis dan terapi.

18. Pelayanan rehabilitasi medik dan rehabilitasi mental adalah pelayanan yang diberikan oleh unit rehabilitasi medik dalam bentuk pelayanan fisioterapi, terapi ocupasional, terapi wicara, ortotik/prostetik, bimbingan social medis dan jasa psikologi serta rehabilitasi lainnya.

19. Pelayanan medik gigi dan mulut adalah pelayanan paripurna meliputi upaya penyembuhan dan pemulihan yang selaras dengan upaya pencegahan penyakit gigi dan mulut serta peningkatakan kesehatan gigi dan mulut pada pasien di rumah sakit. 20. Pelayanan penunjang non medik adalah pelayanan yang diberikan di rumah sakit

secara tidak langsung berkaitan dengan pelayanan medik.

21. Pelayanan konsultasi khusus adalah pelayanan yang diberikan dalam bentuk konsultasi psikologis, gizi dan konsulatsi lainnya.

22. Pelayanan Medico-Legal adalah pelayanan kesehatan yang berkaitan dengan kepentingan hukum.

23. Pemulasaran / perawatan jenazah adalah kegiatan yang meliputi perawatan jenazah, konservasi bedah mayat yang dilakukan oleh rumah sakit untuk kepentingan pelayanan kesehatan, pemakaman dan kepentingan proses peradalian.

24. Tarif Retribusi adalah sebagian atau seluruh biaya penyelenggaraan kegiatan pelayanan medik dan non medik yang dibebankan kepada masyarakat sebagai imbalan atas jasa pelayanan yang diterimanya.

25. Retribusi jasa umum adalah retribusi jasa yang disediakan atau diberikan oleh Pemerintah daerah untuk tujuan kepentingan dan pemanfaatan umum serta dapat dinikmati oleh orang pribadi atau badan.

26. Retribusi pelayanan kesehatan yang selanjutnya dapat disebut retribusi adalah pembayaran atas pelayanan kesehatan di Rumah sakit Umum daerah.

27. Wajib retribusi adalah oaring pribadi atau badan yang menurut peraturan perundang-undangan retribusi diwajibkan untuk melakukan pembayaran retribusi.

28. Surat Pendaftaran Objek Retribusi Daerah yang selanjutnya disingkat SPORD adalah surat yang digunakan oleh wajib retribusi untuk melaporkan data objek retribusi dan wajib retribusi sebagai dasar perhitungan dan pembayaran retribusi yang terutang menurut Perundang-undangan retribusi daerah.

29. Surat Ketetapan Retribusi Daerah yang selanjutnya disingkat SKRD adalah surat keputusan yang menentukan besarnya jumlah retribusi yang terutang.

30. Surat Ketetapan Retribusi Daerah Kurang Bayar Tambahan yang selanjutnya disingkat SKRDKBT adalah surat keputusan yang menentukan tambahan atas jumlah retribusi yang telah ditetapkan.

31. Surat Ketetapan Retribusi Daerah Lebih Bayar yang selanjutnya disingkat SKRDLB adalah surat keputusan yang menentukan jumlah kelebihan pembayaran retribusi karena jumlah kredit retribusi lebih besar dari pada retribusi yang terutang atau tidak seharusnya terutang.

32. Surat Tagihan Retribusi Daerah yang selanjutnya disingkat STRD adalah surat untuk melakukan tagihan retribusi dan atau sanksi administrasi berupa bunga dan atau denda.

(4)

34. Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan untuk mencari, mengumpulkan dan mengolah data dan atau keterangan lain dalam rangka pengawasan kepatuhan pemenuhan kewajiban retribusi berdasarkan Peraturan Perundang-undangan Retribusi Daerah.

35. Penyidikan Tindak Pidana di bidang Retribusi Daerah adalah serangkaian tindakan yang dilakukan oleh Penyidik Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya dapat disebut Penyidik, untuk mencari serta mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu membuat terang tindak pidana dibidang retribusi daerah yang terjadi serta menemukan tersangkanya.

BAB II

NAMA, OBJEK DAN SUBJEK RETRIBUSI Pasal 2

Dengan nama Retribusi Pelayanan Kesehatan dipungut retribusi sebagai pembayaran atas pelayanan kesehatan pada RSUD Ampana.

Pasal 3

Objek retribusi adalah pelayanan kesehatan yang meliputi pelayanan kesehatan pada RSUD Ampana.

Pasal 4

Subjek retribusi adalah orang pribadi atau badan yang mendapatkan pelayanan kesehatan pada RSUD Ampana.

BAB III

GOLONGAN RETRIBUSI Pasal 5

Retribusi pelayanan kesehatan digolongkan sebagai retribusi jasa umum.

BAB IV

CARA MENGUKUR TINGKAT PENGGUNAAN JASA Pasal 6

Tingkat penggunaan jasa dihitung berdasarkan frekuensi pelayanan kesehatan.

BAB V

PRINSIP DAN SASARAN DALAM PENETAPAN TARIF RETRIBUSI Pasal 7

(5)

BAB VI

STRUKTUR DAN BESARNYA TARIF Pasal 8

(1) Struktur Tarif digolongakan berdasarkan jenis pelayanan dan biaya kesehatan. (2) Dasar perhitungan tarif ditetapkan berdasarkan kelompok pelayanan.

b. Rawat jalan

1. Tarif rawat jalan dinyatakan dalam bentuk karcis harian.

2. Besaran karcis harian ditetapkan berdasarkan perhitungan 1/10 x Unit Cost Kls II rawat inap.

3. Uraian jenis pelayanan rawat jalan dan besaran Tarif akan diatur selanjutnya oleh Kepala Daerah dengan memperhatikan kemampuan ekonomi masyarakat dan kebijakan subsidi silang.

b. Rawat Darurat

1. Besaran Tarif rawat darurat ditetapkan sebesar 2 x besaran Tarif pada karcis harian pasien rawat jalan, sedangkan pasien tanpa rujukan ditetapkan maksimal 4x pasien rawat jalan.

2. Uraian jenis dan besaran Tarif pelayanan rawat darurat akan ditetapkan Bupati dengan memperhatikan kemampuan ekonomi masyarakat dan kebijakan subsidi silang.

c. Rawat Inap

1. Besaran Tarif perawatan didasarkan perhitungan unit cost rawat inap dengan memperhatikan kemampuan ekonomi masyarakat dan kebijakan subsidi silang. 2. Unit cost rata-rata rawat inap dihitung melalui analisa biaya tanpa

memperhatikan gaji pegawai.

3. Tarif rawat inap kelas II dijadikan dasar perhitungan unit cost.

4. Bagi peserta PT. (Persero) Askes Indonesia Pelayanannya sesuai ketentuan yang berlaku.

d. Rawat Penderita Kehakiman.

1. Narapidana dan tahanan kepolisian/Kejaksaan yang memerlukan biaya pelayanan dan atau rawat inap ditempatkan di Kls III dibebankan kepada yang mengirim pasien kecuali apabila yang bersangkutan atau keluarganya menghendaki kelas lain dan bersedia menanggung pembiayaannya.

2. Tanggung jawab penjagaan pasien sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 ayat 2 huruf d butir 1 menjadi tanggung jawab pihak berwajib.

(3) Struktur dan besaran Tarif tiap-tiap jenis terlampir.

(4) Pembagian Besaran Tarif tiap jenis pelayanan menurut biaya alat/ bahan, jasa pelayanan dan jasa rumah sakit akan ditetapkan kemudian oleh Kepala Daerah.

BAB VII

WILAYAH PEMUNGUTAN Pasal 9

Retribusi dipungut di wilayah pelayanan kesehatan pada RSUD Ampana.

BAB VIII

MASA RETRIBUSI DAN SAAT RETRIBUSI TERUTANG Pasal 10

(6)

BAB IX

SURAT PENDAFTARAN Pasal 11

(1) Wajib retribusi wajib mengisi SPOORD.

(2) SPOORD sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) harus diisi dengan jelas, benar dan lengkap serta ditanda tangani oleh wajib retribusi.

(3) Bentuk isi serta tatacara pengisian dan penyampaian SPOORD sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) ditetapkan oleh Kepala Daerah.

BAB X

PENETAPAN RETRIBUSI Pasal 12

(1) Berdasarkan SPdORD sebagaimana dimaksud dalam pasal 10 ayat (1) ditetapkan retribusi terutang dengan menerbitkan SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan. (2) Apabila berdasarkan hasil pemeriksaan dan ditemukan data baru dan atau data yang semula belum terungkap dan menyebabkan penambahan jumlah retribusi yang terutang, maka dikeluarkan SKRDKBT.

(3) Bentuk isi dan tatacara penerbitan SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan SKRDKBT sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) ditetapkan oleh Kepala Daerah.

BAB XI

TATA CARA PEMUNGUTAN Pasal 13

(1) Pemungutan retribusi tidak dapat diborongkan.

(2) Retribusi dipungut dengan menggunakan SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan dan SKRDKBT.

BAB XII

SANKSI ADMINISTRASI Pasal 14

Dalam hal wajib retribusi tidak membayar tepat pada waktunya atau kurang membayar dikenakan sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2% (dua persen) setiap bulan dari retribusi yang terutang yang tidak atau kurang dibayar atau ditagih dengan menggunakan STRD.

BAB XIII

TATA CARA PEMBAYARAN Pasal 15

(1) Pembayaran retribusi yang terutang harus dilunasi sekaligus.

(2) Retribusi yang terutang dilunasi selambat-lambatnya 15 (lima belas ) hari sejak diterbitkannya SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan, SKRDKBT dan STRD. (3) Tatacara pembayaran, penyetoran, tempat pembayarn retribusi diatur dengan

(7)

BAB XIV

TATA CARA PENAGIHAN Pasal 16

(1) Pengeluaran surat teguran /peringatan /surat lain sejenis sebagai awal tindakan pelaksanaan penagihan retribusi dikeluarkan segera setelah 7 (tujuh) hari sejak jatuh tempo pembayaran.

(2) Dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari setelah tanggal surat teguran/peringatan/surat lain yang sejenis, wajib retribusi harus melunasi retribusinya yang terutang.

(3) Surat teguran sebagaiman dimaksud dalam ayat (1) dikeluarkan oleh Pejabat yang ditunjuk.

BAB XV KEBERATAN

Pasal 17

(1) Wajib retribusi dapat mengajukan keberatan hanya kepada Kepala Daerah Pejabat yang ditunjuk atas SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan, SKRDKBT dan SKRDLB.

(2) Keberatan diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia dengan disertai alasan-alasan yang jelas.

(3) Dalam hal wajib retribusi mengajukan keberatan atas ketetapan retribusi wajib retribusi harus membuktikan ketidak benaran ketetapan retribusi tersebut.

(4) Keberatan harus diajukan dalam jangka waktu paling lama 2 bulan sejak tanggal SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan, SKRDKBT dan SKRDLB diterbitkan, kecuali apabila wajib retribusi tertentu dapat menunjukan bahwa jangka waktu itu tidak dapat dipenuhi karena keadaan diluar kekuasaannya.

(5) Keberatan yang tidak memenuhi syarat sebagaimana yang dimaksud dalam ayat (2) dan (3) tidak dianggap sebagai surat keberatan, sehingga tidak dipertimbangkan. (6) Pengajuan keberatan tidak menunda kewajiban membayar retribusi dan

pelaksanaan penagihan retribusi.

Pasal 18

(1) Kepala Daerah dalam jangka waktu paling lama 6 bulan sejak tanggal surat keberatan diterima harus memberi keputusan atas keberatan yang diajukan.

(2) Keputusan Kepala Daerah atas keberatan dapat berupa menerima seluruhnya atau sebagian, menolak atau menambah besarnya retribusi yang terutang.

(3) Apabila jangka waktu sebagaimana yang dimaksud dalam ayat (1) telah lewat dan Kepala Daerah tidak memberikan suatu keputusan, keberatan yang diajukan tersebut dianggap dikabulkan.

BAB XVI

PENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN Pasal 19

(1) Atas kelebihan pembayaran retribusi, wajib retribusi dapat mengajukan permohonan pengembalian kepada Kepala Daerah.

(8)

(3) Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) telah dilampaui dan Kepala Daerah tidak memberikan suatu keputusan, permohonan pengembalian retribusi dianggap dikabulkan dan SKRDKLB harus diterbitkan dalam jangka waktu paling lama satu bulan.

(4) Apabila wajib retribusi mempunyai hutang retribusi lainnya, kelebihan pembayaran retribusi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) langsung diperhitungkan untuk melunasi terlebih dahulu utang retribusi tersebut.

(5) Pengembalian kelebihan pembayaran retribusi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan dalam jangka waktu paling lama dua bulan sejak diterbitkannya SKRDLB.

(6) Apabila pengembalian kelebihan pembayaran retribusi dilakukan setelah lewat jangka waktu 2 bulan,Kepala Daerah memberikan imbalan bunga sebesar 2% sebulan atas keterlambatan pembayaran kelebihan retribusi.

Pasal 20

(1) Permohonan pengembalian kelebihan pembayaran retribusi diajukan secara tertulis kepada Kepala Daerah dengan sekurang-kurangnya menyebutkan :

a. nama dan alamat wajib retribusi ; b. masa retribusi ;

c. besarnya kelebihan pembayaran ; d. alasan yang singkat dan jelas.

(2) Permohonan pengembalian kelebihan pembayaran retribusi disampaikan secara langsung atau melalui post tercatat.

(3) Bukti penerimaan oleh pejabat daerah atau bukti pengiriman post tercatat merupakan bukti saat permohonan diterima oleh Kepala Daerah.

Pasal 21

(1) Pengembalian kelebihan retribusi dilakukan dengan menerbitkan surat perintah pembayaran kelebihan retribusi.

(2) Apabila kelebihan pembayaran retribusi diperhitungkan dengan utang retribusi lainnya, sebagaimana dimaksud dalam pasal 18 ayat (4), pembayaran dilakukan dengan cara pemindahbukuan dan bukti pemindahbukuan juga berlaku sebagai bukti pembayaran.

BAB XVII

PENGURANGAN, KERINGANAN DAN PEMBEBASAN RETRIBUSI Pasal 22

(1) Kepala Badan Rumah Sakit dapat memberikan pengurangan, keringanan dan pembebasan retribusi.

(2) Pemberian pengurangan atau keringanan retribusi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dengan memperhatikan kemampuan wajib retribusi

(3) Pembebasan retribusi diberikan pada pasien yang tidak mampu.

(4) Tata cara pengurangan, keringanan dan pembebasan retribusi ditetapkan oleh Kepala Badan Rumah Sakit.

BAB XVIII

DALUARSA PENAGIHAN Pasal 23

(9)

(2) Daluarsa penagihan retribusi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) tertangguh apabila :

a. diterbitkan surat teguran; atau

b. ada pengakuan utang retribusi dari wajib retribusi baik langsung atau tidak langsung.

BAB XX

KETENTUAN PENYIDIKAN Pasal 24

(1) Pejabat pegawai negeri sipil tertentu dilingkungan pemerintah daerah diberi wewenang khusus sebagai pihak penyidik untuk melakukan penyidikan tindak pidana dibidang retribusi daerah sebagaimana dimaksud dalam undang-undang No. 8 tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana.

(2) Wewenang penyidik sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) adalah :

a. menerima, mencari, mengumpulkan dan meneliti keterangan atau laporan berkenaan dengan tindak pidana dibidang retribusi daerah agar keterangan atau laporan tersebut menjadi lengkap dan jelas;

b. meneliti, mencari dan mengumpulkan keterangan mengenai orang pribadi atau badan tentang kebenaran perbuatana yang dilakukan sehubungan dengan pidana retribusi daerah;

c. meminta keterangan dan bahan bukti dari orang pribadi atau badan sehubungan dengan tindak pidana dibidang retribusi daerah;

d. memeriksa buku-buku, catatan-catatan dan dokumen-dokumen lain berkenaan dengan tindak pidana dibidang retribusi daerah;

e. melakukan penggeledahan untuk mendapatkan bahan bukti pembukuan, pencatatan dan dokumen-dokumen lain, serta melakukan penyitaan terhadap barang bukti tersebut;

f. meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tugas penyidikan tindak pidana dibidang retribusi daerah;

g. menyuruh berhenti dan atau melarang seseorang meninggalkan ruangan atau tempat pada saat pemeriksaan sedang berlangsung dan pemeriksa identitas orang dan atau dokumen yang dibawa sebagaimana dimaksud pada huruf c; h. memotret seseorang yang berkaitan dengan tindak pidana retribusi daerah. i. memanggil untuk di dengar keterangannya dan diperiksa sebagai tersangka

atau saksi;

j. menghentikan penyidikan;

k. melakukan tindakan lain yang perlu untuk kelancaran penyidikan tindak pidana dibidang retribusi daerah menurut hukum yang dapat dipertanggungjawabkan; (3) Penyidik sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) memberitahukan dimulainya

penyidikan dan menyampaikan hasil penyidikannya kepada penyidik umum, sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam undang-undang nomor.8 Tahun 1981 Tentang Hukum Acara Pidana.

BAB XIX

KETENTUAN PIDANA Pasal 25

(1) Wajib retribusi yang tidak melaksanakan kewajibannya sehingga merugikan keuangan daerah diancam pidana kurungan paling lama 6 (enam) Bulan atau denda paling banyak 4 (empat) kali jumlah retribusi terutang.

(2) Denda sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) tidak melibihi dari Rp. 5.000.000,-(Lima juta rupiah).

(10)

BAB XXI

KETENTUAN PENUTUP Pasal 26

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Tojo Una-Una.

Ditetapkan di Ampana

pada tanggal 23 Agustus 2006 BUPATI TOJO UNA-UNA

TTD + CAP

DAMSIK LADJALANI

Diundangkan di Ampana pada tanggal 25 Agustus 2006

SEKRETARIS KABUPATEN TOJO UNA-UNA

TTD + CAP

Ir. CHAERULLAH LAMORO, M.Si

Pembina Utama Madya Nip. 570 004 575

(11)

P E N J E L A S A N

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TOJO UNA-UNA

NOMOR : 20 TAHUN 2006

TENTANG

RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN

PADA BADAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH AMPANA

I. PENJELASAN UMUM

Bahwa dengan meningkatnya status RSUD Ampana dari Kantor Pelayanan Kesehatan menjadi Badan RSUD Ampana, meningkatnya tugas dan kegiatan Badan RSUD Ampana serta dengan adanya perubahan harga, maka perlu meninjau kembali Penetapan Peraturan BupatiKabupaten Poso Nomor 2 tahun 1996 tentang Retribusi Badan Rumah Sakit Umum Daerah Ampana Kabupaten Tojo Una-Una yang digunakan sebagai dasar penetapan tarif pelayanan pada Badan RSUD Ampana.

Pengelolaan Rumah Sakit Pemerintah memerlukan Biaya yang terus meningkat karena disamping ongkos-ongkos umum yang terus meningkat juga karena adanya peningkatan kebutuhan pelayanan kesehatan oleh masyarakat dan kemajuan teknologi kedokteran.

Kemampuan Sumber danan Pemerintah semakin terbatas sehingga peran serta masyarakat dalam pembiayaan Rumah sakit perlu terus digali dan ditingkatkan, khususnya golongan masyarakat mampu dengan tetap memperhatikan golongan masyarakat kurang mampu agar subsidi Pemerintah secara bertahap dapat dikurangi dan dialihkan pada sektor-sektor yang lebih membutuhkan.

Dengan persetujuan Menteri Keunagan Nomor S-60 / MK-017 / 1997 tanggal 27 Januari 1997 dan Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 582 / MenKes / SK / VI / 1997 tanggal 11 Juni 1997 tentang Pola Tarif Rumah sakit Pemerintah, serta Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 147 tahun 1998 tanggal 21 Desmber tentang Komponen Penetapan Tarif Retribusi, maka penetapan Retribusi Kesehatan pada Badan Rumah Sakit Umum DaerahAmpana Kabupaten Tojo Una-UnaKabupaten Tojo Una-Una Kabupaten Tojo Una-Una berpedoman ada Pola Tarif dan komponen penetapan tarif Retribusi tersebut.

Tarif Rumah sakit terdiri dari Komponen :

1. Bahan / Alat : Imbalan yang diterima oleh Rumah sakit atas pemakaian bahan habis pakai dan alat kesehatan habis pakai yang digunakan langsung dalam rangka obsrvasi, diagnosis, pengobatan dan rehabilitasi.

2. Jasa Sarana adalah : Imbalan yang diterima oleh Rumah Sakit atas pemakaian sarana, fasilitas, rumah sakit, bahan obat-obatan, bahan kimia dan alat kesehatan habis pakai yang digunakan langsung dalam rangka observasi, diagosis, pengobatan dan rehabilitasi.

(12)

II. PENJELASAN PASAL-PASAL DEMI PASAL

Pasal 1 butir 1 s/d 35 : Cukup Jelas.

Pasal 2 : Kelompok pelayanan kesehatan rumah sakit meliputi : 1. Pelayanan Rawat Jalan adalah :

Pelayanan kepada pasien untuk observasi, diagnosis, pengobatan, rehabilitasi medik dan pelayanan kesehatan lainnya tanpa tinggal di ruang rawat inap. 2. Pelayanan Rawat Darurat adalah :

Pelayanan kesehatan tingkat lanjutan yang harus diberikan secepatnya untuk mencegah / menanggulangi resiko kematian atau cacat.

3. Pelayanan Rawat Inap adalah :

Pelayanan kepada pasien untuk observasi, perawatan, diagnosis, pengobatan, rehabilitasi medik dan atau kesehatan lainnya dengan menempati tempat tidur.

Pasal 3 : Jenis Kegiatan Pelayanan : 1. Pelayanan Rawat Jalan. 2. Pelayanan Rawat Darurat. 3. Pelayanan Rawat Inap. 4. Pelayanan Medik :

a. Tindakan Medik Operasi. b. Tindakan Medik Non Operasi. 5. Pelayanan Kebidanan.

6. Pelayanan Penunjang Medis :

a. Pemeriksaan Patologi Klinik / Laboratorium. b. Pemeriksaan Radiodiagnostik.

c. Pemeriksaan Diagnostik Elektromedik. 7. Pelayanan Medis Gigi :

a. Pemeriksaan / Tindakan Medis Gigi. b. Rehabilitasi Gigi.

8. Pelayanan Penunjang Non Medis.

9. Pelayanan Konsultasi Khusus dan Medical Legal. 10. Pemulasaran Jenazah.

11. Pelayanan Farmasi. Pasal 4 : Cukup Jelas.

Pasal 5 : Cukup Jelas. Pasal 6 : Cukup Jelas.

Pasal 7 : Biaya penyediaan jasa adalah besarnya investasi yang harus dipikul secara bersama-sama sehubungan dengan pengadaan peralatan atau sarana medis dan non medis yang digunakan dalam pemberian pelayanan.

Pasal 8 ayat 1 : Struktur tarif digolongkan berdasarkan jenis pelayanan kesehatan sebagaimana tercantum dalam pasal 3.

Ayat 2 butir a : 1. Tarif pelayanan rawat jalan untuk penunjang diagnostik dan penunjang pelayanan lainnya ditetapkan sebagai berikut : Untuk pasien rujukan intern ditetapkan sama dengan tarif pelayanan sejenis untu kelas IIIA.Untuk pasien rujukan luar / swasta ditetapkan sama dengan tarif pelayanan sejenis untuk kelas II.

2. Tarif pelayanan pengujian kesehatan belum termasuk tarif pelayanan penunjang diagnostik.

(13)

1 KETERANGAN :

A. Jenis Tindakan IGD Rutin :

1. Membersihkan Luka 2. Ganti verband 3. Buka Jahitan 4. Pasang Infus

5. Spooling, Extraksi Cerumen, 6. Pasang Tampon pada Hidung & 7. Telinga

B. Jenis Tindakan Sederhana :

1. Jahitan 1 s/d 5 .

2. Perawatan luka bakar < 30 % 3. Insisi Abses

4. Lavament

5. Aspiarsi Hematom 6. Ekstraksi kuku 7. Catherisasi

8. Extraksi Corpus Olieum pada hidung dan telinga

9. Crois incisi

10.Perawatan luka digigit binatang 11.Tindik Telinga

C. Jenis Tindakan Sedang

1. Jahitan luka 6 s/d 10 jahitan. 2. Perawatan luka bakar 30 s/d 60 % 3. Pungsi Ascites / Vesica Urineria 4. Pemasangan dan pembukaan Gips 5. Pasang Spalak

6. Reposisi / Fixasi 7. Pungsi Hydrocell 8. Vena Sectie

9. Pasang Maagslang

10.Ekstraksi corpus Olienum pada Mata 11.Kumba Lambung

12.Incisi Hordeolum 13.Pencabutan IUD 14.Pemasangan Inplant

D. Jenis Tindakan Berat 1. Jahitan luka diats 10 jahitan

(14)

ayat 2 butir c : 1. Jasa RS dan Jasa Konsultasi Medik berlaku tiap hari tiap kunjungan dokter.Tarip pemeriksaan penunjang Diagnostik, tindakan medik dengan terapi dan pelayanan rehabilitasi medik dan perawatan jenazah dibayar terpisah dari daftar tarip rawat inap diatas.Tarip tindakan medik dan penunjang medik tidak direncanakan (Acut/Cyto) dari IGD atau ruang rawat inap dari dalam rumah sakit atau luar Rumah Sakit dikenakan biaya tambahan sebesar 30 % dari tarip jasa medik dan terapi sejenis.

2. Tarip rawat inap di atas belum termasuk biaya obat dan Alat Kesehatan habis pakai.

ayat 2 butir d : Cukup Jelas Pasal 9 : Cukup Jelas. Pasal 10 : Cukup Jelas. Pasal 11 ayat 1 s/d 3 : Cukup Jelas. Pasal 12 ayat 1 s/d 3 : Cukup Jelas. Pasal 13 ayat 1 s/d 2 : Cukup Jelas. Pasal 14 : Cukup Jelas. Pasal 15 ayat 1 s/d 3 : Cukup Jelas. Pasal 16 ayat 1 s/d 3 : Cukup Jelas. Pasal 17 ayat 1 s/d 6 : Cukup Jelas. Pasal 18 ayat 1 s/d 3 : Cukup Jelas.

Pasal 19 ayat 1 s/d 6 : Cukup Jelas.

Pasal 20

ayat 1 butir a s/d d :Cukup Jelas. ayat 2 s/d 3 : Cukup Jelas.

Pasal 21 ayat 1 s/d 2 : Cukup Jelas. Pasal 22 ayat 1 s/d 4 : Cukup Jelas.

Pasal 23 ayat 1 s/d 2 : Cukup Jelas. Pasal 24

ayat 1 :Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu adalah Pejabat Pegawai yang telah ditunjuk oleh Pemerintah Daerah

ayat 2 butir a s/d k : Cukup Jelas

ayat 3 : Cukup Jelas

Pasal 25 ayat 1 s/d 3 : Cukup Jelas.

(15)

Lampiran :

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TOJO UNA-UNA NOMOR 20 TAHUN 2005

TENTANG

RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN

PADA BADAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH AMPANA BAB. VI STRUKTUR DAN BESARNYA TARIF

Pasal 8 ayat (3) Struktur dan besaran Tarif tiap-tiap jenis pelayanan

a. Tarif Rawat jalan

No. Jenis Pelayanan Tarif

1. Administrasi/Kartu

a. Lama Rp.

1.000,-b. Baru Rp.

3.000,-2. Pemeriksaan Dokter Umum / Dokter Gigi Rp. 4.000,-3. Pemeriksaan Dokter Ahli Rp. 10.000,-4. Pemeriksaan General Check Up

a. Paket I Rp.

653.000,-b. Paket II Rp.

395.000,-c. Paket III Kesepakatan

5. Pemeriksaan Pengujian Kesehatan/KIR

a. Sederhana Rp.

15.000,-b. Lengkap Rp.

175.000,-6. Poli Mata

a. Pemeriksaan Refraksi Mata Rp. 5.000,-b. Pemeriksaan Inspeculo Rp.

5.000,-b. Tarif Rawat Darurat

No. Jenis Pelayanan Tarif

1. Administrasi/Kartu

a. Dengan Rujukan Rp.

2.000,-b. Tanpa Rujukan Rp.

4.000,-2. Pemeriksaan Dokter Umum Rp. 5.000,-3. Pemeriksaan Dokter Ahli Rp. 12.000,-4. Tindakan darurat Medik Non Operatif

a. Rutin Rp.

6.000,-a. Sederhana Rp.

20.000,-b. Sedang Rp.

(16)

50.000,-c. Tarif Rawat Inap

No. Jenis Pelayanan Tarif

1. Kelas III

a. Dewasa Rp.

20.000,-b. Bayi lahir Rp.

10.000,-2. Kelas II

a. Dewasa, Anak, Bayi Rp.

50.000,-b. Bayi lahir Rp.

21.000,-3. Kelas I

a. Dewasa, Anak, Bayi Rp.

75.000,-b. Bayi lahir Rp.

30.000,-4. VIP A

a. Dewasa, Anak, Bayi Rp.

200.000,-b. Bayi lahir Rp.

65.000,-VIP B

a. Dewasa, Anak, Bayi Rp.

150.000,-b. Bayi lahir Rp.

50.000,-5. Ruang Pemulihan Rp.

50.000,-6. Ruang ICU Rp.

100.000,-7. Perawatan Khusus Neonatus Rp. 50.000,-8. Visite Dokter Ahli Rp. 25.000,-9. Pemakaian Oksigen Per jam Rp.

6.000,-d. Tarif Partus / Persalinan

No. Jenis Pelayanan Tarif

1 A. Partus Normal

Kelas III Rp.

150.000,-Kelas II Rp.

200.000,-Kelas I Rp.

300.000,-Kelas VIP Rp.

400.000,-2 B. Partus dengan Penyulit Rp.

Kelas III Rp.

175.000,-Kelas II Rp.

250.000,-Kelas I Rp.

350.000,-Kelas VIP Rp.

450.000,-3. C. Khusus untuk tindakan Curret, Vacum Extraksi, Extraksi Forcep, Manual

Placenta, Partus letak lintang.

Kelas III Rp.

200.000,-Kelas II Rp.

250.000,-Kelas I Rp.

400.000,-Kelas VIP Rp.

500.000,-e. Tarif Bedah / OK

No. Jenis Pelayanan Tarif Keterangan

1 Operasi Sederhana

Kelas III Rp.

175.000,-Kelas II Rp.

300.000,-Kelas I Rp.

(17)

600.000,-2 Operasi Sedang

Kelas III Rp.

600.000,-Kelas II Rp.

800.000,-Kelas I Rp.

950.000,-Kelas VIP Rp. 1.100.000,-3 Operasi Besar

Kelas III Rp.

750.000,-Kelas II Rp.

1.000.000,-Kelas I Rp.

1.200.000,-Kelas VIP Rp. 1.400.000,-3 Operasi Khusus

Kelas III Rp.

1.100.000,-Kelas II Rp.

1.325.000,-Kelas I Rp.

1.450.000,-Kelas VIP Rp.

1.625.000,-f. Tarif Poli Gigi

No. Jenis Pelayanan Tarif

A. Tindakan Medik Ringan

Ekstraksi gigi tanpa komplikasi Rp. 10.500,-Ekstraksi gigi tanpa komplikasi dengan alat canggih Rp. 20.000,-Ekstraksi gigi dengan komplikasi Rp. 20.000,-Ekstraksi gigi dengan komplikasi dengan alat canggih Rp. 40.000,-Ekstraksi gigi susu tanpa injeksi Rp. 5.000,-Ekstraksi gigi susu dengan injeksi Rp. 10.500,-Perawatan Endodontik Rp. 10.000,-Tambalan permanen gigi tetap Rp. 30.000,-Tambalan permanen gigi susu Rp.

30.000,-Tambalan sementara Rp.

10.000,-Scalling RA/RB Rp.

100.000,-Insisi Abses Rp.

10.000,-Hyperculectomy Rp.

15.000,-Ondodectomy Rp.

35.000,-Fremectomi dengna komplikasi Rp. 20.000,-B. Tindakan Medik Sedang

Ekstraksi mellogele epulis, enuscleasi cista Rp. 30.000,-Parsial denture protesa Rp.

50.000,-Reparasi protesa Rp.

50.000,-Fiksasi sederhana fraktur rahang Rp.

60.000,-Jacket Crown Rp.

80.000,-C. Tindakan Medik Khusus

(18)

150.000,-g. Tarif Penunjang Medik 1. Laboratorium

No. Jenis Pemeriksaan Tarif Keterangan

1. Sederhana

- Kelas III / Poliklinik Rp. 1.500,- Per Jenis - Kelas II / Swasta Rp. 3.000,- Pemeriksaan

- Kelas I Rp.

4.000,-- Kelas Utama / VIP Rp. 5.000,-2. Sedang

- Kelas III / Poliklinik Rp. 20.000,- Per Jenis - Kelas II / Swasta Rp. 23.000,- Pemeriksaan

- Kelas I Rp.

26.000,-- Kelas Utama / VIP Rp. 30.000,-3. Canggih

- Kelas III / Poliklinik Rp. 38.500,- Per Jenis - Kelas II / Swasta Rp. 40.000,- Pemeriksaan

- Kelas I Rp.

42.000,-- Kelas Utama / VIP Rp. 45.000,-4. Pemeriksaan Test Narkoba Rp.

95.000,-2. Radiologi

No. Jenis Pemeriksaan Tarif Keterangan 1. Sederhana

- Kelas III / Poliklinik Rp. 50.000-, Perlembar - Kelas II / Swasta Rp. 55.000-, Perlembar - Kelas I Rp. 60.000-, Perlembar - Kelas Utama / VIP Rp. 65.000-, Perlembar 2. Sedang

- Kelas III / Poliklinik Rp. 65.000-, Perlembar - Kelas II / Swasta Rp. 75.000-, Perlembar - Kelas I Rp. 85.000-, Perlembar - Kelas Utama / VIP Rp. 95.000-, Perlembar 3. Canggih

- Kelas III / Poliklinik Rp. 125.000-, Perlembar - Kelas II / Swasta Rp. 135.000-, Perlembar - Kelas I Rp. 150.000-, Perlembar - Kelas Utama / VIP Rp. 175.000-, Perlembar 4. USG/EKG

(19)

3. Tarif Rehabilitasi Medik / Fisioterapi

No. Jenis Pelayanan Tarif Keterangan

1. Sederhana

- Kelas III / Poliklinik Rp. 5.000,- Per kali - Kelas II / Swasta Rp. 6.000,- Per kali - Kelas I Rp. 7.000,- Per kali - Kelas Utama / VIP Rp. 8.000,- Per kali 2. Sedang

- Kelas III / Poliklinik Rp. 10.000,- Per kali - Kelas II / Swasta Rp. 12.000,- Per kali - Kelas I Rp. 14.000,- Per kali - Kelas Utama / VIP Rp. 16.000,- Per kali

h. Tarif Pelayanan Penunjang Non Medik

No. Jenis Pelayanan Tarif Ket.

1. Ambulance & Mobil Jenazah

- Penggunaan mobil Ambulance /Jenazah dalam

Kota , Menjemput/Mengantar (max.10 Km) Rp. 50.000,- Per Kali - Mengantar jenazah dari rumah duka ke

pekuburan (Max 5 Km) Rp. 70.000,- Per Kali - Penggunaan mobil Ambulance / Mobil Jenazah

Keluar kota Rp. 4.000,- Per Km

2. Pemulasaran Jenazah

- Perawatan Jenazah diluar obat Rp. 50.000,- Per kali 3. Visum et repertum

- Pemeriksaan Luar Rp. 25.000,- Perkali - Pemeriksaan Dalam Rp. 150.000,- Perkali 4. Konsultasi gizi

- Kelas III / Poliklinik Rp. 4.000,- Perkali - Kelas II / Swasta Rp. 5.000,- Perkali

- Kelas I Rp. 6.000,- Perkali

- Kelas Utama / VIP Rp. 7.000,- Perkali 5. Pelayanan Administrasi

Biaya administrasi surat keterangan dokter untuk :

- Berobat lanjut Rp. 3.000,- Perkali - Cacat tetap Rp. 3.000,- Perkali - Cuti Hamil Rp. 3.000,- Perkali - Santunan Jasa Raharja Rp. 3.000,- Perkali - Selesai Berobat/Keterangan Sakit Rp. 3.000,- Perkali

- Kelahiran Rp. 3.000,- Perkali

- Imunisasi Rp. 3.000,- Perkali

(20)

i. Tarif Pelayanan farmasi

JENIS PELAYANAN JUMLAH

Harga Jual Obat (HJA) = Harga Netto Apotek + 30 % HNA + 30 %

j. Tarif Unit Transfusi Darah

No. Jenis Pelayanan Tarif Keterangan

1. Tranfusi Darah Rp. 180.000 2. Pemeriksaan golongan darah Rp. 10.000

k. Rawat Penderita Kehakiman.

3. Narapida dan tahanan kepolisian/ Kejaksaan yang memerlukan biaya pelayanan dan atau rawat inap ditempatkan di Kls III dibebankan kepada yang mengirim pasien kecuali apabila yang bersangkutan atau keluarganya menghendaki kls lain dan bersedia menanggung pembiayaannya.

4. Tanggung jawab penjagaan pasien sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 ayat 2 huruf d butir 1 menjadi tanggung jawab pihak berwajib.

BUPATI TOJO UNA-UNA

TTD + CAP

Referensi

Dokumen terkait

Kesimpulan : Secara signifikan tidak terdapat hubungan antara tarif retribusi dan jasa pemberi pelayanan kesehatan dengan kualitas pelayanan rawat inap di RSUD

Sasaran pokok RPJMN 2015-2019 adalah: (1) meningkatnya status kesehatan dan gizi ibu dan anak; (2) meningkatnya pengendalian penyakit; (3) meningkatnya akses dan mutu

“Hubungan Mutu Pelayanan Kesehatan Dengan Kepuasan Pasien Rawat Inap di RSUD Dr.Dradjat Prawiranegara Tahun 2017”.. Beserta perangkat yang ada (jika

KUALITAS PELAYANAN PUBLIK RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) GUNUNGSITOLI BAGI PESERTA PENERIMA BANTUAN IURAN (PBI) BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara sistem pembayaran dengan kualitas pelayanan kesehatan pasien rawat jalan di RSUD serang tahun

Sehingga dapat disimpulkan bahwa pasien program jaminan kesehatan nasional (JKN) sangat puas dengan kualitas pelayanan RSUD Muntilan berdasarkan perhitungan

Keputusan Wadir Umum dan Keuangan RSUD Abdul Wahab Sjahranie Peraturan Gubernur Kalimantan Timur Nomor 58 Tahun 2013, Tentang Tarif Pelayanan Kesehatan Pada Badan

RSUD dr. Soetijono Blora, merupakan salah satu unsur pendukung tugas Bupati di bidang pelayanan kesehatan paripurna. Soetijono Blora terakhir kali dibentuk berdasarkan