• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rangkuman Materi USBN PKN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Rangkuman Materi USBN PKN"

Copied!
43
0
0

Teks penuh

(1)

RANGKUMAN MATERI PKN

Nilai-nilai dan Moral dalam Konstitusi

Menurut Prof. Pujosewodjo, S.H., Undang-Undang Dasar sebagai suatu bentuk konstitusi tertulis adalah induk dari segala perundang-undangan dalam negara yang bersangkutan, yang

memberikan landasan hukum untuk pembuatan segala peraturan dan berlakunya peraturan-peraturan itu.

Mirriam Budiardjo memiliki pendapat bahwa Isi Konstitusi itu sendiri memuat tentang: a. Organisasi Negara

b. HAM

c. Prosedur penyelesaian masalah pelanggaran hokum

d. Cara perubahan konstitusi dan larangan mengubah konstitusi tujuan dibentuknya konstitusi:

 Untuk mengatur organisasi negara dan lembaga-lembaga pemerintahan  Untuk membatasi dan mengontrol tindakan pemerintahan agar tidak berlaku

sewenang-wenang, atau dengan kata lain konstitusi itu dibuat untuk membatasi perilaku pemerintahan secara efektif

 Membagi kekuasaan dalam berbagai lembaga Negara

 Menentukan lembaga Negara yang satu bekerjasama dengan lembaga lainnya  Menentukan hubungan diantara lembaga Negara

 Menentukan pembagian hukum dalam Negara Nilai-nilai yang terkandung dalam kostitusi

1. Nilai Normatif

Suatu konstitusi yang telah resmi diterima oleh suatu bangsa dan bagi mereka konstitusi tersebut bukan hanya berlaku dalam arti hukum, akan tetapi juga merupakan suatu kenyataan yang hidup dalam arti sepenuhnya diperlukan dan efektif. Dengan kata lain, konstitusi itu dilaksanakn secara murni dan konsekuen.

2. Nilai Nominal

Konstitusi yang mempunyai nilai nominal berarti secara hukum konstitusi itu berlaku, tetapi kenyataannya kurang sempurna, sebab pasal-pasal tertentu dari konstitusi tersebut dalam kenyataannya tidak berlaku.

3. Nilai Semantik

4. Suatu konstitusi mempunyai nilai semantik jika konstitusi tersebut secara hukum tetap berlaku, namun dalam kenyataannya adalah sekedar untuk memberikan bentuk dari temapat yang telah ada, dan dipergunakan untuk melaksanakan kekuasaan politik. Jadi, konstitusi hanyalah sekedar istilah saja sedangkan pelaksanaannya hanya dimaksudkan untuk kepentingan pihak penguasa.

Salah satu contoh penerapan nilai normatif dalam undang-undang dasar 1945 terdapat dalam pasal 7B. Pasal 7B mengatur mengenai pemberhatian presiden dan/atau wakil presiden yang dapat diajukan oleh dewan perwakilan rakyat kepada majelis permusyawaratan rakyat hanya dengan terlebih dahulu mengajukan permintaan kepada mahkamah konstitusi untuk memeriksa, mengadili dan memutus pendapat dewan perwakilan rakyat bahwa presiden dan/atau wakil presiden telah melakukan pelanggaran hukum berupa pengkhianatan terhadap Negara, korupsi, penyuapan, tindak pidana berat lainnya, atau perbuatan tercela; dan/atau pendapat bahwa presiden dan/atau wakil presiden tidak lagi memenuhi syarat sebagai presiden dan/atau wakil presiden.

Menurut K.C. Wheare ada empat sasaran yang hendak dituju dalam usaha mempertahankan konstitusi dengan jalan mempersulit perubahannya. Adapun empat sasaran itu tersebut ialah :

1. Agar perubahan konstitusi dilakukan dengan petimbangan yang masak, tidak secara sembarangan dan dengan sadar (dikehendaki).

2. Agar rakyat mendapat kesempatan untuk menyampaikan pandangannya sebelum perubahan dilakukan.

3. Agar dan ini berlaku dalam negara serikat, kekuasaan negara serikat dam kekuasaan negara-negara bagian tidak diubah semata-mata oleh perbuatan-perbuatan masing-masing pihak secara tersendiri.

4. Agar hak-hak perorangan atau kelompok seperti kelompok minoritas bahasa atau kelompok minoritas agama atau kebudayaannya mendapat jaminan.

(2)

Menurut Savornin Lohman ada tiga unsur yang terdapat menyelinap dalam tubuh konstitusi-konstitusi sekarang, yaitu :

a. Konstitusi dipandang sebagai perwujudan perjanjian masyarakat (kontrak sosial) sehingga menurut pengertian ini, konstitusi-konstitusi yang ada adalah hasil atau konklusi dari persepakatan masyarakat yang akan mengatur mereka.

b. Konstitusi sebagai piagam yang menjamin hak-hak asasi manusia berarti perlindungan dan jaminan atas hak-hak manusia dan warga negara yang sekaligus penentuan batas-batas hak dan kewajiban baik warganya maupun alat-alat pemerintahannya.

c. Sebagai forma regimenis, berarti sebagai kerangka banguanan pemerintahan, dengan kata lain sebagai gambaran struktur pemerintahan negara.

Nilai Nilai (Ideal, Instrumental, Praksis) dalam Pancasila

A. Nilai Ideal : Nilai nilai dasar yang memiliki sifat tetap, terdapat pada UUD 1945. Bersifat universal didalamnya terkandung cita-cita, tujuan, serta nilai nilai yang baik dan benar. Nilai-nilai dasar Pancasila (Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan dan Keadilan Sosial)

B. Nilai Instrumental : Penjabaran lebih lanjut dari nilai dasar atau nilai ideal secara lebih kreatif dan dinamis dalam bentuk :

a. UUD 1945 b. Ketetapan MPR c. Undang-undang

d. Pertaturan pemerintah

e. Peraturan perundangan lainnya

Bersifat khusus dan merupakan pedoman pelaksanaan kelima sila Pancasila.

C. Nilai Praksisi : Nilai yang sesungguhnya dilaksanakan dalam kehidupan nyata sehari-hari baik dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Nilai praksis merupakan penerapan dari nilai instrumental dan nilai ideal pada kehidupan sehari hari.

Nilai Ideal, Instrumental, dan Praksis Pancasila Sila 1

Ketuhanan Yang Maha Esa

Nilai Ideal : Ketuhanan Nilai Instrumental : Pasal 28E

(1) Setiap orang bebas memeluk agama dan beribadat menurut agamanya, memilih pendidikan dan pengajaran, memilih pekerjaan, memilih kewarganegaraan, memilih tempat tinggal diwilayah negara dan meninggalkannya, serta berhak kembali.

(2) Setiap orang atas kebebasan meyakini kepercayaan, menyatakan pikiran dan sikap, sesuai dengan hati nuraninya. Pasal 29

(1) Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa,

(2) Negara menjamin kemerdekaan tiap tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu.

Nilai Praksis :

1. Saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing.

2. Percaya dan taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing. 3. Tidak melakukan penistaan dari suatu agama

4. Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama

5. Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa kepada orang lain. Sila 2

Kemanusiaan yang adil dan beradab

Nilai Ideal : Kemanusiaan Nilai Instrumental : Pasal 14

(3)

memperhatikan pertimbangan Mahkamah Agung. 2. Presiden memberi amnesti dan abolisi dengan

memperhatikan pertimbangan Dewan Perwakilan Rakyat Pasal 28A ( Berhak hidup dan mempertahankan hidupnya) Pasal 28B

1. (Membentuk keluarga melalui perkawinan yang sah)

2. (Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang serta berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.)

Pasal 28G

(Setiap orang berhak atas perlindungan diri pribadi, keluarga, kehormatan, martabat, dan harta benda yang di bawah

kekuasaannya, serta berhak atas rasa aman dan perlindungan dari ancaman ketakutan untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu yang merupakan hak asasi.

Setiap orang berhak untuk bebas dari penyiksaan atau

perlakuan yang merendahkan derajat martabat menusia dan berhak memperoleh suaka politik dari negara lain.)

Pasal 28I

1. ( hak asasi manusia yang tidak dapat dikurangi dalam keadaan apa pun)

2. (Bebas dari diskriminatif dan berhak mendapatkan perlindungan atas perlakuan diskriminatif )

3. (Identitas budaya dan hak masyarakat dihormati selaras dengan perkembangan zaman dan peradaban.)

4. (Perlindungan, pemajuan, penegakan, dan pemenuhan hak asasi manusia adalah tanggung jawab negara, terutama pemerintah)

5. (menegakkan dan melindungi HAM, maka HAM dijamin, diatur, dan dituangkan dalam peraturan perundang-undangan) Pasal 28J

1. Setiap orang wajib menghormati hak asasi manusia orang lain dalam tertib kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Nilai Praksis :

1. Mengakui persamaan derajat, hak, dan kewajiban asasi setiap manusia tanpa membedakan.

2. Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.

3. Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia.

4. Tidak semena-mena terhadap orang lain. 5. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan. Sila 3

Persatuan Indonesia

Nilai Ideal : Persatuan Nilai Instrumental :

Pasal 25A (Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah sebuah negara kepulauan yang berciri Nusantara dengan wilayah yang batas-batas dan hak-haknya ditetapkan dengan undang-undang)

Pasal 35 (Bendera Negara Indonesia ialah Sang Merah Putih)

Pasal 36(Bahasa Negara ialah Bahasa Indonesia)

Pasal 36A (Lambang Negara ialah Garuda Pancasila dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika)

Pasal 36B (Lagu Kebangsaan ialah Indonesia Raya) Nilai Praksis :

1. Mengembangkan sikap saling menghargai.

2. Membina hubungan baik dengan semua unsur bangsa 3. Memajukan pergaulan demi peraturan bangsa.

4. Menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan Indonesia. 5. Mengutamakan kepentingan bangsa di atas kepentingan pribadi arau golongan.

Sila 4

Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat

kebijaksanaan

Nilai Ideal : Kerakyatan Nilai Instrumental : Pasal 2

1.(MPR terdiri atas DPR + utusan daerah dan golongan menurut aturan UU)

(4)

dalam

permusyawarata n perwakilan

2. (MPR bersidang minimal sekali dalam lima tahun di ibu-kota Negara)

3. (Putusan MPR ditetapkan dengan suara yang terbanyak) Pasal 3 (MPR menetapkan UUD dan garis-garis besar daripada haluan Negara)

Pasal 6 ayat 2 (Presiden dan Wapres dipilih oleh MPR dengan suara yang terbanyak)

Pasal 19 (DPR)

1. Anggota DPR dipilih melalui pemilu. 2. Susunan DPR diatur dengan uu.

3. DPR bersidang sedikitnya sekali dalam setahun. Nilai Praksis :

1. Menghargai hasil musyawarah.

2. Ikut serta dalam pemilihan umum, pilpres, dan pilkada. 3. Tidak memaksakan kehendak kita kepada orang lain. 4. Melaksanakan hasil putusan musyawarah

5. Mengutamakan musyawarah mufakat Sila 5

Keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia

Nilai Ideal : Keadilan Nilai Instrumental : Pasal 33

(3) Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.

Pasal 34

Fakir miskin dan anak-anak yang terlantar dipelihara oleh negara.

Nilai Praksis :

1. Melakukan perbuatan untuk mewujudkan kemajuan dan keadilan sosial.

2. Mengembangkan sikap dan suasana kekluargaan dan kegotongroyongan.

3. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban 4. Memberi pertolongan kepada orang lain.

5. Tidak bersifat boros, dan suka bekerja keras

LANDASAN HUBUNGAN UUD 1945 dan NEGARA KESATUAN REPUBLIK

INDONESIA

1. Pancasila Sebagai Ideologi Negara

Telah disebutkan bahwa Pancasila merupakan falsafah bangsa sehingga ketika Indonesia menjadi negara, falsafah Pancasila ikut masuk dalam negara. Cita-cita bangsa tercermin dalam

Pembukaan UUD 1945, sehingga dengan demikian Pancasila merupakan Ideologi Negara.

2. UUD 1945 Sebagai Landasan Konstitusi

Kemerdekaan Indonesia merupakan momentum yang sangat berharga dimana bangsa kita bisa terlepas dari penjajahan. Tetapi kemerdekaan ini bukan kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia karena :

a. Teks Proklamasi secara tegas menyatakan bahwa yang merdeka adalah bangsa Indonesia, bukan negara (karenatidak memenuhi syarat adanya negara dalam hal ini tidak adanya pemerintahan).

b. Mengingat kondisi seperti ini, maka dengan segera dibentuk Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) yang bertugas untuk membuat undang-undang. Maka, pada 18 Agustus 1945 telah terbentuk UUD 1945 sehingga secara resmi berdirilah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Jadi, UUD 1945 merupakan landasan konstitusi NKRI.

3. Implementasi konsepsi UUD 1945 sebagai landasan konstitusi

 Pancasila : cita-cita dan ideologi negara

(5)

 Penataan : supra dan infrastruktur politik negara

 Ekonomi : peningkatan taraf hidup melalui penguasaan bumi dan air oleh negara untuk kemakmuran bangsa.

- Kualitas bangsa : mencerdaskan bangsa agar sejajar dengan bangsa-bangsa lain.

- Agar bangsa dan negara ini tetap berdiri dengan kokoh,diperlukan kekuatan pertahanan dan keamanan melalui pola politik strategi pertahanan dan kemanan.

4. Konsepsi pertama tentang Pancasila sebagai cita-cita dan ideologi Negara

a. Kemerdekaan adalah hak segala bangsa dan penjajahan bertentangan dengan hak asasi manusia.

b. Kehidupan berbangsa dan bernegara ini harus mendapatkan ridho Allah SWT karena

merupakan motivasi spiritual yang harus diraih jika negara dan bangsa ini ingin berdiri dengan kokoh.

c. Adanya masa depan yang harus diraih.

d. Cita-cita harus dicapai oleh bangsa Indonesia melalui wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

5. Konsepsi UUD 1945 dalam mewadahi perbedaan pendapat dalam

masyarakat

Paham Negara RI adalah demokratis, karena itu idealisme Pancasila yang mengakui adanya perbedaan pendapat dalam kelompok bangsa Indonesia. Hal ini telah diatur dalam

undangundang pelaksanaan tentang organisasi kemasyarakatan yang tentunya berdasarkan falsafah Pancasila.

6. Konsepsi UUD 1945 dalam infrastruktur politik

Infrastruktur politik adalah wadah masyarakat yang menggambarkan bahwa masyarakat ikut menentukan keputusan politik dalam mewujudkan cita-cita nasional berdasarkan falsafah bangsa. Pernyataan bahwa tata cara penyampaian pikiran warga negara diatur dengan undang-undang

Tujuan Nasional, Falsafah Bangsa dan Ideologi Negara

Tujuan nasional menjadi pokok pikiran dalam ketahanan nasional karena suatu organisasi apapun bentuknya dalam proses kegiatan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkannya akan selalu berhadapan dengan masalah-masalah yang internal dan ekternal, demikian pula dengan negara dalam mencapai tujuannya. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu situasi dan kondisi yang slap untuk menghadapinya.

Untuk Indonesia, falsafah dan ideologi menjadi pokok pikiran ketahanan nasional diperoleh dari Pembukaan UUD 1945 yang berbunyi sebagai berikut:

a. Alinea Pertama, menyebutkan bahwa "sesungguhnya kemerdekaan itu hak segala bangsa dan oleh sebab itu maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan" mempunyai makna : "merdeka adalah hak semua bangsa", "penjajahan bertentangan dengan hak asasi manusia".

b. Alinea Kedua, menyebutkan "dan perjuangan kemerdekaan Indonesia telah sampailah kepada saat yang berbahagia dengan selamat sentosa mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan Negara Indonesia yang merdeka, berdaulat adil dan makmur"

mempunyai makna : "adanya masa depan yang harus diraih (cita-cita).

c. Alinea Ketiga, menyebutkan "atas berkat rahmat Tuhan Yang Maha Kuasa dan dengan didorong oleh keinginan luhur supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya" mempunyai makna :"bila negara ingin mencapai cita-cita maka kehidupan berbangsa dan bernegara harus mendapat ridho Allah yang merupakan dorongan spiritual"

d. Alinea Keempat, menyebutkan "kemudian dari pada itu untuk membentuk suatu

pemerintahan negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam susunan negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dan berdasarkan kepada : Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia dan Kerakyatan yang dipimpin

(6)

oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawatan/perwakilan,serta dengan mewujudkan

keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia". Alinea itu mempunyai makna yaitu mempertegas cita-cita yang harus dicapai oleh bangsa Indonesia melalui wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Sistem Hukum dan Peradilan Nasional

A. Pengertian Hukum, Sistem, dan Sistem Hukum

1. Pengertian hukum

- Menurut Kamus Bahasa Indonesia, hukum berarti:

a. Peraturan atau adat, yang secara resmi dianggap mengikat dan dikukuhkan oleh penguasa, pemerintah atau otoritas.

b. Undang-undang, peraturan dan sebagainya untuk mengatur kehidupan masyarakat.

c. Patokan (kaidah, ketentuan).

d. Keputusan yang ditentukan oleh hakim dalam pengadilan, vonis. - Menurut para ahli:

a. Hugo de Groot. Hukum adalah peraturan tentang perbuatan moral yang menjamin keadilan.

b. Van Vollenhoven. Hukum adalah suatu gejala dalam pergaulan hidup yang bergolak terus-menerus dalam keadaan bentur.

c. Aristoteles. Hukum adalah rangkaian peraturan yangmengikat baik rakyat maupun penguasa.

d. Leon Duguit. Hukum adalah aturan tingkah laku para anggota masyarakat. e. J.C.T. Simorangkir & Woerjono Sastropranoto. Hukum adalah peraturan yang

bersifat memaksa dan dibuat oleh badan resmi.

f. Utrecht. Hukum adalah petunjuk hidup yang mengatur tata tertib dalam suatu masyarakat yang harus ditaati oleh anggota masyarakat dan jika dilanggar akan mendapat hukuman.

2. Pengertian sistem

Sistem adalah kesatuan yang utuh dari suatu rangkaian yang mengikat satu sama lain.

Unsur-unsurnya yaitu :

- Seperangkat komponen, elemen, bagian. - Saling berkaitan dan tergantung.

- Kesatuan yang terintegrasi.

- Memiliki peranan dan tujuan tertentu.

- Interaksi antar sistem membentuk sistem lain yang lebih besar. 3. Pengertian sistem hukum

Sistem hukum adalah satu kesatuan yang berlaku pada suatu negara tertentu yang dipatuhi dan ditaati oleh setiap warganya.

Unsur-unsur hukum :

- Peraturan atas kaidah tingkah laku manusia.

- Peraturan dibuat oleh lembaga yang berwewenang. - Peraturan bersifat memaksa.

- Peraturan mempunyai sanksi yang tegas. Ciri-ciri hukum :

- Adanya perintah dan larangan. - Memaksa dan mengikat.

Tujuan hukum :

- Untuk menyelesaikan pertikaian.

- Memberikan jaminan dan kepastian hukum.

- Menata kehidupan masyarakat agar tertib dalam pergaulan hidup. - Memelihara dan mempertahankan aturan tata tertib dalam masyarakat.

- Menciptakan rasa tanggung jawab terhadap perbuatan anggota masyarakat dan penguasa.

Sifat hukum :

- Mengatur dan memaksa B. Tata hukum Indonesia

Tata hukum Indonesia merupakan keseluruhan peraturan hukum yang diciptakan oleh negara dan berlaku bagi seluruh masyarakat Indonesia dan berpedoman pada UUD

Negara RI tahun 1945, dan pelaksanaan tata hukum tersebut dapat dipaksakan oleh alat-alat negara yang diberi kekuasaan.

C. Penggolongan hukum

1. Berdasarkan Wujudnya :

- Hukum tertulis, yaitu hukum dalam bentuk tulisan dan dicantumkan dalam berbagai peraturan negara.

- Hukum tidak tertulis, yaitu hukum yang masih hidup dan tumbuh dalam dalam keyakinan masyarakat tertentu (hukum adat). Alat praktik ketatanegaraan hukum

(7)

tidak tertulis disebut konvensi (contoh: pidato kenegaraan presiden setiap tanggal 16 Agustus).

2. Berdasarkan Ruang atau Wilayah Berlakunya :

- Hukum lokal, yaitu hukum yang hanya berlaku di daerah tertentu (hukum adat Manggarai-Flores, hukum adat Ende Lio-Flores, Batak, Jawa, Minangkabau, dll). - Hukum nasional, yaitu hukum yang berlaku di negara tertentu (hukum Indonesia,

Malaysia, Mesir, dll).

- Hukum Internasional, yaitu hukum yang mengatur hubungan antara dua negara atau lebih (hukum perang, hukum perdata Internasional, dll).

3. Berdasarkan Waktu yang Diaturnya :

- Hukum yang berlaku saat ini (ius constitutum); disebut juga hukum positif. - Hukum yang berlaku pada masa yang akaan datang (ius constituendum).

- Hukum antarwaktu, yaitu hukum yang mengatur suatu peristiwa yang menyangkut hukum yang berlaku saat ini dan hukum yang berlaku pada masa lalu.

4. Berdasarkan Isi Masalah yang Diaturnya :

- Hukum Publik, yaitu hukum yang mengatur hubungan antara warga negara dan negara yang menyangkut kepentingan umum. Dalam arti formal, hukum publik mencakup Hukum Tata Negara, Hukum Administrasi Negara, Hukum Pidana dan Hukum Acara.

- Hukum Privat (Hukum Perdata), yaitu hukum yang mengatur kepentingan

perorangan. Perdata, berarti warga negara pribadi, atau sipil. Sumber pokok hukum perdata adalah Buergelijk Wetboek (BW). Hukum Perdata dapat dibagi sebagai berikut :

a. Hukum Perorangan b. Hukum Keluarga c. Hukum Kekayaan d. Hukum Waris

e. Hukum Dagang (bersumber dari Wetboek Van Koopehandel) f. Hukum Adat

D. Sumber Hukum

Adalah segala sesuatu yang menimbulkan aturan yang mempunyai kekuatan memaksa.

a. Sumber Hukum Materil : -Keyakinan

-Individu -Umum

b. Sumber Hukum Formal -UU

-Yurisprodensi -Doktrin Hukum

E. Peranan Lembaga-Lembaga Peradilan

1. Klasifikasi Lembaga Peradilan dalam UU No. 4 tahun 2004, diuraikan bahwa kekuasaan kehakiman dilakukan oleh pengadilan dalam 4 lingkungan peradilan yaitu :

a. Peradilan Umum, berwenang menyelesaikan perkara perdata dan perkara pidana. b. Peradilan Agama, berwenang menyelesaikan perkara perdata dibidang tertentu atas

permohonan orang yang beragama Islam.

c. Peradilan Militer, berwenang menyelesaikan perkara pidana militer/tentara. d. Peradilan Tata Usaha Negara, berwenang menyelesaikan tata usaha

negara/administrasi negara.

Kekuasaan kehakiman menurut organisasinya terdiri atas :

a. Mahkamah Agung sebagai badan peradilan Negara tertinggi dilingkungan kekuasaan kehakiman.

b. Badan-badan kehakiman yang dibagi atas : Peradilan umum yang mencakup :

1. Pengadilan Negeri tingkat 1

2. Pengadilan Negeri tingkat banding

3. Pengadilan Negeri tingkat kasasi oleh Mahkamah Agung Peradilan militer yang mencakup :

1. Mahkamah militer

2. Mahkamah militer tinggi 3. Mahkamah militer utama 2. Perangkat Lembaga Peradilan :

a. Pengadilan Umum : 1. Pengadilan Negeri 2. Pengadilan Tinggi 3. Mahkamah Agung

(8)

b. Peradilan Agama : 1. Pengadilan Agama

2. Pengadilan Tinggi Agama c. Peradilan Tata Usaha Negara :

1. Pengadilan Tata Usaha Negara

2. Pengadilan Tinggi tata Usaha Negara d. Pengadilan Militer

Pengadilan Militer hanya mengadili tindak pidana, yang khususnya bagi : 1. Anggota TNI dan POLRI.

2. Seseorang yang menurut UU dapat dipersamakan dengan anggota TNI dan POLRI.

3. Anggota jawatan atau Golongan yang dapat dipersamakan dengan TNI dan POLRI menurut UU.

4. Tidak termasuk 1,2,3 tetapi menurut keputusan Menhankam yang ditetapkan dengan persetujuan Menteri Hukum dan HAM harus diadili oleh Pengadilan Militer.

e. Pengadilan Tata Usaha Negara

Kehadiran Pengadilan Tata Usaha Negara di Indonesia terlihat baru, hal tersebut dapat kita lihat dari perundangan yang mengaturnya, berdasarkan UU No. 5 Tahun 1986 dengan Peraturan Pemerintah No.7 Tahun 1991 sebagai perundangan yang pertama di bidang ini di Indonesia. Pengadilan Tata Usaha Negara merupakan badan yang berwenang memeriksa dan memutus semua sengketa tata usaha negara dalam tingkat pertama.

3. Tingkatan Lembaga Peradilan :

a. Pengadilan Tingkat Pertama (Pengadilan Negeri) b. Pengadilan Tingkat Kedua

c. Kasasi oleh Mahkamah Agung 4. Peran Lembaga Peradilan :

a. Lingkungan Peradilan Umum b. Lingkungan Peradilan Agama

c. Lingkungan Peradilan Tata Usaha Negara d. Lingkungan Peradilan Militer

e. Mahkamah Konstitusi F. Sanksi Norma

a. Norma Agama adalah norma mutlak yang berasal dai Tuhan YME. Sanksinya : mendapat dosa

b. Norma Kesusilaan adalah petunjuk hidup yang berasal dari akhlak atau hati nurani sendiri tentang apa yang baik dan apa yang buruk. Sanksinya : akan dikucilkan orang lain

c. Norma Kesopanan adalah petunjuk hidup yang mengatur bagaimana seseorang harus bertingkah laku dalam kehidupan bermasyarakat. Sanksinya : akan dicemooh oleh masyarakat dalam pergaulan

d. Norma Hukum adalah himpunan petunjuk hidup atau peraturan-peraturan oleh pemerintah. Sanksinya : dipenjara atau denda

G. Upaya Pemberantasan Korupsi di Indonesia 1. Pengertian Korupsi

Korupsi adalah mengambil secara tidak jujur perbendaharaan milik publik atau barang yang diadakan dari pajak yang dibayarkan masyarakat untuk kepentingan sendiri. Dari sudut pandang hukum, tindak korupsi secara garis besar mencakup unsur-unsur sebagai berikut :

a. Perbuatan melawan hukum

b. Penyalahgunaan kewenangan, kesempatan, atau sarana c. Memperkaya diri sendiri, orang lain, atau korporasi d. Merugikan keuangan negara atau perekonomian negara 2. Pemberantasan Korupsi di Indonesia

Pemberantasan korupsi di Indonesia dapat dibagi dalam 3 periode, yaitu pada masa Orde Lama (Dasar hukum : KUHP(awal), UU No. 24 tahun1960), Orde Baru (Dasar hukum : UU No. 3 tahun 1971), dan Reformasi (UU No. 31 tahun 1999, UU No. 20 tahun 2001)

Pemberantasan korupsi di Indonesia dilakukan oleh beberapa institusi : -Tim Tastipikor (Tindak Pidana Korupsi)

- Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) - Kepolisian

- Kejaksaan - BPKP

- Lembaga non-pemerintah. Misalnya ICW ( Indonesia Corruption Watch) 3. Dasar hukum pemberantasan korupsi

(9)

b. UUD 1945

c. UU RI No. 3 tahun 1971 tentang pemberantasan tindak pidana korupsi

d. UU RI No.28 tahun 1999 tentang penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari KKN

e. UU RI No. 20 tahun 2000 tentang perubahan atas UU RI No. 31 tahun 1999 tentang tindak pidana korupsi

f. UU RI No. 30 tahun2002 tentang tindak pidana korupsi

g. Peraturan Pemerintah No.71 tahun 2000 tentang tata cara pelaksanaan, peran serta masyarakat dan pemberian penghargaan dalam pencegahan dan

pemberantasan korupsi 4. Klasifikasi Perbuatan korupsi

a. Korupsi yang dilakukan oleh perseorangan (korporasi)

b. Korupsi yang dilakukan oleh pegawai negeri atau orang selain pegawai negeri c. Korupsi yang dilakukan oleh pegawai negeri atau penyelenggara negara 5. Peran serta masyarakat dalam pemberantasan korupsi

a. Menanamkan aspirasi, semangat dan spirit nasional yang sportif dengan

mengutamakan kepentingan nasional, kejujuran serta pengabdian pada bangsa dan negara melalui sistem pendidikan formal, non-formal, dan pendidikan agama.

b. Melakukan sistem penerimaan pegawai berdasarkan prinsip achievement atau keterampilan teknis dan tidak lagi berdasarkan norma ascription yang dapat

membuka peluang berkembangnya nepotisme. (Rekruitmen pejabat secara adil dan terbuka).

c. Para pemimpin dan pejabat selalu dihimbau untuk memberikan keteladanan, dengan mematuhi pola hidup sederhana, dan memiliki rasa tanggung jawab sosial yang tinggi. (Pengawasan dari atasan semakin ditingkatkan)

d. Memiliki kelancaran layanan administrasi pemerintah, untuk para pegawai selalu diusahakan kesejahteraan yang merata

PENGAKUAN, PENGHORMATAN, DAN PENEGEKAN HAM

A.1. Pengertian dan Macam-macam HAM

1. Pengertian HAM

Istilah hak asasi manusia menurut bahasa Prancis ”droit de’home”. Menurut bahasa

Inggris adalah ”human rights”. Sedangkan menurut bahasa Belanda ”memen rechten”.

Secara umum HAM diartikan sebagai hak-hak dasar yang dimiliki setiap manusia

yang dibawa sejak lahir sebagai anugrah dari Tuhan Yang Maha Esa. Artinya hak

asasi ini bukan diberikan atau pemberian orang lain, golongan, atau negara. Oleh karena

itu pula hak asasi manusia tidak dapat diambil atau dicabut, diabaiakan, dikurangi atau

dirampas oleh suatu kekuasaan melainkan harus dihormati, dipertahankan dan

dilindungi.

Pengertian;

seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan manusia

anugerah Tuhan Yang Maha Kuasa kepada makhluk yang bernama manusia

wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah

dan setiap orang

Tuhan yang memberi HAM, bukan negara

Berikut ini beberapa pengertian HAM yang dikemukakan oleh para ahli:

1) John Locke

Hak asasi manusia adalah hak yang dibawa sejak lahir yang secara kodrati melekat pada

manusia dan tidak dapat diganggu gugat atau sifatnya mutlak.

2) Koentjoro Poerbapranoto

Hak asasi adalah hak yang sifatnya asasi yaitu dimiliki manusia menurut kodratnya dan

sifatnya suci.

3) Undang-undang No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia

Hak asasi manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan

manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugrah-Nya yang wajib

dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh Negara, hokum, pemerintah dan setiap

orang demi kehormatan dan perlindungan harkat dan martabat manusia.

(10)

4) Menurut Mirriam Budiarjo

Hak asasi adalah hak yang diperoleh dan dibawa bersamaan dengan kelahiran atau

kehadiran manusia didalam kehidupannya di masyarakat.

5) Menurut Piagam Hak Asasi Internasional konsepsi HAM yang tercantum

dalam Universal Declaration of Human Rights (UDHR) sebenarnya merupakan

perkembangan dari ajaran F.D. Roosevelt, yaitu The four Freedom yang terdiri

atas:

v Kebebasan mengeluarkan pendapat dan berkarya

v Kebebasan beragama

v Kebebasan dari rasa takut

v Kebebasan dari kemiskinan

Dari istilah dan pandangan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa HAM meemeiliki

beberapa ciri khusus, yaitu sebagai berikut:

1.

Hakiki (ada pada setiap diri manusia sebagai mahkluk tuhan)

2.

Universal, artinya hak itu berelaku untuk semua orang dimana saja, tanpa

memandang status, ras, harga diri, jender atau perbedaan lainnya.

3.

Permanen dan tidak dapat dicabut, artinya hak itu tetap selama manusia itu

hidup dan tidak dapat dihapuskan oleh siapapun.

4.

Tak dapat dibagi, artinya semua orang berhak mendapatkan semua hak, apakah

hak sipil atau hak politik, ekonomi, sosial, dan budaya.

5. Macam-macam HAM

1. hak asasi pribadi (personal right), misalnya hak kemerdekaan memeluk agama

dan beribadah menurut agama masinng-masing, menyatakan pendapat, berorganisasi

dan sebagainya

2. hak asasi ekonomi (property right), misalnya hak kebebasan memiliki sesuatu,

membeli dan menjual sesuatu mengadakan kontrak atau perjanjian, dan lain

sebagainya.

3. hak asasi politik (political right), misalnya hak untuk diakui dalam kedudukan

sebagai warga negara yang sederajat, ikut serta dalam pemeerintah, hak memilih dan

dipilih, mendirikan partai politik atau organisasi, mengajukan kritik dan sebagainya.

4. hak asasi sosial dan kebudayaan (social dan cultural right), misalnya hak

kebebasan memilih dan mendapatkan pendidikan, mengembangan kebudayaan dan lain

sebagainya.

5. hak memperoleh perlakuan yang sama dalam hukum dan pemerintahan

(right of legal equality).

6. hak asasi untuk memperoleh perlakuan tata peradilan dan perlindungan

hukum (procedural right), misalnya hak mendapatkan perlakuan yang wajar dan adil

dalam peradilan, pembelaan hukum, penerapan asas pradga tak bersalah, dan

sebagainya.

A.2. Sejarah Lahirnya Hak Asasi Manusia

v Jaman Yunani Kuno, Plato (428-348 SM)

Menayatakan kepada warganya bahwa kesejahteraan bersama baru terwujud kalau

setiap warganya melaksanakan hak dan kewajibannya masing-masing.

v Aristoteles (384-322 SM)

Negara yang baik adalah Negara yang sering memperhatikan kepentingan dan

kesejahtraan masyarakat banyak.

v Tahun 1215 di Inggris lahir Magna Charta (masa pemerintahan Lockland)

yang isinya: Raja tidak lagi bertindak sewenang-wenang, dalam hal tertentu tindakannya

harus disetujui bangsawan.

v Petition of Right (1629) di Inggris (masa pemerintahan Charles 1)

Isinya:

Pajak dan hak-hak istimewa harus mendapat izin parlemen.

Tentara tidak boleh diberi penginapan di rumah-rumah penduduk.

Dalam keadaan damai tenatara tidak menjalankan hukum perang.

Orang tidak boleh ditangkap tanpa tuduhan yang sah.

(11)

Isinya:

Pembuatan undang-undang harus dengan ijin parlemen.

Pemungutan pajak harus dengan ijin parlemen.

Mempunyai tentara tetap harus dengan ijin parlemen.

Kebebasan berbicara dan berpendapat bagi parlemen.

Parlemen berhak mengubah keputusan raja.

Pemilihan parlemen harus bebas.

v Declaration des droit de L’home et du citoyen (pernyataan hak-hak manusia

dan penduduk) di Prancis pada masa Jenderal Laffayete tahun 1789.

Isinya:

Manusia dilahirkan bebas dan mempunyai hak-hak yang sama.

Hak-hak itu adalah hak kebebasan, hak milik, keamanan dan sebagainya.

v The declaration of America Independence (4 Juli 1776) atas jasa presiden

Thomas Jefferson.

Berisi tentang revolusi Amerika untuk melepaskan diri dari Inggris dengan menyatakan

merdeka. Dalam pernyataan itu dinyatakan semua orang diciptakan sama dan dikarunia

hak hidup, hak kebebasan dan hak mengejar kebahagiaan (life, liberty, and pursuit of

happines)

v Menjelang berakhirnya Perang Dunia II (Atlantic Charter), F.D. Roosevelt

mengusulkan 4 kebebasan:

Kebebasan mengeluarkan pendapat dan berkarya (freedom of speech and

expreeion)

Kebebasan beragama (freedom of religion)

Kebebasan dari rasa takut (freedom of fear)

Kebebasan dari kemiskinan (freedom of want)

v Tahun 1948 disusun rencana piagam Hak Asasi Manusia oleh Organisasi Kerja Sama

Sosial Ekonomi PBB di bawah pimpinan ny. Elanor Roosevelt.

v 10 Desember 1948 piagam diatas diterima sebagai Universal Declaration of

Human Rights (pernyataan Sedunia tentang hak-hak Asasi Manusia). UDHR ini

terdiri dari mukadimah dan 30 pasal yang dapat diperinci menjadi 2 hak:

Hak kemerdekaan

Meliputi kemerdekaan seseorang, perlindungan hak milik, tempat tinggal, beragama,

rahasia surat, mengeluarkan pikiran dan perasaan, mendapatkan pendidikan dan

pengajaran.

Hak politik

Meliputi hak pilih aktif (untuk memilih) dan hak pilih pasif (untuk dipilih), membela

negara dan menjadi pegawai negara.

A.3. Penegakan HAM dalam Perundang-undangan

1. Tujuan: melindungi martabat manusia

2. HAM dalam UUD 1945

ü Pembukaan alinea 1 menyatakan bahwa ”bahwa seseungguhnya kemerdekaan

ialah hak segala bangsa…….”. alinea ini mengandung 2 makna:

-dalil objektif: kemerdekaan ialah hak segala bangsa

-dalil subjektif: aspirasi bangsa Indonesia untuk merdeka

ü Pembukaan alinea 2 “……mengantarkan rakyat Indonesia kedepan pintu gerbang

kemerdekaan yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur”. Ini memat hak asasi

politik: kedaulatan, hak asasi ekonomi: kemakmurab dan keadilan.

ü Alinea 3, ”atas berkar rahmat Allah yang maha kuasa dan dengan didorongkan oleh

keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas………,” ini merupakan

pengakuan kemerdekaan sebagai anugrah Tuhan.

ü Alinea 4, ”……melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruuh tumpah darah

indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa,

(12)

….melaksanakan ketertiban dunia…..”. hal ini merupakan bahwa negara memberikan

jaminan hak asasi terhadap arga negaranya.

1. HAM dalam batang tubuh UUD 1945 diatur secara khusus dalam pasal 28A-28J.

2. Secara umum HAM di Indonesia diatiur dalam pasal 27-34 UUD 1945

3. Hak asasi manusia dalam TAP MPR No. XVII/MPR/1998: memuat piagam HAM serta

pandangan dan sikap bangsa Indonesia terhadap HAM.

4. HAM dalam TAP MPR No. IV/MPR/1999 tentang GBHN. Dimuat dalam arah

penyelenggaraan Negara, yaitu: mewujudkan kehidupan yang demokratis,

berkeadilan sosial, melindungi HAM.

5. Keppres No. 50 Tahun 1993 tentang Komisi Nasional Hak Asasi Manusia

(KOMNASHAM), yang bertugas untuk melaksanakan penyuluhan, pengkajian,

pemantauan, penelitian dan mediasi tentang HAM.

6. Undang-undang No. 39 Tahun 1999 tentang HAM yang terdiri dari XI Bab dan 106

pasal.

7. PP no. 2 Tahun 2002 tentang tata cara perlindungan terhadap korban dan saksi

dalam pelanggaran HAM yang berat

8. PP No. 3 Tahun 2002 tentang kompensasi, restitusi dan rehabilitasi terhadap

korban pelanggaran HAM berat.

– Kompensasi: ganti kerugian yang diberikan oleh negara karena pelaku yang tidak

terbukti beersalah.

– Restitusi: ganti kerugian yang diberikan kepada korban ataukeluarganya oleh pelaku

ataupihak ketiga yang dapat berupa pengembalian barang milik, pembayaran ganti rugi

untuk kehilangan, dan penggantian biaya untuk tindakan tertentu.

1. Keppres No. 181 Tahun 1998 tentang komisi nasional anti kekerasan terhadap

perempuan.

2. UU No. 26 Tahun 2000 tentang pengadilan HAM, sebagai peradilan khusus

dilingkungan peradilan umum

1. MENAMPILKAN PERAN SERTA DLM UPAYA PEMAJUAN, PENGHORMATAN, DAN

PENEGEKAN HAM DI INDONESIA

B.1. Sistem Hukum dan Peradilan Nasional

1. Peran serta dalam upaya perjuangan, penghormata dn penegakan ham di

indonesia

2. Peran serta masyarakat dalam penegakan HAM di Indonesia.

Kewajiban dasar manusia \Indonesia terhadap HAM sesuai dengan UU No. 39 Tahun 1999

tentang Hak Asasi Manusia, pada bab VI adalah sebagai berikut:

1. setiap orang yang berada di wilayah negera Republik Indonesia wajib patuh

terhadap peraturan perundang-undangan, hukum tak tertulis, dan hukum

internasional mengenai HAM yang telah diterima oleh negara Republik Indonesia

(pasal 67).

2. Setiap orang wajib menghormati HAM orang lain, moral, etika, dan tata tertib

kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara (pasal 69 ayat 1).

3. Setiap HAM seseorang menimbulkan kewajiban dasar dan tanggung jawab untuk

menghormati hak-hak orang lain secara timbal balik (pasal 69 ayat 2).

4. Dalam menjalankan hak dan kebebasannya, setiap orang wajib tunduk kepada

pembatasan yang ditetapkan oleh undang-undang dengan maksud untuk

menjamin pengakuan serta penghormatan atas hak dan kebebasan orang lain dan

untuk memenuhi tuntutan yang adil sesuai dengan prertimbangan moral,

keamanan, dan ketertiban umum dalam suatu masyarakat demokratis (pasal 70).

5. peran serta pemerintah dalam penegakan HAM di Indonesia

kewajiban dan tanggung jawab pemerintah terhadap HAM sesuai dengan UU No. 39

1999 tentang HAM adalah sebagai berikut:

1. pemerintah wajib bertanggung jawab menghormati, melindungi, menegakkan, dan

memajukan hak asasi manusia, sesuai peraturan perundang-undangan, dan hukum

internasional tentang HAM yang diterima oleh negara Republik Indonesia (pasal

71).

2. Kewajiban dan tanggung jawab pemerintah meliputi langkah implementasi yang

efektif dalam hukum, politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan keamanan

negara, dan bidang lain (pasal 72).

3. Peran KOMNAS HAM alat perjuangan penegakkan HAM diIndonesia

4. komnas HAM dibentuk dengan tujuan:

5. mengembangkan kondisi yang kondusif bagi pelaksanaan hak asasi manusia

sesuai dengan pancasila, UUD 1945, dan piagam PBB, serta deklarasi universal

Hak Asasi Manusia.

(13)

6. Meningkatkan perlindungan dan penegakkan hak asasi manusia guna

berkembangnya pribadi manusia Indonesia seutuhnya dan kemampuannya

berpartisipasi dalam berbagai kehidupan.

b.Untuk melaksanakan fungsi mediasi, Komnas HAM bertugas dan berwenang

melakukan:

1. perdamaian kedua belah pihak

2. penyelesaian erkara melalui cara konsultasi, negosiasi, mediasi, konsiliasi dan

penilaian ahli

3. pemberian saran kepada para pihak untuk mennyelesaikan sengketa melalui

pengadilan

4. penyampaian rekomendasi atas suatu kasus pelanggaran HAM kepada pemerintah

untuk ditindaklanjuti penyelesaiannya dan

5. penyampaian rekomendasi atas suatu kasus pelanggaran HAM kepada dewan

perwakilan rakyat Republik Indonesia untuk ditindaklanjuti.

6. Tentang partisipasi perlindungan dan penegakan HAM di Indonesia maka Komnas

HAM menekankan:

7. membantu terwujudnya peradilan yang kredibel

8. memprakarsai dan atau memfasilitasi pembentukan komisi HAM di daerah-daerah

9. mengatasi pelanggaran HAM berat (groos-violation of human rights)

10.

meningkatkan kemampian para penegak hukum dalam menangani

kasus-kasus pelanggaran HAM pada umumnya, hak anak dan hak perempuan pada

khususnya.

11.

Meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat tentang perspektif

gender dan hak anak

12.

Menjamin berlanjutnya proses hukum secara tuntas terhadap kasus-kasus

pelanggaran hak asasi manusia.

13.

Membuat kriteria dan indikator pelanggaran ha asasi manusia yang jelas

bagi penegak hukum.

Setiap hari kita selalu mendengar, membaca, dan melihat, baik dari media cetak

maupun elektronik beerbagai peristiwa pelanggaran HAM. Masalah penegakan HAM

adalah masalah bersama yang menjadi tanggung jawab bersama antara pemerintah

rakyat, dan lembaga-lembaga tertentu, seperti Komnas HAM. Pelanggaran HAM itu dapat

dilakukan oleh negara/pemerintah, ataupun masyarakat. Richard Falk mengidentifikasi

standar guna mengukur derajat keseriusan pelanggaran HAM. Hasilnya adalah

disusunnya kategori pelanggaran HAM sebagai berikut:

1. pembunuhan besar-besaran (genocide) yaitu setiap perbuatan yang dilakukan

dengan maksud untuk menghancurkan atau memusnahkan seluruh atau sebagian

kelompok bangsa, ras, etnis, kelompok agama seperti berikut:

pembunuhan terhadap anggota kelompok, atau suku atau ras yang mengakibatkan

kemusnahan secara fisik, baik seluruh maupun sebagian.

Memaksakan atau mencegah kelahiran kelompok tertentu dengan cara

memindahkan atau membunuhnya.

1. rasialisme resmi (politik apartheid), yaitu suatu perlakuan politik terhadap etnis,

suku bangsa lain berdasarkan perbedaan ras dan warna kulit merupakan kejahatan

internasional

2. terosisme resmi berskala besar

3. pemerintahan totaliter

4. penolakan secara sadar untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia

5. perusakan kualitas lingkungan (ecocide)

6. kejahatan perang

1. b. Pelanggaran HAM dan penangannya

yang termasuk jeni pelanggaran HAM berat adalah sebagai berikut:

1. kejahatan genocide

2. kejahatan terhadap kemanusiaan

pembunhan besar-besaran (genocide) yaitu setiap perbuatan yang dilakukan dengan

maksud untuk menghancurkan atau memusnahkan seluruh atau sebagian kelompok

bangsa, ras, etnis, kelompok agama seperti berikut:

1. pembunuhan terhadap anggota kelompok, atau suku atau ras yang mengakibatkan

kemusnahan secara fisik, baik seluruh maupun sebagian.

2. Memaksakan atau mencegah kelahiran kelompok tertentu dengan cara

memindahkan atau membunuhnya.

Sedangkan kejahatan kemanusiaan adalah suatu perbuatan yang dilakukan sebagai

bagian daari serangan yang meluas atau sistematik, yang diketahuinya bahwa serangan

tersebut ditujukan secara langsung terhadap penduduk sipil berupa hal-hal sebagai

berikut:

(14)

2. pemusnahan dan penyiksaan

3. perbudakan

4. pengusiran dan pemindahan penduduk secara paksa

5. perampasan kemerdekaan yang melanggar hukum internasional

6. perkosaan/perbudakan seksual, pelacuran secara paksa, pemaksaan kehamilan,

pemandulan atau sterilisasi secara paksa, dan bentuk kekerasan seksual lainnya.

7. Penganiayaan terhadap suatu kelompok tertentu atau perkumpulan yang didasari

persamaan paham politik, ras, ebangsaan, etnis, budaya, agama, jenis kelamin,

atau alasan yang telah diakui secara universal sebagai hal yang dilarang menurut

hukum internasional.

8. Penghilangan kearganegaraan seseorang secara paksa.

Perkara pelanggaran HAM berat dilakukan berdasarkan ketentuan hukum acara pidana.

Penyidikan dilakukan oleh Jaksa Agung dengan disertai surat perintah dan alasan

penangkapan, kecuali tertangkap tangan. Penahanan untuk pemeriksaan dibidang

pengadilan HAM dapat dilakukan paling lam 90 hari, jangka waktu itu dapat diperpanjang

paling lama 30 hari oleh pengadilan negeri sesuai dengan daerah hukumnya.penahanan

di pengadilan tinggi dilakukan paling lama 60 hari, dapat diperpanjang 30 hari, dan

penahanan di Mahkamah Agung paling lama 60 hari dan dapat diperpanjang 30 hari.

1. Perilaku upaya pemajuan, penghormatan, dan penegakkan HAM

2. a) Dalam lingkungan masyarakat

Menjunjung tinggi harga diri manusia dan bangsa

Kesamaan harga diri antar pribadi

Tidak mencampur urusan pribadiorang lain

Tidak mencela dan menghina kekurangan orang lain

Saling menghargai antar sesama manusia

1. b) Dalam lingkungan bangsa dan negara

Mengentskan kemiskinan agar menjadi manusia yang layak

Gerakan orang tua asuh

Mengefektifkan wajib belajar 12 tahun

Bagi perusahaan besar perlu menjadi bapak angkat bagi pengrajin kecil.

1. Hambatan Penegakan HAM

2. a) Faktor kondisi sosial-budaya

Stratifikasi-status sosil (tingkat pendidikan, usia, pekerjaan, keturunan, ekonomi,

dll).

Norma adat/budaya lokal.

b). Faktor komunikasi dan informasi.

Letak geografis Indonesia yang luas

Sarana dan prasarana komunikasi dan informasi yg blm terbangun secara baik di

seluruh wilayah Indonesia.

Sistem informasi maupun perangkatnya dan SDM yang masi terbatas.

c). Faktor kebijakan pemerintah

Tidak semua penguasa memiliki kebijakan yg sama tentan pentingnya jaminan

HAM.

Lemahnya pengawasan legislatif maupun kontrol sosial oleh masyarakat.

d). Faktor perangkat Perundangan

e). Faktor aparat dan penindakannya.

1. Tantangan Penegakan HAM

Pemerintah Indonesia (Presiden Soeharto) pada saat berpidato di PBB dlm Konferensi

Dunia ke-2 (Juni 1992) dgn Judul ”Drklarasi Indonesia Tentang HAM” sebagai berikut :

Prinsip Universilitas; bahwa adanya hak-hak asasi manusia bersifat fundamental

dan memiliki keberlakuan universal.

Prinsip Pembangunan; kemajuan pembangunan nasional dpt membantu

tercapainya tujuan meningkatkan demokrasi dan perlindungan terhadap hak-hak

asasi manusia.

Prinsi Kesatuan; hak asasi perseorangan dan hak asasi masyarakat/bangsa secara

keseluruhan merupakan suatu kesatuan yang tidak terpisahkan.

Prinsip Objektivitas; penilaian terhadap pelaksanaan hak-hak asasi pada suatu

negara oleh pihak luar hanya menonjolkan salah satu jenis hak asasi dan

mengabaikan hak-hak asasi manusia lainnya.

Prinsip Keseimbangan; keseimbangan dan keselarasan antara hak-hak

perseorangan dan hak-hak masyarakat/bangsa.

Prinsip Kompetensi Nasional; penerapan dan perlindungan HAM merupakan

tanggungjawab Nasional.

(15)

Prinsip Negara Hukum; bahwa jaminan terhadap HAM dlm suatu negara

dituangkan dalam aturan-aturan hukum (tertulis dan tidak tertulis).

1. INSTRUMEN HUKUM & PERADILAN INTERNASIONAL HAM

2. Instrumen Hukum Internasional HAM

pasca perang dunia ke II pehatian internasional tentang HAM tampakmeningkat karena

jumlah korban yang begitu besar di berbagai belahan dunia melahirkan keprihatinan atas

penistaan terhadap nilai kemanusiaan. Kemudian dibentuklah Perserikatan

Bangsa-Bangsa (PBB) yang melahirkan Deklarasi Hak Asasi Manusia (Universal Declaration of

Human Rights).

Beberapa instrumen hukum tentang Hak Asasi Manusia internasional pasca Universal

Declaration of Human Rights ( UDHR), antara lain:

1. Tahun 1958 lahir konvensi tentang hak-hak politik perempuan

2. Tahun 1966. covenanats of human rights telah teratifikasi oleh negara-negara

anggota PBB

3. Tahun 1976 tentang konvensi internasional hak-hak khusus

4. Tahun 1984 konvensi tentang penghapusan segala bentuk diskriminasi terhadap

perempuan

5. Tahun 1990 konvesi tentang hak-hak anak

6. Tahun 1993 tentang konvensi anti apartheid

7. Tahun 1998 tentang konvensi menentang penyiksaan dan perlakuan atau hukuman

lain yang kejam, tidak manusiawi, dan merendahkan martabat manusia.

8. Tahun 1999 tentang konvensi penghapusan segala bentuk diskriminasi rasial.

2. Instrumen Yuridis Hak Asasi Manusia

Pada tanggal 16 Desember 1966, dissahkan Covenant on Economic, social, and Cultural

Rights dan Internasional Covenant on civil and political rights. Hal baru dalam ketentuan

itu disebutnya hak rakyat untuk menentukan nasibnya sendiri termasuk hak untuk

mengatur kekayaan dan sumber-sumber nasional secara bebas.

Perjanjiian nasional mengenai hak ekonomi, social dan budaya mulai berlaku tanggal 3

Januari 1976. perjanjian ini berupaya meningkatkan dan melindungi tiga kategori hak,

yaitu:

1. hak untuk bkerja dalam kondisi yang adil dan menguntungkan

2. hak atas perlindungan sosial, standar hidup yang pantas, standar kesejahteraan

fisik dan mental tertinggi yang bisa dicapai

3. hak atas pendidikan dan ha untuk menikmati manfaat kebebasan kebudayaan dan

kemajuan ilmu pengetahuan.

3. UU No. 26 Tahun 2000 Pengadilan HAM

salah satu dasarnya dibentuknya pengadilan HAM adalah pasal 104 ayat (1) UU No. 39

tahun 1999 tentang HAM. Dalam ketentuan umum pasal 1 Alinea III UU No. 26 tahun

2000 dinyatakan bahwa pengadilan HAM adalah khusus bagi pelanggaran hak asasi

manusia yanh berat. Selanjutnya, pasal 2 menyatakan bahwa pengadilan HAM

merupakan pengadilan khusus yang berada di lingkungan peradilan umum.

Di lingkungan peradilan umum ada peradilan khusus HAM. Kedudukan pengadilan HAM

berat di daerah yang daerah hukumnya meliputi hukum pengadilan negeri yang

bersangkutan. Peradilan HAM memiliki wewenang memeriksa dan memutus perkara

pelanggaran hak asasi manusia yang berat, termasuk yang dilakukan diluar teritorial

wilayah ngara Republik Indonesia. Pelanggaran hak asasi berat merupakan extra

ordinary crime dan berdampak secara luas, bai pada tingkat nasional maupun

internasional dan bukan merupakan tindak pidana yang diatur dalam KUHP serta

menimbulkan kerugian baik materiil maupun immaterial yang mengakibatkan rasa tidak

aman, baik terhadap perseorangan maupun masyarakat.

4. Perlindungan Hak Asasi Manusia Universal

Pembukaan PBB mengumandangkan kepercayaan dalam hak-hak asasi manusia,

kemuliaan, dan nilai orang per orang dalam kesamaan hak antara wanita dan pria.

Dalam piagam kemuliaan tersebut berkali-kali diulang bahwa PBB akan mendorong,

mengembangkan, dan mendukung penghormatan secara universal dan efektif hak-hak

asasi manusia dan kebebasan-kebebasan pokok bagi semua tanpa membedakan suku,

gender, bahasa dan agama.

Selanjutnya menjadi tugas dan wewenang Majelis Umum PBB di bantu Dewan

Ekonomi dan Sosial beserta komisi hak asasi manusia dan mekanisme HAM PBB lainnya

menjabarkan lenih lanjut dalam pelaksanaan misinya.

Dewan Ekonomi dan Sosial yang membantu tugas Majelis Umum dalam menangani HAM

dapat pula membentuk komisi, misalnya Komisi Hak Asasi Manusia beranggotakan 53

negara dan mempunyai tugas menyiapkan rekomendasi dan laporan mengenai

perjanjian intrnasional tentang hak-hak asasi, konvensi-konvensi dan deklarasi

internasional tentang kebebasan sipil, informasi, perlindungan kelompok minoritas,

(16)

pencegahan diskriminasi atas dasar suku, gender, bahasa, agama dan masalah lain yang

berkaitan dengan HAM.

Khusus mengenai wanita dibentuk komisi mengenai status wanita yang beranggotakan

45 negara yang bertindak dalam kapasitas pribadi. Komisi ini bertugas menyiapkan

laporan-laporan mengenai promosi hak-hak wanita dibidang politik, ekonomi, sosial dan

pendidikan, sera membuat rekomendasi kepada dewan ekonomi dan sosial tentang

masalah yang membutuhkan perhatian di bidang HAM.

Disamping itu ada dua badan khusus PBB yang juga menangani masalah HAM, yaitu

oraganisasi buruh sedunia (ILO) yang brtugas memperbaiki syarat-syarat kerja dan hidup

para buruh dan membuat rekomendasi standar minimum dibidang gaji, jam kerja,

syarat-syarat pekerjaan dan jaminan sosial. Badan kedua adalah UNESCO yang

mempunyai tugas meningkatkan kerjasama antar bangsa melalui pendidikan, ilmu

pengetahuan, dan kebudayaan.

Perkembang terakhir hukum pidana internasional adala disepakati

pembentukan International Crime Court (ICC). Dalam suatu sidang United Nations

Diplomatic Conference on Criminal Court 17 Juni 1998 di Roma Italia. Dengan disahkan

ICC sebagai badan baru PBB terwujudlah suatu badan peradilan internasional yang

bersifat tetap. Badan ini memiliki kekuasaan untuk melaksanakan yuridisdiksinya atas

seseorang yang melakukan kejahatan yang serius. Jenis kejahatan yang disepakati ICC,

antara lain:

1. Pemusnahan, misal terhadap kelompok etnis atau penganut agama tertentu (The

Crime of Genocide)

2. Kejahatan melawan kemanusiaan (Crime Against humanity)

3. Penyerangan suatu bangsa atau Negara terhadap Negara lain. (The Crime of

Aggression)

4. Kejahatan perang. (War Crimes)

Peranan Indonesia dalam Organisasi Internasional

1. Peranan Indonesia dalam Gerakan Non Blok

Peran serta Indonesia dalam Gerakan Non Blok adalah sebagai berikut : a. Sebagai pemprakarsa lahirnya Gerakan Non Blok

b. Presiden Soekarno sebagai duta untuk penyampaian KTT Non Blok I kepada Presiden Amerika serikat John F. Kennedi.

c. Indonesia menjadi penyelenggara sekaligus ketua Gerakan Non Blok dalam KTT GNB di Jakarta pada Bulan September 1992.

d. Presiden Soeharto merintis dibukanya kembali Dialog Untara Selatan yang telah lama mengalami pemutusan, yakni dalam KTT G-7 di Tokyo Jepang tahun 1993. e. Indonesia selalu mengusulkan dalam KTT kemajuan Ekonomi, penghapusan

penjajahan, dan kemurnia GNB tetap dipertahankan.

2. Peranan Indonesia dalam Perserikatan Bangsa-Bangsa

Sebagai anggota PBB Indonesia juga aktif dalam memelihara perdamaian di dunia. Kontingen Garuda disingkat KONGA atau Pasukan Garuda adalah pasukan Tentara Nasional Indonesia yang ditugaskan sebagai pasukan perdamaian di negara lain. Indonesia mulai turut serta mengirim pasukannya sebagai bagian dari pasukan penjaga perdamaian PBB sejak 1957.

3. Peranan Indonesia dalam Konferensi Asia Afrika

Konferensi Asia Afrika diadakan di kota Bandung pada tanggal 19 april 1955 dan dihadiri oleh 29 negara kawasan Asia dan Afrika. Konferensi ini menghasilkan 10 butir hasil kesepakatan bersama yang bernama Dasasila Bandung atau Bandung Declaration.

Dengan adanya Dasa Sila Bandung mampu menghasilkan resolusi dalam persidangan PBB ke 15 tahun 1960 yaitu resolusi Deklarasi Pembenaran Kemerdekaan kepada negara-negara dan bangsa yang terjajah yang lebih dikenal sebagai Deklarasi Dekolonisasi. Isi dasasila bandung :

(17)

2.

Menghormati kedaulatan dan integritas semua bangsa.

3.

Menghormati dan menghargai perbedaan ras serta mengakui persamaan semua ras dan bangsa di dunia.

4.

Tidak ikut campur dan intervensi persoalan negara lain.

5.

Menghormati hak setiap bangsa untuk mempertahankan diri baik sendiri maupun kolektif sesuai dengan piagam pbb.

6.

Tidak menggunakan peraturan dari pertahanan kolektif dalam bertindak untuk kepentingan suatunegara besar.

7.

Tidak mengancam dan melakukan tindak kekerasan terhadap integritas teritorial atau kemerdekaan politik suatu negara.

8.

Mengatasi dan menyelesaikan segala bentuk perselisihan internasional secara jalan damai dengan persetujuan PBB.

9.

Memajukan kepentingan bersama dan kerjasama.

10.

Menghormati hukum dan juga kewajiban internasional.

4. Peranan Indonesia dalam ASEAN Peran indonesia dalam asean :

a.

Ikut mendirikan asean

b.

Diberi kepercayaan sebagai penyelenggara KTT Asean I. KTT ini dilaksanakan di Bali pada tanggal 23-24 Februari 1976. Salah satu kesepakatan yang dihasilkan KTT Asean I adalah pembentukan Sekretariat Asean di Jakarta.

c.

Sekretaris Jenderal (Sekjen) Asean pertama adalah H.R. Dharsono, seorang putra Indonesia.

d.

Indonesia pernah menjadi penengah konflik antara Vietnam dan Kamboja. Adapula tujuan ASEAN adalah sebagai berikut :

a. Mempercepat pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial, dan pengembangan kebudayaan di kawasan Asia Tenggara.

b. Meningkatkan perdamaian dan stabilitas regional dengan cara menghormati keadilan dan tertib hukum serta prinsip-prinsip PBB.

c. Memajukan kerja sama yang aktif dan tukar-menukar bantuan dalam bidang ekonomi, sosial budaya, teknik, ilmu pengetahuan, dan administrasi.

d. Saling memberikan bantuan dalam bentuk sarana-sarana latihan dan penelitian. e. Bekerja sama secara aktif di bidang pertanian dan industry, memperluas

perdagangan, komoditi internasional, industri perdagangan, jasa, dan meningkatkan taraf hidup rakyat.

f. Memelihara kerja sama yang erat dan bermanfaat dengan organisasi-organisasi internasional.

Hak dan Kewajiban Warga Negara

Hak warga negara Indonesia meliputi hak konstitusional dan hak hukum. Hak konstitusional adalah hak-hak yang dijamin di dalam dan oleh Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia tahun 1945. Sedangkan hak –hak hukum timbul berdasarkan jaminan undang-undang dan peraturan perundang-undang-undang-undangan dibawahnya.

I. Makna Hak dan Kewajiban Warga Negara

Hak merupakan semua hal yang harus diperoleh. Hak dapat berbentuk kewenangan atau kekuasaan untuk melakukan sesuatu. Hak yang diperoleh merupakan akibat dari

(18)

dilaksanakannya kewajiban. Dengan kata lain, hak dapat diperoleh apabaila kewajiban sudah dilaksanakan.

HAM adalah hak dasar yang melekat dalam diri manusia sebagai anugerah Tuhan yang Maha Esa. Sedangkan hak warga negara adalah seperangkat hak yang melekat pada diri manusia dalam kedudukannya sebagai anggota dari sebuah negara. Hak asasi sifatnya universal, tidak terpengaruh satus kewarganegaraan seseorang. Akan tetapi hak warga negara dibatasi oleh satus kewarganegaraannya. Dengan kata lain, tidak semua hak warga negara adalah hak asasi manusia. Akan tetapi, dapat dikatakan bahwa semua ham juga merupakan hak warga negara, misalnya hak setiap warga negara untuk menduduki jabatan dalam pemerintahan Republik Indonesia adalah hak asasi warga negara Indonesia. Haki ini tidak berlaku bagi orang yang bukan warga negara Indonesia.

Kewajiban adalah segala sesuatu yang harus dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab. Dengan demikian, kewajiban warga negara dapat diartikan sebagai tindakan atau perbuatan yang harus dilakukan oleh seorang warga negara sebagaimana diatur dalam ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Kewajiban asasi merupakan kewajiabn dasar setiap orang. Dengan kata lain, kewajiban asasi terlepas dari status kewarganegaraan yang dimiliki oleh orang tersebut. Sementara itu kewajiban warga negara dibatasi oleh status kewarganegaraan sesorang. Akan tetapi meskipun demikian konsep kewajiban warga negara memiliki cakupan yang lebih luas, karena meliputi pula ewajiban asasi.

Hak dan kewajiban warga negara merupakan dua hal yang saling berkaitan. Keduannya memiliki hubungan kausalitas atau hubungan sebab akibat. Seseorang mendapatkan haknya dikarenakan dipenuhinya kewajiban yang dimilikinya. Hak dan kewajiban warga negara juga tidak bisa dipisahkan, karena bagaimanapun dari kewajiban itulah muncul hak-hak dan sebaliknya. Tetapi sering terjadi pertentangan karena hak dan kewajiban yang tidak seimbang. Jika keseimbangan itu tidak ada maka akan terjadi kesenjangan sosial yang berkepanjangan.

II. Jenis Hak dan Kewajiban Warga Negara Republik indonesia Kewajiban Warga Negara

N

o Pasal Kewajiban

1 27 ayat 1 Menaati hukum dan pemerintahan 2 27 ayat 3 Membela negara

3 30 ayat 1 Menjaga pertahanan dan keamanan negara 4 33 ayat 2 dan

3 Mempercayai negara dalam menguasai bumi, air, dan kekayaan alam untuk kepentingan rakyat Hak Warga Negara

N

o Pasal Hak

1 27 ayat 1 Mendapatkan persamaan kedudukan warga negara di hadapan hukum dan pemerintahan

2 27 ayat 2 Mendapatkan kehidupan dan pekerjaan yang layak 3 28 Mendapatkan kemerdekaan berserikat, berkumpul, dan

mengeluarkan pendapatbaik lisan maupun tulisan 4 28 A Mendapatkan hidup serta hak mempertahankan hidup 5 28 C ayat 1 Mengembangkan diri dan pendidikan

6 28 D ayat 1 Mendapatkan sistem hkum yang adil 7 28 I ayat 4 Has asasi warga negara

8 29 ayat 2 Mendapatkan kemerdekaan untuk memeluk agamadan menjalankan masing-masing

9 31 ayat 2 Mendapatkan biaya pendidikan dasar 1

0 34 Mendapatkan pemberian jaminan sosial

III. Kasus Pelanggaran dan Pengingkaran Kewajiban Warga Negara Faktor-faktor pelanggaran dan pengingkaran warga negara

(19)

N

o Faktor Penjelasan

1 Keadaan psikologis para

pelaku Pelaku dalam keadaan kurang waras atau tertekan saat melakukan pelanggaran 2 Sikap egois Pelaku hanya memikirkan diri sendiri, tanpa memikirkan

perasaan orang lain terutama orang yang ia langgarhak asasinya

3 Tidak toleran pada orang lain

Pelaku tidak memberikan toleransi kepadada orang lain dalam menghadapi masalah besar maupun masalah kecil 4 Tingkat kesadaran HAM

pelaku sangat rendah Pelaku tidaktau dan tidak mengerti tentang pelanggaran HAM 5 Adanya pandangan HAM

bersifat individualistic Pelaku merasa bebas karena dia tahu dia punya hak sebagai manusia, sehingga mementingkan dirisendiri tanpa memikirkan kepentingan orang lain

6 Tidak memiliki rasa empati

dan rasa kemanusiaan Pelaku seenaknya melakukan pelanggaran HAM, tanpa memikirkan rasa kemanusiaan 7 Sifat individualistik Pelaku tidak ingin bersoaialisasi dengan masyarakat 8 Adanya dendam Pelaku memiliki dendam terhadap orang lain yang

menyebabkan si pelaku melakuakn pelanggaran HAM 9 Adanya deskriminasi dari

orang yang ada dalam kesehariannya

Pelaku sering mendapat perlakuan deskriminasi dari orang terdekatnya

Faktor Eksternal N

o Faktor Penjelasan

1 Ketidaktegasan aparat

penegak hokum Perangkat hukum seperti polisi yang tidak tegas sehingga sering terjadi pelanggaran HAM 2 Struktur sosial dan politik

yang memungkinkan terjadinya pelanggaran hukum dan HAM

Kesenjangan sosial memberikan dampak negatif, terlebih memberikan dorongan untuk melakukan pelanggaran HAM

3 Teknologi yang digunakan

secara tidak tepat Kemajuan teknologi dapat memberikan pengaruh yang positif, tetapi dapat dapat juga memberikan pengaruh negatif bahkan dapat memicu timbulnya kejahatan 4

Contoh pelanggaran hak warga negara

1. Penangkapan dan penahaan seseorang demi menjaga stabilitas, tanpa berdasarkan hukum

2. Penerapan budaya kekerasan untuk menindak warga masyarakat yang dianggap ekstrim yang dinilai oleh pemerintah menggangu stabilitas keamanan yang akan membahayakan kelangsungan pembangunan

3. Pembungkaman kekebasan pers

4. Pembatasan hak berserikat dan berkumpul serta menyatakan pendapat 5. Menimbulkan rasa ketakutan masyarakat luas terhadap pemerintah Contoh pengingkaran kewajiban warga negara

1. Mengingkari kewajiban membayar pajak 2. Tidak mematuhi peraturan

IV. Upaya Pencegahan Pelanggaran hak warga negara 1. Menegakan supremasi hukum dan demokrasi

(20)

2. Mengoptimalkan peran lembaga-lembaga selain lembaga tinggi negara yang berwenang dalam penegakan hak dan kewajiban warga negara seperti KPK, Komnas HAM, KPAI, Komnas Perempuan dan Lembaga Ombudsman Indonesia 3. Pelaksanaan otonomi daerah sesuai dengan UU

4. Meningkatkan pelayanan publik

5. Badan-badan penegak hukum tidak boleh diskriminatif 6. Adanya kontrol dari masyarakat

Upaya pencegahan peningkatan kewajiban warga negara: 1. Melalui kegiatan di sekolah

a. Mengerjakan dan mengumpulkan pekerjaan rumah b. Belajar secara rutin

c. Tidak terlambat ke sekolah

d. Melaksanankan tugas piket kelas dengan baik e. Menjaga ketertiban peraturan sekolah

2. Melalui kegiatan masyarakat

3. Adanya sanksi yang tegas bagi warga negara yang mengingkari kewajiban sebagai warga negara

4. Badan-badan penegak hukum tidak boleh deskriminatif 5. Adanya kontrol dari masyarakat

V. Lembaga negara dalam penegakan HAM

1. Kepolisian melakukan penanganan terhadap kasus-kasus yang berkaitan dengan pelanggaran terhadap hak warga negara untuk mendapatkan rasa aman

2. TNI melakukan penanganan terhadap kasus-kasus yang berkaitan dengan gerakan separatisme, ancaman keamanan dari luar dan sebagainya

3. KPK melakuakn penanganan terhadap kasusu-kasus korupsi dan penyalahgunaan keuangan negara

4. Lembaga peradilan melakukan perannya untuk mnjatuhkan vonis atas kasus pelangaran hak dan pengingkaran kewajiban warga negara

PERSATUAN dan KESATUAN

1. Demokrasi dalam kerangka NKRI

Berdasarkan cirri-ciri sistem demokrasi tersebut maka penjabaran demokrasi dalam

ketatanegara Indonesia dapat ditemukan dalam konsep demokrasi sebagaimana terdapat dalam UUD 1945 sebagai ‘staats fundamentalnorm’. Selanjutnya didalam penjelasan UUD 1945 tentang sistem pemetintahan Negara angka Romawi III dijelaskan “Kedaulatan Rakyat”. Rumusan kedaulatan di tangan rakyat menunjukkan bahwa kedudukan rakyatlah yang

tertinggi dan paling sentral. Rakyat adalah sebagai asal mula kekuasaan negara dan sebagai tujuan kekuasaan negara. Oleh karena itu “rakyat” adalah merupakan paradigma sentral kekuasaan negara. Adapun rincian struktural ketentuanketentuan yang berkaitan dengan demokrasi menurut UUD 1945 adalah sebagai berikut.

1. Konsep Kekuasaan

Konsep kekuasaan Negara menurut demokrasi sebagai terdapat dalam UUD 1945 sebagai berikut:

A. Kekuasaan di Tangan Rakyat a) Pembukaan UUD Alinea IV

b) Pokok pikiran dalam Pembukaan UUD 1945 c) Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 1 ayat (1)

d) “Negara Indonesia ialah Negara Kesatuan yang berbentuk Republik”. e) Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 1 Ayat (2)

f) “Kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-Undang Dasar”. Berdasarkan ketentuan tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam negara Republik Indonesia pemegang kekuasaan tertinggi atau kedaulatan tertinggi adalah ditangan rakyat dan realisasinya diatur dalam Undang-Undang Dasar Negara. Sebelum dilakukan amandemen kekuasaan tertinggi dilakukan oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Namun, ketika pengujian dikaitkan dengan tingkat pengungkapan dari transaksi derivatif dan perusahaan pengguna derivatif dikelompokkan menjadi pengguna derivatif yang

Berdasarkan hasil penelitian dilapangan diketahui pada Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus Samboja struktur jenis vegetasi dan komposisi jenis terdiri dari 342

Pendekatan keterampilan proses harus diterapkan karena ilmu pengetahuan berlangsung semakin cepat sehingga tak mungkin lagi para guru mengajarkan semua fakta dan

Guru dan Karyawan pulang sesuai jam kerja yang telah ditentukan Yayasan atau setelah menyiapkan kegiatan dan perlengkapan KBM untuk esok

Hasil secara parsial variable modal kerja, jam kerja, pengalaman kerja dan lokasi usaha di uji pada taraf signifikansi 1 % menunjukkan pengaruh yang

Dari hasil penelitian tersebut ditemukan bahwa karakter visual arsitektur pada fasade atau tampak luar bangunan rumah tinggal yang ada dikampung Kulitan dan

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions.. Start