Mu
Muhahammmmad ad HenHendrdranaanantnta a (0(05252000015150000007070))
ARSITEKTUR MODERN
ARSITEKTUR MODERN
Do
Latar Belakang
Latar Belakang
■
■ Awal tAwal tahun 1960-an, literaahun 1960-an, literatur barat mulai masuk ktur barat mulai masuk ke dunia pendidikan e dunia pendidikan arsitektur diarsitektur di
Indonesia.
Indonesia.
■
■ Karya-karya dan pemikiran-pemikiraKarya-karya dan pemikiran-pemikiran para arsin para arsitek terktek terkemuka seperti Wemuka seperti Walteralter
Gropius, Fra
Gropius, Frank Llyod Wright, dan Le nk Llyod Wright, dan Le Corbusier menjadi referensi normatif dalamCorbusier menjadi referensi normatif dalam
diskusi di kelas dan latihan di studio, sehingga
diskusi di kelas dan latihan di studio, sehingga karakter pendidikannya menjadikarakter pendidikannya menjadi
lebih akademis.
lebih akademis.
■
■ Iklim politik pIklim politik pada saat itu sangat berada saat itu sangat berpengaruh terhadap pengaruh terhadap penerimaan masyarakpenerimaan masyarakatat
terhadap teori dan konsep arsitektur modern, karena pada masa
terhadap teori dan konsep arsitektur modern, karena pada masa ””DemokrasiDemokrasi
Terpimpin, di bawah Presiden
Terpimpin, di bawah Presiden Sukarno, ”Sukarno, ”modernitasmodernitas”” diberikan oleh kepentingandiberikan oleh kepentingan
simbolis yang merujuk pada persatuan dan
Gaya khas "Modern Indonesia" dengan
karakter sebagai berikut:
■ Memiliki perhatian yang besar terhadap fungsi ruang, yang didapatkan dari pola aktivitas penghuni.
■ Memiliki perhatian yang besar terhadap material bangunan yang digunakan untuk mendapatkan hasil akhir (estetika) yang diinginkan.
■ Menghindari ornamen (bila murni gaya modern), atau menggunakan ornamen (bila postmodern, atau diberi embel-embel semacam: arsitektur modern etnik, arsitektur modern Bali, dan sebagainya).
■ Penyederhanaan bentuk dan ornamentasi dan penghilangan detail yang 'tidak diperlukan' sejauh keinginan desainer (atau pemilik bangunan).
■ Periode Pertama
■ Periode ini ditandai dengan muncul kota satelit Kebayoran Baro di Jakarta oleh R.Soesilo. Periode ini berlangsung setelah kemerdekaan hingga tahun Arsitek generasi pertama mendominasi periode ini dengan pengaruh kuat dari aliran Delft.
■ Beberapa arsitek yang muncul dan berkarya pada periode ini adalah : – dengan karyanya Perencanaan Kota Satelit Kebayoran
Baru ( 1948 )
– ( )di Semarang - Soehamir, akan tetapi sayang tidak didapatkan informasi tentang karyanya
– karyanya Tugu Monumen Nasional (MONAS) Jakarta
– dengan karyanya SPMA, Bogor (1951), Bank Indonesia, Jakarta (1958), Markas Besar AURI, Jakarta (1958) dan Masjid
Istiqlal (1965)
Periode Arsitektur Modern di Indonesia :
R Soesilo Lim Bwa Tji
Soedarsono , dengan F Silaban
Foku arsitektur pad period ini lebih kepada bagaimana
mengembangkan arsitektu tropis modern Indonesia denga tradisi
Lim Bwa Tji
Arsitektur Modern
■ Hasil pemikiran baru mengenai pandangan hidup yang lebih “manusiawi” yang diterapkan pada bangunan.
■ Totalitas daya, upaya dan karya dalam bidang arsitektur yg dihasilkan dari alam pemikiran modern yang dicirikan sikap mental yang selalu menyisipkan hal-hal
■ Asitektur yang ilmiah sekaligus artistik dan estetik, atau arsitektur yang artistik & estetik yang dapat dipertanggungkan secara ilmiah.
Pendorong Pertumbuhan Arsitektur Modern
■ Pendidikan formal mengajarkan & mendorong pemikiran modern
■ Adanya fungsi-fungsi kebutuhan baru yang mendesak (istana/puri keagamaan ,pabrik, kantor, stasiun, dsb).
■ Penggunaan bahan dan penanganannya sangat mudah, karena segala sesuatunya dibuat, direncanakan di dalam Pabrik.
■ Adanya promosi tentang keberadaan arsitektur modern melalui pameran-pameran, publikasi dan perdebatan.
baru progresif hebat da kontempore sebaga penggant dari tradisi da segal bentu pranatanya.
Pengaruh Timbulnya Arsitektur Modern
■ Perubahan dalam bidang teknologi bangunan terutama dalam bidang konstruksi / struktur bangunan (1775 – 1939).
■ Perubahan pada perkotaan atau perkembangan kota-kota (1800 – 1909).
BENTUK DASAR RUANG
Dari imajinasi Ruang Efektual yang di inginkan oleh perencana,
wujud fisik di terapkan dalam Ruang Aktual. Selain bentuk penempatan
atau posisi gedung termasuk juga dalam perencanaan Ruang Aktualnya.
Posisi tentu saja dapat mempangaruhi kinerja dari pemakainya. Posisi
Gedung DPR/MPR RI bila dilihat dari 8 penjuru medan Elektro magnetik di
Jakarta, terdapat di Barat Laut. Posisi ini memiliki sifat yang mewakili fase
terakhir dari siklus kehidupan
–
usia tua. Pada waktu itu rangkaian
pengalaman menghasilkan sifat bijaksana, kemungkinan menolong orang
lain sudah cukup diandalkan kerena telah melalui
tahap-tahap
sebelumnya. Energi Barat
Laut melambangkan
kepemimpinan,
organisasi dan perencanaan kedepan. Lambang
langit menambah
martabat, bijaksana dan citra superioritas. Arah ini juga melambangkan
Ayah, seseorang yang penting dalam
keluarga, memperkuat impresi
KONSTRUKSI BANGUNAN
■ Awal merancang atap bangunan utama Gedung MPR berbentuk kubah murni.Namun ketika dalam pembuatan Maket terdapat kesalahan teknis akhir nya atap yang asal nya berbentuk kubah (bentuk setengah bola) di potong menjadi 2 bagian untuk memudahkan dalam pemasangan, tetapi oleh sang arsitek (Soejoedi Wirjoatmojo) kesalahan itu memunculkan ide atap yang baru. Ide ini di dukung oleh teman nya yaitu Ir.Sutami (seorang Ir Sipil dan ahli struktur)
■ “ia menjelaskan, struktur yang akan dibuat ini bakal menghasilakn prisip sama dengan membuat sayap (wing) yang menempel pada badan pesawat terbang, memakai prinsip struktur kantiver”.
■ bentuk dan strktur tersebut masih bisa dipertanggungjawabkan, Mengingat yang akan berfungsi sebagai baban (fusel
■ beton yang dibangun berdamp bertemu pada satu titik punca
age) adalah dua busur ingan dan nantinya k.
EKSPRESI BENTUK ARSITEKTUR
Penggagas pembangunan Gedung DPR/MPR adalah Bung Karno, secara fisik
diilhami oleh bentuk bangunan Stadtshause di Berlin, dan direkayasa memiliki ketahanan
sampai dengan 20-25 tahun.
Sedangkan secara non fisik, melalui Hasrat Estetis Bung Karno yang selalu di latar
belakangi oleh kekagumannya secara indrawi maupun intelektual kepada para wanita dan
didasarkan pada budaya Hindu kuno, kubah gedung yang spektakuler itu diartikan sebagai
lambang wanita atau Yoni, lambang alat vital wanita dalam kehidupan manusia. Bung Karno
memberikan nama Yoni di gedung MPR/DPR karena bentuk Yoni dilambangkan sebagai ibu
Gedung SPMA, Bogor
Kurun Waktu
Tahun Bangunan Latar Belakang Makna Proyek 1951-1960: Atap Limas Genting 1951 SPMA, Bogor Poleksosbud: Nasionalisasi perusahaan asing dan perekonomian yang rendah. Arsitektur: Tahan pembentukan atau generasi awal arsitek Indonesia Karya Awal Arsitek Indonesia
Sebagai salah satu contoh yang menarik dari rancangan Liem Bwan Tjie dimana memiliki karakter menerapkan arsitektur modern yang diselaraskan dengan konsep lingkungan sekitarnya yang juga termasuk dari pengaruh iklim. Iklim torpis yang menandakan hijaunya arsitektur rancangan Beliau pada
ARSITEKTUR JENGKI,
sebuah kenyataan arsitektural Indonesia oleh Johannes Adiyanto (1)
Arsitektur jengki : karya arsitektur orisinil oleh ‘arsitek ’
Indonesia.
• Karya arsitektur ini melanda Indonesia sekitar tahun 1950-1960an. • Namun perhatian bagi karya orisinil anak bangsa ini seakan teronggok disela-sela kemajuan dan luar negri minded para pelaku dan pengguna arsitektur.
• Arsitektur Selebihnya hanya seperti ‘barang bekas’ yang berserak merana di sela-sela ruko yang merajalela diseluruh kota besar di Indonesia.
Kata ‘Jengki’
Dalam sisi kehidupan lain kata ‘ jengki’ mengiring kata celana dan
sepeda; sehingga pada masa tahun 1950an dan 1960an sangat dikenal kata celana jengki dan sepeda jengki. (Anaka Trisuharno)
diungkapkan bahwa arsitektur jengki adalah • karya arsitektur jaman James Dean,
• latar belakang celana jengki – yang digunakan James Dean dalam film “Rebel Without A Cause” – sangat populer di kalangan pemuda pada
pertengahan tahun 1950an.
• Pada saat yang sama kata ini juga melekat pada kata speda, menjadi sepeda jengki.
• Sebuah kesederhanaan dan kebersahajaan serta merakyat.
James Dean mencermati kata ‘ jengki’ melekat pada celana maka kesan yang timbul adalah sebuah pemberontakan ala terhadap kemapanan. • DAN oleh ‘arsitek ’ dalam mewujudkan karya arsitektur jengkinya, sebuah pemberontakan terhadap karya arsitektur ‘belanda’,
yang dikenal dengan karya arsitektur indis, dan colonial. • JUGA pada kata ‘sepede jengki’, pemberontakkan ini penuh
Kebersahajaan kesederhanaan merakyat.
Tipe Bangunan Arsitektur Jengki
■ : Bentuk atau wujud atau rupa merupakan faktor penting dalam dunia arsitektur, karena dengan bentuk itulah ciri-ciri arsitektur sebagai gaya menjadi nampak. Beberapa bentuk gaya rumah jengki yang disarikan dari pendapat Totok Roesmanto, Imam Prakoso dan Budi Sukada dapat dijelaskan sebagai berikut:
Sketsa Totok Roesmanto, rumah kampung (1) dan variasi rumah gaya jengki dari dinding yang berbentuk segi lima (2). Dinding segi lima dibelah dan ditarik ke depan untuk pintu (3 dan 4). Atap tidak bertemu pada bumbungan, bidang kosong untuk penempatan krepyak yang berfungsi untuk sirkulasi udara (4 dan 5). Bidang datar untuk beranda yang disangga pipa besi berbentuk V (6).
Rumah gaya jengki dibuat lebih atraktif (7). (Repro Suara Merdeka 25/7/2004).
BENTUK ESTETIKA DAN MAKNA RUMAH
GAYA JENGKI
■
(2004) adalah hubungan antara bentuk (ekspresi) dengan hal atau barang yang
diwakilinya (referen-nya). Makna terkait dengan persoalan bahasa itu mengandung dua aspek, yaitu aspek bentuk atau ekspresi dan aspek isi atau makna. Bentuk atau isi dapat dicerap dengan pancaindria, yaitu dengan mendengar atau dengan melihat. Mengenai isi atau makna adalah segi yang bisa menimbulkan reaksi bagi pendengar, pembaca, (terkait dengan objek visual adalah yang melihat) terhadap bentuk. Makn Istilah makna (referensi) menurut Keraf