• Tidak ada hasil yang ditemukan

ProdukHukum BankIndonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ProdukHukum BankIndonesia"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

2.

Perkembangan Makroekonomi

Terkini

Penguatan pertumbuhan ekonomi Indonesia diprakirakan terus berlanjut pada Penguatan pertumbuhan ekonomi Indonesia diprakirakan terus berlanjut padaPenguatan pertumbuhan ekonomi Indonesia diprakirakan terus berlanjut pada Penguatan pertumbuhan ekonomi Indonesia diprakirakan terus berlanjut pada Penguatan pertumbuhan ekonomi Indonesia diprakirakan terus berlanjut pada triwulan IV-2007

triwulan IV-2007triwulan IV-2007 triwulan IV-2007

triwulan IV-2007. PDB triwulan IV-2007 diprakirakan akan tumbuh tinggi mencapai 6.5% (y-o-y), lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya. Akselerasi pertumbuhan ekonomi tersebut diharapkan dapat semakin mempercepat pemulihan kondisi perekonomian secara keseluruhan. Sumber utama pertumbuhan ekonomi terutama didorong oleh pertumbuhan konsumsi swasta dan ekspor. Konsumsi swasta tumbuh tinggi melampaui rata-rata historisnya, didukung oleh meningkatnya optimisme konsumen dan membaiknya daya beli masyarakat, termasuk masyarakat yang berpenghasilan rendah walaupun belum menunjukkan perbaikan yang berarti. Kegiatan investasi pada triwulan laporan diprakirakan juga masih berada dalam siklus ekspansi. Namun, perkembangan iklim investasi belum sepenuhnya kondusif, khususnya yang terkait dengan pembangunan proyek infrastruktur. Peningkatan permintaan direspon dengan baik oleh sisi penawaran sebagaimana diperlihatkan oleh peningkatan pertumbuhan terutama di sektor industri pengolahan, sektor perdagangan, hotel dan restoran serta sektor pengangkutan dan komunikasi. Peningkatan pertumbuhan sisi penawaran tersebut tercermin pula pada peningkatan utilisasi kapasitas di hampir semua sektor secara signifikan.

Di samping itu, kinerja ekspor juga tumbuh tinggi yang ditopang terutama oleh ekspor komoditas pertanian dan pertambangan seiring dengan tingginya permintaan dunia. Peningkatan kegiatan ekspor tersebut berdampak positif pada Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) dengan surplusnya transaksi neraca berjalan di triwulan laporan ini. Sementara itu, tekanan dihadapi transaksi modal dan finansial dengan adanya arus modal keluar pada investasi portofolio akibat risk appetite investor global. Dengan perkembangan tersebut, posisi cadangan devisa sampai dengan akhir tahun mencapai USD56,9 miliar, setara dengan 5,7 bulan impor dan pembayaran Utang Luar Negeri Pemerintah.

PERTUMBUHAN EKONOMI

Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan laporan ini Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan laporan ini Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan laporan ini Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan laporan ini Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan laporan ini diprakirakan masih akan tumbuh sebagaimana triwulan diprakirakan masih akan tumbuh sebagaimana triwulan diprakirakan masih akan tumbuh sebagaimana triwulan diprakirakan masih akan tumbuh sebagaimana triwulan diprakirakan masih akan tumbuh sebagaimana triwulan sebelumnya.

sebelumnya. sebelumnya. sebelumnya.

sebelumnya. PDB diprakirakan akan tumbuh tinggi mencapai 6,5% (y-o-y), lebih tinggi bila dibandingkan triwulan-triwulan sebelumnya (Tabel 2.1). Tingginya pertumbuhan PDB tersebut didukung oleh perkembangan indikator penuntun PDB maupun indikator-indikator dini komponen PDB yang menunjukkan siklus ekspansi pertumbuhan (Grafik 2.1). Namun demikian, pada triwulan laporan terdapat risiko yang dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi, khususnya pada 2008, yang berupa

Grafik 2.1

Pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB)

% y-o-y

0,0 1,0 2,0 3,0 4,0 5,0 6,0 7,0 8,0

(2)

kenaikan harga minyak dunia dan masih berlanjutnya dampak kasus sub prime mortgage Amerika Serikat.

Permintaan Agregat

Dari sisi permintaan, tingginya pertumbuhan Dari sisi permintaan, tingginya pertumbuhan Dari sisi permintaan, tingginya pertumbuhan Dari sisi permintaan, tingginya pertumbuhan Dari sisi permintaan, tingginya pertumbuhan ekonomi pada 2007 masih ditopang terutama ekonomi pada 2007 masih ditopang terutama ekonomi pada 2007 masih ditopang terutama ekonomi pada 2007 masih ditopang terutama ekonomi pada 2007 masih ditopang terutama oleh pertumbuhan konsumsi swasta dan oleh pertumbuhan konsumsi swasta dan oleh pertumbuhan konsumsi swasta dan oleh pertumbuhan konsumsi swasta dan oleh pertumbuhan konsumsi swasta dan ekspor.

ekspor. ekspor. ekspor.

ekspor. Konsumsi rumah tangga diprakirakan akan kembali tumbuh tinggi seiring dengan peningkatan daya beli masyarakat dan membaiknya optimisme masyarakat. Di sisi lain, ekspor diprakirakan tetap tumbuh tinggi meskipun dibayang-bayangi oleh kondisi eksternal yang kurang kondusif akibat krisis sub prime mortgage Amerika Serikat. Kinerja impor juga diprakirakan akan tumbuh sebagai dampak dari ekspansi kegiatan ekonomi. Sementara itu, akselerasi pertumbuhan investasi akan tetap berlanjut di triwulan IV-2007 dan diprakirakan akan tumbuh lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya.

Sesuai dengan perkiraannya, akselerasi pertumbuhan konsumsi swasta diprakirakan Sesuai dengan perkiraannya, akselerasi pertumbuhan konsumsi swasta diprakirakan Sesuai dengan perkiraannya, akselerasi pertumbuhan konsumsi swasta diprakirakan Sesuai dengan perkiraannya, akselerasi pertumbuhan konsumsi swasta diprakirakan Sesuai dengan perkiraannya, akselerasi pertumbuhan konsumsi swasta diprakirakan akan berlanjut pada triwulan IV-2007.

akan berlanjut pada triwulan IV-2007. akan berlanjut pada triwulan IV-2007. akan berlanjut pada triwulan IV-2007.

akan berlanjut pada triwulan IV-2007. Setelah mencatat pertumbuhan yang tinggi pada triwulan sebelumnya, konsumsi swasta diprakirakan akan kembali tumbuh tinggi mencapai 5,4% (y-o-y), di atas pertumbuhan pada triwulan-triwulan sebelumnya. Ekspansi pertumbuhan konsumsi rumah tangga sejalan dengan siklus ekspansi leading indicator konsumsi rumah tangga yang menunjukkan adanya akselerasi pertumbuhan konsumsi rumah tangga sejak pertengahan 2007 (Grafik 2.2). Beberapa indikator dini konsumsi swasta berkembang sejalan dengan ekspansi pertumbuhan konsumsi swasta. Sama seperti triwulan-triwulan sebelumnya, pada triwulan IV-2007 pertumbuhan konsumsi swasta terutama didorong oleh pertumbuhan konsumsi makanan. Dukungan konsumsi makanan sangat dominan terhadap pertumbuhan konsumsi swasta secara keseluruhan, sehingga telah mendekati pertumbuhan tertingginya pada triwulan I-2004 (Grafik 2.2). Pertumbuhan konsumsi swasta tersebut juga didukung oleh konsumsi non-makanan yang tercermin pada penjualan kendaraan bermotor dan barang elektronik. Secara spesifik, pada triwulan IV-2007 faktor musiman berupa perayaan hari raya keagamaan merupakan faktor utama pendorong tingginya pertumbuhan konsumsi swasta. Peningkatan kegiatan konsumsi juga didukung oleh peningkatan daya beli masyarakat dan membaiknya optimisme masyarakat. Perbaikan daya beli tercermin pada meningkatnya pertumbuhan disposable income riil, M1 riil, serta kredit konsumsi selama 2007. Searah dengan

Grafik 2.2

Leading Indicator Konsumsi RT

Total Konsumsi 3,8 5,6 2,8 3,5 3,9 4,6 4,6 5,4 6,9

Konsumsi Swasta 2,9 3,0 3,0 3,8 3,2 4,7 4,7 5,3 5,4

Konsumsi Pemerintah 11,5 28,8 1,7 2,2 9,6 3,7 3,8 6,5 16,1

Total Investasi 1,1 1,1 1,3 8,2 2,9 7,7 6,9 8,8 9,7

Permintaan Domestik 3,1 4,4 2,4 4,6 3,7 5,3 5,2 6,3 7,6

Ekspor Barang dan Jasa 11,6 11,3 8,2 6,1 9,2 8,9 9,8 7,8 9,1

Impor Barang dan Jasa 2,8 7,5 10,1 9,7 7,6 8,4 7,2 8,1 9,6

* Angka Proyeksi Bank Indonesia

% Y-o-Y, Tahun Dasar 2000

2006

I II III IV I II III IV*

Indikator

Tabel 2.1

Pertumbuhan Ekonomi - Sisi Permintaan

2006 2007

gPDBKonsRT2 (Reference Series) and Cli1

CPI, Impor Barang Konsumsi, Kredit Konsumsi Riil, M1 Riil 99

2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I

(3)

perbaikan daya beli, keyakinan konsumen akan kondisi ekonomi ke depan, khususnya yang terkait dengan kondisi penghasilan, juga mengalami perbaikan sebagaimana terlihat pada hasil survei Konsumen Bank Indonesia (Grafik 2.3).

Investasi (PMTB) diprakirakan akan tetap berada pada siklus Investasi (PMTB) diprakirakan akan tetap berada pada siklus Investasi (PMTB) diprakirakan akan tetap berada pada siklus Investasi (PMTB) diprakirakan akan tetap berada pada siklus Investasi (PMTB) diprakirakan akan tetap berada pada siklus ekspansinya di triwulan IV-2007.

ekspansinya di triwulan IV-2007. ekspansinya di triwulan IV-2007. ekspansinya di triwulan IV-2007.

ekspansinya di triwulan IV-2007. Akselerasi pertumbuhan investasi mulai terjadi sejak triwulan III-2007 dan pada triwulan IV-2007 investasi diprakirakan akan tumbuh sebesar 9,7% (y-o-y), lebih tinggi bila dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan-triwulan sebelumnya. Hal tersebut sejalan dengan perkembangan leading indicator investasi yang menunjukkan siklus ekspansi pertumbuhan investasi (Grafik 2.4). Selain itu, perkembangan indikator dini (prompt indicators) investasi seperti peningkatan produksi mesin dan perlengkapannya serta peningkatan pertumbuhan kredit investasi turut mendukung ekspansi pertumbuhan investasi tersebut (Grafik 2.5). Sementara itu, perkembangan konsumsi semen cenderung stabil. Namun demikian, perkembangan iklim investasi belum sepenuhnya kondusif, khususnya yang terkait dengan kemajuan pembangunan proyek infrastruktur yang masih menghadapi berbagai kendala.

Dari sisi komponennya, akselerasi pertumbuhan investasi Dari sisi komponennya, akselerasi pertumbuhan investasi Dari sisi komponennya, akselerasi pertumbuhan investasi Dari sisi komponennya, akselerasi pertumbuhan investasi Dari sisi komponennya, akselerasi pertumbuhan investasi terutama didorong oleh pertumbuhan investasi non-bangunan terutama didorong oleh pertumbuhan investasi non-bangunan terutama didorong oleh pertumbuhan investasi non-bangunan terutama didorong oleh pertumbuhan investasi non-bangunan terutama didorong oleh pertumbuhan investasi non-bangunan (Grafik 2.6).

(Grafik 2.6). (Grafik 2.6). (Grafik 2.6).

(Grafik 2.6). Investasi non-bangunan pada triwulan IV-2007 diprakirakan akan tumbuh tinggi yaitu mencapai 11,8% (y-o-y), melanjutkan akselerasi pertumbuhan pada triwulan-III 2007. Sementara itu, pertumbuhan investasi bangunan pada tiap triwulan cenderung stabil pada kisaran 9% (y-o-y) dan pada triwulan IV-2007 diprakirakan tumbuh sebesar 9,1% (y-o-y).

Peningkatan pertumbuhan investasi juga didukung oleh persepsi Peningkatan pertumbuhan investasi juga didukung oleh persepsiPeningkatan pertumbuhan investasi juga didukung oleh persepsi Peningkatan pertumbuhan investasi juga didukung oleh persepsiPeningkatan pertumbuhan investasi juga didukung oleh persepsi pelaku bisnis terhadap kondisi perekonomian secara keseluruhan pelaku bisnis terhadap kondisi perekonomian secara keseluruhanpelaku bisnis terhadap kondisi perekonomian secara keseluruhan pelaku bisnis terhadap kondisi perekonomian secara keseluruhanpelaku bisnis terhadap kondisi perekonomian secara keseluruhan yang menunjukkan perbaikan meskipun belum secara signifikan. yang menunjukkan perbaikan meskipun belum secara signifikan.yang menunjukkan perbaikan meskipun belum secara signifikan. yang menunjukkan perbaikan meskipun belum secara signifikan.yang menunjukkan perbaikan meskipun belum secara signifikan. Membaiknya persepsi pelaku bisnis tersebut ditunjukkan oleh beberapa hasil survei terkini. Survei BPS memperlihatkan bahwa sentimen pelaku bisnis akan kondisi perekonomian ke depan mengalami perbaikan, khususnya yang terkait dengan kondisi permintaan dari dalam negeri dan permintaan akan barang input (Grafik 2.7). Selanjutnya, survei BI yang terkait dengan rencana investasi memberikan indikasi bahwa jumlah pengusaha yang akan melakukan investasi pada semester II-2007 meningkat dibandingkan dengan semester I-2007. Survei sentimen bisnis Danareksa juga memperlihatkan kondisi sentimen pengusaha yang sejalan dengan survei BPS dan Bank Indonesia tersebut di atas.

Grafik 2.5

Pertumbuhan Riil Kredit Investasi Grafik 2.3

2004 2005 2006 2007

Ekspektasi Konsumen Kondisi Ekonomi Saat Ini Indeks Keyakinan konsumen

Grafik 2.4

Leading Indicator Investasi

PMTB2 (Reference Series) and Cli1

IPI, Sales Commercial Car, IPI Machinery and Equipment, Industrial Electricity Consumption, Cement Consumption

99

2002 2003 2004 2005 2006 2007

PMTB2 CLI

gPMTB (yoy)

Krdt.Inv Riil_Seasonal Adjusted_CMA (mtm) Krdt.Inv Riil (yoy)

2004 2005 2006 2007

(4)

Ekspor diprakirakan akan tumbuh tinggi meskipun di tengah Ekspor diprakirakan akan tumbuh tinggi meskipun di tengah Ekspor diprakirakan akan tumbuh tinggi meskipun di tengah Ekspor diprakirakan akan tumbuh tinggi meskipun di tengah Ekspor diprakirakan akan tumbuh tinggi meskipun di tengah kondisi eksternal yang kurang kondusif akibat kasus

kondisi eksternal yang kurang kondusif akibat kasus kondisi eksternal yang kurang kondusif akibat kasus kondisi eksternal yang kurang kondusif akibat kasus

kondisi eksternal yang kurang kondusif akibat kasus sub primesub primesub primesub primesub prime mortgage

mortgage mortgage mortgage

mortgage Amerika Serikat Amerika Serikat Amerika Serikat Amerika Serikat Amerika Serikat. Pada triwulan IV-2007, kondisi perekonomian global diprakirakan akan diwarnai oleh perlambatan pertumbuhan ekonomi dunia sebagai dampak dari kasus sub prime mortgage Amerika Serikat. Sebagai gambaran, perkembangan terkini leading indicator, tingkat keyakinan konsumen dan pelaku usaha di Amerika Serikat (Grafik 2.8) dan Jepang mengkonfirmasi kondisi eksternal yang kurang kondusif bagi kinerja ekspor Indonesia. Akibatnya, ekspor diprakirakan akan tumbuh lebih rendah dari perkiraan yaitu mencapai 9,1% (yoy), yang ditopang oleh ekspor komoditas pertambangan dan pertanian yang tumbuh tinggi. Berdasarkan data BPS, sampai dengan bulan November 2007, nilai kumulatif ekspor Indonesia Januari - November 2007 mencapai US$103,07 miliar atau meningkat 13,04% (yoy) dibanding periode yang sama tahun 2006, sementara ekspor nonmigas mencapai US$83,53 miliar atau meningkat 16,22% (yoy). Berdasarkan sektor dan golongan komoditas, ekspor nasional masih didominasi oleh komoditas berbasis sumber daya alam seperti minyak kelapa sawit, karet, dan batubara.

Ekspansi kegiatan ekonomi berdampak pada meningkatnya Ekspansi kegiatan ekonomi berdampak pada meningkatnya Ekspansi kegiatan ekonomi berdampak pada meningkatnya Ekspansi kegiatan ekonomi berdampak pada meningkatnya Ekspansi kegiatan ekonomi berdampak pada meningkatnya pertumbuhan impor pada triwulan IV-2007.

pertumbuhan impor pada triwulan IV-2007. pertumbuhan impor pada triwulan IV-2007. pertumbuhan impor pada triwulan IV-2007.

pertumbuhan impor pada triwulan IV-2007. Perkembangan terkini leading indicator impor mengindikasikan bahwa impor diprakirakan masih berada dalam siklus ekspansi sampai dengan akhir 2007 sejalan dengan ekspansi kegiatan perekonomian (Grafik 2.9). Impor pada triwulan IV-2007 diprakirakan akan tumbuh sebesar 9,6% (yoy). Data impor terakhir yang dikeluarkan oleh BPS, selama Januari-November 2007 impor non-migas mencapai US$19,47 miliar atau meningkat 10,63% (yoy) dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Berdasarkan golongan penggunaan barang, pertumbuhan impor masih didorong oleh impor barang konsumsi dan modal. Sementara itu, berdasarkan golongan komoditas, pertumbuhan nilai impor sepanjang Januari √ November 2007 didorong oleh pertumbuhan impor beberapa komoditas yang terkait dengan penambahan kapasitas produksi, seperti mesin-mesin/pesawat mekanik mesin dan mesin/peralatan listrik.

Operasi Keuangan Pemerintah

Kinerja operasi keuangan Pemerintah selama Januari-November Kinerja operasi keuangan Pemerintah selama Januari-November Kinerja operasi keuangan Pemerintah selama Januari-November Kinerja operasi keuangan Pemerintah selama Januari-November Kinerja operasi keuangan Pemerintah selama Januari-November 2007 membaik dibandingkan kinerja periode yang sama tahun 2007 membaik dibandingkan kinerja periode yang sama tahun 2007 membaik dibandingkan kinerja periode yang sama tahun 2007 membaik dibandingkan kinerja periode yang sama tahun 2007 membaik dibandingkan kinerja periode yang sama tahun lalu, baik di sisi penerimaan maupun pengeluaran.

lalu, baik di sisi penerimaan maupun pengeluaran. lalu, baik di sisi penerimaan maupun pengeluaran. lalu, baik di sisi penerimaan maupun pengeluaran.

lalu, baik di sisi penerimaan maupun pengeluaran. Pada bulan November 2007 terjadi defisit anggaran cukup besar (Rp11,4

Grafik 2.7 Sentimen Bisnis √ BPS

Grafik 2.8

LIE dan Manufacturing Order AS

Grafik 2.6

Pertumbuhan Investasi Bangunan & Non-Bangunan

(%,yoy)

2001 2002 2003 2004* 2005* 2006** 2007 I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

Non Bangunan PMTB (rhs) Bangunan

(%,yoy)

ITB Order dr DN Order dr LN Order Brg. Input Harga Jual Riil (Rhs)

Indeks Indeks

2004 2005 2006 2007

Indeks Indeks

Manufacture Order LEI Total (RHS)

(5)

triliun), namun secara keseluruhan tahun 2007 operasi keuangan Pemerintah masih mencatat surplus anggaran sebesar Rp6,2 triliun. Kondisi ini jauh lebih kontraktif dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2006 yang telah mengalami defisit sebesar Rp19,6 triliun atau 49% dari APBNP 2006. Surplus yang terjadi terkait dengan adanya penerimaan luar biasa yaitu setoran dari Sisa Surplus Bank Indonesia di bulan Juli 2007 dan lebih signifikannya perbaikan penyerapan yang terjadi pada penerimaan negara dibandingkan perbaikan realisasi pada pengeluaran negara. Peningkatan penyerapan penerimaan negara didorong oleh kinerja di sisi perpajakan maupun bukan pajak, sedangkan peningkatan pengeluaran negara didorong oleh kinerja Belanja Barang, Belanja Modal dan Bantuan Sosial serta meningkatnya Subsidi akibat kenaikan harga minyak mentah.

Di sisi pengeluaran, implementasi berbagai peraturan terkait pengadaan barang/ Di sisi pengeluaran, implementasi berbagai peraturan terkait pengadaan barang/Di sisi pengeluaran, implementasi berbagai peraturan terkait pengadaan barang/ Di sisi pengeluaran, implementasi berbagai peraturan terkait pengadaan barang/ Di sisi pengeluaran, implementasi berbagai peraturan terkait pengadaan barang/ jasa Pemerintah

jasa Pemerintahjasa Pemerintah jasa Pemerintah

jasa Pemerintah1 menyebabkan membaiknya penyerapan Belanja Pemerintahmenyebabkan membaiknya penyerapan Belanja Pemerintahmenyebabkan membaiknya penyerapan Belanja Pemerintahmenyebabkan membaiknya penyerapan Belanja Pemerintahmenyebabkan membaiknya penyerapan Belanja Pemerintah

pusat. pusat. pusat. pusat.

pusat. Sampai dengan bulan November 2007, kinerja Belanja Pemerintah Pusat telah mencapai 72,4% dari APBNP, lebih baik dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 68,5% dari APBNP. Peningkatan penyerapan khususnya Belanja Barang dan Belanja Modal ditengarai merupakan dampak positif dari berbagai peraturan terkait pengadaan barang/jasa Pemerintah yang telah dikeluarkan di tahun 2006. Selain itu, kenaikan harga minyak berdampak pada meningkatnya subsidi dalam rangka mendukung stabilitas harga dimana pada bulan November ditandai dengan adanya pembayaran subsidi baik BBM maupun non BBM dalam jumlah yang cukup besar. Dari pembayaran transfer sebesar Rp 26,3 trilliun, sekitar 60% atau Rp 15,9 triliun berasal dari subsidi. Dengan perkembangan tersebut, maka diperkirakan pembayaran subsidi BBM dan subsidi listrik pada akhir tahun akan melampaui target APBNP 2007. Sementara itu, realisasi Belanja Lainnya menurun drastis karena sudah tidak adanya lagi Bantuan Langsung Tunai di tahun 2007. Namun, realisasi pembayaran Bantuan Sosial masih terus meningkat. Sampai dengan bulan November 2007, Bantuan Sosial sudah mencapai 77% dari APBNP, lebih besar dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar 74,1% dari APBNP. Hal ini terkait dengan semakin luasnya cakupan Bantuan Sosial dengan adanya Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat yang meliputi 2891 kecamatan dan Bantuan Langsung Tunai Bersyarat disamping program bantuan di bidang pendidikan (BOS) dan kesehatan (Askesin). Secara

1 Beberapa butir penting dalam PP 8/2006 dan PP 79/2006 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah adalah bahwa kementrian dan lembaga negara serta Pemerintah Daerah dan Pimpinan BUMN dan BUMD dapat mengadakan proses pengadaan barang/jasa sebelum dokumen anggaran disahkan sepanjang anggaran untuk kegiatan yang bersangkutan telah dialokasikan, dengan ketentuan menerbitkan surat penunjukan penyediaan barang/jasa (SPPBJ) dan penandatanganan kontrak pengadaan barang/jasa dilakukan setelah dokumen anggaran untuk kegiatan/proyek disahkan. Selain itu, PP juga mengatur tentang pengunduran kewajiban sertifikasi bagi pejabat pembuat komitmen sampai dengan akhir 2007 dan pekerjaan lelang sampai dengan Rp50 juta dapat dilakukan penunjukan langsung.

Grafik 2.9

Leading Indicator Impor

pdb_imp (Reference Series) and Cli1

fase kontraksi fase

kontraksi

Industrial Production Index, Volume Listrik Industri, Produksi Kendaraan, IP industri pengolahan Japan, IP Kertas & Prod dari Kertas, IP Pakain & Perlengkapannya, PSI Korea, Rp to USD, Rp to JPY, Kredit Kons riil, M1riil

98,0 98,5 99,0 99,5 100,0 100,5 101,0 101,5 102,0

99.2000 99.4000 99.6000 99.8000 100.0000 100.2000 100.4000 100.6000 100.8000

2002 2003 2004 2005 2006 2007 I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

(6)

keseluruhan, Belanja Negara telah mencapai 77,4% dari APBNP, lebih baik dari periode yang sama tahun lalu sebesar 75,3% dari APBNP.

Kontribusi fiskal pada sektor riil selama Januari-November 2007 meningkat terutama Kontribusi fiskal pada sektor riil selama Januari-November 2007 meningkat terutama Kontribusi fiskal pada sektor riil selama Januari-November 2007 meningkat terutama Kontribusi fiskal pada sektor riil selama Januari-November 2007 meningkat terutama Kontribusi fiskal pada sektor riil selama Januari-November 2007 meningkat terutama bersumber dari konsumsi Pemerintah yang didorong oleh peningkatan Belanja bersumber dari konsumsi Pemerintah yang didorong oleh peningkatan Belanja bersumber dari konsumsi Pemerintah yang didorong oleh peningkatan Belanja bersumber dari konsumsi Pemerintah yang didorong oleh peningkatan Belanja bersumber dari konsumsi Pemerintah yang didorong oleh peningkatan Belanja Barang.

Barang. Barang. Barang.

Barang. Secara keseluruhan, konsumsi Pemerintah telah mencapai 88% dari proyeksi satu tahun, relatif lebih baik dari kondisi tahun 2006 yang hanya sekitar 83%. Sementara investasi Pemerintah baru mencapai sekitar 69% dari proyeksi satu tahun, lebih lambat dari kinerja tahun 2006 sebesar 76%. Lambatnya realisasi investasi Pemerintah ini adalah akibat dari masih rendahnya penyerapan Belanja Modal dan realisasi Dana Bagi Hasil (DBH) selama Januari-November 2007.

Penawaran Agregat

Tren perbaikan perekonomian yang terjadi sejak awal 2007 diprakirakan masih Tren perbaikan perekonomian yang terjadi sejak awal 2007 diprakirakan masih Tren perbaikan perekonomian yang terjadi sejak awal 2007 diprakirakan masih Tren perbaikan perekonomian yang terjadi sejak awal 2007 diprakirakan masih Tren perbaikan perekonomian yang terjadi sejak awal 2007 diprakirakan masih akan terus berlanjut hingga triwulan IV-2007

akan terus berlanjut hingga triwulan IV-2007 akan terus berlanjut hingga triwulan IV-2007 akan terus berlanjut hingga triwulan IV-2007

akan terus berlanjut hingga triwulan IV-2007. Sebagai respon perkembangan pertumbuhan permintaan, perekonomian sisi penawaran pada triwulan IV-2007 diperkirakan akan tumbuh dengan tren yang meningkat mencapai 6,5% (y-o-y) (Tabel 2.2). Seluruh sektor perekonomian pada triwulan IV-2007 akan mengalami peningkatan pertumbuhan serta tumbuh positif. Indikasi tersebut tercermin dari tren peningkatan utilisasi kapasitas yang merupakan indikator peningkatan produksi hingga triwulan IV-2007. Hal ini tercermin pada hasil beberapa survei seperti Survei Kegiatan Dunia Usaha dan Survei Produksi Bank Indonesia. Kondisi yang lebih optimis ditunjukkan oleh perkiraan indeks tendensi bisnis BPS yang seluruh faktor pembentuknya mengalami peningkatan. Sektor-sektor utama yang banyak menyerap tenaga kerja seperti industri (4,9%), pertanian (4,6%) dan perdagangan (7,4%) tumbuh lebih tinggi dibandingkan tahun lalu. Sementara itu, meskipun tumbuh lebih rendah dibandingkan tahun lalu, sektor komunikasi dan bangunan masih tumbuh relatif tinggi jika dibandingkan rata-rata tahunannya. Dengan kondisi ini, dilihat dari kontribusinya pada pertumbuhan PDB, maka sektor industri pengolahan, sektor perdagangan, hotel dan restoran, serta sektor pengangkutan dan komunikasi masih menjadi pendorong terbesar pertumbuhan PDB di triwulan IV-2007.

Sektor Industri pengolahan diprakirakan akan tumbuh sebesar 4,7%(y-o-y) pada Sektor Industri pengolahan diprakirakan akan tumbuh sebesar 4,7%(y-o-y) pada Sektor Industri pengolahan diprakirakan akan tumbuh sebesar 4,7%(y-o-y) pada Sektor Industri pengolahan diprakirakan akan tumbuh sebesar 4,7%(y-o-y) pada Sektor Industri pengolahan diprakirakan akan tumbuh sebesar 4,7%(y-o-y) pada triwulan IV-2007, lebih baik dari pertumbuhan triwulan sebelumnya.

triwulan IV-2007, lebih baik dari pertumbuhan triwulan sebelumnya. triwulan IV-2007, lebih baik dari pertumbuhan triwulan sebelumnya. triwulan IV-2007, lebih baik dari pertumbuhan triwulan sebelumnya.

(7)

hingga akhir tahun. Dilihat dari sub sektornya, beberapa kelompok industri pengolahan seperti industri alat angkut, mesin dan peralatannya diperkirakan mengalami peningkatan pertumbuhan yang didorong oleh membaiknya daya beli masyarakat melalui konsumsi yang tercermin pada peningkatan produksi kendaraan bermotor. Kelompok industri makanan, minuman dan tembakau diperkirakan juga akan mengalami peningkatan pertumbuhan pada triwulan-IV 2007 yang diindikasikan oleh peningkatan indeks produksi industri makanan, minuman dan tembakau hasil survei Bank Indonesia.

Pada triwulan IV-2007, sektor perdagangan, Pada triwulan IV-2007, sektor perdagangan,Pada triwulan IV-2007, sektor perdagangan, Pada triwulan IV-2007, sektor perdagangan,Pada triwulan IV-2007, sektor perdagangan, hotel dan restoran diperkirakan akan tumbuh hotel dan restoran diperkirakan akan tumbuhhotel dan restoran diperkirakan akan tumbuh hotel dan restoran diperkirakan akan tumbuhhotel dan restoran diperkirakan akan tumbuh sebesar 7,3% (y-o-y), lebih baik jika sebesar 7,3% (y-o-y), lebih baik jikasebesar 7,3% (y-o-y), lebih baik jika sebesar 7,3% (y-o-y), lebih baik jikasebesar 7,3% (y-o-y), lebih baik jika dibandingkan triwulan sebelumnya. dibandingkan triwulan sebelumnya.dibandingkan triwulan sebelumnya. dibandingkan triwulan sebelumnya.dibandingkan triwulan sebelumnya. Hal ini didukung oleh siklus pertumbuhan sektor perdagangan yang mengindikasikan masih terjadinya akselerasi pertumbuhan hingga akhir tahun 2007. Peningkatan pertumbuhan ini terutama dipengaruhi oleh meningkatnya permintaan domestik yang relatif signifikan sebagai akibat dari perbaikan daya beli masyarakat. Kondisi pertumbuhan ini juga dikonfirmasi oleh indikator dini bongkar muat barang di 4 (empat) pelabuhan utama (yakni Belawan, Tanjung Priok, Tanjung Perak, dan Ujung Pandang) yang tren pertumbuhannya hingga triwulan IV-2007 tumbuh lebih baik jika dibandingkan tahun 2006. Sementara itu, meskipun melambat di awal triwulan IV-2007, indeks penjualan eceran hasil Survei Penjualan Eceran-Bank Indonesia juga menunjukkan perbaikan jika dibandingkan tahun lalu. Dari sisi pembiayaan, kredit yang disalurkan bank kepada sektor perdagangan mulai menunjukkan pertumbuhan yang signifikan sejak awal tahun 2007. Kondisi ini jauh lebih baik jika dibandingkan pertumbuhan kredit sektor perdagangan yang tumbuh rendah di tahun 2006.

Sektor pertanian diperkirakan akan tumbuh sebesar 5.9% (y-o-y) pada triwulan IV-Sektor pertanian diperkirakan akan tumbuh sebesar 5.9% (y-o-y) pada triwulan IV-Sektor pertanian diperkirakan akan tumbuh sebesar 5.9% (y-o-y) pada triwulan Sektor pertanian diperkirakan akan tumbuh sebesar 5.9% (y-o-y) pada triwulan Sektor pertanian diperkirakan akan tumbuh sebesar 5.9% (y-o-y) pada triwulan IV-2007, sedikit lebih rendah jika dibandingkan triwulan sebelumnya.

2007, sedikit lebih rendah jika dibandingkan triwulan sebelumnya.2007, sedikit lebih rendah jika dibandingkan triwulan sebelumnya. 2007, sedikit lebih rendah jika dibandingkan triwulan sebelumnya.

2007, sedikit lebih rendah jika dibandingkan triwulan sebelumnya. Rendahnya pertumbuhan sektor pertanian ini terutama berasal dari masa panen yang berakhir pada pertengahan triwulan II-2007. Sementara itu, pertumbuhan yang masih relatif tinggi pada sektor pertanian berasal dari masih tingginya permintaan terhadap volume ekspor sub sektor perkebunan terutama karet dan kelapa sawit. Dari sisi pembiayaan, penyaluran kredit ke sektor pertanian hingga awal triwulan IV-2007 masih terus menunjukkan tren peningkatan. Penyaluran kredit selama 2007 tersebut berada di atas rata-rata penyaluran kredit setelah kenaikan harga BBM pada Oktober 2005.

Sektor pertambangan dan penggalian pada triwulan IV-2007 diperkirakan akan Sektor pertambangan dan penggalian pada triwulan IV-2007 diperkirakan akanSektor pertambangan dan penggalian pada triwulan IV-2007 diperkirakan akan Sektor pertambangan dan penggalian pada triwulan IV-2007 diperkirakan akan Sektor pertambangan dan penggalian pada triwulan IV-2007 diperkirakan akan tumbuh sebesar 2,2% (y-o-y), sedikit lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya. tumbuh sebesar 2,2% (y-o-y), sedikit lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya.tumbuh sebesar 2,2% (y-o-y), sedikit lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya. tumbuh sebesar 2,2% (y-o-y), sedikit lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya. tumbuh sebesar 2,2% (y-o-y), sedikit lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya. Pertanian 6,4 1,5 2,2 1,8 3,0 -1,1 2,4 8,9 5,9

Pertambangan & Penggalian 2,7 4,0 1,6 0,7 2,2 6,5 3,4 1,8 2,2

Industri Pengolahan 2,9 3,7 5,9 5,9 4,6 5,3 5,5 4,5 4,7

Listrik, Gas & Air Bersih 5,1 4,4 5,7 8,1 5,9 8,5 10,6 11,7 12,0

Bangunan 7,4 8,7 9,3 10,4 9,0 9,4 7,8 7,5 8,5

Perdagangan, Hotel & Restoran 4,4 5,5 7,5 7,0 6,1 8,1 83,0 6,9 7,3

Pengangkutan & Komunikasi 11,5 13,3 13,6 15,9 13,6 11,3 11,9 12,5 13,2

Keuangan, Persewaan & Jasa 5,7 5,3 4,7 6,8 5,6 7,9 7,7 8,0 8,4

Jasa-jasa 5,8 6,1 6,9 6,0 6,2 6,8 7,1 5,7 6,2

PDB PDB PDB PDB

PDB 5,05,05,05,05,0 5,05,05,05,05,0 5,95,95,95,95,9 6,16,16,16,16,1 5,55,55,55,55,5 6,06,06,06,06,0 6,36,36,36,36,3 6,56,56,56,56,5 6,56,56,56,56,5

Sumber: BPS

* Angka Proyeksi Bank Indonesia

% Y-o-Y, Tahun Dasar 2000

2006

I II III IV I II III IV*

Sektor

Tabel 2.2

Pertumbuhan Ekonomi - Sisi Penawaran

(8)

Perbaikan pertumbuhan ini terutama didorong oleh meningkatnya permintaan baik dari dalam maupun luar negeri terhadap hampir seluruh komoditas pertambangan. Dari sisi pembiayaan, hingga awal triwulan IV-2007 kredit yang disalurkan bank kepada sektor pertambangan dan penggalian menunjukkan pertumbuhan yang signifikan yaitu diatas angka rata-rata pertumbuhan sebelum kenaikan BBM Oktober 2005.

Secara tahunan, sektor pengangkutan dan komunikasi di triwulan IV-2007 Secara tahunan, sektor pengangkutan dan komunikasi di triwulan IV-2007 Secara tahunan, sektor pengangkutan dan komunikasi di triwulan IV-2007 Secara tahunan, sektor pengangkutan dan komunikasi di triwulan IV-2007 Secara tahunan, sektor pengangkutan dan komunikasi di triwulan IV-2007 diperkirakan mengalami pertumbuhan sebesar 13,2% (y-o-y), meningkat diperkirakan mengalami pertumbuhan sebesar 13,2% (y-o-y), meningkat diperkirakan mengalami pertumbuhan sebesar 13,2% (y-o-y), meningkat diperkirakan mengalami pertumbuhan sebesar 13,2% (y-o-y), meningkat diperkirakan mengalami pertumbuhan sebesar 13,2% (y-o-y), meningkat dibandingkan pertumbuhan triwulan sebelumnya.

dibandingkan pertumbuhan triwulan sebelumnya. dibandingkan pertumbuhan triwulan sebelumnya. dibandingkan pertumbuhan triwulan sebelumnya.

dibandingkan pertumbuhan triwulan sebelumnya. Di sub sektor komunikasi, semakin rendahnya harga pulsa berdampak pada pertumbuhan jumlah penggunaan telepon seluler yang semakin meningkat selama 2007. Dari sisi pembiayaan, kredit yang disalurkan bank kepada sektor pengangkutan dan komunikasi menunjukkan pertumbuhan yang signifikan hingga awal triwulan IV-2007. Trend peningkatan pertumbuhan kredit sektor ini terjadi sejak tahun 2005.

Sektor bangunan pada triwulan IV-2007 diperkirakan tumbuh sebesar 8,5% Sektor bangunan pada triwulan IV-2007 diperkirakan tumbuh sebesar 8,5% Sektor bangunan pada triwulan IV-2007 diperkirakan tumbuh sebesar 8,5% Sektor bangunan pada triwulan IV-2007 diperkirakan tumbuh sebesar 8,5% Sektor bangunan pada triwulan IV-2007 diperkirakan tumbuh sebesar 8,5% (y-o-y), lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya.

y), lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya. y), lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya. y), lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya.

y), lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya. Indikator pertumbuhan sektor bangunan tercermin dari masih tingginya pertumbuhan properti komersial seperti pusat perbelanjaan, apartemen, dan kondominium. Sementara itu, kredit yang disalurkan perbankan, baik melalui kredit properti maupun kredit konstruksi, masih tumbuh relatif stabil.

Kesenjangan Output (Output Gap)

Memperhatikan perkembangan sisi permintaan dan penawaran, tekanan inflasi dari kesenjangan output diindikasikan masih minimal. Hal tersebut disebabkan karena kemampuan sisi penawaran yang masih secara baik merespon kenaikan sisi permintaan. Respon dari sisi penawaran tercermin pada, indeks produksi (September 2007) yang meningkat sebesar 1,7%, disamping itu, kapasitas produksi diprakirakan meningkat sejalan dengan peningkatan impor barang modal pada tahun-tahun sebelumnya. Perkembangan interaksi antara permintaan dan penawaran ini sejalan dengan perkembangan output gap yang masih negatif.

NERACA PEMBAYARAN INDONESIA Transaksi Berjalan

Surplus NPI pada triwulan IV-2007 masih cukup kuat dalam mendukung kinerja sektor eksternal. Surplus tersebut masih ditopang oleh surplus pada neraca transaksi berjalan, yang didukung oleh kinerja ekspor non-migas yang tumbuh cukup tinggi dan masih kondusifnya perkembangan ekonomi global seperti masih tingginya harga komoditas internasional dan permintaan sektor eksternal. Realisasi transaksi berjalan triwulan IV-2007 diprakirakan mencatat surplus cukup tinggi sebesar

Grafik 2.10

Estimasi dan Akselerasi Perubahan Output Gap

-0,30 -0,25 -0,20 -0,15 -0,10 -0,05 0,00 0,05 0,10

1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3

(9)

USD2,5 miliar. Di sisi lain, impor selama triwulan IV-2007 tumbuh cenderung moderat. Dengan perkembangan tersebut, neraca perdagangan barang diperkirakan mengalami surplus sebesar USD8,6 miliar. Sementara transaksi di sektor jasa-jasa, pendapatan dan transfer berjalan secara keseluruhan mencatat defisit USD6,1 miliar akibat dari meningkatnya ongkos transportasi dan pembayaran bunga kepada non residen pemegang instrumen keuangan rupiah.

Neraca perdagangan sektor non-migas triwulan IV-07 mencatat surplus sebesar Neraca perdagangan sektor non-migas triwulan IV-07 mencatat surplus sebesarNeraca perdagangan sektor non-migas triwulan IV-07 mencatat surplus sebesar Neraca perdagangan sektor non-migas triwulan IV-07 mencatat surplus sebesar Neraca perdagangan sektor non-migas triwulan IV-07 mencatat surplus sebesar USD6,2 miliar.

USD6,2 miliar. USD6,2 miliar. USD6,2 miliar.

USD6,2 miliar. Surplus tersebut didukung oleh ekspor non-migas yang diperkirakan sebesar USD24,8 miliar, atau tumbuh 14,6% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Pertumbuhan nilai ekspor non-migas tersebut tidak hanya dipicu oleh masih tingginya harga, namun juga didorong oleh pertumbuhan dari sisi volume beberapa komoditas utama ekspor sebagai indikasi adanya respon dari sisi penawaran terhadap perkembangan harga internasional. Sementara itu, nilai impor non-migas Indonesia selama triwulan IV-07 diperkirakan sebesar USD18,6 miliar, tumbuh 16,5% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Hal tersebut sejalan dengan pertumbuhan investasi dan kegiatan produksi domestik dalam negeri selama triwulan IV-07. Di sektor migas, neraca perdagangan menunjukkan defisit sebesarDi sektor migas, neraca perdagangan menunjukkan defisit sebesarDi sektor migas, neraca perdagangan menunjukkan defisit sebesarDi sektor migas, neraca perdagangan menunjukkan defisit sebesarDi sektor migas, neraca perdagangan menunjukkan defisit sebesar USD2,4 miliar.

USD2,4 miliar. USD2,4 miliar. USD2,4 miliar.

USD2,4 miliar. Defisit tersebut sejalan dengan posisi Indonesia sebagai net importir minyak.

Transaksi di sektor jasa-jasa, pendapatan dan transfer berjalan selama triwulan Transaksi di sektor jasa-jasa, pendapatan dan transfer berjalan selama triwulanTransaksi di sektor jasa-jasa, pendapatan dan transfer berjalan selama triwulan Transaksi di sektor jasa-jasa, pendapatan dan transfer berjalan selama triwulan Transaksi di sektor jasa-jasa, pendapatan dan transfer berjalan selama triwulan laporan diprakirakan mengalami defisit sebesar USD6,1 miliar.

laporan diprakirakan mengalami defisit sebesar USD6,1 miliar. laporan diprakirakan mengalami defisit sebesar USD6,1 miliar. laporan diprakirakan mengalami defisit sebesar USD6,1 miliar.

laporan diprakirakan mengalami defisit sebesar USD6,1 miliar. Hal tersebut sebagai akibat meningkatnya ongkos transportasi dan pembayaran bunga kepada non residen pemegang instrumen keuangan rupiah.

Neraca Modal dan Finansial

Kinerja transaksi modal dan finansial pada triwulan IV-2007 diprakirakan mencatat Kinerja transaksi modal dan finansial pada triwulan IV-2007 diprakirakan mencatatKinerja transaksi modal dan finansial pada triwulan IV-2007 diprakirakan mencatat Kinerja transaksi modal dan finansial pada triwulan IV-2007 diprakirakan mencatat Kinerja transaksi modal dan finansial pada triwulan IV-2007 diprakirakan mencatat surplus sebesar USD1,9 miliar.

surplus sebesar USD1,9 miliar.surplus sebesar USD1,9 miliar. surplus sebesar USD1,9 miliar.

surplus sebesar USD1,9 miliar. Hal ini terkait dengan masih menariknya imbal hasil rupiah sehingga menjadi faktor pendorong masuknya kembali aliran modal asing jangka pendek. Namun demikian, perkembangan terakhir mengindikasikan adanya potensi transaksi modal dan finansial triwulan IV-2007 mencatat surplus yang lebih rendah. Hal tersebut dipengaruhi oleh perubahan risk appetite investor global serta realisasi pinjaman yang lebih rendah. Rendahnya surplus tersebut akibat arus modal keluar pada investasi portofolio serta realisasi penarikan pinjaman proyek yang lebih rendah selama triwulan IV-2007.

(10)

Meskipun kinerja pasar saham domestik selama triwulan IV-2007 sempat diwarnai koreksi, penempatan asing di pasar saham terlihat cukup resilient karena sebagian besar berupa investasi strategis dengan horizon yang lebih berjangka panjang.

Cadangan Devisa

Surplus Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) triwulan IV-2007 diperkirakan sebesar USD4,4 miliar sehingga dengan perkembangan tersebut, posisi cadangan devisaposisi cadangan devisaposisi cadangan devisaposisi cadangan devisaposisi cadangan devisa sampai dengan akhir tahun 2007 mencapai USD56,9 miliar

sampai dengan akhir tahun 2007 mencapai USD56,9 miliar sampai dengan akhir tahun 2007 mencapai USD56,9 miliar sampai dengan akhir tahun 2007 mencapai USD56,9 miliar

Gambar

Grafik 2.1ekspansi pertumbuhan (Grafik 2.1). Namun demikian, padaPertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB)triwulan laporan terdapat risiko yang dapat memperlambat
Tabel 2.1berlanjutnya dampak kasus Pertumbuhan Ekonomi - Sisi Permintaanmortgage Amerika Serikat.
Grafik 2.3leading indicator investasi yang menunjukkan siklus ekspansiIndeks Keyakinan Konsumenpertumbuhan investasi (Grafik 2.4)
Grafik 2.6oleh ekspor komoditas pertambangan dan pertanian yang tumbuh
+2

Referensi

Dokumen terkait

Untuk mendiagnosis pasti kelainan ini disamping gejala klinis yang ditemukan pada penderita, pemeriksaan penunjang berperan penting dalam mendiagnosis osteogenesis imperfekta,

Dalam penelitian ini, peneliti akan melakukan evaluasi penerapan sistem informasi manajemen Rumah Sakit Jiwa Grhasia, dengan fokus utama penelitian pada aspek manusia

Berdasarkan uraian di atas, maka Komunikasi Antarpribadi dapat di definisikan sebagai proses hubungan yang tercipta, tumbuh dan berkembang antar individu yang satu (sebagai

Sesuai dengan Standar Dirjen Perhubungan Darat SK.687/AJ.206/DRJD/2002 tentang Pedoman Teknis Penyelenggraan Angkutan Penumpang Umum di Wilayah Perkotaan Dalam Trayek

WT Strategi: UKM Kerupuk Kulit dapat meningkatkan kualitas produk seperti merek, perijinan, BPOM pegemasan.Berdasarkan hasil obsevasi dan pengamatan produk kerupuk

syndrome di atas, menunjukkan bahwa penggunaan metode glenn doman efektif untuk meningkatkan pemahaman lambang bilangan anak down syndrome. Ini terlihat

Melalui pengerjaan LKPD 2 ini, siswa diharapkan dapat menemukan sifat-sifat limit fungsi aljabar di suatu titik secara intuitif.. Awali dan akhiri kegiatan pengerjaan LKPD ini

Dengan menggunakan persamaan model seperti diatas ini dan melakukan analisis menggunakan regresi data panel dengan dua uji kelayakan terhadap model tersebut, maka