• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENGUJI AUTENTISITAS HADITS-HADITS DALAM KITAB TA’LIM AL-MUTA’ALLIM KARYA SYEIKH AZ-ZARNUJI - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MENGUJI AUTENTISITAS HADITS-HADITS DALAM KITAB TA’LIM AL-MUTA’ALLIM KARYA SYEIKH AZ-ZARNUJI - Institutional Repository of IAIN Tulungagung"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

145

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap sampel sanad hadis,

sebagaimana yang telah dideskripsikan di dalam Bab III dan Bab IV, maka

dapat ditarik kesimpulan sebagai jawaban dari rumusan masalah yang telah

dikemukakan sebagai berikut:

1. Kualitas sanad hadits dalam kitab Ta’lim al-Muta’allim karya Az-Zarnuji

tidak semuanya berstatus shahih. Dari 21(dua puluh satu) hadits yang

diteliti hanya 8 (delapan) hadits yang terdapat dalam kutub at-tis’ah, 5

(lima) hadits berstatus shahih dan 3 (tiga) hadits berstatus dha’if. Hadits

yang berstatus shahih yaitu hadits tentang niat dalam belajar; hadits

tentang memilih ilmu, guru, teman dan tentang ketabahan; hadits tentang

penghormatan terhadap ilmu dan ulama’; hadits tentang permulaan

belajar, kuantitas dan tartib belajar (hadits keempat); dan hadits tentang

sumber dan penghambat rizki, penambah dan pemotong usia. Sedangkan

hadits yang berstatus dha’if yaitu hadits tentang pengertian ilmu, fiqh dan

keutamaannya; hadits tentang ketekunan, kontinuitas dan minat (hadits

pertama); dan hadits tentang permulaan belajar, kuantitas dan tartib

belajar (hadits kedua).

2. Kualitas matan hadits dalam kitab Ta’lim al-Muta’allim karya az-Zarnuji

(2)

146

Kesimpulan dari penelitian ini bukanlah suatu yang mutlak, karena

kesimpulan tersebut didapat dari penelitian yang hanya menggunakan sampel

dan hanya disandarkan pada kutub at-tis’ah. Oleh karena itu, penelitian ini

masih sangat mungkin untuk dikembangkan lebih lanjut.

B. Saran

Kajian tentang takhrij al-hadits sebenarnya sudah banyak dilakukan

oleh para peneliti hadits dalam berbagai bidangnya. Tidak terkecuali tentang

menguji keautentisitasan sebuah hadits dalam kitab tertentu. Hanya saja

menguji keautentisitasan hadits dalam kitab Ta’lim al-Muta’allim ini belum

pernah ada sepengetahuan penulis. Kajian tentang menguji keautentisitasan

yang penulis lakukan ini adalah meneliti tentang kualitas hadits yang terdapat

pada kitab Ta’lim al-Muta’allim.

Untuk para peneliti hadits,dalam penelitian ini masih banyak

unsur-unsur yang masih perlu dibahas sehingga masih menyisakan bidang-bidang

yang belum terbahas dan membawa kemungkinan bagi peneliti-peneliti lain

untuk mengkaji secara lebih luas tentang hadits pada kitab Ta’lim

al-Muta’allim.

Semoga penelitian hadits pada kitab Ta’lim al-Muta’allim dapat

memberi khazanah baru bagi wacana keislaman, khususnya dalam hal

memilih hadits yang digunakan sebagai wacana maupun landasan dalam

Referensi

Dokumen terkait

sekedar proses mentransfer ilmu saja melainkan yang terpenting adalah bagaimana pembentukan akhlak peserta didik serta merubah tingkah laku peserta didik dari yang tidak baik

Permasalahan yang akan dicari dalam penelitian ini adalah: pertama , bagaimanakah konsep kontinuitas belajar menurut Burhanuddin al-Zarnuji dalam Ta’lim al-Muta’allim

Berdasarkan penelitian yang penulis bahas dapat diketahui bahwa menurut Al- Zarnuji cara peserta didik dalam mencari ilmu yang pertama ialah niat, Pelajar harus

Hanya saja kitab Ta’limul muta’allim lebih fokus terhadap adab belajar mengajar murid dan guru sedangkan kitab Washoya bukan hanya memaparkan tentang cara mencari ilmu

Kalau dianalisis, ternyata kekuatan atau daya hafal seorang penuntut ilmu dijadikan standar untuk mengukur tingkat keberhasilan belajarnya menurut hemat penulis, hal ini dapat

Di samping itu, Az-Zarnuji juga menganjurkan beberapa persyaratan agar dalam menuntut ilmu, murid hendaknya mencintai ilmu, hormat kepada guru, keluarganya, sesama

Dimensi duniawi yang dimaksud adalah sejalan dengan konsep pemikiran para ahli pendidikan, yakni menekankan bahwa proses belajar-mengajar hendaknya mampu menghasilkan ilmu

Maka idealnya peserta didik menurut Imam Az-Zarnuji peserta didik itu harus; 1 berniat yang baik ketika belajar, 2 memilih ilmu, guru, dan teman yang baik, 3 menghormati ilmu dan