RENCANA STRATEGIS
BALAI BESAR KIMIA DAN KEMASAN
TAHUN 2015-2019
REVIU II
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI
BALAI BESAR KIMIA DAN KEMASAN
Lampiran Surat Keputusan Nomor 143 /BPPI/BBKK/KEP/12/2015
RENCANA STRATEGIS
BALAI BESAR KIMIA DAN KEMASAN
TAHUN 2015-2019
REVIU II
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI
BALAI BESAR KIMIA DAN KEMASAN
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... ii
DAFTAR TABEL ... iii
DAFTAR GAMBAR ...iv
BAB I ... 1
PENDAHULUAN ... 1
A. KONDISI UMUM ... 1
B. POTENSI DAN PERMASALAHAN ... 5
C. MAKSUD DAN TUJUAN ... 18
D. PENDEKATAN ... 18
E. TUGAS POKOK DAN FUNGSI ... 18
F. STRUKTUR ORGANISASI ... 19
BAB II ... 21
VISI, MISI, DAN TUJUAN ... 21
A. VISI ... 21
B. MISI ... 22
C. KONDISI YANG DIHARAPKAN TAHUN 2020... 22
D. KONDISI YANG DIHARAPKAN TAHUN 2015 – 2019 ... 23
E. TUJUAN ... 23
F. SASARAN STRATEGIS ... 23
BAB III ... 29
ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI ... 29
A. ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI NASIONAL ... 29
B. ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI BPPI ... 30
C. ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI BBKK ... 30
BAB 4 ... 36
PENUTUP ... 36 LAMPIRAN
iii
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Litbang BBKK Berdasarkan Kompetensi Inti 5 Tahun Terakhir ... 2
Tabel 2 Kerjasama Litbang dengan Lembaga Lain pada tahun 2011 - 2015 ... 9
Tabel 3 Hasil Litbang BBKK yang Telah Diterapkan di Industri ... 13
Tabel 4 Hasil pengolahan data untuk Strategi Litbang ... 31
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Profil SDM Berdasarkan Pendidikan Tahun 2014 ... 8
Gambar 2 Profil SDM Berdasarkan Jabatan Fungsional ... 9
Gambar 3 Proyeksi Jumlah Pegawai BBKK Jika Tidak Ada Penambahan Pegawai ... 14
Gambar 4 Tahapan Pencapaian Visi BBKK ... 21
Gambar 5 Kuadran Kartesius Hasil Pembobotan Strategi Litbang ... 32
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. KONDISI UMUM
Setelah mengalami perlambatan pertumbuhan pada tahun 2005 - 2010 akibat krisis ekonomi global pada 2007 – 2009, sektor industri pengolahan non migas mampu tumbuh secara signifikan dan menjadi motor utama penggerak ekonomi nasional. Sejak tahun 2011 hingga 2014 pertumbuhan sektor ini bahkan berada diatas pertumbuhan PDB nasional dan menyumbang 20,76 – 25,21 % terhadap total PDB nasional, terbesar diantara sektor lainnya.
Pada kurun waktu 2010 – 2014 impor sektor industri pengolahan non-migas mencapai 76,22 % dari total impor nasional. Defisit neraca perdagangan sektor industri pengolahan non migas pada tahun 2010 – 2014 mencapai – US$ 52.4 miliar. Beberapa permasalahan yang menjadi kendala terkait tingginya impor adalah produk industri dalam negeri yang belum mampu bersaing dengan produk impor , masih tingginya impor bahan baku dan bahan setengah jadi, dan belum berkembangnya industri komponen di dalam negeri yang mampu menunjang industri barang modal. Dalam rangka menekan laju impor tersebut pemerintah menetapkan kebijakan untuk mendorong pengembangan industri substitusi impor dan mempercepat hilirisasi industri berbasis sumber daya alam mengingat potensi sumber daya alam Indonesia yang sangat besar.
Tantangan lain yang akan dihadapi oleh sektor industri adalah adanya pasar bebas ASEAN atau yang dikenal dengan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) mulai tahun 2015. Dengan adanya MEA maka pertukaran barang, jasa, dan tenaga kerja antar negara ASEAN tidak akan ada hambatan. Untuk menghadapi tantangan ini maka daya saing akan menjadi faktor penentu utama untuk memenangkan kompetisi.
Daya saing suatu bangsa ditentukan oleh penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Namun hingga saat ini kapasitas inovasi dan teknologi dalam industri masih sangat lemah sehingga hanya sedikit industri nasional yang mampu bersaing dan menembus pasar ASEAN. Berdasarkan data dari World Economic Forum (WEF) tahun 2013 – 2014 posisi daya saing Indonesia berada di peringkat 38 dari 148 negara, meningkat dari tahun sebelumnya pada posisi 50 dari 144 negara. Peringkat daya saing yang ditetapkan oleh WEF tersebut ditentukan oleh 12 pilar dimana dua pilar terkait dengan Iptek yaitu pilar kesiapan teknologi dan pilar inovasi. Meskipun secara umum daya saing Indonesia meningkat, namun nilai dari pilar kesiapan teknologi masih sangat rendah yaitu berada di peringkat ke-75. Hal ini
2 mengindikasikan bahwa kemampuan inovasi belum diiringi dengan pendayagunaan secara optimal terutama oleh sektor industri yang merupakan motor utama penggerak ekonomi.
Menyikapi hal tersebut diatas, maka guna meningkatkan daya saing industri nasional Indonesia harus meningkatkan kesiapan teknologi dan inovasi yang merupakan syarat mutlak untuk meningkatkan nilai tambah suatu produk agar dapat bersaing di pasar domestik maupun mancanegara. BBKK sebagai Unit Pelaksana Teknis di lingkungan Kementerian Perindustrian, memiliki peran yang sangat penting dalam upaya peningkatan daya saing industri nasional ini dengan menyelenggarakan kegiatan litbang terutama di bidang kimia dan kemasan. Beberapa kegiatan litbang yang dilaksanakan BBKK selama 5 tahun terakhir adalah sebagai berikut :
Tabel 1 Litbang BBKK Berdasarkan Kompetensi Inti 5 Tahun Terakhir
Tahun Judul Litbang Berdasarkan Kompetensi Inti Hasil
2011 a. Kelapa sawit dan turunannya
1. Rekayasa alat Pengolahan Coco-Dietholamida Skala 20 L/Batch Scale Up 2. Pengembangan dan Penerapan CRB Menggunakan PCMs Untuk
Mempertahankan Kesegaran Produk b. Minyak atsiri
1. In House Riset Metode Kristalisasi Metil Sinamat Dari Minyak Laja Gowah (Alfinia Malaccenciss)
c. Degradable Packaging dan Packaging Design
1. Kemasan Layak Santap (Edible Packaging) Pati Sagu dan Pati Garut Termodifikasi
2. In House Riset Pembuatan Edible Film dari Karagenan
d. Bidang Kimia dan Kemasan diluar lingkup Kompetensi Inti
1. Pembuatan Lapis Tipis Nano Partikel TiO2 Dengan Proses Sol Gel Untuk Perangkap nyamuk
2. Peningkatan Kualitas Palet Kayu Dengan Metode dan bahan fumigasi alternatif
3. Pemanfaatan Limbah Plastik Daur Ulang Sebagai Komposit Material Meubel 4. Aplikasi Biosorben Limbah Bir, TiO2/ PCC Zat Karbon Aktif Dalam Pemenuhan
Baku Mutu Limbah Cair IKM Elektroplating
5. Penelitian Penggunaan Biosorben Limbah Bir, TiO2 /PCC Dalam Pemenuhan Baku Mutu Limbah Cair Industri
2
1
2
5
2012 a. Kelapa sawit dan turunannya
1. Aplikasi β glukan Pada Kosmetik Berbasis Palm Kernel Mill (PKM)
3
Tahun Judul Litbang Berdasarkan Kompetensi Inti Hasil
b. Degradable Packaging dan Packaging Design
1. Kompatibilitas Biodegradable Polimer Terhadap Material Berbasis Poliester c. Bidang Kimia dan Kemasan diluar lingkup Kompetensi Inti
1. Optimalisasi Operasional Spinning Band Distillation Column Melalui Pembuatan Sistem Receiver Destilat dan Pemrograman Komputer
2. Verifikasi Metode Pengujian SNI Untuk E.Coli Menggunakan Rapid Test 3. Rekayasa Alat Uji Top Lift Kemasan Flexible Intermediate Bulk Container
1 3
2013 a. Kelapa sawit dan turunannya
1. Optimalisasi Anti Aging Pada Krim SLN (Solid Lipid Nano Partikel) Berbasis Turunan Kelapa Sawit Dengan Penambahan Bahan Aktif Alam
2. Efektivitas Penggunaan Dendrimer Berbasis Kelapa Sawit Untuk Proses Katalis
3. Rancang Bangun Peralatan Pembangkit Vakum Untuk Proses Pengolahan CPO – Olein
b. Bidang Kimia dan Kemasan diluar lingkup Kompetensi Inti
1. Pengolahan Limbah Tekstil Dengan Foto Reaktor Silinder Berputar Skala Pilot
Plant Menggunakan Katalis TiO2 – Zeolit
2. Optimalisasi Proses Pirolisis Limbah Plastik Menjadi Bahan Bakar Cair Dengan Penambahan Katalis Skala Semi Pilot Plant
3
2
2014 a. Kelapa sawit dan turunannya
1. Sintesis Iso-Eugenol Menggunakan Metode Sonikasi b. Degradable Packaging dan Packaging Design
1. Pembuatan Kemasan Pintar (Smart Packaging) Untuk Produk Pangan Olahan 2. Konversi Bioetanol Menjadi Bioetilen Sebagai Bahan Baku Plastik Polietilen
Nabati Untuk Kemasan Makanan
c. Bidang Kimia dan Kemasan diluar lingkup Kompetensi Inti
1. Optimalisasi Penggunaan Absorben dan Nano TiO2 Dalam Penerapan Sebagai Perangkap Nyamuk
2. Rekayasa Alat Uji Stacking
1 2
2
2015 a. Degradable Packaging dan Packaging Design
1. Pengembangan dan Aplikasi Kemasan Pintar (Smart Packaging) untuk Produk Pangan Olahan
b. Bidang Kimia dan Kemasan diluar lingkup Kompetensi Inti
1. Pemanfaatan Gas Hasil Samping Pirolisis Sampah Plastik Sebagai Bahan Bakar 2. Optimalisasi Konversi Bioetanol menjadi Bioetilen sebagai Substitusi Bahan
Baku Plastik Polietilen
3. Aplikasi Fasa Cair Hasil Pirolisis Limbah Plastik Sebagai Solven dan Bahan
1
4
Tahun Judul Litbang Berdasarkan Kompetensi Inti Hasil
Bakar
4. Modifikasi dan Penyempurnaan Alat Uji Top Lift untuk Kemasan Flexible Intermediate Bulk Containers
Selain itu dalam rangka peningkatan daya saing industri nasional, BBKK juga berperan aktif dengan memberikan jasa layanan pengujian, kalibrasi, standardisasi, sertifikasi, dan pengembangan kompetensi industri kimia dan kemasan. Beberapa layanan
jasa teknis yang diberikan BBKK antara lain adalah sebagai berikut : 1. Litbang Terapan Bidang Kimia dan Kemasan
- Litbang teknologi proses kimia khususnya dalam rangka pengembangan produk – produk kimia berbasis Sumber Daya Alam (oleokimia dari kelapa, kelapa sawit, mineral, dan derivat/turunan minyak atsiri);
- Litbang teknologi kemasan dan pengembangan bahan kemasan; - Litbang teknologi penanganan cemaran industri kimia dan kemasan. 2. Pengujian Bahan dan Produk Industri
- Pengujian produk kimia organik dan anorganik;
- Pengujian bahan kemasan dan kemasan ritel, kemasan transpor serta kemasan bahan berbahaya dan beracun (B3) ;
- Pengujian air sumber, limbah cair, limbah padat dan B3, udara ambien, dan emisi udara;
- Pengujian mikrobiologi;
- Pengujian dalam rangka mendukung penerapan SNI wajib (korek api gas, mainan anak, helm kendaraan bermotor, dll).
3. Kalibrasi Peralatan
- Kalibrasi alat – alat ukur dan alat standar. 4. Standardisasi dan Sertifikasi
- Penyusunan Rancangan Standar Nasional Indonesia (RSNI) untuk produk kimia dan kemasan;
- Sertifikasi produk untuk aneka produk pupuk, produk kimia, produk plastik, mainan anak, air minum dalam kemasan (AMDK), korek api gas, helm kendaraan bermotor, dll (sesuai dengan ruang lingkup akreditasi Lembaga Sertifikasi Produk LSPro – ChemPack).
5 5. Rancang Bangun dan Perekayasaan Industri
Rancang bangun peralatan dan mesin untuk mendukung industri kimia dan kemasan . 6. Pelatihan Teknis Operasional
- Teknologi pengemasan makanan dan minuman; - Pengujian jenis dan sifat kemasan plastik;
- Pengujian jenis dan sifat kemasan kertas, karton, dan kotak karton gelombang (KKG);
- Regulasi kemasan dangerous goods; - Pengujian kemasan dangerous goods; - Regulasi Food Contact Materials; - Pengujian Food Contact Materials. - Pengujian produk kimia;
- Analisis menggunakan instrumen; - Kalibrasi alat ukur;
- Penanggulangan dan pengolahan limbah industri secara kimia, fisika, dan biologi; - Pemahaman ISO 9001 dan ISO 17025, audit internal ISO 19011.
7. Konsultansi
- Penerapan teknologi bersih;
- Teknologi, desain, dan jasa pengemasan; - Penerapan ISO 9001 dan ISO 17025;
- Teknologi proses produksi industri kimia dan kemasan.
B. POTENSI DAN PERMASALAHAN
1. POTENSIIndustri kimia dan kemasan merupakan industri strategis karena kelompok industri ini cukup luas cakupannya serta sangat dibutuhkan oleh kelompok industri lain seperti industri pangan, farmasi, kosmetik dan lainnya, sehingga keberadaanya mempengaruhi pengembangan industri secara keseluruhan. Produk kimia dan kemasan dapat digunakan langsung oleh masyarakat tetapi juga kebanyakan produk kimia merupakan bahan baku atau bahan penolong yang diperlukan oleh industri lain. Sementara itu, Indonesia memiliki sumber bahan baku yang potensial untuk industri kimia yang saat ini belum secara optimal dimanfaatkan.
Industri kimia dalam negeri saat ini belum dapat memenuhi kebutuhan dalam negeri baik dalam jenis maupun kuantitasnya. Kebutuhan akan produk kimia terus meningkat seiring dengan kemajuan teknologi dan pesatnya permintaan / kebutuhan produk baru
6 (produk hilir). Kebutuhan adanya produk kimia yang spesifik dengan harga yang tinggi menjadi tantangan bagi industri nasional. Sementara produk kimia yang telah mampu diproduksi didalam negeripun masih perlu pengembangan khususnya dalam rangka meningkatkan daya saingnya dengan cara meningkatkan efisiensi produksi, kualitas produk yang memenuhi standar nasional dan internasional serta dapat melindungi masyarakat penggunanya dari aspek keselamatan, keamanan dan dampak pada lingkungan.
Meningkatnya perdagangan antar negara serta terbentuknya zona kerjasama ekonomi seperti Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) merupakan peluang untuk industri kimia dan kemasan nasional walaupun juga merupakan tantangan dalam menghadapi persaingan. Meningkatnya perdagangan juga mengakibatkan adanya regulasi baru secara internasional yang harus diantisipasi oleh industri, pemerintah dan masyarakat.
Beberapa potensi yang dimiliki oleh BBKK antara lain adalah sebagai berikut : a. Sarana dan Prasarana yang Cukup Lengkap
Balai Besar Kimia dan Kemasan berlokasi di Jl. Balai Kimia No.1 Pekayon, Pasar Rebo, Jakarta Timur 13069. Berdiri diatas tanah seluas 42.830 m2 dengan luas bangunan sekitar
8.000 m2. BBKK dilengkapi dengan berbagai sarana dan prasarana yang cukup lengkap guna
mendukung pelaksanaan kegiatan.
Sarana dan Prasarana yang dimiliki BBKK antara lain adalah sebagai berikut : 1) Laboratorium Riset
Laboratorium riset mempunyai kemampuan untuk melakukan riset dalam bidang bahan, proses, produk, serta peralatan di bidang kimia dan kemasan. Laboratorium riset terdiri dari:
- Laboratorium Riset Teknologi Proses Kimia;
dilengkapi dengan alat reaktor skala 1 L, 2 L, dan 18 L, destilasi molekular, ekstraktor 5 L, fraksinasi, sonikator, spinning band, serta peralatan pendukung lainnya.
- Laboratorium Riset Kemasan;
dilengkapi dengan alat rheomix, extruder, blown film, high energy milling serta peralatan pendukung lainnya.
- Laboratorium Riset Cemaran (cair, padat, dan udara).
dilengkapi dengan alat pirolisis, pengolahan limbah tekstil, landfill, combustion gas
cleaning system, peralatan pengolahan limbah cair skala pilot, sonikator, serta
7 2) Unit Rancang Bangun dan Perekayasaan Industri
Unit RBPI di BBKK mempunyai kemampuan untuk membuat mesin-mesin teknologi tepat guna skala kecil dan menengah, baik untuk kepentingan proses maupun pengujian.
Unit RBPI BBKK terdiri dari : - Bengkel;
- Unit Uji Coba;
- Sarana Perancangan/ Desain.
3) Laboratorium Pengujian (diakreditasi KAN)
Laboratorium pengujian memiliki kemampuan untuk menguji bahan/ produk kimia termasuk makanan, minuman, dan bahan/produk kemasan (karton, plastik, jerigen,dll). Laboratorium pengujian dilengkapi dengan peralatan terkini seperti GC-MSMS, GCMS, GC, HPLC, AAS Grafit Furnace, NMR, ICP, Voltametri, Impact Tester, Water Vapour Transmission
Rate, Melt Flow Index, Gas Transmission Rate, Vibration, dll.
Laboratorium pengujian BBKK terdiri dari : - Laboratorium Kimia; - Laboratorium Mikrobiologi; - Laboratorium Lingkungan; - Laboratorium Instrumen; - Laboratorium Kemasan; - Laboratorium Fisika.
4) Laboratorium Kalibrasi (diakreditasi KAN)
Laboratorium kalibrasi mempunyai kemampuan untuk melakukan kalibrasi alat – alat ukur untuk industri dan konstruksi. Kalibrasi dilakukan dengan peralatan teknis seperti
Calibration Tester, Gauge Block, Torque Calibrator, Temperature Calibrator, Dead Weight Calibrator, Laser Interferometer dll.
Ruang lingkup kalibrasi BBKK terdiri dari : - Suhu; - Tekanan; - Gaya; - Massa; - Torsi; - Kekerasan; - Panjang; - Instrumen analisis.
8 5) Perpustakaan dan Pusat Informasi
Perpustakaan BBKK mempunyai koleksi buku dan terbitan lain seperti majalah, jurnal ilmiah, dan laporan hasil litbang dari dalam dan luar negeri. BBKK memanfaatkan website sebagai sarana informasi kepada pengguna dan calon pengguna layanan jasa teknis BBKK. Alamat website BBKK adalah http://bbkk.kemenperin.go.id.
6) Sarana Pelatihan
Untuk memenuhi kebutuhan pelaksanaan pelatihan teknis, BBKK mempunyai sarana pelatihan yang cukup memadai yang terdiri dari ruang pelatihan, dan sarana untuk pelatihan.
b. Sumber Daya Manusia (SDM) yang Cukup dan Kompeten di Bidangnya
Dalam rangka mendukung pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya BBKK memiliki SDM yang cukup, serta handal dan kompeten di bidangnya. Hal ini sangat penting dalam pelaksanaan kegiatan guna mendukung kebijakan industri nasional. Berikut ini adalah profil SDM BBKK berdasarkan tingkat pendidikan.
Gambar 1 Profil SDM Berdasarkan Pendidikan Tahun 2015
Guna mendukung pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya, SDM BBKK telah diarahkan untuk menduduki jabatan fungsional sesuai dengan kompetensinya. Profil SDM BBKK berdasarkan jabatan fungsional adalah sebagai berikut :
S3 2% S2 15% S1 33% D3 13% SLTA/SLTP/SD 37%
9 Gambar 2 Profil SDM Berdasarkan Jabatan Fungsional
Sebagai unit teknis, sebagian besar pegawai BBKK ditempatkan di bidang teknis dengan jumlah pegawai di bidang teknis sebanyak 86 orang dan administratif sebanyak 70 orang.
c. Jejaring Kerja yang Luas
Dalam pelaksanaan kegiatan kelitbangan BBKK telah melaksanakan kerjasama dengan berbagai institusi baik itu pemerintahan, pendidikan, maupun industri dari dalam dan luar negeri. Kegiatan kerjasama yang dilakukan BBKK selama 5 tahun terakhir adalah sebagai berikut :
Tabel 2 Kerjasama Litbang dengan Lembaga Lain pada tahun 2011 - 2015
Tahun Judul Kerjasama Peneliti Mitra Kerjasama
2011 1. Pembuatan β Glukan Berbasis Pati Ubi Kayu
dan Pati Garut Sebagai Suplemen Penurun Kolesterol
2. Rekayasa Alat Pengolah Limbah Plastik Menjadi Sumber Energi
3. Peningkatan Mutu Kosmetik dari Turunan Kelapa Sawit Dengan Lemak Padat Nano Partikel / Solid Lipid Nano Partikel
4. Pengembangan Teknologi Konversi Bio Massa Menjadi Bahan Bakar Cair
5. Sistem Distribusi Cold Roll Box (CRB)
Menggunakan PCMs Untuk
Mempertahankan Kesegaran Produk
Makanan Berbasis Agro dan Hasil Perikanan
6. Pilot Project Pembuatan Plastik
Yemirta Rahyani Ermawati Dwinna Rahmi Bumiarto N Wiwik Pudjiastuti Arie Listyarini RISTEK RISTEK
Puskajitek & HKI
Puskajitek & HKI Puskajitek & HKI
Puskajitek & HKI
38 25 2 1 2 2 1 1 0 5 10 15 20 25 30 35 40 Penguji Mutu Barang
Peneliti Perekayasa Perencana Litkayasa Arsiparis Penerjemah Analisis Kepegawaian
10
Tahun Judul Kerjasama Peneliti Mitra Kerjasama
Biodegradable Dengan Master Batch Polimer Nano Komposit Untuk Kemasan Makanan
7. Peningkatan Kualitas Palet Kayu Dengan Bahan dan Metode Fumigasi Alternatif 8. Aplikasi Nano Komposit Berbasis TiO2 –
Zeolit Untuk Limbah Industri Tekstil 9. Economic Bioprocess Development for The
Mass Production of High Functional Cosmetic Biopolymer by Liquid Fermentation Using Palm Kernel Oil as Fermentation Media
10. Establishment of Consortium and
Manufacturing Process of Cold Roll Box (CRB) Type Smart Cold Supply System Using Low Temperature Thermal Storage Technology in Indonesia Evana Yuanita Rahyani Ermawati Dwinna Rahmi Wiwik Pudjiastuti PT. Bumi Mandiri Resources
Puskajitek & HKI KITECH
KITECH
2012 1. Sintesa Katalis Dendrimer Dari Minyak
Kelapa Sawit Untuk Proses Derivatisasi Bahan Alami
2. Aplikasi Nano TiO2 Pada Kemasan Plastik
Untuk Produk Olahan
3. Economic Bioprocess Development for The
Mass Production of High Functional Cosmetic Biopolymer by Liquid Fermentation Using Palm Kernel Oil as Fermentation Media
4. Development and Technical Support of
Energy Sharing – Type Low Container System
Dwinna Rahmi Rahyani Ermawati Dwinna Rahmi Wiwik Pudjiastuti RISTEK RISTEK KITECH KITECH
2013 1. Efektivitas Penggunaan Dendrimer Berbasis
Kelapa Sawit Untuk Proses Katalis
2. Optimalisasi Proses Pengembangan
Teknologi Konversi Biomassa Menjadi Bahan Bakar cair
3. Optimalisasi Proses Pirolisis Plastik Menjadi Bahan Bakar Cair Dengan Penambahan katalis Skala Semi Pilot Plant
4. Pemurnian Minyak Pala Terkontaminasi
Dwinna Rahmi Mangala T.M
Rahyani Ermawati
Arief Riyanto
Puskajitek & HKI Puskajitek & HKI
Puskajitek & HKI
11
Tahun Judul Kerjasama Peneliti Mitra Kerjasama
Menggunakan Metode Distilasi Molekular 5. Economic Bioprocess Development for The
Mass Production of High Functional Cosmetic Biopolymer by Liquid Fermentation Using Palm Kernel Oil as Fermentation Media
6. Development and Technical Support of
Energy Sharing – Type Low Container System
Dwinna Rahmi
Wiwik Pudjiastuti
Internasional KITECH
KITECH
2014 1. Sintesa Hydrogenated Coconut Oil dari
Coconut Oil
2. Sintesa Decamethylenediamine (DMDA) dari
Sebasic Acid
3. Investigation and Testing of Moveable Cold
Container System in Indonesia Focusing on “Halal Food Industry“
4. Rekayasa Alat Uji Jatuh dan Tekanan Dalam Korek Api Gas
5. Chemical Security Improvement Grants
Dwinna Rahmi Dwinna Rahmi Wiwik Pudjiastuti Arief Riyanto Irma Rumondang Kimia Farma Kimia Farma KITECH CRDF USA
2015 1. Sintesa Hydrogenated Oilblend Dwinna Rahmi PT. Sinar Meadow
d. Jurnal Ilmiah yang Terakreditasi LIPI
BBKK memiliki fasilitas untuk mempublikasikan karya tulis ilmiah yang dihasilkan melalui Jurnal Kimia Kemasan (JKK) yang terbit sebanyak 2 (dua) kali dalam setahun. Jurnal ilmiah BBKK telah terakreditasi oleh LIPI dengan nomor akreditasi 526/AU1/P2MI-LIPI/04/2013. Dengan telah diakreditasinya jurnal tersebut artinya Jurnal Ilmiah BBKK telah diakui memiliki mutu berkualitas, berpengaruh, dan dapat dipertanggungjawabkan. Saat ini BBKK juga menerbitkan Portal Kimia dan Kemasan.
e. Diterapkannya Sistem Manajemen Mutu
Dalam rangka meningkatkan kepuasan pelanggan serta menjamin mutu atas layanan jasa teknis yang diberikan serta hasil litbangnya, maka BBKK telah menerapkan dan memperoleh akreditasi untuk beberapa sistem mutu dibawah ini :
1) Pranata Litbang yang Terakreditasi oleh Komite Nasional Akreditasi Pranata Penelitian dan Pengembangan (KNAPPP)
Salah satu usaha yang dilakukan BBKK untuk menghasilkan litbang yang berdaya saing adalah dengan mendapatkan sertifikasi dari KNAPPP Kementerian Riset dan Teknologi. Diharapkan dengan diikutinya seluruh persyaratan umum lembaga litbang dalam unsur –
12 unsur sistem akreditasi yang diatur dalam Pedoman KNAPPP 02 : 2007 secara taat, maka akan mendorong peningkatan mutu dan efisiensi kinerja lembaga litbang BBKK secara berkelanjutan. Ruang lingkup yang telah diakreditasi adalah Polymers, Composite Materials,
Plastics, Natural Product Chemistry, Other engineering not elsewhere classified (Packaging technology).
2) Sistem Manajemen Mutu ISO 17025 : 2008 pada laboratorium pengujian dan kalibrasi
Pasar bebas dunia menuntut informasi teknis dari produk yang diperdagangkan. Data hasil uji dari laboratorium yang tidak dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah maupun hukum akan menjadi salah satu hambatan teknis. Laboratorium perlu diarahkan dan dikendalikan secara sistematis dan transparan agar bisa berhasil. Keberhasilan dapat dicapai melalui pengimplementasian dan pemeliharaan sistem manajemen mutu yang didesain untuk selalu memperbaiki efektivitas, efisiensi kinerjanya dan berkelanjutan sambil mempertimbangkan kebutuhan semua pihak berkepentingan.
Standar ISO 17025 menetapkan persyaratan umum kompetensi dalam melakukan pengujian dan/atau kalibrasi, termasuk pengambilan contoh. Hal ini mencakup pengujian dan kalibrasi dengan menggunakan metode yang baku, metode yang tidak baku, dan metode yang dikembangkan laboratorium.
3) Sistem Manajemen Mutu ISO 17065 pada Lembaga Sertifikasi Produk (LSPro ChemPack BBKK)
Dalam rangka memberikan jasa Sertifikasi Produk Penggunaan Tanda SNI (SPPT SNI) dan pemberlakuan SNI secara wajib sesuai ruang lingkup yang sudah diakreditasi, maka BBKK berperan aktif melalui lembaga sertifikasi produknya (LSPro Chempack). Apabila ada penambahan produk baru terhadap penerapan regulasi teknis SNI atau produk yang dipersyaratkan konsumen untuk bertanda SNI, maka BBKK berusaha untuk menambah ruang lingkup produk/ komoditinya agar diakreditasi oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN). Saat ini LSPro ChemPack telah memperoleh sertifikat akreditasi dari KAN sesuai dengan SNI ISO 17065 : 2012.
4) Sistem Manajemen Mutu SNI ISO 9001 : 2008 untuk ruang lingkup penyediaan jasa pelatihan teknis terkait kemasan.
Dalam mendukung peningkatan kompetensi SDM industri, BBKK melalui layanan jasa pelatihan teknis telah melaksanakan pelatihan-pelatihan untuk memenuhi kebutuhan industri. Dalam penyediaan jasa pelatihan ini BBKK menerapkan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 dan telah disertifikasi oleh TUV Rheinland.
13 2. PERMASALAHAN
Potensi dan harapan perkembangan industri kimia dan kemasan yang sangat besar menghadapi beberapa permasalahan dan tantangan yaitu : i) diperlukan pengembangan teknologi untuk mengolah bahan baku yang tersedia sebagai substitusi impor dan meningkatkan kualitas dan efisiensi produksi yang sudah ada; ii) melakukan pengembangan produk hilir yang diperlukan masyarakat; iii) mendorong tumbuhnya industri kemasan yang lebih ramah lingkungan ; iii) memperluas pasar dengan menguasai regulasi internasional dan pemenuhan standar yang didukung oleh infrastruktur lembaga penilaian kesesuaian yang memadai dan terpercaya.
Balai Besar Kimia dan Kemasan sesuai tupoksinya berupaya meningkatkan perannya agar permasalahan diatas dapat diselesaikan.
Beberapa permasalahan yang dihadapi oleh BBKK antara lain adalah sebagai berikut : a. Minimnya Hasil Litbang yang Dapat Diterapkan Industri
Litbang yang dilaksanakan oleh suatu instansi/ lembaga akan memiliki nilai guna lebih jika mampu diterapkan oleh masyarakat luas maupun kalangan industri. BBKK sebagai instansi pemerintah yang memiliki Tupoksi untuk menyelenggarakan litbang selalu berusaha untuk melaksanakan kegiatan litbang yang mampu untuk diterapkan guna menjawab kebutuhan teknologi masyarakat dan dunia industri melalui inovasi dan rancang bangun perekayasaan.
Hingga saat ini jumlah litbang BBKK yang mampu diterapkan di masyarakat industri masih sangat terbatas. Berikut ini adalah hasil litbang BBKK yang diterapkan di industri selama 5 tahun terakhir.
Tabel 3 Hasil Litbang BBKK yang Telah Diterapkan di Industri
Tahun Jumlah Judul Litbang Nama Industri
2010 1 Isolasi metil sinamat dari minyak laja gowah
PT. Sumber Multi Atsiri 2011 2 Penerapan desain kemasan dodol
lidah buaya merk “Pelabour“
IKM Ny. Junaibah Pontianak Pengembangan PCMs berbahan
baku lokal untuk penerapan CRB
PT. Istana Cipta Sembada PT. Puspa Agro Surabaya KUD Baik Pujon – Batu – Malang 2012 3 Development and technical support
of energy sharing – type low
temperature container system
PT. Istana Cipta Sembada PT. Puspa Agro Surabaya
14
Tahun Jumlah Judul Litbang Nama Industri
Desain kemasan mochi pada produk IKM
PT. Rejeki Sukabumi Nano kemasan untuk produk saus
cabe
PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk Bekasi PT. Kadu Jaya
2013 1 Development and technical support of energy sharing – type low temperature container system
PT. Istana Cipta Sembada PT. Puspa Agro Surabaya
2 Pemurnian Minyak Pala
Terkontaminasi Menggunakan
Metode Distilasi Molekular
PT. Mignon Sista Internasional
b. Banyaknya Pegawai Pensiun dalam Jangka Waktu 5 Tahun Mendatang
Jumlah pegawai BBKK saat ini masih cukup dalam mendukung pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya. Namun dengan adanya kemungkinan kebijakan moratorium Pegawai Negeri Sipil (PNS) hingga 5 tahun mendatang dan banyaknya pegawai yang akan memasuki usia pensiun, maka jumlah pegawai BBKK akan berkurang dan jumlahnya tidak cukup untuk menghadapi tantangan yang semakin tinggi di masa datang. Berdasarkan kondisi tersebut maka perlu dilakukan peningkatan jumlah dan kompetensi SDM BBKK. Berikut adalah proyeksi jumlah pegawai BBKK hingga 2019.
Gambar 3 Proyeksi Jumlah Pegawai BBKK Jika Tidak Ada Penambahan Pegawai 3. ANALISA SWOT
Berdasarkan identifikasi potensi dan permasalahan yang dimiliki BBKK serta analisa yang dilakukan terhadap lingkungan internal dan eksternal BBKK, maka disusunlah analisa SWOT (Strength – Weakness – Opportunities– Threats). Analisa SWOT dimaksudkan untuk mengevaluasi Kekuatan, Kelemahan, Peluang, dan Ancaman organisasi yang akan digunakan sebagai masukan untuk menyusun strategi organisasi. Analisa terhadap lingkungan internal dilakukan untuk mengetahui Kekuatan dan Kelemahan sementara analisa terhadap lingkungan eksternal untuk mengetahui Peluang
155 136 117 102 89 0 50 100 150 200 2015 2016 2017 2018 2019
Proyeksi Jumlah Pegawai BBKK
15 dan Ancaman yang dimiliki organisasi. Analisa SWOT ini dilakukan terhadap 2 (dua) bidang utama BBKK yaitu layanan jasa teknis dan litbang.
16
ANALISA SWOT LITBANG
Opportunity (Peluang) :
1. Melimpahnya Sumber Daya Alam yang belum diolah secara optimal 2. Kebutuhan fine chemicals yang akan meningkat di masa depan
3. Meningkatnya kesadaran masyarakat akan keamanan kemasan dan isu lingkungan 4. Masuknya produk dan SDM litbang yang kompeten dari dalam dan luar negeri
secara bebas
5. Adanya dukungan pemerintah dalam bentuk Kebijakan dan Peraturan untuk hilirisasi industri, substitusi impor, energi, serta inovasi dan perekayasaan industri 6. Adanya bantuan melalui hibah dalam dan luar negeri
7. Terbukanya kesempatan peningkatan kemampuan SDM melalui bantuan dalam dan luar negeri
Threats (Ancaman) : 1. Berkurangnya jumlah
peneliti dan daya tarik untuk menjadi peneliti
2. Perkembangan Iptek yang cepat
3. Penurunan jumlah pegawai di masa datang
Strength (Kekuatan) :
1. Merupakan institusi litbang pemerintah
2. Memiliki pengalaman kerjasama litbang dengan institusi dalam dan luar negeri
3. Memiliki SDM yang memadai 4. Memiliki sarana laboratorium riset
yang menunjang
5. Memiliki pranata litbang yang terakreditasi
Rencana Strategis (SO) :
a. Meningkatkan jumlah litbang yang berfokus pada peningkatan kemampuan produksi dalam negeri untuk mengurangi impor terutama bahan baku/penolong b. Meningkatkan jumlah litbang yang dapat diterapkan di industri yang berfokus
untuk menghasilkan fine chemicals berbahan baku alam baik secara mandiri maupun kerjasama
c. Meningkatkan sinergi dengan industri melalui forum berkala yang melibatkan semua pihak terkait untuk mengetahui isu litbang terkini
d. Meningkatkan jumlah litbang dengan fokus pada keamanan kemasan dan isu lingkungan baik secara mandiri maupun kerjasama
e. Membuat perencanaan litbang yang menekankan pada kebijakan industri (hilirisasi industri, substitusi impor, energi, serta inovasi dan perekayasaan industri)
Rencana Strategis (ST) :
Melaksanakan kegiatan
peningkatan motivasi bagi
peneliti dan perekayasa
Weakness (Kelemahan) : 1. Rendahnya koordinasi dengan
industri
2. Penelitian yang dilakukan belum menjawab kebutuhan industri 3. Adanya rangkap jabatan dengan
tugas struktural/kegiatan lain 4. Belum fokusnya kompetensi SDM ke
bidang keahlian tertentu 5. Kurang efektifnya media untuk
memasarkan hasil litbang
Rencana Strategis (WO) :
a. Meningkatkan kompetensi SDM litbang berdasarkan bidang keahlian tertentu melalui pelatihan dan diklat
b. Membuat kelompok peneliti berdasarkan bidang keahlian (kimia, kemasan, dan cemaran)
c. Meningkatkan sinergi dengan industri melalui forum berkala yang melibatkan semua pihak terkait untuk mengetahui isu litbang terkini
d. Meningkatkan perawatan sarana dan prasarana litbang dan menambah peralatan yang diperlukan
e. Meningkatkan publikasi hasil litbang melalui seminar, workshop, dan pameran
Rencana Strategis (WT) :
a. Meningkatkan kompetensi
SDM litbang berdasarkan bidang keahlian tertentu
melalui pelatihan agar
mampu bersaing
b. Mengatur insentif atas hak paten hasil litbang bagi peneliti
17
ANALISA SWOT LAYANAN
JASA TEKNIS
Opportunity (Peluang) :
1. Adanya kebijakan pemerintah terkait penerapan SNI wajib dan Peraturan lainnya yang membutuhkan layanan jasa teknis dari BBKK
2. Tingginya potensi pengembangan pasar
3. Tingginya kesempatan mengembangkan kompetensi SDM melalui bantuan dari dalam maupun luar negeri
Threats (Ancaman) :
1. Adanya lembaga layanan sejenis yang lebih kompetitif
2. Tuntutan pelanggan akan layanan jasa teknis yang prima
3. Perkembangan Iptek yang cepat
4. Penurunan jumlah pegawai di masa datang Strength (Kekuatan) :
1. Merupakan UPT Pemerintah 2. Jumlah SDM cukup memadai dan
berpengalaman
3. Peralatan laboratorium yang mendukung 4. Tarif layanan yang kompetitif diatur oleh
Peraturan Pemerintah
5. Memiliki kemampuan dan pengalaman dalam memberikan pelayanan yang beragam
6. Memiliki pelanggan tetap
Rencana Strategis (SO) :
a. Meningkatkan kualitas dan kompetensi SDM melalui pelatihan dan diklat yang sesuai
b. Meningkatkan pemanfaatan sarana dan prasarana layanan serta melakukan peremajaan peralatan c. Memfokuskan jasa layanan di bidang kimia dan
kemasan
d. Menambah peralatan laboratorium dalam rangka mendukung penerapan SNI wajib dan Peraturan lainnya
e. Membuat kebijakan untuk meningkatkan kepuasan pelanggan
f. Meningkatkan pemasaran jasa layanan teknis
Rencana Strategis (ST) :
a. Meningkatkan kualitas layanan publik agar timbul loyalitas pelanggan
b. Mengembangkan metode promosi baru yang lebih efektif dan efisien melalui penerapan IT (media sosial, website)
c. Menambah peralatan laboratorium untuk menyesuaikan dengan perkembangan Iptek
Weakness (Kelemahan) :
1. Kurangnya profesionalisme layanan 2. Belum optimalnya penanganan keluhan
pelanggan
3. Waktu pelayanan yang kurang tepat 4. Penerapan SOP yang belum optimal 5. Sistem perencanaan kebutuhan yang
masih lemah (khususnya bahan kimia dan suku cadang)
6. Minimnya dukungan IT dalam sistem layanan
Rencana Strategis (WO) :
a. Meningkatkan profesionalisme dalam pelayanan jasa teknis
b. Memperbaiki sistem penanganan keluhan pelanggan c. Memberikan jaminan ketepatan waktu pelayanan d. Meningkatkan penerapan SOP
e. Memperbaiki sistem perencanaan tahunan inventory bahan kimia dan suku cadang yang mendukung jasa layanan teknis
f. Menambah SDM yang memiliki kompetensi IT
Rencana Strategis (WT) :
a. Meningkatkan kualitas layanan publik agar timbul loyalitas pelanggan
18
C. MAKSUD DAN TUJUAN
RENSTRA Balai Besar Kimia dan Kemasan disusun dalam rangka memenuhi amanat Undang – Undang No.25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) yang menyatakan bahwa “ Pimpinan Kementerian/ Lembaga menyiapkan rancangan Renstra K/L sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya dengan berpedoman kepada rancangan awal RPJM Nasional “.
Tujuan dari penyusunan RENSTRA BBKK tahun 2015 – 2019 adalah untuk memberikan arah kebijakan dalam pelaksanaan kegiatan tugas pokok dan fungsi BBKK selama 5 tahun mendatang serta sebagai acuan dalam evaluasi kinerja.
D. PENDEKATAN
RENSTRA BBKK tahun 2015 – 2019 disusun dengan mempertimbangkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMN) tahun 2015 – 2019, Kebijakan terkait industri nasional (Undang - Undang No.3 tahun 2014 tentang Perindustrian, Peraturan Presiden No.28 tahun 2008 tentang Kebijakan Industri Nasional), RENSTRA Kementerian Perindustrian, RENSTRA BPPI, serta visi dan misi BBKK.
E. TUGAS POKOK DAN FUNGSI
1. Dasar Hukuma. Keputusan Menteri Perindustrian Republik Indonesia No. 38/M-IND/PER/6/2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Kimia dan Kemasan;
b. Peraturan Menteri Perindustrian No. 58/M-IND/PER/6/2015 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Balai Besar dan Balai Riset dan Standardisasi Industri di Lingkungan Kementerian Perindustrian.
2. Tugas Pokok
BBKK mempunyai tugas melaksanakan kegiatan penelitian, pengembangan, kerjasama, standardisasi, pengujian, sertifikasi, kalibrasi, dan pengembangan kompetensi industri kimia dan kemasan sesuai kebijakan teknis yang ditetapkan oleh Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri.
3. Fungsi
Dalam rangka melaksanakan tugas tersebut, BBKK menyelenggarakan fungsi :
a. penelitian dan pengembangan, pelayanan jasa teknis bidang teknologi bahan baku, bahan pembantu, proses, produk, peralatan dan pelaksanaan pelayanan dalam bidang pelatihan teknis, konsultansi/ penyuluhan, alih teknologi serta rancang bangun dan perekayasaan industri, inkubasi, dan penanggulangan pencemaran industri;
19 b. pelaksanaan pemasaran, kerjasama, pengembangan dan pemanfaatan teknologi
informasi;
c. pelaksanaan pengujian dan sertifikasi bahan baku, bahan pembantu, dan produk industri kimia dan kemasan, serta kegiatan kalibrasi mesin dan peralatan;
d. pelaksanaan perencanaan, pengelolaan, dan koordinasi sarana dan prasarana kegiatan penelitian dan pengembangan di lingkungan BBKK, serta penyusunan dan penerapan standardisasi industri kimia dan kemasan; dan
e. pelayanan teknis dan administrasi kepada semua unsur di lingkungan BBKK.
F. STRUKTUR ORGANISASI
Berdasarkan Keputusan Menteri Perindustrian Republik Indonesia No. 38/M-IND/PER/6/2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Kimia dan Kemasan, Organisasi BBKK terdiri dari 1 (satu) Eselon II yaitu Kepala Balai Besar Kimia dan Kemasan, 5 (lima) Eselon III yaitu 1 (satu) Bagian Tata Usaha yang membawahi 4 (empat) Sub Bagian, dan 4 (empat) Bidang yang masing-masing membawahi 3 (tiga) Seksi serta sejumlah Kelompok Jabatan Fungsional sebagaimana terlihat pada Gambar 1.1.
Tugas masing-masing Bagian/Bidang adalah sebagai berikut : 1. Bagian Tata Usaha
memberikan pelayanan teknis dan administratif kepada semua unsur di lingkungan BBKK. 2. Bidang Pengembangan Jasa Teknis
melaksanakan pemasaran, kerjasama, serta pengembangan dan pemanfaatan teknologi informasi.
3. Bidang Sarana Riset dan Standardisasi
melakukan kegiatan perencanaan, pengelolaan, dan pengkoordinasian penggunaan sarana dan prasarana kegiatan penelitian dan pengembangan di lingkungan BBKK, serta penyusunan dan penerapan standar produk industri kimia dan kemasan.
4. Bidang Pengujian, Sertifikasi dan Kalibrasi
melakukan kegiatan pengujian dan sertifikasi bahan baku, bahan pembantu, dan produk industri kimia dan kemasan, serta kegiatan kalibrasi mesin dan peralatan.
5. Bidang Pengembangan Kompetensi dan Alih Teknologi
melakukan kegiatan pelayanan dalam bidang pelatihan teknis, konsultansi,alih teknologi, rancang bangun dan perekayasaan industri, inkubasi, dan penanggulangan pencemaran industri.
20 STRUKTUR ORGANISASI BALAI BESAR KIMIA DAN KEMASAN
BIDANG PENGEMBANGAN JASA TEKNIS
BIDANG SARANA RISET DAN STANDARDISASI
BIDANG PENGUJIAN, SERTIFIKASI DAN KALIBRASI
BAGIAN TATA USAHA
BIDANG PENGEMBANGAN KOMPETENSI DAN
ALIH TEKNOLOGI
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL
KEPALA
BALAI BESAR KIMIA DAN KEMASAN
SUB BAGIAN PROGRAM DAN PELAPORAN SUB BAGIAN UMUM SUB BAGIAN KEUANGAN SUB BAGIAN KEPEGAWAIAN SEKSI PEMASARAN SEKSI KERJASAMA SEKSI INFORMASI
SEKSI SARANA RISET KIMIA
SEKSI SARANA RISET KEMASAN SEKSI STANDARDISASI SEKSI PENGUJIAN SEKSI SERTIFIKASI SEKSI KALIBRASI SEKSI KONSULTANSI SEKSI PELATIHAN TEKNIS SEKSI ALIH TEKNOLOGI DAN INKUBANSI
21
BAB II
VISI, MISI, DAN TUJUAN
A. VISIDalam rangka mendukung terwujudnya Visi Pembangunan Industri Nasional Jangka Panjang (2025) yang diamanatkan kepada Kementerian Perindustrian, maka Balai Besar Kimia dan Kemasan sebagai salah satu unit Eselon II menetapkan Visi-nya sebagai berikut :
Pernyataan Visi diatas menggambarkan tekad dan komitmen pimpinan serta staf BBKK untuk dapat memberikan pelayanan kepada industri/ dunia usaha secara profesional sehingga dapat meningkatkan daya saing industri kimia dan kemasan di pasar global.
Gambar 4 Tahapan Pencapaian Visi BBKK
Dalam rangka pencapaian Visi BBKK tersebut, maka disusunlah beberapa tahapan langkah yang terdiri dari :
1. Perubahan paradigma
pelaksanaan layanan jasa teknis dan bidang keahlian SDM difokuskan pada kompetensi inti Balai.
2. Pemantapan
menguatkan fokus, melakukan mobilisasi pada setiap Sumber Daya di BBKK, dan mengembalikan arti penting Tupoksi pada setiap pegawai.
3. Positioning
memposisikan BBKK sesuai kompetensi intinya dan mendorong pegawai sebagai tenaga pemasar layanan BBKK.
2014
2016
2018
2020
TERKEMUKA
PEMANTAPAN PERUBAHAN ParadigmaPOSITIONING
“ Pada Tahun 2020 Balai Besar Kimia dan Kemasan Menjadi Institusi Terkemuka di Indonesia dalam Litbang dan Pelayanan Jasa Teknis Bidang Kimia dan Kemasan “
22 4. Terkemuka
BBKK dikenal dalam litbang pelayanan jasa teknis sesuai dengan kompetensi intinya. B. MISI
Dalam rangka mewujudkan visi tersebut, maka misi yang diemban BBKK pada tahun 2015 – 2019 adalah sebagai berikut :
1. Melakukan litbang terapan di bidang kimia dan kemasan guna mendukung industri hijau; 2. Memberikan jasa pelayanan teknis di bidang litbang terapan, rancang bangun dan
perekayasaan industri, pengujian, kalibrasi, standardisasi, sertifikasi, dan konsultansi serta pelatihan secara profesional di bidang kimia dan kemasan;
3. Mengembangkan jejaring litbang dan jasa layanan teknis di bidang kimia dan kemasan. Dalam usaha untuk mencapai visi dan melaksanakan misi BBKK, maka diperlukan adanya nilai luhur yang harus tertanam pada setiap diri karyawan dalam pelaksanaan tugas sehari – hari. Nilai luhur adalah nilai – nilai yang dijunjung tinggi dan diyakini sebagai sesuatu yang bersifat mulia dan memiliki peran yang sangat penting guna merealisasikan misi BBKK. Adapun nilai yang harus dimiliki oleh BBKK adalah sebagai berikut :
Jujur
Dalam setiap aktivitasnya personil BBKK harus selalu bersikap jujur dengan mematuhi peraturan yang berlaku, disiplin, dan terbuka.
Inovatif
Setiap karyawan BBKK diharuskan untuk dapat mandiri dan mampu melakukan terobosan baru serta menemukan hal – hal baru, baik terobosan di bidang teknologi maupun manajemen yang pada akhirnya akan mampu meningkatkan reputasi BBKK.
Profesional
Dalam melaksanakan tugasnya personil BBKK harus bekerja dengan baik, benar serta menguasai bidang tugas masing – masing serta selalu berusaha untuk mengembangkan kemampuan dan potensi dirinya sehingga dapat memberikan pelayanan kepada dunia usaha/ industri semaksimal mungkin.
Independen
Dalam memberikan pelayanan kepada dunia usaha/ industri BBKK harus selalu mengedepankan sikap tidak memihak, tidak mudah dipengaruhi, serta bersikap obyektif.
C. KONDISI YANG DIHARAPKAN TAHUN 2020
1. Telah terjadi perubahan paradigma sehingga fokus pada kompetensi inti (dalam litbang dan layanan jasa teknis, SDM, bidang keahlian);
23 2. Memposisikan BBKK sebagai mitra industri yang profesional sesuai kompetensi di
bidang kimia dan kemasan;
3. Memiliki kemampuan yang handal di bidang kimia dan kemasan;
4. Terkemuka dalam litbang dan pelayanan jasa teknis sesuai dengan kompetensi inti. D. KONDISI YANG DIHARAPKAN TAHUN 2015 – 2019
1. Meningkatnya kompetensi dan profesionalisme SDM;
2. Meningkatnya pemanfaatan hasil litbang oleh industri kimia dan kemasan;
3. Meningkatnya inovasi teknologi dalam bidang kimia dan kemasan dengan fokus pada : pemanfaatan bahan baku lokal, hilirisasi produk, energi alternatif, dan substitusi impor; 4. Terjalinnya kerjasama litbang dengan industri dan institusi lainnya;
5. Meningkatnya jumlah litbang yang mendapatkan hak paten; 6. Meningkatnya publikasi hasil litbang;
7. Meningkatnya kepuasan pelanggan;
8. Meningkatnya jumlah pelanggan dan wilayah jasa layanan. E. TUJUAN
Berdasarkan visi dan misi BBKK, maka ditetapkanlah tujuan yang ingin dicapai BBKK pada tahun 2015 – 2019 adalah meningkatkan daya saing industri kimia dan kemasan melalui kegiatan litbang dan layanan jasa teknis.
F. SASARAN STRATEGIS
Dalam rangka mewujudkan tujuan tersebut, maka disusunlah peta strategis BBKK dengan menggunakan metode Balance Score Card. Peta Strategis yang disusun dengan mengakomodir perspektif Pemangku Kepentingan (Stakeholder), perspektif Proses Internal, dan Perspektif Pembelajaran Organisasi. Berdasarkan ketiga perspektif tersebut, maka disusunlah sasaran strategis yang ingin dicapai serta indikator kinerja yang digunakan sebagai alat untuk menilai capaian atas sasaran strategis. Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Sasaran Strategis BBKK tahun 2015 – 2019 adalah sebagai berikut :
1. Perspektif Pemangku Kepentingan (Stakeholder)
Sasaran Strategis 1 : Meningkatnya hasil-hasil litbang yang dimanfaatkan oleh industri
Indikator Kinerja Utama (IKU)
: 1. Hasil litbang yang siap diterapkan
2. Hasil litbang yang telah diimplementasikan
3. Hasil teknologi yang dapat menyelesaikan permasalahan industri (problem solving)
24 Sasaran Strategis 2 : Meningkatnya jasa pelayanan teknis kepada dunia
usaha Indikator Kinerja
Sasaran Strategis (IKSS)
: 1. Pertumbuhan infrastruktur pelayanan teknis 2. Persentase pertumbuhan PNBP
3. Peningkatan SDM industri yang memperoleh pelatihan teknis
4. Peningkatan jumlah sampel yang diuji di laboratorium
5. Peningkatan jumlah perusahaan yang dilayani 6. Jumlah rekayasa industri
2. Perspektif Proses Internal
Sasaran Strategis 1 : Meningkatnya kerja sama litbang Indikator Kinerja Utama
(IKU)
: 1. Kerjasama litbang dengan instansi dan industri 2. Jumlah pendaftaran paten
Sasaran Strategis 2 : Meningkatnya kualitas pelayanan publik Indikator Kinerja Utama
(IKU)
1. Peningkatan kepuasan pelanggan
Sasaran Strategis 3 Meningkatnya publikasi ilmiah hasil litbang Indikator Kinerja
Sasaran Strategis (IKSS)
1. Karya Tulis Ilmiah yang dipublikasikan
Sasaran Strategis 4 : Meningkatnya dukungan lembaga dalam penguatan standardisasi industri
Indikator Kinerja Sasaran Strategis (IKSS)
: 1. Peningkatan jumlah jenis produk yang sudah bisa diuji di laboratorium
2. Jumlah SDM balai yang memperoleh pelatihan dalam rangka penguatan standardisasi industri
3. Perspektif Pembelajaran Organisasi
Sasaran Strategis 1 : SDM yang kompeten Indikator Kinerja
Sasaran Strategis (IKKS)
: 1. Peningkatan SDM S2 dan S3
2. Peningkatan SDM Peneliti dan Perekayasa 3. Peningkatan SDM Penguji Mutu Barang
25 Sasaran Strategis 2 : Sistem informasi yang handal
Indikator Kinerja Sasaran Strategis (IKKS)
: Jumlah aplikasi system informasi yang tersedia
Sasaran Strategis 3 : Sistem perencanaan dan penganggaran yang optimal Indikator Kinerja
Sasaran Strategis (IKKS)
: Tingkat kesesuaian rencana kegiatan dengan dokumen perencanaan (Persentase realisasi jumlah output dengan jumlah output RKA-K/L)
Sasaran Strategis 4 : Sistem pelaporan yang handal Indikator Kinerja
Sasaran Strategis (IKKS)
: Tingkat ketepatan waktu penyampaian laporan Sasaran Strategis 5 : Sistem tata kelola keuangan yang transparan dan
akuntabel Indikator Kinerja
Sasaran Strategis (IKKS)
26 PETA STRATEGIS BALAI BESAR KIMIA DAN KEMASAN
Visi Misi :
:
Pada Tahun 2020 Balai Besar Kimia dan Kemasan Menjadi Institusi Terkemuka di Indonesia dalam Pelayanan Jasa Teknis Bidang Kimia dan Kemasan
1. Melakukan litbang terapan dan standardisasi bagi industri di bidang kimia dan kemasan yang berwawasan lingkungan ; 2. Memberikan jasa pelayanan teknis di bidang litbang terapan, rancang bangun dan perekayasaan industri, pengujian,
kalibrasi, standardisasi, sertifikasi, dan konsultansi serta pelatihan secara profesional sesuai dengan kebutuhan pasar; 3. Menyediakan informasi teknologi di bidang kimia dan kemasan.
Perspektif Pemangku Kepentingan (Stakeholder) Perspektif Proses Internal Perspektif Pembelajaran Organisasi Meningkatnya hasil-hasil litbang yang dimanfaatkan
oleh industri
Meningkatnya kerja sama litbang
Meningkatnya kualitas pelayanan publik
Meningkatnya layanan jasa teknis kepada industri
SDM SDM yang kompeten Infrastruktur Sistem informasi yang handal Keuangan
Sistem tata kelola keuangan yang transparan dan akuntabel
Pelaporan
Sistem pelaporan yang akuntabel dan transparan Perencanaan Sistem Perencanaan dan Penganggaran yang berbasis outcome Meningkatnya publikasi ilmiah hasil litbang
Meningkatnya dukungan lembaga dalam penguatan
27 SASARAN STRATEGIS BALAI BESAR KIMIA DAN KEMASAN
NO PER SP E KT IF
SASARAN STRATEGIS DAN IKU
SASARAN STRATEGIS IKU PENJELASAN SATUAN
1 PEMA N G K U K EPE N TI N G A N (S TAKE HO LD ER)
Meningkatnya hasil-hasil litbang yang
dimanfaatkan oleh industri 1 Hasil litbang yang siap diterapkan Jumlah penelitian dan perekayasaan yang dihasilkan pada tahun berjalan hasil litbang
2 Hasil litbang yang telah
diimplementasikan Jumlah hasil litbang yang diimplementasikan oleh industri pada
tahun berjalan
hasil litbang 3 Hasil teknologi yang dapat
menyelesaikan permasalahan industri (problem solving)
Jumlah hasil litbang yang dapat
menyelesaikan permasalahan industri Paket teknologi
Meningkatnya layanan jasa teknis kepada
industri 1 Pertumbuhan infrastruktur pelayanan teknis Jumlah penambahan alat laboratorium uji dan kalibrasi unit
2 Persentase pertumbuhan PNBP Persentase peningkatan jumlah PNBP dari
tahun sebelumnya %
3 Peningkatan jumlah SDM industri yang
memperoleh pelatihan teknis Peningkatan jumlah SDM industri yang mengikuti pelatihan teknis dari BBKK dari
tahun sebelumnya
orang 4 Peningkatan jumlah sampel yang diuji di
laboratorium Peningkatan jumlah sampel yang diuji di laboratorium dari tahun sebelumnya sampel
5 Jumlah perusahaan yang dilayani Peningkatan jumlah perusahaan
pengguna layanan jasa teknis dari tahun sebelumnya
perusahaan
6 Jumlah rekayasa industri Jumlah desain/prototype yang dihasilkan alat
2 PRO SES IN TER N AL
Meningkatnya kerja sama litbang 1 Kerjasama litbang dengan instansi dan
industri Jumlah kerjasama terkait litbang dengan instansi lain dan industri pada tahun
berjalan
kerjasama
Meningkatnya kualitas pelayanan publik 1 Peningkatan kepuasan pelanggan Indeks kepuasan pelanggan yang
diperoleh melalui kuesioner pada tahun berjalan
indeks
28 NO PER SP E KT IF
SASARAN STRATEGIS DAN IKU
SASARAN STRATEGIS IKU PENJELASAN SATUAN
jurnal/majalah ilmiah internal maupun eksternal pada tahun berjalan
Meningkatnya dukungan instansi dalam
penguatan standardisasi industri 1 Peningkatan jumlah jenis produk yang bisa diuji di laboratorium Persentase peningkatan jumlah jenis produk yang bisa diuji di laboratorium uji
dan kalibrasi dari tahun sebelumnya
%
2 Jumlah SDM balai yang memperoleh pelatihan dalam rangka penguatan standardisasi industri
Jumlah SDM industri yang memperoleh
pelatihan teknis pada tahun berjalan orang
3 PEMBELA JAR AN O RG AN IS AS I
SDM yang kompeten 1 SDM yang memperoleh sertifikat S2 dan
S3 Jumlah Pegawai yang memperoleh sertifikat pendidikan S2 dan S3 pada
tahun berjalan
orang 2 Peningkatan SDM Peneliti dan
Perekayasa Jumlah Pegawai yang masuk dan naik tingkat dalam Jabatan Fungsional Peneliti
dan Perekayasa
orang
3 Peningkatan SDM Penguji Mutu Barang Jumlah Pegawai yang masuk dan naik
tingkat dalam Jabatan Fungsional Penguji Mutu Barang
orang
Sistem informasi yang handal 1 Jumlah aplikasi sistem informasi yang
tersedia Jumlah aplikasi sistem informasi aplikasi
Sistem perencanaan dan penganggaran yang
optimal 1 Persentase realisasi jumlah output dengan jumlah output RKA-K/L Persentase realisasi jumlah output dalam RENKIN dengan jumlah output RKA-K/L %
Sistem pelaporan yang handal 1 Tingkat ketepatan waktu penyampaian
laporan Persentase ketepatan waktu penyampaian laporan triwulan dan LAKIP %
Sistem tata kelola keuangan yang transparan
29
BAB III
ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI
A. ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI NASIONAL
Sebagai tahapan ketiga dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJPN) 2005 – 2025, tujuan dari pembangunan pada periode 2015 – 2019 adalah untuk “ Memantapkan pembangunan secara menyeluruh dengan menekankan pembangunan keunggulan kompetitif perekonomian yang berbasis Sumber Daya Alam yang tersedia, SDM yang berkualitas, serta kemampuan IPTEK “.
Dalam rangka mencapai tujuan yang ditetapkan tersebut, maka arah kebijakan pembangunan industri nasional periode 2015 - 2019 adalah sebagai berikut :
1. Memperkuat dan memperdalam struktur industri nasional untuk mewujudkan industri nasional yang mandiri, berdaya saing, maju, dan berwawasan lingkungan melalui :
- Peningkatan nilai tambah di dalam negeri melalui pengelolaan sumber daya industri yang berkelanjutan
- Peningkatan penguasaan teknologi dan inovasi - Perluasan pasar dalam negeri dan ekspor
2. Perluasan kesempatan berusaha dan kesempatan kerja melalui Penumbuhan Populasi Industri untuk menambah populasi industri baik berskala besar, sedang, maupun kecil 3. Pengembangan perwilayahan industri, khususnya di luar Pulau Jawa melalui :
- Pengembangan Wilayah Pusat Pertumbuhan Industri terutama yang berada dalam Wilayah Pengembangan Industri
- Pengembangan Kawasan Peruntukan Industri - Pembangunan Kawasan Industri
- Pengembangan Sentra IKM
Strategi Pembangunan Nasional adalah sebagai berikut :
a. Mengembalikan industri hulu dan antara berbasis sumber daya alam; b. Pengendalian ekspor bahan mentah dan sumber energi;
c. Meningkatkan penguasaan teknologi dan kualitas SDM industri;
d. Mengembangkan wilayah pengembangan industri (WPI), Wilayah Pusat Pertumbuhan Industri (WPPI), Kawasan Industri (KI), dan Sentra Industri Kecil dan Menegah.
e. Menyediakan langkah – langkah afirmatif berupa perumusan kebijakan, penguatan kapasitas kelembagaan dan pemberian fasilitas.
f. Pembangunan sarana dan prasarana industri; g. Pembangunan industri hijau;
30 h. Pembangunan industri strategis;
i. Peningkatan penggunaan produk dalam negeri; j. Kerjasama internasional bidang industri. B. ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI BPPI
Visi BPKIMI tahun 2025 adalah menjadi Lembaga Penyedia Rumusan Kebijakan yang Visioner dan Pelayanan Teknis Teknologis Terkini yang Profesional bagi Sektor Industri Nasional.
C. ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI BBKK
Arah kebijakan dan strategi BBKK disusun guna mendukung pencapaian Visi dan Misi yang telah ditetapkan BBKK, Kebijakan Industri Nasional (KIN) Kementerian Perindustrian dan kebijakan BPPI.
Untuk menentukan arah kebijakan dan strategi dalam 5 tahun kedepan, BBKK menggunakan menggunakan alat bantu kuesioner. Kuesioner disusun dengan metode Strategic
Asumption Surfacing and Testing (SAST). SAST adalah suatu metode yang digunakan untuk
menyelesaikan masalah yang saling terkait dan rumit, dengan ketidakjelasan tentang tujuan, adanya konflik kepentingan, serta ketidakpastian lingkungan maupun kendala sosial.(Michael C.
Jackson, 2003). Prinsip yang digunakan dalam landasan SAST (Mason & Mittrof, 1981) adalah
partisipatif, adversarial, integrative, dan managerial mind suporting.
Metode pembobotan digunakan untuk melihat tingkat kepentingan dan kepastian dari setiap aksi. Pembobotan dilakukan melalui kuesioner yang diisi oleh pengambil kebijakan dan pihak yang memiliki kepentingan (terdiri dari 1 orang eselon 2, 5 orang eselon 3 dan 9 orang eselon 4). Kuesioner terdiri dari dua kelompok pertanyaan yaitu strategi litbang dan strategi layanan jasa teknis. Prioritas akan diberikan kepada strategi dengan nilai tertinggi. Dari hasil pengolahan didapatkan hasil sebagai berikut.
a) Strategi Litbang
Strategi litbang adalah rencana aksi yang akan dilakukan dalam mengembangkan dan meningkatkan kemampuan penelitian dan pengembangan BBKK. Berdasarkan analisa SWOT yang telah dilakukan, maka diperoleh 10 asumsi dari strategi litbang sebagai berikut :
A. Diperkirakan permintaan fine chemicals akan meningkat di masa datang, karena itu perlu untuk melaksanakan litbang ataupun kerjasama dengan fokus untuk menghasilkan fine chemicals berbahan baku alam.
B. Untuk mengetahui isu litbang terkini maka perlu dibuat forum secara berkala yang melibatkan institusi, industri, dan Perguruan Tinggi.
31 C. Masyarakat akan semakin sadar akan keamanan kemasan dan isu lingkungan, karena itu
perlu ditingkatkan jumlah litbang dan kerjasama di bidang tersebut.
D. Untuk menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015, maka perlu untuk meningkatkan kompetensi SDM litbang melalui pelatihan sesuai dengan bidang keahlian masing – masing.
E. Untuk meningkatkan peran peneliti, perlu dibuat kelompok peneliti berdasarkan bidang keahlian tertentu (kimia, kemasan, dan cemaran).
F. Diperlukan peningkatan anggaran perawatan sarana dan prasarana litbang. G. Perlu untuk menambah peralatan litbang.
H. Perlu untuk lebih meningkatkan publikasi hasil litbang melalui seminar, workshop, dan pameran.
I. Impor bahan baku/penolong saat ini cukup besar, sehingga perlu untuk meningkatkan jumlah litbang yang berfokus pada peningkatan kemampuan produksi dalam negeri untuk mengurangi impor bahan baku/penolong.
J. Guna meningkatkan minat peneliti , maka pengaturan insentif atas hak paten hasil litbang sangat diperlukan.
Dari hasil pengolahan data didapatkan nilai tingkat kepentingan dan kepastian seperti yang dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 4 Hasil pengolahan data untuk Strategi Litbang
Asumsi Strategi tingkat kepentingan tingkat kepastian
A 5,61 5,88 B 5,46 6,30 C 5,49 5,75 D 5,68 6,16 E 5,58 5,64 F 5,62 6,50 G 5,40 5,68 H 5,39 5,73 I 6,00 6,29 J 5,20 5,58
Untuk mempermudah melihat strategi yang akan menjadi prioritas, hasil pembobotan disajikan kedalam diagram kartesius sebagai berikut.
32 Gambar 5 Kuadran Kartesius Hasil Pembobotan Strategi Litbang
Dari hasil hasil diatas, dapat dilihat bahwa strategi prioritas dengan tingkat kepentingan dan kepastian yang tinggi adalah :
Prioritas Strategi
1 I. Impor bahan baku/penolong saat ini cukup besar, sehingga perlu untuk meningkatkan
jumlah litbang yang berfokus pada peningkatan kemampuan produksi dalam negeri untuk mengurangi impor bahan baku/penolong.
2 F. Diperlukan peningkatan anggaran perawatan sarana dan prasarana litbang.
3 D. Untuk menghadapi MEA 2015, maka perlu untuk meningkatkan kompetensi SDM litbang
melalui pelatihan sesuai dengan bidang keahlian masing – masing.
Strategi selanjutnya berdasarkan urutan hasil pembobotan adalah sebagai berikut : B. Untuk mengetahui isu litbang terkini maka perlu dibuat forum secara berkala yang
melibatkan institusi, industri, dan Perguruan Tinggi.
A. Diperkirakan permintaan fine chemicals akan meningkat di masa datang, karena itu perlu untuk melaksanakan litbang ataupun kerjasama dengan fokus untuk menghasilkan fine chemicals berbahan baku alam.
C. Masyarakat akan semakin sadar akan keamanan kemasan dan isu lingkungan, karena itu perlu ditingkatkan jumlah litbang dan kerjasama di bidang tersebut.
E. Untuk meningkatkan peran peneliti, perlu dibuat kelompok peneliti berdasarkan bidang keahlian tertentu (kimia, kemasan, dan cemaran).
H. Perlu untuk lebih meningkatkan publikasi hasil litbang melalui seminar, workshop, dan pameran.
33 G. Perlu untuk menambah peralatan litbang.
J. Guna meningkatkan minat peneliti , maka pengaturan insentif atas hak paten hasil litbang sangat diperlukan.
b) Strategi Layanan Jasa Teknis
Strategi Layanan Jasa Teknis adalah rencana aksi yang akan dilakukan dalam mengembangkan dan meningkatkan pelayanan BBKK dalam layanan jasa teknis. Berdasarkan analisa SWOT yang telah dilakukan, maka diperoleh 10 asumsi dari strategi layanan jasa teknis sebagai berikut :
A. Untuk meningkatkan profesionalisme layanan, maka kualitas dan kompetensi SDM perlu ditingkatkan melalui pelatihan dan diklat yang sesuai
B. Pemanfaatan sarana dan prasarana layanan serta peremajaan peralatan perlu ditingkatkan C. Dalam rangka mendukung penerapan SNI wajib dan Peraturan lainnya serta mendukung
perkembangan Iptek, perluuntuk menambah infrastruktur laboratorium
D. Agar memiliki keunggulan komparatif, maka jasa layanan difokuskan hanya untuk layanan bidang kimia dan kemasan
E. Untuk meningkatkan kepuasan pelanggan perlu diperbaiki sistem penanganan keluhan pelanggan.
F. Untuk meningkatkan kepuasan pelanggan perlu diberikan jaminan bahwa layanan yang diberikan tepat waktu.
G. Agar tidak kekurangan bahan kimia dan suku cadang dalam pelaksanaan kegiatan, maka perlu disusun perencanaan yang lebih tepat di awal tahun.
H. SDM yang memiliki kemampuan IT sangat dibutuhkan.
I. Kualitas layanan publik perlu ditingkatkan agar timbul loyalitas pelanggan.
J. Guna meningkatkan pendapatan dan jumlah pelanggan, maka perlu dikembangkan metode promosi baru yang lebih efektif dan efisien melalui penerapan IT (media sosial, website).
Dari hasil pengolahan data didapatkan nilai tingkat kepentingan dan kepastian seperti yang dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 5 Hasil pengolahan data untuk Strategi Layanan Jasa Teknis Asumsi Strategi tingkat kepentingan tingkat kepastian
A 5,91 6,04 B 5,98 5,98 C 5,61 5,88 D 5,82 6,12 E 5,41 6,03 F 6,05 6,20 G 5,71 6,10 H 5,81 5,94 I 6,14 6,12
34
Asumsi Strategi tingkat kepentingan tingkat kepastian
J 5,37 5,83
Untuk mempermudah melihat strategi yang akan menjadi prioritas, hasil pembobotan disajikan kedalam diagram kartesius sebagai berikut.
Gambar 6 Kuadran Kartesius Hasil Pembobotan Strategi Layanan Jasa Teknis
Dari hasil hasil diatas, dapat dilihat bahwa strategi prioritas dengan tingkat kepentingan dan kepastian yang tinggi adalah:
Prioritas Strategi
1 F. Untuk meningkatkan kepuasan pelanggan perlu diberikan jaminan bahwa layanan yang diberikan tepat waktu.
2 I. Kualitas layanan publik perlu ditingkatkan agar timbul loyalitas pelanggan.
3 D. Agar memiliki keunggulan komparatif, maka jasa layanan difokuskan hanya untuk layanan bidang kimia dan kemasan.
4 A. Untuk meningkatkan profesionalisme layanan, maka kualitas dan kompetensi SDM perlu ditingkatkan melalui pelatihan dan diklat yang sesuai.
Strategi selanjutnya berdasarkan urutan hasil pembobotan adalah sebagai berikut: A. Agar tidak kekurangan bahan kimia dan suku cadang dalam pelaksanaan kegiatan, maka
perlu disusun perencanaan yang lebih tepat di awal tahun.
35 H. SDM yang memiliki kemampuan IT sangat dibutuhkan.
E. Untuk meningkatkan kepuasan pelanggan perlu diperbaiki sistem penanganan keluhan pelanggan.
C. Dalam rangka mendukung penerapan SNI wajib dan Peraturan lainnya serta mendukung perkembangan Iptek, perluuntuk menambah infrastruktur laboratorium.
J. Guna meningkatkan pendapatan dan jumlah pelanggan, maka perlu dikembangkan metode promosi baru yang lebih efektif dan efisien melalui penerapan IT (media sosial, website).