BEDAH NERACA PT KATARINA UTAMA
BEDAH NERACA PT KATARINA UTAMA
TBK
TBK
09 Mar 2010
09 Mar 2010
y
y HH
arian Ekonomi Neraca
arian Ekonomi Neraca
yy PP
erbankan
erbankan
Laba Rina Terjungkal Ledakan Beban
Laba Rina Terjungkal Ledakan Beban
Emiten peralatan telekomunikasi
Emiten peralatan telekomunikasi
PPT Katarina Utama Tbk (RINA) mengusung o
T Katarina Utama Tbk (RINA) mengusung optimis
ptimistis dalam
tis dalam
menargetkan pendapatan dan laba bersihnya untuk tiga tahun ke depan akan mengalami
menargetkan pendapatan dan laba bersihnya untuk tiga tahun ke depan akan mengalami
pertumbuhan. Target pendapatan di 2010 dan 2011 masing-masing ditetapkan Rpl20 miliar dan
pertumbuhan. Target pendapatan di 2010 dan 2011 masing-masing ditetapkan Rpl20 miliar dan
Rpl80 miliar.
Rpl80 miliar.
neraca
neraca
Sedangkan target laba bersih di 2010 sebesar Rp30 miliar dan di 2011 Rp45 miliar. Adapun
Sedangkan target laba bersih di 2010 sebesar Rp30 miliar dan di 2011 Rp45 miliar. Adapun
hingga Maret 2009
hingga Maret 2009 perseroan sudah membukukan pendapatan senilai Rpl5
perseroan sudah membukukan pendapatan senilai Rpl5 miliar dan laba bersih
miliar dan laba bersih
senilai Rp5 miliar. Selain menggeluti industri teknik komunikasi, perseroan juga ak
senilai Rp5 miliar. Selain menggeluti industri teknik komunikasi, perseroan juga ak an
an
berekspansi ke bidang perbankan
berekspansi ke bidang perbankan dengan membual mesin automatic t
dengan membual mesin automatic teller machine (ATM).
eller machine (ATM).
Ekspansi ini pun akan d
Ekspansi ini pun akan dimulai pada tahun ini (roll out) di kuartal 111 at
imulai pada tahun ini (roll out) di kuartal 111 at au kuartal IV.
au kuartal IV.
"Kita mau bergerak di perbankan, banyak bank yang mau buat mesin ATM. Kita buka divisi
"Kita mau bergerak di perbankan, banyak bank yang mau buat mesin ATM. Kita buka divisi
baru untuk pengembangan pe
baru untuk pengembangan pe masangan mesin ATM," jelas Direktur Utama RINA Fazli Bin
masangan mesin ATM," jelas Direktur Utama RINA Fazli Bin
Zainal Abidin, di sela I
Zainal Abidin, di sela I
POPOperseroan, pertengahan tahun |alu.
perseroan, pertengahan tahun |alu.
Dia menjelaskan, dibutuhkan dana sebesar
Dia menjelaskan, dibutuhkan dana sebesar Rp5 miliar untuk modal memulai di b
Rp5 miliar untuk modal memulai di bisnis ATM ini,
isnis ATM ini,
di mana hingga saat ini belum mendapatkan keuntungan. "Tapi di 2010 akan dapat memberikan
di mana hingga saat ini belum mendapatkan keuntungan. "Tapi di 2010 akan dapat memberikan
kontribusi 5-10 % (revenue)" ucapnya.
kontribusi 5-10 % (revenue)" ucapnya.
Di sisi lain, perseroan juga mempunyai cita-cita unt
Di sisi lain, perseroan juga mempunyai cita-cita unt uk bisa membuka franchise di luar negeri
uk bisa membuka franchise di luar negeri
seperti di Kamboja, Vietnam, dan Bang
seperti di Kamboja, Vietnam, dan Bangladesh. Menurutnya, perseroan ingin menjadi leading
ladesh. Menurutnya, perseroan ingin menjadi leading
engineering services di kawasan Asia dan saat
engineering services di kawasan Asia dan saat ini sudah menjadi leader di Indonesia.
ini sudah menjadi leader di Indonesia.
"Di sana (luar negeri) kita yakin bisa karena didukung oleh Ericsson dan
"Di sana (luar negeri) kita yakin bisa karena didukung oleh Ericsson dan
HHuawei (jadi service
uawei (jadi service
provider).
provider).
PPeluang untuk keluar negeri sangat
eluang untuk keluar negeri sangat potensial sekali. Bisa keluar dari Indonesia kita
potensial sekali. Bisa keluar dari Indonesia kita
harap kita bisa kuat,
harap kita bisa kuat, successful!
successful!, kata
, kata dia.
dia.
Katarina yang merupakan salah satu penyedia jasa pemasangan peralatan telekomunikasi untuk
Katarina yang merupakan salah satu penyedia jasa pemasangan peralatan telekomunikasi untuk
P
P
T Ericsson Indonesia. Ke depan, perusahaan itu berupaya mendapatkan kontrak secara
T Ericsson Indonesia. Ke depan, perusahaan itu berupaya mendapatkan kontrak secara
langsung dari dua penyedia layanan telekomunikasi di Indonesia, yaitu Telkomsel dan Indosat.
langsung dari dua penyedia layanan telekomunikasi di Indonesia, yaitu Telkomsel dan Indosat.
Belum lama ini, Katarina melangsungkan penawaran u
Belum lama ini, Katarina melangsungkan penawaran u mum perdana {initial public offering/l
mum perdana {initial public offering/l
POPO))
sebanyak 210
sebanyak 210 juta saham senilai Rp 33,6 miliar.
juta saham senilai Rp 33,6 miliar.
PPencatatan saham (listing) di BEI
encatatan saham (listing) di BEI dilu-
dilu-kukanpada 14 Juli 2009. Katarina Utama juga tengah menjajaki penerbitan saham baru (rights
kukanpada 14 Juli 2009. Katarina Utama juga tengah menjajaki penerbitan saham baru (rights
issue) sekitar Rp 50-100
issue) sekitar Rp 50-100 mili
miliar.
ar.
PPerusahaan itu menargetkan rights issue dapat t
erusahaan itu menargetkan rights issue dapat terealisasi pada
erealisasi pada
kuartal 11-2010.
kuartal 11-2010.
Laba Menyusut Sayangnya, pada tahun lalu RINA mencatat penurunan laba bersih sebesar
Laba Menyusut Sayangnya, pada tahun lalu RINA mencatat penurunan laba bersih sebesar
67,65% di tahun 2009.
67,65% di tahun 2009.
PPenyusutan laba disebabkan melonjaknya pos-pos beban perseroan.
enyusutan laba disebabkan melonjaknya pos-pos beban perseroan.
Demikian disampaikan dalam keterbukaan
Demikian disampaikan dalam keterbukaan inf
informasi Bursa Efek Indonesia (BEI).
ormasi Bursa Efek Indonesia (BEI).
RINA sepanjang tahun 2009 membukukan pendapatan usaha sebesar Rp29,91 miliar atau naik
RINA sepanjang tahun 2009 membukukan pendapatan usaha sebesar Rp29,91 miliar atau naik
35,5 % yoy dibandingkan tahun 2008 sejumlah Rp22,07 miliar. Dari situ perseroan mencatat
35,5 % yoy dibandingkan tahun 2008 sejumlah Rp22,07 miliar. Dari situ perseroan mencatat
laba kotor sebesar Rpll,54 milyar, ini berarti terjadi peningkatan hingga 61,4 % yoy
laba kotor sebesar Rpll,54 milyar, ini berarti terjadi peningkatan hingga 61,4 % yoy
dibandingkan tahun sebelumnya Rp7,15 miliar.
dibandingkan tahun sebelumnya Rp7,15 miliar.
HHanya saja beban usaha membengkak lebih dari
anya saja beban usaha membengkak lebih dari
dua kali lipat sehingga laba usaha
dua kali lipat sehingga laba usaha tergerus 55,2 % yoy menjad
tergerus 55,2 % yoy menjadi Kpi. in miliar dari Rp2,91 miliar.
i Kpi. in miliar dari Rp2,91 miliar.
Secara keseluruhan kinerja keuangan RINA tak menggembirakan, karena
Secara keseluruhan kinerja keuangan RINA tak menggembirakan, karena
laba setelah pajak merosot hingga 67,7 % menjadi Rp542,31 juta dari Rpl,68 milyar. Total
laba setelah pajak merosot hingga 67,7 % menjadi Rp542,31 juta dari Rpl,68 milyar. Total
ekuitas yang dikuasai bertambah
ekuitas yang dikuasai bertambah menjadi Rp98,45 miliar dari Rp64,31 miliar.
menjadi Rp98,45 miliar dari Rp64,31 miliar.
P
P
eningkatan beban usaha terutama karena adanya biaya gaji karyawan sebesar Rp 3,475 miliar,
eningkatan beban usaha terutama karena adanya biaya gaji karyawan sebesar Rp 3,475 miliar,
naik 144,03% dari sebelumnya Rp
naik 144,03% dari sebelumnya Rp 1,424 miliar. Beban jasa pro
1,424 miliar. Beban jasa profesi
fesional sebesar Rp
onal sebesar Rp 2,212 miliar,
2,212 miliar,
naik 401,67% dari sebelumnya Rp 440,928 juta. Kemudian beban transportasi sebesar Rp 1,143
naik 401,67% dari sebelumnya Rp 440,928 juta. Kemudian beban transportasi sebesar Rp 1,143
miliar, naik 312,38% dari sebelumnya Rp 277,365 juta.
miliar, naik 312,38% dari sebelumnya Rp 277,365 juta.
Akibatnya, laba usaha perseroan di akhir 2009 mengalami penurunan sebesar 55,17% menjadi
Akibatnya, laba usaha perseroan di akhir 2009 mengalami penurunan sebesar 55,17% menjadi
Rp 1,304
Rp 1,304 mili
miliar dari sebelumnya Rp
ar dari sebelumnya Rp 2,909 miliar.
2,909 miliar.
P
P
eningkatan juga terjadi pada pos beban lain-lain sebesar 604,12% menjadi Rp 551,575 juta dari
eningkatan juga terjadi pada pos beban lain-lain sebesar 604,12% menjadi Rp 551,575 juta dari
sebelumnya Rp 78,335 juta.
sebelumnya Rp 78,335 juta.
PPeningkatan ini terutama disebabkan adanya beban keuangan Rp
eningkatan ini terutama disebabkan adanya beban keuangan Rp
732,954 juta, naik signifikan dari sebelumnya Rp 112,304 juta.
732,954 juta, naik signifikan dari sebelumnya Rp 112,304 juta.
PPeningkatan pos beban lain-lain
eningkatan pos beban lain-lain
ini membuat perseroan hanya membukukan laba bersih
ini membuat perseroan hanya membukukan laba bersih
sebesar Rp 542,310 juta,
sebesar Rp 542,310 juta, anjl
anjlok 67,
ok 67,65% dari sebelumnya Rp 1,676
65% dari sebelumnya Rp 1,676 miliar.
miliar.
Sementara pada semester 1-2009, RINA membukukan laba bersih Rp 4,91 miliar, tumbuh 192%
Sementara pada semester 1-2009, RINA membukukan laba bersih Rp 4,91 miliar, tumbuh 192%
dibanding periode sama 2008
dibanding periode sama 2008 sebesar Rp 1,68 miliar. Menurut Direktur Utama Katarina Uta
sebesar Rp 1,68 miliar. Menurut Direktur Utama Katarina Uta ma
ma
Fazil Bin Zainal Abidin, pro
Fazil Bin Zainal Abidin, program efisiensi selama semes
gram efisiensi selama semester I yang d
ter I yang diterapkan perseroan cukup
iterapkan perseroan cukup
berhasil. "Itu tercermin pada penurunan beban pokok pendapatan sekitar 48% menjadi Rp 7,79
berhasil. "Itu tercermin pada penurunan beban pokok pendapatan sekitar 48% menjadi Rp 7,79
miliar dari sebelumnya Rp 14,92
miliar dari sebelumnya Rp 14,92 miliar," kata Fazil dalam penjelasan resmi kepada Bursa E
miliar," kata Fazil dalam penjelasan resmi kepada Bursa E fek
fek
Indonesia (BEI).
Indonesia (BEI).
Dia menjelaskan, penurunan beban pokok pendapatan itu mendorong pertumbuhan laba usaha
Dia menjelaskan, penurunan beban pokok pendapatan itu mendorong pertumbuhan laba usaha
perseroan per Juni 2009 sekitar 155%
perseroan per Juni 2009 sekitar 155% menjadi Rp 7,42 miliar dibanding periode
menjadi Rp 7,42 miliar dibanding periode sama 2008
sama 2008
sebesar Rp 2,91 miliar.
Adapun pendapatan perusahaan jasa pemasangan, pengujian, serta uji kelayakan berbagai jenis
produk dan peralatan telekomunikasi itu turun sekitar 9% dari Rp 22,07 miliar menjadi Rp 20, 14
miliar. pph
Bapepam-LK Periksa Katarina Utama
Selasa, 4 Januari 2011 - 09:07 wib
Kantor Bapepam. Foto: okezone
JAKARTA - Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) masih melakukan
pemeriksaan terhadap adanya dugaan penyelewengan dana penawaran saham perdana (initial public offering /IPO) yang dilakukan PT Katarina Utama Tbk (RINA). Kasus tersebut saat ini ditangani oleh Biro Pemeriksaan dan Penyidikan Bapepam-LK.
³Surat pemeriksaannya sudah dikeluarkan. Latar belakang isi surat pemeriksaan ini adalah adanya dugaan penyalahgunaan dana IPO oleh Katarina,´ ujar Kepala Biro Pemeriksaan dan Penyidikan Bapepam-LK Sardjito diJakarta kemarin.
Menurutnya, manajemen perusahaan di bidang jasa penyewaan menara tersebut diduga melakukan penyelewengan atas dana IPO 2009 sebesar Rp33,6 miliar.
Dana yang sedianya akan digunakan untuk membeli peralatan, modal kerja, serta menambah kantor cabang, tidak digunakan se-bagaimana mestinya. Hingga saat ini manajemen perseroan belum melakukan realisasi sebagaimana mestinya.
Dari dana hasil penawaran umum saham perdana sebesar Rp33,6 miliar, dana yang digunakan hanya berkisar antara Rp4 miliar±Rp5 miliar. Sehingga, besar kemungkinan telah terjadi penyelewengan dana publik sebesar Rp28 miliar±Rp29 miliar.
Selain itu, Katarina diduga telah memanipulasi laporan keuangan audit tahun 2009 dengan memasukkan sejumlah piutang fiktif guna memperbesar nilai aset perseroan.
Dalam laporan keuangan auditan tahun 2009 tersebut, perseroan mencantumkan adanya piutang dari PT Media Intertel Graha (MIG) sebesar Rp8,606 miliar dan mencantumkan pemasukan pendapatan dari MIG sebesar Rp6,773 miliar. Bursa Efek Indonesia (BEI) mengaku dikecewakan manajemen RINA terkait aksi penyelewengan dana publik.
perusahaan yang bersangkutan melakukan penghapusan pencatatan saham secara sukarela (voluntary delisting) jika perseroan melakukan perubahan komposisi manajemen dan pemegang saham tanpa sepengetahuan otoritas bursa.
³Kalau memang itu dilakukan, kami akan minta mereka untuk membeli kembali saham publiknya, untuk kemudian melakukan delisting. Sebab, kalau kami force delisting, publik akan dirugikan,´ ujar Direktur Penilaian Perusahaan BEI Eddy Sugito. (juni triyanto)(Koran SI/Koran SI/ade)
Bursa Minta Katarina Hapuskan Sahamnya
R
abu, 29 Desember 2010 - 13:44 wib
R
Ghita Intan Permatasari - Okezone
L
ogo Katarina
JAKARTA - Bursa Efek Indonesia (BEI) meminta PT Katarina Utama Tbk (RINA) untuk melakukan
penghapusan saham secara suka rela (voluntary delisting).
"Kami meminta Katarina Utama untuk melakukan volountary delisting apabila terjadi pemindahan pemegang saham tanpa sepengetahuan BEI dan terjadi perubahan manajemen perseroan," kata Direktur Penilaian Perusahaan BEI Eddy sugito di Jakarta, Rabu (29/12/2010).
Selain itu, bursa juga menuturkan adanya pelanggaran dalam penggunaan dana IPO. sebagai contoh, dana IPO tidak digunakan untuk modal kerja dan sebagainya, lalu adanya perubahan operasional secara
significan kurang dari satu tahun.
Untuk sementara ini tindakan BEI terkait pelanggaran yang dilakukan perseroan adalah melakukan suspensi atas saham perseroan.
Seperti diketahui, RINA diduga menyelewengkan dana IPO sebesar Rp28,971 miliar dari total perolehan IPO sebesar Rp33,6 miliar. Sedangkan realisasi dana IPO diperkirakan hanya sebesar Rp4,629 miliar.
Jumlah tersebut jauh lebih rendah dari realisasi yang dilaporkan manajemen RINA kepada BEI per 20
Agustus 2010 sebesar Rp30,423 miliar. RINA mencatatkan 210 juta saham baru ke BEI melalui proses IPO pada 14Juli 2009. Harga per sahamnya Rp160 per saham atau totalnya senilai Rp33,600 miliar.
Biaya emisi IPO dianggarkan sebesar 7,85 persen atau sebesar Rp2,637 miliar. Artinya dana IPO yang diperoleh perseroan setelah dikurangi biaya IPO sebesar Rp30,962 miliar.
Namun, Direktur Utama RINA membantah kabar ini dan dirinya mengaku merasa dirugikan kabar yang menyebutkan adanya dugaan penyelewengan dana IPO serta manipulasi laporan keuangan. Perseroan pun telah bertemu dan menindaklanjuti permintaan otoritas pasar modal. "Semua pemberitaan yang ada sekarang merugikan kami," kata Direktur Utama Fazli bin Zainal Abidin.
Fazli menjelaskan, seluruh dana IPO sebesar Rp33,9 miliar yang diperoleh saat IPO Juli 2009 lalu telah
digunakan sesuai peruntukannya berdasarkan prospektus.
Di mana sebesar 36,4 persen untuk membeli peralatan, 54,05 persen untuk modal kerja serta 9,91 persen untuk menambah kantor cabang. "Setelah dikurangi biaya penjamin emisi, seluruh dana IPO telah kami belanjakan semuanya," imbuhnya.(wdi)
RINA Kembali
J
elaskan Rincian Dana IPO
ke BEI
Jum'at, 15 Oktober 2010 - 13:40 wib
R
heza Andhika Pamungkas - Okezone
ilustrasi. foto: corbis
JAKARTA - Manajemen PT Katarina Utama Tbk (RINA) akhirnya memberikan kejelasan perincian dana
penawaran umum perdana sahamnya (initial public offering /IPO) 14Juli 2009 kepada pihak Bursa Efek
Indonesia (BEI).
Rincian penggunaan dana hasil IPO tersebut diberikan Direktur Utama RINA Fazli bin Zainal Abidin seperti dikutip okezone dalam keterbukaan informasi di situs BEI, Jakarta,Jumat (15/10/2010).
Menurut Fazli, nilai realisasi hasil IPO pada 14 Juli 2009 berjumlah Rp33,600 miliar, dan dikurangi dengan
biaya IPO sebesar Rp2,638 miliar maka hasil bersih IPO sebesar Rp30,962 miliar.
ekspansi usaha perseroan. Dan ia menjelaskan bahwa rencana tersebut sudah direalisasikan sesuai dengan rencana perseroan. Berikut rinciannya:
1. Pembelian alat kerja sebesar Rp11,159 miliar. 2. Pembelian tools sebesar Rp2,510 miliar. 3. Biaya pemasaran sebesar Rp1,674 miliar. 4. Pengadaan kendaraan sebesar Rp3,347 miliar.
5. Pelatihan dan pengembangan human resources sebesar Rp1,674 miliar. 6. Peningkatan freelance menjadi karyawan sebesar Rp3,347 miliar. 7. Mobilisasi dan demobilisasi antara cabang sebesar Rp837 miliar. 8. Pengembangan usaha sebesar Rp3,347 miliar.
9. Pembukaan kantor baru sebesar Rp3,068 miliar.
Adapun dana hasil IPO tersebut tadinya disimpan di dua rekening bank, PT Bank Central Asia cabang KCU Wahid HasyimJakarta dan PT CIMB Niaga cabang Gedung BEIJakarta di mana jangka masa
penyimpanan dana di dua rekening tersebut dari 14Juli 2009 sampai dengan 30 September 2010.
Sebelumnya, beredar kabar yang mengatakan RINA diduga menyelewengkan dana IPO sebesar Rp28,971 miliar dari total perolehan IPO sebesar Rp33,6 miliar. Sedangkan realisasi dana IPO diperkirakan hanya sebesar Rp4,629 miliar.
Jumlah tersebut jauh lebih rendah dari realisasi yang dilaporkan manajemen RINA kepada BEI per 20
Agustus 2010 sebesar Rp30,423 miliar. RINA mencatatkan 210 juta saham baru ke BEI melalui proses IPO pada 14Juli 2009. Harga per sahamnya Rp160 per saham atau totalnya senilai Rp33,600 miliar.
Biaya emisi IPO dianggarkan sebesar 7,85 persen atau sebesar Rp2,637 miliar. Artinya dana IPO yang diperoleh perseroan setelah dikurangi biaya IPO sebesar Rp30,962 miliar.
Namun, Direktur Utama RINA membantah kabar ini dan dirinya mengaku merasa dirugikan kabar yang menyebutkan adanya dugaan penyelewengan dana IPO serta manipulasi laporan keuangan. Perseroan pun telah bertemu dan menindaklanjuti permintaan otoritas pasar modal. "Semua pemberitaan yang ada sekarang merugikan kami," kata Direktur Utama Fazli bin Zainal Abidin beberapa waktu lalu.
Fazli menjelaskan, seluruh dana IPO sebesar Rp33,9 miliar yang diperoleh saat IPO Juli 2009 lalu telah
digunakan sesuai peruntukannya berdasarkan prospektus.
Di mana sebesar 36,4 persen untuk membeli peralatan, 54,05 persen untuk modal kerja serta 9,91 persen untuk menambah kantor cabang. "Setelah dikurangi biaya penjamin emisi, seluruh dana IPO telah kami belanjakan semuanya," imbuhnya.
Mengenai dugaan manipulasi laporan keuangan seperti yang dituduhkan salah satu pemegang sahamnya, PT Media Intertel Graha (MIG) Fazli juga membantahnya. "Kita tidak bermaksud manipulasi laporan
keuangan, semua sesuai aturan dan mekanisme yang ada," tegasnya.
MIG, pemilik enam persen saham RINA sebelumnya melaporkan tudingan tersebut ke Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK). Manajemen MIG membantah laporan keuangan audit 2009 Katarina yang mencantumkan bahwa MIG memiliki piutang usaha sebesar Rp8,606 miliar kepada Katarina.
Fazli menuturkan segala poin yang tertera dalam laporan tersebut telah diaudit Kantor Akuntan Publik (KAP) yang bisa dipertanggungjawabkan secara hukum.
Dia mengungkapkan hal itu bermula saat MIG, sebagai salah satu pemegang saham RINA menggarap
sebuah proyek di luar manajemen perseroan. Untuk pengerjaannya, MIG menggunakan fasilitas dan sumber daya Katarina, seperti tenaga kerja, peralatan hingga ekuitas lainnya. "Itu yang menjadi piutang MIG ke kami," katanya.
Hal itu telah disepakati kedua pihak dalam sebuah kesepahaman dan diputuskan dalam rapat umum pemegang saham (RUPS) Katarina beberapa waktu lalu. "Saat RUPS perwakilan MIG tidak menolak laporan keuangan 2009 Katarina, termasuk soal piutang Rp8 miliar itu," katanya.
Selain itu kata Fazli, jika laporan keuangan itu dimanipulasi perseroan, tentunya MIG dapat mengajukan keberatan pada KAP, selaku pihak yang mengaudit. "Sesuai aturan, KAP memberikan waktu dua minggu kepada pihak-pihak yang keberatan. Tapi itu tidak dilakukan, mengapa baru sekarang menuduh yang aneh-aneh," kata Fazli.(ade)
Corsec Katarina Utama Diganti karena
Dirundung Masalah?
K
amis, 14 Oktober 2010 - 16:14 wib
R
heza Andhika Pamungkas - Okezone
ilustrasi. foto: corbis
JAKARTA - PT Katarina Utama Tbk (RINA) terhitung sejak 8 Oktober 2010 mengganti Sekretaris
Perusahaannya dari yang lama dijabat oleh Izzuddin Bin Mahmood dengan Arief Budimanta.
Hal tersebut dikatakan Direktur Utama RINA Fazli Bin Zainal Abidin kepada BEI seperti dikutip okezone dalam keterbukaan informasi di BEI,Jakarta, Kamis (14/10/2010).
"Keputusan ini dibuat dengan catatan, apabila di kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam surat keputusan ini akan diadakan pembetulan sebagaimana mestinya," pungkasnya.
Seperti diketahui, RINA diduga menyelewengkan dana IPO sebesar Rp28,971 miliar dari total perolehan IPO sebesar Rp33,6 miliar. Sedangkan realisasi dana IPO diperkirakan hanya sebesar Rp4,629 miliar.
Jumlah tersebut jauh lebih rendah dari realisasi yang dilaporkan manajemen RINA kepada BEI per 20
Agustus 2010 sebesar Rp30,423 miliar. RINA mencatatkan 210 juta saham baru ke BEI melalui proses IPO pada 14Juli 2009. Harga per sahamnya Rp160 per saham atau totalnya senilai Rp33,600 miliar.
Biaya emisi IPO dianggarkan sebesar 7,85 persen atau sebesar Rp2,637 miliar. Artinya dana IPO yang diperoleh perseroan setelah dikurangi biaya IPO sebesar Rp30,962 miliar.
Namun, Direktur Utama RINA membantah kabar ini dan dirinya mengaku merasa dirugikan kabar yang menyebutkan adanya dugaan penyelewengan dana IPO serta manipulasi laporan keuangan. Perseroan pun telah bertemu dan menindaklanjuti permintaan otoritas pasar modal. "Semua pemberitaan yang ada sekarang merugikan kami," kata Direktur Utama Fazli bin Zainal Abidin.
Fazli menjelaskan, seluruh dana IPO sebesar Rp33,9 miliar yang diperoleh saat IPO Juli 2009 lalu telah
digunakan sesuai peruntukannya berdasarkan prospektus.
Di mana sebesar 36,4 persen untuk membeli peralatan, 54,05 persen untuk modal kerja serta 9,91 persen untuk menambah kantor cabang. "Setelah dikurangi biaya penjamin emisi, seluruh dana IPO telah kami belanjakan semuanya," imbuhnya.(ade)
Bapepam: Kami Terus Periksa Dokumen
Katarina
Jum'at, 8 Oktober 2010 - 19:29 wib
R
heza Andhika Pamungkas - Okezone
Kantor Bapepam. Foto: okezone
JAKARTA - Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) mengakui saat ini masih
terus memeriksa laporan keuangan PT Katarina Utama Tbk (RINA) terkait adanya dugaan penyelewengan dana IPO serta manipulasi laporan keuangan.
Namun, saat ini pemeriksaan baru sampai di Biro Penilaian Keuangan Perusahaan Sektor Jasa dan belum
sampai kepada Biro Pemeriksaan dan Penyidikan.
"Kami masih terus periksa. Saat ini masih di Pak Noorachman di Biro Penilaian Keuangan dan belum dilimpahkan kepada Biro Pemeriksaan dan Penyidikan," ujar Kepala Biro Pemeriksaan dan Penyidikan Bapepam-LK Sardjito kepada wartawan saat ditemui di Gedung Bapepam-LK, Jakarta,Jumat, (8/10/2010).
Sementara menurut Kepala Biro Penilaian Keuangan Perusahaan SektorJasa Bapepam-LK Noorachman,
pemeriksaan masih terus dilakukan dan pihaknya masih terus meminta dokumen tambahan guna melengkapi pemeriksaan.
Seperti diketahui, RINA diduga menyelewengkan dana IPO sebesar Rp28,971 miliar dari total perolehan IPO sebesar Rp33,6 miliar. Sedangkan realisasi dana IPO diperkirakan hanya sebesar Rp4,629 miliar.
Jumlah tersebut jauh lebih rendah dari realisasi yang dilaporkan manajemen RINA kepada BEI per 20
Agustus 2010 sebesar Rp30,423 miliar. RINA mencatatkan 210 juta saham baru ke BEI melalui proses IPO pada 14Juli 2009. Harga per sahamnya Rp160 per saham atau totalnya senilai Rp33,600 miliar.
Biaya emisi IPO dianggarkan sebesar 7,85 persen atau sebesar Rp2,637 miliar. Artinya dana IPO yang diperoleh perseroan setelah dikurangi biaya IPO sebesar Rp30,962 miliar.
Namun, Direktur Utama RINA membantah kabar ini dan dirinya mengaku merasa dirugikan kabar yang menyebutkan adanya dugaan penyelewengan dana IPO serta manipulasi laporan keuangan. Perseroan pun telah bertemu dan menindaklanjuti permintaan otoritas pasar modal.
"Semua pemberitaan yang ada sekarang merugikan kami," kata Direktur Utama Fazli bin Zainal Abidin dalam keterangan tertulisnya diJakarta, Selasa lalu.
Fazli menjelaskan, seluruh dana IPO sebesar Rp33,9 miliar yang diperoleh saat IPO Juli 2009 lalu telah
digunakan sesuai peruntukannya berdasarkan prospektus.
Di mana sebesar 36,4 persen untuk membeli peralatan, 54,05 persen untuk modal kerja serta 9,91 persen untuk menambah kantor cabang. "Setelah dikurangi biaya penjamin emisi, seluruh dana IPO telah kami belanjakan semuanya," imbuhnya.
Mengenai dugaan manipulasi laporan keuangan seperti yang dituduhkan salah satu pemegang sahamnya, PT Media Intertel Graha (MIG) Fazli juga membantahnya. "Kita tidak bermaksud manipulasi laporan
keuangan, semua sesuai aturan dan mekanisme yang ada," tegasnya.
MIG, pemilik enam persen saham RINA sebelumnya melaporkan tudingan tersebut ke Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK). Manajemen MIG membantah laporan keuangan audit 2009 Katarina yang mencantumkan bahwa MIG memiliki piutang usaha sebesar Rp8,606 miliar kepada Katarina.
Fazli menuturkan segala poin yang tertera dalam laporan tersebut telah diaudit Kantor Akuntan Publik (KAP) yang bisa dipertanggungjawabkan secara hukum.
Dia mengungkapkan hal itu bermula saat MIG, sebagai salah satu pemegang saham RINA menggarap
sebuah proyek di luar manajemen perseroan. Untuk pengerjaannya, MIG menggunakan fasilitas dan sumber daya Katarina, seperti tenaga kerja, peralatan hingga ekuitas lainnya. "Itu yang menjadi piutang MIG ke kami," katanya.
Hal itu telah disepakati kedua pihak dalam sebuah kesepahaman dan diputuskan dalam rapat umum pemegang saham (RUPS) Katarina beberapa waktu lalu. "Saat RUPS perwakilan MIG tidak menolak laporan keuangan 2009 Katarina, termasuk soal piutang Rp8 miliar itu," katanya.
Selain itu kata Fazli, jika laporan keuangan itu dimanipulasi perseroan, tentunya MIG dapat mengajukan keberatan pada KAP, selaku pihak yang mengaudit. "Sesuai aturan, KAP memberikan waktu dua minggu kepada pihak-pihak yang keberatan. Tapi itu tidak dilakukan, mengapa baru sekarang menuduh yang aneh-aneh," kata Fazli.
Corporate Advisor Katarina Dato Yahyuddin Nordin menambahkan perseroan tetap beritikad baik dengan memenuhi panggilan Bursa Efek Indonesia (BEI) dan Bapepam-LK. Selanjutnya, perseroan segera
menyiapkan dokumen dan bukti otentik yang dibutuhkan. "Rabu 29 September kami ke Bursa Efek Indonesia (BEI), danJumat 1 Oktober ke Bapepam-LK,´ katanya.
Di sisi lain, Forum Komunikasi Pekerja Katarina (FKPK) yang terbentuk menyikapi kondisi ini menuntut haknya yang belum dituntaskan. Dalam sejumlah proyek, tidak sedikit uang karyawan terpakai guna operasional perseroan. Padahal, manajemen selalu berjanji akan melunasi kewajiban itu.
Manajemen pun secepatnya akan membayar segala hak karyawan, sehingga jalan perundingan damai akan terbuka. ³Kalau kewajiban terpenuhi, tidak menutup kemungkinan kita berdamai,´ kata Sekretaris FKPK Marican Rajagukguk.
Menanggapi hal itu, Nordin mengatakan, perseroan beritikad baik melakukan perundingan dengan karyawan guna menyelesaikan persoalan. Manajemen menilai, karyawan adalah aset perusahaan guna mendongkrak kinerja.Jika karyawan tidak bekerja akan berdampak negatif terhadap aliran (cash flow)
perseroan sehingga tidak bisa membayar hak karyawan. ³Kami bersedia membahas lebih lanjut jika diperlukan,´ tukasnya.(ade)
Dirut Katarina Bantah Tudingan
Penggelapan Dana
Selasa, 5 Oktober 2010 - 11:18 wib
W
idi Agustian - Okezone
L
ogo Katarina
JAKARTA - Direktur Utama PT Katarina Utama Tbk (RINA) merasa dirugikan kabar yang menyebutkan
adanya dugaan penyelewengan dana penawaran umum saham perdana (I nitial Public Offering/ IPO) serta
manipulasi laporan keuangan. Perseroan pun telah bertemu dan menindaklanjuti permintaan otoritas pasar modal.
"Semua pemberitaan yang ada sekarang merugikan kami," kata Direktur Utama Fazli bin Zainal Abidin dalam keterangan tertulisnya diJakarta, Selasa (5/10/2010).
Fazli menjelaskan, seluruh dana IPO sebesar Rp33,9 miliar yang diperoleh saat IPO Juli 2009 lalu telah
digunakan sesuai peruntukannya berdasarkan prospektus. Di mana sebesar 36,4 persen untuk membeli peralatan, 54,05 persen untuk modal kerja serta 9,91 persen untuk menambah kantor cabang. "Setelah dikurangi biaya penjamin emisi, seluruh dana IPO telah kami belanjakan semuanya," imbuhnya.
Mengenai dugaan manipulasi laporan keuangan seperti yang dituduhkan salah satu pemegang sahamnya, PT Media Intertel Graha (MIG) Fazli juga membantahnya. "Kita tidak bermaksud manipulasi laporan
keuangan, semua sesuai aturan dan mekanisme yang ada," tegasnya.
Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK). Manajemen MIG membantah laporan keuangan audit 2009 Katarina yang mencantumkan bahwa MIG memiliki piutang usaha sebesar Rp8,606 miliar kepada Katarina.
Fazli menuturkan segala poin yang tertera dalam laporan tersebut telah diaudit Kantor Akuntan Publik (KAP) yang bisa dipertanggungjawabkan secara hukum.
Dia mengungkapkan hal itu bermula saat MIG, sebagai salah satu pemegang saham RINA menggarap
sebuah proyek di luar manajemen perseroan. Untuk pengerjaannya, MIG menggunakan fasilitas dan sumber daya Katarina, seperti tenaga kerja, peralatan hingga ekuitas lainnya. "Itu yang menjadi piutang MIG ke kami," katanya.
Hal itu telah disepakati kedua pihak dalam sebuah kesepahaman dan diputuskan dalam rapat umum pemegang saham (RUPS) Katarina beberapa waktu lalu. "Saat RUPS perwakilan MIG tidak menolak laporan keuangan 2009 Katarina, termasuk soal piutang Rp8 miliar itu," katanya.
Selain itu kata Fazli, jika laporan keuangan itu dimanipulasi perseroan, tentunya MIG dapat mengajukan keberatan pada KAP, selaku pihak yang mengaudit. "Sesuai aturan, KAP memberikan waktu dua minggu kepada pihak-pihak yang keberatan. Tapi itu tidak dilakukan, mengapa baru sekarang menuduh yang aneh-aneh," kata Fazli.
Corporate Advisor Katarina Dato Yahyuddin Nordin menambahkan perseroan tetap beritikad baik dengan memenuhi panggilan Bursa Efek Indonesia (BEI) dan Bapepam-LK. Selanjutnya, perseroan segera
menyiapkan dokumen dan bukti otentik yang dibutuhkan. "Rabu 29 September kami ke Bursa Efek Indonesia (BEI), danJumat 1 Oktober ke Bapepam-LK,´ katanya.
Di sisi lain, Forum Komunikasi Pekerja Katarina (FKPK) yang terbentuk menyikapi kondisi ini menuntut haknya yang belum dituntaskan. Dalam sejumlah proyek, tidak sedikit uang karyawan terpakai guna operasional perseroan. Padahal, manajemen selalu berjanji akan melunasi kewajiban itu.
Manajemen pun secepatnya akan membayar segala hak karyawan, sehingga jalan perundingan damai akan terbuka. ³Kalau kewajiban terpenuhi, tidak menutup kemungkinan kita berdamai,´ kata Sekretaris FKPK Marican Rajagukguk.
Menanggapi hal itu, Nordin mengatakan, perseroan beritikad baik melakukan perundingan dengan karyawan guna menyelesaikan persoalan. Manajemen menilai, karyawan adalah aset perusahaan guna mendongkrak kinerja.Jika karyawan tidak bekerja akan berdampak negatif terhadap aliran (cash flow)
perseroan sehingga tidak bisa membayar hak karyawan. ³Kami bersedia membahas lebih lanjut jika diperlukan,´ tukasnya.
(wdi)
Jum'at, 1 Oktober 2010 - 15:50 wib
R
heza Andhika Pamungkas - Okezone
Kantor Bapepam. Foto: okezone
JAKARTA - Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) mengakui telah
memanggil Direktur Utama PT Katarina Utama Tbk (RINA) Fazli bin Zainal Abidin untuk menjelaskan dugaan penggelapan dana hasil penawaran perdana saham (initial public offering /IPO).
"Kemarin sudah dipanggil, tetapi belum datang karena masih berada di luar negeri. Tetapi kita akan panggil lagi nanti, tetapi tidak ada batasan waktu, kapan akan memanggilnya, nunggu dia datang dulu," ujar Kepala Biro Sektor Jasa Bapepam-LK Noor Rahman, saat ditemui wartawan di Gedung Bapepam-LK Jakarta,Jumat (1/10/2010).
Menurutnya, jika dalam beberapa kali pemanggilan Dirut RINA masih tidak mau, maka dirinya akan melaporkan kepada Ketua Bapepam-LK Fuad Rahmany dan diberikan surat melalui Kepala Biro Penyelidikan dan Pemeriksaan Bapepam-LK Sardjito untuk melanjutkan pemeriksaan.
"Dan jika sudah sampai, maka kita memiliki pasal 109 undang-undang pasar modal Indonesia jika kita merasa yang bersangkutan tidak bersikap kooperatif atau mengganggu pemeriksaan maka dapat kita paksa atau dikenakan pidana satu tahun," timpal Sardjito.
Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) juga sebenarnya telah memanggil direksi RINA sebelum libur Lebaran. Namun saat itu Direktur Utama RINA yang dianggap memegang kendali perusahaan, tidak kunjung hadir lantaran masih berada di luar negeri.
Oleh sebab itu, dalam pertemuan kemarin yang sebenarnya dihadiri direksi RINA minus Dirutnya tersebut BEI masih belum puas dengan apa yang disampaikan direksi RINA tersebut.
Seperti diketahui, RINA diduga menyelewengkan dana IPO sebesar Rp28,971 miliar dari total perolehan IPO sebesar Rp33,6 miliar. Sedangkan realisasi dana IPO diperkirakan hanya sebesar Rp4,629 miliar.
Jumlah tersebut jauh lebih rendah dari realisasi yang dilaporkan manajemen RINA kepada BEI per 20
Agustus 2010 sebesar Rp30,423 miliar. RINA mencatatkan 210 juta saham baru ke BEI melalui proses IPO pada 14Juli 2009. Harga per sahamnya Rp160 per saham atau totalnya senilai Rp33,600 miliar.
Biaya emisi IPO dianggarkan sebesar 7,85 persen atau sebesar Rp2,637 miliar. Artinya dana IPO yang diperoleh perseroan setelah dikurangi biaya IPO sebesar Rp30,962 miliar.(ade)
BEI Minta Keterangan Dirut RINA Minggu
Ini!
Selasa, 28 September 2010 - 18:17 wib
R
heza Andhika Pamungkas - Okezone
ilustrasi
JAKARTA - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mengungkapkan, diperkirakan direksi dan Direktur Utama PT
Katarina Utama Tbk (RINA) Fazli bin Zainal Abidin, akan bertemu dengan direksi BEI dalam minggu ini. Pertemuan itu untuk memberikan kejelasan dugaan penyalahgunaan dana Rp28,971 miliar dari total dana hasil Penawaran Perdana Sahamnya (Initial Public Offering/IPO).
"Saya sudah mendengar (tentang kasus RINA), kemungkinan dia akan datang," kata Direktur Penilaian Perusahaan BEI Eddy Sugito kepada wartawan saat ditemui di Gedung BEI, Jakarta, Selasa (28/9/2010).
Menurutnya, dia memang sudah memberikan batasan waktu hingga akhir September ini kepada RINA. Namun dirinya enggan mengungkapkan detail penjelasan yang harus disampaikan kepada manajemen RINA. "Jangan berandai-andai, kita tunggu saja," tegasnya.
Sebenarnya, pihaknya sudah memanggil direksi RINA sebelum libur Lebaran. Namun saat itu Direktur Utama RINA yang dianggap memegang kendali perusahaan, tidak kunjung hadir lantaran masih berada di luar negeri.
Oleh sebab itu, dalam pertemuan kemarin yang sebenarnya dihadiri direksi RINA minus Dirutnya tersebut BEI masih belum puas dengan apa yang disampaikan direksi RINA tersebut. Sehingga dalam pertemuan kali ini BEI meminta Dirut RINA menyediakan data-data yang berhubungan dengan kondisi keuangan
perusahaan.
Seperti diketahui, RINA diduga menyelewengkan dana IPO sebesar Rp28,971 miliar dari total perolehan IPO sebesar Rp33,6 miliar. Sedangkan realisasi dana IPO diperkirakan hanya sebesar Rp4,629 miliar.
Jumlah tersebut jauh lebih rendah dari realisasi yang dilaporkan manajemen RINA kepada BEI per 20
RINA mencatatkan 210 juta saham baru ke BEI melalui proses IPO pada 14 Juli 2009. Harga per sahamnya
Rp160 per saham atau totalnya senilai Rp33,600 miliar. Biaya emisi IPO dianggarkan sebesar 7,85 persen atau sebesar Rp2,637 miliar. Artinya dana IPO yang diperoleh perseroan setelah dikurangi biaya IPO sebesar Rp30,962 miliar.(adn)(rhs)
BEI
J
atuhkan Sanksi ke Katarina
K
amis, 23 September 2010 - 16:10 wib
Ilustrasi
JAKARTA - Bursa Efek Indonesia (BEI) akhirnya memberikan peringatan tertulis kepada PT. Katarina
Utama Tbk (RINA) menyusul dugaan penyelewengan dana penawaran saham umum perdana (Initial Public Offering/IPO) serta penggelembungan aset perseroan.
³Kami berikan peringatan tertulis yang pertama,´ kata Direktur Penilaian Perusahaan BEI Eddy Sugito di
Jakarta, Kamis (23/9/2010).
Dia mengatakan, sanksi peringatan tersebut dijatuhkan karena Direktur Utama Katarina, Fazli Bin Zainal Abidin berkali-kali tidak memenuhi panggilan. ³Sudah berkali-kali dipanggil, tidak memberikan respons,´ katanya.
Berdasarkan informasi yang dihimpun Seputar Indonesia (SI), sebagian besar direksi dan pemangku kepentingan perseroan dikabarkan telah melarikan diri ke luar negeri. Yang tersisa dan menetap di Indonesia hanya Direktur Keuangan Izzuddin Mahmood.
BEI telah mencoba untuk memanggil dirutnya guna memperoleh keterangan soal dugaan penyelewengan tersebut. Namun hingga kini jajaran manajemen belum memenuhi panggilan tersebut dengan berbagai alasan. ³Kita tunggu saja perkembangannya seperti apa," kata Eddy.
Otoritas bursa belum bisa menjelaskan langkah selanjutnya sebelum jajaran manajemen memenuhi panggilan BEI. Namun tidak menutup kemungkinan BEI akan memberikan sanksi tambahan jika masih mangkir. Saat ini semua berpulang pada itikad baik manajemen. Katarina memperoleh dana IPO sebesar Rp33,6 miliar, yang sedianya digunakan untuk membeli peralatan, modal kerja serta menambah kantor cabang.
Faktanya tidak ada realisasi yang signifikan berdasarkan rencana IPO. Perseroan juga diindikasikan melakukan manipulasi laporan keuangan dan melakukan penggelembungan aset dengan memasukkan sejumlah piutang fiktif dari sejumlah perusahaan.
BEI Nantikan Dirut Katarina Beri
Penjelasan
R
abu, 15 September 2010 - 14:25 wib
R
heza Andhika Pamungkas - Okezone
L
ogo BEI. Foto:
Widi Agustian-Okezone.com
JAKARTA - Kendati Bursa Efek Indonesia (BEI) telah memanggil direksi PT Katarina Utama Tbk (RINA)
terkait dengan penyelewengan dana initial public offering (IPO) dan manipulasi laporan keuangan, tapi tampaknya otoritas bursa tersebut belum puas dengan apa yang disampaikan direksi RINA tersebut. "Kita cuma ketemu dengan satu direkturnya yang merangkap corsec, tapi banyak hal yang kelihatannya belum bisa dijawab secara tuntas," jelas Direktur Penilaian Perusahaan BEI Eddy Sugito di kantornya,
Jakarta, Rabu (15/9/2010).
Dia menjelaskan, panggilan atas Katarina tersebut dilakukan beberapa saat sebelum Lebaran kemarin, tapi sayangnya Dirutnya tidak hadir. Padahal menurut keterangan-keterangan itu Dirutnya memegang kendali paling besar terhadap keputusan.
"Dirutnya sendiri kan berdasarkan keterangan mereka sedang berada di luar negeri selama satu bulan terakhir ini. Kita tetap mengharapkan Dirutnya segera dia hadir di Indonesia, kita berharap mereka ketemu kita," bebernya.
Bursa, lanjutnya juga meminta ada permintaan penjelasan juga dari data-data yang diterima pihaknya. "Kita ada konfirmasi ke mereka juga. Kita juga minta data-data pendukung jika seandainya itu dugaan-dugaan yang kita dengar dari forum komunikasi karyawan itu benar. Kita minta beberapa supporting. Kalau memang tidak benar, ya buktikan dong kepada kami," tegasnya.
Nantinya, jika terbukti benar terjadi pelanggaran aturan, maka bursa akan sampaikan ke Bapepam untuk diproses secara hukum. ³Underwriter-nya memang dari Optima Securities tapi sejauh ini dari keterangan mereka sih kita belum mendengar apa-apa.Justeru kita lagi coba dalami," ungkap dia.
Dia berharap agar direksi Katarina memberikan penjelasan yang tuntas. "Buktikan dong ke kita. Karena kita belum mendapat suatu statement yang bisa memuaskan kita. Ultimatum tidak bisa kita lakukan, yang bisa kita lakukan suspensi tapi sahamnya nmenjadi tidak bernilai. Mereka mau jual ke mana?"
O
toritas Bursa Kecewa Berat dengan Manajemen Katar ina
Whery Enggo Prayogi
- detikFinance
<p>Your browser does not support iframes.</p>
<a
href='http://openx.detik.com/delivery/ck.php?n=a3db6179&cb=INSERT_RAND
OM_NUM
BER_
HERE' target='_blank'><img
src='http://openx.detik.com/delivery/avw.php?zoneid=31&cb=INSERT_RAND
OM_NUM
BER_
HERE&n=a3db6179' border='0' alt='' /></a>
J
akarta
- Bursa Efek Indonesia (BEI) kecewa berat dengan performa manajeman
PT Katarina
Utama Tbk (RINA) terkait penyimpangan dana yang mereka kelola. Masalah penyimpangan ini
telah dilaporkan oleh serikat pekerja Katarina yaitu Forum Komunikasi
Pekerja Katarina
(FK
PK).
Menurut Direktur
Penilian
Perusahaan BEI, Eddy Sugito, pihaknya telah menemukan banyak
pelanggaran yang dilakukan oleh manajemen RINA. Namun
sanksi maksimal yang bisa dilakukan BEI hanya melakukan suspensi perdagangan saham.
Selanjutnya, proses diserahkan kepada Badan
Pengawas
Pasar Modal dan Lembaga Keuangan
(Bapepam-LK), melalui Biro
Pemeriksaan dan
Penyidikan (
PP).
"Kami telah menemui banyak pelanggaran. Indikasinya cukup besar. Kami kecewa berat.
Adanya penyimpangan itu (dana I
PO). Yang kita lakukan suspend dan kita
laporkan ke Bapepam," jelas Eddy di gedung BEI, SCBD, Jakarta, Rabu (29/12/2010).
"Juga ada perubahan operasional dalam kurun waktu 1 tahun setelah I
PO(Initial Public
Offering ), serta penyimpangan perilaku yang dilakukan oleh
manajemen perusahaan," tambahnya.
Seperti diketahui manajemen Katarina Utama yang seluruhnya ekspatriat asal Malaysia diduga
telah menyelewengkan perolehan dana I
PO, penggelembungan
aset serta memanipulasi laporan keuangan auditan 2009. Dari perolehan dana I
POsebesar Rp
33,6 miliar, manajemen diduga menggelapkan sebesar Rp 29,6
miliar.
Akibatnya, kas perusahaan pun bolong dan manajemen tidak dapat menyelesaikan kewajiban
kepada karyawan. Saat ini, hampir seluruh kegiatan operasi
Katarina Utama berhenti, sehingga tidak ada pemasukan.
Bursa Efek Indonesia (BEI) bersama Bapepam-LK kini tengah mengusut dan memeriksa dugaan
penyelewengan dana I
PO, penggelembungan aset hingga
pencatatan saham secara sukarela (
voluntary delisting ), meskipun
sebelumnya harus mendapat persetujuan dari pemegang saham.
"Kami meminta tidak ada transfer saham ke pihak lain, perubahan manajemen yang signifikan
pengaruhnya. Kami minta mereka diskusi dengan Bursa," tegas
Eddy.
(wep/hen)
Sering Didemo, Katarina Tutup Kantor Cabang Medan
Whery Enggo Prayogi
- detikFinance
<p>Your browser does not support iframes.</p>
Foto: Whery/detikFinance
<a
href='http://openx.detik.com/delivery/ck.php?n=a3db6179&cb=INSERT_RAND
OM_NUM
BER_
HERE' target='_blank'><img
src='http://openx.detik.com/delivery/avw.php?zoneid=31&cb=INSERT_RAND
OM_NUM
BER_
HERE&n=a3db6179' border='0' alt='' /></a>
J
akarta
-
PT Katarina Utama Tbk (RINA) melakukan penutupan kantor cabang Medan dengan
alasan sering terjadi demo oleh karyawan, hingga mengganggu operasional. Dengan penutupan
ini maka 24 karyawan RINA otomatis mengalami pemutusan hubungan kerja (
PHK).
Namun menurut Dewan
Penasihat Forum Komunikasi
Pekerja Katarina (FK
PK), Massa Karya
Ginting, penutupan dilakukan secara sepihak tanpa menyelesaikan hak-hak karyawan.
"
Hasil pertemuan FK
PK dengan Fazli (Direktur Utama Katarina Fazli Zainal Abidin) beberapa
hari lalu, tidak ada artinya. Niat Fazli untuk berdamai juga hanya akal-akalan," ungkapnya
kepada
detikFinance
di Jakarta, Sabtu (16/10/2010).
Massa menyampaikan, kewajiban manajeman untuk membayar gaji karyawan hanya untuk
wilayah Jakarta. Itupun dengan menjual aset perusahaan berupa dua mobil operasional.
tanda tanya besar.
"Janjinya gaji akan dibayarkan kepada seluruh karyawan, ternyata tidak benar. Yang dibayarkan
hanya gaji karyawan kantor Jakarta," kata Massa.
Berdasarkan surat manajeman Katarina kepada Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Medan
disampaikan, demo yang dilakukan karyawan telah menurunkan kredibilitas nama baik
perseroan dimata rekan bisnis.
Demo juga dinilai manajeman RINA mengganggu produktifitas pekerjaan.
Hal ini
mengakibatkan kemampuan perseroan dalam memenuhi kewajiban rutin ataupun pembiayaan
operasional Katarina.
"Kami telah mengalami kesulitan keuangan untuk membayar gaji dan operasional kantor Medan
atau Jakarta. Maka terhitung 8
Oktober 2010, kami menyatakan kantor cabang di Medan ditutup
beroperasi dan kami terpaksa menyampaikan permohonan kepada Kepala Dinas Sosial dan
Tenaga Kerja untuk melakukan
PHK karyawan Medan sebanyak 24 karyawan," jelas Fazli
dalam surat tertulisnya.
Atas surat manajeman, FK
PK menilai telah terjadi pemutar balikkan fakta dan kebohongan
tersebut. Serikat pekerja pun telah menanggapi surat tersebut dan menyampaikannya ke Disnaker
Medan dengan tembusan ke berbagai pihak terkait.
Manajemen Katarina Utama yang seluruhnya ekspatriat asal Malaysia diduga telah
menyelewengkan perolehan dana I
PO, penggelembungan aset serta memanipulasi laporan
keuangan auditan 2009. Dari perolehan dana I
POsebesar Rp 33,6 miliar, manajemen diduga
menggelapkan sebesar Rp 29,6 miliar.
Akibatnya, kas perusahaan pun bolong dan manajemen tidak dapat menyelesaikan kewajiban
kepada karyawan. Saat ini, hampir seluruh kegiatan operasi Katarina Utama berhenti, sehingga
tidak ada pemasukan.
Bursa Efek Indonesia (BEI) bersama Badan
Pengawas
Pasar Modal & Lembaga Keuangan
(Bapepam-LK) kini tengah mengusut dan memeriksa dugaan penyelewengan dana I
PO,
penggelembungan aset hingga manipulasi laporan keuangan Katarina.
(wep/ang)
Karyawan Katarina Ancam Seret Manajemen ke Jalur
Hukum
<p>Your browser does not support iframes.</p>
Foto: Whery/detikFinance
<a
href='http://openx.detik.com/delivery/ck.php?n=a3db6179&cb=INSERT_RAND
OM_NUM
BER_
HERE' target='_blank'><img
src='http://openx.detik.com/delivery/avw.php?zoneid=31&cb=INSERT_RAND
OM_NUM
BER_
HERE&n=a3db6179' border='0' alt='' /></a>
J
akarta
- Forum Komunikasi
Pekerja Katarina (FK
PK) mengancam akan menempuh jalur
hukum dan menyeret manajeman
PT Katarina Utama Tbk (RINA) dengan pasal dugaan
penggelapan dan penipuan.
Menurut
Penasihat FK
PK, Massa Karya Ginting, upaya hukum yang diupayakan karyawan
adalah tuntutan agar manajeman transparan akan penyetoran dana Jamsostek. Selama ini
perseroan tidak menyetorkan secara utuh dana asuransi tenaga kerja.
"
Pemotongan Jamsostek dari gaji karyawan pakai, memakai data slip gaji periode sebelumnya.
Misalkan saya gaji Rp 10 juta, kemudian dipotong. Tapi yang disetorkan potongan dari gaji lama
saya," ungkapnya saat ditemui di kantor Katarina Jakarta, Selasa (5/10/2010).
Bukan hanya itu, bahkan ada karyawan yang bukan anggota Jamsostek namun gaji mereka ikut
terpotong asuransi. "Ada dipotong tapi bukan peserta Jamostek, karyawan Katarina di Medan.
Kita akan upayakan hukum dengan pasal penggelapan dan penipuan. Kita tunggu tanggapan dari
manajeman. Kalau memang tidak digubris juga, kita akan lakukan," tegas Karya.
Bahkan, FK
PK memiliki bukti bahwa terdapat dana operasional perusahaan yang dipakai
Direktur Utama RINA, Fazli bin Zainal Abidin untuk biaya pernikahannya. Jumlahnya mencapai
Rp 230 juta.
"Ada pembuktian penarikan dana oleh manajeman yang selama ini tertutup.
Pakai dana internal
Seperti diketahui, FK
PK berulang-ulang memberi peringatan kepada manajemen RINA untuk
menyelesaikan kewajiban kepada karyawan. Jika tidak FK
PK akan ambil alih dengan berbagai
opsi, mulai dari kudeta kepemilikan saham ataupun mendorong investor baru ambil alih
Katarina.
"Kalau tidak ada kejelasan manajemen, FK
PK akan mengambil alih Katarina," tegas Sekretaris
FK
PK, Marincan Rajagukguk waktu itu.
Terkait keberatan FK
PK atas manajemen RINA yang seluruhnya diisi oleh Warga Negara
Malaysia, Fazli pun berjanji akan merombaknya dan memberikan beberapa pos direksi kepada
WNI.
"Kita akan ubah komposisi kepakaran human resources dengan orang Indonesia. Namun kita
harus penuhi ketentuan, melalui RU
PS (Rapat Umum
Pemegang Saham).
Direktur
Penilian
Perusahaan BEI, Eddy Sugito juga mempertanyakan kenapa bisa manajeman
RINA tidak kompak dan berjalan sendiri-sendiri. "Mereka yang mengusulkan, artinya sempat
dilontarkan dulu oleh beliau (Fazli). Silahkan saja asal terpenuhi dan kalau lokal itu lebih
prefer," ucapnya.
(wep/ang)
Pencatatan Saham PT Katarina Utama Tbk.
Selasa, 14 Juli 2009 17:51
Presiden direktur PT Katarina Utama Tbk, Fazli bin Zainal Abidin (kanan) didampingi presiden komisaris,
Teguh Trianung Djoko S (kiri) dengan lugas menjawab pertanyaan wartawan mengenai kinerja
perusahaannya dan rencana pengembangan perusahaan itu ke masa yang akan datang, usai mengikuti
acara pencatatan saham PT Katarina Utama Tbk di Bursa Efek Indonesia pada Selasa, 14/07/2009 di
gedung Bursa Efek Indonesia, Jl. Jend. Sudirman Jakarta Selatan. Perusahaan yang bergerak di bidang
jasa pemasangan/instalasi jaringan dan pengujian kelayakan dari berbagai jenis produk dan peralatan
telekomunikasi ini menawarkan sahamnya sejumlah 210.000.000 lembar dengan harga Rp 160/lembar
saham. Diharapkan dengan mencatatkan sahamnya di BEI, PT Katarina Utama Tbk akan mendapatkan
akses ke pasar modal dan memujngkinkan untuk mendapatkan sumber pendanaan baru serta
menawarkan kesempatan kepada masyarakat agar dapat turut serta memiliki saham PT Katarina.
fy-ina/Mulkan Salmun.
Buruh
PT. Katarina Utama, Tbk jual cincin kawin untuk biayai operasional
Dimasukkan oleh Ramses D Aruan
Senin, 16 Agustus 2010 10:52
Sungguh menyedihkan, cincin kawin harus terlepas dari jari
manis Hariono, salah seorang engineer PT. Katarina Utama, Tbk, demi untuk membiayai
operasional perusahaan, saat bekerja di lapangan.
Sejak merger dengan Silver Mountain Bhd dan manajemen
PT. Katarina Utama dipimpin oleh
FZA, warga negara Malaysia, seluruh buruh/peker ja diiming-imingi dengan janji-janji dari pihak
manajemen. Janji-janji tersebut disampaikan dalam berbagai kesempatan, pada beberapa kali
pertemuan dengan seluruh staff dan pekerja, baik di Medan, Jakarta, dan
Palembang. Top
manajemen perusahaan berjanji menjalankan bisnis secara transfaran, manusiawi, meningkatkan
kesejahteraan pekerja, mengembangkan bisnis secara global, dan masih banyak janji-janji
lainnya.
Mendengar janji-janji tersebut tentu seluruh pekerja menaruh harapan yang begitu besar dan
menyakini masa depan mereka akan lebih baik dan lebih sejahtera. Janji-janji tersebut juga yang
memotivasi seluruh pekerja untuk bekerja lebih pro fesional dan memberikan dedikasi serta
loyalitasnya yang begitu tinggi terhadap kelangsungan bisnis perusahaan.
Sejak menjelang akhir tahun 2008 kepemimpinan manajemen yang baru ini, mulai terasa bahwa
janji-janji tersebut satu persatu diingkari. Dana operasional untuk p royek menggunakan dana
pribadi pekerja; keterlambatan pembayaran gaji dan T
HR, dan lain sebagainya.
Pada saat
ditanyakan dalam berbagai pertemuan dan meeting internal, top manajemen terus menggumbar
janjinya, dengan mengatakan mohon tetap bersabar menunggu
PT. Katarina Utama, Tbk listing
di bursa. Semuanya akan diselesaikan dan dibayarkan, termasuk janji kenaikan upah kerja dan
gaji yang akan dibayarkan dengan berlaku surut.
P
ada saat Koranburuh meliput aksi demo pekerja
PT. Katarina Utama, Tbk (6/8),
Hariono
menyampaikan kesedihan dan penderitaannya "Coba bayangkan bang, begitu loyalnya kami
terhadap perusahaan sampe kami merasa perusahaan ini milik kami sendiri, cincin kawin
pernikahan saya yang baru seumur jagung, saya jual demi operasional pekerjaan kami di
lapangan dapat terus berjalan". Lebih lanjut
Hariono mengatakan "Setelah saham Katarina terjual
di bursapun, mereka terus berjanji tanpa kepastian hak-hak dan uang pribadi yang terpakai untuk
operasional perusahaan tetap belum juga dibayarkan, betul-betul sedih bang, mereka sama sekali
tidak menghargai pengorbanan kami". Lalu teman
Hariono menimpali "kalau handphone sudah
puluhan terjual untuk operasional perusahaan dan ada beberapa kawan kami, yang kredit kereta
(red : sepeda motor) tidak terbayarkan, gara-gara gaji yang tidak dibayarkan pada waktunya,
ditarik oleh dealer, sementara pelunasannya hanya tinggal menunggu dua tiga bulan lagi".
Dari beberapa sumber, ternyata isu tidak terpenuhinya dana operasional dari perusahaan, bukan
hanya terjadi pada masa penantian masuknya
PT. Katarina Utama, Tbk ke Bursa Efek
Indonesia(BEI). Setelah listing di Bursa Efek Indonesia (14/7/09) persoalan operasional terus
bermasalah.
Pada September 2009, menjelang lebaran,
PT. Ericsson Indonesia menarik semua
proyeknya dari
PT. Katarina Utama, Tbk karena target penyelesaiannya tidak tercapai.
P
enyebabnya gara-gara tidak ada dana operasional.
Hal yang sama terulang lagi pada bulan Juli
2010 yang lalu, semua proyek ditarik oleh
PT. Ericsson Indonesia, juga karena persoalan tidak
adanya dana operasional.
"
Padahal terhitung sejak Januari 2010 proyek kami sudah semakin banyak, khususnya Juni dan
Juli 2010 ini banyak kali (red : sekali) proyek yang bisa didapat karena target lebaran, Marincan
Rajagukguk menimpali. "Malu kali kami bang sama Ericsson, Telkomsel, dan perusahaan S
Pyang lain", "Enggak tau kami bang, uang hasil dari bursa itu dibawa mereka entah kemana,
sedihlah", tambah
Hariona kepada koranburuh menutup pengaduannya.
Media Intertel Siap Giring Katarina Utama ke
Pengadilan
Indro Bagus
- detikFinance
<p>Your browser does not support iframes.</p>
(Foto: Dok detikFinance)
<a
href='http://openx.detik.com/delivery/ck.php?n=a3db6179&cb=INSERT_RAND
OM_NUM
BER_
HERE' target='_blank'><img
src='http://openx.detik.com/delivery/avw.php?zoneid=31&cb=INSERT_RAND
OM_NUM
BER_
HERE&n=a3db6179' border='0' alt='' /></a>
J