• Tidak ada hasil yang ditemukan

Keterampilan Menulis di Mulai Dari Berlatih | Coretan Pena 2 BAB II

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Keterampilan Menulis di Mulai Dari Berlatih | Coretan Pena 2 BAB II"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

BAB ll

Keterampilan Menulis di Mulai Dari Berlatih A. Arti terampil dalam berbahasa

Keterampilan berbahasa ada empat aspek yaitu keterampilan berbicara, menyimak, menulis, dan membaca. Dalam berbicara si pengirim pesan mengirimkan pesan dengan menggunakan bahasa lisan. Kemudian, dalam menyimak si penerima pesan berupaya memberi makna terhadap bahasa lisan yang disampaikan orang lain. Selanjutnya, dalam menulis si pengirim pesan mengirimkan pesan dengan menggunakan bahasa tulis. Di pihak lain, dalam membaca si penerima pesan berupaya memberi makna terhadap bahasa tulis yang disampaikan orang lain.

Dalam mengirimkan pesan, antara lain si pengirim harus memiliki keterampilan dalam melakukan proses encoding. Sebaliknya dalam menerima pesan si penerima harus memilki keterampilan dalam melakukan proses decoding.

Keterampilan berbahasa bermanfaat dalam melakukan interaksi komunikasi dalam masyarakat yang keberhasilannya, antara lain bergantung pada tingkat keterampilan berbahasa yang dimiliki oleh seseorang,

Aspek aspek keterampilan berbahasa

Sehubungan dengan penggunaan bahasa, terdapat empat keterampilan dasar bahasa, yaitu mendengarkan (menyimak), berbicara, membaca, dan menulis

A. MENDEGARKAN

Mendengarkan adalah keterampialn memahami bahasa lisan yang bersifat reseftif. Dengan demikian di sini berarti bukan sekedar mendengarkan bunyi-bunyi bahasa melainkan sekaligus memahaminya. Dalam bahasa pertama (bahasa ibu), kita memperoleh keterampilan mendengarkan melalui proses yang tidak kita sadari sehingga kitapun tidak menyadari begitu kompleksnya proses pemerolehan keterampilan mendengar tersebut.

(2)

1. Menyimpan/mengingat unsure bahasa yang didengar menggunakan daya ingat jangka pendek (short term memory)

2. Berupaya membedakan bunyi-bunyi yang membedakan arti dalam bahasa target, 3. Menyadari adanya bentuk-bentuk tekanan dan nada, warna suara dan intinasi,

menyadari adanya reduksi bentuk-bentuk kata,

4. Membedakan dan memahami arti dari kata-kata yang didengar,

5. Mengenal bentuk-bentuk kata yang khusus (typical word-order patterns) 6. Mendeteksi kata-kata kunci yang mengidentifikasi topic dan gagasan; 7. Menebak makna dari konteks,

8. Mengenal kelas-kelas kata,

9. Menyadari bentuk-bentuk dasar sintaksis,

10. Mengenal perangkat-perangkat kohesif (recognize cohesive devices)

11. Mendeteksi unsure-unsur kalimat seperti subjek, predikat, objek, preposisi, dan unsure-unsur lainnya.

B. BERBICARA

Berikut ini beberapa keterampilan mikro yang harus dimiliki dalam berbicara, dimana permbicara harus dapat;

1. Mengucapkan bunyi-bunyi yang berbeda secara jelas sehingga pendengar dapat membedakannya;

2. Menggunakan tekanan dan nada serta intonasu secara jelas dan tepat sehingga pendengar daoat memahami apa yang diucapkan pembicara,

(3)

4. Menggunakan register atau ragam bahasa yang sesuai terhadap situasi komunikasi termasuk sesuai ditinjau dari hubungan antar pembicara dan pendengar;

5. Berupaya agar kalimat-kalimat utama jelas bagi pendengar

6. Berupaya mengemukakan ide atau informasi tambahan guna menjelaskan ide-ide utama

7. Berupaya agar wacana berpautan secara serasi sehingga pendengar mudah mengikuti pembicaraan

C. MEMBACA

Membaca adalah keterampuilan reseptif bahasa tulis. Keterampilan memabaca dapat dikembangkan secara tersendiri, terpisah dari keterampilan mendengar dan berbicara. Keterampilan-keterampilan mikro yang terkait dengan proses membaca yang harus dimiliki oleh pembicara adalah;

1. Mengenal system tulisan yang digunakan, 2. Mengenal kosakatar,

3. Menentukan kata-kata kunci yang mngindentifikasikan topic dan gagasan utama, 4. Menentukan makna kata-kata, termasuk kosakata sulit, dari konteks tertulis, 5. Mengenal kelas kata gramatikal, kata benda, kata sifat, dan sebagainya

6. Menentukan konstituen-konstituen dalam kalimat, seperti subjek, predikat, objek, dan preposisi,

7. Mengenal bentuk-bentuk dasar sintaksis,

(4)

9. Menggunakan perangkat kohesif leksikal dan gramatikal guna menarik kesimpulan-kesimpulan

10. Menggunakan pengetahun dan perangkat-perangkat kohesif leksikal dan gramatikal untuk memahami topic utama atau informasi utama

11. Membedakan ide utama dan detail-detail disajikan,

12. Menggunakan strategi membaca yang berbeda terhadap tujuan-tujuan membaca yang berbeda, seperti skimming untuk mencari ide-ide utama atau melakukan studi secara mendalam,

D. MENULIS

Berikut ini keterampilan-keterampilan mikro yang diperlukan dalam menulis, di mana penulis perlu untuk;

1. Menggunakan ortografi dengan benar, termasuk di sini penggunaan ejaan, 2. Memilih kata yang tepat,

3. Menggunakan bentuk kata dengan benar, 4. Mengurutkan kata-kata dengan benar

5. Menggunakan struktur kalimat yang tepat dan jelas bagi pembaca, 6. Memilih genre tulisan yang tepat sesuai dengan pembaca yang dituju,

7. Mengupayakan ide-ide atau informasi utama didukung secara jelas ole hide-ide atau informasi tambahan,

8. Menguapayakan, terciptanya paragraph, dan keseluruhan tulisan koheren sehingga pembaca mudah mengikuti jalan pikiran atau informasi yang disajikan,

(5)

B. KETERAMPILAN BERBAHASA ADALAH KEBUTUHAN ORANG TERPELAAR

Dapat dibayangkan apabila kita tidak memiliki kemampuan berbahasa. Kita tidak dapat mengungkapkan pikiran, tidak dapat mengekspresikan perasaan, dan tidak dapat melaporkan fakta-fakta yang kita amati. Di pihak lain, kita tidak dapat memahami pikiran, perasaan, gagasan, dan fakta yang disampaikan oleh orang kepada kita.

Jangankan tidak memiliki kemampuan, seperti yang dikemukakan di atas, kitapun akan mengalami apabila keterampilan berbahasa yang kita miliki tergolong rendah. Sebagai guru, kita akan mengalami kesulitan dalam menyajikan materi pelajaran kepada para siswa bila keterampilan berbicara yang kita miliki tidak memadai atau dipihak lain para siswa akan mengalami kesulitan menangkap pelajaran yang kita sampaikan secara lisan karena keterampilan berbicara yang kita miliki tidak memadai atau karena kemampuan siswa rendah dalam mendengarkan. Begitu juga pengetahuan dan kebudayaan tidak akan dapat disampaikan dengan sempurna, bahkan tidak akan dapat disampaikan dengan sempurna, bahkan tidak akan dapat diwariskan kepada generasi berikutnya apabila kita tidak dapat memperoleh pengetahuan yang disampaikan para pakar apabila kita tidak memiliki keterampilan membaca yang memadai..

C. KETERAMPILAN MENULIS SAMA DENGAN CERDAS PIKIR

Menulis adalah keterampilan produktif dengan menggunakan tulisan. Menulis dapat dikatakan suatu keterampilan berbahasa yang paling rumit di antara jenis-jenis keterampilan berbahasa lainnya. Ini karena menulis bukanlah sekedar menyalin kata-kata dan kalimat-kalimat, melainkan juga mengembangkan dan menuangkan pikiran-pikiran dalam suatu struktur tulisan yang teratur.

Berikut ini keterampilan-keterampilan mikro yang diperlukan dalam menulis, di mana penulis perlu untuk;

(6)

3. Menggunakan bentuk kata dengan benar, 4. Mengurutkan kata-kata dengan benar

5. Menggunakan struktur kalimat yang tepat dan jelas bagi pembaca, 6. Memilih genre tulisan yang tepat sesuai dengan pembaca yang dituju,

7. Mengupayakan ide-ide atau informasi utama didukung secara jelas ole hide-ide atau informasi tambahan,

8. Menguapayakan, terciptanya paragraph, dan keseluruhan tulisan koheren sehingga pembaca mudah mengikuti jalan pikiran atau informasi yang disajikan,

9. Membuat dugaan seberapa banyak pengetahuan yang dimiliki oleh pembaca mengenai subjek yang ditulis dan membuat asumsi mengenai hal-hal yang belum mereka sasaran ketahui dan penting untuk ditulis.

D. CERDAS BERFIKIR DAN TERAMPIL MENULIS HARUS DI LATIH

. Keterampilan menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang penting untuk dikuasai karena banyak keuntungan yang dapat diperoleh dari kegiatan menulis

Komaidi (2008:12-13) yang mengemukakan ada enam manfaat menulis yaitu sebagai berikut.

1. untuk menimbulkan rasa ingin tahu (curiocity) dan melatih kepekaan dalam melihat realitas di sekitar.

2. melalui kegiatan menulis mendorong seseorang untuk mencari referensi seperti buku, majalah, koran, jurnal, dan sejenisnya. Melalui kegiatan tersebut akan menambah wawasan dan pengetahuan tentang apa yang ditulis.

3. melalui kegiatan menulis, terlatih untuk menyusun pemikiran dan argumen secara runtut, sistematis, dan logis.

4. melalui kegiatan menulis, secara psikologis akan mengurangi tingkat ketegangan dan stres.

(7)

tulisannya dianggap bermanfaat bagi orang lain, selain itu juga memperoleh honorarium (penghargaan).

6. mendapatkan kepopularitasan apabila tulisannya dibaca oleh banyak orang. Hal ini akan memperoleh kepuasan tersendiri dan merasa dihargai oleh orang lain.

Selain manfaat di atas, seorang ahli, Pannebaker (dalam Komaidi 2008:14) menyebutkan beberapa manfaat aktivitas menulis, yaitu

1. menulis menjernihkan pikiran 2. menulis mengatasi trauma

3. menulis membantu mendapatkan dan mengingat informasi baru 4. menulis membatu memecahkan masalah

5. menulis-bebas dapat membantu ketika terpaksa harus menulis

Manfaat di atas dapat dijelaskan sebagai berikut. Melalui kegiatan menulis, seseorang dilatih untuk memetakan persoalan yang rumit, misalnya dengan memetakan atau menyederhanakan masalah yang sulit. Selain itu, melalui kegiatan menulis dapat mengurangi trauma masa lau, berusaha melupakan dan menyederhanakan bahkan melihat dari sudut pandang kelucuannya, sehingga dapat melihat hidup secara lebih luas dan tidak picik.

Manfaat lain yaitu melalui kegiatan menulis dapat melatih untuk mengingat atau mengabadikan informasi atau peristiwa yang telah terjadi di masa lalu. Melalui kegiatan menulis, dapat melihat segala permasalahan dengan kepala dingin, pikiran tenang, dengan memetakan dan menyederhanakan masalah, kemudian mencari solusinya. Selanjutnya, melalui kegiatan menulis (bebas) akan terlatih atau terbiasa menulis dalam kondisi apapun.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa dengan menulis kita dapat mengetahui kemampuan diri yang dimiliki, mengembangkan gagasan dan ide, mengurangi permasalahan yang menumpuk, memetakan masalah, mampu meningkatkan kegiatan belajar, membantu ingatan, mengatasi trauma, menyehatkan kulit, dan dapat digunakan sebagai sumber penghasilan.

(8)

E. Berbahasa tulis bagi orang terpelajar

Ejaan Yang Disempurnakan atau yang lebih dikenal sebagai EYD merupakan sebuah pedoman baku yang menjadi referensi atau rujukan dalam membuat karya tulis, baik yang bersifat ilmiah maupun non-ilmiah. Ia menjadi sebuah ‘hukum’ yang harus diikuti oleh semua bentuk karya tulis walaupun sifatnya tidak mengikat, kecuali untuk karya tulis ilmiah ataupun yang bersifat resmi. Penggunaannya yang sesuai dapat memberikan estetika kepada karya tulis itu sendiri sehingga karya tulis tersebut menghadirkan warna-warni karakteristik tulisan yang menarik.

Suatu karya tulis terbentuk berdasar pada buah pikiran yang dikemas oleh bahasa dengan hasil akhir berupa suatu karya yang memiliki nilai untuk dijadikan bagian dari suatu budaya. Bahasa yang berperan sebagai penghubung antara buah pikiran penulis dengan subyek (dalam hal ini para pembaca) sebaiknya disesuaikan dengan ketentuan tertentu. Ketentuan tersebut haruslah mempunyai karakteristik yang kuat sebagai suatu pedoman dalam penulisan karya tulis. Dan dengan kedudukannya sebagai suatu pedoman, ia harus mempunyai sifat universal, suatu sifat yang dapat dijadikan panduan umum bagi keseluruhan karya tulis dan dapat dipahami oleh semua pembaca (yang beragam suku, budaya dan bahasa daerah). Demikianlah, ketentuan tersebut dikumpulkan dan dibuat menjadi sebuah sebuah pedoman baku yang dikenal sebagai EYD.

(9)

bahasa, EYD membutuhkan bahasa dalam penerapannya di dalam karya tulis. Seperti di dalam sebuah balapan mobil, mobil balap membutuhkan lintasan balap untuk melakukan balapan dan lintasan balapan membutuhkan mobil balap agar terjadi balapan. Itulah gambaran antara keterkaitan bahasa dan EYD satu sama lainnya.

Sebelum EYD diumumkan, dipergunakan Ejaan Soewandi atau Ejaan Republik dalam penulisan karya tulis. Ejaan tersebut diumumkan dan mulai berlaku tanggal 19 Maret 1947. Sebelum Ejaan Soewandi diberlakukan, berlaku Ejaan Van Ophuysen yang ketentuannya dimuat dalam Kitab Logat Melajoe yang disusun dengan bantuan Engku Nawawi Gelar Soetan Ma'Mur dan Muhammad Taib Soetan Ibrahim. Ejaan ini dinyatakan mulai berlaku sejak tahun 1901. Dan sebelum Ejaan Van Ophuysen, yang berlaku dalam penulisan karya tulis dengan bahasa Melayu, digunakan huruf Jawi atau Arab Melayu dan juga dengan huruf Latin dengan ejaan yang tidak teratur.

Referensi

Dokumen terkait

The study was conducted to determine the composition and pH of the mobile phase in the development of a mixed separation method from food additives containing

Sesuai dengan proposal yang diajukan, apabila lembaga kami disetujui untuk menyelenggarakan Program PKK tahun 2018, kami siap untuk mengikutkan dan mendaftarkan

Untuk memberikan kepastian hukum dan kepastian berusaha kepada pemegang Izin Usaha Pertambangan (IUP) mineral dan batubara, Gubernur dan Bupati/Walikota segera

III Data Jabatan dan Unit

Perancangan webmail ini dibuat berdasarkan permasalahan yang ada berdasarkan beberapa pengguna yang telah didata terkait penggunaan e-mail, diantaranya : (a)

Imajinasi manusia selalu mengalami perkembangan dari masa ke masa, unik, dan bahkan sulit untuk diprediksi. Di antara imajinasi yang yang selalu tumbuh

Dendeng ikan dengan perlakuan K1 pada hari ke-5, rata-rata panelis memberikan angka 3 yang merupakan kriteria dengan warna coklat tanpa penampakan jamur namun, pada

Total keragaman yang da- pat dijelaskan oleh 8 faktor bersama yang terbentuk adalah sebesar 64,29%, artinya informasi yang terkan- dung di dalam data dengan 21 peubah dan sampel