KORELASI PENGGUNAAN METODE MIND MAPPING DALAM
PEMBELAJARAN DENGAN HASIL BELAJAR PAI SISWA DI SMPN 3
KRIAN TAHUN PELAJARAN 2016/2017
SKRIPSI
Oleh :
ANGGI DHANI PRAHESTI
NIM. D31213060
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
KORELASI PENGGUNAAN METODE MIND MAPPING DALAM
PEMBELAJARAN DENGAN HASIL BELAJAR PAI SISWA DI SMPN 3
KRIAN TAHUN PELAJARAN 2016/2017
SKRIPSI
Diajukan kepada
Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
Dalam Menyelesaikan Program Sarjana Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Oleh :
ANGGI DHANI PRAHESTI
NIM. D31213060
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
ABSTRAK
Judul : Korelasi Penggunaan Metode Mind Mapping dalam
Pembelajaran dengan Hasil Belajar PAI Siswa di SMPN 3 Krian Tahun Pelajaran 2016/2017
Penulis : Anggi Dhani Prahesti
NIM : D31213060
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui korelasi penggunaan metode mind mapping dalam pembelajaran dengan Hasil Belajar PAI siswa di SMPN 3 Krian Tahun Pelajaran 2016/2017.
Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif explanatif dan kuantatif korelasional. Kemudian penggunaan metode mind mapping sebagai variabel bebas (Independent) dan hasil belajar PAI siswa sebagai variabel terikat (dependent). Sampel penelitian ini adalah siswa kelas VIII F SMPN 3 Krian yang berjumlah 29 siswa yang diambil dengan menggunakan teknik probability sampling .
Adapun teknik yang dipakai dalam pengumpulan data adalah menggunakan dokumentasi, angket, dan tes. Data penelitian yang terkumpul kemudian dianalisis dengan menggunakan analisis product moment. Hasil dari penghitungan menggunakan product moment kasar menunjukkan bahwa nilai hitung sebesar 0,488 dengan taraf kepercayaan 0,05 (5%), maka dapat diperoleh harga r tabel sebesar 0,367. Ternyata harga r hitung lebih besar dari pada r tabel (0,488 > 0,367). Dengan demikian dikatakan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima artinya terdapat korelasi penggunaan metode mind mapping dengan hasil belajar PAI siswa di SMPN 3 Krian. Berdasarkan harga koefesien korelasi sebesar 0,488, dimana harga korelasinya bersifat positif, artinya semakin tinggi penggunaan metode mind mapping maka akan dibarengi dengan semakin tinggi pula hasil belajar PAI siswa di SMPN 3 Krian.
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL .. ...i
PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI ...ii
PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI ...iii
MOTO ...iv
HALAMAM PERSEMBAHAN ...v
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ...vi
ABSTRAK.. ...vii
KATA PENGANTAR ...viii
DAFTAR ISI.. ...x
DAFTAR TABEL.. ...xiii
DAFTAR GAMBAR.. ...xvi
DAFTAR LAMPIRAN.. ...xvii
BAB I: PENDAHULUAN A. Latar Belakang ...1
B. Rumusan Masalah.. ...9
C. Tujuan Penelitian.. ...9
D. Kegunaan Penelitian...10
E. Penelitian Terdahulu.. ...11
F. Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian.. ...12
G. Definisi Istilah atau Definisi Operasional.. ...12
H. Sistematika Pembahasan.. ...16
BAB II: LANDASAN TEORI A. Tinjauan Tentang Metode Mind Mapping ...17
1. Pengertian Metode Mind Mapping.. ...17
2. Langkah-langkah Membuat Mind Mapping.. ...19
3. Kelebihan dan Kelemahan Metode Mind Mapping.. ...19
5. Implementasi Mind Mapping ...21
B. Tinjauan Tentang Pendidikan Agama Islam .. ...21
1. Pengertian Pendidikan Agama Islam.. ...21
2. Tujuan Pendidikan Agama Islam.. ...24
3. Fungsi Pendidikan Agama Islam ...26
4. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam ...28
C. Tinjauan Tentang Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam.. ...28
1. Pengertian Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam.. ...28
2. Jenis-jenis Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam.. ...31
3. Implementasi Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam.. ...34
D. Metode yang Biasa Digunakan Guru dalam Mengajar.. ...34
1. Pengertian Metode Ceramah dan Tanya Jawab ...34
E. Korelasi Penggunaan Metode Mind Mapping dalam Pembelajaran dengan Hasil Belajar PAI Siswa.. ...35
F. Hipotesis Penelitian ...37
BAB III: METODE PENELITIAN A.Jenis dan Rancangan Penelitian.. ...38
1. Jenis Penelitian ...38
2. Rancangan Penelitian ...40
B.Variabel, Indikator dan Instrumen Penelitian.. ...41
1. Variabel Penelitian.. ...41
2. Indikator Penelitian.. ...42
3. Instrumen Penelitian.. ...43
C.Populasi dan Sampel.. ...48
1. Populasi.. ...48
2. Teknik Sampling dan Sampel.. ...48
D.Teknik Pengumpulan Data.. ...49
1. Dokumentasi ...49
2. Angket ...50
3. Tes ...50
E. Teknik Analisis Data.. ...51
BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data.. ...56
1. Sejarah Berdirinya SMPN 3 Krian.. ...56
3. Struktur Kepengurusan Sekolah SMPN 3 Krian. ...58 4. Jumlah Guru, Karyawan, dan Siswa di SMPN 3 Krian.. ...58 5. Sarana dan Prasarana yang dimiliki di SMPN 3 Krian.. ...59 B. Penyajian Data
1. Data tentang penerapan metode mind mapping .. ...60 2. Data tentang hasil belajar PAI siswa.. ...68 C. Analisis Data dan Pengujian Hipotesis
1. Analisis Data.. ...77
a. Analisis tentang penerapan metode mind mapping dalam
pembelajaran ...77 b. Analisis tentang hasil belajar PAI siswa di SMPN 3 Krian ...82 2. Pengujian Hipotesis.. ...96
BAB V: PENUTUP
A. Kesimpulan.. ...101 B. Saran.. ...102
DAFTAR PUSTAKA. ...103
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu jenis pendidikan yang masuk pada kurikulum
pendidikan nasional adalah pendidikan agama islam. Pendidikan agama
islam adalah merupakan pendidikan wahyu yang dibawa oleh Nabi
Muhammad saw,untuk menyempurnakan akhlak manusia. Hal ini
berdasarkan Hadist Nabi: “sesungguhnya aku di utus untuk
menyempurnakan akhlak” (hadist riwayat Ahmad)”1
Pendidikan adalah usaha agar manusia dapat mengembangkan
potensi dirinya melalui proses pembelajaran. Pendidikan haruslah berpusat
pada kepentingan peserta didik. Pembelajaran merupakan proses aktif
peserta didik untuk mengembangkan potensi dirinya. Peserta didik
dilibatkan kedalam pengalaman melibatkan pikiran, emosi, terjalin dalam
kegiatan yang menyenangkan dan menantang serta mendorong prakarsa
siswa.2 Untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran dan
memudahkan penyerapan suatu materi pelajaran dibutuhkan sebuah media
pembelajaran yang interaktif. Media pembelajaran merupakan segala
1
Mohammad Daud Ali,Pendidikan Agama Islam,(Jakarta:PT.Raja Grafindo Persada,2002),348
2
2
bentuk perangsang dan alat yang disediakan guru untuk mendorong siswa
belajar secara cepat, tepat, mudah, benar dan tidak terjadinya verbalisme.3
Setiap manusia dilahirkan memiliki potensi yang berbeda-beda.
Keberadaan tersebut dijadikan dasar atau tolak ukur dimana manusia hidup
bermasyarakat, berinteraksi, berkomunikasi, dan bersosialisasi antara
manusia satu dengan manusia lainnya.
Potensi yang terdapat pada diri seseorang mendorong suatu
semangat yang bisa dijadikan sebagai kekuatan diri untuk terus
menghadapi tantangan hidup, lebih cepat menciptakan solusi permasalahan
hidup, lebih percaya diri, dan welcome terhadap kehidupan. Sikap kreatif,
berfikir kreatif bisa mengukur seberapa besar dan arah potensi apa yang
sebenarnya dimiliki seseorang.
Dalam mengembangkan kemampuan dan membentuk watak
peserta didik diperlukan adannya proses belajar. Belajar adalah suatu
aktivitas atau suatu proses untuk memperoleh pengetahuan, meningkatkan
ketrampilan, memperbaiki perilaku, sikap dan mengokohkan kepribadian.
Dalam konteks menjadi tahu atau proses memperoleh pengetahuan,
menurut pemahaman sains konvensional, kontak manusia dengan alam
diistilahkan dengan pengalaman. Pengalaman yang terjadi berulang kali
melahirkan pengetahuan. Setelah lahir teori kognitivisme, devinisi
3
3
pengetahuan mengalami perubahan. Didalam pengalamannya manusia
selalu menghadapi sejumlah fenomena atau fakta alami tertentu, maka
pengetahuan pada hakekatnya juga terbangun dari sekumpulan fakta-fakta.
Sahilun A. Nasir mangatakan bahwa Pendidikan Agama Islam
adalah suatu usaha yang sistematis dan pragmatis dalam membimbing
anak didik yang beragama Islam dengan cara sedemikian rupa, sehingga
ajaran-ajaran Islam itu benar-benar dapat menjiwai, menjadi bagian yang
integral dalam dirinya.4
Pendidikan Agama Islam sangat berpengaruh terhadap akhlak
siswa dalam kehidupan di masyarakat, karena setelah lulus dari lembaga
pendidikan, siswa akan kembali ke masyarakat. Dengan adanya mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam sangat membantu siswa dalam
berinteraksi baik kepada Allah maupun dengan manusia serta makhluk
ciptaan Allah SWT.
Materi yang terdapat pada mata pelajaran PAI sangat beragam dan
tidak semua meteri dapat diterangkan dengan cara berceramah dengan
waktu yang singkat dua jam pelajaran perminggu. Dalam proses belajar
mengajar, penggunaan metode pengajaran yang tepat akan sangat
berpengaruh terhadap ketercapaian tujuan pembelajaran. Semua metode
pembelajaran yang diterapkan oleh guru mempunyai kelebihan dan
4
4
kekurangan. Metode pembelajaran yang sering diterapkan oleh guru PAI
cenderung hanya mengaktifkan salah satu sisi otak siswa saja. Pada
hakekatnya otak manusia terbagi menjadi dua, yaitu otak kanan dan otak
kiri. Idealnya guru mampu mengaktifkan seluruh belahan otak siswa.
Untuk itu setiap satuan pendidikan melakukan perencanaan
pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran serta penilaian proses
pembelajaran untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas ketercapaian
kompetensi lulusan. Dimana pembelajaran itu sendiri adalah proses
interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu
lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan
pendidik agar dapat terjadi proses perolehan ilmu dan pengetahuan,
penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan
kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah
proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik.5
Penulis ingin meneliti korelasi penggunaan metode Mind Mapping
karena beberapa faktor, antara lain hasil belajar Pendidikan Agama Islam
kurang memuaskan. Oleh karena itu dengan menggunakan metode Mind Mapping diharapkan hasil belajar siswa meningkat. Nilai menjadi menjadi ukuran guru apakah siswa sudah paham dengan materi yang diajarkan atau
belum paham sama sekali. Faktor lain yaitu pencapaian hasil belajar belum
5
5
sesuai dengan target KKM yang diharapkan, KKM atau Kriteria
Ketuntasan Minimal merupakan batas nilai yang harus dicapai siswa pada
mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.
Pendidikan agama adalah salah satu dari tiga mata pelajaran wajib
yang diberikan pada setiap jenis, jalur, dan jenjang pendidikan (Pendidikan
Pancasila, pendidikan agama, pendidikan kewarganegaraan) (UU Nomor 2
Tahun 1989 Pasal 39 ayat (2)). Dalam pasal penjelasan diterangkan pula
bahwa pendidikan agama merupakan usaha untuk memperkuat iman dan
ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama yang
dianut oleh peserta didik yang bersangkutan dengan memperhatikan
tuntutan untuk menghormati agama lain dalam hubungan kerukunan
antarumat beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan persatuan
nasional, dan merupakan salah satu hak peserta didik dan mendapat
pendidikan agama.6
Pelajaran PAI menjadi mata pelajaran inti/pokok bagi siswa di
sekolah. PAI merupakan mata pelajaran pokok yang harus dipelajari oleh
setiap siswa. Pada umumnya guru menggunakan metode konvensional,
kurang mengaktifkan siswa dalam pembelajaran PAI. Masih banyak guru
menggunakan metode konvensional atau cara sederhana seperti ceramah.
Metode ceramah adalah cara penyajian pelajaran, yang dilakukan oleh
guru dengan penuturan atau penjelasan lisan secara langsung di hadapan
6
6
peserta didik, metode ini tidak menghabiskan banyak biaya dan mudah
dilakukan, memungkinkan banyaknya materi yang disampaikan. Adapun
kekurangan metode ceramah cenderung membuat siswa kurang aktif,
kreatif, dan materi yang disampaikan hanya mengandalkan ingatan guru.7
Peningkatan hasil belajar itu perlu dilakukan yaitu salah satunya
menggunakan metode yang bisa dikembangkan oleh guru, dan sangat
efektif.
Permasalahan seperti diatas banyak dialami oleh sekolah pada
umumnya, begitu juga di SMPN 3 Krian. SMPN ini termasuk SMPN
yang cukup diminati di Kecamatan Krian, karena mutu pendidikan di
SMPN ini baik, akan tetapi berdasarkan studi pendahuluan yang telah
dilakukan peneliti di SMPN ini, proses pembelajaran PAI di SMPN ini
cenderung kurang bervariatif karena dalam mengajar guru sangat sering
menggunakan metode konvensional yaitu metode ceramah, sehingga guru
belum dapat mendekatkan siswa dengan pengalaman belajarnya dan siswa
masih kurang dalam hal kemampuan berpikir kritis, kreatif,
mengkonstruksi pengetahuannya, serta cenderung pasif. Peran guru
didalam kelas masih sangat dominan dan keterlibatan siswa dalam proses
pembelajaran sangat terbatas, sehingga pembelajaran masih bersifat satu
7
7
arah. Hal ini berdampak pada hasil belajar PAI siswa yang kurang
memuaskan.
Yang kita rasakan sekarang adalah adanya ketertinggalan didalam
mutu pendidikan . Yang dimaksud mutu pendidikan disini adalah proses
pembelajaran. Baik pendidikan formal maupun informal. Dan hal itulah
yang menyebabkan terhambatnya penyediaan sumber daya manusia yang
mempunyai keahlian dan keterampilan untuk memenuhi pembangunan
bangsa di berbagai bidang.8
Untuk mengatasi hal ini, maka diperlukan suatu strategi
pembelajaran yang tepat, menarik dan harus efektif sehingga siswa dapat
aktif dalam kegiatan pembelajaran dan dapat menghasilkan apa yang harus
dikuasai siswa setelah proses pembelajaran berlangsung.
Salah satu strategi pembelajaran yang dapat dilakukan untuk
meningkatkan hasil belajar siswa adalah model pembelajaran aktif. Belajar
aktif adalah pemanfaatan kelompok kecil dalam pembelajaran dan
memungkinkan peserta didik bekerja sama untuk memaksimalkan belajar
mereka dalam kelompok. Selama belajar aktif, siswa akan memiliki
keterampilan khusus agar dapat bekerja sama dengan baik di dalam
kelompoknya, seperti keterampilan menggambar, keterampilan
memberikan penjelasan kepada teman sekelompok dengan baik, berdiskusi
dan lain sebagainya.
8
8
Terkait dengan berbagai macam-macam metode pembelajaran aktif
yang ada. Penulis ingin menggunakan metode Mind Mapping ( peta pikiran). Metode Mind Mapping adalah metode yang digunakan oleh guru untuk menjelaskan materi pembelajaran, siswa dilibatkan dalam proses
belajar aktif yaitu membaca, memahami, menggambar dan menuanggakan
materi kedalam kertas dengan pensil warna agar lebih menarik.
Hasil belajar adalah tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari
materi pelajaran disekolah yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari
hasil tes mengenal sejumlah materi pelajaran tertentu.9
Dalam hal ini untuk mengukur hasil belajar peserta didik terhadap
materi pendidikan agama islam, guru dapat menilai melalui penilaian
tertulis berupa pertanyaan-pertanyaan dalam kertas bola salju, sedangkan
untuk menilai sikap dalam proses pembelajaran guru dapat menggunakan
penilannya unjuk kerja dan untuk menilai hasil karya peserta didik guru
menggunakan portofolio.
Menyikapi hal tersebut di atas, maka peneliti bermaksud
mengadakan penelitian dengan judul “Korelasi Penggunan Metode Mind
Mapping dalam Pembelajaran Dengan Hasil Belajar PAI Siswa di SMPN 3 Krian Tahun Pelajaran 2016/2017”. Karena saat ini di SMPN
9
9
3 Krian masih menggunakan metode konvensional, metode yang
digunakan belum bervariasi.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana penerapan metode Mind Mapping dalam pembelajaran
PAI di SMPN 3 Krian ?
2. Bagaimana hasil belajar siswa pada mata pelajaran PAI di SMPN 3
Krian ?
3. Bagaimana korelasi penggunaan metode Mind Mapping dalam
pembelajaran dengan hasil belajar PAI siswa di SMPN 3 Krian tahun
pelajaran 2016/2017 ?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini:
a. Menggambarkan penerapan metode Mind Mapping dalam
pembelajaran PAI di SMPN 3 Krian.
b. Menganalisis hasil belajar siswa pada mata pelajaran PAI di SMPN 3
Krian.
c. Menguji hipotesis korelasi penggunaan metode Mind Mapping dalam
pembelajaran dengan hasil belajar PAI siswa di SMPN 3 Krian tahun
10
D. Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik dalam
pengembangan teori pendidikan maupun bagi penyelenggaraan pengajaran
di SMPN 3 Krian. Secara rincian dapat dikemukakan sebagai berikut:
1) Manfaat Teoritis
Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai salah satu dasar penyusunan
teori tentang usaha guru dalam menggunakan gaya mengajar yang
sesuai dengan metode Mind Mapping. 2) Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :
a. Guru
Temuan ini dapat dipakai oleh guru dalam kegiatan belajar
mengajar pada mata pelajaran PAI dengan menggunakan metode
Mind Mapping guna meningkatkan hasil belajar siswa, agar semakin beragam metode pembelajaran yang akan digunakan oleh
guru.
b. Siswa
Metode Mind Mapping ini diharapkan dapat membantu siswa dalam proses belajar mengajar untuk meningkatkan hasil belajar
11
c. Peneliti
Dapat menambah wawasan, pengetahuan, dan pengalaman yang
banyak terkait metode pembelajaran dan dapat menerapkannya
dalam masa mendatang sebagai upaya untuk mengajak siswa aktif
dalam kelas.
d. Umum
Dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi para peneliti untuk
penelitian yang lebih lanjut.
E. Penelitian Terdahulu
Adapun penelitian sebelumnya, yaitu sebuah Tesis yang berjudul
“Implementasi Metode Mind Mapping dalam Pembelajaran Pendidikan
Agama Islam (PAI) di SMPN 1 Kwanyar Bangkalan”. Tesis ini
merupakan karya dari Siti Khotijah Anwar dan dibuat pada tahun 2011.
Adapun masalah yang diteliti yaitu tentang implementasi metode yang
digunakan sebagai upaya peningkatan pemahaman siswa dalam materi
pelajaran PAI. Penelitian Tesis ini menggunakan jenis penelitian
kualitatif deskriptif. Sumber data dari skripsi ini terdiri dari sumber
kepustakaan dan sumber lapangan. Dalam memperoleh data, penulis
12
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa implementasi metode
mind mapping dalam pembelajaran PAI di SMPN 1 Kwanyar Bangkalan cukup baik
F. Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian
Agar pembahasan lebih terfokus pada masalah, maka perlu diberi
arahan yang jelas terhadap masalah yang hendak dibahas dalam penelitian
ini yaitu:
1. Penelitian ini membicarakan tentang korelasi penggunaan metode
Mind Mapping dalam pembelajaran dengan hasil belajar. 2. Penelitian ini membatasi pada mata pelajaran PAI
3. Siswa yang dimaksud adalah sebagian siswa yang ada di SMPN 3
Krian.
4. Kesimpulan hasil penelitian ini hanya berlaku di SMPN 3 Krian, jika
diterapakan di sekolah lain memungkinkan tidak memiliki kesamaan
yang sesuai dengan penelitian ini.
G. Definisi Operasional
Skripsi ini berjudul “ Korelasi Penggunaan Metode Mind Mapping dalam Pembelajaran dengan Hasil Belajar PAI Siswa di SMPN 3 Krian
13
Judul skripsi diatas, secara umum menggambarkan tentang
korelasi penggunaan metode Mind Mapping dalam pembelajaran dengan hasil belajar siswa pada mata pelajaran PAI.
Perlu adanya penjelasan judul skripsi ini, agar pengertian judul
skripsi ini tidak menimbulkan pemahaman yang berbeda dan supaya lebih
jelas, penegasannya sebagai berikut:
1. Metode
Metode merupakan salah satu strategi atau cara yang digunakan oleh guru dalam proses belajar mengajar yang bertujuan yang hendak dicapai, semakin tepat metode yang digunakan oleh seorang guru maka pembelajaran akan semakin baik. Metode berarti jalan atau cara yang harus dilalui untuk mencapai tujuan tertentu.
2. Mind Mapping
Mind Mapping adalah suatu teknik pemanfaatan seluruh otak dengan menggunakan citra visual dan prasarana grafis lainnya untuk
membentuk kesan. Otak sering mengingatkan kembali dalam bentuk
gambar, simbol, suara, bentuk-bentuk, dan perasaan.10 Mind Mapping
(peta pikiran) adalah metode mencatat kreatif yang memudahkan kita
mengingat banyak informasi.11
10
Aris Shoimin, 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013, ( Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2016), 105.
11
14
Mind Mapping mampu memacu otak siswa untuk mengeksplorasi kemampuan berpikir mereka. Menurut Sutanto Windura, Mind Mapping
adalah metode grafis yang berfungsi sebagai pengeksplorasi seluruh
kemampuan otak untuk keperluan berpikir dan belajar.12
3. Pembelajaran
Kata Pembelajaran adalah terjemahan dari kata “instruction” yang berarti instruksi. Istilah ini banyak dipengaruhi oleh aliran psikologi
kognitif-wholistik yang menempatkan siswa sebagai sumber dari kegiatan. Selain itu, istilah ini juga dipengaruhi oleh perkembangan teknologi yang
diasumsikan dapat mempermudah siswa mempelajari segala sesuatu lewat
berbagai macam media, gambar, audio, dan lain sebagainya, sehingga
semua itu mendorong terjadinya perubahan peranan guru dalam mengelola
proses belajar-mengajar, dari guru sebagai sumber belajar menjadi guru
sebagai fasilitator dalam belajar-mengajar.13
4. Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan tujuan akhir dilaksanakannya kegiatan
pembelajaran di sekolah. Hasil belajar dapat ditingkatkan melalui usaha
sadar yang dilakukan secara sistematis mengarah kepada perubahan yang
positif yang kemudian disebut dengan proses belajar. Akhir dari proses
12
Sutanto Windura, Mind Map Langkah Demi Langkah, (Jakarta: Elex Media Komputindo, 2008), 16.
13
15
belajar adalah perolehan suatu hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa di
kelas terkumpul dalam himpunan hasil belajar kelas. Semua hasil belajar
tersebut merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak
mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar di akhiri dengan proses evaluasi
hasil belajar, sedangkan dari sisi siswa, hasil belajar merupakan
berakhirnya penggal dan puncak proses belajar.14
5. Pendidikan Agama Islam
Pendidikan agama islam adalah usaha sadar untuk menyiapkan
peserta didik dalam menyakini, memahami, menghayati, dan
mengamalkan agama islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan
atau latihan dengan memperhatikan tuntutan untuk menghormati agama
lain dalam hubungan kerukunan antar umat beragama dalam masyarakat
untuk mewujudkan persatuan nasional.15
Jadi korelasi penggunaan metode mind mapping dalam
pembelajaran terhadap hasil belajar PAI siswa di SMPN 3 Krian adalah
hubungan menggunakan strategi atau cara mencatat kreatif yang
memudahkan kita mengingat banyak informasi, dengan teknik
pemanfaatan seluruh otak yang menggunakan citra visual dan prasarana
grafis lainnya dalam kegiatan belajar mengajar terhadap hasil tujuan akhir
pembelajaran PAI di SMPN 3 Krian.
14
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2009), 3. 15
16
H. Sistematika Pembahasan
Adapun sistematika pembahasan yang terdapat dalam laporan
penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut:
Bab Pertama Pendahuluan yang mengungkapkan latar belakang,
rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, penelitian
terdahulu , ruang lingkup dan keterbatasan, definisi operasional, dan
sistematika pembahasan.
Bab Kedua Landasan teori yang menguraikan kajian tentang
metode mind mapping, tinjauan tentang mata pelajaran PAI (Pendidikan Agama Islam), tinjauan tentang hasil belajar PAI (Pendidikan Agama
Islam), metode yang biasa digunakan guru dalam mengajar, korelasi
penggunaan metode mind mapping dalam pembelajaran dengan hasil
belajar PAI, dan hipotesis penelitian.
Bab Ketiga Metode Penelitian yang menjabarkan jenis dan
rancangan penelitian, variabel, indikator, dan instrumen penelitian,
populasi dan sampel, teknik pengumpulan data, teknik analisis data.
Bab Keempat memaparkan hasil penelitian dan pembahasan dari
keseluruhan bab, yang menyajikan: Deskripsi data, Analisis data dan pengujian
hipotesis.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Tentang Metode Mind Mapping
1. Pengertian Metode Mind Mapping
Metode mencatat yang baik harus membantu kita
mengingatkan perkataan dan bacaan, meningkatkan pemahaman
terhadap materi, membantu mengorganisasi materi, dan memberikan
wawasan baru. Mind Mapping memungkinkan terjadinya semua hal itu. Metode Mind Mapping dikembangkan oleh Dr. Tony Buzan di awal tahun 1970. MindMapping adalah metode mencatan kreatif yang memudahkan kita mengingat banyak informasi. Mind Mapping yang baik adalah yang menggunakan warna warni dan menggunakan
banyak gambar dan simbol, biasannya tampak seperti karya seni.16
Mind Mapping adalah suatu teknik pemanfaatan seluruh otak dengan menggunakan citra visual dan prasarana grafis lainnya untuk
membentuk kesan. Otak sering mengingatkan kembali dalam bentuk
gambar, simbol, suara, bentuk-bentuk, dan perasaan.17 Mind Mapping
16
Bobbi DePorter, dkk., Quantum Teaching: Mempraktikkan Quantum Learning di Ruang-ruang Kelas, (Bandung: Kaifa, 2014), 225.
17
18
(Peta Pikiran) adalah metode mencatat kreatif yang memudahkan kita
mengingat banyak informasi.18
Mind Mapping mampu memacu otak siswa untuk mengeksplorasi kemampuan berpikir mereka. Menurut Sutanto
Windura, Mind Mapping adalah metode grafis yang berfungsi sebagai pengeksplorasi seluruh kemampuan otak untuk keperluan berpikir dan
belajar.19 Mind Mapping menggunakan ingatan visual siswa dan sensorik ke dalam suatu pola yang saling berkaitan. Berikut ini adalah
contoh Mind Mapping :
Gambar.2.1 Contoh Mind Mapping
18
Bobbi DePorter, dkk., Quantum Teaching: Mempraktikkan Quantum Learning di Ruang-ruang Kelas, (Bandung: Kaifa, 2014), 225.
19
19
Berdasarkan beberapa pengertian di atas, peneliti menyatakan
bahwa Mind Mapping adalah metode atau cara membelajarkan tema belajar kepada siswa melalui cara mencatat yang mudah dan
menyenangkan dengan memanfaatkan keseluruhan kemampuan otak
siswa melalui perpaduan warna, garis, gambar, kata kunci untuk
memudahkan siswa mengkonstruksi hal-hal yang telah dipelajari.
Pembelajaran yang menerapkan Mind Mapping akan
menyeimbangkan kerja otak kanan dan kiri siswa.
2. Langkah-langkah Membuat Mind Mapping
a. Siswa menempatkan gagasan utama yang berkaitan dengan tema
utama yang sudah dijelaskan oleh guru.
b. Siswa membuat peta pikiran sederhana untuk siswa dengan
menggunakan warna, gambar, atau simbol.
c. Siswa menyediakan kertas, spidol dan meteri dari sumber lain
yang menurut anda akan membantu siswa menciptakan peta
pikiran yang semarak dan cerah.
d. Sediakan waktu yang cukup bagi siswa untuk menyusun peta
pikiran mereka.
e. Guru memerintahkan kepada siswa setelah selesai membuat Mind
Mapping berpresentasi didepan kelas.
3. Kelebihan dan Kelemahan Metode Mind Mapping
20
a. Siswa lebih mudah memahami materi pelajaran.
b. Siswa lebih aktif dengan metode Mind Mapping dari pada ceramah.
c. Memudahkan guru dalam menjelaskan materi pelajaran.
Adapun kelemahannya yaitu :
a. Guru tidak menjelaskan materi secara lengkap.
b. Siswa saling mengandalkan satu sama lain.
4. Tujuan Pokok Mind Mapping
a. Mengembangkan kemampuan menggambarkan
kesimpulan-kesimpulan yang masuk akal.
b. Mengembangkan kemampuan mensinstesis dan mengintegrasikan
informasi atau ide menjadi satu.
c. Mengembangkan kemampuan berfikir secara heliostik untuk
melihat keseluruhan dan bagian-bagian.
d. Mengembangkan kecakapan, strategi, dan kebiasaab belajar.
e. Belajar konsep-konsep dan teori mata pelajaran.
f. Belajar memahami perspektif dan nilai tentang mata pelajaran.
g. Mengembangkan satu keterbukaan terhadap ide baru.
h. Mengembangkan kapasitas untuk memikirkan kemandirian.20
20
21
5. Implementasi Metode Mind Mapping
Adapun tahapan dalam pelaksanaan metode mind mapping
adalah :
a. Mempelajari konsep suatu materi pelajaran
b. Menentukan ide-ide pokok
c. Membuat peta pikiran
d. Mempresentasikan didepan kelas
Pada pelaksanaan metode mind mapping siswa dapat
mengembangkan kemampuan belajar mandiri, siswa memiliki
kemampuan untuk mengembangkan pengetahuannya sendiri.
Pengalaman yang diperoleh siswa akan semakin berkesan apabila
proses pembelajaran yang diperolehnya merupakan hasil dari
pemahaman dan penemuannya sendiri.
B. Tinjauan Tentang Pendidikan Agama Islam
1. Pengertian Pendidikan Agama Islam
Pendidikan agama adalah salah satu dari tiga mata pelajaran
wajib yang diberikan pada setiap jenis, jalur, dan jenjang pendidikan
(Pendidikan Pancasila, pendidikan agama, pendidikan
kewarganegaraan) (UU Nomor 2 Tahun 1989 Pasal 39 ayat (2)).
Dalam pasal penjelasan diterangkan pula bahwa pendidikan agama
22
Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama yang dianut oleh peserta
didik yang bersangkutan dengan memperhatikan tuntutan untuk
menghormati agama lain dalam hubungan kerukunan antarumat
beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan persatuan nasional,
dan merupakan salah satu hak peserta didik dan mendapat pendidikan
agama.21
Pendidikan Agama Islam adalah usaha sadar untuk menyiapkan
siswa dalam meyakini, memahami, menghayati, dan mengamalkan
agama Islam melalui bimbingan, pengarahan atau latihan dengan
memerhatikan tuntutan untuk menghormati agama lain dalam
hubungan kerukunan antar umat beragama dalam masyarakat untuk
mewujudkan kesatuan nasional.22
Sahilun A. Nasir mangatakan bahwa Pendidikan Agama Islam
adalah suatu usaha yang sistematis dan pragmatis dalam membimbing
anak didik yang beragama Islam dengan cara sedemikian rupa,
sehingga ajaran-ajaran Islam itu benar-benar dapat menjiwai, menjadi
bagian yang integral dalam dirinya.23
Pendidikan Agama Islam adalah upaya sadar dan terencana
dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami,
21 Haidar Putra Daulay,Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana, 2004),h. 37. 22
Akmal Hawi, Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2013), 19.
23
23
menghayati, hingga mengimani, bertaqwa, dan berakhlak mulia dalam
mengamalkan ajaran agama Islam dari sumber utamanya kitab suci
Al-Qur’an dan Al- Hadis, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, serta penggunaan pengalaman.24
Menurut Zakiyah Daradjat, pendidikan agama Islam adalah
suatu usaha untuk membina dan mengasuh peserta didik agar
senantiasa dapat memahami kandungan ajaran Islam secara
menyeluruh, menghayati makna tujuan, yang pada akhirnya dapat
mengamalkan serta menjadikan Islam sebagai pandangan hidup.
Dari pengertian tersebut dapat ditentukan beberapa hal yang
perlu diperhatikan dalam pembelajaran PAI yaitu:
a. PAI sebagai usaha sadar yakni suatu kegiatan bimbingan,
pengajaran dan latihan yang dilakukan secara berencana dan sadar
atas tujuan yang hendak dicapai.
b. Peserta didik yang hendak disiapkan untuk mencapai tujuan.
c. Kegiatan pembelajaran PAI diarahkan untuk meningkatkan
keyakinan, pemahaman, penghayatan, dan pengalaman ajaran
agama Islam dari peserta didik.
24
24
2. Tujuan Pendidikan Agama Islam
Tujuan merupakan kegiatan yang paling penting dalam suatu
kegiatan. Tujuan itulah yang menentukan kegiatan dan apa yang
hendak dicapai dalam suatau kegiatan tersebut. Suatu kegiatan akan
berakhir bila tujuan telah tecapai.
Tujuan Pendidikan Agama Islam bukanlah semata-mata untuk
memenuhi kebutuhan intelektual saja, melainkan segi penghayatan
juga pengalaman serta pengaplikasiannya dalam kehidupan dan
sekaligus menjadi pegangan hidup.
Pendidikan Agama Islam di sekolah/madrasah bertujuan untuk
menumbuhkan dan meningkatkan keimanan melalui pemberian dan
pemupukan pengetahuan, penghayatan, pengamalan serta pengalaman
peserta didik tentang Agama Islam sehingga menjadi anusia muslim
yang terus berkembang dalam hal keimanan, ketaqwaannya,
berbangsa dan bernegara, serta untuk dapat melanjutkan pada jenjang
pendidikan yang lebih tinggi.
Secara terperinci, tujuan Pendidikan Agama Islam dapat
dijelaskan sebagai berikut:
a. Memahami ajaran agama
Memahami ajaran agama Islam yang bersumber dari
25
untuk keperluan Negara, masyarakat dan pribadi. Ajaran ini
dinyatakan dalam Qs. At- Taubah (9) ayat 122:
ٌةَفِئاَط ْمُهْ نِم ٍةَقْرِف ِّلُك ْنِم َرَفَ ن اْوَلَ ف ًةفاَك اوُرِفْنَ يِل َنوُنِمْؤُمْلا َناَك اَمَو
َنوُرَذََْ ْمُهلَعَل ْمِهْيَلِإ اوُعَجَر اَذِإ ْمُهَمْوَ ق اوُرِذْنُ يِلَو ِنيِّدلا ِِ اوُهقَفَ تَ يِل
“Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka Telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya.”25
b. Keluhuran budi pekerti
Nabi Muhammad Saw telah menunjukkan praktek-praktek
budi pekerti dan amal perbuatan serta ucapan-ucapan sehingga
menjadi suri tauladan bagi seluruh umat manusia di dunia.
c. Kebahagiaan di dunia dan di akhirat
Mengarahkan pendidikan anak untuk mencapai
kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat dengan melaksanakan
ajaran Agama Islam seutuhnya.
d. Persiapan untuk bekerja
Agama Islam memerintahkan kepada semua pemeluknya
agar giat bekerja dan jangan mengharapkan hujan dari langit.
Kebahagiaan hidup ditentukan oleh amal perbuatan seseorang,
26
apabila mengerjakan perbuatan yang baik (amal shaleh) maka ia
akan memperoleh kebahagiaan dalam hidupnya. Firman Allah
SWT dalam Qs. Al- An’am (6) ayat 132:
ٍّلُكِلَو
َنوُلَمْعَ ي امَع ٍلِفاَغِب َكبَر اَمَو اوُلِمَع ا ِِ ٌتاَجَرَد
“Dan masing-masing orang memperoleh derajat-derajat (seimbang) dengan apa yang dikerjakannya. dan Tuhanmu tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan.”26
Pada intinya Pendidikan Agama Islam mempunyai tujuan
yang berintikan tiga aspek, yakni aspek iman, ilmu dan amal.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa tujuan dari
Pendidikan Agama Islam adalah menanamkan rasa keragaman
pada diri peserta didik serta meningkatkan keimanan dan
ketaqwaan kepada Allah SWT sehingga di dalam perilaku
kesehariannya selalu mengharap ridha Allah SWT dan
menjadikan ajaran agama Islam sebagai pedoman hidup dan amal
perbuatannya, baik dalam hubungan dengan Allah SWT maupun
dalam hubungannya dengan sesama manusia.
3. Fungsi Pendidikan Agama Islam
Agama merupakan masalah yang abstrak, tetapi
dampak/pengaruhnya akan tampak dalam kehidupan yang konkret.
26
27
a. Pengembangan, yaitu meningkatkan keimanan dan ketakwaan
peserta didik kepada Allah Swt. yang ditanamkan dalam
lingkungan keluarga. Pada dasarnya dan pertama-tama
kewajiban menanamkan keimanan dan ketakwaan dilakukan
oleh setiap orang tua dalam keluarga. Sekolah berfungsi untuk
menumbuh kembangkan lebih lanjut diri anak.
b. Penanaman nilai, sebagai pedoman hidup untuk mencari
kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.
c. Penyesuaian mental, yaitu untuk menyesuaikan diri dengan
lingkungannya baik lingkungan fisik maupun lingkungan
sosial dan dapat mengubah lingkungannya sesuai dengan
ajaran agama Islam.
d. Perbaikan, yaitu untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan,
kekurangan-kekurangan, kelemahan-kelemahan siswa dalam
keyakinan, pemahaman, dan pengalaman ajaran dalam
kahidupan sehari-hari.
e. Pencegahan, yaitu untuk menangkal hal-hal negatif dari
lingkungannya atau bahaya lain yang dapat membahayakan
dirinya dan menghambat perkembangannya menuju manusia
Indonesia seutuhnya.
f. Pengajaran, tentang ilmu pengetahuan keagamaan secara
28
g. Penyaluran, yaitu untuk menyalurkan anak-anak yang
memiliki bakat khusus di bidang agama Islam agar bakat
tersebut dapat berkembang secara optimal sehingga dapat
dimanfaatkan untuk dirinya dan bagi orang lain.
4. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam di SMP
Ruang lingkup pendidikan agama Islam di SMP meliputi
keserasian dalam keseimbangan antara:
a. Hubungan manusia dengan Allah
b. Hubungan manusia dengan sesama manusia
c. Hubungan manusia dengan alam dan lingkungan
Adapun ruang lingkup bahan pelajaran pendidikan agama
Islam di SMP terfokus pada aspek:
a. Keimanan
b. Al-Quran dan Hadist
c. Akhlak
d. Fiqih/ Ibadah
e. Tarikh dan Kebudayaan Islam
C. Tinjauan Tentang Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam
1. Pengertian Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam
Hasil belajar merupakan tujuan akhir dilaksanakannya
29
melalui usaha sadar yang dilakukan secara sistematis mengarah
kepada perubahan yang positif yang kemudian disebut dengan proses
belajar. Akhir dari proses belajar adalah perolehan suatu hasil belajar
siswa. Hasil belajar siswa di kelas terkumpul dalam himpunan hasil
belajar kelas. Semua hasil belajar tersebut merupakan hasil dari suatu
interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak
mengajar di akhiri dengan proses evaluasi hasil belajar, sedangkan
dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya penggal dan
puncak proses belajar.27
Dua konsep belajar mengajar yang dilakukan oleh siswa dan
guru terpadu dalam satu kegiatan. Diantara keduanya itu terjadi
interaksi dengan guru. Kemampuan yang dimiliki siswa dari proses
belajar mengajar saja harus bisa mendapatkan hasil, bisa melalui
kreatifitas seseorang itu tanpa adanya intervensi orang lain sebagai
pengajar. Oleh karena itu hasil belajar yang dimaksud disini adalah
kemampuan-kemampuan yang dimiliki seorang siswa setelah
menerima perlakuan dari pengajar (guru), seperti yang dikemukakan
oleh Sudjana.
Sedangkan menurut Horwart Kingsley dalam bukunya Sudjana
membagi tiga macam hasil belajar mengajar :
a. Keterampilan dan kebiasaan
27
30
b. Pengetahuan dan pengarahan
c. Sikap dan cita-cita.28
Hasil belajar pada hakekatnya adalah perubahan tingkah laku
yang mencakup bidang kognitif, afektif dan psikomotor. Pendidikan
dan pengajaran dikatakan berhasil apabila perubahan-perubahan yang
tampak pada siswa merupakan akibat dari proses belajar mengajar
yang dialaminya yaitu proses yang ditempuhnya melalui program dan
kegiatan yang dirancang dan dilaksanakan oleh guru dalam proses
pengajarannya. Berdasarkan hasil belajar siswa dapat diketahui
kemampuan dan perkembangan sekaligus tingkat keberhasilan
pendidikan.
Rumusan tujuan PAI ini mengandung pengertian bahwa proses
pendidikan agama Islam yang dilalui dan dialami oleh siswa di
sekolah dimulai dari tahapan kognisi, yakni pengetahuan dan
pemahaman siswa terhadap ajaran dan nilai-nilai yang terkandung
dalam ajaran Islam, untuk selanjutnya menuju ke tahapan afeksi,
yakni terjadinya proses internalisasi ajaran dan nilai agama ke dalam
diri siswa, dalam arti menghayati dan meyakininya. Tahapan afeksi ini
terkait erat dengan kognisi, karena penghayatan dan keyakinan siswa
akan menjadi kokoh jika dilandasi oleh pengetahuan dan
pemahamannya terhadap ajaran dan nilai agama Islam. Melalui
28
31
tahapan afeksi tersebut diharapkan dapat tumbuh motivasi dalam diri
siswa dan tergerak untuk mengamalkan dan menaati ajaran Islam
(sebagai tahapan psikomotorik) yang telah diinternalisasikan dalam
dirinya. Dengan demikian, akan terbentuk manusia muslim yang
beriman, bertakwa, dan berakhlak mulia. Dan tidak hanya itu saja
dalam penelitian ini peneliti juga ingin supaya bisa meningkatkan
hasil belajar siswa dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam.
2. Jenis-jenis Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam
Berdasarkan teori Taksonomi Bloom hasil belajar dalam
rangka studi dicapai melalui tiga kategori ranah antara lain kognitif,
afektif, psikomotor. Perinciannya adalah sebagai berikut:
a. Ranah Kognitif
Berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari
6 aspek yaitu pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis,
sintesis, dan penilaian.29
Dalam Pendidikan Agama Islam di sekolah, dijelaskan
bahwa pendidikan Agama Islam adalah usaha sadar untuk
menyiapkan siswa dalam meyakini, memahami, menghayati, dan
mengamalkan agama Islam melalui kegiatan bimbingan,
pembelajaran, atau latihan dengan memperhatikan tuntutan untuk
29
32
menghormati agama lain dalam hubungan kerukunan antar umat
beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan persatuan
nasional.
b. Ranah Afektif
Berkenaan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif meliputi
lima jenjang kemampuan yaitu menerima, menjawab atau reaksi,
menilai, organisasi dan karakterisasi dengan suatu nilai atau
kompleks nilai.
Proses pendidikan agama Islam yang dilalui dan dialami
oleh siswa di sekolah dimulai dari tahapan kognisi, yakni
pengetahuan dan pemahaman siswa terhadap ajaran dan nilai-nilai
yang terkandung dalam ajaran Islam, untuk selanjutnya menuju
ke tahapan afeksi, yakni terjadinya proses internalisasi ajaran dan
nilai agama ke dalam diri siswa, dalam arti menghayati dan
meyakininya.
c. Ranah Psikomotor
Meliputi keterampilan motorik, manipulasi benda-benda,
koordinasi neuromuscular (menghubungkan, mengamati).
Dalam tahapan psikomotorik ini dalam pembelajaran
Pendidikan Agama Islam diharapkan dapat tumbuh motivasi
dalam diri siswa dan tergerak untuk mengamalkan dan menaati
33
Sehingga akan terbentuk manusia muslim yang beriman,
bertakwa, dan berakhlak mulia.
Tipe hasil belajar kognitif lebih dominan dari pada afektif
dan psikomotor karena lebih menonjol, namun hasil belajar
psikomotor dan afektif juga harus menjadi bagian dari hasil
penilaian dalam proses pembelajaran di sekolah.
Hasil belajar digunakan oleh guru untuk dijadikan ukuran
atau kriteria dalam mencapai suatu tujuan pendidikan. Hal ini
dapat tercapai apabila siswa sudah memahami belajar dengan
diiringi oleh perubahan tingkah laku yang lebih baik lagi.
Hasil belajar ini akan melekat terus pada diri siswa karena
sudah menjadi bagian dalam kehidupan siswa tersebut.
Berdasarkan pengertian diatas maka dapat disintesiskan bahwa
hasil belajar adalah suatu penilaian akhir dari proses dan
pengenalan yang telah dilakukan berulang-ulang. Serta akan
tersimpan dalam jangka waktu lama atau bahkan tidak akan
hilang selama-lamanya karena hasil belajar turut serta dalam
membentuk pribadi individu yang selalu ingin mencapai hasil
yang lebih baik lagi sehingga akan merubah cara berpikir serta
34
3. Implementasi Penilaian Pendidikan Agama Islam
Penilaian pendidikan agama Islam di sekolah dilakukan
terhadap semua aspek, yaitu :
a. Pengetahuan agama Islam
b. Keterampilan agama Islam
c. Penghayatan agama Islam
d. Pembiasaan dan pengalaman agama Islam
Kelompok pokok penilaian agama Islam diatas termasuk
dalam tiga domain yaitu :
a. Domain kognitif
b. Domain psikomotorik
c. Domain afektif
D. Metode yang Biasa Digunakan Guru dalam Mengajar
1. Pengertian Metode Ceramah dan Tanya Jawab
Metode tanya jawab menurut Nana Sudjana merupakan metode
mengajar yang memungkinkan terjadinya komunikasi langsung yang
bersifat lalu lintas dua arah sebab pada saat yang sama terjadi dialog antara
guru dan siswa. Siswa bertanya guru menjawab atau sebaliknya, guru
bertanya siswa menjawab. Sedangkan metode ceramah menurut Nana
Sudjana, adalah penyampaian pembelajaran secara lisan. Senada dengan
35
penyajian materi pembelajaran melalui penuturan secara lisan atau
penjelasan secara langsung kepada siswa. Berdasarkan kedua pendapat di
atas, metode ceramah dapat dinyatakan sebagai cara menyampaikan materi
pelajaran oleh guru kepada siswa secara lisan.
Metode ceramah merupakan metode yang mudah dan murah
digunakan. Namun, dalam melaksanakan pembelajaran menggunakan
metode ceramah, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Hal-hal yang
harus diperhatikan meliputi 1) tujuan pembelajaran; 2) bahan
pembelajaran; 3) alat, fasilitas pendukung dan waktu; 4) jumlah siswa; 5)
kemampuan guru dalam berbicara; 6) situasi pada saat pembelajaran
berlangsung.
E. Korelasi Penggunaan Metode Mind Mapping dalam Pembelajaran
dengan Hasil Belajar PAI Siswa
Metode pembelajaran merupakan salah satu komponen penting
dalam tercapainya suatu proses belajar mengajar yang efektif. Metode
pembelajaran yang baik atau sesuai dengan materi yang akan disampaikan
akan lebih memudahkan siswa dalam memahami materi pelajaran yang
dipelajarinya di dalam kelas. Salah satu metode pembelajaran yang baik
untuk diterapkan dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam ialah
36
Karena keberhasilan belajar mengajar tidak terlepas dari dua segi
yang paling penting yakni dilihat dari segi guru dan juga dari segi siswa.
Dimana dari segi guru keberhasilan belajar mengajar dapat dilihat dari
ketepatan guru dalam memilih bahan ajar, media dan alat pengajaran serta
menggunakanannya dalam kegiatan belajar dalam suasana yang
menggairahkan, menyenangkan, dan menggembirakan, sehingga siswa
dapat menikmati kegiatan belajar mengajar tersebut dengan memuaskan.
Sedangkan jika di lihat dari segi siswa dapat dilihat dari keinginan
siswa untuk belajar mandiri yang nantinya akan mempengaruhi
peningkatan pada segi kognitif, afektif, dan psikomotorik siswa.
Dengan diterapkannya metode pembelajaran Mind Mapping tersebut secara tidak langsung akan mempengaruhi hasil belajar siswa dalam mata
pelajaran pendidikan agama Islam, karena siswa lebih mudah
memamahami isi materi tersebut dengan lebih mudah. Karena hasil belajar
tidak hanya dilihat dari segi kognitifnya saja melainkan segi
psikomotoriknya juga. Dengan metode Pembelajaran ini siswa dapat
memenuhi hasil belajar dalam segi psikomotoriknya yakni dengan aktif
dalam proses belajar mengajarnya dan kecakapan dalam menghafal isi
37
F. Hipotesis Penelitian
Dalam penelitian, hipotesis diartikan sebagai jawaban sementara
terhadap rumusan masalah penelitian.30 Berdasarkan anggapan dasar tersebut, hipotesis itu sendiri dibagi menjadi dua macam, yaitu:
1. Hipotesis Awal (Hipotesis Nil)
Hipotesis awal merupakan hipotesis yang mengandung pernyataan
menyangkal dan biasanya dilambangkan dengan (Ho).
2. Hipotesis Alternatif (Hipotesis Kerja)
Hipotesis alternatif merupakan hipotesis yang mengandung
pernyataan tidak menyangkal.
Adapun hipotesis untuk penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Hipotesis awal yaitu tidak adanya korelasi penggunaan metode Mind Mapping dalam pembelajaran dengan hasil belajar PAI siswa di SMPN 3 Krian tahun ajaran 2016/2017.
b. Hipotesis alternatif yaitu adanya korelasi penggunaan metode Mind Mapping dalam pembelajaran dengan hasil belajar PAI siswa di SMPN 3 Krian tahun ajaran 2016/2017.
30
BAB III
METODE PENELITIAN
Penelitian adalah suatu metode studi yang dilakukan seseorang melalui
penyelidikan yang hati-hati dan sempurna terhadap sesuatu masalah, sehingga
diperoleh pemecahan yang tepat terhadap masalah tersebut.31 Penelitian sangat erat hubungannya dengan metodologi. Metodologi adalah sebuah
proses, prinsip, dan prosedur yang digunakan untuk mendekati suatu masalah
dan mencari jawaban.32
Secara umum, metode penelitian dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Metode penelitian
juga dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid
dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan suatu
pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk
memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah.33
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
1. Jenis Penelitian
Penelitian dalam skripsi ini menggunakan penelitian kuantitatif
explanatif. Adapun yang dimaksud dengan penelitian kuantitatif adalah
penelitian yang menekankan pada data – data numerial (angka), mulai dari
31
Zainal Arifin, Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012), 2.
32
Deddy Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif Paradigma Baru Ilmu Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008), 14.
33
39
pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan dari
hasil yang diolah dengan menggunakan metode statistik. Demikian juga
pemahaman akan kesimpulan penelitian akan lebih baik apabila juga disertai
dengan tabel, grafik, bagan, gambar atau tampilan lainnya (Arikunto, 2010 :
27)34. Berawal dari suatu teori, pemahaman peneliti menurut pengalamannya kemudian dikembangkan menjadi permasalahan – permasalahan guna
memperoleh pembenaran dari hasil penelitiannya di lapangan dalam bentuk
dukungan data empiris. Bentuk penelitian kuantitatif ini digunakan penulis
untuk mengetahui bagaimana korelasi penggunaan metode mind mapping
dalam pembelajaran dengan hasil belajar PAI siswa di SMPN 3 Krian tahun
pelajaran 2016/2017.
Penelitian ini juga menggunakan penelitian kuantitatif bentuk
korelasional yaitu penelitian bertujuan untuk menentukan keeratan
hubungan dua variabel atau lebih. Yaitu melihat hubungan antara
metode mind mapping dengan hasil belajar Pendidikan Agama Islam
siswa. Sesuai dengan namanya, banyak dituntut untuk menggunakan
angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data
tersebut, serta penampilan dari hasilnya. Demikian juga pemahaman
akan kesimpulan penelitian.35
34
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta : Rineka Cipta, 2010), h.27.
35
40
Korelasi antara variabel X (metode mind mapping) dengan
variabel Y (hasil belajar siswa) tersebut dapat dilihat dalam
keterangan berikut :
X Y
Keterangan :
X : metode mind mapping
Y : hasil belajar siswa
Jenis penelitian ini termasuk dalam penelitian lapangan (field research), yakni jenis penelitian yang berorientasi pada pengumpulan data empiris di lapangan dan penelitian pustaka (literery research),
yakni telaah yang dilaksanakan untuk memecahkan suatu masalah
yang pada dasarnya bertumpu pada penelaahan kritis dan mendalam
terhadap bahan-bahan pustaka yang relevan. Jenis penelitian ini
menggunakan analisis statistik dengan teknik korelasi product moment.36
2. Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian disebut juga sebagai strategi atau cara
yang digunakan untuk mengatur latar belakang penelitian agar
penelitian dapat memperoleh data yang valid sesuai dengan
karakteristik variabel dan tujuan penelitian.
36
41
Dalam penelitian ini rancangan yang dipakai adalah sebagai
berikut:
a. Lapangan adalah sumber data yang diperoleh dari penelitian baik
secara langsung atau tidak langsung.
b. Kepustakaan adalah sumber data yang berupa buku-buku atau
literatur yang berkaitan dengan topik pembahasan.
Untuk mengetahui adanya korelasi, yaitu dengan memberikan
test dan angket. Sebelum menyebarkan angket peneliti terlebih dahulu
memberi perlakuan, yaitu menggunakan metode mind mapping.
Sebelum proses belajar mengajar dimulai, peneliti memberikan
pre-test terlebih dahulu untuk mengetahui hasil belajar PAI siswa sebelum
diterapkannya metode Mind Mapping. Selama proses pembelajaran, akan dilakukan pengamatan terhadap aktivitas siswa selama mengikuti
pelajaran dengan menggunakan metode tersebut. Sedangkan angket
diberikan untuk mengetahui respon secara tertulis dari hasil belajar
siswa setelah diterapkan metode Mind Mapping di dalam kelas. Dalam penelitian ini peneliti hanya ingin mengetahui apakah ada
42
B. Variabel, Indikator, dan Instrumen Penelitian
1. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari
orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya.37 Dalam penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dan hanya
melibatkan dua variabel. Variabel pertama yakni variabel bebas dan
yang kedua ialah variabel terikat.
Variabel bebas ialah variabel yang mana nantinya akan
mempengaruhi atau yang akan menjadi sebab perubahannya suatu
variabel terikat. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebasnya
ialah penggunaan metode mind mapping (X). Kemudian variabel terikat ialah variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas. Dalam
penelitian ini yang menjadi variabel terikat ialah hasil belajar PAI
siswa (Y).
2. Indikator Penelitian
Tabel.3.1
Indikator Variabel X danVariabel Y
Variabel X
Metode mind mapping
Variabel Y
Hasil belajar
37
43
Penerapan metode mind mapping Menjawab pertanyaan guru
Memahami materi pelajaran Mengingat dan memahami materi
yang dipelajari
Pembelajaran yang menyenangkan Hasil belajar meningkat
Menambah keaktifan dalam kelas Mengungkapkan pendapat
3. Instrumen Penelitian
Pada umumnya penelitian akan berhasil apabila banyak
menggunakan instrumen, sebab data yang diperlukan untuk menjawab
pertanyaan penelitian (masalah) dan menguji hipotesis diperoleh
melalui instrumen. Instrumen sebagai alat pengumpul data harus
betul-betul dirancang dan dibuat sedemikian rupa sehingga
menghasilkan data empiris sebagai mana adanya.
Adapun sebagaimana teknik pengumpulan data penelitian, maka
penulis menggunakan instrument pengumpulan datanya adalah :
a. Angket (questioner)
yaitu alat bantu pengumpulan informasi dengan cara
penyampaian sejumlah pertanyaan tertulis yang harus dijawab oleh
subyek peneliti. Adapun dalam penelitian angket yang digunakan
44
1) Angket metode mind mapping
Adapun penelitian angket tersebut menggunakan skala likert
yang telah di modifikasi dengan menggunakan 5 alternatif jawaban
yaitu: SS, S, KS, TS, STS
Adapun nilai atau score yang diberikan adalah:
1) Sangat Setuju : 5
Kisi-kisi Instrumen Angket
N o
Variabel Indikator Deskriptor Item
Dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau
variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah,
prasati, notulen, rapat, lengger, agenda dan sebagainya.
Adapun instrument yang digunakan oleh peneliti dalam
penelitian ini adalah:
1) Sejarah berdirinya SMPN 3 Krian.
2) Letak greorafis dan strategis SMPN 3 Krian.
3) Struktur kepengurusan sekolah SMPN 3 Krian.
4) Jumlah guru, karyawan dan siswa di SMPN 3 Krian.
46
c. Tes
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes hasil
belajar PAI sub Fiqih. Bentuk tes yang digunakan dalam penelitian ini
adalah tes objektif dan bersifat komprehensif yang berupa pilihan
ganda. Masing-masing item pada soal pilihan ganda terdiri dari 4
alternatif jawaban dengan satu jawaban yang benar. Soal yang
digunakan dalam penelitian ini berjumlah 50 soal.
Tabel.3.3
Kisi-kisi Instrumen Tes
Kompetensi Dasar Indikator No Item Jumlah
3.9.Memahami
3.9.2. Menunjukkan dalil
47
dan minuman haram
3.9.6. Menunjukkan dalil
naqli tentang
3.9.9. Menjelaskan akibat
buruk dari makanan
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas;
obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya.38
38
48
Populasi dapat dimaknai sebagai keseluruhan objek/subjek yang
dijadikan sebagai sumber data dalam suatu penelitian dengan ciri-ciri
seperti orang, benda, kejadian, waktu dan tempat dengan sifat atau
ciri-ciri yang sama.39 Maka dalam penelitian ini populasinya adalah
seluruh siswa SMPN 3 Krian.
2. Teknik Sampling dan Sampel
Teknik sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel.
Untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian,
terdapat berbagai teknik sampling yang digunakan. Teknik sampling
dalam penelitian ini adalah teknik probability sampling. Teknik ini adalah teknik pengambilan sampel yang memberi peluang atau
kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk
dipilih menjadi sampel.40
Selanjutnya mengenai sampel. Sampel adalah sebagian dari
populasi yang dijadikan objek/subjek penelitian. Jadi sampel adalah
bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Bila
populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang
ada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu,
maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi
39
Darmadi Hamid, Metode Penelitian Pendidikan dan Sosial, (Bandung: Alfabeta, 2013), 48.
40
49
itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan dapat
diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari
populasi harus betul-betul representatif (mewakili). Kemudian sampel
pada penelitian ini adalah siswa kelas VIII F SMPN 3 Krian yang
berjumlah 29 siswa.
D. Teknik Pengumpulan Data
Ada beberapa macam teknik yang akan digunakan dalam
pengumpulan data dalam penelitian ini, antara lain:
1. Dokumentasi
Dokumentasi adalah pengumpulan melalui peninggalan tertulis,
seperti arsip-arsip dan termasuk juga buku-buku tentang pendapat,
teori dalil-dalil atau hukum-hukum dan lain-lain yang berhubungan
dengan masalah penelitian. Pada teknik dekumentasi ini peneliti
gunakan untuk memperoleh data yang terkait dengan sekolah beserta
siswanya sebagai berikut :
a. Sejarah berdirinya SMPN 3 Krian.
b. Letak greorafis dan strategis SMPN 3 Krian.
c. Struktur kepengurusan sekolah SMPN 3 Krian.
d. Jumlah guru, karyawan dan siswa di SMPN 3 Krian.
50
2. Angket
Angket adalah sejumlah pertanyaan yang digunakan untuk
memperoleh informasi dari responden. Teknik ini dilakukan untuk
mengetahui pentingnya mempelajari PAI, kesadaran siswa memahami
PAI, mengetahui perhatian siswa tentang PAI, dan mengetahui
tanggapan siswa terhadap guru PAI yang mendidik mereka dikelas.
Data yang dicari pada hasil angket ini adalah untuk mengukur
sejauh mana korelasi penggunaan metode mind mapping dalam pembelajaran PAI di SMPN 3 Krian dan sejauh mana hasil belajar
PAI siswa di SMPN 3 Krian.
3. Tes
Tes yaitu beberapa pertanyaan atau latihan tertulis serta alat lain
yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan,
intelegensi dan pemahaman terhadap suatu hal. Instrumen teknik ini
adalah menyajikan beberapa pertanyaan terkait Mata Pelajaran PAI
yang telah direncanakan. Hal ini dilakukan agar peneliti dapat
mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang telah
diajarkan jika dengan menggunakan pengelolaan yang baik.
Metode ini dilakukan dua kali, yaitu sebelum memberikan
51
sebelum diberikan metode Mind Mapping dan sesudah diberikan metode Mind Mapping.
Penelitian ini penulis menggunakan bentuk tes tulis. Tes yang
pelaksanaanya secara tertulis dalam bentuk soal-soal yang dijawab
secara tertulis juga.
E. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah suatu langkah yang paling menentukan dalam
penelitian karena analisis data berfungsi untuk menyimpulkan hasil
penelitian.
Analisis data yang dilakukan melalui tahap-tahap berikut, yaitu:
1. Editing (penyuntingan), yaitu dengan memeriksa seluruh daftar pertanyaan yang dikembangkan responden.
2. Koding (pengkodean), yaitu memberi tanda (simbol) yang berupa angket pada jawaban responden yang diterima.
3. Tabulating (tabulasi) yaitu menyusun dan menghitung data hasil pengkodean untuk disajikan dalam bentuk tabel.41
Setelah pengolahan data, lalu dilakukan analisis data untuk
mengetahui korelasi penggunaan metode Mind Mapping dalam
pembelajaran dengan hasil belajar PAI siswa di SMPN 3 Krian tahun
41