• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PENDAHULUAN waham

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN PENDAHULUAN waham"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PENDAHULUAN

LAPORAN PENDAHULUAN

KEPERAWATAN JIWA

KEPERAWATAN JIWA

GANGGUAN ISI PIKIR (WAHAM)

GANGGUAN ISI PIKIR (WAHAM)

Disusun

Disusun Oleh

Oleh ::

Indra Jaya, S.Kep

Indra Jaya, S.Kep

160300343

160300343

Pembimbing

Pembimbing Akademik Akademik Pembimbing Pembimbing KlinikKlinik

(

( ) ) ( ( ))

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

UNIVERSITAS ALMA ATA

UNIVERSITAS ALMA ATA

YOGYAKARTA

YOGYAKARTA

2017

2017

(2)

LAPORAN PENDAHULUAN

GANGGUAN ISI PIKIR (WAHAM)

I. KASUS (MASALAH UTAMA) : Gangguan Isi Fikir (WAHAM)

 A. Definisi

Pengertian

Waham adalah keyakinan klien yang tidak sesuai dengan kenyataan, tetapi dipertahankan dan tidak dapat diubah secara logis oleh orang lain. keyakinan ini berdasar dari pemikiran klien yang sudah kehilangan kontrol.

Waham adalah suatu keyakinan yang dipertahankan secara kuat terus-menerus, tetapi tidak sesuai dengan kenyataan. (Budi Anna Keliat, 2010).

Waham adalah keyakinan seseorang yang berdasarkan penilaian realitas yang salah. Keyakinan klien tidak konsisten dengan tingkat intelektual dan latar belakang budaya klien (Aziz R, 2008).

Tanda dan Gejala

 Menolak makan

 tidak ada perhatian pada perawatan diri

 Mendekati orang lain dengan ancaman

 Memberikan kata-kata ancaman dengan rencana melukai

 Menyentuh orang lain dengan cara yang menakutkan

 Mempunyai rencana untuk melukai

 Klien mengungkapkan sesuatu yang diyakininya (tentang agama, kebesaran, kecurigaan, keadaan dirinya berulang kali secara berlebihan tetapi tidak sesuai kenyataan

 Klien tampak tidak mempunyai orang lain

 Curiga

 Bermusuhan

(3)

 Takut, sangat waspada

 Tidak tepat menilai lingkungan/ realitas

 Ekspresi wajah tegang

 Mudah tersinggung (Aziz R, 2008)

Tingkatan Waham

1. Fase Lock Of Human Need 

Waham diawali dengan terbatasnya kebutuhan-kebutuhan klien baik secara fisik maupun psikis. Secara fisik klien dengan waham dapat terjadi pada orang-orang dengan status social dan ekonomi terbatas. Keinginan untuk mencukupi kebutuhan hidupnya mendorong melakukan kompensasi yang salah. Ada juga klien yang secara social ekonomi terpenuhi tetapi kesenjangan antara reality dengan self idea sangat tinggi.

2. Fase Lock Of Salf Esteem

Tidak adanya pengakuan dari lingkungan dan tingginya kesenjangan antara salf idea dan salf reality (kenyataan dengan harapan) serta dorongan kebutuhan yang tidak terpenuhi, sedangkan standar lingkungan sudah melampaui kemampuannnya, misalnya saat lingkungan sudah banyak yang kaya menggunakan teknologi komunikasi yang canggih, berpendidikan tinggi serta memiliki kekuatan yang luas. Seseorang tetap memasang salf idea yang melebihi lingkungan tersebut. Padahal salf realitynya sangat jauh.

3. Fase Control Internal Eksternal

Klien mencoba berfikir rasional bahwa apa yang ia yakini atau apa-apa yang ia katakan adalah kebohongan, menutupi kekurangan dan tidak sesuai kenyataan. Lingkungan sekitar klien mencoba

(4)

memberikan koreksi bahwa sesuatu yang dikatakan klien itu tidak  benar, tetapi hal ini tidak dilakukan secara adekuat karena besarnya toleransi dan keinginan menjaga perasaan lingkungan hanya menjadi  pendengar pasif tetapi tidak mau konfrontatif berkepanjangan dengan

alasan pengakuan klien tidak mengatakan orang lain.

4. Fase Environment Support 

Diantara orang yang mempercayai klien dalam lingkungannya menyebabkan klien merasa didukung, lama-kelamaan klien menganggap sesuatu yang dialkuakn tersebut sebagai sesuat kebenaran karena sering diulang-ulang.

5. Fase Comforting 

Klien merasa nyaman dengan keyakinan dan kebohongannya, serta menganggap bahwa semua orang sama yaitu akan mempercayai dan mendukungnya, keyakinan sering disertai halusinasi pada saat menyendiri dari lingkungannya.

6. Fase Improfing 

Apabila tidak adanya konfrontasi dan upaya-upaya koreksi, setiap waktu keyakinan yang salah pada klien akan meningkat. Tema waham yang muncul sering berkaitan dengan dengan normatik masa lalu atau kebutuhan-kebutuhan yang tidak terpenuhi (rantai yang hilang).

Klasifikasi

a. Waham agama : keyakinan seseorang bahwa ia dipilih oleh Yang Maha Kuasa atau menjadi utusan Yang Maha Kuasa.

 b. Waham somatik : keyakinan seseorang bahwa tubuh atau bagian tubuhnya sakit atau terganggu.

(5)

c. Waham kebesaran : keyakinan seseorang bahwa ia memiliki kekuatan yang istimewa.

d. Waham curiga: kecurigaan yang berlebihan atau irasional dan tidak percaya dg orang lain

e. Waham paranoid : kecurigaan seseorang yang berlebihan atau tidak rasional dan tidak mempercayai orang lain, ditandai dengan waham yang sistematis  bahwa orang lain “ingin menangkap “ atau memata-matainya.

f. Siar pikir ; waham tentang pikiran yang disiarkan ke dunia luar.

g. Sisip pikir ; waham tentang pikiran yang ditempatkan ke dalam benak orang lain atau pengaruh luar.

h. Kontrol pikir: merasa perilakunya dikendalikan oleh pikiran orang lain

i. Waham Tak Berguna. Percaya bahwa dirinya tak berguna lagi sehingga sering berpikir lebih baik mati (bunuh diri)

Rentang Respon

Respon adaptif Respon Maladaptif

Pikiran logis Disorientasi Pikiran Gg.Pikiran/Waham Persepsi Akurat Ilusi Sulit Berespon

Emosi Konsisten Reaksi Emosi Ber (+/-) Prilaku Kacau Prilaku Sesuai Prilaku Aneh/Tdk Biasa Isolasi Sosial Berhubungan Social Menarik Diri

F aktor Pr edisposisi

 Genetis : diturunkan, adanya abnormalitas perkembangan sistem saraf

yang berhubungan dengan respon biologis yang maladaptif.

  Neurobiologis; Adanya gangguan pada korteks pre frontal dan korteks

(6)

  Neurotransmitter ; abnormalitas pada dopamine, serotonin dan glutamat.  Virus paparan virus influensa pada trimester III

 Psikologis; ibu pencemas, terlalu melindungi, ayah tidak peduli

F aktor Presipitasi

 Proses pengolahan informasi yang berlebihan  Mekanisme penghantaran listrik yang abnormal  Adanya gejala pemicu

 Mekanisme Koping

Perilaku yang mewakili upaya untuk melindungi klien dari pengalaman yang menakutkan berhubungan dengan respon neurobiologis yang maladaptif meliputi :

 Regresi : berhubungan dengan masalah proses informasi dan upaya

untuk mengatasi ansietas

 Proyeksi : sebagai upaya untuk menjelaskan kerancuan persepsi  Menarik diri

Pohon Masalah

Resiko Tinggi Perilaku Kekerasan

Perubahan proses pikir: Waham

Isolasi Sosial: Menarik Diri

II. MASALAH KEPERAWATAN DAN DATA YANG PERLU DIKAJI a. Masalah keperawatan

1) Resiko tinggi perilaku kekerasan 2)  perubahan proses pikir: waham 3) isolasi sosial

(7)

 b. Data yang perlu dikaji

Masalah keperawatan Data yang perlu dikaji Perubahan proses pikir :

waham

Subjektif

- klien mengatakan bahwa dirinya adalah yang paling hebat

- klien mengatakan bahwa ia memiliki kebesaran atau kekuasaan khusus

objektif

- klien terlihat terus ngoceh tentang kemampuan yang dimilikinya

-  pembicaraan klien cendrung  berulang

- isi pembicaraan tdak sesuai dengan kenyataan

III. DIAGNOSA KEPERAWATAN

(8)

IV. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN Diagnosa : Gangguan Isi Fikir : Waham

DIAGNOSA

RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN TUJUAN KRITERIA EVALUASI INTERVENSI Gangguan Isi Fikir : Waham Pasien mampu :  Berorientasi kepada realita secara bertahap.  Berinteraksi dengan orang lain dan lingkungan.  Menggunakan obat dengan  prinsip 6 benar. Keluarga mampu :  Mengidentifikasi waham pasien.  Memfasilitasi  pasien untuk memenuhi Setelah … kali  pertemuan, pasien dapat

memenuhi kebutuhannya, mampu:  Menyebutkan kegiatan yang sudah dilakukan.  Menyebutkan serta memilih kemampuan yang dimiliki. SP 1  Identifikasi kebutuhan  pasien.  Bicara konteks realita(tidak mendukung atau membantah waham pasien)  Latih pasien untuk memenuhi kebutuhannya.  Masukkan dalam  jadwal harian  pasien SP 2 Evaluasi kegiatan yang lalu (SP 1)  Identifikasi  potensi/kemampu an yang dimiliki  Latih kemampuan yang dipilih  Masukkan dalam

(9)

 Kebutuhannya  Mempertahanka n program  pengobatan  pasien secara optimal.  jadwal kegiatan  pasien SP 3  Evaluasi kegiatan

yang lalu (SP 1 & SP 2)

 Memilih

kemampuan

ketiga yang dapat dilakukan

 Pilih dan latih

 potensi kemampuan lain yang dimiliki  Masukkan dalam  jadwal kegiatan  pasien Setelah … kali  pertemuan, keluarga mampu mengidentifikasi masalah dan menjelaskan cara merawat pasien. Keluarga mampu :  Menyebutkan kegiatan yang sesuai dilakukan  Memperagakan cara merawat  pasien SP 1  Identifikasi masalah keluarga dalam merawat  pasien  Jelaskan proses terjadinya waham  Jelaskan tentang cara merawat  pasien  Main peran dalam merawat  pasien waham

(10)

 Mengidentifikasi masalah dan mampu menjelaskan cara merawat pasien  Susun RTL keluarga/jadwal keluarga untuk merawat pasien SP 2  Evaluasi kemampuan SP 1  Latih keluarga langsung ke  pasien  Menyusun RTL keluarga/ jadwal kegiatan untuk merawat pasien SP 3  Evaluasi kemampuan keluarga  Evaluasi kemampuan  pasien  RTL keluarga - Follow up - Rujukan

(11)

DAFTAR PUSTAKA

Keliat, Budi Anna. (2010).  Kumpulan Proses Keperawatan Masalah Jiwa. Jakarta : FIK, Universitas Indonesia

Aziz R, dkk.  Pedoman asuhan keperawatan jiwa. Semarang: RSJD Dr. Amino Gondoutomo. 2008

Tim Direktorat Keswa, Standar Asuhan Keperawatan Jiwa, Edisi 2, Bandung, RSJP Bandung, 2008

Kusumawati dan Hartono. 2010. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta : Salemba Medika Stuart dan Sundeen. 2011. Buku Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC.

Referensi

Dokumen terkait

Dengan keunikan dan ketajaman analisisnya, tim penulis yang berasal dari Pusat Penelitian Kemasyarakatan dan Kebudayaan LIPI ini telah berhasil menjelaskan bahwa bahasa dan

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan hidayah-Nya yang senantiasa dilimpahkan selama ini berupa kesehatan dan

Jumlah dari 300 suku pertama dari deret bilangan tersebut

Tujuan penelitian ini dilakukan untuk mengetahui aktivitas antibakteri serta menentukan nilai Konsentrasi Hambat Tumbuh Minimum (KHTM) dari ekstrak etanol bayam duri

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai strategi atau usaha-usaha yang dilakukan oleh PT Pegadaian

RINCIAN DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN BELANJA LANGSUNG PROGRAM DAN PER KEGIATAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH. KODE REKENING URAIAN JUMLAH (Rp) RINCIAN PERHITUNGAN Volume Harga

Berdasarkan uraian di atas mengenai unsur – unsur pokok perilaku organisasi, maka dapat di ketahui tujuan – tujuan dari perilaku organisasi , yaitu guna membentuk

(Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada, 2003), hlm.. Takeshima merupakan wilayah yang dipersengketakan oleh Korea Selatan karena hak kepemilikannya. Namun, apabila merujuk pada