• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH STRUKTUR KRIST AL TERHADAP KONDUKTIVIT AS IONIK P ADA AgI DAN CUll

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH STRUKTUR KRIST AL TERHADAP KONDUKTIVIT AS IONIK P ADA AgI DAN CUll"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Prosiding Pertemuan Ilimiah Sains Materi 1996

PENGARUH STRUKTUR KRIST AL TERHADAP KONDUKTIVIT AS IONIK P ADA AgI DAN CUll

Safei Purnarna2, Nurdin Effendi2, Azis K. y2

ABSTRAK

PENGARUH STRUKTUR KRISTAL TERHADAP KONDUKTMTAS IONIK PADA AgI DAN CuI. Transisi rasa dan

struktur AgI dan CuI telah ditentukan dengan menggunakan difraktometer sinar-x dan juga dilakukan pengukuran konduktivi~! ionik . Fasa transisi terjadi pada 3690 C (rasa-y ke rasa-!}) dan 40~ C (fasa-!} ke fasa-a) untuk bahan CuI dan pada 14~ C ( rasa-!} ke fasa-a) untuk bahan AgI yang berhubungan dengan perubahan energi dan entropi. Kisi kristal fasa-y, !}, dan IX ditentukan berturut-turut sebagai kubik, heksagonal, dan kubik yang ditentukan dengan teknik difraksi sinar-x .Hasil pengukuran didapat bahwa struktur kristal tersebut mulai terjadi berubahan anomali dan berkonduktivitas tinggi pada sekitar 4000 C untuk CuI dan pada 14~ C untuk AgI. Setelah struktur bertransisisi ke fasa-a , atom-atom terdistribusi ke semua posisi pada struktur kristal. ion-ion (kation) pada struktur CuI kemungkiruln posisi pada 4(c) : (1/4,1/4,1/4) dan 16 (e) : (xxx, xxx, xxx ) pada grup ruang Td 2 dengan parameter x OJ 0,34 j: 0,01 dan kemungkin~L/I posisi untuk AgI adalah 24 g : (x,O,l/2) pada grup ruang 0., 9 dengan parameter x OJ 0,19 j: 0,01. Harga konduktivitas ionik adalahO,08 1:2'\ cm-1 pada 4500 C untuk CuI dan 0,86 0-1 cm-1 pada 1500 C untuk AgI .

ABSTRACT

THE EFFECT OF CRYSRTAL STRUCTURES OF AeI AND CuI TO IONIC CONDUCTMTY. The phase transition and the structures of AgI and CuI has been detennined by X-ray diffiaktometer and also ionic conductivity measurements. Th,e phase transition were found at 3690 C (y-phase to l3-phase) and 40~ C (l3-phase to a-phase) for CuI and at 1470 C (l3-phase to a-phase) for AgI and this transition are corresponding to energy and entropy changes. The crystal lattice ofy, 13, and a phase were determined to be th,e cubic, hexagonal, and cubic, respectively, by the x-ray powder method .From this measurement, it was found that the crystal structure' of this subtance begin to charge anomalously and high conduction already at about 4000 C for CuI and at 14~ C for AgI. After the structUI"CS were transition to a-phase, the atoms are equally distributed over all the position in crystal structures. The ions (cations) at CuI structure was concluded that these probable position are 4 (c) : (1/4,1/4,1/4) and 16 (e) : (xxx, xxx, xxx ) of T d 2 with the parameter x = 0,34 :!: 0,01 and probable position for AgI are 24 g: (x,O, 1/2) of <>119 with the parameter x = O,19:!: 0,01 .The values of ionic conductivities WCl"C about 0,08 al cmol at 4500 C for CuI and 0,86 al cm-1 at 1500 C for AgI.

perpindahan ion disebabkan oleh kekosongan vacancies) yang bergerak (hopping) dan cacat Frenkel yang disebabkan oleh gerak pasang;an ion melewati interstisial. Konduktivitas listrik suatu bahan ditentukan oleh struktur kristalnya. Bahan berkonduktivitas listrik tinggi temyata tidak mempunyai tipe struktur dengan atom tumlpukan padat (close-packed) tetapi mempunyai jaringan untuk dilewati ion (ion-sized passageways), yakni terdiri ion tetap yang membentuk kerangka polihedral dan ion bergerak yang dapat melewatinya. Pada umumnya jumlah lo,,'ongan yang dapat ditempati oleh ion lebih besar dibandingkan dengan jumlah ion yang bergerak. Bahan dengan struktur tak lteratur (disordered structure) juga mempunyai konduktivitas listrik tinggi; disebabkan oleh mudahnya perpindahan ion -ion dan aktivitas enthalpi yang rendah. Oleh karena itu bahan berkonduksi ion cepat mempunyai karakte-ristik PENDABULUAN

Konduktor ion cepat atau elektrolit padat dicirikan dengan konduktivitas listrik-nya yang tinggi ( 0" > 10-2 al cm-1 ), sebanding dengan elektrolit cair atau bahkan elektrolit garam meleleh (molten salt electrolytes) [1,2] . Bahan konduktor ion cepat banyak diteliti dan dikembangkan untuk sumber energi padat (baterai padat dan fuel cell) yang lebih unggul dari sumber energi konvensional yang menggunakan elektrolit cair.

Pada umumnya, konduktivitas listrik yang tinggi pada elektrolit padat disebabkan adanya cacat dan ketidak aturan pada struktur kristal tersebut sehingga akan menimbulkan perpindahan ion. Misalnya pada cacat Schottky

(2)

khusus yang berhubungan

kristal .

dengan struktur Faktor struktur yang di}Jengaruhi oleh perubahan temperatur, selain ditentukan oleh posisi atom pada satu unit set struktur kristal dan faktor hamburan atom fj, juga oleh faktor temperatur e-Mj, sehingga amplitudo refleksi pada (hkl) tertentu dapat dinyatakan

n

~

f

-2M.

FhkI = L.. je J (4)

j=l

lntensitas observasi Yi(o) palM step ke-i dimodelkan dengan intensitas perhitungan Yi(c) adalah sebagai berikut :

Dalam penelitian ini dilakukan pe-nentuan temperatur kritik dimana terjadi perubahan rasa dengan DT A (Differential Thermal Analysis). AnaIisa dilakukan mulai dari temperatur kamar (27°C) samapai temperatur 6000 C. Sedangkan struktur kristaI AgI daD CuI pacta berbagai rasa ditentukan dengan difraksi sinar-x daD diukur pula konduktivitas listrik, cr sebagai fungsi temperatur.

Dari basil pengukuran akan diketa-hui struktur kristaI dan perubahan struktur kristal elektrolit padat pacta berbagai temperatur, juga harga konduktivitas listrik pacta temperatur bervariasi sehingga dapat memaharni korelasi antara struktur kristaI dengan konduksi ionik pacta rasa superionik AgI dan CuI, serta dapat

menerangkan terjadinya mekanisme konduksi ionik pacta bahan tersebut .

(5)

TEORI

Pengukuran perubahan rasa dilakukan dengan difraktometer sinar-x yang dilengkapi tungku pemanas. Dasar teori adalah hokum Bragg:

dimana :

s : faktor skala G(8ik) : fungsi bentuk profil I Fkl2 : faktor struktur

Yib(C) : suku background mk : faktor multiplikasi 8i : sudut hamburan step ke-i Pk : faktor koreksi preferred orientasi 8k : sudut Bragg.

L(8ik} : faktor Lorentz dan faktor polarisasi

A. = 2 ~ sine (I)

dimana A. adalah panjang gelombang sinar-x yang digunakan i..cu=1,5421 A, e adalah sudut difraksi yang diasosiasikan tempat posisi puncak dengan bidang-bidang kisi (hkl) tertentu, sedangkan dhkl adalah jarak antar bidang yang mengambarkan sistem, ukuran unit sel suatu kristal, dan indeks Miller bidang tersebut . Untuk sistem kristal kubik :

Konduktivitas listrik

Konduktivitas listrik barum rasa tunggal adalah kontribusi jumlah elektronik daD ionik atau dituliskan :

cr = L nj Zj ~ (6)

j

dimana nj adalah konsentrasi pembawa muatan dengan muatan Zj daD mobilitas ~l .

Dalam superionik konduktor (SIC:), konduk-tivitas elektronik kecil sekali atau diabaikan, daD konduktivitas listrik adalah tipe }\.rrhenius yang tergantung temperatur : h2 +k2 +f

1

d~

a2 (2) C

kT

exp (- Ea/kT) a= Bila disubtitusikan persamaan (1) ke persamaan

(2) , maka : .

sin2 e = (A 2/4a2)( h2 + k2 of, 11 = A(h2 + k2 + f) (3) a adalah parameter kisi, daD A = (A 2/4a1 adalah konstanta . atau 0"0 cr = -exp (- E.lkT) T (7) 450

(3)

Hasi1 eksperimen dengan difraktometer sinar-x dapat di1ihat daTi po1a difraksi yang dihasilkan pada setiap temperatur dari temperatur kamar sampai temperatur 450°C. Struktur CuI adalah tipe 'zincb1ende' dimana pada keadaan stabi1 atau tempe-ratur kamar posisi atom Cu berkedudukan di 4(c) da1am grup ruang F43m, yakni pada

(1/4,1/4,1/4). Bi1angan okupasi untuk model struktur AgI dan CuI dapat di1ihat pada tabe1 1.

log cr

Gambar la. Kurva konduktivitas listrik bahan AgI sebagai fungsi temperatur.

log cr

kemungkinan disorder pada model tersebut lebih besar, yang berhubungan juga dengan kenaikan sifat superionik bahan tersebut

Hasil data pengukuran difraksi sinar-x bahan elektrolit padat CuI pada temperatur kamar sampai 350°C telah direfine dengan program Rietveld dengan input data struktur zinc:b/ende, dimana posisi atom Cu pada posisi 4(C:1 dalam grup ruang F43m yakni pada (1/4,1/4,1/4). Pada tabel 2 basil analisa struktur CuI.

Model vibrasi anharmonic diglma-kan dalam analisa data difraksi sinar-x dan neutron pada struktur kristal zincblende. Bila afilplitudo vibrasi termal anharmonis asymetris cuku]p besar, maka terjadi gerakan kation dari kedudukan 4( c) kearah [Ill] menjadi lebih lebar .Strukltur AgI mempunyai grup ruang 1m3 m dan basil ,difraksi sinar-x tela dianalisa dengan kedudukan Ag di 24g pada posisi (x,O,I/2) untuk ~~berapa temperatur. Hasil 'refinement' dapat dilihat pada

Tabel 3.Parameter struktur AgI .

Hasil pengukuran dengan alai: DT A menunjukkan bahwa, pada bahan CuI telah terjadi perubahan rasa dari fasa-y ke fasa-j3, pada temperatur sekitar 380 °C, dan pada temperatur sekitar 400 °C dari fasa-p ke fasa-a .Sedangkan

bahan AgI terjadi perubahan rasa pada

temperatur 148 °C dari fasa-p ke fasa..a, [3]. Perubahan rasa pada bahan CuI daD AgI menyebabkan terjadinya disorder pada s:truktur yang akan berkontribusi pada konduJktivitas listrik (ionik) pada bahan tersebut .

Temperatur kritis, Tc pada bahan AgI terjadi setelah perubaban fasa-p ke fasa-a, konduktivitas listrik bahan tersebut meIUngkat secara diskontinu, hal ini disebabkaJ.1 oleh naiknya entropi dan juga terjadi eksitasi atom -Ag yang terdistribusi di dalam struktur AgI (grup ruang Im3m) dengan bilangan okupasi (Bilangan okupasi adalah jumlah atom yang bergeraJk. lebih

sedikit dibandingkan dengan

kedu,dukan-kedudukan yang dapat didiami oleh atom) relatip kecil sekitar 0,083 pada model struktulr 24g (Tabel 1). Sedangkan untuk bahan CuI terjadi perubahan fasa-p ke fasa-a pada temlJeratur sekitar 400° C yang menyebabkan disorder pada struktur dan eksitasi atom Cu yang terdis,tribusi

Gambar lb. Kurva konduktivitas listrik bahan Cu sebagai fungsi temperatur . Dengan bertambahnya temperatur terjadi empat posisi metastabil disekitar kedudukan 4(c) dan kemungkinan mendapatkan atom-atom Cu pada kedudukan 16(e) pada temperatur tinggi. Bilangan okupasi pada 16e lebih kecil dari 4c pada bahan Cui, hal ini menunjukan

(4)

yang dihubungkan dengan alai ukur tahanan R yakni Mini Bridge model D 1 S Delica. Pada pellet ditempatkan thermocouple yang dihubungkan dengan digital thermometer tipe 2168 A. Lalu ditempatkan dalam tungku yaitu, furnace merk Linn High Therm VMK 10, sehingga perubahan konduktivitas listrik sebagai fungsi temperatur dapat diukur .

E. adalah energi aktivasi untuk konduksi , C atau 0"0 adalah the preexponential term, dan k adalah konstanta Boltzmann .

Difusi terjadi dimana atom migrasi melewati energi barier Ern .Bila frekuensi vibrasi atom adalah v 0, dan kemungkinan loncat per detik adalah, v :

v = Vo exp (- Em /kT)

(8)

Pengambilan Data Difraksi Sinar-X .

Alat yang digunakan untuk pengambil-an data difraksi sinar-x adalah difraktometer sinar-x merk Shimadzu type XD-5A milik PPTN Bandung. Alat ini dilengkapi dengan furnace untuk pengukuran difraksi pada temperatur antara temperatur kamar sampai 4500 C. Waktu pencacahan untuk setiap step adalah 20 detik, sedangkan tegangan yang digunakan 30 kV, dan arus 40 mA. Pola difraksi diukur pada temperatur : 270 C, 1500 C, 2500 C, 3500 C, dan 4500 C untuk bahan CuI, sedangkan untuk bahan AgI pada temperatur 1810 C, 2250 C, 3510 C, daD 450°C.

Konstanta difusi, D tergantung pada jarak, d dan pada faktor geometri struktur, a. sehingga :

D = a. d2 Vo exp (- Ern /kT)

(9)

Karakteristik spesifIk SIC ditimbulkan oleh kosentrasi pembawa muatan, n dari jumlah total ion, Do. Jumlah pembawa muatan ( cacat Frenkel atau Schottky) disebabkan ada-nya sumber thermal: n = Do exp (-EtikT). Didalam struktur SIC terdapat posisi cacat yang inhereD, sehingga n = I3Do dan persa-maan Nemst-Einstein, ~T=ZeD. Sehingga konduktivitas listrik ionik adalah

(J=nZe~

(J = a;~Do (ZeY d2 Vo (kT)-1 exp (-Em;kT) (10)

TAT A KERJA

Bahan CuI dan AgI diperoleh dari pasaran dalam bentuk serbuk. Pada temperatur kamar bahan AgI terdiri dari fasa-~ dan fasa-y, sehingga perlu dilakukan pemisahan supaya mendapat fasa-~ saja. Proses untuk

menda-patkan rasa tersebut tercantum dalam Hand Book of Preparative Inorganic Chemistry. Sedangkan bahan CuI pada temperatur kamar berfasa

tunggal yakni fasa.". Untuk pengukuran konduktivitas listrik bahan serbuk tersebut dilakukan pengompakan sekitar 200 kgicm2 sehingga didapat sebuah pelet dengan dimensi diameter sekitar 10 mm daD ketebaian antara 5 sampai 7 mm .

BASIL DAN PEMBAHASAN

Basil pengukuran konduktivitas ionik pacta bahan CuI menunjukan adanya kenaikan dengan bertambahnya temperatur .Konduktivitas ionik basil pengukuran pacta temperatur 27° C lebih kecil daTi 10-2 ohm-I cm-1 dan bertambah secara kontinu menjadi 0.08 ohm-I cm-1 pada temperatur 450° C. Sedangkan konduktivitas ionik bahan AgI bertambah secara diskontinu setelah temperatur kritis, yakni 0,86 ohm-I cm-I pacta temperatur 150° C. Kurva konduktivitas CuI dan AgI sebagai fungsi temperatur pacta gambar la dan Ib .

Hasil eksperimen dengan difrakto-meter sinar-x dapat dilihat daTi pola difraksi yang dihasilkan pacta setiap temperatur daTi temperatur kamar sampai temperatur 450°C.

Struktur CuI adalah tipe 'zincblende' dimana pacta keadaan stabil atau temperatur kamar posisi atom Cu berkedudukan di 4(c) dalam grup ruang F43m, yakni pada (1/4,1/4,1/4). Bilangan okupasi untuk model struktur AgI dan CuI dapat dilihat pacta Tabell. Pengambilan Data Konduktivitas Listrik

Pelet CuI dan AgI yang telah dibuat ditempatkan diantara dua probe dari tembaga

(5)

dan (311) dengan bertarnbahnya akan temperatur, sehingga intensitas po1a difraksi temperatur tinggi (diatas 400°C) terjadi pengurangan intensitas pada bidang (Ill), (220), dan (311) dengan bertambahnya akan tertutup ~ ~ 7a &a oa .a 3mo 2000 1a

..

50 28 Gambar 2a. Pola difraksi sinar-x bahan CuI

pada 270 C .

-pacta struktur CuI (grup ruang F43m) dengan bilangan okupasi yang relatif besar sekitar 0,25 pacta posisi 16e. Atom (kation) Cu didalam struktur Cui lebih sulit berpindah dari suatu keadaan ke keadaan lainya (melalui cacat Frenkel) seperti yang terjadi pacta bahan AgI, hal ini disebabkan oleh padatnya jumlah atom Cu ( 4 atom Cu dalam struktur Cui dan 2 atom Ag dalam struktur AgI) didalam grup ruang CuI. Oleh karena itu perpindahan atom Cu di dalam

struktur Cui diterangkan dengan adanya

vibrasi termal, dimana amplitudo vibrasi bertambah besar dengan naiknya temperatur . Pacta temperatur tinggi didalam bahan CuI terjadi vibrasi asimetri anharmonis [2] yang disebabkan oleh posisi atom yang 'non centrosymmetric' yang menimbulkan vibrasi termal anisotropik dan disorder pacta struktur yang menimbulkan anharmonis.

Sedangkan data dari difraksi sinar-x bahan Cui, pacta temperatur 27°C, 150°C, dan

250°C (Gambar 2a, 2b, daD 2c) setelah dianalisa menunjukan struktur dengan tipe Zincblende dengan atom Cu yang stabil pacta kedudukan 4c di dalam grup ruang F 4 3m diman ion iodid menempati kisi-kisi kubik berpusat muka (fcc), sedangkan empat ion Cu terdistribusi diantara 4 dudUkan kristalografi pacta 4c dengan posisi (1/4,1/4,1/4) atau rasa-)', sedangkan pacta temperatur tinggi empat ion Cu terdisdiantara 16 dudUkan kristalografi pacta 16e dengan posisi (x,x,x) atau fasa-a, dan pacta fasa-(3 tidak dilakUkan analisa disebabkan struktumya yang

berbeda (heksagonal) dengan perubahan

temperatur rasa yang relatif singkat antara temperatur 380 °C sampai 400 °C. Pola difraksi sinar-x pacta temperatur 350°C terdapat dua rasa, yakni rasa-)' dan fasa-(3 yang menimbulkan

disorder pacta struktur, daD pacta temperatur 450°C terdiri dari f~-(3 dan fasa-a dengan

intensitas hamburan difus CUkup besar,

sehingga sulit untuk melakukan analisa dengan model keadaan 16e pacta posisi (x,x,x). Pacta temperatur, sehingga intensitas pola difraksi temperatur tinggi (diatas 400°C) terjadi pengurangan intensitas pacta bidang (Ill), (220),

SXXJ! SXXJ 1IXXJ am sm. I «D) :mi. DD 1(0) rHi-.220 311

..I

"-A222

l.~,:=:

1

::::'i::j!

1 , , 1 200 :

II~:::::::-::::::::::::::::'::~:-

::::::::::

'..' j

3) Z 3J ~ «I ~ ~ m 28 Gambar 2b. Pola difraksi sinar-x bahan CuI

pada 1500 C .

28

Gambar 2c. Pola difraksi sinar-x bahan CuI pada 2500 C .

(6)

ruang Im3m. Konduktivitas ioniJk. dalam rasa-a terjadi disebabkan oleh ion-ion Ag yang terdistribusi seperti cairan (liquid like), hal ini

ditunjukan dengan adanya Jatar belakang hamburan difus pada pola difraksi sinar-x.

dengan adanya latar belakang hamburan yang semakin -tinggi, hanya beberapa intensitas bidang

KESIMPULAN

Konduktivitas listrik suatu bahan tergantung pada struktumya, struktur bahan dengan bilangan okupasi lebih kel~il dan energi

aktivasi rendah memungkinkan mempunyai

konduktivitas listrik yang tinggi pada temperatur rendah .

28

Gambar 2d. Pola difraksi sinar~x bahan CuI pada 3500 C.

Pada bahan AgI terjadi kc~naikan dengan cepat (diskontinu) setelah temperatur kritis (perubahan fasa-/3 ke a) dengarl konduktivitas listrik, 0" sekitar 1 0-1 cm-l pada temperatur

sekitar 1500 C, sedangkan pada CuI kenaikan konduktivitas listriknya tidak terlalu cepat

(kontinu) dengan konduktivitas listrik, 0" sekitar 0,08 0-1 cm-1 pada temperatur s(:kitar 4500 C. Dimana bilangan okupasi AgI lebih kecil dibandingkan CuI .

DAFTAR PUSTAKA

28

Gambar 2e. Pola difraksi sinar-x bahanCuI pada 4500 C.

yakni bidang (200) dan (222) yang intensitas

difraksinya bertambah dengan naiknya

temperatur yang dapat dilihat pada gambar 2e pola difraksi sinar-x bahan CuI pada temperatur 450°C. Hasil analisa bahan CuI dapat dilihat pada Tabel 2 ,dimana pada stniktur rasa-a. terjadi amplitudo vibrasi asimetri anhannonis terbesarkearah [Ill] dengan x = 0,35.

Pengukuran difraksi sinar-x pada AgI dilakukan dari temperatur 180°C sampai 450°C (Tabel 3). Pada temperatur tersebut tidak terjadi perubahan rasa atau hanya terdapat fasa-a.. Hasilnya ion iodida menempati kisi-kisi kubik berpusat badan (bcc), sedangkan dua ion Ag terdistribusi diantara 42 dudukan kristalografi pada 24g dengan posisi (x,0,I/2) didalam grup

I. CHANDRA, S.,Superionic Solidl, Principle and Applications, North Holland Publish. Co, 1981. 2. SADAO HOSlllNO, Structur and dynamics of solid state ionics, North-Holland Solid State lonics 48,179-201(1991).

3. NURDIN EFFENDI, Th~:sis Magister

Penentuan Struktur Kristal Konduktor

Superionik alpha AgI dengan Metoda Analisis Profil Rietveld, S2, ITB, 1995.

4. AZIS K.Y., Difraksi Neutron dan Analisis Termal Fasa Ion Cepat Kondw~or Superionik

AgI,Ag2S, Ag3S1 dan P'bF2,

PPSM-BAT AN, 1996.

5. R.COLLONGUES, Superionic Conducting

Oxides App. Rev. Mater Sch.,1979 , 9,123 .

(7)

Tabel I. Bilangan okupasi untuk model struktur AgI dan CuI

Struktur A~I Struktur CuI

No. Model Struktur 24 h

Bilani!an OkuDOSi Model Struktur Bi!angan

1.

~

~

~JJ3

24f 16 e 4c 4b

~

~~

1,000

Tabel 2. Parameter Struktur CuI (Model struktur 4c d~ 16e dimana atom Cu pada posisi (1/4,1/4,1/4) dan (x,x,x) .

Rp (%) B.e (~fo)

6.04

4,:52 6.50 _4,:!J-9,14 I 4,:~

12,07

Cu 5 450 I 0 0 22.63

~m

_11,-08 1.04

Tabel3. Parameter struktur AgI (Model struktur 24g dimana atom Ag pada posisi (x,O,1/2:»

Rp (%) Re ('Yo) 17,73 1::1.64 13.35 131.70

13,8~

12.91 13i.82 OkulJ'osi

(8)

DISKUSI

PERT ANY AAN PERTANYAAN :

a. Data konduktivitas listrik (ionik) vs. Temperatur pada AgI adalah diskontinu , sedangkan CuI kurvanya kontinu , bagaimana jika dibandingkan dengan data literatur sesuai

atau tidak ? Darimana kita tabu konduktivitas

ionik yang diukur ? :

(Drs. Pardarnean Sebayang).

b. Berapa persen keberhasilan cuplikan yang kita buat ?

(Drs. En,gkir S, M.Sc.) JAW AB :

Pada bahan AgI yang diukur konduktivitas ionik , karena pola difraksi sinar-x yang didapat menunjukkan latar belakang difraksi cukup tinggi (pada T= 1810 C _sId T=4500 (' ), ~al ini disebabkan adanya '&fuse scatteriIlg' daTi ion~ion Ag, sehingga konduktivitas tersebut adalah ionik.

Sarna halnya dengan CuI terjadi latar belakang harnburan cukup tinggi setelah T=400° C yang mana diatas temperatur tersebut terjadi konduktivitas ionik Sedangkan dibawah T= 4000 C kondukti-vitasnya cukup tinggi , hal ini disebabkan oleh elektron dan ionik karena latar belakang difraksi relatif reIidah .

JAWAB:

a. Data konduktivitas ionik dibandingkan dengan data litl~ratur sesuai, dimana AgI menghasilkan kurva 0' VS. T diskontinu, sedangkan CuI kontutlu .

b. Keberhasilan cuplwLll yang dibuat dalam hal ini proses pengm;uran, karena bahan cuplikan tersebut sudall ada. Untuk bahan CuI pada literatur sekitlr 0, I a1cm-1 sedangkan basil pengukuran pada cuplikan sekitar 0,08 n-1cm-1 atau sekitar 80 % .

Gambar

Gambar la. Kurva konduktivitas listrik bahan AgI sebagai fungsi temperatur.
Gambar 2e. Pola difraksi  sinar-x bahanCuI pada 4500 C.
Tabel I.  Bilangan okupasi untuk model struktur AgI  dan CuI

Referensi

Dokumen terkait

Dalam hal ini, yang perlu dilakukan oleh Indonesia adalah bagaimana Indonesia sebagai bagian dari komunitas ASEAN berusaha untuk mempersiapkan kualitas diri dan

satu jenis koleksi yang terdapat di Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi.. Kabupaten Asahan adalah

ARUS BIAYA dan MANFAAT yang terjadi ARUS BIAYA dan MANFAAT yang terjadi pada setiap akhir tahun proyek. pada setiap akhir

Ketercapaian tujuan pembelajaran NHT dalam mengembangkan keterampilan berkomunikasi juga diungkapkan oleh Slavin (2005) bahwa salah satu tujuan yang dapat dicapai melalui

Untuk mengetahui efektivitas suatu SIMAK-BMN maka perlu diperhatikan pengaruh antara enam faktor yaitu kualitas SIMAK- BMN, kualitas informasi SIMAK-BMN, kegunaan SIMAK-BMN,

Menyadari pentingnya pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan pengunjung dalam mengukur kepuasan pengunjung dan mempertahankan serta meningkatkan jumlah kunjungan