• Tidak ada hasil yang ditemukan

SEMIOTIKA VISUAL KARYA FOTOGRAFI PEMENANG “POS INDONESIA PHOTO CONTEST 2010”.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "SEMIOTIKA VISUAL KARYA FOTOGRAFI PEMENANG “POS INDONESIA PHOTO CONTEST 2010”."

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

Gita Agustiani, 2013

Semiotika Visual Karya Fotografi Pemenang POS Indonesia Photo Contest 2010 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

SEMIOTIKA VISUAL KARYA FOTOGRAFI

PEMENANG “

POS INDONESIA PHOTO CONTEST 2010

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Seni Rupa

Oleh

GITA AGUSTIANI 0909990

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG

(2)

Gita Agustiani, 2013

Semiotika Visual Karya Fotografi Pemenang POS Indonesia Photo Contest 2010 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

SEMIOTIKA VISUAL KARYA FOTOGRAFI

PEMENANG “

POS INDONESIA PHOTO CONTEST 2010

Oleh Gita Agustiani S.Pd. UPI Bandung, 2009

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Sekolah Pascasarjana

© Gita Agustiani 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Juli 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

(3)

Gita Agustiani, 2013

Semiotika Visual Karya Fotografi Pemenang POS Indonesia Photo Contest 2010 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

GITA AGUSTIANI 0909990

SEMIOTIKA VISUAL KARYA FOTOGRAFI

PEMENANG

POS INDONESIA PHOTO CONTEST 2010

DISETUJUI & DISAHKAN OLEH PEMBIMBING: Pembimbing I

Dr. Zakarias S. Soeteja, M.Sn. NIP.196707241997021001

Pembimbing II

Dr. Ayat Suryatna, M.Si. NIP.19640311989011001

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Seni Sekolah Pascasarjana

Universitas Pendidikan Indonesia

(4)

i

Gita Agustiani, 2013

Semiotika Visual Karya Fotografi Pemenang POS Indonesia Photo Contest 2010 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

SEMIOTIKA VISUAL KARYA FOTOGRAFI PEMENANG “POS INDONESIA PHOTO CONTEST 2010”

Gita Agustiani 0909990 ABSTRAK

(5)

iv

Gita Agustiani, 2013

Semiotika Visual Karya Fotografi Pemenang POS Indonesia Photo Contest 2010 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

BAB II KERANGKA TEORI SEMIOTIKA & FOTOGRAFI A. Konsep Semiotika 1. Posisi Semiotika ... 14

2. Pengertian Semiotika ... 15

3. Aspek-aspek Tanda Visual ... 16

a. Tanda yang ditentukan oleh objek 1) Ikon ... 18

2) Indeks ... 19

3) Simbol ... 20

b. Tanda yang dilihat dari sudut pandang representamen 1) Qualisign ... 22

2) Sinsign ... 22

3) Legisign ... 22

4. Makna dalam Semiotika ... 22

B. Konsep Fotografi 1. Pengertian Fotografi ... 23

2. Fungsi Fotografi ... 25

3. Unsur-unsur Fotografi ... 27

4. Jenis-jenis Fotografi ... 27

a. Fotografi Komersial dan Industri ... 28

b. Fotografi Berita dan Dokumenter ... 29

c. Fotografi Editorial dan Periklanan ... 33

(6)

v

Gita Agustiani, 2013

Semiotika Visual Karya Fotografi Pemenang POS Indonesia Photo Contest 2010 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

e. Fotografi Fashion ... 37

f. Fotografi Potret dan Pernikahan ... 39

g. Fotografi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi ... 40

4. Teknik Memotret dalam Fotografi a. Teknik Dasar 1) Pengaturan fokus (Focusing) ... 42

2) Pengaturan shutter speed (kecepatan rana) ... 43

3) Pengaturan aperture (bukaan diafragma) ... 44

b. Teknik Kreatif

5. Peralatan Utama Fotografi a. Kamera ... 47

a. Elemen-elemen visual pembentuk foto ... 67

(7)

vi

Gita Agustiani, 2013

Semiotika Visual Karya Fotografi Pemenang POS Indonesia Photo Contest 2010 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1) Berdasarkan jarak ... 78

2) Berdasarkan sudut pandang ... 80

BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 83

B. Subjek Penelitian ... 84

C. Teknik Penelitian ... 85

D. Sumber Data ... 87

E. Prosedur Penelitian ... 88

BAB IV ANALISIS KARYA FOTOGRAFI PEMENANG “POS INDONESIA PHOTO CONTEST 2010” A. PT. Pos Indonesia ... 91

1. PT. Pos Indonesia dalam dimensi ruang dan waktu ... 91

2. Motto, Visi dan Misi PT. Pos Indonesia ... 93

3. Ilustrasi “Pos Indonesia Photo Contest 2010” ... 94

4. Karya Pemenang “Pos Indonesia Photo Contest 2010” ... 96

B. Jenis, Teknik, dan Komposisi Karya Fotografi Pemenang “Pos Indonesia Photo Contest 2010”

7. Foto “Perjalanan untuk Mengantar Surat” ... 119

8. Foto “Konvoi Tukang Pos” ... 123

7. Foto “Perjalanan untuk Mengantar Surat” ... 150

8. Foto “Konvoi Tukang Pos” ... 151

(8)

vii

Gita Agustiani, 2013

Semiotika Visual Karya Fotografi Pemenang POS Indonesia Photo Contest 2010 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

10. Foto “Semangat Bekerja” ... 153

11. Foto “Surat Buat Nenek” ... 154

12. Foto “Tugasdan Tugas” ... 155

13. Foto “Di antara Helm” ... 156

D Makna dari Tanda-tanda Visual Karya Fotografi Pemenang “Pos Indonesia Photo Contest 2010” 1. Foto “Di Tengah Kemacetan” ... 157

2. Foto “Mengarungi Banjir” ... 160

3. Foto “Pos Keliling” ... 163

4. Foto “Po Box” ... 165

5. Foto “Suka Duka Bersama Gembala” ... 167

6. Foto “Di Antara Pematang Sawah” ... 169

7. Foto “Perjalanan untuk Mengantar Surat” ... 170

8. Foto “Konvoi Tukang Pos” ... 172

9. Foto “Pak Pos dengan Anak-anak Korban Banjir” ... 174

10. Foto “Semangat Bekerja” ... 176

11. Foto “Surat Buat Nenek” ... 178

12. Foto “Tugas dan Tugas” ... 181

13. Foto “Di antara Helm” ... 182

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan ... 185

B. Rekomendasi ... 187

DAFTAR PUSTAKA ... 189

DAFTAR ISTILAH ... 193

(9)

Gita Agustiani, 2013

Semiotika Visual Karya Fotografi Pemenang POS Indonesia Photo Contest 2010 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Penelitian

Setelah fotografi dikenal luas oleh publik, mungkin tidak ada lagi momentum yang tidak terabadikan oleh bidikan kamera. Pesona alam, objek benda mati, proses perjalanan hidup seseorang, atau bahkan sejarah panjang sebuah bangsa pun terekam jelas oleh lensa para juru foto. Seperti ketika tumbangnya rezim pemerintahan Soeharto pada tahun 1998, banyak sekali gambar bisu yang dapat kita amati dan rasakan kegetirannya. Meski hadir tanpa suara dan gerak layaknya video, selembar foto saat itu tetap bisa mengungkapkan realita yang terjadi. Menariknya lagi foto tersebut seringkali memancing imajinasi, memori, dan menimbulkan kesan khusus bagi si pengamat. Hal ini sejalan dengan pemikiran Soerjoatmodjo dalam majalah.tempointeraktif.com (2003) bahwa kelebihan fotografi adalah menjadi medium atau alat penggugah yang barangkali belum ada tandingannya.

Fotografi disebut juga dunia „Mat Kodak‟ yang berjalan masif seiring

dengan kemajuan teknologi, diawali oleh dua tokoh asal Perancis bernama Niepce dan Daguerre. Mereka berhasil membuat foto menggunakan kamera obscura atau ruang gelap yang memiliki lubang kecil di satu sisi untuk keluar masuknya cahaya (Prayanto, 2007: 100). Beberapa saat kemudian, barulah hadir banyak penemuan penting seperti negatif film, lampu kilat buatan, sinar-X untuk foto Rontgen, dan lain-lain. Pengoperasian kamera juga menjadi semakin variatif, mulai dari yang

(10)

Gita Agustiani, 2013

Semiotika Visual Karya Fotografi Pemenang POS Indonesia Photo Contest 2010 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

manual penuh (full manual), semi otomatis dengan sistem autofokus, hingga full otomatis dengan menggunakan perangkat digital.

Di Indonesia sendiri, perkembangan fotografi yang cukup signifikan sangat berkaitan dengan gejolak sosial-politik. Kebijakan pemerintah pada masanya sedikit banyak mempengaruhi kebebasan seorang fotografer dalam berekspresi dan menciptakan karya yang mandiri. Diungkapkan oleh Supartono dalam Bentara Kompas (2008), perkembangan medium fotografi di tengah masyarakat Indonesia dipicu oleh kebijakan politik kolonial, adanya revolusi kemerdekaan, ledakan ekonomi tahun 80-an, serta Reformasi ‟98 yang membuat para wartawan foto turun ke jalan-jalan dan menghasilkan ratusan foto jurnalistik.

Berawal pada masa penjajahan Belanda, fotografi lazimnya digunakan sebagai alat inventaris untuk mencatat properti atau wilayah kekuasaan. Mereka sengaja mendokumentasikan para pribumi, hewan dan tanaman untuk dipamerkan dalam berbagai ekspo kolonial dunia. Tidak hanya itu, kedatangan Albert Walter Woodbury dan James Page di Indonesia yang senang merekam upacara tradisional, etnis setempat, bangunan dan pemandangan, turut memancing lahirnya carte-de-visite (foto kenang-kenangan). Foto-foto mereka menjadi cinderamata yang digemari para pelancong dari Eropa sekaligus memperluas

konsep „menaklukkan wilayah dengan menaklukkan gambar‟.

(11)

Gita Agustiani, 2013

Semiotika Visual Karya Fotografi Pemenang POS Indonesia Photo Contest 2010 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

orang Tionghoa dan Jepang. Namun menurut sejarawan kontemporer Soerjoatmodjo dalam Tempo online (2000), pada masa itu pun terdapat seorang juru foto asal Jawa bernama Kassian Cephas (1845-1912) yang menjadi fotografer pribumi pertama. Selain berprofesi sebagai fotografer resmi, ia bekerja sebagai arkeolog amatir dan pelukis di Kesultanan Yogyakarta.

Kesempatan mengenal lebih jauh teknologi kamera, muncul setelah Jepang masuk di tahun 1942. Kantor berita Domei yang Jepang dirikan untuk kepentingan propaganda banyak merekrut pemuda Indonesia dan menjadikan beberapa dari mereka sebagai fotografernya. Sebut saja Umbas dan Mendur bersaudara yang berhasil mengabadikan perjuangan masyarakat dalam merebut kemerdekaan. Kurator galeri foto jurnalistik Antara Soerjoatmodjo (2000) mengungkapkan bahwa, beberapa foto terpenting pada era ini diambil menggunakan kamera compact merek Leica yang sudah dilengkapi film gulung. Hasil visualnya terutama pasca proklamasi menunjukkan dimensi baru dalam hubungan antarwarga. Masyarakat Indonesia tampak menjadi manusia utuh, karena tidak lagi digambarkan sebagai bayangan gelap yang tunduk di kaki penguasa bangsa kulit putih.

Setelah Bangsa Indonesia merdeka, ruang gerak para fotografer Indonesia kian lebih terbuka. Tetapi sayangnya hal ini tidak sepenuhnya terbukti, karena fungsi kamera semakin dipertegas menjadi sebuah alat duplikasi realitas. Dengan posisi demikian, juru foto hanya akan berperan sebagai operator atau „tukang

potret‟ semata. Pada setiap gambar publikasi dalam media massa, tidak pernah

(12)

Gita Agustiani, 2013

Semiotika Visual Karya Fotografi Pemenang POS Indonesia Photo Contest 2010 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

otodidak pun sudah dirasa cukup untuk dilibatkan. Jadi meski industri media cetak mengalami perkembangan kala itu, fotografi masih bernada minor dengan tidak begitu mendapat perhatian. Sebagaimana yang ditulis oleh Supartono dalam artikel online (2008), fotografi Indonesia pada periode 1970-an sampai 1990-an terbenam dalam fungsi melayani industri.

Pada masa pemerintahan militer Soeharto (1966-1998) banyak sekali pembatasan terhadap kebebasan berekspresi. Walau faktanya tidak pernah ada sensor tertentu terhadap foto terkecuali untuk alasan pornografi, saat itu fotografer masih kesulitan untuk berkembang dan berkarya di luar kebiasaa. Terlebih dengan minimnya infrastruktur pendukung, maka proses publikasi karya menjadi kendala yang tak terelakkan.

(13)

Gita Agustiani, 2013

Semiotika Visual Karya Fotografi Pemenang POS Indonesia Photo Contest 2010 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Fotografi Indonesia yang pada mulanya lahir dengan memanfaatkan teknologi sederhana seperti kamera analog, kini tampak sangat jauh berbeda sejak pertama kali diperkenalkan ke tengah khalayak. Terlebih dengan adanya teknologi digital yang memasyarakat di tahun 2000-an, apresiasi publik pada dunia representasi visual ini pun menjadi kian bertambah. Fotografi tidak hanya menjadi milik fotografer profesional, namun juga menjadi hak semua orang termasuk yang sekedar hobi memotret atau dipotret. Jika dahulu mencuci klise (film negatif) memakan waktu lama dengan harus menanggung resiko „terbakar‟ secara teknis,

maka di “Era Digital” kita dapat mencetak foto dengan singkat dan mengolahnya

terlebih dahulu menggunakan software komputer khusus. Sebagaimana pemikiran Prayanto (2007: 102), munculnya inovasi baru seperti kamera digital memberi banyak kemudahan. Seluruh proses dapat kita kontrol karena pengambilan gambar dan kualitas pencetakan sepenuhnya ada di tangan fotografer. Dengan digital hasil potret dapat terlihat melalui layar (LCD) dan pengaturan kamera bisa lebih fleksibel.

(14)

Gita Agustiani, 2013

Semiotika Visual Karya Fotografi Pemenang POS Indonesia Photo Contest 2010 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Maraknya jejaring sosial seperti facebook atau twitter pun, memacu lahirnya banyak penggemar fotografi dan club photography online. Grup atau komunitas itu biasanya dimanfaatkan untuk mempermudah transfer pengetahuan dan ilmu fotografi diantara sesama anggota. Tanpa harus bertatap muka secara langsung mereka dapat saling berkomentar, memberi masukan dan kritik atas hasil foto yang mereka publish di media virtual.

Euforia fotografi di Indonesia juga ikut dipengaruhi oleh trend fotografi ponsel, karena kini hampir setiap orang memiliki telepon seluler berkamera. Sifatnya yang portable dan cenderung ringan membuat si pengguna diberi keleluasaan untuk mendokumentasikan beragam hal — tanpa terikat tempat dan waktu — baik peristiwa penting di kehidupan pribadi hingga yang mengandung

„keisengan‟ sekalipun. Apalagi ditambah dengan banyak bermunculannya

smartphone yang memiliki sensor kamera beresolusi tinggi, seolah mengajak para

konsumen untuk beralih menggunakan kamera ponsel yang sama kualitasnya dengan kamera digital secara umum.

(15)

Gita Agustiani, 2013

Semiotika Visual Karya Fotografi Pemenang POS Indonesia Photo Contest 2010 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pelayanan mereka. Menurut Setyo Riyanto Direktur Pemasaran dan Pengembangan Usaha PT. Pos Indonesia dalam Suara Karya online (2010):

Fotografi salah satu fungsinya adalah pencitraan. Pos meyakini fotografi merupakan media komunikasi yang secara positif memberi edukasi kepada masyarakat luas. Melalui visual fotografi yang mudah dicerna oleh masyarakat, pesan dan citra Pos dapat disampaikan secara jelas dimana pos menjadi bagian merekat identitas kebangsaan.

Lomba fotografi tingkat Nasional ini sudah digelar sejak 2006. Setiap tahunnya program tersebut mengangkat tema yang berbeda, namun tetap mengedepankan kritik terhadap nilai-nilai kehidupan masyarakat Indonesia. Dari sekian banyak tema, tahun 2010 terbilang istimewa karena secara lugas ingin mengungkapkan tiga fokus pelayanan PT. Pos seperti pelayanan surat menyurat (mail), pelayanan pengiriman logistik, dan layanan keuangan. Dengan tema “Pos

Indonesia Sebagai Perekat Bangsa”, karya-karya foto dapat mencerminkan Pos

(16)

Gita Agustiani, 2013

Semiotika Visual Karya Fotografi Pemenang POS Indonesia Photo Contest 2010 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Peneliti memiliki ketertarikan lebih untuk mengkaji karya fotografi “Pos

Indonesia Photo Contest 2010” dibandingkan dengan hasil lomba foto lain sebab

di dalamnya sarat nilai historikal, dimana Pos merupakan layanan jasa tertua di dunia dan telah membantu masyarakat Indonesia selama ratusan tahun (±264 tahun pada 2010). Penelitian ini menjadi salah satu bentuk realisasi konservasi terhadap peninggalan sejarah, sekaligus sebagai media pendokumentasian kultur masyarakat terutama perjalanan panjang Pos yang mencoba bertahan hingga sekarang dalam berbagai situasi. Keberadaan Pos yang tergambarkan cukup gamblang pada sejumlah karya foto pemenang lomba, akan memberi pelajaran berharga bagi setiap pengamatnya mengenai arti kerja keras dan sikap pantang menyerah. Dengan kata lain, penelitian karya fotografi Pos bisa menjadi contoh pembelajaran dalam konteks menghargai sebuah produk budaya masa kini dan lampau.

Apabila peneliti lain — dalam ranah seni dan desain — lazimnya hanya menganalisis produk fisik Pos semisal perangko atau postcard (kartu pos), namun penelitian ini tidak saja berusaha untuk mengkaji karya Pos tersebut tetapi juga aktivitas atau interaksi subjek yang terdapat di dalam setiap karya. Secara khusus eksistensi dan kultur Pos diamati dengan lebih mendetail untuk mengetahui maksud dari keseluruhan karya foto yang tersaji.

(17)

Gita Agustiani, 2013

Semiotika Visual Karya Fotografi Pemenang POS Indonesia Photo Contest 2010 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

memperlihatkan sosok wanita dengan tiara/hiasan di kepala, perhiasan emas, susunan bunga, batik dengan motif yang khas, serta kaki dan tangan dengan pose kaku, dapat kita maksudkan sebagai simbol dari kejayaan masa silam seorang gadis berdarah biru keturunan ningrat.

Tanda berfungsi mengartikan serangkaian konsep/gagasan atau perasaan yang memungkinkan pengamatnya menginterpretasi makna. Jadi apabila sebuah foto memiliki signs, secara mendasar foto tersebut akan menjadi sesuatu yang memproduksi makna. Sejalan dengan pernyataan Soerjoatmodjo (2000) bahwa, keunggulan fotografi adalah sebuah medium yang akan selalu membutuhkan kita, pembacanya (apresiator), untuk menggali dan menembus lapisan-lapisan makna yang ada di baliknya. Atau sebagaimana yang diutarakan oleh Rambey dalam Kompas Online (2010), “sebuah foto setara dengan seribu kata-kata”. Pernyataan Rambey menunjukkan foto yang hanya terwakili oleh sebagian objek bisa saja berbicara banyak hal dan mengandung makna yang dalam. Terlebih jika karya foto tersebut mampu mengundang respon emosional dan memancing berbagai tanggapan, menunjukkan sehelai gambar yang telah mengalami proses penafsiran atau pembentukan makna.

(18)

Gita Agustiani, 2013

Semiotika Visual Karya Fotografi Pemenang POS Indonesia Photo Contest 2010 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dengan judul penelitian: Semiotika Visual Karya Fotografi Pemenang “Pos Indonesia Photo Contest 2010”.

B.Batasan dan Fokus Masalah

Agar menciptakan penelitian yang terarah dan kegiatan analisis dapat berjalan dengan mudah, maka penulis memfokuskan masalah penelitian menjadi tiga poin penting yaitu:

1. Bagaimanakah jenis, teknik, dan komposisi karya fotografi pemenang “Pos Indonesia Photo Contest 2010”?

2. Ikon-ikon, indeks-indeks dan simbol-simbol apa saja yang terdapat pada karya fotografi pemenang “Pos Indonesia Photo Contest 2010”?

3. Bagaimanakah makna dari ikon-ikon, indeks-indeks dan simbol-simbol pada karya fotografi pemenang “Pos Indonesia Photo Contest 2010”?

C.Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mendeskripsikan jenis, teknik, dan komposisi karya fotografi pemenang “Pos

Indonesia Photo Contest 2010”.

2. Menganalisis ikon-ikon, indeks-indeks dan simbol-simbol pada karya fotografi pemenang “Pos Indonesia Photo Contest 2010”.

(19)

Gita Agustiani, 2013

Semiotika Visual Karya Fotografi Pemenang POS Indonesia Photo Contest 2010 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu D.Manfaat Penelitian

1. Bagi penulis, penelitian ini diharapkan mampu menunjang kompetensi serta profesi di masa yang akan datang.

2. Bagi mahasiswa dan pembaca secara umum, hasil penelitian ini dapat menambah referensi serta memperluas wawasan mengenai semiotika dan fotografi, belajar mengenali tanda-tanda visual pada kehidupan masyarakat, juga belajar memahami cara membaca atau menginterpretasi sebuah karya foto. 3. Bagi pecinta fotografi, kajian ini dapat memberi pengetahuan tentang bagaimana sebuah karya foto bisa berkomunikasi dengan publik atau apresiatornya. Juga membagi informasi mengenai trik untuk memenangkan sebuah lomba fotografi khususnya yang diselenggarakan oleh Pos Indonesia. 4. Bagi Pos Indonesia, karya tulis ini menjadi salah satu media promosi dan

publikasi, serta pendokumentasian bentuk eksistensi Pos di era persaingan global atau bentuk konservasi Pos yang sudah melayani masyarakat Indonesia selama ratusan tahun.

(20)

Gita Agustiani, 2013

Semiotika Visual Karya Fotografi Pemenang POS Indonesia Photo Contest 2010 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu E.Definisi Istilah dalam Judul

1. Semiotika menurut Scholes dalam Budiman (2004: 3) adalah studi atas kode-kode atau sistem apapun yang memungkinkan kita memandang entitas tertentu sebagai tanda dan sesuatu yang bermakna. Sedangkan menurut Budiman (2004: 13) semiotika visual merupakan sebuah bidang studi semiotika yang secara khusus menaruh minat pada penyelidikan terhadap segala jenis makna yang disampaikan melalui sarana indra penglihatan (visual sense).

2. Fotografi menurut britannica.com (2011) adalah seni atau sebuah proses untuk menghasilkan gambar melalui energi radiasi dan cahaya pada permukaan yang sensitif seperti film atau chip CCD.

3. “Pos Indonesia Photo Contest” merupakan kegiatan lomba foto Nasional yang diselenggarakan oleh PT. Pos Indonesia sejak tahun 2006. Tujuan lomba ini yaitu dapat memberikan edukasi positif mengenai Pos kepada masyarakat Indonesia melalui fotografi, serta mampu memperbaiki citra fotografi di tanah air. Adapun lomba yang digelar pada tahun 2010 mengangkat tema: “Pos

Indonesia Sebagai Perekat Bangsa”.

F. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan ini dibuat berdasarkan pengelompokan pokok-pokok pikiran yang tercantum dalam bab-bab sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

(21)

Gita Agustiani, 2013

Semiotika Visual Karya Fotografi Pemenang POS Indonesia Photo Contest 2010 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB II KERANGKA TEORI SEMIOTIKA & FOTOGRAFI

Berisi teori semiotika khususnya pemikiran Pierce yang membatasi analisis hanya pada ikon, indeks, simbol dan beberapa tanda lain, juga mengenai fotografi berikut komponen-komponen visual pendukungnya.

BAB III METODE PENELITIAN

Menjelaskan secara rinci mengenai metode penelitian, subjek penelitian, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, sumber data, prosedur penelitian, dan teknik analisis.

BAB IV ANALISIS KARYA FOTOGRAFI PEMENANG “POS INDONESIA PHOTO CONTEST 2010”

Berisi kajian mengenai jenis, komposisi, tanda-tanda visual dan interpretasi makna dari 13 sampel karya fotografi pemenang “Pos Indonesia Photo Contest 2010”.

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

(22)

Gita Agustiani, 2013

Semiotika Visual Karya Fotografi Pemenang POS Indonesia Photo Contest 2010 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A.Metode Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kualitatif, karena pendekatan tersebut sesuai dengan tujuan awal penelitian yaitu untuk memperoleh data deskriptif dari kalimat, gambar (karya fotografi), ataupun kata-kata lisan hasil pengamatan. Hal itu sejalan dengan pandangan Bogdan dan Taylor dalam Moleong (2000: 4), bahwa metode kualitatif menghasilkan data deskriptif dari orang-orang atau perilaku yang dapat diamati — orang atau perilaku yang peneliti maksudkan di sini adalah subjek-subjek yang terdapat pada setiap karya foto —. Maleong (2000: 8) dalam bukunya pun menambahkan, bahwa salah satu karakteristik penelitian kualitatif adalah mendeskripsikan sebuah gambar.

Selama kegiatan analisis, peneliti tidak hanya mengamati sesuatu yang tampak namun juga memahami aspek tanda, jejak, dan makna di baliknya. Maka dari itu peneliti memilih model kajian semiotika, karena semiotika merupakan sebuah studi mengenai tanda dan cara tanda-tanda yang berbeda itu menyampaikan makna (Fiske, 2006: 60). Agar memudahkan proses pengkajian tanda-tanda visual gambar, peneliti mengambil model kajian Peirce dengan membagi tanda menjadi ikon, indeks, simbol serta sinsign, qualisign, dan legisign yang kemudian akan ditafsirkan maknanya. Memahami tanda-tanda tersebut tidak cukup hanya dengan mengamati bagian lahiriah, namun juga harus memasuki

(23)

Gita Agustiani, 2013

Semiotika Visual Karya Fotografi Pemenang POS Indonesia Photo Contest 2010 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

alam pikiran orang yang dipelajari. Dengan demikian, peneliti secara terus menerus mengadakan inferensi pada sampel-sampel foto yang diteliti.

B.Subjek Penelitian

Subjek yang peneliti kaji adalah 13 karya fotografi pemenang “Pos Indonesia Photo Contest 2010”. Tidak ada kesulitan berarti pada tahapan pengklasifikasian sampel atau subjek penelitian, karena peneliti memilih seluruh karya foto para pemenang lomba yang telah teruji kelayakannya.

Berdasarkan data yang diperoleh, terdapat 266 peserta dengan total karya sebanyak 754. Hasil penjurian menetapkan 13 orang pemenang, yang kemudian dibagi menjadi beberapa kategori yaitu tiga orang pemenang utama, tiga orang pemenang harapan, dan tujuh orang nominasi.

Tabel 3.1 Subjek Penelitian

No. Kategori

Pemenang Nama Judul Foto

Asal Daerah Pemenang

1. Juara ke-1 Yudistiro Pranoto Di tengah kemacetan Bekasi

2. Juara ke-2 Adi Rahmatullah Mengarungi banjir Bandung

3. Juara ke-3 Tubagus Silahudin Pos Keliling Semarang

4. Harapan ke-1 Sugede SS Po Box Solo

5. Harapan ke-2 “Jimboeng”Suroto Suka duka bersama

gembala Sukoharjo

(24)

Gita Agustiani, 2013

Semiotika Visual Karya Fotografi Pemenang POS Indonesia Photo Contest 2010 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

7. Nominasi

ke-2 Joko Kristiono Konvoi Tukang Pos Surabaya

9. Nominasi ke-3

Sutarya Partadisastra

Pak Pos dengan

anak-anak korban banjir Bandung

10. Nominasi

ke-4 Stanlie Semangat bekerja Bekasi

11. Nominasi

Teknik penelitian merupakan suatu metode pengumpulan data. Untuk mendapatkan data tersebut dari beragam sumber diperlukan cara-cara yang relevan (Sutopo, 1996: 54). Dengan aturan demikian, maka teknik yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Studi Pustaka

Kegiatan mengkaji berbagai sumber literatur dari berbagai media yang berkaitan dengan masalah penelitian, baik itu berbentuk buku, dokumen, maupun arsip mengenai fotografi, teori visual atau seni rupa, semiotika, dan perkembangan layanan Pos di Indonesia.

2. Wawancara

(25)

Gita Agustiani, 2013

Semiotika Visual Karya Fotografi Pemenang POS Indonesia Photo Contest 2010 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dengan menggunakan teknik wawancara (Sugiyono, 2008: 317). Mengingat tujuan penelitian ini untuk mendapat data yang mendalam mengenai karya fotografi Pos Indonesia Photo Contest, maka responden yang paling tepat untuk diwawancarai adalah PT. Pos Indonesia, Air Photography Communication (APC) sebagai panitia penyelenggara lomba, dan dewan juri yang dapat menjelaskan kriteria pemenang lomba.

Secara teknis sedapat mungkin peneliti lakukan sebuah wawancara terbuka (informal) dengan membangun situasi yang akrab, sehingga bisa memberikan kesempatan kepada responden menjawab secara bebas. Hal tersebut dimaksudkan untuk memperoleh kejelasan data yang lebih intensif. Agar lugas, tidak bertele-tele dan tidak berjalan melebar, maka pertanyaan-pertanyaan yang diajukan pun langsung pada permasalahan inti sesuai dengan kebutuhan penelitian.

3. Analisis Isi (Content Analysis)

(26)

Gita Agustiani, 2013

Semiotika Visual Karya Fotografi Pemenang POS Indonesia Photo Contest 2010 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan keterangan di atas, penggunaan teknik analisis isi dirasakan paling tepat mengingat objek penelitian ini berupa karya rupa (visual) berbentuk foto. Peneliti mengamati komponen-komponen rupa dan tanda-tanda visualnya, menganalisis karya fotografi pemenang “Pos Indonesia Photo Contest” tahun 2010 tersebut secara mendalam, kemudian menyimpulkan seluruh hasil penelitian.

D.Sumber Data

Informasi yang penulis kaji, digali dari berbagai sumber data. Menurut Lofland dalam Moleong (2000: 157) sumber data yang utama dalam penelitian kualitatif berasal dari kata-kata, tindakan, dan data tambahan seperti dokumen. Berkaitan dengan hal tersebut, maka sumber data yang dimanfaatkan dalam penelitian ini meliputi:

1. Galih Sedayu merupakan informan atau narasumber dalam proses wawancara yang penulis lakukan. Ia adalah seorang fotografer, kurator foto, pembicara seminar, pengajar dan konsultan fotografi, juga pemimpin Air Photography

Communication (APC). Perlu diketahui bahwa APC ialah partnership utama

PT. Pos Indonesia selama penyelenggaraan program Pos Indonesia Photo

Contest. Untuk memperkaya interpretasi makna dari tanda-tanda visual pada

(27)

Gita Agustiani, 2013

Semiotika Visual Karya Fotografi Pemenang POS Indonesia Photo Contest 2010 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dengan menggali informasi dari orang-orang yang terlibat dalam kegiatan “Pos Indonesia Photo Contest 2010”, diharapkan penelitian ini akan menjadi lebih valid dan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

2. Sumber tertulis berupa arsip atau dokumen mengenai fotografi dan semiotika. Sumber tersebut penulis peroleh dari buku, tesis, jurnal, diktat, majalah, Pdf, surat kabar online, dan beberapa artikel di media internet.

E.Prosedur Penelitian

Untuk mengetahui proses kerja dan memudahkan evaluasi, maka diperlukan suatu prosedur penelitian. Secara garis besar kegiatan penelitian yang peneliti lakukan dibagi ke dalam beberapa tahapan yaitu:

1. Pengumpulan Data

Dalam sebuah penelitian selalu terjadi proses pengumpulan data. Menurut Moleong (2000: 308) tanpa mengikuti langkah pengumpulan data, peneliti tidak akan mendapat data yang valid dan memenuhi standar.

Kegiatan ini peneliti awali dengan menentukan sampel yang sumbernya diperoleh dari media internet. Agar tidak terjadi kekeliruan, peneliti kemudian memeriksa kebenaran dari objek yang hendak dikaji tersebut. Adapun dalam pelaksanaannya, aktivitas pengumpulan data telah menghasilkan catatan tertulis dari beragam arsip dan dokumen, serta transkrip wawancara mengenai percakapan berisi penggalan data yang jamak, baik yang diperoleh secara langsung ataupun melalui surat elektronik.

(28)

Gita Agustiani, 2013

Semiotika Visual Karya Fotografi Pemenang POS Indonesia Photo Contest 2010 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Penyajian data dilakukan untuk menghindari kesamaan tema dan pola yang berulang. Sajian data ini merupakan hasil rakitan kalimat yang disusun secara logis dan sistematis, sehingga memudahkan peneliti untuk memahami berbagai hal dalam bentuk yang kompak. Data yang peneliti sajikan berupa dokumen karya fotografi pemenang “Pos Indonesia Photo Contest 2010”.

3. Pengelompokan Data

Untuk membatasi dan membuat fokus alur penelitian, maka dilakukanlah suatu pengelompokan data. Caranya peneliti lakukan dengan memilih 13 karya fotografi dari sekian banyak jumlah karya peserta “Pos Indonesia Photo Contest” tahun 2010.

4. Pengolahan data

Agar sumber data tetap berada pada jalurnya, maka peneliti harus menguraikan beberapa pokok masalah. Secara umum peneliti merunut proses pengolahan data tersebut menjadi beberapa fase, yaitu dimulai dengan membaca dan mengamati berbagai karakteristik yang terdapat pada karya foto para pemenang lomba. Kemudian menafsirkan data yang ditunjang oleh hasil wawancara peneliti dengan narasumber, mengungkapkan data yang diperoleh secara jelas dan terperinci, serta menyusun hasil analisis secara menyeluruh. 5. Penganalisisan

(29)

Gita Agustiani, 2013

Semiotika Visual Karya Fotografi Pemenang POS Indonesia Photo Contest 2010 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

setiap aspek tanda yang terdapat pada karya foto, dan terakhir adalah melakukan beberapa penafsiran atau interpretasi makna berdasarkan fakta yang telah didapat. Setelah meneliti sampel, peneliti membuat perbandingan antara foto yang satu dengan yang lain. Apabila terdapat data yang kurang lengkap sehingga hasil analisis penelitian masih terbilang sempit, maka peneliti melakukan pengumpulan data kembali sesuai kebutuhan.

6. Kesimpulan

(30)

Gita Agustiani, 2013

Semiotika Visual Karya Fotografi Pemenang POS Indonesia Photo Contest 2010 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A.Kesimpulan

1. Keseluruhan karya foto pemenang “Pos Indonesia Photo Centest 2010” dapat dipastikan merupakan bagian dari foto jurnalistik/berita karena memiliki nilai informasi yang dapat dipublikasi pada khalayak umum. Dengan pendokumentasian yang tanpa rekayasa, Pos ingin menunjukkan pelayanan berkualitas yang dapat diberikan pada setiap pelanggan, atau secara halus Pos mengajak masyarakat untuk memanfaatkan layanan jasa mereka tanpa ragu. Di tengah maraknya layanan substitusi berbasis teknologi seperti SMS atau e-mail, Pos hadir dengan keunggulan yang tidak dimiliki kompetitor lain. Sebagai foto berita yang berisi pesan dan memuat banyak Informasi, setiap foto pemenang tidak saja menyajikan keberadaan Pos tetapi juga menampilkan wajah Indonesia masa kini termasuk beberapa peristiwa yang kerap melanda negeri.

Hampir 90% fotografer pemenang kontes ini, menerapkan teknik dasar dalam pemotretan. Kecepatan menangkap moment terbaik lebih diprioritaskan

dari pada harus „bersusah payah‟ mengatur kamera untuk menciptakan

efek-efek tertentu. Adapun komposisi foto didominasi oleh komposisi asimetri untuk menciptakan kesan dinamis (tidak kaku). Fokus utama gambar ditempatkan lebih fleksibel tidak hanya berada di bagian tengah. Foto tersusun dari kumpulan garis, namun dengan penerapan posisi landskap yang memberi

(31)

Gita Agustiani, 2013

Semiotika Visual Karya Fotografi Pemenang POS Indonesia Photo Contest 2010 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kesan luas dan efek perspektif dari objek tertentu, garis horizontal dan diagonal menjadi lebih sering ditemukan pada foto-foto pemenang lomba.

2. Setiap foto pemenang “Pos Indonesia Photo Contest 2010” di dalamnya mengandung banyak sekali tanda seperti ikon, indeks dan simbol. Bahkan dalam satu subjek ada yang menampilkan tanda secara sempurna atau dengan kata lain memiliki ketiga tipe tanda tersebut. Misalnya subjek petugas Pos merupakan ikon Pos, indeks dari eksistensi Pos, serta menjadi simbol pelayan masyarakat yang penuh dedikasi, penjaga amanat, gigih, kerja keras, semangat, pantang menyerah, dan hal positif lain.

Ikon petugas Pos dengan menggunakan atribut lengkap semisal seragam berwarna oranye, helm dan motor berwarna serupa, menjadi point of interest atau fokus di setiap foto. Indeks biasanya hadir dengan penegasan arah tujuan, waktu, dan tempat penjelajahan Pos yang tanpa batas. Sementara itu, simbol-simbolnya merupakan pencerminan dari loyalitas, juga pengabdian dalam membantu segenap masyarakat Indonesia. Pos memperlihatkan kepedulian, terutama jika menyangkut kebermanfaatan bagi banyak orang.

(32)

Gita Agustiani, 2013

Semiotika Visual Karya Fotografi Pemenang POS Indonesia Photo Contest 2010 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mencerminkan aktivitas PT. Pos Indonesia di seluruh pelosok tanah air, dengan tiga aspek yang menjadi konsentrasi utama pelayanan Pos Indonesia seperti pelayanan surat menyurat (mail), pelayanan pengiriman logistik, serta pelayanan keuangan. Pos media pemersatu bangsa, karena mampu membuka keterisoliran daerah-daerah terpencil di Nusantara dan menjangkau segala lapisan masyarakat di negeri ini tanpa membedakan status sosial, suku, tempat, dan lain-lain.

B.Rekomendasi

1. Peneliti berharap pada setiap fotografer, untuk bisa menciptakan karya yang tidak hanya baik secara komposisi, namun juga mengandung pesan dan nilai-nilai positif. Karena setiap manusia memiliki kewajiban yang sama yaitu bermanfaat bagi manusia lainnya. Bila sebuah karya foto dapat menggugah banyak pihak untuk melakukan perbaikan dan berkontribusi besar pada kemajuan sesuatu, peneliti yakin karya tersebut akan abadi dan melampaui zamannya.

2. Konten dari penelitian ini dapat dijadikan contoh bagi instansi, lembaga, atau perseorangan yang hendak mempublikasikan karya, produk, jasa, dan hal lain. Penekanan pada aspek tanda yang khas namun mudah dicerna, juga brand

image yang kuat akan membantu memudahkan proses pemaknaan

pembacanya.

(33)

Gita Agustiani, 2013

Semiotika Visual Karya Fotografi Pemenang POS Indonesia Photo Contest 2010 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(34)

Gita Agustiani, 2013

Semiotika Visual Karya Fotografi Pemenang POS Indonesia Photo Contest 2010 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Alwi, Audy Mirza. (2004). Foto Jurnalistik (Metode Memotret dan Mengirim

Foto ke Media Massa). Jakarta: Bumi Aksara.

Ardiansyah, Yulian. (2011). Tips & Trik Fotografi, Teori & Aplikasi Belajar

Fotografi (cetakan kedelapan). Jakarta: Grasindo.

Berger, Arthur Asa. (terjemahan M. Dwi Marianto). (2010). Pengantar Semiotika:

Tanda-tanda dalam Kebudayaan Kontemporer. Yogyakarta: Tiara Wacana.

Block, Bruce. (2008). The Visual Story: Creating The Visual Structure of Film,

TV and Digital Media (second ed.). Oxford: Focal Press.

Budiman, Kris. 2003. Semiotika Visual. Yogyakarta: Yayasan Seni Cemeti. ____________. 2011. Semiotika Visual. Konsep, Isu, dan Problem Ikonitas.

Yogyakarta: Jalasutra.

Child, John. (2008). Studio Photography: Essential Skill (fourth ed.). Oxford: Focal Press.

Dameria, Anne. (2007). Color Basic: Panduan Dasar Warna untuk Desainer dan

Industri Grafika. Jakarta: Link Match Graphic.

Danesi, Marcel. (2010). Pesan, Tanda, dan Makna: Buku Teks Dasar Mengenai

Semiotika dan Teori Komunikasi. Yogyakarta: Jalasutra.

Fiske, John. (2006). Cultural and Communication Studies: Sebuah Pengantar

Paling Komprehensif. Yogyakarta: Jalasutra.

Frost, Lee. (2000). Photography. London: Oriental Press.

London, Barbara dan Stone, Jim. (2003). A Short Course in Photography an

Introduction to Black and White Photographic Technique (fifth ed.).

New Jersey: Prentice Hall.

Langford, Michael John. (2000). Basic Photography (seventh ed.). Oxford: Focal Press.

____________________ dan Bilissi, Efthimia. (2008). Langford’s Advanced

(35)

Gita Agustiani, 2013

Semiotika Visual Karya Fotografi Pemenang POS Indonesia Photo Contest 2010 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Moleong, Lexy J. (2002). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Nugroho, R. Amien. (2006). Kamus Fotografi. Yogyakarta: ANDI.

Pratista, Himawan. (2008). Memahami Film. Yogyakarta: Homerian Pustaka. Prayanto, W.H. (2007). “Digitalisasi Fotografi dalam Desain Komunikasi Visual”,

dalam Irama Visual: Dari Toekang Reklame Sampai Komunikator Visual. Yogyakarta: Jalasutra.

Riyanto, Yatim. (2001). Metodologi Penelitian Pendidikan. Surabaya: SIC. Sachari, Agus. (2005). Pengantar Metodologi Penelitian Budaya Rupa. Jakarta:

Erlangga.

Sanyoto, Sadjiman Ebdi. (2005). Dasar-dasar Tata Rupa dan Desain. Yogyakarta: Arti Bumi Intaran.

Setyanto, Daniar Wikan. (2007). “Menimbang Warna dalam Atribut”, dalam Irama Visual: Dari Toekang Reklame Sampai Komunikator Visual. Yogyakarta: Jalasutra.

Sugiarto, Atok. (2005). Paparazzi, Memahami Fotografi Kewartawanan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Sutopo, Heribertus B. (1996). Metode Penelitian Kualitatif. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.

Suyanto, M. (2004). Aplikasi Desain Grafis untuk Periklanan. Yogyakarta: ANDI.

Tanpa Nama. (2005). Aperture Photography Fundamentals. California: Apple Computer, Inc.

Tinarbuko, Sumbo. (2009). Semiotika Komunikasi Visual. Yogyakarta: Jalasutra.

Tesis

(36)

Gita Agustiani, 2013

Semiotika Visual Karya Fotografi Pemenang POS Indonesia Photo Contest 2010 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Wahyudin, Wawan. (2011). Makna Visual Film “Opera Jawa” Karya Garin

Nugroho. Tesis pada Program Studi Pendidikan Seni UPI Bandung: tidak

diterbitkan.

Jurnal Ilmiah

Rahman, Moch. Abdul. (Agustus 2008). “Estetika dalam Fotografi”. Jurnal

Bahasa dan Seni. 2, (36), 178-185.

Diktat

Karyono, Tri. (2010). Semiotika. Diktat Perkuliahan pada Program Studi Pendidikan Seni UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Internet

Helse. (2011). Fotografi=Foto Periklanan?, [Online]. Tersedia: http://kapita-fikom-915080225.blogspot.com/2011/05/fotografi-fotografi-periklanan.html [17 April 2013]

Marpaung, Lyster. (2010). Pos Indonesia Vs Gelombang Persaingan, [Online]. Tersedia:http://www.waspada.co.id/index.php?option=com_content&view=

article&id=133418:pos-indonesia-vs-gelombang-persaingan&catid=25:artikel&Itemid=44 [9 Oktober 2011]

Nogroho, Triyanto P. (2011). Foto Jurnalistik: dekat dengan pembaca, [Online]. Tersedia:http://www.harianjogja.com/beritas/detailberita/citizen/24039/foto-jurnalistik:-dekat-dengan-pembaca-view.html [5 Juni 2011]

Rambey, Arbain. (2010). Teori Foto yang Berbicara, [Online].

Tersedia:http://kfk.kompas.com/blog/view/60491-Teori-Foto-yang-Berbicara [5 Juni 2011]

(37)

Gita Agustiani, 2013

Semiotika Visual Karya Fotografi Pemenang POS Indonesia Photo Contest 2010 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

__________________. (2003). Sebuah Titik dalam Perjalanan Kesenian

Indonesia, [Online]. Tersedia:

http://majalah.tempointeraktif.com/id/arsip/2003/05/19/FT/mbm.20030519. FT87586.id.html [29 Oktober 2011]

Supartono, Alexander. (2008). Fotokopi Asli, Selintas Sejarah Fotografi

Indonesia, [Online].

Tersedia:http://astaganaga.multiply.com/item/reply/astaganaga:journal:4?xu rl=/journal/item/4/Fotokopi_Asli_Selintas_Sejarah_Fotografi_Indonesia_ole h_ALEXANDER_SUPARTONO [14 Oktober 2011]

Tanpa Nama. (2010). Pos Indonesia Gelar Kontes Foto Perekat Bangsa, [Online]. Tersedia:http://www.suarakarya-online.com/news.html?id=268379

[9 Oktober 2011]

Tanpa Nama. (2011). Kamera DSLR Pilihan Untuk Pemula, [Online]. Tersedia: http://www.majalahfoto.com/2011/09/20/kamera-dslr-pilihan-untuk-pemula/#more-588 [14 Oktober 2011]

Tanpa Nama. (2012). Mengenal dan Memahami Potret Editorial, [Online]. Tersedia:http://indonesia-photojournalistgrant.org/?p=738 [24 April 2013] Tanpa Nama. (2013). Fashion Photography, [Online]. Tersedia:

http://www.photography.com/articles/types-of-photography/fashion-photography/ [17 April 2013]

Tanpa Nama. (2013). Documentary Photography, [Online]. Tersedia:

http://www.photography.com/articles/types-of-photography/documentary-photography/ [17 April 2013]

(38)

http://lifestyle.kompasiana.com/hobi/2011/02/11diklat-foto-jurnalistik-Gita Agustiani, 2013

Semiotika Visual Karya Fotografi Pemenang POS Indonesia Photo Contest 2010 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Majalah Elektronik

Exposure Edisi 15 (2009) The Light Edisi 2 (2007) The Light Edisi 3 (2007) The Light Edisi 26 (2009) The Light Edisi 35 (2011)

Sumber lain

Gambar

Tabel 3.1 Subjek Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Menurut Busse et al, 10 remaja yang berkomunikasi dengan teman tentang seks cenderung meningkatkan ke- jadian inisiasi seks pranikah di antara remaja berusia 14 – 16 tahun

produksi usahatani ternak sapi dari anggota. Upaya yang telah dilakukan koperasi, diharapkan dapat memenuhi berbagai kebutuhan anggota yang menunjang usahatani

Karena untuk DO, hasil peramalannya lebih mendekati kondisi aktualnya (Gambar 12 dan Gambar 13). Hal ini sebenarnya sudah diantisipasi dengan melakukan uji outlier data

Misalnya mata Anda melihat seseorang yang sudah akrab dengan Anda, maka otak Anda akan memberi penilaian yang kurang lebih berbunyi, “Dia dikenal dan aman.” Ketika mata Anda

Penelitian yang dilakukan terhadap 75 responden setelah mengkonsumsi biji rami ( linum usitatissimum) dan sereal biasa yang terdapat siklus menstruasi pada

alat pengukuran untuk mengecek kualitas dari hasil sebuah Enterprise Arsitektur, dapat dilakukan dengan membuat pertanyaan dan melakukan wawancara sesuai dengan

Sedangkan pada kegiatan penatalaksanaan pasien secara mandiri, mahasiswa diberikan requirement untuk menangani satu kasus maloklusi ringan dengan menggunakan peranti

Inovasi model pembelajaran merupakan hal penting yang harus dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar, karena itu peneliti terdorong untuk melakukan penelitian