• Tidak ada hasil yang ditemukan

Mini Riset

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Mini Riset"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

Kata Pengantar Kata Pengantar

Puji syukur kami ucapkan pada Tuhan Yang Maha Esa karena kasih dan Puji syukur kami ucapkan pada Tuhan Yang Maha Esa karena kasih dan ka

karuruninia-Na-Nya ya kakami mi dadapapat t memenynyelelesesaiaikan kan lalapoporan ran pepenenelilititian an yayang ng beberjurjududull Gambaran Gaya Kepemimpinan Ketua Organisasi Badan Eksekutif Mahasiswa Gambaran Gaya Kepemimpinan Ketua Organisasi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia Tahun 2011. (BEM) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia Tahun 2011. Lap

Laporaoran n ini ini mermerupaupakan kan hashasil il perpertantangguggungjngjawaawaban ban ataatas s penpenelitelitian ian yanyang g kamkamii lakukan sebagai tugas mata kuliah Riset dan Organisasi.

lakukan sebagai tugas mata kuliah Riset dan Organisasi.

Pen

Penelieliti ti jugjuga a ingingin in berberteriterima ma kaskasih ih padpada a dosdosen en matmata a kulkuliah iah RisRiset et dandan Organisasi Dra. Bertina Sjabadhyni M.Si atas bimbinganya dalam mata kuliah Organisasi Dra. Bertina Sjabadhyni M.Si atas bimbinganya dalam mata kuliah Riset Organisasi yang telah kami ikuti dalam semester ganjil 2011 ini sehingga Riset Organisasi yang telah kami ikuti dalam semester ganjil 2011 ini sehingga kami dapat menyelesaikan penelitian ini. Selain itu, kami juga ingin berterima kami dapat menyelesaikan penelitian ini. Selain itu, kami juga ingin berterima kas

kasih ih padpada a anganggotgota a BEM BEM FakFakultultas as IlmIlmu u SosSosial ial dan dan IlmIlmu u PolPolitiitik k yanyang g sudsudahah  bersedia untuk mengikuti penelitian ini, serta kepada pihak-pihak lain yang sudah  bersedia untuk mengikuti penelitian ini, serta kepada pihak-pihak lain yang sudah

mendukung jalannya penelitian hingga pada penulisan laporan

mendukung jalannya penelitian hingga pada penulisan laporan penelitian.penelitian.

Akh

Akhir ir katkata, a, kamkami i memmemohoohon n maamaaf f yanyang g sebsebesaesar-br-besaesarnyrnya a bilbila a terterjadjadii kesalahan dalam jalannya penelitian maupun dalam penulisan laporan. Semoga kesalahan dalam jalannya penelitian maupun dalam penulisan laporan. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca maupun bagi penelitian selanjutnya laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca maupun bagi penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan gaya kepemimpinan.

yang berkaitan dengan gaya kepemimpinan.

Depok, Oktober 2011 Depok, Oktober 2011

Tim Peneliti Tim Peneliti

(2)

BAB I BAB I

PENDAHULUAN PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang I.1. Latar Belakang

Sem

Semangangat at orgorganianisassasi i daldalam am linlingkugkungangan n kamkampus pus yanyang g dildilakuakukan kan oleolehh mahasiswa seringkali diharapkan mampu mewujudkan kontribusi berarti terhadap mahasiswa seringkali diharapkan mampu mewujudkan kontribusi berarti terhadap

p

peerruubbaahhaan n bbaannggssa a yyaanng g lleebbiih h bbaaiik k ddi i mmaassa a mmeennddaattaanngg. . TTeerrlleebbiihh mahasiswa

mahasiswa dikdikataatakan kan sebsebagaagai i salsalah ah satsatu u elemelemen en vitvital al yanyang g memmempunpunyai yai perperanan  penting dalam mengawal dan melakukan sebuah perubahan suatu negara, dimana  penting dalam mengawal dan melakukan sebuah perubahan suatu negara, dimana langkah awal perubahan yang dilakukan mahasiswa adalah keikutsertaan dalam langkah awal perubahan yang dilakukan mahasiswa adalah keikutsertaan dalam organ

organisasi isasi kampkampus. us. OrganiOrganisasi sasi sendsendiri iri dijeladijelaskan skan sebagsebagai ai bentubentuk k perserperserikatanikatan manusia untuk mencapai tujuan bersama (Mooney, 1997). Organisasi pun dapat manusia untuk mencapai tujuan bersama (Mooney, 1997). Organisasi pun dapat digam

digambarkan sebagai sekelompbarkan sebagai sekelompok ok orang yaitu dua orang yaitu dua atau lebih atau lebih yang secara yang secara formalformal dipersatukan untuk mencapai target yang telah ditetapkan. Lebih lanjut, dengan dipersatukan untuk mencapai target yang telah ditetapkan. Lebih lanjut, dengan meng

mengikuti ikuti organorganisasi maka isasi maka mahasmahasiswa iswa dapat mengaktualdapat mengaktualisasikisasikan an dirindirinya ya sertaserta dapat dikatakan memiliki

dapat dikatakan memiliki kemamkemampuan lebih puan lebih dibandibanding mahasiswa yang ding mahasiswa yang tidak tidak   pernah mengikuti organisasi.

 pernah mengikuti organisasi.

Salah satu organisasi yang popular dan banyak digeluti oleh mahasiswa di Salah satu organisasi yang popular dan banyak digeluti oleh mahasiswa di lin

lingkugkungangan n kamkampus adalpus adalah ah BadBadan an EksEksekuekutif Mahastif Mahasiswiswa. a. BadBadan an EksEksekuekutif tif  Ma

Mahahassisiswa wa atatau au bibiasasa a didissininggkakat t BEBEM M mmereruupapakkan an wawaddah ah pepemmbibinnaaaann kem

kemahaahasissiswaan waan di di tintingkagkat t fakfakultultas as maumaupun pun uniuniverversitsitas as yanyang g berberperperan an daldalamam  pengembangan

 pengembangan softskill  softskill  mahasiswa sekaligus penyaluran bakat dan minat. Denganmahasiswa sekaligus penyaluran bakat dan minat. Dengan terlibat aktif dalam BEM maka mahasiswa dapat menjadi karakter yang matang terlibat aktif dalam BEM maka mahasiswa dapat menjadi karakter yang matang   be

  berpirpikirkir, , panpandai dai daldalam am berbersossosialialisaisasi, si, dan dan krikritis tis daldalam am menmenyikyikapi api berberbagbagaiai  persoalan.

 persoalan.

Keberadaan BEM memberikan kontribusi dan peran yang penting dalam Keberadaan BEM memberikan kontribusi dan peran yang penting dalam keh

kehiduidupan pan kamkampus pus karena karena funfungsigsinya nya ibaibarat rat funfungsgsi i pempemerinerintahtahan an daldalam am suasuatutu negara. Lebih lanjut, dalam rangka mencapai tujuan maupun target-target dari negara. Lebih lanjut, dalam rangka mencapai tujuan maupun target-target dari BE

BEM M tetentntu u tatak k lelepapas s dadari ri sosososok k pemipemimpmpin in dadari ri ororgaganinisasasi si tetersrsebebutut. . SeSecacarara spesifik, bagaimana gaya kepemimpinan Ketua BEM akan memberikan pengaruh spesifik, bagaimana gaya kepemimpinan Ketua BEM akan memberikan pengaruh

(3)

 pada pencapaian tujuan maupun target-target BEM serta terwujudnya fungsi dan kontribusi dari BEM itu sendiri. Hal ini sejalan dengan penemuan MacKenzie & Podsakoff (2001) bahwa gaya kepemimpinan berorientasi hubungan berkorelasi   positif dengan kinerja. Berkaitan dengan hal ini maka kami pun tertarik untuk 

mengetahui lebih dalam terkait gaya kepemimpinan pada Ketua BEM.

Perlu diketahui bahwa beberapa penelitian awal terhadap perilaku kepemimpinan telah membedakan kepemimpinan menjadi dua ketegori yaitu;  perilaku kepemimpinan yang berorientasi hubungan dan perilaku kepemim-pinan yang berorientasi tugas. Dalam suatu penelitian Cartwright & Zander (dalam Bass, 1990) menge-mukakan perilaku kepemimpinan sebagai hasil dari performa dua fungsi, yaitu fungsi tugas dan fungsi hubungan. Perilaku kepemimpinan yang  berorientasi hubungan difokuskan pada kualitas dari hubunggan dengan pengikut, sementara perilaku kepemimpinan yang berorientasi tugas adalah tertuju pada tugas-tugas yang harus diselesaikan pengikut. Selama bertahun-tahun, para   peneliti telah menggunakan beberapa istilah untuk menggambarkan gaya

kepemimpinan yang berorientasi hubungan dan yang berorientasi tugas. Bass (1990) telah membuat sebuah kajian terhadap beberapa istilah yang digunakan oleh beberapa peneliti. Deskripsi mengenai perilaku kepemimpinan yang   berorientasi hubungan men-cakup antara lain keperdulian, penekanan pada

kebutuhan pegawai, pemusatan perhatian terhadap orang, perilaku suportif, orientasi pada interaksi, pemusatan perhatian pada orang, pengambilan keputusan secara partisipatoris, perilaku demokratis dan membangun rasa saling percaya. Demikian pula mengenai perilaku kepemimpinan yang berorientasi tugas antara lain mencakup fokus pada produksi, perilaku initiating structure, memberikan definisi kegiatan kelompok dan penekanan pada produksi, pencapaian tujuan, keperdulian terhadap produksi, penekanan pada tujuan, perilaku otokratis, dan orientasi pada pencapaian. Deskripsi terbaru mengenai kedua jenis perilaku kepemimpinan ini dikembangkan oleh Bass dan Avolio (1995). Mereka mendeskripsikan konsep perilaku kepemimpinan yang berorientasi hubungan dengan indikator yang meliputi atribusi ideal, perilaku ideal, kepedulian terhadap individu, rangsangan intelektual dan motivasi inspirasional. Sedangkan konsep   perilaku kepemimpinan yang berorientasi tugas adalah mencakup indikator 

(4)

ganjaran kontingen (ganjaran bersyarat), manajemen aktif dengan perkecualian dan manajemen pasif dengan per-kecualian. Selain itu, beberapa penelitian yang telah dilakukan menunjukkan adanya bukti tentang efektivitas dari perilaku kepemimpinan berorientasi hubungan dan yang berorientasi tugas, juga adanya  bukti tentang efektivitas dari gabungan kedua perilaku kepemimpinan itu (Bass,

1990).

Berbagai paparan diatas kemudian mendorong kami untuk mengetahui tentanng gaya kepemimpinan pada ketua BEM, apakah cenderung relation oriented  atau task oriented. Lebih lanjut, BEM yang kami pilih untuk dijadikan subjek penelitian adalah angggota BEM Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia 2011. Pemilihan subjek penelitian ini didasari oleh alasan kemudahan akses tim peneliti (accidental sampling ) terhadap subjek penelitian sehingga pengambilan sampel akan lebih efisien dari segi waktu dan biaya.

I.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah kami uraikan di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana gambaran gaya kepemimpinan pada ketua organisasi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Kesehatan Masyarakat tahun 2011.

I.3. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

1. Memenuhi tugas mata kuliah Riset Organisasi.

2. Mengetahui gambaran gaya kepemimpinan ketua organisasi Badan Eksekutif mahasiswa (BEM) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik  Universitas Indonesia tahun 2011.

I.4. Manfaat Penelitian

(5)

I.4.1. Manfaat Teoritis

Penelitian dapat menambah wawasan peneliti mengenai gambaran gaya kepemimpinan pada organisasi atau perusahaan.

1.4.2. Manfaat Praktis

a. Hasil penelitian dapat membantu pemimpin dan anggota organisasi dalam mengetahui gaya kepemimpinan yang diterapkan.

 b. Hasil penelitian ini dapat juga digunakan sebagai bahan evaluasi untuk  memajukan organisasi.

c. Saran dari penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk penelitian selanjutnya.

I.5. Sistematika Penulisan

Penulisan laporan penelitian ini adalah sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan

Berisikan latar belakang masalah, permasalahan, tujuan penelitian, manfaat  penelitian, dan sistematika penelitian.

Bab II Tinjauan Pustaka

Berisikan tentang tinjauan pustaka yang digunakan dalam penelitian yaitu tinjauan  pustaka mengenai definisi kepemimpinan serta teori kepemimpinan.

Bab III Metode Penelitian

Pada bagian metode penelitian ini berisikan tentang masalah penelitian, variable  penelitian, tipe dan desain penelitian, subyek penelitian, teknik pengambilan data

dan dan instrument penelitian, prosedur dan pelaksanaan penelitian, serta analisis data penelitian.

(6)

Hasil dan Analisis Penelitian berisikan tentang gambaran umum penelitian dan hasil penelitian yang berupa gambaran gaya kepemimpinan pada pemimpin organisasi yang dituju.

Bab V Kesimpulan, Diskusi, dan Saran

Bab ini berisikan tentang kesimpulan dari penelitian, serta diskusi dan saran dari  peneliti.

(7)

BAB II

LANDASAN TEORI

Pada bab ini, akan dijelaskan teori mengenai definisi kepemimpinan dan teori kepemimpinan yang menjadi landasan penelitian ini. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah behavior theory dari kepemimpinan.

2.1 Definisi Kepemimpinan

Ada banyak definisi yang menggambarkan kepemimpinan, tetapi hampir  dari semua definisi tersebut menggambarkan bagaimana pengaruh seorang  pemimpin dalam membantu karyawannya mencapai goal (Yukl & Van Fleet, 1992 dalam Riggio, 2008). Seorang pemimpin harus mampu membawa karyawan-karyawannya mencapai goal, tidak hanya berdiam diri atau bahkan mengahalangi karyawannya mencapai goal.

Riggio(2008) menyatakan bahwa kepemimpinan adalah kemampuan untuk  mengarahkan kelompok ke arah pencapaian tujuan. Sedangkan menurut Ivanceivh et al (2005, dalam Nurhayati 2007) mendefinisikan kepemimpinan sebagai proses mempengaruhi orang lain untuk memfasilitasi pencapaian tujuan yang relevan dari suatu organisasi. Selanjutnya, Jacob&Jacques,1990 dalam Mulyono,2003) mengartikan kepemimpinan sebagai sebuah proses memberi pengarahan yang   berarti terhadap usaha kolektif dan yang mengakibatkan kesediaan untuk 

melakukan usaha yang diinginkan untuk mencapai sasaran. Jadi, berdasarkan define-definisi tersebut dapat disimpulkan kepemimpinan adalah proses yang melibatkan kemampuan sesorang dalam mengarahkan orang lain dalam rangka mencapai suatu tujuan.

2.2 Teori Kepemimpinan

Secara garis besar, teori mengenai kepemimpinan dapat dibagi menjadi dua, yaitu Universalist Theory dan Behavioral Theory. Universalist Theory   berusaha mengungkapkan tentang karakteristik umum dari seorang pemimpin

yang efektif sedangkan   Behavioral Theory fokus pada perilaku seorang   pemimpin. Pada penelitian ini, peneliti fokus membahas   Behavioral Theory

(8)

khususnya yang membahas tentang pola perilaku task-oriented  dan relationship-oriented  pada seorang pemimpin.

2.2.1 Definisi Task-Oriented dan Relationship-Oriented 

Task-oriented behavior  merupakan gaya kepemimpinan yang berfokus   pada performa kerja terhadap tugas-tugas yang harus diselesaikan karyawan. Pemimpin dengan tipe ini fokus pada pengaturan standar kerja, pengawasan kerja, dan pencapaian produksi. Sedangkan relationship-oriented behavior  adalah gaya kepemimpinan yang berfokus pada kualitas hubungan dengan karyawan. Pemimpin dengan tipe ini berkonsentrasi pada kesejahteraan karyawan dan melibatkan karyawan dalam proses pengambilan keputusan.

Terdapat penemuan yang mengindikasikan bahwa pemimpin yang menunjukkan pola perilaku task-oriented  dan relationship-oriented  berpengaruh   positif terhadap performa kerja karyawan. Lebih lanjut lagi dikatakan bahwa   pemimpin dengan pola perilaku task-oriented  dan relationship-oriented  menunjukkan keefektifan seorang pemimpin sehingga cenderung lebih sukses.  Namun, menjadi bawahan seorang pemimpin dengan pola perilaku

relationship-oriented  cenderung lebih puas dan mengalami tingkat turnover yang lebih rendah dibanding menjadi bawahan seorang pemimpin dengan pola perilaku task-oriented (Morse & Reimer, 1956 dalam Riggio, 2008).

Peneliti dari University of Michigan fokus pada penelitian mengenai karakteristik perilaku dari pemimpin yang efektif dan muncul dengan hasil yang hampir sama. Peneliti Michigan menemukan bahwa pemimpin yang sukses cenderung menunjukkan pola perilaku yang disebut sebagai task-oriented  atau kadang disebut juga  production-oriented, dan relationship-oriented  yang disebut  juga employee-oriented  dalam penelitiannya terhadap pemimpin di sejumlah

industri-organisasi besar (Khan & Katz,1960 dalam Riggio, 2008).

2.2.2 Dimensi Task-Oriented Behavior dan  Relationship-Oriented Behavior  Bass (1990) membuat sebuah tinjauan umum terhadap istilah-istilah yang digunakan oleh sejumlah peneliti. Deskripsi mengenai relations-oriented  leadership behavior  meliputi kepedulian, penekanan pada kebutuhan pegawai,

(9)

 pemusatan perhatian terhadap orang, perilaku suportif, orientasi pada interaksi,   pemusatan perhatian pada orang, pengambilan keputusan secara partisipatoris,   perilaku demokratis dan membangun rasa saling percaya (Barbara, 2003).

Sebaliknya, penjelasan mengenai task-oriented leadership behavior  meliputi fokus pada produksi, perilaku initiating structure, memberikan definisi kegiatan kelompok dan penekanan pada produksi, pencapaian tujuan, keperdulian terhadap   produksi, penekanan pada tujuan, perilaku otokratis, dan orientasi pada  pencapaian (Barbara, 2003).

2.2.3 Ciri-Ciri Task-Oriented Behavior dan  Relationship-Oriented Behavior 

Beberapa tingkah laku dari pemimpin dengan gaya kepemimpinan task-oriented  antara lain :

1. membiarkan anggota kelompok mengetahui apa yang diharapkan  pemimpin dari mereka

2. menggunakan prosedur yang seragam

3. menguji coba ide-ide yang dimilikinya ke dalam kelompok 

4. menentukan apa yang harus dilakukan dan bagaimana cara  penyelesaiannya

5. menugaskan pekerjaan tertentu kepada anggota kelompok 

6. memastikan bahwa bagiannya dalam kelompok dipahami oleh anggota kelompok 

7. Menjadwalkan waktu penyelesaian tugas

8. Mempertahankan standar yang jelas dari performa

9. Meminta anggota kelompok untuk mengikuti peraturan

(10)

Sedangkan, beberapa tingkah laku yang menggambarkan gaya kepemimpinan relationship-oriented  adalah :

1. Ramah dan dekat dengan anggota kelompok 

2. Melakukan hal-hal kecil untuk menyenangkan anggota kelompoknya

3. Menerapkan saran-saran dari kelompok dalam proses pencapaian tujuan

4. Memperlakukan seluruh anggota kelompok dengan setara

5. Memberikan perhatian yang membawa perubahan lebih baik 

6. Membuat dirinya mudah ditemui oleh anggota kelompok 

7. Memperhatikan kesejahteraan personal dari anggota kelompok 

8. Rela melakukan perubahan

9. Menjelaskan setiap tindakannya

10. Memberikan konsultasi kepada anggota kelompok ketika melakukan  perubahan

(11)

BAB III

METODE PENELITIAN

III. 1. Masalah penelitian

a. Masalah Konseptual: Gambaran gaya kepemimpinan pada Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia 2011.

b. Masalah Operasional: Skor task-oriented  dan relation-oriented  yang

didapat dari kuesioner mengenai gaya kepemimpinan pada Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia 2011.

III. 2. Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini variabel konseptual yang digunakan adalah gaya kepemimpinan. Sedangkan indikator dari variabel penelitian ini adalah aspek-aspek dari gaya kepemimpinan yang terdapat di dalam kuesioner orientasi gaya kepemimpinan yaitu: aspek transformasional yang dimensinya merujuk pada relation oriented  dan transaksional yang cenderung task oriented . Oleh karena itu cara pengukuran yang digunakan adalah cara pengukuran amplitudo, sedangkan modalitas yang digunakan adalah self-report  berupa kuesioner.

III. 3. Tipe dan desain penelitian

Peneliti melakukan penelitian dengan bentuk non experimental design. Tipe penelitian yang kami gunakan dalam penelitian ini yaitu (Kumar,2005):

1. Berdasarkan application :  Applied research, karena dalam penelitian

ini bertujuan sebagai bahan pertimbangan dalam memilih gaya kepemimpinan pada ketua-ketua suatu organisasi yang selanjutnya.

2. Berdasarkan objectives : Descriptive research, karena penelitian ini

  bertujuan untuk mendapatkan gambaran mengenai gaya kepemimpinan ketua suatu organisasi. Dalam penelitian ini peneliti juga tidak mencari

(12)

hubungan antar variabel dan tidak menjelaskan hubungan yang terjadi dari tiap variabel.

3. Berdasarkan inquiry mode : Quantitative research, karena analisis

dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persentase task-oriented  dan relation-oriented  yang digambarkan oleh hasil perhitungan skor dari kuesioner.

III. 4. Subjek Penelitian

Subjek penelitian yang dijadikan populasi adalah mahasiswa atau mahasiswi yang menjadi anggota Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia 2011. Pemilihan subjek penelitian ini didasari oleh alasan kemudahan akses tim peneliti (accidental sampling ) terhadap subjek penelitian sehingga pengambilan sampel akan lebih efisien dari segi waktu dan biaya. Selain itu, subjek penlitian juga sudah memenuhi kriteria dimana jumlah anggota organisasi mencapai lebih dari 100 orang dimna terdapat 140 anggota sehingga lebih mudah dalam mengambil sampel. Sampel yang digunakan di dalam penelitian ini yaitu sebanyak 30 orang dimana jumlah tersebut dianggap ideal (Guilford, 1967). Angka sampel ditetapkan sebanyak 30 orang agar lebih representatif dan data dapat diolah dengan menggunakan teknik  statistika yang standar.

III. 5. Teknik pengumpulan data dan instrumen penelitian

Teknik pengambilan sampel yang digunakan oleh peneliti adalah accidental karena peneliti memberikan kuesioner kepada anggota BEM Fakultas Kesehatan Masyarakat 2011 yang secara kebetulan ditemui dan bersedia untuk  mengisi kuesioner. Hal tersebut dilakukan karena peneliti tidak mengetahui keseluruhan nama anggota dalam setiap departemen yang ada dalam BEM FISIP UI 2011.

Peneliti memilih alat ukur berupa kuesioner. Pemilihan ini didasarkan  pada kemudahan untuk melihat gambaran gaya kepemimpinan yang dimiliki oleh   pimpinan BEM FISIP UI 2011 dengan menggunakan modalitas  self-report .

(13)

Modalitas  self-report  memudahkan peneliti untuk melihat pandangan anggota BEM FISIP UI 2011 mengenai gaya kepemimpinan pimpinan BEM FISIP UI 2011, menjangkau responden secara lebih luas, dan menjaga anonimitas responden. Oleh karena itu, kuesioner, yang merupakan salah satu bentuk  modalitas self report , cocok digunakan dalam penelitian ini.

Kuesioner yang digunakan oleh peneliti adalah kuesioner MLQ 5x-Short yang sudah teruji validitas dan realibilitasnya dalam mengukur gaya kepemimpinan. Kuesioner ini diambil dari skripsi “Persepsi Bawahan tentang Gaya Kepemimpinan di Lingkungan TNI AL” yang dibuat oleh Bambang Mulyono pada tahun 2003.

Kuesioner ini menggunakan skala Likert dengan lima pilihan jawaban yaitu Tidak Pernah Dilakukan (0), Jarang Dilakukan (1), Kadang-Kadang Dilakukan (2), Sering Dilakukan (3), dan Sangat Sering Dilakukan (4).

Responden diminta untuk memilih satu dari lima pilihan jawaban yang menurut mereka paling sesuai dengan keadaan pimpinan BEM Fakultas Kesehatan Masyarakat 2011. Dari jawaban mereka tersebut dilakukan  penjumlahan item untuk mengetahui skor  task-oriented  dan relation-oriented . Jumlah skor yang lebih tinggi menunjukkan kecenderungan gaya kepemimpinan tertentu menurut pandangan para anggota BEM Fakultas Kesehatan Masyarakat 2011.

III. 6. Prosedur Pelaksanaan Penelitian

Prosedur yang dilakukan oleh peneliti pertama-tama adalah mencari referensi yang sesuai dengan topik penelitian. Dari referensi yang didapat oleh  peneliti, peneliti tidak mendapatkan alat ukur. Oleh karena itu, peneliti kemudian

mencari sumber referensi lain untuk mendapatkan kuesioner mengenai orientasi gaya kepemimpinan yang menggambarkan task-oriented  dan relation-oriented. Pada akhirnya peneliti mendapatkan kuesioner dari skripsi “Persepsi Bawahan tentang Gaya Kepemimpinan di Lingkungan TNI AL” yang dibuat oleh Bambang Mulyono pada tahun 2003. Setelah peneliti memiliki kuesioner, peneliti menemui salah satu pengurus BEM Fakultas Kesehatan Masyarakat 2011 untuk 

(14)

menjelaskan tujuan penelitian agar lebih dimudahkan ketika nantinya memberikan kuesioner kepada anggota BEM Fakultas Kesehatan Masyarakat 2011 yang lainnya.

Selanjutnya, peneliti memperbanyak alat ukur berupa kuesioner sebanyak  40 kuesioner dan peneliti menyiapkan reward  berupa makanan kecil yang akan dibagikan kepada subjek penelitian. Setiap anggota penelitian bertanggung jawab untuk menyebarkan masing-masing 6 sampai 7 kuesioner. Setelah itu, dalam hari yang sama anggota penelitian datang ke Fakultas Kesehatan Masyarakat UI untuk  mencari anggota BEM Fakultas Kesehatan Masyarakat UI 2011 yang kebetulan   berada di tempat dan bersedia mengisi kuesioner dengan bantuan salah satu

anggota BEM Fakultas Kesehatan Masyarakat UI 2011

III. 7. Analisis Data

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik statistik tendensi sentral yaitu; mean, modus, dan median. Tendensi sentral diukur untuk dapat mengidentifikasi orientasi gaya kepemimpinan dari pimpinan BEM Fakultas Kesehatan Masyarakat UI 2011. Peneliti menggunakan pengukuran standar  deviasi untuk membandingkan variabilitas distribusi skor pada kedua orientasi gaya kepemimpinan yang digunakan peneliti. Selain itu, peneliti juga menggunakan persentase untuk membandingkan banyaknya pandangan anggota BEM Fakultas Kesehatan Masyarakat 2011 terhadap gaya kepemimpinan dari  pimpinan BEM Fakultas Kesehatan Masyarakat UI 2011 dalam hal ini yaitu gaya

(15)

BAB IV

HASIL DAN ANALISIS HASIL

IV.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian

Populasi dari penelitian ini adalah mahasiswa atau mahasiswi yang menjadi anggota Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia 2011. Namun dalam hal ini peneliti hanya mengambil sampel sebanyak 38 orang mahasiswa atau mahasiswi yang menjadi anggota Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia 2011. Namun sampel yang dapat digunakan hanyalah sebanyak 33 orang dimana 5 diantaranya tidak lengkap dalam mengisi item pada kuesioner. Adapun gambaran umum dari subjek penelitian ini dapat dilihat dari usia, jenis kelamin, jurusan, angkatan, dan jabatan dalam organisasi. Berikut ini akan disertakan diagram gambaran umum subjek penelitian.

Diagram.1

Berdasarkan diagram 1 dapat dilihat bahwa usia sampel bervariasi dari usia 17 tahun sampai dengan usia 20 tahun. Persentase usia mayoritas berusia 19 tahun (52%), sedangkan persentase yang paling sedikit yaitu berusia 17 tahun (3%).

(16)

Pada diagram 2 dapat dilihat variasi jenis kelamin sampel penelitian. Sampel  penelitian ini terdiri dari 22 orang (67%) perempuan dan 11 orang (33%) laki-laki.

Diagram.3

Pada diagram 3 dapat dilihat variasi angkatan sampel penelitian. Sampel   penelitian ini terdiri dari 14 orang (42%) angkatan 2009 dan 19 orang (58%)

angkatan 2010.

(17)

Pada diagram 4 dapat dilihat variasi jabatan dalam organisasi pada sampel  penelitian. Sample penelitian ini 27 orang (82%) menjabat sebagai Staff dalam organisasi, 3 orang (9%) merupakan Deputi, 2 orang (6%) merupakan Kadept atau Kepala Depatemen, dan 1 orang (3%) merupakan BPH atau Badan Pengurus Harian.

IV.2. Hasil Penelitian

IV.2.1. Gambaran skor task-oriented 

Gambaran skor  task-oriented  terlihat pada item nomor 1, 3, 4, 9, 10, 14, 15, 18, 20, 22, 25, dan 31. Statistics Task N Valid 396 Missing 264 Mean 2.2374 Mode 2.00 Minimum .00 Maximum 4.00 Tabel 4.1

(18)

Task

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid 0 22 3.3 5.6 5.6 1 59 8.9 14.9 20.5 2 146 22.1 36.9 57.3 3 141 21.4 35.6 92.9 4 28 4.2 7.1 100.0 Total 396 60.0 100.0 Missing System 264 40.0 Total 660 100.0 Tabel 4.2

Berdasarkan tabel 4.1 gaya kepemimpinan task-oriented  pada Ketua BEM Fakultas Kesehatan Masyarakat UI 2011 dideskripsikan dengan skor  mean sebesar 2,24. Skor ini jika diinterpretasikan ke skor aslinya, skor tersebut lebih dekat atau dibulatkan ke angka 2 yang digolongkan “kadang-kadang dilakukan”. Selanjutnya, pada tabel 4.1 dan tabel 4.2 juga menunjukan nilai modus pada item task-oriented  sebesar 2 dengan nilai minimum yang diberikan sebesar 0 dan nilai maksimal sebesar 4. Hal ini menunjukan bahwa sebagian besar jawaban yang diberikan oleh responden pada item task-oriented  adalah nilai 2 yang pada kuesioner dapat diartikan sebagai “kadang-kadang dilakukan”.

IV.2.2. Gambaran skor relation-oriented 

Gambaran skor relation-oriented  terlihat pada item nomor 2, 5, 6, 7, 8, 11, 12, 13, 16, 17, 19, 21, 23, 24, 26, 27, 28, 29, 30, dan 32.

(19)

Statistics Relation N Valid 660 Missing 0 Mean 2.7045 Mode 3.00 Minimum .00 Maximum 4.00 Tabel 4.3 Relation

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid 0 23 3.5 3.5 3.5 1 48 7.3 7.3 10.8 2 148 22.4 22.4 33.2 3 323 48.9 48.9 82.1 4 118 17.9 17.9 100.0 Total 660 100.0 100.0 Tabel 4.4

Berdasarkan tabel 4.3 gaya kepemimpinan relation-oriented  pada Ketua BEM Fakultas Kesehatan Masyarakat UI 2011 dideskripsikan dengan skor mean sebesar 2,7. Skor ini jika diinterpretasikan ke skor aslinya, skor tersebut lebih dekat atau dibulatkan ke angka 3 yang digolongkan “sering dilakukan”. Selanjutnya, pada tabel 4.3 dan tabel 4.4 juga menunjukan nilai modus pada item relation-oriented sebesar 3 dengan nilai minimum yang diberikan sebesar 0 dan nilai maksimal sebesar 4. Hal ini menunjukan bahwa sebagian besar jawaban yang diberikan oleh responden pada item relaiton-oriente d adalah nilai 3 yang pada kuesioner dapat diartikan sebagai “sering dilakukan”.

(20)

Berdasarkan gambaran hasil skor  mean dan modus gaya kepemimpinan task-oriented  dan relation-oriented    pada Ketua BEM Fakultas Kesehatan Masyarakat UI 2011 yang dideskripsikan anggota BEM Fakultas Kesehatan Masyarakat UI 2011, maka secara hirarkis gaya kepemimpinan cenderung pada gayarelation-oriented  dan diikuti oleh gaya task-oriented .

BAB V

KESIMPULAN, DISKUSI, dan SARAN

V.1. Kesimpulan dan Diskusi

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa gaya kepemimpinan yang cenderung dilakukan oleh Ketua BEM Fakultas Kesehatan Masyarakat 2011 adalah relation-oriented.   Namun meskipun demikian, tak jarang gaya kepemimpinan task-oriented  ditunjukkan pula oleh Ketua BEM Fakultas Kesehatan Masyarakat 2011. Hasil demikian dikarenakan adanya selisih skor  yang tidak terlalu besar pada skor gaya kepemimpinan relation oriented  dan task  oriented.

Lebih lanjut, temuan ini sejalan dengan pendapat Bass (1985 dalam Mulyono, 2003) yang menyatakan bahwa walaupun kepemimpinan task oriented 

(21)

dan relation oriented  berbeda secara konseptual, kedua gaya kepemimpinan tersebut dapat dilakukan oleh individu yang sama dalam intensitas berbeda. Dengan kata lain, di saat tertentu seorang pemimpin dapat melakukan perilaku relation oriented  dan di situasi yang lain pemimpin tersebut dapat pula menerapkan gaya kepemimpinan task oriented .

Selain itu, jika ditelaah lebih dalam maka gaya kepemimpinan Ketua BEM Fakultas Kesehatan Masyarakat 2011 merupakan implementasi dari visi dan misi yang diusungnya. Perlu diketahui bahwa Ketua BEM Fakultas Kesehatan Masyarakat 2011 mengusung visi Totality in Diversity, yaitu menjadikan BEM    Fakultas Kesehatan Masyarakat 2011 sebagai wadah eksekutif yang total 

mengelola keberagaman potensi mahasiswa FKM UI dalam upaya memaksimalkan kebermanfaatan bagi masyarakat FKM UI dan Indonesia, terutama di bidang kesehatan masyarakat . Berkaitan dengan visi tersebut nampak   bahwa dalam upaya mencapai target maupun goal terkait tentu dibutuhkan gaya

kepemimpinan task oriented . Namun dengan tetap mengedepankan keberagaman di lingkup mahasiswa maka gaya kepemimpinan relation oriented  pun menjadi relevan. Pada akhirnya Ketua BEM Fakultas Kesehatan Masyarakat 2011 dapat mengiplementasikan kedua gaya kepemimpinan tersebut secara beriringan meskipun cenderung pada relation oriented.

Lebih lanjut, terkait dengan penelitian maka dapat dikatakan bahwa  penelitian ini tak luput dari beberapa kekurangan. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa terdapat selisih mean total skor  relation oriented  dan task  oriented  yang tidak terlalu besar. Hasil penelitian ini dapat dimungkinkan terjadi karena memang Ketua BEM Fakultas Kesehatan Masyarakat 2011 cenderung mengiplementasikan kedua gaya kepemimpinan tersebut secara beriringan.  Namun secara statistika hasil penelitian ini dapat dijelaskan karena kebanyakan   partisipan penelitian cenderung memilih nilai tengah ‘2’ (kadang-kadang 

dilakukan) dari lima skala pada item-item pernyataan dan menghindari nilai ekstrim. Hal ini sekaligus menjadi kekurangan kami karena telah membuat   pilihan jawaban dalam   skala likert  berjumlah ganjil (lima skala) sehingga kemungkinan terjadinya error of central tendency akibat kecenderungan memilih nilai tengah semakin besar.

(22)

Selain itu, hal lain yang perlu menjadi perhatian adalah sample yang diambil dapat dikatakan belum dapat merepresentasikan populasi BEM Fakultas Kesehatan Masyarakat 2011. Perlu diketahui bahwa BEM Fakultas Kesehatan Masyarakat sendiri terdiri dari tujuh departemen yaitu : Departemen Kajian Strategis, Departemen Sosial Masyarakat, Departemen Kelembagaan, Departemen Pendidikan dan Keilmuan, Biro Kesekretariatan, Biro Humas dan Biro Media. Masing-masing departemen tersebut terdiri dari kurang lebih sepuluh hingga  belasan anggota. Sample yang dianggap merepsentasikan populasi BEM Fakultas Kesehatan Masyarakat adalah ketika sebanyak tiga puluh sample yang diambil mewakili dari tujuh departemen dengan proporsi yang seimbang. Namun pada kenyataannya kami belum dapat memperoleh sample dengan kriteria tersebut. Hal ini dikarenakan teknik pengambilan sample yang dilakukan dalam penelitian secara accidental sampling  sehingga sample yang kami peroleh secara acak dan   belum merepresentasikan semua departemen di BEM Fakultas Kesehatan Masyarakat. Selain itu sample pun belum mewakili populasi dilihat dari hierarki  jabatan dimana dalam BEM Fakultas Kesehatan Masyarakat 2011 terdapat jabatan sebagai deputi, kepala departemen/ biro, badan pengurus harian, dan staff. Dari sample yang kami ambil maka dapat dikatakan bahwa sample didominasi oleh anggota BEM Fakultas Kesehatan Masyarakat 2011 yang berkedudukan sebagai Badan Pengurus Harian (BPH).

V.3. Saran

V.3.1. Saran Teknis

Dalam penelitian dimana populasi dan sample penelitian adalah anggota BEM Fakultas Kesehatan Masyarakat 2011, sebaiknya peneliti melakukan  pendataan awal seluruh anggota BEM Fakultas Kesehatan Masyarakat 2011. Dari

data tersebut peneliti dapat memperoleh nama-nama anggota dari setiap departemen yang ada di dalam BEM Fakultas Kesehatan Masyarakat 2011. Setelah itu peneliti dapat memilih sampel dari setiap departeman dengan proporsi yang sama agar sampel lebih merepresentasikan populasi.

(23)

V.3.2. Saran Teoritis

Dalam penelitian selanjutnya peneliti sebaiknya mencari literature yang lebih lengkap mengenai gaya kepemipinan task-oriented  dan relation-oriented . Peneliti juga sebaiknya memasukan aspek-aspek dalam gaya kepemimpinan task-oriented dan relation-oriented  agar hasil penelitian mengenai gaya kepemimpinan dapat dijelaskan dengan lebih rinci sehingga kesimpulan yang diperoleh peneliti dapat menjawab dengan lebih jelas.

DAFTAR PUTAKA

Brown, B. B. (2003).   Employees’ Organizational Commitment and Their    Perception of Supervisors’ Relations-Oriented and Task-Oriented    Leadership Behaviors. Virginia: Virginia Polytechnic Institute.

Bush, C. (n.d.). diunduh tanggal 28 Oktober 2011 dari Leadership Style: Initiating

Structure and

Consideration

:http://www.chsbs.cmich.edu/leader_model/Development/media/Targeted %20Lessons/leadership_style.htm

Guilford, J.P. (1967). The Nature of Human Intelligence .

Kumar, R. (1999). Research Methodology: A Step-by-Step Guide for Beginners. Australia: Sage Publications.

(24)

Mulyono, B. (2003).   Persepsi Bawahan Tentang Gaya Kepemimpinan di  Lingkungan TNI AL. Depok: Universitas Indonesia.

 Nurhayati, P. (Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Kepuasan Kerja). 2007. Depok: Universitas Indonesia.

  Nurhayati, P. (2007). Pengaruh Gay Kepemimpinan Terhadap Kepuasan Kerja. Depok: Universitas Indonesia.

Sahertian, Pieter.   Perilaku Kepemimpinan Berorientasi Hubungan Dan Tugas Sebagai Anteseden Komitmen Organisasional, Self-Efficacy Dan Organizational Citizenship Behavior (OCB) . Malang : Fakultas Ekonomi Universitas Kanjuruhan.

Riggio, R. E. (2008). Introduction to Industrial/ Organizational Psychology 5th edition. New Jersey: Pearson Education.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan latar belakang masalah yang penulis uraikan di atas maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana pelaksanaan peran Ranting

Berdasarkan latar belakang yang telah penulis uraikan, rumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimana agar garis atau gradasi warna hitam pada citra hasil

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah penulis uraikan diatas maka rumusan masalah yang dibahas dalam penelitian kali ini adalah bagaimana membangun sistem

Berdasarkan pada latar belakang masalah yang telah di uraikan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana merancang alat ukur antropometri

Berdasarkan uraikan pada latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : Bagaimana pelaksanaan program Pemberian Makanan Tambahan Pemulihan untuk balita

1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan diatas , maka perumusan masalah dari penelitian ini adalah bagaimana sistem pengendalian intern persedian barang

Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan diatas maka rumusan masalah dalam penulisan ini adalah “Bagaimanakah gambaran penerapan pendidikan kesehatan pola

Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, yang menjadi rumusan masalah pada penelitian ini adalah : “Bagaimana peranan kepemimpinan Camat dalam meningkatkan kinerja