• Tidak ada hasil yang ditemukan

S GEO 1100954 Chapter5

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "S GEO 1100954 Chapter5"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

128

Syifa Utami H, 2015

TINGKAT KESIAPAN PETANI DALAM MENGHADAPI PENGEMBANGAN AGROPOLITAN DI KECAMATAN CISURUPAN KABUPATEN GARUT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

PENUTUP

A. SIMPULAN

Berdasarkan pengolahan dan hasil penelitian yang telah penulis lakukan dalam

penelitian Tingkat Kesiapan Petani dalam Menghadapi Pengembangan

Agropolitan di Kecamatan Cisurupan Kabupaten Garut, maka penulis dapat

menarik kesimpulan diantaranya:

1. Karakteristik petani di Kecamatan Cisurupan Kabupaten Garut dapat dilihat

melalui usia, pendidikan formal dan nonformal, pengalaman berusaha tani,

luas dan status kepemilikan lahan, modal serta pendapatan, dan komoditas

yang ditanam. Petani di kecamatan Cisurupan sebagian besar berusia 31

sampai 50 tahun. Pendidikan formal yang ditempuh oleh petani sebagian

besar berpendidikan terakhir SD. Selain itu, petani mengikuti pendidikan

nonformal berupa penyuluhan. Sehingga petani disamping mendapatkan

pengetahuan dari pendidikan formal petani juga mendapat wawasan dari

penyuluhan yang telah diikutinya. Sebagian besar petani memiliki

pengalaman berusaha tani lebih dari 15 tahun dan menjadikan pertanian

sebagai mata pencaharian utama. Lahan yang dimiliki petani sebagian besar

memiliki luas 0,5 Ha. Sehingga petani di Kecamatan Cisurupan ini termasuk

kedalam petani gurem karena memiliki lahan yang sempit. Sebagian besar

lahan yang digarapnya merupakan lahan milik pribadi, hanya sebagian kecil

yang melakukan sistem sewa dan bagi hasil. Modal yang dikeluarkan petani

kurang dari Rp.5.000.000,-/musim. Modal tersebut digunakan oleh petani

untuk memelihara tanaman, membayar upah tenaga kerja, membeli pupuk

dan obat-obatan. Jumlah modal yang dikeluarkan oleh petani tergantung

kepada luas lahan yang dimiliki serta komoditi yang ditanam. Penghasilan

yang didapat oleh petani berkisar antara Rp.5.000.000,- sampai

Rp.10.000.000,-. Penghasilan tersebut digunakan oleh petani untuk budidaya

hortikultura kembali serta untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya.

(2)

129

Syifa Utami H, 2015

TINGKAT KESIAPAN PETANI DALAM MENGHADAPI PENGEMBANGAN AGROPOLITAN DI KECAMATAN CISURUPAN KABUPATEN GARUT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kubis, kentang, cabai, terung, tomat, daun bawang, bawang merah, dan

wortel yang sebagian besar merupakan produk hortikultira unggulan. Hasil

produktifitas rata-rata untuk kubis 25 ton/Ha, kentang 16 ton/Ha, tomat 40

ton/Ha, daun bawang 2 ton/Ha, bawang merah 6 ton/Ha, cabe 5 ton/Ha,

terung 4 ton/Ha, dan wortel 3 ton/Ha.

2. Berdasarkan hasil pengolahan data dapat disimpulkan bahwa dilihat dari

usahanya mencari informasi baru, petani dapat dikatakan cukup siap dalam

menghadapi pengembangan agropolitan ini. Petani yang cukup siap tersebut

meliputi petani berusia 41 sampai 50 tahun dengan pendidikan terakhir SMA

dan pengalaman bertani kurang dari 15 tahun.

3. Kesiapan petani dalam menghadapi pengembangan agropolitan berdasarkan

kerjasama petani dikatakan belum siap dalam menghadapi pengembangan

agropolitan di Kecamatan Cisurupan ini.

4. Kesiapan petani dalam menghadapi pengembangan agropolitan berdasarkan

pengelolaan budidaya petani dapat dikatakan siap karena petani mengetahui

pengelolaan budidaya hortikultura seperti kubis, kentang, cabai dan tomat.

Petani yang menanam kentang yang siap tersebut sebagian besar berusia 31

sampai 40 tahun dengan pendidikan terakhir SD, SMP dan SMA serta

memiliki pengalaman lebih dari 15 tahun. Petani yang menanam kubis yang

siap tersebut berusia 41 sampai 50 tahun dengan pendidikan terakhir SMA

dan pengalaman berusaha tani lebih dari 15 tahun. Petani yang menanam

tomat siap yakni berusia 31 sampai 50 tahun dengan pendidikan terakhir SD

dan pengalaman lebih dari 15 tahun. Petani yang menanam cabai yang cukup

siap yaitu petani dengan usia 41 sampai 50 tahun dengan pendidikan terakhir

SD dan pengalaman bertani lebih dari 10 tahun.

5. Kesiapan petani dalam menghadapi pengembangan agropolitan berdasarkan

aspek pemasaran produk petani siap dalam menghadapi pengembangan

agropolitan. Petani yang siap tersebut meliputi petani dengan usia 41 sampai

50 tahun dengan pendidikan terakhir SD dan pengalaman bertani lebih dari

(3)

130

Syifa Utami H, 2015

TINGKAT KESIAPAN PETANI DALAM MENGHADAPI PENGEMBANGAN AGROPOLITAN DI KECAMATAN CISURUPAN KABUPATEN GARUT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. SARAN

Berdasarkan hasil penelitian maka penulis memberikan rekomendasi bagi

pihak-pihak yang terkait, diantaranya:

a. Bagi petani,

Petani harus diberikan pelatihan jiwa kewirausahaan dan wawasan yang

lebih luas lagi mengenai manajemen agrobisnis dan cara-cara

meningkatkan hasil produksi pertanian. Selain itu, setiap petani harus

lebih aktif lagi dalam bekerjasama dengan penyuluh maupun UPTD

pertanian agar tercipta hubungan kerjasama yang baik sehingga

diharapkan dapat mempengaruhi jalannya sistem agrobisnis yang terus

berlanjut di kawasan agropolitan kecamatan Cisurupan ini.

b. Bagi pihak penyuluh

Penyuluh sebagai perantara diharapkan menyelenggarakan pertemuan

rutin bersama petani pada saat waktu luang seperti hari jumat atau minggu

dan dilakukan secara merata di kelompok tani di Kecamatan Cisurupan

ini. Agar petani dapat menceritakan keluh kesahnya untuk diberi saran

kearah yang lebih baik. Dalam pertemuan rutin dengan penyuluh juga

dapat membicarakan mengenai perubahan harga komoditi yang

informasinya didapat dari pemerintah. Selain itu, penyuluh lapangan harus

meningkatkan kualitas sumber daya manusianya agar memiliki wawasan

lebih luas lagi untuk disampaikan kepada petani dalam usahanya untuk

meningkatkan produksi tanaman pertanian. Peningkatan daya intelektual

tersebut dapat melalui pendidikan dan pelatihan sesuai dengan kebutuhan

pertanian di kecamatan Cisurupan ini.

c. Bagi intansi terkait

Agropolitan seharusnya didukung oleh sarana dan prasarana serta

(4)

131

Syifa Utami H, 2015

TINGKAT KESIAPAN PETANI DALAM MENGHADAPI PENGEMBANGAN AGROPOLITAN DI KECAMATAN CISURUPAN KABUPATEN GARUT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dalam usahanya untuk memproduksi pertanian. Sarana dan prasarana

tersebut seperti teknologi panen, pascapanen, serta teknologi lain yang

sesuai dengan usaha tani di Kecamatan Cisurupan. Serta pembangunan

infrastruktur seperti jalan dari ladang menuju pabrik agar petani tidak

banyak mengeluarkan biaya transportasi. Maka dari itu, pengembangan

agropolitan melibatkan banyak intansi pemerintah dalam pelaksanaannya.

Diantaranya seperti Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura, Dinas

Kehutanan, Dinas Pekerjaan Umum, dan lain sebagainya. Sehingga

dibutuhkan kerjasama yang konsisten antar intansi tersebut serta realisasi

program yang nyata agar terwujud Kecamatan Cisurupan dan sekitarnya

sebagai kota pertanian yang unggul.

d. Bagi penulis yang lain

Bagi peneliti lain yang tertarik untuk mengambil tema yang sama,

disarankan untuk melakukan penelitian dengan objek yang berbeda seperti

subsistem hulu, subsistem hilir, mitra usaha tani, intansi terkait, dan lain

Referensi

Dokumen terkait

Ada bermacam-macam keberaksaraan atau literasi , misalnya literasi komputer (computer literacy), literasi media (media literacy) literasi teknologi (technology literacy),

Lagrangian pada tiap link humanoid robot , sehingga diperoleh torsi join ankle yang. bekerja sebesar 0.65

[r]

Therefore, the aims of this study were to examine coordinated joint rotations and variability in the lower limbs, trunk, serving arm and ball in the tennis serves of elite

Untuk Membuktikan Hipotesis 3, Terdapat Pengaruh Positif Signifikan Setelah menerapkan Kearifan Lokal Dalam Bentuk Doa Turun Tanam Secara Langsung Dan Melalui Kegiatan Utama

[r]

Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, Kementerian Agama R.I, menyatakan bahwa lembaga di bawah ini telah melakukan updating data Pendidikan Islam (EMIS) Periode Semester GENAP

Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, Kementerian Agama R.I, menyatakan bahwa lembaga di bawah ini telah melakukan updating data Pendidikan Islam (EMIS) Periode Semester GENAP