FOKUS PAGI MQ 92,3 FM Jogjakarta
Edisi Rabu, 3 Juni 2009
Tema: Pertahanan
Topik: Mempertahankan Ambalat dari Agresi Malaysia
Sahabat MQ/ Ambalat kembali mencuri perhatian// Kapal perang Malaysia berkali- kali melanggar teritori Indonesia dan diusir armada angkatan laut kita// Mencuatnya permasalahan Ambalat terjadi pada 2005// Ambalat sendiri merupakan sebuah gugus pulau di sekitar 118 koma 2558 Bujur Timur BT hingga 118 koma 254167 BT dan 2 koma 568 Lintang Utara (LU) hingga 3.797 LU yang terletak di perairan Laut Sulawesi/ sebelah timur Pulau Kalimantan Timur// Sengketa Ambalat Indonesia-Malaysia menyeruak karena klaim kepemilikan// Pada 2005/ krisis Ambalat ditandai dengan show of force kedua angkatan bersenjata/ penembakan kapal nelayan kita oleh Malaysia/ dan aneka aksi demonstrasi mengecam Malaysia//
Malaysia mengklaim Ambalat sebagai wilayah kedaulatannya sesuai dengan peta wilayah yang dibuat Malaysia pada 1979// Peta tersebut didasarkan pada The Convention on The Territorial Sea and the Contiguous zone 1958 dan The Continental Self Convention 1958// Peta Laut 1979 tersebut juga telah memasukkan Pulau Sipadan dan Ligitan ke dalam wilayah Malaysia// Malaysia memberi Ambalat wilayah XYZ kepada Shell atas dasar perjanjian bagi hasil Production Sharing Contract pada 16 Februari 2005// Sedangkan Ambalat disebut sebagai wilayah Republik Indonesia sesuai Undang-undang No 4 Tahun 1960 tentang Perairan RI yang telah sesuai dengan konsep hukum Negara Kepulauan -Archipelagic State-// Undang-undang ini telah diakui dalam Konvensi PBB tentang Hukum Laut (United Nations Convention on the Law of the Sea/UNCLOS) ditetapkan dalam Konferensi III PBB di Montego Boy/ Jamaika/ 10 Desember 1982// Konvensi ini kemudian diratifikasi oleh Indonesia dengan Undang-undang Nomor 17 Tahun 1985 tentang pengesahan UNCLOS//
Menanggapi sengketa Ambalat antara Pemerintah Indonesia dan Malaysia yang hingga kini belum terselesaikan// Departemen Luar Negeri (Deplu) mengaku masih menunggu juru runding Malaysia// Juru Bicara Departemen Luar Negeri -Teuku Faizasyah- mengatakan/ Indonesia Belum dijadwalkan kembali perundingannya/ dan masih menunggu juru runding dari Malaysia yang disusun ulang// Faizasyah mengatakan/ selama ini antara juru runding Indonesia dan juru runding Malaysia/ telah menggelar perundingan antara tiga hingga empat kali/ yang terakhir kali tahun 2008 lalu// Faizasyah mengakui/ persoalan batas wilayah ini sangat pelik karena harus menentukan landas continental sejauh 200 mil di laut yang ditarik dari pangkal batas perairan// Hal tersebut dikarenakan menentukan batas di laut lebih susah dari pada menentukan batas darat//
Sahabat MQ/ mengapa krisis Ambalat kembali terjadi?// Apa solusi terbaiknya?
?// Untuk itu pada fokus pagi kali ini/ kita akan membahasnya dengan narasumber/ mereka adalah://1. Juru Bicara Departemen Luar Negeri –Teuku Faizasyah-
Nara Sumber 1 (8.15)
Juru Bicara Departemen Luar Negeri –Teuku Faizasyah-
1.
Masuknya kapalperang Malaysia ke Ambalat masih saja berulang// Apakah
permasalahan perbatasan ini belum dituntaskan oleh pihak Indonesia?//
2.
Mengapa perundingan perundingan ini/ belum dapat terselesaikan?//
3.
Sebenarnya apa yang menjadi ganjalan?//
4.
Upaya apa yang telah dilakukan oleh pihak Indonesia terkait dengan kasus
ambalat ini?//
5.
Apakah ada usaha akan menyidangkan ini ke Mahkamah Internasional?//
6.
Dari pengalaman lepasnya Pulau Sipadan dan Ligitan/ kira kira upaya apa
saja yang telah dipersiapkan oleh Deplu terkait lobi lobi internasional?//
7.
Bila langkah diplomatis terjadi deadlock/ apakah jalan perang merupakan
langkah terbaik?//
8.
Diplomatik antara RI dengan Malaysia apakah selama ini tidak berjalan/
mengapa kejadiannya bias berulang ulang?//
9.
Bagaimana dengan komisi I yang akan dikirimkan untuk melakukan
diplomasi/ apakah nantinya diperkirakan akan membawa hasil?//
Narasumber 2 (8.45)
Kepala Biro Humas Departemen pertahanan (Dephan) – Brigjen Slamet Hariyanto-
1.
Pelanggaran terhadap teritori suatu Negara yang dilakukan oleh?/ tanggapan
anda seperti apa?//
2.
Pelanggaran inikah sudah sering dilakukan berkali kali oelh Malaysia/
mengapa mereka masih saja bersikukuh dalam mengklaim Ambalat
merupakan pulau mereka?//
3.
Apakah ini dampak dari ketidak jelasan batas wilayah Ambalat?//
4.
Dephan sendiri telah sejauh mana melakukan langkah upaya untuk terus
mempertahankan teritori Ambalat sendiri?//
5.
Upaya langkah langkah diplomatis seperti apa yang telah dilakukan?//
6.
Namun mengapa kejadian ini bias terulang ulang?//
7.
Sebenarnya teritorial Ambalat sendirikan sudah ditetapkan oleh melalui
Hukum Laut yang telah ditetapkan oleh PBB/ tapi mengapa pihak Malaysia
masih berusaha mengklaim?//
8.
Sebenarnya kendala apa yang dialami oleh pemerintahan sendiri dalam
masalah pertahanan ini?//
Nara Sumber 3 (9.15)
Pengamat Hubungan Internasional –Sidiq Jatmiko-
1.
Mencuatnya masalah ambalat/ yang seolah tidak menemui titik terang anda
melihatnya seperti apa?//
2.
Dari kacamata anda sebagai seorang pengamat/ sebenarnya hubungan
Indonesia saat ini keadaanya seperti apa?//
3.
Belum jelasnya batas wilayah Ambalat/ apakah ini bentuk dari ketidak
seriusan
pemerintah
dalam
menangani
permasalahan
perbatasan
Indonesia?//
4.
Beberapa pengamat mengatakan bahwa konflik politik pemerintahan terjadi
karena sikap politik pemerintah Indonesia yang ambivalen dan penuh dengan
keraguan?//
5.
Sikap tegas apa yang harus dilakukan pemerintah terkait dengan
permasalhan ini?//
6.
Apakah sudah perlu membawa kasus ambalat ini ke Mahkamah Internasional
di Den Haag?//
7.
Diplomatik antara RI dengan Malaysia apakah selama ini tidak berjalan/
mengapa kejadiannya bias berulang ulang?//
8.
Apakah perlu kedua kepala Negara harus turun tangan mengenai masalah
ini?//
9.
Dan sikap Deplu serta Dephan sendiri seharusnya seperti apa?//.
FOKUS PAGI MQ 92,3 FM Jogjakarta
Edisi Sabtu, 2 Juni 2009
Tema: Politik
Topik: Mempertahankan Ambalat dari Agresi Malaysia
Nara Sumber 1 (8.15)
Juru Bicara Departemen Luar Negeri –Teuku Faizasyah-
0812-1134-275
Narasumber 2 (8.45)
Kepala Humas Departemen pertahanan (Dephan) – Brigjen Slamet Hariyanto -
0816 480 37 10
Nara Sumber 3 (9.15)
Pengamat Hubungan Internasional –Sidiq Jatmiko-
Adlibs
FOKUS PAGI MQ 92,3 FM Jogjakarta
Edisi Sabtu, 3 Juni 2009
Tema: Pertahanan
Topik: Mempertahankan Ambalat dari NKRI
Sahabat MQ/ Malaysia mengklaim Ambalat sebagai wilayah kedaulatannya sesuai dengan peta wilayah yang dibuat Malaysia pada 1979// Peta tersebut didasarkan pada The Convention on The Territorial Sea and the Contiguous zone 1958 dan The Continental Self Convention 1958// Peta Laut 1979 tersebut juga telah memasukkan Pulau Sipadan dan Ligitan ke dalam wilayah Malaysia// Malaysia memberi Ambalat wilayah XYZ kepada Shell atas dasar perjanjian bagi hasil Production Sharing Contract pada 16 Februari 2005// Sedangkan Ambalat disebut sebagai wilayah Republik Indonesia sesuai Undang-undang No 4 Tahun 1960 tentang Perairan RI yang telah sesuai dengan konsep hukum Negara Kepulauan -Archipelagic State-// Undang-undang ini telah diakui dalam Konvensi PBB tentang Hukum Laut (United Nations Convention on the Law of the Sea/UNCLOS) ditetapkan dalam Konferensi III PBB di Montego Boy/ Jamaika/ 10 Desember 1982// Konvensi ini kemudian diratifikasi oleh Indonesia dengan Undang-undang Nomor 17 Tahun 1985 tentang pengesahan UNCLOS//
Sahabat MQ/ mengapa krisis Ambalat kembali terjadi?// Apa solusi terbaiknya?
?// Untuk itu pada fokus pagi esok/ kita akan membahasnya dengan narasumber/ mereka adalah://4. Juru Bicara Departemen Luar Negeri –Teuku Faizasyah-
5. Kepala Humas Departemen pertahanan (Dephan) – Brigjen Slamet Hariyanto - 6. Pengamat Hubungan Internasional –Sidiq Jatmiko-