BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan teknologi terutama teknologi komunikasi dan teknologi
informasi, yang telah memperngaruhi seluruh aspek kehidupan tak terkeculai
bisnis, sesungguhnya bisa dimanfaatkan untuk memberikan dukungan terhadap
adanya tuntutan reformasi dalam dunia bisnis. Pengembangan dan pemanfaatan
media informasi baik yang bersifat off-line maupun on-line.
Etika dan integritas merupakan suatu keinginan yang murni dalam
membantu orang lain. Kejujuran yang ekstrim, kemampuan untuk mengenalisis
batas-batas kompetisi seseorang, kemampuan untuk mengakui kesalahan dan
belajar dari kegagalan.
Kompetisi inilah yang harus memanas belakangan ini. Kata itu
mengisyaratkan sebuah konsep bahwa mereka yang berhasil adalah yang mahir
menghancurkan musuh-musuhnya. Banyak yang mengatakan kompetisi
lambang ketamakan. Padahal, perdagangan dunia yang lebih bebas dimasa
mendatang justru mempromosikan kompetisi yang juga lebih bebas.
Lewat ilmu kompetisi kita dapat merenungkan, membayangkan eksportir
kita yang ditantang untuk terjun ke arena baru yaitu pasar bebas dimasa
mendatang. Kemampuan berkompetisi seharusnya sama sekali tidak ditentukan
oleh ukuran besar kecilnya sebuah perusahaan. Inilah yang sering dikonsepkan
berbeda oleh penguasa kita.
Penerapan teknologi informasi telah begitu pesat. Banyak hal yang
menguntungkan pengguna namun juga sering membawa dampak tidak
seluler (ponsel), dan e-mail cenderung terabaikan. Penggunaan teknologi sering
tidak memperhatikan etika berkomunikasi.
Kemajuan teknologi perlu perlindungan menyeluruh akan informasi jati diri
kita agar tidak disalahgunakan untuk keperluan-keperluan yang mengganggu.
Seiring perkembangan TI di masyarakat muncul pula visi dan budaya dalam
menggunakan TI. Dari sini potensi salah kaprah atau hal negatif karena kurang
perhatian terhadap konsep awal penyerapan TI.
Dalam menciptakan etika bisnis, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan
antara lain yaitu pengendalian diri, pengembangan tanggung jawab sosial,
mempertahankan jati diri, menciptakan persaingan yang sehat, menerapkan
konsep pembangunan tanggung jawab sosial, mempertahankan jati diri,
menciptakan persaingan yang sehat, menerapkan konsep pembangunan yang
berkelanjutan, menghindari sikap Kongkalikong, Koneksi, Kolusi, dan Komisi)
mampu mengatakan yang benar itu benar, dll.
Dengan adanya moral dan etika dalam dunia bisnis, serta kesadaran semua
pihak untuk melaksanakannya, kita yakin jurang itu dapat dikurangi, serta kita
optimis salah satu kendala dalam menghadapi era globalisasi pada tahun 2000
an dapat diatasi.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka
dapat dirumuskan permasalahan adalah :
Bagaimana kita dapat menciptakan etika bisnis dalam bidang TI secara
C. Tujuan
Tujuan Pembuatan Makalah yaitu memperoleh gambaran tentang bisnis
dalam bidang TI yang sesuai dengan etika bisnis.
D. Manfaat Pembuatan Makalah
Adapun manfaat yang diharapkan dari pembuatan makalah ini adalah:
1. Bagi Penulis
• Untuk menambah wawasan, kemampuan dan pengetahuan pada diri
penulis dalam memahami etika pada dunia bisnis.
2. Bagi Pembaca
BAB II
PEMBAHASAN
A. MORAL DAN EKTIKA DALAM DUNIA BISNIS
1. Moral Dalam Dunia Bisnis
Sejalan dengan berakhirnya pertemuan para pemimpin APEC dan dengan
diperjelasnya istilah untuk menjadikan Asia Pasifik ditahun 2000 menjadi daerah
perdagangan yang bebas sehingga baik kita batas dunia akan semakin "kabur".
Hal ini jelas membuat semua kegiatan saling berpacu satu sama lain untuk
mendapatkan kesempatan (opportunity) dan keuntungan (profit). Kadang kala
untuk mendapatkan kesempatan dan keuntungan tadi, memaksa orang untuk
menghalalkan segala cara tanpa memikirkan ada pihak yang dirugikan atau
tidak.
Dengan kondisi seperti ini, pelaku bisnis kita jelas akan semakin berpacu
dengan waktu serta negara-negara lainnya agar terwujud suatu tatanan
perekonomian yang saling menguntungkan. Namun perlu kita pertanyakan
apakah yang diharapkan oleh pemimpin APEC tersebut dapat terwujud manakala
masih ada bisnis kita khususnya dan internasional umumnya dihinggapi
kehendak saling "menindas" agar memperoleh tingkat keuntungan yang berlipat
Berbicara tentang moral sangat erat kaitannya dengan pembicaraan
agama dan budaya, artinya kaidah-kaidah dari moral pelaku bisnis sangat
dipengaruhi oleh ajaran serta budaya yang dimiliki oleh pelaku-pelaku bisnis
sendiri.
Moral dan bisnis perlu terus ada agar terdapat dunia bisnis yang
benar-benar menjamin tingkat kepuasan, baik pada konsumen maupun produsen.
Moral lahir dari orang yang memiliki dan mengetahui ajaran agama dan budaya.
Berdasarkan ini sebenarnya moral dalam berbisnis tidak akan bisa ditentukan
dalam bentuk suatu peraturan (rule) yang ditetapkan oleh pihak-pihak tertentu.
Moral harus tumbuh dari diri seseorang dengan pengetahuan ajaran agama yang
dianut budaya dan dimiliki harus mampu diaplikasikan dalam kehidupan
sehari-hari.
2. Etika Dalam Dunia Bisnis
Apabila moral merupakan sesuatu yang mendorong orang untuk
melakukan kebaikan etika bertindak sebagai rambu-rambu (sign) yang
merupakan kesepakatan secara rela dari semua anggota suatu kelompok. Dunia
bisnis yang bermoral akan mampu mengembangkan etika
(patokan/rambu-rambu) yang menjamin kegiatan bisnis yang seimbang, selaras, dan serasi.
Etika sebagai rambu-rambu dalam suatu kelompok masyarakat akan dapat
membimbing dan mengingatkan anggotanya kepada suatu tindakan yang terpuji
(good conduct) yang harus selalu dipatuhi dan dilaksanakan. Etika di dalam
bisnis sudahtentu harus disepakati oleh orang-orang yang berada dalam
kelompok bisnis serta kelompok yang terkait lainnya. Mengapa ?
Dunia bisnis, yang tidak ada menyangkut hubungan antara pengusaha
internasional. Jadi, jelas untuk menghasilkan suatu etika didalam berbisnis yang
menjamin adanya kepedulian antara satu pihak dan pihak lain tidak perlu
pembicaraan yang bersifat global yang mengarah kepada suatu aturan yang
tidak merugikan siapapun dalam perekonomian.
Dalam menciptakan etika bisnis, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan,
antara lain ialah:
a. Pengendalian diri .
Artinya, pelaku-pelaku bisnis dan pihak yang terkait mampu mengendalikan diri
mereka masing-masing untuk tidak memperoleh apapun dari siapapun dan
dalam bentuk apapun. Inilah etika bisnis yang "etis".
b. Pengembangan tanggung jawab sosial (social responsibility) .
Pelaku bisnis disini dituntut untuk peduli dengan keadaan masyarakat, bukan
hanya dalam bentuk "uang" dengan jalan memberikan sumbangan, melainkan
lebih kompleks lagi.
c. Mempertahankan jati diri dan tidak mudah untuk terombang-ambing oleh
pesatnya perkembangan informasi dan teknologi .
Bukan berarti etika bisnis anti perkembangan informasi dan teknologi, tetapi
informasi dan teknologi itu harus dimanfaatkan untuk meningkatkan kepedulian
bagi golongan yang lemah dan tidak
d. Menciptakan persaingan yang sehat .
Persaingan dalam dunia bisnis perlu untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas,
terdapat jalinan yang erat antara pelaku bisnis besar dan golongan menengah
kebawah, sehingga dengan perkembangannya perusahaan besar mampu
memberikan spread effect terhadap perkembangan sekitarnya. Untuk itu dalam
menciptakan persaingan perlu ada kekuatan-kekuatan yang seimbang dalam
dunia bisnis tersebut.
e. Menghindari sifat (Kongkalikong, Koneksi, Kolusi dan Komisi) .
Jika pelaku bisnis sudah mampu menghindari sikap seperti ini, kita yakin tidak
akan terjadi lagi apa yang dinamakan dengan korupsi, manipulasi dan segala
bentuk permainan curang dalam dunia bisnis.
f. Menumbuhkan sikap saling percaya antara golongan pengusaha kuat dan
golongan pengusaha kebawah.
Untuk menciptakan kondisi bisnis yang "kondusif" harus ada saling percaya
(trust) antara golongan pengusaha kuat dengan golongan pengusaha lemah
agar pengusaha lemah mampu berkembang bersama dengan pengusaha lainnya
yang sudah besar dan mapan.
g. Konsekuen dan konsisten dengan aturan main yang telah disepakati
bersama.
Semua konsep etika bisnis yang telah ditentukan tidak akan dapat terlaksana
apabila setiap orang tidak mau konsekuen dan konsisten dengan etika tersebut.
Mengapa? Seandainya semua ketika bisnis telah disepakati, sementara ada
"oknum", baik pengusaha sendiri maupun pihak yang lain mencoba untuk
melakukan "kecurangan" demi kepentingan pribadi, jelas semua konsep etika
bisnis itu akan "gugur" satu semi satu.
Sebagian orang berpendapat bahwa “bisnis tetap bisnis” dengan rnernfokuskan
pada tujuan pencarian keuntungan dan sangat sulit untuk dicampuradukkan
dengan etika. Sementara pihak menganggap bahwa bisnis perlu dilandasi
pertimbangan-pertimbangan yang etis karena di samping mencari keuntungan
juga bertujuan memperjuangkan nilai nilai yang bersifat manusiawi. Beberapa
alasan yang membuat bisnis perlu dilandasi oleh suatu etika antara lain adalah
berikut: Selain mempertaruhkan barang dan uang untuk tujuan keuntungan,
bisnis juga mempertaruhkan narna, harga diri dan bahkan nasib umat manusia
yang terlibat di dalamnya.
Bisnis adalah kegiatan yang mengutamakan rasa saling percaya. Dengan saling
percaya maka suatu kegiatan bisnis akan berkernbang karena memiliki relasi
yang dapat dipercaya dan bisa memercayai. Di sini, etika dibutuhkan untuk
sernakin menumbuhkan dan memperkuat rasa saling percaya tersebut.
Secara sederhana etika bisnis dapat diartikan sebagai suatu aturan main yang
tidak mengikat karena bukan hukum. Keberadaan usaha pada hakikatnya adalah
untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Bisnis tidak hanya mempunyai
hubungan dengan orang-orang maupun badan hukum sebagai pemasok,
pembeli, penyalur, pemakai dan lain-lain.
B. Prosedur Pendirian Bisnis
Dalam prosedur pendirian bisnis ini kami fokuskan pada bisnis yang legal
bukan bisnis secara online, lewat internet dan atau melalui elektronik.
Di dalam mendirikan suatu bisnis atau badan usaha dalam bidang teknologi
jika ingin mendirikan suatu bisnis. Mulai dari prosedurnya, cara-cara dalam
berbisnis dan segala hal yang berhubungan dengan dunia bisnis tersebut.
Dalam membangun sebuah badan usaha, kita harus memperhatikan
beberapa prosedur peraturan perizinan, sebagai berikut :
1. Tahapan pengurusan izin pendirian
Bagi perusahaan skala besar hal ini menjadi prinsip yang tidak boleh dihilangkan
demi kemajuan dan pengakuan atas perusahaan yang bersangkutan. Hasil akhir
pada tahapan ini adalah sebuah izin prinsip yang dikenal dengan Letter of Intent
yang dapat berupa izin sementara, izin tetap hinga izin perluasan. Untuk
beerapa jenis perusahaan misalnya, sole distributor dari sebuah merek dagang,
Letter of Intent akan memberi turunan berupa Letter of Appointment sebagai
bentuk surat perjanjian keagenan yang merupakan izin perluasan jika
perusahaan ini memberi kesempatan pada perusahaan lain untuk
mendistribusikan barang yang diproduksi. Berikut ini adalah dokumen yang
diperlukan, sebagai berikut :
• Tanda Daftar Perusahaan (TDP);
• Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP);
• Bukti diri.
Selain itu terdapat beberapa Izin lainnya yang harus dipenuhi :
• Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP), diperoleh melalui Dep. Perdagangan.
• Surat Izin Usaha Industri (SIUI), diperoleh melalui Dep. Perindustrian.
• Izin Domisili.
• Izin Mendirikan Bangunan (IMB).
• Izin dari Departemen Teknis
2. Tahapan pengesahan menjadi badan hukum
Tidak semua badan usaha mesti ber badan hukum. Akan tetapi setiap usaha
yang memang dimaksudkan untuk ekspansi atau berkembang menjadi berskala
besar maka hal yang harus dilakukan untuk mendapatkan izin atas kegiatan
yang dilakukannya tidak boleh mengabaikan hukum yang berlaku. Izin yang
mengikat suatu bentuk usaha tertentu di Indonesia memang terdapat lebih dari
satu macam.
3. Tahapan penggolongan menurut bidang yang dijalani.
Badan usaha dikelompokkan kedalam berbagai jenis berdasarkan jenis bidang
kegiatan yang dijalani. Berkaitan dengan bidang tersebut, maka setiap
pengurusan izin disesuaikan dengan departemen yang membawahinya seperti
kehutanan, pertambangan, perdagangan, pertanian dsb.
4. Tahapan mendapatkan pengakuan, pengesahan dan izin dari departemen
lain yang terkait.
Departemen tertentu yang berhubungan langsung dengan jenis kegiatan badan
usaha akan mengeluarkan izin. Namun diluar itu, badan usaha juga harus
mendapatkan izin dari departemen lain yang pada nantinya akan bersinggungan
dengan operasional badan usaha misalnya Departemen Perdagangan
mengeluarkan izin pendirian industri pembuatan obat berupa SIUP.
1. Kontrak Kerja
Sangatlah penting bagi pekerja untuk memiliki kontrak kerja. Kontrak kerja
adalah suatu perjanjian antara pekerja dan pengusaha secara lisan dan/atau
tulisan, baik untuk waktu tertentu maupun untuk waktu tidak tertentu yang
memuat syarat-syarat kerja, hak dan kewajiban. Setiap perusahaan wajib
memberikan kontrak kerja di hari pertama anda bekerja. Dalam kontrak kerja
biasanya terpapar dengan jelas pekerja memiliki hak mendapat kebijakan
perusahaan yang sesuai dengan Undang- undang ketenagakerjaan yang berlaku
di Indonesia. Di dalamnya juga memuat mengenai prosedur kerja dan kode
disiplin yang ditetapkan perusahaan.
2. Kontrak Bisnis
Belajar memahami kontrak bisnis, dan mengetahui cara membuat kontrak bisnis.
Kontrak atau perjanjian adalah suatu peristiwa dimana seseorang berjannji
kepada orang lain atau dua orang saling berjanji untuk melaksanakan suatu hal.
Kontrak dalam hal ini fungsinya sama dengan UU. tapi hanya berlaku bagi pihak
yang membuatnya. Yang ingkar/melanggar digugat dengan gugatan wanprestasi
(ingkar janji).
3. Prosedur Pengaduan.
Pengaduan adalah pemberitahuan disertai permintaan oleh pihak yang
berkepentingan kepada pejabat yang berwenang untuk menindak menurut
hukum seorang yang telah melakukan tindak pidana aduan yang merugikannya.
Sedangkan Laporan adalah pemberitahuan yang disampaikan oleh seorang
karena hak dan kewajiban berdasarkan undang-undang kepada pejabat yang
berwenang tentang telah atau sedang atau diduga akan terjadinya peristiwa
Adapun prosedur untuk pengaduannya adalah sebagai berikut:
4. Pakta Integritas.
Dalam Pasal 1 Keppres No.80/2003 mengenai pedoman pelaksanaan
pengadaan barang dan jasa pemerintah disebutkan bahwa yang dimaksud Pakta
Integritas adalah surat pernyataan yang ditandatangani oleh pengguna
barang/jasa/panitia pengadaan/pejabat pengadaan/penyedia barang/jasa yang
berisi ikrar untuk mencegah dan tidak melakukan KKN dalam pelaksanaan
pengadaan barang/jasa.
Pakta Integritas merupakan suatu bentuk kesepakatan tertulis mengenai
tranparansi dan pemberantasan korupsi dalam pengadaan barang dan jasa
barang publik melalui dokumen-dokumen yang terkait, yang ditandatangani
kedua belah pihak, baik sektor publik maupun penawar dari pihak swasta.
Tujuan Pakta Integritas :
• Mendukung sektor publik untuk dapat menghasilkan barang dan jasa pada
harga bersaing tanpa adanya korupsi yang menyebabkan penyimpangan
harga dalam pengadaan barang dan jasa barang dan jasa.
• Mendukung pihak penyedia pelayanan dari swasta agar dapat
diperlakukan secara transparan, dapat diperkirakan, dan dengan cara
yang adil agar dapat terhindar dari adanya upaya "suap" untuk
mendapatkan kontrak dan hal ini pada akhirnya akan dapat mengurangi
biaya-biaya dan meningkatkan daya saing.
1. Bisnis dalam bidang TI.
Bisnis di bidang teknologi informasi memiliki tujuan dan format yang sama
dengan bisnis bisnis di bidang lainnya. Yang berbeda hanyalah obyek bisnisnya,
yaitu teknologi informasi. Sesuai dengan kegiatan dalam dunia teknologi
informasi maka bisnis di bidang ini dapat dibagi menjadi beberapa kategori
sebagai berikut:
a. Bisnis di Bidang Industri Perangkat Keras.
Bisnis di bidang ini merupakan bisnis yang bergerak di bidang rekayasa
perangkat perangkat keras pembentuk komputer. Hal ini seperti yang dilakukan
produsen produsen perangkat keras seperti IBM, Compaq, Cannon dan lain
sebagainya.
b. Bisnis di Bidang Rekayasa Perangkat Lunak.
Bisnis ini bergerak di bidang rekayasa perangkat lunak atau perangkat lunak
komputer. Dalam lingkup yang kecil, bisnis ini bisa saja dilakukan oleh individu
atau sescorang yang menguasai teknik teknik rekayasa perangkat lunak. Teknik
rekayasa yang dimaksud adalah kegiatan engineering yang meliputi analisis,
desain, spesifikasi, implementasi, dan validasi untuk menghasilkan produk
berupa perangkat lunak yang digunakan untuk memecahkan masalah pada
berbagai bidang.
Sedangkan dalam lingkup yang lebih besar, bisnis rekayasa perangkat lunak ini
adalah seperti yang dilakukan oleh perusahaan perangkat lunak raksasa
Microsoft, Corel Corporation, Adobe dan lain sebagainya yang melahirkan
perangkat perangkat lunak utama dalam operasional komputer.
Setelah bisnis di bidang industri menghasilkan suatu produk, dalam hal ini
adalah produk komputer, maka bagian bisnis ini bertugas menjual dan
mendistribusikan produk produk industri tersebut. Bisnis teknologi informasi di
bidang penjualan dilakukan oleh vendor vendor komputer dan atau
individu-individu yang melakukan tugas sebagai salesman produk tersebut. Posisi sales
dalam bisnis TI memegang peranan penting karena posisi tersebut merupakan
ujung tombak keberhasilan industri TI pada umumnya.
d. Bisnis di Bidang Pemeliharaan Teknologi Informasi.
Banyak pelaku bisnis yang bergerak d! bidang pemeliharaan produk produk TI.
Pemeliharaan tersebut bisa saja dilakukan oleh pengembang melalui divisi
technical support nya atau ada juga yang dilakukan olch lembaga¬lembaga
bisnis yang memang memiliki spesialisasi di bidang maintenance dan teknisi.
2. Tantangan umum Bisnis dalam bidang TI.
Seperti juga bisnis bisnis yang lain, bisnis di bidang teknologi informasi juga
bertujuan mendapatkan keuntungan yang sebesar besamya dari kegiatan yang
dilakukan. Namun, selain dengan perkembangan teknologi yang begitu cepat
dan perubahan yang terjadi seperti dalam hitungan “detik” maka tentunya
tujuan sebuah perusahaan bisnis (teknologi informasi) tidak hanya memusatkan
perhatian pada pencarian keuntungan yang sebesar-besarnya. Perusahaan tidak
sekedar mempunyai tanggung jawab ekonomi, tetapi juga memiliki tanggung
jawab sosial.
Berikut di bawah ini adalah beberapa hal yang merupakan tantangan
pelaksanaan etika bisnis dalam dunia bisnis teknologi informasi seiring dengan
a. Tantangan inovasi dan perubahan yang cepat.
Mengingat perubahan yang begitu cepat dalam bidang teknologi informasi,
sering kali perubahan yang terjadi memberikan “tekanan” bagi masyarakat atau
perusahaan untuk mengikuti perubahan tersebut.
Dampak inovasi dari perubahan tersebut kerap menimbulkan banyak masalah
menyangkut tenaga kerja dan sumber daya manusia, dibandingkan dengan
manfaat pernbangunannya. Hal ini tentu saja akan mengubah kondisi pekerjaan
dan mengurangi tingkat kepuasan kerja seseorang.
b. Tantangan pasar dan pemasaran di era globalisasi.
Globalisasi menciptakan apa yang disebut lingkungan vertikal di mana
setiap perusahaan diibaratkan sebagai pernain yang harus bertanding di atas
tanah yang terus bergoyang. Persaingan yang ketat di era globalisasi tersebut
menimbulkan banyak alasan bagi pelaku bisnis di bidang teknologi informasi
untuk melakukan konsentrasi industri, misalnya dengan meningkatkan
kernarnpuan saing, memudahkan pemodalan sehingga sernboyan “yang terkuat
adalah yang menang” akan berlaku di dalarn persaingan tersebut.
Adalah sebuah tantangan bagi setiap pelaku bisnis untuk mengembangkan
suasana persaingan yang sehat. Persaingan adalah “adrenalir’ dari sebuah
kegiatan bisnis. la menghasilkan dunia usaha yang dinamis dan terus berusaha
menghasilkan yang terbak Namun, persaingan haruslah adil dengan aturan
aturan yang jelas dan berlaku bagi semua orang. Memenangkan persaingan
bukan berarti mematikan pesaing. Dengan demikian, persaingan harus diatur
Selanjutnya, untuk membawa ke arah persaingan sehat, diperlukan kelompok
penekan untuk mengkritik tingkah laku perusahaan dalam bersaing.
c. Tantangan pergaulan internasional.
Sering terjadi bahwa perusahaan internasional mengambil tindakan yang
tak dapat diterima secara lokal di suatu negara. Banyak pertanyaan mendasar
bagi perusahaan multinasional, seperti kemungkinan masuknya nilai moral
budayanya ke budaya masyarakat lain, atau kemungkinan tedadi esploitasi yang
dilakukan perusahaan terhadap lubang lubang perundang undangan dalam
sebuah negara demi kepentingan mereka. Mereka dapat menyukseskan aspirasi
negara atau justru malah menimbulkan frustrasi dengan menghambat tujuan
nasional. Hal ini meningkatkan kewajiban bagi perorangan maupun industri
untuk melaksanakan aturan kode etik secara internal maupun eksternal.
d. Tantangan pengembangan sikap dan tanggung jawab pribadi.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang cepat, memberikan
tantangan penegakan nilai nilai etika dan moral setiap individu guna
mengendalikan kemajuan dan penerapan teknologi tersebut bagi kemanusiaan.
Dunia etika adalah dunia filsafat, nilai, dan moral. Dunia bisnis adalah dunia
keputusan dan tindakan. Etika bersifat abstrak dan berkenaan dengan persoalan
baik dan buruk, sedangkan bisnis adalah konkret dan harus mewujudkan apa
yang telah diputuskan. Sebenarnya, inti etika bisnis yang pantas dikembangkan
oleh setiap individu adalah pengendalian. Dalarn hal ini, semua perlu menyadari
bahwa keuntungan adalah motivasi bisnis. yang ingin diatur oleh etika bisnis
adalah bagaimana memperoleh keuntungan itu. Keuntungan yang dicapai
dengan cara curang, tidak adil, dan bertentangan dengan nilai-nilai budaya dan
E. Dampak Posistif dan Negatif bisnis melalui elekronik (Internet.
1. Dampak Negatif
a. Penipuan
Hal ini memang merajalela di bidang manapun. Internet pun tidak luput dari
serangan penipu. Cara yang terbaik adalah tidak mengindahkan hal ini atau
mengkonfirmasi informasi yang Anda dapatkan pada penyedia informasi
tersebut.
b. Kurangnya Silahturami
Terlihat jelas apabila berbisnis melalui internet itu mengurangi tali silaturahim
kita, karena user hanya mengandalkan fasilitas internet atau jaringan yang
diberikan oleh pemilik situs tanpa bertatap muka dan komunikasipun hanya
lewat dunia maya, selain itu mengurangi sifat sosial, manusia karena cenderung
lebih suka berhubungan lewat internet daripada bertemu secara langsung (face
to face).
c. Kekejaman dan kesadisan juga banyak ditampilkan
Karena segi bisnis dan isi pada dunia internet tidak terbatas, maka para pemilik
situs menggunakan segala macam cara agar dapat menjual situs mereka. Salah
satunya dengan menampilkan hal-hal yang bersifat tabu supaya banyak user
yang mengaksesnya.
d. Carding
Karena sifatnya yang langsung, cara belanja dengan menggunakan Kartu kredit
internet pun paling banyak melakukan kejahatan dalam bidang ini. Dengan sifat
yang terbuka, para penjahat mampu mendeteksi adanya transaksi (yang
menggunakan Kartu Kredit) on-line dan mencatat kode Kartu yang digunakan.
Untuk selanjutnya mereka menggunakan data yang mereka dapatkan untuk
kepentingan kejahatan mereka.
e. Perjudian
Dampak lainnya adalah meluasnya perjudian. Dengan jaringan yang tersedia,
para penjudi tidak perlu pergi ke tempat khusus untuk memenuhi keinginannya.
Anda hanya perlu menghindari situs seperti ini, karena umumnya situs perjudian
tidak agresif dan memerlukan banyak persetujuan dari pengunjungnya.
2. Dampak Positif :
a. Jaringan penjualan atau pemasaran luas
Dengan menggunakan media elektronik dan atau internet bisnis dapat kita
informasikan dengan cepat dan jaringan pemasarannya juga luas karena
jangkauannya secara global dan menjangkau seluruh dunia. Seorang pembisnis
bisa memasarkan produk dan atau jasa tanpa mengunakan pemasaran
tradisional seperti brosur dan ikaln surt kabar.
b. Menghemat uang
Bisnis yang menggunakan internet akan sangat menghemat uang, kertas dan
perlengkapan kantor lainnya bisa diminimalkan peggunaannya. Pelaku bisnis
bisa mengganti surat atau fax hanya dengan email.
c. Memperluas jaringan
Terbukanya jaringan kerjasama dengan pembisnis lain. Banyak pelaku bisnis
mereka dapat saling berbagi solusi mengenai tantangan atauppun berbagi
manfaat bisnis dengan menggunakan internet. Kenyataan ini dengan sendirinya
akan menunjang bertambahnya pengalaman sekalligus mengdorong
pertumbuhan bisnis mereka.
d. Bisa dijalankan dimana saja, kapan saja, dan oleh siapa saja
Sebuah bisnis yang ideal sekali. Anda bisa menjalankan nya dirumah, di kantor
selepas kerja atau disaat makan siang, bahkan. Anda bisa menjalankan di saat
keluar kota, liburan karena dengan media ini anda bisa menjalankan bisnis
Online anda.
e. Pelanggan Lebih besar
Keuntungan dari internet untuk bisnis adalah potensi pertumbuhan pelanggan.
Sebuah usaha kecil tanpa situs web mungkin dapat bersaing hanya dengan
bisnis usaha kecil lokal lainnya. Namun dengan menggunakan atau melakukan
bisnis di internet pembisnis kecil dan perusahaan akan memiliki potensi untuk
mengapatkan pelanggan di seluruh dunia ini, karena internet buka 24 jam sehari
dan bisa di akses oleh siapaun dan dimanapun. Apabila anda menggunakan
internet sebagai bisnis, untuk bisnis anda yang berpotensi lokal bisa berpotensi
internasional. Tentu saja anda juga perlu memilih produk/jasa yang mudah
didistribusikan antar negara.
f. Program alifiasi.
Bisnis internet juga bisa membuka program alifiasi yang akan memperluas
pelanggan dan memperbesar pendapatan. Orang biasa mendaftar pada program
alifiasi yang diadakan oleh perusahaan dengan mendapat persenan atas
Dapat disimpulkan, bahwa seberapa besar pengaruh media elektronik dan
atau internet dalam dunia bisnis tergantung pada pemakainya dan bagaimana
cara kita dalam menggunakan dan memanfaatkan teknologi itu, namun
semestinya harus ada batasan-batasan dan norma-norma yang harus mereka
pegang teguh .
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
Bisnis memang berorientasi kepada keuntungan secara ekonomi. Namun,
untuk keberhasilan sebuah bisnis. Dengan tanggung jawab dan keterlibatan
sosial maka akan tercipta citra positif dari bisnis di mata masyarakat. Dengan
demikian, hal itu akan menguntungkan bagi eksistensi bisnis jangka panjang
serta pengembangan bisnis di masa mendatang.
Sebuah bisnis akan bertahan lama jika memperhatikan juga kepentingan
sosial, baik konsumen, karyawan maupun mitra bisnisnya. Tanggung jawab sosial
tersebut akan membuat perusahaan atau institusi bisnis menghindari tindakan
tindakan yang mungkin merugikan masyarakat atau institusi bisnis lain hanya
untuk mengejar keuntungan ekonomis semata.
2. Saran
Dalam dunia bisnis kita perlu merencanakan sistem dan teknologi yang
strategis yang tentunya sesuai dengan etika bisnis maka beberapa hal yang
harus dilakukan adalah:
a. Pahami bidang bisnis yang akan ditangani. b. Pahami proses bisnis yang anda jalankan.
c. Pahami pemasalahan yang terjadi dalam bisnis.
Semakin cepatnya perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi
menuntut manusia untuk mencoba membuat perubahan di segala jenis
kehidupannya yang tujuannya adalah mendapatkan hasil maupun kondisi yang
terbaik yang dapat dicapai. Banyaknya sektor kehidupan yang ada diharapkan
membuka inovasi baru bagi kita untuk menciptakan sesuatu yang baru untuk
kemajuan peradaban manusia. Namun semua inovasi tersebut hendaknya harus