BAB I
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang I.1 Latar Belakang
T
Toonsnsil il papalalatitina na adadalalah ah susuatatu u jarjariningagan n lilimfmfoioid d yyanang g teterlerletak tak papada da fofossassa tonsilaris pada kedua sudut orofaring dan merupakan salah satu bagian dari cincin tonsilaris pada kedua sudut orofaring dan merupakan salah satu bagian dari cincin W
Waaldeyerldeyer.. PerPeran an imuimunitnitas as dardari i tontonsil sil adaadalah lah sebasebagai gai perpertahtahanaanan n priprimer mer untuntuk uk menginduksi sekresi bahan imun dan mengatur produksi dari immunoglobulin menginduksi sekresi bahan imun dan mengatur produksi dari immunoglobulin sekretoris. Peran tonsil mulai aktif pada umur antara 4 hingga 10 tahun dan akan sekretoris. Peran tonsil mulai aktif pada umur antara 4 hingga 10 tahun dan akan menurun setelah masa pubertas. Hal ini menjadi alasan fungsi pertahanan dari menurun setelah masa pubertas. Hal ini menjadi alasan fungsi pertahanan dari tonsil lebih besar pada anak-anak daripada orang dewasa.
tonsil lebih besar pada anak-anak daripada orang dewasa.
Tonsilitis kronis umumnya terjadi akibat komplikasi tonsilitis akut terutama Tonsilitis kronis umumnya terjadi akibat komplikasi tonsilitis akut terutama yang tidak
yang tidak mendmendapat terapi adekuat munapat terapi adekuat mungkin serangagkin serangan mereda tetapi kemudian mereda tetapi kemudiann dalam waktu pendek kambuh kembali dan menjadi laten. Proses ini biasanya dalam waktu pendek kambuh kembali dan menjadi laten. Proses ini biasanya dii
diikutkuti i dendengan gan penpengobgobatan atan dan dan seraserangangan n yayang ng berberulaulang ng setisetiap ap enaenam m minmingguggu hing
hingga ga ! ! " " 4 4 bulanbulan. . #erin#eringnygnya a serangaserangan n merupmerupakan faktor akan faktor prediprediposisi timbulnposisi timbulnyaya tonsilitis kronis yang merupakan infeksi fokal.
tonsilitis kronis yang merupakan infeksi fokal.
$aringitis merupakan peradangan dinding faring yang dapat disebabkan oleh $aringitis merupakan peradangan dinding faring yang dapat disebabkan oleh %irus &40-'0
%irus &40-'0() bakteri &*-40() alergi taruma dan () bakteri &*-40() alergi taruma dan toksitoksin. n. $arin$aringitis pada gitis pada anak anak ya
yang ng disdisebaebabkabkan n oleoleh h %ir%irus us biabiasansanya ya hanhanya ya memmemerluerlukan kan teraterapi pi supsuportortif if sajasaja.. #edangkan faringitis yang disebabkan oleh bakteri patogen seperti
#edangkan faringitis yang disebabkan oleh bakteri patogen seperti Sterptokokus Sterptokokus Beta Hemolitik Grup A
Beta Hemolitik Grup A memerlukan pengobatan dengan antibiotik. memerlukan pengobatan dengan antibiotik.
$aringitis dan tonsilitis sering ditemukan bersamaan yang dikenal dengan $aringitis dan tonsilitis sering ditemukan bersamaan yang dikenal dengan sebuta
sebutan n tonsitonsilofarinlofaringitis. gitis. TTononsilofarsilofaringitiingitis s adalah adalah radang radang orofaorofaring ring mengmengenaienai dinding posterior yang disertai inflamasi tonsil.
dinding posterior yang disertai inflamasi tonsil.
I.2 Tujuan I.2 Tujuan
Tujuan dibuatnya referat mengenai tonsilofaringitis ini adalah agar penulis Tujuan dibuatnya referat mengenai tonsilofaringitis ini adalah agar penulis dan
dan pempembacbaca a dapdapat at menmengetagetahui hui menmengetgetahuahui i tententantang g tontonsilosilofarfaringingitis itis besbesertertaa de
definfinisiisi pepenynyebebabab gegejajala la klklininis is dadan n pepenanatatalaklaksansanaanaanya ya yyanang g tetermrmasuasuk k pengobatan.
pengobatan.
I.3 Manfaat I.3 Manfaat
+anfaat refarat ini adalah agar pembaca bisa lebih memahami tentang +anfaat refarat ini adalah agar pembaca bisa lebih memahami tentang ton
tonsilsilofaofarinringitgitis is dimdimulaulai i dardari i anaanatomtomi i defdefiniinisi si etietioloologi gi fakfaktor tor resiresiko ko gejagejalala klinis komplikasi dan penatalaksaannya.
BAB II
BAB II
Tinjauan Pustaka
Tinjauan Pustaka
II.1. Anato
II.1. Anatoi i !an "isiologi!an "isiologi
$aring adalah suatu kantong fibromuskular yang bentuknya seprti corong $aring adalah suatu kantong fibromuskular yang bentuknya seprti corong yang besar dibagian atas dan sempit dibagian bawah. ,antong ini mulai dari dasar yang besar dibagian atas dan sempit dibagian bawah. ,antong ini mulai dari dasar tengkorak terus menyambung ke esophagus setinggi %ertebra ser%ikal ke-'. ,e tengkorak terus menyambung ke esophagus setinggi %ertebra ser%ikal ke-'. ,e atas faring berhubungan dengan hidung melalui koana ke depan berhubungan atas faring berhubungan dengan hidung melalui koana ke depan berhubungan dengan rongga mulut melalui ismus orofaring sedangkan dengan laring dan ke dengan rongga mulut melalui ismus orofaring sedangkan dengan laring dan ke bawah
bawah berhubungan berhubungan melalui melalui aditus aditus laring laring dan dan ke ke bawah bawah berhubungan berhubungan dengandengan esophagus. Panjang dinidng osterior faring pada orang dewasa kurang lebih 14 esophagus. Panjang dinidng osterior faring pada orang dewasa kurang lebih 14 cm bagian ini merupakan bagian dinding faring yang terpanjang. inidng faring cm bagian ini merupakan bagian dinding faring yang terpanjang. inidng faring di
dibebentntuk uk ololeh eh &d&darari i dadalalam m kekeluluarar) ) seselalapuput t lelendnderer fafasisia a fafariringngobobasasililieierr pembungkus otot dan sebagian fasia bukofaringeal. $aring terbagi atas nasofaring pembungkus otot dan sebagian fasia bukofaringeal. $aring terbagi atas nasofaring
orofar
orofaring ing dan dan laringlaringofarinofaring g &hipo&hipofaringfaring). ). /nsu/nsur-unr-unsur sur faring faring melipmeliputi uti mukomukosasa palut lender &mucous blanket) dan otot.
palut lender &mucous blanket) dan otot. 11
ambar 1. agian 2natomi $aring ambar 1. agian 2natomi $aring +ukosa
+ukosa e
entntuk uk mumukokosa sa farfarining g beber%r%ariariasiasi tetergrganantutung ng papada da leletataknknyaya. . PaPadada nasofaring karena fungsinya untuk saluran respirasi maka mukosanya bersilia nasofaring karena fungsinya untuk saluran respirasi maka mukosanya bersilia sed
bawahnya yaitu orofaring dan laringofaring karena fungsinya untuk saluran cerna epitelnya gepeng berlapis dan tidak bersilia.
isepanjang faring dapat ditemukan banyak sel jaringan limfoid yang terletak dalam rangkaian jaringan ikat yang termasuk dalam system retikuloendotelial. 3leh karena itu faring dapat disebut juga daerah pertahanan tubuh terdepan.1
Palut lendir &+ucous lanket)
aerah nasofaring dilalui oleh udara pernafasan yang diisap melalui hidung. ibagain atas nasofaring ditutupi oleh palut lendir yang terletak diatas silia dan bergerak sesuai dengan arah gerak silia ke belakang. Palut lendir ini berfungsi untuk menangkap partikel kotoran yang terbawa oleh udara yang diisap.
Palut lendir ini mengandung enim lysoyme yang penting untuk proteksi. 1
3tot
3tot-otot faring tersusun dalam lapisan melingkar &sirkular) dan memanjang &longitudianal). 3tot-otot yang sirkular terdiri dari m.kostriktor faring superior m.konstrikor faring media m.konstriktor faring inferior. 3tot-otot ini terletak di sebelah luar. 3tot-otot ini berbentuk kipas dengan tiap bagian bawahnya menutup sebagian otot bagian atasnya dari belakang. i sebelah depan otot-otot ini bertemu pada jaringan ikat yang disebut 5rafe faring6 &raphe pharyngis). ,erja otot konstriktor untuk mengecilkan lumen faring. 3tot-otot ini
dipersarafi oleh n.%agus &n.7). 1
3tot-otot yang longitudinal adalah m.stilofaring dan m.palatofaring. letak otot-otot ini disebalah dalam. +.stilofaring gunanya untuk melebarkan faring dan menarik laring sedangkan m.palatofaring mempertemukan ismus orofaring dan menaikkan bagian bawah faring dan laring. 8adi kedua otot ini berkerja sebagai
ele%ator. ,erja kedua otot itu penting pada waktu menelan. +.stilofaring dipersarafi oleh n.97 sedangkan m.palatofaring dipersarafi oleh n.7. 1
Pada palatum mole terdapat lima pasang otot yang dijadikan satu dalam satu sarung fasia dari mukosa yaitu m.le%ator %eli palatine m.tensor %eli palatine m.palatoglosus m.palatofaring m.aigos u%ula.
+.le%ator %eli palatine membentuk sebagian besar palatum mole dan kerjanya untuk menyempitkan ismus faring dan memperlebar ostium tuba :ustachius. 3tot ini dipersarafi oleh n.7. 1
+.tensor %eli palatine membentuk tenda palatum mole dan kerjanya untuk mengencangkan bagian anterior palatume mole dan membuka tuba :ustachius. 3tot ini dipersarafi oleh n.7.
+.palatoglosus membentuk arkus anterior faring dan kerjanya menyempitkan ismus faring. 3tot ini dipersarafi oleh n.7.
+.palatofaring membentuk arkus posterior faring. 3tot ini dipersarafi oleh n.7. +.aigos u%ula merupakan otot yang kecil kerjanya memperpendek dan menaikkan u%ula kebelakang atas. 3tot ini dipersarafi oleh n.7. 1
Pendarahan
$aring mendapat darah dari beberapa sumber dan kadang-kadang tidak beraturan. ;ang utama berasal dari cabang a.karotis eksterna &cabang faring asendens dan cabang fasial) serta dari cabang a.maksila interna yakni cabang palatine superior..
ambar <. Perdarahan $aring
Persarafan
Persarafan motoric dan sensorik daerah faring berasal dari pleksus faring yang ekstensif. Pleksus ini dibentuk oleh cabang faring dan n.%agus cabang dari n.glosofaring dan serabut simpais. =abang faring dari n.%agus berisi serabut motoric. ari pleksus faring yang ekstensif ini keluar cabang-cabang untuk otot-otot faring kecuali m.stilofaring yang dipersarafi langsung oleh cabang n.glosofaring &n.97). 1
,elenjar getah bening
2liran limfe dari dinding faring dapat melalui ! saluran yakni superior media dan inferior. #aluran limfe superior mengalir ke kelenjar getah bening retrofiring dan kelenjar getah bening ser%ikal dalam atas. #aluran limfe media mengalir ke kelenjar getah bening jugulo digastik dan kelenjar ser%ikan dalam atas sedangkan saluran limfe inferior mengalir ke kelenjar getah bening ser%ikal dalam bawah.1
erdasarkan letak faring dibagi atas>1<
1. ?asofaring
atas nasofaring dibagian atas adalah dasar tengkorak di bagian bawah adalah palatum mole ke depan adalah rongga hidung sedangkan ke belakang adalah %ertebra ser%ikal.
?asofaring yang relati%e kecil mengandung serta berhubungan erat dengan beberapa struktur penting seperti adenoid jaringan limfoid pada dinding lateral faring dengan resesus faring yang disebut fosa @osenmuller kantong @athke yang merupakan in%aginasi struktur embrional hipofisis serebri torus tubarius suara refleksi mukosa faring di atas penonjolan kartilago tuba :ustachius koana foramen jugelare yang dilalui oleh n.glosofaring n.%agus dan n.asesorius spinal saraf kranial dan %.jugularis interna bagian petrosus os temporalis dan foramen laserum dan muara tuba eustachius.
<. 3rofaing
3rofaring disebut juga mesofaring dengan batas atanya palatum mole batas bawah adalah tepi atas epiglottis ke depan adalah rongga mulut
sedangkan ke belakang adalah %ertebra ser%ikal.
#truktur yang terdapat di rongga orofaring adalah dinding posterior faring tonsil palatine fosa tonsil serta arkus faring anterior dan posterior u%ula tonsil lingual dan foramen sekum.
iding posterior faring
#ecara klinik dinding posterior faring penting karena ikut terlibat pada radang akut atau radang kronik faring abses retrofaring serta gangguan otot-otot di bagian tersebut. angguan otot posterior faring bersama-sama dengan otot palaum mole berhubungan dengan gangguan n.%agus.
Tonsila Palatina berasal dari proliferasi sel-sel epitel yang melapisi kantong faringeal kedua. Perluasan ke lateral dari kantong faringeal kedua diserap dan bagian dorsalnya tetap ada dan menjadi epitel tonsilla palatina. Pilar tonsil berasal dari arcus branchial kedua dan ketiga. ,ripta tonsillar pertama terbentuk pada usia kehamilan 1< minggu dan kapsul terbentuk pada usia kehamilan <0
minggu. Pada sekitar bulan ketiga tonsil secara gradual akan diinfiltrasi oleh sel-sel limfatik.
#ecara histologis tonsil mengandung ! unsur utama yaitu jaringan ikat atau trabekula &sebagai rangka penunjang pembuluh darah saraf dan limfa) folikel germinati%um &sebagai pusat pembentukan sel limfoid muda) serta jaringan interfolikel &jaringan limfoid dari berbagai stadium).
ambar !. ambaran Histologi Tonsil Anatomi Tonsil 1,2
Tonsilla lingualis tonsilla palatina tonsilla faringeal dan tonsilla tubaria membentuk cincin jaringan limfe pada pintu masuk saluran nafas dan saluran pencernaan. =incin ini dikenal dengan nama cincin Aaldeyer. ,umpulan jaringan ini melindungi anak terhadap infeksi melalui udara dan makanan. 8aringan limfe pada cincin Aaldeyer menjadi hipertrofi fisiologis pada masa kanak-kanak adenoid pada umur ! tahun dan tonsil pada usia * tahun dan kemudian menjadi atrofi pada masa pubertas.
Tonsil palatina dan adenoid &tonsil faringeal) merupakan bagian terpenting dari cincin waldeyer.
ambar 4 > =incin Aaldeyer
8aringan limfoid lainnya yaitu tonsil lingual pita lateral faring dan kelenjar-kelenjar limfoid. ,elenjar ini tersebar dalam fossa @ossenmuler dibawah mukosa dinding faring posterior faring dan dekat orificium tuba eustachius &tonsil erlachBs).1<
Tonsilla palatina adalah dua massa jaringan limfoid berbentuk o%oid yang terletak pada dinding lateral orofaring dalam fossa tonsillaris. Tiap tonsilla ditutupi membran mukosa dan permukaan medialnya yang bebas menonjol kedalam faring. Permukaannya tampak berlubang-lubang kecil yang berjalan ke dalam 5=ryptae Tonsillares6 yang berjumlah '-<0 kripta. Pada bagian atas permukaan medial tonsilla terdapat sebuah celah intratonsil dalam. Permukaan lateral tonsilla ditutupi selapis jaringan fibrosa yang disebut =apsula tonsilla palatina terletak berdekatan dengan tonsilla lingualis.
2dapun struktur yang terdapat disekitar tonsilla palatina adalah > 1<
1. 2nterior > arcus palatoglossus
<. Posterior > arcus palatopharyngeus
!. #uperior > palatum mole
4. 9nferior > 1C! posterior lidah
*. +edial > ruang orofaring
'. Dateral > kapsul dipisahkan oleh m. constrictor pharyngis superior.
2. carotis interna terletak <* cm dibelakang dan lateral tonsilla.
ambar ' 2natomi normal Tonsil Palatina
2denoid atau tonsila faringeal adalah jaringan limfoepitelial berbentuk triangular yang terletak pada aspek posterior. 2denoid berbatasan dengan ka%um nasi dan sinus paranasalis pada bagian anterior kompleks tuba eustachius- telinga tengah- ka%um mastoid pada bagian lateral.
Terbentuk sejak bulan ketiga hingga ketujuh embriogenesis. 2denoid akan terus bertumbuh hingga usia kurang lebih ' tahun setelah itu akan mengalami
regresi. 2denoid telah menjadi tempat kolonisasi kuman sejak lahir. /kuran adenoid beragam antara anak yang satu dengan yang lain. /mumnya ukuran maEimum adenoid tercapai pada usia antara !-F tahun. Pembesaran yang terjadi selama usia kanak-kanak muncul sebagai respon multi antigen seperti %irus bakteri alergen makanan dan iritasi lingkungan.1<
ambar F. 2denoid
$ossa tonsil atau sinus tonsil dibatasi oleh otot-otot orofaring yaitu batas anterior adalah otot palatoglosus batas lateral atau dinding luarnya adalah otot konstriktor faring superior. Pada bagian atas fossa tonsil terdapat ruangan yang disebut fossa supratonsil. @uangan ini terjadi karena tonsil tidak mengisi penuh fossa tonsil.<
Pada bagian permukaan lateral dari tonsil tertutup oleh suatu membran jaringan ikat yang disebut kapsul. ,apsul tonsil terbentuk dari fasia faringobasilar
yang kemudian membentuk septa. <
Plika anterior dan plika posterior bersatu di atas pada
palatum mole. Ke arah bawah berpisah dan masuk ke arin!an di
pan!kal lidah dan dindin! lateral "arin!.
Plika triangularis atau plika retrotonsilaris atau plika trans%ersalis terletak diantara pangkal lidah dengan bagian anterior kutub bawah tonsil dan merupakan serabut yang berasal dari otot palatofaringeus. #erabut ini dapat menjadi penyebab kesukaran saat pengangkatan tonsil dengan jerat. ,omplikasi yang sering terjadi adalah terdapatnya sisa tonsil atau terpotongnya pangkal lidah.1<Gaskularisasi tonsil berasal dari cabang-cabang 2. karotis eksterna yaitu 2. maksilaris eksterna &2. fasialis) yang mempunyai cabang yaitu 2. tonsilaris dan
2. palatina asenden 2. maksilaris interna dengan cabang 2. palatina desenden serta 2. lingualis dengan cabang 2. lingualis dorsal dan 2. faringeal asenden.
2rteri tonsilaris berjalan ke atas pada bagian luar m. konstriktor superior dan memberikan cabang untuk tonsil dan palatum mole. 2rteri palatina asenden mengirimkan cabang-cabangnya melalui m. konstriktor posterior menuju tonsil. 2rteri faringeal asenden juga memberikan cabangnya ke tonsil melalui bagian luar m. konstriktor superior. 2rteri lingualis dorsal naik ke pangkal lidah dan mengirim cabangnya ke tonsil plika anterior dan plika posterior. 2rteri palatina desenden atau a. palatina posterior atau lesser palatine artery memberi %askularisasi tonsil dan palatum mole dari atas dan membentuk anastomosis dengan a. palatina asenden. Gena-%ena dari tonsil membentuk pleksus yang bergabung dengan pleksus dari faring. I1<
#ambar 8. Pendarahan $onsil
%n"eksi dapat menuu ke semua ba!ian tubuh melalui
peralanan aliran !etah benin!. &liran lim"a dari daerah tonsil
akan men!alir ke ran!kaian !etah benin! ser'ikal pro"unda atau
disebut u!a deep u!ular node. &liran !etah benin! selanutn(a
menuu ke kelenar toraks dan pada akhirn(a ke duktus torasikus.
%nner'asi tonsil ba!ian atas mendapat persara"an dari
serabut sara" ) melalui !an!lion sphenopalatina dan ba!ian
bawah tonsil berasal dari sara" !losso"arin!eus *+. %,-.
1<ambar J. #istem Dimfatik kepala dan leher
Dokasi tonsil sangat memungkinkan mendapat paparan benda asing dan patogen selanjutnya membawa mentranspor ke sel limfoid. 2kti%itas imunologi
terbesar dari tonsil ditemukan pada usia ! " 10 tahun. Pada usia lebih dari '0 tahun 9g-positif sel dan sel T berkurang banyak sekali pada semua kompartemen tonsil.
#ecara sistematik proses imunologis di tonsil terbagi menjadi ! kejadian yaitu respon imun tahap 9 respon imun tahap 99 dan migrasi limfosit. Pada respon imun tahap 9 terjadi ketika antigen memasuki orofaring mengenai epitel kripte yang merupakan kompartemen tonsil pertama sebagai barier imunologis. #el + tidak hanya berperan mentranspor antigen melalui barier epitel tapi juga membentuk komparten mikro intraepitel spesifik yang membawa bersamaan dalam konsentrasi tinggi material asing limfosit dan 2P= seperti makrofag dan sel dendritik
@espon imun tonsila palatina tahap kedua terjadi setelah antigen melalui epitel kripte dan mencapai daerah ekstrafolikular atau folikel limfoid. 2dapun respon imun berikutnya berupa migrasi limfosit. Perjalanan limfosit dari penelitian didapat bahwa migrasi limfosit berlangsung terus menerus dari darah ke tonsil melalui H:G& high endothelial %enules) dan kembali ke sirkulasi melalui limfe.1<
atas laringofaring disebelah superior adalah tepi atas epiglottis batas anterior ialah laring batas inferior ialah esophagus serta batas posterior ialah %ertebra ser%ikal. ila laringofaing diperiksa laring tidak langusng atau dengan laringoskop pada pemeriksaan laring langusng maka struktur pertama yang tampak dibawah dasar lidah ialah %alekula. agian ini
merupakan dua buah cekungan yang dibentuk oleh ligamentum glosoepiglotika medial dan lagamentum glosoepiglotika lateral pada tiap sisi. Galekula disebut juga 5kantong pil6 &pill pockets) sebab pada beberapa orang kadang-kadang bila menelan pil akan tersangkut dibagian
tersebut.
ibawah %alekula terdapat epiglottis. Pada bayi epiglottis ini berbentuk omega dan pada perkembangannya akan lebih melebar meskipun kadang-kadang bentuk infantile &bentuk omega) ini tetap sampai dewasa. alam perkembangannya epiglotis ini dapat menjadi demikian lebar dan tipisnya sehingga pada pemeriksaan laringoskopi tidak langsung tampat menutupi pita suara. :piglotis berfungsi juga untuk melindungi &proteksi) glottis
ketika menelan minuman atau bolus makanan pada saat bolus tersebut menuju ke sinus piriformis dan ke esophagus.
?er%us laring superior berjalan di bawah dasar sinus piriformis pada tiap sisi laringofaring. Hal ini penting untuk diketahui pada pemberian analgesia local di faring dan laring pada tindakan laringoskopi langsung. 1
@uang $aringal 1
2da dua ruang yang berhubungan dengan faring yang secara klinik mempunyai arti penting yaitu ruang retrofaring dan ruang parafaring.
1. @uang retrofaring
inding anterior ruang ini adalah dinding belakang faring yang terdiri dari mukosa faring fasia faringobasilaris dan otot-otot faring. @uang ini berisi jaringan ikat dan fasia pre%ertebralis. @uang ini mulai dari dasar tengkorak
di bagian atas sampai batas paling bawah dari fasia ser%ikalis. #erat-serat jaringan ikat di garis tengah mengikatnya pada %ertebra. isebelah lateral
ruang ini berbatasan dengan fosa faringomaksila. 2bses retrofaring sering ditemukan pada bayi atau anak. ,ejadiannya ialah karena di ruang retrofaring terdapat kelenjar-kelenjar limfa. Pada peradangan kelenjar limfa itu dapat terjadi supurasi yang bilamana pecah nanahnya akan tertumpah du dalam ruang retrofaring. ,elenjar limfa di ruang retrofaring ini akan banyak menghilang pada pertumbuhan anak.
<. @uang Parafaring
@uang ini berbentuk kerucut dengan dasarnya yang terletak pada dasar tengkorak dekat foramen jugularis dan puncaknya pada kornu mayus os hyoid. @uang ini dibatasi dibagian dalam oleh m.konstriktor faring superior batas luarnya adalah ramus asenden mandibular yang melekat dengan m.pterigoid interna dan bagian posterior kelenjar parotis.
$osa ini dibagi menjadi dua bagian yang tidak sama besarnya oleh os stiloid dengan otot yang melekat padanya. agian anterior &presteloid) adalah bagian yang lebih luas dan dapat mengalami proses supuratif sebagai akibat tonsil yang meradang beberapa bentuk mastoiditis atau petrositis atau dari karies dentis.
agian yang lebih sempit di bagian posterior &post stiloid) berisi a.karotis interna %.jugularis interna n.%agus yang dibungkus dalam suatu sarung yang disebut selubung karotis &carotid sheath). agian ini dipisahkan dari ruang retrofaring oleh suatu lapisan fasia yang tipis.
$ungsi $aring 1
$ungsi faring yang terutama ialah untuk respirasi pada waktu menelan resonansi suara dan untuk artikulasi.
$ungi menelan
Terdapat ! fase dalam proses menelan yaitu fase oral fase faringal fase esofagal. $ase oral bolus makanan dari mulut menuju ke faring. erekan disini disengaja &%oluntary). $ase faringal yaitu pada waktu transport bolus makanan
melalui faring. erakan disini tidak sengaja &in%oluntary). $ase esofagal disini gerakannya tidak disengaja yaitu pada waktu bolus makanan bergerak secara peristaltic di esophagus menuju lambung.
$ungsi faring dalam proses bicara
Pada saat berbicara dan menelan terjadi gerakan terpadu dari otot-otot palatum dan faring. erakan ini 2ntara lain berupa pendekatan palatume mole kea
rah dinding belakang faring. erakan penutupan ini terjadi sangat cepat dan melibatkan mula-mula m.salpingofaring dan m.paltofaring kemudia m.le%ator %eli palatine bersama-sama m.konstriktor faring superior. Pada gerakan penutupan nasofaring m.le%ator %eli palatine menarik palatum mole ke atas belakang hamper megenai dinding posterior faring. 8arak yang tersisa ini diisi oleh tonjolan &fold of) Passa%ant pada dinding belakang faring yang terjadi akibat < macam mekanisme yaitu pengangkatan faring sebagai hasil gerakan m.palatofaring &bersama m.salpingofaring) dan oleh kontraksi aktif m.konstriktor faring superior. +ungkin gerakan ini bekerja tidak pada waktu yang bersamaan.
II.2. "aringitis
II.2.1 "aringitis Akut
$a%ar 1. "aringitis Akut II.2.1.1 "aringitis &iral
Girus merupakan penyebab tersering faringitis akut. @ino%irus menimbulkan gejala rhinitis dan beberapa hari kemudian akan menimbulkan faringitis.10111<
$ejala
emam disertai rinorea mual nyeri tenggorok sulit menelan dan konjungti%itis. Peeriksaan fisik
Tampak faring dan tonsil hiperemis. Girus influena coEsachie%irus dan cytomegalo%irus tidak menghasilkan eksudat. =oEsachie%irus dapat menimbulkan lesi %esicular di orofaring dan lesi kulit berupa muculopapular rash. :pstain ar %irus &:G) menyebabkan faringitis yang disertai produksi eksudat pada faring yang banyak. Terdapat pembesaran kelenjar limfa diseluruh tubuh terutama retroser%ikal dan hepatosplenomegali.11.1<
Tera'i
9stirahat dan minum yang cukup. ,umur dengan air hangattidak dianjurkan memberilan obat kumur antiseptic tidak dianjurkan analgetik jika perlu. 2nti %irus metisoprinol &isoprenosine) diberikan pada infeksi herpes simpleks dengan dosis '0-100 mgCkg dibagi dalam 4-' kali pemberianChari pada orang dewasa dan pada anak K* tahun diberikan *0 mgCkg dibagi dalam
4-' kali pemberianChari.10111<
II.2.1.2 "aringitis Bakterial
$aringitis streptococcus grup 2 dominan terjadi pada masa remaja. *0( pasien dari umur *-1* tahun. Puncak insiden yaitu selama beberapa tahun pertama sekolah. #treptococcus grup 2 merupakan bakteri pathogen yang paling seringpada pasien diatas umur ! tahun. . $aringitis streptococcus grup 2 jarang pada anak K ! tahun.< 9nfeksi grup 2 #treptococcus L hemoliticus merupakan penyebab $aringitis terbanyak pada dewasa dan anak-anak. #treptococcus -hemolitikus grup 2 atau yang dikenal dengan piogen streptococcus satu-satunya pathogen yang memerlukan pemberian antibiotic.10111!
Penularan
#treptococcus grup 2 menyebar ketika seseorang yang telah terinfeksi batuk atau bersin yang berisikan droplet infektif ke udara yang kemudian berkontak dengan membrane mukosa orang lain. Tempat-tampat umum
+asa inkubasi 1-4 hari dengan resiko paling tinggi penularan terjadi selama fase aktif. Tingkat penularan streptococcus grup 2 pada pasien yang tidak diobati berkisar !*( pada kontak erat seperti anggota keluargaC sekolah.111!14
$ejala !an tan!a
?yeri kepala yang hebat muntah kadang-kadang disertai demam dengan suhu yang tinggi jarang disertai batuk. #treptococcus mempunyai masa inkubasi 1-4 hari setelah onset nyeri tenggorok dan odinofagia dengan demam malaise dan gejala gastrointestinal seperti nyeri perut dan muntah
Pada pemeriksaan tampak tonsil membesar faring dan tosil hiperemis dan terdapat eksudat dipermukaannya. eberapa hari kemudian timbul bercak petechiae pada palatum dan faring. ,elenjar limfa leher anterior membesar
kenyal dan nyeri pada penekanan. Terdapat 4 gejala klasik infeksi streptococcus grup 2 yaitu>
:ksudat $aringCtonsil
Pembengkakan nodus ser%ikal anterior
@iwayat demam M!N =
Tidak ada batuk <*'
Diagnosis
Penelitian yang telah dilakukan menyatakan tidak mungkin untuk memisahkan gejala streptococcus grup 2 dengan %iral hanya dengan berdasarkan anamnesis dan penemuan klinis. Tanda klinis dan gejala tidak spesifik. iagnosis harus ditegakkan dengan swab tenggorok.
#wab tenggorok> standar diagnostik untuk faringitis bakteri.
sensiti%itasnya J0-J*(. Aalaupun begitu terkadang dibutuhkan swab ulangan pada hasil &-) untuk pasien yang tidak diobati.
@apid 2ntigen Tes> sebagian besar tes memiliki spesifitas tinggi tapi
sensiti%itas rendah. Hasil negati%e belum bisa menyingkirkan infeksi streptococcus grup 2. karena itu dibutuhkan pemeriksaan swab tenggorok karena spesifitas yang rendah dan karena pengobatan antibiotic untuk faringits streptococcus grup 2 bisa saja ditunda pemeriksaan ini tidak direkomendasikan.J141*1'
Terapi antibiotic empiric tidak disarankan tapi clinical practice urdeline
menyatakan bila pada kondisi tertentu &akses labor terbatas pasien tidak follow up adanya efek toksik) pasien sudak menunjukkan 4 gejala klasik bisa diberikan antibiotic secara empiric.
isarankan pemberian antibiotic 10 hari untuk mencegah demam rematik
akut.
a. 2ntibiotik
iberikan terutama bila diduga penyebab faringitis akut ini grup 2 streptococcus L hemoliticus. Penisilin anatin *0.000 uCkg 9+ dosis tunggal atau amoksisilin *0 mgCkg dosis dibagi ! kaliChari selama 10 hari dan pada dewasa !E*00mg selama '-10 hari atau eritromisin 4E*00mgChari.
b. ,ortikosteroid > deEametason N-1' mg 9+ 1 kali. Pada anak 00N-0! mgCkg 1 kali
c. 2nalgetika
d. ,umur dengan air hangat atau antiseptic
+anajemen pada pasien yang tidak respon terhadap antibiotic yang masih menunjukkan gejala setelah F< jam diterapi pasien sebaiknya die%akuasi kembali faktor-faktor seperti>
,omplikasi akut faringitis streptococcus grup 2 &contohnya abses
peritonsil)
9nfeksi %irus yang terjadi secara bersamaan ,epatuhan minum obat
+anajemen pada kasus relaps>
Terapi penisilin bisa gagal dikarenakan produksi L-laktamase oleh anaerob
oral
ila timbul gejala akut pada hari ke<- ke F setelah diterapi tuntas dengan antibiotic swab tenggorok ulang perlu dilakukan
8ika hasil kultur &O) untuk streptococcus grup 2 pertimbambangan untuk
memberikan inhibitor seperti agen -laktanC laktamase. 2moEicillin klawlanat atau antibiotic non-L laktan seperti klindamisinC eritromisin &jika tidak diberikan terapi lini pertama).101<1F1N
II.2.1.3. "aringitis "ungal
=andida dapat tumbuh di mukosa rongga mulut dan faring. =.albicans merupakan komensal normal dalam rongga mulut biasanya tidak menimbulakan gejala . $aringitis jamur bisa terjadi pada semua umur biasnya pada pasien dengan sistem imun yang turun seperti pada pasien H9G dan pasien yang menggunakan
steroid dalam jangka waktu yang panjang. 9nfeksi jamur ini merupakan infeksi opurtunistik.111!
$ejala !an tan!a
?yeri tenggorokdan nyeri menelan rasa seperti terbakar . Pada pemeriksaan tampak plak putih di orofaring dan mukosa faring lainnya hiperemis.
8ika dilakukan pemeriksaan dengan ,3H akan ditemukan pseudo hifa.10141*
$a%ar 2. "aringitis "ungal Tera'i
?ystasin 100.000 " 400.000 < kaliChari. 2nalgetik 1N
II.2.1.( "aringitis $onorea
,asus ini faringitis onorea jarang terjad mungkin hanya terdapat K1( .terdapat pada pasien yang melakukan kontak orogenital.1011
$ejala
Pasien datang dengan keluhan tonsilitis termasuk sakit tenggorokan disfagia . odynophagia . dan gatal tenggorokan.1114
$a%ar 3. "aringitis $onorea
Pada pemeriksaan dapat ditemukan trauma orofaringeal . eritematosa faringitis dan eksudat keputihan - kuning
Tera'i
#efalosporin generasi ke-! ceftriakson <*0 mg 9+. II.2.2 "aringitis )ronik
Terdapat < bentuk yaitu faringitis kronik hiperplastik dan faringitis kronik atrofi. $aktor predisposisi proses radang kronik di faring ini ialah rhinitis kronik sinusitis iritasi kronik oleh rokok minum alcohol inhalasi uap yang merangsang mukosa faring dan debu. $aktor lain penyebab terjadinya faringitis kronik adalah pasien yang biasa bernapas melalui mulut karena hidungnya tersumbat.101!1*
$a%ar (. "aringitis )ronik II.2.2.1 "aringitis )ronik Hi'er'lastik
Pada $aringitis kronis Hiperplastik terjadi perubahan mukosa dinding posterior faring. Tampak kelenjar limfa dibawah mukosa faring dan lateral band hiperplasi. Pada pemeriksaan tampak mukosa dinding posterior tidak rata bergranular.
$ejala
Pasien mengelu mula-mula tenggorok kering gatal dan akhirnya batuk yang bereak
Tera'i
Terapi lokal dengan melakukan kaustik faring dengan memakai at kimia larutan nitras argenti atau dengan at listrik &electro cauter). Pengobatan simptomatis diberikan obat kumur. 8ika diperlukan dapat diberikan obat batuk antitusif atau ekspektoran. Penyakit di hidung dan sinus paranasal harus diobati.11141'
II.2.2.2 "aringitis )ronik Atrofi
$aringitis 2trofi sering timbul bersamaan dengan rhinitis atrofi. Pada rhinitis atrofi udara pernapasan tidak diatur suhu serta kelembabannya sehingga menimbukan rangsangan serta infeksi pada faring
$ejala !an tan!a
Pasien mengeluh tenggorok kering dan tebal serta mulut berbau. Pdaa pemeriksaan tampak mukosa faring ditutupi oleh lender yang kental dan bila
diangkat tampak mukosa kering. Tera'i
Pengobatn ditujukan pada rhinitis atrofinya dan untuk faringitis kronik atrofi ditambahkan dengan obat kumur dan menjaga kebersihan mulut.1<141'
II.2.3 "aringitis s'esifik II.2.3.1 "aringitis leutika
Treponema palidum dapat menimbulkan infeksi di daerah faring seperti juga penyakit lues di organ lain. ambaran kliniknya tergantung pada stadium penyakit primer sekunder atau tertier biasanya gejala di faring pada stadium primer dan sekunder. Penyakit ini biasanya ditularkan melalui oral seks.
*ta!iu 'rier
,elainan pada stadium primer terdapat pada lidah palatum mole tonsil dan dinding posterior faring berbentuk bercak keputihan. ila infeksi terus berlangsung maka timbul ulkus pada daerah faring seperti ulkus pada genitalia
yaitu tidak nyeri. 8uga didapatkan pembesaran kelenjar mandibular yang tidak nyeri tekan. iasanya pada mucul ulcus setelah masa inkubasi !-J0 hari & rata-rata ! minggu).,arena ulkus yang muncul tidak nyeri maka pasien tidak mengetahui dan tidak diobati.
*ta!iu sekun!er
#tadium ini jarang ditemukan. Terdapat eritema pada dinding faring yang menjalar ke arah laring.
*ta!iu tertier
Pada stadium ini terdapat guma. Predileksinya pada tonsil dan palatum. 8arang pada dinding posterior faring. uma pada dinding posterior faring dapat meluas ke%ertebre ser%ikal dan bila pecah dapat menyebakan kematian.guma yang terdapat di palatum mole apabila sembuh dapat meninggalkan jaringan parut yang dapat mengganggu fungsi palatum.
$a%ar +. "aringitis Leutika Diagnosis
itegakkan dengan cara pemeriksaan serologic. Terapi penisilin dalam dosis tinggi merupakan pilihan utama.
II.2.3.2 "aringitis tu%er,ulosis
+erupkan proses sekunder dari tuberculosis paru. =ara infeksi eksogen yaitu kontak dengan sputum yang mengandung kuman atau inhalasi kuman melalui udara. =ara infeksi endogen yaitu penyebaran melalui darah pada tuberculosis miliaris
,eadaan umum pasien buruk karena anoreksia dan odinofagia. ?yeri yang hebat pada tenggorok nyeri ditelnga atau otalgia serta pembesaran kelenjar lim%a ser%ikal
Diagnosis
iperlukan pemeriksaan sputum basil tahan asam foto thoraE untuk melihat T paru dan biopsy jaringan yang terinfeksi untuk menyingkirkan proses keganasan serta mencari kuman basil tahan asam di jaringa.
Tera'i
sesuai dengan terapi T paru. II.3 Tonsilitis
Definisi
Tonsilitis adalahperadangan tonsil palatina yang merupakan bagian dari cincin Aaldeyer. =incin Aaldeyer terdiri atas susunan kelenjar limfa yang terdapat di dalam rongga mulut yaitu tonsil faringeal &adenoid) tonsil palatina &tonsil faucial) tonsil lingual &tonsil pangkal lidah) tonsil tuba :ustachius &lateral band dinding faring atau erlachBs tonsil).101<
E'i!eiologi
Tonsilitis paling sering terjadi pada anak-anak terutama berusia *-10 tahun dan pada dewasa muda berusia 1*-<* tahun. P enyebaraninfeksi melalui udara &air borne droplets) dan tangan melalui alat makan dan makanan.
Etiologi
Tonsilitis disebabkan oleh adanya infeksi %irus atau bakteri.Penyebab 9nfeksi %irus yang paling sering adalah Epstein Barr Virus &:G). #edangkan bakteri penyebab tonsillitis antara lain kuman Streptokokus beta hemolitikus grup A, Pneumokokus, Streptokokus viridian dan Streptokokus piogenes, Stailokokus, Hemophilus inluen!a, namun terkadang ditemukan bakteri golongan gram
Patofisiologi
Tonsil dibungkus oleh suatu kapsul yang sebagian besar berada pada fosa tonsil yang terfiksasi oleh jaringn ikat longgar.Tonsil terdiri dari banyak jaringan limfoid yang disebut folikel.#etiap folikel memiliki kanal &saluran) yang ujungnya bermuara pada permukaan tonsil.+uara tersebut tampak oleh kita berupa lubang
yang disebut kripta.
#aat folikel mengalami peradangan tonsil akan membengkak dan membentuk eksudat yang akan mengalir dalam saluran &kanal) lalu keluar dan mengisi kripta yang terlihat sebagai kotoran putih atau bercak kuning. ,otoran ini disebut detritus.etritus terdiri atas kumpulan leukosit polimorfonuklear bakteri yang mati dan epitel tonsil yang terlepas.Tonsillitis akut dengan detritus yang jelas disebut Tonsilitis $olikularis. Tonsillitis akut dengan detritus yang menyatu lalu membentuk kanal-kanal disebut Tonsilitis Dakunaris.
$a%ar -.Patofisiologi tonsillitis akut
Proses peradangan dimulai pada satu atau lebih kripti tonsil .,arena proses radang berulang maka epitel mukosa dan jaringan limfoid terkikis sehingga pada proses penyembuhan jaringan limfoid diganti dengan jaringan parut. 8aringan ini
akan mengerut sehingga kripti akan melebar ruang antara kelompok melebar yang akan diisi oleh detritus &akumulasi epitel yang mati sel leukosit yang mati dan bakteri yang menutupi kripte berupa eksudat berwarna kekuning-kuningan). Proses ini meluas hingga menembus kapsul dan akhirnya timbul perlekatan dengan jaringan sekitar fosa tonsilaris. Pada anak anak proses ini disertai dengan pembesaran kelenjar submandibula.14'
*kea 1. Patogenesis tonsillitis kronik
*kea 2. )lasifikasi tonsillitis
+acam-macam tonsillitis 1. Tonsillitis akut
$a%ar . Tonsilitis akut
ibagi lagi menjadi < yaitu > a. Tonsilitis %iral
9ni lebih menyerupai "ommon "old yang disertai rasa nyeri tenggorok. Penyebab paling tersering adalah %irus :pstein arr.
b. Tonsilitis akterial
@adang akut tonsil dapat disebabkan kuman grup 2 stereptococcus beta hemoliticus yang dikenal sebagai strept throat pneumococcus streptococcus %iridian dan streptococcus piogenes. 9nfiltrasi bakteri pada lapisan epitel jaringan tonsil akan menimbulkan reaksi radang berupa keluarnya leukosit polimorfonuklear sehingga terbentuk detritus .etritus merupakan kumpulan leukosit bakteri yang mulai mati.
Tonsilitis $olikularis > 2dalah tonsillitis akut dengan detritus yang
jelas
Tonsilitis Dakunaris > ila bercak detritus ini memjadi satu
$a%ar /.Per%e!aan tonsillitis %akteri !an &iral
$a%ar 0.Dari kiri ke kanan# tonsillitis folikularis !an tonsillitis lakunaris
<. Tonsilitis membranosa a. Tonsilitis ifteri
Penyebabnya yaitu oleh kuman #oryne ba"terium diphteriae kuman yang termasuk ram positif dan hidung di saluran napas bagian atas yaitu hidung faring dan laring. #ering dituemukan pada anak berusia K 10 tahun dan frekuensi tertinggi pada usia < " * tahun walaupun pada orang dewasa masih mungkin menderita penyakit ini .
$a%ar 1.Tonsilitis Difteri
b. Tonsilitis #eptik
Penyebab streptococcus hemoliticus yang terdapat dalam susu sapi sehingga menimbulkan epidemi. 3leh karena di 9ndonesia susu sapi dimasak dulu dengan cara pasteurisasi sebelum diminum maka penyakit ini jarang ditemukan.
c. 2ngina Plout Gincent
Penyebab penyakit ini adalah bakteri spirochaeta atau triponema yang didapatkan pada penderita dengan higiene mulut yang kurang dan defisiensi %itamin =. ejala berupa demam sampai !J = nyeri kepala badan lemah dan kadang gangguan pecernaan.
<. Tonsilitis kronik
Stailo"o""usAureus dan Hemophilus inluen!a merupakan agen bakteri patogen yang menjadi factor penyebab tonsillitis kronik. $aktor predisposisi timbulnya tonsilitis kronis ialah rangsanganyang menahun dari rokok beberapa jenis makanan higiene mulut yang buruk pengaruh cuaca kelemahan fisik dan pengobatan tonsilitis yang tidak adekuat kuman penyebabnya sama dengan
tonsilitis akut tetapi kadang-kadang kuman berubah menjadi kuman golongan gram negatif.
$a%ar 11.Tonsilitis kronik Manifestasi )linis
Tonsillitis akut >
- Tenggorokan terasa kering atau rasa mengganjal di tenggorokan &leher)
- ?yeri saat menelan &menelan ludah ataupun makanan dan minuman) sehingga menjadi malas makan
- ?yeri dapat menjalar ke sekitar leher dan telinga
- emam sakit kepala kadang menggigil lemas dan nyeri otot - apat disertai batuk pilek suara serak mulut berbau mual
kadang nyeri perut pembesaran kelenjar getah bening di sekitar leher.
Tonsilitis membranosa >
emam sampai !J= nyeri kepala badan lemah dan terkadang terdapat gangguan pencernaan rasa nyeri di mulut hipersali%asi gigi dan gusi mudah berdarah .
Tonsilitis kronik >
- ,adang tanpa ada radang akut suhu normal atau subfebris lesu nafsu makan kurangCanoreksia bisa anemia ringan
- #akit menelan ringan atau tidak ada kecuali saat eksaserbasi akut kadang hanya rasa gatal atau ganjal
- $oetor eE ore &mulut berbau oleh karena detritus) Diagnosis
a. 2namnesis
,eluhan kelainan umumnya adalah nyeri tenggorok nyeri menelan rasa banyak dahak di tenggorokan sulit menelan terasa ada yang mengganjal atau
menyumbat. 2namnesis ditanyakan secara sistematis dan runut mulai dari onset keluhan intensitas keluhan progresifitas dan keluhan lain yang menyertainya.
b. Pemeriksaan fisik
Tonsilitis akut >
Tonsilitis tampak hiperemis membengkak detritus &O) berbentuk folikel atau lacuna atau tertutup membrane semu kelenjar submandibular membengkak dan nyeri tekan .
Tonsilitis membranosa >
Tonsil membengkak ditutupi bercak putih , membengkak &bull neck) kelumpuhan otot palatum dan pernafasan demam nyeri kepala badan lemah hipersali%a gigi dan gusi mudah berdarah nyeri tenggorok .
Tonsilitis kronik >
Pada pemeriksaan terdapat dua macam gambaran tonsil dari Tonsilitis ,ronis yang mungkin tampak yakni >
1. Tampak pembesaran tonsil oleh karena hipertrofi dan perlengketan ke jaringan sekitar kripta yang melebar tonsil ditutupi oleh eksudat yang purulen atau seperti keju.
<. +ungkin juga dijumpai tonsil tetap kecil mengeriput kadang-kadang seperti terpendam di dalam tonsil bed dengan tepi yang hiperemis kripta yang melebar dan ditutupi eksudat yang purulen.
erdasarkan rasio perbandingan tonsil dengan orofaring dengan mengukur jarak antara kedua pilar anterior dibandingkan dengan jarak permukaan medial kedua tonsil maka gradasi pembesaran tonsil dapat dibagi menjadi >
$a%ar 12. $ra!ing Pe%esaran Tonsil
/kuran tonsil dibagi menjadi > T0 > Post tonsilektomi
T1 > Tonsil masih terbatas dalam fossa tonsilaris
T< > #udah melewati pilar anterior tapi belum melewati garis paramedian
&pilar posterior)
T! > #udah melewati garis paramedian belum melewati garis median
T4 > #udah melewati garis median
Penatalaksanaan Garis paramedian Garis median
T1
T4
T3
$2
Tonsilitis akut
- 8ika penyebab bakteri diberikan antibiotik peroral &melalui mulut ) selama 10 hari jika mengalami kesulitan menelan bisa diberikan dalam bentuk suntikan.
- 8ika penyebab %iral diistirahatkan minum cukup berikan analgetik dan anti%irus bila gejala berat.
Tonsilitis membranosa
- 2nti ifteri #erum &2#) diberikan segera tanpa menunggu hasil kultur dengan dosis <0.000 " 100.000 unit tergantung dari umur dan beratnya penyakit.
- 2ntibiotika Penisilin atau :ritromisin <* " *0 mgCkgbb dibagi dalam ! dosis selama 14 hari.
- ,ortikosteroid 1< mgCkgbbChari
Tonsilitis ,ronik
- +edikamentosa > pemberian antibiotic penisilin - Tindakan irigasi tenggorokan
- /saha untuk membersihkan kripta tonsilaris dengan alat irigasi gigi - Terapi @adikal > Tonsilektomi.
)o'likasi
,omplikasi dari tonsilitis kronis dapat terjadi secara perkontinuitatum ke daerah sekitar atau secara hematogen atau limfogen ke organ yang jauh dari tonsil. 2dapun berbagai komplikasi yang biasanya ditemui adalah sebagai berikut >
• Peritonsilitis
Peradangan tonsil dan daerah sekitarnya yang berat tanpa adanya trismus dan abses.
• 2bses Peritonsilar &Quinsy)
,umpulan nanah yang terbentuk di dalam ruang peritonsil.#umber infeksi berasal dari penjalaran tonsilitis akut yang mengalami supurasi menembus
kapsul tonsil dan penjalaran dari infeksi gigi.
• 2bses Parafaringeal
9nfeksi dalam ruang parafaring dapat terjadi melalui aliran getah bening atau pembuluh darah.9nfeksi berasal dari daerah tonsil faring sinus paranasal adenoid kelenjar limfe faringeal os mastoid dan os petrosus.
+erupakan pengumpulan pus dalam ruang retrofaring. iasanya terjadi pada anak usia ! bulan sampai * tahun karena ruang retrofaring masih berisi kelenjar limfe.
• ,ista Tonsil
#isa makanan terkumpul dalam kripta mungkin tertutup oleh jaringan fibrosa dan ini menimbulkan kista berupa tonjolan pada tonsil berwarna putih dan berupa cekungan biasanya kecil dan multipel.
• $bstru"tive Sleep apnea syndrome &3#2#)
$bstru"tive Sleep apnea syndrome adalah suatu sindrom dengan ditemukannya episode apnea atau hipopnea pada saat tidur. 2pnea dapat disebabkan kelainan sentral obstruktif jalan nafas atau campuran. 3bstruktif apnea adalah berhentinya aliran udara pada hidung dan mulut walaupun dengan usaha nafas sedangkan central apnea adalah penghentian pernafasan yang tidak disertai dengan usaha bernafas akibat tidak adanya rangsangan nafas. 3bstruktif hipo%entilasi disebabkan oleh obstruksi parsial aliran udara yang menyebabkan hipo%entilasi dan hipoksia. 9stilah obstruktif hipo%entilasi digunakan untuk menunjukkan adanya hipopnea yang berarti adanya pengurangan aliran udara.
9stilah 3#2# dipakai pada sindrom obstruksi total atau parsial jalan nafas yang menyebabkan gangguan fisiologis yang bermakna dengan dampak klinis yang ber%ariasi. 9stilah primary snoring &mendengkur primer) digunakan untuk menggambarkan anak dengan kebiasaan mendengkur yang tidak berkaitan dengan obstruktif apnea hipoksia atau hipo%entilasi. uilleminault
dkk mendefinisikan sleep apnea sebagai episode apnea sebanyak !0 kali atau lebih dalam N jam lamanya paling sedikit 10 detik dan terjadi baik selama fase tidur rapid eye mo%ement &@:+) dan non rapid eye mo%ement &?@:+).
111!1*1'1F
+eskipun secara klinis terdapat banyak kesamaan antara 3#2# pada anak-anak dan dewasa namun terdapat sejumlah perbedaan yang perlu diketahui yaitu>
BAB III )E*IMPULAN
• $aringitis dapat terjadi pada segala umur. $aringitis dapat terjadi secara
akut dan kronis serta pada kasus-kasus spesifik seperti faringitis leutika dan faringitis T. Penyebab $aringits tersering adalah infeksi %irus. /ntuk kasus faringitis dengan etiologi bakteri diamana bakteri yang paling sering menyebabkan faringitis adalah streptococcus grup 2 yang pada umumnya menyerang usia remaja *-1* tahun. $aringitis juga juda dapat disebabkan oleh bakteri lain seperti gonore. #elain bakteri dan %irus faringitis juga disebabkan oleh jamur. imana kasus-kasus ini biasanya terjadi pada pasien dengan imunitas turun sperti pada pasien dengan H9G dan juga pasien yang menggunakan steroid dalam jangka panjang.
• +anifestasi faringitis tergantung pada lamanya infeksi dan juga etiologi
dari faringitis. imana setiap etiologi memberikan gambaran yang berbeda-beda.
• Pengobatan dari faringitis juga berbeda-beda tergantung etiologinya. pada
kasus tertentu seperti faringitis gonore dan leutika karena kasus ini biasanya ditularkan melalui oral seks jadi kita juga perlu mencari %ocal infeksi sehingga kita konsulkan pasien ke bagian kulit dan kelamin. egitupun kasus lainnya seperti faringitis jamur yang kita curigai dengan H9G.
• Prognosis faringitis pada umumnya baik. engan pengobatan yang tepat
dan pengendalian faktor resiko bisa mencegah terjadinya faringitis berulang kecuali kasus-kasus yangs sedikit sulit untuk dikendalikan
seperti pasien yang sistem imun turun
• Tonsilitis adalah inflamasi atau pembengkakan akut pada tonsil palatina
yang merupakan bagian dari =incin Aaldeyer. Tonsilitis paling sering terjadi pada anak-anak penyebaran infeksi melalui udara &air borne droplets) dan tangan melalui alat makan dan makanan
• Tonsilitis disebabkan oleh adanya infeksi %irus atau bakteri. Penyebab
9nfeksi %irus yang paling sering adalah Epstein Barr Virus &:G). #edangkan bakteri penyebab tonsillitis antara lain kuman Streptokokus beta hemolitikus grup A, Pneumokokus, Streptokokus viridian dan Streptokokus piogenes, Stailokokus, Hemophilus inluen!a, namun terkadang ditemukan bakteri golongan gram negatif.
• Tonsil terdiri dari banyak jaringan limfoid yang disebut folikel. #aat
folikel mengalami peradangan tonsil akan membengkak dan membentuk eksudat yang akan mengalir dalam saluran &kanal) lalu keluar dan mengisi kripta yang terlihat sebagai kotoran putih atau bercak kuning yang disebut detritus.
• Tonsilitis dibagi menjadi tonsilitis akut membranosa dan kronik. ejala
yang timbul biasanya berupa nyeri tenggorokan demam sulit menelan dan gangguan lain pada daerah tonsil dan tenggorokan. iagnosis tonsilitis biasanya didapatkan dari anamnesis dan pemeriksaan fisik dengan melihat
tonsil secara langsung dengan pemeriksaan pada orofaring.
• Penatalaksanaan pada tonsilitis akut meliputi antibiotik peroral antipiretik
kortikostreroid jika perlu untuk mengurangi edema dan tonsilektomi dilakukan sesuai indikasi .
• ,omplikasi yang biasa ditimbulkan antara lain terjadinya peradangan pada
daerah sekitar tonsil seperti abses peritonsiler abses parafaring dan abses retrofaring. Tonsilitis kronis dengan hipertrofi tonsil dapat menyebabkan berbagai gangguan tidur seperti mendengkur sampai dengan terjadinya apnea obstruktif sewaktu tidur $bstru"tive Sleep apnea syndrome &3#2#).