• Tidak ada hasil yang ditemukan

67856243 Contoh Laporan Keuangan Fiskal N Penjelasan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "67856243 Contoh Laporan Keuangan Fiskal N Penjelasan"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Bahan Kuliah Akuntansi Perpajakan

Bahan Kuliah Akuntansi Perpajakan

Bagian 2

Bagian 2

Afif Sulfa, SE MSi. Ak.

Afif Sulfa, SE MSi. Ak.

AKUNTANSI (PEMBUKUAN)

AKUNTANSI (PEMBUKUAN)

A.

A. PEPENNDADAHUHULULUANAN

Istilah akuntansi saat ini dikenal oleh banyak pihak sebagai alat untuk membuat Istilah akuntansi saat ini dikenal oleh banyak pihak sebagai alat untuk membuat laporan keuangan perusahaan, namun tentu saja akuntansi bukan hanya sekedar alat, laporan keuangan perusahaan, namun tentu saja akuntansi bukan hanya sekedar alat, tetapi dapat pula dipahami sebagai bahasa bisnis (

tetapi dapat pula dipahami sebagai bahasa bisnis (business languagebusiness language), karena ), karena informinformasiasi yang dihasilk

yang dihasilkannya dapat annya dapat dipergdipergunakan bagi unakan bagi para pengambil keputusan (para pengambil keputusan (decision maker decision maker )) dalam pengambilan keputusan ekonomi (

dalam pengambilan keputusan ekonomi (economic decision making economic decision making ).).  Agar

 Agar dapat dapat memahami memahami bahasa bahasa bisnis bisnis tersebut, tersebut, para para pembaca pembaca laporan laporan keuangankeuangan tentu harus terlebih dahulu memahami proses dan metode-metode dalam siklus akuntansi tentu harus terlebih dahulu memahami proses dan metode-metode dalam siklus akuntansi ((accaccounountinting g cyccyclele) ) yayang ng didipeperlrlukukan an guguna na memenynyususun un lalapoporaran n kekeuauangnganan. . PrPrososeses peny

penyusuusunan nan laplaporan oran keuakeuangan ngan yanyang g berberasal asal dari dari tratransansaksiksi-tr-transaansaksi ksi keukeuangaangan n yangyang terjadi dalam suatu perusahaan dinamakan aktivitas akuntansi.

terjadi dalam suatu perusahaan dinamakan aktivitas akuntansi. Dar

Dari i sissisi i perpperpajaajakankan, , prosproses es siksiklus lus akunakuntanstansi i diidiististilahlahkan kan dengdengan an PemPembukbukuan.uan. Surat Edaran Dirjen Pajak (Gunadi; 2) menjelaskan arti penting pembukuan, yaitu :

Surat Edaran Dirjen Pajak (Gunadi; 2) menjelaskan arti penting pembukuan, yaitu : 1.

1. MeMempmperermumudah dah WaWajijib b PaPajajak k (W(WP) P) daldalam am memengngisisi i SuSurarat t PePembmbererititahahuan uan TaTahuhunannan (SPT)-nya;

(SPT)-nya; 2.

2. MemperMempermudah permudah perhitungahitungan besarnn besarnya penghaya penghasilan ksilan kena pajena pajak (atau ak (atau dasar pedasar pengenaanngenaan pajak untuk Pajak Pertambahan Nilai);

pajak untuk Pajak Pertambahan Nilai); 3.

3. PenPenyajyajian inforian informasmasi i tententang positang posisi finansi finansisial dan al dan hashasil usaha (pekeil usaha (pekerjarjaan bebas WP)an bebas WP) untuk bahan analisis maupun pengambilan keputusan ekonomis perusahaan.

untuk bahan analisis maupun pengambilan keputusan ekonomis perusahaan.

Sesuai dengan Pasal 1 huruf v UU No. 6 Tahun 1983 sebagaimana telah diubah Sesuai dengan Pasal 1 huruf v UU No. 6 Tahun 1983 sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang No. 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang No. 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Um

Umum um dadan n TaTatatacacara ra PePerprpajajakakan an (K(KUPUP) ) pepembmbukukuauan n (S(Sopophahar r LuLumbmbanantotoruruanan: : 4)4) didefinisikan sebagai berikut :

didefinisikan sebagai berikut :

“Pembukuan adalah suatu proses pencatatan yang dilakukan secara teratur  “Pembukuan adalah suatu proses pencatatan yang dilakukan secara teratur  unt

untuk uk memengngumumpulpulkakan n datdata a dan dan ininforformamasi si yayang ng memeliliputputi i kekeadadaan aan harharta,ta, kew

kewajiajiban ban atau atau utautang, ng, modmodal, al, pengpenghasihasilan lan dan dan biabiaya, ya, serserta ta jumjumlah lah harhargaga perolehan dan penyerahan barang atau jasa yang terutang maupun yang tidak perolehan dan penyerahan barang atau jasa yang terutang maupun yang tidak ter

terututang ang PaPajajak k PePertrtamambahbahan an NiNilalai, i, yayang ng didikekenaknakan an PaPajajak k PePertrtamambahbahanan Nilaingan tariff 0% (nol persen) dan yang dikenakan Pajak Penjualan Atas Nilaingan tariff 0% (nol persen) dan yang dikenakan Pajak Penjualan Atas Bar

Barang ang MewMewah ah yang yang ditditutup utup dendengan gan menymenyusun usun laplaporaoran n keukeuangaangan n beruberupapa neraca dan perhitungan rugi laba pada setiap Tahun Pajak berakhir.”

(2)

Mengingat sedemikian pentingnya pembukuan bagi WP, maka ketentuan perpajakan di Indonesia selalu mensyaratkan diselenggarakannya pembukuan oleh WP. Dalam hal ini WP yang mendapat kewajiban menyelenggarakan pembukuan adalah WP Badan dan WP Orang Pribadi yang menjalankan pekerjaan bebas atau memiliki usaha tertentu yang tidak menggunakan Norma Perhitungan untuk menentukan besarnya Penghasilan Kena Pajak.

B. PERSYARATAN PEMBUKUAN

Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD), Pasal 6, juga menyebutkan tentang kewajiban bagi setiap orang yang menjalankan perusahaan untuk menyelenggarakan pembukuan (Gunadi). Demikian pula dalam Undang-Undang No. 1 Tahun 1995 tentang Perseroaan Terbatas sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 dan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal juga menyebutkan tentang kewajiban bagi setiap perusaan untuk menyelenggarakan pembukuan.

Undang-Undang No. 6 Tahun 1983 sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang No. 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tatacara Perpajakan (KUP) telah menggariskan beberapa persyaratan pembukuan, yaitu antara lain :

1. Pembukuan harus diselenggarakan dengan itikad baik dan mencerminkan keadaan atau kegiatan usaha yang sebenarnya;

2. Pembukuan sekurang-kurangnya terdiri dari catatan mengenai harta, kewajiban atau utang, modal, penghasilan dan biaya, serta penjualan dan pembelian;

3. Pembukuan harus ditutup setiap akhir tahun dengan membuat neraca dan laporan laba-rugi berdasarkan prinsip pembukuan yang taat azas (konsisten) dengan tahun sebelumnya;

4. Pembukuan atau pencatatan harus diselenggarakan di Indonesia dengan huruf  Latin, angka Arab dengan bahasa Indonesia dan satuan mata uang rupiah (atau dengan bahasa Inggris dan mata uang US$ dengan ijin Menteri Keuangan);

5. Pembukuan atau pencatatan dan dokumen yang menjadi dasarnya serta dokumen lain yang berhubungan dengan kegiatan usaha (pekerjaan bebas) harus disimpan selama lima tahun (daluwarsa pajak).

C. SANKSI TIDAK DISELENGARAKANNYA PEMBUKUAN

(3)

dapat diandalkan (reliable). Kesehatan dan keandalan pembukuan WP tidak dapat ditawar, karena ketidaksehatan dan ketidakandalan akan menimbulkan keraguan bagi pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholders), terutama aparat pajak (fiskus).

Bagi fiskus, keraguan yang muncul akibat ketidakberesan laporan yang diterima dari WP berupa Surat Pemberitahuan (SPT) dan Lampiran-lampirannya, akan atau dapat mengakibatkan fiskus melakukan tindakan-tindakan berupa penelitian, pemeriksaan atau bahkan penyidikan.

Undang-Undang Perpajakan yang efektif, selain memuat kewajiban bagi Wajib Pajak menyelenggarakan pembukuan atau pencatatan untuk keperluan admnisitrasi pajak, pencatatan ini adalah bagi WP yang belum mampu melakukan pembukuan untuk tujuan penghitungan pajak, penghasilan netonya akan dihitung berdasarkan Norma Perhitungan, yaitu peredaran usaha (omzet neto) dikalikan dengan prosentase perkiraan penghasilan neto.

Berbeda dengan pembukuan yang antara lain harus membuat Laporan Laba-Rugi, yang memungkinkan Wajib Pajak mengalami kerugian, maka dengan menggunakan Norma Perhitungan akan memberikan hasil usaha positif (selalu ada penghasilan kena pajak), di mana penentuan penghitungan penghasilan kena pajak adalah dari omzet neto (peredaran usaha bersih) dan WP juga tidak bisa menikmati kompensasi kerugian, sehingga Wajib Pajak akan selalu terkena kewajiban membayar pajak setiap tahunnya.

Di samping kewajiban, juga disebutkan adanya sanksi bagi Wajib Pajak yang tidak menyelenggarakan pembukuan, baik karena tidak mampu membuat atau lain hal, maka penghasilan netonya akan dihitung berdasarkan Norma Perhitungan. Selanjutnya, atas kemungkinan besar pajaknya kurang bayar akibat penerapan Norma Perhitungan, maka akan dikenakan sanksi administrasi berupa kenaikan pajak 50% atau 100% dari pajak kurang dibayar.

D. AKUNTANSI GANDA DAN EKSTRAKOMPTABLE

Sehubungan dengan kewajiban pembukuan bagi Wajib Pajak, maka WP diwajibkan menyusun Laporan Keuangan untuk kepentingan perpajakan, yang disebut  juga Laporan Keuangan Fiskal (disusun sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Pajak Penghasilan). Sebagaimana penyusunan laporan keuangan umumnya yang disebut juga Laporan Keuangan Komersial (disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan), maka penyusunan Laporan Keuangan Fiskal juga membutuhkan proses yang mendasarinya. Apakah proses tersebut juga membutuhkan catatan akuntansi dari awal sampai akhir, seperti siklus akuntansi (accounting cycle) dalam akuntansi komersial?

(4)

Jika jawabannya “Ya”, maka tentu akan timbul permasalahan baru, karena dalam satu entitas wajib pajak akan memiliki dua catatan yang berbeda dan terpisah, seperti yang umum sering terdengan di masyarakat bahwa telah terjadi akuntansi ganda (double accounting ) pada setiap WP, karena menyusun Laporan Keuangan yang berbeda, satu untuk kepentingan umum (luas) dan satunya lagi untuk kepentingan pajak (khusus).

Tentu saja hal tersebut (akuntannsi ganda / double accounting ) tidak boleh terjadi, karena kalau terjadi, justru akan menimbulkan kerumitan baru dalam administrasi pembukuan, akibatnya catatan-catatan akuntansi akan semakin banyak dan memungkinkan ketidakakurantan dan ketepatan data, di samping itu juga akan mendorong para pegawai yang menangani pembukuan melakukan manipulasi sebagai dampak ikutan.

Hal terbaik yang harus dilakukan untuk menyusun Laporan Keuangan Fiskal adalah dengan melakukan penyesuaian-penyesuaian (reconcilations) atas Laporan Keuangan Komersial. Rekonsiliasi ini disebut juga sebagai koreksi fiscal (fiscal  corrections), di mana seluruh catatan mengenai koreksi ini dicatat dalam catatan tersendiri yang tidak masuk dalam catatan akuntansi komersial, catatan-catatan ini disebut juga sebagai catatan-catatan ekstrakompable (extracomptable accounts), yaitu catatan-catatan yang tidak masuk dalam pembukuan.

E. KOREKSI FISKAL

Sebagai akibat penyusunan Laporan Keuangan Fiskal yang merupakan hasil dari penyesuaian atas Laporan Keuangan Komersial, maka diperlukan koreksi fiscal. Koreksi fiscal umumnya terdiri atas 2 (dua) sisi, yaitu sisi positif (koreksi positif) dan sisi negatif  (koreksi negatif). Koreksi positif terjadi jika akibat penyesuaian yang dilakukan akan mengakibatkan penghasilan (laba fiskal) naik atau bertambah, sedangkan koreksi positif  terjadi jika akibat penyesuaian yang dilakukan akan mengakibatkan penghasilan (laba fiskal) turun atau berkurang.

Koreksi positif ditimbulkan oleh penurunan atau penghapusan biaya akibat tidak diperkenankan untuk diakui sebagai biaya oleh ketentuan UU PPh atau disebut juga adanya biaya-biaya yang tidak dapat dikurangkan dari penghasilan (non deductible expenses), di samping itu koreksi positif juga dapat ditimbulkan oleh kenaikan penghasilan yang belum diakui dalam LK Komersial, hal ini biasanya akibat perbedaan waktu (time differences) dalam pengakuan penghasilan (revenue recognition) dan atau metode pengakuan penghasilan yang berbeda.

Sebaliknya, koreksi negatif ditimbulkan oleh penurunan atau penghapusan penghasilan akibat tidak diperkenankan untuk diakui dan dilaporkan sebagai penghasilan tahunan wajib pajak oleh ketentuan UU PPh atau disebut juga adanya

(5)

penghasilan-(non taxable incomes) atau adanya penghasilan yang dikoreksi akibat sudah dikenakan PPh bersifat final, di samping itu koreksi negatif juga dapat ditimbulkan oleh kenaikan biaya yang belum diakui dalam LK Komersial, hal ini biasanya akibat perbedaan metode penghitungan biaya penyusutan (difference of depreciation method ) atau penggunaan metode penilaian persediaan yang berbeda.

Contoh-contoh transaksi yang dikenakan koreksi fiskal positif dan koreksi fiskal negatif dan perhitungan serta penyusunan laporan keuangan fiskal akan dibahas dalam bab lain dalam modul Akuntansi Pajak ini.

F. SKEMA AKUNTANSI FISKAL

Dalam suatu bagan, penyusunan laporan keuangan fiskal dapat digambarkan dalam skema sebagai berikut :

Dapat dilihat dalam skema tersebut, penyusunan Laporan Keuangan Fiskal dimulai setelah Laporan Keuangan Komersial disusun yang didahului dengan koreksi fiskal berdasarkan UU Pajak Penghasilan, sedangkan Laporan Keuangan Komersial disusun berawal dari adanya dokumen-dokumen sumber transaksi keuangan yang terjadi dalam satu siklus akuntansi (satu tahun), kemudian atas dokumen-dokumen transaksi tersebut diproses berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan, di mana proses akuntansi tersebut meliputi; pencatatan (Jurnal dan Buku Pembantu), posting ke Buku-Besar, pengikhtisaran dalam Neraca Saldo, kemudian pada akhir periode melakukan penyesuaian-penyesuaian akibat berlalunya waktu atau koreksi-koreksi akibat kekeliruan pencatatan dalam Ayat-ayat Jurnal Penyesuaian, selanjutnya menyiapkan Kertas Kerja Laporan Keuangan (Neraca Lajur) sebagai langkah akhir menyusun Laporan Keuangan Komersial. Laporan Keuangan Fiskal Dokumen-2 Sumber  Laporan Keuangan Komersial Proses akuntansi sesuai SAK  Koreksi Fiskal sesuai UU PPh

(6)

G. CONTOH LAPORAN KEUANGAN 1. Laporan Keuangan Komersial

Berikut adalah contoh Laporan Keuangan Komersial PT. ARKAAN FAADHILAH untuk tahun 2007 :

 A. PENJUALAN 9,000,000

B. HARGA POKOK PENJUALAN (4,050,000)

LabaKotor 4,950,000

C. BEBAN-BEBAN OPERASIONAL 1. Beban-beban Penjualan

a. Beban Komisi Penjualan 450,000 b. Beban Iklan & Promosi 300,000 c. Beban Komunikasi 180,000 d. Beban Transportasi 90,000 e. Beban Entertainmen 900,000

Jumlah Beban-beban Penjualan 1,920,000 2. Beban-beban Administrasi & Umum

a. Beban Gaji & Upah 1,125,000 b. Beban Listrik, Air, dan Telepon 75,000 c. Beban Administrasi 75,000 d. Beban Perjalanan Dinas 165,000 e. Beban Pengobatan Pegawai 60,000 f. Beban P enyus ut an Akt iva Tet ap 600, 000 g. Beban Kerugian Piutang 270,000 h. Beban Umum & Transportasi 60,000 i. Beban Penelitian 112,500  j. Beban Pemeliharaan 127,500 k. Beban Pajak 82,500

Jumlah Beban-beban Administrasi & Umum 2,752,500

Jumlah Beban-beban Operasional (4,672,500)

Laba(Rugi)Usaha 277,500

D. PENDAPATAN DAN BEBAN LAIN-LAIN

1. Pendapatan Dividen 667,500 2. Pendapatan Bunga 442,500 3. Keuntungan Penjualan Mesin 262,500 4. Pendapatan Sewa 450,000 5. BebanBunga (360,000) 6. Denda Perpajakan (15,000) 7. Sumbangan-sumbangan (225,000)

Jumlah Pendapatan dan Beban Lain-lain 1,222,500

LABABERSIH 1,500,000

PT. ARKAAN FAADHILAH LAPORAN LABA RUGI

Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2007 (Dalam ribuan rupiah)

(7)

2. Kertas Kerja Laporan Keuangan Komersial

Berikut adalah Kertas Kerja penyusunan Laporan Keuangan Komersial :

Menurut Menurut

Akuntansi Beda Tetap Beda Waktu +/ - Fiskal A. Penghasilan dari Usaha

1. Penjualan Neto 9,000,000 9,000,000.00 2. Harga PokokPenjualan (4,050,000) (4,050,000.00)

Laba bruto usaha 4,950,000 4,950,000.00

3. Biaya/pengeluaran operasional: Beban-beban Penjualan

a. Beban Komisi Penjualan 450,000 450,000.00 b. Be an I an &Promosi 300,000 300,000.00 c e an omun as 180,000 36,000.00 + 144,000.00 d e an ransporas 90,000 90,000.00 e e an neranmen 900,000 793,500.00 + 106,500.00 Beban-beban Administrasi &Umum

a. Beban Gaji &Upah 1,125,000 351,000.00 + 774,000.00 b Beban Listrik, Air, dan Telepon 75,000 22,500.00 + 52,500.00 c Beban Administrasi 75,000 75,000.00 d Beban Perjalanan Dinas 165,000 48,000.00 + 117,000.00 e Beban Pengobatan Pegawai 60,000 24,000.00 + 36,000.00 f Beban Penyusutan Aktiva Tetap 600,000 30,937.50 73,125 +/- 642,187.50 g Beban Kerugian Piutang 270,000 157,500.00 + 112,500.00 h Beban Umum&Transportasi 60,000 60,000.00 i Beban Penelitian 112,500 67,500.00 + 45,000.00  j Beban Pemeliharaan 127,500 25,500.00 + 102,000.00 k Beban Pajak 82,500 45,375.00 + 37,125.00

Total biaya operasional (4,672,500) (3,143,812.50) Laba usaha 277,500 1,806,187.50

B. Penghasilan dari Luar Usaha

1. Pendapatan Dividen 667,500 667,500.00 2. Pendapatan Bunga 442,500 145,500.00 - 297,000.00 3. Laba Penjualan Mesin 262,500 32,343.75 - 230,156.25 4. Pendapatan Sewa 450,000 216,000.00 - 234,000.00 5. Beban Bunga (360,000) (360,000.00) 6. Denda Perpajakan (15,000) (15,000.00) + -7. Sumbangan-sumbangan (225,000) (130,781.25) + (94,218.75) Total penghasilan dari luar usaha 1,222,500 974,437.50 Laba (penghasilan) neto 1,500,000 2,780,625.00

PT. ARKAAN FAADHILAH Rekonsiliasi Fiskal Laporan Laba Rugi Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember 2007 Uraian Koreksi

(8)

3. Laporan Keuangan Fiskal

Dari Kertas Kerja tersebut dapat disusun Laporan Keuangan Fiskal sbb. :

 A. PENJUALAN 9,000,000.00

B. HARGA POKOK PENJUALAN (4,050,000.00)

Laba Kotor  4,950,000.00

C. BEBAN-BEBAN OPERASIONAL 1. Beban-beban Penjualan

a. Beban Komisi Penjualan 450,000.00 b. Beban Iklan & Promosi 300,000.00 c. Beban Komunikasi 144,000.00 d. Beban Transportasi 90,000.00 e. Beban Entertainmen 106,500.00

Jumlah Beban-beban Penjualan 1,090,500.00 2. Beban-beban Administrasi & Umum

a. Beban Gaji & Upah 774,000.00 b. Beban Listrik, Air, dan Telepon 52,500.00 c. Beban Administrasi 75,000.00 d. Beban Perjalanan Dinas 117,000.00 e. Beban Pengobatan Pegawai 36,000.00 f. Beban Penyusutan Aktiva Tetap 642,187.50 g. Beban Kerugian Piutang 112,500.00 h. Beban Umum & Transportasi 60,000.00 i. Beban Penelitian 45,000.00  j. Beban Pemeliharaan 102,000.00 k. Beban Pajak 37,125.00

Jumlah Beban-beban Administrasi & Umum 2,053,312.50

Jumlah Beban-beban Operasional (3,143,812.50) Laba (Rugi) Usaha 1,806,187.50 D. PENDAPATAN DAN BEBAN LAIN-LAIN

1. Pendapatan Dividen 667,500.00 2. Pendapatan Bunga 297,000.00 3. Keuntungan Penjualan Mesin 230,156.25 4. Pendapatan Sewa 234,000.00 5. Beban Bunga (360,000.00)

6. Denda Perpajakan

-7. Sumbangan-sumbangan (94,218.75)

Jumlah Pendapatan dan Beban Lain-lain 974,437.50

LABA BERSIH 2,780,625.00

PT. ARKAAN FAADHILAH LAPORAN LABA RUGI - FISKAL

Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2007 (Dalam ribuan rupiah)

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil pemeriksaan granul massa cetak dan sediaan tablet lisinopril 10 mg keempat formula memenuhi persyaratan dan untuk mengetahui pengaruh penggunaan

[r]

tentang dakwah Nabi Muhammad SAW dalam membangun perekonomian masyarakat Madinah • Berdiskusi tentang keberhasilan dakwah Nabi Muhammad SAW dalam membangun perekonomian

Kegiatan perkuliahan sebagian besar dilakukan dengan menggunakan metode yang bersifat interaktif dengan melibatkan keaktifan mahasiswa meliputi bermain peran, kuis,

1) Untuk mengetahui kemampuan keluarga mengenal masalah kesehatan sejauh mana keluarga mengetahui fakta-fakta dari masalah kesehatan yang meliputi pengertian, faktor penyebab,

Berdiskusi Mengerjakan tugas Membuat perencanaan Memodifikasi resep cake, cookies Lauk pauk oriental Lauk pauk kontinental Lauk pauk nusantara Evaluasi Perencanaan

Schwartz juga mengungkap- kan bahwa sangat mudah untuk mengetahui mengapa jumlah perempuan yang menjadi partner lebih sedikit dibandingkan dengan laki- laki, karena antara lain

Menimbang, bahwa dalam pasal 14 Undang-undang nomor 23 tahun 2002 tetntang perlindungan anak dijelaskan bahwa setiap anak berhak diasuh oleh orang tuanya sendiri, kecuali jika